• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Analisis Adaptasi Budaya Terhadap Aikido di Indonesia (Indonesia De Aikidou no Bunkateki Tekiou no Bunseki )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Analisis Adaptasi Budaya Terhadap Aikido di Indonesia (Indonesia De Aikidou no Bunkateki Tekiou no Bunseki )"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Setiap orang yang menginginkan tubuh sehat dan bugar biasanya pasti

melakukan kegiatan berolahraga. Olahraga yang dilakukanpun berbeda-beda,

mulai dari jenis olahraga yang ringan dan murah seperti joging atau bersepeda

sampai olahraga yang extrim dan bisa dibilang mahal seperti snowboard atau

parahlayang, kenapa ini dibilang extrim dan mahal?, itu karena jenis olahraga

seperti ini membutuhkan nyali yang besar dan keahlian yang terlatih seperti dalam

snowboard yang mana area untuk melakukannya adalah pegunungan bersalju dan

bila tidak ahli maka akan mencelakai diri kita sendiri, mahal itu karena bila ingin

melakukan olahraga ini kita harus membeli alat-alat perlengkapannya yang tentu

saja tidaklah murah. Hal ini berlaku sama dengan parahlayang yang memerlukan

gantole untuk dapat berada diketinggian kira-kira 3000 m atau lebih diatas tanah/

terbang atau melayang. Berbedanya setiap pribadi dan watak yang kita miliki

berbeda juga olahraga yang kita gemari, tapi apapun jenis yang kita pilih tidak

mengurangi fungsi dari olahraga tersebut dan tetap memberikan efek yang positif

bagi tubuh dan jiwa kita masing-masing.

Dari macam-macam olahraga, beladiri adalah salah satu olahraga yang

peminatnya lumayan banyak. Diminati mulai dari anak-anak yang usianya

(2)

untuk menjaga kebugaran tubuh olahraga ini juga berfungsi untuk melindungi diri

kita sendiri dari ancaman yang ada, misalnya seperti serangan dari pencopet

ataupun dari tindakan kekerasan yang lain.

Beladiri sudah dikenal sejak zaman dulu, hal ini dapat diketahui dari

peninggalan purbakala seperti; pisau yang terbuat dari batu atau dari tulang,

lukisan binatang yang diburu dengan senjata tombak dan panah. Zaman dahulu,

beladiri hanya digunakan sekedar untuk mempertahankan diri dari binatang buas

dan alam sekitarnya. Tapi sejak perubahan zaman dan pertumbuhan masyarakat

semakin meningkat, maka muncul banyak gangguan yang datang baik itu

dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja sehingga ada keinginan untuk

menekuni beladiri.

Ilmu beladiri awalnya adalah ilmu yang dipakai untuk melumpuhkan

lawan, dalam beladiri diajarkan teknik-teknik khusus seperti gerakan membanting,

mengunci gerakan, menendang secara berputar dan masih banyak gerakan lain

yang dipelajari dalam beladiri. Beladiri ini dulunya dikhususkan hanya pada

golongan tertentu seperti para bangsawan, pengawal, elit militer dan

perkumpulan-perkumpulan tertentu. Dengan tempaan latihan yang keras dan

disiplin yang tinggi menjadikan orang-orang ini sebagai senjata yang mematikan.

Tapi sejak banyaknya orang yang merasa tertarik untuk mempelajari beladiri

maka beladiri menjadi terbuka untuk umum dan dengan keadaan seperti ini

beladiri merupakan salah satu dari sekian banyak jenis olahraga yang peminatnya

(3)

Menurut kamus bahasa Inggris Webster beladiri didefinisikan dalam arti

yang sangat luas yaitu sebagai tindakan untuk melindungi diri. Tapi untuk lebih

jelasnya beladiri adalah suatu strategi yang digunakan untuk merespon serangan

fisik (Nelson 1999:45).

