BAB II
PENGELOLAAN KASUS
2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi
1. Defenisi Nutrisi
Nutrisi adalah proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh
yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh
(Alimul, A. A, 2006).
Nutrisi merupakan zat kimia organi maupun anorganik yang ditemukan
dalam makanan dan diperlukan agar tubuh dapat berfungsi dengan
sebaik-baiknya. Nutrien tersebut diabsorbsi di saluran pencernaan kemudian
didistribusikan ke sel-sel tubuh. Di dalam sel-sel tubuh, nutrien digunakan untuk
proses fungsional sel tersebut, sumber energi, dan sintesis protein (Asmadi, 2008).
Nutrisi merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Ada 6
kategori zat makanan yaitu:
1. Air
Air merupakan zat paling mendasar yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.
Tubuh manusia terdiri atas 50%-70% air. Asupan air secara teratur sangat
penting bagi makhluk hidup untuk bertahan hidup dibandingkan dengan
pemasukan nutrisi lain. Pada orang dewasa, asupan air bekisar antara
1200-1500 cc per hari, namun dianjurkan sebanyak 1900 cc sebagai batas
optimum. Kebutuhan asupan air akan semakin meningkat jika terjadi
peningkatan pengeluaran air, misalnya melalui keringat, diare, atau adanya
gejala-gejala dehidrasi
2. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Hamper 80% energi
dihasilkan dari karbohidrat. Setiap 1 gram karbohidrat menghasilkan 4
kilokalori (kkal). Karbihidrat yang disimpan dalam hati dan otot berbentuk
glikogen dengan jumlah yang sangat sedikit. Glikogen adalah sintesis dari
glukosa, pemecahan energi selama masa istirahat/puasa. Kelebihan energi
3. Protein
Protein berfungsi sebagai pertumbuhan, mempertahankan dan mengganti
jaringan tubuh. Setiap 1 gram protein menghasilkan 4 kkal. Bentuk
sederhana dari protein adalah asam amino. Asam amino disimpan dalam
jaringan dalam bentuk hormon dan enzim. Asam amino esensial tidak
dapat disintesis dalam tubuh tetapi harus didapat dari makanan.
4. Lemak
Lemak atau lipid merupakan energi paling besar. Berdasarkan ikatan
kimianya lemak dibedakan menjadi lemak murni dan zat-zat yang
mengandung lemak.
5. Vitamin
Vitamin adalh substansi organic, keberadaannya sangat sedikit pada
makanan dan tidak dapat dibuat dalam tubuh. Vitamin sangat berperan
dalam proses metabolisme karena fungsinya sebagai katalisator. Vitamin
dapat diklasifikasikan menjadi vitamin yang larut dalam air dan vitamin
yang larut dalam lemak.
6. Mineral
Mineral adalah elemen organic esensial untuk tubuh karena perannya
sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Mineral dapat diklasifikasikan
menjadi makromineral yaitu kebutuhan tubuh dari 100 mg atau lebih, dan
mikromineral jika kebutuhan tubuh kurang dari 100 mg. Termasuk dalam
makromineral adalah kalsium, magnesium fosfat sedangkan yang termsuk
dalam mikromineral adalah klorida, yodium, iron, dan zinc.
2. Sistem Tubuh Yang Berperan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah sistem
pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ asesoris. Saluran
pencernaan dimulai dari mulut sampai usus halus bagian distal, sedangkan organ
asesoris terdiri atas hati, kantong empedu, dan pancreas. Ketiga organ ini
3. MasalahKebutuhan Nutrisi
Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan
kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, diabetes mellitus, hipertensi, jantung
koroner, kanker, dan anoreksia nervosa.
Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan
tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan
asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolism.
