• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepribadian Tokoh Utama Alif Fikri Dalam Novel Ranah 3 Warna Karya A. Fuadi: Pendekatan Psikologi Sastra Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kepribadian Tokoh Utama Alif Fikri Dalam Novel Ranah 3 Warna Karya A. Fuadi: Pendekatan Psikologi Sastra Chapter III V"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif, metode kualitatif adalah metode yang berhubungan dengan nilai atau kesan dari objek (Tantawi, 2014:61).

3.2 Bahan Analisis

Data dalam penelitian ini adalah unsur yang membentuk kepribadian tokoh utama dalam kajian psikologi sastra. Sumber data pada penelitian ini adalah data tulis berupa novel ranah 3 warna serta data yang mendukung dalam penelitian ini.

Judul novel : Ranah 3 Warna Pengarang : A. Fuadi

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Jakarta Jumlah halaman : 469

Cetakan : I (pertama) Tahun terbit : 2011

Warna sampul : Coklat campur

3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Studi Pustaka

(2)

yang dapat dijadikan sumber rujukan untuk menyusun laporan ilmiah. (Fathoni, 2005:95-96).

Pertama, metode heuristik dan hermeunitik. Menurut Pradopo (dalam Tantawi, 2014: 62) metode heuristik adalah pembacaan karya sastra berdasarkan struktural bahasanya, sedangkan hermeneutik pembacaan karya sastra berdasarkan konvensi sastranya.

Pada metode heuristik dilakukan dengan cara membaca novel yang menjadi objek utama (primer) penelitian ini. Pada bagian ini novel dipahami berdasarkan konvensi bahasa-bahasa yang digunakan oleh pengarang sebagai media untuk menyampaikan pesan kepada pembaca. Bahasa dipahami melalui berbagai aspek makna kebahasaan. Misalnya, melalui makna kata, baik tersurat maupun tersirat.

(3)

3.4 Teknik Analisis Data

Menurut Faruk, (2015:56) analisis data pertama-tama adalah penganalisisan sumber-sumber di atas sesuai dengan teori-teori yang ia gunakan. Langkah awal analisis ini adalah pemaknaan terhadap “Karya yang diteliti melalui struktur masing-masing unsur karya hipogram dan transformasinya”.

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dalam mengkaji data. Menurut Nasir (dalam Tantawi, 2014:66) Analisis deskriptif adalah mendeskripsikan tentang situasi atau kejadian, gambaran, lukisan, secara sistematis, faktual, akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomen dengan fenomena pada objek yang diteliti. Dalam analisis deskriptif ini, data yang diperoleh dicatat dan dipilih berdasarkan perbutir masalah yang terdapat dalam novel Ranah 3 Warna.

Penganalisisan data penelitian ini dilakukan dengan cara: 1. Membaca dan mengapresiasi novel tersebut

2. Mengumpulkan data-data yang mengungkapkan tentang kepribadian tokoh utama dalam novel Ranah 3 Warna

3. Menyimpulkan tentang kepribadian tokoh utama

(4)

BAB IV

PEMBAHASAN

Kepribadian Tokoh Utama Alif Fikri Dalam Novel Ranah 3 Warna Karya A. Fuadi

4.1 Unsur-Unsur Intrinsik yang Mendorong Kepribadian Tokoh Utama dalam Novel Ranah 3 Warnakarya A. Fuadi

4.1.1 Tema

Pengertian tema menurut Fenanie (2000:8) adalah ide, gagasan, pandangan hidup yang melatarbelakangi penciptaan karya sastra. Menurut Aminuddin (dalam Siswanto, 2008:161) tema adalah ide yang mendasari suatu cerita. Tema berperan sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya rekaan yang diciptakannya. Tema merupakan kaitan antara makna dengan tujuan pemaparan prosa rekaan oleh pengarangnya.

Tema yang terdapat dalam novel Ranah 3 Warna ialah menuntut ilmu. Menuntut ilmu adalah salah satu pendorong kepribadian Alif untuk menjadikannya pribadi yang cerdas, bercita-cita tinggi, dan pantang menyerah dalam mengejar ilmu.

4.1.2 Alur

(5)

cerita (Abrams, 1981:137). Stanton (2007:14) mengemukakan alur adalah cerita yang berisi kejadian tetapi tokoh-tokoh tersebut adalah unsur penting dalam sebuah cerita. Pentingnya unsur tersebut pada fungsi tokoh yang memainkan suatu peran sehingga cerita tersebut dapat dipahami oleh pembaca.

Alur dalam novel Ranah 3 Warna adalah alur maju dan mundur. Alur adalah bentuk dari pribadi Alif yaitu dengan mengingat balik bagaimana Alif dalam berjuang untuk sukses dengan kerja keras, sabar, dan mengamalkan ilmu yang di ajarkan ustadznya waktu di pesantren Man Shabaro Zhafira siapa yang bersabar akan beruntung.

4.1.3 Tokohdan Penokohan

Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita rekaan sehingga peristiwa itu menjalin suatu cerita, sedangkan cara sastrawan menampilkan tokoh disebut penokohan (Aminuddin, 1984:85). Tokoh dalam karya rekaan selalu mempunyai sifat, sikap, tingkahlaku atau watak-watak tertentu. Pemberian watak pada tokoh suatu karya oleh sastrawan di sebut perwatakan.

