• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Tinjauan Kinerja Angkutan Pedesaan Dari Dan Ke Kabanjahe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Tinjauan Kinerja Angkutan Pedesaan Dari Dan Ke Kabanjahe"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Umum

Transportasi merupakan salah satu aspek penunjang kemajuan bangsa

terutama dalam kegiatan perekonomian negara yang tidak lepas dari pengaruh

pertambahan jumlah penduduk. Perkembangan transportasi pada saat ini sangat

pesat. Hal ini disebabkan oleh kemajuan teknologi dan taraf hidup masyarakat

yang semakin meningkat. Salah satu sarana transportasi pada saat ini yang paling

mudah didapatkan dan sering digunakan adalah angkutan umum.

Transportasi mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan ekonomi

di dalam masyarakat baik sosial, politik, maupun peningkatan pembangunan

suatu daerah. Peranan transportasi/pengangkutan dapat dilihat dari berbagai segi

kehidupan masyarakat yang dapat dikelompokkan dalam segi ekonomi, sosial, dan

politik.

Manusia menggunakan sumber daya untuk memenuhi kebutuhannya akan

pangan, papan dan sandang. Lebih dari itu manusia dapat menggunakannya untuk

kenikmatan dan kenyamanan. Karena itu manusia tidak berhenti meyerbu sumber

(2)

tempat. Selanjutnya barang tersebut diangkut ke tempat yang diinginkan untuk

dapatdipergunakan. Pengangkutan/transportasi sangat membantu dalam

menyediakan berbagai kebutuhan antara lain :

1. Pelayanan untuk perorangan maupun kelompok

2. Pertukaran atau penyampaian informasi

3. Perjalanan untuk bersantai

4. Perluasan jangkauan sosial

5. Mempersingkat jarak antara rumah dan tempat kerja

6. Bantuan dalam memperluas kota atau memencarkan penduduk menjadi

kelompok yang lebih kecil (urbanisasi)

Undang-undang lalu lintas dan angkutan jalan no. 22 Tahun 2009

menyatakan; “Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mempunyai peran strategis dalam

mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya

memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.” Sarana dan prasarana transportasi

akan sangat dibutuhkan untuk mengimbangi aktifitas penduduk. Angkutan umun

dan jalan raya merupakan salah satu sarana dan prasarana transportasi darat yang

dimaksudkan untuk menunjang pertumbuhan dan hubungan ekonomi, pendidikan

sosial budaya antar daerah.

Departemen Perhubungan (2002) menyatakan, kebutuhan transportasi di

daerah pedesaan baik dari jumlah sarana dan prasarananya maupun tingkat

pelayanannya sangat berbeda dengan daerah perkotaan yang didasari oleh

perbedaan jumlah pendapatan penduduk baik jumlah pendapatan rata-rata maupun

(3)

1.2. Latar Belakang

Angkutan umum pedesaan adalah pelayanan angkutan penumpang yang

melayani trayek dari dan ke terminal tipe C dengan pelayanan lambat, tetapi jarak

pelayanan tidak ditentukan. Selain itu trayeknya dilayani oleh mobil/bus umum

serta prasarana jalan yang dilalui memenuhi ketentuan kelas jalan(Warpani,

2002)..

Angkutan pedesaan sebagai bagian dari sistem transportasi pedesaan

merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat desa dan merupakan bagian

yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan desa pada umumnya. Angkutan

pedesaan harus dapat mewujudkan tingkat pelayanan yang sesuai dengan

kebutuhan penumpang dan dapat menjamin keselamatan,teratur, aman,nyaman,

cepat, tepat dan dengan biaya yang data terjangkau oleh daya beli masyarakat

desa.

Untuk mewujudkan hal tersebut, kinerja pelayanan angkutan umum

pedesaan harus terus ditingkatkan dan ditangani dengan baik dan benar agar tidak

menjadi masalah bagi kehidupan desa serta dapat meningkatkan tatanan

perekonomian masyarakat desa.

