• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR TENTANG PELESTARIAN EKOSISTEM SAWAH UNTUK PESERTA DIDIK KELAS IV SD TEMA 3 SUBTEMA 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR TENTANG PELESTARIAN EKOSISTEM SAWAH UNTUK PESERTA DIDIK KELAS IV SD TEMA 3 SUBTEMA 1"

Copied!
151
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR TENTANG PELESTARIAN EKOSISTEM SAWAH UNTUK

PESERTA DIDIK KELAS IV SD TEMA 3 SUBTEMA 1

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Raihan Nafi Iswana NIM: 161134242

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2021

(2)

i

PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR TENTANG PELESTARIAN EKOSISTEM SAWAH UNTUK

PESERTA DIDIK KELAS IV SD TEMA 3 SUBTEMA 1

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Raihan Nafi Iswana NIM: 161134242

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2021

(3)

ii SKRIPSI

PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR TENTANG PELESTARIAN EKOSISTEM SAWAH UNTUK

PESERTA DIDIK KELAS IV SD TEMA 3 SUBTEMA 1

Oleh :

Raihan Nafi Iswana NIM: 161134242

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum. Tanggal………Juni 2021

Pembimbing II

Kintan Limiansi, S.Pd., M.Pd. Tanggal………Juni 2021

(4)

iii SKRIPSI

PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR TENTANG PELESTARIAN EKOSISTEM SAWAH UNTUK

PESERTA DIDIK KELAS IV SD TEMA 3 SUBTEMA 1

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Raihan Nafi Iswana NIM: 161134242

Telah dipertahankaan di depan Panitia Penguji pada tanggal 14 Juli 2021

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. ………...

Sekretaris Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. ………

Anggota Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum. ………

Anggota Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. ………

Anggota Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd. ………

Yogyakarta, 14 Juli 2021

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan

Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.

(5)

iv

PERSEMBAHAN Skripsi ini peneliti persembahkan untuk:

1. Allah SWT yang selalu memberikan kekuatan serta kesehatan sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini.

2. Orangtua saya yaitu Siswanto dan Ismyatun yang selalu memberikan dorongan serta doa kepada saya selama proses penyusunan skripsi ini berlangsung.

3. Adik saya yaitu Raizar Gibran Akbar Iswana yang selalu memberikan semangat serta hiburan ketika saya mulai kurang bersemangat dalam mengerjakan skripsi.

(6)

v MOTTO

“Percuma jadi pintar kalau untuk menganggap yang lain bodoh”

- Cak Lontong

“Jangan pernah tersandung hal-hal yang sudah berada di belakangmu”

- Raihan Iswana

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang telah saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 14 Juli 2021 Penulis

Raihan Nafi Iswana

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Raihan Nafi Iswana

Nomor Induk Mahasiswa : 161134242

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“Pengembangan Buku Cerita Bergambar Tentang Pelestarian Ekosistem Sawah Untuk Peserta Didik Kelas IV SD Tema 3 Subtema 1”

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Demikian pernyataan ini saya yang buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 14 Juli 2021 Yang menyatakan

Raihan Nafi Iswana

(9)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR

TENTANG PELESTARIAN EKOSISTEM SAWAH UNTUK PESERTA DIDIK KELAS IV SD TEMA 3 SUBTEMA 1

Raihan Nafi Iswana Universitas Sanata Dharma

2021

Latar belakang penelitian ini adalah untuk menjawab kebutuhan guru kelas IV SD yang membutuhkan media berupa buku cerita bergambar Tema 3 “Peduli Terhadap Makhluk Hidup” Subtema 1 “Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku” Pembelajaran 1 yang membahas tentang ekosistem sawah. Hasil wawancara dengan satu kepala dusun, salah satu permasalahan di ekosistem sawah adanya hama tikus. Berdasarkan data-data tersebut peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian pengembangan buku cerita bergambar tentang pelestarian ekosistem sawah untuk peserta didik kelas IV SD.

Prosedur pengembangan penelitian ini adalah Reasarch & Development (R&D) dengan model pengembangan ADDIE menurut Tung Yao, yaitu: pertama:

Analisis kebutuhan dilakukan dengan (a) mewawancarai dua guru kelas IV yang memerlukan buku cerita bergambar untuk media pembelajaran Tema 3 “Peduli Terhadap Makhluk Hidup” Subtema 1 “Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku” Pembelajaran 1, dan (b) mewawancarai kepala dusun untuk mengetahui permasalahan di ekosistem sawah yang menjadi kajian di materi pembelajaran 1.

Kedua: desain dilakukan dengan membuat cergam berjudul “Pelestarian Ekosistem Sawah dengan Pest Repeller. Ketiga: pengembangan validasi cergam dilakukan oleh dua orang ahli. Keempat implementasi tidak dapat peneliti lakukan di sekolah karena masih masa pandemi covid-19. Kelima: evaluasi peneliti lakukan dengan membahas hasil penelitian berdasarkan komentar dari para validator.

Buku cerita bergambar divalidasi oleh dosen pendidikan Biologi dan guru kelas IV SD. Skor rata-rata dari dua validator adalah 3,6 (dari rentang 1-4) dan termasuk kategori “Sangat Baik”. Jadi buku cerita bergambar dapat diujicobakan sebagai sarana media pembelajaran Tema 3 “Peduli Terhadap Makhluk Hidup”

Subtema 1 “Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku” Pembelajaran 1.

Kata kunci: lingkungan hidup, ekosistem sawah, buku cerita bergambar.

(10)

ix ABSTRACT

DEVELOPMENT OF BOOK PICTURE STORY

ABOUT RICE FIELD CONSERVATION FOR FOURTH GRADE ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS THEME 3 SUB-THEME 1

Raihan Nafi Iswana Sanata Dharma University

2021

The background of this research is to answer the needs of fourth grade elementary school teachers who need media in the form of picture story books.

Theme 3 "Care for Living Creatures" Sub-theme 1 "Animals and Plants in My Home Environment" Lesson 1 which discusses the rice field ecosystem. The results of an interview with a hamlet head, one of the problems in the rice field ecosystem is the presence of rat pests. Based on these data, the researcher was motivated to conduct research on the development of a picture story book about the conservation of rice field ecosystems for fourth grade elementary school students.

The procedure for developing this research is Research & Development (R&D) with the ADDIE development model according to Tung Yao, namely: first:

Needs analysis is carried out by (a) interviewing two fourth grade teachers who need picture story books for learning media Theme 3 “Caring for Living Creatures

” Subtheme 1 “Animals and Plants in My Home Environment” Lesson 1, and (b) interviewing the head of the hamlet to find out the problems in the rice field ecosystem that were studied in learning material 1. Second: the design was carried out by making a short story entitled “Preserving the Rice Field Ecosystem with Pest Repeller . Third: the development of model validation was carried out by two experts. The fourth implementation cannot be carried out by researchers in schools because it is still during the COVID-19 pandemic. Fifth: the researcher's evaluation was carried out by discussing the results of the study based on comments from the validators.

The picture story books were validated by Biology education lecturers and fourth grade elementary school teachers. The average score of the two validators is 3.6 (from a range of 1-4) and belongs to the “Very Good” category. So picture story books can be tested as a means of learning media. Theme 3 “Caring for Living Creatures” Sub-theme 1 “Animals and Plants in My Home Environment” Learning 1.

Key words: environmental education, picture book, rice field ecosystem.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini. Judul skripsi ini yaitu “Pengembangan Buku Cerita Bergambar Tentang Pelestarian Ekosistem Sawah Untuk Peserta Didik Kelas IV SD”. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti mengucapkan terima kasih atas segala doa, semangat, motivasi, bimbingan, serta bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak selama peyusunan skripsi ini berlangsung hingga akhirnya telah selesai. Oleh sebab itu, perkenankan peneliti untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, sekaligus dosen pembimbing II yang telah memberikan saran, kritik, dorongan, tenaga, pikiran, dan waktu untuk membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

4. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum. selaku Dosen Pembimbing I yang selalu memberikan bimbingan, arahan, serta semangat dan motivasi sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh dosen dan karyawan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat serta bimbingan dan bantuannya hingga proses penyusunan skripsi ini selesai.

(12)

xi

6. Para validator yang telah meluangkan waktunya untuk membantu melakukan validasi produk.

7. Orangtua saya yaitu Siswanto dan Ismyatun yang selalu memberikan dorongan serta doa kepada saya selama proses penyusunan skripsi ini berlangsung.

8. Adik saya yaitu Raizar Gibran Akbar Iswana yang selalu memberikan semangat serta hiburan ketika saya mulai kurang bersemangat dalam mengerjakan skripsi.

