• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan pemahaman konsep siswa kelas VII Smp Taman Dewasa Jetis Yogyakarta pada pokok bahasan zat dan wujudnya melalui pembelajaran dengan metode berbasis proyek.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan pemahaman konsep siswa kelas VII Smp Taman Dewasa Jetis Yogyakarta pada pokok bahasan zat dan wujudnya melalui pembelajaran dengan metode berbasis proyek."

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Valentina Bara, “PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA PADA POKOK BAHASAN ZAT DAN

WUJUDNYA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN METODE BERBASIS

PROYEK”

Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada

pembelajaran dengan metode pembelajaran berbasis proyek pada pokok bahasan zat dan

wujudnya.

Penelitian ini dilaksanakan selama 3 hari pada tanggal 28 November sampai dengan

16 dan 17 Desember 2015. Subyek penelitian yaitu siswa kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis

Yogyakarta. Sampel berjumlah 33 siswa. Data diperoleh melalui pretest dan posttest. Soal

pretest dan posttest berupa tes esay, yang tujuannya untuk mengungkapkan pemahaman siswa

pada konsep zat dan wujudnya. Analisisnya menggunakan uji t untuk dua kelompok

dependent.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan terjadi peningkatan

pemahaman mengenai Konsep zat dan wujudnya. Dengan menggunakan uji t, ditemukan t =

-8.232, dan p = .000 < α = .05, maka signifikan.

Kata Kunci: Metode Berbasis Proyek, Peningkatan Pemahaman Konsep Pelajaran Fisika, Zat

(2)

ABSTRACT

Valentina Bara, “ THE IMPROVEMENT OF THE CONCEPT UNDERSTANDING OF GRADES VII STUDENTS IN TAMAN DEWASA MIDDLE SCHOOL JETIS

YOGYAKARTA ON THE TOPIC OF MATTER AND ITS PHASE THROUGH

PROJECT- BASED LEARNING METHOD”

Physics Education Study Program, Mathematics and Science Department, Faculty of Teachers And Education in Sanata Dharma University of Yogyakarta.

The purpose of this research is to understand the improvement of students knowledge about

matter and its phases through Project based learning method.

This research was held on November, 28th to 16th and 17th December 2015. The

subject was the seventh grade students in Taman Dewasa Jetis Middle School, Yogyakarta.

The sample was 33 persons. The instruments of the research were pretest and posttest. They

both were essay test which aims to reveal the students understanding about matter and its

phase. The analysis used T test among two groups of dependent.

The result indicates that there is an improvement of concept understanding about

matter its phases. By using T test, it was found that t = -8.232, and p = .000 < α = .05, and it is significant.

(3)

I

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA PADA POKOK BAHASAN

ZAT DAN WUJUDNYA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN METODE BERBASIS PROYEK

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun Oleh:

Nama : Valentina Bara Nim : 101424056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Ketika jiwaku letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada TUHAN, dan

sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait,Mu yang kudus....

(Yunus 2 : 7)

„Yakinlah bahwa semua akan berakhir INDAH PADA WAKTUNYA‟

Karya ini khusus kupersembahkan untuk:

Bapak dan Mamaku tercinta

Kakak - kakak-ku tersayang

Terima kasih untuk semua doa, rasa sayang, perhatian dorongan semangat dan

(7)
(8)
(9)

VII ABSTRAK

Valentina Bara, “PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA PADA POKOK

BAHASAN ZAT DAN WUJUDNYA MELALUI PEMBELAJARAN

DENGAN METODE BERBASIS PROYEK”

Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

siswa pada pembelajaran dengan metode pembelajaran berbasis proyek pada

pokok bahasan zat dan wujudnya.

Penelitian ini dilaksanakan selama 3 hari pada tanggal 28 November

sampai dengan 16 dan 17 Desember 2015.Subyek penelitian yaitu siswa kelas

VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta.Sampel berjumlah 33 siswa.Data

diperoleh melalui pretest dan posttest.Soal pretest dan posttest berupa tes esay,

yang tujuannya untuk mengungkapkan pemahaman siswa pada konsep zat dan

wujudnya.Analisisnya menggunakan uji t untuk dua kelompok dependent.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan terjadi

peningkatan pemahaman mengenai Konsep zat dan wujudnya. Dengan

menggunakan uji t, ditemukan t = -8.232, dan p = .000 < α = .05, maka

signifikan.

Kata Kunci: Metode Berbasis Proyek, Peningkatan Pemahaman Konsep

(10)

ABSTRACT

Valentina Bara, “ THE IMPROVEMENT OF THE CONCEPT

UNDERSTANDING OF GRADES VII STUDENTS IN TAMAN

DEWASA MIDDLE SCHOOL JETIS YOGYAKARTA ON THE TOPIC

OF MATTER AND ITS PHASE THROUGH PROJECT- BASED

LEARNING METHOD”

Physics Education Study Program, Mathematics and Science Department, Faculty of Teachers And Education in Sanata Dharma University of Yogyakarta.

The purpose of this research is to understandthe improvement of

studentsknowledge about matter and its phases through Project based learning

method.

This research was held on November, 28th to 16th and 17th December

2015. The subject was the seventh grade students in Taman Dewasa Jetis Middle

School, Yogyakarta. The sample was 33 persons. The instruments of the research

were pretest and posttest.They both were essay test which aims to reveal the

students understanding about matter and its phase. The analysis used T test

among two groups of dependent.

The result indicates that there is an improvement of concept

understanding about matter its phases. By using T test, it was found that t =

-8.232, and p = .000 < α = .05, and it is significant.

(11)

IX

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa, atas rahmat dan kasih – Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang

berjudul peningkatan pemahaman konsep siswa kelas VII SMP Taman Dewasa

Jetis Yogyakarta pada pokok bahasan zat dan wujudnya melalui pembelajaran dengan metode berbasis proyek”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan

Fisika.Penulis menyadari bahwa penelitian dan penulisan skripsi ini dapat

terselesaikan atas bantuan, gagasan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Romo Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T., selaku Dosen Pembimbing yang

telah setia dan sabar memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan

kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

2. Rohandi, Ph.D., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu

memberikan saran – saran, semangat dan motivasi.

3. Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika yang telah memberikan dukungan kepada penulis.

4. Bapak Susaryanto Selaku guru IPA SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta

yang sudah memberi ijin dan kesempatan bagi peneliti untuk melaksanakan

penelitian untuk memenuhi tugas akhir peneliti.

5. Siswa kelas VII B SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Atas kerjasama dan

kesedian waktu membantu peneliti untuk mengambil data.

6. Segenap Dosen Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan bekal

ilmu pengetahuan kepada penulis.

7. Karyawan perpustakaan Sanata Dharma, atas kesediaan fasilitas, sehingga

peneliti bisa menyelesaikan tugas akhir.

8. Segenap Karyawan Sekretariat JPMIPA yang telah memberikan bantuan

memperlancarkan surat ijin observasi dan penelitian di sekolah.

