• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN DALAM PENGEMBANGAN DIRI PESERTA DIDIK OLEH GURU BK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAKSANAAN LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN DALAM PENGEMBANGAN DIRI PESERTA DIDIK OLEH GURU BK"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN DALAM PENGEMBANGAN DIRI PESERTA DIDIK OLEH GURU BK (Studi di Kelas XI SMAN 1 Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat)

Rama Witri1, Ahmad Zaini2, Monalisa2

1Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

2Dosen program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat Rhamaenlike2009@gmail.com

ABSTRACT

The background of this research is the existence of some students who do not follow self development activities seriously and still confused in choosing the kind of self development activities based on their own talent. The purposes are to see: (1) the plans of placement service and distribution; (2) the implementasion;

(3) the evaluation. The genre of this research is quantitative descriptive. The population is all of the student in grade XI on SMAN 1 Koto Balingka, that consist of 162 students. The number of sample is 62 students and analized by using Proportional Random Sampling. The sources data is primary data. The instrument that used is questionnaire. This research found that: (1) the planning is in fairly good category: (2) the implementation is in good category; (3) the evaluation is in fairly good category. Based on this finding, the researcher suggests the counseling guidance teacher to make more improvement.

Keywords: Placement Service and Distribution, Counseling Guidance Teacher

PENDAHULUAN

Penyelenggaraan pendidikan menjadi kewajiban manusia maupun sebagai strategi budaya dalam rangka mempertahankan kehidupannya.

Pendidikan merupakan salah satu strategi budaya tertua bagi manusia

untuk mempertahankan

keberlangsungan hidup manusia.

Pendidikan dapat mengembangkan berbagai potensi individu yang

setinggi-tingginya dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai dengan tahap perkembangan serta karakteristik lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya dimana dia hidup.

Sekolah merupakan suatu lembaga

yang bertujuan mengembangkan dan

meningkatkan potensi individu, baik

potensi fisik maupun psikis. Sekolah

sebagai lembaga pendidikan formal

1

(2)

tidak hanya berperan dalam memberikan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada peserta didik, melainkan juga dituntut untuk dapat merangsang peserta didik dalam mengembangkan kreativitasnya sesuai dengan potensi yang dimilikinya dan dapat menerimanya serta memahami segala kekurangan atau kelebihan yang terdapat pada diri peserta didik.

Menurut Undang-undang No.

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 1 menjelaskan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Peraturan Mendiknas No 24 Tahun 2006 menyatakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dikembangkan dalam 3 komponen yaitu; (1) Mata Pelajaran, (2) Muatan Lokal, (3) Pengembangan Diri.

Komponen mata pelajaran dan muatan lokal merupakan tugas, tanggung jawab dan wewenang guru mata pelajaran serta guru praktik di sekolah, sedangkan komponen pengembangan diri diasuh dan dibina oleh guru BK yang dibantu oleh guru atau tenaga kependidikan lain sesuai

dengan kemampuan dan

wewenangnya.

Hal yang paling penting

dalam kegiatan pengembangan diri

harus terlebih dahulu diawali dengan

upaya untuk mengidentifikasi

kebutuhan, minat dan bakat yang

dapat dilakukan melalui teknik tes

(tes kecerdasan, bakat, minat, dan

sebagainya), maupun non tes

(inventori, observasi, studi

dokumentasi, wawancara dan

sebagainya). Peranan bimbingan dan

konseling menjadi amat penting,

melalui kegiatan pendukung aplikasi

instrumentasi dan himpunan data,

bimbingan dan konseling seharusnya

dapat menyediakan data yang

lengkap tentang kebutuhan, bakat,

minat, serta karakteristik peserta

didik. Data tersebut menjadi dasar

untuk penyelenggaraan kegiatan

pengembangan diri di sekolah, baik

(3)

melalui kegiatan ekstrakurikuler maupun bimbingan dan konseling itu sendiri.

Secara konseptual dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 merumuskan tentang Pengembangan Diri, sebagai berikut:

Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah atau madrasah.

