• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Peran Keluarga dalam Pembentukan Karakter Anak Usia Dini di Desa Tentenan Timur Larangan Pamekasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Peran Keluarga dalam Pembentukan Karakter Anak Usia Dini di Desa Tentenan Timur Larangan Pamekasan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Peran Keluarga dalam Pembentukan Karakter Anak Usia Dini di Desa Tentenan Timur

Larangan Pamekasan

Abbadi Ishomuddin dan Ali Murtado

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura ibnuishom.ai@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini berusaha mengungkap peran keluarga terhadap pendidikan karakter anak usia dini di Desa Tentenan Timur Kecamatan Larangan Pamekasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga sangat berperan dalam pembentukan karakter anak usia dini. Peran keluarga dalam membentuk karakter anak bisa melalui cara-cara sebagai berikut, yakni: pemberian contoh, menumbuhkan semangat berbuat baik pada diri anak, menumbuhkan cinta untuk berbuat baik, melaksanakan perbuatan baik, pembiasaan perbuatan baik dan pemberian nasehat untuk berbuat baik.

Kata Kunci: pendidikan, karakter, anak usia dini.

Pendahuluan

Lingkungan keluarga merupakan aspek yang pertama dan utama dalam mempengaruhi perkembangan anak. Maka dari itu sebagai orang tua kita mampu mendidik anak dengan baik agar mempunyai karakter yang baik dalam tingkah laku, kepribadian, watak individu yang terbentuk dari internalisasi berbagai kebiasaan anak.Lingkungan merupakan tempat dimana seorang anak tumbuh dan berkembang, sehingga lingkungan banyak berperan dalam membentuk kepribadian dan karakter seseorang.

Bagi kebanyakan anak, lingkungan keluarga merupakan lingkungan dini yang mempengaruhi perkembangan anak, setelah sekolah dan kemudian masyarakat. keluarga dipandang

(2)

sebagai lingkungan dini yang dibangun oleh orangtua dan orang- orang terdekat.

Pengaruh keluarga amat besar dalam pembentukan pondasi kepribadian anak. Keluarga yang gagal membentuk kepribadian anak biasanya adalah keluarga yang penuh dengan konflik atau tidak bahagia. Tugas berat para orang tua adalah meyakinkan fungsi keluarga mereka benar-benar aman, nyaman bagi anak- anak mereka. Rumah adalah surga bagi anak, dimana mereka dapat menjadi cerdas, sholeh, dan tentu saja tercukupi lahir dan batinnya.Lingkungan merupakan tempat dimana seorang anak tumbuh dan berkembang, sehingga lingkungan banyak berperan dalam membentuk kepribadian dan karakter seseorang. Bagi kebanyakan anak, lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang mempengaruhi perkembangan anak, setelah itu sekolah dan kemudian masyarakat. Keluarga dipandang sebagai lingkungan dini yang dibangun oleh orangtua dan orang-orang terdekat.

Anak-anakbelajar banyak dari apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Mulai dari hal yang positif hingga negatif, mereka cenderung untuk melakukan, melakukan apa yang telah indranya rasakan baik itu melalui indra penglihatannya, indra pendengarannya, indra penciumannya, indra perasanya, dan perabanya. Secara tidak langsung orang tua mengajarkan pada anak-anaknya, jika orang tua selalu bersikap baik, lemah lembut, sayang terhadap anak maka anak pun akan bersikap demikian pula, namun sebaliknya jika orang tua selalu bersikap kasar,

(3)

berkata kasar dan tidak sopan sering mencela dan mencemooh dipastikan anak pun akan menyimpan atau merekam hal tersebut di alam bawah sadarnya, dan anak-anak itu akan melakukan hal yang sama seperti yang telah dilakukan orang tuanya.

Keluarga merupakan forum pendidikan yang pertama dan utama dalam sejarah hidup sang anak yang menjadi dasar penting dalam pembentukan karakter manusia itu sendiri. Untuk menciptakan karakter yang kuat dan jiwa yang baik pada anak didalam keluarga, diperlukan terciptanya suasana keluarga yang harmonis dan dinamis. Hal tersebut dapat tercipta jika terbangun koordinasi dan komunikasi dua arah yang kuat antara orang tua dan anak. karakter tersusun dari tiga bagian yang saling berhubungan yakni; pengetahuan moral, perasaan moral, dan prilaku moral.

Karakter yang baik terdiri dari pengetahuan tentang kebaikan, keinginan terhadap kebaikan dan berbuat kebaikan.