(12)
(13)

XI DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………...……ii

HALAMAN PENGESAHAN ...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ………...………iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………..….V PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH …………..vi

ABSTRAK ………..………vii

ABSTRACT ………..….viii

KATA PENGANTAR ………..…ix

DAFTAR ISI ...xi

BAB I PENDAHULUAN ………1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...4

C. Tujuan Peneliti ...5

D. Manfaat Peneliti ...6

BAB II LANDASAN TEORI ……….……..7

A. Pembelajaran Konstruktivis ...7

1. Filsafat Konstruktivisme ...7

2. Sosiokulturalisme (Vygotsky) ...8

(14)

1. Langkah - langkah Pembelajaran Berbasis Proyek ...11

2. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek ...14

3. Hambatan Pembelajaran Berbasis Proyek ...14

4. Kelebihan Pembelajaran Berbasis Proyek ...15

5. Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek ...16

6. Mengatasi Kelemahan dari Pembelajaran Berbasis Proyek di atas...17

C. Pemahaman Konsep ...18

D. Zat dan Wujudnya ...21

1. Wujud Za ...21

2. Perubahan Wujudnya Zat ...22

E. Kegunaan Teori pada Pelaksanaan Penelitian ...23

BAB III METODE PENELITIAN ……….24

A. Jenis Penelitian ...24

B. Waktu dan Tempat Penelitian ...24

C. Subjek Penelitian ...24

D. Treatment ...25

E. Instrumen Penelitian ...25

(15)

XIII

2. Posttest (tes akhir) ...27

F. Instrumen Pembelajaran ...27

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ...27

2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) ...35

G. Validitas ...36

H. Analisis Data ...37

1. Skornya Pretest dan Posttest ……...………..37

2. Skor Siswa Diklasifikasi ………...………....….…….40

3. Peningkatan Pemahaman Siswa ……….40

4. Perubahan Pemahaman Siswa …………...……….41

BAB IV DATA DAN ANALISA DATA ………...…42

A. Deskripstif Pelaksanaan Penelitian ………...……..42

1. Sebelum Melaksanakan Peneliti ……….43

2. Selama Melaksanakan Penelitian ……...………44

a. Pelaksanaan pada Kelas Eksperimen ………….…..………...46

1. Pelaksanaan Penelitian Pada Hari Sabtu 28 November 2014…….………...…...……...46

(16)

16 Desember 2014 ………..…..…... 47

3. Pelaksanaan Peneliti Pada Hari Kamis 17 Desember 2014 ………47

B. Data Dan Analisis Data ………….………..48

1. Data ………48

2. Analisis Data ………..50

1) Pemahaman Awal Siswa Mengenai Zat dan Wujudnya ……..50

2) Pemahaman Akhir Siswa Mengenai Zat dan Wujudnya ...51

3) Perkembangan Pemahaman Awal dan Pemahaman Akhir Siswa………..…………51

4) Konsep Pemahaman Awal dan Pemahaman Akhir Siswa Tentang Zat dan Wujudnya ……..………. 53

5) Perkembangan Konsep ………56

C. Keterbatasan Penelitian …………...………61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….62

A. Kesimpulan ………...………..………...62

B. Saran ………..……….….63

DAFTAR PUSTAKA ...64

(17)

XV

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest ………...…….…………26

Tabel 2. Volume dan Bentuk Dari Wujud Zat ………...…..…………30

Tabel 3.Pemberian Skor ………...…….…….….37

Tabel 4. Klasifikasi Hasil Pretest Maupun Posttest ………...……….40

Tabel 5. Proses Pelaksanaan Penelitian di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta ………..……44

Tabel 6. Data Hasil Pretest dan Posttest Siswa ……….………..……...……….48

Tabel 7. Klasifikasi Hasil Pretest ………50

Tabel 8. Klasifikasi Hasil Posttest ………...…..………..51

Tabel 9. Hasil Uji t Antara Skor Pretest dan Skor Posttest ……..………..…….52

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Permohonan Ijin Observasi

2. Surat Permohonan Ijin Penelitian

3. Surat Keterangan Sudah Melaksanakan Penelitian

4. Gambar Dokumentasi Siswa SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta

pada Saat Melaksanakan Penelitian

Gambar 1. Siswa Mengerjakan Soal Pretest

Gambar 2. Siswa Melakukan Kegiatan Berbasis Proyek di Lapangan

Gambar 3. Siswa Diskusi Hasil Proyek Dalam Kelompok

Gambar 4. Siswa Mempresentasikan Hasil Kegiatan di Lapangan

Gambar 5. Siswa Mengerjakan Soal Posttest

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

6. Hand Out Dalam Proyek yang Akan Dilakukan Siswa Saat di

Lapangan

7. Hasil Jawaban Siswa dalam kelompok dari Soal Hand Out Saat

Kegiatan di Lapangan

8. Soal Pretest dan Posttest

9. Lembaran Nilai Jawaban Siswa Saat Pretest dan Posttest

(19)

XVII

11.Hasil rangkuman seluruh jawaban siswa saat pretest dan posttest

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam

perkembangan dan kemajuan bangsa.Pembelajaran fisika di sekolah

dimaksudkan supaya siswa mampu menguasai konsep - konsep fisika dan

mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari - hari. Sampai saat ini

pembelajaran yang digunakan oleh guru cenderung kurang memperlihatkan

kemampuan berpikir siswa dan kurang melibatkan mereka secara aktif

dalam proses pembelajaran berlangsung. Model pembelajaran yang

digunakan kurang memberikan kesempatan dan waktu bagi siswa untuk

terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan berinteraksi dengan teman

sebaya dalam belajar. Contohnya metode yang digunakan masih

monoton.Jadi guru lebih aktif daripada siswa. Misalnya siswa jenuh, bosan,

dan tidak mau mendengarkan apa yang dijelaskan guru di depan kelas. Guru

belum memanfaatkan sumber - sumber belajar yang ada, salah satunya

adalah interaksi teman sebaya dalam rangka konstruksi pengetahuan oleh

siswa.

Metode pembelajaran yang sering digunakan oleh guru adalah

metode ceramah. Dalam metode ceramah siswa lebih cenderung

(21)

2

mengajar hanya terpusat pada guru, metode ceramah dapat menimbulkan

kebosanan bagi siswa.

Untuk saat ini pendidikan di Indonesia sedang mengupayakan

perubahan dari paradigma mengajar ke paradigma belajar. Dalam paradigma

belajar siswa tidak hanya belajar mendengarkan instruksi guru dalam

mentransferkan pengetahuan ke siswa, akan tetapi siswa perlu

mengkonstruksi pengetahuan fisika sendiri. Menurut paham konstruktivisme

pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seseorang kepada orang

lain, tetapi harus diinterprestasikan sendiri oleh masing - masing orang.

Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan

baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Filsafat

konstruktivisme yang dikembangkan oleh Jean Piaget menganggap bahwa

pengetahuan itu terbentuk bukan hanya dari obyek semata, tetapi juga dari

kemampuan individu sebagai yang subyek menangkap setiap obyek yang

diamatinya. Menurut konstruktivisme, pengetahuan ini bukan berasal dari

luar, akan tetapi dikonstruksikan oleh dan dari dalam diri seseorang. Oleh

sebab itu pengetahuan terbentuk oleh dua faktor penting, yaitu subyek yang

menjad bahan pengamatan dan kemampuan subjek untuk

menginterprestasikan objek tersebut. Kedua faktor itu sama pentingnya.

Dengan demikian pengetahuan itu tidak bersifat statis tetapi bersifat

dinamis, tergantung individu yang melihat dengan

mengkonstruksinya.Aliran filsafat konstruktivisme berangkat dari pemikiran

(22)

Dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengkolaborasi diharapkan dapat meningkatkan interaksi teman kelompok

dalam pembelajaran.Pembelajaran yang dapat dimanfaatkan adalah

pembelajaran metode Berbasis Proyek.Pembelajaran berbasis metode

proyek adalah metode pembelajaran yang menggunakan proyek atau

kegiatan sebagai media.Model pembelajaran proyek merupakan model

pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media.

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah

metode pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta

didik melakukan eksplorasi, penilaian, interprestasi, sintesis, dan informasi untuk

menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar Depdiknas (2003: 3)

Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang

menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan

mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam

beraktifitas secara nyata.Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk

digunakan pada permasalahan kompleks yang diperlukan peserta didik

dalam melakukan investigasi dan memahaminya. Melalui PjBL, proses

inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding

question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif

yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat

pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai

elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang

(23)

4

nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik (Grand

Michael M & Getting, 2002)

Mengingat bahwa masing - masing peserta didik memiliki gaya

belajar yang berbeda, maka Pembelajaran Berbasis Proyek memberi

kesempatan kepada peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan

menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan

eksperimen secara kolaboratif.

