• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 BAHAN DAN METODE 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Bahan dan Alat 4.3 Definisi Operasional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "4 BAHAN DAN METODE 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Bahan dan Alat 4.3 Definisi Operasional"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

4.1 Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada 4 (empat) sekolah dasar (SD) yang terletak di sekitar hutan kawasan Gunung Salak Endah (GSE), Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat selama 3 bulan, mulai Februari – April 2010.

4.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan panduan wawancara, sedangkan alat yang digunakan adalah alat bantu berupa perekam suara, kamera, dan komputer.

4.3 Definisi Operasional

1. Persepsi guru tentang lingkungan diukur berdasarkan gambaran mental yang dimiliki oleh guru mengenai lingkungan.

2. Persepsi guru tentang penyelenggaraan PLH diukur berdasarkan motivasi guru dalam menerapkan/mengajar PLH di sekolah dan sikap guru terhadap PLH.

3. Motivasi guru dalam menerapkan/mengajar PLH di sekolah diukur

berdasarkan minat/kesenangan (interest/enjoyment) guru terhadap PLH, kompetensi yang dirasakan (perceived competence) dalam mengajar PLH, upaya/arti penting (effort/importance) PLH, beban/tekanan (pressure/tension) yang dirasakan dalam mengajar PLH, pilihan (perceived choice) yang dirasa dalam mengajar PLH, serta nilai/kegunaan (value/usefulness) PLH yang dirasakan guru.

4. Sikap guru terhadap PLH diukur melalui dua ukuran sikap, yaitu self-efficacy (efektivitas diri) dan outcome expectancy (luaran yang diharapkan).

5. Self-efficacy (efektivitas diri) guru dalam PLH adalah persepsi atau kepercayaan diri guru terhadap kemampuannya untuk mengajar PLH secara efektif.

(2)

26

6. Outcome expectancy (luaran yang diharapkan) guru terhadap PLH adalah perkiraan/harapan guru mengenai pengaruh yang diberikannya terhadap siswa dalam pembelajaran PLH.

4.4 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan strategi penelitian deskriptif, yaitu strategi penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan suatu variabel tunggal atau untuk memperoleh deskripsi terpisah untuk setiap variabel jika ada beberapa variabel yang terlibat dalam penelitian (Gravetter dan Forzano 2006). Keterbatasan informasi dan pustaka mengenai persepsi, sikap dan motivasi guru sekolah dasar dalam pengajaran PLH menjadi pertimbangan untuk menggunakan strategi penelitian deskriptif. Desain penelitian survei yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran akurat mengenai individu yang dikaji (Gravetter dan Forzano 2006) digunakan karena penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai persepsi guru dalam penerapan PLH di sekolah. Penelitian dilakukan melalui tahapan pemilihan sekolah contoh, pemilihan responden guru, pengumpulan data, serta pengolahan dan analisa data untuk mendapatkan gambaran persepsi guru sekolah dasar terhadap PLH.

4.4.1 Pemilihan Sekolah Contoh

Sekolah-sekolah yang dijadikan sebagai sekolah contoh dalam penelitian ini adalah 4 (empat) sekolah dasar (SD) yang berada di sekitar hutan kawasan Gunung Salak Endah Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan sekolah contoh dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel nonrandom (tidak acak) untuk populasi yang spesifik (Neuman 2006), dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2008). Kriteria/pertimbangan yang digunakan untuk memilih sekolah contoh adalah:

1. Sekolah dekat dengan hutan (≤ 2 km)

2. Mempunyai interaksi dengan hutan

Selanjutnya, dari sekolah contoh yang memenuhi dua kriteria tersebut akan dipilih 2 (dua) sekolah dasar contoh dengan kriteria bahwa guru sekolah tersebut pernah mendapatkan intervensi PLH dari instansi luar sekolah (seperti Lembaga

(3)

Swadaya Masyarakat/LSM, Perguruan Tinggi/PT, dll), dan 2 (dua) sekolah dasar contoh yang gurunya belum pernah mendapatkan intervensi PLH dari pihak manapun. Berdasarkan kriteria tersebut, empat sekolah yang menjadi sekolah contoh adalah:

1) SDN Gunung Bunder 04,

2) SDN Gunung Sari 01,

3) SDN Gunung Bunder 03, dan

4) SDN Gunung Picung 06.

