• Tidak ada hasil yang ditemukan

Replikasi Eksperimen Efektivitas Aroma P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Replikasi Eksperimen Efektivitas Aroma P"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG MASALAH

1.1.1. REVIEW PENELITIAN EKSPERIMEN BERBASIS JURNAL Pada penelitian kali ini, penulis mereplikasi jurnal yang berjudul

“Efektivitas Aroma Peppermint Terhadap Memori Jangka Pendek” yang

ditulis oleh Alfa Ghasani & Magda Bhinnety E pada tahun 2010.

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah mahasiswa/i

Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada angkatan 2006 sebanyak 26

orang yang terdiri masing-masing 13 orang kelompok eksperimen dan 13

orang kelompok kontrol. Subjek dipilih secara random. Kriteria subjek

adalah tidak sedang dalam kondisi sakit flu/pilek dengan rentang umur 20

hingga 22 tahun dan tidak memiliki cacat fisik. Pada kelompok

eksperimen sebelum dilakukan proses eksperimen akan dilakukan simple

smelling test untuk menguji apakah penciuman subjek tidak terganggu.

Hasil dari penelitian ini penulis jurnal melihat dari hasil output

SPSS jawaban posttest kelompok eksperimen pada tes rekognisi hasilnya

sangat signifikan yang menunjukkan nilai selisih rerata hitung sebesar

-3.538 (<p.0.05) sedangkan kelompok kontrol tidak terlalu signifikan

dengan nilai sebesar -1.538 (>p0.05). Dari kedua hasil diatas dapat diambil

kesimpulan bahwa pemberian peppermint efektif atau mampu

meningkatkan kemampuan memori jangka pendek pada subjek.

Sedangkan dari hasil output SPSS jawaban posttest kelompok

eksperimen pada tes free recall memiliki tingkat signifikansi yang sama

dengan hasil kelompok kontrol. Dilihat dari nilai selisih rerata hitung

kelompok kontrol sebesar -4.769 dan kelompok eksperimen sebesar -3.462

(keduanya sama-sama <0.05). Sehingga pada tes free recall dapat diambil

(2)

peningkatan pada kedua kelompok dalam hal untuk meningkatkan

performansi memori jangka pendek yang berarti bahwa hipotesis tidak

terbukti.

1.1.2 PERNYATAAN APA YANG MAU DITELITI

Peneliti ingin membuktikan keefektifan aroma peppermint untuk

meningkatkan performansi memori jangka pendek pada mahasiswa.

Membuktikan sejauh mana aroma peppermint dapat berpengaruh pada

proses memori jangka pendek subjek.

1.2RUMUSAN MASALAH

Mengetahui efektifitas aroma peppermint untuk meningkatkan

(3)

BAB 2

KAJIAN TEORI

2.1Memori Jangka Pendek 2.1.1 Definisi Memori

Memori atau ingatan adalah sebuah fungsi dari kognisi yang

melibatkan otak dalam pengambilan informasi. Menurut para ahli ingatan

merupakan hubungan antara pengalaman dengan masa lampau. Apa yang

telah diingat oleh seorang individu maka hal tersebut pernah dialaminya

dan pernah di persepsinya sebagaimana hal tersebut telah disimpan dan

kemudian pada suatu waktu kejadian tersebut kembali teringat.

Menurut Matlin (1998) dalam mengatakan bahwa memori

mengarah/mengacu pada suatu proses penyimpanan informasi sepanjang

waktu. Memori berperan penting dalam proses-proses kognitif individu.

Perbedaan konsep tentang pengertian memori oleh beberapa ahli

dikarenakan cara melihat memori dari sudut pandang yang berbeda namun

menurut Stenberg (2003) menjelaskan secara umum bahwa memori adalah

usaha untuk menyimpan informasi yang telah dimasukkan sebelumnya

untuk dapat digunakan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

memori adalah bagaimana seorang individu menerima, menyimpan, dan

mengingat kembali suatu informasi.

