• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI VI DPRRI DENGAN DIRUT PERUM PERUMNAS, DIRUT PT KRAKATAU STEEL (PERSERO),

DIRUT HOLDING PERKEBUNAN NUSANTARA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

Tahun Sidang : 2019-2020 Masa Persidangan : IV

Rapat Ke- Jenis Rapat

:

: RDP Sifat Rapat : Terbuka

Hari, Tanggal : Rabu, 8 Juli 2020

Waktu : 15.16 WIB s.d. 19.43 WIB

Tempat : Ruang Rapat Komisi VI DPRRI Gedung Nusantara I Lt.1, Jl. Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta 10270 Ketua Rapat : Gde Sumarjaya Linggih, S.E., M.A.P, Wakil Ketua

Komisi VI DPRRI

Acara : Pendalaman terkait BUMN Penerima Dana Talangan Tahun Anggaran 2020

Sekretaris Rapat : Dewi Resmini, S.E., M.Si., Kabag Sekretariat Komisi VI DPRRI

Hadir : A. Anggota DPRRI:

41 dari 53 orang Anggota dengan rincian : 1. FRAKSI PDI-PERJUANGAN (F-PDIP)

10 dari 12 orang Anggota 1. Adisatrya Surya Sulisto

2. Gilang Dhielafararez, S.H.,LL.M 3. Darmadi Durianto (Matriks) 4. ST. Ananta Wahana, S.H.

5. Sonny T. Danaparamita 6. I Nyoman Parta, S.H.

7. Deddy Yevri Hanteru Sitorus, M.A.

8. Dr. Evita Nursanty, M.Sc.

9. Sondang Tiar Debora Tampubolon

(2)

10. dr. H. Mufti A. N. Anam.

2. FRAKSI PARTAI GOLKAR (F-PG) 6 dari 8 orang Anggota

1. Gde Sumarjaya Linggih, S.E., M.A.P.

2. Ir. H.Mohamad Idris Laena 3. Lamhot Sinaga

4. H. Singgih Januratmoko, S.K.H., M.M.

5. Doni Akbar, S.E.

6. Nusron Wahid

3. FRAKSI PARTAI GERINDRA (F- GERINDRA)

3 dari 6 orang Anggota

1. Dr. Supratman Andi Agtas, S.H., M.H.

2. Andre Rosiade

3. Ir. H. La Tinro La Tunrung

4. FRAKSI PARTAI NASDEM (F-NASDEM) 5 dari 5 orang Anggota

1. Martin Manurung, S.E.,M.A.

2. Drs. H. Nyat Kadir 3. H. Subardi, S.H., M.H.

4. Zuristyo Firmadata, S.E., M.M.

5. Muhammad Rapsel Ali

6. FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA (F-PKB)

5 dari 6 orang Anggota 1. Faisol Riza, S.S.

2. Ir. H. M. Nasim Khan 3. Tommy Kurniawan

4. Drs. H. Mohammad Toha, S.Sos., M.Si.

5. Siti Mukaromah, S.Ag.,M.A.P.

7. FRAKSI PARTAI DEMOKRAT (F-PD) 5 dari 5 orang Anggota

1. DR. Ir. E. Herman Khaeron, M.Si.

2. H. Anton Sukartono Suratto, M.Si.

3. Hj. Melani Leimena Suharli 4. Putu Supadma Rudana (Matriks) 5. Edhie Baskoro Yudhoyono, M.Sc.

8. FRAKSI PARTAI KEADILAN

SEJAHTERA (F-PKS) 3 dari 5 orang Anggota 1. Drs. Chairul Anwar, Apt 2. Hj. Nevi Zuairina

(3)

3. Rafli

8. FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL (F-PAN)

3 dari 4 orang Anggota 1. Nasril Bahar, S.E.

2. Daeng Muhammad, S.E.,M.Si.

3. Eko Hendro Purnomo, S.Sos.

9. FRAKSI PARTAI PERSATUAN

PEMBANGUNAN (F-PPP) 1 dari 2 orang Anggota 1. Elly Rachmat Yasin A. DIRUT PERUM PERUMNAS,

B. DIRUT PT KRAKATAU STEEL (PERSERO), C. DIRUT HOLDING PERKEBUNAN NUSANTARA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) D. UNDANGAN YANG LAIN.

JALANNYA RAPAT:

KETUA RAPAT (GDE SUMARJAYA LINGGIH, S.E., M.A.P.):

Sesuai dengan Ketentuan Rapat Pimpinan DPRRI tanggal 17 Juni 2020 Tata Cara Rapat Komisi pada Masa New Normal yang diikuti oleh Bapak, Ibu Anggota Komisi VI DPRRI, adalah sebagai berikut Rapat fisik dan virtual akan lebih efisien dan efektif, maksimum 4 jam. Maksimum ya.

Rapat dihadiri secara fisik dengan komposisi Anggota Komisi VI berjumlah maksimum 60% dari jumlah Anggota Komisi dan Badan dengan komposisi sesuai dengan jumlah suara fraksi secara proporsional. Rapat dihadiri secara fisik dengan komposisi mitra kerja pemerintah maksimum 30 orang dari 49 kapasitas tempat duduk. Peliputan pelaksanaan komisi dilakukan oleh TVR, TV Parlemen, media cetak dan media elektronik lainnya mendapatkan sumber berita dari TV Parlemen. Alur rapat seperti biasa, yaitu diterangkan, kemudian ditanggap pertanyaan dari Anggota, kemudian ditanggapi oleh, dan terakhir tentu penutupan.

Adapun RDP hari ini diakukan secara fisik dan virtual, dan hasil

kesimpulan dalam RDP ini mengikat untuk Komisi VI DPRRI dengan PT Perkebunan Nusantara, Nusantara III holding , PT Krakatau Steel Persero,

TBK dan Perum Perumnas.

Menurut laporan dari Sekretariat Komisi berdasarkan daftar hadir secara fisik dan virtual telah hadir 29 dari 9 Fraksi, dengan demikian kuorum telah memenuhi sebagaimana tertuang dalam Pasal 281 Ayat (1) Peraturan DPRRI tentang Tata Tertib, maka perkenankan kami membuka Rapat Dengar Pendapat pada hari ini dan rapat dinyatakan terbuka untuk umum.

(RAPAT DIBUKA PUKUL 15.16 WIB)

(4)

KETUA RAPAT:

Bapak Ibu dan hadirin.

Kami juga minta, ingin mendapat persetujuan apakah rapat kita pada hari ini bisa kita akhiri pada pukul 17.00 lah ya? Tiga, tiga mitra susah lagi nanti kita ketok nanti kalau udah selesai gampang, kami akhiri pada pukul 17. 00.

(RAPAT: SETUJU)

Habis, masa 1,5 jam tiga mitra ini, ada-ada juga, ya kan 2,5 jam tiga mitra wajarlah.

Terima kasih kami ucapkan kepada para undangan atas kesediaan waktunya untuk menghadiri RDP pada hari ini. Sesuai undangan yang telah kami sampaikan agenda rapat pada hari ini adalah pendalaman terkait dana talangan tahun 2020. Sesuai amanat Undang-undang Dasar 1945 Pasal 20a Ayat (1) menyebutkan bahwa DPR memiliki fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan.

Dalam rangka menjalankan fungsi anggaran tersebut Komisi VI DPRRI telah mengadakan Rapat Kerja dengan Kementerian BUMN pada tanggal 9 Juni 2020 yang membahas mengenai pemberian dukungan dana kepada kepada BUMN berupa PMN, dana, dan dana talangan pembayaran utang negara. Dalam Raker tersebut disampaikan bahwa akan ada talangan tahun 2020 sebesar 19,65, 19,65 triliun, dana talangan merupakan pinjaman yang harus dikembalikan BUMN ke pemerintah beserta bunganya dan dana ini berfungsi untuk stimulus modal kerja BUMN dalam jangka pendek.

Selanjutnya dapat kami sampaikan bahwa di antara BUMN yang mendapatkan dana talang adalah PT Perkebunan Nusantara III holding Persero, peruntukan talangan yang digunakan untuk memastikan ketersediaan dan stabilitas harga beberapa kebutuhan pokok, pengolahan perawatan kebun, proses panen, serta produksi kebun dan melindungi pihak- pihak yang menjadi supply chain perusahaan.

Dua PT Krakatau Steel Persero Tbk, peruntukan dana talangan di antaranya akan digunakan untuk restrukturisasi utang sebesar, oh ini restrukturisasi utang malah USD2,2 miliar (suara tidak jelas) pasar maupun personal karena modal kerja yang sudah tergerus akibat penurunan permintaan benar 2,2 utangnya benar 2,2 milliar.

DIRUT PT KARAKATAU STEEL (PERSERO):

Betul Pimpinan Rapat.

KETUA RAPAT:

Waduh, Perum Perumnas, ini kalau 2,2 milliar kalau nambah utang lagi, kan repot, lebih baik ditambahin aja duit pemerintah kan begitu ya.

(5)

DIRUT PT KARAKATAU STEEL (PERSERO):

Siap, terima kasih.

KETUA RAPAT:

Perum Perumnas, peruntukan dana talangan digunakan untuk program penyediaan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah, MBR, dan menjaga likuiditas perusahaan di dalam pemenuhan pembayaran kewajiban jangka pendek dan modal kerja untuk menjaga keberlangsungan 81 proyek pengembangan MBR yang tersebar di seluruh Indonesia.

Dan untuk itu maka kami persilakan kepada Saudara Dirut Krakatau Steel untuk menyampaikan secara singkat penjelasan, kami persilakan.

DIRUT PT KARAKATAU STEEL (PERSERO):

Terima kasih.

Bapak Pimpinan rapat yang kami muliakan.

Bapak Ibu Anggota Dewan yang kami hormati.

seluruh rekan-rekan BUMN.

Bapak, Ibu yang berbahagia.

