• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN BANTUAN KEUANGAN DPMD DALAM PENING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERAN BANTUAN KEUANGAN DPMD DALAM PENING"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

SEMINAR PROPOSAL

PERAN BANTUAN KEUANGAN DPMD DALAM

PENINGKATAN EKONOMI KREATIF BERDASARKAN PRINSIP

ISLAM DI KABUPATEN TULUNGAGUNG

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Seminar Proposal

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung

Oleh :

Bobby Yuanda

NIM : 17402153013

Dosen Pembimbing

Rohmad Subagiyo, M. EI.

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

IAIN TULUNGAGUNG

(2)

1. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) merupakan salah satu dinas yang ada Kabupaten Tulungagung, yang terletak di Jln. Sultan agung No. 20. Dinas ini merupakan badan yang terbentuk sesuai peraturan daerah (PERDA) No. 40 tahun 2011, tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Tulungagung dengan tujuan sebagai dinas yang menjembatani kegiatan masyarakat guna meningkatkan kemandirian masyarakat melalui program atau kegiatan yang melibatkan peran serta masyarakat.

Program pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa pada tahun 2018 ini mengalami perubahan nama program dengan kuantitas yang sama pada tahun 2017, yaitu sebanyak empat program, diantaranya: (1)Pengembangan usaha ekonomi desa (ekonomi kreatif), (2)Partisipasi dan pemberdayaan lembaga kemasyarakatan, (3)Pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tepat guna, (4)Penataan dan pemerintahan desa. Ada beberapa kegiatan yang mendukung Sasaran dan tujuan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa namun belum terakomodir dalam APBD murni, antara lain Evaluasi Pendataan Administrasi dan Kekayaan Desa, Fasilitasi BUMDes Bersama, Pengelolaan SDA berbasis TTG dan lainnya.

(3)

dibentuk dan dijalankan menurut tugas dan wewenang masing – masing sehingga masyarakat desa di Kabupaten Tulungagung dapat bersaing dalam hal dalam perekonomian yang semakin maju khusunya dalam ekonomi kreatif masyarakat desa.

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa kabupaten Tulungagung bertujuan untuk memajukan ekonomi kreatif, khususnya bagi desa – desa yang berkembang dan terbelakang guna kesejahteraan bersama agar perekonomian masyarakat Kabupaten Tulungagung dapat berkembang maju dan tidak kalah bersaing dengan kota – kota yang sudah maju sebelumnnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka bebrapa permasalahan muncul ditarik dalam rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Tulungagung memiliki pengaruh dalam kemajuan ekonomi kreatif?

2. Apakah Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Tulungagung memiliki pengaruh dalam perkembangan perekonomian desa?

3. Apakah secara keseluruhan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Tulungagung dapat memajukan perekonomian memalaui program ekonomi kreatif?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

(4)

1. Untuk mengetahui dan menganalisa peran Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Tulungagung dalam memajukan ekonomi kreatif.

2. Untuk mengetahui dan menganalisa peran Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Tulungagung dalam memajukan perekonomian desa.

3. Untuk mengetahui dan menganalisa peran Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Tulungagung dalam memajukan perekonomian desa memlalui program ekonomi kreatif.

1.4 BATASAN MASALAH

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan batasan terhadap masalah yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini. Pada penelitian ini, kinerja Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Tulungagung ditujukan pada kerjasama antar anggota dalam mengembangkan usaha ekonomi kreatif agar dapat memajukan perekonomian desa. Seperti pengolahan kinerja unit usaha simpan pinjam yang ada di Desa Tanggunggunung Kecamatan Tanggunggunung agar bisa bersaing dengan koprasi – koprasi besar lain.

Sealain itu dalam penelitian ini juga akan menganalisis mengenai kelebihan dan kelemahan factor – factor lain yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi masyarakat desa terhambat. Dari hasil analisis tersebut kemudian dirumuskan strategi pengembangan yang tepat terhadap usaha ekonomi kreatif yang dilakukan masyarakat desa yang dibantu Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Tulungagung.

