• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tiara Yasmin ( )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Tiara Yasmin ( )"

Copied!
160
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERSEPSI KEGUNAAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, PENGETAHUAN PRODUK DAN KEPERCAYAAN TERHADAP MINAT MENGGUNAKAN

IB HASANAH CARD

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun oleh:

Tiara Yasmin (11140850000036)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1440 H/2018

(2)

ii

PENGARUH PERSEPSI KEGUNAAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, PENGETAHUAN PRODUK DAN KEPERCAYAAN TERHADAP MINAT MENGGUNAKAN

IB HASANAH CARD

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

Oleh Tiara Yasmin NIM 11140850000036

Pembimbing

Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA NIP. 197410182014112001

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1440 H/2018

(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Selasa, 10 April 2018 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Tiara Yasmin

2. NIM : 11140850000036

3. Jurusan : Perbankan Syariah

4. Judul Skripsi : Pengaruh Persepsi Kegunaan, Persepsi Kemudahan, Pengetahuan Produk dan

Kepercayaan Terhadap Minat Menggunakan IB Hasanah Card

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 10 April 2018

1. Ahmad Zubaidi, M.A (__________________________) NIP. 197204152005011005 Penguji I

2. Aini Masruroh, SEI., MM (__________________________) NIDN. 2020088005 Penguji II

(4)

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Senin, Tanggal 24 bulan September 2018 telah dilaksanakan Ujian Skripsi atas mahasiswa :

Nama : Tiara Yasmin NIM : 11140850000036 Jurusan : Perbankan Syariah

Judul Skripsi : Pengaruh Persepsi Kegunaan, Persepsi Kemudahan, Pengetahuan Produk dan Kepercayaan Terhadap Minat Menggunakan IB Hasanah Card

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Jakarta.

Jakarta, 24 September 2018

1. Fitri Damayanti, SE., M.Si. (...)

NIP. 198107312006042003 Ketua

2. Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA (...)

NIP. 197410182014112001 Sekertaris

3. Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA (...) NIP. 197410182014112001 Pembimbing I

4. Aini Masruroh, SEI., MM (...)

NIDN. 2020088005 Penguji Ahli

(5)

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Tiara Yasmin

NIM : 11140850000036

Jurusan : Perbankan Syariah Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggung jawabkan.

2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, September 2018 Yang Menyatakan,

(Tiara Yasmin)

(6)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama lengkap : Tiara Yasmin

2. Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 06 September 1997

3. Alamat : Jalan H Usman Rt.004 Rw.03 No.25 Kelapa Dua Kebon Jeruk Jakarta Barat 11550

4. Telepon : 08956 1186 2185

5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. SD Negeri Kelapa Dua 06 Pagi : Tahun 2002 – 2008 2. SMP Negeri 189 Jakarta : Tahun 2008 – 2011 3. SMA Negeri 23 Jakarta : Tahun 2011 – 2014 4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : Tahun 2014 – 2018 III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Wakil Bendahara OSIS SMA Negeri 23 Jakarta Periode 2012-2013.

2. Anggota HMJ Perbankan Syariah Bidang Informasi dan Komunikasi Periode 2015-2016

3. Wakil Sekretaris Saman Fakultas Ekonomi dan Bisnis Periode 2015- 2016

4. Bendahara Umum HMJ Perbankan Syariah Periode 2017-2018

5. Wakil Bendahara Umum HMI Komisariat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Cabang Ciputat Periode 2018-2019

6. Bendahara Umum Young On Top Jakarta Periode 2018-2019

IV. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Sayuti

2. Ibu : Yuniarti

6. Alamat : Jalan H Usman Rt.004 Rw.03 No.25 Kelapa Dua Kebon Jeruk Jakarta Barat 11550

(7)

vii ABSTRACT

Tiara Yasmin. The Influence of Perceived Usefulness, Perceived ease of use, Product Knowledge and Trust Toward Intention to Use IB Hasanah Card.

2018.

The purpose of ths research is to analyze perceived usefulness, perceived ease of use, product knowledge and trust toward intention to use IB Hasanah Card. This type of research is quantitative. Source of data research is primary derived from the sample of society in Jakarta province. Data collection are using purposive sampling distributed to 100 respondents. Using Multiple Linear Regression analysis methode. The results are 1) perceived usefulness did not significantly affects intention to use IB Hasanah Card, 2) perceived ease of use significantly affects intention to use IB Hasanah Card 3) product knowledge significantly affects intention to use IB Hasanah Card and 4) trust did not significantly affects intention to use IB Hasanah Card. Results of analysis methode obtained variabel coefficient respectively, perceived usefulness (0,754), perceived ease of use (0,383), product knowledge (0,184) and trust (0,869). Only perceived ease of use and product knowledge significantly affects intention to use IB Hasanah Card.

Keyword: perceived usefulness, perceived ease of use, product knowledge, trust, intention to use

(8)

viii ABSTRAK

Tiara Yasmin. Pengaruh Persepsi Kegunaan, Persepsi Kemudahan, Pengetahuan Produk dan Kepercayaan terhadap Minat Menggunakan IB Hasanah Card. 2018.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, pengetahuan produk dan kepercayaan terhadap minat menggunakan IB Hasanah Card di masyarakat dengan studi kasus di Provinsi DKI Jakarta. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Sumber data penelitian ini merupakan data primer yang berasal dari sampel yaitu masyarakat di Provinsi DKI Jakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan purposive sampling dengan menyebar kepada 100 responden. Penelitian ini menggunakan metode analisis Regresi Linier Berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa 1) Persepsi Kegunaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat menggunakan IB Hasanah Card, 2) Persepsi Kemudahan berpengaruh secara signifikan terhadap terhadap minat menggunakan IB Hasanah Card, 3) Pengetahuan produk berpengaruh secara signifikan terhadap terhadap minat menggunakan IB Hasanah Card dan 4) Kepercayaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat menggunakan IB Hasanah Card. Dari hasil analisis regresi linier berganda diperoleh koefisien masing-masing dari variabel persepsi kegunaan (0,754), persepsi kemudahan (0,383), pengetahuan produk (0,184) dan kepercayaan (0, 869). Hanya persepsi kemudahan dan perngetahuan produk yang berpengaruh terhadap minat menggunakan IB Hasanah Card.

Kata Kunci: persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, pengetahuan produk, kepercayaan minat menggunakan.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir zaman, amin.

Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Sarjana Ekonomi Jurusan Perbankan Syariah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul yang penulis ajukan adalah “Pengaruh Persepsi Kegunaan, Persepsi Kemudahan, Pengetahuan Produk dan Kepercayaan Terhadap Minat Menggunakan IB Hasanah Card”. Dalam penyusunan skripsi ini tentu tak lepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada : 1. Kepada kedua orang tua, Bapak Sayuti dan Ibu Yuniarti, penulis ucapkan

terima kasih atas dukungan yang selama ini diberikan selama menuntut ilmu.

Sebagai kekuatan terbesar bagi penulis juga memotivasi penulis untuk berprestasi dan menjadi kebanggaan orang tua.

2. Kepada kakak-kakak penulis, Arif Rahman dan Rizka Fijrian atas dukungan dan semangat yang selalu diberikan.

3. Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Cut Erika Ananda SE., MBA selaku Dosen Pembimbing dan Ketua Jurusan Perbankan Syariah yang selalu bijaksana memberikan bimbingan, nasehat serta waktunya selama penelitian dan penulisan skripsi ini.

5. Ibu Fitri Damayanti SE., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah, yang telah mengesahkan secara resmi judul penelitian sebagai bahan skripsi dan telah membantu memberikan izin kepada penulis sehingga penulisan skripsi berjalan dengan lancar.

6. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis selama menempuh masa studi.

(10)

x

7. Sahabat yang selalu mendukung serta menemani penulis selama perkuliahan, Ayu, Rita, Ika, Heva, Ica, Anggi, Evi, Rara, Sarah, Rahmi, Lita, Ilham.