Dalam masing-masing ilmu beladiri terdapat perpaduan unsur seni. Seni

dalam ilmu beladiri bisa dikategorikan dengan bentuk indahnya gerakan yang

ditampilkan oleh sipengguna, misalnya dalam gerakan wushu yang lebih

didominasi kelincahan tubuh dalam melakukan setiap gerakannya selain itu peran

dari diri kita sendiri memegang andil penting untuk menghasilkan

gerakan-gerakan indah tersebut.

Dari macam dan jenis aliran ilmu beladiri, aikido adalah salah satunya.

合気道(aikidou) merupakan ilmu beladiri yang berasal dari Jepang dan dibawa ke

Indonesia. Berdasarkan informasi yang ada, aikido dibawa ke Indonesia melalui

pertukaran pelajar Indonesia ke Jepang. Para pemuda ini dikirim atas kerjasama

Indonesia dengan Jepang akibat dampak perang, dengan kata lain Jepang ingin

memberikan citra yang baik kepada bekas wilayah jajahannya dan kesan-kesan

buruk terhadap Jepangpun menjadi dapat dihilangkan supaya dikemudian hari

Jepang masih dapat bekerjasama dan menjalin hubungan internasional yang

memberikan keuntungan bagi kedua pihak.

Di Indonesia sendiri, aikido telah mendapat tempat di hati para

peminatnya. 合気道(aikidou) memberikan angin segar bagi bidang olah raga

khususnya dicabang beladiri. Gerakan-gerakan harmonis yang ditampilkan,

(4)

laun, aikido di Indonesia menjadi berkembang dan melebarkan sayapnya ke

daerah-daerah lain.

Dengan masuk dan diterimanya aikido di Indonesia memungkinkan

terjadinya adaptasi; adaptasi ini bisa terjadi terhadap gerakan seperti gerakan

menahan, menangkis ataupun melempar lawan, aturan yang berlaku terhadap

sesama praktisi baik aturan pada saat didalam dan luar dojo, filosofi maupun cara

pandang pribadi yang menekuni aikido tersebut juga tidak terlepas dari adaptasi

budaya yang disebabkan oleh berbagai aspek misalnya aspek ideologi yang

berbeda satu dengan yang lain atau juga dengan aspek kepribadian dari diri

masing-masing.

Oleh karena itu untuk dapat memperkenalkan, mendalami lebih jauh dan

meneliti mengenai aikido di Indonesia maka peneliti menuangkannya kedalam

skripsi ini dengan judul ‘’Analisis Adaptasi Budaya Terhadap Aikido Di

Indonesia’’.

1.2. Perumusan Masalah

Hubungan internasional yang terjadi antara ke dua negara Jepang dan

Indonesia, secara tidak langsung menyebabkan pertemuan budaya yang berbeda

dan dari sekian banyaknya budaya yang masuk ke Indonesia aikidou adalah salah

satunya. Dalam aikidou tidak hanya diajarkan cara untuk membela diri tapi dalam

aikidou diajarkan juga aturan dan filosofi yang didasari oleh bushidoudan falsafah

(5)

Seperti yang sudah diketahui kalau bushidou adalah aturan-aturan yang

keras yang harus dipatuhi para samurai pada zaman feodal Jepang dulu dan

hingga sekarang sikap ini masih melekat dalam diri orang Jepang yang

ditunjukkan dengan sikap yang salah satunya adalah bertanggungjawab terhadap

pekerjaan dan konsikuensi akibat dari pekerjaan tersebut.

Di Indonesia sendiri ada budaya dan aturan tertentu yang keberadaannya

telah diketahui sejak dulu dan dengan masuknya aikidou ini otomatis aturan dan

filosofinya ikut diserap oleh para praktisi aikidou. Meskipun begitu, hal tersebut

tidak serta merta diserap secara keseluruhan, pastilah terjadi adaptasi dikarenakan

dengan struktur yang berbeda antara masyarakat Jepang dengan Indonesia

sehingga mungkin terdapat sedikit perbedaan yang terjadi terhadap aikidou di

Indonesia.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis mencoba merumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Adaptasi apa sajakah yang dialami aikido dalam masyarakat Indonesia?

