SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Manajemen
Diajukan Oleh:
0712010026 /FE/ EM
Gatra Dwi Arista
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
JAWA TIMUR
SKRIPSI
Diajukan Oleh:
0712010026 /FE/ EM
Gatra Dwi Arista
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
JAWA TIMUR
i
Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula memungkinkan saya untuk
menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS PENGARUH RETURN ON
EQUITY, EARNING PER SHARE, DEBT TO EQUITY RATIO DAN PRICE
EARNING RATIO TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN
PLASTIC AND GLASS YANG GO PUBLIC DI BEI.”
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan karya tulis ini tidak lepas
dari bimbingan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini saya
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin N, MM., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM., Ketua Jurusan Manajemen Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Ibu Drs. EC. Nur Mahmudah, MM selaku Dosen Wali di Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5. Bapak Drs. Ec. Pandji Soegiono, MM, Dosen Pembimbing yang telah
mengarahkan dan meluangkan waktu guna membantu penulis dalam
ii
restunya,dorongan dan bantuan materiil serta pengorbanan sehingga dapat
menyelesaikan studi ini dengan baik.
8. Teman-teman satu jurusan yang telah banyak membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini. Charli, Bagir, Septian, Kaji, Alfin, Ony, Kechup,
Arab, Anton, Nanunt, Rendra, Rizal, Firman, Ian, dan semua teman-teman
yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Akhirnya penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam
penulisan skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan
saran bagi perbaikan dimasa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi
ini memberikan manfaat bagi pembaca.
Surabaya, September 2010
iii
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
ABSTRAKSI ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 7
1.3. Tujuan Penelitian ... 7
1.4. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1. Penelitian Terdahulu ... 9
2.2. Landasan Teori ... 12
2.2.1.Investasi ... 12
2.2.1.1. Pengertian investasi ... 12
2.2.1.2. Tujuan Investasi ... 13
2.2.1.3. Proses Investasi ... 14
iv
2.2.2.2. Manfaat Pasar Modal ... 18
2.2.2.3. Macam-macam dan Lembaga Pasar Modal ... 18
2.2.2.3.1. Macam-macam Pasar Modal ... 18
2.2.2.3.2. Lembaga Pasar Modal ... 19
2.2.2.4. Surat Berharga Pasar Modal ... 22
2.2.3. Saham ... 22
2.2.3.1. Pengertian Saham ... 22
2.2.3.2. Jenis-jenis Saham ... 24
2.2.4. Go Publik ... 25
2.2.4.1. Pengertian Go Publik ... 25
2.2.4.2. Manfaat Go Publik ... 25
2.2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham ... 26
2.2.6. Rasio Keuangan ... 30
2.2.7. Pengaruh Faktor-faktor Fundamental Terhadap Harga Saham .. 37
2.2.7.1. Pengaruh Return On Equity Terhadap Harga Saham ... 37
2.2.7.2. Pengaruh Earning Per Share Terhadap Harga Saham ... 38
2.2.7.3. Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Harga Saham ... 39
2.2.7.4. Pengaruh Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham ... 40
2.2.8. Kerangka Konseptual ... 42
v
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 44
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 47
3.2.1.Populasi ... 47
3.2.2.Sampel ... 47
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 49
3.3.1.Jenis Data ... 49
3.3.2.Sumber Data ... 49
3.3.3.Pengumpulan Data ... 49
3.4. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 50
3.4.1.Teknik Analisis Data ... 50
3.4.2.Uji Hipotesis ... 51
3.5. Uji Asumsi Klasik ... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56
4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 56
4.1.1. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia ... 60
4.1.2. Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia ... 60
4.1.3. Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia ... 61
4.1.4. Gambaran Umum Perusahaan ... 62
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 64
vi
di BEI ... 65
4.2.3. EPS (X2) Perusahaan Plastic and Glass yang go public di BEI ... 67
4.2.4. DER (X3) Perusahaan Plastic and Glass yang go public di BEI ... 68
4.2.5. PER (X4 4.3.1. Uji Asumsi Klasik ... 71
) Perusahaan Plastic and Glass yang go public di BEI ... 69
4.3. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 71
4.3.2. Koefisien Determinasi ... 76
4.3.3. Pengujian Hipotesis ... 76
4.4. Pembahasan ... 80
4.4.1.Pengaruh Return On Equity Terhadap Harga Saham ... 81
4.4.2.Pengaruh Earning Per Share Terhadap Harga Saham ... 82
4.4.3.Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Harga Saham ... 83
4.4.4.Pengaruh Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham ... 84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 87
5.1. Kesimpulan ... 87
5.2. Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA
vii
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Data Harga Saham ... 64
2. Data Return on Equity ... 66
3. Data Earning Per Share ... 67
4. Data Debt to Equity Ratio ... 68
5. Data Price Earning Ratio ... 70
6. Data Hasil Uji Autokorelasi ... 72
7. Data Hasil Uji Multikolinearitas ... 72
8. Data Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 74
9. Data Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 76
10. Hasil Uji Koefisien Regresi ... 77
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1. Struktur Organisasi BEI ... 61
ix
Lampiran
1. Tabel Outlier 1
x
Oleh :
Gatra Dwi Arista
ABSTRAKSI
Dewasa ini, pasar modal Indonesia telah menunjukkan peran pentingnya dalam mobilisasi dana untuk menunjang pembangunan nasional. Akses dana dari pasar modal telah mengundang banyak investor nasional maupun asing untuk berinvestasi, begitu juga dengan perusahaan nasional yang ingin menggunakan dana dari masyarakat atau investor yang tertanam dipasar modal, adapun tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan produktifitas kerja melalui ekspansi usaha, dan mengadakan stuktur modal untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Adapun investor berinvestasi di pasar modal melalui surat berharga atau efek, salah satunya dengan membeli saham. Harga saham cenderung mengalami fluktuasi yang kebanyakan disebabkan oleh faktor fundamental dan teknikal. Dalam melakukan analisis fundamental, maka diperlukan informasi laporan keuangan perusahaan. Dalam hal ini emiten wajib memberikan semua data yang menyangkut laporan keuangan perusahaan kepada investor, dan dengan demikian investor berusaha menganalisis dengan rasio – rasio keuangan. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pengaruh Return On Equity, Earning Per Share, Debt to Equity Ratio dan Price Earning Ratio. Rasio ini digunakan oleh investor untuk memprediksi harga saham dimasa akan datang. Adapun maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Return On Equity, Earning Per Share, Debt to Equity Ratio dan Price Earning Ratio terhadap harga saham.
Dalam penelitian ini populasi yang dijadikan obyek penelitian adalah perusahaan Plastic and Glass yang terdaftar di BEI sebanyak 15 perusahaan. obyek penelitian diambil sampel sebanyak 12 perusahaan Plastic and Glass yang terdaftar di BEI. peneliti menggunakan metode purposive sampling. jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. tekhnik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda.
Dari hasil analisis diketahui bahwa variabel Return On Equity, Earning Per Share, Debt to Equity Ratio dan Price Earning Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dewasa ini, pasar modal Indonesia telah menunjukkan peran pentingnya
dalam mobilisasi dana untuk menunjang pembangunan nasional, meskipun
instrumen-instrumennya masih relatif terbatas jika dibandingkan dengan
bursa-bursa lain yang lebih mapan. Akses dana dari pasar modal telah mengundang
banyak investor nasional yang ingin menggunakan dana dari masyarakat atau
investor yang tertanam dipasar modal. Sebagai salah satu lembaga non bank, pasar
modal berfungsi sebagai penyelenggara kegiatan transaksi antar emiten dengan
investor melalui beli jual efek. Perkembangan pasar modal sangat diperlukan
dengan perkembangan perekonomian saat ini.
Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana
dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas.
Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk
memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun,
seperti saham dan obligasi (Tandelilin, 2001:13).
