• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR DESAIN INTERIOR MUSEUM KEBUDAYAAN CHINA DI SURABAYA DENGAN PENDEKATAN KONSEP MODERN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS AKHIR DESAIN INTERIOR MUSEUM KEBUDAYAAN CHINA DI SURABAYA DENGAN PENDEKATAN KONSEP MODERN"

Copied!
193
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

TUGAS AKHIR

DESAIN INTERIOR

MUSEUM KEBUDAYAAN CHINA

DI SURABAYA

DENGAN PENDEKATAN KONSEP MODERN

Disusun Untuk Memenuhi Syarat mendapatkan Gelar Sarjana Seni Rupa

Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Disusun oleh

FAHMY RADHIKA

C0807001

JURUSAN DESAIN INTERIOR

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

DESAIN INTERIOR

MUSEUM KEBUDAYAAN CHINA

DI SURABAYA

Dengan Pendekatan Konsep Modern

Disetujui untuk diajukan, guna melengkapi syarat kelulusan Tugas Akhir

Jurusan Desain Interior

Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

2012

Disusun oleh: FAHMY RADHIKA

C 08007001

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. IF. Bambang Sulistyono, Sk, M.T.arch Silfia Mona A, ST. M.Arch NIP. 19621125 199303 1 001 NIP. 19790226 200212 2 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Desain Interior

Anung B Studyanto, S.Sn, MT

(3)

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disahkan dan dipertanggung jawabkan pada sidang Tugas Akhir

Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret Surakarta

2012

Penguji :

Ketua Drs. Ken Sunarko, M.Si. ( )

NIP. 19511128 198303 1 001

Sekretaris Lu’lu Purwaningrum, S.Sn, MT. ( )

NIP. 19770612 200112 2 003

Penguji 1 Drs. IF. Bambang S, Sk, M.T.arch ( )

NIP. 19621125 199303 1 001

Penguji II Silfia Mona A, ST. M.Arch ( )

NIP. 19790226 200212 2 002

Mengetahui :

Dekan Ketua Jurusan

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Desain Interior

Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D Anung B Studyanto, S.Sn, MT

(4)

commit to user

iv

PERNYATAN

Nama : Fahmy Radhika

NIM : C 0807001

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Tugas Akhir

berjudul “Desain Interior Museum Kebudayaan China di Surabaya

(Dengan Pendekatan Konsep Modern)” adalah benar-benar karya

sendiri, bukan plagiat dan dibuatkan orang lain. Hal-hal yang bukan

karya saya, dalam Laporan Tugas Akhir ini diberi tanda citasi (kutipan)

dan ditunjukkan dalam Daftar Pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar,

maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan Tugas

Akhir dan gelar Sarjana yang telah diperoleh.

Surakarta, 1 Januari 2012

Yang membuat pernyataan,

(5)

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada :

1. Ibu dan Bapak serta kakakku tercinta

2. Semua teman yang membantu TA ku

3. Saudara-saudariku se-Desain Interior, UNS

(6)

commit to user

vi

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada

kemudahan. Maka apabila kamu telah

selesai (dari sesuatu urusan), Kerjakanlah

dengan sungguh-sungguh (urusan) yang

(7)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur hanyalah milik Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan anugrah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan

penyusunan Laporan Tugas Akhir “Desain Interior Museum Kebudayaan China

Di Surabaya” ini dengan baik.

Penyusunan penulisan ini diajukan untuk melengkapi Laporan Tugas

Akhir sebagai persyaratan menempuh gelar Sarjana di Jurusan Desain

Interior, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

kedua Orang tua beserta keluarga kami yang telah banyak memberikan motivasi,

dukungan serta doa’nya demi kelancaran proses TA maupun penyusan

penulisan ini. Tidak lupa pula penulis juga ingin mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Anung B Studyanto, S.Sn, MT selaku Ketua Jurusan Desain Interior

UNS

2. Iik Endang SW, S.Sn, M.Ds. selaku koordinator Tugas Akhir

3. Drs. IF. Bambang Sulistyono, Sk.,M.T.arch dan Silfia Mona A, ST.

M.Arch selaku dosen pembimbing tugas akhir yang selalu memberikan

pengarahan.

4. Seluruh Dosen, staf dan rekan-rekan di Jurusan Desain Interior

UNS, terimakasih atas ilmu, pengalaman, nasihatnya yang takkan

pernah sia-sia.

5. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebut satu per satu, yang telah

banyak memberikan dukungan.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan

penulisan ini, namun dengan penuh harapan semoga penulisan ini dapat

bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

Surakarta, 1 Januari 2012

(8)

commit to user

viii

DESAIN INTERIOR

MUSEUM KEBUDAYAAN CHINA

DI SURABAYA

( Dengan Pendekatan Konsep Modern )

Fahmy Radhika 1

Drs. IF. Bambang Sulistyono S, Sk. MT 2

Silfia Mona Aryani, ST. M.Arch3

ABSTRAKSI

Fahmy Radhika. C0807001. 2012. Desain Interior Museum Kebudayaan China

di Surabaya (Dengan Pendekatan Konsep Modern). Pengantar Tugas Akhir:

Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Senirupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Permasalahan yang akan dibahas dalam Desian Interior Kebudayaan China ini, yaitu (1) Bagaimana mendesain interior museum kebudayaan China sebagai sarana informasi, edukasi, dan rekreasi yang inspiratif bagi pengunjung museum? (2) Bagaimana mendesain interior museum kebudayaan China dengan penataan sistem display materi yang interaktif tanpa meninggalkan aspek

keamanan benda – benda materi dan kenyamanan pengunjung? (3) Bagaimana

mendesain interior museum kebudayaan China yang sesuai dengan konsep modern?

Metode yang digunakan dalam pembahasan masalah adalah

metode pembahasan analisa interaktif, dimana ada tiga tahap pokok yang digunakan oleh peneliti, yaitu: (1) Data Reduksi adalah proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi data. (2) Data Display, Merupakan suatu penyusunan informasi sebelum menyusun sebuah kesimpulan dari

penelitian yang dilakukan. (3) Concludeing Drawing, Dari awal penelitian

data penelitian sudah harus memulai melakukan pencatatan peraturan, pola-pola pertanyaan, arahan sebab-akibat dan proporsi- proporsi.

Dari analisis ini dapat disimpulkan beberapa hal: (1) Desain Interior Museum Kebudayaan China memerlukan proses desain yang matang, mulai dari berbagai pertimbangan dan analisa studi literature maupun studi lapangan hingga terwujud adanya konsep perancangan desain untuk selanjutnya diterapkan dalam perancangan. (2) dalam Desain Interior Museum Kebudayaan China, tema perancangan memiliki peran penting didalam memecahkan suatu masalah yang mana ide gagasan bisa bermula dari sebuah tema yang diangkat. Konsep yang dihadirkan dalam perancangan ini adalah

“Modern”.

1

Mahasiswa Jurusan Desain Interior dengan NIM C0807001 2

Dosen Pembimbing 1 3

(9)

commit to user

ix

INTERIOR DESIGN OF CHINESE CULTURAL MUSEUM IN SURABAYA

(Using A Modern Concept Approach)

Fahmy Radhika1

Drs. IF. Bambang Sulistyono, S.Sk.MT,2

Silfia Mona Aryani, ST. M.Arch3

ABSTRACT

Fahmy Radhika. C0807001. 2012. Interior Design of Chinese Cultural Museum in

Surabaya (Using Modern Concept Approach). Introduction to Final Project:

Interior Design Department of Faculty of Letters and Fine Arts of Surakarta Sebelas Maret University.

The problems addressed in this Interior Design of Chinese Culture are: (1) How to design an interior of Chinese cultural museum as the inspiring information, education, and recreation media for the visitors of museum? (2) How to design an interior of Chinese cultural museum with an interactive material display system layout without abandoning the security aspect of material objects

and visitors’ comfort? and (3) How to design an interior of Chinese culture

museum consistent with modern concept?

The method used in the problem discussion was an interactive analysis method, consisting of three main stages: (1) Data reduction including the process of selecting, focusing, simplifying and abstracting data. (2) Data display constituting the process of organizing information before drawing a conclusion from the research conducted. (3) Conclusion drawing, since the beginning of data research, the research should had started to record rules, question pattern, causal direction, and proportions

From the analysis, the following conclusions could be drawn. (1) An interior design of Chinese Cultural Museum needed a mature designing from a variety of consideration and analysis on literature study to field study until a design concept was realized to be applied later in the designing. (2) In the Interior Design of Chinese Cultural Museum, the theme of designing played an important role in solving a problem in which the idea might depart from a theme raised. The

concept presented in this design was “Modern”.

