• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CINCAU DRINK (Kasus pada CV. Citra Pangan Mandiri, Bogor) OLEH : CAHYADI ZULKHADI KHIROM A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CINCAU DRINK (Kasus pada CV. Citra Pangan Mandiri, Bogor) OLEH : CAHYADI ZULKHADI KHIROM A"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CINCAU DRINK (Kasus pada CV. Citra Pangan Mandiri, Bogor)

OLEH :

CAHYADI ZULKHADI KHIROM A14105521

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

(2)

RINGKASAN

CAHYADI ZULKHADI KHIROM. Analisis Strategi Pemasaran Cincau Drink (Kasus pada CV. Citra Pangan Mandiri). (Di bawah bimbingan HARIANTO)

Di Indonesia, khususnya di pulau Jawa banyak orang mengenal salah satu jenis makanan yang disebut dengan cincau. Berdasarkan bahan bakunya terdapat dua macam cincau yang ada di pasaran yaitu cincau hijau dan cinncau hitam. Cincau hitam berasal dari tanaman Janggelan sedangkan cincau hijau berasal dari daun cincau hijau (Cyclea barbata L Miers). Perbedaan dari kedua jenis cincau ini adalah warna, rasa, aroma dan cara pembuatannya. Cincau hijau dibuat hanya dari daun tanpa proses pemanasan, sedangkan cincau hitam dibuat dari ekstrak seluruh bagian tanaman janggelan dengan bantuan proses pemanasan dan penambahan hidrokoloid.

CV. Citra Pangan Mandiri (CPM) merupakan industri kecil yang mencoba mengoptimalkan sumberdaya alam setempat. Sumberdaya alam yang

dikembangkan adalah cincau hitam (Mesona Palustris BL). Minuman yang akan diproduksi oleh CV. CPM adalah minuman jelly yang terbuat dari cincau (cincau

drink). Minuman jelly yang akan dibuat merupakan pengembangan dari produk cincau hitam yang ada di pasaran. Produk ini menggunakan ekstrak cincau hitam sebagai sumber rasa, warna dan aroma. Untuk hidrokoloid pembentuk gelnya disubstitusi oleh jelly powder dengan kandungan karagenan. Minuman jelly ini dikemas dalam cup sehingga dapat langsung dikonsumsi dan umur simpannya lebih lama.

CV. CPM mengolah cincau hitam menjadi cincau hitam dalam kemasan (cincau drink). Produk ini merupakan produk pendatang baru. Produk-produk yang lebih dahulu muncul adalah jelly drink. Jelly drink tersebut lebih dikenal oleh konsumen dibandingkan cincau drink. Sebelum CV. CPM membuat produk cincau hitam dalam kemasan, maka CV. CPM memerlukan suatu strategi

pemasaran. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk: 1)Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi pemasaran cincau drink CV. CPM. 2)Menentukan strategi pemasaran cincau drink terbaik atau terpilih. 3)Merumuskan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan.

Metode pengambilan dan analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan konsep manajemen strategi dan manajemen perusahaan dengan memperhitungkan perubahan lingkungan internal dan eksternal perusahaan serta lingkungan industri. Pada penelitian ini metode deskriptif yang digunakan adalah metode studi kasus, sehingga kesimpulan yang diambil akan tetap terkait dengan perusahaan. Data dan informasi yang terkumpul diolah dan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Teknik analisis yang akan digunakan adalah: 1) Analisis Implementasi Strategi Bauran Pemasaran, 2) Analisis Lingkungan Perusahaan,3) Proses Hierarki Analitik.

Faktor-faktor yang menjadi unsur strategi pemasaran cincau drink adalah produk, harga, promosi, distribusi, segmentasi, targeting, dan positioning.

(3)

loyalitas konsumen adalah memprioritaskan: mutu pada bauran produk, struktur diskon pada bauran harga, periklanan pada bauran promosi, penjualan langsung pada bauran distribusi, pendapatan pada bauran segmentasi, spesialisasi pada bauran targeting, dan keunggulan produk pada bauran positioning.

Strategi-strategi operasional yang dilakukan CV. CPM untuk memperluas pangsa pasar adalah memprioritaskan: mutu pada bauran produk, struktur diskon pada bauran harga, periklanan pada bauran promosi, agen pada bauran distribusi, pendapatan pada bauran segmentasi, konsentrasi pasar tunggal pada bauran

targeting, dan tingkat harga pada bauran positioning. Strategi-strategi operasional yang dilakukan CV. CPM untuk menghadapi pesaing adalah memprioritaskan: kemasan pada bauran produk, struktur diskon pada bauran harga, promosi penjualan pada bauran promosi, penjualan langsung pada bauran distribusi, pendapatan pada bauran segmentasi, spesialisasi pada bauran targeting, dan tingkat harga pada bauran positioning.

CV. CPM untuk meningkatkan penjualannya adalah memprioritaskan: kemasan pada bauran produk, struktur diskon pada bauran harga, promosi penjualan pada bauran promosi, agen pada bauran distribusi, pendapatan pada bauran segmentasi, spesialisasi produk pada bauran targeting, dan keunggulan produk pada bauran positioning.

(4)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CINCAU DRINK (Kasus pada CV. Citra Pangan Mandiri)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh:

CAHYADI ZULKHADI KHIROM A14105521

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

(5)

Judul Skripsi : ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CINCAU DRINK (Kasus pada CV. Citra Pangan Mandiri)

Nama : CAHYADI ZULKHADI KHIROM

NRP : A14105521 Menyetujui, Dosen Pembimbing Dr. Ir. Harianto, M.S NIP. 131 430 801 Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019

(6)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CINCAU DRINK (KASUS PADA CV. CITRA PANGAN MANDIRI)” BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI TULISAN KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU

LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Oktober 2008

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 10 Juli 1983 sebagai anak tunggal dari keluarga Bapak H. Lamidin (Alm.) dan Ibu Sumiyati.

Penulis masuk pendidikan dasar pada tahun 1990 di Sekolah Dasar Negeri (SDN) I Ciomas Kabupaten Bogor dan lulus tahun 1996. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Rimba Taruna dan lulus pada tahun 1999. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN) 6 Bogor dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2002, penulis diterima sebagai mahasiswa pada Program Studi

Agribisnis Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Selanjutnya pada tahun 2005, penulis masuk Program Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Pada tahun 2007, penulis menjadi staf pengajar di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Insantama, Pada tanggal 21 Juli tahun 2007, penulis menikah dengan Euis Rachmawaty, S.Si. Pada tahun 2008, penulis dianugerahi seorang puteri dengan nama Shofiyyah Qurrota ’Aini Kirom.

(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas segala karunia, rahmat serta kemudahan yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Karya ilmiah ini merupakan laporan yang ditulis oleh mahasiswa sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Ekstensi Manajemen Ekstensi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Judul laporan yang dipilih adalah Analisis Strategi Pemasaran Cincau Drink

(Kasus pada CV. Citra Pangan Mandiri).

Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu, terutama kepada Ibu tercinta, Ibu Sumiyati, Bapak Jonih dan Ibu Jonih yang selalu mendoakan, Dr. Ir. Harianto, M.S selaku pembimbing, Bapak

Mashudi sebagai Direktur CV. Citra Pangan Mandiri, seluruh staf dan karyawan CV. Citra Pangan Mandiri, Isteriku tersayang Euis Rachmawaty, S.Si yang selalu mensupport, Shofiyyah. puteriku yang sholihah, yang membuatku termotivasi untuk terus berjuang, Bapak Karebet Widjaja Kusuma, Bapak Eko Agung Cahyono sebagai Kepala Sekolah Dasar Islam Terpadu Insantama, Ustadz Rizal, Kang Asep, Mbak Muyas, teman-teman di SDIT Insantama, ikhwan-ikhwan di Ciomas, teman-teman Agribisnis Peternakan Angkatan 39, teman-teman Ekstensi Manajemen Agribisnis, dan masih banyak lagi, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Semoga Allah SWT membalas dengan kebaikan yang lebih dan banyak. Amiin yaa robbal ’aalamiin.

Penulis berharap laporan ini bermanfaat bagi perusahaan dan berbagai pihak yang membutuhkan sebagai informasi.

