MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MEMBILANG MELALUI PENGGUNAAN KARTU HITUNG BERGAMBAR (Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B TK Tunas Karya Cibening
Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Universitas Pendidikan Indonesia Bandung
Oleh:
DEDOH HIDAYAH NIM.1007910
PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MEMBILANG MELALUI PENGGUNAAN KARTU HITUNG BERGAMBAR (Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B TK Tunas Karya Cibening
Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013)
Oleh DEDOH HIDAYAH
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Dedoh Hidayah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
April 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRAK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MEMBILANG MELALUI PENGGUNAAN KARTU HITUNG BERGAMBAR (Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B TK Tunas Karya Cibening
Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013)
DEDOH HIDAYAH 1007910
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan pembelajaran dalam kemampuan membilang yang ditemukan di TK Tunas Karya pada kelompok B yang hanya ditekankan pada penulisan lambang bilangan melalui lembar kerja siswa. Sehingga ada beberapa anak sudah lancar dalam menyebut urutan bilangan 1-10, tapi anak masih bingung ketika diminta untuk menunjukkan jumlah benda yang sesuai dengan bilangan tersebut. Dan metode yang digunakan dalam pembelajaran tersebut kurang variatif, sehingga anak menjadi bosan dan kurang tertarik untuk mengikuti pembelajaran membilang. Hal tersebut menjadi alasan yang mendasari rumusan masalah, yaitu: (1) Bagaimanakah kemampuan anak kelompok B TK Tunas Karya Cibening Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013 dalam membilang sebelum pembelajaran melalui penggunaan kartu hitung bergambar? (2) Bagaimanakah meningkatkan kemampuan anak kelompok B TK Tunas Karya Cibening Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013 dalam membilang melalui penggunaan kartu hitung bergambar? (3) Bagaimanakah peningkatan kemampuan anak kelompok B TK Tunas Karya Cibening Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013 dalam membilang setelah pembelajaran melalui penggunaan kartu hitung bergambar?. Tujuan dilaksanakan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran membilang melalui kartu hitung bergambar yang diterapkan pada anak TK Tunas Karya Cibening Kabupaten Purwakarta. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian adalah anak kelompok B TK Tunas Karya Cibening yang berjumlah 21 orang anak. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemampuan membilang yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan pada siklus I anak kategori Mulai Berkembang (MB) yaitu sebesar 16 %, anak kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 28 %, dan Berkembang Sangat Baik (BSB) 56 %. Pada siklus II anak pada kategori Mulai Berkembang (MB) yaitu sebesar 7 %, anak kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 33 %, dan Berkembang Sangat Baik (BSB) 60 %. Dan pada siklus III anak pada kategori Mulai Berkembang (MB) yaitu sebesar 0 %, anak kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 38 %, dan Berkembang Sangat Baik (BSB) 62 %. Hal tersebut tentunya sangat baik perkembangannya bila dibandingkan sebelum tindakan siklus yaitu anak pada kategori Mulai Berkembang (MB) yaitu sebesar 48 %, anak kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 11 %, dan Berkembang Sangat Baik (BSB) 42 %. Pembelajaran dengan tindakan siklus I sampai dengan III dapat disimpulkan kegiatan pembelajaran melalui penggunaan kartu hitung bergambar dapat meningkatkan kemampuan anak dalam membilang.
INCREASING CHILDREN’S COUNTING ABILITY USING PICTURED COUNTING CARD
(Classroom Action Research of Group B Tunas Karya Kindergarden, Bungursari, Purwakarta Region; Academic Year 2012-2013)
DEDOH HIDAYAH 1007910
The fact learning problem in counting ability that was found in Group B Tunas Karya Kindergarden the learning process only write the numbes on worksheet. As the result some of the children say 1-10 number fluently, but they cannot count the thing correctly. The learning process do not use variation method yet that make the children was boring and lock of interest. In the line with the problems mentioned above, the statement of the research can be described as follows: (1) How the ability of Group B Children Tunas Karya Kindergarden Cibening Purwkarta acedemic year 2012-2013 in counting before using pictured counting card? (2) How to increase Group B children Tunas Karya Kindergarden Cibening Purwkarta academic year 2012-2013 in counting using pictured counting card? (3) How the increasing ability of Group B children Tunas Karya Kindegarden Cibening Purwkarta academic year 2012-2013 after being tongkat by pictured counting card? The general objective of this research to identify whether the application of the learning using pictured counting card of Group B children Tunas Karya Kindergarden Cibening Purwakarta.
Methodology of the research is classroom action research. The number of subject of research are 21 children. Data collection technique conducted by observation interview and documentation. The calculation of counting ability after The Cycle I 16% children in developing, 28 children were developed with the expectation, 56% were developed well. In cycle II 7% children in developing, 33% children were developed with the expectation and 60% children were developed well. In cycle III 0% children in developing, 38% children developed with the expectation and 62% children were deveoped well.
Base on the comparison before the cycle (48% children in developing, 11% children were developed with the expectation, and 11% were developed well). It can be found higher percentage in cycle I until cycle III. As the conclusion the learning process using pictured counting card can increase children ability in counting.
ABSTRAK ...………... Perkembangan Kognitif Anak Taman Kanak-kanak ……… Pembelajaran Matematika di taman Kanak-kanak ………... 1. Pengertian Matematika……….. 2. Hakikat Pembelajaran Matematika Anak Usia Dini………. 3. Karakteristik Pengembangan Logika Matematika Anak TK……… 4. Materi Pembelajaran Matematika untuk Anak TK ………. 5. Hakikat Kemampuan Anak Taman Kanak-kanak dalam 2. Jenis-jenis Media Pembelajaran ……… 3. Ciri-ciri Media Pembelajaran ………... 4. Peranan Media Pembelajaran ………... 5. Manfaat dan Pemanfaatan Media Pembelajaran ……… a. Manfaat Media Pembelajaran ………. b. Pemanfaatan Media Pembelajaran ………. 6. Fungsi Media Pembelajaran ……… Media Permainan Kartu Hitung Bergambar ………. Penelitian Terdahulu yang Relevan ………. Lokasi dan Subjek Penelitian ………
D. E. F. G.
Prosedur Penelitian ………... Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ………. Analisis Data ……….
