Promosi Tempat Latihan Menari Rosana Ballet
School (Kelas Inklusif) di Kota Bandung
Penulis : Berlly Septiani P (0964106) Pembimbing 1 : Hendra Setiawan, BFA, MA Pembimbing 2 : Dra. Christine C. Lukman, M.Ds
ABSTRAK
Penelitian ini berisi tentang manfaat ballet bagi anak yang berkebutuhan khusus (khususnya down syndrome) dan anak yang tidak berkebutuhan khusus. Ballet dapat menjadi sebuah bentuk terapi bagi anak yang berkebutuhan khusus dan anak yang tidak berkebutuhan khusus dapat belajar dari anak yang berkebutuhan khusus. Down syndrome adalah suatu kelainan kromosom 21 yang disebabkan oleh seorang ibu yang hamil di usia yang sudah tidakmuda lagi, yaitu di atas umur 35 tahun. Namun hamil di usia muda juga dapat terkena kelainan oleh karena gaya hidup yang tidak sehat, yaitu suka merokok, suka minum alkohol, dan sering terpapar polusi. Promosi ini dilakukan dengan cara membuat poster yang akan ditempelkan di mall-mall dan sekolah-sekolah serta sekolah bagi anak berkebutuhan khusus. Selain poster, akan disebarkan brosur, booklet, dan juga mengadakan event. Event dilaksanakan dengan mengadakan pertunjukkan ballet dengan bekerja sama dengan POTADS (Persatuan Orang Tua dengan Anak Down Syndrome). Setelah itu anak-anak yang baru mendaftar di Rosana Ballet School akan dibagikan gimmick yang dapat berfungsi sebagai promosi berjalan juga. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat akan manfaat ballet bagi anak-anak mereka dengan cara mempromosikan Rosana Ballet School sebagai tempat latihan menari ballet bagi anak-anak mereka.
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Lembar Pengesahan ... ii
Pernyataan Orisinalitas Karya dan Laporan ... iii
Pernyataan Publikasi Laporan Penelitian ... iv
Kata Pengantar ... v
Daftar Isi... vii
Daftar Gambar ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Perancangan ... 3
1.4 Batasan Masalah ... 4
1.5 Teknik Pengumpulan Data ... 4
1.6 Skema Perancangan... 6
1.7 Sistematika Penulisan ... 7
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Promosi ... 8
2.1.1 Pengertian Promosi ... 8
2.1.2 Tujuan Promosi ... 8
2.1.4 Sifat Dasar Promosi ... 10
2.1.5 Motif Pembelian ... 11
2.1.6 Media Promosi ... 11
2.2 SWOT ... 12
2.3 Segmentasi, Targeting, Positioning ... 12
2.3.1 Segmentasi ... 12
2.3.2 Targeting ... 13
2.3.3 Positioning ... 14
2.4 Typografi ... 15
BAB III DATA DAN ANALISIS 3.1 Rosana Ballet School ... 16
3.1.1 Tingkatan-tingkatan yang terdapat di Rosana Ballet School 17 3.1.2 Jadwal Latihan... 17
3.2 Data Pesaing ... 19
3.2.1 Studio Tari Tanneke Burki ... 19
3.2.2 Marlupi Dance Academy ... 20
3.2.2.1 Profil Marlupi Dance Academy Bandung ... 21
3.3 Ballet ... 24
3.3.1 Sejarah Ballet ... 24
3.3.2 Unsur-Unsur yang Terdapat dalam Ballet ... 27
3.3.3 Nama-Nama Gerakan Ballet Dasar ... 33
3.3.4 Manfaat Ballet ... 35
3.5 Kelas Inklusif ... 39
3.5.1 Pengertian Kelas Inklusif ... 39
3.5.2 Manfaat Kelas Inklusif Bagi Anak Didik ... 40
3.5.2.1 Bagi Anak Berkebutuhan Khusus ... 40
3.5.2.2 Bagi Anak Normal ... 41
3.6 Hasil Wawancara ... 41
3.6.1 Meikawati Budhiali ... 41
3.6.2 Yenny Sudorsono ... 43
3.6.3 dr. Pinandojo Djojosoewarno AIF ... 44
3.7 Hasil Kuesioner ... 45