1

Student, Interior Design Department with NIM C0807001 2

First Consultant 3

(10)

commit to user

2.2.2. Sejarah Perkembangan Museum ... 11

2.2.3. Fungsi, Tujuan dan Tugas Museum ... 14

(11)

commit to user

xi

2.2.5. Persyaratan Museum ... 19

2.2.6. Koleksi Museum ... 21

2.2.7. Metode Penyajian Koleksi... 26

2.2.8. Peralatan Museum ... 27

2.2.9. Struktur Organisasi Museum... 27

2.2.10. Pengunjung Museum ... 30

2.3. Tinjauan Khusus Museum ... 32

2.3.1. Tinjauan Ruang Museum ... 32

2.3.2. Tinjauan Sirkulasi... 36

2.3.3. Tinjauan Organisasi Ruang ... 58

2.3.4. Komponen Pembentuk Ruang... 60

2.3.5. Sistem Interior ... 63

3.3. Waktu Operasional Museum Nasional ... 114

3.4. Sistem Display ... 114

3.5. Sistem Maintenance ... 115

3.6. Fasilitas ... 115

(12)

commit to user

4.2.2. Struktur Organisasi... 123

4.2.3. Waktu Operasional ... 123

4.7.1. Analisa Alternatif Organisasi Ruang ... 138

4.7.2. Hasil Analisa Bentuk Organisasi Ruang ... 139

(13)

commit to user

Gambar Furniture (display souvenir) ... 168

Gambar Furniture (kursi cafe)... 169

Gambar Furniture (sofa cafe) ... 170

Gambar Furniture (vitrin) ... 171

Aksonometri ... 172

Perspektif 1 ... 173

Perspektif 2 ... 174

Perspektif 3 ... 175

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR SKEMA

Skema 1.1 Skema Arus dan Sirkulasi Koleksi di Dalam Museum ... 40

Skema 1.2 Skema Arus dan Sirkulasi Pengunjung di Dalam Museum ... 41

Skema 4.1 Pola Kegiatan Pengelola Bagian Administrasi ... 124

Skema 4.2 Pola Kegiatan Pengelola Bagian Perawatan dan Dokumentasi... 124

Skema 4.3 Pola Kegiatan Pengelola Bagian Bimbingan dan Edukasi ... 125

Skema 4.4 Pola Kegiatan Pengelola Bagian Persiapan Pameran ... 125

Skema 4.5 Pola Kegiatan Pengelola Bagian Servis ... 126

Skema 4.6 Pola Kegiatan Pengunjung atau Wisatawan Umum ... 126

(15)

commit to user

xv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Pola Pikir Perancangan ... 6

Bagan 2.2 Struktur Permuseuman di Indonesia ... 28

Bagan 2.3 Struktur Organisasi Museum Swasta... 28

Bagan 2.4 Struktur Organisasi Museum Pemerintah ... 29

Bagan 2.5 Struktur Organisasi Museum Secara Umum ... 29

(16)

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sirkulasi Pengunjung Yang Diarahkan Dengan Sistem Tata Pamernya .... 45

Gambar 2.2 Tipe Dasar Dari Orientasi Pengunjung Di Ruang Pamer ... 49

Gambar 2.3 Petunjuk Tentang Ruangan Di Ruang Pamer ... 49

Gambar 2.5 Beragam Sistem Pencahayaan Yang Digunakan Dalam Ruang ... 66

Gambar 2.6 Sumber Pencahayaan Pada Sudut Langit-Langit Atas Ruangan ... 68

Gambar 2.7 Sumber Pencahayaan Yang Ditutupi Panel/Kaca ... 68

Gambar 2.8 Pencahayaan Khusus Pada Ambalan ... 69

Gambar 2.9 Pencahayaan Khusus Pada Ambalan ... 70

Gambar 2.10 Daerah Refleksi Pencahayaan Terhadap Benda Pamer ... 70

Gambar 2.11 Letak Sumber Pencahayaan Terhadap Benda Pamer 3D ... 71

Gambar 2.12 Penempatan Kisi-Kisi Dibawah Lampu ... 71

Gambar 2.13 Refleksi Pencahayaan Pada Bidang Kaca Miring ... 72

Gambar 2.14 Refleksi Pencahayaan Pada Bidang Kaca Miring ... 72

Gambar 2.15 Kemungkinan Yang Terjadi Pada Ventilasi Silang ... 73

Gambar 2.16 Jarak Dan Sudut Pandang Yang Baik ... 85

Gambar 2.17 Daerah Visual Manusia ... 85

Gambar 2.18 Gerakan Kepala Manusia ... 85

Gambar 2.19 Penyajian Benda 2D Panel... 87

Gambar 2.20 Penyajian Benda 2D dan 3D ... 87

Gambar 2.21 Penyajian Benda 3D Batuan ... 87

Gambar 2.22 Penyajian Benda 3D Benda Kecil Berharga ... 87

Gambar 2.23 Penyajian Benda Diorama ... 88

Gambar 2.24 Penyajian Berdasar Split level ... 88

Gambar 2.25 Penyajian Dengan Mezanin ... 89

Gambar 2.26 Penyajian Dengan Dekorasi Moral ... 89

Gambar 2.27 Penyajian Benda 2D dan 3D Berdasar Split Level Plafon... 89

Gambar 2.28 Sistem Display Film ... 90

Gambar 2.29 Sistem Display Computer ... 90

Gambar 2.30 Sistem Display Remote Control Dan Tata Lampu ... 90

Gambar 2.31 Sistem Materi Koleksi Berputar ... 90

(17)

commit to user

xvii

Gambar 2.33 Sistem Keamanan ... 116

Gambar 2.34 Sistem Pengarahan ... 117

Gambar 2.35 Sistem Pencahayaan Benda Koleksi ... 117

Gambar 2.36 Ceiling Lantai 1 ... 117

Gambar 2.37 Pola Lantai Area Emas dan Keramik... 118

Gambar 2.38 Diorama Lantai 1 ... 118

Gambar 2.44 Hubungan Antar Ruang ... 142

Gambar 2.45 Zoning ... 143

Gambar 2.46 Grouping ... 143

Gambar 2.47 Museum Of Memory and Tolerance Meksiko ... 145

Gambar 2.48 Denah Existing ... 155

Gambar 2.49 Denah Perubahan ... 156

Gambar 2.50 Denah Interior ... 157

Gambar 2.51 Layout ... 158

Gambar 2.52 Floor Plan ... 159

Gambar 2.53 Reflected Ceiling Plan ... 160

Gambar 2.54 Tampak Potongan AA ... 161

Gambar 2.55 Tampak Potongan BB-CC ... 162

Gambar 2.56 Tampak Potongan DD-EE ... 163

Gambar 2.57 Tampak Potongan FF ... 164

Gambar 2.58 Detail Konstruksi 1 ... 165

Gambar 2.59 Detail Konstruksi 2 ... 166

Gambar 2.60 Detail Konstruksi 3 dan 4 ... 167

Gambar 2.61 Furniture (display souvenir) ... 168

Gambar 2.62 Furniture (kursi cafe) ... 169

Gambar 2.63 Furniture (sofa cafe) ... 170

(18)

commit to user

xviii

Gambar 2.65 Aksonometri ... 172

Gambar 2.66 Perspektif 1 ... 173

Gambar 2.67 Perspektif 2 ... 174

Gambar 2.68 Perspektif 3 ... 175

(19)

commit to user

xix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Level Cahaya yang Dianjurkan ... 25

Tabel 2.2 Alternatif Layout dalam Ruang Pamer ... 36

Tabel 2.3 Pola Sirkulasi dalam Museum ... 42

Tabel 2.4 Pola Hubungan antara Sirkulasi dan Ruang Pamer ... 43

Tabel 2.5 Pencarian Orientasi oleh Pengunjung ... 48

Tabel 2.6 Pola Pengunjung dalam Pemiliha Rute ... 51

Tabel 2.7 Pola Pengunjung dalam Peralihan Rute ... 52

Tabel 2.8 Kejenuhan Pengunjung terhadap Objek dan Ruang Pamer ... 54

Tabel 2.9 Luas Area Ruang Pamer yang Dilalui Pengunjung ... 56

Tabel 2.10 Penarik dan Pengalih Perhatian dalam Ruang Pamer ... 57

Tabel 2.11 Bentuk Organisasi Ruang ... 58

Tabel 2.12 Ukuran Penggunaan Iluminasi ... 65

Tabel 2.13 Analisa Kebutuhan Ruang Pengunjung ... 127

Tabel 2.14 Analisa Kebutuhan Ruang Pengelola ... 128

Tabel 2.15 Besaran Ruang, Kegiatan dan Dimensi Furniture ... 129

Tabel 2.16 Alternatif Organisasi Ruang ... 139

Tabel 2.17 Hasil Analisa Organisasi Ruang ... 139

Tabel 2.18 Analisa Tipe Sirkulasi Pengunjung ... 141

Tabel 2.19 Analisa Bahan dan Kegunaan Lantai... 145

Tabel 2.20 Analisa Bahan dan Kegunaan Dinding ... 146

(20)

commit to user

i

TUGAS AKHIR

DESAIN INTERIOR

MUSEUM KEBUDAYAAN CHINA

DI SURABAYA

DENGAN PENDEKATAN KONSEP MODERN

Disusun Untuk Memenuhi Syarat mendapatkan Gelar Sarjana Seni Rupa

Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Disusun oleh

FAHMY RADHIKA

C0807001

JURUSAN DESAIN INTERIOR

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(21)

commit to user

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

DESAIN INTERIOR

MUSEUM KEBUDAYAAN CHINA

DI SURABAYA

Dengan Pendekatan Konsep Modern

Disetujui untuk diajukan, guna melengkapi syarat kelulusan Tugas Akhir

Jurusan Desain Interior

Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

2012

Disusun oleh: FAHMY RADHIKA

C 08007001

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. IF. Bambang Sulistyono, Sk, M.T.arch Silfia Mona A, ST. M.Arch NIP. 19621125 199303 1 001 NIP. 19790226 200212 2 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Desain Interior