4.4.2 Pemilihan Responden Guru

Populasi dalam penelitian ini adalah guru dari sekolah-sekolah dasar yang terletak di sekitar hutan kawasan Gunung Salak Endah (GSE) Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah guru-guru dari keempat sekolah dasar contoh. Jumlah total responden guru dari keempat sekolah contoh sebanyak 31 orang guru. 4.4.3 Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui studi pustaka, pengumpulan arsip dan dokumen, wawancara terstruktur dengan kuesioner, wawancara tidak terstruktur, wawancara terstruktur dengan panduan wawancara, serta observasi lapang (Tabel 1).

Tabel 1 Jenis data dan metode pengumpulan data

Jenis Data Metode Pengumpulan Data

Sekolah dasar di kawasan GSE Kebijakan PLH

Kurikulum PLH

Pelaksanaan PLH di sekolah Informasi pribadi responden guru Motivasi guru dalam penerapan PLH Sikap guru terhadap PLH

Persepsi guru tentang lingkungan Harapan terkait PLH

Kondisi lingkungan sekolah dan sekitar

Permasalahan terkait penerapan PLH

Pengumpulan arsip dan dokumen Pengumpulan arsip dan dokumen Pengumpulan arsip dan dokumen Studi pustaka, wawancara, observasi Kuesioner

Studi pustaka, kuesioner Studi pustaka, kuesioner

Studi pustaka, kuesioner (DAET) Kuesioner, wawancara

Pengumpulan arsip dan dokumen,

observasi Wawancara

(4)

28

a. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan data mengenai berbagai hasil penelitian dan kegiatan mengenai:

(1) pelaksanaan PLH di sekolah (2) persepsi guru tentang lingkungan

(3) persepsi guru tentang penyelenggaraan PLH (4) motivasi guru dalam penerapan PLH

(5) sikap guru terhadap PLH

b. Pengumpulan Arsip dan Dokumen

Arsip dan dokumen dikumpulkan untuk mendapatkan data mengenai:

(1) sekolah-sekolah dasar yang berada di sekitar hutan kawasan Gunung Salak Endah (GSE) Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor;

(2) kebijakan PLH dari Pemerintah Pusat maupun pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Bogor;

(3) kurikulum, mata ajaran, tingkat kelas, materi, media dan metode yang digunakan dalam pengajaran PLH di sekolah;

(4) kondisi lingkungan sekolah, meliputi kondisi fisik (bangunan, lahan, sarana dan prasarana lainnya) dan biologis sekolah.

c. Wawancara Terstruktur dengan Kuesioner

Wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner dilakukan terhadap responden guru dari setiap tingkat kelas (kelas 1 – 6 SD) untuk mendapatkan data mengenai:

(1) informasi pribadi dan faktor kontekstual responden guru yang meliputi umur, jenis kelamin, pengalaman berinteraksi dengan alam, latar belakang pendidikan, pendidikan/pelatihan yang pernah didapat berkaitan dengan PLH, dan pengalaman mengajar (ditunjukkan oleh lama mengajar, tingkat kelas yang pernah dan saat ini diasuh, mata ajaran yang pernah dan saat ini diajarkan, pengalaman mengajar PLH);

(2) motivasi guru dalam penerapan PLH di sekolah; (3) sikap guru terhadap PLH;

(4) harapan guru berkaitan dengan PLH; (5) persepsi guru tentang lingkungan.

(5)

Kuesioner yang diberikan kepada guru terdiri dari 5 bagian, yaitu:

(1) Bagian I, ditujukan untuk mengumpulkan mengumpulkan data mengenai informasi pribadi dan faktor kontekstual responden guru.

(2) Bagian II, ditujukan untuk mengumpulkan data mengenai motivasi guru dalam mengajar PLH. Motivasi guru diukur menggunakan skala tipe Likert dengan 5 poin jawaban/respon yang berkisar dari selalu benar sampai selalu tidak benar. Skala yang digunakan adalah modifikasi dari skala Intrinsic Motivation Inventory (Ryan 1982). Skala tersebut disusun berdasarkan minat/kesenangan guru terhadap PLH, upaya/arti penting PLH, nilai/manfaat PLH, serta kompetensi, beban/tekanan, dan pilihan yang dirasakan oleh guru dalam melakukan pengajaran PLH.