Decay Displacement Retrieval

failure

(4)

2.2.2. Proses Memori

Dalam proses mengingat terdapat tiga tahapan yang dijelaskan oleh

Weiten (2013) yaitu memasukkan informasi (encoding), penyimpanan

(storage), dan mengingat (retrieval). Tahap encoding melibatkan indera

untuk mempengaruhi stimulus membentuk suatu kode. Contohnya adalah

pada saat kita membaca sebuah kata yang dilihat, ingatan kita akan

menyimpan bagaimana bentuk huruf-huruf yang terkandung dalam kata

tersebut, bagaimana cara menyebutnya atau apa arti dari kata itu. Proses

ini membutuhkan attention atau perhatian sehingga ingatan kita dapat

dengan jelas mengetahui kata tersebut apabila kita melihatnya lagi.

Tahap storage merupakan tahap dimana seorang individu

menyimpan ingatannya setelah melalui tahap encoding. Sesuatu yang telah

dipelajari biasanya akan tersimpan dalam bentuk jejak-jejak (traces) dan

dapat ditimbulkan kembali. Namun traces juga juga dapat hilang akibat

dari ingatan yang tidak pernah ditimbulkan kembali hal ini juga dapat

disebut dengan kelupaan.

Proses yang terakhir adalah tahap retrieval, yangmerupakan tahap

dimana seorang individu mengingat atau memunculkan kembali informasi

yang telah disimpan. Proses ini dalam kehidupan sehari-hari dapat berbeda

oleh tiap individu. Setiap orang memiliki caranya sendiri untuk mengingat

kembali memori yang ada di ingatannya.

2.2.3 Memori Sensori, Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Menurut Atkinson dan Shiffrin (1968) yang membagi memori

menjadi tiga proses yaitu proses melalui sensory register, short term

memory (ingatan jangka pendek) dan long term memory (ingatan jangka

panjang).

Sensory Memory yang hanya betahan selama kurang dari satu

detik. Seseorang dapat mengingat sesuatu hanya dengan mencatat stimuli

dari salah satu atau lebih panca indra seperti melihat, mendengar, atau

(5)

tidak diingat kembali maka informasi yang telah diterima akan hilang,

namun apabila informasi tersebut diterima maka akan diproses sebagai

ingatan jangka pendek (Bhinnety, 2008).

Memori jangka pendek merupakan kemampuan untuk mengingat

hal-hal yang baru saja terjadi dan memiliki kapasitas mengingat tujuh digit

(dapat lebih atau kurang dari dua) angka ataupun huruf yang akan hilang

dalam waktu kurang dari 10-20 detik (Miller, 1956). Proses psikologis

yang terjadi pada memori jangka pendek, menurut Kumaran (2008)

berbeda dengan memori jangka panjang. Ingatan jangka pendek yang telah

diterima dapat ditransfer menjadi ingatan jangka panjang. Beberapa ahli

berpendapat informasi yang masuk ke dalam memori jangka pendek

sebagian besar berupa kode auditori.

Sementara memori jangka panjang menerima informasi berupa

makna atau kode semantik dan ingatan tersebut berupa permanent. Ingatan

jangka panjang merupakan kemampuan mengingat yang tidak terbatas

kapasitasnya dan dapat menyimpan informasi dalam jangka waktu yang

lama. Tidak seperti ingatan sensorik dan ingatan jangka pendek yang

memiliki kapasitas terbatas dalam menyimpan informasi, ingatan yang

tersimpan dalam memori jangka panjang dapat terjaga secara permanen

(Weiten, 2013).

2.2Aromaterapi Minyak Essensial Peppermint 2.2.1 Aromaterapi

Aromaterapi adalah istilah dalam jaman modern yang digunakan

untuk proses penyembuhan secara tradisional atau herbal yang

menggunakan sari tumbuhan murni. Tujuan dari penggunaan aromaterapi

adalah untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan tubuh, pikiran

dan jiwa. Beberapa rumah sakit di Melbourne telah mencoba pada tahun

1987 bahwa aromaterapi saat itu telah digunakan secara teratur sebagai

obat penenang sebelum dan sesudah operasi di rumah sakit John Radcliffe

(6)

terhadap peremajaan kulit, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya seorang

ahli biokimia Austria, Marguerite Maury yang meneliti manfaat

aromaterapi pada kosmetik terhadap efek peremajaan kulit

(Primadiati,2002 dalam).

