vi Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
The use of conventional methods in the calculation of production costs led to the determination of production costs that are not accurate. This is because the distribution of overhead costs of conventional methods only use one trigger that will cause the cost of the distortion costs. Associated with it, this research tries to provide a clear description of the implementation of Activity Based Costing system in the allocation of overhead costs more accurately to each different product types. Object of this research is the allocation of overhead costs in the determination of production costs by CV. X by using the conventional method. Research using quantitative descriptive analysis techniques and methods of comparative studies in which conventional production costs that have been done by CV. X compared with the calculation of production cost with the ABC method. The results indicate the occurrence of the three types overcosting products and undercosting on one type of product. This proves that the allocation of overhead costs to be more accurate by using Activity Based Costing system because this method using multiple cost drivers to allocate overhead costs.
vii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Penggunaan metode konvensional dalam perhitungan biaya produksi menyebabkan penentuan biaya produksi yang tidak akurat yang juga akan mempengaruhi penetapan harga pokok produksi. Hal ini disebabkan karena dalam pembagian biaya overhead metode konvensional hanya menggunakan satu pemicu biaya sehingga akan menyebabkan adanya distorsi biaya. Berhubungan dengan hal tersebut, maka penelitian ini mencoba untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penerapan sistem Activity Based Costing dalam pengalokasian biaya overhead yang lebih akurat ke tiap jenis produk yang berbeda. Objek penelitian ini adalah alokasi biaya overhead dalam penentuan biaya produksi yang dilakukan oleh CV. X dengan menggunakan metode konvensional, kemudian akan dibandingkan dengan pengalokasian yang menggunakan sistem Activity Based Costing. Penelitian menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif dan metode studi komparatif dimana biaya produksi secara konvensional yang telah dilakukan oleh CV. X dibandingkan dengan perhitungan biaya produksi dengan metode ABC. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya overcosting pada tiga jenis produk dan undercosting pada satu jenis produk. Hal ini membuktikan bahwa pengalokasian biaya overhead menjadi lebih akurat dengan menggunakan sistem Activity Based Costing karena metode ini menggunakan beberapa cost driver dalam mengalokasikan biaya overhead.
viii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...i
HALAMAN PENGESAHAN...ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...iii
KATA PENGANTAR...iv
ABSTRACT...vi
ABSTRAK...vii
DAFTAR ISI...viii
DAFTAR TABEL...xii
DAFTAR LAMPIRAN...xiii
BAB I PENDAHULUAN...1
1.1. L atar Belakang Penelitian...1
1.2.Rumusan Masalah...2
1.3.Tujuan Penelitian...3
1.4.Manfaat Penelitian...3
1.5.Penelitian Sebelumnya...4
BAB II LANDASAN TEORI...7
2.1. Akuntansi Manajemen...7
2.2. Konsep Biaya...10
ix Universitas Kristen Maranatha
2.2.2. Klasifikasi Biaya Fungsional...10
2.2.2.1. Biaya Pabrikasi (Manufacturing Cost) / Biaya Produksi (Production Cost)...11
2.2.2.2. Selain Biaya Pabrikasi (Non Manufacturing Cost)...13
2.2.3. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional...15
2.2.3.1. Metode Penentuan Harga Pokok Produk...15
2.2.3.2. Metode Kalkulasi Biaya...17
2.2.3.3. Metode Konvensional Pengalokasian Biaya Overhead.20 2.2.3.4. Metode Pembebanan Biaya Overhead Pabrik...21
2.2.3.5. Pengukuran Laba...24
2.2.3.6. Keterbatasan Sistem Akuntansi Biaya Tradisional...27
2.2.4. Konsep Dasar Sistem Biaya Berdasarkan Aktivitas (Activity Based Costing System)...28
2.2.4.1. Definisi Akuntansi Aktivitas (Activity Accounting)...28
2.2.4.2. Pengertian Activity Based Costing...28
2.2.4.3. Asumsi-asumsi dalam Activity Based Costing...30
2.2.5. Tahapan-tahapan dalam Implementasi Sistem Biaya Berdasarkan Aktivitas (Activity Based Costing System)...31