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
B.
C.
Hasil Penelitian ……….. 1. Kondisi Objektif Tempat Penelitian ………. a. Lokasi Taman Kanak-kanak ……… b. Tujuan didirikannya TK Tunas Karya ……… c. Keadaan Guru ……….. d. Keadaan Siswa ……… e. Sarana dan Prasarana ………... 2. Kondisi Awal Proses Pembelajaran ………. a. Proses Pembelajaran ……… 2. Penggunaan Kartu Hitung Bergambar untuk Meningkatkan Kemampuan Anak Kelompok B TK Tunas Karya Cibening dalam Membilang……… 3. Peningkatan Kemampuan Anak Kelompok B TK Tunas Karya Cibening dalam Membilang Setelah Menggunakan Kartu Hitung Bergambar ……….
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan komponen penting bagi kemajuan suatu bangsa.
Oleh karena itu, setiap warga negara harus mengikuti jenjang pendidikan, baik
jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah
maupun tinggi.
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang sangat mendasar
dan strategis dalam pembangunan sumber daya manusia. Tidak mengherankan
apabila banyak negara menaruh perhatian yang sangat besar terhadap
penyelenggaraan pendidikan anak usia dini. Di Indonesia sesuai pasal 28
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan
anak usia dini telah ditempatkan sejajar dengan pendidikan lainnya.
Taman kanak-kanak merupakan lembaga pendidikan formal untuk anak
usia dini dengan usia empat sampai enam tahun yang bertujuan untuk
mengembangkan kepribadian dan potensi diri sesuai dengan tahapan
perkembangan peserta didik, sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar. Masa
ini merupakan fase yang sangat fundamental bagi perkembangan individu karena
pada fase inilah terjadinya peluang yang sangat besar untuk pembentukan dan
pengembangan pribadi seseorang. Lebih lanjut menurut Froebel (Syaodih, 2003)
menyatakan bahwa, “jika orang dewasa mampu menyediakan suatu “taman” yang
secara wajar.” Anak usia dini pada taman kanak-kanak adalah sosok individu
yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan sangat pesat dan
sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya.
Anak memiliki dunia dan karakteristik tersendiri yang jauh berbeda dari
dunia dan karakteristik orang dewasa. Dunia anak adalah bermain, karena bermain
merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Bermain juga merupakan
tuntutan dan kebutuhan bagi anak TK, dengan bermain anak dapat memuaskan
tuntutan dan kebutuhan perkembangan anak dalam dimensi: motorik kognitif,
kreativitas, bahasa emosi sosial nilai dan sikap hidup. Bermain dapat membawa
harapan dan ambisi tentang dunia yang memberikan dan memungkinkan anak
berkhayal seperti sesuatu atau seseorang. Gordon dan Browne (1986: 265)
menyatakan “melalui bermain akan belajar mengendalikan diri sendiri, memahami
kehidupan, memahami dunianya. Jadi bermain merupakan cermin perkembangan
anak.
Bermain sambil belajar menjadikan anak tetap menikmati aktivitas
bermain, namun tanpa sadar ia menyerap pengetahuan dari lingkungan sekitar.
Bermain sambil belajar ialah upaya penyampaian materi belajar kepada anak
dengan cara bermain atau dengan cara yang menyenangkan, sehingga tanpa
disadari anak memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari proses pembelajaran
dengan mudah. Tujuannya untuk menyampaikan materi belajar tetapi dengan
menggunakan metode bermain. Melalui kegiatan bermain, anak dapat menemukan
Kegiatan pembelajaran matematika yang salah satunya kemampuan
membilang pada anak TK diorganisasikan secara terpadu melalui tema-tema
pembelajaran yang paling dekat dengan konteks kehidupan anak dan
pengalaman-pengalaman riil. Guru memberikan berbagai pilihan kegiatan sesuai dengan minat
anak. Guru dapat menggunakan media permainan dalam pembelajaran yang
memungkinkan anak bekerja dan belajar secara individual, kelompok dan juga
klasikal. Peranan guru dalam kegiatan pembelajaran sangat dominan yaitu dengan
cara mengatur anak untuk mengikuti serangkaian kegiatan belajar yang telah
disiapkan sebelumnya. Matematika anak usia dini menurut Sriningsih (2009: 23)
yaitu: “pembelajaran matematika terpadu yang merupakan sarana yang dapat
digunakan untuk mengembangkan kemampuan berfikir, mendorong anak untuk
mengembangkan berbagai potensi intelektual anak.”
Berdasarkan pendapat di atas, hakikat matematika untuk anak usia dini
merupakan suatu upaya yang dapat dilakukan dalam merencanakan dan
mengorganisasikan kegiatan pengembangan kecerdasan logika-matematika anak
usia dini dengan cara menyajikan tema-tema pembelajaran yang dekat dengan
lingkungan anak. Standar kompetensi matematika untuk anak usia dini menurut
NCTM (2003) yaitu meliputi:
Kompetensi isi dan proses pembelajaran matematika, kompetensi isi yaitu: bilangan dan operasinya, aljabar, geometri, analisis data, pengukuran, pemecahan masalah, penalaran dan pembuktian, komunikasi, koneksi dan representasi. Sedangkan kompetensi proses yaitu: problem solving, penalaran dan pembultian, komunkasi, koneksi, represntasi.
