• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KONTEKSTUAL BERBASIS FLIPBOOK PADA MATA PELAJARAN IPAS DI KELAS IV SDN 031 TARAI BANGUN KABUPATEN KAMPAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KONTEKSTUAL BERBASIS FLIPBOOK PADA MATA PELAJARAN IPAS DI KELAS IV SDN 031 TARAI BANGUN KABUPATEN KAMPAR"

Copied!
164
0
0

Teks penuh

(1)

KABUPATEN KAMPAR

OLEH

HILYATUL AULIARIZON NIM. 11910821357

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

1444 H/2023 M

(2)

KABUPATEN KAMPAR

Skripsi

diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

HILYATUL AULIARIZON NIM. 11910821357

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

1444 H/2023 M

(3)
(4)

ii

Flipbook pada Mata Pelajaran IPAS di Kelas IV SDN 031 Tarai Bangun Kabupaten Kampar” oleh Hilyatul Aulia Rizon NIM 11910821357 disetujui untuk diujikan dalam sidang Munaqasyah Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Pekanbaru, 14 Sya’ban 1444H 07 Maret 2023M

Menyetujui, Ketua Jurusan

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Pembimbing

Subhan, S.Ag., M.Ag. Dr. Aramudin, M.Pd.

NIP 19731017 200501 1 007 NIP 19850924 202012

1 003

(5)

iii

PENGESAHAN

Skripsi dengan Judul Pengembangan Bahan Ajar Kontekstual Berbasis Flipbook pada Mata Pelajaran IPAS di Kelas IV SDN 031 Tarai Bangun Kabupaten Kampar, yang ditulis oleh Hilyatul Aulia Rizon NIM 11910821357 telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau pada tanggal 7 Ramadhan 1444 H/ 29 Maret 2023 skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

Pekanbaru, 7 Ramadhan 1444 H 29 Maret 2023 M Mengesahkan

Sidang Munaqasyah Penguji I

Melly Andriani, M.Pd.

Penguji II

Herlini Puspika Sari, S.S., M.Pd.I.

Penguji III

Dr. Mimi Haryani, M.Pd.

Penguji IV

Dr. Sri Murhayati, M.Ag

Dekan

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Dr. H. Kadar, M.Ag.

NIP. 19650521 199402 1 001

(6)

iv ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB.

Alhamdulillah puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, dengan rahmat, nikmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Pengembangan Bahan Ajar Kontekstual Berbasis Flipbook pada Mata Pelajaran IPAS Siswa Kelas IV SDN 031 Tarai Bangun Kabupaten Kampar, dapat penulis selesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Ucapan penghargaan dan terima kasih dari lubuk hati terdalam penulis haturkan kepada ayahanda Wirvan Rizon dan ibunda Melvida yang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang, serta meng menghantarkan penulis menempuh studi di UIN Suska Riau hingga meraih gelar sarjana Strata Satu (S1). Atas segala usaha dan perjuangannya yang tak mengenal lelah, penulis berdo’a semoga Allah SWT.mencurahkan rahmat, ridho dan inayah-Nya kepada mereka berdua.

Penulis juga ingin menghaturkan terimakasih kepada dosen Pembimbing Skripsi Bapak Dr. Aramudin, M.Pd. dan Penasehat Akademis ibu Dr. Yasnel, M.Ag. yang telah sudi meluangkan waktu dan mencurahkan tenaga serta pemikirannya yang begitu berharga dalam membimbing penulis hingga rampungnya penulisan skripsi ini.

Begitupula kepada kepala Sekolah Dasar Negeri 031 Tarai Bangun yaitu ibu Yulfina, Pd.I. yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan wali kelas IV ibu Endang Dwi Erlina, S.Pd. yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan pengumpulan data-data yang dibutuhkan. Semoga Allah SWT membalas jasa dan kebaikan mereka dengan pahala Jariyah yang tiada hentinya.

(7)

v

Hj. Helmiati, M.Ag. selaku Wakil Rektor I UIN Suska Riau. Bapak Dr. H.

Mas’ud Zein M.Pd. selaku Wakil Rektor II UIN Suska Riau. Bapak Prof. Edi Erwan, S.Pt.M.Sc., Ph.D. selaku Wakil Rektor III UIN Suska Riau;

2. Bapak Dr. H. Kadar, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau, Bapak Dr. Zarkasih, M.Ag. selaku Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau, Ibu Dr. Zubaidah Amir MZ. M.Pd.

selaku Wakil Dekan II Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau, Ibu Dr. Amira Diniaty, M.Pd. Kons. Selaku Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau;

3. Bapak Subhan, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau;

4. Ibu Melly Andriani, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau;

5. Validator ahli (materi, bahasa, dan grafika) Ibu Dra. Hj Sakilah, M.Pd., Bapak Hendra Saputra, M.Pd., Ibu Endang Dwi Erlina, S.Pd., Bapak Muhammad Ilham Syarif, S.Pd., M.Pd., Bapak Aldeva Ilhami, M.Pd., Ibu Heldanita, M.Pd., Bapak Dr. Nursalim, M.Pd., Ibu Vera Sardila, M.Pd., dan Ibu R.

Hariyani Susanti S.S., M. Hum.;

6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis selama menempuh studi di almameter tercinta UIN Suska Riau;

7. Tenaga Kependidikan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan khususnya pada Bapak Zuhri Azhari, S.Sos. dan seluruh staf Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang memberikan pelayanan dan fasilitas berharga kepada penulis dalam menyusun skripsi ini;

(8)

vi

9. Terima kasih kepada Nenekku tercinta Samsimar, Saudaraku Ichwan Revizon, Muhammad Hilmy Zayyan, dan seluruh keluarga besar yang telah memberikan semangat yang tak pernah putus dalam menyelesaikan studi ini,;

10. Teman-teman seperjuangan Riri Fitria Sari, Vira Noprianty, Lusi Widiani, dan Viona Idaratari yang selalu menemani baik suka maupun duka dan memberikan motivasi serta membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Terkhusus untuk seseorang yang berinisial GA selaku Partner Terbaik Penulis yang telah banyak menyumbangkan bantuan baik moril maupun materil serta selalu setia menemani, memberi dukungan, semangat dan doa yang tak terhitung sepanjang penulis menyelesaikan skripsi ini.

12. Serta ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya untuk diri saya sendiri yang telah berjuang memberikan yang terbaik dan bertahan dalam menikmati proses panjang skripsi ini.

Semoga Allah SWT meridhoi dan membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis, berharap skripsi ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi kita semua serta menajadi amal shaleh di sisi Allah

SWT

, aamiin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Pekanbaru, 07 Maret 2023 Penulis

Hilyatul Aulia Rizon NIM 11910821357

(9)

vii

Bekerja Keras (untuk urusan yang lain).”

(Qs Al-Ankabut: 69)

Tujuan Utama Dari Pendidikan Adalah Mengubah Kegelapan Menjadi Sebuah Cahaya

Alhamdulillah……. Sembah sujud serta puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat, karunia, kesempatan serta

kemudahan yang engkau berikan.

Kusembahkan setitik ini, setitik yang diibaratkan sebagai kompas menuju arah cahayaku di masa benderang.

Kupersembahkan cahayaku, cahaya yang ku harap menuntunku pada kemilau masa depan.

Kupersembahkan masa depanku, masa depan yang dirintis sejengkal dan sehasta lewat peluh dan darah yang engkau korbankan.

Kepada yang tercinta

Ayahanda Wirvan Rizon dan Ibunda Melvida

Karya mungil ini ku persembahkan kepada ibundaku yang selalu memberiku sejuta harapan, semilyar semangat dan lantunan do’a yang tidak terhingga banyaknya

sehingga aku bisa merasakan manisnya bangku pendidikan.

