• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN EKONOMI MATERI MEMAHAMI UANG DAN PERBANKAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN EKONOMI MATERI MEMAHAMI UANG DAN PERBANKAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA"

Copied!
230
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE

LEARNING TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN

EKONOMI MATERI MEMAHAMI UANG DAN PERBANKAN

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA

Penelitian Dilaksanakan di Kelas X2 SMA N 2 NGAGLIK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh: Ruli Setiawan NIM: 071334037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

Allah SWT

Bp. Sugiyono (Alm)

Ibu Suwartini

Yacinta Eka Febrianingsih, S.Pd.

Jesselyn Kalea Setiawan

(5)
(6)
(7)

vii ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING

TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN EKONOMI MATERI MEMAHAMI UANG DAN PERBANKAN UNTUK MENINGKATKAN

PEMAHAMAN SISWA

Penelitian Dilaksanakan di Kelas X2 SMA N 2 NGAGLIK

Ruli Setiawan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2013

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa kelas X2 SMA N 2 NGAGLIK pada mata pelajaran Ekonomi materi memahami uang dan perbankan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas X2 SMA N 2 NGAGLIK tahun ajaran 2010/2011 yang terdiri dari 36 siswa. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam satu siklus yang meliputi empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru, instrumen pengamatan kelas, lembar observasi kegiatan siswa, dan instrumen refleksi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas X2 SMA N 2 NGAGLIK pada mata pelajaran Ekonomi materi memahami uang dan perbankan. Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan rata-rata pre-test = 5,22 dan hasil post-test = 7,28. Hasil pengujian statistik terhadap hasil perbandingan pre-test dan post-test tersebut menunjukkan ada perbedaan yang signifikan (sig. (2-tailed) =

(8)

viii

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL

JIGSAW AS AN ATTEMPT TO INCREASE STUDENTS’

UNDERSTANDING IN ECONOMICS WITH THE TOPIC MONEY AND BANKING

This Research Was Conducted in the Tenth Grade Student of Two State Senior High School Ngaglik

Ruli Setiawan Sanata Dharma University

Yogyakarta 2013

The purpose of this research is to investigate the increase of understanding of the tenth grade students of Ngaglik Senior High School in economics. The main topic of discusion was money and banking through the implementation of cooperative learning model Jigsaw.

The type of this research is a classroom action research. The subject of this research were 36 students of the tenth class of Two State Senior High School Ngaglik, 2010/2011 academic year. This classroom action research had been done using four main steps namely: planning, implementation, observation, and

reflection. Teacher’s activity observation sheet, student’s activity observation

sheet, classroom activity observation sheet, teacher’s activity in learning process

observation sheet, classroom observation instrument, student’s activity in learning

process observation sheet, and reflection instrument were processes which were used in collecting the data. The data which had been collected were analyzed by applying descriptive and comparative analysis.

The result of this research shows that the implementation of cooperative learning model Jigsaw can increase the understanding of X2 students of Two State Senior High School Ngaglik on the topic of money and banking. It is showed by the calculation of pre-test grade average = 5,22 and post-test = 7,28. The result of the statistical testing of pre-test and post-test show that there is a significant difference between the average of pre-test and post-test (sig. (2-tailed)

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran Ekonomi Materi Memahami Uang dan Perbankan Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan, semangat, dan doa yang sangat mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah menyediakan waktunya, memberikan saran, masukan, maupun arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini sampai selesai.

5. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. dan Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si. selaku dosen penguji. Terima kasih atas saran dan kritik yang telah diberikan sehingga penulisan skripsi ini menjadi lebih baik.

(10)
(11)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

(12)

xii

BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Penelitian ... 37

B. Analisis Komparasi Pemahaman Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 60

1. Deskripsi Data ... 60

2. Pengujian Komparatif ... 62

a. Pengujian Prasyarat ... 62

b. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 63

c. Pembahasan ... 64

(13)

xiii

B. Keterbatasan Penelitian ... 66

C. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru ... 39

Tabel 5.2 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa ... 42

Tabel 5.3 Kondisi Kelas Selama Proses Pembelajaran ... 43

Tabel 5.4 Aktivitas Guru Pada Siklus I ... 52

Tabel 5.5 Perilaku Siswa Saat Pembelajaran Pada Siklus I ... 55

Tabel 5.6 Instrumen Pengamatan Kelas ... 55

Tabel 5.7 Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen Pembelajaran dan Model Jigsaw... 57

Tabel 5.8 Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan Model Jigsaw ... 58

Tabel 5.9 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa (Pre-test dan Post-test) ... 61

Tabel 5.10 Pengujian Normalitas Berdasarkan One Sample Kolmogorov-Smirnov ... 63

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Observasi Kegiatan Guru ... 69

Lampiran 2 Lembar Observasi Kegiatan Siswa ... 70

Lampiran 3 Lembar Observasi Kegiatan Kelas ... 71

Lampiran 4 Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran 72 Lampiran 5 Instrumen Pengamatan Kelas ... 74

Lampiran 6 Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Kelompok ... 76

Lampiran 7 Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen Pembelajaran dan Model Jigsaw ... 77

Lampiran 8 Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan Model Jigsaw ... 78

Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 79

Lampiran 10 Soal Pre-test ... 97

Lampiran 11 Soal Post-test ... 100

Lampiran 1a Lembar Observasi Kegiatan Guru ... 103

Lampiran 2a Lembar Observasi Kegiatan Siswa ... 105

Lampiran 3a Lembar Observasi Kegiatan Kelas ... 107

Lampiran 1b Lembar Observasi Kegiatan Guru ... 109

Lampiran 2b Lembar Observasi Kegiatan Siswa ... 111

Lampiran 3b Lembar Observasi Kegiatan Kelas ... 113

Lampiran 4a Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran 115 Lampiran 5a Instrumen Pengamatan Kelas ... 117

Lampiran 6a Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Kelompok ... 119

Lampiran 7a Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen Pembelajarn dan Model Jigsaw ... 120

Lampiran 8a Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan Model Jigsaw ... 121

Lampiran 9a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 122

Lampiran 10a Soal Pre-test ... 140

(17)

xvii

Lampiran 12 Lembar Jawab Pre-test ... 146

Lampiran 13 Lembar Jawab Post-test ... 147

Lampiran 14 Kunci Jawaban Pre-test dan Post-test ... 148

Lampiran 15 Materi Pembelajaran ... 149

Lampiran 16 Uji Paired Sample Test ... 163

Lampiran 17 Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 164

Lampiran 18 Lembar Jawab Pre-test (data primer) ... 165

Lampiran 19 Lembar Jawab Post-test (data primer) ... 170

Lampiran 20 Soal dan Jawaban Diskusi Kelompok (data primer) ... 175

Lampiran 21 Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan Model Jigsaw (data primer) ... 184

Lampiran 22 Papan Nama Kelompok dan Nomor Siswa ... 190

Lampiran 23 Lembar Penilaian Presentasi Tim Ahli ... 208

Lampiran 24 Skenario Pembelajaran ... 209

Lampiran 25 Aturan dan Sanksi Pembelajaran Jigsaw ... 212

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemerintah telah menetapkan pendidikan sebagai prioritas utama untuk meningkatkan sumber daya manusia Indonesia. Program pemerintah tersebut bukan sekedar menekankan pada pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, tetapi juga pada pemerataan memperoleh pendidikan yang bermutu untuk seluruh warga negara Indonesia pada semua jenjang pendidikan. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Sejalan dengan perkembangan masyarakat dewasa ini, pendidikan banyak menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu hambatannya adalah rendahnya mutu pendidikan di negara ini, sehingga dengan adanya hambatan tersebut akan menjadikan sebuah tantangan bagi kita untuk meningkatkan mutu pendidikan. Mengingat betapa pentingnya peran pendidikan di negara ini, maka segala tantangan maupun hambatan harus diatasi. Salah satu cara dalam mengatasi berbagai hambatan tersebut adalah dengan mengubah paradigma pembelajaran konvensional yang semula berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa.