Dalam kegiatan pembelajaran matematika pada anak TK dengan
terhadap bilangan dan operasi bilangan dengan benda-benda kongkrit sebagai
pondasi yang kokoh pada anak untuk mengembangkan kemampuan membilang
pada tahap selanjutnya. Sriningsih (2009: 121) menyatakan bahwa, “guru secara
bertahap memberikan pengalaman belajar yang dapat menggantikan benda-benda
kongkrit dengan alat-alat yang dapat mengantarkan anak pada kemampuan
berhitung secara mental.”
Kondisi objektif kemampuan membilang anak-anak peserta didik di TK
Tunas Karya Cibening Kabupaten Purwakarta masih rendah, oleh karena itu harus
diupayakan cara untuk meningkatkan hasil belajar membilang anak TK.
Permasalahan yang terjadi di TK Tunas Karya, dalam kemampuan membilang
ditekankan pada pengenalan lambang bilangan. Pembelajaran kompetensi
bilangan di TK tersebut dilakukan melalui kegiatan berhitung 1-10 dan menulis
angka-angka yang dimulai dari 1-10 melalui buku lembaran kerja siswa yang
disediakan pihak sekolah. Hal tersebut dilakukan oleh pihak sekolah karena untuk
memenuhi tuntutan dari orang tua yang menginginkan anaknya untuk menguasai
hitungan angka-angka. Dalam penelitian Sriningsih (2009) mengungkapkan
bahwa beberapa lembaga pendidikan anak usia dini mengajarkan konsep-konsep
matematika yang lebih menekankan angka melalui latihan dan praktek-praktek.
Dengan demikian pembelajaran matematika yang terjadi tidak bermakna bagi
anak-anak. Tak heran jika terkadang ditemui beberapa anak di TK Tunas Karya
pada kelompok B sudah lancar dalam menyebut urutan bilangan 1-10, tapi anak
masih bingung ketika diminta untuk menunjukkan jumlah benda yang sesuai
konsep matematika seharusnya dilakukan dengan memberikan kesempatan pada
anak untuk mengalami hubungan langsung melalui manipulasi obyek-obyek
konkrit yang dapat dihitung serta diurutkan. Misalnya, menghitung dengan
menggunakan kerikil, tutup botol atau biji-biji tanaman. Sehingga anak akan
mengetahui ketika ia mengucapkan satu maka ia hanya akan mengambil satu
benda saja dan begitu seterusnya sampai pada jumlah tertentu.
Metode yang digunakan dalam pembelajaran matematika di TK Tunas
Karya pun menjadi kurang variatif karena adanya tuntutan dari orang tua tersebut.
Guru hanya menggunakan metode pemberian tugas dalam mengenalkan konsep
dan lambang bilangan. Anak di berikan lembar kerja yang berisi angka-angka
ataupun gambar benda-benda dan anak ditugaskan untuk menulis angka-angka
tersebut. Sehingga anak menjadi bosan dan kurang tertarik untuk mengikuti
pembelajaran matematika. Padahal pembelajaran metematika dapat dilakukan
melalui kegiatan yang menyenangkan dalam bentuk permainan, dengan media
yang ada di sekitar anak.
Dunia anak tidak terlepas dari dunia bermain,hal ini sesuai dengan prinsip
pembelajaran di Taman Kanak-kanak yaitu “bermain sambil belajar” dan “belajar
seraya bermain”. Bagi anak-anak bermain merupakan kegiatan yang serius namun
menyenangkan, karena anak dapat secara bebas berekspresi dan bereksplolasi
untuk memperkuat hal-hal yang sudah di ketahui dan menemukan hal-hal yang
baru. Bermain memiliki ciri khas yang berbeda dari kegiatan lainnya, yaitu
sukarela, spontan, menyenangkan, anak terlibat aktif dan fleksibel atau choicefull
gembira,sehingga pembelajaran matematika akan lebih bermakna jika dilakukan
melalui berbagai permainan. Dengan permainan matematika,anak akan
menemukan dan mempelajari konsep matematika situasi santai dan
menyenangkan tanpa ada unsur paksaan.
Pembelajaran matematika di TK Tunas karya hanya ditekankan pada hasil
akhir agar anak dapat menguasai bilangan-bilangan 1-10, tanpa memperhatikan
proses bagaimana anak dapat menguasai bilangan. Pembelajaran matematika akan
lebih bermakna jika dilakukan melalui tahapan yang benar dan dengan metode
yang bervariatif melalui kegiatan bermainan atau permainan, sehingga anak bukan
hanya dapat menyebutkan urutan bilangan tapi anak pun mampu menunjukan
bilangan tersebut dengan benar.
Sehubungan dengan permainan dalam pembelajaran matematika anak TK,
Piaget dan Vigotsky dalam (Murfiah, 2010) menyatakan bahwa, “bermain dalam
perkembangan intelektual anak akan memberikan argumentasi yang sangat kuat
tentang aktivitas anak dengan objek-objek dan interaksi dengan kelompok yang
dijadikan dasar kurikulum anak usia prasekolah.” Anak dipandang sebagai arsitek
yang aktif dalam belajar. Pikiran anak dibangun oleh pikirannya melalui refleksi
dengan pengalamannya. Keduanya menekankan bahwa bermain sangat berarti
dalam mengembangkan kapasitas berpiki abstrak. Melalui bermain yang kreatif
anak dapat mengembangkan serta mengintegrasikan semua kemampuannya.”
Salah satu media yang dapat digunakan dalam meningkatkan kemampuan
membilang siswa pada anak TK adalah permainan kartu berhitung yang
dan Eliyawati (2010) mengemukakan bahwa, “media dalam proses pembelajaran
dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada
gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.”