Anung B Studyanto, S.Sn, MT

(22)

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disahkan dan dipertanggung jawabkan pada sidang Tugas Akhir

Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret Surakarta

2012

Penguji :

Ketua Drs. Ken Sunarko, M.Si. ( )

NIP. 19511128 198303 1 001

Sekretaris Lu’lu Purwaningrum, S.Sn, MT. ( )

NIP. 19770612 200112 2 003

Penguji 1 Drs. IF. Bambang S, Sk, M.T.arch ( )

NIP. 19621125 199303 1 001

Penguji II Silfia Mona A, ST. M.Arch ( )

NIP. 19790226 200212 2 002

Mengetahui :

Dekan Ketua Jurusan

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Desain Interior

Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D Anung B Studyanto, S.Sn, MT

(23)

commit to user

iv

PERNYATAN

Nama : Fahmy Radhika

NIM : C 0807001

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Tugas Akhir

berjudul “Desain Interior Museum Kebudayaan China di Surabaya

(Dengan Pendekatan Konsep Modern)” adalah benar-benar karya

sendiri, bukan plagiat dan dibuatkan orang lain. Hal-hal yang bukan

karya saya, dalam Laporan Tugas Akhir ini diberi tanda citasi (kutipan)

dan ditunjukkan dalam Daftar Pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar,

maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan Tugas

Akhir dan gelar Sarjana yang telah diperoleh.

Surakarta, 1 Januari 2012

Yang membuat pernyataan,

(24)

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada :

1. Ibu dan Bapak serta kakakku tercinta

2. Semua teman yang membantu TA ku

3. Saudara-saudariku se-Desain Interior, UNS

(25)

commit to user

vi

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada

kemudahan. Maka apabila kamu telah

selesai (dari sesuatu urusan), Kerjakanlah

dengan sungguh-sungguh (urusan) yang

(26)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur hanyalah milik Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan anugrah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan

penyusunan Laporan Tugas Akhir “Desain Interior Museum Kebudayaan China

Di Surabaya” ini dengan baik.

Penyusunan penulisan ini diajukan untuk melengkapi Laporan Tugas

Akhir sebagai persyaratan menempuh gelar Sarjana di Jurusan Desain

Interior, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

kedua Orang tua beserta keluarga kami yang telah banyak memberikan motivasi,

dukungan serta doa’nya demi kelancaran proses TA maupun penyusan

penulisan ini. Tidak lupa pula penulis juga ingin mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Anung B Studyanto, S.Sn, MT selaku Ketua Jurusan Desain Interior

UNS

2. Iik Endang SW, S.Sn, M.Ds. selaku koordinator Tugas Akhir

3. Drs. IF. Bambang Sulistyono, Sk.,M.T.arch dan Silfia Mona A, ST.

M.Arch selaku dosen pembimbing tugas akhir yang selalu memberikan

pengarahan.

4. Seluruh Dosen, staf dan rekan-rekan di Jurusan Desain Interior

UNS, terimakasih atas ilmu, pengalaman, nasihatnya yang takkan

pernah sia-sia.

5. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebut satu per satu, yang telah

banyak memberikan dukungan.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan

penulisan ini, namun dengan penuh harapan semoga penulisan ini dapat

bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

Surakarta, 1 Januari 2012

(27)

commit to user

viii

DESAIN INTERIOR

MUSEUM KEBUDAYAAN CHINA

DI SURABAYA

( Dengan Pendekatan Konsep Modern )

Fahmy Radhika 1

Drs. IF. Bambang Sulistyono S, Sk. MT 2

Silfia Mona Aryani, ST. M.Arch3

ABSTRAKSI

Fahmy Radhika. C0807001. 2012. Desain Interior Museum Kebudayaan

China di Surabaya (Dengan Pendekatan Konsep Modern). Pengantar

Tugas Akhir: Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Senirupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Permasalahan yang akan dibahas dalam Desian Interior Kebudayaan China ini, yaitu (1) Bagaimana mendesain interior museum kebudayaan China sebagai sarana informasi, edukasi, dan rekreasi yang inspiratif bagi pengunjung museum? (2) Bagaimana mendesain interior museum kebudayaan China dengan penataan sistem display materi

yang interaktif tanpa meninggalkan aspek keamanan benda – benda materi

dan kenyamanan pengunjung? (3) Bagaimana mendesain interior museum kebudayaan China yang sesuai dengan konsep modern?

Metode yang digunakan dalam pembahasan masalah adalah metode pembahasan analisa interaktif, dimana ada tiga tahap pokok yang digunakan oleh peneliti, yaitu: (1) Data Reduksi adalah proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi data. (2) Data Display, Merupakan suatu penyusunan informasi sebelum menyusun sebuah

kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. (3) Concludeing Drawing,

Dari awal penelitian data penelitian sudah harus memulai melakukan pencatatan peraturan, pola-pola pertanyaan, arahan sebab-akibat dan proporsi- proporsi.

Dari analisis ini dapat disimpulkan beberapa hal: (1) Desain Interior Museum Kebudayaan China memerlukan proses desain yang matang, mulai dari berbagai pertimbangan dan analisa studi literature maupun studi lapangan hingga terwujud adanya konsep perancangan desain untuk selanjutnya diterapkan dalam perancangan. (2) dalam Desain Interior Museum Kebudayaan China, tema perancangan memiliki peran penting didalam memecahkan suatu masalah yang mana ide gagasan bisa bermula dari sebuah tema yang diangkat. Konsep yang dihadirkan

dalam perancangan ini adalah “Modern”.

1

Mahasiswa Jurusan Desain Interior dengan NIM C0807001 2

Dosen Pembimbing 1 3

(28)

commit to user

ix

INTERIOR DESIGN OF CHINESE CULTURAL MUSEUM IN SURABAYA

(Using A Modern Concept Approach)

Fahmy Radhika1

Drs. IF. Bambang Sulistyono, S.Sk.MT,2

Silfia Mona Aryani, ST. M.Arch3

ABSTRACT

Fahmy Radhika. C0807001. 2012. Interior Design of Chinese Cultural Museum in

Surabaya (Using Modern Concept Approach). Introduction to Final Project:

Interior Design Department of Faculty of Letters and Fine Arts of Surakarta Sebelas Maret University.

The problems addressed in this Interior Design of Chinese Culture are: (1) How to design an interior of Chinese cultural museum as the inspiring information, education, and recreation media for the visitors of museum? (2) How to design an interior of Chinese cultural museum with an interactive material display system layout without abandoning the security aspect of material objects

and visitors’ comfort? and (3) How to design an interior of Chinese culture

museum consistent with modern concept?

The method used in the problem discussion was an interactive analysis method, consisting of three main stages: (1) Data reduction including the process of selecting, focusing, simplifying and abstracting data. (2) Data display constituting the process of organizing information before drawing a conclusion from the research conducted. (3) Conclusion drawing, since the beginning of data research, the research should had started to record rules, question pattern, causal direction, and proportions

From the analysis, the following conclusions could be drawn. (1) An interior design of Chinese Cultural Museum needed a mature designing from a variety of consideration and analysis on literature study to field study until a design concept was realized to be applied later in the designing. (2) In the Interior Design of Chinese Cultural Museum, the theme of designing played an important role in solving a problem in which the idea might depart from a theme raised. The

concept presented in this design was “Modern”.

