• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Akhir Dan Praktikum Jurnalistik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas Akhir Dan Praktikum Jurnalistik"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Akhir Praktikum Jurnalistik Nama : Muhammad Fauzi Prodi : Ilmu al-Qur’an dan Tafsir

Nim : 2015080011

UNIVERSITAS SAIN DAN AL-QUR’AN JAWA TENGAH DI WONOSOBO Email : Radenmasuzee@gmail.com

Kepada Bapak Sawaun Amin : aminsawaun@gmail.com

Abstrak

Hijab sebagai pakaian atau busana ummat muslimmat yang disyari’atkan, telah menjadi fenomena tersendiri belakangan, bukan karena Islam semakin naik pamornya ataukarena terorisme yang sedang menjadi momok sehingga Islam di cap sebagai agama yang intolerant. Dahulu, orang yang memakai hijab dianggap teroris oleh dunia barat. Mereka menjustifikasi bahwa setiap orang yang memakai hijab adalah teroris karena kejadian WTC, 09 September 2001. Maka dari itu mereka membuat peraturan agar setiap warga negara asing yang datang tidak diperkenankan memakai pakaian yang tertutup dan susah dideteksi oleh petugas, tak terkecuali hijab itu tersendiri.

Dewasa ini, hijab sering diartikan sebagai busana muslimah yang sejak lama telah digunakan umat islam, namun perlu diketahui jika busana ini telah ada sejak islam belum muncul di tanah arab.Hijab bukan hanya sebagai pakaian wajib bagi muslimah, namun berkembang menjadi sebuah kebutuhan bagi wanita muslim muda yang menginginkan penampilan yang modis dan up-to-date. Maka dari itu, para desaigner atau perancang busana berlomba-lomba menciptakan hijab yang tak kalah dengan rancangan busana orang barat.

(2)

Pendahuluan

Perkembangan zaman mengakibatkan model pakaian juga mengalami perubahan yang signifikan, bukan hanya sekedar menutup tubuh, namun juga sebagai pembeda identitas perempuan muslim dengan wanita dari berbagai etnis dan agama lainnya. Hal ini menjadi sangat penting peranannya karena menjadi penjelas tata cara berbusana bagi setiap agama itu berbeda dan memiliki nilai filosofis yang tinggi.

Hijab adalah busana muslim terusan panjang yang menutupi seluruh badan kecuali wajah, tangan dan juga kaki, yang biasanya dipakai oleh wanita muslim (muslimah). Penggunaan pakaian ini tentu saja terkait dengan tuntutan syariat yang diwajibkan kepada para perempuan muslim untuk menutup auratnya. Hijab hakikatnya memiliki hubungan dengan pendidikan akhlak. Hijab menyiapkan kondisi psikologis untuk menghadapi pengaruh buruk yang menyeret kepada penyimpangan di luar diri, dan memberi pertahanan di dalam diri wanita untuk melawan perilaku-perilaku yang menyimpang (Sayid Muhammad Husein Fadhlullah, 2000)1.Di Indonesia sendiri, trend busana ini pun semakin mengalami perkembangan yang

cukup pesat. Banyak sekali kita jumpai beragam model jilbab sekarang ini dari yang panjangnya hingga lutut, sedada atau bahkan cuma sampai leher dengan beragam warna dan motif yang cukup menarik2.

Rumusan masalah :

1. Sejarah hijab yang perlu diketahui

2. Fenomena hijab yang berkembang dewasa ini

3. Permasalahan yang timbul jika wanita tak menutup auratnya Tujuan penulisan :

1. Mengedukasi bagaimana tata cara berhujab sesuai syari’at

2. Mengetahui bagaimana perkembangan hijab dari masa lalu hingga sekarang 3. Menyikapi fenomena yang terjadi akibat tren hijab yang berkembang

1Diambil dari

http://www.kompasiana.com/satryobimo/berhijab-karena-trend-atau-agama_54f6b403a33311c55c8b46a2

(3)

Pembahasan 1. Aurat

Sebelum mengetahui apa itu hijab, terlebih dahulu perlu diketahui apa itu aurat. Aurat yakni sesuatu yang dapat mengakibatkan birahi atau syahwat bagi yang melihatnya, aurat dimiliki oleh manusia saja, karena manusia memiliki perasan sehingga dapat membedakan mana baik dan buruk. Aurat juga menimbulkan rasa malu ketika bertemu dengan lawan jenis yang memakai pakaian yang memberi kesan lekuk tubuh yang jelas terlihat, baik laki-laki maupun perempuan. Allah memberikan kedewasaan yang menimbulkan Syahwat yang mengarah pada hubungan seksualitas. Jadi, kesimpulan dari aurat itu sendiri ialah perasaan yang dimiliki manusia yang dapat menimbulkan syahwat atau nikmat bagi yang melihatnya, baik laki-laki maupun perempuan yang tak menutup bagian tubuh tertentu hingga menyebabkan terjadinya pikiran yang mengarah pada hubungan seksualitas.