9. Teman-teman PGSD angkatan 2016 dan semua pihak yang pernah berdinamika selama masa perkuliahan.

10. Teman-teman kelas E yang telah berjuang bersama-sama hingga akhir perkuliahan.

Yogyakarta, 14 Juli 2021 Penulis

Raihan Nafi Iswana

(13)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………..i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……….ii

HALAMAN PENGESAHAN ………...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ……….………...iv

HALAMAN MOTTO …..……….v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …..………...vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ………..vii

ABSTRAK ………..viii

ABSTRACT ………...ix

KATA PENGANTAR ………...x

DAFTAR ISI ………xii

DAFTAR TABEL ………xv

DAFTAR GAMBAR ………...xvi

DAFTAR GRAFIK ………...xvii

DAFTAR LAMPIRAN ………xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi Operasional ... 6

F. Spesifikasi Produk yang Diharapkan ... 7

BAB II ... 9

LANDASAN TEORI ... 9

A. Kajian Pustaka ... 9

1. Pendidikan Lingkungan Hidup ... 9

a. Pengertian Pendidikan Lingkungan Hidup………...9

(14)

xiii

b. Tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup………..10

2. Pendidikan Lingkungan Hidup di Kurikulum 2013 SD ... 11

3. Pendidikan Lingkungan Hidup Tema 3 Subtema 1 Kelas IV Sekolah Dasar ... 15

4. STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics) ... 16

5. Ekosistem ... 18

a. Pengertian Ekosistem……….18

b. Hubungan Antarkomponen Ekosistem………..19

c. Faktor Penyebab Rusaknya Ekosistem………...23

6. Teknologi bunyi Ultrasonik ... 24

a. Pengertian Ultrasonik……….24

b. Bagian-Bagian Teknologi Bunyi Ultrasonik (Pest Repeller)………….25

c. Cara Kerja Teknologi Bunyi Ultrasonik (Pest Repeller)………...29

7. Cerita Bergambar (Cergam)... 31

a. Pengertian Cerita Bergambar……….31

b. Jenis dan Karakteristik Buku Cerita Bergambar………32

c. Fungsi Cerita Bergambar………34

8. Literasi ... 35

a. Pengertian Literasi………..35

b. Tujuan Pembelajaran Literasi………36

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 37

C. Kerangka Berfikir ... 41

D. Pertanyaan Peneliti ... 42

BAB III ... 43

METODE PENELITIAN ... 43

A. Jenis Penelitian ... 43

B. Prosedur Pengembangan ... 43

C. Setting Penelitian ... 47

D. Teknik Pengumulan Data ... 48

E. Instrumen Penelitian ... 49

F. Teknik Analisis Data ... 55

(15)

xiv

G. Jadwal Penelitian dan Pengembangan ... 56

BAB IV ... 57

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

A. Hasil Penelitian ... 57

1. Prosedur Pengembangan Produk Buku... 57

a. Analisis (Analyze)………...57

b. Desain (Design)………..62

1) Kisi-Kisi Cerita Bergambar………...62

c. Pengembangan (Development)………...66

1) Produk Awal Buku Cerita Bergambar………...67

2) Validasi Produk oleh Dosen Pendidikan Biologi dan Guru Kelas IV SD……….70

d. Implementasi (Implementation)……….90

e. Evaluasi (Evaluation)……….91

B. Pembahasan ... 92

BAB V ... 95

PENUTUP ... 95

A. Kesimpulan ... 95

B. Keterbatasan Pengembangan ... 96

C. Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 97

LAMPIRAN ... 101

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pendidikan Lingkungan Hidup dalam Pembelajaran Tematik SD……13

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pengembangan Instrumen Wawancara Guru Kelas IV……..50

Tabel 3.2 Daftar Pertanyaan Wawancara Guru kelas IV………...51

Tabel 3.3 Kisi-kisi Pengembangan Instrumen Wawancara Kepala Dusun Parakan Kulon………..52

Tabel 3.4 Daftar Pertanyaan Wawancara Kepala Dusun Parakan Kulon………..53

Tabel 3.5 Pengambangan Kisi-Kisi Validasi Produk……….54

Tabel 3.6 Daftar Pernyataan Validasi Produk………54

Tabel 3.7 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif………55

Tabel 3.8 Kriteria Kelayakan Produk………56

Tabel 3.9 Jadwal Penelitian dan Pengembangan………...56

Tabel 4.1 Rekap Wawancara Guru Kelas IV……….58

Tabel 4.2 Rekap Wawancara Kepala Dusun Parakan Kulon……….60

Tabel 4.3 kisi-kisi cerita bergambar (Cergam)………..62

Tabel 4.4 Rekap Validasi Dosen dan Guru………70

Tabel 4.5 Pedoman Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif……….77

Tabel 4.6 Rekap Hasil Validasi pada Aspek Halaman Sampul……….77

Tabel 4.7 Rekap Skor Validasi pada Aspek Bahasa………..78

Tabel 4.8 Rekap Skor Hasil Validasi pada Aspek Desain Produk……….81

Tabel 4.9 Rekap Skor Hasil Validasi Pada Aspek Isi Buku Cerita Bergambar………...82

Tabel 4.10 Hasil Validasi Produk Setiap Aspek………....86

Tabel 4.11 Perbaikan Produk pada Halaman 1………..88

Tabel 4.12 Perbaikan Produk pada Halaman 7………..89

Tabel 4.13 Perbaikan Produk pada Halaman 14………90

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rantai Makanan………..20

Gambar 2.2 Jaring-jaring Makanan………21

Gambar 2.3 Piramida Makanan………..22

Gambar 2.4 ATmega 8………...26

Gambar 2.5 Konfigurasi pin ATmega8………..26

Gambar 2.6 NE555 Modul Pembangkit Frekuensi………28

Gambar 2.7 Konfigurasi pin LCD Character 16x2………28

Gambar 2.8 Gambaran Sistem………...29

Gambar 2.9 Flowchart………..30

Gambar 3.1 Desain Penelitian Langkah-langkah model pengembangan ADDIE.44 Gambar 3.2 Cover Produk Awal………....67

Gambar 3.3 Halaman 1………..68

Gambar 3.4 Halaman 11………69

(18)

xvii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Kelayakan Produk……….86

(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Analisi Kebutuhan………..102

Lampiran 2. Lembar Wawancara Guru Kelas IV………104

Lampiran 3. Hasil Wawancara Guru Kelas IV………105

Lampiran 4. Lembar Wawancara Kepala Dusun Parakan Kulon………107

Lampiran 5. Hasil Wawancara Kepala Dusun Parakan Kulon………108

Lampiran 6. Lembar Validasi………...110

Lampiran 7. Lembar Hasil Validasi Dosen………...117

Lampiran 8. Lembar Hasil Validasi Guru………...122

Lampiran 9. Kisi-Kisi Buku Cerita Bergambar………...127

Lampiran 10. Lembar Foto Buku Cerita Bergambar………...131

Lampiran 11. Daftar Riwayat Hidup………...132

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab ini peneliti akan membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan spesifikasi produk.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Lingkungan hidup merupakan muatan pelajaran dengan kompetensi ajar yang mengandung cara penanganan permasalahan lingkungan yang ditujukan kepada perserta didik Sekolah Dasar (Lansh, 2016: 2). Pendidikan Lingkungan Hidup memiliki 3 terget yang menjadi titik ketercapaian pembelajaran yaitu, 1) sukses kognitif, 2) sukses afektif, 3) sukses psikomotor (Suaedi, 2016: 50). Dari ketiga tujuan tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran karakter yang termuat pada pembelajaran kurikulum 2013. Tujuan dari Pendidikan Lingkungan hidup ini adalah untuk membentuk peserta didik yang memiliki etika terhadap lingkungan hidup.

Lingkungan adalah tempat yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Berperan penting sebagai sumber kehidupan manusia maupun sebagai tempat tinggal. Jika terjadi kerusakan lingkungan hidup, kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya dapat dipastikan bahwa akan terganggu. Peneletian ini bertujuan untuk mengembangkan Cerita Bergambar (cergam) yang berisi gambar ilustrasi yang membantu peserta didik kelas IV Sekolah Dasar untuk mengetahui ekosistem dan teknologi bunyi ultrasonik dalam konteks pelestarian lingkungan. Materi pelestarian lingkungan termasuk ke dalam mata pelajaran IPA yang diajarkan di kelas IV Sekolah Dasar dalam pembelajaran 1 di buku tematik tema 3 “Peduli Terhadap Makhluk Hidup” dengan subtema 1 “Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku”. Materi yang akan dibahas pada saat pembelajaran adalah pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian sumber daya alam di lingkungannya. Materi IPA tersebut akan dikolaborasikan dengan mata

(21)

pelajaran Bahasa Indonesia yang membahas menggali informasi dari seorang tokoh melalui wawancara menggunakan daftar pertanyaan.