Semoga karya mungil yang aku persembahkan ini menjadi kado pembuka atas kado kado istimewa yang esok akan satu persatu aku berikan kepada orangtua dan

Keluarga besarku.

Terimakasih sudah memberi kesempatan kepadaku untuk meraih cahaya ku sendiri.

-Hilyatul Aulia Rizon-

(10)

viii

Siswa Kelas IV SDN 031 Tarai Bangun

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Bagaimana penggunaan bahan ajar dalam pembelajaran IPAS di kelas IV SD; 2) Bagaimana kebutuhan bahan ajar di kelas IV SD; 3) Spesifikasi bahan ajar kontekstual berbasis Flipbook pada pelajaran IPAS di kelas IV SD; 4) Rancangan desain penggunaan bahan ajar kontekstual berbasis Flipbook; 5) Validitas bahan ajar kontekstual berbasis Flipbook; 6) Praktikalitas bahan ajar kontekstual berbasis Flipbook. Penelitian ini merupakan Research and Development dengan model Borg and Gall. Penelitian ini terdiri dari sepuluh tahapan dan terlaksana sebanyak tujuh tahap yakni: 1) penelitian dan pengumpulan informasi, 2) melakukan perencanaan, 3) pengembangan produk, 4) uji coba lapangan awal, 5) revisi produk utama, 6) uji coba produk utama, dan 7) revisi produk. Subjek dari penelitian ini adalah 6 guru dan 36 siswa dengan menggunakan angket. Hasil penelitian ini adalah: 1) Pembelajaran di kelas hanya menggunakan buku konvensional yang tidak kontekstual; 2) Pembelajaran Tematik membutuhkan bahan ajar yang bersifat kontekstual dan berbentuk Flipbook; 3) Spesifikasi bahan ajar berbentuk buku digital dengan muatan materi yang kontekstual dan diakses menggunakan Smartphone atau Gadget lainnya; 4) Rancangan desain produk dengan menyusun draft awal (penyusunan isi, revisi, posisi gambar), dan membuat grafika produk (instal dan registrasi aplikasi Canva, mendesain, menyimpan dan mengunduh dan konversi File menjadi Flipbook; 5) Bahan ajar divalidasi oleh ahli materi dengan nilai 96% kategori Sangat Layak, bahasa dengan nilai 94% kategori Sangat Layak, dan grafika dengan nilai 93% kategori Sangat Layak. 6) Uji praktikalitas dilakukan dua tahap yakni uji kelompok kecil dan besar. Uji kelompok kecil melibatkan 1 (satu) guru dengan hasil 100% kategori Sangat Baik dan 6 (enam) siswa dengan hasil 92% kategori Sangat Baik. Uji coba kelompok besar melibatkan 5 (lima) guru dengan hasil 95% kategori Sangat Baik dan 30 siswa dengan hasil 94% kategori Sangat Baik.

Kata Kunci: Bahan Ajar, Flipbook, Penelitian Pengembangan.

(11)

ix

Elementary School 031 Tarai Bangun

This research aimed at describing 1) the use of teaching materials in Natural and Social Science learning at the fourth grade of Elementary School, 2) the need of teaching materials at the fourth grade of Elementary School, 3) the specification of Flipbook based Contextual teaching material in Natural and Social Science learning at the fourth grade of Elementary School, 4) the design plan of Flipbook based Contextual teaching material, 5) the validity of Flipbook based Contextual teaching material, and 6) the practicality of Flipbook based Contextual teaching material. It was Research and Development with Borg and Gall model. There were ten steps in this research, and 7 steps were implemented—1) researching and collecting information, 2) planning, 3) developing the product, 4) preliminary field testing, 5) revising the main product, 6) testing the main product, and 7) revising the product. The subjects of this research were 6 teachers and 36 students, and questionnaire was used in this research. The research findings showed that 1) conventional books that were not contextual were used in the classroom learning; 2) thematic learning required teaching materials that were contextual and in the form of Flipbooks; 3) specifications for teaching materials were in the form of digital books with material content that is contextual and accessible by using smartphones or other gadgets; 4) the product design plan was by preparing the initial draft (content preparation, revision, image positioning), and creating product graphics (installing and registering in Canva application, designing, saving, downloading, and converting the file into Flipbook); 5) teaching material was validated by material experts with the score 96% and very appropriate category, the score of language was 94% with very appropriate category, and the score of graphics was 93% with very appropriate category; 6) practicality test was carried out in two steps—small and big group tests. Small group test involved a teacher with 100% result and very good category, and 6 students with 92% result and very good category. Big group test involved 5 teachers with 95% result and very good category, and 30 students with 94% result and very good category.

Keywords: Teaching Material, Flipbook, Research and Development

(12)

x

ًف عبازلا تٍهوكحلا تٍئاذتبلاا تسرذولا

53 يارات

ىوعاب

ي :فصو ًنإ ثحجنا ازه فذه 1

هعر يف خيساسذنا حدبًنا واذخزسا خيفيك ) ي

وىهعنا ى

خيعيجطنا فصنا يف

يف عثاشنا خيئاذزثلاا خسسذًنا

؛ 2 حدبًنا ًنإ خخبحنا يه بي )

يف عثاشنا فصنا يف خيساسذنا خيئاذزثلاا خسسذًنا

؛ 3 خيساسذنا حدبًنا دبفصاىي )

ًنإ حذُزسًنا خيقبيسنا يط ساشك

يف حدبي وىهعنا خيعيجطنا

يف عثاشنا فصنا يف

خيئاذزثلاا خسسذًنا ؛

4 حذُزسًنا خيقبيسنا خيساسذنا حدبًنا واذخزسلا ظطخ ىيًصر )

ًنإ يط ساشك ؛

5 ؛ يط ساشك ًنإ حذُزسًنا خيقبيسنا خيساسذنا حدبًنا خيحلاص )

6 ن يهًعنا قيجطزنا ) ه

ثحجنا ازه .يط ساشك ًنإ حذُزسًنا خيقبيسنا خيساسذنا حدبً

جرىًَ عي شيىطرو ثحث ٍع حسبجع لبغو غسىث

ا ازه ٌىكزي . ششع ٍي ثحجن

عجس ءاشخإ ىرو محاشي به

:يهو ، 1

،دبيىهعًنا عًخو ثحجنا ) 2

،ظيطخزنا ) 3

)

،حزًُنا شيىطر 4

،خينولأا خيَاذيًنا ةسبدزنا ) 5

،خيسيئشنا حزًُنا دبعخاشي ) 6

)

،خيسيئشنا حزًُنا ةسبدر 7

.حزًُنا خعخاشي ) داشفأ

ثحجنا ازه 6

و ٍيسسذي 36

ازيًهر حئبزَ .ٌبيجزسا واذخزسبث :يه ثحجنا ازه

1 هعزنا ) ي ظقف وذخزسي فصنا يف ى

.خيقبيس ذسين يزنا خيذيهقزنا تزكنا 2

هعزنا تهطزي ) ي

خيًيهعر داىي يعىضىًنا ى

؛يط ساشك مكش يفو خيقبيس 3

خيًقس تزك مكش يف خيساسذنا حدبًنا دبفصاىي )

داودلأا وأ خيكزنا فراىهنا واذخزسبث هينإ لىصىنا ٍكًيو يقبيس يىزحي دار لأا ؛ يشخ 4

خينولأا دادىسًنا عيًدر للاخ ٍي حزًُنا دبًيًصر خغبيص )

حزًُنا دبيىسس ءبشَإو ،)حسىصنا عضىي ذيذحرو ،خعخاشًناو ،يىزحًنا داذعإ(

قيجطر ذيجثر(

بفَبك ساشك ًنإ دبفهًنا ميىحرو ميزُرو ظفحو ىيًصرو ،ههيدسرو

؛يط 5 ص ٍي ققحزنا ىزي ) لا

ح ي دبًنا خ ح خ للاخ ٍي خيًيهعزنا خخسذث داىًنا ءاشج

66 خئف يف ٪ خحنبص

خخسذث خغهناو ،اًذخ 64

خئف يف ٪ خحنبص

و ،اًذخ نا

وىسش

نا خخسذث خيَبيج 63

خئف يف ٪ خحنبص

.اًذخ 6 يهًعنا قيجطزنا سبجزخا ءاشخإ ىر )