8. Agung dan Irfan teman satu bimbingan yang selalu sabar membantu dan menyemangati dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

9. Teman-teman SEISDANCE yang selalu memberikan hiburan dan canda-tawa dalam hari-hariku.

10. Kawan-kawan Perbankan Syariah 2014 serta teman - teman seperjuangan di HMI Kafeis cabang Ciputat.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini mampu memberikan manfaat bagi masyarakat dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi terutama bagi penelitian yang sejenis.

Jakarta, September 2018

Tiara Yasmin NIM. 11140850000036

(11)

xi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ...ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSI ...iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ...iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ...v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...vi

ABSTRACT ...vii

ABSTRAK ...viii

KATA PENGANTAR ...ix

DAFTAR ISI ...xi

DAFTAR TABEL ...xiii

DAFTAR GAMBAR ...xv

DAFTAR LAMPIRAN ...xvi

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang ...1

B. Identifikasi Masalah ...9

C. Pembatasan Masalah ...9

D. Perumusan Masalah ...10

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...10

F. Manfaat Penelitian ...11

G. Penelitian Terdahulu ...11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...18

A. Landasan Teori ...18

B. Kerangka Pemikiran ...46

C. Hubungan Antar Variabel ...47

D. Hipotesis ...48

(12)

xii

BAB III METODELOGI PENELITIAN ...49

A. Ruang Lingkup Penelitian ...49

B. Metode Penentuan Sampel ...49

C. Metode Pengumpulan Data ...52

D. Metode Analisis Data ...53

E. Operasional Variabel Penelitian ...61

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...66

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...66

B. Analisis dan Pembahasan Hasil Kuisioner ...68

C. Uji Kualitas Data ...74

D. Statistik Deskriptif Responden ...78

E. Hasil Uji Asumsi Klasik ...89

F. Hasil Uji Hipotesis ...94

G. Pembahasan Hasil Statistik ...102

BAB V PENUTUP ...106

A. Kesimpulan ...106

B. Saran ...107

DAFTAR PUSTAKA ...109

LAMPIRAN ...115

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu ... 4

Tabel 1.2 Daftar Bank yang Mengeluarkan Kartu Kredit ... 5

Tabel 1.3 Jumlah Perederaran IB Hasanah Card ... 6

Tabel 1.4 Penelitian Terdahulu ... 12

Tabel 3.1 Data Populasi ... 50

Tabel 3.2 Jumlah Sampel Penelitian ... 51

Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian... 62

Tabel 4.1 Pengguna/Bukan pengguna Kartu Kredit/Kartu Syariah ... 69

Tabel 4.2 Daftar Bank Pengguna Kartu Kredit/Kartu Syariah ... 69

Tabel 4.3 Jenis Kelamin Responden ... 70

Tabel 4.4 Usia Responden... 71

Tabel 4.5 Pendidikan Terakhir ... 71

Tabel 4.6 Pekerjaan Responden ... 72

Tabel 4.7 Pengeluaran Responden ... 73

Tabel 4.8 Daerah Tempat Tinggal Responden ... 74

Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Hasil Penelitian ... 76

Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas ... 77

Tabel 4.11 IB Hasanah Card Mempercepat Proses Transaksi ... 78

Tabel 4.12 IB Hasanah Card Meningkatkan Performa Kinerja ... 79

Tabel 4.13 IB Hasanah Card Meningkatkan Produktivitas ... 79

Tabel 4.14 IB Hasanah Card Meningkatkan Efektivitas ... 80

Tabel 4.15 IB Hasanah Card Membuat Pekerjaan Lebih Mudah ... 80

Tabel 4.16 IB Hasanah Card Bermanfaat ... 81

Tabel 4.17 IB Hasanah Card Mudah Dipelajari ... 81

Tabel 4.18 IB Hasanah Card Mudah Dikendalikan ... 82

Tabel 4.19 IB Hasanah Card Mudah Dimengerti... 82

Tabel 4.20 IB Hasanah Card Fleksibel ... 83

Tabel 4.21 IB Hasanah Card Mudah Digunakan ... 83

(14)

xiv

Tabel 4.22 Pengetahuan Produk Secara Subjektif ... 84

Tabel 4.23 Pengetahuan Produk Secara Objektif ... 84

Tabel 4.24 BNI Syariah Dapat Dipercaya... 85

Tabel 4.25 BNI Syariah Dapat Bertanggung Jawab ... 85

Tabel 4.26 BNI Syariah Memberikan Manfaat ... 86

Tabel 4.27 BNI Syariah Nyaman dan Efektif ... 86

Tabel 4.28 Minat Untuk Bertransaksi ... 87

Tabel 4.29 Minat Untuk Mencari Tahu ... 88

Tabel 4.30 Minat Untuk Menggunakan Produk ... 88

Tabel 4.31 Minat Untuk Mereferensikan ... 89

Tabel 4.32 Hasil Uji Multikolinieritas ... 91

Tabel 4.33 Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Statistik (Uji Glesjer) ... 94

Tabel 4.34 Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t) ... 95

Tabel 4.35 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 98

Tabel 4.36 Hasil Koefisien Determinasi (R2) ... 99

Tabel 4.37 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 99

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar Kerangka Pemikiran ... 46

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Bank BNI Syariah ... 68

Gambar 4.2 Uji Normalitas Histogram ... 90

Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas Secara Grafik ... 90

Gambar 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Grafik ... 93

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian ... 115

Lampiran 2 : Data Input ... 120

Lampiran 3 : Uji Validitas dan Reabilitas ... 131

Lampiran 4 : Uji Asumsi Klasik ... 136

Lampiran 5 : Uji Hasil Hipotesis ... 139

Lampiran 6 : Analisis Regresi Linier Berganda ... 140

Lampiran 7 : Tabel Product Moment ... 141

Lampiran 8 : Tabel Uji T ... 142

Lampiran 9: Tabel Uji F ... 143

(17)

xvii

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pada tahun 1998, terjadi badai krisis yang menghantam Indonesia dan memporak porandakan kehidupan perekonomian. Negara-negara di kawasan Asia Tenggara juga mengalami krisis ekonomi dan moneter. Tingginya tingkat korupsi, kolusi, dan nepotisme menbuat Indonesia menjadi negara yang paling lama melakakukan proses pemulihan dalam sektor ekonomi karena tingginya tingkat kesulitan yang dihadapi.

Memburuknya situasi perekonomian Indonesia akibat kebijakan suku bunga tinggi dan depresiasi nilai tukar mata uang rupiah membuat dampak yang buruk bagi dunia perbankan. Dalam sektor perbankan terjadi krisis yang menyebabkan bank-bank dikenakan likuidasi, dibekukan dan ataupun digabung dengan bank-bank lain (merger). Hal tersebut disebabkan karena praktik perbankan yang sangat kurang dalam menerapkan prinsip kehati- hatian dalam mengelola usaha.

Adanya situasi dan kondisi seperti itu membuat para ahli ekonomi dan ahli hukum ekonomi berusaha menemukan alternatif sistem ekonomi yang lebih baik, salah satunya ialah sistem ekonomi Islam yang dinilai relevan bagi negara Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Dalam pengelolaan perbankan, banyak masyarakat yang melirik sistem perbankan syariah dikarenakan sistem perbankan syariah mampu menjadi jawaban atas permasalahan ekonomi pada saat itu.

Di Indonesia eksistensi perbankan syariah telah dimulai dengan dikeluarkannya Paket Kebijakan Oktober 1988 (Pakto 88). Dengan berdirinya Bank Muamalah Indonesia (BMI) pada tahun 1991 sebagai satu-satunya bank saat itu yang secara murni menerapkan prinsip syariah dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Pada saat krisis berlangsung secara faktual BMI merupakan salah satu bank yang sehat,mempunyai CAR (Capital Adequacy Ratio) dengan kategori A (4% ke atas) (Anshori, 2018, p. 5).

(19)

Secara teoritis, perbankan syariah memiliki keunggulan yang terletak pada sistem yang berdasarkan atas prinsip bagi hasil (profit and lost sharing).

