• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Budaya dalam Hubungan Internasiona

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Studi Budaya dalam Hubungan Internasiona"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS PENELITIAN KELOMPOK

STUDI-STUDI BUDAYA

BATIK GARUTAN DALAM ERA GLOBALISASI: BATIK

RASYA

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Studi-Studi Budaya pada semester VI

Disusun oleh:

Nisrina Nuraathif 170210110086

Ratu Ayu 170210110149

Mahran G Affandi 170210120047 Santana Ilham 170210120055 Navajo Bima 170210120058 M Aldi Trisianly 170210120063 Naufal Satrio Aji 170210120069 Muhammad Hafiz 170210120080 Wildan Putra Utama 170210120084 M Iqbal Januari 170210120101 Putra Mikita Joshua 170210120135

DIKUMPULKAN TANGGAL 8 JUNI 2015

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

1

4.2 Ciri Khas Batik Garutan ... 19

BAB V ... 21

ANALISIS... 21

(3)

2

5.2 Batik Garutan dalam Globalisasi... 22

5.3 Kekurangan dan Kelebihan Batik Garutan... 23

5.4 Batik Garutan Go Internasional ... 25

5.5Batik Garutan: Identitas Garut yang bertahan, dan populer ... 26

BAB VI ... 28

SIMPULAN DAN SARAN ... 28

6.1 Simpulan... 28

6.2 Saran ... 28

6.2.1 Saran Metodologis... 28

6.2.2 Saran Praktis... 29

LAMPIRAN ... 30

(4)

3 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Globalisasi sadar tidak sadar merupakan proses yang sedang berlangsung yang entah akan berakhir kapan. Anthony Giddens (1991) menyatakan bahwa globalisasi adalah intesifikasi dari hubungan sosial yang cakupannya mendunia, menghubungkan kelokalan satu dengan yang lain sehingga ada interaksi yang terpengaruh dan memengaruhi sebagai hasil Globalisasi1

Batik sebagai contohnya adalah hasil cipta rasa manusia Indonesia yang terpapar juga oleh globalisasi. Pemakaian Batik yang tadinya digunakan oleh masyarakat Indonesia dan terkesan kaku, untuk kondisi tertentu , kini bisa dijadikan alternatif berbusana (fashion). Tidak hanya digunakan sebagai pakaian resmi, Aksen Batik kini menjadi motif yang bisa ada pada tas, sepatu, hingga casing handphone. Ini menandakan bahwa ada penyesuaian penggunaan batik seiring dengan perkembangan globalisasi.

Batik indentik dengan kebudayaan Indonesia. Secara umum, batik dapat didefinisikan sebagai lukisan yang diaplikasikan pada kain. Motif batik sendiri memiliki berbagai keberagaman. Setiap daerah di Indonesia memiliki motif batik yang beragam dan identik. Batik sendiri dikenal di Indonesia sejak zaman

(5)

4 Kerajaan Majapahit yang kemudian dikenalkan pada kerajaan-kerajaan lain dan diturunkan kepada raja-raja selanjutnya.2

Pada mulanya, hanya terdapat jenis batik yaitu batik tulis pada kain. Kainnya dibuat dengan ditenun sendiri. Pembuatan batik tulis secara manual membuat proses pengerjaannya berlangsung sangat lama. Satu helai kain batik dapat dikerjakan selama dua minggu apabila cuaca mendukung dan dikerjakan oleh pembatik profesional. Bahan pewarna pada batik menggunakan pewarna alami yaitu pohon mengkudu, tinggi, soga nila, dan lainnya.

Batik tulis yang dikenal dan dugunakan masyarakat secara umum pada abad ke-19. Semuanya masih berupa batik tulis. Seiring berkembangnya waktu dan teknologi, mulai dikenal batik cap (batik cetak) pada tahun 1920M. Dengan teknologi ini, pembuatan batik dapat dikerjakan secara cepat.

Hingga saat ini, batik semakin berkembang. Berbagai daerah di Indonesia memiliki batik khasnya masing-masing. Jenis pembuatan batik yang digunakanpun semakin beragam seperti batik tulis, batik cetak maupun batik printing. Batik yang mulanya hanya dikenal dan digunakan oleh kalangan Keraton, kini sudah semakin memasyarakat. Siapapun dapat menggunakan baju atau kain batik sebagai gaya hidup sehari-hari.

Secara umum, motif batik terdiri dari dua jenis yaitu motif geometris dan nongeometris.3 Motif geometris merupakan batik yang bermotif garis-garis.

2Muha, “Definisi Batik Secara Umum” diakses dari http://sanggarbatikkatura.com/definisi

-batik-secara-umum-2 pada 8 Maret 2015

(6)

5 Sedangkan batik non geometris batik yang memiliki gambar-gambar seperti tumbuhan, binatang, dan makhluk hidup lainnya.

Sebagai kebanggaan dan warisan budaya Indonesia, UNESCO sebagai organisasi internasional dibawah PBB yang menangani bidang pendidikan , pengetahuan dan kebudayaan menetapkan Batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia pada 2 Oktober 2009. Maka dari itu, pemerintah Indonesia menetapkan setiap tanggal 2 Oktober sebagai hari batik Nasional seperti yang tercantum pada Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 20094.