1

Student, Interior Design Department with NIM C0807001 2

First Consultant 3

(29)

commit to user

2.2.2. Sejarah Perkembangan Museum ... 11

2.2.3. Fungsi, Tujuan dan Tugas Museum ... 14

(30)

commit to user

xi

2.2.5. Persyaratan Museum ... 19

2.2.6. Koleksi Museum ... 21

2.2.7. Metode Penyajian Koleksi... 26

2.2.8. Peralatan Museum ... 27

2.2.9. Struktur Organisasi Museum... 27

2.2.10. Pengunjung Museum ... 30

2.3. Tinjauan Khusus Museum ... 32

2.3.1. Tinjauan Ruang Museum ... 32

2.3.2. Tinjauan Sirkulasi... 36

2.3.3. Tinjauan Organisasi Ruang ... 58

2.3.4. Komponen Pembentuk Ruang... 60

2.3.5. Sistem Interior ... 63

3.3. Waktu Operasional Museum Nasional ... 114

3.4. Sistem Display ... 114

3.5. Sistem Maintenance ... 115

3.6. Fasilitas ... 115

(31)

commit to user

4.2.2. Struktur Organisasi... 123

4.2.3. Waktu Operasional ... 123

4.7.1. Analisa Alternatif Organisasi Ruang ... 138

4.7.2. Hasil Analisa Bentuk Organisasi Ruang ... 139

(32)

commit to user

Gambar Furniture (display souvenir) ... 168

Gambar Furniture (kursi cafe)... 169

Gambar Furniture (sofa cafe) ... 170

Gambar Furniture (vitrin) ... 171

Aksonometri ... 172

Perspektif 1 ... 173

Perspektif 2 ... 174

Perspektif 3 ... 175

(33)

commit to user

xiv

DAFTAR SKEMA

Skema 1.1 Skema Arus dan Sirkulasi Koleksi di Dalam Museum ... 40

Skema 1.2 Skema Arus dan Sirkulasi Pengunjung di Dalam Museum ... 41

Skema 4.1 Pola Kegiatan Pengelola Bagian Administrasi ... 124

Skema 4.2 Pola Kegiatan Pengelola Bagian Perawatan dan Dokumentasi... 124

Skema 4.3 Pola Kegiatan Pengelola Bagian Bimbingan dan Edukasi ... 125

Skema 4.4 Pola Kegiatan Pengelola Bagian Persiapan Pameran ... 125

Skema 4.5 Pola Kegiatan Pengelola Bagian Servis ... 126

Skema 4.6 Pola Kegiatan Pengunjung atau Wisatawan Umum ... 126

(34)

commit to user

xv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Pola Pikir Perancangan ... 6

Bagan 2.2 Struktur Permuseuman di Indonesia ... 28

Bagan 2.3 Struktur Organisasi Museum Swasta... 28

Bagan 2.4 Struktur Organisasi Museum Pemerintah ... 29

Bagan 2.5 Struktur Organisasi Museum Secara Umum ... 29

(35)

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sirkulasi Pengunjung Yang Diarahkan Dengan Sistem Tata Pamernya .... 45

Gambar 2.2 Tipe Dasar Dari Orientasi Pengunjung Di Ruang Pamer ... 49

Gambar 2.3 Petunjuk Tentang Ruangan Di Ruang Pamer ... 49

Gambar 2.5 Beragam Sistem Pencahayaan Yang Digunakan Dalam Ruang ... 66

Gambar 2.6 Sumber Pencahayaan Pada Sudut Langit-Langit Atas Ruangan ... 68

Gambar 2.7 Sumber Pencahayaan Yang Ditutupi Panel/Kaca ... 68

Gambar 2.8 Pencahayaan Khusus Pada Ambalan ... 69

Gambar 2.9 Pencahayaan Khusus Pada Ambalan ... 70

Gambar 2.10 Daerah Refleksi Pencahayaan Terhadap Benda Pamer ... 70

Gambar 2.11 Letak Sumber Pencahayaan Terhadap Benda Pamer 3D ... 71

Gambar 2.12 Penempatan Kisi-Kisi Dibawah Lampu ... 71

Gambar 2.13 Refleksi Pencahayaan Pada Bidang Kaca Miring ... 72

Gambar 2.14 Refleksi Pencahayaan Pada Bidang Kaca Miring ... 72

Gambar 2.15 Kemungkinan Yang Terjadi Pada Ventilasi Silang ... 73

Gambar 2.16 Jarak Dan Sudut Pandang Yang Baik ... 85

Gambar 2.17 Daerah Visual Manusia ... 85

Gambar 2.18 Gerakan Kepala Manusia ... 85

Gambar 2.19 Penyajian Benda 2D Panel... 87

Gambar 2.20 Penyajian Benda 2D dan 3D ... 87

Gambar 2.21 Penyajian Benda 3D Batuan ... 87

Gambar 2.22 Penyajian Benda 3D Benda Kecil Berharga ... 87

Gambar 2.23 Penyajian Benda Diorama ... 88

Gambar 2.24 Penyajian Berdasar Split level ... 88

Gambar 2.25 Penyajian Dengan Mezanin ... 89

Gambar 2.26 Penyajian Dengan Dekorasi Moral ... 89

Gambar 2.27 Penyajian Benda 2D dan 3D Berdasar Split Level Plafon... 89

Gambar 2.28 Sistem Display Film ... 90

Gambar 2.29 Sistem Display Computer ... 90

Gambar 2.30 Sistem Display Remote Control Dan Tata Lampu ... 90

Gambar 2.31 Sistem Materi Koleksi Berputar ... 90

(36)

commit to user

xvii

Gambar 2.33 Sistem Keamanan ... 116

Gambar 2.34 Sistem Pengarahan ... 117

Gambar 2.35 Sistem Pencahayaan Benda Koleksi ... 117

Gambar 2.36 Ceiling Lantai 1 ... 117

Gambar 2.37 Pola Lantai Area Emas dan Keramik... 118

Gambar 2.38 Diorama Lantai 1 ... 118

Gambar 2.44 Hubungan Antar Ruang ... 142

Gambar 2.45 Zoning ... 143

Gambar 2.46 Grouping ... 143

Gambar 2.47 Museum Of Memory and Tolerance Meksiko ... 145

Gambar 2.48 Denah Existing ... 155

Gambar 2.49 Denah Perubahan ... 156

Gambar 2.50 Denah Interior ... 157

Gambar 2.51 Layout ... 158

Gambar 2.52 Floor Plan ... 159

Gambar 2.53 Reflected Ceiling Plan ... 160

Gambar 2.54 Tampak Potongan AA ... 161

Gambar 2.55 Tampak Potongan BB-CC ... 162

Gambar 2.56 Tampak Potongan DD-EE ... 163

Gambar 2.57 Tampak Potongan FF ... 164

Gambar 2.58 Detail Konstruksi 1 ... 165

Gambar 2.59 Detail Konstruksi 2 ... 166

Gambar 2.60 Detail Konstruksi 3 dan 4 ... 167

Gambar 2.61 Furniture (display souvenir) ... 168

Gambar 2.62 Furniture (kursi cafe) ... 169

Gambar 2.63 Furniture (sofa cafe) ... 170

(37)

commit to user

xviii

Gambar 2.65 Aksonometri ... 172

Gambar 2.66 Perspektif 1 ... 173

Gambar 2.67 Perspektif 2 ... 174

Gambar 2.68 Perspektif 3 ... 175

(38)

commit to user

xix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Level Cahaya yang Dianjurkan ... 25

Tabel 2.2 Alternatif Layout dalam Ruang Pamer ... 36

Tabel 2.3 Pola Sirkulasi dalam Museum ... 42

Tabel 2.4 Pola Hubungan antara Sirkulasi dan Ruang Pamer ... 43

Tabel 2.5 Pencarian Orientasi oleh Pengunjung ... 48

Tabel 2.6 Pola Pengunjung dalam Pemiliha Rute ... 51

Tabel 2.7 Pola Pengunjung dalam Peralihan Rute ... 52

Tabel 2.8 Kejenuhan Pengunjung terhadap Objek dan Ruang Pamer ... 54

Tabel 2.9 Luas Area Ruang Pamer yang Dilalui Pengunjung ... 56

Tabel 2.10 Penarik dan Pengalih Perhatian dalam Ruang Pamer ... 57

Tabel 2.11 Bentuk Organisasi Ruang ... 58

Tabel 2.12 Ukuran Penggunaan Iluminasi ... 65

Tabel 2.13 Analisa Kebutuhan Ruang Pengunjung ... 127

Tabel 2.14 Analisa Kebutuhan Ruang Pengelola ... 128

Tabel 2.15 Besaran Ruang, Kegiatan dan Dimensi Furniture ... 129

Tabel 2.16 Alternatif Organisasi Ruang ... 139

Tabel 2.17 Hasil Analisa Organisasi Ruang ... 139

Tabel 2.18 Analisa Tipe Sirkulasi Pengunjung ... 141

Tabel 2.19 Analisa Bahan dan Kegunaan Lantai... 145

Tabel 2.20 Analisa Bahan dan Kegunaan Dinding ... 146

(39)

commit to user BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Seni budaya Cina merupakan warisan budaya yang paling tua di dunia

selain itu juga mempunyai nilai yang tinggi. Kasya seni nya kurang lebih di mulai

tahun 4000 SM. Banyak sekali karya seni yang menakjubkan ditemukan pada

makan raja pada masa jayanya atau pada makan saudagar kaya pada saat itu.