(6)

Stanton (dalam Nurgiyantoro, 2007:165) mengungkapkan bahwa penokohan adalah gambaran tokoh-tokoh cerita yang ditampilkan dengan sikap ketertarikan, keinginan, emosi, dan prinsip moral yang dimiliki tokoh-tokoh tersebut. Jadi, penokohan merupakan gambaran terhadap tokoh-tokoh berdasarkan waktu atau kepribadiannya yang dapat diketahui dari ciri fisiologis, psikologis, dan sosiologis.

Tokoh dan kepribadiannya dalam novel Ranah 3 Warna

1. Alif Fikri sebagai tokoh utama adalah pribadi yang giat dalam mengejar cita-cita, menuntut ilmu, baik, jujur, pekerja keras, tetapi mudah tersinggung.

2. Randai pribadi yang setia kawan, manja, dan malas belajar tetapi mempunyai otak yang cerdas.

3. Raisa pribadi yang murah senyum, pering, ramah, dan baik. 4. Ayah pribadi pekerja keras dan bertanggung jawab.

5. Amak pribadi pekerja keras dan juga lembut 6. Wira pribadi yang setia kawan

7. Agam pribadi yang pandai menghibur teman dan lucu 8. Memet pribadi pecinta damai

9. Rusdi pribadi yang pandai berpantun dan pecinta tanah air. 10.Bang Togar pribadi keras tetapi baik dan suka bersedekah. 11.Francois Lepin (Franc) pribadi yang ramah, baik, dan lucu. 12.Ferdinant pribadi yang baik, bertanggung jawab, dan penyayang. 13.Madeleine (Mado) pribadi yang lembut, rajin memasak dan penyayang. 14.Robert (Rob) berwatak pemarah, ambisius dan arogan

(7)
(8)

4.1.4 Latar

Latar adalah segala keterangan mengenai waktu, tempat, dan suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra (Sudjiman, 1993:48).

1. Latar Waktu

Latar waktu pada novel Ranah 3 Warna adalah pagi, siang, sore, dan malam.

2. Latar Tempat

Latar tempat pada novel Ranah 3 Warna adalah

a. Maninjau, Sumatera Barat Indonesia yaitu rumah Alif dan Danau Maninjau

b. Bandung, Jawa Barat Indonesia yaitu kos Randai, UNPAD, kos bang Togar.

c. Jakarta yaitu bandara Soekarno-Hatta d. Amman, Yordania (tanah timur tengah)

e. Kanada, Montreal, dan Quebec (Benua Amerika). 3. Latar Suasana

Latar suasana pada novel Ranah 3 Warna adalah senang, susah, sedih, dan bahagia.

Latar adalah penjelas untuk waktu, tempat, dan suasana yang dirasakan Alif dalam menuntut ilmu yang mendorong kepribadiannya menjadi tampak yang dapat membentuk kepribadian Alif yaitu pribadi yang mudah tersinggung.

4.1.5 Gaya Bahasa

(9)

Gaya adalah cara seorang pengarang menyampaikan gagasannya dengan menggunakan media massa bahasa yang indah dan harmonis serta mampu menuansakan makna dan suasana yang dapat menyentuh daya intelektual dan emosi pembaca (Aminuddin, 1984:71).

Dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa merupakan bahasa yang diberi gaya dengan menggunakan ragam bahasa yang khas dan dapat diidentifikasi melalui pemakaian bahasa yang menyimpang dari penggunaan bahasa sehari-hari atau yang lebih di kenal sebagai bahasa khas dalam wacana sastra.

Gaya bahasa yang digunakan dalam novel Ranah 3 Warna ini melibatkan masalah kiasan dan majas: majas kata, majas kalimat, majas pikiran, dan majas bunyi. Sedangkan bahasa yang digunakan dalam novel ini bahasa Minang (Padang), bahasa Sunda (Bandung), bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Arab dan bahasa Perancis.

Gaya bahasa digunakan agar karya sastra indah untuk dibaca. Dengan ragam bahasa yang di pakai disinilah kepribadian Alif muncul yaitu kepribadian Alif yang pantang menyerah dalam mengejar ilmu mempelajari bahasa yang belum pernah ia ucapkan dan pelajari yaitu bahasa Perancis.

4.1.6 Sudut Pandang

(10)

Harry Shaw (dalam Sudjiman, 1988:76) menyatakan titik pandang terdiri atas:

1. Sudut pandang fisik, yaitu posisi dalam waktu dan ruang yang digunakan pengarang dalam pendekatan materi cerita

2. Sudut pandang mental, yaitu perasaan dan sikap pengarang terhadap masalah dalam cerita.

3. Sudut pandang pribadi, yaitu hubungan yang dipilih pengarang dalam membawa cerita; sebagai orang pertama, kedua, atau ketiga. Sudut pandang pribadi dibagi atas (a) pengarang menggunakan sudut pandang tokoh, (b) pengarang menggunakan sudut pandang tokoh bawaan, dan (c) pengarang menggunakan sudut pandang yang impersonal: ia sama sekali berdiri di luar cerita.

Sudut pandang termasuk pendorong kepribadian tokoh utama, yaitu dengan melihat sudut pandang pribadi, mental, dan sudut pandang fisisk.