Kegiatan pengembangan diri

merupakan upaya

pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir, serta kegiatan ekstrakurikuler.

Layanan penempatan dan penyaluran seharusnya bisa menjadi kegiatan pengembangan diri, dan upaya yang dilakukan oleh sekolah adalah mengembangkan kreativitas peserta didik. Layanan penempatan penyaluran di sekolah adalah bagian dari dunia pendidikan yang harus mendapatkan perhatian khusus dari sekolah maupun pemerintah, karena kegiatan yang merupakan ajang

untuk menyalurkan bakat dan minat memegang peranan penting bagi kehidupan peserta didik di masa yang akan datang.

Terdapat dua jenis kegiatan pengembangan diri yaitu; (1) melalui pelayanan konseling yang berkenaan dengan pengentasan masalah pribadi, sosial, belajar, karir yang dialami peserta didik, (2) melalui kegiatan ekstrakurikuler yang berkenaan dengan pengembangan berbagai kegiatan yang sifatnya menyalurkan bakat dan minat peserta didik (Prayitno, 2006:2).

Kegiatan pengembangan diri

yang ada di SMAN 1 Koto Balingka

adalah pramuka, olahraga, kesenian,

forum annisa dan OSIS yang selama

ini masih terkendala oleh sarana dan

prasarana pendukung. Berdasarkan

hasil wawancara dengan beberapa

orang peserta didik pada saat

pelaksanaan kegiatan PPLBK

Sekolah pada tanggal 25 Juli 2016

sampai 17 Desember 2016 bertempat

di lingkungan SMAN 1 Koto

Balingka Kabupaten Pasaman Barat,

peserta didik berpendapat bahwa

adanya ketidaksesuaian ketika

pemilihan jurusan karena sebagian

(4)

besar peserta didik masih belum mengetahui secara mendalam tentang jurusan IPA dan IPS. Ada juga yang berpendapat bahwa kegiatan pengembangan diri masih belum terlaksana dengan baik dan kurangnya minat dari peserta didik untuk mengikuti kegiatan tersebut.

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 25 Juli 2016 diperoleh hasil bahwa masih banyak peserta didik yang main-main dan bercanda saat mengikuti kegiatan pengembangan diri seperti penjurusan dan juga masih ragu dalam memilih jenis kegiatan pengembangan diri yang sesuai dengan bakatnya. Guru BK belum menempatkan peserta didik sesuai dengan minat dan bakatnya dan guru

BK dalam pelaksanaan

pengembangan diri belum maksimal untuk mencapai tujuan dari pengembangan diri tersebut juga Guru BK belum maksimal dalam melaksanakan layanan penempatan dan penyaluran serta kegiatan terkendala dengan sarana dan prasarana yang mendukung demi kelancaran kegiatan pengembangan diri. Selain itu ada peserta didik

yang belum mengetahui apa bakat dan minat dirinya serta mereka juga tidak termotivasi dalam mengikuti kegiatan pengembangan diri dan guru BK belum menempatkan peserta didik sesuai dengan minat dan bakatnya, selain itu kegiatan pengembangan diri membuat badan lelah.

Berdasarkan fenomena di atas, peneliti ingin melihat lebih lanjut lagi tentang “Pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran dalam pengembangan diri peserta didik oleh Guru BK (Studi di kelas XI SMAN 1 Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat)”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan penelitian deskriptif kuantitatif (descriptive research).

Penelitian deskriptif adalah salah

satu jenis penelitian yang bertujuan

mendeskriptifkan secara sistematis,

faktual dan akurat mengenal fakta

dan sifat populasi tertentu atau

mencoba menggambarkan fenomena

secara detail.

(5)

Penelitian dilaksanakan mulai dari 06 Mei 2017 sampai 27 Juli 2017. Sedangkan lokasi penelitian dilaksanakan di SMAN 1 Koto Balingka, yang terletak di Jalan Lintas Barat Air Balam Kabupaten Pasaman Barat.

Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini berupa angket.