Bogor, Oktober 2008

(9)

DAFTAR ISI

Hal

RINGKASAN ... i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Lingkup dan Kegunaan Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Cincau ... 5

2.1.1 Bahan Baku Utama Cincau ... 6

2.1.2 Khasiat dan Manfaat Cincau ... 7

2.1.3 Proses Produksi ... 8

2.2 Penelitian Terdahulu ... 9

2.2.1 Cincau ... 9

2.2.2 Strategi Pemasaran ... 10

III. KERANGKA PEMIKIRAN ... 14

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 14

3.1.1 Strategi Pemasaran ... 14

3.1.2 Pasar Sasaran ... 14

3.1.3 Bauran Pemasaran ... 16

3.2 Analisis Lingkungan Perusahaan ... 18

3.2.1 Lingkungan Mikro ... 19

3.2.2 Lingkungan Makro ... 21

3.3 Proses Hierarki Analitik (PHA) ... 23

3.4 Kerangka Pemikiran Konseptual ... 24

IV. METODE PENELITIAN ... 26

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

4.2 Jenis dan Sumber Data ... 26

(10)

4.4 Metode Analisis Data ... 26

4.4.1 Analisis Implementasi Strategi Bauran Pemasaran ... 27

4.4.2 Analisis Lingkungan Perusahaan ... 27

4.4.3 Analisis Proses Hierarki Analitik ... 27

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 36

5.1 Sejarah Perusahaan ... 36

5.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 37

5.3 Struktur Organisasi Perusahaan... 37

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39

6.1 Faktor-Faktor yang Perlu Diperhitungkan dalam Pemasaran Cincau Drink CV. Citra Pangan Mandiri ... 39

6.1.1 Faktor Internal ... 39

6.1.2 Faktor Eksternal ... 40

6.2 Analisis Identifikasi Faktor-Faktor Penyusun Strategi Pemasaran. ... 42

6.3 Identifikasi Faktor-Faktor Penyusun Strategi pemasaran ... 43

6.3.1 Produk ... 44 6.3.2 Harga ... 44 6.3.3 Promosi ... 45 6.3.4 Distribusi ... 45 6.3.5 Segmentasi ... 46 6.3.6 Targetting ... 46 6.3.6 Positioning ... 47

6.4 Analisis Model Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Strategi Pemasaran Cincau Drink CV. Citra Pangan Mandiri ... 47

6.5 Analisis Hasil Pengolahan Hierarki ... 48

6.5.1 Analisis Hasil Pengolahan Horizontal ... 48

6.5.2 Analisis Hasil Pengolahan Vertikal ... 61

VII. KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

7.1 Kesimpulan ... 65

7.2 Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66

LAMPIRAN ... 68

(11)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor industri merupakan sektor utama dalam perekonomian Indonesia. Sektor ini sebagai penyumbang terbesar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia selama sepuluh tahun terakhir. Sebagai gambaran pada tahun 2004 peran sektor industri pengolahan mencapai 28,34 persen jauh lebih tinggi dibandingkan dengan sektor lain. Kontribusi utama pada sektor industri pengolahan adalah sub sektor industri non migas yang menyumbang sebesar 24,56 persen terhadap PDB. Sementara sektor pertanian memberi andil sekitar 16,39 persen. Pengembangan sektor industri usaha kecil merupakan bagian dari pembangunan ekonomi jangka panjang yang diarahkan untuk menciptakan struktur ekonomi dengan menitikberatkan pada sektor industri pengolahan yang didukung oleh sektor pertanian yang tangguh.

Agroindustri merupakan salah satu contoh dari industri pengolahan yang berbasis pada sumberdaya pertanian yang memiliki kontribusi besar dsalam perekonomian indonesia. Hal ini dilatarbelakangi oleh Negara Indonesia sebagai negara agraris yang beriklim tropis sehuingga sangat mendukung tumbuh kembangnya sektor pertanian berdasarkan sumberdaya alam setempat.

Usaha pengembangan dan pemberdayaan usaha kecil harus berdasarkan pada tujuan dalam mengatasi faktor-faktor yang menjadi kendalanya. Faktor-faktor yang menjadi kendala secara umum adalah mengenai keterbatasan permodalan, terbatasnya sumberdaya manusia yang berkualitas, serta kurangnya pemahaman dan kemampuan manajemen terutama dalam hal manajemen produksi dan pemasaran. Faktor-faktor di atas seharusnya dapat menjadi perhatian pemerintah daerah untuk membina usaha kecil. Pembinaan pemerintah daerah disesuaikan dengan kemampuan dan potensi usaha kecil dalam menerima dan mengadopsi teknologi. Teknologi dan manajemen yang diperlukan dalam upaya untuk mengoptimalkan potensi usaha kecil hendaknya disesuaikan dengan karakteristik masyarakat serta potensi sumberdaya alam setempat (Usman, 2003).

Di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa orang mengenal jenis makanan yang disebut dengan cincau. Berdasarkan bahan bakunya terdapat dua macam

(12)

cincau yang ada di pasaran yaitu cincau hijau dan cincau hitam. Cincau hitam berasal dari tanaman Janggelan sedangkan cincau hijau berasal dari daun cincau hijau (Cyclea barbata L Miers). Perbedaan kedua jenis cincau ini adalah warna, rasa, aroma dan cara pembuatannya. Cincau hijau dibuat hanya dari daun tanpa proses pemanasan, sedangkan cincau hitam dibuat dari ekstrak seluruh bagian tanaman Janggelan dengan bantuan proses pemanasan dan penambahan hidrokoloid (zat untuk pengeras cincau).

Salah satu usaha kecil agroindustri adalah CV. Cipta Pangan Mandiri (selanjutnya disebut CV. CPM). CV. CPM merupakan industri kecil yang mencoba mengoptimalkan sumberdaya alam setempat. Sumberdaya alam yang dikembangkan adalah cincau hitam (Mesona Palustris BL). Minuman yang akan diproduksi oleh CV. CPM adalah minuman jelly yang terbuat dari cincau (cincau

drink). Minuman jelly yang akan dibuat merupakan pengembangan dari produk cincau hitam yang ada di pasaran. Produk ini menggunakan ekstrak cincau hitam sebagai sumber rasa, warna dan aroma. Untuk hidrokoloid pembentuk gelnya disubstitusi oleh jelly powder dengan kandungan karagenan. Minuman jelly ini dikemas dalam cup sehingga dapat langsung dikonsumsi dan umur simpannya lebih lama.

1.2 Perumusan Masalah

CV. CPM merupakan perusahaan yang bergerak dalam pembuatan nata de

coco. Pada tahun 2008, CV. CPM berencana melakukan inovasi dengan cara pembuatan cincau hitam dalam kemasan. Hal ini dilakukan karena cincau hitam yang ada saat ini hanya bisa dinikmati di daerah tertentu dan daya simpannya tidak lama. Cincau hitam yang akan dibuat oleh CV. CPM adalah untuk mengatasi hal tersebut. Sampai saat ini cara pembuatan cincau hitam masih dilakukan dalam skala usaha kecil. Pada umumnya industri skala kecil menggunakan teknologi yang sangat sederhana, tradisional dan turun temurun. Hal ini menyebabkan mutu gel cincau hitam yang dihasilkan sangat bervariasi. Oleh karena itu, CV. CPM memproduksi cincau hitam dalam kemasan. Hal ini dimaksudkan agar mutu gel cincau hitam terjaga baik mutu, bentuk, nutrisi maupun warnanya. Selain itu cincau hitam dalam kemasan ini dimaksudkan agar penyebarannya merata

(13)

sehingga bisa dinikmati oleh masyarakat luas. Cincau hitam kemasan tergolong produk baru. Produk baru adalah produk asli, penyempurnaan produk, modifikasi produk dan atau merek-merek baru yang dikembangkan sendiri di bagian penelitian (Swastha dan Sukotjo, 1995). Menurut Booz dalam Kotler (2005) terdapat enam macam kategori produk baru dalam hal tingkat kebaruannya bagi perusahaan.

1. Produk baru bagi dunia: Produk baru yang menciptakan suatu pasar yang sama sekali baru.

2. Lini produk baru: Produk baru yang memungkinkan suatu perusahaan memasuki pasar yang telah mapan untuk pertama kalinya.

3. Tambahan pada lini produk yang telah ada: Produk baru yang melengkapi suatu lini perusahaan yang telah mantap.

4. Perbaikan dan revisi produk yang telah ada: Produk baru yang memberikan kinerja yang lebih baik atau dinilai lebih hebat dan menggantikan produk yang telah ada.

5. Penentuan kembali posisi: Produk yang telah ada diarahkan ke pasar atau segmen baru.

6. Pengurangan biaya: Produk baru menyediakan kinerja serupa dengan harga yang lebih murah.

Sebagai suatu perusahaan yang masih dalam skala kecil, CV. CPM ingin berkembang lagi sehingga perusahaan dituntut memiliki daya saing yang lebih baik di pasar. Salah satu faktor yang ingin dikembangkan oleh perusahaan adalah pada sisi produk. Untuk dapat bertahan dalam dunia bisnis yang persaingannya terus meningkat maka suatu perusahaan dituntut dapat menguasai pasar dengan menggunakan produk yang telah dihasilkannya.

CV. CPM ingin mengolah cincau hitam menjadi cincau hitam dalam kemasan (cincau drink). Produk ini merupakan produk terbaru. Produk-produk yang lebih dahulu muncul adalah jelly drink. Jelly drink tersebut lebih dikenal oleh konsumen dibandingkan cincau drink. Sebelum CV. CPM membuat produk cincau hitam dalam kemasan, maka CV. CPM memerlukan suatu rencana strategi pemasaran. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini diharapkan dapat memberikan jawaban atas permasalahan-permasalahan berikut ini :

(14)

1. Faktor-faktor apa saja yang menjadi unsur penyusun strategi pemasaran cincau drink CV. CPM?

2. Bagaimana strategi pemasaran cincau drink yang mampu meningkatkan penjualan dan dapat diterapkan oleh CV. CPM?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang dihadapi CV. CPM, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi pemasaran cincau drink CV. CPM

2. Menentukan strategi pemasaran cincau drink terbaik atau terpilih. 3. Merumuskan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan.