Sistem ini merupakan salah satu sistem yang dapat menjadi cara untuk menghindari penerimaan dan pembayaran riba/bunga. Konsep ekonomi syariah bukan berarti melarang memperoleh keuntungan/laba, tetapi melarang memungut keuntungan yang merupakan bunga. Sebab bunga/riba merupakan keuntungan yang dihasilkan dari adanya pemberian beban kepada salah satu pihak yang besar jumlahnya tidak pasti karena tidak menggantungan pada hasil yang nyata yang diperoleh (Sukma, 2014).

Salah satu produk perbankan syariah yang cukup berkembang adalah kartu kredit syariah, yang lebih dikenal dengan nama produk kartu syariah (sharia card) (Arifin, 1999, p. 125).

Di Indonesia saat ini perkembangan antara kartu kredit konvensional dengan syariah card berjalan beriringan. Walaupun kartu kredit konvensional telah mapan dalam perkembangan bisnis di Indonesia, namun perkembangan syariah card saat ini juga tidak dipandang sebelah mata bagi jalannya roda perekonomian.

Adanya dua konsep kartu kredit di Indonesia membuat daya tarik tersendiri bagi perputaran perekonomian. Sehingga masyarakat mempunyai alternatif pilihan apakah menggunakan kartu kredit konvensional ataupun syariah card.

Sedangkan perbedaan antara kartu kredit konvensional dengan syariah card ialah pada syariah card tidak diperkenankan untuk memungut bunga tetapi hanya imbal jasa atau fee dari setiap transaksi sedangkan pada kartu kredit konvensional lebih kepada berbasis bunga karena berasumsikan “time value of money”, bahwa uang yang sejatinya hanyalah alat tukar (medium of exchange) berubah menjadi komoditas yang dapat beranak pinak hanya karena kesempatan dan faktor waktu saja, tanpa faktor peran manusia yang mengusahakannya.

Ide penggunaan syariah card di Indonesia mulai muncul pada awal tahun 2003 (Antonio, 2003). Sejak saat itu wacana penggunaan syariah card

(20)

mengalami perdebatan panjang hingga sampai saat ini. Perdebatan panjang tersebut terjadi baik dalam teori maupun praktik. Perspektif teori masih banyak yang mengatakan bahwa syariah card lebih mendekatkan diri kepada sifat israf (berlebih-lebihan) sehingga mendorong umat Islam bersikap konsumtif (Ibrahim, 2004), boros dan membiasakan untuk berutang. Namun di lain hal ada juga yang berpendapat jika sifat israf tersebut dibatasi maka akan dapat mengontrol hal tersebut.

Perspektif praktik, walaupun ada perdebatan terkait syariah card, beberapa perbankan syariah yaitu Bank Danamon Syariah, BNI Syariah dan Bank HSBC Syariah mengusulkan kepada MUI agar mengeluarkan Fatwa terkait syariah card. Sedangkan Bank Muamalat tetap bertahan untuk tidak mengeluarkan produk syariah card karena secara prinsip tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Islam (Firmanda, 2014).

Pengaturan mengenai hukum kartu syariah adalah boleh menurut ketentuan-ketentuan yang didasarkan pada Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis ulama Indonesia (MUI) No.54/DSN-MUI/2006, yang kemudian diikuti dalam regulasi pemerintahan sebagai peraturan pelaksana dari fatwa tersebut. Fatwa tersebut merujuk pada konsep syariah muamalat dasarnya adalah boleh sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang sudah jelas diatur larangannya. Artinya, kehadiran dan keberadaan kartu syariah adalah boleh sepanjang tidak ada hal-hal yang mengandung kegiatan yang dilarang/diharamkan.

Di dalam Fatwa DSN-MUI No.54/DSN-MUI/2006 terdapat beberapa ketentuan yang menjadi batasan pada kartu kredit syariah, yaitu tidak boleh menimbulkan riba, tidak boleh digunakan untuk transaksi objek yang haram atau maksiat, tidak mendorong israf (berlebih-lebihan) antara lain dengan menetapkan pagu maksimal pembelanjaan, tidak mengakibatkan hutang yang tidak pernah lunas (ghalabah al-dayn), pemegang kartu utama harus memiliki kemampuan finansial untuk melunasi tepat pada waktunya dan penerbit kartu tidak diperbolehkan memberikan fasilitas yang bertentangan dengan syariah.

(21)

Oleh karena itu, pada tahun 2007 Bank Indonesia (BI) mengeluarkan regulasi berupa Surat Bank Indonesia No.9/183/DPbS/2007 tentang kartu kredit syariah. Regulasi ini menjadi landasan hukum bagi bank-bank syariah untuk menerbitkan kartu kredit syariah. Dalam perkembangannya, pemerintah mengeluarkan regulasi melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.11/11/PBI/2009 tentang penyelenggaraan kegiatan alat pembayaran dengan menggunakan kartu yang kemudian diubah dengan PBI Nomor 14/2/PBI/2012, menyebabkan terjadinya pengetatan bisnis kartu kredit sehingga banyak bank-bank yang menarik peredaran kartu kreditnya karena tidak banyak menghasilkan profit/keuntungan.

Salah satu contoh bank yang menarik peredaran kartu kredit syariah adalah Bank Danamon Syariah dimana pada bulan Juli 2007 meluncurkan produk syariah card pertama kali di Indonesia yang dinamakan dengan Dirham Card, namun pada tahun 2010 aktivasinya sudah ditiadakan dan pada tahun 2013 peredaran dirham card ditarik. Tercatat pada tahun 2010 pengguna dirham card sebanyak 21.000 pengguna (Ardiansyah, 2011).

Pada tanggal 14 Agustus 2014, Bank Indonesia meluncurkan program Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT), sebagai salah satu realisasi gerakan non tunai. Gerakan ini bertujuan mengajak masyarakat indonesia mengalihkan kebiasaan bertransaksi menggunakan uang tunai menjadi non tunai.

Tabel 1.1

Jumlah Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu

(Sumber: Bank Indonesia tahun 2018)

Periode Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017

Kartu

Kredit 16,043,347 16,863,842 17,406,327 17,244,127 Kartu ATM 7,189,917 7,330,388 8,361,351 8,815,007 Kartu ATM

+ Debet 98,638,287 112,948,818 127,786,999 155,663,442

(22)

Dari tabel 1.1 dapat diketahui dengan adanya program dari Bank Indonesia terjadi kenaikan pengguna alat pembayaran dengan menggunakan kartu.

Pesatnya peningkatan terutama dalam penggunaan kartu kredit.

Perkembangan bisnis pada sektor perbankan pun semakin besar, banyak lembaga perbankan menawarkan produk-produk menarik, kartu kredit adalah salah satu produknya. Berikut adalah data bank yang menerbitkan kartu kredit:

Tabel 1.2

Daftar Bank yang Mengeluarkan Kartu Kredit

No Nama Penerbit No Nama Penerbit

1 Bank ANZ Indonesia 13 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

2 Bank Bukopin 14 Bank Permata Tbk

3 Bank ICB Bumiputera, Tbk 15 Citibank

4 Bank Central Asia Tbk 16 The Hongkong & Shanghai Bank Corp

5 Bank CIMB Niaga Tbk 17 Bank OCBC NISP Tbk 6 Bank Danamon Indonesia 18 Standard Chartered Bank 7 Bank ICBC Indonesia 19 Bank UOB Indonesia 8 Bank Maybank Indonesia 20 BNI Syariah

9 Bank Mandiri (Persero) Tbk 21 Bank Sinarmas

10 Bank Mega Tbk 22 AEON Credit Services

11 Bank Negara Indonesia 1946 23 Bank QNB Kesawan 12 Panin Indonesia Bank LTD. Tbk

(Sumber: Bank Indonesia tahun 2018)

Berdasarkan tabel 1.2 dapat diketahui bahwa hanya ada satu bank umum syariah yang menerbitkan kartu kredit yaitu Bank BNI Syariah pada bulan Februari 2009. Untuk pertama kalinya meluncurkan produk kartu kredit berbasis syariah dengan nama Hasanah Card. Produk baru tersebut menggandeng MasterCard Worldwide (Kalsum, 2009). Produk tersebut

(23)

diluncurkan untuk menyediakan produk layanan perbankan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dengan gaya hidup modern dan berprinsip syariah. IB Hasanah Card juga tidak dapat digunakan untuk melakukan transaksi yang tidak sesuai dengan prinsip syariah serta tidak mendorong pengeluaran yang berlebihan.