Tanda Klinis :
a. Berat badan 10-20% dibawah normal
b. Tinggi badan dibawah ideal
c. Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
d. Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
e. Adanya penurunan albumin serum
f. Adanya penurunan transferin
Kemungkinan penyebab :
a. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat
penyakit infeksi atau kanker
b. Penurunan absorpsi nutrisi akibat penyakit chron atu intoleransi laktosa
c. Nafsu makan menurun
Kelebihan Nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme
secara berlebih.
Tanda Klinis :
a. Berat badan lebih dari ideal dari 10% berat ideal
b. Obesitas
c. Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
d. Adanya jumlah asupan yang berlebihan
Kemungkinan penyebab :
a. Perubahan pola makan
b. Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman
Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari
20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan
metabolisme karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan
kalori.
Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi
pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang
tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah
dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh,
adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membran mukosa,
dan konjungtiva.
Diabetes Melitus
Diabetes mellitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan
adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau
penggunaan kerbohidrat secara berlebihan.
Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai
masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas,
serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan
oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Gangguan ini sering
dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat dan obesitas.
Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
Anoreksia Nervosa
Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan
berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri
abdomen, kedinginan, letargi, dan kelebihan energi.
4. Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat
mempengaruhi konsumsi makanan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami
kebutuhan gizi.
Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makan bergizi tinggi
dapat mempengaruhi satus gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah,
tempe yang merupakan sumber protein yang paling murah, tidak
dijadikan bahan makanan yang layak untuk dimakan karena masyarakat
menganggap bahwa mengonsumsi makanan tersebut dapat merenadahkan
derajat mereka.
Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan
tertentu juga dapat mempengaruhi status gizi. Misalnya, dibeberapa
daerah, terdapat larangan makan pisang dan papaya bagi para gadis
remaja. Padahal, makanan tersebut merupakan sumber vitamin yang
sangat baik. Ada pula larangan makan ikan bagi anak-anak karena ikan
dianggap dapat mengakibatkan cacingan, padahal ikan merupakan sumber
protein yang sangat baik bagi anak-anak.
Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak
memperoleh zat-emajzat yang dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat
mengakibatkan merosotnya gizi pada remaja bila nilai gizinya tidak sesuai
Negara kita memiliki kecenderungan menyenangi makanan tertentu
secara berlebihan, seperti makanan cepat saji (junkfood), bakso.
Makanan-makanan ini tentu saja dapat berdampak buruk bagi kesehatan
mereka jika dikonsumsi terlalu sering dan berlebihan karena tidak
memiliki asupan gizi yang baik.
Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena
penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.
Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi
biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan
masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.
2.1.1 Pengkajian
Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat
meliputi pengkajian khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara umum
yang berhubungan dengan kebutuhan nutrisi.
1. Aspek Biologis, antara lain meliputi :
a. Umur. Pengkajian ini terkait dengan tumbuh kembang klien. Tingkat
kebutuhan nutrisi salah satunya dipengaruhi oleh factor usia. Pada
masa pertumbuhan, kebutuhan nutrisi sangat besar dibandingkan
dengan masa lansia
b. Jenis kelamin. Hal yang perlu dikaji antara lain : tingkat BMR antara
laki-laki dengan wanita berbeda, begitu pula persentase lemak dalam
tubuh.
c. Tinggi badan dan berat badan. Pengkajian ini dilakukan salah satunya
adalah untuk mengetahui perbandingan antara tinggi dan berat badan,
apakah ideal atau tidak?
d. Pengukuran antropometri. Pengukuran antropometri ini berguna untuk
mengidentifikasi masalah nutrisi klien.
e. Riwayat kesehatan dan diet. Riwayat kesehatan, misalnya adakah
sering dialami? Riwayat diet terkait dengan kebiasaan asupan
makanan dan cairan klien, jenis makanan yang dikonsumsi, nafsu
makan.