2.2.5.1. Mengidentifikasi dan Mengklasifikasikan Aktivitas- aktivitas...32
2.2.5.2. Mengidentifikasikan Pemicu Biaya dari Setiap Aktivitas (Cost Driver)...38
2.2.5.3. Menentukan Pusat Biaya Homogen (Homogen Cost Pool)...42
2.2.5.4. Menghitung Tarif Kelompok (Pool Rate)...43
2.2.5.5. Menelusuri dan Membebankan Biaya Overhead ke Produk...43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...45
3.1. Rancangan Penelitian...45
3.2. Jenis dan Sumber Data...45
x Universitas Kristen Maranatha
4.1.1. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas...50
4.2. Proses Akuntansi...54
4.3. Proses dan Hasil Produksi...55
4.3.1. Kapasitas Produksi...55
4.3.2. Bahan Baku dan Bahan Baku Pembantu...56
4.3.3. Proses Produksi...57
4.3.4. Hasil Produksi...58
4.4. Perhitungan Biaya Produksi dengan Standar Perusahaan...59
4.4.1. Biaya Bahan Baku Langsung...59
4.4.2. Biaya Tenaga Kerja Langsung...60
4.4.3. Biaya Overhead...61
4.4.4. Biaya Produksi...62
4.5. Perhitungan Biaya Produksi dengan Metode ABC...62
4.5.1. Klasifikasi Proses Aktivitas Overhead...62
4.5.7. Menelusuri dan Membebankan Biaya Aktivitas ke Produk...72
xi Universitas Kristen Maranatha
dengan Metode ABC...74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...76
5.1. Kesimpulan...76
5.2. Saran...77
DAFTAR PUSTAKA...78
LAMPIRAN...79
SURAT KETERANGAN PENELITIAN...80
xii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Data Produksi Bulan Januari 2007...58
Tabel 4.2. Biaya Bahan Baku Langsung Bulan Januari 2007...59
Tabel 4.3. Biaya Bahan Baku Langsung Per-Unit Bulan Januari 2007...59
Tabel 4.4. Jumlah Tenaga Kerja Langsung Per-Produk Bulan Januari 2007...60
Tabel 4.5. Biaya Overhead Bulan Januari 2007...61
Tabel 4.6. Biaya Produksi Bulan Januari 2007...62
Tabel 4.7. Tingkat Aktivitas Overhead Pengujian dan Persiapan Bahan...66
Tabel 4.8. Tingkat Aktivitas Overhead Pengendalian Mutu dan Pengemasan...66
Tabel 4.9. Tingkat Aktivitas Overhead Pendukung Proses Produksi...67
Tabel 4.10. Cost Driver Tiap Aktivitas...67
Tabel 4.11. Pusat Biaya Homogen Pengujian dan Persiapan Bahan...69
Tabel 4.12. Pusat Biaya Homogen Pengendalian Mutu dan Pengemasan...69
Tabel 4.13. Pusat Biaya Homogen Pendukung Proses Produksi...70
Tabel 4.14. Biaya Aktivitas Overhead Bulan Januari 2007...70
Tabel 4.15. Perhitungan Pool Rate...71
Tabel 4.16. Kapasitas Cost Driver Aktivitas Overhead Tiap Produk...72
xiii Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.18. Biaya Produksi Berdasarkan ABC...74
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN
Perusahaan – perusahaan di Indonesia pada umumnya masih menggunakan
metode tradisional dalam menghitung harga pokok produksi. Metode tradisonal atau
sering disebut dengan metode konvensional terbagi menjadi dua yaitu : metode harga
pokok penuh (full costing) dan metode harga pokok variabel (variable costing).
Kedua metode ini tidak menggambarkan penentuan harga pokok produksi yang
akurat karena dalam pembagian biaya overhead hanya menggunakan satu pemicu
biaya tanpa memperhitungkan faktor – faktor yang tidak berkaitan dengan volume
produksi sehingga akan menyebabkan adanya distorsi biaya.
Hal ini semakin terlihat jelas pada perusahaan yang memproduksi lebih dari
satu jenis produk, dimana proses produksi dari masing – masing produk tersebut
pasti berbeda. Hal ini mengakibatkan biaya overhead terhadap masing – masing
produk tidak dapat dibebankan secara proporsional terhadap volume masing –
masing produk karena aktivitas yang dikonsumsi oleh masing – masing produk
tersebut berbeda. Pembebanan biaya overhead harus dilakukan dengan menggunakan
pemicu biaya yang sesuai dengan aktivitas yang dikonsumsi oleh masing – masing
produk. Sistem pembiayaan yang dianggap dapat mengatasi masalah tersebut adalah
metode Activity Based Costing (ABC).
Metode Activity Based Costing pada dasarnya merupakan metode penentuan
Bab I Pendahuluan 2
Universitas Kristen Maranatha secara cermat dan akurat bagi kepentingan manajemen, dengan mengukur secara
cermat konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas yang digunakan untuk
menghasilkan produk, karena pada dasarnya biaya terjadi bukan semata – mata
karena produksi melainkan karena adanya kegiatan atau aktivitas.