Tabel 1.3

Jumlah Perederaran IB Hasanah Card

Tahun Jumlah Kartu

2014 217.837

2015 241.056

2016 262.189

2017 264.487

(Sumber: Annual Report BNI Syariah)

Dari tabel 1.3 dapat diketahui pertumbuhan peredaran kartu kredit syariah selalu meningkat walaupun pertumbuhannya tidak sepesat kartu kredit konvensional. Dapat diketahui bahwa pertumbuhan kartu kredit syariah belum terlalu pesat yang disebabkan karena kurangnya pengetahuan akan produk kartu kredit syariah dan perspektif akan boleh atau tidaknya menggunakan kartu kredit syariah. Hingga semester I-2018, BNI Syariah sudah mengedarkan 270.000 kartu pembiayaan ke masyarakat dan hingga akhir tahun menargetkan 290.000 kartu (Karlina, 2018).

Unit Usaha Syariah CIMB Niaga Syariah juga mengeluarkan produk kartu kredit syariah yaitu CIMB Niaga MaterCard Syariah Gold. Dengan satu tipe kartu yang ada saat ini, realisasi pemegang kartu sampai November 2017 mencapai 312.937 kartu, meningkat dibandingkan akhir Desember 2016 sebesar 239.129 kartu. Bila dibandingkan dengan industri pesaingnya, posisi CIMB Niaga syariah saat ini ada di pos isi pertama, mengalahkan BNI Syariah dengan jumlah kartu sekitar 268.000 kartu (Sitorus, 2016).

(24)

Namun realita di lapangan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pihak BNI Syariah, ternyata nasabah pengguna CIMB Niaga Syariah Card Gold lebih banyak daripada IB Hasanah Card. CIMB Niaga Syariah selaku salah satu dari dua pemain di bisnis syariah card.

Uraian di atas membuktikan bahwa banyak orang yang berminat menggunakan kartu kredit syariah. Minat beli (menggunakan) adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar- benar dilakukan. Minat membeli bagi konsumen yang rasional, muncul setelah melakukan serangkaian perilaku-perilaku dari proses mengidentifikasi kebutuhan, mencari informasi, mengevaluasi hingga akhirnya menetapkan keputusan pembelian. Meskipun minat membeli tidak harus diakhiri dengan keputusan pembelian (Gunawan, 2010).

Seorang individu apabila menilai sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maka di saat itu lah dia akan berminat untuk menggunakannya lagi dan akan mendatangkan kepuasan. Ada beberapa yang dapat mempengaruhi seseorang mempunyai minat dalam menggunakan kartu kredit syariah diantaranya adalah persepsi kemudahan, persepsi kegunaan, pengetahuan produk dan kepercayaan.

Konstruk pertama ialah persepsi kegunaan atau manfaat. Jogianto (Jogiyanto, 2007, p. 114) mendefinisikan kegunaan persepsian (perceived usefulness) sebagai suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa menggunakan system tersebut dapat meningkatkan kinerjanya dalam bekeria.

Jadi persepsi manfaat merupakan suatu kepercayaan tentang proses pengambilan keputusan dan secara tidak langsung dapat mempengaruhi minat seseorang dalam menggunakan suatu produk, dalam hal ini minat menggunakan IB Hasanah Card. Dan serangkaian keunggulan yang ditawarkan bank menginginkan agar produknya tersebut memberikan banyak kegunaan untuk nasabah. Perlu adanya survei dan pengujian apakah kegunaan yang telah disediakan benar-benar dapat dengan maksimal diterima oleh masyarakat untuk membantu memenuhi kebutuhan hidupnya.

(25)

Persepsi kedua yang tak kalah penting ialah persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use). Kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use) didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha (Jogiyanto, 2007, p. 115). Jadi semakin mudah suatu produk untuk digunakan maka masyarakat akan minat untuk menggunakan produk tersebut..

Menurut Rao dan Sieben yang dikutip dalam (Waluyo & Pamungkas, 2003), pengetahuan produk (product knowledge) adalah cakupan seluruh informasi akurat yang disimpan dalam memori konsumen yang sama baiknya dengan persepsinya terhadap pengetahuan produk. Konsumen dengan pengetahuan yang lebih tinggi akan menjadi lebih realistis dalam pemilihan produk yang sesuai dengan harapannya. Di mana, semakin tinggi pengetahuan konsumen dalam pembelian suatu produk, dapat meningkatkan kemampuan konsumen untuk membuat pilihan yang lebih memuaskan.

Menurut (Jamshidi & Rezaei, 2012) kepercayaan dari pelanggan merupakan salah satu faktor yang menunjukan bahwa kepercayaan termasuk indikator yang signifikan dalam penggunaan kartu kredit syariah.

Kepercayaan melibatkan kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu, karena percaya bahwa partnernya akan memberikan kepuasan yang ia harapkan dan suatu harapan yang umumnya dimiliki seseorang bahwa kata, janji atau pernyataan orang lain dapat dipercaya

Atas penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk mengukur minat menggunakan IB Hasanah Card. Karena BNI Syariah merupakan salah satu Bank Umum Syariah yang menjadi pelopor dan sudah mengeluarkan produk pembiayaan berbasis kartu atau yang disebut dengan kartu kredit syariah selain itu mengingat jumlah perkembangan nasabah IB Hasanah Card nya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pesaing diatasnya yang juga mengeluarkan kartu kredit syariah yaitu Bank CIMB Niaga Syariah. Dengan demikian penelitian ini akan meneliti berlandaskan persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, pengetahuan produk dan kepercayaan sebagai variabel

(26)

independen, akan dilihat variabel yang paling berpengaruh terhadap minat menggunakan IB Hasanah Card di masyarakat.

Terkait pemilihan lokasi penelitian ini dimana peneliti memilih mengambil sampel di Jakarta karena memiliki alasan tersendiri, yaitu Jakarta sebagai Ibu Kota negara Indonesia yang menjadi pusat pemerintahan dan pusat perekonomian, dimana masyarakat yang tinggal di Jakarta merupakan masyarakat yang memiliki gaya hidup dan tingkat kebutuhan yang tinggi dan juga terdiri dari berbagai macam suku dan budaya sehingga Jakarta dianggap sebagai lokasi tepat untuk merepresentasikan minat menggunakan IB Hasanah Card dalam masyarakat.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas peneliti menggunakan judul dalam penulisan ini “Pengaruh Persepsi Kegunaan, Persepsi Kemudahan, Pengetahuan Produk dan Kepercayaan Terhadap Minat Menggunaan IB Hasanah Card (Studi Kasus pada Masyarakat Kota Jakarta).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis dapat mengidentifikasi berbagai masalah dalam penelitian ini, antara lain :

1. IB Hasanah Card sebagai produk kartu kredit syariah yang tergolong masih baru dan satu-satunya produk kartu kredit syariah memiliki peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun, maka akan dilihat variabel independen yang manakan yang memiliki pengaruh paling besar terhadap minat menggunakan IB Hasanah Card di masyarakat.

2. Faktor kegunaan yang belum dipahami secara komprehensif oleh masyarakat.

3. Faktor kemudahan yang belum menjawab secara maksimal terhadap kebutuhan pengguna.

4. Faktor pengetahuan produk yang belum tersosialisasikan dengan baik kepada masyarakat.

5. Faktor kepercayaan akan produk IB Hasanah Card sebagai produk kartu kredit syariah.

(27)

C. Pembatasan Masalah

Setiap permasalahan yang ada hakikatnya sangat kompleks, sehingga penulis tidak dapat menyelidikinya secara keseluruhan karena keterbatasan yang ada dalam diri penulis dan hanya permasalahan yang ada dalam fokus penelitian ini. Untuk hal tersebut maka penulis menganggap perlu untuk membatasi permasalahan tentang “Pengaruh Persepsi Kegunaan, Persepsi Kemudahan, Pengetahuan Produk dan Kepercayaan Terhadap Minat Menggunaan IB Hasanah Card (Studi Kasus pada Masyarakat Kota Jakarta)”. Variabel independen mengenai persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, pengetahuan produk dan kepercayaan difokuskan pada objek penelitian yaitu IB Hasanah Card, terhadap keputusan minat menggunakan di masyarakat. Sedangkan untuk responden yang akan diuji dibatasi di wilayah Provinsi DKI Jakarta.

D. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, pengetahuan produk dan kepercayaan berpengaruh secara parsial terhadap minat menggunakan IB Hasanah Card pada masyarakat kota Jakarta?

2. Apakah persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, pengetahuan produk dan kepercayaan berpengaruh secara simultan terhadap minat menggunakan IB Hasanah Card pada masyarakat kota Jakarta?

3. Variabel manakah yang paling berpengaruh terhadap minat menggunakan IB Hasanah Card pada masyarakat kota Jakarta.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang akan diambil dalam penelitian ini yang sejalan dengan latar belakang dan rumusan masalah adalah:

(28)

1. Untuk menganalisis pengaruh persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, pengetahuan produk dan kepercayaan secara parsial terhadap minat menggunakan IB Hasanah Card pada masyarakat kota Jakarta.

2. Untuk menganalisis pengaruh persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, pengetahuan produk dan kepercayaan secara simultan terhadap minat menggunakan IB Hasanah Card pada masyarakat kota Jakarta.

3. Untuk mengetahui variabel manakah yang paling mempengaruhi minat menggunakan IB Hasanah Card pada masyarakat kota Jakarta.

F. Manfaat Penelitian

a. Bagi Praktisi Perbankan Syariah

Diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan informasi yang dapat dijadikan acuan untuk menyusun strategi apabila adanya perkembangan kartu kredit di Bank Syariah.

b. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan agar dapat dijadikan informasi dan referensi untuk meningkatkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kartu kredit syariah.

c. Bagi Masyarakat Umum

Dengan adanya penelitian ini masyarakat jadi lebih tahu dan paham tentang adanya kartu kredit syariah di Indonesia. Dan dapat menggunakannya sesuai dengan kebutuhan

G. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan referensi bagi peneliti dalam melakukan penelitian ini. Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Guna mendukung materi dalam penelitian ini, maka peneliti telah meringkas beberapa penelitian terdahulu yang terkait, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

(29)

Tabel 1.4 Penelitian Terdahulu No Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian

Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1 Sani Yahaya, Yusuf Haji Othman (2014)

European Journal of Bussiness and Manageme nt Vol.6 No.32

Determinant s of Attitude of Customers towards Usage of Islamic Credit Card:

A Study of Graduate Students of Kolej Universiti Insaniah

Variabel persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, pengetahua n produk dan

kepercayaan

Menggunaka n variabel biaya dan lokasi penelitian yang berbeda

Pesepsi kegunaan dan persepsi kemudahan tidak signifikan terhadap minat menggunakan.

Pengetahuan produk dan kepercayaan berpengaruh signifikan dan terhadap minat menggunakan.

2 Jamshidi dan Hussin (2013)

Journal of Basic and Applied Scientific Research Vol.3 No.1

A conceptual framework for adoption of Islamic Credit Card in Malaysia

Variabel kepercayaan

Menggunaka n variabel sikap dan objek penelitian yang dituju adalah bank yang berada di Kuala Lumpur

Kepercayaan berpengaruh signifikan terhadap minat menggunakan.

(30)

Lanjutan Tabel 1.4 No Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian

Penelitian Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan

3 Citra Dewi (2016)

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya

Pengaruh Sikap,

Kepercayaan, Persepsi Kegunaan, Persepsi Kemudahan dan Kualitas Sistem terhadap Minat Masyarakat dalam

Menggunakan Kartu Kredit

Variabel persepsi kegunaan, persepsi kemudahan dan

kepercayaan.

Metode TAM

Menggunakan variabel sikap dan kualitas sistem. Objek yang diteliti kartu kredit konvensional dan

menggunakan software PLS

Kepercayaan, persepsi kegunaan, persepsi kemudahan tidak signifikan terhadap minat. Hanya sikap yang berpengaruh signifikan terhadap minat.

(31)

Lanjutan Tabel 1.4 No Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian

Penelitian Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan

4 Long-Yi Lin dan Chun-Shuo Chen (2006)

Journal of Consumer Marketing

The Influence of The

Country of Origin Image, Product Knowledge and Product Involvement on Consumer Purchase Decisions:

an Empirical Study of Insurance and Catering Services in Taiwan

Variabel pengetahuan produk

Tidak

menggunakan variabel persepsi kegunaan, persepsi kemudahan dan

kepercayaan

Pengetahuan produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

5 Fred D.

Davis (1989)

Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information Technology

Variabel persepsi kegunaan dan persepsi manfaat.

Metode TAM

Tidak

menggunakan variabel pengetahuan produk dan kepercayaan

Persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan berpengaruh signifikan terhadap penggunaan teknologi

(32)

Lanjutan Tabel 1.4 No Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian

Penelitian Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan

6 Hadyan Farizi Syaefullah (2013)

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya

Pengaruh Persepsi Kegunaan, Persepsi Kemudahan, Persepsi Risiko dan Kepercayaan Terhadap Minat

Menggunakan Internet Banking

Variabel persepsi kegunaan, persepsi kemudahan dan

kepercayaan.

Metode TAM

Variabel independen menggunakan internet banking

Persepsi kegunaan dan

kepercayaan berpengaruh signifikan terhadap minat

7 Tommy Setiawan Ruslim (2009)

Pengaruh Brand Image Dan Product Knowledge Terhadap Purchase Intention

Variabel pengetahuan produk

Tidak

menggunakan variabel persepsi kegunaan, persepsi kemudahan dan

kepercayaan

Pengetahuan produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan membeli

(33)

Lanjutan Tabel 1.4 No Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian

Penelitian Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan

8 Ni Made Ari Puspita Dewi (2016)

E-Jurnal Manajemen Unud, Vol 5, No.4, 2016:

2606-2636

Peran Persepsi Kemudahan Penggunaan, Persepsi Manfaat Dan Persepsi Resiko Terhadap Niat

Menggunakan Mobile

Commerce Di Kota

Denpasar

Variabel persepsi kemudahan dan persepsi manfaat

Variabel independen menggunakan mobile

commerce di kota

Denpasar

Persepsi kemudahaan dan persepsi manfaat berpengaruh signifikan terhadap niat

(34)

Lanjutan Tabel 1.4 No Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian

Penelitian Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan

9 Khosrozadeh Shirin dan Heidarzadeh Hanzaee Kambiz (2011)

Chinese Business Review, ISSN 1537- 1506

August 2011, Vol. 10, No.

8, 601-615

The Effect of the Country- of-Origin Image, Product Knowledge and Product Involvement on Consumer Purchase Decisions

Variabel pengetahuan produk

Tidak

menggunakan variabel persepsi kegunaan, persepsi kemudahan dan

kepercayaan

Pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap keputusan membeli

(35)

18 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Minat

Menurut Kamus Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 2003, p. 769), minat diartikan sebagai kesukaan atau kecenderungan hati terhadap sesuatu, perhatian, atau keinginan. Minat merupakan salah satu aspek psikis manusia yang dapat mendorong untuk mencapai tujuan. Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu obyek, cenderung untuk memberikan perhatian atau merasa senang yang lebih besar kepada obyek tersebut (Kusumah, 2009).

Minat pengunaan merupakan suatu keinginan seseorang untuk tetap menggunakan suatu barang (Ari, 2013). Seorang individu apabila menilai sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maka di saat itu lah dia akan berminat untuk menggunakannya lagi dan akan mendatangkan kepuasan.

Minat adalah sesuatu yang berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita cenderung atau merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan ataupun bisa berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri (Abror, 1993, p. 112).