2. Pemerikasaan Fisik
a. Keadaan umum : kelemahan, tingkat kesadaran, tanda vital.
b. Keadaan kulit : kasar, kering, bersisik, kehilangan lemak pada
subkutan.
c. Keadaan kepala : rambut hipopigmentasi, mudah dicabut, sclera
kuning, hidung sering mimisan, gigi karies.
d. Keadaan dada : hipertensi, frekuensi nafas cepat.
e. Keadaan perut : permukaan perut, adanya garis vena, peristaltic usus,
pembesaran hati atau limfe.
f. Keadaan ektremitas : edema, pergerakan lemah, penurunan lingkar
lengan, dan masa otot menurun.
3. Aspek Psikologis
Perlu dikaji mengenai persepsi klien tentang diet, postur tubuhnya, konsep
diri yang terkait dengan bentuk tubuh, respons terhadap stress apakah
banyak makan atau malas makan?
4. Aspek Sosiokultural
Adakah kultur? Nilai-nilai yang dianut terhadap makanan? Praktek budaya
yang terkait dengan makanan?
5. Aspek Spiritual
Hal yang perlu dikaji misalnya adalah keyakinan yang dianut klien
terhadap makanan?Bagaimana keyakinan tersebut mempengaruhi
kebutuhan nutrisinya?
2.1.2 Analisa Data Data Subjektif
1. Nafsu makan Berkurang
2. Kesulitan makan
Data Objektif
1. Berat badan menurun
2. Ketidakseimbangan elektrolit
3. Hipotensi
4. Kulit kering
2.1.3 Rumusan masalah
Diagnosis keperawatan yang dapat terjadi pada masalah kebutuhan nutrisi
adalah :
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan :
a. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan mencerna secara
berkelanjutan akibat penyakit infeksi, luka bakar, ataupun kanker
b. Penurunan nafsu makan
c. Sekresi berlebihan, baik melalui latihan fisik, muntah, diare
d. Ketidakcukupan absorpsi akibat efek samping obat
e. Kesulitan mengunyah
2. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan :
a. Kelebihan intake
b. Perubahan gaya hidup
c. Kurangnya pengetahuan tentang nutrisi
d. Psikologi untuk konsumsi tinggi kalori
2.1.4 Perencanaan
Diagnosis keperawatan :
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Defenisi : Keadaan di mana intake nutrisi kurang dari kebutuhan
metabolisme tubuh.
Tujuan yang diharapkan :
a. Terjadi peningkatan berat badan sesuai batasan waktu
Kriteria hasil :
a. Nafsu makan meningkat
b. Berat badan kembali normal
Intervensi Rasional
1. Tingkatkan intake melalui :
a. Mengurangi gangguan dari
lingkungan berisik dan lain-lain b. Jaga privasi pasien
c. Jaga kebersihan ruangan
d. Berikan obat sebelum makan
jika ada indikasi
2. Jaga kebersihan mulut pasien
3. Bantu pasien makan jika tidak mampu
4. Sajikan makanan yang mudah
dicerna, dalam keadaan hangat, tertutup, dan berikan sedikit-sedikit tetapi sering
5. Selingi makan dengan minum
6. Hindari makanan yang banyak
mengandung gas
7. Ukur intake makanan dan timbang
berat badan
8. Lakukan latihan pasif dan aktif
9. Kaji tanda vital, sensori, bising usus
10.Monitor hasil lab, seperti glukosa, elektrolit, albumin, hemoglobin, kolaborasi dengan dokter
11.Berikan umpan balik yang positif tentang peningkatan intake, berat badan
12.Berikan pendidikan kesehatan tentang diet, kebutuhan kalori, dan tindakan keperawatan yang
berhubungan dengan nutrisi jika pasien menggunakan NGT 13.Cek kepatenan tube
14.Pemberian cairan/makanan tidak lebih 150 cc sekali pemberian
1. Cara khusus untuk
meningkatkan nafsu makan
2. Mulut yang bersih
meningkatkan nafsu makan
3. Membantu makan pasien
4. Meningkatkan selera makan
dan intake makan
5. Memudahkan makan masuk
6. Mengurangi rasa nyaman
7. Observasi kebutuhan nutrisi
8. Menambah nafsu makan
9. Membantu mengkaji keadaan
pasien
10.Monitor status nutrisi
11.Meningkatkan kepercayaan
untuk meningkatkan makan
12.Meningkatkan pengetahuan
agar pasien lebih kooperatif
13.Menghindari aspirasi dan
obstruksi tube
15.Cek tempratur makanan agar tidak terlalu panas/dingin
16.Atur posisi semiflower saat memberikan makanan
17.Jelaskan bagaimana tube bekerja dan perawatannya
15.Mengurangi kram dan terbakar
pada abdomen
16.Mengurangi regurtasi
17.Mencegah komplikasi
2. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
Defenisi : pasien dengan risiko atau aktual mengonsumsi makanan
melebihi dari kebutuhan metabolisme tubuh.