سبجزخا مًزشا .حشيجكناو حشيغصنا خعىًدًنا داسبجزخا بًهو ،ٍيزهحشي ًهع ذحاو سسذي ًهع حشيغصنا خعىًدًنا ث

خخسذ 111 ذيخ خئف يف ٪ ح

و اًذخ 6 زييلار

خخسذث 62

ذيخ خئف يف ٪ ح

حشيجكنا خعىًدًنا خثشدر ذًُضر .اًذخ 5

ٍيًهعي

خخسذث 65

٪ يف و اًذخ حذيخ خئف 31

خديزُث ازيًهر 64

٪ يف .اًذخ حذيخ خئف

ثاولكلا تٍساسلأا

،تٍسارذلا ةداولا :

ًط سازك ،

بلا

ثح

و

تلا

زٌوط

(13)

xi

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

PENGHARGAAN ... iv

PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR BAGAN ... xvi

DAFTAR GRAFIK ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 10

C. Pembatasan Masalah ... 11

D. Rumusan Masalah ... 11

E. Tujuan & Manfaat penelitian ... 12

F. Defenisi Istilah ... 14

G. Spesifikasi Produk ... 15

BAB II KAJIAN TEORI A. Teori Pengembangan Model ... 17

B. Teori Motivasi Belajar ... 33

(14)

xii

F. Karakteristik Siswa SD ... 60

G. Kerangka Berfikir ... 63

H. Hasil Penelitian yang Relevan ... 65

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 68

B. Model Penelitian ... 69

C. Tempat & Waktu penelitian ... 72

D. Subjek dan Objek Penelitian ... 73

E. Prosedur Pengembangan ... 73

F. Desain Uji Coba Produk ... 76

G. Teknik Analisis Data ... 81

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 84

B. Hasil Penelitian ... 90

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 128

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 137

B. Saran ... 139

DAFTAR PUSTAKA ... 140

LAMPIRAN ... 145 RIWAYAT HIDUP PENULIS

(15)

xiii

Tabel 2.2 Kelebihan dan Kekurangan Model ASSURE ... 26

Tabel 2.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Kemp ... 28

Tabel 2.4 Kelebihan dan Kekurangan Model ADDIE... 32

Tabel 2.5 Angket Motivasi Belajar Ahcmad Badaruddin ... 41

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Ahli Materi ... 77

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Ahli Bahasa ... 78

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Ahli Grafika ... 79

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Respon Guru ... 80

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Angket Respon Siswa ... 80

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Guru ... 81

Tabel 3.7 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Siswa ... 81

Tabel 3.8 Kriteria Kelayakan Analisis Persentase ... 82

Tabel 3.9 Kriteria Tanggapan Pengguna ... 83

Tabel 4.1 Nama-nama Kepala SDN 031 Tarai Bangun ... 85

Tabel 4.2 Prasarana dan Sarana SDN 031 Tarai Bagun ... 87

Tabel 4.3 Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan SDN 031 Tarai Bangun ... 88

Tabel 4.4 Keadaan Siswa SDN 031 Tarai Bangun ... 89

Tabel 4.5 Pelaksanaan Penelitian ... 90

Tabel 4.6 Spesifikasi Bahan Ajar Kontekstual Berbasis Flipbook... 95

(16)

xiv

Tabel 4.10 Nama-nama Validator Bahasa Bahan Ajar ... 111

Tabel 4.11 Hasil Validasi Ahli Bahasa Bahan Ajar Tahap I ... 111

Tabel 4.12 Hasil Validasi Ahli Bahasa Bahan Ajar Tahap II... 112

Tabel 4.13 Nama-nama Validator Grafika Bahan Ajar ... 114

Tabel 4.14 Hasil Validasi Grafika Bahan Ajar Tahap I ... 114

Tabel 4.15 Hasil Validasi Grafika Bahan Ajar Tahap II ... 116

Tabel 4.16 Hasil respon Guru Kelompok Kecil ... 118

Tabel 4.17 Hasil Responden Siswa Kelompok Besar ... 119

Tabel 4.18 Perbandingan Bahan Ajar Sebelum dan Setelah Revisi Ahli Materi ... 120

Tabel 4.19 Perbandingan Bahan Ajar Sebelum dan Setelah Revisi Ahli Bahasa ... 121

Tabel 4.20 Perbandingan Bahan Ajar Sebelum dan Setelah Revisi Ahli Grafika ... 122

Tabel 4.21 Hasil Respon Guru Kelompok Besar ... 123

Tabel 4.22 Hasil respon Siswa Kelompok Besar ... 125

(17)

xv

Gambar 4.2 Revisi dan Pengembangan Naskah Awal Bahan Ajar ... 98

Gambar 4.3 Menentukan Posisi Gambar Pada Bahan Ajar ... 98

Gambar 4.4 Tampilan Pencarian Aplikasi Canva di Windows Store ... 99

Gambar 4.5 Tampilan Awal Canva Sebelum Registrasi ... 100

Gambar 4.6 Proses Registrasi dan Pendaftaran untuk Menggunakan Aplikasi Canva ... 100

Gambar 4.7 Beranda Aplikasi Canva Setelah Registrasi ... 101

Gambar 4.8 Merancang Desain Bahan Ajar ... 101

Gambar 4.9 Pemilihan Elemen, Gambar dan Warna Bahan Ajar ... 102

Gambar 4.10 Tampilan Bahan Ajar yang Telah Tersimpan di Aplikasi ... 102

Gambar 4.11 Mengunduh Desain Bahan Ajar... 103

Gambar 4.12 Bahan Ajar yang Telah Disimpan dan Siap untuk Dikonversi ke Flipbook ... 103

Gambar 4.13 Konversi PDF ke Flipbook Menggunakan Flipbookpdf.net 104 Gambar 4.14 Hasil Konversi Flipbook dan Mengirim URL Flipbook ke E-mail ... 104

Gambar 4.15 Link Flipbook Siap Digunakan dalam Pembelajaran ... 105

Gambar 4.16 Flipbook dalam Bentuk Buku Fisik ... 106

(18)

xvi

Bagan 3.1 Langkah-langkah Model Borg and Gall ... 92

(19)

xvii

Grafik 4.2 Hasil Validasi Materi Tahap II ... 110

Grafik 4.3 Hasil Validasi Bahasa Tahap I... 112

Grafik 4.4 Hasil Validasi Bahasa Tahap II ... 113

Grafik 4.5 Hasil Validasi Grafika Tahap I ... 115

Grafik 4.6 Hasil Validasi Grafika Tahap II... 117

Grafik 4.7 Hasil Respon Guru Uji Coba Kelompok Kecil ... 118

Grafik 4.8 Hasil Respon Siswa Uji Coba Kelompok Kecil ... 119

Grafik 4.9 Hasil Respon Guru Uji Coba Kelompok Besar ... 124

Grafik 4.10 Hasil Respon Siswa Uji Coba Kelompok Besar ... 126

(20)

xviii

Lampiran 2 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa ... 146

Lampiran 3 Instrumen Wawancara Guru ... 149

Lampiran 4 Hasil Wawancara Guru ... 150

Lampiran 5 Instrumen Wawancara Siswa ... 152

Lampiran 6 Hasil Wawancara Siswa ... 153

Lampiran 7 Alur Tujuan pembelajaran ... 158

Lampiran 8 Modul Ajar ... 165

Lampiran 9 Analisis Kerangka Produk Penelitian ... 172

Lampiran 10 Naskah Mentah Bahan Ajar ... 173

Lampiran 11 Nama Validator Materi ... 178

Lampiran 12 Angket Validasi Materi ... 179

Lampiran 13 Nama Validator Bahasa ... 180

Lampiran 14 Angket Validasi Bahasa ... 181

Lampiran 15 Nama Validator Grafika... 182

Lampiran 16 Angket Validasi Grafika ... 183

Lampiran 17 Nama Responden Guru ... 184

Lampiran 18 Angket Kepraktisan Guru ... 185

Lampiran 19 Nama Responden Siswa... 186

Lampiran 20 Angket Respon Siswa ... 187

Lampiran 21 Rekapitulasi ... 188

Lampiran 22 Dokumentasi ... 193

Lampiran 23 Foto Produk ... 196

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan Nasional merupakan aktivitas pembelajaran yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.