4.2 Kepribadian Tokoh Utama Alif Fikri dalam Novel Ranah 3 Warna

Ada 18 butir nilai-nilai pendidikan kepribadian menurut Balitbang Kemendiknas yaitu relegius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab.

(11)

4.2.1 Pribadi Pantang Menyerah

Pantang menyerah dapat diartikan dengan mengejar untuk mendapatkan sesuatu dengan sungguh-sungguh dengan tidak takut gagal, tidak putus asa, dan terus mencoba hingga berhasil.

Berikut kutipannya dalam novel tersebut Batanggang :

”Dinding kamar aku tempeli kertas-kertas yang berisi ringkasan berbagai mata pelajaran dan rumus penting. Semua aku tulis besar-besar dengan spidol agar gampang diingat. Di atas segala macam tempelen pelajaran ini, aku tempel sebuah kertas merah,, bertuliskan Arab tebal-tebal: Man Jadda Wajada! Mantra ini menjadi motivasiku kalau diriku, setiap aku merasa semangatku melorot. Aku paksa diriku lebih kuat lagi. Aku lebihkan usaha. Aku jalanku beberapa halaman lagi, beberapa soal lagi, beberapa menit lagi. Going the extra miles. I’malu fauqa ma’amilu. Berusaha di atas rata-rata orang lain” (Fuadi, 2011:12).

Tokoh Alif Fikri adalah tokoh yang pantang menyerah untuk menggapai cita-citanya baik dalam belajar untuk kuliah keluar negeri. Cita-cita Alifsangat tinggi untuk masuk UMPTN jurusan Teknologi seperti pak Habibie, walaupun Alif tidak bisa masuk perguruan tinggi tanpa ijazah SMA ia ikut ujian tes setara SMA. Akhirnya, Ia memutuskan untuk mengambil jurusan Hubungan Internasional. Dengan mencoba berulang-ulang tanpa putus asa, dan berbagai cara Alif lakukan untuk berhasil.

4.2.2 Pribadi Cerdas

Cerdas adalah sempurna perkembangan akal budinya (untuk berfikir, mengerti, dan tajam pemikirannya (KBBI 2007:2009).

Berikut kutipannya dalam novel tersebutLipatan Koran Basah :

(12)

Alhamdulillah pekikku. Lupa kalau masih ada kuliah. Tetapi peduli amat. Ini sejarah baru dalam hidupku, tulisanku akhirnya dimuat media massa. Mukaku bersemu merah karena senang” (Fuadi, 2011:149).

Tokoh Alif adalah pribadi yang cerdas yaitu terbukti pada kutipan di atas bahwa Alif berhasil memasukkan tulisannya di Koran.

Kepribadian Alif Fikri yang cerdas tergambarkan dalam novel Ranah 3 Warna yang mengatakan bahwa Alif tepat dalam mengambil keputusan, berfikir

positif, maju, berwawasan luas dan ulet dalam belajar agar dia bisa memenangkan juara.

Berikut kutipannya dalam novel Ranah 3 Warna :

”Felicitations, mon homologue. Selamat ya mitraku, teriaknya.Aku menangkap bayangan Rob yang tertunduk di ujung ruangan.Dia hanya mendaat medali perunggu.Aku merasa telah menaikkan misiku merebut penghargaan dan mengalahkan bule itu dengan talak. Lihat, orang kampung dari Indonesia pun bisa menggusur seorang bule kanada, kalau mau mengerahkan segenap doa dan usaha. Alhamdulillah, terima kasih Tuhan, kami menang” (Fuadi, 2011:414).

Tokoh Alif adalah pribadi yang cerdas yang terbukti bahwa Alif berhasil mendapatkan medali emas dalam perlombaan siapa yang kreatif dan berhak mendapatkan medali asal dapat menunjukkan prestasi antara pertukaran kuliah mahasiswa Kanada dengan mahasiswa Indonesia.

4.2.3 PribadiGemar Membaca

Tokoh berkebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. (Zubaedi, 2013:74). Selain menambah ilmu pengetahuan, gemar membaca juga menghindarkan seseorang dari hal-hal yang kurang berguna.

(13)

’’Kamarku kini seperti toko barang bekas. Buku dan catatan usang berceceran disana-sini. Pelan-pelan, aku tumpuk semua buku di lantai berdasarkan kelas. Hasilnya, satu bukit puncak buku untuk pelajaran kelas satu, satu bukit kelas dua, dan satu bukit kelas tiga. Tiga bukit buku! Aku meneguk ludah. Aku baru sadar ketiga bukit inilah yang akan aku daki kalau ingin menaklukkan ujian persamaan SMA dan UMPTN” (Fuadi,2011:9).

Tokoh Alif adalah pribadi gemar membaca untuk mengejar cita-citanya agar masuk perguruan tinggi dari jalur UMPTN. Alif giat membaca buku meski ia tidak pernah mempelajarinya. Tapi rasa ingin tahu Alif sangat besar dan kerja kerasnya juga telah membuahkan hasil.

4.2.4 Pribadi yang Optimis

Optimis adalah orang yang selalu berpengharapan (berpandangan) baik dalam menghadapi segala hal (KBBI, 2007:801).