Batik garutan menjadi cerminan dari kehidupan sosial budaya, falsafah hidup serta adat istiadat orang sunda. yang diresapi dari budaya yang mendarah daging di nusantara serta sekaligus kearifan lokal yang menawan, batik garutan sudah menjadi ciri khas budaya garut dan memiliki berbagai macam motif kain batiknya, dan menariknya lagi karya-karya hasil batik garutan sangat indah serta menarik. Pada era globalisasi ini, bisa di pertanyakan karya budaya manakah yang semakin populer dengan sebuatan Batik tulis Garutan yang dimana mengalami masa kejayaan yaitu pada tahun 1967 hingga 1985. Namun karena keterbatasan

4Presiden RI, “Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2009” diakses dari http://sipuu.setkab.go.id/PUUdoc/16823/Kp0332009.pdfpada 15 Maret 2015

5 Anonymous, Batik Garutan : Helaian Kain Indah Cermin Falsafah Orang Sunda,

(7)

6 bahan kain dan modal yang semakin menurun dan strategi pemasaran yang kurang efektif, maka para penerus generasi dari Batik Garut mengalami penurunan yang cukup drastis, dikarenakan juga adanya pesaing yang mulai bermunculan pada saat itu yang memakai teknologi yang cukup canggih dibandingkan cara pembuatan Batik Garutan ini.6

Batik pada saat ini semakin menjadi favorit masyarakat Indonesia dalam berpakaian. Penggunaan Batik pun sudah lama merambah pasar Internasional atau ekspor, di balik berangkatnya batik ke dunia internasional ada beberapa orang yang membawanya salah satunya adalah Iwan Tirta dia adalah seorang desainer Era Soekamto, perusahaanya bernama Iwan Tirta Private Collection yang baru-baru ini telah membaya batik ke dunia internasional bekerja sama dengan KBRI di Madrid-Spanyol yang diadakan di Rumah Budaya Nusantara Puspo Budoyo, 7 Batik Garutan hinggga saat ini sudah terkenal di luar negeri, contohnya selain karya ini diminati oleh masyarakat sendiri, Batik Garutan sudah memasuki ke luar negeri seperti ke Singapura, Malaysia, Brunai Darussalam dan Jepang.8 Setelah melihat fenomena mengglobalnya Batik, khususnya Batik Garutan, kami berpendapat bahwa hal ini menarik untuk diteliti karena selain batik merupakan

6 Anonim, Bagaimana Sejarah Batik garut?,

http://www.batikgarutku.com/berita/berita/2012/ 05/ 21/ Bagaimana-Se jarah-Batik-Garut?, di akses pada tanggal 8 Maret 2015, pukul 10:23 PM

7 Anonim, Para Desainer yang Membuat Batik Go Internasional,

http://www.indokabana.com/batik/para-desainer-yang-membuat-batik-go-internasional/ di akses pada tanggal 8 Maret 2015, pukul 10:23 PM

8 Nul Zainulmukhtar, Batik Garut Siap Go Internasional,

(8)

7 budaya Indonesia, batik sebagai budaya Indonesia juga menjadi soft power Indonesia, sekaligus identitas.

1.2 Rumusan Masalah

Dari paparan sebelumnya, kami menemukan beberapa pertanyaan yang menjadi rumusan masalah kami dalam makalah ini yaitu:

“Bagaimana Batik Garutan bertahan dalam arus globalisasi?”

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah fenomena Batik Garutan dapat menjadi karya yang mengglobal dan dapat menjadi karua budaya yang diakui oleh internasional

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

(9)

8 1.4.2 Manfaat Praktis

(10)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Globalisasi

Globalisasi merupakan suatu fenomena dalam peradaban manusia yang terus bergerak dalam dinamika masyarakat global. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi memberi sebuah celah yang akhirnya mempercepat dan mempermudah terjadinya proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan.

Globalisasi sendiri berasal dari kata global. Kamus Bahasa Inggris Longman Dictionary of Contemporary English, mengartikan global dengan concerning the whole earth. Maksudnya sesuatu yang berkaitan dengan dunia internasional atau seluruh alam jagad raya. Sesuatu hal yang dimaksud disini dapat berupa masalah, kejadian, kegiatan, atau bahkan sikap yang sangat berpengaruh dalam kehidupan yang lebih luas. Kata globalisasi diambil dari kata “globalize” yang mengacu pada kemunculan jaringan sistem sosial dan ekonomi

berskala internasional.9Sedangkan dalam KBBI, Globalisasi diartikan sebagai proses masuknya ke ruang lingkup dunia.10