Dalam hal ini dilingkungan keluarga perlu ditanamkan pembiasaan-pembiasaan yang positif pada anak sebagai proses pendidikan karakter. Pembentukan karakter anak tersebut akan tercapai apabila adanya komunikasi yang baik antara orang tua dan anaknya. Setiap orang tua tentunya menginginkan anaknya memiliki karakter yang baik, namun seiring pertumbuhan anak yang juga tidak terlepas dari pengaruh lingkungan sekitarnya, tentunya anak tersebut seringkali mendapatkan hal-hal yang dapat mempengaruhi karakter pribadinya. Misalnya, ketika

(4)

seorang anak berteman dengan teman yang agak keras dan kasar dalam keseharian, ataupun ketika seorang anak bergaul dengan kehidupan anak-anak yang nakal. Tentunya hal seperti ini dapat mempengaruhi pembentukan karakter anak tersebut. Dalam keseharian kehidupan keluarga, sering di temui berbagai karakter anak yang berbeda-beda. Ada anak yang pemalu, pendiam, kurang bersosialisasi, kemudian ada juga contoh karakter anak yang agak keras, cenderung kasar, suka melawan orang tua, nakal, dan lain-lain, yang mengarah pada karakter anak ke arah negatif. Hal ini sangat berkaitan dengan peranan pola komunikasi di dalam keluarga dalam hal ini orang tua, yang menjadi pembimbing anak tersebut dalam masa pertumbuhan karakternya. Biasanya orang tua yang cenderung mendidik anak tersebut dengan lembut serta dengan penuh cinta kasih, pembentukan anak tersebut juga akan seperti itu. Sama halnya dengan orang tua yang selalu menunjukkan sifat atau kebiasaan kasar, kemungkinan anak-anaknya akan mengikuti apa yang menjadi sifat dan kebiasaan orang tua tersebut.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang berusaha menjelaskan atau menemukan peristiwa, perilaku orang atau suatu keadaan pada tempat tertentu. Tipe penelitian ini adalah deskriptif-analitis yang bertujuan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu objek atau sabjek yang diteliti secara

(5)

mendalam, luas dan terperinci. Dan penelitian deskriptif ini di lakukan untuk mencari fakta dan informasi perilaku manusia, suatu objek, dan suatu pemikiran ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang.

Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui pembentukan karakter anak usia dini melalui pendidikan keluarga. Dalam tahap pengumpulan data di lapangan, penelitian ini menggunakan beberapa instrumen penting. Pertama, teknik observasi sebagai metode untuk mengamati proses pendidikan karakter anak usia dini. Kedua, teknik interview dilakukan untuk mencari lebih dalam data dari informan, yakni kepada masyarakat pada umumnya. Ketiga, metode triangulasi sumber data yang digunakan untuk menggali kebenaran informasi tertentu dengan menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari suatu subjek yang di anggap memiliki sudut pandang yang berbeda. Metode analisis data yang di gunakan adalah analisis mendalam untuk mengolah data dari hasil observasi dan wawancara.

Memahami Pendidikan Karakter

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “karakter”

diartikan dengan tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain dan watak. Karakter adalah keseluruhan nilai-nilai, pemikiran,

(6)

perkataan dan perilaku atau perbuatan yang telah terbentuk dalam proses kehidupan, berupa pola pikir, sikap dan perilakunya. Karakter memiliki unsur kepribadian yang ditinjau dari segi etis atau moral. Karakter mengacu pada serangkaian sikap, perilaku, motivasi, dan keterampilan sebagai manifestasi nilai dan moral manusia dalam menghadapi kesulitan. Karakter mengandung nilai-nilai khas misalnya seperti tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik dan memberi dampak baik terhadap lingkungan. Secara koheren, karakter adalah hasil olah pikir, olah hati, olah raga, serta olah rasa dan karsa seseorang.

Menurut Hermawan Kartajaya karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu individu (manusia). Ciri khas tersebut adalah asli, dan mengakar pda kepribadian individu tersebut merupakan mesin pendorong bagaimana seseorang bertindak, bersikap dan merespon sesuatu. (Heri Gunawan, 2017).

Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah bawaan, hati, jwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, tempramen, watak. Adapun berkarakter adalah berkepribadian, berprilaku, bersifat, bertabiat dan berwatak. Sebagian menyebutkan karakter sebagai penelitian subjektif terhadap kualitas mental saja, sehingga upaya mengubah atau membentuk karakter hanya berkaitan dengan stimulasi teradap intelektual seseorang. (Zubaedi, 2015).