(19)

motivasi belajar, dan malas mendengarkan. Dampak yang sering tampak adalah rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang tampak dari rendahnya prestasi siswa. Kondisi demikian terjadi dalam pembelajaran ekonomi di SMA N 2 NGAGLIK dimana hasil belajar siswa masih dirasa kurang dari yang diharapkan atau belum mencapai KKM. Sedangkan pembelajaran yang dilaksanakan berpusat pada siswa akan menjadikan siswa menjadi aktif, lebih berkonsentrasi, dan menumbuhkan motivasi belajar siswa. Kondisi demikian yang diduga kuat mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Salah satu metode yang berpusat pada siswa adalah model Cooperative Learning tipe Jigsaw.

(20)

tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan. Sehingga model Cooperative Learning tipe Jigsaw diyakini lebih mampu meningkatkan pemahaman siswa.

Dari uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang penerapan model Cooperative Learning tipe Jigsaw untuk meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Ekonomi materi Memahami Uang dan Perbankan. Penelitian ini akan dilaksanakan pada siswa kelas X2 SMA N 2 NGAGLIK SLEMAN.

B. Batasan Masalah

Penelitian ini akan memfokuskan pada penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw untuk meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Ekonomi materi Memahami Uang dan Perbankan.

C. Rumusan Masalah

(21)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw untuk meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Ekonomi materi Memahami Uang dan Perbankan?

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran Ekonomi di kelas. Di samping itu melalui penelitian ini diharapkan guru mulai membiasakan penelitian tindakan kelas.

2. Bagi Peneliti

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan pengalaman yang berguna, berharga, dan dapat menjadi bekal bagi peneliti untuk terjun ke dunia pendidikan dan memperoleh pengetahuan dalam menganalisis suatu masalah kemudian pada akhirnya dapat mengambil suatu kesimpulan yang tepat.

3. Bagi SMA N 2 NGAGLIK SLEMAN

(22)

5 BAB II

TINJAUAN TEORITIK

A. Model Pembelajaran Cooperative Learning

1. Pengertian Pembelajaran Cooperative Learning

Menurut Anita Lie (2002:12), sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur disebut sebagai sistem pembelajaran gotong royong atau cooperative learning. Dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator. Menurut Nurhadi (2004:112), cooperative learning adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dengan model pembelajaran ini, diharapkan siswa semakin aktif dalam mempelajari dan memperoleh pemahaman berbagai konsep atau teori, pengetahuan, dan keterampilan dengan bekerja sama dengan siswa lainnya. Sedangkan menurut Wina Sanjaya (2006:242), pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen).

(23)

learning, pengembangan kualitas diri siswa dapat dilakukan secara

bersama-sama. Belajar dalam kelompok kecil dengan prinsip kooperatif sangat baik digunakan untuk tujuan belajar baik yang sifatnya kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan demikian cooperative learning dapat diartikan sebagai suatu model pembelajaran dengan cara berkelompok, dimana setiap anggota kelompok mempunyai tanggung jawab terhadap anggota kelompoknya yang lain dengan cara bekerja sama.

2. Unsur-Unsur Pembelajaran Cooperative Learning

Menurut Roger dan David Johnson (Lie, 2002:32), ada lima unsur yang harus dikembangkan dalam pembelajaran kooperatif antara lain: a. Saling ketergantungan positif

Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya. Kerja sama dan usaha setiap anggota turut mempengaruhi keberhasilan kelompok. Abdurrahman dan Bintoro (Nurhadi, 2004) menjelaskan bahwa saling ketergantungan ini dapat dicapai melalui: (a) saling ketergantungan mencapai tujuan, (b) saling ketergantungan menyelesaikan tugas, (c) saling ketergantungan bahan atau sumber, (d) saling ketergantungan peran, dan (e) saling ketergantungan hadiah. b. Tanggung jawab perseorangan

Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran cooperative learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.

c. Tatap muka

(24)

d. Komunikasi antar anggota

Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan keterampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Tidak semua siswa mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara. Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.

e. Evaluasi proses kelompok

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Evaluasi ini tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok, melainkan bisa diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam kegiatan pembelajaran cooperative learning.

3. Langkah-Langkah dalam Pembelajaran Cooperative Learning

Menurut Slavin dan Stahl (Solihatin dan Raharjo, 2007:10-12), langkah-langkah dalam pembelajaran cooperative learning dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Langkah pertama adalah merancang rencana pembelajaran. Pada langkah ini perlu ditetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran, sikap dan keterampilan sosial yang diharapkan dan diperlihatkan oleh siswa selama berlangsungnya pembelajaran. Dalam perancangan proses pembelajaran, materi dan tugas-tugas perlu distruktur sedemikian rupa sehingga mencerminkan sistem kerja dalam kelompok-kelompok kecil. Artinya bahwa materi dan tugas-tugas itu adalah untuk dibelajarkan dan dikerjakan secara bersama dalam dimensi kerja kelompok. Agar kegiatan belajar bersama dalam kelompok dapat berjalan dengan baik dan efektif, maka perlu dijelaskan tujuan dan sikap serta keterampilan sosial yang ingin dicapai dan diperlihatkan oleh siswa selama pembelajaran. Hal ini perlu, karena dengan demikian siswa tahu dan memahami apa yang harus dilakukannya selama proses belajar mengajar berlangsung. b. Langkah kedua adalah merancang lembar observasi yang akan

(25)

kelompok kecil, guru mulai memonitoring dan mengobservasi kegiatan belajar siswa berdasarkan lembar observasi yang telah dirancang sebelumnya.

c. Langkah ketiga adalah observasi kegiatan belajar siswa. Selama melakukan observasi, guru berusaha untuk mengarahkan dan membimbing siswa, baik secara individual maupun kelompok, baik dalam memahami materi, sikap, dan perilaku siswa selama kegiatan belajar berlangsung. Pemberian pujian dan kritik yang membangun merupakan aspek penting yang diperlukan dalam tahap ini.

d. Langkah keempat adalah presentasi hasil kerja kelompok. Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Pada saat diskusi kelas ini, guru bertindak sebagai moderator. Hal ini dimaksudkan untuk mengarahkan dan mengoreksi pengertian dan pemahaman siswa terhadap materi atau hasil kerja yang telah dipresentasikannya. Setelah kegiatan presentasi berakhir, guru mengajak siswa untuk membuat refleksi diri terhadap proses pembelajaran dengan tujuan untuk melihat dan sekaligus memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada atau pun sikap atau perilaku menyimpang yang dilakukan selama proses pembelajaran.

B. Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw

Model pembelajaran cooperative learning tipe Jigsaw dikembangkan dan diuji oleh Elliot Aronson, et.al (Anita Lie, 2002:69). Menggunakan Jigsaw, siswa-siswa ditempatkan ke dalam tim-tim belajar heterogen

beranggotakan lima sampai enam orang. Berbagai materi akademis disajikan kepada siswa dalam bentuk teks, dan setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari satu porsi materinya. Sebagai contoh, bila materi tekstualnya adalah tentang cooperative learning, seorang siswa di tim akan bertanggung jawab untuk mempelajari STAD, seorang untuk Jigsaw, seorang untuk Group Investigation dan satu atau dua orang lainnya akan menjadi ahli (expert) untuk

(26)

expert group atau kelompok ahli) bertemu untuk belajar dan saling membantu

dalam mempelajari topik tersebut. Setelah itu siswa kembali ke tim asalnya dan mengajarkan sesuatu yang telah mereka pelajari dalam expert group kepada anggota-anggota lain di timnya masing-masing. Setelah pertemuan dan diskusi tim asal, siswa mengerjakan kuis secara individual tentang berbagai materi belajar.

Pada model Cooperative Learning tipe Jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang yang berbeda. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.

C. Pemahaman

Pemahaman merupakan terjemahan dari comprehension. Menurut Purwadinata (Emiliani, 2000:7), paham artinya “mengerti benar”, sehingga

(27)

akal dan pola rasa. Jika setiap pembelajaran dimulai dan didasari oleh suatu pemahaman terlebih dahulu maka akan lebih berharga dan bermaknalah suatu pembelajaran tersebut.

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah kemampuan mengenal, menjelaskan, dan menarik kesimpulan dari suatu situasi atau suatu tindakan. Tingkat pemahaman dapat diukur dengan cara membandingkan hasil pre-test dengan post-test. Apabila hasil post-test lebih baik dari pada hasil pre-test, maka dapat dikatakan pemahaman siswa meningkat.

D. Mata Pelajaran Ekonomi

Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Istilah ekonomi sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu oikos yang artinya keluarga atau rumah tangga, dan nomos artinya peraturan atau hukum, jadi secara garis besar ekonomi diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga. Dijabarkan juga dalam Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi) bahwa ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran.

(28)

Sedangkan menurut (tedjo21.files.wordpress.com/2009/09/68-ekonomi-sma.pdf), ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan/atau distribusi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan.

Mata pelajaran ekonomi berfungsi untuk melatih kepribadian siswa dalam memenuhi kebutuhan siswa sebagai pelajar, dan sekaligus mampu belajar untuk dapat menerapkan beberapa teori ekonomi dalam kehidupan nyata. Mata pelajaran ekonomi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut (tedjo21.files.wordpress.com/2009/09/68-ekonomi-sma.pdf):

1. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara.

2. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi.

3. Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggung jawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara. 4. Membuat keputusan yang bertanggung jawab mengenai nilai-nilai sosial

ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional.

(29)

aspek-aspek perekonomian, ketergantungan, spesialisasi dan pembagian kerja, perkoperasian, kewirausahaan, manajemen, dan akuntansi.

E. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 1. Pengertian PTK

Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action Research (CAR), yaitu suatu action research yang dilakukan di

kelas. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:3), ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut yaitu:

1. Penelitian

Penelitian ini berhubungan dengan suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara atau aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan

Tindakan berhubungan dengan suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

3. Kelas

Pengertian ruang kelas tidak terikat hanya pada ruang kelas, tetapi mengandung pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

(30)

(1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan suatu bentuk penelitian yang mengarah kepada tindakan-tindakan secara terstruktur terhadap sekelompok siswa pada waktu yang sama dalam rangka peningkatan kualitas proses pembelajaran.

2. Manfaat PTK

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari PTK (Susilo, 2007:17), antara lain:

a. Inovasi pembelajaran

Dalam inovasi pembelajaran, guru perlu selalu mencoba untuk mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan gaya mengajarnya agar mampu melahirkan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelasnya. Dalam konteks ini, guru selalu berhadapan dengan siswa yang berbeda dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu, jika guru melakukan PTK dari kelasnya sendiri dan berangkat dari persoalannya tersebut, maka secara tidak langsung telah terlibat dalam proses inovasi pembelajaran.

b. Pengembangan kurikulum di sekolah dan di kelas

Untuk kepentingan pengembangan kurikulum pada tingkat kelas, PTK akan sangat bermanfaat sebagai salah satu sumber masukan. PTK dapat membantu guru untuk lebih dapat memahami hakikat secara empirik dan bukan sekedar pemahaman secara teoritik.

c. Peningkatan profesionalisme guru

(31)

3. Tahap-Tahap Pelaksanaan PTK

Dalam tahap PTK dilakukan kegiatan-kegiatan yang membentuk siklus. Tiap-tiap siklus terdiri dari empat langkah sebagai berikut (Arikunto, 2008:17-20):

a. Perencanaan tindakan (Planning)

Dalam tahap ini, peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan akan dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses yang dijalankan.

b. Pelaksanaan tindakan (Acting)

Tahap ini merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan. c. Observasi tindakan (Observing)

Yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Dalam tahap ini, peneliti mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya. d. Refleksi terhadap tindakan (Reflecting)

Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Dalam tahap ini, peneliti berusaha untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasa memuaskan karena sesuai dengan rancangan dan secara cermat mengenali hal-hal yang masih perlu diperbaiki.

Gambar 2.1

(32)

F. Kerangka Berpikir

Rendahnya pemahaman siswa dalam kegiatan pembelajaran Ekonomi disebabkan karena kebiasaan belajar bersama dalam kelompok (diskusi kelompok) belum terbentuk. Terbukti masih banyak dijumpai dalam kelas terdapat beberapa siswa yang bersikap acuh tak acuh, tidur-tiduran, bermain handphone, ataupun asyik membicarakan hal-hal lain dengan teman di luar

materi pelajaran pada saat guru menjelaskan. Hal tersebut dapat terjadi karena guru belum menggunakan model pembelajaran yang menyenangkan karena selama ini guru hanya memakai metode ceramah dan latihan soal saja.

Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan tipe yang paling sederhana dari tipe-tipe pembelajaran kooperatif lainnya. Dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw diharapkan sebagai upaya dalam peningkatan pemahaman siswa. Karena dalam pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw siswa diajak untuk belajar dalam kelompok-kelompok yang memungkinkan mereka untuk dapat saling berdiskusi dan masing-masing kelompok bertanggung jawab untuk menguasai salah satu bagian materi belajar kemudian mengajarkan bagian itu kepada anggota-anggota lain dalam kelompoknya. Sehingga diharapkan nantinya akan dapat merangsang siswa untuk tertarik dan terlibat dalam proses pembelajaran dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan pemahaman siswa.