Menurut Thomas Larsson, globalisasididefinisikan sebagai sebuah proses penyusutan dunia, jarak yang semakin pendek, hal-hal bergerak lebih dekat. Hal

9 Online Etymology Dictionary. Globalization. Diakses melalui

http://www.etymonline.com/index.php?allo wed_in_fra me =0&search=globalizat ion&searchmode= none>[7 Juni 2015]

10Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Globalisasi. Diakses melalui

(11)

10 ini berkenaan dengan meningkatnya kemudahan seseorang dari satu sisi dunia berinteraksi dengan seseorang di sisi dunia lain dengan saling menguntungkan. Dalam buku The Race to the Top: The Real Story of Globalization, ia menulis:

"is the process of world shrinka ge, of dista nces getting shorter, things moving closer. It perta ins to the increa sing ea se with which somebody on one side of the world ca n intera ct, to mutua l benefit, with somebody on the other side of the world"11.

Globalisasijuga dapat didefinisikan sebagai intensifikasi hubungan sosial secara mendunia sehingga menghubungkan antara kejadian yang terjadi di lokasi yang satu dengan yang lain serta menyebabkan terjadinya perubahan pada keduanya. Seperti yang didefinisikan oleh Anthony Giddens:

“Globa liza tion ca n thus be defined a s the intensifica tion of worldwide socia l

rela tions which link dista nt loca lities in such a wa y tha t loca l ha p penings a re sha ped by events occurring ma ny miles a wa y a nd vice versa.”12.

2.2 Budaya

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansakerta yaitu buddhayah, di dalam bahasa Inggris, kebudayaan (culture) berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang, yang dimiliki oleh seseorang atau oleh sekelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari berbagai unsur-unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,

11Larsson, Thomas. The Race to the Top: The Real Story of Globalization. (Cato Institute, 2001).

Halaman 11

12Giddens, Anthony. Runaway World: How Globalization is Reshaping Our Lives.

(12)

11 perkakas,pakaian, bangunan, dan karya seni.13Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh dan memiliki sifat yang kompleks, abstrak, dan luas. Terdapat banyak aspek–aspek yang terkandung dalam budaya yang menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar, dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

Menurut Raymond William, kebudayaan (culture) merupakan salah satu dari dua atau tiga kata yang paling kompleks penggunaannya dalam bahasa inggris. Pada awalnya kata budaya dalam bahasa inggris “culture”dengan pengertiannya dengan kata “kultivasi” yaitu pemeliharaan ternak, hasil bumi dan

upacara–upacara religius.14Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Segala sesuatu yang terdapat di dalam kehidupan masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. .15

Sedangkan budaya menurut Kluckhohn dan Kelly adalah semua rancangan hidup dan tercipta secara historis baik yang eksplisin maupun yang

13Mulyana, Deddy dan Rakhmat, Jalaluddin. Komunika si Anta rbuda ya :Pa ndua n Berkomunika si

denga n Ora ng-Ora ng Berbeda Buda ya. (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2006). Halaman 25

14Sutrisno, Mudji dan Putranto, Hendar. Teori-Teori Kebuda ya a n. (Yogya ka rta ,2005)

15Tylor, E.B. Primitive culture: resea rches into the development of myth ology, philosophy,

(13)

12 implisit,rasional dan pada suatu waktu dapat menjadi pedoman yang potensial untuk perilaku manusia.16

Wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga yaitu :

1. Wujud Ideal (Gagasan) : wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang terbentukdari kumpulan ide – ide, gagasan, nilai, norma, peraturan, yang sifatnya abstrak.

2. Aktivitas Tindakan :wujud kebudayaaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat tersebut.

3. Artefak (Karya) :merupakan wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan dan semua karya manusia dalam masyarakat.

Perwujudan dari kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku, dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Berdasar dari wujudnya maka muncullah komponen kebudayaan yang terdiri dari beberapa elemen yaitu kebudayaan material, kebudayaan non-material, lembaga sosial, sisterm kepercayaan, estetika, dan bahasa. Didalam kebudayaan terdapat juga nilai kesenian yang mengacu pada keindahan atau estetika yang muncul dari ekspresi manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata

16Kroeber, A. L. and C. Kluckhohn.Culture: A Critica l Review of Concepts a nd

(14)
(15)

14 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Penelitian Kualitatif

Penelitian dengan metode kualitatif kerap digunakan dalam menjelaskan suatu fenomena terutama suatu fenomena sosial secara mendalam. Jenis penelitian ini lebih mengandalkan kualitas data dibandingkan dengan kuantitas data.

Penelitian ini mengangkat fenomena batik Garutan dalam arus globalisasi. Peneliti menggunakan penelitian kualitatif yang secara spesifik kualitatif deskripsi untuk mengkaji fenomena batik Garutan dalam arus globalisasi ini. Dalam penelitiannya, peneliti mengandalkan interpretasi logis. Robert E. Stake dalam Qualitative Research: Studying How Things Work mengutarakan bahwa penelitian yang kualitatif berarti penelitian yang didasarkan atas dalamnya pemahaman serta interpretasi manusia (Stake, 2010: 11). Sehingga menurut Stake, peneliti adalah unsur yang paling penting dalam suatu penelitian fenomena sosial.

