ASKEP PADA ANAK DENGAN
MASALAH KESEHATAN NUTRISI
Kelompok 5
Alvin Nurul Akbar
Angga Setiawan
Deris Sagiran
Firman
Kevin Rizky
Muhuamad Sigit
Neng Mitha
Obesitas
Obesitas
adalah
akumulasi jaringan
lemak dibawah kulit
yang berlebihan dan
terdapat di seluruh
tubuh.
Penyebab
yang
membuat seorang anak
mengalami berat
Patofisiologi pada obesitas
Makanan yang adekuat
Intake yang berlebih – out put yang kurang
Non balance intake and out put
Akumulasi lemak pada seluruh jaringan adiposa (subkutan)
Timbunan lemak BB yg berlebih obat-obatan
steroid krisis kepercayaan diri
Pada area abdomen mobilitas terbatas nafsu makan
meningkat karena sangatgemuk
Manifestasi klinis
Paha tampak besar,
Kelainan emosi raut muka, hidung dan mulut
relatif tampak kecil
Dada dan payudara membesar,
Abdomen membuncit
Proses keperawatan pada anak
dengan obesitas
Pengkajian
1.
Identitas pasien
2.
Riwayat kesehatan
Riwayat Kesehatan sekarang : keluhan pasien saat ini
Riwayat Kesehatan masa lalu : kaji apakah ada
keluarga dari pasien yang pernah menderita obesitas
Riwayat kesehatan keluarga : kaji apakah ada ada di
antara keluarga yang mengalami penyakit serupa atau
memicu
Pola fungsi kesehatan
Aktivitas istirahat
: Kelemahan dan cenderung
mengantuk, ketidakmampuan / kurang keinginan
untuk beraktifitas.
Sirkulasi
: Pola hidup mempengaruhi pilihan makan,
dengan makan akan dapat menghilangkan perasaan
tidak senang : frustasi
Makanan / cairan
: Mencerna makanan berlebihan
Kenyamanan
: Pasien obesitas akan merasakan
ketidaknyamanan berupa nyeri dalam menopang berat
badan atau tulang belakang
Pernafasan
: Pasien obesitas biasanya mengalami
dipsnea
Seksualitas
: Pasien dengan obesitas biasanya
Proses keperawatan pada anak
dengan obesitas
Diagnosa keperawatan :
Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan intake makanan yang lebih
Gangguan pencitraan diri yang berhubungan dengan
biofisika atau psikosial pandangan px tehadap diri
Hambatan interaksi sosial yang berhubungan dengan
ungkapan atau tampak tidak nyaman dalam situasi
social
Pola napas tak efektif yang berhubungan dengan
Proses keperawatan pada anak
dengan obesitas
Perencanaan dan Implementasi
Diagnosa Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
Proses keperawatan pada anak
dengan obesitas
Evaluasi
Kebutuhan nutrisi kembali normal
Menyatakan gambaran diri lebih nyata
Mengungkapkan kesadaran adanya perasaan yang
menyebabkan interaksi sosial yang buruk
KEP (KURANG ENERGY PROTEIN),
MARASMUS DAN KWARSIOKOR
Etiologi
Marasmus
Penyebab utamanya adl kurang kalori
protein yang dapat terjadi karena : diet yang tidak
cukup, kebiasaan makan yang tidak tepat seperti yang
hubungan dengan orangtua-anak terganggu,karena
kelainan metabolik, atau malformasi congenital.