(3) Bagian III, ditujukan untuk mengumpulkan data mengenai sikap guru terhadap PLH. Pengukuran sikap guru terhadap PLH dibatasi pada dua ukuran sikap, yaitu self-efficacy dan outcome expectancy guru terhadap PLH dengan menggunakan adaptasi dari skala Environmental Education Efficacy Belief Instrument (EEEBI; Sia, 1992; Moseley et al., 2002) yang merupakan skala tipe Likert dengan 5 poin jawaban/respon yang berkisar dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju.

(4) Bagian IV, ditujukan untuk mengumpulkan data mengenai harapan guru berkaitan dengan PLH dengan menggunakan struktur pertanyaan terbuka. (5) Bagian V, ditujukan untuk menggali persepsi guru tentang lingkungan.

Bagian ini berisi survei dua bagian yang disebut Draw An-Environment Test (DAET; Desjean-Perrotta et al. 2008; Moseley dan Desjean-Perrotta, in press). Bagian pertama meminta guru untuk menggambar lingkungan, dan bagian kedua meminta guru untuk memberikan definisi mereka mengenai lingkungan dengan melanjutkan sebuah kalimat terbuka. Struktur pertanyaan terbuka ini digunakan karena struktur tersebut merupakan suatu sarana untuk mendapatkan deskripsi yang bebas, tidak bias, dan tidak terbatas (Desjean-Perrotta et al. 2008).

(6)

30

d. Wawancara tidak terstruktur

Wawancara tidak terstruktur dilakukan terhadap guru untuk menggali lebih dalam mengenai berbagai pertanyaan atau permasalahan terkait PLH yang timbul di lapangan ataupun yang timbul saat pengisian kuesioner.

e. Wawancara terstruktur dengan panduan wawancara

Wawancara terstruktur dengan menggunakan panduan wawancara dilakukan terhadap:

(1) dinas terkait (Dinas Pendidikan, Dinas Kehutanan, dan Bagian Lingkungan Hidup) dan pengelola kawasan hutan (Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Perum Perhutani) untuk mendapatkan data berkaitan dengan pelaksanaan PLH pada sekolah di Kabupaten Bogor,

(2) kepala sekolah, untuk mendapatkan data mengenai pelaksanaan PLH di sekolah yang meliputi: kebijakan kepala sekolah, dukungan terhadap guru, permasalahan yang dihadapi, dan harapan terkait PLH.

f. Observasi Lapang

Observasi/pengamatan lapang dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi lingkungan sekolah dan sekitarnya, serta mengamati pelaksanaan PLH oleh guru di sekolah.

4.4.4 Pengolahan Data

Data yang dihasilkan dari penelitian ini secara umum diolah melalui tahapan pemeriksaan jawaban responden, penentuan kategori jawaban untuk pertanyaan terbuka dan penentuan kode untuk tiap jawaban, serta scoring/penentuan skor terhadap jawaban responden dan tabulasi data. Pengolahan data secara khusus untuk tiap aspek penelitian dijelaskan sebagai berikut:

a. Motivasi guru untuk mengajarkan PLH

Motivasi guru untuk mengajarkan PLH diukur dengan menggunakan skala tipe Likert dengan 5 poin jawaban/respon. Skor yang digunakan untuk pernyataan positif adalah sebagai berikut: selalu benar (skor 5), seringkali benar (skor 4), kadang benar (skor 3), seringkali tidak benar (skor 2), selalu tidak benar (skor 1), sedangkan untuk pernyataan negatif skor yang digunakan adalah kebalikannya, yaitu: selalu benar (skor 1), seringkali benar (skor 2), kadang benar (skor 3),

(7)

seringkali tidak benar (skor 4), selalu tidak benar (skor 5). Semakin tinggi skor yang didapat responden guru, menunjukkan bahwa motivasi guru untuk mengajar PLH semakin tinggi.

b. Sikap guru terhadap PLH

Sikap guru terhadap PLH dibatasi pada self-efficacy dan outcome

expectancy guru dalam pengajaran PLH. Pengukuran dilakukan menggunakan modifikasi dari Environmental Education Efficacy Belief Instrument/EEEBI (Sia 1992; Moseley et al. 2002; Moseley dan Utley 2008) yang terdiri dari dua skala, yaitu skala pertama yang mengukur self-efficacy guru dan skala kedua yang mengukur outcome-expectancy guru dalam pengajaran PLH. Skala tersebut menggunakan skala tipe Likert dengan 5 poin jawaban/respon yang berkisar antara sangat setuju sampai sangat tidak setuju.

