• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN MENGENAI GAYA KEPEMIMPINAN MANAJER TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN Studi Kasus : Karyawan Bagian Produksi Pertenunan Santa Maria Boro SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN MENGENAI GAYA KEPEMIMPINAN MANAJER TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN Studi Kasus : Karyawan Bagian Produksi Pertenunan Santa Maria Boro SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN MENGENAI GAYA KEPEMIMPINAN MANAJER

TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN

Studi Kasus : Karyawan Bagian Produksi Pertenunan Santa Maria Boro

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Mikael Yuda Tamtama NIM: 031334038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN MENGENAI GAYA KEPEMIMPINAN MANAJER

TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN

Studi Kasus : Karyawan Bagian Produksi Pertenunan Santa Maria Boro

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Mikael Yuda Tamtama NIM: 031334038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

W ong iku kudu ngudi kabecikan, jalaran kabecikan

iku sanguning urip

A la lan becik iku gandhengane, kabeh kuwi

saka kersane P angeran

Giri lusi janma tan kena ing ina

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

Gust i Yesus K rist us Sang Pamomong, Bapak Simbokku,

(6)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 5 Agustus 2008

Penulis

Mikael Yuda Tamtama

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Mikael Yuda Tamtama

Nomor Mahasiswa : 031334038

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN MENGENAI GAYA KEPEMIMPINAN MANAJER TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 5 Agustus 2008

Yang menyatakan

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan atas rahmat dan karunia – Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh persepsi

karyawan mengenai gaya kepemimpinan manajer terhadap prestasi kerja karyawan,

studi kasus pada karyawan bagian produksi Pertenunan Santa Maria Boro.

Skripsi yang diajukan penulis merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari

bantuan, bimbingan, dorongan akan perhatian yang tak ternilai harganya dari berbagai

pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan.

2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Kepala Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial.

3. Bapak L. Saptono, S.Pd, M.Si., selaku Kepala Program Studi Pendidikan

Akuntansi.

4. Bapak Sebastianus Widanarto P, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang

(9)

viii

5. Bruder Petrus Sutimin, FIC, selaku Pimpinan Pertenunan Santa Maria Boro yang

telah memberi ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di perusahaan

tersebut.

6. Mas Antok dan Mbak Anik yang telah memberikan bantuan kepada penulis untuk

mendapatkan data.

7. Seluruh karyawan bagian produksi yang telah bersedia membantu penulis dengan

mengisi kuesioner demi tersusunnya skripsi.

8. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan semuanya lewat kasih sayang,

kesabaran, lantunan doa, motivasi dan juga materi.

9. Mas Eko dan Mbak Nulik serta si nakal Gregi yang telah membantu memberi

dorongan sehingga skripsiku dapat selesai.

10. Sahabat-sahabatku : Agus “Depok” (You’re my best friend), Agus “Gudel”

(Thanks dab printer dan satenya), Ari “Black” (ra mung ngising wae, lek ndang

lulus), Koko (ayo kita berjuang!!), terima kasih atas dukungan, keceriaan dan

persahabatan yang kalian berikan. Nggak ada loe semua, nggak rame.

11. Teman-temanku : Yanu “Brojo” (thanks bro printer dan flashnya, tetap semangat

yo?), Anggun “Klimin”, Wawan “Dargombeng”, thanks bro atas spiritnya. Kalian

memberi warna tersendiri bagiku.

12. Teman-teman PAK’03 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih

atas dukungan dan kebersamaan selama ini. Kapan-kapan kita ketemu lagi.

13. Merli Puspita, terima kasih atas doa, dukungan dan pengalaman-pengalaman baru

(10)

ix

14. Chrispina Noviarini, terima kasih atas segala dukungannya. Terima kasih juga

sudah mau menjadi teman curhatku.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat memberikan kesempurnaan pada

skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi semua yang membacanya.

Penulis

(11)

x

ABSTRAK

PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN MENGENAI GAYA KEPEMIMPINAN MANAJER

TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN

Studi Kasus Pada Karyawan Bagian Produksi Pertenunan Santa Maria Boro

Mikael Yuda Tamtama Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh positif persepsi karyawan mengenai gaya kepemimpinan manajer terhadap prestasi kerja karyawan.

Penelitian ini dilaksanakan di Pertenunan Santa Maria Boro, Kalibawang, Kulon Progo pada bulan Desember 2007. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan bagian produksi Pertenunan Santa Maria Boro yang berjumlah 30 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh positif persepsi karyawan mengenai gaya kepemimpinan manajer terhadap prestasi kerja karyawan. Pada taraf signifikansi 5% didapat persamaan regresi Y = 217,042 – 0,809 X, dengan thit ung -2,120 dan ttabel 2,048. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa persepsi

(12)

xi

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF EMPLOYEES’ PERCEPTION OF MANAGER’S LEADERSHIP STYLE

TOWARDS THE ACHIEVEMENT OF THE EMPLOYEES

A Case Study at Employees Production Department in “Santa Maria Boro” Weaving Company

Mikael Yuda Tamtama Sanata Dharma University

Yogyakarta 2008

The purpose of this research was to find out the positive influence of employees’ perception of manager’s leadership style towards the achievement of the employees.

This research was conducted at Weaving Company of “Santa Maria Boro”, Banjarasri, Kalibawang, Kulon Progo, in December 2007. The population and samples in this research were 30 employees at production department of “Santa Maria Boro” Weaving Company. The data collecting methods were observation, questionnaire, and interview. The data analyze technique was simple regression analyze.

The result of the research shows that there isn’t any positive influence of employees’ perception of manager’s leadership style towards the achievement of the employees. There is regression equal Y = 217,042 – 0,809X at significance 5%, with tcount = -2,120 and ttable = 2,048. From the test result, it can be concluded that the

(13)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ... vi

KATA PENGANTAR... vii

ABSTRAK ... x

ABSTRACT... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

(14)

xiii

A. Persepsi ... 5

1. Pengertian Persepsi ... 5

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 6

B. Manajemen ... 7

1. Pengertian Manajemen ... 7

2. Fungsi Manajemen ... 9

3. Manajer ... 11

4. Peranan Manajer ... 12

C. Kepemimpinan ... 13

D. Gaya Kepemimpinan ... 15

1. Pengertian Gaya Kepemimpinan ... 15

2. Macam- macam Gaya Kepemimpinan ... 16

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gaya Kepemimpinan ... 20

E. Prestasi Kerja ... 21

1. Pengertian Prestasi Kerja ... 21

2. Pengukuran Prestasi Kerja ... 22

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja Karyawan ... 24

4. Tolok Ukur Prestasi Kerja Karyawan ... 27

F. Persepsi Karyawan Mengenai Gaya Kepemimpinan Manajer ... 28

G. Kerangka Berpikir ... 29

(15)

xiv

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 31

D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 32

E. Operasionalisasi Variabel ... 32

1. Persepsi Karyawan Mengenai Gaya Kepemimpinan Manajer .. 32

2. Prestasi Kerja ... 35

F. Teknik Pengumpulan Data ... 35

G. Teknik Pengujian Instrumen ... 36

1. Pengujian Validitas ... 36

2. Pengujian Reliabilitas ... 38

H. Teknik Analisis Data ... 40

1. Pengujian Normalitas ... 40

2. Pengujian Hipotesis ... 41

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 43

B. Lokasi Perusahaan ... 47

C. Deskripsi Perusahaan ... 47

D. Struktur Organisasi ... 49

E. Personalia ... 55

F. Produksi ... 62

(16)

xv BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ... 71

1. Deskripsi Responden Penelitian ... 71

2. Deskripsi Variabel Penelitian ... 72

B. Analisis Data ... 74

1. Pengujian Normalitas ... 74

2. Pengujian Hipotesis ... 75

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 76

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 78

B. Keterbatasan ... 78

C. Saran ... 79

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Operasional Variabel Persepsi Karyawan Mengenai Gaya

Kepemimpinan Manajer ... 33

Tabel 3.2 Skala Pengukuran Responden ... 34

Tabel 3.3 Kategori Gaya Kepemimpinan ... 35

Tabel 3.4 Operasional Variabel Prestasi Kerja ... 35

Tabel 3.5 Hasil Pengujian Validitas Variabel Persepsi Karyawan Mengenai Gaya Kepemimpinan Manajer ... 38