Kwasiorkor
Diare yang kronik
Malabsorbsi protein
Sindrom nefrotik
Infeksi menahun
Luka bakar
Manifestasi klinis
Marasmus Kwasihokor
Marasmus
1. Tampak sangat kurus, hingga tulang terbungkus kulit
2. Wajah seperti orang tua 3. Cengeng, rewel
4. Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada
5. Perut cekung
6. Sering disertai: penyakit kronik, diare kronik
1. Edema, umumnya seluruh tubuh dan terutama pada kaki (dorsum pedis)
2. Wajah membulat dan lembab 3. Pandangan mata sayu
4. Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, rontok 5. cengeng, rewel, kadang apatis 6. Pembesaran hati
7. Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk
8. Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkupas (crazy pavement dermatosis)
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Mengukur TB dan BB
2. Menghitung indeks massa tubuh yaitu BB (dalam kg) dibagi dengan TB (dalam M)
3. Mengukur ketebalan lapisan kulit lengan atas sebelah belakang (lipatan trisep) ditarik menjauhi lengan sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya dapat diukur, biasanya menggunakan jangka
lengkung (kapiler). Lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50% dari lemak tubuh. Lapisan normal
sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada wanita.
4. Status gizi mengukur LLA untuk memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (Lean Body Massa, massa tubuh yang tidak berlemak).
1. Albumin
2. Kreatinin
3. Nitrogen
4. Elektrolit
5. Hb
6. Ht
Proses keperawatan
Pekajian
A. Identitas klien : Nama, alamat, umur, jenis kelamin, dst B. Keluhan utama
Kwashiorkor : ibu mengatakan anak mengalami bengkak pada kaki dan tangan,
kondisi lemah,tidak mau makan, BB menurun, dll
Marasmus : ibu pasien mengatakan anaknya rewel, tidak mau makan, badan
kelihatan kurus.
C. Riwayat kesehatan sekarang
Kapan keluhan mulai dirasakan, Kejadian sudah berapa lama, Apakah ada penurunan BB, Bagaimana nafsu makan pasien, Bagaimana pola
makannyaApakah pasien pernah mendapat pengobatan, dimana, oleh siapa, kapan dan jenis obatnya
D. Riwayat penyakit dahulu: Apakah dulu pasien pernah menderita penyakit seperti sekarang.
E. Riwayat penyakit keluarga: Apakah anggota keluarga pasien pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan kekurangan gizi atau kekurangan protein.
F. Riwayat penyakit social
Anggapan salah satu jenis makanan tertentu, Apakah kebutuhan pasien terpenuhi, Bagaimana lingkungan tempat tinggal pasien dan keadaan social ekonomi keluarga
Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Meliputi observasi sistemik keadaan pasien
sehubungan dengan status gizi meliputi :
Penampilan umum pasien menunjukkan status nutrisi
atau gizi pasien
Pada kwashiorkor, apakah ada edema, rambut rontok,
BB menurun, muka seperti bulan.
Pada marasmus, badan kurus, atrofi otot, rambut
kemerahan dan kusam, tampak sianosis dan perut
membuncit.
b.
Palpasi
Pada marasmus terdapat turgor kulit yang jelek dan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d asupan
yang tidak adekuat, anoreksia dan diare.
Kekurangan volume cairan b/d penurunan asupan peroral dan
peningkatan kehilangan akibat diare.
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d asupan kalori
dan protein yang tidak adekuat.
Risiko aspirasi b/d pemberian makanan/minuman personde
dan peningkatan sekresi trakheobronkhial.
Bersihan jalan napas tak efektif b/d peningkatan sekresi
trakheobronkhial sekunder terhadap infeksi saluran pernapasan
Resiko tinggi infeksi b/d rendahnya daya tahan tubuh Kerusakan integritas kulit b/d gangguan nutrisi/ status
metabolik
Intervensi
Dx: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d asupan yang tidak adekuat, anoreksia dan diare.
Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
Tujuan Kriteria 2. Dengan bantuan perawat, keluarga klien dapat mendemonstrasi kan pemberian diet (per sonde/per oral) sesuai program dietetik. 2. Tunjukkan cara pemberian makanan per sonde, beri kesempatan keluarga untuk melakukannya sendiri. 3. Laksanakan pemberian robo-rans sesuai program terapi. 4. Timbang berat badan, ukur lingkar
lengan atas dan tebal lipatan kulit setiap pagi.