Berikut kutipannya dalam novel tersebut Mendaki Tiga Tingkat Puncak Buku :

’’Orang-orang yang aku kenal ini menaruh simpati, kasihan, bahkan ada yang meremehkanku. Seakan mereka tidak percaya dengan tekad dan kemampuanku. Aku tidak butuh semua komentar mereka. Aku bukan pecundang. Sebuah ‘dendam’ menggelegak di hatiku. Aku ingin membuktikan kepada mereka semua, bukan mereka yang menentukan nasibku, tapi diriku dan Tuhan. Aku punya impianku sendiri. Aku ingin kuliah lulus UMPTN, kuliah di jalur umum untuk bisa mewujudkan impianku ke Amerika” (Fuadi, 2011:8).

(14)

menjadi yang terbaik demi masa depan yang cerah. Ketika ia memang benar-benar ditimpa masalah yang memang tidak mudah dijalaninya dalam menimba ilmu.

Berikut kutipan pribadi optimis dalam novel tersebut: ”siap Yah. Jadi

ambo akan bertekad akan memaksimalkan usaha persis seperti Denmark.

Membalikkan semua penilaian orang yang memandang sebelah mata” (Fuadi, 2011:25)

Tokoh Alif juga membuka mata bahwa orang yang di remehkan tidak selalu kalah, kalau ada usaha pasti akan menang. Yaitu dengan membalikkan semua penilaian orang yang memandang sebelah mata.

4.2.5 Pribadi Mudah Tersinggung

Mudah tersinggung dapat dikatakan sensitif, tidak suka di rendahkan, dan tidak suka dinilai.

Alif adalah pribadi yang mudah tersinggung, tetapi walaupun begitu Alif tidak mendendam dan tetap memaafkan walaupun terkadang ia juga sering mengingatnya.

Berikut kutipannya terdapat dalam novel tersebutjangan remehkan meminjam:

’’Mataku yang tadi sudah diserang kantuk langsung nyalang lagi. Kawanku sudah mengeluarkan isi hatinya. Langsung menikamku. Aku memang orang yang meminjam. Tapi pengakuan dan penyalahan seperti ini dari kawan dekatku tetap membuatku terpana. Dadaku sesak dan sumbuku tersulut juga akhirnya.

(15)

Tokoh Alif adalah tokoh yang mudah tersinggung apabila ia mendengar yang membuat hatinya sakit. Di kisahkan dalam novel tersebut ketika ia meminjam komputer Randai untuk mengerjakan tugas komputernya rusak, dan Randai mengatakan hal yang membuat Alif sakit hati dan Alif pindah kos. Walaupun Alif memaafkan Randai tetapi Alif masih sering teringat Randai apalagi Randai adalah saingan terberatnya.

4.2.6 Pribadi yang Sabar

Tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah patah hati (KBBI 2007:973).

Alif memiliki pribadi yang sabar, walaupun cobaan datang kepadanya terus-menerus tanpa henti. Alif terus sabar dan mengamalkan mantra dari ustadnya waktu di Pondok Madani (PM) dulu Man shabaro zafira siapa yang bersabar pasti akan beruntung. Baik sabar dalam cobaan menimba ilmu, tidak ada belanja di perantauan, dan di tinggal ayahnya yang tercinta. Tapi bagi Alif semua akan membuahkan hasil walaupun entah bagaimana datangnya ataupun kapan berhasilnya, yang pasti Allah sudah mengatur jalannya, kita hanya terus menunggu dan bersabar.

Berikut kutipannya dalam novel tersebut:

(16)

Bukti kesabaran Alif yang selanjutnya yaitu ketika ia di tinggal ayahnya yang tercinta, dan pergi selama-lamanya dan takkan pernah kembali, terdapat dalam novel tersebut:

”Wajah ayah tenang tapi berawan. Tangan itu telah kelu dan semakin lama semakin dingin. Dingin yang perih. Aku belai muka ayah dengan kedua tanganku. Lalu aku rapatkan kelopak matanya yang setengah terbuka dengan ujung telunjukdan jempolku. Sambil memicingkan mata, aku genggam tangn beku ayah. Aku coba berlaku ikhlas dengan membisikkan innalillahi wainna ilaihi rajiun. Semua yang ada di dunia semua punya dia, dititipkan sementara dan semuanya pasti kembalikepada dia” (Fuadi, 2011:96).

Bukti kesabaran Alif juga terdapat dalam novel tersebut berikut kutipannya:

”Sudah 20 tahun aku hidup, tapi belum pernah sekalipun aku sampai harus tidur di rumah sakit. Aku paling takut dengan rumah sakit dan tidak kuat dengan baunya. Apalagi kali ini aku tidak tahu bagaimana membayar biayanya” (Fuadi, 2011:126).

Alif juga merasakan keperihan yang mendalam ketika di perantauan. Ia sama sekali tak punya uang untuk makan dan akhirnya Alif berjualan door to

door (pintu ke pintu) membawa barang jualannya saat arisan, bahkan

kekampuspun Alif tidak malu. Pernah suatu saat Alif berjualan Ia di paksa menyerahkan uangnya oleh preman-preman jalan, setelah uang Alif semuanya di curi Alif di timpa musibah lagi dengan sakit tifus selama sebulan. Alif bingung harus membayar dengan apa karena utangnya sudah banyak.