Pasar modal mempunyai peranan yang sangat penting sebagai sarana
penyalur modal (pihak yang kelebihan dana) kepada perusahaan (pihak yang
membutuhkan dana) melalui penjualan saham dan obligasi. Secara umum dapat
dikatakan bahwa pasar modal memiliki peranan dalam menyediakan sumber
sumber dana ke masyarakat kesektor-sektor yang lebih produktif. Didalam pasar
modal, investor dapat menjual atau membeli saham atau efek lainnya. Harga dari
saham atau efek lainnya sangat berfluktuasi sesuai dengan penawaran dan
permintaan. Harga saham merupakan salah satu indikator yang sangat
diperhatikan oleh seorang investor dalam melihat keberhasilan pengelolaan
manajemen dalam perusahaan.
Adapun tujuan investor membeli saham perusahaan, pada hakikatnya
bertujuan menerima deviden (bagian laba yang dihasilkan) dan capital gain
(kenaikan harga saham). Keduanya paling tidak harus lebih besar atau sama
dengan return (tingkat pengembalian) yang dikehendaki oleh stockholder
(pemegang saham). Kondisi seperti inilah yang memotivasi para investor untuk
memiliki saham. Besar kecilnya jumlah permintaan terhadap suatu saham
merupakan kekuatan pasar yang berpengaruh terhadap harga saham. Apabila
terdapat kenaikan permintaan saham suatu perusahaan maka akan meningkatkan
harga saham perusahaan tersebut, demikian pula sebaliknya.
Saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas asset-asset
perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan
maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan
perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan.
Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup populer diperjual belikan
di pasar modal (Tandelilin, 2001:18).
Adapun faktor yang mempengaruhi tingkat harga saham dan fluktuasi
faktor fundamental tersebut meliputi kondisi dalam perusahaan itu sendiri seperti
pertumbuhan laba, kenaikan penjualan, struktur permodalan perusahaan, deviden
yang dibagikan, dan sebagainya. Sedangkan faktor ekternal yang merupakan
faktor tehnikal seperti tingkat inflasi, tingkat suku bunga yang berlaku di suatu
negara, kebijakan pemerintah maupun perkembangan ekonomi global.
Data Harga Saham Perusahaan Plastic and Glass periode 2004-2008 dalam Rupiah (Rp):
Sumber: Indonesian Capital Market Directory
Dari data yang disebutkan diatas,dapat diketahui bahwa pada harga saham
pada industri plastic and glass tersebut mengalami fluktuasi. Peneliti memilih
industri plastic and glass sebagai obyek penelitian dengan alasan karena melihat
adanya fenomena yakni seluruh perusahaan dalam industri tersebut cenderung
mengalami penurunan harga saham terutama pada tahun 2008 dibanding tahun
sebelumnya, hal tersebut diakibatkan karena pada tahun 2008 terjadi krisis
ekonomi sehingga berdampak pada turunnya nilai laba perusahaan yang akan
berpengaruh terhadap minat investor dalam pembiayaan kegiatan operasional
tersebut dapat menyebabkan penurunan nilai perusahaan yang akan berakibat
langsung terhadap pencapaian laba dimasa yang akan datang. Selain itu, kebijakan
pemerintah berkenaan dengan pemanasan global (Global Warming) juga turut
mempengaruhi punurunan harga saham, hal ini dilakukan dalam rangka
pengurangan limbah abiotik seperti limbah plastik yang dipercaya dapat merusak
lingkungan sekitar.
Sebagai industri yang menghasilkan kebutuhan yang sangat penting bagi
kehidupan masyarakat, industri plastic and glass diharapkan dapat tetap exsist
untuk menghasilkan produk – produk yang sebagian besar diserap oleh
masyarakat rumah tangga, dan hal ini diperlukan suatu kenaikan nilai perusahaan
yang dapat diukur melalui besarnya tingkat harga saham dari industri tersebut.
Jadi dalam penelitian ini faktor eksternal yang memiliki pengaruh paling dominan
yang mengakibatkan harga saham industri plastic and glass mengalami
penurunan,yaitu adanya perkembangan krisis ekonomi global dan adanya
kebijakan pemerintah berkenaan dengan pemanasan global (Global Warming) .
Harga saham dapat dikatakan sebagai indikator keberhasilan perusahaan
dimana kekuatan pasar bursa ditunjukkan dengan adanya transaksi jual beli saham
dipasar modal. Terjadinya transaksi tersebut didasarkan pada pengamatan para
investor terhadap prestasi perusahaan dalam meningkatkan keuntungan.
Pemegang saham yang tidak puas terhadap kinerja manajemen akan menjual
sahamnya dan menanamkan sahamnya keperusahaan lainnya. Tindakan-tindakan
tersebut jika dilakukan oleh pemegang saham menjadi fenomena yang dapat
tersebut, manajemen dituntut untuk melaksanakan seluruh kegiatan operasional
perusahaan dengan efektif dan efisien.
Bagi pemegang saham, faktor fundamental memberikan gambaran yang
jelas dan bersifat analisis terhadap prestasi manajemen dalam mengelola
perusahaan yang menjadi tanggung jawabnya. Peningkatan harga saham suatu
perusahaan akan menggambarkan bahwa nilai perusahaan semakin meningkat,
baik ditinjau dari sudut intenal perusahaan maupun dari pihak-pihak luar
perusahaan.
Hasil usaha yang optimal akan dicapai dengan menggunakan modal
perusahaan yang diinvestasikan dalam aktiva untuk mendapat keuntungan.
Penghasilan yang tersedia atas pemilik suatu modal yang diinvestasikan suatu
perusahaan diukur dengan Return On Equity (ROE). Rasio tersebut bertujuan
untuk mengetahui serta mengukur seberapa besar tingkat pengembalian modal
sendiri melalui saham yang diinvestasikan keperusahaan melalui besarnya
pendapatan atau laba yang dihasilkan perusahaan. Dalam kaitannya perusahaan
yang mensyaratkan sahamnya, kebijakan deviden perusahaan merupakan ukuran
bagi para investor untuk memperoleh deviden yang menjadi haknya. Return On
Equity mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi
pemegang saham. Semakin tinggi tingkat pengembalian atas modal (ROE) maka
semakin baik kedudukan pemilik perusahaan dan semakin tinggi pula kemampuan
modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan atau laba bagi pemegang saham
sehingga akan meningkatkan harga saham (Fakhruddin dan Hadianto,2001:65).
menunjukkan bahwa secara simultan dan partial ROE mempunyai pengaruh
positif terhadap perubahan harga saham.
Demikian pula dalam melihat kinerja manajemen perusahaan dalam
meningkatkan harga saham, hal tersebut dapat dilihat dari rasio pasar. Untuk itu
kita perlu memasukkan rasio Earning Per Share (EPS), Semakin tinggi nilai EPS
merupakan hal yang menggembirakan pemegang saham karena semakin besar
laba yang disediakan untuk pemegang saham, maka pemegang saham akan
tertarik untuk membeli saham perusahaan sehingga dapat meningkatkan harga
saham (Darmadji dan Fakhruddin,2001:139).Menurut kutipan jurnal Lia Nirawati
(2003:107) menunjukkan bahwa EPS mempunyai pengaruh terhadap harga
saham.
Sedangkan Price Earning Ratio (PER) dalam analisis fundamental
menurut Jogiyanto (2000) menyatakan bahwa PER menunjukkan rasio harga
saham terhadap Earning atau dengan kata lain menunjukkan berapa besar pemodal
menilai harga saham terhadap kelipatan dari Earnings. Menurut kutipan jurnal
Retno Widya Sasanti dan Nurfauziah (2005:62) menunjukkan bahwa PER
mempunyai pengaruh positif terhadap perubahan harga saham..
Dan tidak kalah pentingnya Debt to Equity Ratio (DER) yang merupakan
rasio utang yang diukur dari perbandingan utang dan ekuitas (modal sendiri).