Sejalan dengan itu, tujuan Pendidikan Nasional berdasarkan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 pada Bab II Pasal 3, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswaagar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Pendidikan Dasar dan Menengah pada Bab I, bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

(22)

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa, untuk berpartisipasi aktif dan memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.2

Pada abad 21, kreativitas dan kemampuan komunikasi menjadi sangat penting. Atas dasar itulah, Guru berperan penting dan menjadi ujung tombak dalam implementasi Kurikulum 2013.3 Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu dan berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dan peradaban dunia.4 Berubahnya Kurikulum pendidikan, mempunyai dampak berupa berubahnya pola pikir Guru, siswa, maupun pihak terkait dalam hal jalannya proses pembelajaran. Salah satu perubahan pola pikir tersebut menjadikan Guru dan buku bukan satu-satunya sumber belajar. Selain itu, kelas bukan menjadi satu-satunya tempat belajar.

Dalam mencapai Indonesia maju 2045, saat ini Kurikulum telah mengalami perubahan lagi menjadi Kurikulum Merdeka Belajar. Kurikulum Merdeka Belajar merupakan bentuk evaluasi dari Kurikulum 2013. Dikutip dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud),5 Kurikulum Merdeka Belajar adalah Kurikulum dengan pembelajaran

2 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar.

3 Pardomuan Nauli Josip Mario Sinambela, “Kurikulum 2013 dan Implementasinya dalam Pembelajaran”, (Medan: Generasi Kampus, 2017), hlm. 18.

4 Sufairoh, “Pendekatan Saintifik dan Model Pembelajaran K-13”, Jurnal Pendidikan Profesional, Vol.5 No.3 (2016), hlm. 117.

5 https://ditpsd.kemdikbud.go.id/hal/kurikulum-merdeka, Diakses tanggal 23 Februari 2023, pukul 20.21 WIB

(23)

intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar siswa memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

Jika merujuk pada sejumlah literatur, maka konsep merdeka belajar yang diterjemahkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim tidak atau kurang linier dengan literatur yang ada.

Menurut perspektif Carl Rogers dalam Nadiroh yang mengatakan bahwa merdeka belajar mengacu pada lima elemen antara lain: 1) keterlibatan aktif siswa; 2) inisiatif diri; 3) belajar yang bermakna; 4) mengevaluasi pembelajaran; dan 5) esensial dari pembelajaran.6 Berhubung pada tahun ajaran 2022/2023 telah diberlakukannya Kurikulum Merdeka Belajar, menyebabkan adanya perubahan pada beberapa mata pelajaran. Jika pada Kurikulum 2013 beberapa muatan pelajaran disatukan dalam satu tema pada pembelajaran tematik, namun pada Kurikulum Merdeka Belajar tidak lagi menggunakan tematik, tetapi dipisah lagi permuatan pelajaran seperti Pendidikan Kewarganegaraan, Seni Budaya dan Prakarya, Bahasa Indonesia, kecuali pada pembelajaran IPA dan IPS digabung menjadi IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial).

Perkembangan teknologi yang semakin canggih menjadi sarana penting untuk mencapai tujuan pendidikan serta menjadi tuntutan besar bagi para pendidik untuk mengembangkan kemampuan dalam menguasai teknologi dan media pembelajaran. Saat ini pembelajaran selalu dituntut untuk mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) agar mampu menghadirkan suasana kelas yang sesuai dengan perubahan zaman

6 Nadiroh, Endry Boeriswati dan Faisal Madani, “Merdeka Belajar dalam Mencapai Indonesia Maju 2045”, (Jakarta Timur: UNJ Press, 2020), hlm. 2.

(24)

dan karakter siswa. Perkembangan IPTEK membawa implikasi pada tiap generasi dalam berbagai bidang pengetahuan. Hal ini sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa pembelajaran harus mempunyai kualitas untuk memotivasi siswa, artinya yang berkualitas harus memotivasi pengguna sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.7

Keberhasilan siswa dalam pembelajaran dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek, salah satu diantaranya adalah motivasi belajar. Seseorang akan mendapatkan hasil yang diinginkan dalam belajar apabila dalam dirinya terdapat keinginan untuk belajar. Motivasi menurut Hamzah B Uno, merupakan dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur-unsur yang mendukung, diantaranya adalah: 1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil; 2) Dorongan dan kebutuhan dalam belajar; 3) Harapan dan cita-cita masa depan; 4) Penghargaan dalam belajar; dan 5) Lingkungan belajar yang kondusif.8

Mengingat betapa pentingnya peranan motivasi bagi setiap individu dalam kehidupan sehari-hari dan khususnya bagi dunia pendidikan dan pembelajaran, maka permasalahan yang menyangkut motivasi belajar siswa mendapat perhatian yang serius, karena banyak penelitian telah mengungkap bahwa meskipun seseorang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi, akan tetapi jika tidak didukung oleh motivasi belajar yang kuat maka prestasi belajar yang diraihnya juga akan kurang optimal. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk mewujudkan kompetensi tersebut adalah dengan mengembangkan bahan ajar.

7 Dimyati dan Mudjiono, "Belajar dan Pembelajaran", (Jakarta: Rineka Cipta, 2018), hlm 6.

8 Sang Surya Media, “Konvergensi”, Jurnal Pendidikan, No.34 Vol.8, (2020), hlm. 45.

(25)

Realitanya terlihat masih banyak pendidik yang masih bergantung bada bahan ajar yang konvensional. Bahan ajar yang konvensional adalah bahan ajar yang tinggal pakai, tinggal beli, instan tanpa upaya merencanakan, menyiapkan dan menyusunnya sendiri. Kesalahan pemilihan bahan ajar dapat berakibat pada pemahaman siswa yang kurang maksimal dalam pembelajaran sehingga hasil belajar yang diperoleh kurang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan.

Prastowo mengungkapkan mutu pembelajaran rendah ketika guru hanya terpaku pada bahan ajar yang konvensional tanpa ada kreatifitas untuk mengembangkan pembelajaran yang inovatif.9 Hal ini juga terjadi di SDN 031 Tarai Bangun, dalam pembelajaran sehari-hari, guru lebih banyak menggunakan bahan ajar yang bukan dikembangkan sendiri melainkan diperoleh dari penerbit yang datang ke sekolah. Kurang adanya inovasi dan pengembangan materi bahan ajar mengakibatkan motivasi belajar siswa rendah sehingga berakibat pada nilai siswa yang kurang mencapai KKM.

Berikut ditemukan permasalahan terkait dengan motivasi belajar siswa di SDN 031 Tarai Bangun Desa Tarai Bangun, Kabupaten Kampar. Hal ini berdasarkan hasil pra penelitian dalam bentuk Observasi tentang motivasi belajar yang dilakukan di SDN 031 Tarai Bangun Desa Tarai Bangun, Kabupaten Kampar, dan ditemukan informasi berikut:

1. Dari 36 siswa, terdapat 26 siswa atau 70% yang masih bermain-main saat akan memulai pembelajaran (dengan kategori Cukup Baik dan Kurang

9 Nina Fitriya Yulaika, Harti dan Norida Canda Sakti, Pengembangan Bahan Ajar Elektronik Berbasis Flip Book untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik, Jurnal pendidikan Ekonomi, No. 1 Vol. 4 (2020), hlm 68.