2.2.2 . Minyak Essensial

Minyak essensial merupakan suatu bahan yang mirip minyak

karena bentuknya lebih cair daripada minyak dan samasekali tidak

berminyak sehingga tidak meninggalkan bekas pada baju atau kertas.

2.2.3. Peppermint

Peppermint memiliki sumber aroma dari daun mint yang memiliki

manfaat untuk mengatasi gangguan pencernaan, melawan kelelahan,

kecemasan, batuk serta influenza. Pada jaman sekarang juga biasa

digunakan untuk bahan pasta gigi,permen dan penyejuk. Menurut Gobel,

Schmidt, Soyka (1994) dalam telah terbukti bahwa ternyata peppermint

memliki banyak manfaat dan terbukti pada beberapa eksperimen yang

menggunakan peppermint sebagai sarana untuk menguji suatu hipotesis

yang terkait keadaan fisik maupun psikis seseorang.

2.3Hubungan antara Memori dengan Aromaterapi

Aromaterapi bekerja dalam tubuh seorang individu melalui dua sistem

fisiologis yaitu sistem sirkulasi tubuh dan penciuman. Manfaat dari bau-bauan

atau aroma bagi seorang individu yaitu dapat mempengaruhi jiwa dan tingkat

emosional seseorang.

Secara spesifik indera penciuman di dalam tubuh manusia berkaitan

langsung ke area limbik di otak melalui olfactory bulbs yang terletak di dekat otak

dan tiap receptor cells mengirimkan satu akson ke olfactory bulbs. Setelah itu

Amygdala mengirim informasi pembauan ke hipotalamus, enthorinal cortex

(7)

orbital frontal yaitu bagian depan otak yang berkaitan dengan memori jangka

pendek.

2.4Hipotesis

Berdasarkan pada kajian teoritis yang telah dilakukan,dirumuskan

hipotesis yaitu ada perbedaan kemampuan memori jangka pendek pada

mahasiswa psikologi UBAYA KP D angkatan 2013 setelah diberi aroma minyak

essensial peppermint.Kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan lebih

(8)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

3.1.1 Aromaterapi dengan minyak essensial peppermint

Variabel Independen teridentifikasi dari perbedaan antara

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen

mendapat perlakuan diberi aromaterapi pepermint sedangkan kelompok

kontrol tidak mendapat perlakuan.

3.1.2 Memori Jangka Pendek

Kemampuan memori jangka pendek di operasionalkan sebagai

skor hasil pengukuran memori jangka pendek dengan memberikan soal

free recall usulan Peterson dan recognition usulan Thuving dan Thompson

sebanyak 24 soal.

3.2SUBJEK PENELITIAN

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i KP D fakultas psikologi

Universitas Surabaya angkatan 2013. Peneliti membutuhkan 26 orang dalam

penelitian ini yang nantinya dibagi sama rata yaitu 13 orang masuk ke dalam

kelompok eksperimen dan 13 orang masuk ke dalam kelompok kontrol. Kriteria

subjek dalam penelitian ini yaitu tidak dalam keadaan sakit yang menganggu

indera penciuman dan tidak dalam keadaan buta/tuli. Rentang usia subjek dalam

penelitian ini adalah 19-22 tahun.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Subjek Penelitian

NO Variabel Kategori Variabel f Persentase

(%)

(9)

20 tahun 11 42.30

2. Jenis Kelamin Perempuan 20 76.92

Laki-Laki 6 23.07

3.3 DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode

kuantitatif. Metode kuantitatif adalah suatu metode yang menggunakan data

statistik atau angka-angka tertentu. Pendekatan kuantitatif ini bertujuan untuk

mencari hubungan yang menjelaskan sebab - sebab dalam fakta - fakta sosial yang

terukur, menunjukan hubungan antar variable serta menganalisa. Kemudian

Metode kuantitatif dilakukan dengan mengumpulkan data dan hasil analisis untuk

mendapatkan informasi yang akan disimpulkan oleh peneliti.