Berbagai penelitian yang dilakukan terhadap penggunaan media dalam
pembelajaran matematika pada anak TK sampai pada kesimpulan, bahwa proses
dan hasil belajar pada anak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara
pembelajaran tanpa media dengan pembelajaran menggunakan media. Oleh
karena itu, penggunaan media kartu berhitung dalam pembelajaran sangat
dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pembelajaran. Molenda dan Russell
(1993) menyatakan bahwa media merupakan saluran komunikasi, media berasal
dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara
harfiah berarti perantara, yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan
penerima pesan (a receiver). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nogomanuk
(2010) menyatakan bahwa, “media kartu bergambar dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah anak TK.”
Berdasarkan latar belakang mengenai permasalahan yang dihadapi guru
TK Tunas Karya Cibening Kabupaten Purwakarta dalam meningkatkan
kemampuan membilang pada anak TK, maka peneliti melakukan penelitian
dengan judul: Meningkatkan Kemampuan Anak dalam Membilang melalui
Penggunaan Kartu Hitung Bergambar (Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B TK Tunas Karya Cibening Kecamatan Bungursari Kabupaten
B. Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini adalah masih rendahnya pembelajaran
matematika anak TK khususnya kemampuan membilang, maka penelitian ini
adalah untuk meningkatkan kemampuan anak kelompok B TK Tunas Karya
Cibening Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013 dalam membilang
melalui penggunaan kartu hitung bergambar, dengan fokus rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kemampuan anak kelompok B TK Tunas Karya Cibening
Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013 dalam membilang sebelum
pembelajaran melalui penggunaan kartu hitung bergambar?
2. Bagaimanakah meningkatkan kemampuan anak kelompok B TK Tunas Karya
Cibening Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013 dalam
membilang melalui penggunaan kartu hitung bergambar?
3. Bagaimanakah peningkatan kemampuan anak kelompok B TK Tunas Karya
Cibening Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013 dalam
membilang setelah pembelajaran melalui penggunaan kartu hitung bergambar?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui
bagaimana pelaksanaan pembelajaran membilang melalui kartu hitung bergambar
yang diterapkan pada anak TK Tunas Karya Cibening Kabupaten Purwakarta.
1. Mendeskripsikan data tentang kemampuan anak kelompok B TK Tunas Karya
Cibening Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013 dalam
membilang sebelum pembelajaran melalui penggunaan kartu hitung
bergambar.
2. Mendeskripsikan data tentang pelaksanaan pembelajaran matematika untuk
kemampuan anak kelompok B TK Tunas Karya Cibening Kabupaten
Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013 dalam membilang melalui
penggunaan kartu hitung bergambar.
3. Mendeskripsikan data tentang peningkatan kemampuan anak kelompok B TK
Tunas Karya Cibening Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013
dalam membilang setelah pembelajaran melalui penggunaan kartu hitung
bergambar.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut:
1. Bagi penulis, hasil penelitian ini semoga dapat memperkaya wawasan dan
pengetahuan tentang pelaksanaan proses pembelajaran anak TK dalam
membilang khususnya di TK Tunas Karya Cibening Kabupaten Purwakarta
dan juga dapat digunakan sebagai acuan dalam proses pembelajaran pada
Taman Kanak-kanak yang lainnya.
2. Bagi pengembang, perencana, penyelenggara, dan pelaksana lembaga
pengembangan, perencanaan, dan penyelenggaraan program pendidikan anak
pada Taman Kanak-kanak.
3. Bagi pengelola dan guru TK Tunas Karya Cibening Kabupaten Purwakarta,
hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengembangan
Taman Kanak-kanak ke arah yang lebih baik lagi.
4. Bagi lingkungan akademik, hasil penelitian ini mudah-mudahan dapat
menambah khasanah keilmuan dan dapat dijadikan sebagai salah satu kajian
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan atas dasar rendahnya kemampuan anak kelompok
B di Taman Kanak-kanak Tunas Karya Cibening dalam membilang. Ternyata
setelah melakukan observasi selama satu minggu yang mempengaruhi hal
tersebut adalah pembelajaran yang kurang menarik, proses pembelajaran
bersifat monoton sehingga anak jenuh, rasa jenuh tersebut salah satunyak
disebabkan kurangnya pemanfaatan media pada saat proses pembelajaran
sehingga pada saat anak menerima stimulus masih sangat kurang. Melihat
kondisi di TK tersebut peneliti berinisiatif untuk meningkatkan pemahaman
konsep membilang anak di Taman Kanak-kanak Tunas Karya Cibening
kelompok B dengan memanfaatkan kartu hitung bergambar.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom
action research). Penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang
dilakukan secara sistematis, tindakan guru untuk meningkatkan dan
memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih efektif.
Menurut Hopkin dalam Aryani (2011) bahwa yang di maksud dengan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ialah suatu tindakan yang dilakukan dalam
disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang
terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan untuk perubahan. Yang
Langkah-langkah dalam penelitian dengan mengacu kepada model spiral
Kemmis dan Mc Taggart dengan langkah-langkah sebagai berikut yaitu: (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi, (5) perencanaan
tindakan, diperlukan jika belum tercapainya peningkatan membilang anak TK
Tunas Karya Cibening kelompok B.
Penelitian yang dilakukan menggunakan model Kemmis da Mc Taggart
(Trianto, 2011:31) dengan melakukan sistem spiral. Model ini dilakukan peneliti
karena sesuai yaitu diantaranya: perencanaan, tindakan, pengamatan dan
refleksi. Untuk lebih jelasnya berikut ini dikemukakan bentuk desainnya.
