• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan buku cerita bergambar Tema 1 Subtema 1: Aku dan Diriku untuk siswa kelas I Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan buku cerita bergambar Tema 1 Subtema 1: Aku dan Diriku untuk siswa kelas I Sekolah Dasar"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR TEMA 1 SUBTEMA 1: AKU DAN DIRIKU UNTUK SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR. SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Regina Riskha Gustanti NIM: 121134088. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN. Karya ini penulis persembahkan kepada:  Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria.  Kedua orang tuaku, bapak Hugo Susanto dan ibu Maria Sri Puji Lestari.  Kakakku Leonardo Arga, Evelin Anggia, kakak iparku Teguh Raharjo, keponakanku Dio dan Rendra.  Sepupuku. Yudit. Wijayanto,. Emerentia. Rina,. Yudha. Rahma,. keponakanku Chellin.  Keluarga besar Suryokartono.  Sahabat-sahabatku mas Guntur, Monic, Tasia, Gaby, Eri, Yusa, dan Donny  Teman-temanku yang tidak dapat disebutkan satu persatu.  Dosen pembimbingku.  Almamater tercinta Universitas Sanata Dharma.. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 31 Juli 2018 Penulis. Regina Riskha Gustanti. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS. Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiwa Universitas Sanata Dharma: Nama. : Regina Riskha Gustanti. Nomor Mahasiswa. : 121134088. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR TEMA 1 SUBTEMA 1: AKU DAN DIRIKU UNTUK SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR”. beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 31 Juli 2018 Yang menyatakan. Regina Riskha Gustanti. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR TEMA 1 SUBTEMA 1: AKU DAN TEMAN BARU UNTUK SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR. Regina Riskha Gustanti Universitas Sanata Dharma 2018 Penelitian yang dilakukan oleh penulis merupakan penelitian pengembangan buku cerita bergambar sebagai media bantu untuk siswa dalam olah keterampilan dan relasi dengan yang lain. Pengembangan ini berawal dari keprihatian intoleransi yang sedang banyak terjadi di Indonesia. Banyak masyarakat yang tidak sadar bahwa Indonesia justru dibangun dengan keanekaragaman suku dan budaya. Sikap intolarensi tersebut membawa dampak yang sangat buruk bagi perkembangan generasi muda Indonesia. Berawal dari keprihatinan tersebut, penulis mencoba mengembangkan media pembelajaran yang bernuansa keberagaman Indonesia. Penulis sangat sadar, bahwa melalui pendidikan formal, generasi muda Indonesia dapat membangun sikap toleransi sejak dini. Untuk itu, munculah buku yang berjudul “Aku dan Teman-temanku: Buku Cerita Bergambar tentang Keberagaman di Indonesia”. Pada kesempatan ini, peneliti menggunakan jenis penelitian dan pengembangan R&D (Research and Development). Proses pengembangan buku cerita bergambar tersebut menggunakan tujuh langkah dari modifikasi Sugiyono dan langkah Borg & Gall, yaitu potensi masalah; mengumpulkan informasi; desain produk; validasi desain; perbaikan produk; uji coba produk; revisi produk. Daftar pertanyaan wawancara dan lembar kuesioner sebagai instrumen dalam penelitian. Validasi dilakukan oleh seorang dosen ahli, satu guru kelas I SD dan seorang siswa kelas I SD. Skor rata-rata yang diperoleh dari hasil validasi sebesar 3,46 dengan kategori sangat baik, sehingga layak digunakan pada tahap uji coba. Uji coba dilakukan kepada 10 siswa kelas 1 untuk mengetahui pendapat siswa mengenai kualitas buku cerita bergambar tersebut. Dalam penelitian tersebut diperoleh rata-rata sebesar 3,63 dengan kategori sangat baik.. Kata kunci: penelitian pengembangan, buku cerita bergambar, keterampilan, media pembelajaran, keanekaragaman.. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT THE DEVELOPMENT OF PICTURE STORY BOOKS ON THEME 1 AND SUBTHEME 1: ME AND NEW FRIENDS FOR FIRST GRADE ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS. Regina Riskha Gustanti Sanata Dharma University 2018 This research was a development research of picture story book as a learning material for students to help them increase their skills and other related studies. This research started from the concern that there is a lack of tolerance that are currently happening in Indonesia. People cannot seem to realize that Indonesia was built from the vast diversity of its culture. This act of intolerance made bad impacts towards Indonesia‟s young children. Based on that concern, researcher tried to develop a learning material that implies those diversity values. Researcher aware that through formal education, Indonesia‟s young children could embed tolerance starting from a very young age. Therefore, this research has produced a picture story book entitled “Me and My Friends: Picture Story Book About Indonesia‟s Diversity”. This research and development type of research used seven steps of modification by Sugiyono and steps from Borg & Gall which consists of problem potential, information collecting, design validating, product improvement, product test, and product revision. The research instruments were a list of interview questions and questionnaire sheets. This research was validated by an expert lecturer, one first grade teacher, and one first grade student. An average score of 3,46, which belongs to the „very good‟ category was collected from validation results, making the product test-worthy. the product was tested to ten first grade students to find out the product‟s quality based on their opinions. Through the test researcher got an average score of 3,63 which belongs to the „very good‟ category. Keywords. : Research and Development, Picture Story Book, Skill, Learning Material, Diversity.. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat, rahmat, dan karunia yang telah diberikan. Sehingga, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Buku Cerita Bergambar Tema 1 Subtema 1: Aku dan Diriku untuk Siswa Kelas I Sekolah Dasar”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa skripsi ini telah selesai karena bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah memberikan berkat dalam proses penulisan dan penyusunan skripsi ini. 2. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M. Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., Kaprodi PGSD. 4. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., Wakaprodi PGSD. 5. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., dosen pembimbing I yang dengan sabar dan bijaksana telah memberikan bimbingan dan dukungan.. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6. Andreas Erwin Prasaetya, M.Pd., dosen pembimbing II yang dengan sabar dan bijaksana telah memberikan bimbingan dan dukungan. 7. Bapak B. Widharyanto, selaku validator dosen yang telah memberikan ilmu dan saran sehingga produk dalam skripsi ini menjadi lebih baik. 8. Julius Erri Purwanto, S.S, selaku validator guru yang telah memberikan ilmu dan saran sehingga produk dalam skripsi ini menjadi lebih baik. 9. Bapak Agustinus Bambang Agus Murdoko, selaku ketua RT 08 RW 06 Kelurahan Tegalreja, Kabupaten Cilacap yang telah memberikan izin melakukan penelitian. 10. Siswa bimbingan belajar di kelurahan Tegalreja yang telah bersedia membantu selama proses penulisan. 11. Para dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmunya dalam mendidik penulis selama kuliah. 12. Kedua orangtua ku tercinta, Bapak Hugo Susanto dan Ibu Maria Sri Puji Lestari yang selalu memberikan dukungan, doa, cinta, dan semangat. 13. Kaka-kakak saya Leonardo Arga, Evelyn Anggia, Teguh Raharjo, serta keponakan saya Dio dan Rendra yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materiil. 14. Kakak-kakak sepupu saya Yudit Wijayanto, Emerentiana Rina, Yudha Rahma, serta keponakan saya Michellina Nandya yang selalu menemani dan memberikan dukungan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 15. Sahabat-sahabat saya Anastasia Putranti, Monica Nugraheni, Gabriella Aldegonda, Vina Hana, Semuil Guntur, Aditya Yusa, dan Donny Danuwijaya yang memberikan dukungan dan semangat kepada saya. 16. Almamater saya Universitas Sanata Dharma. 17. Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan, doa, dan dukungannya selama ini. Dalam kegiatan penulisan dan penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahawa masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan bagi seluruh pihak yang membacanya. Yogyakarta, 31 Juli 2018 Penulis. Regina Riskha Gustanti. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL. i. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING. ii. HALAMAN PENGESAHAN. iii. HALAMAN PERSEMBAHAN. iv. HALAMAN MOTTO. v. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. vi. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS. vii. ABSTRAK. viii. ABSTRACT. ix. KATA PENGANTAR. x. DAFTAR ISI. xiii. DAFTAR TABEL. xviii. DAFTAR GAMBAR. xix. DAFTAR LAMPIRAN. xx. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. 1. B. Rumusan Masalah. 6. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. C. Tujuan Penelitian. 6. D. Manfaat Penelitian. 6. E. Definisi Operasional. 8. F. Spesifikasi Produk. 9. BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka. 11. 1. Kurikulum 2013. 11. 1.1 Pengertian Kurikulum 2013. 11. 1.2 Karakteristik Kurikulum 2013. 11. 2. Media Pembelajaran. 12. 2.1 Pengertian Media Pembelajaran. 12. 2.2 Fungsi Media Pembelajaran. 13. 2.3 Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran. 15. 3. Buku Cerita Bergambar. 15. 3.1 Definisi Buku Cerita Bergambar. 15. 3.2 Jenis dan Karakter Buku Cerita Bergambar. 16. 3.3 Fungsi Buku Cerita Bergambar. 18. 3.4 Komponen Buku Cerita Bergambar. 21. 3.5 Kriteria Buku Cerita yang Baik. 24. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. Karakteristik Perkembangan Anak SD Kelas Rendah. 27. 4.1 Tahap Perkembangan Anak. 27. 4.2 Perkembangan Anak SD Kelas Rendah. 30. 5. Membaca. 31. 5.1 Pengertian Membaca. 31. 5.2 Tujuan Membaca. 32. 6. Pembelajaran Tematik. 34. 6.1 Pengertian Pembelajaran Tematik. 34. 6.2 Karakteristik Pembelajaran Tematik. 35. 7. Keragaman Budaya di Indonesia. 36. B. Penelitian yang Relevan. 37. C. Kerangka Berpikir. 42. D. Pertanyaan Penelitian. 43. III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian. 44. B. Prosedur Pengembangan. 45. 1. Potensi dan Masalah. 46. 2. Pengumpulan Data. 46. 3. Desain Produk. 46. 4. Validasi Desain. 47. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5. Revisi Desain. 47. 6. Uji Coba Produk. 47. 7. Revisi Produk. 48. C. Setting Penelitian. 48. 1. Subjek Penelitian. 48. 2. Tempat Penelitian. 48. 3. Waktu Peneltian. 48. 4. Objek Penelitian. 48. D. Teknik Pengumpulan Data. 48. 1. Wawancara. 48. 2. Kuesioner. 49. E. Instrumen Penelitian. 49. 1. Pedoman Wawancara. 50. 2. Kuesioner. 51. F. Teknik Analisis Data. 53. 1. Data Kualitatif. 53. 2. Data Kuantitatif. 53. BAB IV HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan. 56. 1. Prosedur Pengembangan Buku Cerita. xvi. 56.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. a. Potensi dan Masalah. 56. b. Pengumpulan Data. 57. c. Desain Produk. 58. d. Validasi Desain. 63. e. Revisi Desain. 68. f. Ujicoba Produk. 70. g. Revisi Produk. 71. 2. Kualtitas Buku Cerita. 73. B. Pembahasan. 73. 1. Buku cerita bergambar bermuatan keanekaragaman budaya yang sangat dekat dengan masyarakat plural. 75. 2. Buku cerita bergambar yang tidak hanya bercerita. 77. 3. Buku cerita bergambar yang ramah dengan dunia anak. 78. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan. 81. B. Keterbatasan Pengembangan. 82. C. Saran. 82. DAFTAR PUSTAKA. 83. LAMPIRAN. 86. CURRICULUM VITAE ...........................................................................................130. xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.2 Kisi-Kisi Wawancara. 50. Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Uji Validitas Produk untuk Ahli dan Guru. 52. Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Uji Validitas Produk untuk Siswa Kelas I. 52. Tabel 3.4 Rumus Menghitung Rata-Rata. 53. Tabel 3.5 Tabel Klasifikasi Hasil Penilaian. 54. Tabel 3.6 Tabel Kategorisasi Data Kuantitatif ke Kualitatif. 54. Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli Bahasa Indonesia. 63. Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Validasi Guru Kelas I SD. 65. Tabel 4.3 Komentar Dosen Ahli. 68. Tabel 4.4 Tabel Hasil Revisi. 69. Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Produk. 71. Tabel 4.6 Hasil Rekapitulasi Validator. 73. xviii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Bagan Lipteratur Map Penelitian yang Relevan. 41. Gambar 3.1 Prosedur Pengembangan Menurut Sugiyono. 45. Gambar 4.1 Ilustrasi Gambar Tokoh dalam Buku Cerita Bergambar. 60. Gambar 4.2 Ilustrasi Format dan Ukuran Buku. 60. Gambar 4.3 Ilustrasi Desain Gambar. 61. Gambar 4.4 Diagram Validasi Dosen Ahli dan Guru Kelas I. 67. Gambar 4.5 Ilustrasi Hasil Revisi Produk. 72. xix.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan. 87. Lampiran 2 Instrumen Validasi Dosen Ahli Bahasa Indonesia dan Guru. 90. Lampiran 3 Instrumen Validasi Siswa Kelas I SD. 92. Lampiran 4 Hasil Validasi Produk Ahli Bahasa Indonesia. 94. Lampiran 5 Hasil Validasi Produk Guru Kelas I SD. 98. Lampiran 6 Hasil Validasi Produk Siswa Kelas I SD. 102. Lampiran 7 Hasil Uji Coba Produk Siswa Kelas I SD. 104. Lampiran 8 Rekapitulasi Hasil Validasi Dosen Ahli Bahasa Indonesia. 122. Lampiran 9 Rekapitulasi Hasil Validasi Guru Kelas I SD. 124. Lampiran 10 Rekapitulasi Hasil Validasi Siswa Kelas I SD. 126. Lampiran 11 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Produk Siswa Kelas I SD. 127. Lampiran 12 Foto Hasil Uji Coba Produk Lapangan Terbatas. 128. Lampiran 13 Surat Keterangan Telah Selesai Melakukan Penelitian. 129. Lampiran 14 Buku Cerita Bergambar (Terpisah). xx.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah dan spesifikasi produk yang dibuat. A. Latar Belakang Manusia merupakan mahkluk ciptaan Tuhan yang memiliki akal budi. Akal budi yang dianugerahkan kepada manusia dapat terus berkembang dan bertumbuh. Pertumbuhan ini disebabkan karena manusia dapat merasakan dan belajar dari lingkungan sekitarnya. Proses belajar itu disebut pendidikan. Menurut Sanjaya (2012: 3) pendiidikan merupakan kebutuhan setiap manusia dan dirasakan penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan menjadi unsur yang penting, karena pendidikan membuat manusia dapat mengenal dan memahami lingkungan disekitarnya. Dewasa ini, manusia semakin sadar akan arti pentingnya pendidikan. Menurut Tilaar (2003: 62) pendidikan dibagi menjadi tiga, yaitu pendidikan informal, pendidikan formal, dan Pendidikan nonformal. Pendidikan informal dialami oleh manusia melalui keluarga dan lingkungan. Biasanya, pendidikan informal tidak melalui tahapan yang sistematis, karena proses pendidikan ini dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Pendidikan formal dialami oleh manusia melalui bangku sekolah. Pendidikan nonformal dilaksanakan dalam.