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Selamat siang menjelang sore.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Pada kesempatan hari ini kami akan menayangkan paparan kaitan dengan kebutuhan pendanaan PT Krakatau Steel Tbk atau yang kita sebut juga PTKS. Seperti Bapak, Ibu ketahui bahwa selama 8 tahun PTKS ada pada posisi rugi dan kita alhamdulillah sudah melaksanakan proses restrukturisasi dan transformasi, di mana pada tanggal 12 Januari 2020 kita telah merestrukturisasi hutang sebesar USD 2,2 miliar ya. Kita lakukan ini dalam rangka me-restrukturisasi yang mana ada tiga hal yang kita lakukan restrukturisasi baik itu hutang, terus kemudian juga bisnis ya, dan kemudian juga transformasi dalam rangka mencapai upaya mewujudkan ovasion execellent dan itu kita bisa wujudkan berupa peningkatan EBITDA sangat signifikan.

Di kuartal pertama itu kita bisa membukukan keuntungan secara konsolidasi sebesar kurang lebih Rp1 triliun. Itu didapat utamanya adalah dari penghematan yang kita lakukan dan terjadi penurunan signifikan dari semula OPEC sebesar USD 33 juta per bulan menjadi sekitar saat ini USD 15 juta per bulan.

Kebutuhan dana yang kita perlukan adalah dalam rangka kami mendukung industri hilir dan industri pengguna daripada baja, kenapa ini kita.

Kami sampaikan, saat ini industri hilir baja karena KS hanya memproduksi sampai CRC maka turunan daripada produk baja itu diolah oleh industri hilir

(6)

baja, ada baja ringan, atap, guard rill dan lain sebagainya itu merupakan industri hilir sampai kepada otomotif bahkan industri makanan minuman.

Mereka sudah kesulitan karena dana fasilitas terbatas dan tergerus oleh upaya yang mereka lakukan dalam mempertahankan operasional karena tetap membayar gaji dan lain sebagainya sehingga modal kerjanya tergerus.

Sementara di lain pihak KS untuk memesan atau meng-order barang kepada KS harus mempersiapkan sejumlah bank garansi atau LC karena memang saat ini proses yang dilakukan untuk memesan barang di KS harus seperti itu mengingat dalam kerangka restrukturisasi.

Kalau kita terapkan secara ketat untuk memperoleh dana talangan, memperoleh barang itu kita secara ketat harus menggunakan LC, maka mereka tidak mendapatkan bahan baku yang cukup sehingga dikhawatirkan malah impor yang akan masuk, itu satu hal. Terus kemudian yang berikutnya adalah yang kita khawatirkan ketika industri hilir itu mati, itu juga kalau kita lihat ada banyak UMKM juga, itu nantinya hulunya ikut mati. Jadi kalau hilir tidak mengolah maka kita selaku penghasil bahan baku industri hilir itu juga akan kehilangan order. Dan kami sampaikan pada triwulan kedua terjadi penurunan signifikan sampai kepada 60% daripada kondisi normal sehingga hal ini tentu menjadi kekhawatiran akan kelangsungan daripada industri hilir dan industri pengguna baja di Indonesia, kita mempertahankan supaya mereka tidak mati.

Nah salah satu yang kita lakukan adalah dengan memberikan relaksasi kepada industri hilir dan industri pengguna, agar mereka tidak terlalu ketat dalam mengorder bahan baku dari KS. Jadi saya ulangi lagi KS produksi utamanya adalah HRC dan CRC, Hot Rolled Coil dan Colt Rolled Coil, jadi berupa gulungan.

Ini juga sekaligus kami menyampaikan sharing bahwa orang yang awam atau di luar tahunya KS produksi besi beton, tetapi ternyata apa sebenarnya yang utamanya adalah kita memproduksi lembaran baja Flat produk HRC dan CRC. Nah kita menjaga itu supaya tidak karena persaingan global juga luar biasa ya. Nah kurang lebih kita hitung adalah sebesar USD200 juta atau sebesar Rp 3 triliun.

Angka itulah yang kita usulkan waktu itu ke dalam satu rapat antara Krakatau Steel, Kementerian Keuangan, dan Kementerian BUMN. Nah, kemudian itu berjalan ya, kemudian sampailah kepada rapat pada soal siang hari ini. Dan kita tentunya di sini kalau kita bilang bahwa ini adalah kebutuhan restrukturisasi hutang, ini adalah merupakan bagian dari pada kelanjutan yang sudah dilakukan, kalau restrukturisasi hutangnya sendiri sudah selesai.

Tetapi jangan sampai restrukturisasi hutang yang sudah dilakukan dan kita sudah mewujudkan laba di triwulan pertama, karena adanya Covid ini menjadi terganggu dan kemudian pada akhirnya malah mengakibatkan industri di Indonesia itu khususnya baja bisa collapse.

Kita juga sudah melakukan penelitian, kita gunakan LPEM untuk melakukan penelitian bagaimana dampak daripada industri baja terhadap pertumbuhan ekonomi dan juga dampaknya kepada apa itu utilisasi dan lain sebagainya. Dan di sini kita bisa lihat kalau di halaman halaman 10. Jadi peran strategis Krakatau Steel bisa terlihat dampak ekonominya 2020-2030,

(7)

itu outputnya bisa 318 triliun, nilai tambahnya 154 triliun, dan bisa mengasilkan 40 triliun. Penyerapan tenaga kerja, itu bisa terlihat dari kajian data talangan analisa input output pada Juni 2020, bisa menghasilkan 750.000 orang periode 2020 ke 2030, atau 69.000 orang per tahun. Karena kita ada di hulu ini akan ada indrustri hilir yang menggunakan banyak sekali tenaga kerja, nah kita jaga supaya tidak tutup.

Kemudian kalau kita bicara kontribusi langsung, ya tentunya di sini ada hal-hal yang kaitannya dengan operasional indus, KS sendiri, dan kita juga ada manfaat yang tidak langsung ini adalah supply chain, bukan hanya sebagai industri hilir atau industri pengguna baja. Tetapi juga di situ ada transportasi, ada logistik, dan lain sebagainya sampai kepada turunannya, ya kita lihat misalnya ada kaleng biskuit itu semua bahan dasarnya adalah baja dari KS ada otomotif itu ada beberapa komponen memang diperoleh dari Baja Krakatau Steel.

Nah, kemudian mengenai skemanya, karena ini dana talangan kami menyampaikan, mengusulkan pemerintah melakukan penempatan dana, di ada di halaman 9. Penepatan dana talangan atas nama pemerintah di pada giro account SPV, kemudian menjadikan itu track facility yang kita berikan kepada KS membeli bahan baku menggunakan track facility yang ada.

Kemudian kita memberikan kepada pelanggan kita relaksasi pembayaran ya, kita berhitung bisa sampai 90 hari kepada mereka agar mereka bisa berputar ya, dan order daripada yang mereka butuhkan itu kita bisa supply.

Kalau sekarang mereka pesan tidak pakai LC, kita sendiri tidak bisa mendapatkan bahan baku, jadi kait-mengkait sehingga yang kita butuhkan adalah dana yang kita gunakan untuk memperoleh bahan baku yang mana itu kita akan berikan supply kepada pelanggan-pelanggan kita dari itu, yang utamanya adalah industri hilir baja dan industri pengguna baja. Kenapa sampai kan ada dua istilah ini? Kalau hilir adalah berhubungan langsung dengan industri baja, kalau yang pengguna baja itu seperti misalnya adalah galangan kapal, terus kemudian otomotif, kan itu juga ada klaster industri otomotif, banyak kita mensuplai HRC atau CRC untuk UKM-UKM yang men- supply industri otomotif besar seperti Toyota yang digunakan apa namanya untuk komponen daripada kendaraan-kendaraan tersebut atau kendaraan atau motor.

Mungkin itu secara singkat Bapak Pimpinan rapat daripada apa yang kita perlukan kaitan dengan dana talangan untuk Krakatau Steel.

KETUA RAPAT :

Kita lanjut ke PTPN.

DIRUT PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO):

Terima kasih Bapak Pimpinan.

Yang saya hormati Bapak Pimpinan rapat serta Bapak Ibu Anggota Komisi VI.

Yang saya muliakan teman-teman Direksi PTPN.

(8)

Bapak Ibu hadirin yang saya hormati.

Terima kasih atas kesempatan ini.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Selamat siang salam sejahtera untuk kita sekalian.

Bapak Ibu Anggota Dewan yang saya muliakan.

PTP Nusantara III sudah lebih dari 1 tahun yang lalu telah menyusun suatu format transformasi komprehensif untuk membawa PTPN menjadi lebih baik. Kami dibantu oleh beberapa konsultan internasional untuk merumuskan itu. Salah satu ingin kami sampaikan dalam kesempatan ini sebelum kami menjelaskan tentang dana pinjaman, adalah bahwa ke depan PTPN ini yang jelas ada perubahan struktur di organisasi kami, Pak.

Sekarang ini di anak perusahaan kami PTPN I, II, IV, sampai XIV itu sekarang hanya dipimpin oleh satu orang direktur, ditambah dengan 1 atau 2 SCVP itu dalam rangka untuk streamlinenisasi. Kemudian organisasi di tingkat kantor pusat GM dan tinggkat manager juga di strait-linenisasi setara dengan based practice di industrial group bisnis Pak, itu satu. Yang kedua bahwa sekarang itu ada perubahan bahwa PTPN III holding yang tadinya itu strategic holding sekarang menjadi operating holding. Beberapa fungsi-fungsi strategic seperti perencanaan strategis kemudian pemasaran, pendanaan, itu sudah diambil alih oleh holding. Jadi dengan demikian maka penguatan sekarang struktur berada di holding, kemudian anak perusahaan fokus kepada meningkatkan kerja operasional.