(Kinanti, 2013), Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas atau kegiatan. Jadi seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas dan memperhatikan aktivitas itu pasti dilandasi dengan rasa senang dan apabila timbul rasa senang, maka seseorang akan secara konsisten menggunakannya di masa yang akan datang.

Menurut (Djamarah, 2008, p. 132) minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas.

Seseorang yang berminat terhadap aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dan rasa senang.

(36)

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang dikarenakan hal tersebut datang dari dalam diri seseorang yang didasarkan rasa suka dan tidak ada paksaan dari pihak luar. Dengan kata lain, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang memaksa.

Minat menggunakan kartu kredit adalah perasaan tertarik yang disertai dengan perasaan senang untuk menggunakan alat pembayaran berupa kartu yang dananya dipinjamkan oleh suatu instansi di tempat-tempat yang bersedia menerima pembayaran tanpa harus mengeluarkan uang tunai (Alam, 2006).

Faktor-faktor yang menimbulkan minat menurut (Shaleh, 2009, p. 264):

1. Faktor Intern

Dorongan dari dalam individu artinya mengarah pada kebutuhan- kebutuhan yang muncul dari dalam individu, merupakan faktor yang berhubungan dengan dorongan fisik, motif, mempertahankan diri dari rasa lapar, juga dorongan rasa ingin tahu.

a. Motif sosial artinya mengarah pada penyesuaian diri dengan lingkungannya atau aktifitas untuk memenuhi kebutuhan sosial, seperti bekerja, mendapatkan status, mendapatkan penghargaan.

b. Faktor emosional artinya minat erat hubungannya dengan perasaan atau emosi, keberhasilan dalam beraktivitas yang didorong oleh minat akan membawa rasa senang dan memperkuat minat yang ada, sebaliknya kegagalan akan mengurangi minat individu tersebut.

2. Faktor Eksteren a. Status ekonomi b. Pendidikan

c. Situasional (Orang dan Lingkungan) d. Keadaan psikis

(37)

Dalam penelitian ini faktor yang mempengaruhi minat terdapat pada faktor interen dari dorongan individu dan faktor eksteren dari status ekonomi. Faktor interen dari dorongan individu menurut (Sudrajat, 2010, p. 80) terdiri dari persepsi, keyakinan atau kepercayaan, harapan pribadi, kebutuhan, rasa senang atau tidak senang dan kepuasan.

Menurut (Hurlock, 2006) apabila status ekonomi membaik, orang cenderung memperluas minat mereka untuk mencakup hal yang semula belum mampu mereka laksanakan. Sebaliknya kalau status ekonomi mengalami kemunduran karena tanggung jawab keluarga atau usaha yang kurang maju, maka orang cenderung untuk mempersempit minat mereka.

Disini status ekonomi diukur dari pendapatan.

Menurut (Cosynook, 2013) Individu dapat dikatakan menaruh minat terhadap suatu objek ditandai dengan :

a. Kecenderungan untuk memikirkan objek yang diminati b. Keinginan untuk memperhatikan objek yang diminati c. Rasa senang terhadap objek yang diminati

d. Keinginan untuk mengetahui atau mengikuti objek yang diminati.

Menurut (Fure, 2013) indikator minat ada 3 yaitu:

1. Ketertarikan terhadap produk-produk yang ditawarkan 2. Ketersediaan produk

3. Kemudahan dalam menggunakan

(Lee & Lee, 2009) melaporkan bahwa motif belanja yang terkait dengan pilihan media interaksi terasa seperti social, browsing dan situs perbandingan, demikian motif yang berbeda memungkinkan pembeli untuk mengubah prilaku pembelian mereka serta memilih media yang tepat. Minat dapat muncul sebelum maupun setelah seseorang memiliki pengalaman langsung pada suatu aktivitas. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa minat membeli adalah perhatian dan aktivitas seseorang terhadap suatu produk karena merasa tertarik dan memiliki keinginan untuk mengeluarkan uang untuk membeli produk tersebut.

(38)

Menurut (Ferdinand, 2006), minat beli dapat diidentifikasikan melalui indikator-indikator sebagai berikut :

a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan untuk membeli produk b. Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk

mereferensikan produk kepada orang lain.

c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut.

Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.

d. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yangselalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

2. Kartu kredit

Menurut kamus perbankan kartu kredit adalah kartu yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga lain yang diterbitkan dengan tujuan untuk mendapatkan uang, barang atau jasa secara kredit (H.Putri, 2009). Secara terminologis, kartu kredit adalah suatu jenis alat pembayaran sebagai pengganti uang tunai, yang dapat ditukarkan dengan barang yang diinginkan (Sukma, 2014). Kartu kredit adalah kartu plastik yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga pembiayaan yang diberikan untuk nasabah agar dapat digunakan untuk alat pembayaran dan pengambilan uang tunai (Kasmir, 2012, p. 195).

Kartu kredit adalah alat pembayaran dengan menggunakan kartu yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu transaksi pembayaran dimana kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh acquirer atau penerbit, pemegang kartu berkewajiban melakukan pelunasan pembayaran tersebut pada waktu yang disepakati baik secara sekaligus ataupun secara angsuran (Fadlan & Lubis, 2012).

(39)

Kartu kredit dalam bahasa arab adalah bithaqah I‟timan. Dalam Fiqih Muamalah diartikan sebagai memberikan hak kepada orang lain atas hartanya dengan ikatan kepercayaan, sehingga orang tersebut tidak bertanggung jawab kecuali bila ia melakukan keteledoran atau pelanggaran (Mustofa, 2013).

3. Kartu Kredit Syariah

Kartu kredit syariah dalam islamic finance dikenalkan istilah islamic card atau syariah card pada hakekatnya merupakan salah satu instrumen pada sistem pembayaran sebagai sarana mempermudah proses transaksi yang tidak tergantung pada pembayaran kontan dengan membawa uang tunai yang berisiko (Sholihin, 2010, p. 45).

Syariah Card atau kartu kredit syariah adalah fasilitas kartu talangan yangdipergunakan oleh pemegang kartu sebagai alat bayar atau pengambilan uang tunai pada tempat tempat tertentu yang harus dibayar lunas kepada pihak yang memberikan talangan pada waktu yang telah ditetapkan (Mustofa, 2013). Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 54/DSN- MUI/X/2006 Tentang Syariah Card, Syariah Card adalah kartu yang berfungsi seperti kartu kredit yang hubunganhukum (berdasarkan sistem yang sudah ada) antara para pihak berdasarkan prinsip syari’ah sebagaimana diatur dalam fatwa (Sjahdeini, 2014, p. 458).

Kartu kredit syariah merujuk kepada beberapa ayat Al- Qur’an untuk di jadikan landasan hukum diantaranya yaitu:

QS Al- Maidah ayat 1 Artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah janji-janji. Hewan ternak dihalalkan bagimu, kecuali yang akan disebutkan kepadamu, dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang berihram.

Sesungguhnya Allah menetapkan hukum sesuai dengan yang dia kehendaki.”

(40)

QS Al-Furqan ayat 67 Artinya:

“dan (termasuk hamba Allah Yang Maha Pengasih) orang-orang yang berinfakkan (harta), mereka tidak berlebihan dan tidak (pula) kikir, diantara keduanya secara wajar.”

a. Pihak yang Terkait dalam Transaksi Kartu Kredit Syariah

Dalam sistem kartu kredit baik kartu kredit konvensional maupun kartu kredit syariah ada tiga pihak yang langsung berkaitan untuk setiap transaksi penggunaan dan pembayaran kartu kredit (Kasmir, 2012, pp.

196-197). Pihak-pihak itu adalah:

1. Bank dan Lembaga Pembiayaan

Bank atau lembaga pembiayaan sebagai penerbit kartu kredit dan memberikan fasilitas tersebut kepada nasabah. Berikut adalah aktivitas pokok dari penerbit:

a. Mengadakan kerja sama dengan principal.

b. Menerima aplikasi dan melakukan investigasi serta approval procedure.

c. Menerbitkan kartu kredit sesuai permohonan nasabah yang sudah disetujui.

d. Mengadministrasikan semua transaksi yang dilakukan card holder.

e. Membukukan utang atau piutang dengan card holder.

f. Memberitahukan kepada card holder mengenai transaksi serta kewajiban yang harus dipenuhi.

g. Melakukan remidial action atas tagihan yang menunggak atau kredit macet

.