Upaya peningkatan pelayanan angkutan pedesaan selalu dihadapkan

masalah yang cukup banyak dan rumit, seperti jumlah penumpang yang tidak

sesuai dengan kapasitas muatan kendaraan, jadwal keberangkatan yang tidak tepat

waktu,waktu menunggu yang lama, waktu perjalanan yang cukup lama, frekwensi

operasi armada yang tidak sesuai dengan tingkat permintaan masyarakat, maupun

(4)

Priyanto(2006) dalam hasil penelitiannya “Evaluasi Kinerja Operasi

Angkutan Pedesaan Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta”

mendapatkan bahwa sebagian besar kecepatan jalur angkutan desa di Kabupaten

Bantul masih dibawah standard. Dian Krisna Aditya (2006) dalam penelitiannya

“Evaluasi Rute Angkutan Perdesaan di Kabupaten Sleman” mendapatkan bahwa

tingkat pelayanan angkutan masih rendah khususnya dalam hal menunggu

kedatangan angkutan, rute perjalanan yang panjang dan jam operasi yang sangat

terbatas.

Permasalahan inipun terjadi dengan angkutan pedesaan di Kabanjahe.

Banyaknya jalan pedesaan yang rusak yang menyebabkan waktu tempuh yang

lama,berakibat pada lamanya tiba angkutan ditempat tujuan sehingga jadwal

keberangkatan tidak tepat waktu.Demikian juga banyaknya jumlah armada

kendaraan yang beroperasi pada satu trayek sementara trayek lain kekurangan

jumlah armada menyebabkan terjadinya trayek yang tumpang tindih(jalur yang

dilewati angkutan tidak sesuai dengan jalur yang semestinya).

Sebagai ibukota dari Kabupaten Karo yang dikelilingi oleh banyak desa

dari beberapa kecamatan yang ada pada Kabupaten Karo, maka angkutan

pedesaan yang melayaniwilayah pedesaan dengan trayek yang menghubungkan

antar pusat kecamatan atau antar pusat kecamatan dengan ibukota kabupaten

sangat berpengaruh terhadap perkembangan kota Kabanjahe. Selain itu desa-desa

yang berada di kecamatan lain di Tanah Karo merupakan daerah penghasil

sayur-sayuran dan buah-buahan terbesar di Sumatera Utara. Pengiriman hasil tersebut ke

kota Kabanjahe membutuhkan sarana transportasi yang mampu mendukung

(5)

1.3. Perumusan Masalah

Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pelayanan angkutan umum

(dalam hal ini adalah angkutan perdesaan atau angkudes) adalah rute pelayanan,

dan tingkat pelayanannya.Rute angkutan pedesaan harus memberikan pelayanan

yang baik, sehingga tempat-tempat yang potensial untuk dikunjungi masyarakat,

seperti: pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pendidikan, pemukiman dan

tempat pelayanan masyarakat lainnya mudah dicapai. Selain itu jaringan dan rute

angkutan tersebut diharapkan mampu memacu perkembangan dan pemerataan

pertumbuhan perekonomian daerah dengan memperlancar pergerakan orang,

barang, jasa dan informasi dari satu tempat ke tempat yang lain.

Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah tingkat

pelayanan yang masih minim, jadwal kegiatan kendaraan yang tidak pasti yang

diakibatkan kondisi jalan,maupun faktor muatan yang tidak semestinya akibat

keterbatasan armada pada satu jalur dan kelebihanarmada pada jalur yang lain.

Hal ini dapat diketahui dari banyaknya keluhan-keluhan dari pengguna jasa

angkutan umum pedesaan.

1.4. Batasan Masalah

Masalah yang akan dievaluasi pada tugas akhir ini dibatasi pada studi

pelayanan angkutan pedesaan untuk penumpang angkutan umum pedesaan di

Kabanjahe. Adapun batasan masalah dari penelitian adalah:

1.Angkutan pedesaan yang disurvey adalah angkutan yang

(6)

2. Angkutan pedesaan yang dianalisa adalah salah satu angkutan trayek

yang mempunyai trayek:

a. Kabanjahe – MuntePP

b. Kabanjahe – Tiga Binanga PP

c. Kabanjahe – Merek PP

d. Kabanjahe – Berastagi PP

3. Pengambilan data dilakukan pada hari Senin yang mewakili hari kerja

dan hari Sabtu yang mewakili hari libur

4. Indikator kinerja angkutan yang dievaluasi adalah kerapatan, kecepatan

perjalanan, waktu perjalanan, faktor muatan, headway dan jumlah armada.