Manajemen yang menggunakan sistem Activity Based Costing dapat
melakukan analisis dan pengurangan biaya dalam jangka panjang melalui
pengelolaan aktivitas. Aktivitas merupakan bagian dari proses yang dilakukan oleh
perusahaan dalam memuaskan pelanggan melalui pengolahan produk yang
dihasilkan. Manajemen harus mampu mengidentifikasi dan membedakan antara
aktivitas penambah nilai (value added activity) dan aktivitas yang tidak menambah
nilai (non – value added activity). Tujuannya, manajemen diharapkan mampu
mengurangi atau menghilangkan aktivitas yang tidak menambah nilai, sehingga
penetapan biaya produksi menjadi lebih akurat dan penetapan harga pokok produksi
yang lebih akurat juga.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis membuat
rumusan masalah sebagai berikut :
Bagaimana peranan sistem Activity Based Costing dalam penetapan biaya
Bab I Pendahuluan 3
Universitas Kristen Maranatha Bagaimana pengalokasian biaya overhead menggunakan sistem Activity
Based Costing pada perusahaan yang menghasilkan lebih dari satu jenis
produk?
1.3. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai
penerapan Activity Based Costing dalam penetapan biaya produksi, dan
membuktikan keakuratan pengalokasian biaya overhead dengan menggunakan sistem
Activity Based Costing serta untuk mengetahui manfaat yang diterima perusahaan
dari penerapan sistem Activity Based Costing.
1.4. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsung
maupun tidak langsung kepada pihak – pihak yang berkepentingan sebagai berikut :
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi perusahaan
mengenai perhitungan biaya produksi yang lebih akurat dengan menggunakan
sistem Activity Based Costing.
2. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan dan
Bab I Pendahuluan 4
Universitas Kristen Maranatha Activity Based Costing. Selain itu juga untuk memenuhi salah satu syarat dalam
mengikuti sidang sarjana lengkap Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Maranatha Bandung.
3. Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang dapat digunakan
sebagai acuan dan pembanding bagi peneliti selanjutnya.
1.5. PENELITIAN SEBELUMNYA
Tugas Akhir sebelumya yang juga membahas tentang penggunaan metode
Activity Based Costing :
Tugas Akhir dengan judul Evaluasi Atas Penerapan Activity Based Costing
terhadap Akurasi Penetapan Harga Pokok Produksi pada PT. YUPHARIN
PHARMACEUTICALS. Tugas Akhir ini disusun oleh mahasiswa Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor yang bernama Merry Chistina
Munaiseche pada tahun 2006. Penelitian ini berkisar tentang PT. Yupharin
Pharmaceuticals yang telah menggunakan metode Acitivity Based Costing untuk
mengalokasikan biaya overhead ke pusat biaya yang didasarkan kepada pemicu
timbulnya biaya. Dalam penerapannya di PT. Yupharin Pharmaceuticals metode
Activity Based Costing dimodifikasi agar cocok dipakai mengingat karakteristik
perusahaan yang berproduksi di bidang farmasi. Metode ABC ini digunakan
untuk tujuan internal perusahaan. Tujuan akuntansi biaya internal ini tiada lain
adalah untuk menjadi dasar penilaian manajemen dalam mengambil keputusan
terutama yang berkaitan dengan penentuan harga jual produk tertentu dan
Bab I Pendahuluan 5
Universitas Kristen Maranatha walaupun harga pokok produksi dengan metode Activity Based Costing
menunjukkan nilai yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan perhitungan
harga pokok produksi secara tradisional, namun harga pokok produksi yang
dihasilkan sangat akurat. Dengan dasar perhitungan yang lebih akurat tersebut
manajemen perusahaan dapat mengambil keputusan untuk menentukan langkah
perusahaan dalam penetapan harga jual, perencanaan produksi, penerimaan atau
penolakan pesanan, efisiensi biaya, pengembangan produk dan berbagai
keputusan lain untuk kemajuan perusahaan di masa yang akan datang.
Tugas Akhir dengan judul Analisis Perbandingan Perhitungan Harga Pokok
Produksi Metode Konvensional dengan Metode Activity Based Costing pada
PT. MAYER CROCODILE INDONESIA. Tugas Akhir ini disusun oleh
mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor yang bernama Hendi
pada tahun 2006. Penelitian ini berkisar tentang PT. Mayer Crocodile Indonesia
yang masih menggunakan metode konvensional dengan menetapkan harga
pokok produksinya yaitu dengan menggunakan pemicu biaya jam kerja mesin.
Pada metode konvensional banyak sumber daya yang tidak terakomodir dan
tidak terdistribusikan secara berimbang terhadap produk. Bila pada metode
konvensional harga pokok produksi berbanding lurus dengan jam kerja mesin,
maka hal sebaliknya bisa terjadi pada metode Activity Based Costing. Pada
metode Activity Based Costing menghasilkan undercosted dan overcosted untuk
beberapa produk. Hal ini terjadi karena metode Activity Based Costing
mendistribusikan biaya overhead dengan menggunakan beberapa pemicu biaya
(cost driver). Kesimpulan dari Tugas Akhir ini adalah Metode Activity Based
Bab I Pendahuluan 6
Universitas Kristen Maranatha sebenarnya dibandingkan metode konvensional, sehingga hasil perhitungan
metode Activity Based Costing merupakan harga pokok yang paling rasional
meskipun tidak selalu lebih rendah.