1.5 PENEGASAN ISTILAH

(5)

1. Bantuan keuangan DPMD

Pemerintah daerah/provinsi/kabupaten/kota dapat memberikan bantuan keuangan yang bersuber dari APBD provinsi//kabupaten/kota kepada desa sesuai dengan kemampuan keuangan pemerintah daerah yang bersangkutan. Pembangunan tersebut digunakan untuk percepatan pembangunan desa, khususnya desa yang tertinggal.1

2. Ekonomi kreatif

Ekonomi kreatif adalah sebuah konsep atau ide baru di era ekonomi baru yang mengandalkan kekreatifitasan seseorang dengan mengandalkan pikiran guna mendapatkan ide baru untuk diproduksi baru, konsep ini biasanya akan didukung dengan keberadaan industry kreatif yang menkadi dasarenya.2

3. Prinsip islam

Prinsip dasar islam ada 3: (a)Setiap manusia bertanggung jawab atas dosa dan perbuatan yang ia lakukan. (b)Manusia tidak meraih apa – apa di akhirat kecuali kecuali apa yang telah diusahakannya diakhirat. (c)Setiap manusia akan memperoleh hasil usahanya dan Allah SWT akan membalasnya dengan balasan yang sempurna.3

Secara operasional

1. Bantuan keuangan DPMD

Berupa bantuan keuangan sejumlah uang maupun barang yang diberikan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Tulungagung untuk desa – desa yang berprestasi dalam mengolah usahanya maupun desa – desa yang tertinggal guna memajukan perekonomian desa tersebut agar kesejahteraan di Kabupaten Tulungagung merata.

1 www.keuangandesa.com diakses pada sabtu 26 Mei 2018 pukul 16.48

2 Mauled Moelyono, Menggerakkan Ekonomi Kreatif, Rajawali Pers, Jakarta,

2010, hlm. 90.

(6)

2. Ekonomi kreatif

Adalah industry atau masih berupa pemikiran produk – produk baru atau belum pernah ada dipasaran atau berupa tempat wisata yang untuk untuk menunjang perekonomian desa tersebut agar prekonomiannya lebih maju dan dapat mensejahterakan masyarakat.

3. Prinsip islam

Dasar prinsip islah ialah tidak menghalalkan segala cara untuk berekonomi, sesuai prinsip syariat islam, tidak mengandung ghoror dan maysir serta halah jika memproduksi makanan sesuia BPOM yang berlaku di Negara Indonesia.

2. KAJIAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORI

Pembangunan ekonomi menurut kebanyakan ahli teori ekonomi Islam memiliki ciri-ciri komprehensif, tidak terbatas pada variabel-variabel ekonomi semata, tetapi seperti ditegaskan Khursyid meliputi aspek moral dan sosial, material dan spritual. Di samping itu kata Khursyrd, pertumbuhan ekonomi tidak lepas dari konsep keadilan distribusi pendapatan dan kekayaan bagi setiap individu pada seluruh generasi, penghapusan riba, dan kewajiban zakat. Pendapat lain menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi bertujuan membersihkan dan menyucikan akidah dan membenarkan iman.

(7)

Yusuf, berpendapat bahwa pemberlakuan al-urf untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi tidak sesuai dan tidak relevan dengan masyarakat Muslim.

Ketidak sesuaian ini kata Abdul Mannan karena persoalan-persoalan tidak populer yang tidak dapat dijadikan dasar bagi pembangunan ekonomi masyarakat nonMuslim. Pertumbuhan ekonomi dalam masyarakat Muslim berdasarkan prinsip menggembirakan (at-targib) yang terdapat dalam Alquran dan sunah. Pertumbuhan ekonomi dalam perspektif Islam, menurut Yusuf, untuk mewujudkan kehidupan yang baik (al-hayat at-thayibah). Dapat dipastikan para penulis teori ekonomi Islam menyimpulkan bahwa setiap ayat yang menyebutkan kata al-kasbu, as-sa'yu, al-inqu, atau al-dharbu fi al-ard (bertualang di muka bumi) menunjuk pada satu makna yaitu aktivitas perekonomian, sekaligus menajdi dalil hukum pembangunan ekonomi.