Peneliti mendapatkan informasi dari hasil wawancara guru kelas IV SD tentang materi lingkungan hidup dan media apa saja yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Guru kelas IV menyatakan bahwa perlunya media cergam dalam pembelajaran. Kemudian peneliti mewawancarai kepala dusun Parakan Kulon, Sendangsari, Minggir, Sleman, Yogyakarta.

Menyatakan bahwa banyak petani kususnya petani padi mengalami gagal panen, dikarenakan banyaknya hama yang ada di sawah. Berdasarkan informasi yang diperoleh, peneliti melakukan penelitian dan pengembangan (Research & Development) dengan mengembangkan cergam yang berjudul

“Pelestarian Ekosistem Sawah dengan Pest Repeller” yang disusun berdasarkan materi tematik kelas IV Tema 3 “Peduli Terhadap Makhluk Hidup”, subtema 1 “Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku”.

Media pembelajan adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik dan sempurna (Kustandi & Sutijipto, 2011: 9). Media pembelajaran yang akan dikembangkan oleh peneliti adalah buku cerita bergambar (cergam) tentang pelestarian ekosistem sawah dengan teknologi bunyi ultrasonik yang belum pernah dijumpai peserta didik kelas IV Sekolah Dasar. Buku cerita bergambar (cergam) yaitu buku yang menampilkan gambar dan teks, keduanya saling menjalin. Baik gambar maupun teks keduanya saling membutuhkan untuk saling mengisi dan melengkapi (Mitchell dalam Nurgiyantoro, 2005: 153). Dalam setiap cergam untuk anak pasti terdapat gambar ilustrasi yang menarik dan pada umumnya penuh dengan warna warni sehingga dapat menarik perhatian anak dan pembaca pada umumnya (Nurgiyanto, 2005: 152-159). Terdapat enam jenis cergam menurut Mc Elmeel (dalam Krissandi, 2017: 24-25), yaitu: fiksi, historis, informasi, biografi, cerita, rakyat, dan kisah nyata. Jenis cergam informasi berisi fakta

(22)

dan data tentang suatu yang berguna untuk menambah wawasan, keterampilan, dan juga bekal teoritis dalam diri pembacanya. Cergam yang peneliti kembangkan termasuk ke dalam cergam informasi tentang menjaga ekosistem di sawah dalam konteks pelestarian lingkungan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan dua guru kelas IV Sekolah Dasar yang berbeda, peneliti mendapat informasi bahwa buku cerita bergambar (cergam) yang memuat materi tentang pelestarian ekosistem di sawah belum tersedia. Guru menggunakan buku guru dan buku siswa serta video dalam memberikan materi pelajaran tentang pelestarian lingkungan.

Cergam dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dan dapat membuat peserta didik menjadi lebih menarik karena terdapat ilustrasi gambar sehingga peserta didik mendapatkan gambaran konsep-konsep materi yang diajarkan. Cergam diperlukan agar dapat menjadi sarana dalam membantu peserta didik mengetahui cara pelestarian ekosistem di sawah dengan teknologi bunyi ultrasonik. Gelombang Ultrasonik merupakan gelombang bunyi atau yang dikenal sebagai gelombang akustik adalah gelombang mekanik yang dapat merambat dalam medium zat padat, cair dan gas (Sutrisno dalam Wijanarko, dkk. 2017: 66). Tikus merupakan salah satu hewan yang peka terhadap gelombang ultrasonik karena tikus memiliki jangkauan pendengaran antara 5-60 kHz (Heffner dan Henry dalam Wijanarko, dkk. 2017: 65). Namun dalam kondisi tertentu dapat melebihi hingga 100 kHz. Menurut Akhir (dalam Dinata, 2019: 183) penggunaan gelombang ultrasonik merupakan langkah yang startegis karena selain efek gelombang yang merusak jaringan tubuh, sistem navigasi juga berpengaruh pada terganggunya komunikasi hama padi. Sehingga dengan adanya bunyi ultrasonik diharapkan tikus atau hama tersebut menjadi berkurang.

Peneliti akan mengembangkan buku cerita bergambar (cergam) tersebut karena terinspirasi oleh penelitian yang dilakukan oleh David Wilianto, Dr. I G N Ardana, M. Erg dan Cons Tri Handoko, S. Sn, M.Hum (2013). Peneliti tersebut menggunakan perencangan buku cerita bergambar

(23)

interaktif berjudul “Our World is Our Home” bertema pelestarian lingkungan. Peneliti ini dilakukan karena minimnya rasa kepedulian terhadap lingkungan hidup. Tujuan dari peneliti ini adalah untuk meningkatkan rasa kepedulian terhadap lingkungan bersama-sama.

Disamping itu juga memberikan pengetahuan, merangsang kreatifitas dan imajinasi anak-anak serta menjadikan aktifitas membaca menjadi sesuatu yang menyenangkan dan menghibur. Media utama yang dipakai adalah buku cerita bergambar karena cerita adalah media yang tepat untuk menyampaikan pesan moral selain itu anak-anak pada usia ini menyukai visual dan kegiatan interaksi yang melibatkan dirinya. Pesan yang tersimpan dalam buku ini adalah kita harus menjaga dan melestarikan lingkungan kita bersama-sama. Dalam merancang buku cerita bergambar interaktif yang menarik, menyenangkan, memberikan pesan yang baik, meningkatkan imajinasi, kecintaan serta meningkatkan budaya membaca dan kepedulian anak kepada lingkungan maka pembuatan buku cerita harus dipikirkan dengan matang selain dari segi visual yang menarik minat anak-anak juga dalam segi cerita harus sesuai dengan tujuan awal. Selain cerita harus berbobot namun juga harus mudah dicerna oleh anak-anak sehingga mereka dapat dengan mudah menangkap maksud dan isi cerita.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, peneliti akan mengembangkan buku cergam yang berjudul “Pelestarian Ekosistem Sawah dengan Pest Repeller” merupakan upaya efektif sebagai media pembelajaran membaca serta media pendidikan lingkungan hidup bagi peserta didik, salah satunya tentang pelestarian ekosistem sawah menggunakan alat yang bernama teknologi bunyi ultrasonik (Pest Repeller).

Buku cergam tersebut digunakan sebagai sarana literasi dan juga untuk menunjang materi pembelajaran buku tematik kelas IV Tema 3 “Peduli Terhadap Makhluk Hidup”, Subtema 1 “Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku”.

(24)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengembangan cergam tentang pelestarian ekosistem di sawah dengan teknologi bunyi ultrasonik dalam konteks pelestarian lingkungan untuk peserta didik kelas IV di Sekolah Dasar?

2. Bagaimana kualitas produk cergam tentang pelestarian ekosistem di sawah dengan teknologi bunyi ultrasonik dalam konteks pelestarian lingkungan untuk peserta didik kelas IV di Sekolah Dasar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian dan pengembangan ini adalah sebagi berikut : 1. Mengembangkan cergam tentang pelestarian ekosistem sawah

dengan teknologi bunyi ultrasonik dalam konteks pelestarian lingkungan untuk peserta didik kelas IV di Sekolah Dasar.

2. Mengetahui kualitas produk cergam tentang pelestarian ekosistem sawah dengan teknologi bunyi ultrasonik dalam konteks pelestarian lingkungan untuk peserta didik kelas IV di Sekolah Dasar.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa

Peserta didik dapat mengetahui sebab akibat dari kerusakan lingkungan dan mampu menggunakan buku cerita bergambar (cergam) yang berisi tentang pelestarian ekosistem sawah dengan teknologi bunyi ultrasonik dalam konteks pelestarian lingkungan untuk peserta didik kelas IV di Sekolah Dasar.

(25)

2. Bagi Guru

Guru mendapatkan sarana literasi dan media dalam proses belajar mengajar di kelas berupa cergam tentang pelestarian ekosistem sawah dengan teknologi bunyi ultrasonik dalam konteks pelestarian lingkungan untuk kelas IV di Sekolah Dasar

3. Bagi Sekolah

Pengembangan buku cergam ini diharapkan menambah perbendaharaan buku cerita bergambar di sekolah. Selain itu, hadirnya buku cerita bergambar ini juga dapat dipergunakan sebagai referensi milik sekolah dalam pengenalan cara pelestarian ekosistem sawah dengan teknologi bunyi ultrasonik dalam konteks pelestarian lingkungan untuk peserta didik kelas IV di Sekolah Dasar.