Karya-karya yang menakjubkan terjadi pada masa dinasti Shang (1766-1122 SM),

Ming (1368-1644), Qing (1644-1912). Pada masa jayanya dari dinasti tersebut

mempunyaai karakter seni yang berbeda-beda tidak hanya dalam bentuk lukisan

maupun pahatan tetapi juga barang tembikar, puisi maupun novel. Perabot rumah

tangga, barang hiasan dan seni menata ruang serta seni taman masih banyak ditiru

hingga sekarang. (Ensiklopedia Nasional Indonesia jilid 14, 1990, hal 144)

Seni budaya Cina mengalami perkembangan seiring berjalannya kemajuan

pada aspek seni dan budaya. Indonesia seni budaya Cina mempunyai pengaruh

yang besar baik dari adat perkawinan sampai pada seni bentuk. Pentingnya sebuah

karya seni dan budaya Cina yang sudah ada maka diperlukan tempat yang bisa

mewadahi hasil karya seni. Dengan melihat adaanya kebutuhan dibentuklah

Museum Kebudayaan Cina yang berfungsi memamerkan karya-karya yang

mempunyai nilai seni tinggi.

Museum adalah sebuah badan atau lembaga yang tetap, yang tidak

mencari keuntungan, yang bertugas menghimpun, merawat, meneliti, dan

menyajikan untuk kepentingan studi dan kenikmatan setiap benda, pembuktian

alam, manusia dan kebudayaan. (ICOM : International Council Of Museum)

Museum pada saat ini dirasa kurang menarik serta kurang representatif

dalam menampilkan benda-benda koleksinya. Berbagai macam pendapat dan

gambaran masyarakat mengenai museum bisa dikatakan menyedihkan karena

mereka menggambarkan bahwa museum itu adalah tempat yang membosankan.

Padahal tujuan dari adanya museum adalah sebagai sarana penyampaian

pendidikan, informasi dan hiburan hal ini akan menjadi faktor memudarnya minat

(40)

commit to user

mempunyai peran juga dalam melestarikan serta mengembangkan kebudayaan

yang ada di negeri ini karena sebagai media edukasi bagi masyarakat yang mana

memiliki informasi-informasi penting mengenai budaya.

Dari penjelasan di atas, dibutuhkan suatu tempat yang mendukung,

representatif dan informatif untuk menampilkan karya seni yang ada,dengan baik

juga untuk mengangkat seniman - seniman tersebut ke permukaan kembali agar

lebih dikenal oleh masyarakat baik karya maupun profilnya, selaain itu juga

sebagai motivator bagi para seniman untuk menciptakan sebuah hasil karya seni

yang tidak termakan oleh waktu. Ketika aspek-aspek tersebut terpenuhi maka

masyarakat akan lebih tertarik untuk berkunjung yang pada akhirnya masyarakat

itu sendiri bisa menjadi salah satu tujuan wisata alternatif. Berawal dari faktor

inilah perencanaan dan perancangan museum dan fasilitasnya ini sebagai salah

satu sarana yang memenuhi kebutuhan aktivitas tersebut.

1.2 BATASAN MASALAH

Perencanaan dan perancangan ini dibatasi pada masalah yang berkaitan

dengan aspek perencanaan dan perancangan Museum Kebudayaan China yang

mengandalkan konsep modern dimana di dalamnya terdapat fasilitas utama berupa

area pamer, area souvenir dan fasilitas pendukung seperti gudang, kantor

administrasi, cafe yang saling terkait satu dengan yang lain, dengan luasan

bangunan 1200-1500 m².

1.3 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana menciptakan sebuah museum yang representatif, komunikatif

dan kondusif.

2. Bagaimana mendesain interior Museum Kebudayaan China dengan

penataan sistem display materi yang interaktif tanpa meninggalkan aspek

keamanan benda – benda materi dan kenyamanan pengunjung?

3. Bagaimana mendesain interior Museum Kebudayaan China yang sesuai

(41)

commit to user 1.4 TUJUAN

1. Mendesain interior Museum Kebudayaan China sebagai sarana informasi,

edukasi, dan rekreasi yang inspiratif bagi pengunjung museum.

2. Mendesain interior Museum Kebudayaan China dengan penataan sistem

display materi yang interaktif tanpa meninggalkan aspek keamanan benda

– benda materi dan kenyamanan pengunjung.

3. Mendesain interior Museum Kebudayaan China yang sesuai dengan

pengaplikasian konsep modern.

1.5 SASARAN

1. Sasaran pengunjung:

a. Wisatawan umum (Nusantara dan Mancanegara)

b. Masyarakat umum kota Surabaya dan sekitarnya.

2. Sasaran perancangan desain:

a. Merancang interior dengan mempertimbangkan kebutuhan dan

aktivitas secara fungsional pada Museum Kebudayaan China.

b. Merancang interior dengan mempertimbangkan faktor keamanan dan

kenyamanan serta nilai etestik sebagi ciri khas utama pada Museum

Kebudayaan China.

1.6 MANFAAT

1. Manfaaat bagi Desainer

Memberikan pandangan baru terhadap pengolahan ruang dalam yang

dimana memiliki fungsi museum yang dibutuhkan oleh masyarakat sekitar.

Setiap desainer mampu berkreasi tentang mengolah desain mereka sesuai

dengan yang mereka inginkan dan sukai. Namun, banyak diantara mereka

yang belum mampu untuk benar-benar merealisasikannya. Perancangan ini

diharapkan dapat memberikan pandangan bahwa untuk merealisasikan

desain terlebih dulu berasal dari sebuah mimpi yang kemudian

(42)

commit to user

2. Bagi Dunia Akademik

a. Mengetahui bentuk perkembangan interior sebuah “Museum

Kebudayaan Cina”.

b. Mengenalkan salah satu bentuk perkembangan interior baru dalam

dunia akademik khususnya sebuah museum.

3. Manfaat Bagi Masyarakat:

a. Menambah ilmu pengetahuan mengenai kebudayaan dan kesenian pada

masa Dinasti Ming, Dinasti Qing, Dinasti Shang.

b. Mempererat tali silaturahmi antara etnis tionghoa dengan masyarakat

pribumi khususnya di Surabaya

4. Manfaat Bagi Pemerintah

a. Menambah nilai budaya yang ada di Indonesia yang pada dasarnya

Indonesia kaya akan budaya dari segala etnis.

b. Memperarat hubungan bilateral antara Indonesia dengan Cina

1.7 METODE DESAIN

1. Bentuk Penelitian

Dalam menyelesaikan proses Desian Interior Museum Kebudayaan

China, metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yang

memusatkan pada pendekatan sejarah (approach historical). Dimana

dalam bentuk penelitian ini lebih mengutamakan pengumpulan data

berupa kata – kata / kalimat / gambar yang memiliki arti lebih kaya

daripada sekedar angka atau frekuensi.

2. Lokasi Survey

Demi mendapatkan suatu keakuratan data, perlu dilakukan penelitian

yang dilaksanakan pada Museum Nasional yang berada di Jl. Merdeka

(43)

commit to user 3. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Dalam hal ini peneliti melakukan observasi lokasi yang bisa

dijadikan referensi dan materi pembanding tentang hal-hal yang

berkaitan dengan proyek desain ini, terutama dalam bidang

interior, misalnya tentang sistem display, keamanan, pencahayaan,

dan sebagainya. Dengan mempergunakan alat bantu berupa kamera

foto, alat tulis, dan sebagainya.

b. Wawancara Mendalam ( In Dept Interviewing )

Wawancara dalam pengumpulan data ini bersifat open – ended dan

mendalam dilakukan secara tidak formal. Wawancara ini dilakukan

pada waktu dan konteks yang dianggap tepat guna mendapatkan

data yang rinci dan mendalam.

c. Analisa Konten

Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber

dari arsip dan dokumen yang berhubungan dengan permasalahan

(44)

commit to user 1.8POLA PIKIR PERANCANGAN

Bagan 2.1

(45)

commit to user 1.9SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan dalam Desain Interior Museum Kebudayaan China adalah:

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan mencakup Latar Belakang Masalah yang meliputi

peranan dan keberadaan Museum Kebudayaan Cina di Surabaya,

Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan sasaran, serta

Metodologi yang meliputi metode sistematika pembahasan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Mengemukakan Kajian Teoritis tentang Proyek Desain Interior

Museum Kebudayaan Cina di Surabaya, yang meliputi pembahasan

teori tentang ruang dan manusia, yang di dalamnya mencakup

tentang pengertian, fungsi, klasifikasi, sirkulasi, komponen

pembentuk ruang, sistem interior, sistem keamanan, sistem

penyajian dan display pameran serta pertimbangan desain.