(7)

Karakter mengacu pada serangkaian sikap, perilaku, motivasi dan keterampilan. Karakter meliputi sikap seperti keinginan untuk melakukan hal yang terbaik, kapasitas intelektual seperti kritis dan alasan moral, perilaku seperti jujur dan bertanggung jawab, mempertahankan prinsip-prinsip moral dalam situasi penuh ketidakadilan. Karakter merupakan nilai- nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.

Pembentukan karakter manusia diharpkan dapat dilaksanakan melalui proses pendidikan. Peran pendidik dalam proses pendidikan sangat memengaruhi karakter anak didiknya.

Jika para pendidik memeiliki karakter baik, maka akan baik ula anak didiknya. Namun jika para pendidik memiliki karakter yang tidak baik saat mendidik, maka jangan terlalu berharap anak akan memilii karakter yang baik. Hal ini terjadi karena anak akan melihat, mencontoh dan melakukan apa yang dilakukan para pendidik sebagai panutan atau teladannya.

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mendewasakan manusia. Jadi, pendidikan karakter adalah usaha sadar untuk mewujudkan kebajikan, yaitu kualitas kemanusiaan yang baik secara objektif, bukan hanya baik untuk individu perseorangan, tetapi juga baik untuk masyarakat secara

(8)

keseluruhan. Pendidikan karakter diartikan sebagai usaha kita secara sengaja dari dimensi kehidupan sekolah untuk membantu pengembangan karakter yang optimal. Hal ini berarti untuk mendukung perkembangan karakter peserta didik harus melibatkan seluruh komponen disekolah dan penanganan mata pelajaran.

Pendidikan karakter merupakan proses kegiatan edukatif yang dilakukan untuk mengarahkan peserta didik pada peningkatan kualitas pendidikan serta moralitas. Pendidikan karakter adalah bentuk kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat suatu tindakan yang mendidik dan diperuntukkan bagi generasi selanjutnya (Doni Kusumah A. 2007)

Secara konseptual, pendidikan karakter adalah model pendidikan yang mengandung tiga unsur fundamental dengan sifat saling berkesinambungan. Ketiganya yaitu: mengetahui kebaikan (knowing the good), mencintai kebaikan (desiring the good), melakukan kebaikan (doing the good).Pendidikan karakter pun dapat dijadikan sebagai strategi untuk mengatasi pengalaman yang selalu berubah sehingga mampu membentuk identitas yang kokoh dari setiap individu dalam hal ini dapat dilihat bahwa tujuan pendidikan karakter ialah untuk membentuk sikap yang dapat membawa kita kearah kemajuan tanpa harus bertentangan dengan norma yang berlaku (Doni Kusumah A.

2007).

(9)

Dalam perspektif Islam, karakter identik dengan Akhlaq.

Menurut Imam Ghazali akhlaq adalah “Akhlak adalah keadaan sifat yang tertanam dalam jiwa yang darinya muncul perbuatan- perbuatan dengan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan” (Zaki Mubarak:1924).

Peran Keluarga

Keluarga merupakan bagian dari lembaga pendidikan informal yang memiliki pengaruh terhadap perkembangan anak baik perkembangan motorik, perkembangan kinestetik maupun perkembangan lainnya. Keluarga sangat berpengaruh dalam membentuk aqidah, mental, spiritual dan kepribadian, serta pola pikir anak. Yang ditanamkan pada masa-masa tersebut akan terus membekas pada jiwa dan kepribadian anak dan tidak mudah hilang atau berubah sesudahnya.

Nabi Muhammad SAW. dalam sebuah haditsnya yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah dalam kitab Shahih Bukhori bersabda :

« :ملسو هيلع الله ىلص يبنلا لاق ،ثدحي ناك هنع الله يضر ةريره ابأ نإ ام

جتنت امك ،هناسجمي وأ ،هنارصني وأ هنادوهي هاوبأف ،ةرطفلا ىلع دلوي لاإ دولوم نم الله يضر ةريره وبأ لوقي مث ، »ءاعدج نم اهيف نوسحت له ،ءاعمج ةميهب ةميهبلا رطف يتلا الله ةرطف{ :هنع :مورلا[ }اهيلع سانلا

30 ةيلآا ]

Artinya: Abu Hurairah radliallahu 'anh yang menceritakan bahwa Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda:

"Tidak ada seorang anakpun yang terlahir kecuali dia dilahirkan dalam keadaan fithrah. Maka kemudian kedua orang tuanyalah

(10)

yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat padanya?". Kemudian Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata, (mengutip firman Allah QS Ar-Ruum: 30 yang artinya: ('Sebagai fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu").