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. lembaga-lembaga di luar lingkungan sekolah formal dan dapat dilaksanakan oleh berbagai jenis lembaga masyarakat. Dalam. dunia. pendidikan. formal,. seorang. anak. mempunyai. kesempatan untuk belajar melalui tahap-tahap tertentu sesuai dengan kemampuan dan usianya. Pada tahap awal, seorang siswa diajak untuk mengenal berbagai pembelajaran dasar seperti; menulis, menggambar, mewarnai dan mengenal lingkungan disekitarnya. Pembelajaran dasar inilah yang akhirnya akan menjadi pondasi anak dalam mengenal dirinya sendiri dan lingkungannya. Lingkungan juga merupakan hal yang penting. Tanpa lingkungan, manusia tidak memiliki tempat untuk hidup. Lingkungan dalam pengertian ini tidak hanya sebatas alam, melainkan menyangkut aspek sosial antar sesama manusia. Hubungan antar sesama membuat manusia menyadari diri bahwa mereka tidak bisa hidup seorang diri saja. Namun, manusia tidak selamanya sama.. Mereka. sangat. dipengaruhi. oleh. aspek. lingkungan. yang. membesarkannya. Begitu pula dengan dunia pendidikan formal. Pendidikan formal membutuhkan seorang tenaga pengajar yang menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran tersebut diharapkan mampu untuk membantu para peserta didik mengalami proses pendidikan yang sistematis. Melalui pendidikan, peserta didik mengalami proses perubahan tingkah laku melalui proses interaksi dengan sesama dan lingkungannya. Maka, seorang.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. tenaga pengajar diharapkan mempunyai kompetensi untuk merencanakan dan melaksanakan proses mengejar secara profesional. Proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya komunikasi. Komunikasi merupakan proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai panduan pikiran, dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan, himbauan yang dilakukan seorang kepada yang lain, baik secara tatap muka maupun melalui media dengan tujuan mengubah sikap, pandangan atau perilaku (Wartitin: 2006). Dalam kegiatan pembelajaran terdapat komunikasi yang berupa interaksi pendidikan antara tenaga pengajar dengan peserta didik. Proses interaksi ini membutuhkan sarana dan prasarana, salah satunya ialah media pembelajaran. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa agar proses belajar terjadi (Sadiman dkk, 1990:7). Oleh karena itu, media pembelajaran perlu dimaksimalkan dengan memanfaatkan lingkungan sekitar maupun peralatan yang bersifat elektronik. Salah satu media pembelajaran adalah buku bergambar dan keterampilan. Mitchell (dalam Nurgiyantoro 2005: 153) mengemukakan bahwa buku cerita bergambar adalah buku yang menampilkan gambar dan teks, keduanya saling menjalin. Buku cerita bergambar dapat merangsang daya imajinasi anak dan membuat anak semakin tertarik dengan isi dari buku.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. tersebut, karena dengan gambar, anak dapat memahami karakter tokoh secara lebih mudah. Pada tahap awal peserta didik menjalani pendidikan, mereka diminta untuk mengembangkan potensi membaca, logika sederhana dan keterampilan menggunakan tangan. Bagi para siswa yang baru memasuki sekolah dasar, tentu pengembangan dasar sangat diperlukan. Pengembangan dasar tersebut akan menjadi fondasi untuk dapat menjalani proses pendidikan ke tahap selanjutnya. Keterampilan dalam membaca dan menggunakan logika akan membantu seorang siswa untuk mengerti berbagai macam ilmu pengetahuan yang disajikan oleh pendidikan. Keterampilan dalam menggunakan tangan, terutama untuk menulis, menggunting dan menwarnai gambar juga dirasa penting. Keterampilan-keterampilan ini akan membantu siswa untuk mengembangkan sensor motorik yang ada di otak. Keseimbangan otak motorik dan otak untuk berpikir sangat penting untuk perkembangan anak, sehingga dapat diharapkan anak dapat bertumbuh secara sempurna. Kebutuhan akan pengenalan lingkungan dan keberagaman budaya yang ada di Indonesia secara kreatif semakin diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 3 November 2017 yang lalu. Penulis melakukan wawancara dengan guru kelas I SD Pius Cilacap. Dalam wawancara tersebut, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan. Pertama, beberapa siswa kelas I masih kesulitan dalam membaca, sehingga siswa masih membutuhkan bantuan khusus dari guru agar dapat membaca dengan baik. Kedua, ada pula siswa yang sudah dapat membaca, namun.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. belum sepenuhnya mengerti akan maksud dan sisi bacaan. Mayoritas siswasiswi yang berada di SD Pius Cilacap juga berasal dari ras yang sama maka dari itu, pengenalan keberagaman budaya yang ada di SD Pius Cilacap juga dirasa sangat minim, karena belum ada media pembelajaran yang mampu untuk membantu siswa dalam proses pengenalan lingkungan dan keragaman budaya. Beberapa siswa juga belum terlalu mahir dalam mengasah keterampilan, sehingga masih terlihat sangat kaku dan mudah bosan jika berada di dalam kelas. Berdasarkan kebutuhan tersebut, maka penulis akan mencoba mengembangkan buku bergambar yang di dalamnya terdapat pengenalan akan lingkungan sekitar. yang disertai. dengan keterampilan untuk. mengembangkan motorik anak. Pengenalan lingkungan ini secara khusus akan membahas beberapa wilayah yang ada di Indonesia. Pengenalan wilayah yang ada di Indonesia berupa peta wilayah dan pakaian adat. Dalam buku tersebut juga terdapat keterampilan menghitung secara sederhana, sehingga siswa juga dapat mengembangkan logika sederhana sesuai dengan usianya. Selain itu, terdapat keterampilan untuk membuat wayang sederhana dengan cara menggunting garis putus-putus yang telah disediakan. Di akhir buku tersebut, terdapat gambar rumah adat, siswa juga diminta untuk mewarnai sehingga siswa juga dapat belajar untuk mengenal warna-warna yang ada..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana mengembangkan buku cerita bergambar tema 1 “Aku dan Diriku” subtema 1 “Aku dan Teman Baru” untuk pembelajaran membaca di kelas I Sekolah Dasar ? 2. Bagaimana kualitas buku cerita bergambar tema 1 “Aku dan Diriku” subtema 1 “Aku dan Teman Baru” untuk pembelajaran membaca di kelas I Sekolah Dasar ?. C. Tujuan Penelitian 1. Mengembangkan buku cerita bergambar tema 1 “Aku dan Diriku” subtema 1 “Aku dan Teman Baru” untuk pembelajaran membaca siswa kelas I. 2. Mendeskripsikan kualitas buku cerita bergambar tema 1 “Aku dan Diriku” subtema 1 “Aku dan Teman Baru” untuk pembelajaran membaca siswa kelas I.. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis maupun manfaat praktis. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta dapat sebagai bahan referensi dalam mengembangkan buku cerita bergambar.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. tema 1 “Aku dan Diriku subtema 1 “Aku dan Teman Baru” untuk pembelajaran siswa kelas I. 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa Produk akhir penelitian adalah buku bergambar berbasis pengenalan budaya Indonesia muatan pelajaran tematik untuk kelas I. Dengan membaca buku tersebut, siswa diharapakan mampu meningkatkan kemampuan membaca, menulis, menggunting, menghitung dan mewarnai secara mandiri dengan kesadaran akan keragaman budaya yang ada di Indonesia. b. Bagi guru Dalam proses pendidikan, guru menggunakan media pembelajaran. Buku bergambar ini dapat membantu guru untuk semakin melengkapi media pembelajaran siswa yang lebih kreatif, terutama untuk mengenalkan keberagaman budaya di Indonesia. c. Bagi mahasiswa Penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan mahasiswa dalam mengembangkan media pembelajaran tingkat dasar. Sebagai calon guru, penelitian ini juga diharapkan mampu menjadi tolak ukur dalam memanfaatkan media pembelajaran, secara khusus dalam pelajaran tematik berbasis wawasan sosial..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. d. Bagi sekolah Sekolah dapat menggunakan buku cerita bergambar ini sebagai salah satu media pembelajaran, sehingga para siswa semakin tertarik untuk belajar membaca dan memahami lingkungan sosial masyarakat Indonesia secara sederhana. e. Bagi prodi PGSD Penelitian pengembangan buku cerita bergambar ini dapat menambah pustaka prodi PGSD Universitas Sanata Dharma, terutama buku cerita bergambar berbasis pengenalan wilayah-wilayah yang ada di Indonesia secara sederhana.. E. Definisi Operasional Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Kurikulum. 2013. adalah. kurikulum. yang. dikembangkan. untuk. meningkatkan kemampuan soft skills dan hard skill peserta didik. 2. Buku cerita bergambar adalah buku yang di dalamnya memuat gambar dan teks narasi untuk membantu siswa memahami teks bacaan 3. Membaca adalah kegiatan yang dilakukan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri maupun orang lain yang dituangkan dalam bentuk tulisan. 4. Media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audiovisual, termasuk teknologi perangkat keras yang berfungsi untuk membantu kegiatan belajar mengajar..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. 5. Siswa kelas I adalah anak berusia 6-7 yang duduk di tingkat pertama Sekolah Dasar. 6. Keragaman budaya adalah suatu kondisi dalam masyarakat di mana terdapat bermacam-macam segala hasil pikiran manusia yang berupa gagasan, tindakan dan hasil karya manusia F. Spesifikasi Produk Spesifikasi produk yang dihasilkan adalah: 1. Buku cerita bergambar menceritakan tentang keberagaman yang ada di Indonesia. 2. Buku cerita bergambar berukuran A4. 3. Cover buku cerita bergambar menggunakan kertas ivory 230. 4. Isi buku cerita bergambar menggunakan kerta Art papper 120. 5. Buku cerita bergambar tersebut mempunyai 40 halaman. 6. Buku cerita bergambar dibuat dengan menggunakan warna-warna yang beraneka ragam, agar siswa semakin tertarik membacanya. 7. Buku. cerita. bergambar. ini. memberikan. pembelajaran. mengenai. pengenalan akan beberapa suku dan budaya dengan menampilkan peta serta pakaian-pakaian adat yang terdapat di beberapa daerah Indonesia. 8. Buku cerita bergambar menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak. 9. Buku cerita bergambar dilengkapi dengan keterampilan menggunting dan membuat wayang secara sederhana..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. 10. Buku cerita bergambar dilengkapi dengan keterampilan mengghitung secara sederhana, sehingga membuat siswa berlatih untuk menggunakan logika. 11. Buku cerita bergambar juga dilengkapi dengan keterampilan mewarnai beberapa rumah adat yang ada di Indonesia. 12. Judul buku cerita bergambar ini ialah “Aku dan Teman-temanku. 13. Buku cerita bergambar memiliki gambar dan tulisan yang saling berkaitan serta mudah dibaca. 14. Ilustrasi yang terdapat pada buku cerita bergambar memperjelas latar, wilayah, perbedaan budaya yang ditampilkan dengan pakaian adat dan karakter tokoh-tokohnya. 15. Tata letak gambar dan tulisan proposional..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini peneliti membahas mengenai kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan pertanyaan penelitian. A. Kajian Pustaka 1. Kurikulum 2013 1.1 Pengertian Kurikulum 2013 Menurut Fadlillah (2013: 16) kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft skills dan hard skills yang berupa sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Sejalan dengan hal tersebut, Mulyasa (2013: 68) berpendapat bahwa kurikulum 2013 dapat dimaknai sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan tugas-tugas dengan standar perfomansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, yang berupa penugasan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. Dengan demikian, kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan soft skills dan hard skill peserta didik. 1.2 Karakteristik Kurikulum 2013 Menurut Fadlillah (2013 175-177), kurikulum 2013 memiliki karakteristik sebagai berikut:.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. 1) Pendekatan pembelajaran Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran Kurikulum 2013 ialah pendekatan scientific dan tematik-integratif. Pendekatan scientific digunakan dalam pembelajaran tersebut dilakukan melalui proses ilmiah. Peserta didik melakukannya dengan indra dengan indra dan akal pikiran sehingga mengalami secara langsung dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan. Pendekatan scientific dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. 2) Kompetensi lulusan Dalam konteks ini, kompetensi lulusan berhubungan dengan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Kompetensi pengetahuan, sikap dan keterampilan harus seimbang sehingga peserta didik memiliki ketiga kompetensi tersebut. Kompeteni ini dapat menjadi dasar dalam menentukan keberhasilan peserta didik. 3) Penilaian Kurikulum 2013 pada proses penilaian pembelajaran menggunakan pendekatan otentik.. 2. Media Pembelajaran 2.1 Pengertian Media Pembelajaran Kata “media” berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti perantara atau pengantar. Saifuddin.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. (2014: 131-132) mengatakan bahwa media pembelajaran merupakan sarana yang digunakan guru untuk menyampaikan materi serta menyalurkan informasi pelajaran kepada murid baik berupa media visual, audio, atau audio-visual yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Sependapat dengan Saifuddin, Gagne dan Briggs (dalam Arsyad, 2005: 4) mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran. Media dapat juga dikatakan sebagai sumber belajar yang mengandung materi instruksional yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Selain pendapat di atas, media pembelajaran juga merupakan teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran (Schramm dalam Susilana dan Riyana, 2009: 6-7). Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audiovisual, termasuk teknologi perangkat keras yang berfungsi untuk membantu kegiatan belajar mengajar. 2.2 Fungsi Media Pembelajaran Levied dan Lentz (dalam Arsyad, 2005: 16) mengemukakan fungsi media pembelajaran sebagai berikut: 1. Fungsi atensi, yaitu media dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran..