Tabel 3.6 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 39

Tabel 3.7 Tingkat Keterandalan Variabel Penelitian ... 40

Tabel 5.1 Jenis Kelamin Responden ... 71

Tabel 5.2 Lama Bekerja Responden ... 72

Tabel 5.3 Kategori Gaya Kepemimpinan Manajer ... 73

(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 84

Lampiran 2 Data Induk Penelitian ... 90

Lampiran 3 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 93

Lampiran 4 Pengujian Normalitas ... 96

Lampiran 5 Pengujian Hipotesis ... 98

Lampiran 6 Tabel Uji r dan Uji t ... 101

(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan merupakan kumpulan orang yang melaksanakan

tugas-tugasnya untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan utama dari suatu perusahaan

adalah mencapai laba. Tujuan lain dari perusahaan adalah menciptakan lapangan

kerja bagi masyarakat dan memberikan pelayanan yang unggul. Perusahaan

beranggotakan orang-orang yang mempunyai kepentingan-kepentingan, misalnya

karyawan berkepentingan memperoleh penghasilan dari hasil kerjanya dan dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya sedangkan manajemen ingin mencapai laba

sebesar-besarnya.

Adanya kepentingan yang berbeda-beda tersebut, maka diperlukan suatu

unsur yang dapat mengatur agar anggota perusahaan dapat berfokus pada tujuan

utama perusahaan tanpa menghilangkan kepentingan-kepentingan yang lain.

Unsur yang bertugas mengatur tersebut adalah manajemen. Manajemen

merupakan pemimpin yang mewakili perusahaan agar tujuan perusahaan dapat

tercapai dengan baik.

Menurut Hani Handoko (1997:6), terdapat tiga alasan utama

diperlukannya manajemen, yaitu untuk mencapai tujuan, untuk menjaga

(21)

mencapai efisiensi dan efektivitas. Jadi, manajemen bertugas sebagai alat

pengatur dalam pencapaian tujuan perusahaan.

Dalam melaksanakan tugasnya, manajer mempunyai ciri khas tertentu

yang berbeda-beda. Ciri khas tersebut disebut sebagai gaya kepemimpinan. Gaya

kepemimpinan menggambarkan orientasi manajer. Dalam kepemimpinannya,

manajer mempunyai orientasi yang berbeda, misalnya ada manajer yang

berorientasi pada hasil, berorientasi pada karyawan, dan bahkan menggabungkan

keduanya dan lain sebagainya yang semuanya bertujuan mencapai tujuan

perusahaan yang telah ditetapkan.

Karyawan sebagai salah satu komoditi dalam usaha pencapaian tujuan

perusahaan juga mempunyai penilaian (persepsi) atas gaya kepemimpinan

manajernya. Hal ini tentu saja mempengaruhi dalam prestasi kerjanya. Karyawan

merasa nyaman apabila gaya kepemimpinan manajer sesuai yang dikehendakinya.

Persepsi karyawan merupakan bentuk balikan dari karyawan atas apa

yang dilakukan oleh pimpinannya. Persepsi menjadi tolok ukur bagi karyawan

dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Apabila karyawan mempunyai persepsi

yang baik terhadap gaya kepemimpinan manajernya, maka ia akan merasa

nyaman dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Namun apabila karyawan

merasa kurang cocok dengan gaya kepemimpinan manajernya, maka ia akan

merasa tidak nyaman sehingga menimbulkan rasa malas dan bosan yang

(22)

Dengan adanya persepsi tersebut, karyawan dapat memilih sendiri mana

gaya kepemimpinan yang sesuai untuk diterapkan dan dapat memberi kesempatan

bagi mereka untuk berani berinovasi untuk meningkatkan prestasinya. Oleh

karena itu, persepsi karyawan dapat sebagai bahan bagi manajer untuk

mengevaluasi diri sehingga dapat memotivasi untuk meningkatkan prestasi kerja

manajer dan karyawan.

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dilihat bahwa persepsi karyawan

mengenai gaya kepemimpinan manajer mempengaruhi prestasi kerjanya. Persepsi

karyawan tersebut dapat dilihat dari perilaku dan kepuasan kerjanya. Oleh karena

itu, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH PERSEPSI

KARYAWAN MENGENAI GAYA KEPEMIMPINAN MANAJER

TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN “.

B. Batasan Masalah

Penulis membatasi penelitian pada pengaruh persepsi karyawan mengenai

gaya kepemimpinan manajer terhadap prestasi kerja karyawan di Pertenunan

Santa Maria Boro khususnya karyawan bagian produksi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan

(23)

Apakah persepsi karyawan mengenai gaya kepemimpinan manajer

berpengaruh positif terhadap prestasi kerja karyawan ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh positif persepsi karyawan mengenai

gaya kepemimpinan manajer terhadap prestasi kerja karyawan.

E. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap penelitian ini dapat

memberikan manfaat untuk kegunaan akademik (teoretik) dan kegunaan

praktik-empiris.

1. Kegunaan akademik (teoretik) yaitu pengembangan ilmu pengetahuan yang

memungkinkan untuk mengkonfirmasi hasil- hasil penelitian terdahulu atau

teori-teori yang sudah ada.

(24)

5

BAB II

KAJIAN TEORETIK A. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Terdapat beberapa pengertian persepsi yang telah diungkapkan oleh

para peneliti, antara lain :

“Persepsi adalah proses pemahaman yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungan, baik lewat pendengaran, penglihatan, penghayatan, perasaan dan penciuman”(Miftah,1988:138).

“Persepsi adalah proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan mengintepretasikan masukan- masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti; yang tidak hanya tergantung pada stimuli fisik tetapi juga pada stimuli yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu” (Kotler,2002:198).

Walgito (Irwanto, et al,1983:53) mengemukakan bahwa “Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses yang berujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya.”

Berdasarkan definisi-definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa

persepsi adalah proses penerimaan rangsang melalui alat indera yang berasal

dari lingkungan sekitar dan kemudian diartikan oleh individu untuk

memperoleh gambaran tentang rangsang tersebut. Pemberian arti tersebut

berbeda-beda antara individu satu dengan individu lainnya tergantung dari

lingkungan dan keadaan individu tersebut. Persepsi menunjuk pada

(25)

merefleksikannya. Rangsangan dalam hal ini adalah gaya kepemimpinan

manajer.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Pembentukan persepsi dapat dipengaruhi oleh beberapa factor berikut yaitu :

a. Meniru (stereotyping)

Meniru adalah suatu proses yang cenderung melihat orang lain sebagai

suatu bagian dari suatu kelas atau kategori. Dengan kata lain, persepsi

seseorang terhadap stimulus mengikuti persepsi orang lain atau

masyarakat pada umumnya karena dianggap sesuai atau benar.

b. Memilih- milih

Seseorang hanya akan berpersepsi baik terhadap stimuli yang menarik

hatinya dan berpersepsi jelek terhadap stimuli yang lain. Seorang individu

akan menyeleksi setiap stimuli yang datang padanya sehingga ia akan

mendapat stimuli yang tepat. Hal ini tergantung di mana seseorang

tersebut meletakkan perhatiannya.

c. Gambaran diri sendiri

Persepsi seseorang terhadap pihak lain didasarkan pada keadaan diri

sendiri. Hal ini terlihat pada hasil riset yang menunjukkan :

1. Dengan mengenal diri sendiri, kita lebih mudah melihat orang lain

secara lebih teliti.

2. Ciri khas diri sendiri mempengaruhi ciri khas yang dikenali dalam diri

(26)

3. Orang yang menerima dirinya sendiri akan lebih mungkin untuk

melihat segi-segi yang baik dari orang lain.

d. Situasi

Ketepatan persepsi dipengaruhi oleh situasi di mana persepsi tersebut

dibentuk. Yang termasuk dalam pengertian situasi ini antara lain : tempat,

waktu, suasana (sedih, gembira), dan lain- lain.

e. Kebutuhan

Persepsi sangat dipengaruhi oleh kebutuhan dan keinginan seseorang,

misalnya dua orang karyawan yang belum dan sudah berkeluarga akan

mempunyai persepsi yang berbeda dalam mempergunakan gaji bulanan

yang mereka terima.

f. Emosi

Keadaan emosi seseorang baik rasa senang maupun rasa benci akan

berpengaruh terhadap persepsi seseorang, misalnya rasa benci terhadap

suatu peraturan organisasi dapat menyebabkan orang itu tidak

menyenangi sebagian besar kebijakan dan peraturan organisasi.

B. Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Suatu perusahaan tidak dapat dipisahkan dari manajemen. Manajemen

merupakan bagian perusahaan yang mengelola perusahaan tersebut agar dapat

(27)

efektif dan efisien dalam membantu manusia untuk

menyelesaikanpekerjaannya. Oleh karena itu, manajemen merupakan bagian

penting dari perusahaan. Pengertian manajemen telah dikemukakan oleh

beberapa ahli antara lain :

a. James A. F. Stoner

Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin,

dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua

sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran organisasi yang sudah

ditetapkan (Stoner,1996:7).

b. Stephen P. Robbins dan Mary Coulter

Manajemen adalah proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan

kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan

melalui orang lain (Robbins dan Coulter,1999:8).

c. Alex S. Nitisemito

Manajemen adalah suatu kegiatan yang dilandasi oleh ilmu dan seni untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan bantuan orang lain secara

efektif dan efisien (Niti semito,1984:21).

d. M. Manullang

Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, dan

pengawasan daripada sumber daya terutama sumber daya manusia untuk

mencapai tujuan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu (Manullang,

(28)

Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah

ilmu dan seni dalam proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin,

mengkoordinasi dan mengintegrasikan anggota organisasi dan sumber daya

yang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui kerja sama

dengan orang lain secara efektif dan efisien.

2. Fungsi Manajemen

Menurut Hani Handoko (1997:23), terdapat 5 fungsi manajemen yaitu planning

(perencanaan), organizing (pengorganisasian), staffing (penyusunan

personalia), leading (pengarahan) dan controlling (pengawasan).

a. Planning (perencanaan)

Planning (perencanaan) adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan

pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan

oleh siapa. Dalam perencanaan juga terdapat penentuan strategi,

kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metoda, system, anggaran dan

standaryang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Aspek penting dalam

perencanaan adalah pembuatan keputusan.

b. Organizing (pengorganisasia n)

Organizing (pengorganisasian) adalah proses penyusunan struktur

organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya

yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinmya. Selain itu,

(29)

1. Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang

paling efektif sumber daya-sumber daya keuangan, phisik, bahan baku,

dan tenaga kerja organisasi.

2. Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya, di mana

setiap pengelompokkan diikuti dengan penugasan seorang manajer yang

diberi wewenang untuk mengawasi anggota-anggota kelompok.

3. Hubungan-hubungan antara fungsi- fungsi, jabatan-jabatan, tugas-tugas

dan para karyawan.

4. Cara dalam mana para manajer membagi lebih lanjut tugas-tugas yang

harus dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelegasikan

wewenag yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.

c. Staffing (penyusunan personalia)

Staffing (penyusunan personalia) merupakan fungsi ma najemen yang

berkenaan dengan penarikan, penempatan, pemberian latihan, dan

pengembangan anggota-anggota organisasi. Kegiatan penyusunan

personalia berhubungan erat dengan tugas-tugas kepemimpinan, motivasi,

dan komunikasi.

d. Leading (pengarahan)

Leading (pengarahan) merupakan fungsi manajemen yang berkaitan dengan

bagaimana manajer memotivasi karyawan, berkomunikasi dengan

karyawan, dan memimpin karyawan agar pelaksanaan kegiatan dan

(30)

berkomunikasi agar mereka dapat diarahkan untuk mencapai tujuan

perusahaan yang telah ditentukan.

e. Controlling

Controlling (pengawasan) adalah penemuan dan penerapan cara dan

peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan

yang telah ditetapkan. Fungsi pengawasan mencakup empat unsur yaitu

penetapan standar pelaksanaan, penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan,

pengukuran pelaksanaan nyata dan membandingkannya dengan standar

yang telah ditetapkan (evaluasi), dan pengambilan tindakan koreksi yang

diperlukan apabila pelaksanaan menyimpang dari standar.

3. Manajer

Manajer adalah setiap orang yang mempunyai tanggung jawab dalam proses

merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengkoordinasi dan

mengintegrasikan anggota organisasi dan sumber daya yang lain untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui kerja sama dengan orang lain

secara efektif dan efisien. Menurut Hani Handoko (1997:17), terdapat tiga

tingkatan manajer yaitu manajer lini-pertama, manajer menengah dan manajer

puncak.

a. Manajer lini-pertama

Manajer lini-pertama merupakan tingkatan manajer yang paling rendah

(31)

dan kegiatan perusahaan misalnya produksi. Para manajer ini sering disebut

dengan kepala, mandor, dan penyelia.

b. Manajer menengah

Merupakan manajer yang membawahi dan mengarahkan kegiatan para

manajer lini-pertama. Contoh manajer ini adalah manajer departemen,

kepala pengawas.

c. Manajer puncak

Merupakan tingkatan tertinggi dari manajemen yang bertanggung jawab

atas keseluruhan manajemen organisasi. Manajer ini juga berkaitan dengan

pengambilan keputusan, perencanaan dan sebagainya. Contoh manajer ini

adalah direktur, presiden direktur, kepala divisi, dan sebagainya.

4. Peranan Manajer

Menurut Mitntzberg (Handoko,1997:33) terdapat tiga peranan manajer, yaitu

peranan antar pribadi, peranan informasional, dan peranan pembuatan

keputusan.

a. Peranan antar pribadi

Dalam bidang ini, manajer berperan sebagai : 1) pemuka simbolis misalnya

menerima dan menjamu tamu, menghadiri perkawinan karyawan, dan

upacara-upacara seremonial lainnya; 2) pemimpin misalnya mengatur,

mendidik, memimpin, memberikan motivasi, bimbingan, nasehat, dan

lain-lain kepada bawahan; 3) perantara misalnya berhubungan dengan pihak

(32)

b. Peranan informasional

Dalam bidang ini, manajer berperan sebagai : 1) monitoring aliran

informasi; 2) penerus informasi yaitu menyebarkan keputusan-keputusan

baru kepada bawahan; 3) perwakilan misalnya sebagai wakil organisasi

memberi ceramah, ikut seminar, pertemuan KADIN dan sebagainya

c. Peranan pembuatan keputusan

Dalam bidang ini, manajer berperan sebagai : 1) wiraswasta yang inisiatif

dan kreatif; 2) penangkal kesulitan misalnya penanggulangan pemogokan,

pembatalan kontrak, penampung keluhan, kekurangan bahan dan

sebagainya; 3) pengalokasian sumber daya; 4) negotiator yaitu melakukan

perundingan dengan serikat buruh, klien dan pihak-pihak lain.

C. Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan bagian dari manajemen yang mempengaruhi

perusahaan dalam pencapaian tujuan perusahaan tersebut. Terdapat beberapa ahli

yang mengemukakan pengertian kepemimpinan antara lain :

Dubrin (2005:4) mengemukakan beberapa pengertian kepemimpinan,yaitu

1. Kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi banyak orang melalui komunikasi untuk mencapai tujuan.

2. Kepemimpinan adalah cara mempengaruhi orang dengan petunjuk atau perintah.

3. Kepemimpinan adalah tindakan yang menyebabkan orang lain bertindak atau merespons dan menimbulkan perubahan positif. 4. Kepemimpinan adalah kekuatan dinamis penting memotivasi dan

(33)

5. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menciptakan rasa percaya diri dan dukungan di antara bawahan agar tujuan organisasional dapat tercapai.

Menurut Stoner dan Sirait (1996:114), kepemimpinan adalah proses

mengarahkan dan mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan

tugas dari anggota kelompok.

Hal serupa diungkapkan oleh Griffin (2004:68), kepemimpinan adalah penggunaan pengaruh tanpa paksaan (non coercive) untuk membentuk tujuan-tujuan grup atau organisasi, memotivasi perilaku ke arah pencapaian tujuan-tujuan tersebut, dan membantu mendefinisikan kultur grup atau organisasi.