Tujuan yang diharapkan :
a. Teridentifikasinya kebutuhan nutrisi dan berat badan yang
terkontrol.
b. Perencanaan control berat badan untuk yang akan datang.
c. Tidak terjadinya penurunan berat badan yang berlebihan.
Kriteria hasil :
a. Berat badan ideal
b. Pola makan teratur
Intervensi Rasional
1. Lakukan pengkajian kembali
pola makan pasien
2. Diskusikan dengan pasien
tentang kelebihan makan
3. Diskusikan motivasi untuk
menurunkan berat badan
4. Kolaborasi dengan ahli diet
yang tepat
5. Ukur intake makanan dalam 24
jam
1. Informasi dasar untuk
perencanaan awal dan validasi
data
2. Membantu mencapai tujuan
3. Membantu memecahkan
masalah
4. Menentukan makanan yang
sesuai dengan pasien
5. Mengetahui jumlah kalori yang
6. Buat program latihan olahraga
7. Hindari makanan yang banyak
mengandung lemak
8. Berikan pengetahuan kesehatan
tentang :
a. Program diet yang benar
b. Akibat yang mungkin timbul
pada kelainan berat badan
6. Meningkatkan kebutuhan energi
7. Makanan berlemak banyak
menghasilkan energi
8. Memberikan informasi dan
2.2 Asuhan Keperawatan Kasus 2.2.1 Pengkajian
PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. P
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 62 Tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Alamat : Jl. Pala 6 No. 4 Perumnas Simalingkar
Tanggal Masuk RS : 14 Juni 2013
No. Register : 00.52.29.44
Ruangan / Kamar : RA1 / IA
Golongan Darah : B
Tanggal Pengkajian : 17 Juni 2013
Tanggal Operasi : Tidak dilakukan
Diagnosa Medis : Diare Akut
II. KELUHAN UTAMA :
Pada saat dikaji klien mengatakan mual (+), badan lemas, dan tidak nafsu
makan.