1.4 Lingkup dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini hanya dibatasi pada strategi pemasaran cincau drink CV. CPM dan implikasinya diserahkan pada manajemen perusahaan. Fokus pengkajian ditekankan pada pasar sasaran (segmentasi, target pasar dan penempatan produk) dan bauran pemasaran (produk, harga, promosi dan distribusi) yang merupakan penentu strategi pemasaran CV. CPM.

Hasil-hasil yang diperoleh diharapkan berguna sebagai:

1. Informasi dalam menentukan strategi pemasaran CV. CPM.

2. Bahan pertimbangan dalam melakukan strategi pemasaran dan sebagai literatur bagi personal atau institusi yang akan melakukan penelitian tentang strategi pemasaran.

3. Saran bagi pengambilan kebijakan dan keputusan dalam hal strategi pemasaran CV. CPM.

(15)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Cincau

Menurut Pitojo dan Sumiati (2005), tanaman cincau secara umum terdiri atas empat jenis, yaitu cincau hijau (Cyclea barbate), Cincau Perdu (Premna serratifolia L atau Premna integritifolia L), cincau minyak (Stephania hermandifolia), dan cincau hitam (Mesona palustris).

Tabel 1. Perbedaan Jenis Tanaman Cincau Jenis

Perbeda an

Cincau Hijau Cincau Minyak Cincau Perdu Cincau Hitam

Bahan baku • Daun segar • Daun asli lemas • Warna hijau klorofil • Relatif bersih dari kotoran • Aroma spesifik, lemah • Daun segar • Daun asli kaku • Warna hijau klorofil • Relatif bersih dari kotoran • Aroma spesifik, lemah • Daun dilayukan

• Daun asli kaku

• Warna hijau klorofil

• Relatif bersih dari kotoran

• Aroma large, kuat

• Brankas (batang dan daun kering)

• Daun asli lemas

• Warna cokelat karena ikatan klorofil rusak

• Banyak kotoran; campuran benda lain pada saat pengeringan • Aroma spesifik, lemah Proses • Tanpa pemanasan • Diremas dengan air matang • Disaring dan dicetak • Tanpa pemanasan • Diremas dengan air matang • Disaring dan dicetak • Pelayuan alami/ (pelayuan dengan air hangat)

• Diremas dengan air matang lalu ditambah pengental

• Disaring dan dicetak

• Perebusan Janggelan • Direbus dan ditambahkan tepung pati • Dicetak Hasil produk • Sedikit • Kebutuhan keluarga • Sedikit • Kebutuhan keluarga • Sedikit, banyak • Kebutuhan keluarga dan komersil • Sangat banyak • Kebutuhan keluarga dan komersil Sumber: Pitojo dan Sumiati, 2005

Secara umum tanaman cincau bermanfaat sebagai bahan pangan fungsional, tanaman konservasi karena memiliki kemampuan untuk dapat hidup pada kondisi yang kering dan tidak subur tanahnya serta sebagai komoditas agribisnis dan agroindustri (Pitojo dan Sumiati, 2005).

(16)

Tanaman cincau hitam (Mesona palustris) merupakan tanaman yang tergolong ke dalam divisi pterydophyta, kelas dycotiledonae, dan famili Labialae. Tanaman ini merupakan tanaman perdu dengan ketinggian 30-60 cm dan tumbuh pada ketinggian 150-1800 meter di atas permukaan laut. Batangnya beruas, berbulu halus dan bentuk menyerupai segi empat, kebanyakan bercabang pada bagian dasar dan berwarna agak kemerahan. Daun cincau hitam berwarna hijau, tipis lemas, ujungnya runcing, pangkal tepi daun saling berhadapan dan berselang seling dengan daun berikutnya (Pitojo dan Sumiati, 2005).

Tanaman cincau hitam dapat dibudidayakan dengan cara generatif maupun vegetatif. Cara generatif yaitu dengan menggunakan biji sedangkan dengan vegetatif menggunakan stek batang, tunas akar, dan cara merunduk (Sunanto, 1995). Proses pembibitan secara generatif tingkat keberhasilan kecambahnya hanya 1-2% saja dengan waktu 2 bulan. Hal ini menyebabkan pembibitan cara ini jarang dilakukan (Sunanto, 1995).

Pembudidayaan vegetatif yang sering dilakukan dengan cara stek batang, tunas, dan merunduk. Pembudidayaan dengan cara ini tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama dan tingkat keberhasilannya juga tinggi. Selain itu tanaman yang dihasilkan memiliki sifat yang sama dengan induknya.

Tanaman cincau hitam mudah dibudidayakan, terutama di dataran menengah hingga tinggi. Tanaman tersebut umumnya cocok di tegalan, pekarangan, dan ladang secara monokultur atau tumpangsari dengan tanaman lain. Dalam rangka konservasi lahan, tanaman tersebut dapat ditanam di galengan teras atau di tempat yang berlereng. Hal ini didukung oleh sifat perakaran yang lebat dan kuat mengikat tanah (Pitojo dan Sumiati, 2005).

2.1.1 Bahan Baku Utama Cincau

Bahan baku utama cincau hitam adalah tanaman janggelan (Mesona palustris ). Tanaman janggelan merupakan tanaman perdu yang tingginya antara 30-60 cm. Tanaman janggelan tumbuh dengan baik pada ketinggian antara 150-1.800 meter dari permukaan laut. Tanaman janggelan tumbuh dan tersebar di daerah Jawa Barat (sekitar Gunung Salak, Batujajar, Ciampea, dan Ciomas), Jawa Tengah (sekitar Gunung Ungaran, Gunung Ijen), Sulawesi, Bali, Lombok, dan

(17)

Sumbawa. Dengan semakin digemarinya cincau hitam oleh seluruh lapisan masyarakat, maka tanaman janggelan mempunyai nilai ekonomis yang semakin penting. Pembudidayaannya sangat mudah karena tidak memerlukan pemeliharaan yang khusus. Penanaman dilakukan dengan pola tanam tumpang sari, bersama-sama dengan tanaman lain, seperti kacang panjang, cabe, kedelai, jagung, dan mentimun. Setelah berumur tiga sampai empat bulan dari saat tanam, dilakukan pemanenan pertama dengan cara memotong sebagian tanaman menggunakan sabit sehingga bagian yang tertinggal dapat tumbuh kembali. Pada pemanenan yang kedua, semua tanaman dicabut sampai ke akar-akarnya. Panen terbaik dapat dilakukan pada bulan ketujuh setelah ditanam. Pohon janggelan yang telah dipanen selanjutnya dikeringkan dengan cara menghamparkannya di atas permukaan tanah, hingga warnanya berubah dari hijau menjadi coklat tua. Tanaman cincau yang telah kering inilah yang merupakan bahan baku utama pembuatan cincau hitam (Astawan, 2002)

2.1.2 Khasiat dan Manfaat Cincau

Daun janggelan (bahan utama cincau hitam) mengandung nilai gizi yang cukup baik per 100 gramnya, terutama jika ditinjau dari kandungan mineral dan vitaminnya (Tabel 2).

Tabel. 2. Komposisi Zat Gizi Daun Cincau Hitam

Komponen Jumlah Per 100 gram Bahan

Energi 122( kkal) Protein 6 (g) Lemak 1 (g) Karbohidrat 26 (g) Kalsium 100 (mg) Fosfor 100 (mg) Besi 3,3 (mg) Vitamin A 10750 (SI) Vitamin B1 80 (mg) Vitamin C 17 (mg) Air 66.0 (g)

b. d. d (bagian yang dapat dimakan) 40%

(18)

Akan tetapi cincau hitam (produk jadi) merupakan bahan makanan yang sangat minim kandungan gizinya. Kandungan terbesar adalah air, hampir mencapai 98 persen. Dengan alasan ini banyak orang yang menggunakan cincau hitam sebagai makanan rendah energi untuk tujuan diet, baik karena alasan kesehatan maupun untuk keperluan melangsingkan tubuh. Cincau dapat dimakan dalam jumlah banyak tanpa perlu khawatir menjadi gemuk (Astawan, 2002).

Walaupun sumbangan gizinya sangat kecil, tatapi kehadiran cincau dalam minuman dingin sering dilakukan untuk menciptakan warna-warni yang kontras. Selain sebagai bahan makanan, cincau juga memiliki kegunaan sebagai obat. Cincau dapat digunakan sebagai penurun panas badan, demam, sakit perut (perut mual), diare, batuk, pencegah gangguan pencernaan, dan penurun tekanan darah tinggi.

2.1.3 Proses Produksi

Sampai saat ini cara pembuatan cincau hitam masih dilakukan dalam skala kecil sebagai industri rumah tangga dengan teknologi yang sangat sederhana, tradisional, dan tetap turun-temurun. Hal ini menyebabkan mutu gel cincau hitam yang dihasilkan oleh teknologi sederhana tersebut sangat bervariasi. Seperti telah disebutkan di atas bahan baku utama pembuatan cincau hitam adalah tanaman janggelan (termasuk daun, batang, dan akarnya). Selain itu diperlukan abu "Qi", air, dan pati tapioka.