4. Bagi Peneliti

Peneliti dapat melakukan penelitain dan mengembangkan media cergam yang berisi tentang pelestarian ekositem sawah dengan teknologi ultrasonik dalam konteks pelestarian lingkungan untuk peserta didik kelas IV di Sekolah Dasar.

E. Definisi Operasional

1. Cerita bergambar (cergam) adalah buku yang berisi cerita disertai gambar- gambar yang sesuai dengan isi cerita dan memiliki maksud untuk memberikan informasi maupun pengetahuan kepada pembacanya.

2. Pelestarian adalah pengelolaan sumber daya alam yg menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya.

(26)

3. Ekosistem adalah komunitas organik yang terdiri atas tumbuhan dan hewan, bersama habitatnya.

4. Sawah adalah tanah yang digarap dan diairi untuk tempat menanam tumbuhan pangan

5. Teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis 6. Bunyi adalah getaran yang merambat sebagai gelombang akustik

melalui media transmisi seperti gas, cairan atau padat.

7. Ultrasonik adalah bunyi atau getaran dengan frekuensi yang terlalu tinggi untuk bisa didengar oleh telinga manusia

F. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Produk yang dikembangkan adalah cergam berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup yang disusun berdasarkan meteri pembelajaran tematik kelas IV tema 3 subtema 1. Spesifikasi produk ini adalah :

1. Cergam dikembangkan berdasarkan materi pembelajaran tematik kelas IV tema 3 “Peduli Terhadap Makhluk Hidup” Subtema 1

“Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku”

2. Cergam berjudul “Pelestarian Ekosistem Sawah dengan Pest Repeller”, terdiri dari 30 halaman

3. Cergam terdiri dari cover, kata pengantar, pendahuluan, daftar isi, isi cerita, pertanyaan pendalaman, biodata singkat penulis, biodata singkat illustrator, daftar Pustaka.

4. Cergam dibuat dengan latar berwarna dan di dalamnya terdapat gambar ilustrasi agar peserta didik tertarik untuk membacanya.

5. Cergam menggunakan bahasa yang sederhana yang memudahkan peserta didik dalam memahami is cerita.

6. Cergam menggunakan font Comic Sans MS

(27)

7. Cergam disesuaikan dengan karakteristik peserta didik Sekolah Dasar.

8. Cergam dicetak landscape dengan ukuran kertas A5

9. Cergam dicetak dengan menggunakan kertas Art Paper 150GSM

(28)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini menguraikan tentang landasan teori yang digunakan dalam penelitan ini. Landasan teori terdiri dari beberapa bagian yaitu kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan peneliti.

A. Kajian Pustaka

Kajian pustaka menguraikan teori-teori yang mendukung penelitian, yaitu teori Pendidikan lingkungan hidup, pendidikan lingkungan hidup di kurikulum 2013 SD, Pendidikan Lingkungan Hidup Tema 3 Subtema 1 Kelas IV Sekolah Dasar, STEAM, ekosistem, teknologi bunyi ultrasonik, cerita bergambar (cergam), dan litersi.

1. Pendidikan Lingkungan Hidup

a. Pengertian Pendidikan Lingkungan Hidup

Pengertian pendidikan lingkungan hidup menurut Pamuti, Bobby, dan Djarkasi (2014) merupakan pengetahuan, kajian, bahan materi yang berupaya untuk mendidik murid untuk memahami dan mempraktikan langsung cara penanganan masalah-masalah lingkungan selama ini menjadi permasalahan dunia. Hal ini sependapat dengan Pratomo (dalam Affandi 2013) yang menyatakan bahwa pendidikan lingkungan hidup adalah suatu program pendidikan untuk membina anak atau peserta didik agar memiliki pengertian, kesadaran, sikap, dan perilaku yang rasional serta bertanggung jawab sebagai tentang pengaruh timbal balik antara penduduk dengan lingkungan hidup dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Afandi (2013) sendiri juga mendefinisikan pendidikan lingkungakan hidup sebagai melestarikan lingkungan dengan mengajarkan di sekolah secara formal.

(29)

Dari pengertian yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulan bahwa pendidikan lingkungan hidup adalah proses pembelajaran yang menanamkan sikap kepedulian pada lingkungan hidup, baik melalui pengetahuan dan keterampilan. Dalam penelitian ini, proses pembelajaran ditekankan pada peserta didik untuk mencintai lingkungan dan mengahargai alam di sekitar mereka. Peserta didik diarahkan untuk mengetahui bagaimana cara menjaga ekosistem sawah dalam konteks pelestarian lingkungan.

Pelestarian ekosistem sawah dalam konteks pelestarian lingkungan diberikan pada peserta didik supaya dapat memperoleh pemahaman tentang permasalahan yang ada di lingkungan dan bagaimana cara mengatasi masalah tersebut sesuai dengan tujuan dari pendidikan lingkungan hidup.

b. Tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup

Tujuan pendidikan lingkungan hidup dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan pokok. Tujuan umum menurut kesepakatan konferensi Tibilisis 1977, yaitu 1) untuk membantu menjelaskan masalah kepedulian serta perhatian tentang saling keterkaitan antara ekonomi, politik, sosial, dan ekologi di kota maupun di wilayah pedesaan; 2) untuk memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, komitmen, dan kemampuan yang dibutuhkan untuk melindungi dan memperbaiki lingkungan hidup; dan 3) untuk menciptakan pola perilaku yang baru pada individu, kelompok dan masyarakat sebagai suatu keseluruhan terhadap lingkungan (Schmieder, 1997: 25). Konferensi Tbilisis 1997 (dalam Hamzah, 2013: 48-49) lebih lanjut merinci tujuan yang ingin dicapai tersebut yang meliputi aspek sebagai berikut: 1) Pengetahuan, untuk membentuk peserta didik memperoleh pemahaman dasar tentang lingkungan hidup secara keseluruhan dan masalah-masalah yang berhubungan dengannya. 2)

(30)

Sikap, untuk membantu peserta didik memperoleh seperangkat nilai-nilai dan sikap peduli terhadap lingkungan hidup, motivasi untuk berpartisipasi secara aktif dalam memperbaiki, melindungi lingkungan hidup. 3) Kepedulian, untuk membantu peserta didik mengembangkan kepedulian dan sensitivitas terhadap lingkungan hidup secara keseluruhan dan masalah-masalah di dalamnnya. 4) Keterampilan, untuk membantu peserta didik memperoleh keterampilan dalam mengidentifiaksi, menyelidiki, dan memecahkan masalah-masalah lingkungan hidup. 5) Partisipasi, untuk memberikan kesempatan pada peserta didik secara aktif memasuki semua jenjang pekerjaan pada masa datang yang berkenaan dengan masalah-masalah lingkungan hidup.

Berdasarakan rumusan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pendidikan lingkungan hidup adalah membantu peserta didik untuk membentuk pemahaman dasar yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap, nilai, dan komitmen yang dibutuhkan untuk melindungi dan memperbaiki lingkungan hidup. Pemahaman tentang kepedulian dalam memecahkan permasalahan yang ada di lingkungan sekitar pun ditanamkan dalam pendidikan lingkungan hidup. Kepedulian pada kerusakan lingkungan hidup dimasukan dalam pembelajaran tematik untuk peserta didik Sekolah Dasar supaya peserta didik memahami kerusakan lingkungan sekitar.

Pendidikan lingkungan hidup diajarkan dalam pendidikan kurikulum 2013 pada peserta didik Sekolah Dasar sampai kelas VI.

2. Pendidikan Lingkungan Hidup di Kurikulum 2013 SD

Terdapat berbagai penjelasan tentang materi yang diberikan pada peserta didik dikarenakan belum terdapat pokok acuan buku yang harus diajarkan. Jika dicermati, kurikulum saat ini sudah mencantumkan materi-materi mengenai pendidikan lingkungan hidup walaupun kenyataan belum diungkapkan secara jelas

(31)

mengenai materi pokok yang harus diberikan peserta didik. Materi tersebut terlihat di dalam pembelajaran yang masih diberikan secara terintegrasi dengan mata pelajaran lain atau sering disebut tematik (Hamzah, 2013: 50). Dari pembahasan mengenai pengertian dan tujuan dari pendidikan lingkungan hidup yang sudah dibahas, maka secara substansi, cakupan pokok pembahasan lingkungan hidup di sekolah setidaknya harus mencakup hal-hal sebagai berikut, yaitu 1) Lingkungan Sosial, 2) Lingkungan Spasial, 3) Lingkungan alam, 4) Lingkungan Buatan, dan 5) Perubahan Iklim dan Bencana Lingkungan (Hamzah, 2013: 51).