(16)

15 Penelitian fenomena batik Garutan dalam arus globalisasi ini selanjutnya menggunakan metode kualitatif mikrointerpretasi deskripsi pengalaman, yaitu dengan mengobservasi dan mewawancarai pengrajin batik Garutan yang memiliki pengetahuan lengkap dan mengalami secara langsung perkembangan batik Garutan sejak masa awal pembuatannya hingga kini

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan hal paling penting dalam setiap jenis penelitian. Tahapan pengumpulan dan pencarian data menjadi salah satu tahapan yang menentukan kualitas penelitian. Menurut Stake, data dapat dikumpulkan dengan observasi, wawancara, Stake membagi teknik pengumpulan data ke dalam lima jenis. Berdasarkan jenis pengumpulan data menurut Stake, penelitian ini menggunakan jenis wawancara dan pengamatan catatan.

Wawancara dalam penelitian ini menggunakan wawancara langsung yaitu wawancara yang dilakukan dengan tatap muka. Pengamatan catatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mengamati perkembangan fenomena batik Garutan melalui berbagai sumber seperti surat kabar, berita elektronik, jurnal, buku, dan dokumen terkait.

3.3 Teknik Analisis Data

(17)

16 Tahap pertama adalah tahap pengumpulan, pemilahan, dan penyusunan data. Data yang telah dikumpulkan dipilah dan disusun untuk mencari data mana yang paling dekat dengan fokus penelitian. Tahap kedua adalah analisisis data. Data yang telah dipilah dan disusun perlu dipelajari dan dianilis setiap bagian dari data secara berulang-ulang. Tahap ketiga adalah interpretasi data. Peneliti kemudian menginterpretasikan data yang telah dianalisis serta mencari interpretasi lain contohnya dengan mengikuti cara interpretasi peneliti lain dalam mengenai bagaimana cara kerja dari sesuatu. Interpretasi ini dapat disajikan dalam bentuk tulisan, laporan, data berupa angka, dan lain sebagainya yang kemudian di deskripsikan melalui kata-kata, tabel, maupun laporan.

3.4 Validitas Data

Suatu penelitian yang baik memerlukan validasi atas data yang telah didapat. Data yang telah dikumpulkan dan diinterpretasikan perlu dibuktikan kesesuaian dan kebenarannya. Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi data dengan memperhatikan kembali segala data yang didapat, membandingkannya dengan data lainnya, serta memastikan kembali berbagai sumber yang digunakan seperti narasumber, surat kabar, jurnal, maupun berita elektronik

(18)

17 3.5 Lokasi Penelitiandan Narasumber Penelitian

Adapun lokasi untuk penelitian ini adalah:

1. Perpustakaan FISIP UNPAD, Jalan Raya Bandung-Sumedang KM 21, Jatinangor.

2. Perpustakaan FIB UNPAD, Jalan Raya Bandung-Sumedang KM 21, Jatinangor.

3. Rasya Batik, Jl. Otto Iskandar Dinata, komplek PLN No. 1 Paseban, Tarogong, Garut.

(19)

18 BAB IV

BATIK GARUTAN

4.1 Sejarah Batik Garutan

Sejarah Batik Garut bermula pada warisan nenek moyang, yang dimana hal ini berlangsung secara turun temurun dan juga batik garutan ini telah berkembang cukup lama sebelum masa kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1945 batik garutan semakin terkenal dengan identic dengan sebutan “batik tulis

garutan” yang dimana batik garutan ini mulai Berjaya antara tahun 1967 hingga

1985. Namun batik garutan mengalami penuruan dikarenakan keterbatasan bahan serta lemahnya strategi pemasaran yang diterapkan, hal ini juga mempengaruhi kepada para penerus generasi dari Batik Garut menjadi menurun, serta faktor lainya adalah karena adanya persaingan dari produsen batik di kota-kota lain yang menggunakan teknik pembuatan batik yang lebih modern seperti mesin printing.

Namun yang menarik bagi batik garutan adalah, batik garutan ini tidak ada perubahan yang besar antara produk batik yang dahulu hingga sekarang, dalam interview dengan pemilik toko Abaz Batik di Jl.otista Garut, ia mengatakan bahwa batik garutan memiliki cirikhas yang turun temurun yaitu batik garutan memiliki motif batik burung merak, bulu ayam dan memiliki warna putih gading, batik garutan terkenal dengan warna-warna yang cerah dalam setiap pembuatan batiknya.

Kembali membahas tentang Batik, batik adalah sebuah kata yang mempunya arti “menulis titik” yang diambil dari gabungan kata “Amba dan Titik”

(20)

19 tumbuhan, corak batik sendiri memiliki filosofi berdasarkan daerahnya, maka dari itu setiap daerah memiliki motif batik yang berbeda-beda.