Sebelum mana pernah kami sampaikan di forum ini bahwa persoalan paling besar di PTPN adalah disparitas yang sangat tinggi antara satu PTPN dengan PTPN lain. Fokus kami ke depan adalah bagaimana untuk PTPN mampu men-deliver atau meningkatkan kapabilitasnya sehingga potensi atau potensi dari lahan dan tanaman itu bisa kita gali. Sebagai contoh saya ingin sampaikan ilustrasi bahwa di PTPN di Sumatera Utara itu di sana ada 3 PTPN tapi kinerjanya sangat beragam, PTPN II produktivitas kelapa sawit hanya 14 ton, PTPN IV, 20 ton, PTPN III itu sudah hampir 26 ton.

Itu maknanya bahwa disparitas inilah yang menjadi concern kami untuk diperbaiki. Terus kalau timbul pertanyaan kenapa sudah 6 tahun PTPN menjadi holding tetapi belum mampu menaikkan kapasitas. Itu salah satunya adalah ketidakmampuan holding untuk tadi, bagaimana membantu anak perusahaan, kemudian dari sisi garis komando sekarang itu dengan dengan posisi holding, kami sudah menyusun charter interaction antara holding dan anak perusahaan, sekarang itu posisi holding demi memperkuat untuk men- deliver untuk menjadi program, strategi maupun kebijakan, ini Pak yang ingin disampaikan.

Kemudian bagian daripada transformasi itu di antaranya adalah, nanti ke depan PTPN itu sekarang tuh mengelola 6 komoditi, ada kelapa sawit, ada tebu, ada karet, ada teh kemudian kopi. Kalau nantinya kita fokus kepada dua komoditi utama Pak. Jadi tebu dan dan kelapa sawit akan kita perluas dengan mengkonversi lahan-lahan yang masih sesuai, yaitu karet dan teh akan kita kurangi untuk dikonversi ke tebu dan kelapa sawit. Kemudian kami

(9)

di, oleh pemegang saham juga diminta untuk mengkaji Pak. Bahkan nantinya PTPN berkolaborasi bersama Perum Perhutani Pak, untuk menjadikan lahan- lahan yang apa, lahan hutan kemasyarakatan menjadi bagian daripada land bank untuk menanam tebu Pak. Jadi itu tugas atau tantangan yang harus kami lakukan ke depan sehingga nanti kita PTPN akan menambah luas sawit dan tanaman kebunnya.

Kemudian bagian daripada.

KETUA RAPAT:

Sebentar Pak, ada perkiraan nggak, kira-kira berapa hektar untuk sawit dan tebu.

DIRUT PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO):

Ya Pak. Jadi begini Pak. Jadi untuk tebu dulu Pak ya. Tebu sekarang areal kami sekitar 60 ribu, kami akan perluas dengan konversi dan mengambil lahan-lahan yang garapan di Sumatera Utara itu, antara 70 ke 80 ribu Pak.

Kemudian lahan Perhutani itu kemarin di kajian, itu antara 60-70. Harapan kami paling tidak ada paling tidak ada 140, 130 ribu sampai 140 ribu lahan yang yang itu yang kita kuasai Pak, dalam artian nanti itu menjadi captive land kita.

Lalu lahan rakyat sekarang itu 116.000, harapan kami itu bisa meningkat menjadi 160-170 ribu, sehingga totalnya nanti ketika industri gula kita perkuat, itu maka nanti kita akan memiliki land bank sekitar 300 ribu, di mana 140 ribu lahan sendiri 160 sampai 170 itu lahan rakyat. Jadi kita akan, dengan cara seperti itu dengan 200 ribu hektar. Kalau kita enggak usah terlalu muluk-muluk dengan kali 7 saja, itu bisa 2 juta hektar.

Nah, kapasitas pabrik kami sebanyak 43 PG. Itu bisa untuk memproduksi 2 juta ton GKP Pak. Dengan demikian makanya nanti saya pastikan kalau itu tercapai, maka kebutuhan gula konsumsi Indonesia cukup, itu terkait dengan apa namanya, core policy kami Pak.

KETUA RAPAT:

Kapan kira-kira bisa bisa tuh, kalau prediksi Bapak?

DIRUT PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO):

Kalau itu tahun 2022 sudah bisa, karena nanti akhir tahun ini kita konsolidasi organisasinya. Kalau menyangkut program ni saya rasa enggak masalah, karena itu kita kebetulan klasternya sama Pak. Jadi klaster perkebunan dan kehutanan itu PTPN sama Perhutani, mungkin tahun depan sudah bisa tapi khusus untuk rakyat kan kita harus, ketika organisasi gula itu sudah kita perkuat, gitu Pak. Jadi itu dan bukan hanya itu saja Pak. Kami juga mulai masuk ke apa namanya, down strain jadi bukannya penguatan up strain.

(10)

Kami di Medan memiliki satu pabrik minyak makan dengan kapasitas itu 600 ribu ton setahun Pak, itu seperempat dari produksi kami, kemudian gula kita sudah mulai masuk juga ke retail. Jadi retail gula itu kita mulai bulan Juli dengan dengan tahap pertama 8 ribu ton Pak nanti akan perluas, perbesar, menjadi 20 ribu ton sebulan. Harapan kami kalau itu bisa nanti berjalan normal, maka ke depan harapan kami gula bisa kita kendalikan harganya Pak ditingkat konsumen, demikian Pak sekedar pendahuluan.

Kemudian bagian daripada transformasi ini adalah kita telah melakukan restrukturisasi utang Pak, jadi dalam proses. Harapan kami September selesai, kami sudah komunikasi dengan 33 lender dari pihak kreditur mungkin 80% selesai. Mudah-mudahan mohon doa restunya nanti September kita bisa selesai maka itu akan menjadi relaksasi dari beban keuangan di PTPN. Kemudian terkait dengan unsustain loan kita sudah merencanakan untuk divestasi aset dan optimasilasi aset yang dananya, budgetnya kita gunakan untuk menutup hutang yang unsustain loan.

Lalu terkait dengan apa namanya, rapat pada siang hari ini Pak, kami juga sudah masukkan Pak. Jadi dana pinjaman pemerintah yang 4 triliun ini kami sudah masukkan, bagian dari transformasi yang saya sampaikan tadi secara holistik. Kami ingin sampaikan pertama-tama bahwa permohonan kami adalah 4 triliun, dimana 4 triliun itu kami gunakan untuk perbaikan aset dan hal ini untuk replanting. Jadi persoalan kami adalah kemampuan pendanaan, kemudian keperluan untuk capital expenditure dan juga modal kerja.

Jadi ada enam, enam pos utama yang akan kami gunakan terkait dengan penggunaan dana pinjaman pemerintah, yang pertama adalah untuk replanting Pak, untuk me-replanting tanaman kami seluas 4.484. Yang kedua, kami gunakan untuk pemupukan, jadi pemupukan kami, perlu kami sampaikan Pak, salah satu hal yang menyebabkan kinerja PTPN selama, katakanlah 5 tahun terakhir, belum bangkit itu memang kami tidak melaksanakan pemupukan 100%, rata-rata hanya 60, 70% dan ini faktor yang menjadi, padahal kita tahu semua secara agronomis satu, 100% pupuk diberikan maka return-nya sudah pasti bisa dua kali lipat.

Artinya kalau tanaman kalau dipupuk dengan benar pasti hasilnya akan memberikan kembali hasilnya. Jadi yang kedua terkait dana itu yang 413 untuk replanting kelapa sawit, kemudian dari 2,3 triliun kebutuhan pupuk, kami alokasikan melalui dana pinjaman pemerintah, ini 965 milyar.

Kemudian yang berikutnya Pak, persoalan di, kebetulan perkebunan kelapa sawit itu sangat volumeus, artinya.

KETUA RAPAT:

Sebentar Pak, itu kan 965, Bapak keperluannya?

DIRUT PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO):

Yang sebagian sudah kami bayarkan yang tadi semester satu.

(11)

KETUA RAPAT:

Dari?

DIRUT PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO):

Dari dana sendiri Pak. Jadi tidak semua sih kami mintakan pupuk itu, karena sebagian pupuk semester 1 sudah kami bayar, sebagian belum, tidak seluruhnya. Tapi artinya dari 2,3 triliun kami butuhkan 965 alokasi dari pinjaman pemerintah.

Kemudian yang ketiga, infraktrutur jalan Pak. Jadi kembali kami jelaskan bahwa kelapa sawit itu sangat mensyaratkan jalan yang apa namanya, yang yang kuat untuk tekanan gandar sampai mungkin 7 sampai 8 ton kan, kemudian persoalannya adalah bersamaan dengan panen raya itu biasanya musim hujan. Jadi jalan kami itu masih masih banyak yang harus diperbaiki, maka 652 miliar kami gunakan untuk perbaikan jalan, pengerasan sebenarnya, jalan itu sudah ada tapi pengerasan, pembatuan dan seterusnya.

Kemudian yang berikutnya adalah kami jadikan modal kerja untuk pemilihan TBS. Jadi Bapak, Ibu sekalian kalau kapasitas PKS kami itu setahun sekitar 3 juta ton, di mana apa namanya TBS itu sendiri sekitar 2,2 juta. Artinya 2/3, hampir 2/3 daripada kapasitas terpasang memang dialokasikan untuk menerima TBS dari petani plasma maupun masyarakat pihak ketiga. Jadi kami akan gunakan ini untuk 208 miliar, untuk modal kerja, memperkuat sebenarnya sudah ada, tapi memperkuat modal pemilihan TBS petani.

Kemudian terkait tebu Pak juga, kami sekarang lagi bersaing habis- habisan. Mungkin bapak-bapak dari Jawa Tengah atau Jawa Timur saat ini kami bersaing habis-habisan dengan PG swasta yang yang menurut hemat kami dia sudah membeli tebu yang kalau dijadikan gula itu cost price-nya sudah 12 ribu, dia beli juga Pak. Mungkin karena mereka memiliki apa namanya, infrastruktur yang banyak pada bisa subsidi silang kan, tapi kami terbatas. Jadi sekarang tebu itu ada dua polanya, pola bagi hasil dan pola beli tebu petani. Persoalan terkait beli tebu inilah kami menggunakan dana ini untuk, dana 607 miliar untuk membantu likuiditas kami membeli tebu rakyat.