Lingkungan sosial berkaitan dengan keseluruhan lembaga- lembaga sosial dan budaya, bentuk, pola dan proses yang ada, pada kehidupan individu di masyakarat. Berkenaan dengan unsur-unsur tersebut berkaitan dengan tempat dan wilayah unsur tersebut berlaku. Lingkungan spasial mencakup unsur lokasi, jarak, kepadatan, arah, dan variasi dalam lingkungan. Lingkungan alam berkenaan dengan air, udara, makhluk hidup dan tak hidup, bumi, dan cahaya matahari. Lingkungan buatan berkenaan dengan perubahan bentang alam oleh manusia (New South Wales Departement of Education, dalam Hamzah 2013: 52). Perubahan iklim dan bencana berisikan bahan pembelajaran yang berkenaan dengan perubahan iklim serta dampaknya bagi manusia yang berhubungan dengan bencana yang dapat terjadi. Melalui penjelasan di atas peneliti ingin mencoba menjabarkan setiap tema yang ada didalamnya termuat materi pembelajaran yang berkaitan dengan pendidikan lingkungan hidup.

(32)

Tabel 2.1 Pendidikan Lingkungan Hidup dalam Pembelajaran Tematik SD

Kelas Tema Aktivitas Siswa

I 6

“Lingkungan Bersih, Sehat dan Asri”

Melakukan aktivitas membersihakan

lingkungan sekitar sekolah bersama-sama supaya tercipta lingkungan sekolah yang bersih, sehat dan asri.

II 4

“Hidup Bersih dan Sehat”

Aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik adalah membersihkan kelas dan lingkungan sekitar sekolah supaya tidak ada tumpukan sampah yang menjadi sarang lalat dan serangga lainnya.

III 8

“Bumi dan Alam Semesta”

Aktivitas yang dilakukan adalah peserta didik diajarakan untuk menjaga bumi sebagai tempat tinggal manusia, hewan dan tumbuhan serta cara pemanfaatan sumber daya alam yang dilakukan dengan baik dan bijak.

IV 3

“Peduli Terhadap Makhluk Hidup”

Aktivitas yang dilakukann oleh peserta didik diajarkan bagaimana sikap peduli yang baik pada makhluk hidup dan mengetahui manfaat adanya hewan dan tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar.

V

2

“Udara Bagi Kesehatan”

Peserta didik

diperkenalkan organ pernapasan menusia dan hewan serta diajak untuk menyaksikan dampak dari kebakaran hutan yang terjadi di Kalimantan yang berdampak buruk bagi

(33)

udara yang menyebabkan banyak manusia yang mengalami gangguan atau penyakit pernafasan.

7

“Peristiwa dalam Kehidupan”

Aktivitas yang dilakukan adalah mengenalkan peserta didik kegiatan manusia yang tidak terpuji dan merusak alam seperti menebang pohon tanpa melakukan penanaman

kembali yang

menyebabkan terjadinya banjir, pembuangan sampah bukan pada tempatnya melainkan di aliran air atau sungai yang

nantinya pun

menyebabkan banjir.

VI 1

“Selamatkan Makhluk Hidup”

Aktivitas yang dilakukan adalah peserta didik diajak untuk melastarikan hewan dan tumbuhan yang ada di lingkungan.

Berdasarkan paparan data tentang pembelajaran tematik yang berkaitan dengan pendidikan lingkungan hidup mulai kelas I sampai kelas VI, peneliti tertarik memilih pembelajaran tematik yang ada di kelas IV pada tema 3. Pada tema 3 “Peduli Terhadap Makhluk Hidup” peserta didik diajarkan bagaimana sikap peduli terhadap makhluk hidup, mengetauhi manfaat adanya hewan dan tumbuhan, pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian sumber daya alam di lingkungan. Dari pembelajaran tematik di kurikulum 2013, peneliti berfokus pada pembelajaran di kelas IV Sekolah Dasar tema 3 “Peduli terhadap Makhluk Hidup” dengan subtema 1

“Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku”.

(34)

3. Pendidikan Lingkungan Hidup Tema 3 Subtema 1 Kelas IV Sekolah Dasar

Dalam materi pembelajaran di kelas IV yang berkaitan dengan pendidikan lingkungan hidup adalah pada tema 3 “Peduli terhadap Makhluk Hidup” subtema 1 “Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku”. Muatan pelajaran yang terdapat dalam tema 3 subtema 1 adalah IPA, Bahasa Indonesia, dan IPS. Muatan pelajaran IPA mempelajari tentang pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian sumber daya alam di lingkungan, Bahasa Indonesia mempelajari tentang menggali informasi dari seorang tokoh melalui wawancara menggunakan daftar pertanyaan, dan IPS mempelajari tentang karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi.

Pada tema ini, materi tentang pelestarian lingkungan belum dipelajari dan dibahas secara lebih mendalam. Kompetensi Dasar pada mata pelajaran IPA, 3.8 Menjelaskan pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian sumber daya alam di lingkungannya.

4.8 Melakukan kegiatan upaya pelestarian sumber daya alam bersama orang-orang di lingkungannya. Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia, 3.3 Mengali Informasi dari seorang tokoh melalui wawancara menggunakan daftar pertanyaan. 4.3 Melaporkan hasil wawancara menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif dalam bentuk teks tulis. Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS, 3.1 Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi. 4.1 Menyajikan hasil identifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi.

(35)

Melalui pembahasan tentang pembelajaran 1 di kelas IV, tema 3 “Peduli terhadap Makhluk Hidup”, subtema 1 “Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku” di atas, peneliti akan mendalami pada mata pelajaran IPA khususnya pelestarian ekosistem sawah dalam konteks pelestarian lingkungan.

Keterhubungan antara tema dan subtema yang ada di kelas IV tersebut akan dikaitkan dengan pembelajaran STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics).

4. STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics) Pembelajaran STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics) merupakan sebuah integrasi dari berbagai disiplin ilmu yaitu sains, teknologi, teknik, seni, dan matematika yang berada dalam satu kesatuan pendekatan pembelajaran (Nurhikmayati, 2019: 41-50). Buinicontro (dalam Nurhikmayati, 2019: 41-50) mendefinisikan STEAM sebagai integrasi disiplin ilmu seni ke dalam kurikulum dan pembelajaran pada wilayah sains, teknologi, teknik, dan matematika.

STEAM memiliki beberapa kelebihan dalam proses pelaksanaanya (Hadinugrahaningsih, T., dkk. 2017: 21), antara lain:

STEAM menunjukan hasil yang positif dalam pengetahuan sains peserta didik; STEAM mengajarkan peserta didik untuk berpikir untuk menyelesaikan masalah secara aktif, kreatif, dan inovatif;

melalui teknologi, peserta didik mampu mengkreasikan ide-idenya ke dalam teknologi terkini; STEAM dapat menjebatani konsep yang abstrak secara matematis ke dalam sains, teknologi, inkuiri dan seni;

terintegrasinya seni/art ke dalam STEAM akan memupuk kreativitas peserta didik dalam menciptakan alat belajar yang menyenangkan; dengan STEAM peserta didik dapat mengaplikasikan hasil pembelajaran yang diperoleh ke dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran dengan integrasi STEAM

(36)

merujuk pada teori belajar konstruktivisme (Yakman, 2012) dimana peserta didik secara aktif akan membangun pengetahuannya sendiri melalui pengalaman belajar yang menyenangkan. Peserta didik akan secara aktif menciptakan strategi secara mandiri untuk proses belajarnya. STEAM ini mengarahkan peserta didik untuk memilki keterampilan yaitu keterampilan pemacahan masalah, keterampilan berpikir kritis, dan keterampilan kolaborasi (Messier, 2015).