4.2.7 Pribadi Taat Agama (Relegius)

(17)

(2007:943-944). Kerelejiusan juga ditunjukkan dengan tokoh bersikap dan berperilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksaan agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. (Zubaedi, 2013:74).

Berikut kutipannya dalam novel Ranah 3 Warna: “seperti biasa setiap hari aku bangun lebih pagi dari keluarga angkatku, sebelum matahari terbit, untuk sholat subuh. Setelah gemetaran mengambil wudu, aku bergelung lagi tidur’’ (Fuadi, 2011:370).

Tokoh Alif adalah pribadi yang taat beragama, iya selalu bersyukur, selalu sholat lima waktu dan selalu mengamalkan apa yang di amalkan oleh Rasulullah (Nabi) berperilaku dan patuh terhadapagama yang dianutnya.

4.2.8 Pribadi Bertoleransi

Toleransi adalah sifat atau sikap toleran (sikap menenggang pendirian yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.Toleransi dapat dicerminkan melalui tokoh yang memiliki sikap atau tindakan yang menghargai perbedaan agama KBBI (2007:1204).

Berikut kutipannya terdapat dalam novel Ranah 3 Warna:

(18)

Tokoh Alif adalah pribadi yang bertoleransi terhadap orang yang tidak sepaham dengannya, termasuk dalam bertoleransiagama.

4.2.9 Pribadi yang Berbakti Kepada Orang Tua

Berbakti adalah kewajiban setiap orang untuk patuh terhadap orang tua, menyayangi dan memuliakan mereka. Orang tua ialah ayah dan ibu, orang tua termasuk ibu adalah yang melahirkan dan membesarkan anaknya dengan kasih sayang sedangkan ayah adalah orang yang mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Sehingga wajib bagi anak untuk berbakti kepada orang tua.

Berikut kutipannya terdapat dalam novel tersebut:

’’Namaku tercetak jelas disana. Telunjukku yang gemetar aku geser ke kanan lagi. Dan tercetaklah disana nomor kode untuk Hubungan Internasional Padjadjaran. Alhamdulillah ya Tuhan. Sebuah senyum terbit di bibir ayah. Belum pernah aku melihat senyum ayah seperti pagi ini. Tanpa suara, tapi sungguh senyum yang lebar dan terang” (Fuadi, 2011:30).

Alif adalah anak yang berbakti pada orangtua. Ia selalu membuat orang tua bahagia. Selalu membanggakan orangtua dengan prestasi-prestasinya dan telah menjadi anak yang dapat menghidupi keluarganya dengan baik.

4.2.10 Pribadi Bertanggung Jawab

(19)

Berikut kutipannya dalam novel tersebut:

’’Kini akulah laki-laki satu-satunya di keluarga kecil kami. Akulah yang harus membela amak dan adik-adik. Tapi bagaimana caranya? Kalau ingin menggantikan peran Ayah mencari nafkah, aku mungkin harus berhenti kuliah dan bekerja. Tapi bagaimana dengan impianku untuk kuliah? Untuk merantau keluar negeri? Aku memijit-mijit keningku yang kini berkulit kusut. Pesan terakhir ayah terus bersipongpong di lubuk hatiku: ’’alif, belaadik-adik dan amakmu. Rajinlah sekolah.” Ya Allah, berilah aku kemudahan untukmenjalankan amanat ini” (Fuadi, 2011:100).

Tokoh Alif adalah pribadi yang bertanggungjawab dengan apapun yaitu untuk menghidupi keluarganya. Setelah ayah Alif meninggal dunia ayahnya berpesan untuk menjaga orangtuanya dan adik-adiknya. Karena tinggal Aliflah anak laki-laki satu-satunya. Ialah yang membela mereka.

4.2.11 Pribadi Bercita-cita Tinggi

Setiap tokoh pasti mempunyai cita-cita dan ingin mendapatkannya dengan cara belajar dan bekerja keras. Cita-cita adalah keinginan setiap individu agar hidupnya mudah, bahagia dan dihormati.

Berikut kutipannya terdapat dalam novel tersebut:

”Aku tatap matanya. Dia sungguh-sungguh, tidak sedang bercanda. Aku menjawab keras, ’’jangankan setahun, tiga tahunpun akan aden lakukan demi mencapai cita-cita. Kalau tidak mau menolong, aden akan tolong diri-sendiri.” Aku kemudian bergegas pergi, sementara Randai kembali berteriak-teriak minta maaaf” (Fuadi, 2011:10).

(20)

Walaupun masuk ITB Alif tidak berhasil tetapi ia telah menginjakkan kakinya di benua Amerika yaitu di Kanada tepatnya di Quebec.

4.2.12 Pribadi yang Suka Tantangan Baru

Alif adalah pribadi yang suka dengan tantangan baru atau hal-hal yang Ia rasa dapat mengetes kemampuannya apakah ia dapat menaklukkannya atau tidak. Apapun caranya ia akan mencoba agar ia dapat menaklukkan semua tantangan yang akan diterimanya.