Kemudian yang terakhir, adalah terkait dengan peralatan mesin di pabrik Pak, pabrik kami ada 69 PKS di mana persoalan paling besar adalah losses. Jadi ketika TBS masuk ke pabrik, kemudian losses-nya tinggi makanya jadi bilangan yang besar kita, dua, 2 sampai 0,2 sampai 0,3%

losses terjadi akibat kondisi peralatan per stasiun yang perlu perbaikan, jadi 1/3 dana kami gunakan untuk itu Pak, ini 1,167. Jadi total 4 triliun.

Bapak Ibu, hadirin yang saya muliakan.

Kami ingin secara me-refresh secara sekilas bahwa dana itu akan balik Pak. Jadi kita memang mengalokasikan pinjaman ini untuk hal-hal yang yang quick win Pak, jadi quick win dalam pengertian return-nya langsung dinikmati pada tahun itu juga, kecuali untuk untuk pupuk. Memang agak, pupuk hari ini mungkin 3 bulan 4 bulan lagi baru berdampak meningkatkan berat rata-rata tandan Pak, tapi kalau dampaknya sendiri bisa sampai 2 tahun ke depan.

Jadi kami sudah hitung secara apa namanya simulasi bahwa dengan apa namanya replanting kita lakukan, produktifitas rata-rata 20 ton saja,

(12)

rendemen 22%, maka pada tahun kelima kita bisa mengembalikan per tahunnya 59 miliar. Artinya ini langsung berdampak meningkatkan return ke depan dengan perbaikan kualitas, perbaikan mutu dari tanamannya sendiri yang sudah saatnya replanting. Kemudian perbaikan pemupukan yang disampaikan ini yang paling besar dampaknya, karena pupuk itu langsung meningkatkan berat rata-rata tandan, dan itu kami itu hitung kalau 965 miliar, maka akan berdampak, dampaknya langsung pada tahun kedua dan ketiga yaitu sudah 1,28 triliun.

Lalu perbaikan sarana infrakstruktur kebun Pak, ini perlu kami sampaikan, beberapa tempat di daerah-daerah tertentu di Sumatera Utara, seperti terutama di daerah PTPN yang lemah kondisi keuangannya. Itu sekarang terjadi dalam redundant dalam pengertian pengangkutan TBS Pak.

Jadi karena jalannya tidak bisa ditempuh oleh kendaraan maka kita pakai dua: pertama pakai alat off road kemudian nanti dibawa ke satu jalan yang agak besar baru dibawa ke pabrik dan ini membebani artinya biaya angkutnya bisa dua kali lipat. Nah, dengan perbaikan jalan ini maka tentunya ini kita, artinya jalan dari dari tempat pengumpulan TBS sampai ke pabrik cukup digunakan mobil yang satu gardan artinya tidak off road.

Kemudian pembelian TBS itu berdampak kepada peningkatan kapasitas. Jadi dengan dengan membeli TBS tu, maka kapasitas lebih meningkat, itu dampaknya biaya olahan menurun dan juga margin daripada pembelian TBS. Memang untuk pembelian TBS, kami kami marginnya tidak besar Pak hanya 4%, artinya karena fungsi dari PTPN sendiri dari dulu kan yang membantu petani. Jadi kita lebih banyak memperoleh manfaat dari menurunnya biaya pengolahan. Lalu melalui pembelian tebu langsung berdampak kepada sebenarnya, tebu juga sama, meningkatnya kapasitas.

Jadi tebu, kalau tebu bisa kita beli dari masyarakat maka kapasitas pabrik meningkat, utilisasi meningkat, otomatis terjadi apa namanya, biaya olahnya menurun itu.

Dan yang terakhir tentang penurunan losses , karena losses 1% saja kali total TBS kita biaya 10 ribu lebih, 10 juta ton maka langsung berdampak bertambahnya rendemen pabrik, meningkatnya minyak yang kita hasilkan dari pabrik.

Bapak Ibu yang saya hormati.

Saya ingin sampaikan bahwa penggunaan dana pinjaman pemerintah ini, bukan hanya bermanfaat langsung kepada korporasi tapi sebenarnya juga kepada para pemangku kepentingan, terutama yang terkait dengan petani.

Sebagaimana Bapak Ibu maklumi kami ini dari tahun 2000, tahun 1980-an juga di tugaskan pemerintah membangun plasma-plasma di luar pulau Sumatera.

Jadi kami memiliki 232 ribu hektar plasma kelapa sawit yang sekarang juga kami mulai sudah lakukan untuk persiapan replanting. Kami juga karyawan kami ada 107 ribu orang, dan kami juga petani tebu kami itu 116 ribu Pak, kalau dikali 3 berarti ada 300 ribu orang yang hidup dari PTPN.

Jadi kita harus dengan adanya dukungan dari pinjaman pemerintah itu maka likuiditas kami bisa meningkat, sehingga pembayaran tentang kewajiban kami kepada katakanlah mitra kami, baik mitra UMKM, maupun petani bisa lebih

(13)

meningkat. Kemudian terkait juga dengan kalau kemampuan likuiditas meningkat maka kita bisa menyerap produksi mereka.

Yang kedua tentu kepada pemasok dan vendor ya. Memang Covid ini berdampak likuiditas mereka juga terganggu sehingga apa namanya, piutang- piutang mereka kepada kami juga mereka mendesak untuk dibayar, sehingga kami mengalami kesulitan, yang dulunya katakanlah 3, 4 bulan kita bisa bayar, sekarang mereka minta cepat. Jadi itu hal-hal yang yang menjadi apa, concern kami dengan bantuan ini maka kita akan bisa menjalankan fungsi (suara tidak jelas) kepada para pemasok petani lebih lebih baik lagi, demikian juga para pelanggan kita dengan meningkatnya produksi kelapa sawit maka kita bisa menambah pasokan CPO di di tingkat nasional maupun ekspor. Kemudian dengan gula kita meningkat maka harapan kita petani bisa memperoleh harga yang lebih baik kemudian harga di tingkat konsumen bisa dikembalikan.

Bapak Ibu sekalian.

Saya ingin laporkan, mungkin Bapak Ibu yang wilayah dapilnya di Pulau Jawa, itu untuk tebu Pak Insya Allah tahun ini kita bisa memberikan harga jual Rp1.000 di atas tahun lalu. Jadi dengan pemasaran dikendalikan oleh holding, sekarang kan harga gula udah kita sekarang hari ini saja sudah 10.820, 10.830 ya Pak. Jadi kita tahun ini petani akan memperoleh harga 1000 lebih mahal, tahun lalu di bawah 10 Pak. Kemudian juga harga tetes juga meningkat tahun ini. Artinya apa? Dengan kebijakan holding sebagai holding operating, pengendalian kekuatan polling power artinya kita menguasai stock, maka harga luar biasa sudah nyata di industri, di komoditi gula, Jadi harga gula naik 1.000 dari tahun lalu, kemudian harga tetes juga demikian Pak.

Bapak Ibu yang saya hormati.

Berikutnya kami akan sampaikan tentang apa namanya mekanisme pinjaman Pak. Jadi pinjaman kami tentu harapan kami Bapak, Ibu Anggota Dewan terhormat bisa menyetujui pinjaman pemerintah ini kami akan segera, kalau bisa akhir tahun ini mungkin bulan Agustus akan kami gunakan, di antaranya untuk perbaikan aset, perbaikan pemupukan, kemudian penurunan losses semua akan kita segera belanjakan di bulan Agustus.

Kemudian, kemudian terkait dengan apa namanya, skema pinjaman Pak. Jadi skema pinjaman, ini kami tawarkan terserap. Bapak Ibu Komisi VI yang terhormat maupun pemerintah, jadi pinjaman itu melalui LPI atau SNI kemudian ada pemerintah atau dalam hal ini Kemenkeu atau LPI sebagai penjamin, itu kira-kira skema dasarnya.

Kemudian Bapak Ibu yang saya hormati, tentu apa yang kita peroleh dari pinjaman ini kita harus kembalikan. Jadi di dalam simulasi skema kami tentu ini nanti kembali ke pemerintah maupun Bapak Ibu sekalian. Kami merencanakan bahwa dana pinjaman yang 4 triliun ini, kami kembalikan pokoknya mulai tahun 2028, artinya tahun ke 8 lah, kami akan dikembalikan selama 3 tahun selesai. Kemudian kalau tentu kalau bunganya kami minta sih ke pemerintah 2% tapi nanti terserah bagaimana kita ngikuti apa.

(14)

KETUA RAPAT:

Pak, pak dari tahun berapa mulai ini?

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

Dari mulai diangsur tahun 2028 Pak, pokok pinjaman.

KETUA RAPAT:

2028 berarti.

DIRUT PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO):

8 tahun, tahun ke 8 kita bayar.

F-P. GERINDRA (ANDRE ROSIADE):

(tidak menggunakan mic)

DIRUT PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO):

Ya gitu Pak ya 1,3 triliun.

F-P. GERINDRA (ANDRE ROSIADE):

Jadi lunasnya tahun 2031 ya.

DIRUT PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO):

Ya akhir, awal awal 31 Pak, tahun 2030 sudah lunas Pak, ini mohon dukungan Bapak Ibu dari Komisi VI.

Jadi, Bapak Ibu sekalian ini yang berikutnya saya sampaikan indikator kinerja keuangan, ini yang sudah di apa namanya, di-review juga oleh konsultan. Jadi dengan adanya dana pinjaman ini, kemudian transformasi kami lakukan maka PTPN pendapatan selama 10 tahun ke depan itu bisa meningkat rata-rata 3,5%, lalu EBITDA-nya naik rata-rata 9%, kemudian laba bersih naik 12%. Kalau ini tercapai, kami sudah program Pak, ini program detailnya sudah kami buat, ditransformasi logistik kami, maka PTPN pada tahun 2030, maka bisa memberikan margin yang 17% Pak, itu sudah mendekati rata-rata industri Pak. Jadi margin bersihnya itu 17%, return on equity-nya 9,5, return on asetnya 6,6.

