• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

PT. Garuda Indonesia (persero) Tbk adalah maskapai penerbangan milik negara atau bisa disebut juga perusahaan BUMN ( Badan Usaha Milik Negara ). Perusahaan ini pertama kali beroperasi pada 28 Desember 1949 yang terbang dari Jakarta menuju Yogyakarta untuk menjemput Presiden Soekarno. Namun Garuda Indonesia resmi menjadi perusahaan BUMN pada tahun 1950.

Sepanjang tahun 1980 hingga 2000 garuda berniat untuk meningkatkan daya saing dengan maskapai lainnya agar tidak tertinggal dalam hal pelayanan dan juga keselamatan. Oleh sebab itu pada tahun - tahun ini diadakan revitalisasi dan juga restrukturisasi perusahaan dan untuk mendorong keinginan untuk dapat bersaing maka dibuatlah tempat pelatihan yang diberi nama Garuda Indonesia Training Center yang terletak di Jakarta barat.

Pada awal tahun 2005 Garuda Indonesia memiliki tim manajemen baru dan langsung membuat perencanaan baru bagi perusahaan. Manajemen ini melakukan evaluasi dan merestrukturisasi perusahaan secara menyeluruh untuk meningkatkan efisiensi kegiatan operasional perusahaan, dan membangun ulang kekuatan keuanganya yang pada akhirnya berhasil dalam menyelesaikan restrukturisasi hutang, memperbaiki pelayanan kepada pelanggan dan memperbarui dan membangkitkan semangat karyawan Garuda Indonesia. Adapun visi dan misi dari Garuda Indonesia adalah :

(2)

2 1. Visi

Menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia.

2. Misi

Sebagai perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan pelayanan yang professional.

Pada 11 Februari 2011 akhirnya Garuda Indonesia resmi mencatatkan diri di BEI ( Bursa Efek Indonesia ) untuk menjadi perusahaan publik setelah penawaran umum perdana atas 6.335.738.000 saham perusahaan kepada masyarakat. Salah satu hal yang mendorong Garuda Indonesia melemparkan sahamnya ke publik adalah karena penyelesaian restrukturisasi hutang perusahaan. struktur kepemilikan saham Garuda Indonesia per 31 Desember 2013 adalah:

1. Negara Republik Indonesia (69,14%) 2. Karyawan (0.4%)

3. Investor domestik (24,34%) 4. Investor internasional (6,12%)

Saat ini untuk mendukung kegiatan operasionalnya Garuda Indonesia memiliki 7.861 orang karyawan dan juga 5 anak perusahaan yang fokus dalam mendukung bisnis dari perusahaan induk. Adapun ke 5 perusahaan tersebut adalah:

1. PT Abacus Distribution Systems Indonesia 2. PT Aero Wisata

(3)

3 4. PT Aero Systems Indonesia 5. PT Citilink Indonesia

Pada 5 Maret 2014 secara resmi bergabung dengan aliansi global SkyTeam yang bertujuan untuk memudahkan para pelanggannya dalam hal fasilitas dan juga kemudahan dalam mencapai tujuan. Garuda Indonesia juga salah satu maskapai yang terdaftar sebagai IATA Operational Safety Audit (IOTA) pada tahun 2008. (Sumber: https://www.garuda-indonesia.com/) 1.2 Latar Belakang

Jenis transportasi dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu transportasi darat, laut ,dan udara. Transportasi tersebut dibagi lagi menjadi 2 bagian yaitu transportasi umum dan juga transportasi kepemilikan pribadi. Transportasi udara dinilai lebih efisien dalam menempuh jarak yang jauh karena untuk mencapai tempat tujuan membutuhkan waktu yang lebih singkat daripada transportasi umum lainnya. Hal ini dibuktikan dari statistik pengguna transportasi angkutan massa di Indonesia dalam tabel 1.1.