(26)

Baik), selebihnya terdapat 10 siswa atau 30% yang telah siap belajar atau tidak bermain-main lagi saat akan memulai pembelajaran (dengan kategori Sangat Baik dan Baik);

2. Dari 36 siswa, terdapat 29 siswa atau 81% yang tidak bersemangat dalam memperhatikan penjelasan guru (dengan kategori cukup baik dan kurang baik), selebihnya terdapat 7 (tujuh) siswa atau 19% yang bersemangat dalam memperhatikan penjelasan guru (dengan kategori baik dan sangat baik);

3. Dari 36 siswa, terdapat 29 siswa atau 81% yang belum duduk dengan teratur saat guru menyampaikan materi (dengan kategori cukup baik dan kurang baik) sebaliknya terdapat 7 (tujuh) siswa atau 19% siswa yang sudah duduk dengan teratur saat guru menyampaikan materi (dengan kategori baik dan sangat baik);

4. Dari 36 siswa, terdapat 24 siswa atau 67% siswa yang masih bercanda saat berinteraksi dengan guru saat proses pembelajaran ( dengan kategori cukup baik dan kurang baik), sebaliknya terdapat 12 siswa atau 33% siswa yang sudah serius saat berinteraksi dengan guru saat proses pembelajaran (dengan kategori baik dan sangat baik);

5. Dari 36 siswa, terdapat 29 siswa atau 81% siswa yang belum paham terhadap materi pembelajaran, (dengan kategori cukup baik dan kurang baik) sebaliknya terdapat 7 (tujuh) siswa atau 19% siswa yang sudah paham terhadap materi pembelajaran (dengan kategori baik dan sangat baik);

(27)

6. Dari 36 siswa, terdapat 32 siswa atau 90% siswa yang tidak atau kurang aktif saat mengikuti proses pembelajaran (dengan kategori cukup baik dan kurang baik) sebaliknya, terdapat 4 (empat) siswa atau 10% siswa yang sudah aktif saat mengikuti proses pembelajaran, (dengan kategori baik dan sangat baik);

7. Dari 36 siswa, terdapat 31 siswa atau 88% siswa yang belum bersemangat dalam melaksanakan evaluasi pebelajaran, (dengan kategori cukup baik dan kurang baik), sebaliknya terdapat 5 (lima) siswa atau 12% siswa yang sudah bersemangat dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran, (dengan kategori baik dan sangat baik).

Hal tersebut didukung dengan hasil wawancara bersama Guru kelas IV SDN 031 Tarai Bangun dimana data tersebut disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut: Pertama, kurang adanya sumber belajar yang sesuai dengan kondisi siswa, proses pembelajaran yang diterapkan disekolah yang cenderung berpusat pada guru sehingga siswa cenderung menunggu penjelasan materi dari guru. Kondisi tersebut mengakibatkan siswa kesulitan dalam menjawab berbagai permasalahan dan persoalan yang ditemukan dalam proses pembelajaran.

Kedua, belum terpenuhinya hasil belajar siswa di SDN 031 Tarai Bangun pada pembelajaran Tematik Khususnya kelas IV yang masih belum memuaskan yaitu dengan nilai rata-rata 70. Ketiga, sumber belajar siswa berupa LKPD dan buku paket yang didapat dari sekolah kurang membantu proses belajar siswa karena jika tidak dibimbing terlebih dahulu oleh pendidik maka siswa tidak akan dapat mengerti dengan baik materi yang dipelajari.

Keempat, selama ini pada proses pembelajaran, siswa belum bisa menangkap

(28)

materi dengan jelas karena belum didukung oleh sumber belajar yang relavan, sehingga materi yang diterima siswa masih bersifat abstrak dan tiak sesuai dengan konteks lingkungan sehari-hari.10

Ditemukan hasil belajar Tematik yang dicapai siswa masih kurang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan dengan angka 72. Rata-rata nilai hasil belajar Tematik yang dicapai siswa kelas IV adalah 70, dengan rincian sebanyak 28 siswa atau 80% belum mencapai KKM dan sebanyak 8 siswa lainnya atau 20% telah mencapai KKM.

Berdasarkan data tersebut, ditemukan bahwa pada muatan pelajaran IPS siswa merasa jenuh sehingga kurang antusias dan kurangnya pemahaman pada proses pembelajaran yang mengakibatkan tujuan proses pembelajaran tidak dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar sebagai salah satu solusi dalam mengatasi rendahnya motivasi belajar siswa yang mengakibatkan hasil belajar kurang memenuhi KKM. Maka peneliti tertarik untuk menciptakan bahan ajar baru yang berbasis Flipbook pada mata pelajaran IPAS muatan IPS dengan materi yang kontekstual (sesuai dengan kondisi di lingkungan siswa). Bahan ajar yang disusun secara kontekstual dimaksudkan untuk menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dan penerapan ke dalam kehidupan nyata mereka sebagai bagian dari anggota keluarga dan masyarakat. Diharapkan dengan bahan ajar kotekstual berbasi Flipbook ini dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran dengan baik.

Menurut Warista dalam Kodi disebutkan bahwa Flipbook mempunyai keunggulan dibandingkan media pembelajaran lainnya. Karena pada Flipbook ini tidak hanya menyajikan gabungan teks tapi juga berupaya memasukkan

10 Wawancara dengan Wali Kelas IV Endang Dwi Erlina, tanggal 21 Juni 2022, pukul 10.00 WIB.

(29)

animasi, video, suara dan lain sebagainya.11 Sedangkan menurut Shanky dalam Amanullah mengatakan Flipbook dapat dikelompokkan menjadi media sound slide yang merupakan jenis dari media audio-visual.12

Flipbook merupakan buku yang menyerupai album dalam bentuk virtual yang di dalamnya terdapat materi pembelajaran dengan menggunakan kalimat berisikan kolom warna-warni. Flipbook ini didesain semenarik mungkin menggunakan kombinasi kolom berwarna- warni yang cantik sehingga siswa lebih tertarik, aktif dan semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Flipbook merupakan lembaran- lembaran kertas menyerupai album atau majalah berukuran 21 x 29,7 cm.

Flipbook juga diartikan sebagai perangkat lunak profesional untuk mengonversi file PDF, gambar, teks dan video menjadi satu bentuk seperti buku.13

Kelebihan Flipbook diantaranya dapat menyajikan materi pembelajaran dalam bentuk kata-kata, kalimat dan gambar. Flipbook dapat dilengkapi dengan berbagai warna sehingga dapat menarik perhatian siswa, pembuatannya mudah, dan mudah dibawa kemana-mana serta dapat menigkatkan aktivitas belajar siswa.14 Flipbook juga mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap hal-hal abstrak atau peristiwa yang tidak bisa dihadirkan dalam kelas. Flipbook dapat diakses menggunakan perangkat

11 Widya Nindia Sari & Mubarak Ahmad, “Pengembangan Media Flipbook Digital di Sekolah Dasar”, Jurnal Ilmu pendidikan, Vol. 3 No. 5 (2021), hlm. 2821.

12 Ibid.

13 Made Sri Astika Dewi & Nyoman Ayu Putri Lestari, “E-Modul Interaktif Berbasis Proyek Terhadap Hasil Belajar Siswa” Jurnal ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 4 No. 3 (2020), hlm. 435.

14 Ni Luh Nuryani & Ida Bagus Gede Surya Abadi, “Media Pembelajaran Flipbook Materi Sistem Pernapasan Manusia Pada Muatan IPA Siswa Kelas V SD”, Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 5 No. 2 (2021), hlm. 249.