Peneliti mengambil kesimpulan bahwa STEAM adalah sebagai integrasi disiplin ilmu seni ke dalam kurikulum dan pembelajaran pada wilayah sains, teknologi, teknik, dan matematika. Selain itu, STEAM mengajarkan peserta didik untuk berpikir menyelesaikan masalah secara aktif, kreatif dan inovatif, melalui teknologi, peserta didik mampu mengkreasikan ide-idenya ke dalam teknologi terkini. Dengan demikian keterpaduan pembelajaran tematik dengan pembelajaran STEAM akan peneliti wujudkan dalam bentuk media cerita bergambar tentang pelestarian ekosistem sawah dengan teknologi bunyi ultrasonik. Sawah merupakan tempat untuk menanam padi, padi merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia, namun ekosistem sawah terganggu sehingga padi yang dihasilkan berkurang. Hama merupakan salah satu akibat dari rusaknya ekosistem sawah. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan tekonlogi bunyi ultrasonik untuk ekosistem sawah. Pelestarian ekosistem sawah dengan teknologi bunyi ultrasonik akan menambah wawasan pengetahuan peserta didik tentang ekosistem dan teknologi bunyi ultrasonik.

(37)

5. Ekosistem

a. Pengertian Ekosistem

Hubungan timbal balik yang terjadi antara makhluk hidup dengan lingkungan di sekitarnya dan membentuk suatu sistem disebut dengan ekosistem (Sati, 2017: 1). Di alam terdapat organisme hidup (makhluk hidup) dengan lingkungannya yang tidak hidup saling berinteraksi berhubungan erat tak terpisahkan dan saling pengaruh memperngaruhi satu sama lain yang merupakan suatu sistem (Irwan, 1996: 27). Di dalam ekosistem terdapat makhluk hidup dan lingkungannya. Oleh karena itu, ekosistem harus dijaga agar tetap berjalan dengan semestinya.

Berdasarkan paparan ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa ekosistem merupakan tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur makhluk hidup dengan lingkungan yang saling mempengaruhi. Selain itu, terdapat komponen penyusun ekosistem, yaitu biotik dan abiotik.

a. Komponen Biotik

Menurut Sati (2017: 7) Komponen biotik meliputi semua makhluk hidup yang ada di dalam ekosistem.

Komponen biotik terdiri dari tumbuhan, hewan, manusia, dan organisme. Setiap makhluk hidup tersebut memiliki tingkatan kedudukan dan peran sendiri dalam ekosistem.

Berdasarkan fungsinya, komponen biotik terdiri dari tiga yaitu produsen, konsumen, dan pengurai.

b. Komponen Abiotik

Menurut Sati (2017: 12) komponen abiotik merupakan semua benda yang tidak hidup yang terdapat di dalam suatu ekosistem. Di dalam ekosistem, keberadaan

(38)

komponen abiotik sangat menentukan jenis makhluk hidup yang menempati suatu lingkungan tersebut. beberapa ini yang termasuk dalam komponen abiotik yaitu ; 1) Cahaya matahari, 2) Air, 3) Tanah, 4) Suhu, 5) Udara, 6) Kelembapan, 7) Garam mineral, 8) Kadar garam, 9) Topografi, 10) Derajat keasaman (pH)

b. Hubungan Antarkomponen Ekosistem

Di lingkungan ekosistem terjadi saling ketergantungan antar komponen, di mana jika salah satu komponen mengalami gangguan maka akan mempengaruhi komponen lainnya. Jadi komponen biotik dan abiotik merupakan suatu kesatuan dan akan saling mempengaruhi (Sati, 2017: 43)

1. Hubungan antara komponen biotik dengan abiotik.

Contoh hubungan saling ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik yaitu: Tumbuhan akan hidup dengan baik apabila lingkungan memberikan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh pertumbuhan tumbuhan tersebut misalnya air, udara, cahaya, dan garam-garam mineral.

2. Hubungan antara komponen biotik dengan komponen biotik

Hubungan antara produsen, konsumen, dan pengurai merupakan hubungan yang saling ketergantungan. Untuk melangsungkan kehidupannya setiap makhluk hidup pasti memerlukan makhluk hidup lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung.

(39)

a. Rantai makanan

Rantai makanan merupakan perpindahan materi dan energi melalui peristiwa makan dan dimakan dalam suatu ekosistem dengan urutan tertentu. Dalam rantai makanan terdapat makhluk hidup yang berperan sebagai produsen, konsumen, dan sebagai pengurai.

Gambar 2.1 Rantai Makanan 1) Tanaman Rumput (Produsen)

2) Belalang (Konsumen tingkat I) 3) Katak (Konsumen tingkat II) 4) Ular (Konsumen tingkat III)

5) Burung Elang (Konsumen tingkat IV) 6) Jamur (Pengurai)

b. Jaring-jaring Makanan

Jaring-jaring makanan merupakan kumpulan dari rantai makanan yang saling berhubungan. Pada sebuah ekosistem banyak peristiwa proses makan dan dimakan, tidak hanya terdapat satu rantai makanan, karena satu produsen tidak selalu menjadi sumber makanan bagi satu jenis herbivora, dan sebaliknya satu jenis herbivora tidak selalu memakan satu jenis produsen.

(40)

Gambar 2.2 Jaring-jaring Makanan

1) Pada tingkat tropik pertama adalah organisme yang mampu meghasilkan makanan sendiri yaitu tumbuhan.

2) Tingkat tropik kedua (konsumen I) biasanya diduduki oleh hewan pemakan tumbuhan (herbivora).

3) Tingkat tropik ketiga (konsumen II) biasanya diduduki oleh hewan pemakan daging (karnivora) 4) Tingkat tropik tertinggi atau disebut konsumen puncak. Dari gambar burung elang dan rubah bertindak sebagai konsumen III/konsumen puncak

(41)

c. Piramida Makanan

Piramida makanan merupakan gambar piramida yang membandingkan jumlah komposisi biomassa dan energi antara produsen, konsumen I, konsumen II dan seterusnya di dalam suatu ekosistem. Contoh piramida makanan dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.3 Piramida Makanan

Di dalam piramida semakin ke puncak maka komposisi biomassa dan energinya akan semakin kecil, karena selama proses perpindahan energi terjadi penyusutan jumlah energi pada setiap tingkat trofik. Ekosistem yang seimbang tentunya jumlah produsen relatif lebih banyak daripada jumlah konsumen tingkat ke 1, jumlah konsumen tingkat ke 2, lebih banyak dari pada konsumen tingkat ke 3, dan seterusnya.

(42)

c. Faktor Penyebab Rusaknya Ekosistem

Ekosistem yang baik akan memberikan kenyamanan bagi makhluk hidup yang ada di dalamnya, tetapi sebaliknya ekosistem yang tidak seimbang akan memberikan dampak negatif pada lingkungan atau makhluk hidup yang ada di dalamnya (Sati, 2017:

155). Ada dua faktor penyebab rusaknya ekosistem yaitu faktor alam dan faktor manusai. Faktor alam yaitu ; 1) Letusan gunung berapi, 2) Banjir, 3) Tanah longsor, 4) Badai, 5) Kekeringan, 6) Tsunami, 7) Gempa bumi. Sedangkan untuk faktor manusia yaitu ; 1) Penebangan pohon secara liar dan pembakaran hutan, 2) Perburuan hewan secara terus-menerus, 3) Penggunaan pupuk yang berlebih, 4) Perusakan terumbu karang, 5) Limbah Industri pabrik, 6) Kegiatan pembangunan, 7) Kegiatan penambangan, 8) Penggunaan kendaran bermotor, 9) Eksploitasi sumber daya laut, 10) Penambangan pasir laut.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ekosistem merupakan peran yang sangat penting dalam sumber daya alam dan makhluk hidup. Tetapi semakin banyak manusia maka semakin banyak pula kebutuhan yang harus terpenuhi seperti kebutuhan makan yaitu nasi. Di Indonesia nasi merupakan kebutuhan pokok, sehingga banyak pula padi yang harus ditanam namun tidak semua petani bisa panen setiap satu musim. Semakin banyak jumlah padi yang ditanam maka semakin banyak pula hama atau tikus yang bertambah yang mana menyebabkan terganggunya ekosistem sawah. Hasil dari peneliti wawancara dengan kepala dukuh desa Parakan Kulon adalah pada satu musim tanam, tikus betina dapat melahirkan 2-3 kali, sehingga satu induk mampu menghasilkan sampai 100 ekor tikus, sehingga populasi akan bertambah cepat meningkatnya. Tikus betina cepat dewasa, pada umur 28 hari sudah siap kawin dan dapat bunting. Masa kehamilan

(43)

mencapai 19-23 hari, dengan rata-rata 21 hari. Tikus jantan lebih lambat menjadi dewasa daripada betinanya, pada umur 60 hari siap kawin. Lama hidup tikus sekitar 8 bulan. Terganggunya ekosistem sawah tersebut dapat diatas dengan adanya teknologi bunyi ultrasonik yang dapat membantu petani dalam memaksimalkan hasil panen dan membantu menyeimbangkan kembali ekosistem sawah tersebut.