Semakin tinggi Debt to Equity Ratio berarti modal sendiri semakin sedikit
dibanding hutangnya. Semakin kecil DER semakin baik bagi perusahaan dan akan
menurut Nirawati (2003:107) menunjukkan bahwa secara partial DER
mempunyai pengaruh secara nyata terhadap harga saham.
Sesuai dengan uraian latar belakang diatas, maka dilakukan penelitian
dengan judul “Analisis Pengaruh Return On Equity, Earning Per Share, Debt to
Equity Ratio dan Price Earning Ratio terhadap Harga Saham Perusahaan Plastic
and Glass yang Go Publik di BEI”
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka masalah pada penelitian ini
adalah:
1. Apakah Return On Equity mempunyai pengaruh terhadap Harga Saham
Perusahaan Plastic and Glass yang Go Publik di BEI?
2. Apakah Earning Per Share mempunyai pengaruh terhadap Harga Saham
Perusahaan Plastic and Glass yang Go Publik di BEI?
3. Apakah Debt to Equity Ratio mempunyai pengaruh terhadap Harga Saham
Perusahaan Plastic and Glass yang Go Publik di BEI?
4. Apakah Price Earning Ratio mempunyai pengaruh terhadap Harga Saham
Perusahaan Plastic and Glass yang Go Publik di BEI?
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan
1. Untuk menganalisis pengaruh Return On Equity terhadap Harga Saham
Perusahaan Plastic and Glass yang Go Publik di BEI.
2. Untuk menganalisis pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham
Perusahaan Plastic and Glass yang Go Publik di BEI.
3. Untuk menganalisis pengaruh Debt to Equity Ratio Share terhadap Harga
Saham Perusahaan Plastic and Glass yang Go Publik di BEI.
4. Untuk menganalisis pengaruh Price Earning Ratio terhadap Harga Saham
Perusahaan Plastic and Glass yang Go Publik di BEI.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
mengevaluasi kinerja masing-masing perusahaan yang diteliti.
2. Bagi Akademis
Menambah referensi dan pemahaman tentang analisis saham dan beberapa
faktor fundamental yang berpengaruh terhadap fluktuasi harga saham
dalam kaitannya dengan perusahaan Plastic and Glass yang Go Publik di
BEI.
3. Bagi pihak lain
Dapat dijadikan sumber informasi dan landasan bagi penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian terdahulu
Penelitian yang pernah dilakukan oleh pihak lain dapat dipakai sebagai
bahan pengkajian yang berkaitan dengan penelitian ini dilakukan oleh :
a. Edi Subiyantoro dan Fransisca Andreani (2003) dalam jurnal manajemen
dan kewirausahaan Vol.5 No.2 September:171-180 melakukan penelitian
tentang Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan jasa perhotelan yang terdaftar di
pasar modal Indonesia sampai dengan akhir tahun 2001 tercatat sebanyak
8 perusahaan dan sample yang digunakan seluruh yang menjadi anggota
populasi penelitian menggunakan teknik regresi linier. Adapun kesimpulan
yang diperoleh dari hasil penelitian adalah bahwa variable bebas terdiri
dari ROA, ROE, EPS, BVS, DER, Return Saham, Beta Saham dan Return
Market memiliki kontribusi kontribusi yang relative kecil dalam
menjelaskan variasi harga saham pada jasa perhotelan di Indonesia.
Selanjutnya berdasarkan sig,t. pada table hasil estimasi maka hanya ROE
dan BVS yang berpengaruh terhadap harga saham sedangkan variable
ROA, DER, Return saham, Beta Saham, dan variable Return Market tidak
b. Retno Widya Sasanti dan Nurfauziah (2005) dalam jurnal Sinergi Edisi
Khusus on Finance hal:53-66 melakukan penelitian tentang Analisis
Faktor-faktor yang Berimplikasi Terhadap Fluktuasi Harga Saham di
Bursa Efek Jakarta. Populasi penelitian ini adalah perusahaan industri
manufaktur yang paling aktif di terdaftar di pasar modal Jakarta dari tahun
1998 hingga tahun 2000 dan tercatat sebanyak 13 perusahaan yang
dijadikan sample serta digunakan seluruh yang menjadi anggota populasi
penelitian menggunakan teknik regresi secara partial. Adapun kesimpulan
yang diperoleh dari hasil penelitian adalah bahwa variable bebas terdiri
dari Basic Earning Power, Return On Equity, Price Earning Ratio,
Deviden Yield dan Tingkat Suku Bunga Deposito yang secara
bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan. Selanjutnya berdasarkan hasil
analisis regresi secara partial menunjukkan Price Earning Ratio
berpengaruh terhadap harga saham sedangkan Basic Earning Power,
Deviden Yield dan Tingkat Suku Bunga Deposito tidak memiliki pengaruh
yang signifikan.
c. Lia Nirawati dalam Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi, Vol.3, No.6 Maret
2003 hal 104-108 melakukan penelitian tentang Pengaruh Debt to Equity
Ratio, Curent Ratio, Earning Per Share dan Return On Asset Terhadap
Harga Saham pada perusahaan Property yang Go Publik di Bursa Efek
Jakarta. Populasi penelitian ini adalah perusahaan property yang go public
di BEJ periode tahun 1997 hingga tahun 2001 sebanyak 33 perusahaan
diambil 33 perusahaan. Dengan menggunakan teknik analisis regresi linier
berganda hasil penelitian menunjukkan bahwa: debt to equity ratio, curent
ratio, earning per share dan return on asset mempunyai pengaruh yang
sangat kuat terhadap harga saham. Secara simultan keempat variable
tersebut mempunyai pengaruh yang sangat bermakna dan terhadap harga
saham, sedangkan secara partial variable debt to equity ratio dan curent
ratio berpengaruh nyata terhadap harga saham. Variable earning per share
dan return on asset tidak mempunyai pengaruh nyata terhadap harga
saham. Variable yang paling dominan adalah debt to equity ratio, dengan
koefisien regresi lebih tinggi dari koefisien regresi lainnya.
Terdapat perbedaan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Edi
Subiyantoro dan Fransisca Andrean (2003), Retno Widya Sasanti dan
Nurfauziah (2005), Lia Nirawati (2003), demikian juga penelitian ini.
Adapun perbedaan tersebut dalam hal sebagai berikut:
1. Variabel bebas yang digunakan dalam dalam penelitian kali ini adalah
return on equity, earning per share, debt to equity ratio, dan price
earning ratio.
2. Periode penelitian yang dilakukan oleh Edi Subiyantoro dan Fransisca
Andreani tahun 1995-2001, Retno Widya Sasanti dan Nurfauziah
tahun 1998-2000, Lia Nirawati tahun 1997-2001, sedangkan penelitian
ini tahun 2004-2008.
3. Pada penelitian Edi Subiyantoro dan Fransisca Andreani menggunakan
terdaftar di pasar modal Indonesia, Retno Widya Sasanti dan
Nurfauziah menggunakan sampel 13 perusahaan manufaktur dengan
anggota populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ, Lia
Nirawati menggunakan sampel 33 perusahaan properti dengan anggota
populasi perusahaan properti yang terdaftar di BEJ, sedangkan
penelitian ini menggunakan sampel 12 perusahaan plastic and glass
dengan anggota populasi perusahaan plastic and glass yang terdaftar di
BEI.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Investasi
2.2.1.1. Pengertian Investasi
Pengertian Investasi menurut Halim (2003:2) yaitu merupakan
penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh
keuntungan dimasa mendatang. Umumnya investasi dibedakan menjadi dua,
yaitu: investasi pada Financial Asset dilakukan di pasar uang misalnya: berupa
sertifikat deposito, surat berharga, pasar uang, dan lainnya. Atau dilakukan di
pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi dan yang lainnya. Sedangkan
investasi pada real assets diwujudkan dalam pembelian asset produktif, pendiriran
pabrik, pembukaan pertambangan lainnya.