Penelitian ini mencoba untuk melakukan replikasi terhadap eksperimen

yang pernah dilakukan terkait dengan efektifitas aroma peppermint terhadap

memori jangka pendek. Karena dalam penelitian ini membicarakan tentang

adanya hubungan variabel bebas dan terikat sehingga dilakukan pengkondisian

atau adanya kontrol terhadap subjek dan kondisi yang akan diteliti.

Pengertian aromaterapi adalah istilah dalam jaman modern yang

digunakan untuk proses penyembuhan secara tradisional atau herbal yang

menggunakan sari tumbuhan murni.Sedangkan pengertian peppermint sendiri

adalah sumber aroma dari daun mint yang memiliki manfaat untuk mengatasi

gangguan pencernaan, melawan kelelahan, kecemasan, batuk serta influenza.

Untuk variabel selanjutnya yaitu memori jangka pendek adalah kemampuan untuk

mengingat hal-hal yang baru saja terjadi dan memiliki kapasitas mengingat tujuh

digit angka ataupun huruf yang akan hilang dalam waktu kurang dari 10-20 detik

(10)

3.3DESAIN EKSPERIMEN

Eksperimen ini menggunakan prestest-postest control group design .

Dalam design ini perlakuan hanya diberikan kepada kelompok eksperimen.

Sebelum mendapat perlakuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

mendapatkan prestest yaitu pengukuran memori jangka pendek. Setelah itu

diberikan postest kepada kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Dengan demikian dapat dilihat pengaruh aroma peppermint

dengan melihat perbedaan skor postest pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen. Desain eksperimen ini merupakan perbaikan dari desain eksperimen

sederhana yang memiliki kelemahan yaitu tidak diketahuinya kondisi awal dari

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang nantinya berdampak pada

keragu-raguan terhadap keefektifan treatmen yang diberikan.

Simbol/notasi desain eksperimen

pretest-postest control group design

KE 01 X 02

KK 01 02

Keterangan :

a) Simbol X merupakan treatmen

b) 01 merupakan pretest

c) 02 merupakan postest

3.4PROSEDUR EKSPERIMEN

a. Pretest

1. Membagikan inform concent dan selembar kertas berisi pertanyaan

atas beberapa aroma yang disukai dan tidak disukai dan kondisi

(11)

2. Tester memberikan petunjuk pengerjaan soal free recall test secara

verbal.

3. Memberikan tes free recall yang ditayangkan setiap 5 detik dalam

bentuk slide dan meminta testee untuk menulis jawaban di kertas

yang telah disediakan selama 10 detik. Begitu seterusnya hingga

keseluruhan soal berjumlah 19.

4. Setelah soal free recall selesai dilaksanakan, tester memberikan

selembar kertas yang berisi pertanyaan dari tes recognition sambil

memberikan petunjuk pengerjaan

5. Tester menampilkan 25 pasangan kata yang ditampilkan dalam

satu slide selama 1 menit. Testee diminta untuk menghapal

kata-kata tersebut.

6. Peserta test menuliskan jawaban pada kertas yang diberikan. Tidak

ada batasan waktu karena tes bersifat power test

7. Salah satu dari tester mempersiapkan ruangan yang akan

digunakan untuk pengambilan data posttest 15 menit sebelumnya

(menyalakan alat aromaterapi).

b. Posttest

1. Subjek yang telah kami bagi menjadi dua kelompok (Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol) ditempatkan di dua kelas yang

berbeda.

2. Kelompok eksperimen memasuki ruangan yang telah diberikan

aromaterapi peppermint.

3. Tester memberikan petunjuk singkat karena prosedur yang akan

dilakukan sama dengan pretest

4. Pemberian tes free recall diikuti dengan pemberian tes rekognisi

5. Mengumpulkan seluruh jawaban subjek, memisahkan antara

(12)

3.5TEKNIK ANALISIS DATA

Penelitian ini menggunakan uji ANAKOVA untuk menganalisis data. Uji

Anava dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

perbedaan skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah

pemberian perlakuan (aroma peppermint) dengan memperhatikan skor pretestnya.