3.8 Segmentasi, Targeting, Positioning ... 46
3.8.1 Segmentasi ... 46
3.8.2 Targeting ... 47
3.8.3 Positioning ... 48
3.9 SWOT ... 48
BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Strategi ... 50
4.1.1 Strategi Komunikasi ... 50
4.1.2 Strategi Kreatif ... 51
4.1.3 Strategi Visual ... 53
4.1.4 Strategi Media ... 55
4.1.5 Timeline Promosi ... 58
4.2.1 Logo ... 60
4.2.2 Poster ... 61
4.2.3 Brosur ... 64
4.2.4 Booklet ... 65
4.2.5 Website ... 66
4.2.6 Facebook ... 71
4.2.7 Poster Event ... 72
4.2.8 Booklet Event ... 73
4.2.9 Website Event ... 74
4.2.10 Ticket Event ... 75
4.2.11 Seragam Panitia Event ... 76
4.2.12 Gimmick ... 76
4.3 Budgetin ... 77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 79
5.2 Saran untuk masyarakat ... 80
5.3 Saran dari penguji ... 80
Daftar Pustaka
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1.1 Studio Rosana Ballet School... 18
Gambar 3.1.2 Studio Rosana Ballet School ... 18
Gambar 3.1.3 Studio Rosana Ballet School... 18
Gambar 3.1.4 Studio Rosana Ballet School... 19
Gambar 3.2.1 Studio Marlupi Dance Academy... 23
Gambar 3.2.2 Studio Marlupi Dance Academy... 23
Gambar 3.2.3 Studio Marlupi Dance Academy... 23
Gambar 3.2.4 Studio Marlupi Dance Academy... 24
Gambar 3.2.5 Majalah Dinding Marlupi Dance Academy ... 24
Gambar 4.1.6.1 Timeline Promosi ... 57
Gambar 4.2.1.1 Redesain Logo Rosana Ballet School ... 58
Gambar 4.2.2.1 Poster Promosi Rosana Ballet School ... 61
Gambar 4.2.2.2 Poster Promosi Rosana Ballet School ... 62
Gambar 4.2.2.3 Poster Promosi Rosana Ballet School ... 63
Gambar 4.2.3.1 Brosur Rosana Ballet School ... 64
Gambar.4.2.4.1 Booklet Promosi Rosana Ballet School ... 65
Gambar 4.2.5.1 Website Home ... 66
Gambar 4.2.5.2 Website About ... 67
Gambar 4.2.5.3 Website About ... 67
Gambar 4.2.5.4 Website Program ... 68
Gambar 4.2.5.5 Website Program ... 68
Gambar 4.2.5.7 Website What Is? ... 69
Gambar 4.2.5.8 Website What Is? ... 70
Gambar 4.2.6.1 Facebook ... 71
Gambar 4.2.7.1 Poster Event ... 72
Gambar 4.2.8.1 Booklet Event ... 73
Gambar 4.2.9.1 Website Event ... 74
Gambar 4.2.10.1 Ticket Event ... 75
Gambar 4.2.11.1 Seragam Panitia Event ... 76
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Ballet merupakan tarian klasik yang berasal dari benua Eropa lebih tepatnya
yaitu negara Italia tetapi lebih berkembang di negara Perancis. Dulunya ballet
merupakan tari pengiring drama yang biasanya ditampilkan pada acara-acara
kerajaan, jadi ballet hanya bisa dinikmati oleh kalangan atas saja. Namun
Raja Louis XIV ingin agar seni tari ini menyebar luas sampai ke luar benua
Eropa. Pada abad ke-20, ballet baru masuk ke Indonesia.
Di Indonesia, ballet diperkenalkan pertama kali oleh tiga guru ballet yang
berasal dari Belanda yang bernama Puck Meyer, Lastdrager, dan Ludwig
Werner pada tahun 1982. Baru setelah itu muncullah penari-penari ballet
Indonesia yang sangat berpengaruh bagi sekolah-sekolah ballet di Indonesia,
mereka adalah Farida Oetoyo (Sumber Cipta dan Sekolah Balet Nritya
Sundara), Yulianti Parini (Sekolah Balet Nritya Sundara), dan Nanny Lubis
(Namarina). Sedangkan orang yang sangat berpengaruh bagi perkembangan
ballet di Bandung adalah Tanneke Burki yang memiliki studio ballet Tanneke
Burki.
