ABSTRAK
Valentina Bara, “PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA PADA POKOK BAHASAN ZAT DAN
WUJUDNYA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN METODE BERBASIS
PROYEK”
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada
pembelajaran dengan metode pembelajaran berbasis proyek pada pokok bahasan zat dan
wujudnya.
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 hari pada tanggal 28 November sampai dengan
16 dan 17 Desember 2015. Subyek penelitian yaitu siswa kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis
Yogyakarta. Sampel berjumlah 33 siswa. Data diperoleh melalui pretest dan posttest. Soal
pretest dan posttest berupa tes esay, yang tujuannya untuk mengungkapkan pemahaman siswa
pada konsep zat dan wujudnya. Analisisnya menggunakan uji t untuk dua kelompok
dependent.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan terjadi peningkatan
pemahaman mengenai Konsep zat dan wujudnya. Dengan menggunakan uji t, ditemukan t =
-8.232, dan p = .000 < α = .05, maka signifikan.
Kata Kunci: Metode Berbasis Proyek, Peningkatan Pemahaman Konsep Pelajaran Fisika, Zat
ABSTRACT
Valentina Bara, “ THE IMPROVEMENT OF THE CONCEPT UNDERSTANDING OF GRADES VII STUDENTS IN TAMAN DEWASA MIDDLE SCHOOL JETIS
YOGYAKARTA ON THE TOPIC OF MATTER AND ITS PHASE THROUGH
PROJECT- BASED LEARNING METHOD”
Physics Education Study Program, Mathematics and Science Department, Faculty of Teachers And Education in Sanata Dharma University of Yogyakarta.
The purpose of this research is to understand the improvement of students knowledge about
matter and its phases through Project based learning method.
This research was held on November, 28th to 16th and 17th December 2015. The
subject was the seventh grade students in Taman Dewasa Jetis Middle School, Yogyakarta.
The sample was 33 persons. The instruments of the research were pretest and posttest. They
both were essay test which aims to reveal the students understanding about matter and its
phase. The analysis used T test among two groups of dependent.
The result indicates that there is an improvement of concept understanding about
matter its phases. By using T test, it was found that t = -8.232, and p = .000 < α = .05, and it is significant.
I
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA PADA POKOK BAHASAN
ZAT DAN WUJUDNYA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN METODE BERBASIS PROYEK
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun Oleh:
Nama : Valentina Bara Nim : 101424056
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
HALAMAN PERSEMBAHAN
Ketika jiwaku letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada TUHAN, dan
sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait,Mu yang kudus....
(Yunus 2 : 7)
„Yakinlah bahwa semua akan berakhir INDAH PADA WAKTUNYA‟
Karya ini khusus kupersembahkan untuk:
Bapak dan Mamaku tercinta
Kakak - kakak-ku tersayang
Terima kasih untuk semua doa, rasa sayang, perhatian dorongan semangat dan
VII ABSTRAK
Valentina Bara, “PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA PADA POKOK
BAHASAN ZAT DAN WUJUDNYA MELALUI PEMBELAJARAN
DENGAN METODE BERBASIS PROYEK”
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa pada pembelajaran dengan metode pembelajaran berbasis proyek pada
pokok bahasan zat dan wujudnya.
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 hari pada tanggal 28 November
sampai dengan 16 dan 17 Desember 2015.Subyek penelitian yaitu siswa kelas
VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta.Sampel berjumlah 33 siswa.Data
diperoleh melalui pretest dan posttest.Soal pretest dan posttest berupa tes esay,
yang tujuannya untuk mengungkapkan pemahaman siswa pada konsep zat dan
wujudnya.Analisisnya menggunakan uji t untuk dua kelompok dependent.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan terjadi
peningkatan pemahaman mengenai Konsep zat dan wujudnya. Dengan
menggunakan uji t, ditemukan t = -8.232, dan p = .000 < α = .05, maka
signifikan.
Kata Kunci: Metode Berbasis Proyek, Peningkatan Pemahaman Konsep
ABSTRACT
Valentina Bara, “ THE IMPROVEMENT OF THE CONCEPT
UNDERSTANDING OF GRADES VII STUDENTS IN TAMAN
DEWASA MIDDLE SCHOOL JETIS YOGYAKARTA ON THE TOPIC
OF MATTER AND ITS PHASE THROUGH PROJECT- BASED
LEARNING METHOD”
Physics Education Study Program, Mathematics and Science Department, Faculty of Teachers And Education in Sanata Dharma University of Yogyakarta.
The purpose of this research is to understandthe improvement of
studentsknowledge about matter and its phases through Project based learning
method.
This research was held on November, 28th to 16th and 17th December
2015. The subject was the seventh grade students in Taman Dewasa Jetis Middle
School, Yogyakarta. The sample was 33 persons. The instruments of the research
were pretest and posttest.They both were essay test which aims to reveal the
students understanding about matter and its phase. The analysis used T test
among two groups of dependent.
The result indicates that there is an improvement of concept
understanding about matter its phases. By using T test, it was found that t =
-8.232, and p = .000 < α = .05, and it is significant.
IX
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa, atas rahmat dan kasih – Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang
berjudul “peningkatan pemahaman konsep siswa kelas VII SMP Taman Dewasa
Jetis Yogyakarta pada pokok bahasan zat dan wujudnya melalui pembelajaran dengan metode berbasis proyek”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan
Fisika.Penulis menyadari bahwa penelitian dan penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan atas bantuan, gagasan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Romo Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T., selaku Dosen Pembimbing yang
telah setia dan sabar memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan
kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
2. Rohandi, Ph.D., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu
memberikan saran – saran, semangat dan motivasi.
3. Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika yang telah memberikan dukungan kepada penulis.
4. Bapak Susaryanto Selaku guru IPA SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta
yang sudah memberi ijin dan kesempatan bagi peneliti untuk melaksanakan
penelitian untuk memenuhi tugas akhir peneliti.
5. Siswa kelas VII B SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Atas kerjasama dan
kesedian waktu membantu peneliti untuk mengambil data.
6. Segenap Dosen Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan bekal
ilmu pengetahuan kepada penulis.
7. Karyawan perpustakaan Sanata Dharma, atas kesediaan fasilitas, sehingga
peneliti bisa menyelesaikan tugas akhir.
8. Segenap Karyawan Sekretariat JPMIPA yang telah memberikan bantuan
memperlancarkan surat ijin observasi dan penelitian di sekolah.