(33)

pemahaman mahasiswa terhadap materi yang sedang dipelajari. Rata-rata peningkatan nilai kelas adalah 4,29 atau 55%.”

G. Hipotesis

Berdasarkan penjelasan di atas, maka diturunkan hipotesis berikut: Penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw dapat meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Ekonomi materi Uang dan Perbankan.

(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah tindakan kelas. Tindakan kelas adalah penelitian yang bersifat mandiri yang dilakukan dalam lingkungan sekolah. Penelitian ini merupakan salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw untuk meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Ekonomi materi memahami uang dan perbankan.

B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA N 2 NGAGLIK SLEMAN.

2. Objek penelitian

(35)

C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di SMA N 2 NGAGLIK SLEMAN. 2. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2011.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini terdiri dari dua siklus yang akan dijabarkan sebagai berikut:

1. Kegiatan prapenelitian a. Observasi pada guru

Observasi terhadap guru meliputi kegiatan prapembelajaran (melakukan apersepsi dan menyampaikan kompetensi yang akan dicapai), kegiatan inti (penguasaan materi pelajaran, pemanfaatan media/sumber belajar), pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa, penilaian proses dan hasil belajar, penggunaan bahasa, dan kegiatan penutup (melakukan refleksi, rangkuman, dan tindak lanjut setelah pembelajaran).

b. Observasi pada siswa

(36)

prapembelajaran (siswa siap mengikuti proses pembelajaran), kegiatan inti (siswa memperhatikan penjelasan guru, siswa menanggapi pembahasan pembelajaran, siswa mencatat hal-hal penting), kegiatan penutup (siswa mengerjakan tugas dengan baik, secara pribadi maupun dalam kelompok).

c. Observasi pada kelas

Pengamatan ini sangat bermanfaat karena dapat mengungkapkan praktik-praktik pembelajaran yang menarik di kelas. Di samping itu, observasi demikian dapat menunjukkan strategi yang digunakan guru dalam menangani kendala dan hambatan pembelajaran yang terjadi di kelas. Observasi anekdotal kelas meliputi deskripsi tentang lingkungan fisik kelas, tata letaknya, dan suasana pembelajaran dalam kelas (kerja sama dan hubungan antar siswa).

2. Siklus pertama

Kegiatan yang dilakukan dalam siklus pertama meliputi: a. Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana tindakan yang berupa penyiapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang meliputi:

(37)

2) Peneliti membuat RPP yang dapat digunakan guru sebagai pedoman untuk melaksanakan proses pembelajaran. Di dalam RPP tertuang bagaimana langkah-langkah proses pembelajaran menggunakan model Jigsaw.

3) Peneliti menyiapkan instrumen pengumpulan data yang meliputi: a) Lembar observasi guru dalam proses belajar mengajar.

Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui bagaimana kegiatan guru selama proses pembelajaran siklus pertama dengan menggunakan model Jigsaw.

b) Lembar observasi kegiatan siswa di kelas.

Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui keadaan siswa di kelas selama proses pembelajaran siklus pertama berlangsung.

c) Lembar observasi kelas.

Lembar ini digunakan untuk mencatat keadaan kelas selama proses pembelajaran siklus pertama berlangsung.

d) Instrumen refleksi.

(38)

b. Tindakan

Tahap ini merupakan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sesuai dengan rencana tindakan yang telah dibuat pada tahap perencanaan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Guru melakukan pre-test untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap mata pelajaran Ekonomi materi uang dan perbankan.

2) Setelah pre-test selesai, maka diterapkan model Jigsaw.

(39)

Gambar 3.1 membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain untuk mempelajari topik tersebut. Setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian kembali pada kelompok asal dan mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada saat pertemuan di kelompok ahli.

(40)

c. Observasi

Tahap ini dilakukan bersamaan dengan tindakan yang sedang berlangsung, dan dilakukan oleh pengamat. Ketika guru menerapkan model Jigsaw dalam pembelajaran, maka peneliti akan melakukan pengamatan atas apa yang terjadi dan menuangkannya dalam catatan anekdotal. Hal-hal yang diamati adalah bagaimana proses pembelajaran itu berlangsung dan bagaimana kondisi kelas. Untuk tingkat pemahaman siswa dapat dilihat dari pekerjaan siswa. Selain melalui pengamatan secara langsung, kegiatan pembelajaran juga direkam dengan menggunakan video recorder.

d. Refleksi

Pada tahap ini dilaksanakan analisis, pemaknaan, dan penyimpulan hasil observasi terhadap kualitas proses dan hasil pembelajaran. Ada dua macam refleksi yang dilakukan yaitu:

1) Refleksi segera setelah suatu pertemuan berakhir yang digunakan untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran dan pemecahannya untuk perbaikan dalam pertemuan berikutnya (penyesuaian rencana pembelajaran atau instrumen yang perlu disempurnakan).

(41)

3. Siklus kedua

Tahap-tahap dan kegiatan-kegiatan pada siklus kedua pada dasarnya sama dengan siklus pertama, hanya tindakannya yang berbeda. Tindakan pada siklus kedua ini ditentukan berdasarkan hasil refleksi siklus pertama.

E. Instrumen Penelitian

Beberapa instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: 1. Tahap perencanaan

a. RPP

RPP dapat digunakan oleh guru sebagai pedoman untuk melaksanakan proses pembelajaran. Di dalam RPP tertuang bagaimana langkah-langkah proses pembelajaran menggunakan model Jigsaw (Lampiran 9 hal.79).

b. Lembar observasi guru

Lembar observasi guru ini digunakan untuk mengetahui bagaimana kegiatan guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe Jigsaw (Lampiran 1 hal. 69).

c. Lembar observasi siswa

Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui keadaan siswa di kelas selama proses pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe Jigsaw (Lampiran 2 hal. 70).

(42)

Lembar observasi kelas ini digunakan untuk mencatat keadaan kelas selama proses pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe Jigsaw (Lampiran 3 hal. 71).

2. Tahap tindakan

Instrumen penelitian pada tahap ini antara lain: a. Soal pre-test (Lampiran 10 hal.97).

b. Soal post-test (Lampiran 11 hal.100). 3. Tahap observasi

Pada tahap ini, instrumen yang digunakan yaitu: a. Instrumen untuk mengobservasi guru

Instrumen ini akan menilai bagaimana kegiatan guru di dalam kelas selama proses pembelajaran menggunakan model Jigsaw berlangsung (Lampiran 4 hal. 72).

b. Instrumen untuk mengobservasi kelas

Instrumen ini akan menilai bagaimana situasi dan kondisi kelas selama proses pembelajaran berlangsung (Lampiran 5 hal. 74).

c. Instrumen untuk mengobservasi perilaku siswa

Instrumen ini akan menilai bagaimana tindakan atau aktifitas siswa selama proses pembelajaran dengan metode Jigsaw berlangsung. (Lampiran 6 hal. 76)

(43)

Instrumen yang diperlukan pada tahap ini adalah instrumen refleksi pada akhir pembelajaran siklus pertama dan kedua (Lampiran 7 hal. 77 dan lampiran 8 hal. 78).