4.2 Ciri Khas Batik Garutan

Ciri Khas Batik Garutan adalah pada motifnya yang umumnya

menghadirkan ragam hias datar, dan bentuk-bentuk geometrik. Bentuk-bentuk

geometrik ini mengarah secara diagonal, bentuk kawung, atau belah ketupat.

Terdapat juga motif-motif yang mengambil pola bentuk-bentuk flora dan fauna.

Menurut Djoemena (1990:51) motif batikGarut bersifat naturalistik danmenggambarkan flora dan fauna dari alamsekitarnya. Selain itu, motif batik Garut punmendapat pengaruh dari motif batik Solo,Yogyakarta, Cirebon, Pekalongan, danbahkan pengaruh Cina(Rizali, Jusuf, & Atik, 2003).

(21)

20 bentuk cerutu.Penamaan pada motif pun seringkali tergantung pada pemakai atau pemesan corak tertentu, misalnya sajacorak Lereng Camat. Dinamai demikiankarena corak tersebut dikenakan oleh isteriseorang camat. Demikian juga halnyadengan motif Lereng Dokter, dinamaidemikian karena motif tersebut dibuatuntuk pertama kalinya atas pesanan isteriseorang dokter. Sedangkan motif Drintindiilhami oleh keberadaan Kebun Binatangyang terletak di Kota Bandung. Kata Drintinitu sendiri berasal dari bahasa Belanda ‘dieren tuin’ yang berarti kebun binatang(Rizali, Jusuf, & Atik, 2003).

(22)

21 BAB V

ANALISIS

5.1 Batik Garutan sebagai Budaya

Sebagai hasil dari kreasi pemikiran manusia, Batik bukanlah sekedar produk semata malaikan memiliki makna didalamnya. Melalui Motif Batik, tidak sebagai objek pakaian saja, merupakan hasil dari cara berpikir dan kehidupan masyarakat Garut.

Yang membedakan Batik Garutan dengan Batik lain adalah penggunaan warna-warna cerah beserta motifnya yang berasal dari makhluk hidup kebanyakan. Warna-warna tulang (gumading) , warna merah muda (kayas), ungu muda (gandaria) dan Kasumba

merupakan sajak sunda yang mewakili warna-warna dasar yang digunakan dalam batik khas tanah parahyangan dikarenakan warna lembutnya. Bebungaan, Tanaman, dan Burung merupakan ciri khas dari batik Garutan. Salah satu motif yang sangat mencirikan Batik Garut adalah Merak Ngibing (Gambar 5.1) yang mana warna warna tersebut dikombinasikan dengan motif burung merak. Kemudian ada pula Bulu Hayam (Gambar 5.2) yang

Gambar 5.1. Merak Ngibing S umber: FB Batik Rasya

(23)

22 khas dengan lengkungan- lengkungannya.

Cipta dari batik Garutan ini mengandung pesan dari leluhur akan kesabaran dan rasa mencintai sebuah kehidupan; tanamannya, bebungaannya, serta hewan-hewannya. Walaupun sulit menemui pengrajin batik garutan pendahulu, namun pesan ini setidaknya sampai pada para pengrajin batik saat ini.

5.2 Batik Garutan dalam Globalisasi

Memang tidak seperti di Jawa Tengah atau Yogyakarta di mana terdapat sentra batik ataupun kampung batik yang berada di Garut, Garut sendiri belum sampai tahap tersebut. Masih sedikitnya pengrajin Batik Garutan agaknya menghambat proses produksi kain ketahap produksi besar-besaran.

Batik bukanlah sekedar pakaian, batik adalah seni. Globalisasi ini tentunya dapat berdampak positif terhadap Batik sebagai budaya masyarakat Garut, dan seni dari Garut. Proses pengerjaan batik tulis misalnya, memerlukan waktu minimal satu bulan untuk pengerjaan motif terhadap satu sisi dari kain. Berbeda dengan batik Cap yang dapat menghasilkan motif dengan lebih cepat. Hal ini yang kemudian membuat Batik memiliki cerita di dalamnya dikarenakan pengrajin batik tidak dengan mudah membuatnya.

(24)

23 Namun bagi para pengrajin batik hal tersebut tidak akan begitu mengganggu. Dikarenakan mereka percaya bahwa bagi orang yang sangat mencintai batik Garutan, mereka tidak akan mau membeli batik yang tereduksi nilai- nilainya tersebut.

Berbicara tentang nilai, seperti yang dibahas pada bagian sebelumnya, Batik bernilai tinggi dikarenakan upaya membuatnya pun tidak mudah karena memakan waktu lama. Tidak ada kesempurnaan dalam sebuah Batik, apabila dilihat baik-baik motif batik tulis tidak sempurna layaknya manusia masih terdapat kesalahan-kesalahan kecil namun kesalahan itulah yang membuat batik itu indah.