Menurut Sunariyah (2003 : 4) investasi adalah penanaman modal untuk
satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan
Menurut Tandelilin (2001 : 3) definisi investasi adalah komitmen atas
sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan
tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan dimasa datang. Seorang investor
membeli saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan
harga saham ataupun sejumlah dividen di masa yang akan dating.
Setiap investor melakukan investasi saham memiliki tujuan yang sama,
yaitu mendapatkan capital gain yaitu selisih positif antara harga jual dan harga
beli saham. Dan deviden tunai yang diterima oleh emiten karena perusahaan
memperoleh keuntungan. Apabila harga jual lebih rendah dari harga beli saham,
maka investor akan menderita kerugian atau disebut capital loss.
2.2.1.2. Tujuan Investasi
Tujuan investasi yang lebih luas adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
investor. Sumber dana yang digunakan bisa berasal dari asset – asset yang
dimiliki saat ini, pinjaman dari pihak lain, ataupun dari tabungan. Investor yang
mengurangi konsumsinya saat ini mempunyai kelebihan dana yang berasal dari
tabungan tersebut. Jika di investasikan akan memberikan harapan meningkatnya
konsumsi investor di masa datang yang diperoleh dari meningkatnya
kesejahteraan investor tersebut.
Secara lebih khusus lagi, menurut Tandelilin (2001:5) ada beberapa alasan
mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain:
Seseorang yang bijaksana akan memikirkan bagaimana cara meningkatkan
taraf hidupnya dari waktu kewaktu atau setidaknya berusaha bagaimana
mempertahankan tingkat pendapatannya sekarang agar tidak berkurang
dimasa yang akan datang.
b. Mengurangi tekanan inflasi
Dalam melakukan investasi dalam kepemilikan perusahaan atau obyek
lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko peenurunan nilai
kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.
c. Dorongan untuk menghemat pajak
Beberapa Negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat
mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas
perpajakan kepada masyarakat yang melalui investasi pada bidang usaha –
usaha tertentu.
2.2.1.3. Proses Investasi
Salah satu karakteristik investasi pada sekuritas adalah kemudahan dalam
membentuk portifolio investasi artinya pemodal dapat dengan mudah menyebar
investasinya pada berbagai kesempatan investasi. Karena itulah perlu dipahami
proses investasi yaitu, dimulai dari perumusan kebijakan investasinya sampai
dengan evaluasi kinerja investasi tersebut. Proses investasi menunjukkan
bagaimana pemodal seharusnya melakukan investasi dalam sekuritas, yaitu
dilakukan. Menurut Halim (2003:2) ada beberapa tahapan atau proses investasi
yang harus dilalui oleh para investor, yaitu :
a. Menentukan tujuan investasi
Ada tiga hal yang dapat dipertimbangkan dalam hal ini, yaitu: (a) tingkat
pengembalian yang diharapkan (expected rate of return ), (b) tingkat risiko
(rate of risk), dan (c) ketersediaan jumlah dana yang di investasikan.
Apabila dana cukup tersedia, maka investor menginginkan penghasilan
yang maksimal dengan risiko tertentu. Umumnya hubungan antara risk
dan return bersifat linier, yang artinya semakin besar rate of risk maka
maka semakin besar pula expected rate of return.
b. Melakukan analisis
Dalam tahap ini investor melakukan analisis terhadap suetu efek atau
sekelompok efek. Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi efek yang salah harga (mispriced), apakah harganya
terlalu tinggi atau terlalu rendah. Ada berbagai cara untuk melakukan
analisis ini dan dapat dikelompokkan menjadi dua komponen yaitu,
analisis tekhnikal dan analisis fundamental.
c. Melakukan pembentukan portofolio
Dalam tahap ini dilakukan identifikasi tehadap efek – efek mana yang
akan dipilih dan beberapa proporsi dana yang akan di investasikan pada
d. Melakukan evaluasi kinerja portofolio
Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap evaluasi kinerja portofolio.
Dari hasil evaluasi inilah selanjutnya dilakukan revisi (perubahan)
terhadap efek – efek yang membentuk portofolio tersebut jika dirasa
bahwa komposisi portofolio yang sudah dibentuk tidak sesuai dengan
tujuan investasi, misalnya rate of return-nya lebih rendah dari yang
disyaratkan.
2.2.2. Pasar Modal
2.2.2.1. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan dalam
perekonomian suatu Negara. Pasar modal di Indonesia tidak semata – mata
dipakai sebagai alat penyalur dana ke sector produktif, tapi lebih jauh lagi dipakai
sebagai sarana pemerataan kepemilikan perusahaan menuju pemerataan
pendapatan sekaligus dimaksdkan pula sebagai penggairah partisipasi masyarakat
dalam pengerahan dan penghimpunan dana dalam pembiayaan pembangunan
nasional. Keberadaan pasar di Indonesia memberikan manfaat bagi pemerintah,
perusahaan – perusahaan, dan masyarakat. Melalui pasar modal, pengembangan
usaha di berbagai sector dapat berlangsung secara seksama dan bergerak maju
serta turut berpartisipasi dalam merealisasikan rencana pemerintah untuk
meningkatkan peranan swasta dalam pembangunan.
Untuk mandapatkan gambaran yang lebih jelas tentang pengertian pasar
Hadianto (2001:1) mengemukakan bahwa pada dasarnya pasar modal (capital
market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang
yang bias diperjual belikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri.
Undang –undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 memberikan pengertian yang
lebih spesifik tentang pasar modal yaitu kegiatan yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan public yang berkaitan
dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek.
Pasar modal memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi di banyak
Negara yang menganut system pasar. Pasar modal menjadi salah satu sumber
kemajuan ekonomi pasar modal dapat menjadi sumber dan alternative bagi
perusahaan disamping bank. Keunggulan pasar modal disbanding bank adalah
untuk mendapatkan dana, suatu perusahaan tidak perlu menyediakan angsuran
(jaminan) seperti yang disyaratkan oleh bank, melainkan cukup dengan
menunjukkan prospek yang baik maka surat berharga akan laku terjual dipasar
modal.
Menurut Anoraga dan Pakarti (2001:5) Pasar Modal pada hakikatnya
adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim jangka panjang
penambahan financial asset (dan hutang) pada saat yang sama, memungkinkan
2.2.2.2. Manfaat Pasar Modal
Pasar modal memiliki peran sentral bagi perekonomian, bahkan maju
tidaknya ekonomi suatu Negara dapat di ukur dengan maju tidaknya pasar modal
di Negara tersebut. Pasar modal telah tumbuh menjadi leading indicator bagi
ekonomi suatu Negara. Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001:2) beberapa
manfaat keberadaan pasar modal antara lain :
a. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha
sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana optimal.
b. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan
upaya diversifikasi.
c. Menyediakan leading indicator bagi trend ekonomi Negara.
d. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat
menengah.
e. Penyebarab kepemilikan, keterbukaan, profesionalisme, menciptakan
iklim berusaha yang sehat.
f. Menciptakan lapangan kerja / profesi yang menarik.
2.2.2.3. Macam-macam dan Lembaga Pasar Modal
2.2.2.3.1. Macam-macam Pasar Modal
Menurut Jogiyanto (2000:15) macam-macam pasar modal yaitu :
1. Pasar Primer
Pasar Primer adalah surat berharga yang baru dikeluarkan oleh
2. Pasar Sekunder
Pasar sekunder adalah tempat perdagangan surat berharga yang sudah
beredar.
3. Pasar ketiga
Pasar ketiga adalah pasar perdagangan surat berharga pada saat pasar
kedua tutup.
4. Pasar keempat
Pasar keempat merupakan pasar modal yang dilakukan diantara institusi
berkapasitas besar untuk menghindari komisi untuk broker.