Abu "Qi" adalah istilah dalam perdagangan yang telah dikenal luas oleh perusahaan rakyat pembuat cincau hitam. Zat tersebut berupa kristal berwarna cokelat muda sampai cokelat tua. Abu "Qi" dapat dibeli di toko-toko kimia atau kelontong. Sifat khasnya adalah mudah larut dalam air. Pada keadaan terbuka di suhu ruang, partikel ini cepat sekali menyerap air. Oleh karena itu harus disimpan di tempat yang tertutup rapat. Abu "Qi" merupakan komponen yang sarat akan mineral, seperti: natrium, fosfor, kalium, magnesium, besi, mangan, tembaga, seng dan sebagainya. Tujuan penambahan komponen ini adalah untuk memperkeras tekstur gel yang dihasilkan. Cincau hitam dengan tekstur yang lebih keras umumnya lebih disukai daripada yang teksturnya lunak. Semakin keras

(19)

Bila abu "Qi" susah didapat, maka sebagai gantinya dapat digunakan air "Qi" yang dapat dibuat sendiri dengan cara merendam abu merang padi di dalam air selama semalam. Air rendaman tersebut kemudian dibersihkan dan disaring. Hasil saringan yang jernih, tidak berwarna dan terasa licin ini dikenal dengan istilah air "Qi". Air "Qi" ini bersifat basa dengan pH (tingkat keasaman) sekitar 8-9. Kekuatan dan sifat gel cincau sangat ditentukan oleh tanaman janggelan kering, pati tapioka, dan jumlah air yang ditambahkan.

Gel cincau hitam adalah massa gel yang berwarna hitam kecoklatan yang diperoleh dari pengolahan panas tiga komponen. Komponen tersebut terdiri atas pembentuk gel tanaman cincau, pati, dan abu “Qi”. Massa ini mempunyai konsistensi mirip dengan massa gel yang diperoleh dari agar-agar. Gel cincau akan terbentuk semakin kaku dengan waktu yang semakin singkat apabila semakin tinggi kadar tepung pati dan tanaman janggelan yang digunakan (BPK 1975 dalam Rahmawansah 2006).

Pengemasan merupakan suatu cara dalam memberikan kondisi di sekeliling yang tepat bagi bahan pangan. Fungsi dari pengemasan meliputi: 1) dapat mempertahankan produk agar tetap bersih dan memberikan perlindungan terhadap kotoran dan pencemaran lainnya, 2) memberikan perlindungan terhadap bahan pangan dari kerusakan fisik, oksigen, dan sinar, 3) harus berfungsi secara benar, efisien, dan ekonomis dalam proses pengepakan yaitu selama pemasukan bahan pangan ke dalam kemasan, ini artinya bahan pengemas harus sudah dirancang untuk siap pakai pada mesin-mesin yang ada, 4) harus mempunyai suatu tingkat kemudahan baik kemudahan bagi konsumen untuk membuka dan menutup maupun kemudahan untuk tahapan selanjutnya seperti pengelolaan di gudang dan distribusi produk, 5) pengemasan harus mampu memberi pengenalan keterangan dan daya tarik penjualan, unit pengepakan yang dijual harus dapat menjual apa yang dilindunginya dan melindungi apa yang dijual (Buckle et al, 1982).

(20)

2.2 Penelitian Terdahulu 2.2.1 Cincau

Menurut Rahmawansah (2006), penelitian yang dilakukan adalah untuk mengembangkan teknologi pengolahan minuman cincau hitam dalam kemasan

cup polipropilen. Ekstraksi tanaman cincau hitam dilakukan dalam waktu minimum 30 menit atau hingga diperoleh ekstrak yang lekat ditangan. Ekstraksi dengan bobot tanaman lima persen dan enam persen. Secara subjektif diketahui bahwa aroma cincau hitam yang baik adalah pada tanaman cincau enam persen. Dalam formulasi gel, digunakan beberapa jenis pengasam yaitu asam fosfat, asam malat dan asam sitrat. Penambahan sejumlah pengasam pada gel tentunya akan terpengaruh terhadap kekuatan gel cincau hitam.

Nuraini (1994), menyatakan penggunaan konsentrasi pati hingga 10 persen menunjukkan jumlah pati yang makin tinggi akan mengakibatkan sifat tekstur gel cincau hitam yang meliputi kekuatan pecah dan sineresis yang makin meningkat serta penurunan tinggi gel yang makin menurun, tetapi konsentrasi pati yang lebih besar dari 10 persen menghasilkan gel yang lengket dan tidak kaku.

Hasil pengamatan total mikroba mengalami perubahan yang cukup signifikan

setiap minggu. Penambahan ini masih berada pada ambang batas yang yang sesuai dengan kriteria mutu SNI 01-3719-1995 tentang minuman sari buah. Mikroba yang dihasilkan dibawah 2.0 x 102 koloni/ml. Total E.Coli pada produk minuman

jelly cincau hitam selama penyimpanan delapan minggu pada suhu ruang dan

refrigerator adalah <3.0 APM/ml. Angka ini menunjukkan bahwa mutu produk selama penyimpanan sampai minggu kedelapan masih layak untuk dikonsumsi karena peningkatan jumlah mikroorganisme masih berada pada kriteria mutu.

2.2.2 Strategi Pemasaran

Secara umum penelitian terdahulu yang mengambil topik atau judul strategi pemasaran adalah bertujuan untuk menganalisis faktor internal dan eksternal perusahaan yang mempengaruhi perusahaan dalam pengambilan keputusan strategi.

(21)

Berdasarkan hasil analisis terhadap faktor internal dan eksternal perusahaan maka diketahui perusahaan Agronesia Divisi BMC Bandung berada pada tahap tumbuh dan bina dalam matriks Internal External (IE). Inti dari strategi yang dapat digunakan adalah strategi intensif dan integratif. Hal ini karena semuanya memerlukan usaha intensif untuk memperbaiki posisi bersaing perusahaan dengan produk yang sudah ada. Strategi intensif yang dapat dilakukan yaitu penetrasi pasar, pengembangan pasar atau pengembangan produk sedangkan strategi integratif yang dapat dilakukan yaitu integrasi ke depan, integrasi ke belakang atau integrasi horizontal (Dwirayani, 2004).

Berdasarkan hasil penelitian Saragih (2006) mengenai Strategi Pemasaran Pop Nuget di PT Suprasari Pratama disebutkan bahwa, hasil analisis Internal Factor Evaluation (IFE)/External Factor Evaluation (EFE) matriks menunjukkan kekuatan utama perusahaan adalah teknologi produksi yang efisien. Kelemahan terbesar adalah jaringan pemasaran yang kurang luas. Peluang terbesar adalah dukungan pemerintah dalam menyelesaikan flu burung. Ancaman terbesar adalah isu tentang flu burung yang berdampak pada ketakutan masyarakat untuk mengkonsumsi produk ayam atau produk olahan yang berasal dari daging ayam. Penentuan prioritas pengembangan pasar melalui peningkatan volume produksi dengan menggunakan kapasitas mesin yang memadai dan memperluas jangkauan pasar, daya beli masyarakat yang meningkat, pola konsumsi yang menginginkan produk siap saji dan dukungan pemerintah serta pemanfaatan pengembangan teknologi.

Penelitian yang dilakukan Lazuardi (2004) yang berjudul “Analisis Strategi Bauran Pemasaran Susu Pasteurisasi”, menyebutkan bahwa kekuatan yang dimiliki perusahaan adalah adanya produktivitas dan loyalitas yang tinggi. Kelemahan perusahaan terdapat pada struktur organisasi dan job description yang kurang baik dan kurang konsisten. Peluang perusahaan adalah permintaan konsumen terhadap produk susu yang masih tinggi. Ancamannya adalah kondisi politik dan keamanan yang belum stabil. Alternatif strategi yang dapat dijalankan menurut analisis SWOT adalah menambah kuantitas produksi, mempertahankan dan meningkatkan kualitas produksi, meningkatkan keunggulan produk,

(22)

memperbesar wilayah pemasaran, melakukan diversifikasi produk, membuat kemasan lebih menarik dan meningkatkan promosi.

Nasution (2005), hasil analisis di PT. Agricon Ltd. lebih memprioritaskan faktor promosi. Prioritas selanjutnya adalah faktor harga, faktor produk dan faktor produksi. Keempat faktor bauran pemasaran tersebut kemudian dijelaskan dengan taktik-taktik dan dapat diprioritaskan menurut masing-masing faktor dengan metode Proses Hierarki Analitik (PHA). Prioritas utama dari taktik-taktik tersebut adalah kuantitas untuk faktor produk, penetapan harga di bawah pesaing utama untuk faktor harga. Penggunaan distributor untuk faktor distribusi serta pertemuan kelompok tani untuk faktor promosi.

Data yang diperoleh diklasifikasikan menurut analisis strategi bauran pemasaran kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan analisis PHA

Expert Choice Version 9.0. Berdasarkan analisis pengambilan keputusan menggunakan PHA terhadap strategi bauran pemasaran pada PT. Halilintar Bahana Prima untuk produk nata de coco. Tujuan yang paling diprioritaskan adalah untuk mencapai penguasaan pangsa pasar. PT. HBP sebagai perusahaan yang baru masuk menganggap strategi untuk membangun pangsa pasar paling penting karena merupakan strategi jangka panjang yang akan berdampak bagi laba perusahaan (Susanti 2002).