Perintah membangun ekonomi merupakan konsep umum sehingga sulit dibatasi pada suatu aktivitas yang tingkat keberhasilannya dapat diukur. Pendapat ini muncul karena didorong keinginan kuat kebanyakan penulis untuk menegaskan bahwa agama Islam mendahulukan segala sesuatu yang mengandung kebaikan bagi manusia dan menghindari hal yang dapat merugikan mereka. Meskipun pernyataan ini banyak dimuat dalam karya-karya modem, kita temukan beberapa penulis melihat hal tersebut dari sudut pandang pembangunan ekonomi Islam dan mengorelasikannya dengan moralitas modern.

(8)

berbicara tentang memenuhi kebutuhan yang layak (had al-kifayah) dan memerangi kemiskinan.

Tanpa rasa skeptis Quhaf juga mengemukakan pendapat bahwa pembangunan ekonomi dalam Islam bertujuan merealisasikan kemajuan dalam bidang material, tetapi kemajuan tersebut tidak menetralkan nilai-nilai yang tidak sesuai dengan syariah Islam. Meskipun penting memformulasikan konsep Islam tentang pembangunan ekonomi, para penulis Muslim belum memperhatikannya secara memadai. Mereka hanya menjelaskan sistem pembangunan ekonomi islami secara sporadis dan tidak komprehensif. 4Oleh sebab itu pembangunan ekonomi berbasis islam sangat diperlukan demi terciptanya ekonomi kreatif yang baik serda dapat bersaing dengan lainnya.

Dalam memajukan ekonomi kreatif diperlukan tenaga kerja yang terampil dan modal yang mencukupi sehingga dapat berjalan dengan baik dan dapat bersaing dan berkembang kedepannya. Menurut Ibnu Khaldun, tenaga kerja adalah sumber nilai. Dia menjelaskan secara rinci teori tentang nilai tenaga kerja dan menjelaskannya untuk pertama kali dalam sejarah.125 Menurut lbnu Khaldun:

“Apapun di dunia ini dibeli dengan tenaga kerja. Apa yang dibeli dengan uang atau barang yang bagus adalah dibeli dengan tenaga kerja karena sebenarnya ia diperoleh melalui kerja dari tubuh kita. Uang atau barang memang melindungi kita. Keduanya mengandung nilai kuantitas kerja dengan sesuatu yang bisa kita pertukarkan ketika memiliki kuantitas yang sama. Orang yang memiliki nilai sebuah komoditas, dan orang yang tidak memanfaatkan barang tersebut, bisa ditukar dengan komoditas lainnya. Karena itu, kuantitas kerja sama dengan kemampuan membeli sebuah barang, atau pengaturannya, Dengan demikian, tenaga kerja adalah sebuah ukuran nyata dari Teori tentang Nilai Tenaga Kerja

4 Veithzal Rivai dan Antoni Nizar Usman, Islamic Ekonomics & Finance,

(9)

Menurut Ibnu Khaldun, tenaga kerja adalah sumber nilai. Dia menjelaskan secara rinci teori tentang nilai tenaga kerja dan menjelaskannya untuk pertama kali dalam sejarah.125 Menurut lbnu Khaldun:

“Apapun di dunia ini dibeli dengan tenaga kerja. Apa yang dibeli dengan uang atau barang yang bagus adalah dibeli dengan tenaga kerja karena sebenarnya ia diperoleh melalui kerja dari tubuh kita. Uang atau barang memang melindungi kita. Keduanya mengandung nilai kuantitas kerja dengan sesuatu yang bisa kita pertukarkan ketika memiliki kuantitas yang sama. Orang yang memiliki nilai sebuah komoditas, dan orang yang tidak memanfaatkan barang tersebut, bisa ditukar dengan komoditas lainnya. Karena itu, kuantitas kerja sama dengan kemampuan membeli sebuah barang, atau pengaturannya, Dengan demikian, tenaga kerja adalah sebuah ukuran nyata dari nilai semua komoditas yang bisa dipertukarkan.

“Tenaga kerja adalah kebutuhan untuk penghasilan dan akumulasi modal. Hal ini sangat jelas dalam masalah manufaktur (keahlian). Seandainya penghasilan dilahirkan dari sesuatu selain manufaktur, maka nilai keuntungan (dan modal) yang dilahirkan harus meliputi nilai kerja dimana komoditas tersebut dihasilkan. Tanpa tenaga kerja, tidak akan diperoleh sesuatu apapun.”