Gambar 3.1
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas kolaboratif, yaitu
bersifat praktis berdasarkan permasalahan nyata dalam peningkatan kemampuan
anak dalam membilang di TK Tunas Karya Cibening. Subjek pelaku tindakan
adalah guru kelompok B. Subjek penerima tindakan adalah anak Taman
Kanak-kanak Tunas Karya kelompok B tahun pelajaran 2012/2013.
C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas untuk memperoleh data tentang proses
dan hasil yang dicapai pada penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap yaitu:
1. Identifikasi Masalah
Sebelum mengidentifikasi masalah, dilakukan studi pendahuluan sebagai
sebuah kegiatan awal yang bertujuan menggungkapkan permasalahan penting
yang perlu dipecahkan berkaitan dalam pembelajaran matematika khususnya
kemampuan membilang anak. Studi pendahuluan dilakukan untuk mengenali dan
mengetahui kondisi awal yang akan dijadikan sebagai bahan untuk
mengidentifikasi masalah. Berdasarkan hasil wawancara dengan kelompok guru
kelompok B bahwa dirasakan adanya masalah berkaitan dengan matematika
terutama kemampuan konsep membilang anak yang masih rendah. Rendahnya
kemampuan membilang anak karena proses belajar yang bersifat kurang didukung
dengan media yang digunakan. Sedangkan hasil dari observasi awal, guru
media yang di gunakan dalam proses belajar, sehingga stimulus yang di berikan
kepada anak tidak tersampaikan.
Guru menyambut baik alternatif pemecahan masalah yang diajukan
peneliti dalam penelitian tindakan kelas yang berkaitan dengan peningkatan
kemampuan konsep membilang anak. Alternatif pemecahan masalah tersebut
berupa pemanfaatan kartu hitung bergambar untuk meningkatkan kemampuan
membilang anak.
2. Observasi Terstruktur
Pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas (PTK), tidak jauh beda
dari penelitaian-penelitian lain. Dalam PTK dilakukan observasi terstruktur
dengan alasan untuk mengambil data kondisi objektif kemampuan membilang
anak, kemampuan membilang anak di TK Tunas Karya Cibening Kelompok B
masih kurang dan kesalahpahaman dalam menginterpretasikan atau dengan kata
lain stimulus yang diberikan kurang tepat atau tidak tersampaikan.
Peneliti meminta data tentang kemampuan membilang anak TK Tunas
Karya Cibening Kelompok B untuk melihat sejauh mana kemampuan membilang
anak TK Tunas Karya Cibening kelompok B.
Adapun alat yang digunakan dalam observasi dengan menggunakan
wawancara awal, studi dokumentasi, pedoman observasi, dan wawancara akhir
setelah diberikan tindakan. Penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki proses
pembelajaran membilang, untuk meningkatkan kemampuan membilang anak.
Tahap proses pelaksanaan peneliti mengobservasi kegiatan pembelajaran
mana ketercapaian tindakan yang di berikan kepada anak TK Tunas Karya
Cibening kelompok B setelah menggunakan kartu hitung bergambar yang
disesuaikan dengan tema di sekolah.
Tahap proses pelaksanaan tidak terlepas dari proses observasi yang
kemudian dilanjutkan dengan tahap refleksi. Pada tahap refleksi peneliti melihat
hasil ketercapaian tindakan yang di berikan kepada anak TK Tunas Karya
Cibening. Apabila tindakan yang diberikan belum tercapai maka peneliti
melakukan perencanaan kembali yang dilanjutkan dengan tindakan dan refleksi.
3. Proses Pelaksanaan Tindakan
Setelah mengetahui fokus permasalahan yang akan diteliti, maka peneliti
melakukan tahapan-tahapan yaitu diantaranya:
a.Perencanaan
Perencanaan mengembangkan rencana tindakan yang secara kritis untuk
meningkatkan apa yang telah terjadi. Tahap perencanaan meliputi: (1) semua
langkah tindakan secara rinci, (2) segala keperluan penelitiantindakan kelas, dan
(3) perkiraan kendala yang mungkin timbul pada pelaksanaan (Supartini:2009).
Pada tahap ini peneliti menyiapkan bahan-bahan penelitian sebelum
melakukan penelitian di lapangan seperti menyiapkan RKH (Rencana Kegiatan
Harian), media yang digunakan dalam penelitian yaitu kartu hitung bergambar dan
media lain yang digunakan untuk memvariasikan kegiatan pembelajaran seperti
b. Pelaksanaan
Muslihuddin (2010:75) pelaksanaan merupakan implementasi daripada
perencanaan yang telah dibuat. Pada tahap ini merealisasikan dari segala teori
pendidikan dan teknik mengajar yang telah disiapkan sebelumnya. Pada tahap ini
peneliti meninjau pelaksanaan daripada perencanaan yang telah dibuat, sedangkan
yang dilakukan pelaksanaan ini adalah guru kelas kelompok B, dengan mengacu
kepada alat peneliti yang diberikan oleh peneliti.
Peneliti melihat sejauhmana penguasaan guru menggunakan kartu hitung
bergambar, dan respon serta peningkatan kemempuan membilang anak di TK
Tunas Kaya Cibening kelompok B.
c. Pengamatan
Kegiatan pengamatan dilakukan keyika bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan
tindakan dan rencana sudah dibuat, serta dampak dari pemanfaatan dari kartu
hitung bergambar.
Kegiatan pengamatan ini dilakukan untuk melihat hasil daripada
pemanfaatan kartu hitung bergambar, peneliti mengamati sejauh mana
peningkatan membilang anak TK Tunas Karya Cibening setelah diberikan media
kartu hitung bergambar.
d. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan memproses data, seperti yang dikemukakan
dapat saat dilakukan pengamatan. Data yang didapat kemudian ditafsirkan dan
dicari eksplanasinya, dianalisis, dan disintetis.