XI DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………...……ii
HALAMAN PENGESAHAN ...iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ………...………iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………..….V PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH …………..vi
ABSTRAK ………..………vii
ABSTRACT ………..….viii
KATA PENGANTAR ………..…ix
DAFTAR ISI ...xi
BAB I PENDAHULUAN ………1
A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Rumusan Masalah ...4
C. Tujuan Peneliti ...5
D. Manfaat Peneliti ...6
BAB II LANDASAN TEORI ……….……..7
A. Pembelajaran Konstruktivis ...7
1. Filsafat Konstruktivisme ...7
2. Sosiokulturalisme (Vygotsky) ...8
1. Langkah - langkah Pembelajaran Berbasis Proyek ...11
2. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek ...14
3. Hambatan Pembelajaran Berbasis Proyek ...14
4. Kelebihan Pembelajaran Berbasis Proyek ...15
5. Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek ...16
6. Mengatasi Kelemahan dari Pembelajaran Berbasis Proyek di atas...17
C. Pemahaman Konsep ...18
D. Zat dan Wujudnya ...21
1. Wujud Za ...21
2. Perubahan Wujudnya Zat ...22
E. Kegunaan Teori pada Pelaksanaan Penelitian ...23
BAB III METODE PENELITIAN ……….24
A. Jenis Penelitian ...24
B. Waktu dan Tempat Penelitian ...24
C. Subjek Penelitian ...24
D. Treatment ...25
E. Instrumen Penelitian ...25
XIII
2. Posttest (tes akhir) ...27
F. Instrumen Pembelajaran ...27
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ...27
2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) ...35
G. Validitas ...36
H. Analisis Data ...37
1. Skornya Pretest dan Posttest ……...………..37
2. Skor Siswa Diklasifikasi ………...………....….…….40
3. Peningkatan Pemahaman Siswa ……….40
4. Perubahan Pemahaman Siswa …………...……….41
BAB IV DATA DAN ANALISA DATA ………...…42
A. Deskripstif Pelaksanaan Penelitian ………...……..42
1. Sebelum Melaksanakan Peneliti ……….43
2. Selama Melaksanakan Penelitian ……...………44
a. Pelaksanaan pada Kelas Eksperimen ………….…..………...46
1. Pelaksanaan Penelitian Pada Hari Sabtu 28 November 2014…….………...…...……...46
16 Desember 2014 ………..…..…... 47
3. Pelaksanaan Peneliti Pada Hari Kamis 17 Desember 2014 ………47
B. Data Dan Analisis Data ………….………..48
1. Data ………48
2. Analisis Data ………..50
1) Pemahaman Awal Siswa Mengenai Zat dan Wujudnya ……..50
2) Pemahaman Akhir Siswa Mengenai Zat dan Wujudnya ...51
3) Perkembangan Pemahaman Awal dan Pemahaman Akhir Siswa………..…………51
4) Konsep Pemahaman Awal dan Pemahaman Akhir Siswa Tentang Zat dan Wujudnya ……..………. 53
5) Perkembangan Konsep ………56
C. Keterbatasan Penelitian …………...………61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….62
A. Kesimpulan ………...………..………...62
B. Saran ………..……….….63
DAFTAR PUSTAKA ...64
XV
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest ………...…….…………26
Tabel 2. Volume dan Bentuk Dari Wujud Zat ………...…..…………30
Tabel 3.Pemberian Skor ………...…….…….….37
Tabel 4. Klasifikasi Hasil Pretest Maupun Posttest ………...……….40
Tabel 5. Proses Pelaksanaan Penelitian di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta ………..……44
Tabel 6. Data Hasil Pretest dan Posttest Siswa ……….………..……...……….48
Tabel 7. Klasifikasi Hasil Pretest ………50
Tabel 8. Klasifikasi Hasil Posttest ………...…..………..51
Tabel 9. Hasil Uji t Antara Skor Pretest dan Skor Posttest ……..………..…….52
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Permohonan Ijin Observasi
2. Surat Permohonan Ijin Penelitian
3. Surat Keterangan Sudah Melaksanakan Penelitian
4. Gambar Dokumentasi Siswa SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta
pada Saat Melaksanakan Penelitian
Gambar 1. Siswa Mengerjakan Soal Pretest
Gambar 2. Siswa Melakukan Kegiatan Berbasis Proyek di Lapangan
Gambar 3. Siswa Diskusi Hasil Proyek Dalam Kelompok
Gambar 4. Siswa Mempresentasikan Hasil Kegiatan di Lapangan
Gambar 5. Siswa Mengerjakan Soal Posttest
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
6. Hand Out Dalam Proyek yang Akan Dilakukan Siswa Saat di
Lapangan
7. Hasil Jawaban Siswa dalam kelompok dari Soal Hand Out Saat
Kegiatan di Lapangan
8. Soal Pretest dan Posttest
9. Lembaran Nilai Jawaban Siswa Saat Pretest dan Posttest
XVII
11.Hasil rangkuman seluruh jawaban siswa saat pretest dan posttest
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam
perkembangan dan kemajuan bangsa.Pembelajaran fisika di sekolah
dimaksudkan supaya siswa mampu menguasai konsep - konsep fisika dan
mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari - hari. Sampai saat ini
pembelajaran yang digunakan oleh guru cenderung kurang memperlihatkan
kemampuan berpikir siswa dan kurang melibatkan mereka secara aktif
dalam proses pembelajaran berlangsung. Model pembelajaran yang
digunakan kurang memberikan kesempatan dan waktu bagi siswa untuk
terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan berinteraksi dengan teman
sebaya dalam belajar. Contohnya metode yang digunakan masih
monoton.Jadi guru lebih aktif daripada siswa. Misalnya siswa jenuh, bosan,
dan tidak mau mendengarkan apa yang dijelaskan guru di depan kelas. Guru
belum memanfaatkan sumber - sumber belajar yang ada, salah satunya
adalah interaksi teman sebaya dalam rangka konstruksi pengetahuan oleh
siswa.
Metode pembelajaran yang sering digunakan oleh guru adalah
metode ceramah. Dalam metode ceramah siswa lebih cenderung
2
mengajar hanya terpusat pada guru, metode ceramah dapat menimbulkan
kebosanan bagi siswa.
Untuk saat ini pendidikan di Indonesia sedang mengupayakan
perubahan dari paradigma mengajar ke paradigma belajar. Dalam paradigma
belajar siswa tidak hanya belajar mendengarkan instruksi guru dalam
mentransferkan pengetahuan ke siswa, akan tetapi siswa perlu
mengkonstruksi pengetahuan fisika sendiri. Menurut paham konstruktivisme
pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seseorang kepada orang
lain, tetapi harus diinterprestasikan sendiri oleh masing - masing orang.
Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan
baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Filsafat
konstruktivisme yang dikembangkan oleh Jean Piaget menganggap bahwa
pengetahuan itu terbentuk bukan hanya dari obyek semata, tetapi juga dari
kemampuan individu sebagai yang subyek menangkap setiap obyek yang
diamatinya. Menurut konstruktivisme, pengetahuan ini bukan berasal dari
luar, akan tetapi dikonstruksikan oleh dan dari dalam diri seseorang. Oleh
sebab itu pengetahuan terbentuk oleh dua faktor penting, yaitu subyek yang
menjad bahan pengamatan dan kemampuan subjek untuk
menginterprestasikan objek tersebut. Kedua faktor itu sama pentingnya.
Dengan demikian pengetahuan itu tidak bersifat statis tetapi bersifat
dinamis, tergantung individu yang melihat dengan
mengkonstruksinya.Aliran filsafat konstruktivisme berangkat dari pemikiran
Dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengkolaborasi diharapkan dapat meningkatkan interaksi teman kelompok
dalam pembelajaran.Pembelajaran yang dapat dimanfaatkan adalah
pembelajaran metode Berbasis Proyek.Pembelajaran berbasis metode
proyek adalah metode pembelajaran yang menggunakan proyek atau
kegiatan sebagai media.Model pembelajaran proyek merupakan model
pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media.
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah
metode pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta
didik melakukan eksplorasi, penilaian, interprestasi, sintesis, dan informasi untuk
menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar Depdiknas (2003: 3)
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam
beraktifitas secara nyata.Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk
digunakan pada permasalahan kompleks yang diperlukan peserta didik
dalam melakukan investigasi dan memahaminya. Melalui PjBL, proses
inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding
question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif
yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat
pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai
elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang
4
nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik (Grand
Michael M & Getting, 2002)
Mengingat bahwa masing - masing peserta didik memiliki gaya
belajar yang berbeda, maka Pembelajaran Berbasis Proyek memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan
menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan
eksperimen secara kolaboratif.