Teknik analisis data yang digunakan adalah: Memeriksa kelengkapan dan kesesuaian isi angket oleh peneliti, Membuat tabel pengolahan data berdasarkan angket penelitian, mencari dan menghitung jumlah skor serta memasukkan ke dalam tabel pengolahan, menghitung total jawaban dari masing-masing responden, penetapan kriteria, setelah semua data dari responden terkumpul, maka data yang terkumpul akan dianalisa untuk melihat bagaimana pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran oleh guru BK, merekapitulasi hasil penelitian dari capaian responden berdasarkan pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran dengan distribusi tabulasi interval skor masing-masing berdasarkan pelaksanaan layanan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dapat diungkapkan bahwa pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran dalam pengembangan diri peserta didik oleh guru BK (studi di kelas XI SMAN 1 Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat), dapat diungkapkan sebagai berikut:

1. Perencanaan layanan penempatan dan penyaluran.

Berdasarkan penelitian

yang telah peneliti lakukan

terhadap peserta didik kelas X di

SMAN 1 Koto Balingka

Kabupaten Pasaman Barat dalam

tahap perencanaan layanan

penempatan dan penyaluran

berada pada kategori cukup baik

dengan persentase 64,52%. Pada

kategori baik 24,19 %. Pada

kategori kurang baik dengan

persentase 6,45%. Sedangkan

pada kategori sangat baik dengan

persentase 4,84%. Jadi secara

umum hasil perencanaan layanan

penempatan dan penyaluran

dalam pengembangan diri peserta

didik di kelas XI berada pada

kategori cukup baik.

(6)

Menurut Prayitno (2012:84) “Perencanaan layanan dimulai dengan identifikasi kondisi yang menunjukkan kebutuhan untuk penempatan penyaluran yang akan ditetapkan untuk peserta didik”.

Apabila guru BK melaksanakan identifikasi kondisi yang menunjukkan adanya permasalahan pada diri subjek sesuai dengan kebutuhan peserta didik menjadi cukup baik dan sangat baik maka identifikasi kondisi yang menunjukkan adanya permasalahan pada diri subjek atau peserta didik bisa teratasi dengan baik sesuai dengan kebutuhan peserta didik itu sendiri. Jadi seorang guru BK dalam melaksanakan identifikasi kondisi yang menunjukkan adanya permasalahan pada diri subjek harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dengan hal itu peserta didik dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.

2. Pelaksanaan Layanan Penempatan dan Penyaluran.

a) Melakukan pengkajian terhadap kondisi permasalahan peserta didik sesuai prosedur dan langkah-langkah yang telah ditetapkan

Berdasarkan data yang diperoleh dalam menyiapkan prosedur berada pada kategori baik dengan persentase 51,61%. Pada kategori cukup baik dengan persentase 27,42%. Pada kategori sangat baik dengan persentase 20,97%. Jadi secara umum pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran dalam pengembangan diri peserta didik di kelas X SMAN 1 Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat dilihat dari segi melakukan pengkajian terhadap kondisi permasalahan peserta didik sesuai prosedur dan langkah-langkah yang telah ditetapkan berada pada kategori baik.

b) Melaksanakan penempatan

Berdasarkan data yang

diperoleh dalam melaksanakan

penempatan berada pada

kategori cukup baik dengan

(7)

persentase 37,10%. Pada kategori baik dengan persentase 33,87%. Pada kategori sangat baik dengan persentase 27,42%. Pada kategori kurang baik dengan persentase 1,61%. Jadi secara umum pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran dalam pengembangan diri peserta didik di kelas X bearada pada kategori cukup baik.

3. Evaluasi layanan penempatan dan penyaluran.

a) Menetapkan Materi Evaluasi Berdasarkan data yang diperoleh dalam menetapkan materi evaluasi berada pada kategori cukup baik dengan persentase 51,61%. Pada kategori baik dengan persentase 25,81%. Pada kategori sangat baik dengan persentase 22,58%. Jadi secara umum pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran dalam pengembangan diri peserta didik di kelas XI SMAN 1 Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat

berada pada kategori cukup baik.