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG A. Provocative/palliative
1. Apa penyebabnya :
Hal-hal yang memperbaiki keadaan: Klien mengatakan dengan
istirahat yang cukup
B. Quantity/quality
1. Bagaimana dirasakan : Klien mengatakan seluruh
badan-nya lemas
2. Bagaiman dilihat : Klien terlihat lemas dan mukosa
bibir kering
C. Region
1. Di mana lokasinya : Seluruh tubuh klien terasa lemas
2. Apakah menyebar : Tidak menyebar
D. Severity : Aktivitas terganggu karena badan
terasa lemas
E. Time : Setiap saat klien ingin melakukan
aktivitas
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit Yang Pernah Dialami :
Klien mengatakan sebelumnya belum pernah menderita penyakit
B. Pengobatan Tindakan Yang Dilakukan : Tidak ada C. Pernah Dirawat/Dioperasi : Tidak pernah
D. LamaDirawat : -
E. Alergi : Tidak ada alergi
F. Imunisasi : Klien mengatakan tidak tahu
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
A. Orang Tua :
Klien mengatakan orang tuanya pernah menderita sakit reumatik
B. Saudara Kandung : Tidak ada
C. Penyakit Keturunan Yang Ada : Tidak ada penyakit keturunan
E. Anggota keluarga yang meninggal : Klien mengatakan kedua orang tua nya
F. Penyebab Meninggal : Klien mengatakan karena sudah tua, penyakitnya tidak
diketahui
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
A. Persepsi Pasien Tentang Penyakitnya : Klien merasa cemas dengan penyakitnya
B. Konsep Diri
1) Gambaran diri : Klien merasa kurang percaya
diri
2) Ideal diri : Klien optimis ingin cepat
sembuh
3) Harga diri : Klien sangat mengahargai
dirinya
4) Peran diri : Klien berperan sebagai istri
dan seorang ibu
5) Identitas : Klien sebagai istri dan
seorang ibu untuk anak-nya
C. Keadaan Emosi : Klien dapat mengontrol emosi-nya
D. Hubungan sosial
− Orang yang berarti : Orang yang berarti bagi klien
adalah anak-nya
− Hubungan dengan keluarga : Hubungan klien dengan
keluarga baik
− Hubungan dengan orang lain : Hubungan klien dengan
orang lain baik
− Hambatan dalam hubungan dengan orang lain :
E. Spiritual
− Nilai dan keyakinan : Klien baragama Kristen
protestan
− Kegiatan Ibadah : Klien hanya berdoa diatas
tempat tidur
VII. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum : Kesadaran compos mentis B. Tanda-tanda Vital
− Suhu tubuh : 35,8 0 C
− Tekanan darah : 110 / 80 mmHg
− Nadi : 82 x / menit
− Pernafasan : 24 x / menit
− Skala nyeri : -
− TB : 150 CM
− BB : 45 Kg
C. Pemeriksaan Head to Toe Kepala dan rambut
− Bentuk : Normal
− Ubun-ubun : Ada, terasa keras
− Kulit kepala : Bersih
Rambut
− Penyebaran dan keadaan rambut : Baik dan teratur
− Bau : Bau khas
− Warna kulit : Putih
Wajah
− Warna kulit : Pucat
Mata
− Kelengkapan dan kesimetrisan : Lengkap simetris kanan kiri
− Palpebra : Normal
− Konjungtiva dan sclera : Konjungtiva anemis
− Pupil : Reflek pupil baik
− Cornea dan iris : Baik
− Visus : Dapat melihat benda di
sekitarnya
− Tekanan bola mata : Baik
Hidung
− Tulang hidung dan posisi septum nasi : Simetris
− Lubang hidung : Ada dan simetris
− Cuping hidung : Baik dan simetris
Telinga
− Bentuk telinga : Baik
− Ukuran telinga : Normal
− Lubang telinga : Ada
− Ketajaman pendengaran : Baik
Mulut dan Faring
− Keadaan bibir : Kering
− Keadaan gusi dan gigi : Baik
− Keadaan lidah : Bersih
− Orofaring : -
Leher
− Posisi trachea : Normal, simetris
− Thyroid : Normal
− Suara : Baik
− Kelenjar limfe : Tidak ada teraba
pembesaran
− Denyut nadi karotis : Teraba
Pemeriksaan Integumen
− Kebersihan : Bersih
− Kehangatan : Hangat
− Warna : Normal
− Turgor : Kembali normal
− Kelembaban : Kering
− Kelainan pada kulit : Tidak ada kelainan
Pemeriksaan Payudara dan Ketiak
− Ukuran dan bentuk : Simetris
− Warna payudara dan areola : Normal, cokelat
− Aksilla dan clavicula : Normal
Pemeriksaan thoraks/dada
− Inspeksi thoraks
(Normal
− Pernafasan : Frekuensi; 24
x/menitIrama; Teratur , burrel chest, funnel chest, pigeonchest, flailchest, kifos
koliasis)
− Tanda kesulitan bernafas : Tidak ada tanda kesulitan
bernafas
− Pemeriksaan paru
− Palapasi getaran suara : Ada
− Perkusi : Normal
− Auskultasi :
Suara nafas : Vesikuler
Suar ucapan : Baik
Suara tambahan : Tidak ada suara tambahan
Pemeriksaan jantung
− Inspeksi : Baik
− Palpasi : Teraba , HR : 82 x / menit
− Auskultasi : -
Pemeriksaan abdomen
− Inspeksi (bentuk, benjolan) : Simetris kanan kiri
− Auskultasi : Tidak ada bising usus
− Palapasi (tanda nyeri tekan, benjolan, ascites, hepar, lien) :
Tidak ada nyeri tekan
− Perkusi (suara abdomen) : Tympani
− Pemeriksaan muskuloskeletal/ekstremitas :
Kesimetrisan otot pada ekstermitas klien simetris antara kanan
dan kiri tidak ditemukannya edema.