Menurut Suwarto (1999:179), kepemimpinan melibatkan beberapa unsur yaitu :

1. Penggunaan pengaruh dan semua hubungan merupakan upaya kepemimpinan,

2. Pentingnya proses komunikasi, kejelasan dan tepatnya komunikasi mempengaruhi perilaku dan prestasi pengikut,

3. Berfokus pada pencapaian tujuan individu, kelompok, dan organisasi.

Berdasarkan definisi-definisi kepemimpinan di atas,penulis dapat

menyimpulkan bahwa kepemimpinan adalah proses mengarahkan,

memepengaruhi dan memotivasi bawahan untuk menjalankan tugas-tugas yang

telah ditetapkan agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Oleh karena itu,

kepemimpinan sangat dibutuhkan dalam perusahaan agar rencana-rencana yang

telah disusun dapat terlaksana tepat waktu dan mencapai sasaran yang telah

(34)

D. Gaya Kepemimpinan

1. Pengertian Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan merupakan salah satu unsur yang melekat pada

kepemimpinan manajer. Gaya kepemimpinan secara langsung

menggambarkan sifat dari manajer tersebut. Banyak ahli mendefinisikan gaya

kepemimpinan antara lain sebagai berikut :

Menurut Wahjosumidjo (1984:63), gaya kepemimpinan adalah

bagaimana pemimpin berhubungan dengan bawahan dalam rangka

mengambil keputusan.

Hampir sama dengan definisi yang diajukan oleh Flippo (1987).

Flippo mengemukakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku yang

dirancang untuk memadukan kepentingan-kepentingan organisasi dan

personalia guna mengejar beberapa sasaran.

Menurut Miftah (1985:52), gaya kepemimpinan adalah norma

perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba

mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat.

Berdasarkan definisi-definisi gaya kepemimpinan di atas, penulis

dapat menyimpulkan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola yang digunakan

oleh seseorang untuk mempengaruhi, mengendalikan dan memotivasi orang

lain agar melaksanakan tugas sesuai dengan yang telah ditetapkan sehingga

(35)

manajer sesuai dengan situasi dan kepentingan. Jadi, setiap manajer satu

dengan yang lainnya mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda-beda.

2. Macam-macam Gaya Kepemimpinan

Masing- masing pemimpin mempunyai gaya yang berbeda-beda dalam

memimpin anak buahnya, yaitu karyawan. Macam- macam gaya

kepemimpinan diungkapkan beberapa ahli sebagai berikut :

a. Menurut Schein (Tika, 2006:66)

Terdapat lima macam gaya kepemimpinan, yaitu :

1. Gaya Paranoid

Gaya seorang pemimpin yang selalu merasa curiga dan tidak percaya

terhadap orang lain. Pemimpin semacam ini asyik dengan iltelegensia

dan aktivitas kontrol, kekuatan tersentralisasi, reaktif dengan

pengembangan strategi, mempunyai kewaspadaan tinggi baik ke

dalam maupun keluar, menekankan diversifikasi, sinis, konservatif

dan perhatian.

2. Gaya Kompulsif (mendorong)

Gaya seorang pemimpin yang takut terhadap kejadian-kejadian yang

tidak diharapkan dan tidak mengawasi hsl- hal yang bisa berakibat

terhadap organisasi, mengarah kepada kompulsif yang detail,

perfeksionisme, mengutamakan masalah ritual, hierarkis yang ketat,

(36)

3. Gaya Dramatik

Gaya seorang pemimpin yang banyak memerlukan perhatian orang,

asyik dengan kepentingan diri sendiri, pernyataan emosi yang

berlebihan, senang dengan aktivitas-aktivitas kegembiraan,

mengeksploitasi orang lain, dangkal dan sering berani mengambil

keputusan dan resiko tinggi, tidak jelas struktur organisasi, ambisius.

4. Gaya Depresif

Gaya seorang pemimpin yang kurang berpengharapan dan kurang

percaya diri, mengarah pada pasif total, konservatisme ekstem,

mempunyai tendensi birokratis terhadap lingkungan.

5. Gaya Schizoid

Gaya seorang pemimpin berdasarkan perasaan bahwa dunia tidak

menyediakan banyak jalan kepuasan dan kebanyakan interaksi tidak

jalan, mengarah pada kevakuman pemimpin. Pemimpin tidak

mengarahkan dan tidak pula mendelegasikan wewenang tetapi

menangani sendiri. Tidak menaruh pada pemasaran produk yang bisa

dikembangkan.

b. Menurut Studi Iowa (Usman, 2006:255)

Penelitian ini dilakukan oleh Lippit dan White pada tahun 1930 dibawah

pembimbing Lewin dari Universitas Iowa. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa terdapat tiga gaya kepemimpinan, yaitu gaya kepemimpinan

(37)

1. Gaya kepemimpinan otoriter

Dalam gaya kepemimpinan ini, seorang pemimpin akan menunjukkan

berbagai sikap yang menonjolkan “kekakuannya” antara lain dalam

bentuk: a) kecenderungan memperlakukan para bawahan sama

dengan alat-alat lain dalam organisasi seperti mesin, dan dengan

demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka; b)

pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas

tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itru dengan kepentingan dan

kebutuhan para bawahan; c) pengabaian peranan para bawahan dalam

proses pengambilan keputusan dengan cara memberitahukan kepada

para bawahan tersebut bvahwa ia telah mengambil keputusan tertentu

dan para bawahan itu diharapkan dan bahkan dituntut untuk

melaksanakannya saja; d) melakukan tindakan yang punitif apabila

bawahan melakukan pelanggaran atau kesalahan. Selain itu,

pemimpin yang demikian tidak mau menerima saran dan kritik dari

para bawaha n karena dianggap hanya merongrong kekuasaannya.

Dalam pelaksanaan tugas, ia menuntut ketaatan penuh dari para

bawahan, dalam menegakkan disiplin menunjukkan kekakuan,

bernada keras dalam memberi perintah. Keberhasilan pencapaian

tujuan bukan kerana keyakinan dari para bawahan tetapi karena

takutnya bawahan terhadap pemimpinnya dan hukuman yang akan

(38)

2. Gaya kepemimpinan laize faire

Pemimpin dengan tipe ini mempunyai pandangan bahwa organisasi

akan berjalan lancar dengan sendirinya karena terdiri dari orang-orang

yang dewasa dan sudah mengetahui apa yang harus dilakukan.

Pemimpin ini cenderung memilih peranan pasif dan membiarkan

organisasi berjalan menurut temponya sendiri tanpa banyak

mencampuri bagaimana organisasi harus dijalankan dan digerakkan.

Pemimpin seperti ini cenderung memperlakukan bawahan sebagai

rekan kerja dan sehingga kesejahteraan karyawan terjamin. Dapat

disimpulkan bahwa pemimpin laize faire mempunyai karakteristik

sebagai berikut : a) pendelegasian wewnang terjadi secara ekstensif;

b) pengambilan keputusan diserahkan kepada para pejabat pimpinan

yang lebih rendah dan kepada petugas operasional, kecuali dalam

hal-hal tertentu yang menuntut keterlibatannya; c) status quo

organisasional tidak terganggu; d) penumbuhan dan pengembangan

kemampuan berpikir dan bertindak yang inovatif dan kreatif

diserahkan kepada para anggota organisasi yang bersangkutan sendiri;

e) sepanjang dan selama para anggota organisasi menunjukkan

perilaku dan prestasi kerja yang memadai, intervensi pimpinan dalam

(39)

3. Gaya kepemimpinan demokratis

Gaya kepemimpinan ini dianggap sebagai gaya kepemimpinan yang

ideal. Gaya kepemimpinan ini mempunyai karakteristik sebagai

berikut : a) pemimpin berperan sebagai koordinator dan integrator

sehingga terdapat pembagian tugas yang jelas; b) para bawahan

dilibatkan secara aktif dalam menentukan nasib sendiri melalui peran

sertanya dalam proses pengambilan keputusan; c) menghargai adanya

perbedaan sehingga dalam perbedaan harus terjamin kebersamaan; d)

apabuila terjadi pelanggaran atau kesalahan tidak langsung

menghukum tetapi melakukan tidakan korektif dan edukatif ; e) dalam

pemberian tugas juga memperhatikan kemampuan para karyawannya;

f) mau mendengarkan dan menerima kritik dan saran dari para

bawahan; g) mau memberikan penghargaan keada karyawan yang

berprestasi tinggi; h) memberikan bimbingan dan pengarahan apabila

karyawan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan tugas; i)

memperhatikan kesejahteraan karyawan, misalnya memberikan

fasilitas kerja yang sesuai kebutuhan, memberikan rasa aman selama

bekerja.