Menurut Rachmawati (2003) dalam penelitiannya yang berjudul ”Analisis Strategi Pemasaran Sari Buah Mengkudu”, dengan menggunakan analisis hierarki produk dapat digambarkan bahwa tujuan memperluas jaringan distribusi dan pemasaran adalah prioritas dari strategi yang dijalankan. Prioritas kedua meningkatkan pangsa pasar. Prioritas ketiga dan keempat adalah meningkatkan penjualan dan meningkatkan keuntungan. Prioritas utama strategi operasionalnya yaitu kualitas produk, penetapan harga di bawah pesaing, promosi dengan iklan dan mekanisme distribusi dengan cabang penjualan produsen sebagai distributor untuk faktor distribusi.

Berdasarkan hasil penelitian Utami (2004), yang berjudul ”Analisis Pengambilan keputusan strategi pemasaran bungan potong krisan pada PT Saung Mirwan”, analisis preferensi konsumen menggambarkan bahwa konsumen telah memberikan penilaian yang baik terhadap mutu produk, kemasan, pelayanan,

(23)

tingkat harga, kemudahan mendapat produk serta penjualan perorangan yang dilakukan. Potongan harga, ketersediaan produk, iklan, promosi penjualan serta humas masih mendapatkan penilaian yang kurang baik. Sasaran meningkatkan pangsa pasar dan mengoptimalkan pendapatan adalah sebagai prioritas pertama. prioritas kedua adalah sasaran meminimumkan biaya produksi, dan prioritas ketiga adalah sasaran meningkatkan daya saing. Faktor bauran pemasaran prioritas pertama adalah faktor harga, kedua faktor distribusi, promosi,dan faktor produk. Urutan strategi operasional adalah strategi meningkatkan mutu produk, mempertahankan kesesuaian antara harga dan mutu produk, mempertahankan pelanggandan strategi penciptaan iklan untuk promosi.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa penerapan strategi pemasaran bagi suatu perusahaan berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain. Perbedaan ini tergantung dari jenis produk yang dihasilkan serta tujuan perusahaan yang menjadi latarbelakang keputusan strategi bauran pemasaran.

Penelitian ini akan membahas pasar sasaran (segmentatsi pasar, penetapan pasar dan penempatan produk) dan bauran pemasaran (produk, harga, distribusi dan promosi) cincau hitam kemasan (cincau drink) serta pengembangan pasarnya. Alat analisis yang digunakan untuk memilih alternatif strategi yang paling diminati adalah dengan menggunakan PHA.

(24)

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1 Strategi Pemasaran

Kegiatan pemasaran berbeda dengan penjualan, transaksi atau perdagangan. Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2005). Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika dalam Alma (2002) menyebutkan bahwa pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, dan penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi.

Dalam konteks penyusunan strategi, pemasaran memiliki dua dimensi. Dimensi-dimensi tersebut adalah dimensi saat ini dan dimensi masa yang akan datang. Dimensi saat ini berkaitan dengan hubungan yang telah ada antara perusahaan dan lingkungannya, sedangkan dimensi masa yang akan datang mencakup hubungan di masa yang akan datang yang diharapkan terjalin dengan program tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu (Syahyunan, 2004). Menurut Saphira dalam Syahyunan (2004), strategi pemasaran adalah pasar sasaran dan bauran pemasaran yang saling berhubungan.

Strategi pemasaran adalah alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut (Nurmawati, 2003).

3.1.2 Pasar Sasaran

Menurut Kotler (2002), selama ini terlihat banyak perusahaan memilih pasar sasaran yang dituju. Hal ini dikarenakan terlalu banyaknya pelanggan, berpencar dan tersebar serta bervariasi dalam tuntutan kebutuhan dan keinginannya. Konsumen yang heterogen membuat perusahaan perlu mengelompokkan pasar

(25)

menjadi segmen-segmen pasar (segmentation), penetapan pasar sasaran (targeting) dan penempatan produk (positioning).

Selama ini terlihat gejala semakin banyak perusahaan memilih pasar sasaran yang akan dituju, keadaan ini dikarenakan mereka menyadari bahwa pada dasarnya mereka tidak dapat melayani seluruh pelanggan dalam pasar tersebut. Terlalu banyaknya pelanggan, sangat berpencar dan tersebar serta bervariatif dalam tuntutan kebutuhan dan keinginannya.

Arti dari pasar sasaran adalah sebuah pasar yang terdiri dari pelanggan potensial dengan kebutuhan atau keinginan tertentu yang mungkin mampu untuk ambil bagian dalam jual beli, guna memuaskan kebutuhan atau keinginan tersebut. Konsumen yang terlalu heterogen mengharuskan perusahaan perlu mengelompokkan pasar menjadi segmen-segmen pasar, lalu memilih dan menetapkan segmen pasar tertentu sebagai sasaran. Hal ini menyebabkan perusahaan terbantu untuk mengidentifikasi peluang pasar menjadi lebih baik, dengan demikian perusahaan dapat mengembangkan produk yang tepat, dapat menentukan saluran distribusi dan periklanan yang sesuai dan efisien serta mampu menyesuaikan harga bagi barang atau jasa yang ditawarkan bagi setiap target pasar. Menurut Chandra (2002) dalam menerapkan pasar sasaran, terdapat tiga langkah pokok yang harus diperhatikan, yaitu: 1) Segmentasi Pasar, 2) Penetapan Pasar Sasaran, 3) Penempatan Produk.

A. Segmentasi Pasar

Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen. Berdasarkan definisi di atas diketahui bahwa pasar suatu produk tidaklah homogen, akan tetapi pada kenyataannya adalah heterogen. Menurut Lubis (2004), pada dasarnya segmentasi pasar adalah suatu strategi yang didasarkan pada falsafah manajemen pemasaran yang orientasinya adalah konsumen. Dengan melaksanakan segmentasi pasar, kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dan sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien dalam rangka memberikan kepuasan bagi konsumen.

(26)

B. Penetapan Pasar Sasaran

Penetapan pasar sasaran (target market) adalah merupakan kegiatan yang berisi dan menilai serta memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki oleh suatu perusahaan. Apabila perusahaan ingin menentukan segmen pasar mana yang akan dimasukinya, maka langkah yang pertama adalah menghitung dan menilai potensi profit dari berbagai segmen yang ada tadi. Hal ini menjadikan pemasar harus mengerti betul tentang teknik-teknik dalam mengukur potensi pasar dan meramalkan permintaan pada masa yang akan datang. Teknik-teknik yang dipergunakan ini sangat bermanfaat dalam memilih pasar sasaran, sehingga pemasar dapat menghindarkan kesalahan-kesalahan yang bakal terjadi, atau paling tidak menguranginya sekecil mungkin dalam praktiknya. Maka untuk tujuan tersebut perusahaan harus membagi-bagi pasar menjadi segmen-segmen pasar utama, setiap segmen pasar kemudian dievaluasi, dipilih dan diterapkan segmen tertentu sebagai sasaran (Kotler, 2002).

C. Penempatan Produk

Penempatan produk mencakup kegiatan merumuskan penempatan produk dalam persaingan dan menetapkan bauran pemasaran yang terperinci. Pada hakekatnya penempatan produk adalah tindakan merancang produk dan bauran pemasaran agar tercipta kesan tertentu diingatan konsumen.

Bagi setiap segmen yang dimasuki perusahaan, perlu dikembangkan suatu strategi penempatan produk. Saat ini setiap produk yang beredar dipasar menduduki posisi tertentu dalam segmen pasarnya. Apa yang sesungguhnya penting disini adalah persepsi atau tanggapan konsumen mengenai posisi yang dipegang oleh setiap produk di pasar (Lubis, 2004).

3.1.3 Bauran Pemasaran

Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah bauran pemasaran. Bauran pemasaran merupakan strategi yang dijalankan perusahaan yang berkaitan dengan penawaran produk yang ditawarkan pada segmen pasar tertentu yang menjadi pasar sasarannya. Menurut Stanton dalam Lubis (2004) pengertian secara

(27)

umum tentang bauran pemasaran adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan kombinasi empat besar pembentuk inti sistem pemasaran sebuah organisasi. Keempat unsur tersebut adalah penawaran produk atau jasa, struktur harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi. Bauran pemasaran tersebut harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi perusahaan.

Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah bauran pemasaran, yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan, yang berkaitan dengan penentuan, bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada satu segmen pasar tertentu, yang merupakan sasaran pasarnya. Bauran pemasaran merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel mana dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya. Dengan demikian perusahaan tidak hanya sekedar memiliki kombinasi kegiatan yang terbaik saja, akan tetapi dapat mengkoordinasikan berbagai variabel bauran pemasaran tersebut, untuk melaksanakan program pemasaran secara efektif. Menurut Syahyunan (2004), bauran pemasaran adalah variabel-variabel yang terkontrol yang dilaksanakan oleh perusahaan untuk memuaskan kelompok sasaran. Antara bauran pemasaran dan pasar sasaran merupakan dua hal yang saling berhubungan.