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui: a. Observasi

Menurut Margono dalam Zuriah (2005:173), observasi adalah pencatatan dan pengamatan secara sistematis mengenai objek yang diamati. Observasi dilakukan sendiri oleh peneliti untuk mengetahui secara langsung kondisi kelas dan proses belajar mengajar pada saat proses belajar mengajar sedang berlangsung. Observasi dilakukan terhadap guru maupun siswa. b. Wawancara

Menurut Black dan Champion dalam Zuriah (2005:179), wawancara adalah teknik penelitian yang dilakukan dalam bentuk komunikasi verbal antara peneliti dan responden. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data mengenai pendapat siswa dan pendapat guru tentang penerapan model Jigsaw. Wawancara ini dilakukan dalam situasi yang tidak formal.

c. Dokumentasi

(44)

diperlukan seperti data siswa dan hasil belajar siswa. Selain dokumentasi dalam bentuk seperti di atas, kegiatan pembelajaran juga didokumentasikan dalam video recorder.

G. Analisis Data

Analisis data dilakukan secara deskriptif dan komparatif. Hal ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.

a. Analisis deskriptif

Data yang diperoleh dari observasi dan pengamatan akan diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan dipaparkan secara deskripsinya.

b. Analisis komparatif

1. Pengujian prasyarat analisis

Sebelum dilakukan uji mean, digunakan uji normalitas data. Uji normalitas data digunakan untuk menguji normal tidaknya data hasil pengukuran. Apabila data yang terjaring berdistribusi normal, maka analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Untuk mengetahui hal tersebut, maka akan digunakan rumus Kolmogorov-Smirnov (Algifari, 2003:296):

D = Maks │Fe– Fo│ Keterangan:

D = Deviasi absolut yang tertinggi Fe = Frekuensi harapan

(45)

2. Pengujian hipotesis penelitian a. Rumusan hipotesis penelitian

Ho = tidak terdapat perbedaan pemahaman siswa sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran Jigsaw.

Ha = terdapat perbedaan pemahaman siswa sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran Jigsaw.

b. Pengujian hipotesis penelitian

Untuk menguji hipotesis, digunakan uji beda t-paired test. Uji ini digunakan untuk melihat ada tidaknya perbedaan sebelum dan setelah diterapkannya metode pembelajaran Jigsaw. Rumus untuk menguji hal tersebut (Sugiyono, 2008:122):

Keterangan:

= Rata-rata sampel 1 = Rata-rata sampel 2

s1 = Simpangan baku sampel 1 s2 = Simpangan baku sampel 2

= Varians sampel 1 = Varians sampel 2

r = Korelasi antara dua sampel

(46)

29 BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Singkat dan Gambaran Umum SMA N 2 Ngaglik

Surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tanggal 9 November 1983, nomor 0473/C/1983, dengan surat peersetujuan MenPAN nomor B.748/1/MENPAN/9/1983, merupakan bukti otentik lahir dan berdirinya SMA Negeri 2 Ngaglik, yang dikala itu bernama SMA Negeri Ngaglik. Dengan berbagai pertimbangan, maka tanggal 31 Juli 1983 dianggap sebagai hari atau tanggal kelahiran SMA Negeri 2 Ngaglik.

Tahun 1983, di awal berdiri, SMA Negeri 2 Ngaglik bernaung pada SMA Negeri 1 Ngaglik yang pada saat itu bernama SMA Negeri Donoharjo, di bawah pimpinan Bapak Soewarno, BA. Karena tidak tersedianya ruangan, SMA Negeri 2 Ngaglik ditempatkan di sebuah barak penampungan korban Gunung Merapi di dusun Balong Donoharjo, jarak sekolah induk dengan sekolah ampuan cukup jauh, yakni kurang lebih 1 kilometer. Tempat tersebut kondisinya tidak layak untuk dihuni, apalagi untuk berlangsungnya proses belajar mengajar. Pendek kata sangat memprihatinkan.

(47)

Drs. Sugiyana. Sedangkan karyawan hanya ada seorang petugas sekolah yang berstatus honorer, yaitu Bapak Ngadi yang mempunyai tugas multi, sebagai penjaga sepeda, tukang kebun, dan pesuruh.

Keadaan ini bertahan selama satu semester Tahun Ajaran 1983/1984. Baru pada semester kedua, masih berstatus pinjam, karena kebutuhan sudah dipandang sangat mendesak, SMA Negeri 2 Ngaglik pindah tempat ke Sukoharjo, Ngaglik, Sleman yang notabene memang tempat peruntukannya. Dikarenakan saat itu pembangunannya belum selesai sehingga masih belum diserahterimakan. Tempat ini berlokasi di Jl. Besi – Jangkang, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta atau kira-kira berjarak 2,5 kilometer arah timur Jl. Kaliurang Km 12 Besi.

(48)

kepada Pimpinan Proyek Peningkatan SMA DIY guna pembangunan SMA Negeri 2 Ngaglik.

B. Organisasi SMA Negeri 2 Ngaglik

Sekolah sebagai lembaga formal mempunyai struktur organisasi sebagai acuan untuk masing-masing elemen bekerja sesuai dengan perannya dalam rangka memperlancar jalannya pendidikan. Struktur organisasi SMA N 2 Ngaglik terdiri atas:

1. Kepala Sekolah

Kepala Sekolah bertanggung jawab atas segala kegiatan yang diadakan di sekolah. Kepala sekolah bertugas sebagai administrator yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kurikulum, ketatausahaan, administrasi personalia dan pelaksanaan instruksi dari atasan. Selain itu kepala sekolah juga bertugas sebagai supervisor yang memberikan pengawasan dan bimbingan kepada guru, karyawan dan siswa agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan bertanggung jawab. Untuk lebih detailnya, tugas-tugas kepala sekolah adalah sebagai berikut:

(49)

6) Mengadakan evaluasi kegiatan 7) Menentukan kebijaksanaan 8) Mengadakan rapat

9) Mengambil keputusan 10) Mengatur proses KBM

11) Mengatur administrasi kantor, siswa, pegawai, perlengkapan dan dunia usaha

12) Mengatur OSIS

13) Mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat dan dunia usaha b. Selaku administrator bertugas untuk membuat dan melaksanakan:

1) Perencanaan 2) Pengorganisasian 3) Pengarahan 4) Pengkoordinasian 5) Pengawasan 6) Kurikulum 7) Kesiswaan 8) Kantor

c. Sebagai supervisor bertugas: 1) Kegiatan KBM

2) Kegiatan BP/BK

(50)

5) Kegiatan dengan masyarakat dan dunia usaha 6) Menyelenggarakan supervisor pada ketatausahaan 2. Wakil Kepala Sekolah

Kepala sekolah di SMA N 2 Ngaglik dibantu oleh 4 wakil kepala sekolah yaitu, Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum, Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan, Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana dan Prasarana dan Wakil Kepala Sekolah Urusan Hubungan Masyarakat. Adapun tugasnya masing-masing adalah sebagai berikut:

a. Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum 1) Menyusun program pelajaran