Berdasarkan hasil observasi di kelas VII B SMP Taman Dewasa Jetis
Yogyakarta, guru masih menggunakan metode seperti metode ceramah.Siswa
pasif, sering ribut sendiri, atau materi yang disampaikan guru tidak ditangkap
oleh siswa.Hal ini terlihat pada saat guru bertanya setelah selesai menjelaskan,
siswa hanya diam dan tidak bisa menjawab.Bearti siswa tidak fokus dengan
materi yang di sampaikan gurunya.
Dalam hal ini peneliti ingin melakukan penelitian di sekolah
tersebut dengan menggunakan metode Berbasis Proyek pada pokok bahasan
zat dan wujudnya. Peneliti memilih model pembelajaran ini karena dalam
model pembelajaran Berbasis Proyek peserta didik melakukan eksplorasi,
penilaian, interprestasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai
B. Perumusan Masalah
Masalah yang ingin diteliti di sekolah SMP Taman Dewasa Jetis
Yogyakarta dengan menggunakan metode pembelajaran Berbasis Proyek
adalah:
1. Bagaimana pemahaman awal siswa SMP Taman Dewasa Jetis
Yogyakarta tentang zat dan wujudnya sebelum menggunakan Metode
Berbasis Proyek?
2. Bagaimana pemahaman akhir siswa SMP Taman Dewasa Jetis
Yogyakarta tentang zat dan wujudnya setelah menggunakan metode
Berbasis Proyek?
3. Bagaimana peningkatan pemahaman siswa SMP Taman Dewasa Jetis
Yogyakarta tentang zat dan wujudnya dengan menggunakan metode
Berbasis Proyek?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Pemahaman awal siswa SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tentang
zat dan wujudnya sebelum menggunakan metode Berbasis Proyek.
2. Pemahaman akhir siswa SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tentang
zat dan wujudnya setelah menggunakan metode Berbasis Proyek.
3. Peningkatan pemahaman siswa SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta
tentang zat dan wujudnya dengan menggunakan metode Berbasis
6 D. Manfaat Penelitian
Penelitian Berbasis Proyek yang dilakukan dapat bermanfaat:
1.Bagi Guru
1). Metode Berbasis Proyek dapat digunakan untuk alternatif pembelajaran di
SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta oleh guru IPA.
2). Guru IPA dapat menggunakan metode Pembelajaran Berbasis
Proyek untuk materi IPA yang lain.
2.Bagi Siswa
Siswa dapat belajar IPA lebih aktif
3.Bagi Penelitian
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembelajaran Konstruktivis
1. Filsafat Konstruktivisme
Filsafat Konstruktivisme adalah filsafat yang mempelajari hakikat
pengetahuan dan bagaimana pengetahuan itu terjadi.Menurut filsafat
konstruktivisme, pengetahuan itu adalah bentuk (konstruksi) kita yang
sedang menekuninya.Bila yang sedang menekuni adalah siswa, maka
pengetahuan itu adalah bentukan siswa sendiri.Maka pengetahuan
bukanlah sesuatu yang sudah jadi, yang ada di luar kita, tetapi sesuatu
yang harus kita bentuk sendiri dalam pikiran kita.Jadi pengetahuan itu
selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif melalui kegiatan
berpikir seseorang.Pengetahuan bukanlah suatu yang lepas dari subyek,
tetapi merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan dari pengalaman
ataupun dunia sejauh dialaminya. Proses penentukan itu berjalan terus
menerus dengan setiap kali mengadakan reorganisasi karena adanya suatu
pemahaman yang baru (Piaget, dalam Suparno, 2007: 8).
Oleh karena pengetahuan itu merupakan konstruksi seseorang
yang sedang mengolahnya, maka jelas bahwa pengetahuan itu bukanlah
sesuatu yang sudah jadi dan tidak terubahkan. Pengetahuan merupakan
suatu proses menjadi tahu. Suatu proses yang terus berkembang. Semakin
8 sekali jadi, tetapi bertahap (Suparno, 2007).
2. Sosiokulturalisme (Vygotsky)
Vygotsky meneliti pembentukan dan perkembangan pengetahuan
anak secara psikologis. Dia menekankan pentingnya interaksi sosial
dengan orang – orang lain terlebih yang punya pengetahuan lebih baik
dan sistem yang secara kultural telah berkembang dengan baik (Cobb,
dalam Suparno, 2007: 11). Itulah sebabnya dalam pendidikan, siswa perlu
berinteraksi dengan para ahli dan juga terlibat dengan situasi yang cocok
dengan pengetahuan yang ingin digeluti.Dalam interaksi dengan mereka
itulah, para siswa ditantang untuk mengkonstruksikan pengetahuannya
lebih sesuai dengan konstruksi para ahli.
Menurut sosiokulturalis, kegiatan seseorang dalam mengerti
sesuatu selalu dipengaruhi oleh partisipasinya dalam praktek – praktek
sosial dan kultur yang ada, seperti situasi sekolah, masyarakat, teman, dll.
Situasi sekolah jelas dapat membantu dan menghambat siswa dalam
mendalami ilmu pengetahuan.Masyarakat dapat juga memacu siswa
mengerti, tetapi juga menghalangi. Menurut Cobern (Suparno, 2007: 11),
B. Pembelajaran Berbasis Proyek
Model pembelajaran Berbasis Proyek merupakan suatu model pembelajaran
yang menyangkut pemusatan pertanyaan dan masalah bermakna, pemecahan
masalah, pengambilan keputusan, proses pencarian berbagai sumber, pemberian
kesempatan kepada anggota untuk bekerja secara kolaborasi, dan menutup dengan
presentasi produk nyata. Model Pembelajaran Berbasis Proyek juga dapat
meningkatkan keyakinan diri para siswa, motivasi untuk belajar, kemampuan
kreatif, dan mengagumi diri sendiri (Santyasa, 2006)
Menurut Thomas (2000: 1), pembelajaran Berbasis Proyek merupakan
model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk
mengelolah pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek.
Menurut Thomas (2000: 1), model pembelajaran Berbasis Proyek
adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan
masalah dan tugas - tugas bermakna lainnya, memberi peluang siswa bekerja
secara otonom mengkonstruksi belajar mereka sendiri, dan menghasilkan
produk karya siswa.
Depdiknas (2003: 7) menegaskan bahwa pembelajaran Berbasis
Proyek merupakan pendekatan pembelajaran yang membutuhkan suatu
pembelajaran yang komprehensif dimana lingkungan belajar siswa (kelas)
didesain agar siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah autentik
termasuk pendalaman materi suatu materi pembelajaran, dan melaksanakan
Melalui project – based learning (PjBL), proses inquiry dimulai dengan
memunculkan pertanyaan penuntun ( a guiding question) dan membimbing
peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan
berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.
Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) merupakan strategi pembelajaran
yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai
kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.Pembelajaran Berbasis Proyek
merupakan strategi pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar
kontekstual melalui kegiatan - kegiatan yang kompleks. Pelaksanaan pembelajaran
Berbasis Proyek memberi kesempatan peserta didik berpikir kritis dan mampu
mengembangkan kreativitasnya melalui pengembangan inisiatif untuk
menghasilkan produk nyata berupa barang jasa Bender (2012)
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran berbasisi proyek (project - based learning) adalah suatu model
yang menekankan siswa untuk dapat belajar secara mandiri dengan
memecahkan masalah yang dihadapi serta siswa juga dapat menghasilkan
suatu proyek atau karya nyata. Pembelajaran berbasis proyek (project based
learning = PjBL) adalah metode pembelajaran yang menggunakan proyek
atau kegiatan sebagai media. Guru menugaskan peserta didik melakukan
eksplorasi, penilaian, interprestasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan
berbagai bentuk hasil belajar. Model pembelajaran ini menggunakan masalah
sebagai pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas
Proyek dalam pembelajaran Berbasis Proyek tidak ditentukan oleh
hasil belajar yang didapatkan oleh siswa saja, namun juga dilihat pada proses
dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sehingga akan berdampak pada
meningkatnya hasil belajar siswa.