A. Produk

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi, sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan (Kotler dan Amstrong, 1997). Suatu perusahaan harus menghasilkan produk yang baik untuk menarik minat dan kepuasan maksimum pada pasar sasaran. Oleh karena itu, strategi pada bauran produk (product mix) memerlukan berbagai keputusan yang terkoordinasi antara bagian produksi dan pemasaran.

B. Harga

Harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan kombinasi dari barang serta pelayanan (Kotler dan Amstrong, 1997). Harga merupakan variabel yang dapat berubah dengan cepat karena adanya perubahan

(28)

faktor-faktor penyusunnya. Meskipun demikian, bauran harga (price mix) merupakan satu-satunya variabel yang menghasilkan pendapatan sementara variabel lainnya menimbulkan biaya. Perusahaan harus dapat menemukan strategi harga yang tepat agar berhasil dalam memasarkan barang atau produknya.

C. Distribusi

Distribusi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produknya terjangkau dan tersedia bagi pasar sasarannya sehingga konsumen dapat memperolehnya (Chandra, 2002). Bauran distribusi berhubungan erat dengan perantara pemasaran yang membentuk suatu saluran distribusi tertentu. Penelitian mengenai wilayah distribusi perlu diadakan untuk mengetahui potensi daerah lama maupun daerah baru sehingga pemasaran dapat berjalan sesuai dengan rencana yang sudah ditargetkan.

D. Promosi

Promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan menyampaikan produknya kepada pasar sasaran dan membujuk konsumen untuk membeli produk tersebut (Alma, 2002). Kegiatan-kegiatan dalam bauran pemasaran dapat dikelompokkan dalam alat pemasaran beserta variabelnya, yang dikombinasikan secara tepat agar dapat memuaskan kebutuhan pasar sasaran.

3.2 Analisis Lingkungan Perusahaan

Perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang dapat mengenali dan memberi interaksi secara menguntungkan terhadap kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi dalam lingkungannya. Lingkungan perusahaan dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan internal perusahaan yang meliputi kekuatan dan kelemahan intern perusahaan serta lingkungan eksternal yang terdiri atas peluang, dan ancaman di luar kontrol perusahaan.

Lingkungan internal merupakan suatu kondisi yang ada dalam perusahaan. Faktor internal perusahaan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi arah dan tindakan perusahaan yang berasal dari dalam perusahaan. Analisis internal

(29)

mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang menjadi landasan bagi strategi perusahaan. Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keunggulan-keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin dilayani oleh perusahaan, sedangkan kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan sumber daya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif perusahaan (Pearce dan Robinson, 1997). Identifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan pada kondisi intern perusahaan meliputi bidang manajemen pemasaran, keuangan dan akunting, produksi dan operasi, sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan.

Lingkungan eksternal merupakan lingkungan yang berada di luar kontrol perusahaan. Analisis eksternal mengidentifikasi peluang dan ancaman yang menjadi landasan strategi perusahaan. Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan, sedangkan ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan (Pearce dan Robinson, 1997). Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan. Lingkungan eksternal dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan mikro dan lingkungan makro.

3.2.1 Lingkungan Mikro

Menurut Kotler dan Amstrong (1997), lingkungan mikro perusahaan terdiri dari para pelaku dalam lingkungan yang langsung berkaitan dengan perusahaan yang mempengaruhi kemampuannya untuk melayani pasar, yaitu:

A. Perusahaan

Perusahaan yaitu struktur organisasi perusahaan itu sendiri. Strategi pemasaran yang diterapkan oleh bagian manajemen pemasaran harus memperhitungkan kelompok lain di perusahaan dalam merumuskan rencana pemasarannya, seperti manajemen puncak, keuangan perusahaan, penelitian dan pengembangan, pembelian, produksi, dan akuntansi serta sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan, karena manajer pemasaran juga harus bekerja sama dengan para staf di bidang lainnya.

(30)

B. Pemasok (Supplier)

Pemasok adalah perusahaan-perusahaan dan individu yang menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan dan para pesaing untuk memproduksi barang dan jasa tertentu. Kadang kala perusahaan juga harus memperoleh tenaga kerja, peralatan, bahan bakar, listrik dan faktor-faktor lain dari pemasok. Perkembangan dalam lingkungan pemasok dapat memberi pengaruh yang amat berarti terhadap pelaksanaan pemasaran suatu perusahaan. Manajer pemasaran perlu mengamati kecenderungan harga dari masukan-masukan terpenting bagi kegiatan produksi perusahaan mereka. Kekurangan sumber-sumber bahan mentah, pemogokan tenaga kerja, dan berbagai kejadian lainnya yang berhubungan dengan pemasok dapat mengganggu strategi pemasaran yang dilakukan dan dijalankan perusahaan.

C. Para Perantara Pemasaran

Para perantara pemasaran adalah perusahaan-perusahaan yang membantu perusahaan dalam promosi, penjualan dan distribusi barang atau jasa kepada para konsumen akhir. Para perantara pemasaran ini meliputi :

1. Perantara, adalah perusahaan atau individu yang membantu perusahaan untuk menemukan konsumen. Mereka terbagi dua macam, yaitu agen perantara seperti agen, pialang dan perwakilan produsen yang mencari dan menemukan para pelanggan atau mengadakan perjanjian dengan pihak lain, tetapi tidak memiliki barang atau jasa itu sendiri.

2. Perusahaan distribusi fisik, perusahaan seperti ini membantu perusahaan dalam penyimpanan dan pemindahan produk dari tempat asalnya ketempat-tempat yang dituju.

3. Para agen jasa pemasaran, seperti perusahaan atau lembaga penelitian pemasaran, agen periklanan, perusahaan media, dan perusahaan konsultan

pemasaran, kesemuanya membantu perusahaan dalam rangka

mengarahkan dan mempromosikan produknya ke pasar yang tepat.

4. Perantara keuangan, seperti bank, perusahaan kredit, perusahaan asuransi, dan perusahaan lain yang membantu dalam segi keuangan.

(31)

D. Para Pelanggan

Pelanggan yaitu pasar sasaran suatu perusahaan yang menjadi konsumen atas barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan yang berupa individu-individu, Iembaga-lembaga dan organisasi-organisasi.

E. Para Pesaing

Dalam usahanya melayani kelompok pasar pelanggan, perusahaan tidaklah sendiri. Usaha suatu perusahaan untuk membangun sebuah sistem pemasaran yang efisien guna melayani pasar selalu disaingi oleh perusahaan lain. Sistem pemasaran dan strategi yang diterapkan perusahaan dikelilingi dan dipengaruhi oleh sekelompok pesaing. Para pesaing ini perlu diidentifikasi dan dimonitor segala gerakan dan tindakannya didalam pasar.

F. Masyarakat Umum

Sebuah perusahaan juga harus memperhatikan sejumlah besar lapisan masyarakat yang tentu saja besar atau kecil menaruh perhatian terhadap kegiatan-kegiatan perusahaan, apakah mereka menerima atau menolak metode-metode dari perusahaan dalam menjalankan usahanya, karena kegiatan perusahaan pasti mempengaruhi minat kelompok lain, kelompok-kelompok inilah yang menjadi masyarakat umum. Masyarakat umum dapat memperlancar atau sebaliknya dapat sebagai penghambat kemampuan perusahaan untuk mencapai sasarannya.

3.2.2. Lingkungan Makro

Lingkungan makro terdiri dari kekuatan-kekuatan yang bersifat kemasyarakatan yang lebih besar dan mempengaruhi semua pelaku dalam lingkungan mikro dalam perusahaan, yaitu:

A. Lingkungan Demografis

Lingkungan demografis atau kependudukan menunjukkan keadaan dan permasalahan mengenai penduduk, seperti distribusi penduduk secara geografis,

(32)

distribusi usia, kelahiran, perkawinan, ras, suku bangsa dan struktur keagamaan. Ternyata hal di atas dapat mempengaruhi strategi pemasaran suatu perusahaan dalam memasarkan produknya karena publiklah yang membentuk suatu pasar.

B. Lingkungan Ekonomi.

Lingkungan ekonomi menunjukkan sistem ekonomi yang diterapkan, kebijakan-kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan ekonomi, penurunan dalam pertumbuhan pendapatan nyata, tekanan inflasi yang berkelanjutan, perubahan pada pola belanja konsumen, dan sebagainya yang berkenaan dengan perkonomian.

C. Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik menunjukkan kelangkaan bahan mentah tertentu yang dibutuhkan oleh perusahaan, peningkatan biaya energi, peningkatan angka pencemaran, dan peningkatan angka campur tangan pemerintah dalam pengelolaan dan penggunaan sumber-sumber daya alam.

D. Lingkungan Teknologi

Lingkungan teknologi rnenunjukkan peningkatan kecepatan pertumbuhan teknologi, kesempatan pembaharuan yang tak terbatas, biaya penelitian dan pengembangan yang tinggi, perhatian yang lebih besar tertuju kepada penyempurnaan bagian kecil produk daripada penemuan yang besar, dan semakin banyaknya peraturan yang berkenaan dengan perubahan teknologi.

E. Lingkungan Sosial

Lingkungan ini menunjukkan keadaan suatu kelompok masyarakat mengenai aturan kehidupan, norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat, pandangan masyarakat dan lain sebagainya yang merumuskan hubungan antar sesama dengan masyarakat lainnya serta lingkungan sekitarnya.