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. 2. Fungsi afektif, yaitu dapat terlihat dari tingkat kenyamanan siswa ketika belajar atau membaca teks bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras. 3. Fungsi. kognitif,. media. terlihat. dari. temuan. penelitian. yang. mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. 4. Fungsi kompensatoris, media visual berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal. Menurut Kemp dan Dayton (dalam Kustandi dan Sutjipto, 2013: 28) dijelaskan bahwa media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok yang berjumlah besar, yaitu: 1. memotivasi minat atau tindakan 2. menyajikan informasi 3. memberi instruksi Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi media pembelajaran yaitu menarik perhatian dan minat siswa agar tertuju pada informasi yang ingin disampaikan oleh guru, dengan harapan dapat tercapainya pemahaman yang baik dan benar sesuai dengan tujuan pembelajaran..

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. 2.3 Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran Menurut Sanjaya. (2006: 171) prinsip penggunaan media. pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. media yang digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran 2. media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran 3. media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa 4. media yang akan digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam menggunakannya.. 3. Buku Cerita Bergambar 3.1 Definisi Buku Cerita Bergambar Menurut Mitchel (2003: 87) buku cerita bergambar adalah buku yang menyampaikan cerita bergambar dan teks, dan keduanya saling menjalin. Franz (1994: 26) berpendapat bahwa buku bergambar adalah setiap buku yang didalamnya terdapat gambar-gambar yang hanya berfungsi membantu dan sekedar untuk menjelaskan teks. Buku bergambar artistik, bahasa yang baik, penampilan fisik buku yang bagus dapat menggugah imajinasi dan motivasi untuk membaca buku. Sementara Nurgiyantoro (2005: 152) mengungkapkan bahwa buku cerita bergambar adalah buku bacaan cerita yang menampilkan teks narasi secara verbal dan disertai gambar-gambar ilustrasi. Franz (1994: 26), mengemukakan.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. pengertian buku bergambar itu adalah setiap buku yang didalamnya terdapat gambar-gambar. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa buku cerita bergambar adalah buku yang di dalamnya memuat gambar dan teks narasi untuk membantu siswa memahami teks bacaan. 3.2 Jenis dan Karakter Buku Cerita Bergambar Buku. cerita. bergambar. mempunyai. beberapa. jenis. dan. karakteristik. McElmeel (2002) jenis-jenis buku cerita bergambar adalah sebagai berikut: 1) Fiksi Buku fiksi adalah buku yang menceritakan khayalan, rekaan, atau sesuatu yang tidak ada dan terjadi sungguh-sungguh. Kategori yang termasuk dalam fiksi adalah cerita hewan, misteri, humor, dan cerita fantasi yang dibuat penulis sesuai imajinasinya. 2) Historis Buku historis adalah buku yang mendasarkan diri pada suatu fakta atau kenyataan di masa lalu. Buku ini meliputi kejadian sebenarnya, tempat, atau karakter yang merupakan bagian dari sejarah. 3) Informasi Buku informasi adalah buku-buku yang memberikan informasi faktual. Buku informasi menyampaikan fakta dan data apa adanya, yang berguna untuk menambah ketrampilan, wawasan, dan juga bekal teoritis dalam batas tertentu bagi anak..