Menurut Prayitno (2012:85) “Guru BK terlebih dahulu menetapkan materi evaluasi berada pada kategori cukup baik, apabila guru BK menetapkan materi evaluasi sesuai dengan kebutuhan peserta didik akan menjadi baik dan sangat baik, oleh karena itu seorang guru BK terlebih dahulu menetapkan materi evaluasi sebelum melaksanakan layanan.

b) Menetapkan prosedur evaluasi Berdasarkan data yang diperoleh dalam menetapkan prosedur evaluasi berada pada kategori cukup baik dengan persentase cukup baik 48,39%.

Pada kategori baik dengan persentase 33,87%. Sedangkan pada kategori sangat baik dengan persentase 17,74%.

Jadi secara umum pelaksanaan layanan penempatan dan

penyaluran dalam

pengembangan diri peserta

didik di kelas XI SMAN 1

Koto Balingka Kabupaten

(8)

Pasaman Barat berada pada kategori cukup baik.

Guru BK menetapkan prosedur evaluasi sesuai dengan kebutuhan peserta didik akan menjadi baik dan sangat baik. Sebaliknya apabila guru BK tidak menetapkan materi evaluasi sebelum memberikan layanan atau tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik maka akan menjadi kurang baik dan sangat tidak baik.

c) Menyusun instrumen evaluasi Berdasarkan data yang diperoleh dalam menyusun instrumen evaluasi berada pada kategori cukup baik dengan persentase 48,39%. Pada kategori baik dengan persentase 35,48%. Pada kategori kurang baik dengan persentase 14,52%. Sedangkan pada kategori sangat baik dengan persentase 1,61%. Jadi secara umum pelaksanaan layanan penempatan dan

penyaluran dalam

pengembangan diri peserta didik di kelas XI SMAN 1 Koto Balingka Kabupaten

Pasaman Barat berada pada kategori cukup baik.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan dalam tahap ini guru BK terlebih dahulu merancang instrumen yang sesuai dengan layanan yang diberikan kepada peserta didik.

Guru BK menyusun instrumen evaluasi sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan akan menjadi baik, sangat baik dan cukup baik.

Sebaliknya apabila guru BK tidak menyusun instrumen evaluasi sebelum memberikan layanan atau tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik maka akan menjadi kurang baik dan sangat tidak baik.

d) Mengaplikasikan instrumen evaluasi

Berdasarkan data yang diperoleh mengenai mengaplikasikan instrumen evaluasi berada pada kategori sangat baik dengan persentase 35,48%. Pada kategori baik dengan persentase 27,42%.

Pada kategori cukup baik

(9)

dengan persentase 25,81%.

Pada kategori tidak baik dengan persentase 8,06%.

Sedangkan pada kategori kurang baik dengan persentase 3,23%. Jadi secara umum pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran dalam pengembangan diri peserta didik di kelas XI SMAN 1 Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat berada pada kategori sangat baik.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mengaplikasikan instrumen evaluasi ini yang mana seorang guru BK harus menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik supaya peserta didik bisa ditempatkan sesuai dengan kemampuan yang dimiliknya.

Menurut Sukardi (2008:101)

“Suatu langkah yang dilakukan oleh guru BK dalam menerapkan instrumen yang telah dipersiapkan”.

Maksud pendapat di atas bahwa, mengaplikasikan instrumen evaluasi berada pada

kategori sangat baik. Apabila guru BK mengaplikasikan instrumen evaluasi sesuai dengan tujuannya maka menjadi baik dan sangat baik.