Adapun implementasi model pembelajaran Berbasis Proyek mengikuti
enam langkah yaitu: membentuk kelompok dan orientasi tema, merancangkan
kegiatan kelompok, melaksanakan investigasi, merencanakan laporan,
mempresentasikan laporan dan evaluasi.
1. Langkah - Langkah Pembelajaran Berbasis Proyek
Langkah - langkah pembelajaran Bioners (2014: 4) dalam
Implementasi kurikulum 2013 adalahsebagai berikut:
a. Mulai dengan Pertanyaan Mendasar (Start with the Essential Question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu
pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam
melakukan suatu aktivitas.Mengambil topik yang sesuai dengan
realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi
mendalam.Pengajar berusaha agar topik yang diangkat relevan
untuk para peserta didik.
b. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar
dan peserta didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan
tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung
dalam menjawab pertanyan - pertanyaan esensial, dengan cara
mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta
mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu
penyelesaian proyek.
c. Menyusun Jadwal ( Create a Schedule)
Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun
jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada
tahap ini antara lain:
1) Membuat jadwal waktu untuk menyelesaikan proyek;
2) Membuat batas waktu penyelesaian proyek;
3) Membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru;
4) Membimbing peserta didik ketika mereka membuat
langkah yang tidak berhubungan dengan proyek;
5) Meminta peserta didik untuk membuat penjelasan
(alasan) tentang pemilihan suatu cara;
d. Memonitor Peserta Didik dan Kemajuan Proyek (Monitor the
Students and the Progress of the Project)
Pengajar bertanggung jawab untuk melakukan monitoring
terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek.
Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta didik
mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses
monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam
keseluruhan aktivitas yang penting.
e. Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu dalam mengukur
ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan
masing - masing peserta didik, memberi umpan balik tentang
tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu
pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
f. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta
didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang
sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu
maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk
mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama
menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik
mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja
selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan
suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan
yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
2. Karakter Pembelajaran Berbasis Proyek (Bioners, 2014: 8)
b. Adanya permasalahan atau tantangan tentang sebuah kerangka kerja.
c. Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas
permasalahan atau tantangan yang diajukan.
d. Peserta didik secara kolaboratif bertanggung jawab untuk mengakses dan
mengolah informasi untuk memecahkan permasalahan.
e. Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu.
f. Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas
yang sudah dijalankan.
g. Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kuantitatif.
h. Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.
3. Hambatan Pembelajaran Berbasis Proyek (Bioners, 2014 : 11)
a. Pembelajaran Berbasis Proyek memerlukan banyak waktu yang harus
disediakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek;
b. Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan, karena
menambah biaya untuk memasuki sistem baru.
c. Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas tradisional,
dimana instruktur memegang peran di kelas. Ini merupakan suatu
transisi yang sulit, terutama bagi instruktur yang kurang atau tidak
menguasai teknologi.
d. Banyaknya peralatan yang harus disediakan, sehingga kebutuhan
teaching dalam proses pembelajaran, dan akan lebih menarik lagi
jika suasana ruang belajar tidak monoton.
4. Kelebihan Pembelajaran Berbasis Proyek (Bioners, 2014: 12)
a. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar,
mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan
penting, dan mereka perlu untuk dihargai;
b. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah;
c. Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil
memecahkan problem - problem yang kompleks;
d. Meningkatkan kolaborasi;
e. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan
mempraktikkan keterampilan komunikasi;
f. Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelolah sumber;
g. Memberikan pengelaman kepada peserta didik pembelajaran dan
praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu
dan sumber - sumber lain seperti perlengkapan untuk
menyelesaikan tugas;
h. Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan
praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi
waktu dan sumber - sumber lain seperti perlengkapan untuk
i. Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi
dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian
diimplementasikan dengan dunia nyata;
j. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga
peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.
5. Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek (Bioners, 2014: 12)
a. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah;
b. Membutuhkan biaya yang cukup banyak;
c. Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional,
di mana instruktur memegang peran utama di kelas;
d. Banyaknya peralatan yang harus disediakan;
e. Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan
pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan;
f. Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja
kelompok;
g. Ketika topik yang diberikan kepada masing - masing kelompok
berbeda, dikwatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik
secara keseluruhan;
6. Mengatasi Kelemahan dari Pembelajaran Bebasis Proyek (Bioners, 2014: 13)
a. Seorang pendidik harus dapat mengatasi dengan cara
memfasilitasi peserta didik dalam menghadapi masalah;
c. Meminimalis dan menyediakan peralatan yang sederhana yang
terdapat di lingkungan sekitar;
d. Memilih lokasi penelitian yang mudah dijangkau sehingga tidak
membutuhkan banyak waktu dan biaya;
e. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga
instruktur dan peserta didik merasa nyaman dalam proses
pembelajaran;
Pembelajaran Berbasis Proyek ini juga menuntut siswa untuk
mengembangkan keterampilan seperti kolaboratif dan refleksi.Menurut
penelitian, Pembelajaran Berbasis Proyek membantu siswa untuk
meningkatkan keterampilan sosial mereka, sering menyebabkan absensi
berkurang dan lebih sedikit masalah disiplin di kelas.Siswa juga menjadi lebih
percaya diri berbicara dengan kelompok orang, termasuk orang dewasa.
Pembelajaran Berbasis Proyek juga meningkatkan antusiasme untuk
belajar. Ketika anak - anak bersemangat dan antusias tentang apa yang mereka
pelajari, mereka sering mendapatkan lebih banyak terlibat dalam subjek dan
kemudian memperluas minat mereka untuk mata pelajaran lainnya. Antusias
peserta didik cenderung untuk mempertahankan apa yang mereka pelajari,
bukan melupakannya secepat mereka telah lulus tes.
C. Pemahaman Konsep
Salah satu tujuan pembelajaran di sekolah adalah agar siswa memiliki
kemampuan untuk memahami hal yang dipelajari. Pemahaman adalah suatu
dibicarakan. Seseorang dikatakan dapat memahami apabila ia dapat
menjelaskan suatu situasi, menafsirkan grafik, mengubah hukum kedalam
persamaan matematis, mengubah persamaan matematis kedalam kalimat, dan
menafsirkan tabel (Imina Umi Purwanti, 2002: 17). Fisika pada hakekatnya
merupakan akumulasi hasil keilmuan berupa konsep – konsep fisika, prinsip,
hukum, dan teori yang diperoleh melalui proses keilmuwan dan sikap
keilmuwan. Maka memfasilitasi siswa, dapat diartikan sebagai proses siswa
membangun konsep, hukum dan teori. Bila hal ini dilakukan, maka tujuan
yang harus dicapai siswa dalam belajar fisika supaya dapat memahami konsep
adalah dengan melakukan proses keilmuan dan memiliki keilmuan yang
diperlukan dalam melakukan proses tersebut (Kartika Budi, 1992: 133).
Proses pembelajaran fisika yang benar haruslah membantu siswa
menguasai konsep yang benar. Untuk siswa yang salah konsep maka
konsepnya harus diubah ke konsep yang benar.
Pemahaman konsep merupakan dasar dari pemahaman prinsip dan
teori artinya untuk memahami prinsip dan teori haruslah dipahami terlebih
dahulu konsep – konsep yang menyusun prinsip dan teori yang
bersangkutan.Berdasarkan hal ini pemahaman konsep penting dalam kegiatan
belajar mengajar agar dapat dimengerti dan diterima sejauh tidak mengabaikan
aspek – aspek yang lainnya.Pemahaman menurut Kartika Budi (1987: 233)
merupakan salah satu aspek kognitif yang sangat penting pada pelaksanaan
kegiatan pembelajaran di sekolah.Aspek ini merupakan aspek yang menonjol
maka pertama - tama yang dicapai adalah memahami atau mengerti apa yang
dipelajari.