Fungsi Motorik :
− Pada pemeriksaan motorik klien masih membutuhkan bantuan
untuk melakukan berbagai aktivitas.
Fungsi sensori :
− Identifikasi klien dengan sentuhan baik klien mampu
membedakan antara sentuhan tajam dengan tumpul, dapat
merasakan rasa panas dengan dingin.
Refleks (bisep, trisep,pateral, tenson achiles) :
− Refleks klien terangsang dengan baik tidak ditemukannya
kelainan pada refleks klien.
VIII. POLA KEBISAAN SEHARI-HARI A. Pola makan dan minum
− Frekuensi makan/hari : 3 kali
− Nafsu/selera makan : Klien tidak selera makan
− Nyeri ulu hati : Tidak ada
− Alergi : Tidak ada alergi
− Mual dan muntah : Masih sering
− Waktu pemberian makan : Pagi, siang, malam
− Jumlah dan jenis makan : Hanya habis ½ porsi, Nasi
− Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, menguyah) :
Tidak ada
B. Perawatan diri/personal hygiene
− Kebersiahan gigi dan mulut : Bersih
− Kebersihan kuku kaki dan tangan : Bersih
C. Pola Kegiatan/Aktivitas
Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian
dilakuakan secara mandiri, sebahagian, atau total :
− Klienmemerlukan bantuan untuk eliminasi, ganti pakaian, makan
dan mandi secara sebagian.
Uraian aktivitas ibadah pasien selam dirawat/sakit :
− Hanya berdoa di atas tempat tidur saja
D. Pola eliminasi 1. BAB
− Pola BAB : 1 x / hari
− Karakter feses : lembek dan bau khas
− Riwayat perdarahan : Tidak ada
− BAB terakhir : sore
− Diare : Tidak
− Penggunaan laksatif : -
2. BAK
− Pola BAK : 4 – 5 x / hari
− Karakter urine : Warna kuning keruh
− Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : Tidak ada
− Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : Tidak ada
− Penggunaan diuretic : Tidak ada
2.2.2 ANALISA DATA
No. Data Masalah Keperawatan
1 DS : Klien mengatakan tidak nafsu makan.
DO : Klien terlihat lemas,lesu, makan hanya habis ½ porsi,
muntah apabila selesai
makan, dan berat badan
turun 2 Kg dari berat badan
awal masuk Rumah Sakit,
(BB awal 45 Kg).
Perubahan Nutrisi Kurang dari
Kebutuhan Tubuh
2 DS : Klien mengatakan badan lemas, dan aktivitas sebagian
dibantu oleh keluarga.
DO : Klien terlihat kesulitan dalam melakukan aktivitas
seperti makan, mandi, dan
tampak dibantu oleh
keluarganya.