2.2.2.3.2. Lembaga Pasar Modal
Pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan pasar modal sesuai dengan SK
Menteri Keuangan RI nomor 1548/KMK/013/1990 tentang pasar modal yaitu :
(Sunariyah, 2003:78)
1 Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM).
Bapepam merupakan lembaga pemerintah yang bertugas untuk :
a. Mengikuti perkembangan dan mengatur pasar modal sehingga efek
dapat ditawarkan dan diperdagangkan secara teratur, wajar, dan
efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat
umum.
b. Melakukan pembinaaan dan pengawasan terhadap
lembaga-lembaga dan profesi-profesi penunjang yang terkait dalam pasar
c. Memberi pendapat kepada Mentri Keuangan mengenai pasar
modal beserta kebijakan operasionalnya.
2 Pelaksana Bursa
Bursa efek adalah tempat pertemuan termasuk sistem elektronik tanpa
tempat pertemuan yang diorganisir dan digunakan untuk
menyelenggarakan pertemuan penawaran jual beli atau perdagangan efek.
3 Perusahaan yang Go Publicc (Emiten)
Adalah pihak yang melakukan emisi atau yang telah melakukan emisi
efek. Emiten adalah pihak yang membutuhkan dana guna membelanjai
operasi maupun rancangan investasi.
4 Lembaga Kliring Penjamin, Penyimpanan, dan Penyelesaian
Lembaga kliring penjamin (LKP) berfungsi untuk melakukan kliring dan
penjaminan efek dari transaksi yang terjadi. Lembaga penyimpanan dan
penyelesaian pemindah bukuan serta proses penyimpanan.
5 Reksadana
Adalah pihak yang kegiatan utamanya melakukan investasi, reinvestasi
atau perdagangan efek.
6 Lembaga Penunjang Pasar Modal, meliputi :
a. Tempat penitipan harta, adalah pihak yang menyelenggarakan
penyimpanan harta dalam penitipan untuk kepentingan pihak lain
berdasarkan suatu kontrak tanpa mengurangi hak kepemilikan atas
b. Biro administrasi efek, adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan
emiten secara teratur menyediakan jasa-jasa untuk melakukan
pembukuan, transfer, dan pencatatan, pembayaran dividen, pembagian
hak opsi, emisi sertifikasi atau laporan tahunan emiten.
c. Wali Amanat adalah pihak yang dipercayakan untuk mewakili
kepentingan seluruh pemegang obligasi atau sertifikat kredit.
d. Penanggung yang menyediakan jasanya adalah pihak yang
menanggung kembali jumlah pokok dan bunga emisi obligasi.
7 Profesi Penunjang Pasar Modal, terdiri dari :
a. Akuntan, pihak yang berfungsi memberi pendapat atas kewajaran
laporan keuangan emiten atau calon emiten.
b. Notaris, pejabat yang berwenang membuat perjanjian penyusunan
anggaran dasar, perubahan pemilik modal, dll.
c. Penilai, pihak yang menerbitkan dan menandatangani laporan penilai.
Laporan penilai adalah pendapat atas aktiva yang disusun berdasarkan
pemeriksaan menurut keahlian penilai.
d. Konsultan Hukum, pihak yang memberikan dan menandatangani
pendapat hukum mengenai emiten atau emisi, berfungsi melindungi
investor.
8 Pemodal (Investor)
Adalah pihak baik perseorangan maupun lembaga yang menanamkan
2.2.2.4. Surat Berharga di Pasar modal
Menurut Fakhrudin dan Hadianto (2001:5) pada dasarnya, surat berharga
di pasar modal dapat diklasifikasikan ke dalam dua bentuk, yaitu (1) Surat
berharga yang bersifat penyertaan atau ekuitas (equity) dan yang (2) surat
berharga yang bersifat pendapatan tetap (fixed income). Ekuitas umumnya dikenal
dengan saham, sedangkan fixed income dikenal sebagai obligasi.
Istilah surat berharga yang penting dalam Undang – Undang Pasar Modal
No. 8 tahun 1995 disebut dengan istilah baku yaitu efek. Dalam praktek sehari –
hari, penyebutan surat berharga dapat efek atau juga disebut sekuritas.
Kita dapat menyimpulkan bahwa basis dari instrument keuangan yang ada
dipasar modal adalah instrument yang bersifat penyertaan atau atau ekuitas yang
kita kenal dengan saham (stock) dan instrument yang bersifat pendapatan tetap
atau instrumen yang bersifat utang yang kita kenal dengan obligasi (bond).
2.2.3. Saham
2.2.3.1. Pengertian Saham
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001:5) difinisi saham adalah sebagai
tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan
atau perusahaan perseroan. Wujud saham adalah selembar kertas yang
menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang
menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa
Sedangkan menurut Anoraga dan Pakarti (2001:58), saham dapat
didefinisikan sebagai surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan
individu maupun institusi dalam suatu perusahaan. Apabila seseorang investor
membeli saham, maka ia akan menjadi pemilik dan disebut sebagai sebagai
pemegang saham perusahaan tersebut.
Secara umum untuk menilai harga saham dapat dilakukan dengan dua
pendekatan (Husnan, 2001: 315-349) adalah :
1. Pendekatan Analisis Teknikal
Analisis ini merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan
mengamati perubahan harga saham tersebut di waktu yang lalu. Pemikiran yang
mendasari analisis tersebut adalah:
a. bahwa harga saham mencerminkan informasi yang relevan
b. bahwa informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga diwaktu
yang lalu
c. karenanya perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu, dan
pola tersebut akan berulang.
2. Pendekatan Analisis Fundamental
Analisis ini mempelajari data-data perusahaan, penjualan, kekayaan,
pendapatan, produk dan penyerapan pasar, evaluasi manajemen perusahaan,
membandingkan dengan pesaingnya, dan memperkirakan nilai intrinsik dari
saham perusahaan tersebut (Ahmad, 2004:81).
Telah diketahui bahwa analisis fundamental mencoba menghitung nilai
2.2.3.2. Jenis – jenis Saham
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001:6) saham merupakan surat
berharga yang paling popular dan dikenal luas oleh masyarakat. Ada beberapa
sudut pandang yang membedakan saham.
1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka saham
terbagi atas :
a. Saham Biasa (common stock)
Merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior
terhadap pembagian deviden, dan hak atas harta kekayaan perusahaan
apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
b. Saham Preferen (preferend stock)
Merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi
dan saham biasa karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti
bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang
dikehendaki investor.
2. Dilihat dari cara peralihannya, saham dapat dibedakan atas :
a. Saham atas unjuk (bearer stocks)
artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah
dipindahkan dari satu investor ke investor lainnya.
b. Saham atas nama (registered stocks)
Merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya,
2.2.4. Go Publik
2.2.4.1.Pengertian Go Publik
Penawaran umum atau sering disebut Go Publik menurut Darmadji dan
Fakhruddin (2001:40) adalah kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang
dilakukan oleh emiten (perusahaan yang Go Publik) untuk menjual saham atau
efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU pasar modal
dan peraturan pelaksanaanya. Periode pasar perdana yaitu ketika efek ditawarkan
kepada pemodal oleh penjamin emisi melalui agen penjual yang ditunjuk.
Sedangkan pencatatan efek di bursa, yaitu saat efek tersebut mulai
diperdagangkan di bursa.
2.2.4.2.Manfaat Go Publik
Menurut Tjiptono dan Fakhruddin (2001:43) ada beberapa manfaat Go
Publik yaitu :
1. Biaya Go Publik relatif murah
2. Pembagian deviden berdasarkan keuntungan
3. Perusahaan dituntut lebih terbuka, sehingga hal ini dapat memacu
perusahaan untuk meningkatkan profesionalisme
4. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta memiliki
2.2.5. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Pada umumnya perusahaan menggunakan analisis fundamental untuk
memperkirakan harga saham di masa yang akan datang. Analisis Fundamental
menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001:55) adalah teknik yang mencoba
memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan cara :
a. Mengestimate nilai faktor – faktor fundamental yang mempengarihi harga
saham dimasa yang akan datang.
b. Menerangkan hubungan variabel – variabel tersebut sehingga diperoleh
taksiran harga saham.