3. Faktor- faktor yang mempengaruhi Gaya Kepemimpinan

Menurut Tannenbaum dan Schmidt (Handoko, 1997:309), terdapat tiga

(40)

a. Kekuatan-kekuatan dalam diri manajer yang mencakup sistem nilai,

kepercayaan terhadap bawahan, kecenderungan kepemimpinannya

sendiri, dan perasaan aman tidak aman.

b. Kekuatan-kekuatan dalam diri bawahan yang meliputi kebutuhan akan

kebebasan, kebutuhan akan peningkatan tanggung jawab, apakah mereka

tertarik dalam dan mempunyai keahlian untuk penanganan masalah, dan

harapan mereka mengenai keterlibatan dalam pembuatan keputusan.

c. Kekuatan-kekuatan dari situasi yang mencakup tipe organisasi, efektivitas

kelompok, desakan waktu, dan sifat masalah itu sendiri.

E. Prestasi Kerja

Prestasi kerja merupakan salah satu uns ur yang dinilai terhadap pekerjaan

seorang karyawan. Prestasi kerja karyawan akan menunjukkan sejauhmana hasil

kerja dari seorang karyawan yang bisa digunakan oleh pemimpin untuk mengukur

atau menilai pelaksanaan pekerjaan karyawan untuk menetapkan upah dan gaji,

selain kenaikan pangkat. Oleh sebab itu, prestasi kerja akan sangat berarti bagi

karyawan dalam perusahaan.

1. Pengertian Prestasi Kerja

Banyak pakar mengemukakan definisi prestasi kerja, semua

berpandangan sama, hanya penyampaiannya saja yang berbeda.

(41)

atau criteria yang telah ditentukan terlebih dahulu atau yang telah ditentukan terlebih dahulu atau yang telah disepakati bersama.

Boentaran (1969:12) mendefinisikan prestasi kerja adalah suatu hasil kerja dari seorang karyawan yang saling melakukan pekerjaan tertentu sesuai dengan tugasnya.

Mangkunegara (2000:67) me ndefinisikan prestasi kerja adalah hasil secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Berdasarkan definisi-definisi prestasi kerja di atas, penulis dapat

menyimpulkan bahwa prestasi kerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai

seseorang baik secara kuantitas maupun kualitas dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Penilaian

prestasi kerja dilakukan oleh manajer berdasarkan standar yang telah

ditetapkan. Penilaian prestasi kerja menjadi acuan bagi manajer untuk

menetukan gaji, kenikan jabatan dan sebagainya. Oleh karena itu, prestasi

yang baik akan menetukan kesejahteraan karyawan itu sendiri.

2. Pengukuran Prestasi Kerja

Dalam melakukan pengukuran prestasi kerja, terlebih dahulu harus

mengetahui tipe – tipe pekerjaan yang akan diukur, antara lain

(Supardi,1989):

a. Production Job

Yaitu pekerjaan yang hasilnya dapat dinikmati dan dapat dihitung secara

langsung. Dengan demikian pengukuran prestasi kerja cukup dengan

(42)

b. Non Production Job

Yaitu jenis pekerjaan yang hasil produksinya tidak dapat dihitung secara

langsung.Untuk menghitung prestasi kerja karyawan sulit dilakukan, hal

ini disebabkan faktor – faktor yang mendukung prestasi kerja lebih

kompleks.

Pengukuran prestasi kerja yang dilakukan menurut Saud Husnan

(1990 : 22 ) adalah sebagai berikut :

1. Ranking

Cara tertua dan paling sederhana untuk menilai prestasi kerja adalah

dengan membandingkan karyawan yang satu dengan karyawan yang lain

untuk menentukan siapa yang lebih baik. Perbandingan dilakukan secara

keseluruhan, artinya tidak dicoba dipisah- pisahkan faktor – faktor yang

mempengaruhi prestasi kerja karyawan.

2. Perbandingan karyawan dengan karyawan

Suatu cara untuk memisahkan penilaian ke dalam berbagai faktor dengan

menggunakan perbandingan karyawan dengan karyawan.

3. Grading

Pada metode ini suatu definisi yang jelas untuk setiap kategori telah

dibuat dengan seksama. Kategori untuk prestasi karyawan misalnya baik

sekali, memuaskan, yang masing – masing mempunyai definisi yang

(43)

4. Skala Grafis

Pada metode ini baik tidaknya pekerjaan seorang karyawan dinilai

berdasarkan faktor – faktor yang dianggap penting bagi pelaksaan

pekerjaan tersebut. Kemudian masing – masing faktor tersebut seperti

kualitas kerja, kuantitas pekerjaan, sikap dan dapat tidaknya diandalkan,

dibagi dalam berbagai kategori seperti misalnya baik sekali, cukup,

kurang dan sebagainya yang disertai dengan definisi yang jelas untuk

masing –masing kategori. Jadi di sini penilai membandingkan prestasi

kerja seorang karyawan dengan definisi untuk masing – masing faktor dan

masing – masing kategori.

5. Checklist

Dalam sistem ini bukannya menilai karyawan tetapi sekedar melaporkan

penilaian atas tingkah laku yang dilaporkan

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja Karyawan

Prestasi kerja karyawan, dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang

berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktor- faktor lainnya

( J. Ravianto, 1985:32 ) adalah sebagai berikut :

a. Pendidikan

Pada umumnya seseorang yang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan

mempunyai prestasi kerja yang lebih baik. Dengan demikian pendidikan

merupakan syarat yang penting dalam meningkatkan prestasi kerja

(44)

b. Ketrampilan

Ketrampilan juga sangat berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan

selain pendidikan formal. Ketrampilan ini dapat ditingkatkan melalui

kursus-kursus, pelatihan, dan sebagainya.

c. Disiplin

Disiplin kerja adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok yang

senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi segala

aturanyang telah ditentukan. Kedisiplinan dapat dilatih melalui

latihan-latihan dengan bekerja menghargai waktu dan biaya. Kedisiplinan

seorang karyawan juga berpengaruh terhadap prestasi kerja.

d. Sikap dan Etika Kerja

Sikap orang atau sekelompok orang dalam membina hubungan yang

selaras, serasi dan seimbang sangat penting artinya, karena dengan

hubungan baik itulah suasana yang diidamkan akan tercapai dan akan

berpengaruh juga dengan prestasi kerja karyawan.

e. Motivasi

Pimpinan perusahaan perlu mengetahui dan memahami motivasi kerja

dari setiap karyawan. Dengan mengetahui motivasi, maka pimpinan dapat

membimbing karyawan agar dapat lebih berprestasi.

f. Gizi dan Kesehatan

Daya tahan tubuh seseorang dalam bekerja biasanya juga dipengaruhi

(45)

akan mempengaruhi kesehatan setiap karyawan. Dan itu semua

mempengaruhi prestasi kerja karyawan.

g. Tingkat Penghasilan

Penghasilan yang cukup berdasarkan prestasi kerja karyawan dapat

mendorong karyawan lebih berprestasi. Semakin baik prestasinya akan

semakin tinggi pula gajinya.

h. Jaminan Sosial

Perhatian dan pelayanan perusahaan kepada setiap karyawan akan

menunjang keselamatan dan kesehatan karyawan. Dengn jaminan yang

diberia n perusahaan, diharapkan karyawan akan semangat bekerja.

i. Lingkungan dan Iklim Kerja

Lingkungan kerja dari karyawan di sini termasuk hubungan antar

karyawan, hubungan dengan pimpinan perusahaan, suhu, penerangan,

lingkungan kerja, dan sebagainya. Hal ini sangat penting untuk mendapat

perhatian dari perusahaan, karena sering karyawan enggan bekerja karena

tidak ada kekompakan dalam kelompok kerja dan juga bisa disebabkan

ruang kerja yang tidak menyenangkan, hal ini akan mengganggu kerja

karyawan.

j. Sarana Produksi

Faktor-faktor produksi harus memadai dan saling mendukung dalam

proses produksi, oleh karena itu penyediaan sarana dan prasarana sangat

(46)

k. Manajemen

Dengan manajemen yang baik, maka karyawan akan terorganisasi dengan

baik dan juga akan membantu kelancaran proses produksi dalam

perusahaan sehingga prestasi kerja yang ingin dicapai akan terwujud.

l. Kesempatan berprestasi

Setiap orang dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya

dengan diberikan kesempatan untuk berprestasi maka karyawan akan

dapat meningkatkan prestasinya.