Globalisasi ini merupakan peluang bagi Batik Garutan untuk memasarkan dan mengedukasi masyarakat tentang keagungan Batik Garutan. Motif yang khas beserta warnanya menjadi daya tarik dari Batik Garutan. Sehingga bila persaingan terjadi Batik garutan tetap mendapatkan tempat di pasar hasil Globalisasi.

5.3 Kekurangan dan Kelebihan Batik Garutan

(25)

24 Industri Batik Garutan yang ada di Kota Garut umumnya berupa industri rumahan, dimana industri-industri tersebut telah ada secara turun menurun dari para leluhur pengrajin Batik Garutan. Hal ini yang menjadi salah satu kelebihan Batik Garutan dimana pada musim liburan, industri rumahan Batik Garutan banyak diburu para wisatawan domestik maupun internasional untuk menjadikan Batik Garutan sebagai oleh-oleh khas Garut.

Teknik pembuatan Batik Garutan terkenal memiliki kualitas yang tinggi. Proses pembuatan Batik Garutan yang dilakukan secara turun menurun sejak mengalami masa kejayaan antara tahun 60 sampai pertengahan 80-an menjadi nilai lebih bagi Batik Garutan itu sendiri. (Shiddiq, www.indowarta.com)

Proses pembuatan Batik Garutan memerlukan waktu cukup lama yaitu dengan penggodokan kain katun dan pengetelan kain katun selama satu bulan. Kain tersebut direndam dengan minyak kacang (minyak su’uk) dan air merang, Kain tersebut selanjutnya diinjak-injak sebelum akhirnya dijemur. Apabila sudah kering, proses tersebut dilakukan selama berulang-ulang selama dua minggu. Dua minggu setelahnya, kain diembunkan tanpan terkena sengatan sinar matahari. Maka, total waktu yang diperlukan untuk membuat Batik Garutan yaitu 40 hari. Hal ini pula yang menjadi kelebihan Batik Garutan dimana Batik Garutan memiliki warna yang mengkilap, tidak mudah luntur dan dapat bertahan hingga lebih dari 100 tahun.

(26)

25 dalam pengerjannya membuat harga batik yang ditawarkan sebanding dengan pengerjaan batik yang dilakukan.

Namun populeritas Batik Garutan itu sendiri masih kalah pamor apabila dibandingkan dengan Batik Trusmi Cirebonan, Batik Garutan masih memiliki keterbatasan modal untuk pemasarannya.

5.4 Batik Garutan Go Internasional

Bagi pecinta kain batik, kain batik adalah kain indah dengan warna kas dan ragam coraknya. Tak terkecuali kain batik produksi Garut, Jawa Barat yang dikenal dengan sebutan batik tulis garutan yang telah menembus pasar internasional.Dengan citranya sebagai produk budaya otentik, Batik Garutan merupakan sebuah produk budaya yang berkelas.

Berdasarkan penelitian kami, Ibu Ina, batik garutan ini sudah go international, diantaranya adalah ke Malaysia, Singapura, hingga ke negeri adidaya Amerika Serikat.

Tiket pergi Batik Garutan menuju Singapura dan Malaysia adalah bersama teman budayanya, yaitu angklung. Di Singapura dan Malaysia, Batik Garutan dipamerkan bersama – sama dengan pameran angklung dan juga pementasannya. Hal ini memnunjukkan bahwa kentalnya budaya Jawa Barat telah menjadi sebuah budaya yang populer dan mampu menembus batas Negara.

(27)

26 satu komoditas yang dijual di pasar Amerika, terutama bagi para Muslim Amerika.

5.5 Batik Garutan: Identitas Garut yang bertahan, dan populer

Dengan diekspornya Batik Garutan ini, oleh Batik Rasya, ke Negara seperti Malaysia, Singapura dan Amerika Serikat maka hal ini menjadi indikator bahwa Batik Garutan mendapatkan tempatnya di dunia. Dalam menyikapi tantangan globalisasi, narasumber yakin bahwa Batik Garutan dapat bertahan. Karena saat ini, Batik Garutan juga menyesuaikan diri dengan tren yang ada. Meskipun begitu, narasumber tetap yakin bahwa langkah tersebut tidak dimaksudkan untuk mengurangi atau menggeser nilai dari Batik Garutan, melainkan cara untuk mempopulerkannya.

Terkait dengan maraknya batik printing impor, narasumber menegaskan bahwa produk tersebut bukanlah batik, melainkan motif batik. Batik asli merupakan batik yang diproses dengan menggunakan malam sebagai salah satu bahan bakunya. Produk impor yang kebanyakan dari Tiongkok tersebut saat ini merusak pasar dari batik lokal karena harganya yang terlampau jauh dengan batik asli. Cara membedakan antara batik printing dengan batik asli dapat dicek dengan mencari ada atau tidaknya cacat dalam pembuatan motif. Batik asli setidaknya memiliki sedikit cacat karena dibuat dengan tangan atau handmade.