BAB III STUDI LAPANGAN

Merupakan hasil studi observasi di lapangan, baik sebagai dasar

acuan atas pemilihan lokasi perencanaan, maupun sebagai bahan

pembanding dan bahan pengayaan bagi proses analisa dari konsep

Desain Interior Museum Kebudayaan China di Surabaya.

BAB IV ANALISA DESAIN

Merupakan uraian tentang program kegiatan dan program ruang

yang akan melatar belakangi terciptanya karya desain interior yang

meliputi definisi proyek, asumsi lokasi, status kelembagaaan,

struktur orhanisasi, program kegiatan, alur kegiatan, program

ruang, besaran ruang, pembentuk ruang, pengisi ruang, sistem

interior, sistem keamanan, sistem organisasi ruang, sistem sirkulasi,

pola hubungan aantar ruang, zoning grouping.

BAB V KONSEP DESAIN

Merupakan uraian tentang ide atau gagasan beserta tema, suasana

(46)

commit to user

sistem interior, dan sistem keamanan yang akan melatar belakangi

terciptanya karya desain interior

BAB VI KESIMPULAN

Berisi tentang kesimpulan dari hasil analisa data , evaluasi konsep

perencanaan dan perancangan serta keputusan desain dari konsep

perencanaan.

DAFTAR PUSTAKA

(47)

commit to user BAB II

KAJIAN LITERATUR

2.1 PENGERTIAN JUDUL

Pengertian judul proyek “ Desain Interior Museum Kebudayaan China di

Surabaya ” dengan Pendekatan Konsep Modern adalah sebagai berikut :

Desain : 1) Rancangan, rencana suatu bentuk dan sebaginya.

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990 : 138)

2) Suatu sistem yang berlaku untuk segala macam

jenis perancangan dimanan titik beratnya adalah

melihat sesuatu persoalan tidak secara tepisah atau

tersendiri melainkan sebagi suatu kesatuan dimana

satu masalah dengan lainnya saling kait mengkait.

(Suptandar, 1999 : 12)

Interior : 1) Ruang dalam suatu bangunan, yang

mengungkapkan tata kehidupan manusia melalui

media ruang. (Ensiklopedi Nasional Indonesia,

1991 : 197)

2) Bagian dalam gedung (ruang, dsb), tatanan

perabot (hiasan, dsb) di ruang dalam gedung.

(Kamus Besar Bahasa Indonesia,1993 : 483).

Desain Interior : Adalah karya arsitek atau desainer yang khusus

menyangkut bagian dalam dari suatu bangunan.

(Suptandar, 1999 : 11)

Museum : Sebuah badan atau lembaga yang tetap, yang

tidakmencari keuntungan, yang bertugas

menghimpun, merawat, meneliti, dan menyajikan

untuk kepentingan studi dan kenikmatan setiap

benda, pembuktian alam, manusia dan kebudayaan.

(48)

commit to user

Kebudayaan : Hasil akhir dari sebuah perilaku ataupun akalbudi dari

manusia seperti kepeercayaan, keseniaan, adat

istiadat dan lain sebagainya

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990, hal.132)

China : Wilayah luas serta keadaan alam yang heterogen.

Lingkup geografisnya membentang dari Siberia

hingga daerah beriklim tropis dan dari Sanudra

Pasifik hingga mencapai jantung Asia Tengah.

(Ivan Taniputera, History Of China, 2009, halaman

21)

Surabaya : Ibukota Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Surabaya

merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah

Jakarta. Dengan jumlah penduduk metropolisnya

yang mencapai 3 juta jiwa, Surabaya merupakan

pusat bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan di

kawasan Indonesia timur. Surabaya terkenal dengan

sebutan Kota Pahlawan karena sejarahnya yang

sangat diperhitungkan dalam perjuangan merebut

kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah. Kata

Surabaya konon berasal dari cerita mitos

pertempuran antara sura (ikan hiu) dan baya dan

akhirnya menjadi kota Surabaya.

Modern : yang terbaru, tidak tradisional, kekinian. (Kamus

Besar Bahasa Indonesia,1993 : 370).

Jadi, “Desain Interior Museum Kebudayaan China dengan Pendekatan

Konsep Modern” adalah sebuah tempat yang mempunyai berbagai fasilitas

rekreasi dan informasi tentang kebudayaan Cina khususnya pada era Dinasti

Ming, Dinasti Qing, Dinasti Shang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang

ingin mencari informasi dan edukasi serta tema interior yang disesuaikan dengan

(49)

commit to user 2.2TINJAUAN UMUM MUSEUM

2.2.1 Pengertian Museum

Museum berasal dari kata “Mouseion” yang merupakan

kuil klasik tempat pemujaan Dewi Muse dalam mitologi Yunani,

yang dipercaya sebagai lambang cabang ilmu pengetahuan dan

kesenian. Museum adalah suatu lembaga yang bersifat badan

hukum yang tetap, tidak mencari keuntungan dalam

pelaksanaannya kepada masyarakat, tetapi untuk memajukan

masyarakat lingkungannya, serta terbuka untuk umum. Museum

mengadakan kegiatan pengadaan, pengawetan, riset, komunikasi

dan pameran segala macam benda bahan pembuktian tentang

kehadiran umat manusia dan lingkungannya untuk tujuan tertentu,

pengkajian dan pendidikan maupun kesenangan.

(Moh. Amir Sutarga, 1989 : 23)

2.2.2 Sejarah dan Perkembangan Museum

Sejarah Museum diawali dengan munculnya naluri ilmiah

manusia, yaitu naluri untuk melakukan pengumpulan (collecting

instinct). Sejak 85.000 tahun silam sudah merupakan tukang

himpun, terbukti dari oleh hasil penelitian para arkeolog dalam

gua-gua di Eropa dimana berdiam manusia Neanderthal dimana

didalam gua ini ditemukan kepingan-kepingan batu yang disebut

juga oker, fosil aneka bentuk, serta bebatuan lainnya.

Koleksi ini merupakan penyajian pertama yang disebut

Curiokabinet dan merupakan yang tertua dan nama ini merupakan

museum pertama dalam sejarah dunia.

Pada akhir abad 18 di Eropa Barat, banyak muncul kegiatan

– kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Eropa dalam bidang –

bidang ilmiah, hingga banyak pula berdiri perkumpulan atau

lembaga ilmiah. Salah satunya berdiri sejenis museum yang

(50)

commit to user

Diawali dengan pecahnya revolusi perancis, yang kemudian

melahirkan semboyan Liberte, Egalite et Fraternite (merdeka,

persamaan dan persaudaraan), membawa perubahan pada sendi –

sendi kehidupan yang lama dengan lahirnya bibit – bibit demokrasi

barat yang menjadi sebuah tatanan kehidupan baru bagi bangsa

Eropa. Perubahan tatanan kehidupan ini menyebabkan disitanya

banyak istana milik raja maupun para bangasawan oleh negara dan

semua koleksi yang awalnya hanya diperuntukkan khusus bagi

keluarga raja beserta kerabatnya dan para bangsawan, menjadi

terbuka untuk umum atau rakyat. Sebagai contoh adalah museum

Le Louvre di Paris, Perancis, yang berasal dari koleksi Raja Frans I

yang selanjutnya diperluas oleh Raja Louis XIV dari Fotainebleau

ke istana Louvre sekarang.

Sejak saat itulah kemudian museum menjadi salah satu

lambang bagi kedaulatan rakyat khususnya dibidang ilmu

pengetahuan, kebudayaan maupun seni dan tidak lagi hanya

menjadi monopoli kaum bangsawan dan kaum cendikiawan saja,

tetapi telah menjadi milik umum dan seluruh lapisan masyarakat.

Dalam perkembangan berikutnya museum lebih menonjolkan

fungsi rekreasi daripada fungsi edukatifnya. Setelah perang dunia

II banyak negara yang sadar bahwa kehidupan cultural, seperti

halnya dunia pendidikan dipandang perlu untuk dimasukkan

dalam jangkauan strategis kebudayaan dan dikelola oleh sistem

adminstrasi kebudayaan.