Dengan adanya refleksi peneliti dapat mengetahui ketercapaian dari mulai
perencanaan, pelaksanaan, dan pengamatan. Apabila kemempuan membilang
belum tercapai maka diulangi kembali dengan melakukan tahapan selanjutnya.
e. Perencanaan Tindakan
Rencana tindakan dalam penelitian tindakan kelas disusun berdasarkan
masalah yang hendak dipecahkan dan hipotesis tindakan yang diajukan.
Perencanaan tindakan dilakukan ketika pada saat refleksi hasil dari peningkatan
kemempuan membilang anak di TK Tunas Karya Cibening kelompok B belum
meningkat, maka dilakukan lagi ke siklus berikutnya sampai kemampuan
membilang anak sudah meningkat.
D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
Instrumen penelitian menurut Arikunto (2006:160) merupakan alat atau
fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, cermat, lengkap dan sistematis
sehingga lebuh mudah diolah. Proses pengembangan instrument dilakukan dengan
membuat kisi-kisi instrumrn penelitian.
Adapun kisi-kisi yang dibuat dalam penelitian ini adalah kisi-kisi
peningkatan membilang anak usia dini melalui pemanfaatan kartu hitung
bergambar. Adapun pedoman observasi kinerja guru dalam pemanfaatan kartu
dalam lampiran. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian tindakan kelas ini,
peneliti menggunakan observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
1. Observasi
Observasi menurut Muslihuddin (2010:60) kegiatan pengamatan
(pengambilan data) untuk memotret sejauh mana efek tindakan telah mencapai
sasaran. Observasi digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan
membilang anak, respon anak terhadap apa yang dilakukan oleh guru dalam hal
ini ketika guru menggunakan pemanfaatan kartu hitung bergambar.
Jenis observasi yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
observasi non partisipatif yang hanya mengamati dan mencatat semua prilaku
anak dan guru dalam proses peningkatan kemampuan membilang dengan
menggunakan pemanfaatan kartu hitung bergambar.
Adapun format pedoman observasi kemampuan membilang anak memalui
kartu hitung bergambar,format aktifitas guru dalam pemanfaatan kartu hitung
bergambar, dan catatan lapangan adalah sebagai berikut:
a. Pedoman Observasi Kemampuan Membilang Anak TK
Tabel 3.1
Format Pedoman Observasi Kemampuan Membilang Anak TK Tunas Karya Cibening
No Pertanyaan MB BSH BSB Ket
1 Anak dapat membilang dengan menggunakan kartu hitung bergambar 1-10
2 Anak dapat menyebutkan urutan bilangan 1-10 dengan menggunakan kartu hitung bergambar
4 Anak dapat menyebutkan hasil penambahan dengan kartu hitung bergambar dari 1-10
5 Anak menyebutkan hasil pengurangan dengan kartu hitung bergambar 1-10
6 Anak dapat menghubungkan lambang bilangan dari 1-10 dengan kartu hitung bergambar
7 Anak dapat menghubungkan lambang bilangan 1-10 dengan kartu hitung bergambar secara acak 8 Anak dapat membuat 2 kumpulan kartu hitung
bergambar yang sama jumlahnya
9 Anak dapat membuat 2 kumpulan kartu hitung bergambar yang tidak sama jumlahnya
10 Anak dapat menunjuk kumpulan kartu hitung bergambar yang lebih banyak jumlahnya
11 Anak dapat menunjuk kumpulan kartu hitung bergambar yang lebih sedikit jumlahnya 12 Anak dapat menulis lambang bilangan secara
berurutan 1-10
13 Anak dapat melengkapi lambang bilangan 1-10
14 Anak dapat membilang benda 1-10
Keterangan :
MB = Mulai Berkembang
b. Format aktifitas guru dalam pemanfaatan kartu hitung bergambar
Tabel 3.2 Daftar Cek List
Aktivitas Guru dalam Pemanfaatan Kartu Hitung Bergambar
NO URAIAN YA TIDAK KET
1 Guru mempersiapkan lingkungan kelas 2 Guru mempersiapkan kartu hitung bergambar 3 Guru menjelaskan tentang kartu hitung bergambar 4 Tema yang disampaikan sesuai dengan
perkembangan dan karakteristik perkembangan anak
5 Artikulasi bacaan yang disampaikan 6 Guru menguasai tema yang disampaikan 7 Guru menguasai pemanfaatan kartu hitung
bergambar
8 Guru dapat membaca situasi dan kondisi anak 9 Intonasi suara yang dibacakan jelas
10 Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya tentang media kartu hitung bergambar 11 Pandangan guru tertuju kepada semua anak 12 Guru melibatkan anak dalam penggunaan kartu
hitung bergambar
13 Gambar yang ada di kartu hitung menarik bagi anak
2. Wawancara
Wawancara adalah salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak
digunakan dalam penelitian yang pada pelaksanaan dilakukan secara lisan dalam
pertemuan tatap muka secara individual.
Wawancara dilakukan kepada responden seperti kepala sekolah dan guru
untuk mengetahui kondisi guru, situasi sekolah, latar belakang siswa, bagaimana
kemampuan membilang anak, program yang digunakan dalam merangsang
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menghimpun
dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun
elektronik. Dokumen-dokumen tersebut dikumpulkan dan dianalisis sebagai
bahan laporan penelitian. Analisis dapat disajikan dalam kutipan utuh dan dalam
bentuk hasil analisi yang kritis dari peneliti.