(33)

3.3. Proses Hierarki Analitik (PHA)

Proses Hierarki analitik (PHA) atau lebih dikenal dalam istilah asing

Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah suatu metode pengambilan keputusan yang sederhana dan fleksibel. PHA ini ditujukan untuk membuat model permasalahan yang tidak terstruktur dan sering digunakan untuk memecahkan masalah yang memerlukan pendapat. Metode ini dikembangkan pertama kali oleh Thomas L Saaty seorang dosen di University of Pistburgh, Pennsylvania pada tahun 1970. PHA menstruktur masalah dalam bentuk hierarki dan memasukkan pertimbangan-pertimbangan untuk menghasilkan suatu skala prioritas relatif.

Prinsip kerja PHA adalah menyederhanakan masalah komplek yang tidak terstruktur, strategis, dan dinamis menjadi bagian-bagiannya, serta menata variabel permasalahan tersebut ke dalam suatu hierarki. Tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik secara subyektif tentang arti pentingnya secara relatif dibandingkan dengan variabel lain. Berbagai pertimbangan tersebut dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tertinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut. Prinsip kerja ini kemudian dikembangkan menjadi tiga prinsip dasar PHA yang oleh Saaty (1993) diuraikan sebagai berikut:

1. Menggambarkan dan menguraikan secara hierarki permasalahan yang dihadapi, yang disebut menyusun secara hierarkis yaitu membagi persoalan menjadi elemen-elemen yang terpisah-pisah.

2. Pembedaan prioritas dan sintetis, yang disebut penetapan prioritas yaitu menentukan peringkat elemen-elemen menurut relatif tigkat pentingnya. 3. Konsistensi logis, yaitu menjamin bahwa semua elemen dikelompokkan

secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan kriteria yang logis.

Proses hierarki analitik dapat diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah terukur (kuantitatif) maupun yang memerlukan pendapat (judgement). Penggunaan pendapat dalam memecahkan masalah dilakukan dengan membandingkan masukan-masukan (input) secara berpasangan (pairwise comparison matrix). Untuk itu dibutuhkan skala ukur yang dapat membedakan

(34)

pendapat dalam bentuk angka (nilai skala). Tingkat validitas pendapat tergantung pada konsisten dan akurasi pendapat.

PHA dapat digunakan untuk merangsang timbulnya gagasan untuk melaksanakan kegiatan kreatif dan untuk mengevaluasi keefektifan tindakan tersebut. Selain itu untuk membantu para pemimpin untuk menetapkan informasi apa yang patut dikumpulkan guna mengevaluasi pengaruh faktor-faktor relevan dalam situasi kompleks. PHA juga dapat melacak ketidakkonsistenan dalam pertimbangan dan preferensi peserta, sehingga para pemimpin mampu menilai pengetahuan para pembantu mereka dan kemantapan pemecahan itu (Saaty, 1993).

Kekuatan PHA yang lain juga terletak pada rancangannya yang bersifat menyeluruh yang menggunakan logika, pertimbangan berdasarkan instuisi, data kuantitatif dan preferensi kuantitatif. PHA merupakan suatu model yang memberikan gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya. Model ini dirancang untuk lebih menampung sifat alamiah manusia ketimbang memaksa manusia ke cara berpikir yang mungkin justru berlawanan dengan hati nurani (Saaty, 1993).

3.4. Kerangka Pemikiran Konseptual

Perusahaan didirikan untuk berbagai tujuan pokok, antara lain untuk memperoleh laba, memperluas pangsa pasar dan skala usaha serta mempertahankan hidupnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, suatu perusahaan dituntut untuk melakukan perencanaan yang mantap serta menyusun strategi yang tepat dalam setiap periode pertumbuhannya.

Penentuan strategi harus senantiasa mengacu pada visi dan misi perusahaan serta diawali dengan menganalisis kerja perusahaan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan yang sepenuhnya berada dalam kendali perusahaan. Bagian fungsional perusahaan tersebut memberikan formulasi bauran pemasaran. Formulasi bauran pemasaran memunculkan strategi operasional perusahaan. Bauran pemasaran dan strategi operasional kemudian ditampilkan dalam sebuah struktur hierarki dan dianalisis menggunakan analisis PHA. Hasil

(35)

analisis dapat direkomendasikan menjadi strategi atau kebijakan perusahaan untuk strategi pemasaran cincau drink. Kerangka pemikiran konseptual ini secara ringkas disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Konseptual Analisis strategi Pemasaran Cincau Drink CV. CPM

Formulasi Bauran Pemasaran

Struktur Strategi dan Operasional Perusahaan

Strategi Operasional Tujuan Perusahaan (Rencana memproduksi Cincau

Drink)

Identifikasi Faktor-Faktor yang perlu diperhitungkan dalam Strategi Pemasaran

Faktor Internal Faktor Eksternal Saran/Rekomendasi PHA Formulasi Bauran Pemasaran

Struktur Strategi dan Operasional Perusahaan

Strategi Operasional Tujuan Perusahaan (Rencana memproduksi Cincau

Drink)

Identifikasi Faktor-Faktor yang perlu diperhitungkan dalam Strategi Pemasaran

Faktor Internal Faktor Eksternal

Saran/Rekomendasi PHA

(36)

IV. METODE PENELITIAN

4. 1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di CV. Citra Pangan Mandiri yang berlokasi di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor pada bulan Maret hingga April 2008. pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa CV.CPM ingin meluncurkan produk cincau kemasan. Hal ini menarik karena produk tersebut belum ada. Pertimbangan lain adalah karena CV. CPM masih dalam tahap berkembang.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data kuantitatif dan

kualitatif yang berupa data primer dan data sekunder yang diperoleh dari sumber internal dan eksternal perusahaan. Data yang bersumber dari internal perusahaan diperoleh dari laporan-laporan yang dikeluarkan perusahaan, dan wawancara dengan pihak perusahaan. Data dari sumber eksternal perusahaan berasal dari studi literatur dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan masalah penelitian oleh suatu instansi dan lembaga yang terkait.

4.3 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara, dan penyebaran kuesioner. Responden terdiri atas kepala atau manajer bagian personalia, bagian produksi dan bagian pemasaran. Wawancara dan kuesioner dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Data sekunder diperoleh melalui makalah-makalah dan literatur.

4.4 Metode Analisis Data

Metode pengambilan dan analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan konsep manajemen strategi dan manajemen perusahaan dengan memperhitungkan perubahan lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Pada penelitian ini metode

(37)

deskriptif yang digunakan adalah metode studi kasus, sehingga kesimpulan yang diambil akan tetap terkait dengan perusahaan.

Data dan informasi yang terkumpul diolah dan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.

4.4.1 Analisis Implementasi Strategi Bauran Pemasaran

Analisis implementasi strategi bauran pemasaran yang dijalankan oleh perusahaan dilakukan dengan cara mendeskripsikan unsur-unsur bauran pemasaran (produk, harga, distribusi, dan promosi) yang dilakukan perusahaan selama ini.

4.4.2 Analisis Lingkungan Perusahaan

Analisis lingkungan perusahaan meliputi lingkungan eksternal dan lingkungan internal perusahaan. Data dan informasi yang dikumpulkan untuk analisis lingkungan eksternal mencakup lingkungan makro dan lingkungan mikro. Analisis lingkungan makro dilakukan untuk melihat faktor-faktor jauh atau terpisah yang dihadapi perusahaan yang dapat menjadi peluang dan ancaman bagi perusahaan yang terdiri atas lingkungan ekonomi, lingkungan alam, lingkungan teknologi, lingkungan politik, lingkungan sosial budaya. Analisis lingkungan mikro dilakukan dengan melihat faktor-faktor lingkungan dekat yang dihadapi perusahaan yang dapat menjadi peluang dan ancaman bagi perusahaan yang meliputi pemasok, perantara pemasaran, pelanggan, dan pesaing.

Analisis lingkungan internal digunakan data dan informasi tentang pemasaran dan distribusi, produksi, dan operasi, penelitian dan pengembangan, sumber daya manusia, serta faktor keuangan dan akuntansi.

4.4.3 Analisis Proses Hierarki Analitik

Dalam penentuan prioritas inisiatif strategik dilakukan dengan metode Proses Hierarki Analitik (PHA). Data yang diperoleh dari hasil kuesioner perbandingan berpasangan diolah dengan bantuan Program Expert Choice 9.0.

PHA digunakan sebagai alat dalam membuat keputusan yang didasari oleh beragamnya kriteria serta alternatif inisiatif yang mempengaruhi penilaian para

(38)

pembuat keputusan. Selain itu sistem yang dikaji faktornya sangat kompleks dan tidak terstruktur. Kemudian terdapatnya beberapa kelebihan PHA menyebabkan metode ini tepat untuk diterapkan pada permasalahan penentuan prioritas inisiatif strategik, yaitu PHA sangat mengandalkan penilaian para pembuat keputusan berdasarkan pengalaman, keahlian, dan intuisi mereka. Secara garis besar, tahapan yang dilakukan dalam proses hierarki analitik adalah :

1. Mendefinisikan persoalan dan merinci pemecahan persoalan yang diinginkan. Tidak terdapat prosedur yang pasti untuk mengidentifikasi komponen-komponen sistem, seperti tujuan, kriteria, dan aktifitas-aktifitas yang akan dilakukan dalam suatu hierarki. Hal yang menjadi perhatian utama adalah pemilihan tujuan, kriteria, dan aktifitas yang membentuk sistem hierarki. Komponen-komponen sistem dapat diidentifikasikan berdasarkan kemampuan pada analisis untuk menentukan unsur-unsur yang dapat dilibatkan dalam suatu sistem. Identifikasi sistem dapat dilakukan dengan mempelajari literatur, berdiskusi dengan para pakar, untuk memperoleh ide dan konsep yang relevan dengan masalah.