4. Tolok Ukur Prestasi Kerja Karyawan

Menurut Hasibuan ( 2000 : 93 ) tolok ukur yang dapat digunakan

untuk mengukur prestasi karyawan adalah sebagai berikut :

a. Kedisiplinan, yaitu disiplin karyawan dalam mematuhi peraturan yang

ada dan melakukan pekerjaannya sesuai dengan instruksi yang diberikan

kepadanya.

b. Kecakapan, yaitu kecakapan kayawan dalam menyatukan dan

menyelaraskan bermacam- macam elemen yang semuanya terlibat di

dalam penyusunan kebijaksanaan di dalam situasi manajemen.

c. Tanggung jawab, yaitu kesediaan karyawan dalam

mempertanggungjawabkan kebijaksanaannya, pekerjaan, dan hasil

kerjanya, sarana dan prasarana yang dipergunakannya serta perilaku

(47)

d. Kerjasama, yaitu kesediaan karyawan berprestasi dan bekerjasama dengan

karyawan lain secara vertikal maupun horisontal di dalam maupun di luar

pekerjaannya sehingga hasil pekerjaan akan semakin baik.

e. Kreativitas, yaitu kemampuan karyawan dalam mengembangkan

kreativitasnya untuk menyelesaikan pekerjaannya sehingga bekerja lebih

berdayaguna dan berhasil.

f. Kepribadian, yaitu sikap perilaku, kesopanan, periang, disukai, memberi

kesan menyenangkan, memperlihatkan sikap baik, serta berpenampilan

simpatik dan wajar.

g. Prakarsa, yaitu kemampuan berpikir orisinal dan berdasarkan inisiatif

sendiri untuk menganalisis, menilai, menciptakan, memberi alasan,

mendapat kesimpulan dan membuat keputusan masalah yang

dihadapinya.

h. Kejujuran, yaitu kejujuran dalam melaksanakan tugas-tugasnya,

memenuhi perjanjian baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

i. Kesetiaan, yaitu kesediaan karyawan menjaga dan membela organisasi di

dalam maupun di luar pekerjaannya dari dorongan orang yang tidak

bertanggungjawab.

F. Persepsi Karyawan Mengenai Gaya Kepemimpinan Manajer

Persepsi adalah proses penerimaan rangsang melalui alat indera yang

(48)

memperoleh gambaran tentang rangsang tersebut. Persepsi menunjuk pada

pandangan seseorang terhadap rangsang dan kemudian merefleksikannya.

Rangsang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gaya kepemimpinan.

Gaya kepemimpinan adalah pola yang digunakan oleh seseorang untuk

mempengaruhi, mengendalikan dan memotivasi orang lain agar melaksanakan

tugas sesuai dengan yang telah ditetapkan sehingga tujuan perusahaan dapat

tercapai. Oleh karena itu, masing- masing manajer mampunyai gaya yang berbeda

dalm melaksanakan tugasnya.

Berdasarkan definisi persepsi dan gaya kepemimpinan di atas, penulis

dapat mendefinisikan persepsi karyawan mengenai gaya kepemimpinan manajer

adalah suatu bentuk pandangan karyawan terhadap pola yang digunakan manajer

dalam mempengaruhi, mengendalikan dan memotivasi karyawan sehingga

karyawan dapat memilih gaya kepemimpinan yang sesuai dengan dirinya. Oleh

karena itu, persepsi karyawan mengenai gaya kepemimpinan manajer akan

berbeda satu dengan yang lainnya.

G. Kerangka Berpikir

Persepsi merupakan bentuk balikan atas terjadinya rangsang. Dalam

penelitian ini, yang menjadi rangsang atau stimuli adalah gaya kepemimpinan

manajer. Adanya gaya kepemimpinan yang berbeda-beda dari masing- masing

pimpinan menyebabkan pula terjadi persepsi yang berbeda-beda terhadap gaya

(49)

Manajer selalu menuntut agar karyawannya berprestasi. Prestasi kerja

bukan hanya muncul dari jumlah yang daspat dihasilkan tetapi juga dari aspek

yang lain, seperti penampilan, tanggung jawab, kedisiplinan, fan sebagainya.

Salah satu hal yang mempengaruhi prestasi kerja karyawan adalah gaya

kepemimpinan manajer. Karyawan yang merasa senang dan cocok dengan gaya

kepemimpinan atasannya akan cenderung bersemangat menjalankan

instruksi-instruksi yang diberikan. Hal ini menunjukkan kedisiplinan karyawan sebagai

tolok ukur prestasi kerja.

Hal di atas sejalan dengan hasil penelitian Mulyani (2004). Hasil

penelitian menunjmukkan adanya pengaruh positif gaya kepemimpinan terhadap

prestasi kerja dengan nilai thitung = 2,585 > nilai ttabel = 1,674 pada taraf

signifikansi 5% dan derajat kebebasan 53.

Menurut Winardi (2004:198), persepsi sebagai salah satu variabel

psikologikal juga mempengaruhi kinerja (prestasi kerja) karyawan. Persepsi

karyawan akan sesuatu hal menentukan perilaku-perilakunya dalam bekerja,

misalnya kedisiplinan, tanggung jawab, kreativitas, dan sebagainya.

Perilaku-perilaku tersebut digunakan oleh manajer untuk mengukur prestasi kerja

karyawannya. Oleh karena itu, persepsi karyawan mengenai gaya kepemimpinan

manajer diduga mempengaruhi prestasi kerja karyawan. Berdasarkan uraian di

atas, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut :

Ha : Ada pengaruh positif persepsi karyawan mengenai gaya kepemimpinan

(50)

31

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

1. Dilihat dari cara dan pembahasannya, penelitian ini termasuk penelitian

deskriptif yang hanya terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah dan

keadaan sebagaimana adanya sehingga hanya sekedar mengungkap fakta.

2. Jenis penelitian deskriptif yang digunakan penulis adalah studi kasus, yaitu

jenis penelitian tentang subjek tertentu di mana subjek tersebut terbatas, maka

kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku terbatas pada subjek yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Dalam penelitian ini, penulis mengambil tempat penelitian di Pertenunan

Santa Maria Boro

2. Waktu penelitian

Penelitian akan dilakukan pada bulan Desember 2007.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian ini adalah karyawan bagian produksi di Pertenunan Santa

Maria Boro yang akan dimintai informasi.

2. Objek penelitian ini adalah persepsi karyawan mengenai gaya kepemimpinan

(51)

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan unsur-unsur yang memiliki satu atau beberapa

ciri atau karakter yang sama. Dala m penelitian ini, yang menjadi populasi

adalah karyawan bagian produksi Pertenunan Santa Maria Boro.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan

cara-cara tertentu.

3. Teknik penarikan sampel

Dalam penelitian ini, sampel yang diambil adalah keseluruhan dari populasi

yaitu seluruh karyawan bagian produksi Pertenunan Santa Maria Boro karena

jumlahnya kurang dari 60 orang yaitu berjumlah 30 orang.