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. 4) Biografi Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang mulai kelahirannya hingga kematiannya jika sudah meninggal. 5) Cerita Rakyat Cerita rakyat merupakan cerita atau kisah yang bersumber dari masyarakat serta tumbuh dan berkembang dalam masyarakat di masa lampau. 6) Kisah Nyata Kisah nyata berfokus pada peristiwa yang sebenarnya dari sebuah situasi atau peristiwa. Terdapat. beberapa. karakteristik. buku. bergambar. menurut. Sutherland (dalam Faizah, 2009: 252) antara lain adalah: 1. Buku cerita bergambar bersifat ringkas dan langsung. 2. Buku cerita bergambar berisi konsep-konsep yang berseri. 3. Konsep yang ditulis dapat dipahami oleh anak-anak. 4. Gaya penulisannya sederhana. 5. Terdapat ilustrasi yang melengkapi teks. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis buku cerita bergambar yaitu: (1) fiksi, (2) historis, (3) informasi, (4) biografi, (5) cerita rakyat, dan (6) kisah nyata. Karakteristik buku cerita bergambar ialah: (1) buku cerita bergambar bersifat ringkas dan langsung, (2) buku cerita bergambar berisi konsep-konsep yang berseri, (3) konsep.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. yang ditulis dapat dipahami oleh anak-anak, (4) gaya penulisannya sederhana, dan (5) terdapat ilustrasi yang melengkapi teks. Buku cerita bergambar yang dibuat peneliti merupakan jenis buku informasi. Buku tersebut menyampaikan informasi faktual tentang keanekaragaman yang ada di Indonesia antara lain berupa rumah adat, alat musik daerah, transportasi lokal, serta pakaian adat.. Sedangkan. karakteristik buku cerita bergambar yang akan dibuat oleh peneliti ialah buku cerita bergambar bersifat ringkas dan langsung, buku cerita bergambar berisi konsep-konsep yang berseri, dan konsep yang ditulis dapat dipahami oleh anak-anak. 3.3 Fungsi Buku Cerita Bergambar Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005) menunjukan beberapa hal tentang fungsi dan pentingnya buku cerita bergambar bagi anak sebagai berikut: 1) Buku cerita bergambar dapat membantu anak terhadap pengembangan dan perkembangan emosi. Anak akan merasa terfasilitasi dan terbantu untuk memahami dan menerima dirinya sendiri dan orang lain, serta untuk mengekspresikan berbagai emosinya, seperti rasa takut dan senang, sedih dan bahagia, yang merupakan bagian dari kehidupan. Berbagai sikap dan reaksi emosi anak perlu mendapat rangsangan untuk penyaluran agar perkembangan emosi bejalan secara wajar dan terkontrol. Pemahaman dan penerimaan terhadap keadaan diri sendiri dan.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. orang lain perlu dikembangkan lewat pembelajaran, dan salah satunya adalah lewat buku cerita bergambar. 2) Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk belajar tentang dunia, menyadarkan anak tentang keberadaan di dunia di tengah masyarakat dan alam. Lewat buku cerita bergambar anak dapat belajar tentang kehidupan masyarakat, baik dalam perspektif sejarah masa lalu maupun masa kini, belajar tentang keadaan geografi dan kehidupan alam, flora, dan fauna. Hal itu semua anak akan menyadarkan anak tentang kehidupan yang lebih luas yang menjadi lingkungan dan bagian kehidupannya yang semuanya akan menambah pengalaman hidup yang penting dalam perkembangan dirinya. 3) Buku cerita bergambar dapat membantu anak belajar tentang orang lain, hubungan yang ada terjadi, dan pengembangan perasaan. Lewat buku cerita bergambar yang menampilkan kehidupan keluarga, para tetangga, kawan sebaya, pergaulan di sekolah, dan lain-lain yang mengisahkan relasi kehidupan antar manusia dapat membelajarkan anak utnuk bersikap dan bertingkah laku, verbal dan nonverbal, yang benar sesuai dengan tuntutan kehidupan sosial-budaya masyarakat. Demikian pula halnya perasaan anak yang juga dapat terbangun lewat hubungan antar sesama. Jadi, pada hakikatnya lewat buku bergambar anak belajar tentang kehidupan yang disajikan secara lebih konkret lewat kata-kata dan gambar ilustrasi..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. 4) Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk memperoleh kesenangan. Ini merupakan salah satu hal terpenting dalam pemberian buku bacaan jenis ini, yaitu untuk memberikan kesenangan dan kenikmatan batiniah. Kenikmatan batiniah merupakan salah satu hal yang juga harus terpenuhi dalam kehidupan manusia, dan tidak hanya pemenuhan kebutuhan fisik saja, agar perkembangan kejiwaan dapat berlangsung secara seimbang dan harmonis. Hal itu dapat diperoleh lewat cerita dan gambar-gambar yang menarik, bagus dan cenderung realistik, dan hal-hal lucu yan merangsang anak untuk tertawa senang. 5) Buku cerita bergambar dapat membantu anak mengapresiasi keindahan. Baik cerita secara verbal maupun gmabar-gambar ilustrasi yang mendukungnya masing-masing menawarkan keindahan. Keindahan cerita verbal dapat diperoleh antara lain lewat kemenarikan plot dan karakter tokoh, sedangkan gambar-gambar ilustrasi lewat ketepatan pelukisan objek, komposisi warna, dan berbagai aksi yang menarik. Objek yang menawarkan keindahan perlu diapresiasi, dihargai, dan dinikmati, dan kegiatan tersebut juga dapat diperoleh lewat pembelajaran dalam diri anak sudah terdapat bakat keindahan, namun ia tidak akan berkembang secara maksimal jika tidak secara sengaja dirangsang dan dipacu untuk berkembang. Sikap menghargai keindahan itu sendiri pada giliran selanjutnya dapat menunjang pengembangan sikap dan perilaku halus pada diri anak..