Intoleransiaktivitas
2.2.3 Rumusan Masalah
MASALAH KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Intoleransi aktivitas
DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS)
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
masukan nutrisi yang tidak adekuat ditandai dengan klien terlihat lemas
dan BB menurun.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengankelemahan ditandai dengan klien
2.2.4 Perencanaan Keperawatan Dan Rasional Hari/
Tanggal
No. Dx
Perencanaan keperawatan
Senin, 17 Juni
2013
1
Tujuan :
a. Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
tubuh
Kriteria Hasil :
a. Nafsu makan meningkat, makan habis 1 porsi, dan berat
badan bertambah
Rencana Tindakan Rasional
1 a. Kaji intake dan ouput
makanan
b. Pastikan pola diet biasa
klien, yang disukai/tak
disukai.
c. Anjurkan makan
makanan yang
mengandung nilai gizi
yang tinggi seperti
Protein : Telur, ikan,
dan lain-lain
d. Bantu pasien makan jika
tidak mampu
e. Sajikan makanan yang
mudah dicerna, dalam
keadaan hangat, tertutup,
dan berikan
sedikit-a. Diketahui intake dan
output makanan
b. Membantu dalam
mengidentifikasikan
kebutuhan/kekuatan
khusus. Pertimbangkan
keinginan individu
dapat memperbaiki
masukan diet
c. Kebutuhan nutrisi
sesuai kebutuhan tubuh
d. Membantu pasien
makan
e. Meningkatkan selera
makan dan intake
sedikit tetapi sering
f. Atur posisi semiflower
saat memberikan
makanan
g. Selingi makan dengan
minum
h. Jaga kebersihan mulut
pasien (oral hygiene)
f. Mengurangi regurtasi
g. Memudahkan makanan
masuk
h. Mulut yang bersih
meningkatkan nafsu
makan dan mulut
terlihat bersih
Hari/ Tanggal
No.
Dx Perencanaan keperawatan
Senin,
17 Juni
2103
2
Tujuan :
a. Dapat beraktivitas sesuai batas kemampuan
Kriteria Hasil :
a. Tidak lemah lagi dan dapat melakukan aktivitas secara
mandiri
Rencana Tindakan Rasional
2 a. Bantu klien mobilisasi
secara bertahap
b. Dekatkan barang-barang
yang selalu dibutuhkan
klien
c. Bantu memenuhi
kebutuhan klien
sehari-hari seperti mandi,
BAB, BAK
d. Beri klien dukungan
positif yang dapat
menorong peningkatan
a. Klien dapat melakukan
aktivitas secara mandiri
b. Agar dapat dijangkau
oleh klien
c. Terpenuhinya
kebutuhan klien dan
dapat menjaga
kebersihan badan klien
d. Memberikan motivasi
dan dorongan yang
aktivitasnya
e. Anjurkanistirahat yang
adekuat setelah latihan
dan aktivitas
f. Atur posisi semiflower
kepada klien
g. Berikan diet yang
adekuat
akan memberikan suatu
hasil yang baik untuk
perkembangan
kesehatan klien
sehingga klien mampu
melakukan aktivitasnya.
e. Membantu
mengembalikan energi
f. Memberikan rasa
nyaman
g. Metabolisme
membutuhkan energi
2.2.5 Implementasi Hari/
tanggal No.