Berikut kutipannya terdapat dalam novel tersebut:

”Sungguh tantangan yang berat buat aku, seorang lulusan pesantren yang tidak belajar kurikulum SMA. Mendengar aku nekat akan mencoba peruntungan ini, keluarga dan teman-temanku bersimpati dengan cara masing-masing. Beberapa orang teman SD-ku yang sekarang sudah kuliah mengajakku masuk D3 saja. ”Aden saja yang lulusan SMA favorit tidak tembus UMPTN. Berat benar.coba D3 yang lebih ringan persainnya dan bisa cepat kerja,” kata Zulman meyakinkan bahwa aku akan senasib dengannya” (Fuadi, 2011:6).

Tokoh Alif adalah pribadi yang suka tantangan baru, ia ingin mencoba dan menganggap ia mampu melakukannya.

4.2.13 Pribadi Pekerja Keras

Tokoh memiliki perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas dengan sebaik-baiknya. (Zubaedi, 2013:75).Kerja adalah kegiatan melakukan sesuatu(KBBI, 2007:554). Sedangkan keras merupakan gigih atau bersungguh-sungguh hati. (KBBI, 2007:5540).

(21)

”Dinding kamar aku tempeli kertas-kertas yang berisi ringkasan berbagai mata pelajaran dan rumusan penting. Semua aku tulis besar-besar dengan spidol agar gampang diingat. Di atas segala macam tempelan pelajaran ini, aku temple sebuah kertas karton merah, bertuliskan tulisan Arab tebal-tebal: Man Jadda Wajada ! mantra ini menjadi motivasiku kalau sedang kehilangan semangat. Bahkan aku teriakkan kepada diriku, setiap aku merasa semangatku melorot. Aku paksa diriku lebih kuat lagi. Aku lebihkan usaha. Aku lanjutkan jalanku beberapa halaman lagi, beberapa soal lagi, beberapa menit lagi. Going the Extra miles. I’malu fauqa ma ‘amilu. berusaha di atas rata-rata orang lain” (Fuadi, 2011:12)

Bukti pribadi pekerja keras terdapat dalam novel Ranah 3 Warna halaman 117:

”Dalam hanya hitungan bulan setelah membuat perjanjian dengan diri-sendiri, aku sekarang telah punya tiga pekerjaan paruh waktu: mangajar privat, menjual barang catalog dari tantenya Wira, dan tentu saja kain produksi minang dari Randai. Akibatnya, jadwal hidupku berubah drastis. Akhirnya tidak ada lagi waktu berleha-leha. Pagi kuliah,siang mengajar, sore dan malam habis untuk mencari nafkah.”

Alif adalah sesosok yang rajin dan pekerja keras. Ia selalu bertekad kuat, selalu melebihkan usaha diatas rata-rata orang lain yaitu dengan kesabaran dalam apapun cobaan yang diterimanya. Baik cobaan mengejar ilmu, uang yang bulanan yang hampir tidak cukup, semua cobaan itu iya tuntaskan dengan sunguh-sungguh dengan kesabaran, ikhlas, bertawakkal, selama ada usaha pasti ada jalan.

4.2.14 Pribadi yang Tegar

Tegar atau tabah adalah menjdikan kuat. Dengan masalah yang datang terus-menerus tanpa henti yang menjadikannya tabah, kuat dan bersyukur KBBI (2007:1155).

Pribadi yang tegar terdapat dalam novel tersebut halaman 130:

(22)

Pribadi yang tegar juga terdapat dalam tersebut berikut kutipannya:

”Aku terduduk lunglai di kasur tipisku. Rasanya kasur ini bagai pula mungil di tengah lautan besar yang marah, aku terkurung dan ombak besar bergulung-gulung siap menelan pulau ringkih ini. Ombak besar ini muncul dalam bentuk kematian Ayah, kehabisan uang saku, dan ujian semester yang mengintai. Kenapa semua dating bertubi-tubi? Ya Tuhan aku tahu aku harus sabar dan berusaha, tapi sampai kapan? Sampai kapan? Gugatan ini terngiang ngiang terus. Akutidak ma uterus menggugat di kepalaku. Ini bukan aku yang biasa.aku bukan tipe anak cengeng yang mengulang-ulang kemalangan. Tapi kali ini kau terlalu letih untuk melawan pikiranku” (Fuadi, 2011:102).

Alif adalah pribadi yang tegar. Dengan segala cobaan yang datang kepadanya bertubi-tubi ia harus tegar dalam menghadapi masalahnya, karena ia lahir sebagai anak laki-laki tunggal dan yang paling tua di keluarga mereka.

4.2.15 Pribadi Bersahabat

Bersahabat ialah bersifat menyenangkan dalam pergaulan. Dalam pemahamannya istilah di atas merupakan keadaan dimana tokoh memiliki tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, saling menolong, dan bekerja sama dengan orang lain. (Zubaedi, 2013:4).

Berikut kutipannya dalam novel tersebut halaman 248:

”Kaki Rusdi yang tadi menghantam batu kini ikut tergelincir bersama batu-batu yang longsor. Pelan-pelan, badannya merosot ke bawah. Aku terus memegang tangannya, tapi sedikit demi sedikit aku ikut tertarik mendekati tubir jurang. Pasir dan bebatuan tajam menggerus lenganku. Perih. Aku tidak berani melihat ke bawah. Aku hanya berani berteriak panic. Ya Allah, selamatkanlah kami. Kerikil kembali longsor di sekitar kakiku dan jatuh berderai-derai di pasar jurang.”