2) Menyusun pembagian tugas guru 3) Menyusun jadwal pelajaran

4) Menyusun jadwal evaluasi pelajaran 5) Menyusun pelaksanaan ujian akhir 6) Menyusun kriteria kenaikan kelas

7) Menerapkan jadwal penerimaan buku laporan pendidikan dan penerimaan surat tanda kelulusan

8) Menyusun laporan pelaksanaan pelajaran 9) Menyusun buku kemajuan kelas

10) Mengkoordinasikan dan mengarahkan penyusunan satuan pelajaran

(51)

1) Memberikan bimbingan dan pengarahan kepada para siswa dalam rangka menegakkan tata tertib siswa

2) Melaksanakan pembinaan, pengarahan dan pengendalian kegiatan siswa

3) Meningkatkan kemajuan para siswa dan sekolah

4) Melaksanakan pemilihan siswa untuk mewakili sekolah dalam kegiatan luar sekolah

5) Melaksanakan calon siswa teladan 6) Mengatur mutasi siswa

7) Menyusun laporan kegiatan siswa secara berkala

8) Membina dan melaksanakan koordinasi keaamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kerindangan, dan kekeluargaan (6K)

9) Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta komite sekolah 10) Pertemuan dengan orang tua

11) Program kerjasama dengan instansi lain 12) Pengabdian masyarakat

c. Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana dan Prasarana

1) Menyusun rencana kebutuhan, mengadakan dan memelihara sarana dan prasarana sekolah

2) Mengadministrasi dan mengkoordinasi pendayagunaan sarana dan prasarana

(52)

4) Penyusunan RAPBS

5) Merencanakan dan melaksanakan penerimaan uang sekolah 6) Bertindak sebagai sebagai bendahara

7) Mengerjakan buku kas umum secara tertulis

8) Membina ketertiban siswa terutama dalam pembayaran SPP dan iuran lain

d. Wakil Kepala Sekolah Urusan Humas 1) Membantu tugas-tugas Kepala Sekolah 2) Mengkoordinir guru kelas dan guru piket

3) Membantu kelancaran menyusun jadwal pelaksaan kegiatan sekolah

4) Mewakili kepala sekolah bila Kepala Sekolah berhalangan 5) Membina kehidupan keagamaan di sekolah

6) Membantu kelancaran penyusunan jadwal pelaksanaan kegiatan sekolah

7) Mengadakan peringatan hari besar agama dan hari besar nasional 8) Mengadakan kerjasama dengan komite sekolah

9) Menerima tamu umum dan mencukupi keperluannya 10) Membantu menertibkan daftar hadir guru

11) Menyiapkan dan memeriksa daftar hadir guru dan karyawan 3. Guru-guru Bidang Studi

(53)

diampu. Guru-guru bidang studi diatur oleh Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum.

4. Wali Kelas

Wali kelas berkewajiban untuk membantu kepala sekolah dalam pengelolaan kelas dan penyelenggaraan administrasi kelas. Diantara tugas-tugasnya yaitu terhadap hal-hal yang berkenaan dengan:

a. Daftar nilai siswa b. Observasi

(54)

37 BAB V

HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini telah dilaksanaakan di SMA Negeri 2 Ngaglik pada tanggal 10 Mei 2011. Sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti telah melakukan observasi yang dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2011. Kegiatan observasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi awal kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 2 Ngaglik. Setelah kegiatan observasi, PTK dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2011 pada jam ke 7-8. Tahap-tahap pelaksanaan PTK dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Observasi pra penelitian

Kegiatan observasi dilaksanakan pada hari Selasa, 3 Mei 2011 pada saat jam pelajaran ke 7-8. Guru mitra dalam penelitian ini adalah Ibu Dra. Sunarti. Ibu Dra. Sunarti adalah guru bidang studi ekonomi SMA Negeri 2 Ngaglik. Jumlah siswa kelas X2 tahun ajaran 2010/2011 sebanyak 36 siswa. Mereka memiliki karakteristik asal daerah, suku, ras, jenis kelamin, dan tingkat kecerdasan yang berbeda. Dalam observasi ini, ada tiga hal yang diobservasi peneliti yaitu guru, siswa, dan kelas. Berikut dapat diuraikan hasil-hasil observasi:

(55)

Kegiatan guru selama proses pembelajaran tampak dalam catatan anekdotal hasil observasi kegiatan guru (lampiran 1a, hal. 103). Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru mengucapkan salam, memeriksa kesiapan siswa, dan guru mengulas kembali materi sebelumnya dan mengkaitkannya dengan materi yang akan disampaikan pada hari itu. Materi yang dibahas pada pembelajaran saat itu adalah Uang dan Perbankan. Apersepsi dilakukan guru dengan cara tanya jawab dengan siswa. Tujuan apersepsi oleh guru adalah mengingatkan kembali pelajaran yang telah lalu dan memfokuskan perhatian siswa untuk memasuki materi yang akan dipelajari.

(56)

Kegiatan pembelajaran di kelas tampak monoton. Dampaknya siswa kurang termotivasi untuk mendengarkan pelajaran. Sebagian besar siswa tampak asik saling bicara dengan temannya. Meskipun para siswa merasa bosan dan jenuh, guru terus berusaha untuk membuat kondisi kelas menjadi kondusif. Cara yang ditempuh guru adalah memberikan selingan cerita yang berhubungan dengan pelajaran dan menunjukkan contoh nyata uang yang beredar di Indonesia. Dengan cara itu, siswa mulai memperhatikan kembali materi pelajaran. Namun saat pembelajaran diteruskan kembali oleh guru, beberapa siswa kembali merasa bosan dan jenuh.

Berikut ini disajikan rangkuman awal observasi terhadap perilaku atau aktivitas guru selama proses belajar mengajar berlangsung.

Tabel 5.1

Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru

NO. ASPEK YANG DIAMATI SKOR

Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatannya

KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Penguasaan materi pelajaran

Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

Menyampaikan materi sesuai dengan hirarki belajar

Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan

(57)

B. tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa Melaksanakan pembelajaran secara runtut

Menggunakan media secara efektif dan efisien

Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Pembelajaran yang memicu dan

memelihara keterlibatan siswa

Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

Merespon positif partisipasi aktif siswa Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa

Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa

Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif Penilaian proses dan hasil belajar

(58)

1.

Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi

Penggunaan bahasa

Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar

Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar

Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

Memberikan arahan kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi

Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai pengayaan

b. Observasi siswa (observing student)

(59)

guru mulai menjelaskan materi pelajaran. Selama pembelajaran, siswa cenderung pasif dan bosan. Saat guru memberi pertanyaan kepada siswa, hanya beberapa siswa yang duduk di depan saja yang berkemauan menjawab pertanyaan. Siswa-siswa yang duduk di belakang bahkan ada yang mengantuk dan tertidur. Berdasarkan kondisi demikian, peneliti dapat menyimpulkan bahwa sebagian besar siswa tidak berminat mengikuti pembelajaran. Hal ini disebabkan model pembelajaran yang digunakan guru tidak menuntut siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran di kelas. Berikut ini disajikan rangkuman awal observasi terhadap perilaku atau aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.