Tugas Akhir dengan judul Analisi Penerapan Metode Activity Based Costing
dalam Penetapan Harga Pokok Produksi pada PT. MULTI LINE FURNITURE.
Tugas Akhir ini disusun oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Kesatuan Bogor yang bernama Yansen H. Lumban Batu pada tahun 2004. Hasil
dari Tugas Akhir ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dalam
pembebanan biaya overhead metode konvensional dengan metode ABC, dimana
terjadi overcosted dan undercosted terhadap beberapa produk. Perbedaan harga
pokok produksi tersebut diakibatkan adanya pembebanan biaya tenaga kerja
langsung maupun biaya overhead dimana perhitungan dengan menggunakan
metode Activity Based Costing tidak mengakibatkan adanya penurunan biaya
ataupun perubahan total keuntungan yang diterima. Metode Activity Based
Costing menunjukkan adanya alokasi biaya yang tidak sesuai sehingga
berpengaruh terhadap laba kotor per unit setiap jenis produk. Hal ini dapat
mempengaruhi manajemen dalam pengambilan keputusan untuk menerima atau
menolak ataupun memilih produk yang mana yang perlu ditawarkan kepada para
76 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Saat ini perusahaan menggunakan metode konvensional dalam menetapkan
harga pokok produksinya yang mengakibatkan banyak sumber daya tidak
terakomodir dan tidak terdistribusikan secara berimbang terhadap produk, terutama
pada pembebanan biaya overhead ke produk yang hanya menggunakan satu cost
driver. Hal ini mengakibatkan pengalokasian biaya overhead secara merata ke semua
jenis produk yang akhirnya menyebabkan terjadinya overcosting pada produk S 800,
S 802, dan S 850 T serta undercosting pada produk S 850 A. Dengan penerapan
metode Activity Based Costing dalam pengalokasian biaya overhead, perusahaan
dapat menetapkan biaya produksi yang lebih akurat, yang nantinya juga akan
berdampak pada penetapan harga pokok produksi yang lebih akurat pula. Oleh
karena itu, metode Activity Based Costing cocok untuk digunakan oleh perusahaan
yang berorientasi padat modal karena pada perusahaan seperti ini banyak
mengeluarkan biaya overhead selama melakukan proses produksinya. Metode
Activity Based Costing juga mampu menggambarkan aktivitas penggunaan sumber
daya yang sebenarnya sehingga hasil perhitungan metode Activity Based Costing
Bab V Kesimpulan dan Saran 77
Universitas Kristen Maranatha 5.2. SARAN
Beberapa saran yang direkomendasikan kepada manajemen CV. X yaitu:
Sebaiknya perusahaan menerapkan metode Activity-Based Costing yang dapat
mengalokasikan biaya overhead perusahaan secara lebih tepat, sehingga pada
akhirnya akan diperoleh penetapan harga pokok produksi yang lebih akurat. Agar perusahaan bisa mengimplementasikan metode Activity Based Costing
dibutuhkan investasi yang cukup besar untuk perubahan sistem pembukuan.
Oleh karena itu manajemen perusahaan perlu melakukan penilaian manfaat dan
pengorbanan terlebih dahulu. Agar implementasi berhasil perlu komitmen dan
dukungan dari segenap pimpinan dan karyawan perusahaan berupa pelatihan
terhadap perubahan sistem baru, sumber dana yang cukup serta pembukuan atau
pelaporan atas kejadian dan aktivitas secara komputerisasi dalam upaya untuk
78 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Cokins, Gary, Jack Helbing, and Alan Stranton. (1996). Sistem Activity Based Costing: Pedoman Dasar Bagi Manajer. P.T. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.
Cooper, dan R.S. Kaplan. (1991). The Design of Cost Management System. Prentice Hall,Inc. New Jersey.
Hansen, Dor R. and Maryanne M. Mowen. (2006). Management Accounting, Seventh edition. South-Western Collide Publishing. Ohio.
Horngren, Charles T., George Foster, and Srinkant M. Datar. (1994). Cost Accounting: A Managerial Emphasis, Eight Edition. Prentice Hall,Inc. New Jersey.
Horngren, Charles T. and Foster. (1993). Akuntansi Biaya: Suatu Pendekatan Manajerial, Edisi Keenam, Penerbit Erlangga. Jakarta.
Matz and Usry. (1997). Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian. Edisi Kesembilan, Penerbit Erlangga. Jakarta.
Mulyadi. (1999). Akuntansi Biaya. Edisi Kedelapan, Aditya Media. Yogyakarta.