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. 6) Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk menstimulusi imajinasi. Buku cerita dan gambar-gambar memiliki fungsi untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya imajinasi anak. Lewat cerita verbal imajinasi sudah terkembangkan, tetapi dengan ditambah gambargambar ilustrasi yang mendukung cerita akan semakin dikonkretkan dan diperkuat. Hal itu tidak saja diperkuat pemahaman terhadap cerita, tetapi juga daya imajinasi. Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa fungsi buku cerita bergambar adalah: (1) membantu pengembangan dan perkembangan emosi anak, (2) membantu anak belajar tentang dunia, (3) membantu anak belajar tentang orang lain, hubungan yang terjadi, dan pengembangan perasaan, (4) membantu anak memperoleh kesenangan dan kenikmatan batiniah, (5) membantu anak mengapresiasi keindahan, dan (6) membantu anak menstimulus imajinasi. Buku cerita bergambar dibuat oleh penulis sehingga dapat memenuhi fungsi untuk membantu anak belajar tentang dunia dan membantu anak belajar tentang orang lain, hubungan yang terjadi, dan pengembangan perasaan. 3.4 Komponen Buku Cerita Bergambar Dalam buku cerita bergambar yang dikembangkan oleh peneliti ini terdapat dua komponen utama yaitu gambar dan teks. Kedua komponen tentu memiliki unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam membuat, mengembangkan, dan menggunakannya sebagai media pembelajaran..

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. 1. Gambar Menurut Hamalik (1994: 43) gambar merupakan segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 329) gambar adalah tiruan barang, binatang, tumbuhan, dan sebagainya. Menurut Sadiman (2012: 31) dalam membuat gambar yang baik harus memperhatikan beberapa syarat yaitu sebagai berikut: a. Auntentik, gambar tersebut harus secara jujur melukiskan situasi seperti orang melihat benda yang sesungguhnya. b. Sederhana, komposisi gambar hendaknya cukup jelas, menunjukkan pion-poin pada gambar. c. Ukuran relatif, gambar dapat memperbesar atau memperkecil benda sebenarnya. Apabila gambar tersebut tentang benda yang belum dikenal atau belum pernah dilihat anak maka anak akan sulit membayangkan besar benda tersebut. Untuk menghindari hal itu hendaknya dalam gambar tersebut terdapat sesuatu yang dikenal anak sehingga membantu anak membayangkan gambar. d. Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan. Gambar yang baik tidak menunjukkan objek/benda dalam keadaan diam tetapi memperlihatkan aktivitas tertentu..

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. e. Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Walaupun dari segi mutu kurang, gambar anak sendiri seringkali lebih baik. f. Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus. Sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 2. Teks Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (dalam Ain, 2011: 16) terdapat empat unsur kelayakan media teks (termasuk didalamnya buku bergambar) antara lain: a. Komponen. isi,. mencangkup. kesesuaian. dengan. kurikulum,. keakuratan materi, materi pendukung pembelajaran. b. Komponen kebahasaan, meliputi eksesuaian pemakaian bahasa dengan tingkat perkembangan anak, pemakaian bahasa yang komunikatif, pemakaian bahasa memenuhi syarat dan keruntutan dan keterpaduan alur pikir. c. Komponen. penyajian,. meliputi. teknik. penyajian,. penyajian. pembelajaran, dan kelengkapan informasi. d. Komponen kegrafisan mencakup ukuran buku, desain kulit buku dan desain isi buku. Berdasarkan pendapat para ahli mengenai komponen buku cerita bergambar, terdapat dua jenis yaitu gambar dan teks. Dalam membuat gambar yang baik harus memperhatikan beberapa syarat yaitu: (1).

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. autentik, (2) sederhana, (3) ukuran relatif, (4) gambar mengandung gerak atau perbuatan, (5) gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran, dan (6) sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Pada komponen teks terdapat empat unsur kelayakan antara lain: (1) komponen isi, (2) komponen kebahasaan, (3) komponen penyajian, dan (4) komponen kegrafisan. 3.5 Kriteria Buku Cerita yang Baik Guru maupun orang tua sebaiknya memperhatikan buku bacaan bagi anak-anak dengan membimbing untuk memilih bacaan sesuai dengan kebutuhan serta tingkat kematangan berpikirnya. Buku bacaan yang baik adalah buku bacaan yang: (1) dapat memberikan nilai tambah positif pada pembacanya, (2) disampaikan dalam bahasa yang sederhana, enak dibaca dan penulisnya seakan ingin berbagi dengan pembaca, bukan menggurui, (3) gaya penulisannya tidak meledak-ledak, (4) menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku, tidak banyak menggunakan istilah asing yang sebenarnya ada padanannya dalam bahasa Indonesia (Christantowati, 1994). Nurgiyantoro (2005: 210) juga menyatakan bahwa buku cerita yang baik untuk anak seharusnya memenuhi persyaratan berikut: (a) materi dapat dipahami anak, (b) menggunakan bahasa yang sederhana sehingga dapat dibaca dan dipahami anak, (c) mempertimbangkan kesederhanaan (kompleksitas) kosakata dan struktur, dan (d) berfungsi meningkatkan kekayaan bahasa dan kemampuan berbahasa anak..

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. Effendi, Bangsa, dan Yudani (2013) mengatakan bahwa kriteria buku cerita yang baik meliputi: (a) tampilan visual buku dirancang menggunakan tampilan full color, (b) tampilan visual buku lebih dominan gambar dibandingkan teks, (c) jenis huruf pada buku cerita memiliki tingkat keterbacaan yang baik bagi anak-anak, (d) judul buku cerita mewakili keseluruhan isi cerita dan menarik minat anak untuk membaca lebih lanjut, dan (e) tampilan warna mampu memberikan kesan dan mudah ditangkap oleh indera penglihatan anak. Senada dengan pendapat di atas, Anggara, Waluyanto, dan Zacky (2014) mengatakan bahwa kriteria buku cerita yang baik meliputi: (a) isi dan tema cerita memberikan pembelajaran nilai-nilai moral yang berkaitan dengan kegiatan sehari-hari, (b) buku cerita menyajikan gambar dan warna yang menarik dan tulisan yang sedikit, (c) buku cerita mampu mengembangkan imajinasi dan kreativitas anak, (d) buku cerita memberikan pesan moral yang jelas, dan (e) penyampaian cerita memancing rasa ingin tahu anak. Menurut Mansoor (1994) buku yang baik memenuhi persyaratan sebagai berikut: (1) isinya mudah dipahami pembaca, (2) mengajak pembacanya yang masih itu mengenal kehidupan nyata, (3) pilihan kata yang tepat, (4) buku berhasil memikat pembaca untuk terus mengikuti jalan pikirannya puncak atau klimaks cerita hingga akhir cerita, (5) pengarang menguasai teknik bercerita sehingga tulisannya tidak terkesan bertele-tele dan membosankan, (6) rancangan halamannya tertata baik,.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. artinya pemilihan jenis huruf, jarak antar baris, tata letak halaman, luas cetak, luas margin dan sebagainya sangat menentukan kenyamanan membaca. Bila pengarang terlalu banyak menggunakan huruf miring atau tebal untuk menarik perhatian pembaca, wajah halaman buku menjadi tidak mulus. Kenyamanan membaca pun menjadi terganggu. Luas cetak yang terlalu besar dengan margin yang sempit membuat halaman tampak sesak. Penempatan gambar yang tidak tepat pun menurunkan nilai sebuah buku, (7) sampul buku yang artistik dan representatif, dimana judul, gambar dan warna memegang peranan penting. Judul yang tidak secara langsung menonjolkan kata kunci adalah judul yang mubazir. Gambar (bila ada) harus mencerminkan isi. Warna tidak boleh sembarangan dipilih, karena warna tertentu membaca pesan tertentu pula. Misalnya, tanda dilarang masuk adalah lingkaran merah dengan balok putih melintang di tengahnya. Bila warna merah dan putih diganti, misalnya menjadi hitam dan kuning, tentu pesan yang disampaikan keliru. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kriteria buku cerita anak yang baik yaitu: (1) judul sampul buku mewakili keseluruhan isi cerita dan menarik minat baca siswa untuk membaca lebih lanjut, (2) warna sampul buku membawa pesan yang akan disampaikan, (3) tampilan visual buku lebih dominan gambar dibandingkan teks, (4) isi cerita mudah dipahami oleh anak, (5) penulisan bahasa sederhana sehingga dapat dibaca dan dipahami anak, (6) isi cerita memberikan pembelajaran nilai-nilai moral yang berkaitan dengan kegiatan sehari-hari, (7) buku.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. cerita mampu mengembangkan imajinasi anak, (8) ilustrasi buku cerita memperjelas latar dan rangkaian cerita, (9) gaya dan ketepatan bahasa cocok untuk anak-anak, (10) isi buku menarik minat anak-anak untuk membaca lebih lanjut, (11) ketepatan bahasa cocok untuk anak-anak, (12) pemilihan jenis huruf menarik perhatian anak, (13) jenis huruf pada buku cerita memiliki tingkat keterbacaan yang baik bagi anak-anak, (14) rancangan halaman buku tertata dengan baik, dan (15) sistematika penulisan memudahkan anak untuk membaca.. 4. Karakteristik Perkembangan Anak SD Kelas Rendah 4.1 Tahap Perkembangan Anak Perkembangan merupakan proses perubahan yang terjadi dalam semua aspek dari rentang kehidupan. Perkembangan pada anak merupakan bagian dari perkembangan manusia yang meliputi perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial yang dimulai dari usia 0 – 11 tahun (Papalia & Feldman, 2014: 4-8). Oleh karena itu sangatlah penting memperhatikan perkembangan anak supaya perkembangannya maksimal. Selama masa perkembangannya, setiap anak akan mengalami perkembangan koginitif secara bertahap. Seorang ahli psikologi, Jean Piaget membagi perkembangan kognitif anak menjadi empat tahap (Dahlan, 2010). Keempat tahap tersebut yaitu tahap sensorimotor (0-2 tahun), tahap praoperasional (2-6 tahun), tahap operasi konkret (6-11 tahun) dan tahap operasi formal (11 tahun-dewasa)..