(41)

2. Pedagang

Pedagang adalah penjual barang atau jasa yang menerima kartu kredit sebagai alat pembayaran. Beberapa aktivitas yang dilakukan oleh pedagang:

a. Melakukan kerja sama dengan bank penerbit melakukan program peningkatan usage dalam rangka menungkatkan omset.

b. Melayani transaksi belanja yang dilakukan card holder.

c. Mengadministrasikan dan melakukan penagihan atas transaksi belanja dengan menggunakan kartu kredit.

3. Pemegang Kartu (card holder)

Pemegang kartu adalah orang yang diberikan fasilitas kartu kredit dan bentuk limit kartu kredit oleh penerbit. Aktivitas yang dilakukan oleh pengguna kartu adalah:

a. Mengajukan aplikasi dan menandatangani syarat-syarat umum penggunaan kartu kredit.

b. Menerima kartu dan limit kredit yang diberikan oleh penerbit.

c. Membayar kewajiban sesuai tagihan dari bank penerbit (Santoso, 2009, pp. 19-21).

b. Akad-akad Kartu Kredit Syariah

Akad-akad yang digunakan dalam kartu kredit adalah:

1. Kafalah

Menurut bahasa Al-Kafalah berarti al-dhaman atau jaminan, hamalah atau beban, za’amah atau tanggungan (Waluyo, 2014, p.

102). Secara harfiah kafalah berarti mengambil tanggung jawab untuk membayar suatu utang (Sjahdeini, 2014, p. 378).

Menurut (Hidayat, 2011, p. 156) dalam bukunya buku pintar investasi kafalah adalah jaminan yang diberikan oleh penanggung

(42)

kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Rukun-rukun kafalah (Rivai, et al., 2014, p. 103) :

a. Pihak penjamin (khafi) b. Pihak yang dijamin (makful) c. Obyek penjaminan (makful alaih) d. Ijab qabul

Adapun landasan hukum akad Kafalah yaitu Q.S. Yusuf ayat 55:

Artinya:

Ya'qub berkata: "Aku sekali-kali tidak akan melepaskannya (pergi) bersama-sama kamu, sebelum kamu memberikan kepadaku janji yang teguh atas nama Allah, bahwa kamu pasti akan membawanya kepadaku kembali, kecuali jika kamu dikepung musuh". Tatkala mereka memberikan janji mereka, maka Ya'qub berkata: "Allah adalah saksi terhadap apa yang kita ucapkan (ini)".

Rasulullah bersabda:

“Pinjaman hendaklah dikembalikan dan menjamin hendaklah membayar”(HR Daud)

“Bahwa nabi pernah menjamin 10 dinar seorang dari laki-laki yang oleh penagih ditetapkan untuk menagih sampai sebulan, maka hutang sejumlah itu dibayar kepada penagih” (HR ibn Majah).

2. Qardh

Qardh berasal dari bahasa Arab Qirad yang berarti memotong.

Jadi disebut dengan Qardh karena terjadi potongan sebagian dari kekayaan peminjam dengan memberikan pinjaman kepada penerima pinjaman (Sjahdeini, 2014, p. 342). Qardh adalah memberikan harta untuk dimanfaatkan dan akan diganti (Waluyo, 2014, p. 142). Qardh pada kartu kredit syariah merupakan bank adalah pihak yang memberi pinjaman kepada nasabah dimana nasabah menggunakan kartu tersebut untuk menarik dana secara tunai (Hidayat, 2011, p. 156).

(43)

Rukun-rukun akad Qardh (Masjupri, 2013, pp. 283-284) : a. Pihak yang meminjam

b. Pihak yang memberikan pinjaman c. Dana

d. Ijab qabul

Landasan hukum QS Al-Hadid ayat 11 Artinya:

“Barang siapa meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah akan mengembalikan berlipat ganda untuknya dan baginya pahala yang mulia.”

Sunnah Rasul:

“Dari Anas ra berkata, Rasulullah SAW bersabda: „pada malam peristiwa Isra‟aku melihat di pintu surga tertulis shadaqoh (akan diganti) dengan 10 kali lipat sedangkan Qardh dengan 18 kali lipat, aku berkata: Wahai jibril, mengapa Qardh lebih utama dari shadaqoh? Ia menjawa karena ketika berminat peminta tersebut memilik sesuatu, sementara ketika berutang orang tersebut tidak berutang kecuali karena kebutuhan.” (HR Ibnu Majah dan Baihaqi).

3. Ijarah

Berasal dari kata al-Ajr yng artinya kompensasi, substitusi, pertimbangan, imbalan atau counter value. Menurut Fatwa DSN-MUI No.9/DSN-MUI/IV/2000 tanggal 13 April 2000 tentang pembiayaan Ijarah, ijarah adalah pemindahan hak pakai atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa atau upah, tanpa diikuti dengan pemindah kepemilikan barang itu sendiri (Sjahdeini, 2014, pp. 263-264). Pada akad ijarah dalam kartu kredit bank merupakan penyedia jasa sistem pembayaran dan pelayanan bagi nasabah yang mendapatkan iuran tahunan (annual membership fee)

(44)

dari nasabah (Hidayat, 2011, p. 157). Rukun-rukun dalam Ijarah yaitu (Rivai, et al., 2014, pp. 217-218).

a. Penyewa b. Pemberi sewa c. Obyek sewa d. Harga sewa e. Manfaat f. Ijab qobul

Landasan hukum ijarah QS Al Thalaq ayat 6

“Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (isteri- isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.”

QS Al Qasas ayat 26 Artinya:

“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya".

Berkaitan dengan firman Allah di atas Rasul bersabda:

“Berilah upah buruh sebelum kering keringatnya” (HR Abu Ya’la, Ibnumajah, Tabrani dan Tirmidzi)

Demikian pula dalam hadist berikut ini Rasulullah berfatwa:

“Sesunggung Rasul SAW berbekam dan memberikan upah kepada pembekamnya”(HR Bukhari, Muslim dan Ahmad).

(45)

c. Pendapat Para Ahli Tentang Kartu Syariah

Penerapan syari’ah card di Indonesia berlandaskan pada Fatwa DSN MUI No: 54/DSN-MUI/X/2006 Tentang Syariah Card yang menyebutkan bahwa hukum syari’ah card dibolehkan dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam fatwa tersebut. Meskipun syariah card sudah difatwakan tetapi masih terjadi pro dan kontra terhadap kehalalan dari syariah card tersebut. Adapun berbagai permasalahan pada munculnya produk Syariah Card adalah sebagai berikut:

1. Late charge atau dendadan Ta’wid (ganti rugi) yang menyebabkan adanya perbedaan yang mendasari denda dalam Syariah Card dan Kartu Kredit Konvensional.

Menurut ijtihad Kamal Hammad, hanya mahkamah yang berwenang untuk memberikan hukuman terhadap nasabah defaul payment. Ia menolak dengan tegas hukuman terhadap nasabah defaul payment dengan kompensasi. Sementara ijtihad saintifik Syaykh Mustafa al-Zarqa, sebagaimana dikutip Mohammad Ali Elgari et.al, berpendapat bahwa hukuman denda mesti diputuskan oleh mahkamah tinggi saja dan uang denda itu mesti dimanfaatkan untuk kepentingan sosial. Bank Syariah tidak boleh mengambil uang denda tersebut, tetapi semua uang denda itu mesti dimanfaatkan untuk maslahah

‘ammah (public interest) (Kholis, 2006).

Sementara ijtihad saintifik kolektif Islamic Fiqh Academy, mengeluarkan fatwa bahwa jika nasabah gagal membayar angsuran pada waktu yang telah disepakati, maka pihak bank tidak boleh mengenakan denda atau bayaran lain atas kegagalan tersebut, karena hal itu sama saja dengan menerapkan konsep bunga terhadap angsuran tersebut (Kholis, 2006).