Tabel 5.2

Hasil Observasi terhadap Aktivitas Siswa

No. Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan 1. Siswa siap mengikuti

proses pembelajaran 4. Siswa mencatat hal-hal

penting

(60)

c. Observasi kelas (observing classroom)

Secara umum kondisi fisik ruangan kelas X2 cukup kondusif untuk proses belajar mengajar. Dalam hal fasilitas, secara umum relatif lengkap. Fasilitas yang terdapat di dalam kelas yaitu whiteboard, papan pengumuman dan absensi, kalender, jam dinding,

meja dan kursi guru, meja dan kursi siswa, kipas angin, dan lampu. Ruangan kelas juga memiliki ventilasi udara dan jendela yang cukup sehingga sirkulasi udara relatif lancar. Meskipun lokasi sekolah tidak jauh dari jalan raya, kendaraan yang melintas juga tidak terlalu terdengar di lingkungan sekolah (lampiran 3a, hal. 107).

Pada saat pembelajaran berlangsung, siswa terlihat belum siap mengikuti pembelajaran, selain itu guru kurang tegas dalam memperingatkan siswa yang ribut. Hal ini mengakibatkan suasana kelas kurang kondusif untuk belajar. Ketidaksiapan siswa mengikuti pembelajaran juga mengakibatkan siswa membuat kegaduhan dengan cara mengganggu teman lain yang sedang berkonsentrasi dalam mengikuti pembelajaran. Dalam mengajar di kelas, guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Metode yang demikian sangat kurang menarik bagi siswa. Dari rangkaian keadaan kelas tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.3

Kondisi Kelas Selama Proses Pembelajaran

No. Deskriptor Ya Tidak Kondisi 1. Fasilitas di dalam kelas

mendukung proses pembelajaran

(61)

2. Suasana kelas cukup

5. Ada kegiatan menarik

dalam belajar √

Terasa monoton 6. Siswa bertanya kepada

guru jika mengalami kesulitan

√ Hanya beberapa siswa saja 7. Guru membantu siswa jika

mengalami kesulitan √

Menjawab pertanyaan yang diajukan siswa

(62)

monoton akan mengakibatkan siswa mencari kesibukan sendiri, seperti mengobrol dengan teman sebelahnya, bermain handphone, membaca buku selain buku pelajaran, dan sebagainya. Dampaknya adalah tujuan pembelajaran kurang tercapai. Secara keseluruhan, peran guru sangat dominan dalam pembelajaran. Padahal seharusnya siswa lebih berperan aktif dalam pembelajaran di kelas baik itu dalam diskusi, tanya jawab, dan berpendapat dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

(63)

pemahaman materi yang sedang diajarkan kepada siswa kurang, dan hasil pembelajaran kurang memuaskan. Jika dilihat dari berbagai permasalahan yang muncul di atas, alternatif pemecahan permasalahan yang dapat diambil adalah perlunya menciptakan pembelajaran yang bervariasi agar siswa termotivasi, dapat menggali pemahaman siswa, melatih keberanian siswa dalam berpendapat baik dengan guru maupun antar siswa. Oleh sebab itu, diharapkan mampu menerapkan metode pembelajaran yang tepat dan bervariasi. Model pembelajaran sangat beragam jenisnya, dimana masing-masing memiliki karakteristik sendiri dan memiliki kelebihan serta kekurangan.

Peneliti dan guru bekerja sama untuk menerapkan suatu model pembelajaran yang berbeda dari yang biasa dilakukan guru. Dalam penelitian ini, guru dan peneliti akan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Guru dalam penelitian ini bertindak sebagai fasilitator pada saat pembelajaran berlangsung. Harapannya, siswa yang berperan aktif dan sekaligus dapat bekerjasama dengan sesama anggota kelompok saat pembelajaran. Selanjutnya, siswa diharapkan mampu menunjukkan kemampuannya baik individu maupun kelompok selama pembelajaran dilakukan.

Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam penelitian ini, siswa diharapkan lebih termotivasi saat

(64)

pendapat saat diskusi dan sebagainya. Tugas guru dalam penelitian ini adalah sebagai pengawas dan pendamping siswal, terutama saat siswa mengalami kesulitan. Dengan demikian, penerapan metode ini diharapkan mampu merubah susana kelas, dari yang semula kurang kondusif dan kurang antusias menjadi suasana kelas yang lebih hidup, kondusif, dan para siswa termotivasi untuk mengikuti pelajaran.

2. Pelaksanaan penelitian

Siklus pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 10 Mei 2011 pada jam pelajaran ketujuh sampai kedelapan. Materi yang dipelajari pada siklus pertama ini adalah memahami uang dan perbankan. Guru mitra yang mengajar dalam penelitian ini adalah Ibu Dra. Sunarti, selaku guru bidang studi Ekonomi kelas X. Jumlah siswa kelas X2 pada tahun ajaran 2010-2011 adalah 36 siswa. Seluruh siswa hadir pada siklus pertama ini. Berikut ini diuraikan penerapan model kooperatif tipe Jigsaw pada siklus pertama.

a. Perencanaan

Pada tahap ini, peneliti menyusun perencanaan dan persiapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Berikut ini disajikan langkah-langkah perencanaan yang diterapkan pada siklus I.

(65)

Siswa dibagi menjadi tiga klasifikasi yaitu siswa dengan prestasi atau akademik tinggi, siswa dengan prestasi sedang, dan siswa dengan prestasi rendah. Dalam pembagian kelompok tersebut terbentuk enam kelompok dimana pada tiap-tiap kelompok beranggotakan siswa dengan kemampuan akademik yang beragam.

2) Peneliti bersama guru mempersiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan. Perangkat pembelajaran mencakup: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, meja kelompok, dan hadiah. Berikut ini disajikan uraian masing-masing perangkat pembelajaran.

a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, metode dan media pembelajaran, materi ajar, dan evaluasi. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini nantinya akan menjadi pedoman bagi guru untuk melaksanakan langkah-langkah pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tersebut dapat dilihat dalam lampiran 9a hal. 122.

b) Materi pembelajaran

(66)

tentang sejarah uang, pengertian uang, syarat-syarat uang, fungsi uang, jenis-jenis uang, nilai uang, dan permintaan dan penawaran uang (lampiran 15 hal. 149).

c) Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa berisi soal-soal latihan berupa pre-test dan post-test yang berguna untuk membandingkan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah dilaksanakannya siklus 1. Dapat dilihat pada lampiran 10a hal. 140 dan lampiran 11a hal. 143.

d) Meja kelompok

Jumlah meja kelompok ada enam buah. Jumlah meja kelompok disesuaikan dengan jumlah kelompok.

e) Papan nama kelompok

Papan nama kelompok diletakkan di atas meja kelompok yang digunakan sebagai identitas dari tiap-tiap kelompok. f) Hadiah

Hadiah diberikan kepada kelompok yang dapat mempresentasikan hasil diskusinya dengan baik. Hadiah yang diberikan berupa buku.