(30)

handphone atau komputer secara online maupun offline, selain itu Flipbook juga bisa dijadikan sebagai media cetak berupa buku fisik untuk dibawa ke sekolah. Namun kekurangan Flipbook hanya bisa digunakan per individu atau kelompok kecil yaitu hanya 4-5 orang.

Berdasarkan paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa siswa membutuhkan bahan ajar yang lebih bervariasi seperti bahan ajar berbasis Flipbook yang dapat mengatasi masalah pada proses pembelajaran, sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Kontekstual Berbasis Flipbook Pada Mata Pelajaran IPAS Siswa Kelas IV SDN 031 Tarai Bangun Kabupaten Kampar”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Materi pembelajaran yang sulit dipahami karena tidak sesuai dengan lingkungan siswa sehar-hari;

2. Metode pembelajaran yang kurang variatif;

3. Penggunaan sumber belajar yang konvensional seperti papan tulis dan buku cetak sehingga siswa tidak semangat dalam belajar;

4. Banyaknya materi terbatas oleh alokasi waktu;

5. Materi yang terdapat dalam buku yang digunakan tidak kontekstual.

6. Diperlukan bahan ajar baru yang lebih menarik.

(31)

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan, terlihat masalah yang cukup luas pada Pembelajaran Tematik. Oleh karena itu, penelitian ini dibatasi pada pengembangan bahan ajar dengan menggunakan model Borg and Gall. Pengujian produk ini dimulai dari validator, dilanjutkan kepada guru hingga siswa dalam percobaaan kelompok besar dan kelompok kecil. Bahan ajar dibuat dengan aplikasi editing yang difokuskan pada materi pelajaran IPAS Kurikulum Merdeka muatan IPS tentang Indonesiaku Kaya Budaya kelas IV SD.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, dapat diumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi penggunaan bahan ajar di kelas IV SDN 031 Tarai Bangun Kabupaten Kampar?

2. Bagaimana kebutuhan bahan ajar di kelas IV SDN 031 Tarai Bangun Kabupaten Kampar?

3. Bagaimana spesifikasi bahan ajar kontekstual berbasis Flipbook pada pelajaran IPAS dalam materi Indonesiaku Kaya Budaya di kelas IV SDN 031 Tarai Bangun Kabupaten Kampar?

4. Bagaimana rancangan desain penggunaan bahan ajar kontekstual berbasis Flipbook pada pelajaran IPAS dalam materi Indonesiaku Kaya Budaya di kelas IV SDN 031 Tarai Bangun Kabupaten Kampar?

(32)

5. Bagaimana tingkat validitas bahan ajar kontekstual berbasis Flipbook pada pelajaran IPAS dalam materi Indonesiaku Kaya Budaya kelas IV di SDN 031 Tarai Bangun Kabupaten Kampar?

6. Bagaimana praktikalitas penggunaan bahan ajar kontekstual berbasis Flipbook pada pelajaran IPAS dalam materi Indonesiaku Kaya Budaya di kelas IV SDN 031 Tarai Bangun Kabupaten Kampar?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

a. Mengetahui kondisi penggunaan bahan ajar pada pelajaran IPAS di kelas IV SDN 031 Tarai Bangun Kabupaten Kampar;

b. Mengetahui kebutuhan bahan ajar di kelas IV SDN 031 Tarai Bangun Kabupaten Kampar;

c. Mengetahui bagaimana rancangan desain bahan ajar kontekstual berbasis Flipbook pada pelajaran IPAS dalam materi Indonesiaku Kaya Budaya di kelas IV SDN 031 Tarai Bangun Kabupaten Kampar;

d. Mengetahui spesifikasi bahan ajar kontekstual berbasis Flipbook pada pelajaran IPAS dalam materi Indonesiaku Kaya Budaya di kelas IV SDN 031 Tarai Bangun Kabupaten Kampar;

e. Mengetahui bagaimana tingkat validitas bahan ajar kontekstual berbasis Flipbook pada pelajaran IPAS dalam materi Indonesiaku Kaya Budaya kelas IV di SDN 031 Tarai Bangun Kabupaten Kampar;

f. Mengetahui tingkat praktikalitas bahan ajar kontekstual berbasis Flipbook pada pelajaran IPAS dalam materi Indonesiaku Kaya Budaya di kelas IV SDN 031 Tarai Kabupaten Kampar.

(33)

2. Manfaat Penelitian

Peneliti berharap agar penelitian ini dapat memberi manfaat bagi dunia pendidikan sebagai berikut:

a. Bagi Siswa

1) Mempermudah siswa dalam memahami materi dalam pelajaran IPAS;

2) Menambah semangat dan motivasi siswa dalam belajar khususnya dalam mempelajari pelajaran IPAS;

3) Memberikan kesan baru yang menyenangkan bagi siswa berkaitan dengan pembelajaran di kelas.

b. Bagi Guru

1) Membantu guru dalam menjelaskan materi pelajaran khususnya pelajaran IPAS materi Indonesiaku Kaya Budaya;

2) Menjadikan semangat baru bagi guru untuk dapat mengembangkan kreativitas dalam proses pembelajaran;

3) Membantu guru dalam menciptakan suasana kelas yang asyik dan menyenangkan.

c. Bagi Sekolah

1) Meningkatkan prestasi dan kreativitas siswa di sekolah sehingga dapat menaikkan mutu sekolah;

2) Menambah koleksi sumber belajar di sekolah yang dapat digunakan untuk generasi selanjutnya.

(34)

d. Bagi Penulis

1) Untuk memenuhi salah astu persyaratan penyelesaian Sarjana Pendidikan S1 Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau;

2) Meningkatkan kemampuan pengembangan bahan ajar yang kontekstual.

e. Bagi Peneliti Selanjutnya

Memberikan acuan kepada peneliti selanjutnya dalam mengembangkan penelitian yang akan dilakukan mengenai pengembangan bahan ajar kontekstual berbasis Flipbook .

F. Defenisi Istilah

1. Bahan Ajar Kontekstual

Menurut Departemen Pendidikan Nasional Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.15 Bentuknya bisa berupa buku bacaan, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) maupun tayangan. Mungkin juga berupa surat kabar dan digital, paket makanan, foto, perbincangan langsung dengan mendatangkan penutur asli, instruksi-instruksi yang diberikan oleh guru, tugas tertulis, kartu atau juga bahan diskusi antar siswa. Dengan demikian bahan ajar dapat berupa banyak hal yang dipandang dapat untuk meningkatkan pengetahuan atau pengalaman siswa.

15 E. Kosasih, “Pengembangan Bahan Ajar”, (Jakarta Timur: Bumi Aksara, 2020), hlm. 1.

(35)

Sedangkan kontekstual merupakan suatu pembelajaran yang mengaitkan materi dengan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari- hari. Pembelajaran kontekstual adalah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam menemukan materi yang dipelajarinya dan menghubungkan dengan situasi kehidupan nyata sehingga siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.16

2. Flipbook

Flipbook merupakan buku digital dengan menggunakan teknologi e-book tiga dimensi, dimana saat membuka halaman seperti membaca buku di layar monitor. Menurut Ramdania dan Nazeri dalam Mulyadi bahwa media Flipbook dapat meningkatkan pemahaman dan juga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dalam penelitian ini, Flipbook didesain dengan menggunakan aplikasi editing yaitu Canva, yang kemudian desainnya baru dikonversi ke Flipbook menggunakan Website flipbookpdf.net.17

G. Spesifikasi Produk

Produk pengembangan ini mempunyai spesifikasi sebgai berikut:

1. Bahan Ajar Kontekstual Berbasis Flipbook adalah bahan ajar yang didesain dengan menggunakan aplikasi Canva;

16 Anisa Safitri & Nuriana Rachmani Dewi, “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kontekstual Materi Aritmetika Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir kritis Matematis pada Pembelajaran Preprospec Berbantuan TIK” Jurnal Prisma Prosiding Seminar Nasional Matematika, Vol. 4 (2021), hlm.