Sedangkan menurut al-Sadiq al-Darir berpendapat denda terhadap defaul payment dengan syarat jumlah denda itu tidak melebihi jumlah hutang nasabah diperbolehkan. Muhammad Taqi Usmani mendukung

(46)

pendapat ini, yaitu nasabah defaul payment atau tai’wid hendaknya membayar sejumlah uang kepada institusi kebajikan yang dimiliki oleh bank Islam untuk tujuan membiayai kegiatan kebajikan yang dibolehkan oleh Syariah. Bank Islam tidak boleh mendapat bagian sedikitpun dari uang denda tersebut. Jadi uang denda itu bukan kompensasi kepada pembiaya (bank Islam) sebagai opportunity cost, tetapi semata-mata untuk tujuan kebajikan (Kholis, 2006).

Sedangkan Umer Chapra dan Tariqullah Khan menyatakan bahwa kalau defaul payment tidak dikenakan penalti atau denda maka hal ini akan menjadi satu fenomena yang tidak baik bagi kelangsungan ekonomi sosial, dan orang yang defaul payment tersebut akan terus- menerus melakukan ketidakjujuran. Hal ini juga akan memperburuk sistem keuangan suatu institusi keuangan apalagi kalau nilai kontrak itu sangat besar. Oleh karena itu, Umer Chapra dan Khan mengusulkan konsep “Loss Given Default” (LGD) untuk menentukan jumlah kompensasi agar bisa mengkurangkan nilai-nilai ketidakadilan antara pihak nasabah dan bank Islam saat terjadi defaul payment dengan syarat jumlah kompensasi sudah disetujui oleh ulama, dalam hal ini adalah Dewan Penasehat Syari’ah Nasional (Kholis, 2006).

Untuk permasalahan Syariah Card ini maka pendapat di ambil pendapat Umar Chapra dan Thariqul Khan. Seharusnya ada kesepakatan ta’wid agar ketidakadilan dapat dihilangkan. Hal ini sesuai dengan kaidah fikih yang berbunyi:

Artinya: “Kemadharatan yang lebihbesar/ berat dihilangkan dengan Kemadharatan yang lebih ringan.”

Kemudharatan yang lebih besar adalah adanya ta’wid yang memberatkan pada salah satu pihak, sedangkan diadakannya musyawarah dalam penentuan ta’wid agar tidak merugikan salah satu pihak.

(47)

2. Syariah Card menggunakan akad jasa (fasilitas) pelayanan perlu adanya kehati-hatian agar tidak masuk dalam lingkaran keharaman dalam hal ini adalah keharaman riba. Munculnya berbagai polemik antara lain pada pemilihan akad, karena akad yang digunakan adalah akad Qard atau pembiayaan maka disyaratkan adanya agunan.

Akad Qard secara harfiah adalah akad dengan prinsip pinjam- meminjam untuk non-bisnis yang harus disertai jaminan. Qard adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa ada harapan imbalan. Dalam literature fikih klasik qard dikatagorikan dalam akad tathowwui atau akad saling membantu dan bukan bersifat komersial (Aziz & Ulfah, 2010, p. 254)

Dengan akad Qard, pemegang kartu kredit syariah harus menyetor deposit yang menjadi agunan sekaligus limit kreditnya. Deposit ini disimpan dalam bentuk deposito dan tabungan yang tidak bisa ditarik, hal inipun menjadi identitas adanya Good willinvsment dari nasabah itu sendiri. Akad Qord memungkinkan pemegang kartu untuk mencicil uang. Di sini kita dapat melihat adanya sebuah paradoks di sisi lain orang yang menjadi kartu kredit syariah adalah orang yang hendak berhutang tetapi disisi lain justru harus punya uang dulu sebagai bentuk deposit.

Adanya ketidak konsistenan penggunaan istilah dalam fatwa Syariah Card juga menimbulkan kerancuan, istilah yang digunakan adalah akad Qard tetapi pada ketentuan merchant fee terdapat ujrah penagihan atau tahsil al-dayn, disatu sisi menggunakan istilah Qard di sini lain menggunakan istilah dayn. Adanya perbedaan yang sangat tipis ini akan menimbulkan implikasi yang cukup luas.

Qardul hasan sebenarnya adalah akad yang bersifat kerja sama dalam bentuk bantuan uang yang bercondong penggunaannya untuk usaha (produktif). Hal ini berbeda dengan Dayn (utang) yang penggunaannya lebih brsifat kepada konsumtif, dan hal ini secara

(48)

otomatis berbeda akad. Oleh karena itu, dalam Islam menganjurkan untuk menggunakan sistem kerja sama (Syirkah) dari pada sistem Dayn (utang).

3. Kartu syariah tidak ada sistem kontrol yang memastikan apakah pemegang kartu menggunakan kartu kreditnya untuk membelanjakan barang-barang yang halal saja atau tidak, karena selama ini ketika seorang nasabah menggunakan kartu kredit syariah untuk transaksi dengan cara menggeseknya, maka yang tercatat adalah nama merchant bukan nama item barang yang dibeli. Hal ini menjadikan kartu kredit syariah pada penggunaannya rentan terjadi penyelewengan. Maka perlu adanya sesuatu yang dapat menghilangkan kemudharatan tersebut, hal ini sesuai dengan kaidah fikih yang berbunyi:

Artinya: “Kemadharatan itu harus dihilangkan.”

Dalam hal yang menyangkut pada kemudharatan ini maka seharusnya pada syariah card ini harus ada badan pengawas yang secara sistemis dapat meminimalisir adanya penyelewengan penggunaan kartu kredit syariah, sehingga kemudharatan yang terjadi dapat dihilangkan.

4. Kartu kredit syariah seharusnya tidak menjadikan pemakainya menjadi Isrof (konsumtif/berlebihan), sementara di sisi lain kartu kredit cenderung menjadikan pemegangnya menjadi konsumtif.

Dalam hal ini jelas bertentang dengan prinsip syariah. Tetapi pada tataran prakteknya ke-Isrof-an ini dapat diminimalisir dengan adanya pagu limit berdasarkan jenis kartu, yaitu kartu hijau, kartu emas, dan kartu platinum.

Adanya pagu limit ini tidak serta merta memberikan hilangnya kemudharatan, dalam hal ini adalah kemudharatan Isrof, sehingga Isrof akan tetap terjadi meskipun adanya pagu limit. Sebuah penciptaan produk diperbankan syariah seharusnya didasarkan pada tujuan produk itu diciptakan yaitu menghindarkan dari Riba, Gharar,

Gambar

Tabel 1.4  Penelitian Terdahulu  No  Peneliti  (Tahun)  Judul  Penelitian
Tabel 3.1  Data Populasi
Tabel 4.4  Usia Responden
Tabel 4.6  Pekerjaan Responden
+2

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan untuk mengetahui pengaruh green marketing, pengetahuan dan minat membeli terhadap keputusan pembelian minuman teh dalam kemasan RGB

Keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang paling di sukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan pembelian, yaitu faktor

“Green Marketing Dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Melalui Minat Membeli Produk Organik (Studi Pada Pelanggan Produk Organik di Kota Manado)”, Tesis. Malang: Universitas

Metode yang digunakan untuk mengetahui pengaruh green marketing, pengetahuan dan minat membeli terhadap keputusan pembelian minuman teh dalam kemasan RGB adalah

Ketika konsumen memilih untuk membeli suatu merek, ia masih harus melaksanakan keputusan dan melakukan pembelian yang sebenarnya. Menurut Nugroho (2010:331), mendefinisikan

Menurut Kotler dan Armstrong (2009:226), keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan.. pembelian di mana konsumen benar-benar membeli. Membeli

yang melakukan keputusan membeli atas dasar pertimbangan diri sendiri (individu merasa bebas dalam memutuskan pembelian terhadap suatu produk) akan dihadapkan pada

Keputusan pembelian KonsumenMarketplace Shopee Berbasis Social Media Marketing.. Inovasi Pratama Internasional Gunawan,