2. Membuat struktur hierarki dari sudut pandang manajemen secara menyeluruh. Hierarki merupakan abstraksi struktur suatu sistem yang mempelajari fungsi interaksi antar komponen dan dampaknya terhadap sistem. Abstraksi ini mempunyai bentuk yang saling berkaitan, tersusun dari sasaran utama, sub-sub tujuan, faktor-faktor pendorong yang mempengaruhi sub-sub tujuan tersebut, pelaku-pelaku yang memberi dorongan, tujuan-tujuan pelaku dan akhirnya ke alternatif strategis, pilihan atau skenario. Tidak ada aturan khusus dalam menyusun model dari suatu sistem, juga tidak ada batasan tertentu mengenai jumlah tingkatan struktur keputusan yang terstartifikasi, dan unsur pada setiap tingkat keputusan. Abstraksi dari sebuah struktur hierarki dapat dilihat pada Gambar 3.

3. Menyusun matriks banding berpasangan.

Matriks banding berpasangan dimulai dari puncak hierarki untuk fokus G, yang merupakan dasar untuk melakukan

(39)

perbandingan antar unsur yang terkait yang ada di bawahnya. Perbandingan berpasangan yang pertama dilakukan pada unsur tingkat kedua (F1, F2, F3, …, Fn) terhadap fokus G yang ada di puncak hierarki.

Gambar 2. Abstraksi dari Sebuah Struktur Hirarki (Saaty, 1993) Keterangan:

G = Fokus O = Sub-sub faktor

F = Tujuan S = Alternatif A = Faktor I = 1, 2, 3, …, n

4. Mengumpulkan semua pertimbangan yang diperlukan dari hasil melakukan perbandingan berpasangan antar unsur pada langkah tiga.

Setelah matriks perbandingan berpasangan antar unsur dibuat, dilakukan perbandingan berpasangan antara setiap unsur pada kolom ke-i dengan setiap unsur pada baris ke-j, yang berhubungan dengan fokus G.

Perbandingan berpasangan antar unsur tersebut dilakukan dengan pertanyaan: seberapa kuat unsur baris ke-i dipengaruhi atau didominasi, dipenuhi, diuntungkan oleh fokus G, dibandingkan dengan kolom ke-j?

G

F1 F2 F3 Fn

A1 A2 A3 An

O1 O2 O3 On

(40)

Bila unsur-unsur yang diperbandingkan merupakan suatu peluang atau waktu, maka pertanyaannya adalah seberapa lebih mungkin sutau unsur baris ke-i dibandingkan dengan unsur kolom ke-j, sehubungan dengan fokus G?.

Untuk mengisi matriks banding berpasangan, digunakan skala banding yang tertera pada Tabel 3. Angka-angka tersebut menggambarkan relatif pentingnya suatu unsur dibanding dengan unsur yang lainnya sehubungan dengan sifat atau kriteria tertentu. Pengisian matriks hanya dilakukan untuk bagian di atas garis diagonal dari kiri atas ke kanan bawah.

5 Memasukkan nilai-nilai kebalikannya beserta bilangan 1 sepanjang diagonal utama.

Angka satu sampai sembilan digunakan bila Fi lebih mendominasi atau mempengaruhi sifat G dibandingkan dengan Fj. Sedangkan bila Fi kurang mendominasi atau kurang mempengaruhi sifat G dibandingkan Fj maka digunakan angka kebalikannya. Contoh: bila unsur F24 memiliki nilai 7, maka

nilai F42 adalah 1/7.

Tabel 3 . Nilai Skala Banding Berpasangan

Intensitas pentingnya Definisi Penjelasan

1 Kedua unsur sama pentingnya. Dua unsur menyumbangnya sama besar pada sifat itu.

3 Unsur yang satu sedikit lebih penting daripada unsur lainnya.

Pengalaman dan pertimbanagn sedikit menyokong satu unsur atas unsur yang

lainnya. 5 Unsur yang satu sangat lebih

penting daripada unsur lainnya.

Pengalaman dan pertimbanagn dengan kuat menyokong satu unsur atas unsur

yang lainnya. 7 Satu unsur jelas lebih penting

daripada unsur lainnya.

Satu unsur dengan kuat disokong dan dominannya terlihat dalam praktik.

9 Satu unsur mutlak lebih penting daripada unsur lainnya.

Bukti yang menyokong unsur yang satu atas yang lainnya memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin

menguatkan. 2, 4, 6, 8 Nilai-nilai di antara dua

pertimbangan yang berdekatan.

Kompromi diperlukan di antara dua perimbangan.

Kebalikan Jika untuk aktifitas I mendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktifitas j, maka j lebih memiliki nilai kenbalikannya bila dibandingkan dengan j. Sumber: Saaty (1993)

5. Melaksanakan langkah 3, 4, dan 5 untuk semua tingkat dan gugusan dalam hierarki tersebut.

(41)

Perbandingan dilanjutkan untuk semua unsur pada setiap tingkat keputusan yang terdapat pada hierarki, berkenaan dengan kriteria unsur di atasnya.

Matriks perbandingan dalam metode PHA dibedakan menjadi: (1) Matriks Pendapat Individu (MPI) dan (2) Matriks Pendapat Gabungan (MPG).

MPI adalah matriks perbandingan yang dilakukan oleh individu. MPI memiliki nilai unsur yang disimbolkan dengan aij yaitu unsur matriks pada baris ke-i dalam

kolom ke-j (Tabel 4). MPG adalah susunan matriks baru yang unsurnya gij berasal

dari rataan geometrik pendapat-pendapat individu yang rasio inkonsistensinya lebih kecil atau sama dengan 10 persen, dan setiap unsur pada baris dan kolom yang sama dari MPI yang satu dengan MPI yang lain tidak terjadi konflik. MPG dapat dilhat pada Tabel 5 .

Tabel 4 . Matriks Pendapat Individu

G A A A … A A a11 a12 a13 a1n A a 21 a22 a23 … a2n A a31 a32 a33 a3n … A an1 an2 an3 ann

Tabel 5. Matriks Pendapat Gabungan

G G G G … G G g11 g 12 g 13 g 1n G g 21 g 22 g 23 … g 2n G g 31 g 32 g 33 … g 3n … … G g n1 g n2 g n3 g nn

Nilai-nilai pada MPI dapat diubah-ubah oleh individu yang bersangkutan sehingga diperoleh hasil yang memuaskan, namun jika ada MPI yang tidak ada memenuhi persyaratan rasio inkonsistensi maka MPI tersebut tidak diikutkan dalam analisis. Syarat-syarat MPG yang bebas konflik adalah:

a. Pendapat masing-masing individu pada baris dan kolom yang sama memiliki selisih kurang dari empat satuan antara nilai dari pendapat individu yang tertinggi dengan nilai terendah.

Gambar

Tabel 1.  Perbedaan Jenis Tanaman Cincau   Jenis
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Konseptual Analisis strategi Pemasaran  Cincau Drink CV. CPM
Gambar 2. Abstraksi dari Sebuah Struktur Hirarki (Saaty, 1993)  Keterangan:
Tabel 3 . Nilai Skala Banding Berpasangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

15 Dalam rangka melakukan usaha untuk menyiapkan Warga Binaan Pemasyarakatan bagi perannya di masa yang akan datang tersebut, LAPAS maupun RUTAN dapat bekerja

Bisa jadi yang dimaksud perahu yang menyertai Yesus adalah perahu para murid karena perahu yang ditumpangi Yesus bukan perahu besar yang bisa memuat 13

Sehubungan dengan telah dilakukan evaluasi kualifikasi oleh Pokja LPBJ terhadap formulir isian kualifikasi yang telah disampaikan melalui aplikasi SPSE oleh para penyedia jasa, maka

Sehubungan dengan telah dilakukan evaluasi kualifikasi oleh Pokja LPBJ terhadap formulir isian kualifikasi yang telah disampaikan melalui aplikasi SPSE oleh para penyedia

Secara keseluruhan hasil Ujian-T tidak bersandar menunjukkan tiada perbezaan min yang signifikan dari segi peningkatan tahap profesionalisme antara pensyarah teknikal dengan

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola bakteri yang berpotensi sebagai penyebab infeksi nosokomial pada pasien yang

Instrumen dari observasi dilakukan membuat kisi-kisi, kisi-kisi yang pertama, yaitu dalam karakteristik peserta program imersi, baik pemelajar maupun pengajar BIPA digali

Berdasarkan data tersebut, setelah dilakukan analisis inferensial dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara interaksi sosial mahasiswa