Demikian Pak yang dapat saya sampaikan. Mungkin, saya rasa demikian mungkin nanti kalau ada pertanyaan, kami apa, akan jawab, presentasi ini sebagian menjawab apa yang dulu disampaikan Bapak, Ibu sekalian. Jadi secara overall kami masukkan dalam paparannya.

(15)

Demikian. Terima kasih Bapak Pimpinan, Bapak Ibu para Anggota Komisi VI yang saya muliakan. Terima kasih atas perhatiannya.

KETUA RAPAT:

Jadi grace period, grace period-nya 7 tahun ya, bukan masa pinjamannya 7 tahun?

DIRUT PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO):

Ya grace period Pak, kalau, namanya minta Pak.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Kenapa enggak minta PMN aja sekalian, ya udah kan, nggak usah ngebali ngembaliin.

Silahkan Perumas.

DIRUT PERUM PEMBANGUNAN PERUMAHAN NASIONAL:

Terima kasih Pimpinan.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Yang saya hormati Pimpinan Rapat, Anggota Dewan yang saya hormati, Rekan-rekan Direksi dan jajaran BUMN.

Perkenankan saya akan menyampaikan overview sedikit terkait, secara ringkas, terkait Perumnas, kemudian nanti menyangkut keuangan saya akan dibantu oleh Direktur Keuangan. Kebetulan kami hadir berdua di sini dengan Direktur Keuangan, Bapak Pimpinan dan kami berdua ini baru gres di Perumnas Pak, jadi mohon ijin nanti kami untuk menyampaikan secara bersama-sama.

Jadi, Perumnas ini 100% dimiliki oleh pemerintah Pak. Berdasarkan PP yang beberapa kali diubah, tahun 2015 PP Nomor 83 salah satunya tugas Perumnas ini adalah menyediakan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Nah penyebaran produk kami ini, slide berikutnya mohon, ada di semua provinsi Pak, dari Sabang sampai Merauke dengan proyekaktif saat ini adalah 81 project, 81 proyekdari 300 proyeklebih yang sebenarnya Perumnas tangani di seluruh Indonesia. Jadi yang aktif memang pengertian aktif ini masih berkembang Pak, masih berkembang dan mempunyai kontribusi untuk pendapatan di Perumnas, wilayah kerja seluruh Indonesia ini kami bagi menjadi 7 regional ini untuk membatasi anu saja Pak, wilayah.

Kemudian produk-produk kami selain.

(16)

KETUA RAPAT:

PMD, PMD apa ini, PMD.

DIRUT PERUM PEMBANGUNAN PERUMAHAN NASIONAL:

PMD ini adalah nama perusahaan Pak. Jadi kami mempunyai anak perusahaan kerja sama dengan PTPN II Pak, di Medan untuk memanfaatkan tanah PTPN II. Kemudian kami juga mempunyai perusahaan yang 98,7%

dimiliki oleh Propernas sendiri, oleh Perumnas, namanya Propernas Pak.

Kalau Nusa Dua Berkala, itu hanya SPB yang untuk menaruh implying lahan dari PTPN II untuk dalam rangka kerja sama dengan Perumnas Pak.

Kemudian kami, Propernas ini mempunyai satu cucu, itu Perumnas IIDA group, ini IIDA ini dari Jepang Pak, dari Jepang kami maksudkan untuk membantu pendanaan dalam hal restrukturisasi atau apa, rekondisi dari kawasan-kawasan kumuh atau kawasan-kawasan dusun yang kami bangun yang memang sudah perlu direvitalisasi, seperti, Klender, Tanah Abang, Kebon Kacang, dan sebagainya Pak. Ini kami menggandeng lima investor dari Jepang Pak, yaitu IIDA.

Ini adalah produk-produk kami. Jadi memang dulu sebelum tahun, produk-produk sebelum tahun 2017, terkesan Perumnas ini produk-produknya code and code agak kumuh karena tidak ada penanganan yang baik terhadap is dead management. Tapi untuk 17, tahun 2017 ke sini meskipun rumah yang MBR kami sudah tangani sebagaimana layaknya real estate-lah. Jadi kami coba perbaiki di situ salah satunya di sini ada Parayasa, kemudian ada Royal Cempaka dan sebagainya untuk rumah-rumah hunian tapak. Dan kami ini ada di Aceh, Medan, Batam, Palembang, Bengkulu, Lampung, Bogor, Karawang, Purwakarta, Bandung Garut dan Cilegon serta kota-kota lainnya untuk rumah tama, tapak. Demikian juga kami masuk rumah susun untuk MBR, ini ada di beberapa lokasi yang terkait dengan transit apa, transportasi massal yang kami sebut dengan transit-oriented development bekerja sama dengan PT KAI. Itu ada di Tanjung Barat, ada di Margonda Depok, dan ada di Serpong serta beberapa rumah susun ada di Karawang, Bandung, Jakarta, Medan, dan Palembang, ini semua adalah untuk masyarakat berpenghasilan rendah.

Nah, di dalam masa pandemi Covid ini, segmen pasar kami ini paling berdampak Pak terhadap perekonomiannya sehingga serapan-serapan atas produk-produk kami ini sangat rendah. Ini mengakibatkan kami dalam posisi kesulitan untuk finansialnya karena memang pemasukannya nggak, sangat rendah penjualannya, bahkan kalau menurut Bank Indonesia triwulan I tahun 2020 ini, itu turun 30%. Tapi dampak yang kami hadapi sebenarnya lebih dari 50%. Pada kuartal pertama tahun 2020, penurunan sebesar lebih dari (suara tidak jelas) menjadi 166 miliar dibanding kuartal pertama tahun 2019 yang 421 miliar Pak pendapatan kami.

Jadi ini memang sangat-sangat berat di sini. Kemudian kalau penerimaan kas tahun 2018-2019 ini penurunannya di bulan April tahun 2020 juga terasa sangat tinggi. Jadi kalau April atau Mei, bahkan Mei tahun 2020 kami penerimaan kas hanya 41 miliar dibanding Maret ketika awal-awal pandemi itu yang 146 miliar. Jadi memang dampak Covid ini luar biasa Pak

(17)

yang berdampak terhadap Perumnas ini sehingga mengakibatkan kami dalam posisi kesulitan finansial. Meskipun kami sudah juga melakukan berbagai upaya dengan meningkatkan tata cara, merubah tata cara pembayaran melalui e-katalog, melalui media sosial, kemudian beberapa upaya-upaya pendanaan dengan bantuan BUMN lain memakai turn key proyekdan sebagainya. Ini masih dirasa belum cukup untuk meningkatkan kemampuan keuangan daripada Perum Perumnas ini karena memang likuiditasnya sangat terganggu. Jadi sekilas kira-kira permasalahan yang kami hadapi (suara tidak jelas).

Kemudian terkait dengan profil kinerja keuangan, barangkali mungkin Pak Hanugroho selaku Direktur Keuangan akan menyampaikan secara ringkas terkait pada kondisi keuangan yang ada di Perumnas. Silakan Pak.

DIREKTUR KEUANGAN PERUM PEMBANGUNAN PERUMAHAN NASIONAL:

Terima kasih, Pak.

Mohon ijin Pimpinan Rapat dan Bapak Ibu yang kami hormati.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Seperti yang disampaikan oleh Pak Dirut tadi terkait dengan kondisi Perumnas pada periode first quarter di 2020 ini memang dampaknya cukup signifikan Pak. Memang di beberapa aktivitas kita sangat terganggu sekali terutama pada saat penjualan-penjualan kita sangat terbatas interaksi kita terhadap aktif market kita, ya memang masih ada penjualan tapi sangat relatif kecil sekali. Dan selain itu juga terdapat kebutuhan kita terutama pada kewajiban-kewajiban kita pada jangka pendek ini cukup besar terutama untuk konstruksi pembangunan di beberapa proyekyang yang yang sedang berlangsung saat ini.

Ini pun juga mengalami beberapa permasalahan terutama menghentikannya beberapa kontraktor terhadap proyek-proyek yang sedang kita bangun, sehingga pada saat kami masuk ke dalam Perumnas memang ada beberapa inisiatif strategis yang harusnya kita lakukan segera. Selain di luar dari isu dampak Covid, memang likuiditas dari Perumnas cukup cukup sangat berat terutama beberapa financial covenant kita juga mengalami under perform karena dilihat dari beberapa covenant kita sudah nabrak Pak semuanya ini, sudah nabrak terutama dan debt equity ratio kita sudah di level 4 kali, selain itu expenditure expense kita juga sudah di bawah satu kali ini yang kami rasakan cukup mempersulit atau menjalankan bisnis kita secara ke depan menjadi lebih berat.

Selain itu juga terdapat beberapa inisiatif strategis yang kita lakukan.

Kami manajemen akhirnya mengambil satu langkah yaitu dengan mengedepankan terkait dengan proyek-proyek yang dapat men-generik cash lebih cepat, yaitu terutama pada proyek besar kita yaitu TOD, ya ini ada transit-oriented development yang terutama di HRS kita yang dekat dengan apa namanya, dengan stasiun, itu menjadi prioritas. Dan kami juga melakukan negosiasi ulang terhadap kepada kontraktor supaya tidak menghentikan proyek, karena bagaimana pun juga kalau seandainya proyek

(18)

ini berhenti ini dampaknya biaya overhead tinggi Pak. Nah, ini paling gak kita negosiasi dengan beberapa kontraktor seperti dengan kontraktor Karya Pak:

Di sini yang yang terlibat di dalam proyek ini adalah Adhi Karya, PT PP, maupun Brantas. Kita negosiasi dibuat konsep turn key project sampai proyek itu selesai. Selain itu juga kita negosiasi kepada perbankan, jadi anchor bank kita BTN Pak. Memang untuk membayar proyek ini sebagian besar dari BTN, dan BTN terpaksa untuk mem-freeze terkait dengan longgar tarik yang kita seharusnya fasilitasnya masih ada tetapi karena covenant kita nabrak, otomatis di-freeze. Dan ini yang menurut kami, ini menjadi prioritas kita untuk melakukan restrukturisasi dan pada kesempatan pertama kami juga sudah menyampaikan kepada pemegang saham, Perumnas progres ke depan adalah melakukan restrukturisasi keuangan maupun keseluruhan Pak ini, dari keuangan, operasional, maupun dari SDM menjadi langkah kita ke depan.