Pemahaman merupakan tahap belajar pada taraf kognitif siswa. Siswa
yang telah memahami suatu konsep akan menjelaskan konsep tersebut dengan
menggunakan kalimatnya sendiri sesuai dengan apa yang mereka pelajari
(Sudjana, 1990). Untuk memutuskan seseorang memahami suatu konsep maka
diperlukan kriteria atau indikator - indikator. Kriteria atau indikator yang
menunjukkan indikator pemahaman konsep siswa, antara lain (Kartika
Budi,1992: 114):
1.Dapat menyatakan definisi konsep kalimat sendiri;
2.Dapat menjelaskan makna konsep pada orang lain;
3.Dapat menganalisis suatu konsep kedalam hukum;
4.Dapat menerapkan konsep untuk;
a. Menganalisis dan menjelaskan gejala - gejala alam khusus;
b. Untuk memecahkan masalah fisika baik secara teoritis dan praktis
c. Memprediksikan kemungkinan - kemungkinan yang akan terjadi pada
suatu sistem pada kondisi tertentu dipenuhi;
5.Dapat mempelajari konsep lain yang berkaitan lebih cepat;
6.Dapat membedakan konsep yang satu dengan yang lain yang saling
7.Dapat membedakan konsep yang benar dan konsep yang salah, dan dapat
membuat peta konsep dari konsep - konsep yang ada dalam suatu pokok
bahasan. Hasil belajar yang dicapai seseorang dapat diketahui berdasarkan
beberapa indikator di atas.
Menurut Bloom (dalam Nana Sudjana : 1990) tujuan pembelajaran
diklasifikasikan menjadi tiga aspek yaitu:
1. Aspek Kognitif
2. Aspek efektif
3. Aspek psikomotorik
Pemahaman merupakan aspek kognitif, karena berhubungan
dengan hasil belajar inteligensi. Hasil belajar inteligensi dapat dikategorikan
menjadi kebenaran tingkat menurut (Bloom, dalam Chabib Thoha, 1990: 28)
yaitu:
1. Pengetahuan tentang fakta - fakta dan
2.Prinsip – prinsip pemahaman
a. Pemahaman fakta - fakta dan ide - ide;
b. Penerapan (menerapkan fakta dan ide pada situasi baru);
c. Analisis (menganalisis atau membagi konsep dalam bagian -
bagiannya kemudian melihat hubungannya satu sama lain;
d. Sintesis (mengumpulkan tentang fakta - fakta dan ide - ide);
Pengetahuan dan pemahaman dikategorikan golongan
berpikir tingkat rendah, sedangkan empat hasil belajar yang lain
D. Zat dan Wujudnya
1.Wujud Zat
Segala sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa disebut
zat (Mikrajudin, Saktiyono, 2007: 123). Pengelompokan zat didasarkan
pada wujudnya, yaitu padat, cair, dan gas. Masing - masing wujud zat
memiliki sifat tertentu yang dapat kita amati.
Zat Padat
Sifat - sifat zat padat adalah mempunyai bentuk dan volume yang
tetap (Kanginan, 2004: 54). Contoh zat padat misalnya: gelas, bentuk
dan volume gelas akan tetap seperti semula meskipun dipindah -
pindahkan.
Zat Cair
Zat cair, seperti air ada pada umumnya tidak memiliki bentuk
tetap.Bentuk zat cair mengikuti wadahnya (Kanginan, 2004: 55).
Contohnya air.Bentuk air selalu berubah - ubah, ketika air berada di
dalam gelas, air berbentuk seperti gelas. Ketika air berada di dalam
botol, air akan berbentuk seperti botol.
Sifat Gas
Sifat gas adalah memiliki bentuk dan volume yang mudah
berubah sesuai wadahnya (Kanginan, 2004: 55).Zat dalam wujud gas
atau cukup disebut gas mempunyai kecenderungan untuk mengisi
ruang dalam ban mobil. Dengan demikian, gas tidak memiliki bentuk
dan volume yang tetap.
2. Perubahan wujud zat
Perubahan fisika adalah perubahan yang tidak disertai dengan
terbentuknya zat jenis lain. Contoh: es mencair, air membeku, air
menguap, air mendidih, gula larut dalam air (Sunardi, Irawan, 2007: 63).
Dalam buku pelajaran IPA - Fisika terpadu untuk SMP/MTS Kelas VII
oleh Mikrajudin dan Saktiyono (2007: 105) macam - macam perubahan
wujud zat dikemukakan sebagai berikut:
a. Membeku: Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi padat.
Contohnya: air menjadi es dalam lemari es.
b. Mencair/melebur/meleleh: Peristiwa perubahan wujud zat dari padat
menjadi cair. Contohnya: mentega berubah menjadi minyak ketika
dimasukkan ke dalam penggorengan yang panas.
c. Menguap: Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi gas. Contohnya:
air yang dipanaskan menjadi uap air dan spiritus menjadi gas.
d. Mengembun: Peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi cair. Bila
kita bangun pagi, maka kita akan melihat rumput atau tanaman di
halaman rumah basah. Hal ini terjadi karena uap air (gas) yang ada
di sekitar rumput dan tanaman berubah menjadi air (zat cair). Air itu
e. Menyublin: Peristiwa perubahan wujud dari padat menjadi gas.
Contohnya; bila kita mempunyai kapur barus dan dapat mencium
baunya, itu berarti ada sebagian kapur barus (zat padat) berubah
menjadi uap (gas).
E. Kegunaan Teori ini pada Pelaksanaan Penelitian
Dalam penelitian ini teori digunakan sebagai dasar untuk:
1. Membuat treatment penelitian yaitu model pembelajaran fisika dengan
metode Berbasis Proyek pada pokok bahasan zat dan wujudnya.
2. Membuat instrument penelitian berupa pretest dan posttest, untuk
mengetahui peningkatan pemahaman siswa melalui pembelajaran fisika
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif - kualitatif.Dikatakan
kuantitatif karena dalam menganalisis peningkatan pemahaman siswa melalui
data nilai siswa yang berupa angka dan analisis dengan menggunakan
statistik.Disebut kualitatif karena konsep pemahaman siswa juga dianalisis
secara kualitatif tanpa menggunakan angka.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Tempat :Penelitian ini dilakukan di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta
2. Waktu : Penelitian ini dilakukan di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta
pada tanggal 28 November dan tanggal 16 sampai 17 Desember 2014
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas VII B SMP Taman Dewasa Jetis
Yogyakarta, sejumlah 33 orang siswa yang sedang belajar materi zat dan
D.Treatment
Treatment adalah perlakuan penelitian kepada subyek yang mau diteliti agar
nantinya mendapatkan data yang diinginkan (Suparno, 2007: 51).Treatment yang
digunakan pada kelas yang diberikan perlakukan khusus adalah model
pembelajaran fisika dengan metode Berbasis Proyek pada pokok bahasan zat dan
wujudnya.