6. Teknologi bunyi Ultrasonik

Ultrasonik merupakan teknologi modern yang dapat digunakan untuk membantu dalam pelestarian ekosistem sawah.

Pada Subbab ini akan menjelaskan mengenai pengertian dari ultrasonik, bagian-bagian teknologi bunyi ultrasonik (Pest Repeller), dan cara kerja teknologi bunyi ultrasonik.

a. Pengertian Ultrasonik

Ultrasonik merupakan gelombang mekanik longitudinal dengan frekuensi sangat tinggi yaitu di atas 20 kHz. Gelombang ini merupakan gelombang suara yang dirambatkan sebagai gelombang mekanik dan dapat menjalar pada medium padat, cair maupun gas. Hal ini disebabakan karena gelombang ultrasonik merupakan rambatan energi dan momentum mekanik, sehingga dapat merembat sebagai interaksi dengan molekul yang dilaluinya (Bueche dalam Isnanniah 2018: 9). Menurut Sutrisno (dalam Wijanarko, dkk. 2017: 66) gelombang ultrasonik merupakan gelombang bunyi atau yang dikenal sebagai gelombang akustik adalah gelombang mekanik yang dapat merambat dalam medium zat padat, cair dan gas. Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa ultrasonik adalah gelombang mekanik longitudinal dengan frekuensi sangat tinggi yaitu diatas 20

(44)

kHz yang dapat merambat dalam medium zat padat, cair dan gas. Peneliti menggunakan teknologi bunyi ultrasonik untuk membasmi tikus, nama dari alat tersebut adalah Pest Repeller. Teknologi bunyi ultrasonik (Pest Repeller) memiliki beberapa penyusunnya.

b. Bagian-Bagian Teknologi Bunyi Ultrasonik (Pest Repeller)

Teknologi bunyi ultrasonik (Pest Repeller) terdiri beberapa bagian. Bagian-bagian teknologi bunyi ultrasonik yaitu:

1) Mikrokontroler

Menurut Ibnu Malik (2009:1) (dalam Wijanarko, dkk. 2017: 66), bahwa “Mikrokontroler adalah sebagai sebuah sistem computer yang dibangun pada sebuah keeping (chip) tunggal”. Mikrokontroler adalah sebuah system microprocessor dimana didalamnya sudah terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, clock dan peralatan internal lainnya yang sudah saling terhubung dan terorganisasi dengan baik.

2) Mikrokontroler ATmega 8

Menurut Djiwo H, Joko S dan Desi B (dalam Wijanarko, dkk. 2017: 66) Mikrokontroler ATmega 8 merupakan seri mikrokontroler 8-bit buatan Atmel Corp. yang memiliki arsitektur AVR (Alfanda Vegard’s Risc Processor) Mikrokontroler ATmega 8 mempunyai 28 pin dengan fasilitas cukup lengkap yaitu 23 jalur Input atau Output, 8Kbyte In System Programmable Flash, 512 bytes EEPROM, 1Kbytes

(45)

internal SPRAM, Internal ADC, Timer atau Counter, SPI, dan USART.

Gambar 2.4 ATmega 8

Gambar 2.5 Konfigurasi pin ATmega8 3) Bahasa C

Bahasa C merupakan bahas pemrograman tingkat menengah. Pada tahun 1989 akhirnya bahasa C distandarisasi ANSI (American National Standart Institute) sehingga menjadi bahas pemrograman standar hingga saat ini. Kompilernya dapat dibuat pada beberapa platfrom yang berbeda (Antonius Rahmat C 2010:49) dalam (Wijanarko, dkk. 2017:

66)

4) Codevision AVR

Codevision AVR merupakan sebuah software cross-complier Bahasa C, Integrated Development Environment (IDE) dan Program Generator otomatis yang khusus dirancang untuk mikrokontroler

(46)

keluarga Atmel AVR Mikrokontroler. Program ini dirancang untuk dijalankan pada sistem operasi XP, Vista, dan windows 7 arsitektur 32 bit atau 64 bit.

Pengisian program ini dapat dilakukan menggunakan compiler yang selanjutnya diprogram ke dalam mikrokontroler menggunakan fasilitas yang sudah disediakan oleh program tersebut. (Wijanarko, dkk.

2017: 67) 5) Proteus

Proteus adalah sebuah software simulasi untuk mendesain rangkaian. Proteus mengkombinasikan program ISIS untuk membuat skematik desain rangkaian dengan program ARES untuk membuat layout PCB dari skematik suatu rangkaian. Proteus memiliki kemampuan untuk mensimulasikan hasil rancangan baik digital maupun analog atau gabungan keduanya, mendukung simulasi yang menarik dan simulasi secara grafis, mendukung simulasi berbagai jenis mikrokontroler. (Wijanarko, dkk. 2017: 67) 6) NE555 Modul Pembangkit Frekuensi

IC pewaktu 555 adalah sirkuit terpadu (chip) yang digunakan dalam berbagai timer, pulsa generasi, dan osilator aplikasi. 555 dapat digunakan untuk menyediakan penundaan waktu, sebuah osilator, dan sebagai elemen flip-flop. Disediakan hingga empat sirkuit waktu di satu paket. Modul ini digunakan sebagai pembangkit sinyal gelombang persegi. Sinyal gelombang digunakan untuk pengembangan eksperimental. Frekuensi gelombang dapat diatur dari 20 kHz – 150 kHz menggunakan jumper dan trimmer. (Wijanarko, dkk. 2017: 67)

(47)

Gambar 2.6 NE555 Modul Pembangkit Frekuensi 7) LCD

LCD atau Liquid Crystal Display adalah sebuah peralatan elektronik yang berfungsi untuk menampilkan output sebuah sistem dengan cara membentuk suatu citra atau gambaran pada sebuah layar. (Wijanarko, dkk. 2017: 67)

Gambar 2.7 Konfigurasi pin LCD Character 16x2 8) Osiloskop

Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Dengan mengunakan osiloskop dapat mengetahui besaran-besaran pada sinyal listrik seperti tegangan, frekuensi, periode dan bentuk sinyal dari objek yang diukur. Selain itu dengan osiloskop juga dapat membedakan gelombang AC dan gelombang DC, serta dapat juga melihat atau mendeteksi gangguan-gangguan dalam sistem transmisi atau penyaluran seperti gangguan noise. (Wijanarko, dkk. 2017: 67)

(48)

c. Cara Kerja Teknologi Bunyi Ultrasonik (Pest Repeller) Cara kerja Teknologi Bunyi Ultrasonik menurut (Wijanarko, dkk. 2017: 68). Ada tiga bagian utama dasar dari perancangan yang pertama yaitu sensor proximity yang bekerja sebagai input atau memberi masukan berupa data analog, modul ADC (Analog to Digital Converter) yang terdapat pada mikrokontroler yang mempunyai fungsi untuk merubah data analog ke data digital yang di proses oleh mikrokontroler dan selanjutnya data tersebut di proses kemudian di keluarkan dalam bentuk suara dengan buzzer dan hasilnya akan ditampilkan kedalam LCD.

Gambar 2.8 Gambaran Sistem

(49)

Gambar 2.9 Flowchart

Flowchart diatas menjelaskan bahwa ketika rangkaian sudah terhubung dengan catu daya 12V, LCD secara otomatis on dan kondisi awal keempat sakelar dalam keadaan off. Jika menekan sakelar 1 maka frekuensi yang dibangkitkan adalah modul NE555 1, jika menekan sakelar 2 maka frekuensi yang dibangkitkan adalah modul NE555 2, jika menekan sakelar 3 maka frekuensi yang dibangkitkan adalah modul NE555 3, dan jika menekan sakelar 4 maka frekuensi yang dibangkitkan adalah modul NE555 4. Apabila tikus telah melewati sensor proximity, maka LCD akan menampilkan tulisan

“Ada Tikus!!!”, dan buzzer akan aktif sesuai frekuensi pada sakelar yang telah dipilih. Begitu

(50)

seterusnya apabila menekan sakelar berikutnya sampai batas waktu 15 menit, kondisi akan stop dan kembali pada start.

Berdasarkan penjelasana di atas, menggunakan teknologi bunyi ultrasonik dapat membantu dalam pelestarian ekosistem sawah. Peneliti akan mengenalkan teknologi bunyi ultrasonik sebagai teknik modern yang aman pada peserta didik Sekolah Dasar supaya memahami bahwa rusaknya ekosistem sawah dapat diatasi dengan bantuan teknologi bunyi ultrasonik.