Berdasarkan hasil observasi di kelas VII B SMP Taman Dewasa Jetis

Yogyakarta, guru masih menggunakan metode seperti metode ceramah.Siswa

pasif, sering ribut sendiri, atau materi yang disampaikan guru tidak ditangkap

oleh siswa.Hal ini terlihat pada saat guru bertanya setelah selesai menjelaskan,

siswa hanya diam dan tidak bisa menjawab.Bearti siswa tidak fokus dengan

materi yang di sampaikan gurunya.

Dalam hal ini peneliti ingin melakukan penelitian di sekolah

tersebut dengan menggunakan metode Berbasis Proyek pada pokok bahasan

zat dan wujudnya. Peneliti memilih model pembelajaran ini karena dalam

model pembelajaran Berbasis Proyek peserta didik melakukan eksplorasi,

penilaian, interprestasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai

(24)

B. Perumusan Masalah

Masalah yang ingin diteliti di sekolah SMP Taman Dewasa Jetis

Yogyakarta dengan menggunakan metode pembelajaran Berbasis Proyek

adalah:

1. Bagaimana pemahaman awal siswa SMP Taman Dewasa Jetis

Yogyakarta tentang zat dan wujudnya sebelum menggunakan Metode

Berbasis Proyek?

2. Bagaimana pemahaman akhir siswa SMP Taman Dewasa Jetis

Yogyakarta tentang zat dan wujudnya setelah menggunakan metode

Berbasis Proyek?

3. Bagaimana peningkatan pemahaman siswa SMP Taman Dewasa Jetis

Yogyakarta tentang zat dan wujudnya dengan menggunakan metode

Berbasis Proyek?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Pemahaman awal siswa SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tentang

zat dan wujudnya sebelum menggunakan metode Berbasis Proyek.

2. Pemahaman akhir siswa SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tentang

zat dan wujudnya setelah menggunakan metode Berbasis Proyek.

3. Peningkatan pemahaman siswa SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta

tentang zat dan wujudnya dengan menggunakan metode Berbasis

(25)

6 D. Manfaat Penelitian

Penelitian Berbasis Proyek yang dilakukan dapat bermanfaat:

1.Bagi Guru

1). Metode Berbasis Proyek dapat digunakan untuk alternatif pembelajaran di

SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta oleh guru IPA.

2). Guru IPA dapat menggunakan metode Pembelajaran Berbasis

Proyek untuk materi IPA yang lain.

2.Bagi Siswa

Siswa dapat belajar IPA lebih aktif

3.Bagi Penelitian

(26)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembelajaran Konstruktivis

1. Filsafat Konstruktivisme

Filsafat Konstruktivisme adalah filsafat yang mempelajari hakikat

pengetahuan dan bagaimana pengetahuan itu terjadi.Menurut filsafat

konstruktivisme, pengetahuan itu adalah bentuk (konstruksi) kita yang

sedang menekuninya.Bila yang sedang menekuni adalah siswa, maka

pengetahuan itu adalah bentukan siswa sendiri.Maka pengetahuan

bukanlah sesuatu yang sudah jadi, yang ada di luar kita, tetapi sesuatu

yang harus kita bentuk sendiri dalam pikiran kita.Jadi pengetahuan itu

selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif melalui kegiatan

berpikir seseorang.Pengetahuan bukanlah suatu yang lepas dari subyek,

tetapi merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan dari pengalaman

ataupun dunia sejauh dialaminya. Proses penentukan itu berjalan terus

menerus dengan setiap kali mengadakan reorganisasi karena adanya suatu

pemahaman yang baru (Piaget, dalam Suparno, 2007: 8).

Oleh karena pengetahuan itu merupakan konstruksi seseorang

yang sedang mengolahnya, maka jelas bahwa pengetahuan itu bukanlah

sesuatu yang sudah jadi dan tidak terubahkan. Pengetahuan merupakan

suatu proses menjadi tahu. Suatu proses yang terus berkembang. Semakin

(27)

8 sekali jadi, tetapi bertahap (Suparno, 2007).

2. Sosiokulturalisme (Vygotsky)

Vygotsky meneliti pembentukan dan perkembangan pengetahuan

anak secara psikologis. Dia menekankan pentingnya interaksi sosial

dengan orang – orang lain terlebih yang punya pengetahuan lebih baik

dan sistem yang secara kultural telah berkembang dengan baik (Cobb,

dalam Suparno, 2007: 11). Itulah sebabnya dalam pendidikan, siswa perlu

berinteraksi dengan para ahli dan juga terlibat dengan situasi yang cocok

dengan pengetahuan yang ingin digeluti.Dalam interaksi dengan mereka

itulah, para siswa ditantang untuk mengkonstruksikan pengetahuannya

lebih sesuai dengan konstruksi para ahli.

Menurut sosiokulturalis, kegiatan seseorang dalam mengerti

sesuatu selalu dipengaruhi oleh partisipasinya dalam praktek – praktek

sosial dan kultur yang ada, seperti situasi sekolah, masyarakat, teman, dll.

Situasi sekolah jelas dapat membantu dan menghambat siswa dalam

mendalami ilmu pengetahuan.Masyarakat dapat juga memacu siswa

mengerti, tetapi juga menghalangi. Menurut Cobern (Suparno, 2007: 11),

(28)

B. Pembelajaran Berbasis Proyek

Model pembelajaran Berbasis Proyek merupakan suatu model pembelajaran

yang menyangkut pemusatan pertanyaan dan masalah bermakna, pemecahan

masalah, pengambilan keputusan, proses pencarian berbagai sumber, pemberian

kesempatan kepada anggota untuk bekerja secara kolaborasi, dan menutup dengan

presentasi produk nyata. Model Pembelajaran Berbasis Proyek juga dapat

meningkatkan keyakinan diri para siswa, motivasi untuk belajar, kemampuan

kreatif, dan mengagumi diri sendiri (Santyasa, 2006)

Menurut Thomas (2000: 1), pembelajaran Berbasis Proyek merupakan

model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk

mengelolah pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek.

Menurut Thomas (2000: 1), model pembelajaran Berbasis Proyek

adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan

masalah dan tugas - tugas bermakna lainnya, memberi peluang siswa bekerja

secara otonom mengkonstruksi belajar mereka sendiri, dan menghasilkan

produk karya siswa.

Depdiknas (2003: 7) menegaskan bahwa pembelajaran Berbasis

Proyek merupakan pendekatan pembelajaran yang membutuhkan suatu

pembelajaran yang komprehensif dimana lingkungan belajar siswa (kelas)

didesain agar siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah autentik

termasuk pendalaman materi suatu materi pembelajaran, dan melaksanakan

(29)

Melalui project – based learning (PjBL), proses inquiry dimulai dengan

memunculkan pertanyaan penuntun ( a guiding question) dan membimbing

peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan

berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.

Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) merupakan strategi pembelajaran

yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai

kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.Pembelajaran Berbasis Proyek

merupakan strategi pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar

kontekstual melalui kegiatan - kegiatan yang kompleks. Pelaksanaan pembelajaran

Berbasis Proyek memberi kesempatan peserta didik berpikir kritis dan mampu

mengembangkan kreativitasnya melalui pengembangan inisiatif untuk

menghasilkan produk nyata berupa barang jasa Bender (2012)

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran berbasisi proyek (project - based learning) adalah suatu model

yang menekankan siswa untuk dapat belajar secara mandiri dengan

memecahkan masalah yang dihadapi serta siswa juga dapat menghasilkan

suatu proyek atau karya nyata. Pembelajaran berbasis proyek (project based

learning = PjBL) adalah metode pembelajaran yang menggunakan proyek

atau kegiatan sebagai media. Guru menugaskan peserta didik melakukan

eksplorasi, penilaian, interprestasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan

berbagai bentuk hasil belajar. Model pembelajaran ini menggunakan masalah

sebagai pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas

(30)

Proyek dalam pembelajaran Berbasis Proyek tidak ditentukan oleh

hasil belajar yang didapatkan oleh siswa saja, namun juga dilihat pada proses

dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sehingga akan berdampak pada

meningkatnya hasil belajar siswa.