Apabila kita bisa menafsirkan gagasan lbnu Khaldun tentang kerja, maka jelas bahwa tenaga kerja adalah sebuah kebutuhan dan kondisi yang mencukupi untuk penghasilan, sedangkan sumber daya alam hanyalah sebuah kondisi yang dibutuhkan. Tenaga kerja dan kerja keras cenderung memproduksi yang akan digunakan dalam sebuah pertukaran melalui barter, atau melalui penggunaan uang, yakni emas dan perak. Proses tersebut melahirkan penghasilan dan keuntungan yang diperoleh manusia dari manufaktur atau komoditas sebagai nilai dari kerjanya, setelah dikurangi biaya material mental.

(10)

produk-produknya. Ketika jenis pekerjaan tertentu lebih mahal, yakni seandainya permintaan melebihi permintaan yang ada, maka penghasilannya mesti bertambah.5 Upaya untuk mencapai perkembangan tersebut dibutuhkan pengembangan tenaga kerja secara optimal agar dapat berjalan dengan baik serta ekonomi kreatif dapat bersaing secara adil.

a. Mengembangkan Kecerdasan Secara Optimal

Dalam diri pelaku bisnis sekurang-kurangnya ada empat kecerdasan yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan kreatifitas dan kecerdasan spiritual. Dari semua kecerdasan yang dimiliki, yang menjadi pemandu adalah kecerdasan spiritual. Kecerdasan ini seakan menjadi juru selamat dari semua kecerdasan yang lain. Dialah yang menjadi tumpuan harapan dari semua usaha bisnis. Dan dia pulalah yang akan menjadi tujuan dari semua aktivitas kehidupan. Karena itu pelaku bisnis yang baik adalah mereka yang mampu mengembangkan kecerdasannya secara Optimal, yang berarti mampu berkembang dan mampu menangani masalah bisnis secara baik.

b. Mengembangkan Bakat dengan baik

Sejak lahir manusia dibekali oleh Sang Pencipta dengan bakat-bakat. Semua bakat yang dimiliki oleh pelaku bisnis hanya akan berkembang dan bermanfaat, bila lingkungan dan pengembangannya, berjalan dengan baik Karena itu, setiap bakat hanya akan menjadi optimal bila dipupuk dandikembangkan secara optimal pula. Dengan demikian manfaatnya akan dirasakan oleh yang bersangkutan, oleh masyarakat dan dunia bisnis pada umumnya. Baik bakat maupun kepribadian dipastikan berkorelasi langsung dengan semua kecerdasan yang dimiliki oleh setiap orang, bahkan sebagian ahli menyatakan bahwa, bakat adalah kecerdasan itu sendiri.

Dengan tidak bermaksud untuk mencari kelemahan pemikiran manusia, dengan segala keterbatasannya, dipastikan bahwa orang yang berbakat bisnis akan

5 Cecep Maskanul Hakim, Belajar Mudah Ekonomi Islam, Shuhuf Media Insani,

(11)

mempunyai kompetensi yang cukup untuk berkembang dan mengaktualisasikan diri untuk menjadi orang berhasil.6 Sejak awal kemunculannya, ekonomi kreatif diyakini dapat mempercepat kemajuan pembangunan ekonomi dan pengembangan bisnis. Hal ini didasarkan pada fenomena paradox yang muncul dari pengalaman pembangunan ekonomi dan pengembangan bisnis dibanyak Negara, terutama pada perbedaan kinerja pembangunan ekonomi dan bisnis yang amat tajam antara Negara – Negara yang miskin SDA dengan yang melimpah kekayaan alamnya.

Kunci keberhasilan pembangunan ekonomi dan pengembangan bisnis pada kasus diatas terletak pada keunggulan modal manusia dalam membangunan ekonomi kreatif, melalui ;

1) Infestasi jangka panjang pada pendidikan

2) Modernisasi infrastruktur informasi

3) Peningkatan infrastruktur untuk pengembangan kreatifitas dan kapabilitas inovasi

4) Penciptaan lingkungan ekonomi yang kondusif untuk mendorong transaksi pasar yang lebih atraktif tetapi efisien.7

2.2 PROPORSI

1. Bantuan keuangan sebagai upaya pengembangan ekonomi kreatif berdasarkan prinsip islam.

2. Factor – factor yang menghambat dan mendorong pengembangan ekonomi kreatif.

3. Bantuan keuangan pada ekonomi kreatif dalam berdasarkan prinsip islam.

2.3 PENELITIAN TERDAHULU

6 Hasan Aedi, Teori Dan Aplikasi Etika Bisnis Islam, Alfabeta, Bandung, 2011,

hlm. 51.