Secara internasional perlu adanya kerjasama di bidang

kebudayaan dan tugas ini kemudian dipercayakan pada UNESCO,

sebagai salah satu badan PBB yang mengurusi masalah

pendidikan, kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Selanjutnya

dibidang permuseuman, UNESCO membenuk suatu lembaga yang

mengurusi masalah permuseuman secara internasional, yang

(51)

commit to user

Pada tahun 1981, ICOM memiliki anggota kurang lebih 7000

anggota dari semua negara anggota PBB.

Di Indonesia sendiri mempunyai sejarah ilmu dan kesenian

yang paling tua diantara Negara-negara Asia Tenggara lainnya. Hal

ini dikaitkan dengan sejarah jaman kolonialisme dan Imperialisme.

Pada tanggal 24 April 1778, Bataviaasch Genootschap van

Kunsten en Wetenschappen, badan usaha yang bertujuan

memajukan penelitian dalam bidang seni, ilmu, khususnya bidang

ilmu sejarah, arkeologi, etnografi, dan fisika serta menerbitkan

berbagai penelitian, mendirikan suatu lembaga ilmu pengetahuan.

JCM. Radermacher, sebagai pendiri menyumbangkan sebuah

rumah berikut koleksi budaya sebagai cikal bakal museum di

Indonesia.

Dengan bertambahnya jumlah koleksi, pada awal abad ke

19, Sir Thomas Stamford Raffles membangun gedung baru di Jalan

Majapahit nomor 3, yang diberi nama Literary Society. Dan pada

tahun 1862, pemerintah Hindia Belanda memutuskan untuk

membangun gedung museum baru yang dapat digunakan sebagai

kantor sekaligus untuk memamerkan koleksi. Gedung itu terletak

di Jalan Medan Merdeka Barat nomor 12, Jakarta Pusat.

Diresmikan pada tahun 1868, yang kemudian dikenal dengan nama

Museum Gajah, karena terdapat patung Gajah yang terbuat dari

perunggu, yang merupakan hadiah dari raja Culalongkorn, dari

Thailand. Museum ini juga disebut Museum Arca, karena

didalamnya tersimpan berbagai jenis dan bentuk arca yang berasal

dari berbagai kurun waktu. Pada tanggal 29 Febuari 1950.

Lembaga tersebut menjadi Lembaga Kebudayaan Indonesia, dan

pada tanggal 17 September 1962 diserahkan kepada pemerintah

Indonesia dan menjadi Museum Pusat, dan pada tanggal 28 Mei

1979 berubah nama menjadi Museum Nasional yang merupakan

(52)

commit to user

Perkembangan museum di Indonesia mengalami pasang

surut. Pada tahun 1662 didirikan De Ambonsche Raritteinkamer,

oleh Rumpuis, tetapi kemudian lenyap dimakan tahun.

Pada abad 20 didirikan Museum Aceh pada masa

pemerintahan Hindia Belanda dan diresmikan ole Gubernur Sipil

dan Militer Aceh Jendral HMA Swart pad atanggal 31 Juli 1915.

Museum ini dkembangkan menjadi Museum Negri Provinsi Aceh.

Tahun 1922 Von Faber, warga Surabaya keturunan Jerman

menderkan Museum Steelijk Historish Museum Surabaya, yang

saat ini berubah namanya menjadi Museum Negeri Mpu Tantular.

Di Bali pada tanggal 8 September 1932 diresmikan sebuah

museum dengan nama Bali museum, yang kemudian pada tahun

1965 dierahkan kepada pemerintah, dan saat ini namanya menjadi

Museum Negeri Proinsi Bali. Di Yogyakarta sejak tahun 1924

dirintas sebuah museum oleh Java Institut yang pada tahun 1935

diresmikan menjadi Museum Sonobudoyo, kemudian setelah

proklamasi museum ini dikelola oleh pemerintah daerah, dan

akhirnya pada tahun 1974 museum ini diserahkan ke pemerintah

pusat. Setelah tahun 1945 Museum-Museum di Indonesia terus

bermunculan baik yang didirikan oleh pihak pemerintah maupun

swasta. Sampai saat ini telah berdiri sekitar 140 buah museum di

Indonesia.

2.2.3 Fungsi, tujuan dan tugas museum

a) Fungsi menurut ICOM, fungsi Museum dengan praktek

pengelolaan museum sehari-hari, sebagai berikut:

1) Pengumpulan dan pengamatan warisan dan budaya

2) Dokumentasi, informasi, dan penelitian alam

3) Konservasi dan preservasi

4) Penyebaran dan pemerataan ilmu pengetahuan untuk masyarakat

umum

(53)

commit to user

6) Pengenalan kebudayaan lintas daerah dan lintas bangsa

7) Visualisasi warisan budaya alam dan budaya

8) Cerminan tumbuhnya dan berkembangnya peradaban umat

manusia

9) Pembangkit rasa bertaqwa dan bersyukur kepada Tuhan Yang

Maha Esa

b) Tujuan Museum

Tujuan museum menurut Sampurno Kadarsan, dapat dibagi

menjadi dua tujuan, yaitu tujuan institutional dan tujuan fungsional.

1) Tujuan institutional

Memberikan pengertian kepada Bangsa Indonesia,

khususnya generasi muda tentang kebudayaan yang pernah ada,

hal ini merupakan watak dan kesadaran bangsa, bahwa

kebudayaan yang dimiliki Indonesia khususnya, sangat agung,

juga sebagai pelindung dan pemelihara dari pengaruh budaya

asing yang tidak sesuai.

2) Tujuan fungsional

Sebagai wadah tujuan fungsional agar dapat berlaku secara

efektif terhadap dua kepentingan yang saling berpengaruh,

yaitu:

(a) Kepentingan obyek

Memberikan wadah atau tempat untuk menyimpan

serta melindungi benda – benda koleksi yang mempunyai

nilai budaya, dari kerusakan atau kemusnahan yang

disebabkan, antara lain pengaruh iklim, alam, biologis

maupun manusia.

(b) kepentingan umum

Menyimpulkan penemuan – penemuan benda,

pemeliharaan dari kerusakan, penyajian benda – benda

(54)

commit to user

(1) Menarik sehingga menimbulkan rasa bangga dan

bertanggung jawab.

(2) Dipelajari dan menunjang ilmu pengetahuan.

3) Tugas museum

Tugas museum disamping sebagai koleksi, preparasi,

edukasi maupun rekreasi, tugas pokok museum dapat diterangkan

sebagai berikut:

(a) Melaksanakan pengumpulan, perawatan dan penyajian benda

yang bernilai budaya dan bernilai historis

(b) Melaksanakan dan menyebarluaskan hasil penelitian

kebudayaan daerah dan bangsa berdasarkan koleksi

(c) Melaksanakan perpustakaan, dokumentasi, dan penelitian

ilmiah

(d) Membuat reproduksi karya kebudayaan nasional

(e) Melaksanakan tata usaha

Selain seperti diuraikan di atas, terdapat pula tugas museum

dibidang tourisme sebagai usaha untuk memperkenalkan harta

budaya bangsa kepada para wisatawan asing.

2.2.4 Jenis Museum

Di Indonesia jenis museum dibagi berdasarkan macam –

macam ilmu pengetahuan. Adanya perbedaan materi yang

dipelajari dalam setiap ilmu pengetahuan dengan sendirinya

membawa pengaruh dalam segala hal yang berkaitan dengan ilmu

pengetahuan tersebut, seperti halnya teori, obyek – obyek yang

dipelajari dan sebagainya.

Pembagian museum berdasarkan perbedaan dalam ilmu

pengetahuan adalah sebagai berikut :

a) Museum ilmu pengetahuan alam dan teknologi, yang termasuk

museum ini adalah museum zoologi, museum botani, museum

industri, museum kesehatan, museum pertanian, museum lalu lintas

(55)

commit to user

b) Museum sejarah dan kebudayaan, termasuk di dalamnya adalah

museum seni rupa, museum etnografi, museum arkeologi, museum

kesenian, museum antropologi, museum perjuangan, museum

pendidikan jasmani dan lain – lain.