Adapun implementasi model pembelajaran Berbasis Proyek mengikuti

enam langkah yaitu: membentuk kelompok dan orientasi tema, merancangkan

kegiatan kelompok, melaksanakan investigasi, merencanakan laporan,

mempresentasikan laporan dan evaluasi.

1. Langkah - Langkah Pembelajaran Berbasis Proyek

Langkah - langkah pembelajaran Bioners (2014: 4) dalam

Implementasi kurikulum 2013 adalahsebagai berikut:

a. Mulai dengan Pertanyaan Mendasar (Start with the Essential Question)

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu

pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam

melakukan suatu aktivitas.Mengambil topik yang sesuai dengan

realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi

mendalam.Pengajar berusaha agar topik yang diangkat relevan

untuk para peserta didik.

b. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar

dan peserta didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan

(31)

tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung

dalam menjawab pertanyan - pertanyaan esensial, dengan cara

mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta

mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu

penyelesaian proyek.

c. Menyusun Jadwal ( Create a Schedule)

Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun

jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada

tahap ini antara lain:

1) Membuat jadwal waktu untuk menyelesaikan proyek;

2) Membuat batas waktu penyelesaian proyek;

3) Membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru;

4) Membimbing peserta didik ketika mereka membuat

langkah yang tidak berhubungan dengan proyek;

5) Meminta peserta didik untuk membuat penjelasan

(alasan) tentang pemilihan suatu cara;

d. Memonitor Peserta Didik dan Kemajuan Proyek (Monitor the

Students and the Progress of the Project)

Pengajar bertanggung jawab untuk melakukan monitoring

terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek.

Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta didik

(32)

mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses

monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam

keseluruhan aktivitas yang penting.

e. Menguji Hasil (Assess the Outcome)

Penilaian dilakukan untuk membantu dalam mengukur

ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan

masing - masing peserta didik, memberi umpan balik tentang

tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu

pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

f. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)

Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta

didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang

sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu

maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk

mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama

menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik

mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja

selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan

suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan

yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.

2. Karakter Pembelajaran Berbasis Proyek (Bioners, 2014: 8)

(33)

b. Adanya permasalahan atau tantangan tentang sebuah kerangka kerja.

c. Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas

permasalahan atau tantangan yang diajukan.

d. Peserta didik secara kolaboratif bertanggung jawab untuk mengakses dan

mengolah informasi untuk memecahkan permasalahan.

e. Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu.

f. Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas

yang sudah dijalankan.

g. Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kuantitatif.

h. Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.

3. Hambatan Pembelajaran Berbasis Proyek (Bioners, 2014 : 11)

a. Pembelajaran Berbasis Proyek memerlukan banyak waktu yang harus

disediakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek;

b. Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan, karena

menambah biaya untuk memasuki sistem baru.

c. Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas tradisional,

dimana instruktur memegang peran di kelas. Ini merupakan suatu

transisi yang sulit, terutama bagi instruktur yang kurang atau tidak

menguasai teknologi.

d. Banyaknya peralatan yang harus disediakan, sehingga kebutuhan

(34)

teaching dalam proses pembelajaran, dan akan lebih menarik lagi

jika suasana ruang belajar tidak monoton.

4. Kelebihan Pembelajaran Berbasis Proyek (Bioners, 2014: 12)

a. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar,

mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan

penting, dan mereka perlu untuk dihargai;

b. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah;

c. Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil

memecahkan problem - problem yang kompleks;

d. Meningkatkan kolaborasi;

e. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan

mempraktikkan keterampilan komunikasi;

f. Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelolah sumber;

g. Memberikan pengelaman kepada peserta didik pembelajaran dan

praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu

dan sumber - sumber lain seperti perlengkapan untuk

menyelesaikan tugas;

h. Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan

praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi

waktu dan sumber - sumber lain seperti perlengkapan untuk

(35)

i. Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi

dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian

diimplementasikan dengan dunia nyata;

j. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga

peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.

5. Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek (Bioners, 2014: 12)

a. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah;

b. Membutuhkan biaya yang cukup banyak;

c. Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional,

di mana instruktur memegang peran utama di kelas;

d. Banyaknya peralatan yang harus disediakan;

e. Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan

pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan;

f. Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja

kelompok;

g. Ketika topik yang diberikan kepada masing - masing kelompok

berbeda, dikwatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik

secara keseluruhan;

6. Mengatasi Kelemahan dari Pembelajaran Bebasis Proyek (Bioners, 2014: 13)

a. Seorang pendidik harus dapat mengatasi dengan cara

memfasilitasi peserta didik dalam menghadapi masalah;

(36)

c. Meminimalis dan menyediakan peralatan yang sederhana yang

terdapat di lingkungan sekitar;

d. Memilih lokasi penelitian yang mudah dijangkau sehingga tidak

membutuhkan banyak waktu dan biaya;

e. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga

instruktur dan peserta didik merasa nyaman dalam proses

pembelajaran;

Pembelajaran Berbasis Proyek ini juga menuntut siswa untuk

mengembangkan keterampilan seperti kolaboratif dan refleksi.Menurut

penelitian, Pembelajaran Berbasis Proyek membantu siswa untuk

meningkatkan keterampilan sosial mereka, sering menyebabkan absensi

berkurang dan lebih sedikit masalah disiplin di kelas.Siswa juga menjadi lebih

percaya diri berbicara dengan kelompok orang, termasuk orang dewasa.

Pembelajaran Berbasis Proyek juga meningkatkan antusiasme untuk

belajar. Ketika anak - anak bersemangat dan antusias tentang apa yang mereka

pelajari, mereka sering mendapatkan lebih banyak terlibat dalam subjek dan

kemudian memperluas minat mereka untuk mata pelajaran lainnya. Antusias

peserta didik cenderung untuk mempertahankan apa yang mereka pelajari,

bukan melupakannya secepat mereka telah lulus tes.

C. Pemahaman Konsep

Salah satu tujuan pembelajaran di sekolah adalah agar siswa memiliki

kemampuan untuk memahami hal yang dipelajari. Pemahaman adalah suatu

(37)

dibicarakan. Seseorang dikatakan dapat memahami apabila ia dapat

menjelaskan suatu situasi, menafsirkan grafik, mengubah hukum kedalam

persamaan matematis, mengubah persamaan matematis kedalam kalimat, dan

menafsirkan tabel (Imina Umi Purwanti, 2002: 17). Fisika pada hakekatnya

merupakan akumulasi hasil keilmuan berupa konsep – konsep fisika, prinsip,

hukum, dan teori yang diperoleh melalui proses keilmuwan dan sikap

keilmuwan. Maka memfasilitasi siswa, dapat diartikan sebagai proses siswa

membangun konsep, hukum dan teori. Bila hal ini dilakukan, maka tujuan

yang harus dicapai siswa dalam belajar fisika supaya dapat memahami konsep

adalah dengan melakukan proses keilmuan dan memiliki keilmuan yang

diperlukan dalam melakukan proses tersebut (Kartika Budi, 1992: 133).

Proses pembelajaran fisika yang benar haruslah membantu siswa

menguasai konsep yang benar. Untuk siswa yang salah konsep maka

konsepnya harus diubah ke konsep yang benar.

Pemahaman konsep merupakan dasar dari pemahaman prinsip dan

teori artinya untuk memahami prinsip dan teori haruslah dipahami terlebih

dahulu konsep – konsep yang menyusun prinsip dan teori yang

bersangkutan.Berdasarkan hal ini pemahaman konsep penting dalam kegiatan

belajar mengajar agar dapat dimengerti dan diterima sejauh tidak mengabaikan

aspek – aspek yang lainnya.Pemahaman menurut Kartika Budi (1987: 233)

merupakan salah satu aspek kognitif yang sangat penting pada pelaksanaan

kegiatan pembelajaran di sekolah.Aspek ini merupakan aspek yang menonjol

(38)

maka pertama - tama yang dicapai adalah memahami atau mengerti apa yang

dipelajari.