(23)

4.2.16 Pribadi yang Memiliki Semangat Kebangsaan

Semangat kebangsaan ialah dimana tokoh memiliki cara berpikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. (Zubaedi, 2013:74) . semangat kebangsaan mengacu pada bagaimana pentingnya meninggikan derajat bangsa dengan upaya yang dilakukan semaksimal mungkin

Berikut kutipannya dalam novel tersebut:

”Franc langsung menubruk dan mendorongku sambil berputar-putar di tengah tepuk tangan yang riuh. ”Felicitations, mon homologue. Selamat ya, mitraku,”teriknya. Aku menangkap bayangan Rob yang tertunduk di ujung ruangan. Rambut panjangnya yang biasa mekar seakan-akan kuncup. Sisa-sisa kesombongannya rontok habis. Dia hanya mendapat medali perunggu. Aku merasa telah menunaikan misiku merebut penghargaan dan mengalahkan bule itu dengan telak. Lihat, orang kampung dari Indonesia pun bisa menggusur seorang bule Kanada, kalau mau mengerahkan segenap doa dan usaha. Alhamdulillah, terima kasih Tuhan, kami menang” (Fuadi, 2011:414).

(24)

4.2.17 Pribadi Pecinta Tanah Air

Cinta tanah air merupakan langkah awal seseorang sebelum menuju semangat kebangsaan. Dengan mencintai tanah air, rasa ingin memberikan pengabdian terhadap bangsa.

Saat Alif menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia yaitu Indonesia Raya dan Padamu Negeri Alif tidak dapat membendung air matanya dan jatuh pecah sangat deras bahkan Alif sampai terisak menyanyikan lagu tersebut bukti bahwa dia sangat mencintai Indonesia.

Berikut kutipannya dalam novel tersebut:

”Hiduplah Indonesia Raya…..” begitu tangan Raisa ke posisi sempurna, mataku mulai terasa pedas. Angin dingin kembali berembus, lalu hening, suara yang terdengar hanya kain bendera yang mengepak-ngepak perkasa di atas sana” (Fuadi, 2011:402).

Dan saat Alif dan teman-temannya menyanyikan lagu selanjutnya padamu negeri alif tidak dapat membendung air matanya.

Berikut kutipannya dalam novel tersebut: ”Bagimu Negeri, jiwa ragaaa kaaaamiiii….’’

Rasanya setiap helai bulu di badanku berdiri tegak, seakan ingin ikut menghormat bendera. Inilah perasaan merinding paling parah yang pernah aku alami. Sebenarnya jemari tangan Raisa sudah kembali mengatupdi depan dada sebagai penutup lagu. Tapi bunyi ”jiwa raga kamiiii” terus terdengar panjang, entah hanya berdengung di kepalaku atau memang betulkeluar dari mulut kami” (Fuadi, 2011:402).

(25)

4.2.18 Pribadi yang Malu Mengatakan Cinta

Mencintai seseorang adalah hal yang biasa dirasakan oleh setiap orang baik laki-laki ataupun perempuan, baik muda maupun tua. Karena cinta datang tidak di undang dan tidak bisa di paksa, tidak memandang materi atau hal-hal yang lainnya.KBBI(2007) cinta adalah suka sekali, sayang benar, kasih sekali terpikat (antara laki-laki dan perempuan), ingin sekali, berharap sekali, rindu.

Berikut kutipan Pribadi yang pemalu terbukti dalam novelRanah 3 Warna: ”Aku duduk di ujung meja, tempat favoritku. Dari posisi ini aku leluasa

melihat keluar jendela, dan mataku kembali tertumbuk ke jendela kantor Raisa. Kali ini dia sedang sibuk, mengetik atau berbicara dengan teman kerjanya. Ingin aku katakana ke Raisa kalau aku sering melihat dia dari lantai atas kantorku. Tapi setiap kali berniat bicara, aku malu dan belum apa-apa muka dan kupingku merah” (Fuadi, 2011:357).

Alif adalah pribadi yang pemalu. Ia sudah lama jatuh cinta kepada Raisa teman depan kos dan juga teman seperjuangannya waktu diluar negeri di Kanada. Setiap melihat Raisa jantungnya berdebar namun Ia tidak mampu menatapnya. Bahkan saat berhadapan dengannya, Alif hampir pingsan menahan malu dan ingin menyembunyikan bahwa Alif menyukai Raisa. Cinta yang Alif tanam hingga tiga tahun akhirnya kandas karena teman dekatnya Randai telah bertunangan dengan Raisa wanita yang dicintai Alif

4.2.19 Pribadi Mandiri

Mandiri adalah keadaan dapat berdiri sendiri atau tidak bergantung pada orang lain. KBBI (2007:710) tokoh memiliki sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain. Dalammenyelesaikan tugas. (Zubaedi, 2013:75).

(26)

”Apa gunanya masa muda kalau tidak memperjuangkan cita-cita besar dan membalas budi orangtua? Biarlah tulang mudaku ini remuk dan badanku susut. Aku ikhlas mengorbankanmasa muda yang indah seperti yang dinikmati kawan-kawanku. Karena itu aku tidak boleh lemah. Aku harus keras kepada diriku sendiri. Pedih harus aku rasai untuk tahu benar rasanya senang. Harus berjuang melebihi rata-rata orang lain. Man Jadda Wajada!” (Fuadi, 2011:117).