Tabel 1.1

Statistik Nasional Pengguna Angkutan Massa di Indonesia

Tahun Kapal Laut Kereta Api Pesawat

2012 - 202.179 36.431.328

2011 19.850 199.337 32.297.644

2010 18.293 203.270 26.734.798

(4)

4

Oleh sebab itu hampir setiap tahun penambahan jumlah penumpang transportasi udara baik domestik maupun internasional terus bertambah karena masyarakat membutuhkan mobilitas yang cepat untuk mencapai tujuan. Pertumbuhan jumlah penumpang transportasi udara ini dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2

Statistik keberangkatan di bandara Indonesia tahun 1999-2013

(Sumber:http://www.bps.go.id, diakses pada tanggal 5 Maret 2015) Tabel 1.2 menunjukkan penurunan jumlah penumpang keberangkatan luar negeri pada beberapa tahun, tetapi jumlah dari penumpang internasional ditambah dengan penumpang domestik terus mengalami kenaikan. Secara tidak langsung dapat dikatakan pengguna jasa transportasi udara setiap tahun terus bertambah.

(5)

5

Pada saat ini jumlah maskapai penerbangan Indonesia yang melayani penerbangan komersial berjumlah 16 maskapai. Dan maskapai tersebut pun memiliki pangsa pasar yang berbeda – beda. Daftar nama maskapai yang beroperasi di indonesia ini dapat dilihat dari Tabel 1.3

Tabel 1.3

Daftar maskapai penerbangan indonesia

No. Nama Maskapai No. Nama Maskapai

1 Garuda Indonesia 9 Express Air

2 Merpati Nusantara 10 Citilink

3 Mandala/ Tiger Air 11 Trans Nusa

4 Indonesia Air Asia 12 Batik Air

5 Lion Air 13 Susi Air

6 Wings Air 14 Aviastar

7 Sriwijaya Air 15 Sky Aviation

8 Kalstar Aviation 16 Asia Air

(Sumber:http://hubud.dephub.go.id/ diakses tanggal 7 Maret 2015)

Garuda Indonesia merupakan salah satu maskapai penerbangan di Indonesia dan juga menjadi pionir penerbangan komersial yang dimana didalamnya terdapat saham kepemilikan negara. Garuda Indonesia akhirnya memutuskan untuk go public pada tahun 2011. Oleh karena itu sekarang kepemilikan maskapai ini tidak hanya dimiliki oleh Negara. Hal ini didukung dengan pencapaian baik garuda di tahun 2011 yang mana dapat melunasi hutangnya. Setelah go public kinerja keuangan garuda di tahun 2012 semakin naik namun, pada tahun 2013 garuda mengalami penurunan laba bersih yang sangat drastis. Penurunan laba tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.1.

(6)

6

Gambar 1.1

Laba bersih PT. Garuda Indonesia tahun 2011-2013

(Sumber: Laporan Tahunan 2013 PT. Garuda Indonesia Tbk.)

Seharusnya dengan bertambahnya terus jumlah penumpang

transportasi udara maka perusahaan - perusahaan maskapai penerbangan dapat menarik penumpang tersebut untuk memakai jasanya. Dan juga para perusahaan pasti memiliki cara masing masing untuk menarik calon penumpang tersebut yang nantinya berguna untuk dapat mengembangkan lini bisnis mereka dan menaikkan profitnya.hingga pada akhirnya perusahaan tersebut dapat melemparkan sahamnya ke masyarakat atau dengan kata lain go public.