Pemahaman merupakan tahap belajar pada taraf kognitif siswa. Siswa

yang telah memahami suatu konsep akan menjelaskan konsep tersebut dengan

menggunakan kalimatnya sendiri sesuai dengan apa yang mereka pelajari

(Sudjana, 1990). Untuk memutuskan seseorang memahami suatu konsep maka

diperlukan kriteria atau indikator - indikator. Kriteria atau indikator yang

menunjukkan indikator pemahaman konsep siswa, antara lain (Kartika

Budi,1992: 114):

1.Dapat menyatakan definisi konsep kalimat sendiri;

2.Dapat menjelaskan makna konsep pada orang lain;

3.Dapat menganalisis suatu konsep kedalam hukum;

4.Dapat menerapkan konsep untuk;

a. Menganalisis dan menjelaskan gejala - gejala alam khusus;

b. Untuk memecahkan masalah fisika baik secara teoritis dan praktis

c. Memprediksikan kemungkinan - kemungkinan yang akan terjadi pada

suatu sistem pada kondisi tertentu dipenuhi;

5.Dapat mempelajari konsep lain yang berkaitan lebih cepat;

6.Dapat membedakan konsep yang satu dengan yang lain yang saling

(39)

7.Dapat membedakan konsep yang benar dan konsep yang salah, dan dapat

membuat peta konsep dari konsep - konsep yang ada dalam suatu pokok

bahasan. Hasil belajar yang dicapai seseorang dapat diketahui berdasarkan

beberapa indikator di atas.

Menurut Bloom (dalam Nana Sudjana : 1990) tujuan pembelajaran

diklasifikasikan menjadi tiga aspek yaitu:

1. Aspek Kognitif

2. Aspek efektif

3. Aspek psikomotorik

Pemahaman merupakan aspek kognitif, karena berhubungan

dengan hasil belajar inteligensi. Hasil belajar inteligensi dapat dikategorikan

menjadi kebenaran tingkat menurut (Bloom, dalam Chabib Thoha, 1990: 28)

yaitu:

1. Pengetahuan tentang fakta - fakta dan

2.Prinsip – prinsip pemahaman

a. Pemahaman fakta - fakta dan ide - ide;

b. Penerapan (menerapkan fakta dan ide pada situasi baru);

c. Analisis (menganalisis atau membagi konsep dalam bagian -

bagiannya kemudian melihat hubungannya satu sama lain;

d. Sintesis (mengumpulkan tentang fakta - fakta dan ide - ide);

Pengetahuan dan pemahaman dikategorikan golongan

berpikir tingkat rendah, sedangkan empat hasil belajar yang lain

(40)

D. Zat dan Wujudnya

1.Wujud Zat

Segala sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa disebut

zat (Mikrajudin, Saktiyono, 2007: 123). Pengelompokan zat didasarkan

pada wujudnya, yaitu padat, cair, dan gas. Masing - masing wujud zat

memiliki sifat tertentu yang dapat kita amati.

Zat Padat

Sifat - sifat zat padat adalah mempunyai bentuk dan volume yang

tetap (Kanginan, 2004: 54). Contoh zat padat misalnya: gelas, bentuk

dan volume gelas akan tetap seperti semula meskipun dipindah -

pindahkan.

Zat Cair

Zat cair, seperti air ada pada umumnya tidak memiliki bentuk

tetap.Bentuk zat cair mengikuti wadahnya (Kanginan, 2004: 55).

Contohnya air.Bentuk air selalu berubah - ubah, ketika air berada di

dalam gelas, air berbentuk seperti gelas. Ketika air berada di dalam

botol, air akan berbentuk seperti botol.

Sifat Gas

Sifat gas adalah memiliki bentuk dan volume yang mudah

berubah sesuai wadahnya (Kanginan, 2004: 55).Zat dalam wujud gas

atau cukup disebut gas mempunyai kecenderungan untuk mengisi

(41)

ruang dalam ban mobil. Dengan demikian, gas tidak memiliki bentuk

dan volume yang tetap.

2. Perubahan wujud zat

Perubahan fisika adalah perubahan yang tidak disertai dengan

terbentuknya zat jenis lain. Contoh: es mencair, air membeku, air

menguap, air mendidih, gula larut dalam air (Sunardi, Irawan, 2007: 63).

Dalam buku pelajaran IPA - Fisika terpadu untuk SMP/MTS Kelas VII

oleh Mikrajudin dan Saktiyono (2007: 105) macam - macam perubahan

wujud zat dikemukakan sebagai berikut:

a. Membeku: Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi padat.

Contohnya: air menjadi es dalam lemari es.

b. Mencair/melebur/meleleh: Peristiwa perubahan wujud zat dari padat

menjadi cair. Contohnya: mentega berubah menjadi minyak ketika

dimasukkan ke dalam penggorengan yang panas.

c. Menguap: Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi gas. Contohnya:

air yang dipanaskan menjadi uap air dan spiritus menjadi gas.

d. Mengembun: Peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi cair. Bila

kita bangun pagi, maka kita akan melihat rumput atau tanaman di

halaman rumah basah. Hal ini terjadi karena uap air (gas) yang ada

di sekitar rumput dan tanaman berubah menjadi air (zat cair). Air itu

(42)

e. Menyublin: Peristiwa perubahan wujud dari padat menjadi gas.

Contohnya; bila kita mempunyai kapur barus dan dapat mencium

baunya, itu berarti ada sebagian kapur barus (zat padat) berubah

menjadi uap (gas).

E. Kegunaan Teori ini pada Pelaksanaan Penelitian

Dalam penelitian ini teori digunakan sebagai dasar untuk:

1. Membuat treatment penelitian yaitu model pembelajaran fisika dengan

metode Berbasis Proyek pada pokok bahasan zat dan wujudnya.

2. Membuat instrument penelitian berupa pretest dan posttest, untuk

mengetahui peningkatan pemahaman siswa melalui pembelajaran fisika

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif - kualitatif.Dikatakan

kuantitatif karena dalam menganalisis peningkatan pemahaman siswa melalui

data nilai siswa yang berupa angka dan analisis dengan menggunakan

statistik.Disebut kualitatif karena konsep pemahaman siswa juga dianalisis

secara kualitatif tanpa menggunakan angka.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Tempat :Penelitian ini dilakukan di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta

2. Waktu : Penelitian ini dilakukan di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta

pada tanggal 28 November dan tanggal 16 sampai 17 Desember 2014

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas VII B SMP Taman Dewasa Jetis

Yogyakarta, sejumlah 33 orang siswa yang sedang belajar materi zat dan

(44)

D.Treatment

Treatment adalah perlakuan penelitian kepada subyek yang mau diteliti agar

nantinya mendapatkan data yang diinginkan (Suparno, 2007: 51).Treatment yang

digunakan pada kelas yang diberikan perlakukan khusus adalah model

pembelajaran fisika dengan metode Berbasis Proyek pada pokok bahasan zat dan

wujudnya.

Proses pembelajaran Berbasis Proyek yang dilakukan secara singkat sebagai

berikut:

1. Dalam kelompok siswa memegang satu (1) lembar kertas kerja berupa

pertanyaan – pertanyaan;

2. Siswa melaksanakan kegiatan di lapangan dalam proyek sambil menjawab

pertanyaan yang sudah diberikan;

3. Siswa diskusi dalam kelompok setelah melaksanakan pengamatan di lapangan;

4. Siswa melakukan presentasi hasil belajar yang dilakukan di lapangan.

E.Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian (Suparno, 2007: 56). Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari tes awal

dan tes akhir. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan

atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Suharsiwi, 2006: 150). Tes dalam

(45)

26 1. Pretest (tes awal)

Pretest (tes awal) diberikan pada siswa pertama kali sebelum

pembelajaran menggunakan metode Berbasis Proyek.Aspek - aspek yang

diukur adalah pengetahuan, pemahaman dan penerapan. Pretest yang diberikan

pada siswa disusun berdasarkan konsep - konsep yang berkaitan dengan zat dan

wujudnya. Tes ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman awal siswa

mengenai zat dan wujudnya.Soal pretest terdiri dari 6 soal uraian. Kisi - kisi

[image:45.595.87.528.251.689.2]

pretest dan posttest seperti tabel 1 berikut:

Tabel 1. Kisi - kisi soal pretest dan posttest

Materi Kriterial Soal No.