Selain mengenalkan teknologi bunyi ultrasonik, peneliti ingin mengenalkan teknik modern yang tidak aman. pengenalan teknik modern yang aman dan teknik modern yang tidak aman akan dikemas dalam bentuk buku cerita bergambar (cergam). Tujuannya adalah supaya anak dapat lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran di kelas dan lebih memahami materi mengenai ekosistem dalam konteks pelestarian lingkungan.

7. Cerita Bergambar (Cergam) a. Pengertian Cerita Bergambar

Buku cerita bergambar adalah buku yang menyampaikan cerita bergambar dan teks dan keduannya saling menjalin (Micthel, 2003: 87). Lukens (2003: 38) mengatakan ilustrasi cerita dan gambar merupakan dua media yang berbeda, tetapi dalam buku cerita keduanya secara bersama membentuk perpaduan. Sejalan dengan itu, Nurgiyantoro (2005: 152) berpendapat buku cerita bergambar adalah buku bacaan cerita yang menampilkan teks narasi secara verbal dan disertai gambar-gambar ilustrasi.

Dari definisi di atas diambil kesimpulan bahwa buku cerita bergambar adalah buku yang didalamnya termuat gambar dan terdapat penjelasan gambar berupa narasi singkat. Dengan buku bergambar mampu merangsang imajinasi anak. Selain itu, kegiatan

(51)

membaca buku cerita bergambar akan membantu anak lebih memahami hubungan cerita dan gambar.

b. Jenis dan Karakteristik Buku Cerita Bergambar

Buku cerita bergambar mempunyai beberapa jenis dan karakteristik. McElmeel (dalam Krissandi 2017: 24-25) jenis-jenis buku cerita bergambar adalah sebagai berikut:

1) Fiksi

Buku fiksi adalah buku yang menceritakan khayalan, rekaan, atau sesuatu yang tidak ada dan terjadi sungguh- sungguh. Kategori yang termasuk dalam fiksi adalah cerita hewan, misteri, humor, dan cerita fantasi yang dibuat penulis sesuai imajinasinya.

2) Historis

Buku historis adalah buku yang mendasarkan diri pada suatu fakta atau kenyataan di masa lalu. Buku ini meliputi kejadian sebenarnya, tempat, atau karakter yang merupakan bagian dari sejarah.

3) Informasi

Buku informasi adalah buku-buku yang memberikan informasi faktual. Buku informasi menyampaikan fakta dan data apa adanya, yang berguna untuk menambah ketarampilan, wawasan, dan juga bekal teoritis dalam batas tertentu bagi anak.

(52)

4) Biografi

Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang mulai kelahirannya hingga kematiannya jika sudah meninggal.

5) Cerita rakyat

Cerita rakyat merupakan cerita atau kisah yang asal muasalnya bersumber dari masyarakat serta tumbuh dan berkembang dalam masyarakat di masa lampau.

6) Kisah nyata

Kisah nyata berfokus pada peristiwa yang sebenarnya dari sebuah situasi atau peristiwa.

Beberapa karakteristik buku cerita bergambar menurut Sutherland dalam (Faizah, 2009: 252) antara lain adalah:

1) Buku cerita bergambar bersifat ringkas dan langsung.

2) Buku cerita bergambar berisi konsep-konsep yang berseri.

3) Konsep yang ditulis dapat dipahami oleh anak-anak.

4) Gaya penulisannya sederhana.

5) Terdapat ilustrasi yang melengkapi teks.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa jenis buku bergambar adalah (1) fiksi, (2) historis, (3) informasi, (4) biografi, (5) cerita rakyat, dan (6) kisah nyata. Karakteristik buku cerita bergambar adalah (1) buku cerita bergambar bersifat ringkas dan langsung, (2) buku cerita bergambar berisi konsep-konsep yang berseri, (3) konsep yang ditulis dapat dipahami oleh anak-anak, (4) gaya penulisannya sederhana, dan (5) terdapat ilustrasi yang melengkapi teks.

(53)

c. Fungsi Cerita Bergambar

Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005: 159-161) menunjukan beberapa hal tentang fungsi dan pentingnya buku cerita bergambar bagi anak sebagai berikut:

1) Buku cerita bergambar dapat membantu anak terhadap pengembangan dan perkembangan emosi.

Anak akan merasa terfasilitasi dan terbantu untuk memahami dan menerima dirinya sendiri dan orang lain, serta untuk mengekspresikan berbagai emosinya, seperti rasa takut dan senang, sedih dan bahagia, yang merupakan bagian dari kehidupan.

2) Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk belajar tentang dunia, menyadarkan anak tentang keberadaan di dunia di tengah masyarakat dan alam.

3) Buku cerita bergambar dapat membantu anak belajar tentang orang lain, hubungan yang ada terjadi, dan pengembangan perasaan.

4) Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk memperoleh kesenangan. Ini merupakan salah satu hal penting dalam pemberian buku bacaan jenis ini, yaitu untuk memberikan kesenangan dan kenikmatan batiniah.

5) Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk mengapresiasi keindahan. Baik cerita secara verbal maupun gambar-gambar ilustrasi yang mendukungnya masing-masing menawarkan keindahan.

(54)

6) Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk menstimulasi imajinasi. Buku cerita dan gambar- gambar memiliki fungsi mendorong tumbuh dan berkembangnya imajinasi anak.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti akan mengembangkan cerita bergambar yang berisi informasi mengenai pelestarian ekosistem sawah dengan teknologi bunyi ultrasonik. Melalui beberapa fungsi cerita bergambar, peneliti ingin mengembangkan cergam berdasarkan beberapa fungsi, yaitu pada poin 2) dapat membantu anak untuk belajar tentang dunia, menyadarkan anak tentang keberadaan di dunia di tengah masyarakat dan alam, dan pada poin 6) dapat membantu anak untuk menstimulus imajinasi.

Melalui cerita bergambar yang di dalamnya berisi tentang pelestarian ekosistem sawah dengan teknologi bunyi ultrasonik, peserta didik dapat mengetahui bagaimana teknologi bunyi ultrasonik bekerja dalam pelestarian ekosistem sawah dalam konteks pelestarian lingkungan. Gambar dan tulisan dalam cergam mendorong tumbuh dan berkembangnya imajinasi pada peserta didik. Buku cerita bergambar yang akan peneliti kembangkan dapat digunakan sebagai media literasi dan media pembelajaran di kelas.

8. Literasi

a. Pengertian Literasi

Literasi sering dipandang sebagai kemampuan membaca dan menulis. Orang yang dapat dikatakan literasi dalam pandangan ini adalah orang yang mampu membaca dan menulis atau bebas dari buta huruf. Pengertian litersi selanjutnya berkembang menjadi kemampuan membaca, menulis, berbicara, dan menyimak. Sejalan dengan berjalannya waktu, definisi literasi telah bergeser dari pengertian sempit menjadi pengertian yang lebih luas. Perubahan ini disebabkan oleh berbagai faktor, baik perluasan makna akibat yang

Gambar

Grafik 4.1 Kelayakan Produk…………………………………………………….86
Tabel 2.1 Pendidikan Lingkungan Hidup dalam Pembelajaran  Tematik SD
Gambar 2.2 Jaring-jaring Makanan
Gambar 2.3 Piramida Makanan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Media utama yang digunakan adalah ilustrasi, berupa buku cerita bergambar. (cergam), cergam dipilih karena sesuai dengan karakteristik anak berumur

Proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar menggunakan media buku cerita bergambar yaitu guru menunjukkan buku cerita bergambar kepada anak yang akan disampaikan pada hari

Berdasarkan hasil analisis Buku Tematik Kelas IV Tema 3 Peduli Terhadap Makhluk Hidup terdapat komponen buku sebagai berikut: halaman sampul buku yang memuat judul buku,

Definisi Operasional Berdasarkan judul, pengembangan bahan ajar buku cerita bergambar tema 5 “pengalamanku” dalam bentuk buku bergambar untuk meningkatkan minat & hasil belajar

Regina Riskha Gustanti Universitas Sanata Dharma 2018 Penelitian yang dilakukan oleh penulis merupakan penelitian pengembangan buku cerita bergambar sebagai media bantu untuk

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tingkat kemampuan siswa dalam memahami materi pada tema peduli terhadap makhluk hidup subtema 1 siswa kelas IV SD Negeri 51 Banda

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menguji keefektivitasan suatu produk bahan ajar yang inovatif dengan nama KUTA BERKA (Buku Cerita Bergambar

Pengembangan buku cerita bergambar berbasis lingkungan hidup pada pembelajaran tematik kelas II SD/MI pada tema merawat hewan dan tumbuhan menggunakan Research and