Analisis perusahaan juga sering disebut dengan analisis perusahaan karena
menggunakan data keuangan perusahaan dalam menghitung nilai intiristik saham.
Laporan keuangan yang telah di audit oleh akuntan public merupakan sumer
informasi yang sangat penting bagi investor dalam melakukan analisis
fundamental. Laporan keuangan mengambarkan aspek –aspek fundamental
perusahaan yang bersifat kuantitatif. Laporan keuangan terdiri dari :
1. Neraca
Menunjukkan posisi aktiva, kewajiban dan modal pada tanggal
tertentu.
2. Laporan Laba Rugi
Menunjukkan pendapatan, biaya – biaya dan hasil operasi perusahaan
selama perusahaan tertentu.
Menunjukkan aliran kas dari kegiatan operasi, kegiatan investasi dan
kegiatan pendanaan selama periode tertentu.
Laporan keuangan tersebut kemudian di analisis atau yang disebut
Analisis Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis). Salah satu Analisis
Laporan Keuangan adalah analisis rasio keuangan (Fakhruddin dan Hadianto
2001:58).
Dalam bursa yang dinamis, tidak aneh jika harga saham bisa serentak naik
atau turun dengan cepat. Gejala seperti ini sebenarnya hanya mencerminkan
perubahan dari kondisi dan harapan. Kadang – kadang ada saat dimana sebuah
saham secara terus menerus bereaksi terhadap perkembangan bursa yang positif
atau negative. Tetapi perlu dicatat bahwa gejala seperti ini tidak merupakan gejala
yang konstan dan dalam jangka waktu yang seterusnya.
Pada dasarnya semakin tinggi harga saham yang diperdagangkan di pasar
modal menunjukkan permintaan yang naik terhadap perusahaan tersebut. Naiknya
permintaan saham suatu perusahaan cukup kuat dengan prospek jangka panjang
dan sebaliknya harga saham semakin menurun bila permintaan saham tersebut
turun.
Dalam konteks teori menurut Anoraga dan Pakarti (2001:108), ada dua
pendekatan untuk melakukan analisis investasi dalam bentuk saham :
a. Analisis Fundamental
Analisis ini sangat berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan.
Dengan analisis ini diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana
atau tidak, dan sebagainya. Karena biasanya nilai suatu saham sangat dipengaruhi
oleh kinerja dari perusahaan yang bersangkutan. Hal ini penting karena nantinya
akan berhubungan dengan hasil yang akan diperoleh dari investasi dan juga risiko
yang harus ditanggung.
Menurut Tandelilin (2001:231) menyatakan bahwa analisis fundamental
dibagi menjadi tiga secara Top-down, yaitu analisis perusahaan, tahap pertama
yang kita lakukan adalah analisis terhadap berbagai variabel ekonomi dan pasar
modal. tahap selanjutnya, adalah analisis jenis industri untuk menentukan industri
– industri mana saja yang menawarkan prospek yang paling menguntungkan dan
tahap akhir yaitu analisis perusahaan manakah dalam industri terpilih yang
mampu menawarkan keuntungan bagi investor.
Hasil penilaian tersebut pada akhirnya mengharuskan kita untuk
membandingkan nilai intristik saham perusahaan tersebut dengan nilai pasarnya.
Jika nilai pasar lebih rendah dari nilai intristiknya (nilai sesungguhnya), maka
saham tersebut tergolong sebagai saham yang Undervalued dan layak beli.
Sebaliknya jika harga pasar saham lebih tinggi dari nilai intiristiknya, maka saham
tersebut tergolong sebagai saham yang Overvalued dan layak jual.
Dalam melakukan analisis perusahaan, investor harus mendasarkan
kerangka pikirnya pada dua komponen utama dalam analisis fundamental yaitu :
Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (P / E) perusahaan. ada tiga
alasan yang mendasari penggunaan dua komponen tersebut. Pertama, karena pada
dasarnya kedua komponen tersebut bisa dipakai untuk mengstimasi nilai intristik
intiristik perusahaan. Kedua, deviden yang dibayarkan perusahaan pada dasarnya
di bayarkan dari earnings. Ketiga, ada hubungan antara perubahan earnings
dengan perubahan harga saham.
Bagi para investor yang melakukan analisis perusahaan, informasi laporan
keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan salah satu jenis informasi yang
paling mudah dan yang paling murah didapatkan dibanding alternative informasi
lainnya. Di samping itu, informasi laporan keuangan akuntansi sudah cukup
menggambarkan pada kita sejauh mana perkembangan kondisi perusahaan selama
ini dan apa saja yang telah dicapainya. Dengan menggunakan laporan keuangan,
investor juga bisa menghitung berapa besarnya pertumbuhan earnings yang telah
dicapai perusahaan terhadap jumlah saham perusahaan. Bagi para investor,
informasi EPS merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna,
karena bisa menggambarkan prospek earnings perusahaan di masa datang.
b. Analisis Teknikal
Analisis ini cukup sering dipakai oleh calon investor, dan biasanya data
yang digunakan dalam analisis ini berupa grafik, atau program komputer. Dari
grafik atau program komputer dapat diketahui bagaimana kecenderungan pasar,
sekuritas, atau future komoditas yang dipilih dalam berinvestasi. Meskipun
biasanya analisis jangka pendek dan jangka menengah tetapi sering juga
digunakan untuk menganalisis dalam jangka panjang, yang didukung juga dengan
data – data lain. teknik ini mengabaikan hal – hal yang berkaitan dengan posisi
keuangan perusahaan. Beberapa analisis teknikal antara lain Grafik sederhana dan
2.2.6. Rasio Keuangan
Menurut Moeljadi (2006:48) analisis terhadap kinerja perusahaan pada
umumnya dilakukan dengan analisis laporan keuangan yang mencakup
perbandingan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang
sama dan mengevaluasi kecenderungan posisi keuangan perusahaan sepanjang
waktu. Sebenarnya ada beberapa teknik analisis yang dapat digunakan untuk
menilai kinerja perusahaan, namun yang paling umum digunakan adalah analisis
rasio yaitu rasio keuangan. Analisis tersebut akan memberikan gambaran atau
pengukuran relatif dari operasi perusahaan. Dalam analisis rasio ini terdapat lima
kelompok rasio keuangan, yakni (a) Rasio Likuiditas, (b) Rasio Aktivitas, (c)
Rasio Leverage, (d) Rasio Profitabilitas, (e) Rasio Nilai Pasar. Rasio keuangan
tersebut akan di bahas satu – persatu.
A. Rasio Likuiditas
Adalah rasio yang digunakan untuk menganalisa dan mengintrepetasikan
posisi keuangan jangka pendek atau dapat dikatakan sebagai rasio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan mengembalikan kewajiban jangka
pendek. Rasio ini terdiri dari:
a. Current Rasio
Perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar dan untuk
menghitung berapa kemampuan perusahaan dalam membayar utang
lancar dengan aktiva lancar yang tersedia..
Aktiva lancar Curent Ratio=
b. Quick Rasio
Untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendek dengan aktiva yang lebih likuid atau yang
mudah dicairkan.
Aktiva lancar - Persediaan Quick Ratio =
Hutang lancar
c. Cash Ratio
Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas
yang tersedia dan efek yang dapat segera di uangkan.