Soal Zat dan

Wujudnya

Pengetahuan Dapat menyebutkan pengertian zat dan

wujudnya

Dapat menyebutkan sifat zat padat

Dapat menyebutkan sifat zat cair

1

5

6

Pemahaman Menjelaskan proses mencair dan

memberikan beberapa contohnya

Menyebutkan tiga wujud zat padat, cair, dan gas yang pernah diamati dalam

kehidupan sehari - hari

Dapat menjelaskan proses mengembun 3

2

(46)

2. Posttest (tes akhir)

Posttest (tes akhir) diberikan kepada siswa setelah melakukan pembelajaran

dengan metode Berbasis Proyek.Posttest ini diberikan bertujuan untuk mengetahui

pemahaman siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan metode Berbasis

Proyek. Soal posttest yang diberikan disusun sama dengan soal pretest yang terdiri

dari 6 soal uraian sama dengan soal pretest seperti tabel 1 di atas.

F. Instrumen Pembelajaran

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Dalam setiap mengajar guru harus mempunyai pegangan yang digunakan

untuk mengontrol jalannya kegiatan pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). RPP ini berisi rancang kegiatan pembelajaran yang akan

dilakukan dalam penelitian. Langkah - langkah Perencana Pelaksanaan

Pembelajaran sebagai berikut:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : Taman Dewasa Jetis Yogyakarta

Kelas/Semester : VII (tujuh) B/Semester I

Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) I PA

Materi Pokok : Zat dan Wujudnya

(47)

28

I. Standar Kompetensi : Memahami wujud zat

II. Kompetensi Dasar : Menyelidiki sifat - sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapan dalam kehidupan sehari - hari

III. Tujuan Pembelajaran:

1. Siswa dapat membedakan dan mengelompokkan zat berdasarkan wujudnya.

2.Siswa dapat membedakan tiga wujud zat padat, cair, dan gas.

3.Siswa dapat menunjukkan sifat - sifat dari zat padat, cair, dan gas.

IV. Karakter Siswa yang Diharapkan: 1. Disiplin (Discipline)

2. Rasa hormat dan perhatian (Respect)

3. Tekun (Diligence)

4. Tanggung Jawab (Responsibility)

V. Materi Pembelajaran : Wujud Zat VI. Metode Pembelajaran:

1. Instruksi Langsung

2. Pembelajaran Berbasis Proyek:

 Mengamati langsung kejadian nyata yang ada di sekitar lingkungan  Diskusi dalam kelompok

 Presentasi

VII. Uraian Materi Pokok

1.Wujud Zat

Segala sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa disebut

zat. Pengelompokkan zat menurut wujudnya, yaitu padat, cair, dan gas.

(48)

Sifat - Sifat Zat:

Zat Padat

Sifat - sifat zat padat adalah mempunyai bentuk dan volume yang

tetap.Contoh zat padat adalah; gelas, piring, ember. Bentuk dan volume

akan tetap seperti semula meskipun dipindah - pindah

Zat Cair

Zat cair pada umumnya tidak memiliki bentuk yang tetap.Contohnya

air.Bentuk zat cair selalu berubah – ubah mengikuti bentuk tempat atau

wadahnya yang ditempatinya.Jika berada di dalam gelas bentuknya seperti

gelas, di dalam ember bentuknya seperti ember, didalam mangkok bentuknya

juga seperti mangkok, di dalam botol bentuknya juga seperti botol.

Zat Gas

Sifat zat gas adalah memiliki volume dan bentuknya berubah - ubah

mengikuti wadahnya/tempat yang ditempatinya, menekankan ke segala

arah.Zat dalam wujud gas mempunyai kecenderungan untuk mengisi

seluruh ruang. Contohnya, balon diisi gas akan menggelembung dan gas

akan berbentuk balon, jika gas dimasukkan dalam botol maka bentuk dan

[image:48.595.85.551.206.622.2]

volumenya akan mengikuti bentuk dan volume botol.

Tabel 2. Volume dan Bentuk dari Wujud Zat

Wujud Zat Volume Zat Bentuk Zat

(49)

30

Cair Tetap Berubah - ubah

Gas Berubah – ubah Berubah - ubah

Perubahan fisika adalah perubahan yang tidak disertai dengan

terbentuknya zat jenis lain. Contoh perubahan fisika tersebut diantaranya es

mencair, air membeku, air menguap, air mendidih, gula larut dalam air.

Macam - macam perubahan wujud zat ditemukkan sebagai berikut:

a. Membeku: peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi padat.

Contohnya: air menjadi es dalam lemari es.

b. Mencair/melebur/meleleh: Peristiwa perubahan wujud zat dari padat

menjadi cair. Contohnya: mentega berubah menjadi minyak ketika

dimasukkan kedalam penggorengan yang panas.

c. Menguap: Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi gas. Contohnya: air

yang dipanaskan menjadi uap air. Dan spiritus menjadi gas.

d. Mengembun adalah peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi cair.

Contohnya: bila kita bangun pagi, kita akan melihat rumput dan tanaman di

halaman rumah basah. Hal ini terjadi karena uap air gas yang ada disekitar

rumput dan tanaman berubah menjadi air (zat cair). Air menempel pada

rumput dan tanaman sehingga menjadi basah.

e. Menyublim adalah peristiwa perubahan dari padat menjadi gas. Contohnya:

Bila kita punya kapur barus dan dapat mencium baunya, itu bearti ada

(50)

gosok ke tangan yang tidak lama kemudian tangan kembali kering seperti

semula itu artinya minyak kayu putih tersebut telah berubah menjadi gas

VIII. Proses Kegiatan Pembelajaran

Langkah - langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertama (waktu 2 x 40 menit)

Bahan

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Media Tempat

Zat dan Wujudnya

a.Kegiatan Pendahuluan

 Salam pembuka oleh guru wali kelas VII B  Guru mempersilahkan peneliti untuk

memperkenalkan diri pada siswa dan

menjelaskan tujuan peneliti

b.Kegiatan inti

 Menyampaikan tujuan penelitian  Menyampaikan pokok bahasan Zat dan

Wujudnya yang akan digunakan pada

saat penelitian

 Menyampaikan indikator – indikator

yang harus dicapai siswa

 Pembagian Kelompok terdiri dari 6

kelompok. 4 kelompok isi 5 siswa

sedangkan 2 kelompok isi 6 siswa

5 menit

73 menit

Buku

siswa

(51)

32

 Mengumumkan pertemuan selanjutnya

akan mengamatin benda – benda di

sekitar lingkungan sekolah dalam bentuk

kelompok, yang berkaitan materi zat dan

wujudnya.

c. Penutup

 Salam penutup

2 menit

Pertemuan kedua (waktu 3 x 40 menit)

Strategi Pembelajaran

1.Pendekatan: Pembelajaran Secara Proyek

2.Metode: Pembelajaran Berbasis Proyek (kerja kelompok dengan mengamati benda -

benda yang ada disekitar lingkungan yang berkaitan zat dan wujudnya, diskusi

dalam kelompok, presentasi serta tanya jawab, posttest)

Bahan

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu

Media Tempat

Zat dan

Wujudnya

a. Kegiatan Pendahuluan  Salam pembukaan dan doa

b. Kegiatan Inti

 Motivasi awal, siswa disuruh

menyebutkan tiga macam

2 menit

3 menit Buku Siswa

dan soal

(52)

wujud zat serta contohnya.

 Memberikan Pretest

 Siswa disuruh kumpul dalam

kelompok yang sudah

dibagikan waktu di pertemuan

awal.

 Tiap kelompok diberi satu

lembar kartu kerja (LKS).

 Siswa keluar kelas untuk

melakukan proyek di lapangan

dengan mengamati benda -

benda di lingkungan untuk

menjawab lembar kerja.