(28)

27 F acebook untuk berinteraksi dengan pelanggannya. Karena selain beradaptasi untuk memopulerkan Batik secara pembuatannya, maka diperlukan juga teknik pemasaran yang modern yaitu dengan media sosial.

(29)

28 BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Batik Garutan yang pada awalnya merupakan kain yang memiliki nilai sakral yaitu sebagai samping pada kerajaan, dewasa ini mengalami transformasi ke berbagai bentuk seperti kemeja, tas, dan lain-lain.

Tuntutan di zaman globalisasi membuat batik garutan beradaptasi agar tetap eksis dan tidak terkikis seiring perkembangan zaman. Berbagai motif dan warna membuat batik garutan dapat tetap eksis bahkan telah menjamah pasar internasional. Penggunaan website dan media sosial menjadi cara bagi pengrajin batik untuk menyalurkan karyanya ke luar negeri.

6.2 Saran

6.2.1 Saran Metodologis

(30)

29 6.2.2 Saran Praktis

(31)

30 LAMPIRAN

1. Narasumber : Bapak Muslim (Pemilik Batik Garutan Abbaz) Apa yang membedakan Batik Garutan dengan yang lain?

P ada dasarnya prosesnya sama, yang membedakan adalah Batik Garutan memiliki warna dasar seperti gading dan juga motif yang berbeda. Motifnya cerah, contohnya Merak Ngibing. Batik Garutan ditulis depan-belakang, membutuhkan waktu satu bulan untuk menyelesaikannya

Apa saja jenis-jenis dari Batik Garutan?

Ada batik tulis, batik semi-tulis, dan batik cap. Batik tulis semuanya benar -benar ditulis. Batik semi-tulis merupakan perpaduan antara batik tulis dan batik cap. Sedangkan batik cap semuanya dicap dengan cetakan.

Seberapa banyak pengrajin Batik Garutan?

Untuk Batik Garutan tidak banyak. Berbeda halnya jika kita pergi ke Jogja, P ekalongan, atau Solo, disana satu pengusaha punya sampai 50 orang pegawai. Sedangkan di Garut satu kabupaten hanya punya 100 orang pegawai. Kita pun terkendala dengan SDM karena kalo batik itu kental dengan tradisi. F ilosofinya bisa berupa kesabaran dan ketekunan. P adahal kita sendiri sudah pernah mengadakan pelatihan batik tetapi yang berkelanjutan menekuni batik tidak sampai 10 persennya.

Apakah ada paguyuban batik di Garut?

Ada tapi tidak aktif, lokasinya masih disekitar Otto Iskandardinata Kemana para pengrajin batik garutan menjual produknya?

P asar utamanya ada di Jakarta. Untuk batik tulis sendiri tergolong mahal, satu kain batik tulis garutan harganya diatas 1 juta rupiah.

Apakah batik tersebut dijual secara online?

Sedang membangun web, karena tidak bisa dpungkiri bahwa pasar ada di internet

Ada berapa banyak motif Batik Garutan?

(32)

31 karena dalam pembuatan motif lereng bagi pembatik sangat sulit. Di daerah lain seperti Jawa pesisir misalnya, kebanyakan motifnya laut.

Adakah turis asing yang tertarik kepada batik garutan?

Di Batik Abbaz sendiri pernah dikunjungi oleh turis dari Belanda. Karena Belanda ciri khas warnanya oranye, maka dia membeli warna tersebut. Saat diajak untuk melihat proses pembuatannya dia sendiri tidak menyangka akan sesulit itu.

Apa masalah utama dari Batik Garutan?

Meskipun tahun 2009 udah diakui oleh UNESCO, yang disayangkan adalah adanya batik dari luar. Karena mereka bisa menjual batik tersebut dengan lebih murah, dan orang awam akan cenderung membeli yang lebih murah. Bukannya kita menyalahkan, karena pada dasarnya kitapun harus bersaing. Tetapi adanya batik luar printing cukup merugikan, karena kita saja untuk membuat motifnya sudah sulit, sedangkan mereka hanya mencetak saja. Bagi orang yang memang memahami batik, mereka tidak akan mau apabila menggunakan batik yang printing. Indonesia sendiri mengimpor batik dari luar negeri setiap tahun dengan nilai sekitar 300 miliar

Apakah diluar negeri ada yang produksi batik pula?

Di Malaysia ada, tetapi kita masih satu rumpun. Jadi masih sama saja dari kita asalnya.

2. Narasumber : Ibu Inna (Manager Produksi Batik Garutan Rasya) Bagaimana batik garutan berkembang?

Karena dahulu sudah ada Batik di Tasik, oleh karena itu dikembangkan batik di Garut. Untuk Garut dahulu masalahnya faktor cuaca ya ng dingin, karena batik cocoknya di tempat yang tidak terlalu dingin. Tetapi sekarang garut cuacanya sudah panas.