Selain laba perusahaan yang turun di tahun 2013 total liabilitas atau jumlah hutang yang dimiliki perusahaan ini terus meningkat setiap tahun. Hal ini menunjukkan bahwa setiap tahunnya pembiayaan perusahaan dengan hutang semakin bertambah. Kenaikan liabilitas tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.2

(7)

7

Gambar 1.2

Liabilitas PT. Garuda Indonesia tahun 2011-2013

(Sumber: Laporan Tahunan 2013 PT. Garuda Indonesia Tbk.) Pada awal pembukaan harga saham PT Garuda Indonesia Tbk ditetapkan di kisaran Rp 750 per saham yang dinilai mahal ketika bursa saham Indonesia tengah fluktuatif pada 2011. Harga saham PT Garuda Indonesia Tbk sempat berada di level tertinggi Rp780 per saham pada 17 Juli 2012, dan level terendahnya Rp390 per saham pada 4 oktober 2011. Kemungkinan harga saham GIAA melonjak itu ditopang setelah saham PT Garuda Indonesia Tbk milik Bahana dijual sekitar 931,03 juta saham kepada Trans Airways pada April 2012. Pada penutupan perdagangan saham kamis

12 Juni 2014, saham GIAA naik 0,23 persen ke level Rp436 per saham. (http://bisnis.liputan6.com diakses pada tanggal 10 April 2015)

Return saham dari PT. Garuda Indonesia pada tahun 2011 turun sebesar 23,38% . Pada tahun 2012 return saham dari perusahaan ini mengalami kenaikan sebesar 34,74% . Hal ini dikarenakan harga saham Garuda Indonesia mengalami kenaikan pada tahun 2012. Namun pada tahun 2013 return saham perusahaan ini turun lagi sebesar 21,87%. Hal ini menunjukkan persentase kenaikan return saham dari perusahaan ini lebih kecil dibanding penurunan yang dialaminya.

(8)

8

Return saham yang didapatkan oleh para pemegang saham tergantung dari Profit yang didapatkan perusahaan. Pembagian return saham yang dilakukan oleh perusahaan ini juga tergantung dengan presentase kepemilikan dari para pemegang saham tersebut. Biasanya para investor mengharapkan return saham yang besar dikarenakan mereka telah menanamkan sejumlah uang di perusahaan tersebut.

Menurut Fahmi (2012:190), risiko dan return merupakan kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi dan individu dalam keputusan investasi yaitu baik kerugian ataupun keuntungan dalam suatu periode akutansi. Dalam dunia investasi dikenal dengan adanya hubungan kuat antara risiko dan return, yaitu jika risiko tinggi maka return atau keuntungan yang diharapkan juga akan tinggi begitu pula sebaliknya jika return rendah maka risiko juga akan rendah..

Untuk melihat kinerja perusahaan tersebut agar mendapatkan return saham yang diinginkan dapat dihitung oleh para investor dengan cara menggunakan rasio profitabilitas dan juga rasio solvabilitas.

Menurut Fahmi (2012:80) bahwa rasio profitabilitas berfungsi untuk mengukur efektifitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi .

Rasio solvabilitas atau yang dapat disebut juga sebagai rasio leverage dalam Fahmi (2012:72) rasio laverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutang.penggunan hutang yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan karena akan masuk dalam kategori extreme leverage (hutang ekstrim) yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat hutang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut.

Perusahaan yang dikatakan baik dalam rasio ini berarti bahwa perusahaan tersebut mempunyai aset yang cukup untuk dapat melunasi semua

(9)

9

hutangnya. Perusahaan yang memiliki rasio solvabilitas yang tinggi memiliki risiko kerugian yang lebih besar daripada perusahaan dengan rasio solvabilitas yang rendah.

Return on asset (ROA) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aset perusahaan tersebut. Return on equity (ROE) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola uang yang disetorkan oleh para pemegang saham. Debt to equity ratio (DER) adalah salah satu bentuk dari rasio solvabilitas untuk membandingkan jumlah hutang terhadap ekuitas perusahaan tersebut.

Menurut penelitian Martin H.A (2013: 73) menyatakan bahwa Return on Asset (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap Return Saham. Sementara berdasarkan penelitian Mutia Anissa (2014: 86) Return on Asset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap Return Saham. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan pada hasil penelitin terdahulu mengenai pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap Return Saham

Berdasarkan penelitin Silka Rosa (2014: 80) menyatakan bahwa Return on Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap Return Saham. Sementara menurut Mutia Annisa(2014: 86) Return on Equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap Return Saham. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan pada hasil penelitian terdahulu mengeni pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap Return Saham.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ega Yudistira(2013: 63) menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap Return Saham.