62.

17 Ariani Ina Kodi, Muhammad Nur Hudha, Hena Dian Ayu, “Pengembangan Media Flipbook Fisika Berbasis Android Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Perpindahan Kalor”, Jurnal Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika V, (2019), hlm. 2.

(36)

2. Berbentuk buku digital yang dapat diakses secara online melalui smartphone atau komputer;

3. Berisi tujuan pembelajaran, materi dan latihan soal yang sesuai dengan mata pelajaran IPAS siswa kelas IV SD Kurikulum Merdeka;

4. Berbentuk Flipbook dengan ukuran 21x29,7 cm dan ketebalan 30 halaman;

(37)

17 BAB II KAJIAN TEORI

A. Teori Pengembangan Model

1. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang menggambarkan kajian pembelajaran dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas. Istilah Model Pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki strategi atau metode tertentu yaitu:

rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil, dan lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai (Depdiknas, 2004).18

Sejalan dengan itu, Joyce & Weil mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Selain itu, berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan serta melaksanakan pembelajaran.19

Winataputra mengartikan model pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.20

18 Lefudin, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepulish, 2017), hlm. 172.

19 Abdul Muis Joenaidy, Remodelling Pembelajaran Bagi Guru, (Yogyakarta: Noktah, 2020), hlm. 38.

20 Sang surya Media, “Konvergensi”, Jurnal Pendidikan, No.21 Vol. 5, (2018), hlm. 53.

(38)

Sedangkan Trianto dalam Gunarto mengartikan model belajar sebagai pola yang digunakan sebagai pedoman guna merancang pembelajaran di kelas atau tutorial.21 Arend dalam Mulyono juga berpendapat model belajar merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik dalam pengorganisasian pengalaman belajar guna mencapai kompetensi belajar.22

Selain itu, Menurut Adi dalam Suprihatiningrum, memberikan definisi model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur dalam mengorganisasikan pengalaman pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman guru dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.23

Berdasarkan uraian pengertian Model Pembelajaran di atas maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan upaya yang dapat dilakukan dalam merencanakan suatu proses pembelajaran oleh seorang pendidik guna tercapainya tujuan pelajaran tertentu.

2. Macam-macam Model Pembelajaran

Dalam penelitian dan pengembangan (Research and Development) terdapat berbagai macam model yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam melakukan penelitian, berikut ini macam-macam model yang dapat digunakan dalam penelitian dan pengembangan diantaranya:

21 Shilphy A. Octavia, Model-model Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish, 2020), hlm. 12.

22 Ibid., hlm. 13.

23 Desak Putu Parmiti, dan Ni Nyoman Rediani, Mengajar Menyenangkan di Sekolah Dasar, (Depok: Raja Grafindo Persada, 2020), hlm. 17.

(39)

a. Model Borg and Gall

Menurut Borg and Gall model pengembangan ini menggunakan alur air terjun (waterfall) pada tahap pengembangannya.

Model pengembangan Borg dan Gall ini memiliki tahap-tahap yang relatif panjang karena terdapat 10 langkah pelaksanaan:24 1) penelitian dan pengumpulan data (research and information colleting), 2) perencanaan (planning), 3) pengembangan draft produk (develop preliminary form of product), 4) uji coba lapangan (preliminary field testing), 5) penyempurnaan produk awal (main product revision), 6) uji coba lapangan (main field testing), 7) menyempurnakan produk hasil uji lapangan (operational product revision), 8) uji pelaksanaan lapangan (operasional field testing), 9) penyempurnaan produk akhir (final product revision), dan 10) diseminasi dan implementasi (disemination and implementation).

Tahap yang dilaksanakan pada pengembangan penelitian ini secara rinci sebagai berikut.

1. Research and information collecting (penelitian dan pengumpulan data melalui survei), termasuk dalam langkah ini antara lain studi literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji, dan persiapan untuk merumuskan kerangka kerja penelitian;

2. Planning (perencanaan), termasuk dalam langkah ini merumuskan kecakapan dan keahlian yang berkaitan dengan permasalahan, menentukan tujuan yang akan dicapai pada setiap tahapan, dan jika mungkin/diperlukan melaksanakan studi kelayakan secara terbatas;

24 Albet Maydiantoro, “Model-model Penelitian Pengembangan (Research And Development)”, (FKIP Universitas Lampung, 2021), hlm. 1.

(40)

3. Develop preliminary form of product (pengembangan bentuk permulaan dari produk), yaitu mengembangkan bentuk permulaan dari produk yang akan dihasilkan. Termasuk dalam langkah ini adalah persiapan komponen pendukung, menyiapkan pedoman dan buku petunjuk, dan melakukan evaluasi terhadap kelayakan alat- alat pendukung;

4. Preliminary field testing (uji coba awal lapangan), yaitu melakukan uji coba lapangan awal dalam skala terbatas. Dengan melibatkan subjek sebanyak 6 – 12 subjek. Pada langkah ini pengumpulan dan analisis data dapat dilakukan dengan cara wawancara, observasi atau angket;

5. Main product revision (revisi produk), yaitu melakukan perbaikan terhadap produk awal yang dihasilkan berdasarkan hasil uji coba awal. Perbaikan ini sangat mungkin dilakukan lebih dari satu kali, sesuai dengan hasil yang ditunjukkan dalam uji coba terbatas, sehingga diperoleh draft produk (model) utama yang siap diujicobakan lebih luas;

6. Main field testing (uji coba lapangan), uji coba utama yang melibatkan seluruh siswa;

7. Operational product revision (revisi produk operasional), yaitu melakukan perbaikan/penyempurnaan terhadap hasil uji coba lebih luas, sehingga produk yang dikembangkan sudah merupakan desain model operasional yang siap divalidasi;

(41)

8. Operational field testing (uji coba lapangan operasional), yaitu langkah uji validasi terhadap model operasional yang telah dihasilkan;

9. Final product revision (revisi produk akhir), yaitu melakukan perbaikan akhir terhadap model yang dikembangkan guna menghasilkan produk akhir (final);

10. Dissemination and implementation, yaitu langkah menyebarluaskan produk/model yang dikembangkan dan menerapkannya di lapangan.

Model pengembangan Borg dan Gall ini memiliki kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan dari model ini yaitu mampu menghasilkan suatu produk dengan nilai validasi yang tinggi dan mendorong proses inovasi produk yang tiada henti, sedangkan untuk kelemahan dari model ini yaitu memerlukan waktu yang relatif panjang, karena prosedur realtif kompleks dan memerlukan sumber dana yang cukup besar.

b. Model Dick and Carey

Model Dick and Carey merupakan salah satu desain pembelajaran model prosedural. Langkah-langkah Desain pembelajaran menurut Dick and Carey adalah: 1) mengidentifikasi tujuan pembelajaran, 2) melakukan analisis pembelajaran, 3) mengidentifikasi perilaku awal dan karakteristik siswa, 4) Merumuskan tujuan pembelajaran, 5) mengembangkan butir teks acuan kriteria, 6) mengembangkan strategi pembelajaran, 7)

(42)

mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran, 8) Merancang dan melakukan evaluasi formatif, 9) merevisi pembelajaran, 10) melakukan evaluasi sumatif.25

Dari 10 langkah diatas, model Dick and Carey sangat cocok dijadikan sebagai dasar untuk mempelajari model desain yang lain karena setiap langkah nya sangat jelas maksud dan tujuannya.