3) Peneliti menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data. Instrumen pengumpulan data yang terdiri dari:

(67)

Lembar observasi kegiatan guru ini digunakan untuk mencatat seluruh kegiatan yang dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung (lampiran 1b, hal. 109). b) Lembar observasi kegiatan siswa

Lembar observasi kegiatan siswa ini digunakan untuk mencatat seluruh kegiatan yang dilakukan siswa pada saat mengikuti pembelajaran (lampiran 2b, hal. 111).

c) Lembar observasi kegiatan kelas

Lembar observasi kegiatan kelas ini digunakan untuk mencatat seluruh kegiatan yang terjadi di dalam kelas pada saat pembelajaran berlangsung (lampiran 3b, hal. 113). b. Tindakan

Pada tahap tindakan, peneliti menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sesuai dengan rencana tindakan. Langkah-langkah pada tahap ini sebagai berikut:

1) Presentasi kelas

(68)

2) Membagi siswa dalam kelompok

Pada tahap perencanaan, guru dan peneliti telah membagi kelompok yang heterogen. Saat pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, guru membacakan nama-nama anggota kelompok yang telah dibagi tersebut. Jumlah anggota kelompok terdiri dari 6 orang. Setelah guru membacakan nama-nama anggota kelompok, guru mempersilakan siswa menempati tempat yang telah disediakan berdasarkan kelompok yang telah dibagi oleh guru.

3) Diskusi kelompok ahli

Kelompok ahli mendiskusikan materi sesuai bagiannya dan menuliskan poin-poin penting hasil diskusi pada kertas manila. Setiap kelompok ahli dminta mempersiapkan presentasi di depan kelas pada waktu yang telah ditentukan.

4) Diskusi kelompok asal

Dalam diskusi kelompok asal ini masing-masing anggota kelompok saling memberikan informasi hasil diskusi dari kelompok ahli sesuai materi yang telah didiskusikan, kemudian kelompok mengerjakan soal diskusi kelompok asal.

5) Presentasi kelompok

(69)

menanggapi materi yang telah dipresentasikan oleh masing-masing kelompok.

6) Penghargaan kelompok

Setelah semua kelompok selesai melakukan presentasi, maka guru akan menilai kelompok yang terbaik dalam mempresentasikan hasil diskusinya. Kelompok yang terbaik mendapatkan hadiah berupa buku.

c. Observasi

Saat PTK berlangsung, peneliti mengamati tindakan yang dilakukan oleh guru, siswa, dan kondisi kelas saat penelitian. Berikut ini rangkuman pengamatan yang dilakukan oleh peneliti:

1) Pengamatan terhadap guru

Observasi dilaksanakan bersamaan dengan tindakan pada siklus pertama. Aktivitas guru selama proses pembelajaran pada siklus pertama disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 5.4

Aktivitas Guru Pada Siklus I

No. Deskriptor Ya Tidak

1. Guru menjelaskan pembelajaran kooperatif

tipe Jigsaw

2. Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi pokok bahasan yang bersifat umum menjadi pokok bahasan yang lebih sempit untuk membantu siswa

memahami materi dalam pembelajaran tipe

Jigsaw di kelas.

3. Guru memberikan materi yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar melalui presentasi kelas.

4. Guru ikut berperan dalam pembentukan

kelompok Jigsaw.

(70)

kepada siswa agar terlibat aktif dalam diskusi.

6. Guru memberikan pengarahan kepada

siswa, tentang prosedur dan aturan diskusi. √ 7. Guru memotivasi siswa agar ada kerja sama

antar individu di dalam kelompoknya. √ 8. Guru mengamati atau mengobservasi

proses pembelajaran dalam diskusi. √ 9. Guru berinteraksi dengan siswa, dan

melibatkan diri dalam kelompok serta menjawab pertanyaan yang diajukan siswa secara perorangan.

10. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah dan mencari sumber informasi secara mandiri.

11. Guru tidak berinteraksi dengan siswa, tidak menjelaskan cara kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan dan kerjasama di dalam kelompok.

12. Guru membiarkan siswa membuat kegaduhan di dalam kelas dan berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain sehingga suasana kelas menjadi tidak kondusif.

13. Guru hanya berinteraksi dan

memperhatikan kelompok tertentu saja yang mengalami kesulitan.

14. Guru dan siswa sama-sama asyik dengan pekerjaannya masing-masing sehingga suasana kelas menjadi kaku.

15. Guru meninggalkan kelas disaat siswa bekerja di dalam kelompok sehingga tidak ada pengawasan.

16. Guru tidak melakukan evaluasi hasil

pembelajaran. √

17. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar terlibat aktif dalam presentasi dan tanya jawab.

18. Guru memberikan penghargaan bagi

kelompok yang memiliki skor terbaik. √ 19. Guru melakukan evaluasi terhadap

peningkatan hasil belajar melalui pre-ftest

dan post-test.

(71)

kooperatif tipe Jigsaw dengan baik. Dalam siklus pertama ini, tampak bahwa pada awalnya guru memberikan materi yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar melalui presentasi di depan kelas dengan cara mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi pokok bahasan yang lebih sempit untuk membantu siswa mamahami materi dalam pembelajaran tipe Jigsaw di kelas. Di samping itu, guru menjelaskan pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw dengan tujuan untuk memberikan gambaran kepada siswa tentang model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini. Setelah kegiatan awal dilaksanakan, guru memberikan dorongan motivasi kepada siswa agar terlibat aktif dalam diskusi kelompok maupun saat presentasi kelompok. Setelah selesai presentasi kelompok, guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang melakukan presentasi dengan baik. Pada akhir pembelajaran, guru melakukan evaluasi terhadap peningkatan hasil belajar melalui pre-test dan post-test dan memberikan lembar refleksi untuk mengetahui kesan-kesan siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang baru saja dilaksanakan (lampiran 4a, hal. 115).

2) Pengamatan terhadap siswa

Gambar

Gambar 3.1 Ilustrasi Kelompok Jigsaw .........................................................
Gambar 2.1 Model PTK (Arikunto S, 2006:16)
Ilustrasi Kelompok Gambar 3.1 Jigsaw
Tabel 5.1 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru
+7

Referensi

Dokumen terkait

Universitas

Perhitungan % Efisiensi Vit.E Yang Terikat Pada Matriks GIF % Efisiensi Vitamin E yang terperangkap pada matriks:. % Efisiensi Vit.E yang terperangkap pada

Nah Sabahat MQ/ Latar belakang seperti apa yang mendorong pemerintah kota mengeluarkan kebijakan tersebut?/ apakah pemerintah kota juga telah merancang sedemikian aturan

Sahabat MQ/ Pemerintah berencana menaikkan tarif dasar listrik (TDL) rata-rata 10%/ di bulan Juli 2010 nanti// Direktur Bisnis dan Manajemen Risiko PLN -

Profil Keterampilan Komunikasi Interpersonal Dan Implementasi Bagi Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Di SMK.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Prinsip Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau

Crop Management Strategies Some skilled and knowledgeable farmers should visit a large cardamom field (newly established and old plantations elsewhere) to observe plants

Dengan mengetahui analisa struktur helmet sepeda bahan polymeric foam diperkuat serat TKKS maka karakteristik mekanik helmet tersebut dapat