Adapun format pedoman pengecekan dokumen sebagai berikut:
Tabel 3.3
Pedoman Pengecekan Dokumen
Peningkatan Kemampuan Membilang dengan Kartu Hitung Bergambar
NO Jenis Dokumen Keterangan Deskripsi
Ada Tidak 1 Kurikulum
2 Program Tahunan 3 Program Semester
4 Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) 5 Rencana Kegiatan Harian (RKH) 6 Buku laporan penilaian anak
E. Analisis Data
Analisis data merupakan proses memilih, memilah, membuang dan
menggolongkan data. Teknis analisis data dalam penelitian ini pada dasarnya
menggunakan analisis data kualitatif. Data diperoleh dari hasil observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Menurut Arikunto (2008) analisis merupakan
usaha untuk memilih, memilah, membuang, menggolongkan, serta menyusun
kedalam kategorisasi, mengklasifikasi data untuk menjawab pertanyaan pokok:
Menurut Kusnandar (2008: 101) teknik analisis kualitatif dilakukan
dengan beberapa tahapan seperti yang dikembangkan oleh Miles dan Hubermen
(1984). Yaitu: (1) reduksi data, (2) beberapa ( display) data dan (3) penarikan
kesimpulan.
Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus,
menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data mentah yang ada dalam
catatan lapangan. Dalam proses ini dilakukan penajaman, pemfokusan, penyisihan
data yang kurang bermakna dan menatanya sedemikian rupa sehingga kesimpulan
akhir dapat ditarik dan diverifikasi.
Beberapa (display) data adalah proses penampilan data secara lebih
sederhana dalam bentuk deskriftif.
Penarikan kesimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data
yang telah diorganisir dalam bentuk pernyataan kalimat yang singkat, namun
mengandung pengertian luas.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan pemahaman dan penafsiran yang berbeda,
maka peneliti membuat definisi operasional sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran dalam penelitian ini adalah hubungan interaksi antara
pendidik dan peserta didik dengan komponen lain yang berupa sarana dan
2. Media permainan kartu hitung bergambar adalah penggunaan suatu bentuk
media pembelajaran yang berbasis permainan terdiri atas kartu-kartu yang
berisi gambar-gambar untuk menyampaikan materi melalui
pertanyaan-pertanyaan yang telah terkonsep. Media permainan kartu hitung bergambar
ini digunakan sebagai media penyampai pesan pada waktu pembelajaran
membilang dengan melakukan bermain.
3. Kemampuan anak TK kelompok B dalam membilang pada penelitian ini
adalah merupakan program pembelajaran matematika yang diorientasikan
untuk menunjukkan pengetahuan tentang konsep bilangan, urutan bilangan,
dan lambang bilangan.
4. Anak TK kelompok B dalam penelitian ini adalah anak berusia 4-5 tahun yang
berada pada TKTunas Karya Cibening Kabupaten Purwakarta yang menjadi
siswa pada kelompok B.
G. Asumsi Tindakan
Pelaksanaan penelitian ini didasarkan atas beberapa asumsi (anggapan
dasar), yaitu:
a. Dalam ruang lingkup kurikulum pembelajaran di TK meliputi aspek
perkembangan kemampuan membilang pada anak TK belajar mengenal
konsep bilangan, urutan bilangan, dan lambang bilangan secara sederhana;
b. Dalam pembelajaran membilang di TK, guru memiliki kebebasan untuk
menentukan model dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam
c. Sesuai dengan perkembangannya anak TK ada pada tahap berpikir
praoperasional bahwa anak sudah ditandai dengan perkembangan kognitif dan
berbagai bentuk representasi lainnya serta perkembangan konseptual yang
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang “Meningkatkan Kemampuan Anak dalam Membilang melalui Penggunaan Kartu Hitung Bergambar (Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B TK Tunas Karya Cibening
Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013) dapat
disimpulkan, yaitu:
1. Kemampuan anak kelompok B TK Tunas Karya Cibening Kabupaten
Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013 dalam membilang sebelum
pembelajaran melalui penggunaan kartu hitung bergambar sangat rendah. Hal
ini disebabkan peran guru yang masih menekankan pembelajaran yang
berpusat pada guru, guru terlalu menguasai kelas, dan memberikan tugas
kepada anak tanpa memberikan pilihan kegiatan, hanya ditekankan pada
penulisan lambang bilangan melalui lembaran kerja (majalah). Berdasarkan
uraian diatas dapat disampaikan bahwa pembelajaran membilang anak TK
Tunas Karya Cibening Kelompok B belum berjalan secara optimal. Hal ini
tampak dari rendahnya dalam menunjukan jumlah benda secara acak dari 21
anak , 11 anak belum paham secara kongkit, serta menghubungkan lambang
bilangan dengan benda 1-10 dan melengkapi lambang bilangan 1-10.
Sehingga ada anak sudah lancar menyebut urutan bilangan 1-10, tapi masih
2. Meningkatnya kemampuan anak kelompok B TK Tunas Karya Cibening
Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013 dalam membilang, salah
satunyak dengan menggunakan kartu hitung bergambar dari kertas manila
ukuran yang sama ( 7,5 cm x 5,5 cm) yang diberi gambar-gambar
(pisang,apel,tomat,pir,swtoberi,nanas)dan kartu angka 1-10. Dengan metode
permainan yang menarik sesuai keinginan anak, maka dapat menstimulus
kemampuan berpikir anak dalam berinteraksi serta memberikan motivasi
berupa pembelajaran yang menyenangkan. Sehingga dalam pelaksanaanya
dapat menghasilkan pengalaman yang bermakna dan dapat interaksi yang
melibatkan anak sesuai temanya.
3. Hasil yang didapatkan setelah dilaksanakan pembelajaran melalui kartu hitung
bergambar di TK Tunas Karya Cibening Kelompok B pada kemampuan anak
dalam membilang menunjukkan peningkatan yang signifikan. Mulai dari
siklus I, menyebutkan urutan bilangan 1-10, menghubungkan lambang
bilangan secara acak dengan angka, ada tiga sampai lima anak yang mulai
berkembang (MB). Pada siklus III menunjukkan perkembangan secara optimal
dapat dilihat dari gambaran akhir kemampuan anak dalam membilang tidak
ada yang mulai berkembang (MB), hal ini dikarenakan anak sudah mampu
melaksanakan pembelajaran membilang dengan menggunakan kartu hitung
bergambar, walaupun dalam pelaksananya tidak terlepas dari bantuan guru.