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. Tahap perkembangan yang pertama disebut tahap sensorimotor, terjadi pada usia 0-2 tahun. Tahap ini ditandai dengan adanya refleksrefleks sederhana pada bayi yang baru lahir dan pada usia 2 tahun anak memulai pikiran simbolis yang menggambarkan bahasa anak usia dini (Salkind, 2009: 327). Pada tahap sensorimotor, anak banyak menggunakan indera-indera untuk berkembang dalam dunianya sendiri. Selama periode ini konsep anak tentang objek masih berubah-ubah, dan anak belum mengenal konsep ruang dan waktu (Dahar, 2011: 137). Pada tahap ini Piaget mengatakan ada enam subtahap yaitu, penggunaan reflex refleks awal, reaksi siklus primer, reaksi siklus sekunder, koordinasi skemata sekunder, reaksi siklus tersier, dan representasi simbolik. Inteligensi pada tahap ini berdasarkan pada pengalaman perseptual (Salkind, 2009: 328). Tahap kedua adalah tahap praoperasional konkret, berlangsung pada usia 2-7 tahun. Seorang anak pada tahap praoperasional dapat merekayasa simbol-simbol yang merepresentasikan objek-objek dalam dunia nyata seperti bahasa. Permulaan dan perkembangan bahasa merupakan perkembangan. yang sangat penting pada tahap ini.. Karakteristik dari tahap ini adalah munculnya sistem bahasa yang canggih, penalaran egosentris, dan pemikiran yang terbatas pada persepsi indera (Salkind, 2009: 328). Tahap ketiga adalah tahap operasional konkret dengan usia anak 711 tahun. Tahap ini merupakan tahap awal anak untuk berpikir rasional. Hal ini berarti anak dapat melakukan operasi-operasi logis untuk.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. menyelesaikan masalah-masalah konkret. Anak sudah dapat menghadapi masalah yang bertentangan dengan pikiran dan persepsi. Jika ada masalah, anak lebih memilih keputusan logis. Pada tahap operasional konkretini anak membutuhkan pengalaman langsung agar dapat memecahkan masalah (Widyastono, 2014: 29). Pada tahap ini anak mampu melaksanakan konservasi, menjalankan operasi, dan menguasai berbagai macam tugas kognitif. Pada tahap ini, struktur kognitif anak jauh lebih berkembang, namun anak masih sering berada pada batas-batas persepsinya. Tahap keempat adalah tahap operasional formal dengan usia lebih dari 11 tahun. Tahap ini ditandai dengan kepekaan anak terhadap orang lain, kemampuan untuk menghadapi pertentangan, dan kemampuan untuk menangani logika dan permutasi. Tahap operasional formal ini dilalui ketika anak sudah dapat melakukan operasi-operasi konkret untuk membentuk operasi-operasi yang lebih kompleks. Anak juga tidak memerlukan benda-benda untuk membantunya. Anak sudah dapat berpikir abstrak. Berdasarkan pernyataan di atas, siswa SD usia 7-11 tahun berada pada tahap yang ketiga yaitu tahap operasional konkret. Siswa yang berada tahap operasional konkret membutuhkan banyak latihan keterampilan konkret. agar. dapat. menguasai. keterampilan. membaca.. Latihan. keterampilan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan buku cerita.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. bergambar. Jadi, siswa kelas I SD membutuhkan buku cerita bergambar dalam melatih keterampilan membaca secara konkret. 4.2 Perkembangan Anak SD Kelas Rendah Masa usia SD sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia 6/7 tahun sampai 11/12 tahun. Masa kanak-kanak akhir sering disebut sebagai masa usia sekolah atau masa SD. Izzaty, dkk. (2008: 116), menyebutkan masa kanak-kanak akhir dibagi menjadi dua fase, yaitu: a. Masa kelas rendah Sekolah Dasar yang berlangsung antara usia 6/7 tahun 9/10 tahun, biasanya siswa duduk di kelas 1, 2, dan 3 Sekolah Dasar. b. Masa kelas tinggi Sekolah Dasar yang berlangsung antara usia 9/10 tahun 12/13 tahun, biasanya siswa duduk di kelas 4, 5, dan 6 Sekolah Dasar. Piaget (Suparno, 2011: 24) mengemukakan bahwa siswa SD berada pada tahap operasional konkret (7 hingga 11 tahun), dimana konsep yang ada pada awal usia ini adalah konsep yang samar-samar dan sekarang lebih konkret. Siswa usia SD menggunakan operasi mental untuk memecahkan masalah-masalah aktual, siswa mampu menggunakan kemampuan mentalnya untuk memecahkan masalah yang bersifat konkret (Izzaty, dkk., 2008: 105-106). Santrock (2007: 271) juga mengemukakan bahwa selama tahapan operasional konkret siswa dapat menunjukkan operasi-operasi konkret, berpikir logis, mengklasifikasikan benda, dan berpikir tentang relasi antara kelas-kelas benda. Kemampuan berfikir pada.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. tahap ini ditandai dengan aktivitas mental seperti mengingat, memahami, dan memecahkan masalah. Pengalaman hidup siswa memberikan andil dalam mempertajam konsep. Pada tahapan ini siswa usia SD mampu berpikir, belajar, mengingat, dan berkomunikasi karena proses kognitifnya tidak lagi egosentris dan lebih logis (Izzaty, dkk., 2008: 107). Berdasarkan beberapa pendapat dari beberapa ahli, karakteristik perkembangan siswa kelas rendah umumnya berusia 6-10 tahun. Usia tersebut anak tergolong dalam kelas rendah yaitu berada pada kelas I sampai III sekolah dasar dan berada tahap operasional konkret. Pada tahap ini, siswa berpikir atas dasar pengalaman yang konkret atau nyata yang pernah dilihat dan dialami. Siswa belum bisa berpikir secara abstrak.. 5. Membaca 5.1 Pengertian Membaca Menurut pandangan Dalman (2013: 13) bahwa membaca bukan diajarkan sebagai suatu pokok bahasan yang berdiri sendiri, melainkan adalah satu kesatuan dalam pembelajaran bahasa bersama dengan keterampilan berbahasa yang lain. Membaca juga dapat diartikan sebagai metode yang digunakan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri dan orang lain, yaitu dengan mengkomunikasikan isi yang terkandung dalam tulisan (Tarigan, 2008: 7). Definisi membaca sejalan dengan pendapat Snow (dalam Runikasari, 2008: 1) bahwa membaca merupakan suatu proses pemberian makna pada suatu materi yang tercetak dengan.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. menggunakan pengetahuan tentang huruf-huruf tertulis dan susunan suara dari bahasa oral untuk mendapatkan pengertian. Pada saat pemberian makna tersebut tidak begitu saja menerima apa yang dibaca, namun berusaha untuk menafsirkan makna yang terkandung di dalamnya. Membaca merupakan kemampuan dasar untuk menguasai bidang studi yang lain. Kegiatan membaca memiliki nilai yang sangat strategis dalam upaya pengembangan diri. Membaca dapat diibaratkan sebagai kunci. pembuka. pengetahuan.. Yunus. (dalam. Sudiana. 2007:. 3). mengibaratkan membaca sebagai jendela yang paling luas untuk menguasai pengetahuan. Maka dari itu dikenal ungkapan membaca sebagai jendela dunia, yang artinya melalui membaca, wawasan atau cakrawala pengetahuan kita tentang dunia menjadi sangat luas. Berdasarkan pengertian-pengertian membaca menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca adalah kegiatan yang dilakukan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri maupun orang lain yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Membaca juga dapat memberikan pengetahuan atau wawasan kita supaya pengetahuan kita menjadi lebih luas. 5.2 Tujuan Membaca Tujuan pokok membaca adalah untuk mencari dan memperoleh informasi, mencangkup isi, dan memahami makna bacaan (Tarigan, 2008: 9). Menurut Anderson (dalam Tarigan, 1979: 9-10) beberapa tujuan membaca antara lain:.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. a. Membaca untuk memperoleh perincian atau fakta-fakta. Membaca tersebut bertujuan untuk menemukan atau mengetahui penemuanpenemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh. b. Membaca. untuk. memperoleh ide-ide utama. Membaca untuk. mengetahui mengapa hal itu merupakan topik dalam bacaan dengan membaca halaman demi halaman. c. Membaca untuk mengetahui ukuran atau susunan bagian cerita. Membaca tersebut bertujuan untuk mengetahui bagian-bagian cerita. d. Membaca untuk menyimpulkan. Kegiatan membaca untuk menemukan serta mengetahui apa yang dirasakan oleh penulis. e. Membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan. Membaca jenis ini bertujuan untuk menemukan serta mengetahui sesuatu yang tidak biasa, mengenai seorang tokoh, apakah cerita itu fiktif atau nyata. f. Membaca untuk menilai atau mengevaluasi. Membaca yang bertujuan untuk menemukan suatu keberhasilan dengan ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti tokoh. g. Membaca untuk membandingkan atau mempertentangkan. Tujuan membaca ini adalah untuk menemukan bagaimana hidup sang tokoh berbeda dari kehidupan yang nyata, bagaimana dua cerita memiliki persamaan, dan bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca..