Hadits tersebut secara gamblang bahwa menggambarkan peran keluarga yang sangat urgent dalam pembentukan kepribadian anak. Pentingnya peran orang tua terhadap pendidikan anak bukanlah hal yang sepele karena pendidikan adalah modal utama yang harus dimiliki oleh setiap individu yang hidup agar dapat bertahan menghadapi perkembangan zaman.

Setiap anak memiliki potensi intelektual, spiritual dan sosial yang dapat dikembangkan. Orang tua hendaknya berusaha untuk mengarahkan dan membimbing anak-anaknya dengan memberikan muatan-muatan keilmuan yang dimulai dari ilmu agama. Secara spiritual, anak akan mencontoh prilaku kedua orang tuanya bahkan seluruh anggota keluarganya. Pendidikan moral, etika dan akhlaq al-karimah menjadi keniscayaan dalam membentuk pribadi anak agar nantinya memiliki kecerdasan spiritual yang mumpuni. Begitu juga, interaksi dalam keluarga memungkinkan anak dapat mengembangkan kecerdasan sosialnya.

(11)

Peran Keluarga dalam Pembentukan Karakter Anak Usia Dini Anak usia dini merupakan usia emas. Usia pembentukan karakter anak ada pada usia emas ini. Karenanya, dalam masa-masa tersebut, anak harus benar-benar mendapatkan pendidikan yang baik.

Dalam hal ini, keluarga sangat menentukan terhadap pendidikan anak tersebut.

Sayangnya, tidak semua orang tua atau keluarga memperhatikan ini. Seperti yang terjadi pada orang tua yang ada di Desa Tentenan Timur Kecamatan Larangan Pamekasan. Sebagian orang tua sibuk masing-masing dalam kepentingan diri sendiri. Maka dari itu, sebagian anak berkarakter tidak baik karena pengaruh keluarga sangat besar terhadap pembentukan karakter anak. Perilaku-perilaku anak dipengaruhi oleh perlikau anggota keluarga. Kepribadian anak ditentukan oleh kepribadian orang-orang terdekat yang hidup sehari- hari dengan anak. Ayah dan ibu adalah teladan pertama bagi pembentukan pribadi anak. Keyakinan-keyakinan, pemikiran dan perilaku ayah dan ibu dengan sendirinya memiliki pengaruh yang sangat dalam terhadap pemikiran dan perilaku anak. Karena kepribadian manusia muncul berupa lukisan-lukisan pada berbagai ragam situasi dan kondisi dalam lingkungan keluarga. Keluarga berperan sebagai faktor pelaksana dalam mewujudkan nilai-nilai, keyakinan-keyakinan dan persepsi budaya sebuah masyarakat. Ayah dan ibulah yang harus melaksanakan tugasnya di hadapan anaknya.

Khususnya ibu yang harus memfokuskan dirinya dalam menjaga akhlak, jasmani dan kejiwaannya pada masa pra kehamilan sampai masa kehamilan dengan harapan Allah memberikan kepadanya anak yang sehat dan saleh.

(12)

Keluarga merupakan suatu lembaga pendidikan yang pertama dan utama, yang sangat menentukan akan masa depan suatu kehidupan keluarga. Merupakan suatu wadah dan tempat untuk tumbuh dan berkembangnya anak-anak (keluarga) secara keseluruhan. Dengan demikian keluarga berarti mempunyai peranan yang sangat besar dalam membentuk jiwa dan kepribadian seorang anak, karenabaik buruknya pribadi dan jiwa anak sangat tergantung dari keluarga atau kedua orang tuanya.

Hasil pelaksanaan penelitian di lapangan menunjukkan masih kurangnya kesadaran dan pentingnya membangun lingkungan keluarga yang baik terhadap pendidikan karakter anak usia dini di desa Tentenan Timur. Pendidikan karakter anak dipasrahkan kepada lembaga pendidikan. Padahal, anak lebih banyak bersama orang tua dan keluarga ketimbang waktu yang digunakan di lumbaga pendidikan.