(10)

10

Berdasarkan latar belakang dan juga perbedaan hasil penelitian tersebut, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul: PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), RETURN TO EQUITY (ROE), DAN DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP RETURN SAHAM PT. GARUDA INDONESIA, TBK (2011-2014).

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang penulis ungkapkan diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perkembangan Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER), dan Return saham PT. GARUDA INDONESIA, TBK (2011-2014) ?

2. Apakah terdapat pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER) secara simultan terhadap Return saham pada PT. GARUDA INDONESIA, TBK (2011-2014) ?

3. Apakah terdapat pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER) secara parsial terhadap Return saham pada PT. GARUDA INDONESIA, TBK (2011-2014) ?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang penulis ungkapkan, maka tujun dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perkembangan Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER), dan Return saham PT. GARUDA INDONESIA, TBK (2011-2014) ?

(11)

11

2. Untuk mengetahui pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER) secara simultan terhadap Return saham pada PT. GARUDA INDONESIA, TBK (2011-2014) ?

3. Untuk mengetahui pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER) secara parsial terhadap Return saham pada PT. GARUDA INDONESIA, TBK (2011-2014) ?

1.5 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan untuk memiliki kegunaan atau manfaat sebagai berikut :

1. Kegunaan Praktis

Sebagai masukan dan pertimbangan untuk para calon investor dalam melakukan perencanaan untuk menanamkan modal kepada suatu perusahaan khususnya dalam hal ini PT. Garuda Indonesia, Tbk. Nantinya juga berguna untuk perusahaan agar dapat mengevaluasi kinerja keuangan dan tanggung jawab yang harus perusahaan berikan kepada masing – masing investor.

2. Kegunaan Ilmiah/Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi semua pihak yang akan melakukan penelitian dengan bahasan yang sama ataupun untuk keperluan lainnya.

(12)

12 1.6 Sistematika penulisan

Sistematika penulisan dari penelitian ini menjadi lima bab, berikut penjelasannya:

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini dibahas mengenai gambaran umum objek penelitian, latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II Tinjauan Pustaka

Pada bab ini dipaparkan rangkuman teori, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, dan ruang lingkup penelitian.

BAB III Metode Penelitian.

Pada bab ini dibahas mengenai jenis penelitian yang digunakan, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, data dan teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data.

BAB IV Analisis dan Pembahasan.

Pada bab ini dijelaskan karakteristik responden, hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini akan disimpulkan hasil yang didapat dari penelitian ini serta memberikan saran dan rekomendasi terhadap perusahaan.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut anda apakah harga produk yang anda konsumsi cukup

Parameter seismik dan tektonik paling umum dapat diperoleh dari Guttenberg- Richter (GR) recurrent relationship (Gutenberg-Richter, 1954), dimana tektonik menunjukkan

Abdulrachman Saleh menyampaikan rencana-rencana para petugas radio, untuk mempersembahkan Radio Republik Indonesia kepada Presiden dan Pemerintah RI guna perhubungan dengan

Hasil : Implementasi pada dilakukan selama 1x20 menit, melakukan pendidikan kesehatan tentang pengertian demam tifoid, tujuan diberikan pendidikan kesehatan,

Pendidikan , (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 72.. tersebut peneliti ingin melakukan penelitian terkait motivasi kerja guru, guna mengetahui tingkat kuantitas pengaruh

Dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah: Apakah penerapan konseling agama dengan pendekatan BH, RET, dan CC dapat mengatasi resistensi siswa

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan

dan 2017 menjadikan GM metode yang tepat digunakan (minimal tersedia 4 periode data). Namun permasalahan diatas adalah ketidaktersediaan data pengujian pada tahun 2014,