(33)

32 Dijual kemana produk batik rasya?

Di Malaysia, Singapura dan AS. Singapur dan Malay ada permintaan ikut pameran juga dari adanya pesanan. Di AS ada undangan mengikuti pameran dari Komunitas Muslim di AS. Namun ada kendala di ongkos kirim.

Pembelinya siapa?

Orang Indonesia atau orang Amerika Muslim. Dari ikut pameran biasanya akan ada yang pesan. Rasya juga membuat seragam bagi beberapa Bank di Indonesia. Ada niat untuk dijual ke luar?

Saat ini masih di Indonesia

Adakah sesepuh yang paham Batik Garutan asli?

Sekarang sudah tidak ada. Tetapi motif tetap pake motif jaman dulu, karena ciri khas dari Garut.

Apakah yakin batik garutan bisa bertahan dari globalisasi?

Yakin, karena kita menyesuaikan dengan tren saat ini. Jika tren sekarang warna biru maka buat warna biru, kita bikin canting sendiri yang baru untuk motif-motif yang digandrungi khususnya anak muda

Bisakah batik bersaing di dunia internasional? Bisa karena saat ini sudah masuk

Apakah dengan seperti itu akan menggeser atau mengurangi nilai dari batik?

Tidak karena justru batik jadi dipopulerkan Jual lewat mana produk rasya?

Awalnya mulut ke mulut, lalu ada juga F acebook Gimana tanggapannya terhadap batik printing?

(34)

33 Bagaimana membedakan batik printing dengan yang biasa?

(35)

34

Anonymous, Bagaimana Sejarah Batik garut?,

http://www.batikgarutku.com/berita/berita/2012/05/21/Bagaimana-Sejarah- Batik-Garut?, di akses pada tanggal 8 Maret 2015, pukul 10:23 PM

Anonymous, Para Desainer yang Membuat Batik Go Internasional, http://www.indokabana.com/batik/para-desainer-yang-membuat-batik-go-internasional/ di akses pada tanggal 8 Maret 2015, pukul 10:23 PM Djomena, Nian. 1990. Ungkapan Sehelai Batik. Jakarta: Jambatan.

Giddens, Anthony (1991): The Consequences of Modernity. Polity Press. Cambridge.

Giddens, Anthony. 2003. Runaway World: How Globalization is Reshaping Our Lives. Taylor&Francis.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Globalisasi. Diakses melalui http://kbbi.web.id/globalisasi > [7 Juni 2015]

Kroeber, A. L. and C. Kluckhohn. 1952. Culture: A Critical Review of Concepts and Definitions. Cambridge, MA: Peabody Museum.

Larsson, Thomas. 2001. The Race to the Top: The Real Story of Globalization.

http://sanggarbatikkatura.com/motif- batik-secara-umum pada 8 Maret 2015

Mulyana, Deddy dan Rakhmat, Jalaluddin. 2006. Komunikasi Antarbudaya:P anduan Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Nul Zainulmukhtar, Batik Garut Siap Go Internasional,

http://m.inilah.com/news/detail/1911032/batik-tulis-garutan-siap-go-internasional di akses pada tanggal 8 Maret 2015, pukul 10:23 PM

Online Etymology Dictionary. Globalization. Diakses melalui http://www.etymonline.com/index.php?allowed_in_frame=0&search=glob alization&searchmode=none >[7 Juni 2015]

(36)

35 Shiddiq, Muarif K. “Perajin Batik Garutan Banyak Diburu Pembeli” diakses dari

http://indowarta.com/perajin-batik-garutan-banyak-diburu-pembeli/1637/pada 6 Mei 2015

Sutrisno, Mudji dan Putranto, Hendar. 2005.Teori-Teori Kebudayaan. Yogyakarta.

Tylor, E.B. 1974. P rimitive culture: researches into the development of mythology, philosophy, religion, art, and custom. New York: Gordon Press.

Gambar

Gambar 5.1. Merak Ngibing Sumber: FB Batik Rasya

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Kode Mata Kuliah SKS Dosen Kelas Ruang Hari Jam. 1 TAS601 AMDAL PERTAMBANGAN (06)

Pembagian pada sistem bilangan binari juga dilakukan dengan cara yang sama seperti pada pembagian bilangan desimal. Pembagian dengan 0 tidak mempunyai arti, sehingga dasar

bahkan merasa ketidakpuasan saat melakukan pekerjaannya sehingga terjadi penurunan produktivitas kerja, terutama pada bagian gudang pecah belah yang menunjukkan

[r]

8.4 Menghapus Baris, Kolom dan Sel (Delete) Untuk manghapus baris, kolom atau sel yang tidak diperlukan lagi, dapat dilakukan dengan cara ; ® Sorotlah sel atau range yang akan

Data hasil tes analisis yang telah dilakukan pada uji normalitas dilanjutkan dengan uji hipotesis untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada kelas yang

Kemampuan tersebut dapat tercermin pada kemampuan siswa untuk membuat rencana strategi belajar serta target yang dicapai dalam belajar merupakan karakteristik