Peran yang bisa dilakukan orangtua dalam mengajarkan karakter kepada anak dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Pertama, menanamkan nilai kebaikan kepada anak dengan cara langsung mempraktekkan pada anak secara alami kepada anak tanpa harus direncanakan terlebih dahulu. Misalnya, orangtua harus menanamkan konsep diri tentang kegigihan pada anak, maka nantinya orangtua bisa mencontohkan konsep tersebut dalam perilaku, tanpa banyak memberi definisi teori. Hasil nilai karakter yang muncul bukan berupa pemahaman, tetapi berupa sikap gigih. Sehingga dalam diri anak terbentuk sikap yang gigih, bersemangat, pantang menyerah, dan suka bekerja keras.

Kedua orang tua harus memberikan contoh yang baik dalam kehidupan sehari-harinya anak. Anak melihat perilaku orang tua dan

(13)

mereka meniru apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Karenanya di sini, orang tua harus menjadi teladan bagi anak. Orang tua harus memberikan contoh yang baik dalam keseharian.

Misalnya, dalam aspek shalat. Orang tua harus memberikan teladan kepada anak dalam menjalankan shalat setiap waktu. Jika orang tua tidak terlihat shalat di depan anak, maka anak juga akan sulit jika diminta untuk shalat. Demikian pun dalam aspek lain, misalnya dalam hal bangun tidur, kerapian, kedisiplinan, dan lain sebagainya.

Orang tua adalah cerminan utama bagi anak dalam segala halnya.

Kedua, menggunakan cara yang membuat anak memiliki keinginan untuk berbuat baik. Peran yang dilakukan orangtua dilakukan dengan cara memberikan beberapa contoh kepada anak mengenai karakter yang sedang dibangun. Misalnya, orangtua bercerita atau mendongeng tentang tokoh-tokoh yang berprilaku baik dan mudah dipahami oleh si anak. Sehingga anak dapat membedakan mana sikap dan perilaku yang boleh ditiru dan mana perilaku yang tidak tepat unuk ditiru. Hal ini akan mempermudah anak untuk melakukan sesuatu hal karena ada alasan yang tepat untuk melakukan hal tersebut.

Selain itu, anak juga diberitahu tentang manfaat atau alasan mengapa harus melakukan perbuatan itu. Dengan demikian, apa yang dilakukan oleh anak memiliki tujuan yang positif.

Ketiga, mengembangkan sikap mencintai perbuatan yang baik.

Agar nantinya anak usia dini dapat mengembangkan karakter yang baik, maka perlu ada penghargaan bagi anak yang membiasakan melakukan kebaikan. Begitu pula dengan anak yang melakukan pelanggaran, supaya diberi hukuman yang bersifat mendidik.

(14)

Keempat, melaksanakan perbuatan baik. Karakter yang sudah mulai dibangun melalui konsep diaplikasikan dalam proses pembelajaran informal dalam keluarga. Selain itu, orangtua juga tetap memantau perkembangan anak dalam praktik pembangunan karakter di rumah. Orangtua bagi si anak akan dianggap model. Segala tingkah laku orangtua akan ditiru oleh si anak. Apa yang dilakukan oleh orangtua, bisa jadi dianggap benar oleh anak. Untuk itulah, orangtua harus mampu memberikan contoh yang positif.

Selain menjadi teladan, orang tua juga bisa memberikan kebiasaan baik untuk anak. Kita bisa melatih anak untuk melakukaan hal-hal baik untuk dibiasakan oleh anak. Misalnya, dengan melatih anak melaksanakan shalat setiap waktu, dan sejenisnya. Dengan begitu, anak akan dibiasakan melakukan hal-hal yang baik dan menjadi karakter anak tersebut di masa dewasa.

Kelima, memberikan nasehat-nasehat penting untuk anak.

Sesekali orang tua juga harus menasehati anak, memberi mereka ajaran-ajaran yang bisa dimaanfaatkan dan direnungkan oleh mereka di masa depan. Nasehat-nasehat ini tidak hanya untuk jangka pendek, namun diusahakan juga untuk masa yang akan dating. Masa anak-anak adalah masa mereka mengingat dengan baik. Sehingga anak itu bisa mengingat apa yang dinasehatkan oleh orang tuanya tersebut.

Pembentukan karakter anak ini tidak akan berhasil dengan baik dan tidak akan berarti apa-apa, apabila keluarga melepaskan tanggung jawab pembentukan karakter hanya kepada sekolah. Peran keluarga dalam pendidikan anak sangat besar. Keluarga merupakan unsur terkecil dalam masyarakat, dari keluarga pula anak belajar berperilaku dan bersikap sebagai anggota masyarakat yang

(15)

bermartabat. Oleh karena itu, peran orang tua dalam pendidikan karakter anak usia dini sangat berpengaruh besar terhadap etika dan moral yang akan diterapkan dalam masyarakat ketika sudah terjun langsung ke lingkungan sekitar yang akan jadi bahan omongan apalagi etika dan moral tidak baik, maka sangatlah penting peran keluarga bagi karakter anak khususnya anak usia dini.