7 Mauled Moelyono, Menggerakkan Ekonomi Kreatif, Rajawali Pers, Jakarta,

(12)

Berdasarkan penelitian yang dilakukian Dimas Setyo Nugroho pada 2 Desember 2017 yang berjudul Desa Wisata Sebagai Community Based Tourist Yogyakarta. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah ekonomi kreatif berbasis desa wisata mempengaruhi perekonomian masyarakat. Hasil analisis sumber dan peratisipasi masyarakat akan mempengaruhi ekonomi, social dan lingkuang masyarakat disekitar desa wisata. Perkembangan warga yang pesat dan tingginya partisipasi warga dapat memunculkan strategi untuk mempertahankan desa wisata dari persaingan industri pariwisata.

Penelitian tersebut mengunakan metode kualitatif dengan metode wawancara, dokumentasi dan observasi lalu diolah dengan analisis SWOT setelah itu divalidasi dengan angket. Objek wawancaranya adalah warga desa wisata sebnyak 21 sehingga semakin tinggi paertisipasi warga semakin valid daya yang didapatkan.8

3. METODE PENELITIAN 3.1 METODE

Dalam proposal penelitian ini saya mengunakan metode kualitatif deskripti dengan data primer dan skunder. Metode ini adalah menjabarkan secara terperinci tentang judul yang saya buat diatas. Saya mengunakan metode kualitatif karena permaalahan belum jelas, holistic, komplek, dinamis dan penuh makna sehingga data pada situasi social tersebut di terapkan dalam metode kuantitatif dengan instrumen seperti test, kuesioner, pedoman wawancara.9 Selain itu saya bermaksud memahami situasi social secara mendalam, menemukan pola, hipotesis dan teori.

3.2 TEMPAT PENELITIAN

8Dimas,Setyo,Nugraha, Desa Wisata Sebagai Community Based Tourism, Upajiwa Dewantara

Vol. 1 No. 2 Desember 2017., Hlm. 68.

9Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), Alfabeta, Bandung,

(13)

Tempat penelitian yang digunakan adalah dikantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Tulungagung beralamat di Desa Tamanan Kecamatan Rejoagung Kabupaten Tulungagung.

3.3 INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian yang utama adalah saya sendiri karena peran peneliti sangat signifikan khususnya dalam metode penelitian kualitatif. Tidak hanya itu alat rekam, panduan wawancara serta buku catatan kecil sangan diperlukan dalam penelitian kualitatif dalam menunjang data yang dibutuhkan.

3.4 SAMPEL DAN DATA

Dalam penelitian kualitatif sampel dan sumber data dipilih secara purposive dan bersifat snowball sampling. Penentuan sampel sumber data, pada proposal masih bersifat sementara dan akan berkembang kemudian setelah terjun ke lapangan. Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.10 Missal ingin meneliti ekonomi masyarakat maka yang diteliti adalah ahli ekonomi pada daerah tersebut yang berprngaruh. Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula – mula jumlahnya kecil kemudian melebar dan meluas serta membesar.11

Di ibaratkan bola salju yang mengelinding semakin lama menggelinding semakin besar bola salju tersebut. Mula – mula dalam penetuan sampel dipilih satu atau dua orang, tetapi dengan dua orang ini belum merasa cukup dan lengkkap maka peneliti mencari orang lain yang mengerti dan dapat melengkapi data yang kurang tersebut.

3.5 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Pada bagian ini terdapat beberapa cara teknik pengumpulan data pada metode kualitaitif. Teknik pengumpulan data yang utama adalah kualitatif observasi, wawancara, dokumentasi dan gabungan ketigannya/trigulasi.