Dx
Implementasi Keperawatan Evaluasi Senin,
17 Juni 2013
1 a. Mengkaji intake dan ouput
makanan
b. Memastikan pola diet biasa
klien yang disukai / tidak
disukai
c. Menganjurkan makan makanan
yang mengandung nilai gizi
tinggi seperti Protein : Telur,
Ikan, dan lain-lain
d. Membantu klien makan
e. Menyajikanmakanan yang
S : Klien mengatakan
tidak nafsu makan
O : Klien terlihat lemas
dan mukosa bibir
lembab
Makan habis ½
porsi
TTV :
TD : 110/80 mmHg
HR : 82 x/menit
RR : 24 x/menit
T : 35,8 0C
mudah dicerna, dalam keadaan
hangat, tertutup, dan berikan
sedikit-sedikit tetapi sering
f. Menyelingi makan dengan
minum
g. Menjaga kebersihan mulut klien
(oral hygiene)
A : Sebagian masalah
teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
− Membantu klien
makan
− Melakukan oral
hygiene
− Memberikan posisi
semiflower saat
makan
Senin, 17 Juni
2013
2 a. Membantu klien mobilisasi
secara bertahap
b. Mendekatkan barang-barang
yang selalu dibutuhkan ke meja
klien
c. Membantu memenuhi
kebutuhan klien sehari-hari
seperti mandi, BAB, BAK
d. Menganjurkan klien istirahat
yang adekuat/cukup setelah
beraktivitas
e. Memberikan diet yang adekuat
S : Klien mengatakan
sudah dapat
melakukan aktivitas
secara mandiri
sebagian
O: Klienmasih terlihat
dibantu dalam
melakukan aktivitas
TD : 120/80 mmHg
HR : 80 x/menit
RR : 24 x/menit
A: Sebagian masalah
teratasi
P : Intervensi
Hari/ tanggal
No. Dx
Implementasi Keperawatan Evaluasi
Selasa,
18 Juni
2013
1 a. Membantu klien makan
b. Menyajikan makanan yang
mudah dicerna, dalam keadaan
hangat, tertutup, dan berikan
sedikit-sedikit tetapi sering
c. Menjaga kebersihan mulut klien
(oral hygiene)
d. Menganjurkan klien untuk
banyak minum
e. Mengatur posisi semiflower saat
memberikan makan
S : Klien mengatakan
tidak nafsu makan
O : Klien terlihat lemas
dan mukosa bibir
lembab
Makan habis ½ porsi
TTV :
TD : 110/80 mmHg
HR : 82 x/menit
RR : 24 x/menit
A : Sebagian masalah
teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
− Menganjurkan klien
makan makanan
yang bergizi
− Memastikan pola
diet yang disukai
klien
Selasa,
18 Juni
2013
2 a. Memberikan klien dukungan
positif yang dapat mendorong
peningkatan aktivitasnya
b. Membantu klien mobilisasi
secara bertahap
S : Klien mengatakan
sudah dapat
melakukan aktivitas
secara mandiri
sebagian
O: Klien masih terlihat
c. Menganjurkan klien istirahat
yang adekuat setelah latihan dan
aktivitas
d. Memberikan diet yang adekuat
melakukan aktivitas
TD : 120/80 mmHg
HR : 80 x/menit
RR : 24 x/menit
A: Sebagian masalah
teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
− Membantu klien
memenuhi kebutuhan
sehari-hari seperti :
BAB dan BAK
Hari/ tanggal
No. Dx
Implementasi Keperawatan Evaluasi
Rabu,
19 Juni
2013
1 a. Menganjurkan makan makanan
yang mengandung nilai gizi
tinggi seperti Protein
b. Memastikan pola diet biasa
yang biasa disukai / tidak
disukai
c. Mengkaji intake dan ouput
makanan
d. Menjaga kebersihan mulut klien
(oral hygiene)
S : Klien mengatakan
sudah nafsu makan
O : Mukosa bibir lembab
Makan habis ½ porsi
TTV :
TD : 110/80 mmHg
HR : 82 x/menit
RR : 24 x/menit
A : Masalah
teratasi
P : Intervensi
dihentikan
Rabu,
19 Juni
2013
2 a. Membantu memenuhi
kebutuhan klien sehari-hari
seperti mandi, BAB, BAK
S : Klien mengatakan
sudah dapat
b. Mendekatkan barang-barang
yang dibutuhkan klien
c. Memberikan posisi yang
nyaman pada klien
d. Menganjurkan klien melakukan
aktivitasnya sendiri secara
bertahap
secara mandiri
O: Klien terlihat dapat
melakukan aktivitas
TD : 120/80 mmHg
HR : 80 x/menit
RR : 24 x/menit
A: Masalah teratasi