Dari beberapa proyek-proyek yang kita lakukan, kita dari 81 aktif Pak, memang aktif kita sedang kembangkan, tetapi melihat kondisinya saya rasa yang kebijakan bahwa kita melakukan prioritas pada proyek yang generik cash cepat, ini hanya di beberapa untuk yang landed Pak. Tadi kalau saya sampaikan mengenai yang TOD itu ada tiga tempat, yang di beberapa seperti Parayasa, Dramaga itu bisa menjadi prioritas kita untuk penyelesaian. Selain itu juga kita juga harus melakukan prinsip kehati-hatian terkait dengan implementasi PSAK 72. Perlu saya sampaikan di sini, karena ini juga dampak yang cukup besar terhadap apa namanya, proses bisnis kita sehingga kita juga harus melakukan reassesment terkait beberapa aktivitas maupun terkait dengan SOP kita. Tadi kalau sekarang kita jual beli rumah itu Pak harus dengan berita acara serah terima, baru bisa dicatatkan sebagai pendapatan.

Ini menjadi isu besar hampir di seluruh perusahaan properti atau developer.

Dan selain itu juga terkait dengan pengajuan kami dana talangan ini memang nilainya 0,6550 triliun, ini sebagai apa namanya, untuk penyelesaian kewajiban kita kepada kepada pemegang MTN, maupun sebagian kecil itu digunakan untuk modal kerja. Kalau dilihat memang, kalau dilihat kebutuhannya Pak, memang butuhnya cukup besar, tetapi untuk yang kondisi jangka pendek ini pada tahun 2020 ini paling tidak kami bisa mengantisipasi terkait dengan gagal bayarnya kita terhadap apa namanya kewajiban kepada pemegang MTN. Mungkin kalau di bulan April sempat kemarin ada gagal bayar itu, kita sudah selesaikan segera, terkait yang jatuh tempo di bulan April dan di bulan Mei kita selesaikan, untuk yang jatuh tempo 200 miliar. Nah untuk yang bulan Juni maupun di bulan apa namanya, di bulan November, ini yang jatuh temponya nilainya masing-masing di bulan Juli sekitar 250 miliar dan di bulan November itu 350 miliar. Ini yang mungkin menjadi prioritas kita.

Selain itu juga kami sampaikan bahwa kita juga memprioritaskan terkait dengan konsep strategi penjualannya Pak, yang penting kita dapat cash ini supaya lebih cepat. Itu konsepnya apa saja yang kita lakukan?

Selain kita menjual dengan konsep digital marketing maupun yang lainnya kita juga melakukan yaitu back source kepada strategik investor maupun kepada institusi ataupun lembaga lainnya yang bisa menjual secara kolektif, yang akan kita lakukan segera sebagai rangka inisiatif strategis.

Selanjutnya mungkin saya langsung ke mekanisme tadi yang mengenai dana talangan. Perlu saya sampaikan bahwa mekanismenya

(19)

adalah dengan konsep yang sama Pak, tadi kita lewat SVP, SMV yaitu special mission vehicle melalui PT SMF Pak. Jadi nantinya dari pemerintah ditunjukkan melalui PT SMF, baru kita. Jadi konsepnya adalah konsep surat hutang yang sifatnya corp perpetual notes Pak, karena kalau seandainya kita dengan konsep apa namanya pinjaman biasa dalam bentuk MTN maupun dengan pinjaman biasa, kondisi kita menjadi lebih berat lagi dari sisi ratio, kami tidak bisa mengejar ratio itu Pak sehingga dengan corp perpetual notes ini paling tidak memang kalau dilihat itu tidak tidak ada jatuh temponya, tetapi paling tidak ada treatment secara akuntansinya bisa kita treat sebagai equity, paling tidak bisa memperbaiki covenant, covenant yang diwajibkan oleh perbankan maupun ke apa namanya ke pemegang MTN.

ANGGOTA:

(tidak menggunakan mic)

DIREKTUR KEUANGAN PERUM PEMBANGUNAN PERUMAHAN NASIONAL:

Corp perpetual notes.

ANGGOTA:

(tidak menggunakan mic)

DIREKTUR KEUANGAN PERUM PEMBANGUNAN PERUMAHAN NASIONAL:

Tetap tetap nanti kita akan membayar, ada bunga ataupun imbalan atau dividen kepada pemegang saham, konsepnya sama instrumennya, tapi secara akuntansi bisa di-treatment sebagai, ini yang usulan kami Pak, tapi belum final Pak. Jadi

ANGGOTA:

(tidak menggunakan mic)

DIREKTUR KEUANGAN PERUM PEMBANGUNAN PERUMAHAN NASIONAL:

ini nih sekedar treatment di akuntansi saja Pak. Tapi prinsip ini sebenarnya sama dengan konsep pinjaman, tetap kita dibebankan oleh back to back dengan bunga yang kita harus bayarkan ataupun dividen yang kita bayarkan, dan jangka waktu pinjaman ini sekitar 8 tahun yang kami ajukan Pak, 8 tahun dan dan akan jatuh tempo di tahun 2027.

Selanjutnya yang perlu digarisbawahi adalah saat ini kami sedang on progress untuk melakukan restrukturisasi keuangan Pak. Jadi, kami akan melakukan assesment terkait beberapa aset yang kita miliki yang saya rasa

(20)

itu sebagai basis kita untuk menyusun langkah ke depan agar clear and clean sehingga kita dapat menjalankan bisnis lebih, lebih baik lagi.

Mungkin itu yang bicara saya tambahkan, Pak, terima kasih.

KETUA RAPAT:

Ya, terima kasih, para mitra yang telah menjelaskan kinerja dari perusahaannya dan juga tentang rencana penggunaan daripada dana talangan tersebut.

Sudah ada satu, dua, tiga, empat, lima, enam penanya, daftar-daftar tambah daftar.

Saya persilakan Pak Deddy Sitorus.

F-PDIP (Ir. DEDDY YEVRI HANTERU SITORUS, M.A.):

Ini enaknya duduk di depan Pimpinan, jadi cepat banget nyebut nama kita, kasihan di belakang mantan komisaris.

Saya mulai dari apa namanya Perumnas saja. Saya nggak tahu Pak apakah strategi pemerintah tentang Perumnas ini seperti apa sih? Kita tahu bahwa di sisi swasta perusahaan-perusahaan properti itu sudah sangat menjamur dan banyak. Jadi apakah Perumnas ini masih kita butuhkan dalam posisi sekarang? Saya kira perlu nanti kita coba lakukan pendalaman, karena apa sih tugas Perumnas sebenarnya saya enggak tahu. Karena dia harusnya bagian dari kebijakan agraria kita kebijakan land banking kita, dan seterusnya.

Harusnya dia tidak berorientasi profit karena harusnya dia mengisi kesenjangan back lock kita di perumahan.

Harusnya ditunjukan kepada orang-orang yang baru belajar punya rumah atau belum sanggup punya rumah, dan kelompok-kelompok yang sangat memerlukan rumah, tapi diproyeksikan tidak akan mampu memiliki rumah, misalnya. Nah, harusnya kita arahkan ke sana supaya kemampuan finansial pemerintah yang disalurkan lewat apa ini, kementerian-kementerian maupun dinas ini, bisa dikonsolidasikan Pak ya, karena kalau terus begini juga saya kira Perumnas akan terus kalah sama swasta-swasta Pak. Jadi harus ada strategi yang jelas dari sisi pemerintah kalau menurut saya supaya yang namanya Perumnas memang bisa benar-benar fokus pada isu back lock perumahan itu Pak, yang jangan beroperasi seperti perusahaan swasta lagi.

Itu yang pertama.

Yang kedua, saya ingin tahu apakah dalam pengembangan pekerjaannya, apakah Perumnas ini bekerja sama dengan BUMD misalnya.

Ya karena itu tanah komponen paling besar dari apa namanya bisnis Perumnas ini. Apa apakah ada Perumnas punya katakanlah semacam roadmap dengan kementerian misalnya yang butuh, misalnya rumah untuk ke ASN, lalu perusahaan-perusahaan yang butuh untuk karyawan segala macam, apakah ada seperti itu, atau ya seperti perusahaan properti biasa aja gitu ya, yang kalau dapat KPR juga sama aja kalau dengan pengembang- pengembang yang lain. Ini yang saya kira kami butuh penjelasan Pak. Terus terang aja saya sampai sekarang kan kita kalau dengar namanya Perumnas,

(21)

itu yang kebayang adalah ya semacam gitu, kan kira-kira gitu ya, semacam tempat yang kumuh gitu kan.

Apalagi saya yang besar tahun 80-an itu kalau udah dengan Perumnas pasti ngeri, ke sana Pak, nggak tahu sekarang ya mudah-mudahan sudah ada perubahaan.

Nah, untuk Krakatau Steel. Saya kira ya kita ada apa namanya ada sedikit bisa banggalah setelah bertahun-tahun, sekitar 1,5 bulan yang lalu kalau saya tidak salah ya dilaporkan untung, cie mantap saya telepon komisarisnya keren banget nih ya. Cuma kan kita juga di situ saya sampai keluarkan rilis coba, karena ikut senang. Nah yang saya tanya quarter dua ini gimana, gitu kan, karena di situ juga sudah diwanti-wanti, ini rugi nih karena Covid. Padahal setahu saya sih nggak ada Covid juga ya, gitu juga, gitu ya.

Nah, saya berharap Pak Silmy dan jajaran direksi, kira-kira apa sih yang akan berbeda yang Bapak buat, problem utama di Krakatau Steel.