Kas : Efek
Cash Ratio =
Hutang lancar
B. Rasio Aktivitas
Analis keuangan berkepentingan dengan rasio ini,yaitu untuk mengetahui
sebarapa besar efisiensi investasi – investasi pada berbagai aktiva. Artinya
sejauhmana sumber daya organisasi telah dimanfaatkan secara optimal. Rasio ini
terdiri dari :
a. Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)
Perusahaan yang perputaran persediaannya semakin tinggi
menunjukkan semakin efisien.
Harga Pokok Penjualan Inventory Turn Over =
b. Tingkat Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turn Over)
Rasio ini menunjukkan bagaimana perusahaan menggunakan aktiva
tetapnya seperti gedung, kendaraan, mesin – mesin, perlengkapan
kantor.
Penjualan
Fixed Assets Turn Over = Aktiva tetap bersih
c. Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turn Over)
Menunjukkan bagaimana efektivitas perusahaan menggunakan
seluruh aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba.
Penjualan
Total Assets Turn Over = Total aktiva
d. Days Sales Outstaning
menunjukkan rata – rata hari yang diperlukan untuk mengubah
piutang menjadi kas. Terlalu tinggi rasio ini berarti kebijakan kredit
terlalu liberal yang berakibat timbul bad debt dan investasi dalam
piutang menjadi terlalu besar.
Piutang X 360
Days Sales Outstaning = Penjualan kredit
C. Rasio Profitabitas
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Rasio ini
a. Hasil Pengembalian atas Total aktiva (Return On Assets)
Return On Assets atau Return On Investment menunjukkan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan.
Laba Setelah Pajak Return On Assets =
Total aktiva
b. Hasil Pengembalian atas Modal (Return On Equity)
Return On Equity yaitu mengukur kemampuan perusahaan memperoleh
laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini
dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang
makin besar maka rasio ini juga akan semakin besar.
Laba setelah pajak (EAT) Return On Equity = Modal sendiri
c. Marjin laba atas Penjualan (Net Profit Margin)
Rasio ini dihitung dari laba bersih sesudah pajak dibagi dengan penjualan,
Rasio ini dipengaruhi oleh penjualan dan biaya operasi, rasio ini rendah
dikarenakan turunnya penjualan.
Laba setelah pajak Net Profit Margin = Penjualan
d. Gross Profit Margin
Mengukur tingkat laba kotor dibandingkan dengan volume penjualan.
Laba Kotor Gross Profit Margin =
e. Operating Profit Margin
Mengukur tingkat laba operasi dibandingkan dengan volume penjualan.
Laba Operasi Operating Profit Margin =
Penjualan
D. Rasio Leverage
Rasio ini menunjukkan sejauhmana perusahaan dibiayai oleh pihak luar
atau dengan kata lain Financial Leverage menunjukkan proporsi atau penggunaan
utang untuk membiayai investasi perusahaaan. Rasio ini meliputi :
a. Total Hutang terhadap Modal (Debt to Equity Rasio/DER)
Menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang dengan
modal sendiri. Semakin kecil DER (Debt to Equity Ratio) semakin baik
bagi perusahaan.
Total Hutang Debt to Equity Ratio =
Total Modal Sendiri
b. Rasio Penutupan (Time Interest Earned Rasio)
Rasio ini mengukur sejauh mana laba perusahaan boleh menurunkan tanpa
memperburuk keuangan perusahaan karena tidak mampu membayar bunga
tahunan.
Laba Operasi Time Interest Earned Rasio =
c. Rasio Hutang (Debt Rasio)
Mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang dengan
menggunakan total aktiva.
Total Hutang
Debt Ratio = Total Aktiva
d. Fixed Charge Converage Ratio
Mengukur berapa besar kemampuan perusahaan untuk menutup beban
tetapnya termasuk pembyaran deviden saham preferen, bunga, angsuran
pinjaman dan sewa.
EBIT : Bunga : Pembayaran Sewa Fixed Charge Converage Ratio =
(Bunga : Pembayaran Sewa)
E. Rasio Nilai Pasar
Rasio ini menunjukkan bagian laba perusahaan, deviden, dan modal yang
dibagikan kepada setiap saham. Rasio – rasio tersebut adalah:
a. Price Earning Ratio
PER (Price Earning Ratio) menunjukkan perbandingan antara harga
saham di pasar perdana atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan
dengan pendapatan yang diterima. PER yang tinggi menunjukkan
ekspektasi investor tentang prestasi perusahaan dimasa yang akan datang
cukup tinggi.
Harga Pasar Saham Biasa Price Earning Ratio =
b. Devidend Yield
Deviden Yield menunjukkan tingkat penghasilan berjalan yang diperoleh
dari investasi saham perusahaan.
Deviden yang di bayarkan perusahaan Devident Yield =
Harga pasar per saham
c. Devidend Payout Ratio
Devidend Payout Ratio menunjukkan besarnya laba yang dibayarkan
kepada pemegang saham dalam bentuk deviden.
Deviden Per Saham Devidend Payout Ratio =
Earning Per Share
d. Earning Per Share
Bagi para investor, informasi EPS merupakan informasi yang dianggap
paling mendasar dan berguna, karena bisa menggambarkan prospek
earning dimasa depan. Berdasarkan analisis terhadap laporan keuangan,
investor bisa membandingkan antara nilai intiristik saham perusahaan
bersangkutan, dan atas dasar perbandingan tersebut investor akan bisa
membuat keputusanuntuk membeli dan menjual saham bersangkutan.
(Tandelilin,2001:233)
EAT Earning Per Share =
2.2.7. Pengaruh Faktor – Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham
2.2.7.1. Pengaruh ROE (Return On Equity) terhadap Harga Saham
Tandelilin (2001:240) menyatakan bahwa dari sudut pandang investor
ROE yang sangat penting diperhatikan untuk mengetahui sejauh mana investasi
yang akan dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberikan return
yang sesuai dengan tingkat yang di isyaratkan investor.
Return On Equity mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba
yang tersedia bagi pemegang saham. Semakin tinggi tingkat pengembalian atas
modal (ROE) maka semakin baik kedudukan pemilik perusahaan dan semakin
tinggi pula kemampuan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan atau laba
bagi pemegang saham sehingga akan meningkatkan harga saham (Fakhruddin dan
Hadianto,2001:65).
Menurut kutipan jurnal Retno Widya Sasanti dan Nurfauziah (2005:65)
menunjukkan bahwa secara simultan dan partial ROE mempunyai pengaruh
positif terhadap perubahan harga saham. Menurut kutipan jurnal Edi Subiyantoro
dan Fransisca Andreani (2003:179) menyatakan bahwa secara parsial ROE
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
Return On Equity dapat dijadikan sebagai tolak ukur oleh investor untuk
mengetahui produktifitas dari dana – dana pemilik perusahaan di dalam
perusahaannya sendiri. Rasio ini juga menunjukkan rentabilitas dan efisiensi
modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik karena posisi modal
pemilik perusahaan akan semakin kuat, atau rentabilitas modal sendiri yang
akan dapat memberikan keuntungan yang lebih besar, akibatnya harga saham
dapat naik di pasar modal, demikian keadaan sebaliknya.
2.2.7.2. Pengaruh EPS (Earning Per Share) terhadap Harga Saham
Informasi laba per lembar saham atau yang sering dikenal Earning Per
Share suatu perusahaan menunjukan besarnya laba bersih perusahaan yang siap
dibagikan bagi semua penegang saham perusahaan. Besarnya EPS suatu
perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan meskipun
beberapa perusahaan tidak mencantumkan besarnya EPS perusahaan yang
bersangkutan dalam laporan keuangannya, tetapi besarnya EPS suatu perusahaan
bisa kita hitung berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan laba rugi
perusahaan.(Tandelilin,2001:241)
Semakin tinggi nilai EPS merupakan hal yang menggembirakan pemegang
saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham, maka
pemegang saham akan tertarik untuk membeli saham perusahaan sehingga dapat
meningkatka harga saham (Darmadji dan Fakhruddin,2001:139).