Dengan demikian skor pretest adalah variabel kendali dari pengujian skor posttest

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perhitungan data penelitian ini

(13)

BAB 4

HASIL dan BAHASAN

4.1HASIL PENELITIAN

Tabel 4.1 Hasil free recall test dan recognition test

Skor free recall test KK pretest KK posttest KE pretest KE posttest

6-10 0 orang 1 orang 1 orang 1 orang

11-15 3 orang 3 orang 5 orang 0 orang

16-20 9 orang 8 orang 7 orang 12 orang

Skor tes rekognisi KK pretest KK posttest KE pretest KE posttest

0 1 orang 8 orang 0 orang 8 orang

1 12 orang 5 orang 12 orang 4 orang

Tabel 4.2 Hasil analisis statistik ANAKOVA

Levene’s

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah pemberian treatment baik

untuk free recall maupun tes rekognisi

Dilihat pada tabel 4.2 hasil analisis statistik ANAKOVA menunjukkan

bahwa mean postest kelompok eksperimen pada free recall test lebih tinggi dari

mean dari kelompok kontrol yaitu 17.846 (> 16.33). Hasil Output Levene’s Test

of Equality of Error pada free recall test menunjukkan sig 0.560 (>0.05) maka

dikatakan bahwa data bersifat homogen. Nilai sig pada free recall test

(14)

peppermint pada free recall test tidak efektif untuk meningkatkan memori jangka

pendek.

Sedangkan pada tes rekognisi menunjukkan ada perbedaan nilai mean

pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol walaupun perbedaannya tidak

terlalu signifikan yaitu KK 0.385 sedangkan KE 0.33. tes rekognisi data yang

bersifat homogen sama halnya dengan free recall, besar nilai Levene’s pada

rekognisi adalah 0.948. Nilai sig pada tes rekognisi menunjukkan angka 0.689

(>0.05) sehingga dapat disimpulkan pemberian aroma peppermint pada tes

(15)

PUSTAKA ACUAN

Bhinnety, M. (2008). Struktur dan proses memori. Buletin Psikologi Universitas

Gadjah Mada , 74-88.

Kumaran, D. (2008). Short-term memory and the human hippocampus. The

Journal of Neuroscience .

Matlin; M.W. 1998. Cognition. New Jersey : Harcout Brace College

Meamarbashi, A. (2014). Instant effects of peppermint essential oil on the

psychological parameters and exercise performance. Avicenna Journal of

Phytomedicine , 72-78.

Miller, G. A. (1956). The Magical Number Seven, Plus or Minus Two: Some

limits on our capacity for processing information. The Psychological Review vol

63 , 81-97.

Primadiati, Dr.Rachmi. 2002. Aromaterapi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Stenberg, R.J. 2003. Cognitive Psychology. California; Wadsworth

Weiten, W. (2013). Psychology Themes and Variations 9th Edition. Cengage

Learning International Offices.

Gambar

Gambar 1 : Struktur memori Atkinson & Shiffrin dalam Bhinetty (2008)

Referensi

Dokumen terkait

Memberi informasi kepada masyarakat bahwa manisan daging buah pala (Myristica fragrans Houtt.) dapat menurunkan memori jangka pendek sehingga dianjurkan untuk

Jelaskan tiga faktor yang berkaitan dengan informasi pada memori jangka panjang tersebut.. Sebutkan dan jelaskan salah satu cara untuk meningkatkan memori

Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa teknik mnemonic efektif untuk meningkatkan memori jangka panjang dalam

Pada penelitian ini didapatkan, pemberian aromaterapi sandalwood tidak menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap fungsi memori jangka pendek menggunakan

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa post test skor memori jangka pendek mahasiswa lebih tinggi dibandingkan pretest baik pada kelompok kontrol maupun kelompok yang terpapar

Penelitian sebelumnya sudah ada yang menggunakan aromaterapi rosemary, tidak untuk menilai atensi, melainkan untuk mengetahui efeknya terhadap fungsi memori jangka pendek.. 8

Penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan lingkar perut dan memori jangka pendek pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas

Mekanisme koping jangka pendek, cara ini digunakan untuk mengurangi stres / ketegangan psikologis dan cukup efektif untuk waktu sementara, tetapi tidak efektif