5. Penelitian ini tidak membahas mengenai tarif.

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:

a. Mengevaluasikinerja operasi angkutan pedesaan di Kabanjahe yaitu:

1. Kecepatanperjalanan

2. Waktu perjalanan

3. Jumlah armada

4. Faktor muatan(Load Faktor) 5. Headway

6. Waktu sirkulasi

(7)

1. Studi Pustaka

Studi ini meliputi pengambilan teori-teori serta rumus-rumus dari beberapa

sumber bacaan seperti jurnal ilmiah, buku, makalah seminar, dan

sumber-sumber internet yang berkaitan dengan Tugas Akhir ini.

2. Pengumpulan Data

a. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh dengan melakukan survey langsung ke

lapangan atau ke lokasi penelitian serta mengajukan pertanyaan.

Adapun data yang akan diambil meliputi data:

1. Waktu tempuh kendaraan umum, waktu henti di terminal, waktu

antara (headway)

2. Jarak perjalanan, jumlah penumpang naik, jumlah penumpang

turun, dan jumlah penumpangyang diangkut pada waktu

pengamatan.

3. Faktor muatan penumpang (load faktor) b. Data Sekunder

Yaitu data lapangan yang bersumber dari instansi yang terkait, antara

lain:

1. Kantor Biro Pusat Statistik

2. Kantor BAPPEDA

3. Departemen Pekerjaan Umum

(8)

1.7. Sistematika Penulisan

Penulisan tugas akhir ini terdiri atas 5(lima) bab dengan rincian sebagai

berikut. Sistematika penulisan sudi ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah,

metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang teori yang berhubungan dengan penelitian

dan kajian literatur serta hasil studi yang relevan dengan penelitian ini.

BAB IIIDESKRIPSI WILAYAH DAN METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan deskripsi wilayah studi, membahas langkah-langkah

kerja yang akan dilakukan mulai dari pengambilan data, penyajian data, dan

pelaksanaan wawancara (kuisioner).

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Bab ini menyajikan pengolahan data, analisa data sampai pada penarikan

kesimpulan dan saran.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang telah diperoleh dari

pembahasan pada bab sebelumnya, dan saran mengenai hasil penelitian yang

Referensi

Dokumen terkait

Ada peningkatan hasil belajar peserta didik dalam model pembelajaran kooperatif tipe think pair share pada mata pelajaran SKI yang dapat. diketahui dari hasil tes

a. Tangible adalah kualitas pelayanan yang berupa sasaran fisik perkantoran, komputerisasi, ruang tunggu, tempat informasi, perlengkapan dan personil. Menurut

Gejala umum anemia yang disebut juga sebagai sindrom anemia (anemic syndrome) dijumpai pada anemia defisiensi besi apabila kadar hemoglobin turun di bawah 7-8 g/dl. Gejala

Hubungan Masa Kerja Pengunaan Komputer 0,269 Tidak Ada Hubungan Durasi Penggunaan Komputer 0,360 Tidak Ada Hubungan Lama Istirahat Setelah Menggunakan Komputer 0,035

4) Bukti pelunasan atas kewajiban-kewajiban yang telah dibayarkan kepada anggota dan pihak ketiga. Pejabat Departemen Koperasi dan PPK mengeluarkan Surat Keputusan pengesahan

Variabel kualitas produk (X1) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat belikonsumen, hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari

HARIJONO JUWONO 100 k BUANA BIRU BESAR 2/22 JAKARTA BARAT KELURAHAN KEMBANGAN UTARA KECAMATAN KEMBANGAN... KAADILAN

Partisipasi masyarakat dalam mewujudkan hutan desa antara lain cara masyarakat memberi respon terhadap program Hutan Desa, serta cara masyarakat mengelola Hutan