Menurut Nirawati (2003:107) menunjukkan bahwa secara parsial EPS
mempunyai pengaruh nyata terhadap harga saham. Apabila semakin tinggi tingkat
EPS suatu perusahaan menunjukkan semakin besar laba perusahaan yang
disediakan oleh pemegang saham sehingga pemegang saham akan tertarik untuk
2.2.7.3. Pengaruh DER(Debt to Equity Ratio) terhadap Harga Saham
Semakin tinggi DER menunjukkan tingginya ketergantungan permodalan
perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan juga semakin berat.
Tentunya hal ini mengurangi hak pemegang saham (dalam bentuk deviden)
tingginya DER selanjutnya akan mempengaruhi minat investor terhadap saham
perusahaan tertentu, karena investor pasti lebih tertarik pada saham yang tidak
menanggung terlalu banyak beban hutang. Dengan kata lain, DER berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan.
Kinerja perusahaan tentunya juga berpengaruh terhadap daya tarik saham
yang ditawarkan di pasar modal. Semakin baik kinerja perusahaan, maka daya
tarik perusahaan tersebut semakin tinggi, tentunya hal ini menarik bagi investor
karena saham tersebut memberikan prospek yang menjanjikan keuntungan. Jika
permintaan investor terhadap saham perusahaan tersebut cukup besar, hal ini
dapat berpengaruh tehadap peningkatan harga saham. Dari keterangan diatas,
maka dapat dikatakan bahwa DER juga mempengaruhi harga saham.
Semakin tinggi Debt to Equity Ratio berarti modal sendiri semakin sedikit
dibanding hutangnya. Semakin kecil DER semakin baik bagi perusahaan dan akan
meningkatkan harga saham (Fakhruddin dan Hadianto,2001:61).
Menurut kutipan jurnal Edi Subiyantoro dan Fransisca Andreani
(2003:178) menunjukkan bahwa secara simultan DER mempunyai pengaruh
terhadap harga saham meskipun relaif lemah,berdasarkan sig.t memiliki pengaruh
menunjukkan bahwa secara partial DER mempunyai pengaruh secara nyata
terhadap harga saham.
Sehingga apabila suatu perusahaan mempunyai kemampuan membayar
hutang, bagi investor merupakan jaminan atas perusahaan tersebut dengan begitu
maka harga saham akan semakin naik dan akan memberikan keuntungan bagi
investor. Sebaliknya, apabila kemampuan perusahaan untuk membayar hutang
rendah akan memberikan kekhawatiran bagi investor yang akan mengakibatkan
harga saham menjadi rendah.
2.2.7.4. Pengaruh PER (Price Earning Ratio) terhadap Harga Saham
Rasio penilaian merupakan suatu rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menciptakan nilai pada masyarakat (investor atau para
pemegang saham). Rasio ini memberikan informasi seberapa besar masyarakat
menghargai perusahaan, sehingga mereka bersedia membeli saham perusahaan
dengan harga lebih tinggi dibanding dengan nilai buku saham. Rasio ini mengukur
seberapa besar perbandingan antara saham perusahaan dengan keuntungan yang
akan diperoleh kepada para pemegang saham.
Menurut kutipan jurnal Retno Widya Sasanti dan Nurfauziah (2005:62)
menunjukkan bahwa PER mempunyai pengaruh positif terhadap perubahan harga
saham.
Jogiyanto (2000) menyatakan bahwa PER menunjukkan rasio harga saham
terhadap Earning atau dengan kata lain menunjukkan berapa besar pemodal
Informasi PER mengidentifikasi besarnya rupiah yang harus dibayarkan
investor untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan. Dengan kata lain,
PER menunjukkan besarnya harga setiap satu rupiah earning perusahaan
(Tandelilin,2001:243).
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa harapan investor
terhadap earnings perusahaan pada masa yang akan datang, direfleksikan pada
harga saham yang bersedia mereka bayar atas saham perusahaan tersebut yang
selanjutnya berpengaruh terhadap PER dengan mengetahui besarnya PER suatu
perusahaan, analis bisa memperkirakan bagaimana posisi suatu saham relative
terhadap saham – saham lainnya, apakah saham tersebut dibeli atau tidak.
Besarnya nilai PER biasanya terkait dengan tahap pertunbuhan perusahaan,
sehingga perusahaan – perusahaan yang berada dalam tahap pertumbuhan
biasanya memiliki PER yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang
2.2.8. Kerangka Konseptual
Return On Equity (X1)
Earning Per Share (X2)
Debt to Equity Ratio (X3)
Price Earning Ratio (X4)
2.2.9. Hipotesis
Adapun hipotesis yang diajukan dalam menangani masalah yang terjadi
pada perusahaan plastic and glass yang go public di Bursa Efek Indonesia adalah
sebagai berikut:
1. Diduga Return On Equity berpengaruh positif terhadap harga saham
perusahaan Plastic and Glass yang go public di BEI.
2. Diduga Earning Per Share berpengaruh positif terhadap harga saham
perusahaan Plastic and Glass yang go public di BEI.
3. Diduga Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap harga saham
perusahaan Plastic and Glass yang go public di BEI.
4. Diduga Price Earning Ratio berpengaruh positif terhadap harga saham
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Berdasarkan permasalahan dan hipotesis yang telah dikemukakan, maka
variable – variable yang akan dianalisis dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Variabel Dependen (Y) adalah Harga Saham
Harga saham adalah nilai suatu saham yang mencerminkan kekayaan
perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut, dimana perubahan atau
fluktuasinya sangat ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan
yang terjadi di bursa ( pasar sekunder ). Semakin banyak investor yang
ingin membeli atau menyimpan suatu saham, harganya semakin naik,
sebaliknya semakin banyak investor yang ingin menjual atau melepaskan
suatu saham, harganya semakin bergerak turun. Harga perlembar saham
ditentukan berdasarkan harga penutupan (Closing Price) per 31 Desember
periode 2004 – 2008. Satuan ukuran yang digunakan adalah rupiah (Rp)
dan skala datanya adalah nominal.
b. Variabel Independen (X) terdiri dari :
1. Return On Equity (X1
Merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang
disini adalah perbandingan antara laba satalah pajak (EAT) dengan
modal sendiri. Satuan ukur dari variabel ini adalah persen (%) dan
skala datanya adalah skala rasio. Menurut Sutrisno (2001:255) Return
On Equity diformulasikan sebagai berikut :
Laba Setalah Pajak (EAT)
Return On Equity =
Modal Sendiri
2. Earning Per Share (X2
Merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan per lembar saham pemilik. Earning Per Share yang
dimaksudkan dalam penelitian ini adalah EAT dibagi jumlah lembar
saham yang beredar. Satuan ukur dari variabel ini adalah rupiah (Rp)
dan skala datanya adalah skala rasio. Menurut Darmadji dan
Fakhruddin (2001:139), Earning Per Share diformulasikan sebagai
berikut:
)
EAT
Earning Per Share =
Jumlah Lembar Saham Beredar
3. Debt to Equity Ratio (X3
Merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang dengan
skala datanya adalah skala rasio. Menurut Halim dan Hanafi
(2002:185) Debt to Equity Ratio diformulasikan sebagai berikut :
Total Hutang
Debt to Equity Ratio =
Total Modal Sendiri
4. Price Earning Ratio (X4
Merupakan perbandingan antara harga saham di pasar perdana atau
harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan
yang diterima. PER yang tinggi menunjukkan ekspektasi investor
tentang prestasi perusahaan dimasa yang akan datang cukup tinggi.
Satuan ukur untuk variabel ini adalah kali (x), sehingga skala datanya
adalah skala rasio. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001), Price
Earning Ratio diformulasikan sebagai berikut: )
Harga Pasar Saham
Price Earning Ratio =