Proses pembelajaran Berbasis Proyek yang dilakukan secara singkat sebagai
berikut:
1. Dalam kelompok siswa memegang satu (1) lembar kertas kerja berupa
pertanyaan – pertanyaan;
2. Siswa melaksanakan kegiatan di lapangan dalam proyek sambil menjawab
pertanyaan yang sudah diberikan;
3. Siswa diskusi dalam kelompok setelah melaksanakan pengamatan di lapangan;
4. Siswa melakukan presentasi hasil belajar yang dilakukan di lapangan.
E.Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian (Suparno, 2007: 56). Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari tes awal
dan tes akhir. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Suharsiwi, 2006: 150). Tes dalam
26 1. Pretest (tes awal)
Pretest (tes awal) diberikan pada siswa pertama kali sebelum
pembelajaran menggunakan metode Berbasis Proyek.Aspek - aspek yang
diukur adalah pengetahuan, pemahaman dan penerapan. Pretest yang diberikan
pada siswa disusun berdasarkan konsep - konsep yang berkaitan dengan zat dan
wujudnya. Tes ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman awal siswa
mengenai zat dan wujudnya.Soal pretest terdiri dari 6 soal uraian. Kisi - kisi
[image:45.595.87.528.251.689.2]pretest dan posttest seperti tabel 1 berikut:
Tabel 1. Kisi - kisi soal pretest dan posttest
Materi Kriterial Soal No.
Soal Zat dan
Wujudnya
Pengetahuan Dapat menyebutkan pengertian zat dan
wujudnya
Dapat menyebutkan sifat zat padat
Dapat menyebutkan sifat zat cair
1
5
6
Pemahaman Menjelaskan proses mencair dan
memberikan beberapa contohnya
Menyebutkan tiga wujud zat padat, cair, dan gas yang pernah diamati dalam
kehidupan sehari - hari
Dapat menjelaskan proses mengembun 3
2
2. Posttest (tes akhir)
Posttest (tes akhir) diberikan kepada siswa setelah melakukan pembelajaran
dengan metode Berbasis Proyek.Posttest ini diberikan bertujuan untuk mengetahui
pemahaman siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan metode Berbasis
Proyek. Soal posttest yang diberikan disusun sama dengan soal pretest yang terdiri
dari 6 soal uraian sama dengan soal pretest seperti tabel 1 di atas.
F. Instrumen Pembelajaran
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Dalam setiap mengajar guru harus mempunyai pegangan yang digunakan
untuk mengontrol jalannya kegiatan pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). RPP ini berisi rancang kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan dalam penelitian. Langkah - langkah Perencana Pelaksanaan
Pembelajaran sebagai berikut:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : Taman Dewasa Jetis Yogyakarta
Kelas/Semester : VII (tujuh) B/Semester I
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) I PA
Materi Pokok : Zat dan Wujudnya
28
I. Standar Kompetensi : Memahami wujud zat
II. Kompetensi Dasar : Menyelidiki sifat - sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapan dalam kehidupan sehari - hari
III. Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat membedakan dan mengelompokkan zat berdasarkan wujudnya.
2.Siswa dapat membedakan tiga wujud zat padat, cair, dan gas.
3.Siswa dapat menunjukkan sifat - sifat dari zat padat, cair, dan gas.
IV. Karakter Siswa yang Diharapkan: 1. Disiplin (Discipline)
2. Rasa hormat dan perhatian (Respect)
3. Tekun (Diligence)
4. Tanggung Jawab (Responsibility)
V. Materi Pembelajaran : Wujud Zat VI. Metode Pembelajaran:
1. Instruksi Langsung
2. Pembelajaran Berbasis Proyek:
Mengamati langsung kejadian nyata yang ada di sekitar lingkungan Diskusi dalam kelompok
Presentasi
VII. Uraian Materi Pokok
1.Wujud Zat
Segala sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa disebut
zat. Pengelompokkan zat menurut wujudnya, yaitu padat, cair, dan gas.
Sifat - Sifat Zat:
Zat Padat
Sifat - sifat zat padat adalah mempunyai bentuk dan volume yang
tetap.Contoh zat padat adalah; gelas, piring, ember. Bentuk dan volume
akan tetap seperti semula meskipun dipindah - pindah
Zat Cair
Zat cair pada umumnya tidak memiliki bentuk yang tetap.Contohnya
air.Bentuk zat cair selalu berubah – ubah mengikuti bentuk tempat atau
wadahnya yang ditempatinya.Jika berada di dalam gelas bentuknya seperti
gelas, di dalam ember bentuknya seperti ember, didalam mangkok bentuknya
juga seperti mangkok, di dalam botol bentuknya juga seperti botol.
Zat Gas
Sifat zat gas adalah memiliki volume dan bentuknya berubah - ubah
mengikuti wadahnya/tempat yang ditempatinya, menekankan ke segala
arah.Zat dalam wujud gas mempunyai kecenderungan untuk mengisi
seluruh ruang. Contohnya, balon diisi gas akan menggelembung dan gas
akan berbentuk balon, jika gas dimasukkan dalam botol maka bentuk dan
[image:48.595.85.551.206.622.2]volumenya akan mengikuti bentuk dan volume botol.
Tabel 2. Volume dan Bentuk dari Wujud Zat
Wujud Zat Volume Zat Bentuk Zat
30
Cair Tetap Berubah - ubah
Gas Berubah – ubah Berubah - ubah
Perubahan fisika adalah perubahan yang tidak disertai dengan
terbentuknya zat jenis lain. Contoh perubahan fisika tersebut diantaranya es
mencair, air membeku, air menguap, air mendidih, gula larut dalam air.
Macam - macam perubahan wujud zat ditemukkan sebagai berikut:
a. Membeku: peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi padat.
Contohnya: air menjadi es dalam lemari es.
b. Mencair/melebur/meleleh: Peristiwa perubahan wujud zat dari padat
menjadi cair. Contohnya: mentega berubah menjadi minyak ketika
dimasukkan kedalam penggorengan yang panas.
c. Menguap: Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi gas. Contohnya: air
yang dipanaskan menjadi uap air. Dan spiritus menjadi gas.
d. Mengembun adalah peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi cair.
Contohnya: bila kita bangun pagi, kita akan melihat rumput dan tanaman di
halaman rumah basah. Hal ini terjadi karena uap air gas yang ada disekitar
rumput dan tanaman berubah menjadi air (zat cair). Air menempel pada
rumput dan tanaman sehingga menjadi basah.
e. Menyublim adalah peristiwa perubahan dari padat menjadi gas. Contohnya:
Bila kita punya kapur barus dan dapat mencium baunya, itu bearti ada
gosok ke tangan yang tidak lama kemudian tangan kembali kering seperti
semula itu artinya minyak kayu putih tersebut telah berubah menjadi gas
VIII. Proses Kegiatan Pembelajaran
Langkah - langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama (waktu 2 x 40 menit)
Bahan
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Media Tempat
Zat dan Wujudnya
a.Kegiatan Pendahuluan
Salam pembuka oleh guru wali kelas VII B Guru mempersilahkan peneliti untuk
memperkenalkan diri pada siswa dan
menjelaskan tujuan peneliti
b.Kegiatan inti
Menyampaikan tujuan penelitian Menyampaikan pokok bahasan Zat dan
Wujudnya yang akan digunakan pada
saat penelitian
Menyampaikan indikator – indikator
yang harus dicapai siswa
Pembagian Kelompok terdiri dari 6
kelompok. 4 kelompok isi 5 siswa
sedangkan 2 kelompok isi 6 siswa
5 menit
73 menit
Buku
siswa
32
Mengumumkan pertemuan selanjutnya
akan mengamatin benda – benda di
sekitar lingkungan sekolah dalam bentuk
kelompok, yang berkaitan materi zat dan
wujudnya.
c. Penutup
Salam penutup
2 menit
Pertemuan kedua (waktu 3 x 40 menit)
Strategi Pembelajaran
1.Pendekatan: Pembelajaran Secara Proyek
2.Metode: Pembelajaran Berbasis Proyek (kerja kelompok dengan mengamati benda -
benda yang ada disekitar lingkungan yang berkaitan zat dan wujudnya, diskusi
dalam kelompok, presentasi serta tanya jawab, posttest)
Bahan
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
Media Tempat
Zat dan
Wujudnya
a. Kegiatan Pendahuluan Salam pembukaan dan doa
b. Kegiatan Inti
Motivasi awal, siswa disuruh
menyebutkan tiga macam
2 menit
3 menit Buku Siswa
dan soal
wujud zat serta contohnya.