Namun kini ballet kurang diminati oleh masyarakat kota Bandung, padahal
ballet memilki banyak manfaat, yaitu menyeimbangkan otak kiri dan kanan,
meningkatkan kekuatan fisik, memperbaiki postur tubuh yang tidak bagus,
mengurangi stres, menambah ketenangan, meningkatkan daya tahan tubuh,
meningkatkan mental, menambah kepercayaan diri, mengembangkan
kemampuan sosial, keseimbangan yang lebih baik, memperpanjang otot,
menambah kelenturan, dan mengurangi berat badan. Ballet bukan hanya
sebagai salah satu aktifitas di luar sekolah saja, namun ballet memiliki
anak berkebutuhan khusus, khususnya yaitu anak dengan kelainan yang
bernama down syndome.
Anak yang memiliki kelainan down syndrome di Indonesia cukup tinggi,
menurut artikel Kompas tanggal 29 Maret 2010 jumlah anak dengan down
syndrome sebanyak 300.000 orang, sedangkan di Bandung terdapat lebih dari
200 anak yang tergabung dalam Persatuan Orang Tua Dengan Anak Down
Syndrome. Down syndrome adalah nama kelainan yang diakibatkan oleh
kehadiran kromosom 21 rangkap tiga, sehingga disebut juga dengan trisomi
21. Kelainan ini merupakan yang paling ringan dibandingkan dengan
kelainan kromosom lain. Terjadinya kelainan kromosom ini dikarenakan
kehamilan di usia yang sudah tidak reproduksi sehat lagi, yaitu diatas umur
35 tahun. Selain dikarenakan usia, penyebab dari kelainan ini adalah calon
ibu yang mempunyai gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, minum
alkohol dan terpapar polusi.
Anak yang terkena down syndrome, mereka mengalami keterlambatan dalam
gerak motorik mereka. Oleh karena itu, anak yang terkena down syndrome
akan cocok mengikuti terapi dengan menari ballet yang bermanfaat bagi
gerakan motorik anak-anak. Yaitu melatih persendian, tulang dan otot mereka
sebagai alat gerak. Selain bermanfaat bagi gerak motorik, mengikuti kelas
ballet juga bermanfaat untuk membantu mereka berteman dengan anak
normal lainnya, melatih sensori panca indera, melatih bicara, dan juga
meningkatkan koordinasi gerakan mereka dengan mendengar lagu dan
menari. Oleh karena itu Rosana Ballet School menempatkan dirinya sebagai
kelas menari ballet yang bersifat inklusif.
Kelas inklusif adalah sebuah kelas yang menampung semua anak di dalam
satu kelas, baik anak yang normal maupun anak yang berkebutuhan khusus.
Karena setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan yang
pun mendapatkan manfaatnya. Yaitu dapat menumbuhkan rasa tenggang rasa
atau empati, menumbuhkan rasa saling menolong, serta menumbuhkan
tingkat kedisiplinan yang biasanya lebih dimiliki oleh anak berkebutuhan
khusus dibanding anak normal.
Satu-satunya tempat ballet yang menerima anak berkebutuhan khusus dan
membuka kelas inklusif, khusunya bagi anak down syndrome adalah Rosana
Ballet School. Tempat latihan menari ballet ini terletak di Jalan Pagarsih No.
294 B, didirikan oleh Ibu Rosana sejak tahun 1990 dan latihannya dipimpin
oleh beliau sendiri beserta anaknya dan satu guru pengajar lainnya yang juga
berlatih di Rosana Ballet School. Meskipun tempat latihan ini sudah berdiri
lama, namun jumlah murid yang berlatih di tempat ini kalah dengan Marlupi
Dance Academy yang baru berdiri pada tahun 2009. Oleh karena itu penulis
ingin mempromosikan tempat latihan ballet ini karena mempunyai kelebihan
yang tidak dimiliki oleh tempat latihan ballet lainnya.
1.2Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mempromosikan Rosana Ballet School kepada para orang
tua?
2. Bagaimana agar orang tua tertarik untuk memilih Rosana Ballet School
sebagai tempat latihan anak mereka yang berkebutuhan khusus (khususnya
down syndrome) menari ballet sebagai target primer dan orang tua yang
memiliki anak tidak berkebutuhan khusus sebagai target sekunder?