Karakter dimaknai sebagai cara dan perilaku yang khusus dimiliki oleh setiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. karakter mengacu kepada serangkaian sikap, perilaku, motivasi, dan keterampilan. Seringkali orang menyebutnya dengan tabiat atau perangai. Adanya kesamaan diantara karakter dan watak memang karena kedua-duanya merupakan sifat dasar yang ada dalam diri individu. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang dapat membuat keputusan dan mempunyai sikap yang dapat bertanggung jawab pada setiap akibat dari keputusannya. Peran keluarga memegang peranan yang sangat penting dan strategis dalam keberhasilan pendidikan seorang anak.

Simpulan

Dari pemaparan di atas dapat dipahami bahwa pembentukan karakter anak yang utama dan terutama adalah keluarga. Keluarga adalah madrasah pertama untuk anak. Anak akan menjadikan kebiasaan-kebiasaan di keluarga sebagai dasar dalam pembentukan karakter anak di masa depan. Mereka

(16)

menjadikan keluarga sebagai figure dalam perilaku mereka sehari-hari di yang akan datang.

Karenanya, peran keluarga merupakan hal niscaya dan tidak bisa ditawar. Peran keluarga dalam membentuk karakter anak bisa melalui cara-cara sebagai berikut, yakni: pemberian contoh, menumbuhkan semangat berbuat baik pada diri anak, menumbuhkan cinta untuk berbuat baik, melaksanakan perbuatan baik, pembiasaan perbuatan baik dan pemberian nasehat untuk berbuat baik.

Daftar Pustaka

Abu Abdillah, Muhammad Bin Ismail Al-Bukhori, Shahih Bukhori, Dar al-kutub Al-Ilmiyah, Bayrut

Adimihardja, K., dan Hikmat, H.,. Participatory Research Appraisal dalam Pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat. Bandung:

Humaniora Utama Press, 2004

Doni Kusumah A.., Pendidikan Karakter, Jakarta:Grasindo, 2007 Galih Mairefa Framanta,“Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap

Kepribadian Anak”, Jurnal Kependidikan dan Konseling Research & Learning in Primary Education 2,No.1(2020) Hasbullah, Lingkungan Pendidikan Dalam Al_Qur'an dan Hadist,

(Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan. Vol. 4 No.

01, Juni 2018)

Made Suntika, “ Pola Komunikasi Keluarga Dalam Pendidikan Karakter Anak di Lingkungan Keluarga”, Jurnal Kajian Pendidikan Widya Accarya FKIP Universitas Dwijendra ISSN NO. 2085-0018 (2017)

(17)

Zaki Mubarak, Al-Akhlaq Indal Ghazali, Cairo: Dar al-katib wa al- Nasr,1924

Referensi

Dokumen terkait

Subjek penelitian adalah pasien perempuan sehat yang menderita AV pada berbagai derajat keparahan yang berusia antara 13-30 tahun, dan bersedia menjadi subjek penelitian

Dengan adanya kondisi seperti ini maka Kementerian Agama Republik Indonesia mengeluarkan Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) Generasi 2 sebagai pengembangan

Selain itu setelah dilaksanakan Kerja Praktek, dilanjutkan dengan Tugas Akhir sebagai syarat kelulusan untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III di Politeknik

Menggunakan aturan yang berkaitan dengan fungsi eksponen dan logaritma dalam pemecahan masalah. Menggunakan sifat-sifat fungsi eksponen dan logaritma dalam

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran mandiri di masa pandemik covid 19 pada materi statistika terhadap hasil belajar siswa kelas

Biaya tetap yang dihitung dalam usahatani kedelai di Desa Langkapsari meliputi PBB (Pajak Bumi dan Bangunan), penyusutan alat ,dan bunga modal 24 persen

Gapura Angkasa dalam melakukan pengukuran kinerja menggunakan sistem balance score card.Balanced Scorecard merupakan suatu sistem manajemen (dan bukan sekedar sistem

Berpedoman pada Parisada Hindu Dharma Indonesia sebagai Majelis Tertinggi Agama Hindu di Indonesia dalam peran utamanya sebagai lembaga bhisama dan pembinaan keagamaan, baik