 Selesai mengamati, siswa

diskusi dalam kelompok

 Dua (2) kelompok siswa

mempresentasikan hasil kerja

di depan kelas, diwakilin 2

siswa tiap kelompok, dan

disertai tanya jawab dari

kelompok lain.

C. Penutup  Salam penutup.

30 menit

2 menit

1 menit

60 menit

5 menit 16 menit 1 menit pretest Benda - benda yang

ada di sekitar

(53)

34

Pertemuan ketiga (waktu 2 x 40 menit)

Bahan

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu

Media Tempat

Zat dan

Wujudnya

c. Kegiatan Pendahuluan  Salam pembukaan

 Doa

d. Kegiatan Inti

 Melanjutkan presentasi empat

(4) kelompok yang belum

presentasi di pertemuan kedua

dan Tanya jawab dari kelompok

lainnya

 Peneliti memberi tambahan

materi yang kurang di pahami

siswa

 Memberi posttest

C. Penutup  Salam penutup.

 Ucapan terimakasih pada guru

dan siswa 3 menit 42 menit 30 menit 5 menit Buku Siswa

Benda - benda

yang ada di

sekitar

lingkungan,

buku pegangan

siswa, dan soal

posttest Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas

IX. Sumber belajar:

 Buku IPA - Fisika Kelas VII

(54)

 Kartu Kerja

 Benda - benda yang ada disekitar lingkungan

X. Penilaian:

1. Teknik penilaian

Penilaian dengan memberi tes tertulis yaitu pretest dan posttest.

2. Bentuk instrument penilaian

Pengetahuan dan pemahaman siswa pada soal pretest dan soal posttest yang

dijawabkan siswa secara tertulis.

2 . Lembar Kegiatan Siswa

Dalam LKS pada penelitian Pembelajaran Model Proyek adalah LKS

yang berupa pertanyaan yang ditantang oleh siswa dalam kegiatan kelompok pada

pelaksanaan proyek dengan menjawab pertanyaan - pertanyaa yang sudah

disediakan oleh peneliti dalam lembar LKS Model Proyek sebagai berrikut:

Hand Out dalam Proyek yang akan dilakukan Siswa saat di lapangan 1. Berdasarkan hasil pengamatan kelompok, tuliskanlah tiga jenis zat padat,

zat cair dan zat gas yang sesuai dengan hasil pengamatan anda?

2. Tuliskanlah bentuk - bentuk tiga jenis zat tersebut seperti apa menurut anda?

3. Tuliskanlah pula sifat - sifat tiga jenis zat tersebut seperti apa menurut anda?

4. Bagaimana kekhasan masing - masing dari zat padat, cair, dan gas?

(55)

36 G.Validitas

Validitas adalah ukuran menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen.

Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur

(Suharsimi, 2006: 168). Validitas dalam instrumen ini termasuk validitas

isi.Termasuk validitas isi yaitu isi dari instrumen yang digunakan sungguh

mengukur isi dari domain yang mau diukur (Suparno, 2007: 62).Validitas

menunjukkan pada kesesuaian, penuh arti, bergunanya kesimpulan yang dibuat

peneliti berdasarkan data yang dikumpulkan.Kesimpulan valid bila sesuai dengan

tujuan peneliti (Suparno, 2007: 67- 68).

Instrumen penelitian yang digunakan pretest dan posttest (tes awal dan tes

akhir) telah valid berdasarkan kisi - kisi yang dibuat di (tabel)

Soal pretest dan posttest mengukur pemahaman siswa pada pokok bahasan

zat dan wujudnya adalah wujud zat.Materi yang diberikan pada pokok bahasan zat

dan wujudnya adalah pengertian zat, wujud zat, beserta sifat - sifatnya. Soal pretest

(56)

H.Analisis Data

1.Skor Pretest dan Posttest

[image:56.595.87.530.186.750.2]

Jawaban soal siswa diskor menurut kriteria data tabel 3 berikut

Tabel 3. Pemberian Skor

No. Soal Aspek Skor

maximal

1.Jelaskan apa yang

dimaksud dengan zat?

Pengetahuan

 Memberikan jawaban definisi yang jelas dan lengkap.

5

 Memberikan jawaban definisi yang jelas tapi kurang lengkap.

3

 Memberikan jawaban definisi yang tidak jelas tetapi terdapat unsur kebenaran

2

 Memberikan jawaban salah atau jawaban tidak sesuai dengan soal

1

Tidak memberi jawaban 0

2.Berdasarkan

pengetahuan anda,

sebutkan tiga wujud zat

yang pernah kamu

amatidalam kehidupan

sehari - hari? Dan

berilah masing - masing

5 contoh!

Pemahaman

 Memberikan jawaban dan penjelasan beserta

contoh - contoh dengan benar dan lengkap 10

 Memberi jawaban benar dan penjelasan beserta contoh kurang lengkap

5

 Memberikan jawaban dan penjelasan benar, tapi tanpa contoh – contoh

3

(57)

38

 Tidak memberi jawaban 0

3.Berilah salah satu

contoh peristiwa yang

menunjukkan benda

mencair!

Pemahaman

 Memberikan jawaban dan penjelasan beserta contoh - contoh dengan benar dan lengkap

10

 Memberi jawaban benar dan penjelasan beserta contoh kurang lengkap

5

 Memberikan jawaban dan penjelasan benar, tapi tanpa contoh – contoh

3

 Memberikan jawaban tetapi salah 1

 Tidak memberi jawaban 0

4.Dalam proses

mengembun ada

peristiwa apa? Berilah

contoh!

Pemahaman

 Memberikan jawaban dan penjelasan beserta contoh - contoh dengan benar dan lengkap

10

 Memberi jawaban benar dan penjelasan beserta contoh kurang lengkap

5

 Memberikan jawaban dan penjelasan benar, tapi tanpa contoh – contoh

3

 Memberikan jawaban tetapi salah 1

 Tidak memberi jawaban 0

5.Bagaimana bentuk dan

volume zat padat?

Pengetahuan

 Memberi jawaban dengan benar dan lengkap 8

 Memberi jawaban benar tapi kurang lengkap 5

(58)

 Memberi jawaban tetapi salah 1

 Tidak memberi jawaban 0

6. Bagaimana bentuk

dan volume zat cair?

Pengetahuan

 Memberi jawaban dengan benar dan lengkap 7

 Memberi jawaban benar tapi kurang lengkap 5

 Memberi jawaban hampir benar/kurang lengkap 2

Memberi jawaban tetapi salah 1

 Tidak memberi jawaban 0

Alasan Pemberian Skor: Penskoran untuk setiap soal yang sesuai dengan kriteria

antara lain:

1) Soal Nomor 1(kriteria pengetahuan). Kriteria pengetahuan merupakan soal

tingkat rendah.

2) Soal nomor 2 (kriteria analisis). Kriteria analisi merupakan soal tingkat tinggi.

3) Soal nomor 3 (kriteria analisis). Kriteria analisis merupakan soal tingkat tinggi.

4) Soal nomor 4 (Kriteria analisis). Kriteria analisis merupakan soal tingkat tinggi.

5) Soal nomor 5 (Kriteria pemahaman). Kriteria pemahaman merupakan soal tingkat

sedang.

(59)

40 2. Skor Siswa diklasifikasikan

[image:59.595.82.523.188.658.2]

Skor siswa dikelompokkan dalam klasifikasi seperti tabel 4 berikut:

Tabel 4. Klasifikasi Hasil Pretest maupun Posttest

Interval Skor Kualifikasi Frekuensi Prosentase (%)

40 – 50 Sangat tinggi

30 – 39 Tinggi

20 – 29 cukup

10 – 19 Kurang

0 – 9 Sangat Kurang

3. Peningkatan pemahaman siswa

Pretest dan posttest dibandingkan dengan uji t dependen untuk melihat

perubahan pemahaman yang ada

4. Perubahan Pemahaman Siswa

a. Pemahaman awal siswa dirangkum secara kualitatif.

b. Pemahaman akhir siswa dirangkum secara kualitatif.