2. Bagaimanakah perkembangan aikido di Indonesia?

1.3. Ruang Lingkup Pembahasan

Pada penulisan skripsi ini penulis membahas permasalahannya hanya

terfokus kepada masalah yang berhubungan dengan adaptasi budaya aikidou yang

(6)

Untuk upaya pembahasan yang lebih jelas dan akurat, maka penulis

menjelaskan juga mengenai pengertian dan sejarah aikido, filosofi, aliran/style

dan perkembangan aikido di Indonesia.

1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

1. Tinjauan Pustaka

Setiap penelitian memerlukan landasan atau kejelasan berpikir dalam

memecahkan masalah atau menyorotinya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori

yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana

masalah penelitian akan disoroti (Nawawi 2001:39-40).

武 道 (budou) menurut arti biasa dan bukan arti kiasan maksudnya

adalahmartial way. Oleh karena aikidou adalah seni budou, teknik yang

dipergunakan bersumber dari sistem pertarungan yang diciptakan oleh para

kesatria di jaman feudal Jepang. Meskipun demikian, kombinasi antara filosofi

Morihei dengan teknik dibarengi oleh jiwa sendiri sehingga menghasilkan sebuah

cara untuk melatih tubuh dan pikiran dengan perasaan cinta terhadap semua hal

(Nippon Budokan 2009: 209).

Setiap beladiri memiliki gaya dan cara yang berbeda satu dengan yang

lainnya; karate yang dikenal dengan gerakan kuatnya dan langsung menuju titik

sasaran, judou dengan bantingan dan kuncian, kempou,jujitsu dan lain sebagainya

(7)

Dalam aikidou, kita tidak hanya diajarkan cara untuk membela diri tapi kita juga

diajarkan falsafah dan pemikiran bahwa aikidou bukan digunakan untuk

menyakiti lawan melainkan untuk berdamai dengan musuh kita, ‘’bila kita baik

kepada musuh kita maka sang musuh tersebut akan baik juga terhadap kita’’ yang

merupakan salah satu dari pandangan aikidou.

2. Kerangka Teori

Penelitian ini lebih mengarah pada penelitian kebudayaan. Menurut Sir

Edward B. Taylor dalam Haryo 2005:14, budaya adalah seluruh kompleksitas

yang terbentuk dari sejarah dan diteruskan dari generasi kegenerasi melalui tradisi

yang mencakup sosial, ekonomi, hukum, agama, seni, teknik, kebiasaan dan ilmu

kebudayaan yang selalu bersifat sosial dan historik.

Budaya diciptakan oleh suatu bangsa, dan terkadang budaya tersebut

dapat diambil oleh bangsa lain dengan cara menyerap budaya-budaya yang datang

dan dengan sendirinya beradaptasi terhadap keadaan masyarakat dan budaya asli

dari suatu bangsa dan dengan pencampuran budaya yang ada sudah ada serta

budaya yang sudah beradaptasi menciptakan sebuah budaya baru yang ada

sekarang ini.

Kebudayaan menurut Sir Edward B. Taylor dalam Soerjono Soekamto

(1982: 188-189) adalah komplikasi atau jalinan dalam keseluruhan yang meliputi

pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keagamaan, hukum, adat istiadat

serta lain-lain kenyataan dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan manusia

(8)

Sedangkan adaptasi merupakan proses yang menghubungkan sistem

budaya dengan lingkungannya. Budaya dan lingkungan berinteraksi dalam

sesuatu sistem tunggal tidaklah berarti bahwa pengaruh kausal dari budaya ke

lingkungan niscaya sama besar dengan pengaruh lingkungan terhadap budaya.