Memberikan Pretest
Siswa disuruh kumpul dalam
kelompok yang sudah
dibagikan waktu di pertemuan
awal.
Tiap kelompok diberi satu
lembar kartu kerja (LKS).
Siswa keluar kelas untuk
melakukan proyek di lapangan
dengan mengamati benda -
benda di lingkungan untuk
menjawab lembar kerja.
Selesai mengamati, siswa
diskusi dalam kelompok
Dua (2) kelompok siswa
mempresentasikan hasil kerja
di depan kelas, diwakilin 2
siswa tiap kelompok, dan
disertai tanya jawab dari
kelompok lain.
C. Penutup Salam penutup.
30 menit
2 menit
1 menit
60 menit
5 menit 16 menit 1 menit pretest Benda - benda yang
ada di sekitar
34
Pertemuan ketiga (waktu 2 x 40 menit)
Bahan
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
Media Tempat
Zat dan
Wujudnya
c. Kegiatan Pendahuluan Salam pembukaan
Doa
d. Kegiatan Inti
Melanjutkan presentasi empat
(4) kelompok yang belum
presentasi di pertemuan kedua
dan Tanya jawab dari kelompok
lainnya
Peneliti memberi tambahan
materi yang kurang di pahami
siswa
Memberi posttest
C. Penutup Salam penutup.
Ucapan terimakasih pada guru
dan siswa 3 menit 42 menit 30 menit 5 menit Buku Siswa
Benda - benda
yang ada di
sekitar
lingkungan,
buku pegangan
siswa, dan soal
posttest Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas
IX. Sumber belajar:
Buku IPA - Fisika Kelas VII
Kartu Kerja
Benda - benda yang ada disekitar lingkungan
X. Penilaian:
1. Teknik penilaian
Penilaian dengan memberi tes tertulis yaitu pretest dan posttest.
2. Bentuk instrument penilaian
Pengetahuan dan pemahaman siswa pada soal pretest dan soal posttest yang
dijawabkan siswa secara tertulis.
2 . Lembar Kegiatan Siswa
Dalam LKS pada penelitian Pembelajaran Model Proyek adalah LKS
yang berupa pertanyaan yang ditantang oleh siswa dalam kegiatan kelompok pada
pelaksanaan proyek dengan menjawab pertanyaan - pertanyaa yang sudah
disediakan oleh peneliti dalam lembar LKS Model Proyek sebagai berrikut:
Hand Out dalam Proyek yang akan dilakukan Siswa saat di lapangan 1. Berdasarkan hasil pengamatan kelompok, tuliskanlah tiga jenis zat padat,
zat cair dan zat gas yang sesuai dengan hasil pengamatan anda?
2. Tuliskanlah bentuk - bentuk tiga jenis zat tersebut seperti apa menurut anda?
3. Tuliskanlah pula sifat - sifat tiga jenis zat tersebut seperti apa menurut anda?
4. Bagaimana kekhasan masing - masing dari zat padat, cair, dan gas?
36 G.Validitas
Validitas adalah ukuran menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen.
Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur
(Suharsimi, 2006: 168). Validitas dalam instrumen ini termasuk validitas
isi.Termasuk validitas isi yaitu isi dari instrumen yang digunakan sungguh
mengukur isi dari domain yang mau diukur (Suparno, 2007: 62).Validitas
menunjukkan pada kesesuaian, penuh arti, bergunanya kesimpulan yang dibuat
peneliti berdasarkan data yang dikumpulkan.Kesimpulan valid bila sesuai dengan
tujuan peneliti (Suparno, 2007: 67- 68).
Instrumen penelitian yang digunakan pretest dan posttest (tes awal dan tes
akhir) telah valid berdasarkan kisi - kisi yang dibuat di (tabel)
Soal pretest dan posttest mengukur pemahaman siswa pada pokok bahasan
zat dan wujudnya adalah wujud zat.Materi yang diberikan pada pokok bahasan zat
dan wujudnya adalah pengertian zat, wujud zat, beserta sifat - sifatnya. Soal pretest
H.Analisis Data
1.Skor Pretest dan Posttest
[image:56.595.87.530.186.750.2]Jawaban soal siswa diskor menurut kriteria data tabel 3 berikut
Tabel 3. Pemberian Skor
No. Soal Aspek Skor
maximal
1.Jelaskan apa yang
dimaksud dengan zat?
Pengetahuan
Memberikan jawaban definisi yang jelas dan lengkap.
5
Memberikan jawaban definisi yang jelas tapi kurang lengkap.
3
Memberikan jawaban definisi yang tidak jelas tetapi terdapat unsur kebenaran
2
Memberikan jawaban salah atau jawaban tidak sesuai dengan soal
1
Tidak memberi jawaban 0
2.Berdasarkan
pengetahuan anda,
sebutkan tiga wujud zat
yang pernah kamu
amatidalam kehidupan
sehari - hari? Dan
berilah masing - masing
5 contoh!
Pemahaman
Memberikan jawaban dan penjelasan beserta
contoh - contoh dengan benar dan lengkap 10
Memberi jawaban benar dan penjelasan beserta contoh kurang lengkap
5
Memberikan jawaban dan penjelasan benar, tapi tanpa contoh – contoh
3
38
Tidak memberi jawaban 0
3.Berilah salah satu
contoh peristiwa yang
menunjukkan benda
mencair!
Pemahaman
Memberikan jawaban dan penjelasan beserta contoh - contoh dengan benar dan lengkap
10
Memberi jawaban benar dan penjelasan beserta contoh kurang lengkap
5
Memberikan jawaban dan penjelasan benar, tapi tanpa contoh – contoh
3
Memberikan jawaban tetapi salah 1
Tidak memberi jawaban 0
4.Dalam proses
mengembun ada
peristiwa apa? Berilah
contoh!
Pemahaman
Memberikan jawaban dan penjelasan beserta contoh - contoh dengan benar dan lengkap
10
Memberi jawaban benar dan penjelasan beserta contoh kurang lengkap
5
Memberikan jawaban dan penjelasan benar, tapi tanpa contoh – contoh
3
Memberikan jawaban tetapi salah 1
Tidak memberi jawaban 0
5.Bagaimana bentuk dan
volume zat padat?
Pengetahuan
Memberi jawaban dengan benar dan lengkap 8
Memberi jawaban benar tapi kurang lengkap 5
Memberi jawaban tetapi salah 1
Tidak memberi jawaban 0
6. Bagaimana bentuk
dan volume zat cair?
Pengetahuan
Memberi jawaban dengan benar dan lengkap 7
Memberi jawaban benar tapi kurang lengkap 5
Memberi jawaban hampir benar/kurang lengkap 2
Memberi jawaban tetapi salah 1
Tidak memberi jawaban 0
Alasan Pemberian Skor: Penskoran untuk setiap soal yang sesuai dengan kriteria
antara lain:
1) Soal Nomor 1(kriteria pengetahuan). Kriteria pengetahuan merupakan soal
tingkat rendah.
2) Soal nomor 2 (kriteria analisis). Kriteria analisi merupakan soal tingkat tinggi.
3) Soal nomor 3 (kriteria analisis). Kriteria analisis merupakan soal tingkat tinggi.