KERACUNAN
Racun adalah zat atau bahan yang bila masuk kedalam tubuh
melalui mulut, hidung, suntikan dan absorpsi melalui kulit atau digunakan terhadap organisme hidup dengan dosis relatif kecil akan merusak kehidupan atau mengganggu dengan serius fungsi hati atau lebih organ atau jaringan.(Mc Graw-Hill Nursing Dictionary)
Etiologi :
Bahan-bahan yang dapat menyebabkan keracunaan adalah :
1.
Obat-obatan : Salisilat, asetaminofen, digitalis, aminofili
2.
Gas toksin : Karbon monoksida, gas toksin iritan
3.
Zat kimia industri : Metil alkohol, asam sianida, kaustik,
hidrokarbon
4.
Zat kimia pertanian : Insektisida
5.
Makanan : Singkong, Jengkol, Bongkrek
Manifestasi klinis
Rasa terbakar di tenggorokan dan lambung.
Pernafasan yang cepat dan dalam, hilang selera makan,
anak terlihat lemah.
Mual, muntah, haus, buang air besar cair.
Sakit kepala, telinga berdenging, sukar mendengar, dan
pandangan kabur.
Bingung.
Koma yang dalam dan kematian karena kegagalan
pernafasan.
Reaksi lain yang kadang bisa terjadi ; demam tinggi,
Tanda-tanda
khusus pada
keracunan
Penatalaksa
naan
1)B a u
2)Ku l i t
3) suhu tubuh
4) tekanan
darah
5) n a di
6) selaput lendir
7) respirasi
8) oedema paru
9) sus. Saraf
pusat
10)
sal.Pencernaan
1)Tindakan
emergensi
2)Airway
3)Identifikasi
penyebab
keracunan.
4)Eliminasi racun.
5)Pengobatan
Proses keperawatan pada anak
dengan keracunan
Pengkajian
Data Subjektif
1) Pengkajian difokuskan pada masalah yang mendesak seperti jalan nafas dan sirkulasi yang mengancam jiwa, adanya gangguan asam basa, keadaan status jantung dan status kesadaran
2) 2) Riwayat kesadaran : riwayat keracunan, bahan racun yang digunakan, berapa lama diketahui setelah keracunan, ada masalah lain sebagai pencetus
keracunan dan sindroma toksis yang ditimbulkan dan kapan terjadinya
Data Obyektif
3) Saluran pencernaan : mual, muntah, nyeri perut, dehidrasi dan perdarahan saluran pencernaan.
4) Susunan saraf pusat : pernafasan cepat dan dalam tinnitus, disorientasi, delirium, kejang sampai koma
5) BMR meningkat : tachipnea, tachikardi, panas dan berkeringat
6) Gangguan metabolisme karbohidrat : ekskresi asam organic dalam jumlah besar, hipoglikemi atau hiperglikemi dan ketosis.
7) Gangguan koagulasi : gangguan aggregasi trombosit dan trombositopenia.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Tidak efektifnya pola nafas b.d
hipoventilasi/hiperventilasi
2) Resiko tinggi kekurangan cairan
tubuh b.d mual dan muntah
Intervensi
Diagnosa keperawatan intervensi Rasional Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh b.d mual dan muntah1. Monitir vital sign setiap 15 menit untuk beberapa jam dan laporkan perubahan segera kepada dokter.
2. Catat tanda-tanda seperti
muntah,mual,dan nyeri abdomen serta monitor semua muntah
akan adanya darah. 3. Observasi feses
dan urine serta
pertahankan cairan intravenous sesuai pesanan dokter.
1. untuk lebih memudahkan perawat, dokter, dan petugas kesehatan lainnya dalam memberikan perawatan kesehatan kepada klien
2. untuk mengetahui sejauh mana
tingkat nyeri yang dirasakan klien serta perubahan yang terjadi