E. Operasionalisasi Variabel

1. Persepsi karyawan mengenai gaya kepemimpinan manajer

Persepsi karyawan mengenai gaya kepemimpinan manajer adalah suatu

bentuk pandangan karyawan terhadap pola yang digunakan manajer dalam

mempengaruhi, mengendalikan dan memotivasi karyawan sehingga karyawan

dapat memilih gaya kepemimpinan yang sesuai dengan dirinya. Oleh karena

itu, persepsi karyawan mengenai gaya kepemimpinan manajer akan berbeda

satu dengan yang lainnya. Terdapat tiga macam gaya kepemimpinan, yaitu

(52)

indikator gaya kepemimpinan dapat dilihat dari cara melaksanakan tugas dan

penyelesaian konflik. Berikut ini disajikan tabel operasional variabel persepsi

karyawan mengenai gaya kepemimpinan manajer :

Tabel 3.1

Operasional Variabel Persepsi Karyawan Mengenai Gaya Kepemimpinan Manajer

No.Pernyataan Variabel Subvariabel Sub-subvariabel Subsubsub

variabel

- leading -kemampuan memotivasi

-controlling -cara melakukan pengawasan

Masing- masing pernyataan di atas dalam penelitian ini akan diukur dalam

(53)

Tabel 3.2

Skala Pengukuran Jawaban Responden

Untuk mengkategorikan gaya kepemimpinan, maka digunakan rumus Sturges

(Budiyuwono,1987:49) sebagai berikut :

Range

ci = 

K

Keterangan

ci = kelas interval

Range = selisih skor maksimum dan skor minimum

K = jumlah kelas

Perhitungan ci untuk mengkategorikan gaya kepemimpinan adalah sebagai

berikut :

Berdasarkan perhitungan di atas, diketahui kelas interval adalah 29 maka

(54)

Tabel 3.3

Kategori Gaya Kepemimpinan

Skor Terendah Skor terendah + Ci Rentang Skor Kategori

22 22 + 29 = 51 22 - 51 Otokratik

52 52 + 29 = 81 52 - 81 Demokratik

82 82 + 29 = 110 82 - 110 Laize faire

2. Prestasi kerja

Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang baik secara

kuantitas maupun kualitas dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Prestasi kerja mempunyai dua

dimrnsi, yaitu production job dan non production job. Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan dimensi prestasi kerja production job. Berikut ini

disajikan tabel operasional variabel prestasi kerja :

Tabel 3.4

Operasional Variabel Prestasi Kerja

Variabel Subvariabel Sub-subvariabel Indikator No.

Pernyataan

Prestasi kerja

a.Production job

Jumlah produk Jumlah produk yang dapat dihasilkan dalam satu bulan

25

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, digunakan

(55)

1. Observasi

Kegiatan ini dilakukan untuk melihat secara langsung keadaan pereusahaan

dan untuk mendapatkan data mengenai proses produksi.

2. Kuesioner

Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data tentang persepsi karyawan

mengenai gaya kepemimpinan manajer dan prestasi kerja.

3. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memperoleh data mengenai gambaran umum

perusahaan.

G. Teknik Pengujian Instrumen

1. Pengujian Validitas

Sebuah instrumen dapat dikatakan valid bila dapat mengungkap data yang

diteliti dengan tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan

sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang

variabel yang dimaksud. Suatu instrumen yang kurang valid berarti memiliki

validitas rendah. Untuk pengujian validitas butir instrumen, dalam penelitian

ini menggunakan rumus korelasi product moment dari Pearson dengan rumus

sebagai berikut (Arikunto,1998:146) :

N∑XY – (∑X)(∑Y)

rxy = 

(56)

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi X dan Y

N = Jumlah subyek

∑X = Jumlah nilai X ∑Y = Jumlah nilai Y

∑XY = Jumlah nilai dari X dan Y ∑X2 = Jumlah kuadrat nilai X ∑Y2 = Jumlah kuadrat nilai Y

Apabila nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel dengan taraf signifikansi 5%

maka instrumen penelitian dikatakan valid dan begitu pula sebaliknya apabila

nilai rhitung lebih kecil dari nilai rtabel dengan taraf signifikansi 5% maka

intrumen penelitian dikatakan tidak valid. Pelaksanaan perhitungan validitas

butir pertanyaan pada penelitian ini menggunakan bantuan Program SPSS

Versi 11.5. Hasil perhitungan kemudian dibandingkan dengan nilai rtabel yaitu

sebesar 0,239 pada taraf signifikansi 5%, N=30, dan dk = N – 2 ( dk = 30-2 =

28 ), sehingga rtabel (0,05; 28) = 0,239. Berdasarkan hasil pengukuran validitas

dari setiap item pertanyaan persepsi karyawan mengenai gaya kepemimpinan

manajer, terdapat dua item pertanyaan yang memperlihatkan rhitung < rtabel

sehingga dinyatakan tidak valid dan telah dihilangkan untuk perhitungan

selanjutnya. Berikut tabel hasil perhitungan validitas setelah item pertanyaan

(57)

Tabel 3.5

Hasil pengujian validitas

Variabel Persepsi karyawan mengenai gaya kepemimpinan manajer

No. Item rhitung rtabel Keterangan

Butir 1

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup

dapat dipercaya dan andal untuk digunakan sebagai alat pengumpul data.

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini didasarkan pada rumus Alpha

(58)

r11 = reliabilitas instrumen

K = banyaknya butir pertanyaan atau soal

∑σ2

b = jumlah varians butir

σ2

t = varians total

Jika koefisien alpha lebih besar dari nilai rtabel dengan taraf signifikan

5% maka instrumen penelitian tersebut reliabel (dapat dipercaya). Sebaliknya

apabila koefisien alpha lebih kecil dari nilai rtabel dengan taraf signifikan 5%,

maka instrumen tersebut tidak reliabel.

Pengujian reliabilitas dikerjakan dengan menggunakan bantuan

Program SPSS Versi 11.5 pada taraf signifikans i 5%, N = 30, dengan dk =

N-2 (dk= 30-N-2 = N-28) sehingga rtabel = 0,239(0,05;28). Dalam penelitian ini,

semua item pertanyaan mempunyai rhitung > rtabel berarti dapat dikatakan

semua item pertanyaan tersebut reliabel. Berikut tabel hasil pengujian

reliabilitas :

Tabel 3.6

Hasil Pengujian Reliabilitas

Variabel rhitung rtabel Keterangan

Persepsi karyawan mengenai gaya kepemimpinan manajer

(59)

Hasil uji reliabilitas dari tabel di atas kemudian dibandingkan dengan

tingkat keterandalan variabel penelitian sebagai berikut (Arikunto,2002:245):

Tabel 3.7

Tingkat Keterandalan Variabel Penelitian

No. Koefisien Alpha Interpretasi

1. 0,800 s.d 1,000 Sangat tinggi

2. 0,600 s.d 0,799 Tinggi

3. 0,400 s.d 0,599 Cukup

4. 0,200 s.d 0,399 Rendah

5. < 0,200 Sangat rendah

(Tidak berkorelasi)

Dengan menggunakan pedoman interpretasi koefisien tabel di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa variable persepsi karyawan mengenai gaya

kepemimpinan manajer dengan koefisien 0,853 memiliki tingkat keterandalan

yang sangat tinggi.

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis

Pengujian Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui gejala- gejala yang diteliti apakah

mempunyai sebaran data yang normal atau tidak. Uji normalitas

menggunakan tes satu sampel Kolmogorov Smirnov, dengan rumus sebagai

berikut (Djarwanto, 2003:49) :

(60)

Keterangan :

D = Deviasi max

Fo = Distribusi frekuensi yang diobservasi

Fe = Distribusi frekuensi komulatif teoritis

Bila probabilitas (?) yang diperoleh melalui perhitungan > taraf signifikan 5%

berarti sebaran data variabel normal. Sedangkan bila probabilitas (?) yang

diperoleh melalui perhitungan < taraf signifikan 5% berarti sebaran data

variabel tidak normal.

2. Pengujian hipotesis

a. Apabila data berdistribusi normal, maka menggunakan uji statistik dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Hipotesis

Ho :Tidak ada pengaruh positif antara persepsi karyawan mengenai

gaya kepemimpinan terhadap prestasi kerja karyawan.

Ha :Ada pengaruh positif antara persepsi karyawan mengenai gaya

kepemimpinan terhadap prestasi kerja karyawan.

Dasar pengambilan keputusan (berdasarkan probabilitas) :

a. Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima.

b. Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak.