Dengan kemajuan teknologi, maka faktor dinamik dalam kepaduan budaya dan

lingkungan makin lama makin didominasi oleh budaya dan bukannya oleh

lingkungan sebagai lingkungan itu sendiri (Kaplan & Robert A. Manners 2000).

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan jenis pendekatan

historis yang bertujuan agar dapat mengetahui lebih jauh latar belakang sejarah

aikido dalam masyarakat Jepang dewasa ini.

Kevin dalam Kaelan (2005: 61) berpendapat bahwa sejarah adalah

pengetahuan yang tepat terhadap apa yang telah terjadi. Sejarah adalah deskripsi

ditulis berdasarkan penelitian serta studi yang kritis untuk mencari kebenaran.

Kartodirjo dalam Kaelan (2005: 61) juga mengatakan bahwa ilmu sejarah adalah

ilmu yang membahas peristiwa di masa lampau yang mengungkapkan fakta

mengenai apa, kapan dan di mana serta juga menerangkan bagaimana sesuatu itu

terjadi beserta sebab akibatnya.

Ratna (2004: 65) berpendapat bahwa pendekatan historis memusatkan

perhatian pada masalah bagaimana hubungannya terhadap karya yang lain,

sehingga dapat diketahui kualitas unsur kesejahteraannya. Pada umumnya

pendekatan historis dikaitkan dengan kompetensi sejarah umum yang dianggap

(9)

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan Penelitian

Hasil yang ingin dicapai dalam penelitan ini antara lain:

1. Untuk mengetahui adaptasi apa saja yang terjadi terhadap para

aikidoka.

2. Untuk mengetahui perkembangan aikido di Indonesia.

b. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian adalah:

1. Untuk menambah pengetahuan mengenai sejarahnya lahirnya aikidou

dan manfaat dari aikidou.

2. Untuk menambah pengetahuan tentang perkembangan aikido di

Indonesia.

3. Sebagai referensi bagi para mahasiswa/wi maupun umum yang tertarik

untuk mempelajari ilmu beladiri khusunya aikido.

1.6. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

(10)

menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya (Best 1977: 119). Penelitian ini

juga sering disebut noneksperimen, karena pada penelitian ini peneliti tidak

malakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian. Dengan metode deskriptif,

penelitian memungkinkan untuk melakukan hubungan antar variabel, menguji

hipotesis, mengembangkan generalisasi dan mengembangkan teori yang memiliki

validitas universal (Best 1977: 119).

Sedangkan yang dimaksud dengan studi kepustakaan adalah segala usaha

yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan

topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti.

Selanjutnya menurut Nazir (1998: 112) studi kepustakaan merupakan

langkah yang penting dimana setelah seorang peneliti menetapkan topik

penelitian, langkah selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan

teori, peneliti akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari

kepustakaan yang berhubungan. Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari

buku, jurnal, majalah, hasil penelitian (tesis dan disertasi) dan sumber-sumber

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana dikutip oleh M.. Kecerdasan emosional sangat berperan penting dalam mempengaruhi perilaku sosial seseorang. Karena kecerdasan emosional sering kali disebut

18 Berikut yang termasuk strategi bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman dalam bidang sosial budaya adalah. 1) Mengadopsi budaya asing yang masuk ke Indonesia 2)

Kajian tentang peran perempuan dalam nafkah rumah tangga, utamanya di pedesaan seperti yang dilakukan oleh Azahari (2008), menunjukkan bahwa peranan perempuan

( 2 ) Dengan melihat hasil koefesien Variable Independen Indeks Harga Saham Gabungan (X1), Produk Domestik Regional Bruto (X2),Tingkat Suku Bunga (X3) maka dapat disimpulkan

Peneliti menyiapkan hal yang dibutuhkan untuk mendukung proses pembelajaran, antara lain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan sintag model pembelajaran

Merumuskan kebijakan teknis di bidang Cipta Karya yang meliputi pembangunan perumahan dan permukiman, tata perkotaan dan pedesaan dan pengelolaan pertamanan

Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the