1.3Tujuan Perancangan
1. Mengenalkan Rosana Ballet School sebagai kelas inkulsif yang menerima
anak berkebutuhan khusus (khususnya down syndrome) dan juga
2. Mempromosikan Rosana Ballet School dengan cara yang menarik agar
para orang tua yang memilki anak berkebutuhan khusus (khususnya down
syndrome) menemukan tempat bagi anak mereka untuk beraktifitas dan
bermain bersama anak-anak normal lainnya maupun dengan anak
berkebutuhan khusus lainnya (khususnya down syndorme).
1.4Batasan Masalah
Perancangan tugas akhir ini ditargetkan kepada para ibu yang berumur 30-45
tahun di kalangan menengah yang mempunyai anak berkebutuhan khusus
(khususnya down syndrome) sebagai target primer dan para ibu yang berumur
30-45 tahun di kalangan menengah yang memiliki anak tidak berkebutuhan
khusus sebagai target sekunder.
1.5Teknik Pengumpulan Data
Wawancara : Untuk mendapatkan data sesuai fakta, maka penulis
melakukan wawancara terhadap dua guru ballet
profesional yang ada di kota Bandung, dokter ahli
fisiologi, dosen psikologi Universitas Kristen Maranatha
serta kepada murid-murid SD di dua sekolah
yang ada di Bandung yaitu SD Maria Bintang Laut dan
SD Bina Bakti.
Kuesioner : Untuk mengetahui seberapa besar minat masyarakat
terhadap tari ballet dan seberapa besar pengetahuan
masyarakat mengenai manfaat tari ballet, maka penulis
melakukan kuesioner yang disebarkan kepada para orang
tua anak-anak SD di dua sekolah yang ada di kota
Observasi : Dengan cara mengamati studio tari Marlupi Dance
Academy yang bertempat di Jl. Surya Sumantri, Ruko
Setra Sari Plaza A12, studio tari Tanneke Burki yang
berada di jalan Riau no 69 A, dan studio tari ballet Rosana
yang berada di jalan Pagarsih no 294 serta mengamati
gaya hidup masyarakat di kota Bandung.
Studi Pustaka : Dengan cara mencari data dari buku untuk mengetahui
data-data mengenai ballet dan juga mencari data dari
media internet untuk mengetahui manfaat-manfaat yang
terdapat dari latihan ballet, tentang down syndrom, terapi
1.6 Skema Perancangan
1. Tingkat anak dengan Down Syndrome cukup tinggi di kota Bandung.
2. Rosana Ballet School adalah satu-satunya tempat latihan ballet di Bandung yang menerima anak dengan Down Syndrome.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara mempromosikan Rosana Ballet School kepada para orang tua?
2. Bagaimana agar orang tua tertarik untuk memilih Rosana Ballet School sebagai tempat latihan anak mereka yang berkebutuhan khusus (khususnya Down Syndrome) menari ballet sebagai target primer dan orang tua yang memiliki anak tidak berkebutuhan khusus sebagai target sekunder?
TUJUAN PERANCANGAN
1. Mengenalkan Rosana Ballet School sebagai kelas inkulsif yang menerima anak berkebutuhan khusus (khususnya Down Syndrome) dan juga anak-anak yang tidak berkebutuhan khusus.
2. Mempromosikan Rosana Ballet School dengan cara yang menarik
1.7Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
Membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan perancangan, batasan
masalah, teknik pengumpulan data, skema perancangan dan sistematika
penulisan.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Membahas teori promosi dan teori STP dan SWOT.
BAB 3 DATA DAN ANALISIS
Membahas tempat yang akan dipromosikan, pesaing, ballet, hasil wawancara,
hasil kuesioner, STP dan SWOT.
BAB 4 PEMECAHAN MASALAH
Membahas startegi (strategi komunikasi, strategi kreatif, strategi visual, dan
strategi media), dan hasil perancangan.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V
KESMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melewati masa penelitian, telah didapatkan bahwa cara yang efektif
untuk mempromosikan Rosana Ballet School adalah dengan cara mengikuti
tahap-tahap promosi, yaitu awareness, informing, dan reminding. Pada tahap
awareness dilakukan dengan menempel poster-poster di sekolah-sekolah, mall-mall, dan juga di sekolah anak yang berkebutuhan khusus. Kemudian
setelah tahap ini selesai, dilakukan tahap informing yaitu dengan mengadakan
pertunjukkan ballet bagi umum dan bekerja sama dengan POTADS agar
anak-anak down syndrome dapat menikmati pertunjukkan ballet dan tertarik
untuk mengikuti latihan menari ballet.