Model Dick and Carey memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, diantaranya sebagai berikut.26

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Model Dick and Carey

No Kelebihan Kekurangan

1 Setiap langkah jelas sehingga mudah diikuti

Kaku, karena setiap langkah sudah ditentukan

2 Teratur, efektif, efisien dalam pelaksana

Tidak semua prosedur pelaksanaan kbm dapat dikembangkan sesuai dengan langkah-langkah tersebut 3 Merupakan model atau

perencanaan pembelajaran yang terperinci, sehingga mudah diikuti

Tidak cocok diterapkan dalam pembelajaran skala besar

4 Adanya revisi pada analisis instruksional, sehingga bila terjadi kesalahan dapat

diperaiki sebelum

mempengaruhi komponen lainnya

Uji coba tidak diuraika secara jelas kapan harus dilakukan dan kegiatan revisi baru dilaksanakan setelah diadakan tes formatif.

5 Sangat lengkap komponennya, mencakup semua yang dibutuhkan dalam perencanaan pembelajaran

Pada tahap-tahap pengembangan tes hasil belajar, strategi pembelajaran maupun pada pengembangan dan penilaian

25 Mudlofir, Ali, dan Rusydiyah Evi Fatimatur, Desain Pembelajaran Inovatif, (Depok: Raja Grafindo Persada, 2016) hlm. 56.

26 Taufiqnet, “Model Pembelajaran Dick and Carey”, https://www.taufiq.net/2019/09/model-pembelajaran- dick-n-carry.html, diakses pada tanggal 12 Oktober 2022, 13.23 WIB.

(43)

No Kelebihan Kekurangan

bahan pembelajaran tidak nampak secara jelas ada tidaknya penilaian pakar (validasi)

6 - Terlalu banyak prosedur yang

harus dilakukan oleh guru dalam

melaksanakan proses

pembelajaran

c. Model ASSURE

Model ASSURE merupakan model pembelajaran yang Memadukan teknologi dengan media ajar. Model ASSURE ini merupakan rujukan bagi pendidik dalam membelajarkan siswadalam pembelajaran yang direncanakan dan disusun secara sistematis dengan mengintegrasikan teknologi dan media sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan bermakna bagi siswa.27 Model ASSURE menggunakan tahap demi tahap untuk membuat perancangan pembelajaran yang dapat dilihat dari nama model tersebut yaitu ASSURE.

Menurut Pribady, A yang berarti (A) analyze learners, (S) yang pertama yang berarti state standard and objectives, (S) yang kedua yang berarti select strategies (U) yang berarti utilize resources, (R) yang berarti require learners, dan (E) yang berarti evaluate and revise. Yang disingkat menjadi ASUURE. Seusai dengan namanya, langkah-langkah desain pembelajaran dalam model ASSURE ini terdiri dari enam langkah yaitu:

27 Faisal Fahriansyah, Pengembangan Desain Model Pembelajaran ASSURE pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di SMP Islamiyah Sawangan, Jurnal Perspektif, (2021), No.1 Vol.1, hlm. 58.

(44)

1) Analyze Learners (Analisis Karakter Siswa)

Langkah awal yang perlu dilakukan dalam menerapkan model ini adalah mengidentifikasi karakteristik siswa yang akan melakukan aktivitas pembelajaran. Pemahaman yang baik tentang karakteristik siswa meliputi beberpa aspek penting, yaitu: (a) karakteristik umum; (b) kompetensi spesifik yang telah dimiliki sebelumnya; (c) gaya belajar atau learning style siswa.

Karakteristik umum siswa pada dasarnya menggambarkan tentang kondisi siswa seperti: usia, kelas sosial, pekerjaan, dan gender atau jenis kelamin.

2) State Standard and Objectives (Menetapkan Tujuan Pembelajaran)

Langkah selanjutnya dari model desain sistem pembelajaran ASSURE adalah menetapkan tujuan pembelajaran yang bersifak spesifik. Tujuan pembelajaran dapat diperoleh dari silabus atau Kurikulum, informasi yang tercatat dalam buku teks, atau dirumuskan sendiri oleh perancang program pembelajaran dan instruktur.

3) Select Strategies and Reseources (Memilih Media, Metode Pembelajaran, dan Bahan Pembelajaran)

Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan setelah menempuh langkah merumuskan tujuan pembelajaran adalah memilih metode, media dan bahan pembelajaran yang digunakan dalam membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah digariskan sebelumnya.

(45)

4) Utilize Resources (Memanfaatkan Bahan Pembelajaran)

Setelah memilih metode, media dan bahan ajar maka langkah-langkah selanjutnya adalah menggunakan ketiganya dalam kegiatan pembelajaran. Sebelum menggunakan metode, media dan bahan ajar, instruktur atau perancang telebih dahulu perlu melakukan uji coba untuk memastikan bahwa ketiga komponen tersebut berfungsi efektif untuk digunakan dalam situasi pembelajaran yang sebenarnya. Langkah selanjutnya adalah menyiapkan kelas dan sarana pendidikan yang diperlukan untuk dapat menggunakan metode, media dan bahan pembelajaran yang dipilih. Setelah semuanya siap lalu ketiga komponen tersebut digunakan.

5) Requires Learner Participations (Partisipasi siswa dalam pembelajaran)

Agar berlangsung efektif proses pembelajaran memerlukan adanya keterlibatan mental siswa secara aktif dengan materi atau substansi yang sedang dipelajari. Pemberian latihan merupakan contoh bagaimana melibatkan aktivitas mental siswa dengan materi yang sedang dipelajari. Siswa yang terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran akan dengan mudah mempelajari materi pembelajaran. Setelah aktif melakukan proses pembelajaran, pemberian umpan balik yang berupa pengetahuan tentang hasil belajar akan dapat memotivasi siswa untuk mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi.

(46)

6) Evaluate and Revise (evaluasi dan revisi program pembelajaran)

Setelah mendesain aktivitas pembelajaran maka lengkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah evaluasi. Dalam model ini dilakukan untuk menilai efektivitas program pembelajaran dan juga hasil belajar siswa. Agar dapat memperoleh gambaran yang lengkap tentang kualitas sebuah program pembelajaran, perlu dilakukan proses evaluasi terhadap semua komponen dalam sistem pembelajaran tujuan, konten atau materi pelajaran, media pembelajaran dan penilaian hasil belajar.

Model Pembelajaran ASSURE memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:

Tabel 2.2 Kelebihan dan kekurangan Model ASSURE

No Kelebihan Kekurangan

1 Memiliki banyak komponen dari pada model lain.

Tidak mencakup ke semua mata pelajaran.

2

Sering diadakan pengulangan kegiatan dengan tujuan untuk evaluasi dan revisi.

Meskipun komponen

pembelajaran relatif banyak, namun tidak semua komponen pembelajaran masuk dalam model ini.

3 Mengedepankan partisipasi siswa.

-

4

Guru dapat memanfaatkan teknologi dan media untuk

menunjang kegiatan

pembelajaran di kelas.

-

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis kebutuhan bahan ajar bagi anak tunarungu, menghasilkan bahan ajar pop-up yang layak digunakan dalam mata

Implementasi pembelajaran berbasis kontekstual yang didukung bahan ajar yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar dalam materi laju reaksi.. Kesimpulan dari

Ariezona, Windy. Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Mendengarkan pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas

“ Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter Untuk Keterampilan Menulis Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV.. Semester Gasal ” dapat

“ Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter Untuk Keterampilan Menulis Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV.. Semester Gasal ” dapat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis kebutuhan bahan ajar bagi anak tunarungu, menghasilkan bahan ajar pop-up yang layak digunakan pada mata pelajaran

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mendeskripsikan pengembangan bahan ajar mata kuliah Pembelajaran IPS SD dengan model 4D untuk mahasiswa PGSD Universitas

Kata Kunci : Bahan ajar Bahasa Inggris, teks report, flipbook Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar teks report di kelas 9.. Subjek penelitian ini ialah kelas 9