Disamping perbedaan berdasarkan kategori ilmu

pengetahuan, pembagian museum dapat diklasifikasikan

berdasarkan tipenya, sebagai berikut :

a) Museum ilmu hayat

b) Museum sejarah dan antropologi

c) Museum ilmu pengetahuan dan teknologi

d) Museum seni (Moh. Amir Sutaarga; 1989: 2)

Dalam Surat Keputusan Mentri Pendidikan dan

Kebudayaan nomor 075/1975, bagian XFVI, pasal 728,

dikemukakan bahwa sistem klasifikasi museum sebenarnya lebih

bersifat fleksibel agar dapat menuju kearah tujuan yang hendak

dicapai yaitu pembinaan dan pengembangan – pengembangan

museum di Indonesia. Hal tersebut di atas dikemukakan lagi dalam

seminar pengelolaan dan pendayagunaan museum di Indonesia,

yang selanjutnya diterbitkan dalam buku. Dalam buku tersebut

disebutkan bahwa, Direktorat Permuseuman membagi museum

menjadi tiga tipe berdasarkan jenis koleksinya, sebagai berikut :

a) Museum Umum, yaitu museum yang tidak membatasi jenis

koleksinya. Koleksinya berupa kumpulan bukti material manusia

dan lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai disiplin ilmu

pengetahuan dan teknologi maupun berbagai cabang – cabang seni.

b) Museum Khusus, yaitu museum yang membatasi jenis koleksinya,

berupa kumpulan bukti material atau lingkungannya yang berkaitan

dengan satu cabang ilmu pengetahuan atau satu cabang seni atau

satu cabang teknologi.

c) Museum Pendidikan, yaitu museum yang jenis koleksinya

(56)

commit to user

Museum juga dapat digolongkan menurut kedudukannya

ruang lingkup wilayah tugas, sebagai berikut :

a) Museum Nasionalm, adalah museum yang koleksinya terdiri dari

kumpulan benda – benda yang berasal dari, mewakili maupun yang

berkaitan dengan bukti material manusia dan atau lingkungannya

dari seluruh wilayah Indonesia yang bernilai nasional.

b) Museum Regional Propinsi, adalah museum yang benda

koleksinya merupakan kumpulan benda yang berasal, mewakili,

serta berkaitan dengan bukti material manusia atau lingkungannya

dari wilayah propinsi tertentu.

c) Museum Lokal, adalah museum yang benda koleksinya terdiri

kumpulan benda yang berasal, mewakili, dan berkaitan dengan

bukti material manusia dan lingkungannya dari wilayah lokal

setempat, kabupaten atau kotamadya tertentu.

Sedangkan menurut penyelenggaraannya berdasarkan status

hukumnya, museum dapat dibagi dalam kategori, sebagai berikut :

a) Museum Pemerintah, yaitu museum yang diselenggarakan serta

dikelola oleh pemerintah. Museum ini dapat dibagi lagi menjadi

museum yang dikelola oleh pemerintah pusat dan museum yang

dikelola oleh pemerintah daerah.

b) Museum swasta, yaitu museum yang diselenggarakan serta

dikelola oleh pihak swasta.

Sedangkan berdasarkan bentuk bangunannya, museum

dapat dibagi dalam kategori, sebagai berikut :

a) Museum Tertutup, museum yang koleksinya berada didalam suatu

bangunan permanent

b) Museum Terbuka, museum yang sebagian besar koleksinya berada

di luar bangunan permanent.

c) Museum Kombinasi, museum yang koleksinya berada di dalam

(57)

commit to user 2.2.5 Persyaratan Museum

a) Lingkungan Museum

1) Lokasi museum harus strategis, mudah dijangkau untuk umum.

2) Lokasi museum harus sehat;

(a) Tidak terletak di daerah industri yang udaranya sudah

tercemar

(b) Tidak berada pada daerah berawa, tanah berlumpur, tanah

berpasir, dengan elemen-elemen iklim yang berpengaruh

pada lokasi tersebut.

(c) Nilai lingkungan sekitar museum yang bersifat sebagai

pusat rekreasi.

(d) Sesuai dengan peruntukkan bangunan umum.

b) Persyaratan Bangunan

3) Persyaratan Umum:

(a) Bangunan dikelompokkan dan dipisahkan menurut:

(1) Fungsi dan aktivitasnya

(2) Ketenangan dan keramaian

(3) Keamanan

(b) Pintu masuk utama (main entrance) adalah untuk

pengunjung museum

(c) Pintu masuk khusus (service entrance) untuk bagian

pelayanan, perkantoran, rumah serta ruang-ruang pada

bangunan khusus.

(d) Area publik (Public Area), terdiri dari bagian:

(a) Bagian utama (Pameran tetap dan pameran temporer)

(b) Auditorium, gift shop, kafetaria, pos jaga, ticket box,

dan penitipan barang, ruang duduk, toilret, dan

sebagainya.

(e) Area semi publik (Semi Public Area), terdiri

dari:Bangunan administrasi (perpustakaan dan ruang

(58)

commit to user

(f) Area privat (Private Area), terdiri dari:

(a) Pelayanan teknis (laboratorium, storage, dan lain-lain)

(b) Kantor pengelola

2) Persyaratan Khusus:

(a) Bangunan Utama (pameran tetap dan temporer)

(1) Memuat benda-benda koleksi yang dipamerkan

(2) Mudah dicapai dari luar maupun dalam

(3) Merupakan bangunan yang harus memiliki daya tarik

sebagai bangunan pertama yang dikunjungi oleh

pengunjung museum

(4) Mempunyai sistem keamanan yang baik, dari segi

konstruksi, spesifikasi ruang untuk mencegah

rusaknya benda-benda secara alami maupun

kriminalitas dan pencurian.

(b) Bangunan Auditorium

(1) Mudah dipakai untuk umum

(2) Dapat dipakai untuk ruang pertemuan, diskusi, dan

ceramah.

(c) Bangunan Khusus

(1) Terletak pada ruang tenang

(2) Mempunyai pintu masuk khusus

(3) Memiliki sistem keamanan yang baik (terhadap

kerusakan, kebakaran, kriminalitas) yang menyangkut

segi-segi konstruksi maupun spesifikasi ruang.

(d) Bangunan Administrasi;

(1) Terletak strategis baik terhadap pencapaian umum

maupun bangunan-bangunan lain

(59)

commit to user 2.2.6 Koleksi Museum

a) Pengertian koleksi

Pengertian koleksi secara harafiah adalah “kumpulan

(gambar, benda – benda bersejarah, lukisan dan sebagainya) yang

sering dikaitkan dengan minat atau hobby obyek (yang lengkap),

berarti pula sebagai kumpulan segala hal yang berhubungan

dengan studi penelitian. (KBBI,1995: 450)

b) Syarat-syarat koleksi Museum

Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh koleksi

Museum, yaitu antara lain:

(1) Mempunyai nilai sejarah dan ilmiah (termasuk nilai estetika)

(2) Dapat diidentifikasikan mengenai wujudnya (morfologi),

tipenya (tipologi), gayanya (style), fungsinya, maknanya,

asalnya secara historis dan geografis, genusnya (dalam orda

biologi), atau periodenya (dalam geologi khususnya

benda-benda sejarah alam dan teknologi).

(3) Harus dapat dijadikan dokumen dalam arti sebagai bukti

kenyataan dan kehadirannya realitas dan eksistensinya bagi

penelitian ilmiah.

(4) Dapat dijadikan suatu monumen atau bakal jadi monumen

dalam sejarah alam atau budaya.

(5) Benda asli, replika atau reproduksi yang sah menurut

persyaratan permuseuman.

c) Jenis-jenis Koleksi Museum

Terbagi dalam dua kategori:

1) Koleksi Umum, yang berkaitan dengan berbagai cabang seni,

disiplin ilmu dan teknologi

2) Koleksi Khusus, yang berkaitan dengan satu cabang seni,

disiplin ilmu dan teknologi.

Adapun koleksi dari sebuah museum itu dapat bermacam –

Gambar

Gambar 2.69 Perspektif 4 .....................................................................................................
Gambar 2.69 Perspektif 4 .....................................................................................................
Tabel 2.7 Pola Pengunjung Dalam Peralihan Rute.
Gambar 2.13
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikemukakan bahwa pelaksanaan praktik gadai tanah pada masyarakat Kota Baru Kecamatan Tanjung Karang Timur Kota Bandar Lampung

Skripsi yang berjudul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MEMBACA DAN PRESTASI BELAJAR PADA MATERI POKOK

Dalam hal ini ia tidak hanya hapal secara verbalitas, tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan, maka operasionalnya dapat membedakan, mengubah,

Lingkar kepala sesuai tingkat usia Menggunakan toilet (penggunaan air, membersihkan diri) dengan bantuan minimal Memahami berbagai alarm bahaya. (kebakaran,

Berdasarkan hasil penelitian bahwa literasi keuangan berpengaruh negatif tidak signifikan pada pengambilan keputusan investasi, penelitian representativeness dan

Sekiranya anda menjual 4 keping simkad kepada pengguna baru toneplus, maka anda akan menerima komisen 13% untuk setiap tambah nilai topup prepaid yang dilakukan

Mann-whitney test digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan antara bank devisa dan bank non devisa yang diukur dari CAR, ROA,

Dari beberapa hasil studi tersebut membuktikan pentingnya membangun kualitas keterhubungan (relationship quality ) oleh perusahaan melalui beberapa dimensi yaitu kepercayaan