Kalau menurut saya kan di samping investasinya yang gagal itu, beban yang besar itu, juga corporate culture yang luar biasa kan kacau Pak kalau menurut saya. Ya itu saya nggak tahu gimana Bapak membenahi itu, karena SDM, sistem, dan budaya kerja di sana itu ya memang benar-benar harus diselesaikan dengan baik Pak. Itu yang saya kira perlu Bapak sampaikan ke kita karena breakthrough apapun, restruct apapun yang Bapak lakukan, kalau dengan orang-orang yang sama, dengan pola pikir yang sama, kebiasaan yang sama Pak, we are going to be back to default, kan kira-kira begitu nih it’s be to fail lagi nih urusannya menurut saya sih. Jadi, kita butuh garansi dari Bapak atau katakanlah masuk apa namanya, update dari Bapak, apa sih yang berbeda sekarang di Krakatau Steel, apakah kalau kita ke sana sekarang di situ nggak kaya dulu, tempat di mana pesta udah selesai gitu kan, jadi udah agak apa namanya, kumuh tidak ada cahaya kan kira-kira begitu. Nah, itu kita perlu dari Bapak.

Yang PTPN, Pak, kemarin sempat ramai ya, bahkan kalau saya tidak salah dengar di BUMN lain kayaknya dikit-dikit UKTPTN tuh, misalkan Pertamina. Kita coba diberikan semacam penjelasan kira-kira dengan model struktur kepengurusan yang baru ini Pak apa sumbangsihnya terhadap perusahaan, KPI nanti apa nih, biar kita tahu, itu yang pertama.

Yang kedua, kita juga ingin di-update karena kalau lihat pinjaman yang diharapkan dari pemerintah itu kan sebenarnya pengeluaran-pengeluaran operasional yang sangat mendasar ya. Nah, saya kira di samping bahwa kita tidak keberatan itu dilakukan karena realitanya seperti itu, tapi kita pengen tahu Pak kalau hanya modal seperti itu ya itu kan PTPN tidak akan pernah apa namanya berangkat dari masalah Pak, ini kan hanya untuk sekedar survival saja sebenarnya kira-kira gitu. Nah, untuk mengeluarkan PTPN dari masalah kan saya kira Bapak punya roadmap gitu ya karena kalau menurut saya kalau PTPN dibiarkan seperti yang sekarang model bisnisnya, apa namanya strateginya ya, itu PTPN ya selamanya akan seperti itu juga Pak, ya.

Kita pengen tahu karena tidak bisa dihindari Pak harus ada teman berjuang baru di PTPN Pak, karena hutangnya sudah terlalu besar Pak. Itu selain restrukturisasi hutang, tentu perlu injeksi partner karena sama seperti

(22)

Krakatau Steel salah satu problem terbesar di PTPN kalau menurut saya memang adalah juga corporate culture-nya Pak, dulu dengan Tamasama nih kita program Terneral tuh cukup berhasil, tapi begitu ditinggal back to default lagi barang itu ya, yang dihantam ya pupuk lagi sama hari kerja, padahal itu vital misalnya di PTPN.

Nah, itu kita pengen Pak, penjelasannya supaya kita tahu apakah sudah ada progres baru, kami menaruh harapan nih sama Pak Ghani, ya bahwa akan mampu membawa PTPN ini. Saya 3 tahun lebih jadi komisaris cuma sekali terima deviden Pak, terima Tantiem dari sana, saya yakin direksi kecil Pak, dibanding yang lain-lain, ini kan kerja rodi, kemarin kerja bakti ya.

Jadi kita berharap tentunya direksi-direksi yang lain juga dan karyawan juga sangat mengharapkan itu gitu ya, kasihan ini di bawah.

Nah, yang terakhir saya ingin mengatakan bahwa dua hal: pertama tidak bisa tidak, ini sudah saya sampaikan juga kepada Pak Menteri bahwa harus dipisah yang namanya sawit dan karet itu, dengan gula atau yang apa namanya, ya katakanlah gula misalnya, karena supaya PT yang commodity science itu Pak bisa survive Pak, supaya bisa gede Pak. Jangan terus menempuh apa namanya menalangi bleeding-nya dia itu Pak. Saya kira banyak investor yang akan tertarik untuk membantu mengembangkan di gula, dengan catatan dari saya Pak, jangan lupa beri apa namanya on farm-nya ya, karena itu menyangkut petani Pak, menyangkut menyangkut jutaan manusia yang bermain di pertanian gula ini. Ya, jadi jangan semata-mata hanya di sisi PG-nya, tapi juga harus memperhitungkan on farm-nya, beri culture-nya.

Saya kira itu Pimpinan.

Terima kasih banyak.

KETUA RAPAT:

Terima kasih, Pak Deddy. Panjang lebar rupanya penjelasannya Pak Deddy, tidak hanya saran dan pertanyaan, karena dia sempat komisaris jadi saya ijinkan untuk agak panjang.

Prof, kuliah 3 SKS Prof, jadi.

F-PDIP (DARMADI DURIANTO):

Terima kasih, Pimpinan.

Kita sebelah kiri beruntung, tadi sebelah kanan, tapi enggak ada yang kiri, enggak ada yang nanya, makanya kita duluan.

Jadi yang pertama adalah soal Krakatau Steel apresiasi Pak, untung 1T. Cuma memang kita minta penjelasan aja. Ini kan kaya pesulap Pak ya, ruginya lama bertahun-tahun, terakhir 2019,7T Pak ya ruginya, tiba-tiba pengumuman untung 1T menjelang mau dapat dana talangan. Jadi banyak juga yang berpikir bahwa ini dibuat untung aja Pak ya, dibuat untung untuk rugi lagi, jadi hancur corporate culture seperti yang dikatakan Bro Deddy sebelumnya. Mungkin sepaham ya kulturnya hancur, banyak in efisiensi, dalam tanda kutip rugi nih luar biasa, Pak Silmy udah berapa lama ya.

(23)

DIRUT PT KRAKATAU STEEL (PERSERO):

September nanti 2 tahun.

F-PDIP (DARMADI DURIANTO):

Baru 2 tahun kan, berarti yang dulu-dulu nggak tahu kan. Jadi rugi 7T terakhir ya dan kondisi keuangan yang parah Pak, EBITDA-nya negatif, 2019 lho Pak, bukan karena Covid nih, bukan extraordinary karena 2019 udah habis juga, udah habis, sebelum-sebelumnya habis, terakhir minus 7T.

Nah, masa-masa itu banyak yang menganggap, banyak in efisiensi, corporate culture hancur, kemudian 1 T untung tiba-tiba, banyak juga yang menduga ini windows dressing Pak. Nah, tentu Bapak harus jelaskan sebenarnya pada kami lebih jelas kalau tadi Bapak bahas masalah OPEC tentunya harus dijelaskan juga sedrastis itu turunnya, iya kan. Nah, ini yang kita butuh jawaban juga, nah yang kita takut kan kuartal 2, ruginya banyak Pak, berarti semakin sama hipotesisnya itu, ya kan. Satu untung, dua rugi, rugi nggak kuartal 2?

DIRUT PT KRAKATAU STEEL (PERSERO):

Mudah-mudahan enggak.

F-PDIP (DARMADI DURIANTO):

Usahain dipolesin jadi untung Pak, jangan rugi, kalau rugi nanti orang kan akan ngomong, ini karena teman dipoles supaya dapet kuartal ke 2 kalau rugi nanti banyak persepsi negative timbul, dipoles-poles sedikit ya Pak ya.

Jadi, ini mohon penjelasan, dijaga dari Bro Deddy kita dengerin. Saya bekas kalau Deddy PTPN III komisaris, dulu saya komisaris KS Pak, bohong Pak bercanda. Jadi itu pertanyaan yang pertama, jadi yakinkan kami bahwa Bapak itu dapat pinjaman nih Pak, bukan talangan lagi ya, karena istilah talangan sudah enggak digunakan pinjaman, yakinkan kami bahwa memang model bisnis Bapak sustain Pak, sustain nggak ini, ya jadi itu. Bagaimana dengan pabrik, apa model bisnisnya dan sebagainya itu menjadi salah satu point kita juga.

Nah, yang kedua, saya mau bertanya kan Bapak stop tu pabrik, apa itu istilah bahasa Indonesia, tanur, tanur tinggi, apa nama Inggrisnya tuh, blast furnace, itu kan Bapak stop kan. Nah, itu gimana kira-kira Bapak, apakah Bapak mau spin off itu, sebelum Bapak cari GV atau mau bagaimana ke depan ya. Nah, ini kita minta minta klarifikasi juga, karena Bapak enggak mampu mengoperasikan kan, enggak bersaing?

DIRUT PT KRAKATAU STEEL (PERSERO):

Bukan Pak, itu ada perlu penyempurnaan lagi, nanti saya jelaskan sekalian.

(24)

F-PDIP (DARMADI DURIANTO):

Ok sekalian jelaskan, karena konon ceritanya karena yang bisa efisien tuh yang dari pemain-pemain Korea, Cina, itu Pak. Jadi Bapak learning curve- nya belum sampai di situ gitu. Nah, kalau nggak bisa ya memang Bapak harus di-spin off atau gimana, kemudian cari GV Pak, ini mungkin salah satu solusi, tapi nanti Bapak jelaskan pada kami karena itu penting sekali. Nah, itu soal Krakatau Steel.

Kemudian soal, ini PTPN III nih. Tentunya nih Pak Deddy lebih jagoanlah dari saya ini, menguasai apa luar dalam ya. PTPN III ini kan sebetulnya saya pingin tahu Pak, jadi satu, dari Bapak loh, satu Direktur. Ini kan ada yang bisnis core-nya kan lebar sekali Pak, apa ya bisa satu Direktur itu, walaupun Bapak sudah mengangkat SEVP namanya, dengan satu direktur itu bisa handle sebegitu luasnya. Sudah dihitung belum sih sebetulnya Pak, itu karena satu Direktur tuh berapa banyak yang tidak terurus Pak. Nah, dihitung dengan tidak terurus, dengan dicopotnya beberapa direksi, apakah ada pengaruh, kan harus dihitung cost benefit-nya Pak, komisarisnya masih sama nggak Pak?