Berdasarkan hasil di atas, maka dapat disimpulkan kegiatan pembelajaran
melalui penggunaan kartu hitung bergambar dapat meningkatkan kemampuan
B. Rekomendasi
Mengacu pada hasil temuan penelitian, maka saran yang
direkomendasikan yaitu:
1. Pihak sekolah penyediakan alat dan sumber belajar yang lebih baik untuk
peningkatan pembelajaran dan mengadakan kerjasama dengan orang tua untuk
memberikan dukungan bagi anak dengan cara memberikan sumber dan media
pembelajaran yang dapat membantu pemahaman anak.
2. Bagi guru sebagai fasilitator anak pada saat pembelajaran, hendaknya guru
lebih kreatif dan selalu berusaha membuat kegiatan pembelajaran yang
bervariasi dan menjadikan suatu kegiatan yang matang dan menyenangkan
bagi anak. Dan hendaknya guru selalu berusaha untuk mencari dan
menggunakan strategi, metode, teknik dan lain sebagainya yang dapat
membantu meningkatkan kemampuan membilang anak, seperti dengan
penggunaan kartu hitung bergambar.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan berusaha untuk mencari alternatif dalam
mengatasi permasalahan yang ada dengan pendekatan, metode, teknik, media
atau strategi yang lain agar dapat menghasilkan hal yang baru yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah, P. (2011). Penerapan Permainan Matematika dalam Kompetensi Bilangan pada Sekolah Tingkat Taman Kanak-Kanak. Skripsi. Program Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah STAI Sabili. Bandung: tidak diterbitkan.
Afifi, M. (2010). Super Jenius dengan Aktivasi Otak Tengah. Jakarta: Himmah Media.
Ahira, A. (____). Perkembangan Anak. [Online]. Tersedia:
http://www.anneahira.com/kesehatan-anak/index.htm. [14 Maret 2011]
Ali, M (2007). Teori dan Praktek Pembelajaran. Bandung: UPI PRESS
Arikunto, S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara: Jakarta.
Copley, V. (2001). The Young Child and Mathematics. NAEYC: Washington DC.
Eliyawati, C. (2005). Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.
Erawati, E. (2010). Upaya Peningkatan Kemampuan Mengenal Bilangan Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Lotto Angka. Skripsi PG-PAUD UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
G. Sianturi. (2005). Anak Balita Menguasai Konsep Matematika. [Online]. Tersedia: LiveScience.com. [16 November 2009]
Garnida, ND. (2011). Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Anak Taman Kanak-Kanak melalui Pemanfaatan Papan Display yang dimodifikasi. Skripsi. Program Studi PG-PAUD UPI. Bandung: tidak diterbitkan.
Isnawati, N. (2009). Membuat Anak Pintar Berhitung Hanya Dalam 30 Hari. Yogyakarta: Garailmu.
Kusnandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Kusuma dkk. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Purwakarta: Alma Pustaka Sejahtera.
Maelani, A. (2010). Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat di Taman Kanak-kanak. Skripsi PG-PAUD UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Mulyani, R. (2006). Permainan Edukatif dalam Perkembangan Logic-Smart Anak. Tugas Akhir. PGTK FIP Universitas Negeri Semarang. Semarang: tidak diterbitkan.
Nugraha, A. (2008). Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. Bandung: JILSI Foundation.
Nugraha dan Dwiyana. (2008). Dasar-dasar Matematika dan Sains. Jakarta: Universitas Terbuka.
Nurani, Y. (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.
Rachmawati dan Kurniati. (2011). Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak. Jakarta: Kencana.
Ruseffendi, ET. (1999). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.
Sadiman, A.S., dan Rahardjito. (2007). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Pustekkom Dikbud dan PT. Raja Grafindo Persada dalam rangka ECD Project (USAID).
Solehuddin. (2000). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: FIP UPI.
Sriningsih. (2009). Pembelajaran Matematika Terpadu untuk Anak Usia Dini. Bandung: Pustaka Sebelas.
Suherman, E. et al. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika-UPI.
Syaodih, Ernawulan. (2003). Bimbingan di taman Kanak-kanak. departemen pendidikan nasional direktorat jenderal pendidikan tinggi bagian proyek peningkatan pendidikan tenaga kependidikan.
Syaodih, S. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Trianto. (2011). Panduan Lengkap PenelitianTindakan Kelas. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2009). Pedoman penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.
Wahyudin dan Agustin. (2011). Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini. Bandung: PT Refika Aditama.
Wiriaatmaja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Winarno. (2011). Membantu Anak Belajar Matematika. Jakarta: Oryza.
_______ . (2000). Permainan Berhitung di Taman Kanak–kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
_______ . ( 2003). Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Pembuatan dan Penggunaan Sarana di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
_______. (2009). Kartu Bergambar Flashcard. [Online]. Tersedia:
http://www.domba-bunting.blogspot.com/2009/04/kartu-bergambar-flashcard.html.
[Kamis, 23 April 2009]
_______. (2009). Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini. [Online]. Tersedia:
http://sertifikasiguruindonesia.blogspot.com/2009/09/pentingnya-pendidikan-anak-usia dini.html.
______. (2009). Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Nuansa Abadi.
_______. (2011). Upaya Meningkatkan Belajar Anak dengan Menggunakan Metode Pendekatan Pembelajaran AUD Bermain sambil Belajar dan Belajar melalui Bermain. [Online]. Tersedia: http://www.