2 Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis antara variabel bebas dengan variabel terikat

menggunakan analisis regresi dengan rumus (Sudjana, 1996:315)

(61)

b. Apabila data tidak berdistribusi normal, maka menggunakan uji statistik

non parametrik yaitu Kendall’s tau (Arikunto, 1990:435) dengan rumus

sebagai berikut :

S = jumlah konkordansi dan diskordansi

(62)

43

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Perusahaan Pertenunan Santa Maria adalah perusahaan yang

berlokasi di daerah Boro, Kelurahan Banjarasri, Kecamatan Kalibawang,

Kabupaten Kulonprogo. Perusahaan ini terletak dalam satu komplek Biara

Bruder FIC, Panti Asuhan, dan SMP Pangudi Luhur Kalibawang. Perusahaan

tersebut didirikan oleh Bruder Yoe Sue pada tahun 1938 sampai tahun 1950

dan pada masa itu, usaha ini masih merupakan usaha kecil-kecilan, yang

produksinya relatif kecil dan belum stabil. Tujuan mula- mula untuk

mencukupi kebutuhan sandang, khususnya bagi misi dalam lingkungan

Yayasan Pangudi Luhur dan untuk menampung tenaga kerja atau membantu

tenaga-tenaga drop out sekolah dari masyarakat sekitarnya. Pada tahun 1950

perusahaan mendirikan gedung dan secara resmi beroperasi sebagai

perusahaan pertenunan tradisional. Selanjutnya perusahaan ini menggunakan

nama “Pertenunan Santa Maria”. Perusahaan ini berlindung di bawah

Yayasan Pangudi Luhur yang pada waktu itu berkantor pusat di Jl.

(63)

Pada operasinya yang pertama, Perusahaan Pertenunan Santa

Maria mempekerjakan 20 orang karyawan dan menggunakan 10 buah Alat

Tenun Bukan Mesin (ATBM) yang terdiri atas:

1. dua buah mesin jakar

Alat ini digunakan untuk menenun dari benang menjadi kain yang

hasilnya berupa kain satin.

2. empat buah mesin karenrole

Alat ini digunakan untuk menenun dari benang menjadi kain yang

hasilnya berupa serbet, handuk dan seragam.

3. dua buah mesin waville

Alat ini digunakan untuk menenun dari benang menjadi kain yang

hasilnya berupa kain popok dan kain wastafel.

4. dua buah mesin karohnaik

Alat ini digunakan untuk menenun dari benang menjadi kain yang

hasilnya berupa kain pel dan serbet.

Dari tahun ke tahun perusahaan tersebut berkembang walaupun

agak tersendat-sendat, karena memang tujuan utama perusahaan ini bukan

mencari keuntungan semata. Adapun tujuan utama perusahaan adalah

menciptakan lapangan kerja di daerah Boro, mencukupi kebutuhan sandang

bagi karya misi di Indonesia pada umumnya, memperoleh keuntungan yang

(64)

hidup perusahaan dan memungkinkan perusahaan guna mengadakan

pembelanjaan intern sebagai usaha ekspansi.

Pimpinan Perusahaan Pertenunan Santa Maria saat ini dipegang

oleh seorang Bruder. Bruder pimpinan ini bertanggung jawab penuh pada

yayasan. Kepemimpinan di perusahaan ini sepintas mirip dengan perusahaan

perseroan, karena pimpinan bertanggung jawab penuh atas jalannya

perusahaan dan bawahan bertanggung jawab pada pimpinan. Perbedaannya

dengan perusahaan perseorangan hanyalah pada pimpinan yang masih harus

bertanggung jawab pada yayasan.

Pada tahun 1953, Bruder Yoe Sue dipindahtugaskan, sehingga

pimpinan perusahaan otomatis diga ntikan oleh seorang bruder yang lain yang

bertugas di Boro yaitu Bruder Pachomeus. Di bawah pimpinan Bruder

Pachomeus perusahaan dapat terus berkembang. Tahun 1960 perusahaan

menambah peralatan dengan 2 buah karenrole, sehingga jumlah peralatan

menjadi 12 buah. Perusahaan menambah peralatan tenun lagi pada tahun

1977 dan jumlahnya menjadi 21 buah. Tetapi penambahan pada tahun ini

berbeda dengan tahun – tahun sebelumnya, karena penambahan ini

merupakan pengoperasian dari sekolah Teknik Yayasan Pangudi Luhur,

sehingga penambahan ini tidak ada perincian perhitungan biaya.

Pengoperasian ini terjadi karena adanya peraturan dari pemerintah, bahwa

Sekolah Kejuruan Tingkat Pertama, harus dijadikan SMU. Hal ini juga

(65)

dan sampai sekarang masih ada yaitu SLTP Pangudi Luhur. Pada tahun 1985

terjadi pergantian pimpinan yaitu dari Bruder Pachomeus kepada Bruder

Marcellinus. Bruder Marcellinus pada tahun 1993 dalam tugasnya dibantu

oleh Bruder Thomas selama dua tahun. Kemudian karena kesehatan Bruder

Macellinus agak terganggu, maka Bruder Thomas kembali lagi pada tahun

1998 sebagai pelaksana segala kegiatan yang berkaitan dengan perusahaan

sampai dengan pertengahan tahun 2007. Pada pertengehan tahun 2007,

Bruder Thomas digantikan oleh Bruder Petrus Sutimin sebagai pimpinan

pertenunan sampai sekarang.

Sampai saat ini perusahaan sudah memiliki 26 alat tenun bukan

mesin yang terdiri dari :

1. satu buah mesin jakar

2. dua buah mesin wavile

3. tiga buah alat besar ( role )

4. delapan buah mesin karohnaik

5. dua belas buah mesin mesin karon role

Selain mesin utama perusahaan juga memiliki :

1. tiga buah mesin kelos

2. dua buah mesin palet

(66)

B. Lokasi Perusahaan

Perusahaan Tenun Santa Maria berlokasi di daerah Boro,

Kelurahan Banjarasri, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo,

DIY.

Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro dibangun di atas area

tanah seluas 25 x 40 meter. Perusahaan ini terletak dalam kompleks Bruderan

yang meliputi :

1. Biara Bruder – bruder FIC

2. Asrama Panti Asuhan Santa Maria

3. SMP Pangudi Luhur Boro I

4. SMP Pangudi Luhur Boro II

C. Deskripsi Perusahaan

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, Perusahaan

Pertenunan Santa Maria Boro me miliki bentuk lingkungan kerja antara lain:

1. Satu ruang Showroom

2. Beberapa ruang pembantu proses produksi yaitu :

a. Ruang Streng, yaitu ruang untuk menggulung benang koin

menjadi benang pakan dengan menggunakan alat yang disebut

streng.

b. Ruang Palet, yaitu ruang untuk menggulung benang pakan yang

Gambar

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pertenunan Santa Maria Boro .......................
Tabel 3.1 Operasional Variabel Persepsi Karyawan Mengenai
Tabel 3.2 Skala Pengukuran Jawaban Responden
Tabel 3.4 Operasional Variabel Prestasi Kerja
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurut pasal 1 pada buku pedoman PPL edisi 2012, Praktik Pengalaman Lapangan, yang selanjutnya disebut PPL adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan mahasiswa

‐ Meny kesim kepa pelan ‐ Argu satu Tidak kalimat mengaja pelangga testimon Sehingg kesimpu bagaima Mobile ditangan pelangga Yang ad yang alah p menyertakan tari ktur Pesan

Dengan memanfaatkan berbagai fasilitas efek dan animasi yang tersedia pada SWISH 2.0 diharapkan dapat membantu para pengguna dalam membuat ataupun mendesain sebuah iklan yang

Pelunasan Pokok Obligasi dan pembayaran Bunga Obligasi akan dilakukan oleh KSEI selaku Agen Pembayaran atas nama Perseroan kepada Pemegang Obligasi yang menyerahkan konfirmasi

Jasa Lainnya adalah jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu yang mengutamakan keterampilan (skillware) dalam suatu sistem tata kelola yang telah dikenal luas di dunia

• Pemilihan tujuan wisata di Indonesia yang diprioritaskan untuk dikembangkan dalam rangka menarik investasi infrastruktur (pendukung sektor pariwisata) dari luar negeri. 

menentukan dengan akurasi mereka [Taylor dan sistem manajemen ilmiah lain] efek pada kesehatan dan gaji karyawan dan efeknya pada upah dan biaya tenaga

Pemerintah Kota Bandung yang telah memberi fasilitas dan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program pendidikan Pasca Sarjana di Program Studi Pembangunan Institut