DIRUT PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO):

Ya nanti kami jelaskan yang mengenai direkturnya, komisaris ada satu, dua orang dikurangi Pak, dari 40 menjadi 32 kalau enggak salah.

F-PDIP (DARMADI DURIANTO):

Jadi satu PTPN ada yang lebih dari satu?

DIRUT PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO):

Komisaris minimal dua, ada yang dua, ada yang tiga.

F-PDIP (DARMADI DURIANTO):

Nah, itu kan aneh juga, dua komisaris ngawasin satu direksi Pak kan.

Kalau mau sekalian dikurangin aja tinggal satu-satu kan mestinya kan, katanya mau efisiensi. Seingat saya Pak, dulu Pak pernah mau re-grouping berdasarkan wilayah Pak, hanya tinggal 6 PTPN, Sumatera dua, Jawa Barat satu, Jawa Tengah satu, Kalimantan Sulawesi digabung, sama Jawa Timur satu. Nah, kalau pemikirannya inefisiensi tuh, berapa banyak bisa dipangkas kan. Nah, Bapak jelaskan pada kami apakah itu masih berlanjut atau tidak, nanti bahwa nanti ada re-grouping jadi 6 PTPN aja dari 14. Karena secara wilayah katanya mempermudah koordinasi, kalau dianalisis gitu, nah nanti Bapak jelaskan, apa arahnya nanti ke sana Pak. Jadi itu yang ingin saya tanya. Nah, PTPN III masih berbisnis enggak?

(25)

DIRUT PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO):

PTPN III sendiri Pak sekarang justru meningkat menjadi operating holding Pak, maka fungsi-fungsi di anak perusahaan kita perkecil, nanti saya jelaskan ya Pak, sekalian Pak.

F-PDIP (DARMADI DURIANTO):

Karena konsepnya dulu seinget saya bahwa kalau dia tidak punya bisnis, berarti dia PTPN III sebagai holding itu strategic holding Pak. Kalau dulu dia punya bisnis itu dia operating holding gitu lho. Nah, ini diperjelas saja ke arah mana nanti mau bergeraknya begitu, tapi intinya adalah sebetulnya dengan melakukan restrukturisasi itu tujuannya apa sih ya, yang saya khawatir ini satu direksi, ngurus begitu gede, biaya nggak, nanti ada yang nggak keurus, cost-nya jauh besar enggak nanti. Nah, ini mohon nanti perhatian daripada PTPN III.

Yang ketiga adalah soal Perumnas. Sebenarnya saya agak bingung tadi Pak, istilah Bapak itu, itu dijadikan, dijadikan equity, ataukah bagaimana pinjaman itu, kalau equity ya PMN Pak, karena dia langsung nambah di- ekuitas, kalau pinjaman yang dimasuk peminjaman gitu. Nah itu pertanyaan semuanya, kenapa bayarnya di ujung semua ya, kenapa enggak di- installment saja, semua di tahun ketujuh, delapan, sembilan gitu loh, FGD.

Jadi kenapa tuh semuanya didorong ke belakang gitu, seolah enggak ada tanggung jawab di depan, begitu Bapak selesaikan bukan tanggung jawab Bapak, Bapak udah diganti, yang ngurusin, yang bayar ini di direksi yang 7 tahun, yang mungkin yang mungkin kita sudah nggak di DPR gitu loh, Menteri BUMN gitu loh jangan dibunyiin Dre, habis kita nanti. Jadi, ini yang aneh gitukan.

Nah, yang kedua tadi corp perpetual notes Pak, Pak itu kan konsepnya bunga rendah, kaya gitu bunga rendah dan profit sharing Pak, biasanya. Nah ini maksudnya Bapak ini gimana gitu lho, malah tadi dibilang jadi equitas, tambah bingung juga kita nih Pak. Tadi konsepnya sudah PMN bukan lagi pinjaman Pak gitu. Nah, ini mohon dijelaskan kepada kami, supaya kami tahu seperti apa. Terus tadi 380 yang aktif, ya betul ya, tadi apa. Nah, 81 satu yang aktif, terus yang nggak aktif di mal proyek kami ini ya, apa yang terjadi dengan yang dari 300 itu. Nah, mohon dijelaskan kepada kami.

Saya pikir itu, Pak, terima kasih, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Merdeka!

KETUA RAPAT:

Saya lihat pas 11 menit tadi, jadi tadi jadi saya coba hitung-hitung Pak, jadi saya mencoba ini apa, tadi pakai stopwatch untuk melihat berapa lama kawan-kawan ini bertanya, melanggar undang-undang nggak, Undang- Undang MKD nggak, saya pingin tahu saja.

Silakan Pak Andre.

Karena kalau habis Pak Deddy terus (suara tidak jelas) nanti jadinya Rapat Fraksi ya.

(26)

F-P.GERINDRA (ANDRE ROSIADE):

Mufti dulu

KETUA RAPAT:

Pak Andre, Pak Andre. kalau enggak PDI Perjuangan semua.

F-P.GERINDRA (ANDRE ROSIADE):

Siap, siap Pimpinan, kalau enggak PDI Perjuangan semua, pertama, saya enggak mau panjang-panjang mudah-mudahan 3 menit kelar.

Pertama, Pak, soal PTPN III dulu, saya baca tadi, uang Bapak yang 4 triliun itu kan dipakai banyak hal nantikan, ada perbaikan aset biologis atau replanting 413 milliar, ada perbaikan atau pemupukan 965 miliar. Lalu banyaklah, mau perbaikan sarana infrastruktur 652 miliar, lalu pembelian TBS dan lain-lain totalnya kan 4 triliun lebih Pak. Saya mau tanya saja, mengingatkan Bapak, dulu waktu rapat beberapa minggu yang lalu di sini, bahwa ada oknum yang namanya Suwanto Salim ya kalau enggak salah, itu yang bermain proyek di tempat Bapak. Nah, harapan saya, di tempat beliau, Suwanto Salim, beliau tahu kok, beliau sudah dicek di lapangan, jadi beliau sudah cek saya yakin, Pak Dirut juga sudah mendengarkan isu itu setelah masuk di PTPN III. Harapan saya uang yang akan turun 4 triliun ini jangan sampai dipakai aneh-aneh oleh yang bersangkutan Pak, itu yang pertama.

Yang kedua adalah ya, saya ingin Bapak pastikan penggunaannya ini betul-betul sesuai peruntukan. Yang ketiga tentu perhatikan kepentingan rakyat kecil, para petani plasma kelapa sawit. Nah, ini Pak, jangan sampai harga pembelian TBS oleh PTPN ditekan, sehingga mereka tidak bisa memperoleh manfaat dan kehadiran PTPN, ini penting Pak. Karena banyak anak buah Bapak suka nakal di lapangan, duit sudah ada, anggaran sudah ada, nekan-nekan petani supaya belinya TBS dengan harga murah. Nah, ini juga penting Pak, saat ini sedang musim giling tebu di Jawa.

Nah, harapannya tentu dengan adanya pinjaman PTPN ini, PTPN bisa membeli, memberikan harga beli tebu yang menguntungkan petani, tadi Bapak sudah bilang akan ada 1.000 lebih tinggi harga dari tahun sebelumnya.

Nah, mudah-mudahan itu bisa terealisasi Pak, karena terus terang di Jawa ini kan mereka sudah rela sawahnya ditanam tebu untuk membantu ketahanan gula nasional, namun nasib mereka masih memprihatinkan. Nah, saya harapkan uang 4 triliun itu juga dipakai untuk itu. Yang terakhir untuk PTPN, harus bisa berpihak kepada mitra UMKM, bantu mereka menjadi pengusaha yang bersaing, jangan hanya mengutamakan rekanan-rekanan besar saja.

Jadi, uang itu benar-benar menetes, mengalir, dan bermanfaat, dan saya yakin Pak Dirut mampu dan bisa melakukan itu, itu untuk untuk PTPN.

Untuk Krakatau Steel. Nah, Krakatau Steel tuh kalau kita baca proposalnya, ini kan tulisannya, ini halaman kedua itu, kebutuhan pinjaman dan garis miring atau PMN. Sebenarnya, saya melihat pinjaman ini kurang tepat bagi Krakatau Steel, KS kan baru direstrukturisasi ya, hampir 40 triliun ya restrukturisasi terbesar dalam sejarah Republik Indonesia. Nah, Pimpinan

Referensi

Dokumen terkait

Segala dokumen yang berkaitan dengan perjanjian reksa dana sertifikat dan aset harus disimpan oleh bank kustodion agar aman.Bank kustodion hanya berkewajiban mengawasi

Bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan sekunder yaitu bandar udara sebagai salah satu prasarana penunjang pelayanan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang melayani penumpang

Terima kasih assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Om Swastiastu, namo buddhaya, salam kebajikan. Yang saya hormati Pimpinan beserta Anggota Komisi VIII, Kepala BNPB

Puji syukur kehadirat Allah subhanallahuwata’ala yang telah melimpahkan rahmat, taufiq hidayah, dan lindungan-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

Kedua, faktor-faktor yang menyebabkan adanya minat masyarakat di Kecamatan Banjarmasin Tengah untuk membeli minyak goreng curah didapat 21 orang atau 70% mengatakan bahwa

Terima kasih Pimpinan. Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Pimpinan dan Anggota Komisi X yang berbahagia.. Mas Menteri beserta seluruh jajaran. Tema yang yang akan

Baik terima kasih Ibu Hetifah. Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Pak Fikri, Pimpinan Sidang. Para Pimpinan Komisi X yang saya hormati. Mas Menteri dengan seluruh

Kita ke makasih juga Mbak Evita. Kita ke sayap kanan, Pak Sonny Danaparamita.. Yang terhormat Pimpinan beserta Anggota Komisi VI yang saya hormati. Pak Menteri Koperasi. Para