2. Jilbab dan hijab

Jilbab merupakan pakaian yang luas dan menutup aurat. Kata jilbab berasal dari bahasa arab yakni “jalaba” yang berarti menarik, maka karena badan atau tubuh wanita dapat menarik perhatian dan menimbulkan syahwat bagi yang melihatnya, sehingga syari’at islam memberi petunjuk untuk menutup aurat wanita memakai hijab/jilbab. Firman Allah dalam Q.S al-A’raf ayat 26 dan 27 berikut ini

yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat.

27. Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia Telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat

3maksudnya ialah: umat manusia

(4)

mereka. Sesungguhnya kami Telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman.

Ayat diatas menerangkan sebab Allah menganjurkan anak cucu Adam untuk menutupi seluruh tubuh. Nah, untuk lebih jelasnya perbedaan jilbab dan hijab, inilah definisi yang diperoleh dari beberapa sumber. Jika jilbab adalah pakaian yang lapang/longgar dan dapat menutup seluruh aurat wanita(kecuali muka dan telapak tangan)5. Sedangkan hijab sendiri

memiliki arti sebagai penutup atau tabir(dalam bahasa lain disebut dinding penutup). Pengertian secara bahasa sendiri adalah tirai penutup atau sesuatu yang memisahkan atau membatasi baik berupa korden, bilik, danlainnya. Hijab secara umum dapat diartikan sebagai pakaian yang menutupi seluruh tubuh, fungsinya sama dengan jilbab, yakni sebagai tabir/penutup aurat agar lawan jenis tidak tertarik secara seksualitas. Dan perlu diketahui juga jika hijab dulunya tak setenar sekarang yang menjadi komoditi tersendiri bagi para designer untuk menciptakan model hijab agar dapat menunjang penampilan muslimah di era modern ini.

3. Perkembangan hijab

Hijab telah dikenal oleh berbagai bangsa dan masyarakat Timur kuno sejak dahulu. Bentuk hijab yang dikenal oleh bangsa- bangsa tersebut sangat beragam. Hijab yang dikenal oleh wanita Yunani kuno berbeda dengan hijab yang dipakai oleh wanita Romawi dan Arab Jahiliah.

Menurut Eipstein konsep hijab dalam arti menutup kepala sudah di kenal sebelum datangnya agama-agama samawi (Yahudi, Nasrani dan Islam). Tradisi penggunaan kerudung yang merupakan bagian dari hijab, sudah dikenal dalam hukum kekeluargaan Asyiria. Hukum ini mengatur bahwa istri, anak perempuan, janda, bila bepergian ke tempat umum harus menggunakan kerudung. Bahkan lebih jauh lagi ketika Adam dan hawa di turunkan ke bumi maka persoalan pertama yang dialami ialah bagaimana menutup kemaluan (aurat) (QS Thoha:121). Adanya perhatian agama-agama samawi terhadap hijab dapat di ketahui dalam Taurat-perjanjian lama yang di penuhi oleh ayat- ayat yang berkenaan dengan hijab, kemudian di tetapkan oleh Isa Al-Masih manakala ia datang membawa injil-perjanjian baru. Banyak sekali ayat-ayat taurat dan injil yang menetapkan bahwa wanita pada zaman itu harus memakai hijab dan cadar.

Hijab merupakan tradisi bagi Yunani dan Romawi sebelum datangnya Islam beratus-ratus tahun sebelumnya. Hijab memiliki peran yang penting dalam masyarakat Yunani, peradaban Yunani dapat hidup betahan lebih lama selama wanitanya masih mempertahankan tudung dan hijabnya. Akan tetapi akhirnya peradaban yang maju itu mengalami kemerosotan dan kemunduran karena wanitanya dibiarkan bebas mutlak untuk melepaskan hijabnya dan mereka boleh mengerjakan apa saja, termasuk pekerjaan-pekerjaan yang seharusnya dikerjakan oleh kaum laki- laki, demi kebebasan.

Allamah Larus mengungkapkan pendapatnya tentang pentingnya hijab: “Dahulu para wanita mengenakan kerudung bila hendak keluar. Mereka menutupi wajah-wajah mereka. Dan

5Diambil dari buku”ENAM PULUH SATU TANYA JAWAB TENTANG JILBAB”, Karya Mulhandy Ibn.