4) Soal nomor 4 (Kriteria analisis). Kriteria analisis merupakan soal tingkat tinggi.
5) Soal nomor 5 (Kriteria pemahaman). Kriteria pemahaman merupakan soal tingkat
sedang.
40 2. Skor Siswa diklasifikasikan
[image:59.595.82.523.188.658.2]Skor siswa dikelompokkan dalam klasifikasi seperti tabel 4 berikut:
Tabel 4. Klasifikasi Hasil Pretest maupun Posttest
Interval Skor Kualifikasi Frekuensi Prosentase (%)
40 – 50 Sangat tinggi
30 – 39 Tinggi
20 – 29 cukup
10 – 19 Kurang
0 – 9 Sangat Kurang
3. Peningkatan pemahaman siswa
Pretest dan posttest dibandingkan dengan uji t dependen untuk melihat
perubahan pemahaman yang ada
4. Perubahan Pemahaman Siswa
a. Pemahaman awal siswa dirangkum secara kualitatif.
b. Pemahaman akhir siswa dirangkum secara kualitatif.
BAB IV
DATA DAN ANALISA DATA
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta pada
tanggal 28 November dan tanggal 16 sampai 17 Desember 2014.
Sebelum menentukan sekolah SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta
sebagai tempat penelitian, peneliti melakukan observasi.Kegiatan observasi
sekolah dilaksanakan sebanyak satu kali pada tanggal 10 September 2014 yang
dibimbing oleh guru IPA, Bapak Susaryanto.Beliau adalah Wakil kepala sekolah
dan wali kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta.Observasi ini tujuan
untuk mengenal karakteristik sekolah, metode yang digunakan dalam pelaksanaan
pembelajaran fisika.Berdasarkan observasi sekolah didapatkan keterangan dari
guru yang ditanya langsung oleh peneliti dan observasinya bahwa sekolah SMP
Taman Dewasa Jetis Yogyakarta masih menggunakan metode ceramah dalam
pelaksanaan pembelajaran.
Berdasarkan observasi ini, peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian di
SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta yang sudah diijin oleh kepala sekolah dan wakil
kepala sekolah yaitu Bapak Susaryanto sebagai wali kelas VII SMP Taman Dewasa
Jetis Yogyakarta yang mengajar pelajaran IPA. Peneliti mendapat kelas VII B dengan
menggunakan metode Pembelajaran Berbasis Proyek.
Pada penelitian ini peneliti berperan sebagai fasilitator dalam pelaksanaan
42
ditentukan pada saat permintaan izin untuk penelitian karena pada tanggal yang
sudah ditentukan untuk pelaksanakan penelitian, proposalnya belum jadi. Peneliti
minta toleransi ke sekolah, agar materi yang akan diteliti tidak diajarkan guru,
dan memberikan kesempatan bagi peneliti. Akhirnya materi tersebut tidak
diajarkan guru dan guru memberikan kesempatan untuk peneliti untuk
melaksanakan penelitian.
1. Sebelum melaksanakan Penelitian
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti menyiapkan instrumen
yang akan digunakan dalam penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan
ada dua jenis yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengambilan
data.Instrumenpembelajaran terdiri dari RPP, LKS (Lembar pertanyaan
melakukan kegiatan proyek di lapangan).Sedangkan instrumen pengambilan
data diantaranya soal pretest dan soal posttest, serta alat dokumentasi berupa
kamera digital.
2. Selama Pelaksanakan Penelitian
Berikut ini adalah jadwal dan proses pengambilan data yang
[image:61.595.86.545.175.751.2]dilakukan di kelas VII B SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta (tabel 5).
Tabel 5.Proses Pelaksanaan Penelitian di SMP Taman DewasaJetis Yogyakarta.
No Hari/tanggal Pukul Kegiatan Peneliti
1 Sabtu,28
November
07.00 -
08.20
Salam pembukaan dan doa
2014 Mengabsen siswa.
Menyampaikan materi zat dan wujudnya yang
dilaksanakan dalam penelitian.
Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan
indikator pembelajaran yang harus dicapai siswa.
Peneliti membagikan siswa ke dalam 6 kelompok.
2 Rabu,16
Desember
2014
07.00 -
08.20
Salam pembukaan dan doa.
Mengabsen siswa.
Peneliti memberi pertanyaan pada siswa mengenai zat
dan wujudnya sebagai motivasi belajar.
Peneliti memberikan soal pretest kepada seluruh siswa.
Siswa disuruh kumpul dalam kelompok masing -
masing yang sudah dibagikan pada pertemuan awal
Tiap kelompok diberi satu lembar kerja yang berisi
pertanyaan untuk kegiatan proyek di luar kelas/
lingkungan sekolah.
Siswa melakukan kegiatan proyek di lingkungan sekolah
Peneliti dan guru kelas ikut mendampingin siswa di
lapangan.
Siswa diskusi dalam kelompok mengenai hasil proyek
yang telah siswa lakukan di lapangan.
Tiap kelompok diwakili dua (2) orang untuk
mempresentasikan hasil proyek yang dilakukan
44
Tanya jawab dengan kelompok yang sedang presentasi
dan kelompok lain.
Kelompok yang belum presentasi akan melakukan pada
pertemuan berikutnya.
Salam penutup.
3 Kamis 17
Desember
2014
07.00 -
08.20
Salam pembukaan dan doa.
Mengabsen siswa.
Kelompok siswa yang belum presentasi melanjutkan
presentasi.
Tanya jawab dengan kelompok yang sedang presentasi
dan kelompok lain.
Peneliti memberikan penjelasan tambahan bagian yang
kurang tentang zat dan wujudnya.
Penelitian memberikan soal posttest kepada seluruh
siswa.
Mengucapkan terima kasih kepada guru dan siswa.
Salam penutup.
Berpamitan dengan pihak sekolah
a. Pelaksanaan Pada Kelas Eksperimen (VII B SMP Taman Dewasa Jetis) 1) Pelaksanaan Penelitian Pada Hari Sabtu, 28 November 2014
Pada hari Sabtu, peneliti masuk kelas pada pukul 07.00 bersama Pak
Pertama guru kelas mengucapkan salam pembuka dan doa,
mengecek kehadiran siswa, kemudian memperkenalkan peneliti kepada
siswa. Peneliti memperkenalkan diri dan menyampaikan secara garis
besar proses penelitian, dan kegiatan yang dilakukan siswa dalam
kelompok saat di lapangan. Di hari pertama ini semua siswa hadir sesuai
dengan absensi siswa yang berjumlah 33 orang.
2) Pelaksanaan Penelitian Pada Hari Rabu 16 Desember 2014
Pada pukul 07.00, peneliti masuk kelas memberi salam
pembukaan dan doa. Peneliti mengecek kehadiran siswa, memberi
motivasi awal dengan pertanyaan tentang zat dan wujudnya. Peneliti
memberikan informasi kepada siswa bahwa akan diadakan pretest
mengenai zat dan wujudnya. Peneliti memberikan soal pretest kepada
seluruh siswa.Setelah melakukan pretest, siswa disuruh kumpul di
kelompoknya masing - masing yang sudah dibagi pada pertemuan
pertama kali.Tiap kelompok diberi 1 lembar kerja yang sudah
disediakan pertanyaan yang harus dijawab siswa pada saat kegiatan
proyek di lapangan. Siswa ke lapangan di sekitar lingkungan sekolah
untuk menyelesaikan tugas bersama - sama dalam kelompok. Guru dan
peneliti juga ikut mengawasi di lapangan, kemudian siswa disuruh
diskusi dalam kelompok. Setelah itu siswa masuk ke kelas untuk
mempresentasikan hasil kerja mere