(14)

1. Observasi

Observasi adalah dasar semua ilmu pengtahuan. Dapat bekerja berdasarkan fakta mengenai kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dengan instrumen pembantu. Macam – macam observasi (a)Observasi partisipasif, (b)Observasi terus terang atau tersamar, dan (c)Observasi tak berstruktur.12

2. Wawancara

Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikontribusikan makna dari suatu topic tertentu. Macam – macam wawancara atau interview : (a)Wawancara terstruktur, (b)Wawancara semiterstruktur dan (c)Wawancara tak berstruktur.13

3. Dokumntasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya – karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari pengunaan metode observasi dan mwawancara dalam penelitian kualitatif.14

4. Trigulasi

Teknik pengumpulan data dengan trigulasi bersifat mengabungkan dari berbagai teknik yang telah ada. Bila melakukan pengumpulan data dengan trigulasi maka peneliti sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredebilitas data dengan teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.15

3.6 TEKNIK ANALISIS DATA

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari bergai sumber dengan pengumpulan data trigulasi, dan dilakukan terus sampai datanya jenuh. Dengan

(15)

pengamatan yang terus menerus mengakibatkan variasi data tinggi. Sehingga teeknik analisis data yang digunakan belum jelas. Berdasarakan hal itu dapat diartikan bahwa disini analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dkumentasi dengan mengorganisasikan data ke kategori – kategori, memilih yang penting – penting menjabarkan ke unit – unit dan terakir menarik kesimpulan.16

Analisis kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analuisis data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolah berdasarkan data yang terkumpul. Bila hipotesis diterima , maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori. Dalam metode kualitatif analisis banyak dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Tahapnya pertama memasuki lapangan analisis datanya analisis domain.

Tahap ke dua menentukan focus, teknik pengumpulan data denagan minitour question analisis data digunakan dengan analisis taksonomi, selanjutnya tahap selection.17

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Surat An-Najm ayat 39 sampai 41

Cecep,Maskanul. 2011. Belajar Mudah Ekonomi Islam. Tanggerang:Shuhuf Media Insani.

Hasan,Aedi. 2011. Teori Dan Aplikasi Etika Bisnis Islam. Bandung: Alfabeta. Mauled,Moelyono. 2010. Menggerakkan Ekonomi Kreatif. Jakarta: Rajawali. Nugroho,Dimas,Setyo. Desa Wisata Sebagai Community Based Tourism.

Upajiwa Dewantara Vol. 1 No. 2 Desember 2017.

Subagiyo,Rokhmad. 2017. Metode Penelitian Ekonomi Islam Konsep Dan Penerapan. Jakarta Timur: Alims Publising

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Suyanto,Bagong. 2013. Sosiologi Ekonomi Kapitalisme dan Konsumsi di Era Masyarakat Post-Modernisme. Jakarta: Kencana.

Veithzal,Rivai dan Antoni,Nizar. 2012. Islamic Ekonomics & Finance. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Referensi

Dokumen terkait

Renstra Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Musi Banyuasin memiliki peran strategis dalam upaya meningkatkan keberdayaan masyarakat yang difokuskan

kriteria baik (71%), dan masih terdapat 4 langkah yang hanya dapat dilaksanakan dengan kriteria cukup dengan (29%) sehingga masih perlu dilakukan perbaikan pada siklus II

Diciptakan untuk langsung menjawab kebutuhan pribadi Anda, perangkat ini menghantarkan produk anti penuaan yang efektif, pelembab pagi dan malam serta kombinasi serum pribadi

Pada lampiran Perjanjian Kinerja Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Jember Tahun 2020 dicantumkan sasaran-sasaran strategis dinas, indikator kinerja, target kinerja,

(1) Laporan penyerapan dan penggunaan dana transfer Bantuan Keuangan Provinsi ke Desa/Kelurahan disusun oleh dinas terkait pemberdayaan masyarakat dan desa Kabupaten/Kota

Penelitian ini menghasilkan prototype perancangan sistem informasi pengelolaan arsip surat masuk dan surat keluar berbasis web pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Kemudian dilanjutkan dengan uji coba perorangan subjek dari uji coba perorangan ini adalah siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Melaya sebanyak 3 (tiga) siswa.

Siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 24 Agustus 2016. Materi yang akan diajarkan adalah melakukan perkalian dua bilangan dengan cara bersusun pendek.