Tokoh Alif adalah pribadi yang mendiri, bekerja keras untuk mendapatkan uang untuk menghidupi dirinya sendiri tanpa harus bergantung kepada orang tua dan orang lain. Alif mencari uang dengan berjualan door to door atau yang disebut pintu ke pintu dan menjual tulisannya koran ke Koran sehingga Alif berhasil.

4.2.20 Pribadi yang Memiliki Rasa Ingin Tahu

Rasa ingin tahu akan muncul untuk hal yang dianggap aneh, rahasia, misteri, dan tidak jelas. Begitupun rasa ingin tahu tergantung pada kepekaan sesorang. Dalam hal ini, rasa ingin tahu tokoh ditunjukkan dengan memiliki sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dielajarinya, dilihat, dan di dengar. (Zubaedi, 2013:74).

Berikut kutipannya dalam novel tersebut:”Rus boleh nanya? Apa proyek si Rob untuk perlombaan mendapat medalipenghargaan?” (Fuadi, 2011:333).

(27)

4.2.21 Pribadi Peduli Sosial

Dalam hal ini, tokoh memiliki sikap dan tindakan yang selalu ingin member bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. (Zubaedi, 2013:74). Peduli social hendaknya tidak mengharapkan apa-apa dan pilih-pilih orang yang akan dibantu. Dengan menganggap adanya persamaan hak tiap orang.

Berikut kutipannya dalam novel tersebut:

”Mencukupi kebutuhan hidup , aku manjadi orang yang ekstra hemat. Semua pengeluaran dan pemasukan aku catat dalam sebuah buku kas pribadi berwarna biru langit, yang sudah lusuh karena sering aku taruh di bawah bantal. Tidak ada jajan yang tidak perlu, memaksa diri untuk menabung walau sesedikit apa pun, dan tidak lupa menyisihkan untuk mengantarkan ke panti asuhan di jalan Nilem. Artikelku semakin teratur dimuat oleh berbagai media. Lama-kelamaan, walau penuh pengiritan, biaya hidup bisa aku cukupi dan utangku yang sebelumnya menggunung mulai aku cicil. Tapi yang masih belum tercapai adalah bagaimana aku bisa punya penghasilan yang memadai sehingga aku mampu mengirim uang untuk Amakdan adik-adik di Maninjau” (Fuadi, 2011:172-173).

(28)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis terhadap kepribadian tokoh utama pada novel Ranah 3 Warna karya A. Fuadi pendekatan psikologi sastra yang terkadung di dalamnya, dapat disimpulkan terdapat unsur-unsur intrinsik pendorong kepribadian tokoh utama Alif Fikri dalam novel Ranah 3 Warna karya A. Fuadi adalah sebagai berikut:

a. Tema, b. Alur,

c. Tokoh dan penokohan, d. Latar,

e. Gaya bahasa, dan f. Sudut pandang.

Selain itu, dipaparkan pula mengenai kepribadian tokoh utama Alif Fikri dalam novel Ranah 3 Warna karya A. Fuadi. Berdasarkan hasil analisisnya, ditemukan 21 kepribadian tokoh utama Alif yakni sebagai berikut:

a. Pribadi pantang menyerah, b. Pribadi cerdas,

c. Pribadi gemar membaca, d. Pribadi yang optimis, e. Pribadi mudah tersinggung, f. Pribadi yang sabar,

g. Pribadi taat beragama, h. Pribadi bertoleransi,

i. Pribadi berbakti pada orang tua, j. Pribadi yang bertanggung jawab, k. Pribadi yang bercita-cita tinggi, l. Pribadi yang suka tantangan baru, m. Pribadi pekerja keras,

(29)

o. Pribadi bersahabat,

p. Pribadi yang memiliki semangat kebangsaan, q. Pribadi pecinta tanah air,

r. Pribadi yang malu mengatakan cinta, s. Pribadi mandiri,

t. Pribadi yang memiliki rasa ingin tahu, dan u. Pribadi peduli sosial.

5.2 Saran

Referensi

Dokumen terkait

muara sungai Desa Bagan Asahan Kecamatan Tanjungbalai Kabupaten. Asahan Provinsi

Hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden tidak rutin dalam melakukan olahraga (68,8%) , sebagian besar responden mempunyai pola tidur yang buruk

Gaya kepemimpinan bidang perencanaan perum perhutani divisi regional 1 jawa tengah menerima kritikan dan saran dari bawahan, menginspirasi kepercayaan diantara bawahan,

Menurut Bengen (2001) yang diacu oleh Fachrul (2007), penyebaran dan zonasi hutan mangrove tergantung oleh berbagai faktor lingkungan. Salah satu tipe zonasi hutan

Metode penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2016:9) adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)

Jika bawahan dapat melakukan pekerjaan dengan baik, maka pemimpin memberikan pengakuan melalui pujian, hadiah (reward and punishment) atau keuntungan – keuntungan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian garam berpengaruh pada nilai prevalensi, intensitas infeksi Argulus sp. dan tingkat kelangsungan hidup

Independensi corporate governance direpresentasikan dengan proporsi Komisaris Independen, proporsi anggota Komite Audit Independen, proporsi anggota Komite Audit