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. 6. Pembelajaran Tematik 6.1 Pengertian Pembelajaran Tematik Proses pembelajaran tematik menekankan pada keaktifan siswa sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung. Menurut Prastowo (dalam Abdul Majid 2014: 80) pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Sedangkan menurut Rusman (2011: 254) pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik, baik secara individu maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuwan secara holistik, bermakna dan autentik. Selanjutnya, Prastowo (2013: 223) menambahkan bahwa pembelajaran tematik terpadu sebagai pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Melalui pembelajaran tematik, siswa dapat memperoleh pengalaman secara langsung serta menemukan konsep yang mereka pelajari dengan menghubungkan antar mata pelajaran..

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. 6.2 Karakteristik Pembelajaran Tematik Menurut Tim Pengembang PGSD 1997 (dalam Abdul, 2014: 90), karakteristik pembelajaran tematik meliputi: a. Holistik, yang berarti suatu gejala atau peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran tematik diamati dan dikaji dari beberapa bidang studi sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. b. Bermakna. Dalam pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar skema yang dimiliki oleh siswa yang akan memberikan dampak kebermaknaan sehingga materi mudah diingat oleh siswa. c. Otentik, yakni pembelajaran tematik memungkinkan siswa memahami secara langsung konsep dan prinsip yang ingin dipelajari. d. Aktif. Pembelajaran tematik dikembangkan berdasar pendekatan inquiry discovery. Selama proses pembelajaran, siswa terlibat aktif sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator. Abdul Majid (2014: 89) menyatakan bahwa karakteristik pembelajaran tematik diantaranya sebagai berikut: a. Berpusat pada siswa sehingga siswa berperan sebagai subjek belajar dan guru sebagai fasilitator. b. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Dalam memahami suatu hal, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata atau konkret. c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas..

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. e. Bersifat fleksibel yakni guru fleksibel dalam mengaitkan bahan ajar dengan mata pelajaran lain atau mengaitkan dengan kehidupan siswa. f. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain sehingga pembelajaran berlangsung menyenangkan.. 7. Keragaman Budaya di Indonesia Kata keragaman menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI: 2015) berasal dari kata ragam yang berarti perihal; beragam-ragam; berjenis-jenis; kerukunan. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (dalam Maryati, 2001: 109) merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Sedangkan menurut Koentjaraningrat (2009: 146) kebudayaan merupakan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka memenuhi kehidupan manusia dengan cara belajar. Dengan demikian, keragaman budaya adalah suatu kondisi dalam masyarakat di mana terdapat bermacam-macam segala hasil pikiran manusia yang berupa gagasan, tindakan dan hasil karya manusia. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar. Kebesaran Indonesia membuat masyarakat harus sadar bahwa terdapat banyak latar belakang, suku dan budaya yang menyertainya. Keragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia bukan merupakan suatu kelemahan, namun.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. sebuah kekuatan bangsa. Hal ini sangat jelas dirangkum dalam “Bhineka Tunggal Ika”-meskipun berbeda-beda namun tetap satu- yang menjadi semboyan bangsa. Indonesia memiliki keragaman budaya yang bermacam-macam. Setiap daerah di Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Kebudayaan yang beranekaragam tersebut misalnya pakaian adat, alat musik tradisional, pakaian adat serta rumah adat. Keragaman budaya ini justru membawa Indonesia pada sikap toleransi. Nilai bela rasa, pengertian, berbagi, saling pengertian menjadi sebuah kekayaan yang tidak boleh terlewatkan. Keragaman ini justru membawa Indonesia mempunyai pola masyarakat plural. Untuk itu, penanaman akan kekayaan bangsa Indonesia seharusnya dimulai sejak dini.. B. Penelitian yang Relevan Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian pengembangan ini dapat dipaparkan sebagai berikut: Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Rini Rufaedah (2016) yang berjudul. “Pengembangan. Media. Buku. Cerita. Bergambar. untuk. Pembelajaran Bahasa Jawa Kelas I Tema 7 (Benda, Hewan, dan Tanaman di Sekitarku) di SDN Ketawanggede Malang”. Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) Hasil produk pengembangan media buku cerita bergambar sebagai media belajar Bahasa Jawa kelas 1 Tema 7 (Benda, Hewan, dan Tanaman di Sekitarku) di SDN Ketawanggede Malang dan (2) validitas dan.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. respon siswa pada buku cerita bergambar sebagai media belajar. Penelitian pengembangan ini. menggunakan model ADDIE (Analyze, Design,. Development, Implementation, Evaluation). Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Maria Nike Prasetyo Wido Saputri (2016) dengan judul “Pengembangan prototipe Buku Cerita Bergambar tentang Tradisi Nglarung dalam Konteks Pendidikan Karakter Kebangsaan”. Penelitian tersebut menggunakan pendekatan Research and Development (R&D) dengan menggunakan enam tahap. Penelitian ini telah menghasilkan sebuah buku media pembelajaran dengan judul “Ayo Mengenal Tradisi Nglarung”. Penelitian ini masuk kategori sangat baik dengan nilai 4,5 dan dilaksakan di SD Kanisius Gowongan Yogyakarta. Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Wigianto (2015) yang berjudul “Pengembangan Buku Cerita Bergambar Pendidikan Karakter Tanggung Jawab Untuk Peserta Didik Sekolah Dasar”. Pengembangan media dilakukan dengan teknik analisis deskriptif kualitatif yang dilakukan dengan 3 langkah pokok penelitian, yaitu: Pertama, analisis potensi masalah yang mencakup karakteristik peserta didik Sekolah Dasar dan kebutuhan produk berupa materi. Kedua, perancangan produk melalui tahap pembuatan tema, pembuatan story board, desain karakter, ilustrasi, penyusunan buku cerita bergambar, validasi desain, revisi desain. Ketiga, uji coba produk terhadap peserta didik kelas 2. Hasil penelitian berupa buku cerita bergambar yang berisi materi pendidikan karakter tanggung jawab yang disusun menggunakan.

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. Adobe Photoshop CS 5 dan telah divalidasi oleh ahli media, ahli materi, ahli bahasa, reviewer (Guru SD kelas 2) dan dinyatakan layak. Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Putu Eka Dambayana Suputra (2014) yang berjudul “Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berkarakter untuk Anak: Sebuah Suplemen Materi Pembelajaran”. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model materi pembelajaran alternatif untuk siswa kelas 1 SD/MI berupa cerita bergambar (cergam) berkarakter. Model cergam ini dikembangkan dengan mengadaptasi desain penelitian dan pengembangan yang digagas Dick dan Carey (1985). Metode pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi dan angket. Model dinilai oleh 2 orang ahli bidang literasi dan pendidikan. Selanjutnya, model direvisi sesuai dengan hasil uji ahli. Hasil uji ahli berupa dokumentasi dan angket menunjukkan bahwa model materi pembelajaran berupa cergam berkarakter sangat sesuai dengan silabus kelas 1 SD/MI dan kriteria materi yang baik yang digagas oleh Tomlinson. Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Emi Wulandari (2017) yang berjudul “Pengembangan Buku Cerita Bergambar sebagai Sumber Belajar pada Pembelajaran Tematik untuk Siswa SD/MI”. Penelitian merupakan penelitian pengembangan R&D (Research and Development). Prosedur penyusunan produk buku cerit bergambar yaitu menggunakan tahap pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (development), dan penyebarluasan (dessiminate). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) produk buku cerita bergambar sebagai sumber belajar pada pembelajaran.

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. tematik tema Kegiatanku subtema Kegiatan Pagi Hari telah berhasil dikembangkan. (2) Kualitas produk buku cerita bergambar berdasarkan penilaian ahli materi adalah Sangat Baik (SB). Berdasarkan kelima hasil penelitian, dapat diketahui bahwa penelitian tersebut memiliki relevansi dengan penelitian ini yaitu sama-sama mengembangkan buku cerita bergambar. Penelitian ini dikhususkan pada keterampilan membaca kelas rendah, berhitung secara sederhana dan keterampilan membuat wayang sederhana. Penelitian ini disesuaikan dengan kebutuhan siswa yang dapat membuat siswa belajar secara mandiri, sehingga dapat membantu meningkatkan kemampuan siswa kelas I. Dalam penelitian ini produk yang dihasilkan berupa buku cerita bergambar..