(60)

BAB IV

DATA DAN ANALISA DATA

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta pada

tanggal 28 November dan tanggal 16 sampai 17 Desember 2014.

Sebelum menentukan sekolah SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta

sebagai tempat penelitian, peneliti melakukan observasi.Kegiatan observasi

sekolah dilaksanakan sebanyak satu kali pada tanggal 10 September 2014 yang

dibimbing oleh guru IPA, Bapak Susaryanto.Beliau adalah Wakil kepala sekolah

dan wali kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta.Observasi ini tujuan

untuk mengenal karakteristik sekolah, metode yang digunakan dalam pelaksanaan

pembelajaran fisika.Berdasarkan observasi sekolah didapatkan keterangan dari

guru yang ditanya langsung oleh peneliti dan observasinya bahwa sekolah SMP

Taman Dewasa Jetis Yogyakarta masih menggunakan metode ceramah dalam

pelaksanaan pembelajaran.

Berdasarkan observasi ini, peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian di

SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta yang sudah diijin oleh kepala sekolah dan wakil

kepala sekolah yaitu Bapak Susaryanto sebagai wali kelas VII SMP Taman Dewasa

Jetis Yogyakarta yang mengajar pelajaran IPA. Peneliti mendapat kelas VII B dengan

menggunakan metode Pembelajaran Berbasis Proyek.

Pada penelitian ini peneliti berperan sebagai fasilitator dalam pelaksanaan

(61)

42

ditentukan pada saat permintaan izin untuk penelitian karena pada tanggal yang

sudah ditentukan untuk pelaksanakan penelitian, proposalnya belum jadi. Peneliti

minta toleransi ke sekolah, agar materi yang akan diteliti tidak diajarkan guru,

dan memberikan kesempatan bagi peneliti. Akhirnya materi tersebut tidak

diajarkan guru dan guru memberikan kesempatan untuk peneliti untuk

melaksanakan penelitian.

1. Sebelum melaksanakan Penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti menyiapkan instrumen

yang akan digunakan dalam penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan

ada dua jenis yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengambilan

data.Instrumenpembelajaran terdiri dari RPP, LKS (Lembar pertanyaan

melakukan kegiatan proyek di lapangan).Sedangkan instrumen pengambilan

data diantaranya soal pretest dan soal posttest, serta alat dokumentasi berupa

kamera digital.

2. Selama Pelaksanakan Penelitian

Berikut ini adalah jadwal dan proses pengambilan data yang

[image:61.595.86.545.175.751.2]

dilakukan di kelas VII B SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta (tabel 5).

Tabel 5.Proses Pelaksanaan Penelitian di SMP Taman DewasaJetis Yogyakarta.

No Hari/tanggal Pukul Kegiatan Peneliti

1 Sabtu,28

November

07.00 -

08.20

Salam pembukaan dan doa

(62)

2014 Mengabsen siswa.

Menyampaikan materi zat dan wujudnya yang

dilaksanakan dalam penelitian.

Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan

indikator pembelajaran yang harus dicapai siswa.

Peneliti membagikan siswa ke dalam 6 kelompok.

2 Rabu,16

Desember

2014

07.00 -

08.20

Salam pembukaan dan doa.

Mengabsen siswa.

Peneliti memberi pertanyaan pada siswa mengenai zat

dan wujudnya sebagai motivasi belajar.

Peneliti memberikan soal pretest kepada seluruh siswa.

Siswa disuruh kumpul dalam kelompok masing -

masing yang sudah dibagikan pada pertemuan awal

Tiap kelompok diberi satu lembar kerja yang berisi

pertanyaan untuk kegiatan proyek di luar kelas/

lingkungan sekolah.

Siswa melakukan kegiatan proyek di lingkungan sekolah

Peneliti dan guru kelas ikut mendampingin siswa di

lapangan.

Siswa diskusi dalam kelompok mengenai hasil proyek

yang telah siswa lakukan di lapangan.

Tiap kelompok diwakili dua (2) orang untuk

mempresentasikan hasil proyek yang dilakukan

(63)

44

Tanya jawab dengan kelompok yang sedang presentasi

dan kelompok lain.

Kelompok yang belum presentasi akan melakukan pada

pertemuan berikutnya.

Salam penutup.

3 Kamis 17

Desember

2014

07.00 -

08.20

Salam pembukaan dan doa.

Mengabsen siswa.

Kelompok siswa yang belum presentasi melanjutkan

presentasi.

Tanya jawab dengan kelompok yang sedang presentasi

dan kelompok lain.

Peneliti memberikan penjelasan tambahan bagian yang

kurang tentang zat dan wujudnya.

Penelitian memberikan soal posttest kepada seluruh

siswa.

Mengucapkan terima kasih kepada guru dan siswa.

Salam penutup.

Berpamitan dengan pihak sekolah

a. Pelaksanaan Pada Kelas Eksperimen (VII B SMP Taman Dewasa Jetis) 1) Pelaksanaan Penelitian Pada Hari Sabtu, 28 November 2014

Pada hari Sabtu, peneliti masuk kelas pada pukul 07.00 bersama Pak

(64)

Pertama guru kelas mengucapkan salam pembuka dan doa,

mengecek kehadiran siswa, kemudian memperkenalkan peneliti kepada

siswa. Peneliti memperkenalkan diri dan menyampaikan secara garis

besar proses penelitian, dan kegiatan yang dilakukan siswa dalam

kelompok saat di lapangan. Di hari pertama ini semua siswa hadir sesuai

dengan absensi siswa yang berjumlah 33 orang.

2) Pelaksanaan Penelitian Pada Hari Rabu 16 Desember 2014

Pada pukul 07.00, peneliti masuk kelas memberi salam

pembukaan dan doa. Peneliti mengecek kehadiran siswa, memberi

motivasi awal dengan pertanyaan tentang zat dan wujudnya. Peneliti

memberikan informasi kepada siswa bahwa akan diadakan pretest

mengenai zat dan wujudnya. Peneliti memberikan soal pretest kepada

seluruh siswa.Setelah melakukan pretest, siswa disuruh kumpul di

kelompoknya masing - masing yang sudah dibagi pada pertemuan

pertama kali.Tiap kelompok diberi 1 lembar kerja yang sudah

disediakan pertanyaan yang harus dijawab siswa pada saat kegiatan

proyek di lapangan. Siswa ke lapangan di sekitar lingkungan sekolah

untuk menyelesaikan tugas bersama - sama dalam kelompok. Guru dan

peneliti juga ikut mengawasi di lapangan, kemudian siswa disuruh

diskusi dalam kelompok. Setelah itu siswa masuk ke kelas untuk

mempresentasikan hasil kerja mere

Gambar

Gambar 1. Siswa Mengerjakan Soal Pretest
Tabel 1. Kisi - kisi soal pretest dan posttest
Tabel 2. Volume dan Bentuk dari Wujud Zat
Tabel 3. Pemberian Skor
+7

Referensi

Dokumen terkait

dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami

[r]

Pada halaman test peserta akan dihadapkan pada soal A (Listening) dan peserta dapat mengisikan jawabanya pada form jawaban yang tersedia, setelah selesai dengan soal

Pemberian morfin dapat menimbulkan efek mengantuk dan lethargi. Kombinasi morfin dengan obat yang berefek depresi sentral seperti hipnotik sedatif akan menyebabkan

Weil sich die Mannschaften in den letzten Jahren immer ausgiebig selbst versorgt haben, wird es auch in diesem Jahr keinen Getränkestand geben.. Allerdings erhält jedes Team wie

Sistem penerimaan siswa baru pada sma gondangrejo masih manual sehingga waktu yang dibutuhkan untuk penyeleksian siswa sangat lama, diharapkan dengan adanya sistem penerimaan

Ilmu Pengetahuan Alam : Untuk SD/MI Kelas 5 , Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan

pembelajaran matematika dengan pendekatan problem posing ,.. melakukan pengambilan data yang diperlukan baik melalui. observasi, tes, maupun dokumentasi. Tahap