(5)

kain penutup wajah itu kni terbuat dari kain tenun tipis yang dipakai untuk melindungi wajah mereka dari debu dan embun. Manakala, wanita Romawi tidak memakai hijab lagi dan mulai meninggalkan rumahnya, Imperium Romawi mengalami kemunduran hebat yang mengakibatkan runtuhnya Imperium Romawi yang besar itu.

4. Sejarah Perkembangan Hijab Menurut Bangsa Arab Jahiliah

Sebelum datangnya islam,y aitu di masa jahiliyah, kaum wanita pada saat itu dipandang sebagai mainan syahwat bagi kaum laki-laki jahiliyah semata. Banyak diantara mereka yang suka menampakkan perhiasaan yang dipakai di dada atau di leher mereka, bahkan dada dan leher mereka-pun di perlihatkan juga seperti kalung, anting-anting, gelang kaki, dan lain sebagainya yang mereka pamerkan saat mereka beraktifitas sehari-hari didepan masyarakat mereka. Bahkan ada kebiasaan yang lebih kejam daripada menampilkan aurat, jika anak yang terlahir diantara mereka adalah bayi perempuan, maka akan dikubur hidup-hidup, karena mereka khawatir jika terlalu banyak wanita yang lahir, hanya akan menjadi sasaran empuk jika peperangan antar suku terjadi. Namun disisi lain, ketika hijab mereka dipakai, banyak penyair mengumpamakan keindahan wanita yang mengenakan hijab6.

5. Menyikapi fenomena hijab modern

Pada era sekarang, hijab menjadi salah satu pilihan terbaik untuk berbusana yang dipakai oleh banyak kaum muslimah. Namun perlu diketahui juga jika perkembangan model hijab sekarang, sering “kebablasan” dan terkesan menyalahi aturan dalam berbusana seorang muslimah. Globalisasi telah membawa pengaruh modernisasi yang sangat besar terhadap perubahan berbagai hal, mulai dari teknologi informasi dan telekomunikasi hingga hal terkecil dalam sektor kehidupan ini, termasuk fashion salah satunya dalam hal ini berbagai macam bentuk busana muslim diperkenalkan dan dipamerkan, baik untuk pria maupun wanita. Hijab juga tidak luput dari pengaruh modernisasi tersebut. Jika menelisik tentang fenomena hijabers, maka era globalisasi adalah landasan yang mempengaruhinya karena telah membuat fashion busana muslim turut berkembang. Berbagai macam model, tipe, dan jenis hijab telah tersedia bagi masyarakat dan dapat dengan mudah untuk diperoleh. Hal ini mendorong kaum muda untuk mengenakan hijab agar terlihat lebih stylish. Dalam kaitannya dengan perilaku sosial para pengguna hijab, kita akan menemukan adanya fenomena komunitas “hijabers”. Dimana komunitas ini lebih cenderung kepada entertaining dan commercializing, ketimbang melakukan identifikasi dirinya sebagai wanita muslimah dengan hijab yang menutupinya. Hijabers sendiri sering dikaitkan dengan muslimah yang melakukan modifikasi hijab agar sesuai dengan

6 Penyair mengatakan "Kalau kerudung di haramkan penggunaannya untuk wanita. Maka tidak di

ragukan lagi mereka akan berubah menjadi jelek. Bentuk hijab lain adalah sejenis kerudung (al-khimar). Sajak An-Nabigyani : "Kerudung terjatuh padahal tidak hendak menjatuhkannya, Dengan sigap ia menyambarnya dengan tangan, Di remang cahaya, seakan jemarinya meraih kelembutan." Makna hijab lebih luas dari yang tersebut diatas. Ia mencangkup kamar pribadi wanita, yang dalam bahasa arab disebut dengan al-khaba’ dan al-khudr. Dua kata itulah yang sering di pakai oleh para penyair karena mengandung muatan makna keagungan, kesucian, dan keluhuran. Sebab makna kata tersebut setara dengan tempat tinggal dan perlindungan wanita yang tidak mungkin terjamah oleh lelaki asing. Umru’ul Qays pernah mengungkapkan khaba’ kekasihya, Unaizah, sebagai berikut: "Putih kamar pribadi wanita tidak meragukan,

Diriku merasa puas mencandainya di bilik itu tanpa gusar.

Ada bentuk hijab yang lain seperti: sarung, selimut baju besi dan jilbab, serta sekedup yang dipakai untuk membawa wanita yang diletakkan diatas punggung unta.