Pada tahap ini juga masyarakat akan dibagikan booklet yang berisi informasi
mengenai Rosana Ballet School dan manfaat kelas inklusif serta manfaat
ballet. Setelah itu baru dilakukan tahap reminding, yaitu tahap dimana untuk
mengingatkan kembali masyarakat terhadap Rosana Ballet School, yaitu
dengan cara membagikan gimmick yang akan dibagikan pada saat anak baru
mendaftar ke Rosana Ballet School. Tahap ini juga dapat menjadi promosi
berjalan pada saat anak-anak menggunakannya di luar jam latihan menari di
Rosana Ballet School.
Untuk membuat orang tua tertarik memilih Rosana Ballet School sebagai
tempat latihan menari bagi anak-anak mereka maka cara promosi yang
dilakukan adalah dengan menunjukkan manfaat ballet bagi anak yang
berkebutuhan khusus serta memberikan informasi mengenai manfaat ballet
bagi anak yang berkebutuhan khusus dan anak yang normal. Pendekatan gaya
yang dilakukan melalui fotografi karena dengan fotografi akan lebih terlihat
ekspresi anak-anak ketika mereka menari dan manfaat yang didapatkan dari
5.2 Saran untuk Masyarakat
Isu yang didapatkan dari berbagai sumber, ternyata anak dengan bekebutuhan
khusus di kota Bandung ini dapat dikatakan cukup banyak. Salah satunya
yaitu anak dengan down syndrome. Hanya saja banyak orang tua yang masih
belum terbuka dengan kelainan tersebut, mereka masih malu dan tidak mau
menyekolahkan anak mereka. Oleh karena itu sebagai salah satu alternatif
yang baik bagi anak mereka, saya sarankan untuk mengikutkan anak-anak
mereka untuk mengisi kegiatan dengan menari ballet. Karena ballet memiliki
banyak manfaat baik bagi fisik maupun mental. Hal ini sudah dibuktikan oleh
anak dengan down syndrome yang mengikuti latihan menari di Rosana Ballet
School. Tentu tempat ballet juga mempengaruhi, dan saya menyarankan
untuk memilih Rosana Ballet School sebagai pilihan tempat menari ballet
karena kualitas guru yang mengajar baik dan anak-anaknya pun ramah.
5.3 Saran dari Penguji
Saran-saran yang diberi penguji pada saat sidang adalah :
1. Setiap tahap (awareness, informing, dan reminding) seharusnya
terdapat poster, jangan dimasukkan semua poster di tahap awareness.
2. Penampilan anak down syndrome nya agak mengganggu karena
ukurannya terlalu besar.
3. Poster nya lebih baik dimasukkan elemen persegi panjang yang
DAFTAR PUSTAKA
1. Darmaprawia, Sulasmi W.A., (1942), Warna, teori, dan kreativitas
penggunaannya, ITB, Bandung.
2. Sihombing, Danton, (2001), Tipografi Dalam Desain Grafis,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
3. Dodd, Craig, (1980), A Young Person’s Guide to the Ballet, Silver
Burdett Company, Morristown.
4. Herliany, Dorothea Rosa, (2008), Farida Oetoyo Menari di atas
Ilalang, Indonesia Tera, Jakarta.
5. Rangkuti, Ferdi, (2009), Strategi Promosi yang Kretif, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
6. Alni, Teresia dkk, (2009), Pengaruh Penggunaan Alat Permainan
Edukatif Terhadap Kemampuan Motorik Anak Down Syndrome di
SLB B&C Pambudi Dharma 2 Cimahi, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Jenderal Ahmad Yani Cimahi, hal. 3.
7. Sidiq, Drs. R. Zulkifli M, Pd, (2009), Pendidikan Inklusif Suatu
Strategi Menuju Pendidikan Untuk Semua, hal.8-11.
8. Melindacare, (2013), Pengertian Down Syndrome dan Autisme
yang Perlu Anda Ketahui,