Sebaliknya apabila guru BK tidak menyusun instrumen evaluasi sebelum memberikan layanan atau tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik maka akan menjadi kurang baik dan sangat tidak baik.

e) Mengolah hasil aplikasi instrumentasi

Berdasarkan data yang diperoleh dari mengolah hasil aplikasi instrumen berada pada kategori baik dengan persentase 46,77%. Pada kategori cukup baik dengan persentase 33,87%. Pada kategori kurang baik dengan persentase 14,5%. Sedangkan pada kategori sangat baik dengan persentase 4,84%. Jadi secara umum pelaksanaan layanan penempatan dan

penyaluran dalam

pengembangan diri peserta

didik di kelas XI SMAN 1

Koto Balingka Kabupaten

(10)

Pasaman Barat berada pada kategori baik.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam mengolah hasil aplikasi instrumen dilihat dari perencanaan terhadap instrumen evaluasi yang sudah dilakukan oleh guru BK untuk menentukan apakah data yang sudah didapat sudah betul atau belum atau peserta didik yang sudah ditempatkan sudah sesuai dengan kebutuhan atau belum. Menurut Sukardi (2008:101) “Mengolah hasil aplikasi instrumen suatu kegiatan dilakukan guru BK untuk melihat kebehasilan layanan penempatan dan penyaluran yang sudah diberikan kepada peserta didik”.

Maksud pendapat di atas bahwa, mengolah hasil aplikasi instrumen berada pada kategori baik, apabila guru BK mengolah hasil aplikasi instrumen sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan akan menjadi baik dan sangat baik.

Sebaliknya apabila guru BK tidak menyusun instrumen evaluasi sebelum memberikan layanan atau tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik maka akan menjadi kurang baik dan sangat tidak baik dalam mengolah hasil aplikasi instrumen. Untuk itu seorang guru BK harus mengolah hasil instrumen yang sudah diberikan kepada peserta didik agar dengan hasil tersebut dapat melihat keberhasilan instrumen yang sudah diberikan.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan mengenai pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran dalam pengembangan diri peserta didik oleh Guru BK di SMAN 1 Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat. Temuan peneliti ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan layanan penempatan

dan penyaluran dalam

pengembangan diri peserta didik

oleh Guru BK di SMAN 1 Koto

(11)

Balingka Kabupaten Pasaman Barat pada tahap perencanaan berada pada kategori cukup baik.

2. Pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran dalam pengembangan diri peserta didik oleh Guru BK di SMAN 1 Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat pada tahap pelaksanaan berada pada kategori baik.

3. Pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran dalam pengembangan diri peserta didik oleh Guru BK di SMAN 1 Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat pada tahap evaluasi berada pada kategori cukup baik.

DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Prayitno. 2006. Panduan Pengembangan Diri. Padang : UNP.

Prayitno. 2012. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung

Konseling. Padang: UNP.

Sukardi, Dewa Ketut. 2008.

Bimbingan Karir di Sekolah-

sekolah. Denpasar: GI.

Referensi

Dokumen terkait

di Rumah Sakit Paru Kabupaten Jember, akan tetapi untuk memberikan pendidikan kepada pasien, perawat tidak memberikan pendidikan secara detail

1) Saya mendiamkan teman yang berbicara kepada saya saat saya sedang kesulitan mengerjakan tugas.. 2) Saya membentak teman yang mengganggu saya ketika saya sedang mengerjakan

Rancangan program kerja ini disusun sebagai pedoman dalam melaksanakan pembinaan olahraga prestasi KONI Kabupaten Bandung Barat pada tahun 2019.. Dalam program kerja tahun 2019

Guru BK menguasai konsep dan prakis kondisi, kebutuhan, dan masalah konseli, Guru BK berada pada kategori baik, 11 orang peserta didik dengan pesentase (11,36%)

Mendeskripsikan bahwa distribusi skor dari variabel bentuk konformitas dalam penyesuaian diri peserta didik kelas XI SMAN 1 Koto XI Tarusan dilihat dari sub variabel

Sudah adanya peran dari guru BK untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik tinggal kelas dengan memberikan layanan BK kepada peserta didik tinggal kelas tersebut

Berdasarkan hasil pengolahan data tentang mempengaruhi pelaksanaan layanan informasi dalam merubah perilaku moral peserta didik oleh guru BK terkait perencanaan

Deskripsi profil penggunaan reinforcement positive oleh guru BK dalam pemberian layanan informasi pada peserta didik terungkap bahwa 41 peserta didik dengan persentase