(6)

perkembangan zaman, sehingga tidak heran jika kita banyak menemukan wanita-wanita yang mengenakan hijab tetapi hanya pada saat-saat tertentu saja. Hal ini kemudian menarik perhatian untuk memperdalam tentang bagaimana sebenarnya pengaruh modernisasi hijab yang telah sedikit menggeser pengertian hijab sebagai suatu kebutuhan, bahkan kewajiban bagi wanita muslim dan mempengaruhi perilaku sosialnya. Hijab yang seharusnya merepresentasikan perilaku seorang muslimah, tetapi hijab justru hanya digunakan sebagai model aksesoris pelengkap yang menjadikan kehidupan mereka layaknya arena cat walk untuk memperlihatkan betapa modis dan stylish wanita-wanita ini dengan hijab yang mereka kenakan. Di sisi lain, banyak kalangan muslim yang juga mengkritik fashion hijab tersebut. Menurut mereka hal itu tidak lagi sesuai dengan tuntunan agama yang seperti telah tertulis dalam Al Qur’an dan Hadits. Hijab yang seharusnya dapat menutupi aurat para wanita dengan tujuan untuk tidak mengundang perhatian orang, justru berbanding terbalik dengan apa yang diperkenalkan oleh para modernis hijab. Menurut mereka, dengan memberikan sentuhan apik pada hijab yang notabene mengundang perhatian orang banyak, bukan lagi menjadi esensi berhijab menurut agama. Hijab dipakai untuk melindungi para wanita agar tidak mengundang perhatian khalayak ramai terutama kaum lawan jenis mereka. Dengan mengundang perhatian khalayak ramai, maka hal tersebut bukan lagi disebut berhijab atau berbusana muslim. Namun perlu diingat, jika hakikat berhijab adalah menutupi aurat wanita agar tak terlihat oleh para lelaki, bukan sebagai ajang memamerkan betapa indahnya hijab yang dipakai oleh para wanita di zaman sekarang.7

Hendaknya sebagai seorang muslim/muslimah lebih kritis lagi dalam menghadapi dan melihat fenomena hijab yang ada, bukan untuk bersaing dengan gaya busana barat yang terkesan glamor dan para “hijaber” tersebut juga menytematkan kesan glamour pada busana hijab yang notabene adalah pakaian syar’i yang perlu di perhatikan tata cara penggunaannya. Memang tak mungkin membendung globalisasi, namun harus lebih arif dan bijaksana lagi dalam menghadapi dan perkembangan gaya busana di masa sekarang.

7Diambil dari

(7)

Penutup Kesimpulan

(8)

Daftar pustaka

Ibn. Haj, Mulhady.dkk, 1986, “ENAM PULUH SATU TANYA JAWAB TENTANG JILBAB(KERUDUNG), Yogyakarta, Shalahudin press, lembaga pengembangan dakwah islam, jl. Candrakirana 23 Yogyakarta.

Mohd. Fachruddin, Fuad, 1984, “AURAT DAN JILBAB (dalam pandangan islam)”, Jakarta, CV Pedoman Ilmu Jaya, Jl. Kramat Raya 3 J

http://www.kompasiana.com/satryobimo/berhijab-karena-trend-atau-agama_54f6b403a33311c55c8b46a2

https://www.muslimarket.com/blog/hijab-syari-vs-hijab-gaul-fenomena-hijab-masa-kini/

Referensi

Dokumen terkait

NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA KEGIATAN TARGET CAPAIAN B03 KETERANGAN SEKRETARIAT JENDERAL.. NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA KEGIATAN TARGET CAPAIAN B03

E-Course Sukses Berbisnis di Internet dalam 29 Hari Halaman 7 Hak Cipta © 2008 oleh BelajarBisnisInternet.com v1.0 - Agustus 2008 Setelah login ke account Anda, maka Anda

questioning strategies in elt (english language teaching) the classroom interaction at eleventh grade SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar.. Jurnal Pendidikan Bahasa

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa seberapa besar pengaruh variasi arus pengelasan pada las baja karbon medium dengan menggunakan jenis elektroda

Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat dan sebagainya. Bentuk lain

Dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki seperti panorama alam yang indah, sejuk dan masih asli, sumber air yang melimpah, kondisi keamanan yang baik, suasana

$eperti yang sudah kita ketahui dari tin#auan pustaka, ru#ukan "ertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih rendah ke tingkatan pelayanan yang lebih tinggi dilakukan apabila

Berdasarkan data yang telah diperoleh di MTs Negeri Kunir Wonodadi Blitar, menunjukan bahwa komunikasi intrapersonal dapat membentuk karakter Religius yang