(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. Gambar 2.1 Bagan Literatur Map Penelitian yang Relevan. Rini Rufaedah (2016) Pengembangan Media Buku Cerita Bergambar untuk Pembelajaran Bahasa Jawa Kelas I Tema 7 (Benda, Hewan, dan Tanaman di Sekitarku) di SDN Ketawanggede Malang. Maria Nike P. W. S. (2016) Pengembangan prototipe Buku Cerita Bergambar tentang Tradisi Nglarung dalam Konteks Pendidikan Karakter Kebangsaan. Wigianto (2015) Buku Cerita Bergambar. Pengembangan Buku Cerita Bergambar Pendidikan Karakter Tanggung Jawab Untuk Peserta Didik Sekolah Dasar.. Putu Eka Dambayana Suputra (2014) Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berkarakter untuk Anak: Sebuah Suplemen Materi Pembelajaran. Emi Wulandari (2017) Pengembangan Buku Cerita Bergambar sebagai Sumber Belajar pada Pembelajaran Tematik untuk Siswa SD/MI. Yang perlu diteliti:. Pengembangan Buku Cerita Bergambar Tema 1 Subtema 1: Aku dan Diriku untuk Siswa Kelas I Sekolah Dasar.

(62) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42. C. Kerangka Berpikir Penggunaan media dalam pembelajaran merupakan faktor penting yang dapat membuat proses pemberian materi dari guru kepada peserta didik menjadi lebih mudah tersampaikan. Media pembelajaran menjadi sarana guru untuk memberikan materi kepada siswa. Media pembelajaran dapat gambar, foto, video dan sarana indra lainnya. Melalui media pembelajaran, diharapkan siswa juga semakin bergairah untuk menerima materi yang di sampakan oleh guru. Namun, perlu disadari bahwa media pembelajaran tidak selamanya dapat berjalan dengan baik. Ada media pembelajaran yang kurang diminati oleh siswa atau siswa sering kali merasa jenuh, karena media pembelajaran yang tidak kunjung memberikan alternatif lain. Menurut Saifuddin (2014: 131-132) media pembelajaran merupakan sarana yang digunakan guru untuk menyampaikan materi serta menyalurkan informasi pelajaran kepada murid baik berupa media visual, audio, atau audio-visual yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Dengan media pembelajaran. yang. dapat. dipahami. oleh. siswa. diharapkan. proses. pembelajaran dapat berlangsung secara maksimal. Salah satu media pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa adalah buku cerita bergambar. Dengan buku cerita bergambar, anak akan lebih mudah berimajinasi, belajar tentang dunia, membantu anak belajar tentang orang lain, mengembangkan emosi, memperoleh kesenangan dan kenikmatan batiniah, serta mengapresiasi keindahan..

(63) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43. Dalam penelitian pengembangan ini, peneliti menggunakan buku cerita bergambar. Buku cerita bergambar adalah sebuah buku yang terdiri dari cerita dan didominasi oleh gambar yang saling berkaitan. Media cerita bergambar dipilih karena lebih mudah diterima untuk siswa usia sekolah dasar. Cerita yang disertai gambar-gambar membuat siswa merasa tertarik. Hal tersebut juga membuat siswa lebih senang dan membantu memahami isi dari buku tersebut.. D. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian teori di atas, maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan peneliti sebagai berikut: 1. Bagaimana mengembangkan buku cerita bergambar tema 1 “Aku dan Diriku” subtema 1 “Aku dan Teman Baru” untuk pembelajaran membaca di kelas I Sekolah Dasar? 2. Bagaimana kualitas buku cerita bergambar tema 1 “Aku dan Diriku” subtema 1 “Aku dan Teman Baru” untuk pembelajaran membaca di kelas I Sekolah Dasar?.

(64) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44. BAB III METODE PENELITIAN. Bab III ini akan membahas enam hal yaitu: jenis penelitian, setting penelitian, prosedur pengembangan, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisi data. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan, yang biasanya lebih dikenal sebagai penelitian R&D (Research and Development). Research and Development adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2011:164). Penelitian. R&D. menghasilkan sebuah desain produk yang akan diujicobakan. Penelitian ini mengembangkan produk berupa, “Buku Cerita Bergambar Tema 1 Subtema 1: Aku dan Diriku untuk Siswa Kelas I Sekolah Dasar”. Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan menurut Borg and Gall (Sugiyono 2012: 297) yang terdiri dari 10 tahapan yaitu: (1) tahap potensi dan masalah, (2) tahap pengumpulan data, (3) tahap desain produk, (4) tahap validasi desain, (5) tahap revisi desain, (6) tahap uji coba produk, (7) tahap revisi produk, (8) tahap uji coba pemakaian, (9) tahap revisi produk, dan (10) tahap produksi masal..

(65) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45. Bagan 3.1 Prosedur pengembangan`menurut Sugiyono. Pengumpulan data. Potensi dan masalah. Uji coba pemakaian. Revisi produk. Revisi produk. Produksi masal. Desain produk. Validasi desain. Uji coba produk. Revisi desain. Penelitian ini menggunakan 7 langkah pengembangan produk bahan. ajar. buku. cerita. bergambar.. Penelitian. ini. merupakan. pengembangan secara terbatas dan masih memerlukan saran dari semua pihak, sehingga bahan ajar layak digunakan bagi siswa. Revisi produk dan uji coba dihilangkan karena keterbatasan waktu yang diberikan dari pihak sekolah untuk mengatur jadwal. Produksi masal pun dihilangkan karena membutuhkan biaya yang besar untuk melakukan tahap ini.. B. Prosedur Pengembangan Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan yang menghasilkan desain produk hasil uji coba terbatas berupa buku cerita bergambar. Peneliti mengembangkan produk ini berdasarkan langkahlangkah pengembangan Borg and Gall. Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti akan dijelaskan sebagai berikut:.

(66) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46. 1. Potensi dan Masalah Penelitian ini berawal dari adanya potensi dan masalah, untuk mengetahui adanya potensi dan masalah melalui analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan wawancara langsung dengan guru kelas I. Wawancara ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi di lapangan berhubungan dengan pengembangan buku cerita bergambar. Sehingga diharapkan bahan ajar yang dikembangkan disusun sesuai dengan kebutuhan siswa kelas I. 2. Pengumpulan Data Setelah mengetahui potensi dan masalah sesuai dengan penelitian yang hendak dilakukan dari hasil wawancara. Peneliti menyusun daftar pertanyaan yang akan digunakan untuk memperoleh informasi mengenai pembelajaran membaca siswa kelas I. Hasil wawancara tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pertimbangan perencanaan produk berupa buku cerita bergambar. 3. Desain Produk Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah buku cerita bergambar. Buku cerita bergambar yang dihasilkan terdiri dari cover buku, isi buku, dan anatomi buku. Prinsip-prinsip yang digunakan untuk penyusunan cover buku yaitu keserasian warna, judul cover yang mencangkup isi buku, pemilihan gambar dan penataan tulisan. Prinsipprinsip yang digunakan untuk penyusunan anatomi buku yaitu jenis tulisan yang menarik perhatian dan mudah dibaca anak, jumlah.

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Lipteratur Map Penelitian yang Relevan    41  Gambar 3.1 Prosedur Pengembangan Menurut Sugiyono      45  Gambar 4.1 Ilustrasi Gambar Tokoh dalam Buku Cerita Bergambar    60
Gambar 2.1 Bagan Literatur Map Penelitian yang Relevan
Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Uji Validitas Produk untuk Ahli  dan Guru
+7

Referensi

Dokumen terkait

yang berjudul Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis Pendidikan Anti Korupsi untuk Pembelajaran Membaca kelas III Sekolah Dasar ini dapat terselesaikan

Berikut ini adalah teori belajar yang digunakan sebagai dasar dalam penelitian pengembangan Buku Cerita Bergambar Pendidikan karakter Tanggung Jawab yang diterapkan

Pendidikan anti korupsi dapat diajarkan melalui pembelajaran dengan berbagai media, salah satunya adalah menggunakan buku cerita bergambar yang menarik bagi siswa.. Tujuan

Sesuai dengan judul penelitian dan pengembangan diatas yaitu Pengembangan Media Buku Cerita Bergambar Flipbook Untuk Peningkatan Hasil Belajar Pada Pembelajaran IPS Siswa Kelas IV

Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan buku cerita bergambar Layanilah dan Cintailah, maka dapat disimpulkan: 1). Pengembangan Buku Cerita Bergambar yang

Analisis kebutuhan dilakukan dengan (a) mewawancarai dua guru kelas IV yang memerlukan buku cerita bergambar untuk media pembelajaran Tema 3 “Peduli Terhadap Makhluk

mengembangkan sebuah buku cerita bergambar berbasis pendidikan karakter untuk menumbuhkan budaya literasi di Sekolah Dasar yang dapat digunakan siswa sebagai media

Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan buku cerita bergambar Layanilah dan Cintailah, maka dapat disimpulkan: 1). Pengembangan Buku Cerita Bergambar yang