Skor yang digunakan untuk tiap pernyataan positif adalah: sangat setuju (skor 5), setuju (skor 4), ragu-ragu (skor 3), tidak setuju (skor 2), sangat tidak setuju (skor 1), sedangkan untuk tiap pernyataan negatif skornya adalah kebalikannya, yaitu: sangat setuju (skor 1), setuju (skor 2), ragu-ragu (skor 3), tidak setuju (skor 4), sangat tidak setuju (skor 5). Semakin tinggi skor yang didapatkan oleh responden guru menunjukkan bahwa persepsi guru tentang penyelenggaraan PLH semakin positif.

c. Persepsi guru tentang lingkungan

Persepsi guru tentang lingkungan digali dengan menggunakan instrument Draw An-Environment Test (DAET) Moseley dan Desjean-Perrotta 2010). Tulisan definisi lingkungan yang dibuat oleh responden dianalisis dengan mengkodekan jawaban responden berdasarkan konsep lingkungan dalam NAAEE Guidelines (Desjean-Perrotta et al. 2008), sedangkan untuk gambar dilakukan dengan menggunakan DAET Rubric (DAET-R; Moseley dan Desjean-Perrotta 2010).

Pengolahan data untuk definisi lingkungan

Analisis isi dilakukan terhadap definisi lingkungan yang dituliskan oleh responden guru, dengan mengelompokkan jawaban responden guru dalam kategori berdasarkan konsep yang ada dalam NAAEE Guidelines

(8)

(Desjean-32

Perrotta et al. 2008). Kode yang digunakan adalah: 1 = manusia, 2 = organism hidup lainnya/biotik, 3 = lingkungan fisik/abiotik, 4 = lingkungan buatan, dan 5 = interaksi dan saling ketergantungan. Setiap respon tertulis dari guru ditelaah dan diberi kode sesuai dengan konsep yang diuraikan dalam tulisan tersebut, kemudian dicatat jumlah respon yang telah terkodekan untuk setiap kategori konsep.

Pengolahan data untuk gambar lingkungan

Gambar lingkungan dianalisis menggunakan DAET-Rubric (DAET-R). DAET-R dikembangkan berdasarkan deskripsi lingkungan yang digambarkan dalam NAAEE Guidelines for the Preparation and Professional Development of Environmental Educators (2004), yang menguraikan empat faktor pembentuk lingkungan (yaitu manusia, organisme hidup lainnya, lingkungan fisik alamiah dan lingkungan buatan) dan konsep sistem, salingketergantungan dan interaksi antara keempat faktor tersebut.

DAET-R dibagi dalam empat bagian yang menekankan pada derajat keberadaan interaksi antara keempat faktor lingkungan, yaitu faktor tidak ada, faktor ada, faktor berinteraksi dengan faktor lainnya, dua atau lebih faktor berinteraksi dalam suatu pendekatan sistem. Skor persepsi guru didapatkan dengan melihat keberadaan empat faktor lingkungan dan derajat interaksi dari keempat faktor lingkungan tersebut. Skor yang digunakan berkisar antara 0 – 3, dengan penilaian sebagai berikut:

1) Gambar menunjukkan adanya kehadiran suatu faktor: skor 1;

2) Gambar menunjukkan adanya interaksi antara suatu faktor dengan satu atau lebih faktor lainnya: skor 2;

3) Gambar menunjukkan adanya interaksi diantara faktor-faktor lingkungan dengan penekanan pada pendekatan sistem dalam definisi lingkungan: skor 3; 4) Gambar tidak menunjukkan keberadaan suatu faktor tertentu: skor 0.

Skor total yang mungkin didapatkan berkisar antara 0 – 12. Semakin tinggi skor yang didapatkan menunjukkan bahwa pemahaman responden terhadap interaksi antara keempat faktor lingkungan seperti yang diuraikan dalam NAAEE Guidelines (2004) semakin tinggi.

(9)

4.4.5 Analisis Data a. Statistik Deskriptif

Data secara umum dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif, yaitu

metode yang membantu untuk mengorganisasikan, merangkum dan

menyederhanakan data yang dihasilkan dari penelitian (Gravetter dan Forzano 2006). Perhitungan dilakukan untuk mendapatkan rata-rata dan persentase guru, yang kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel ataupun grafik, sehingga dapat digunakan untuk menunjukkan pola yang dapat teramati dari jawaban responden guru.

Statistik deskriptif juga digunakan dalam analisis terhadap tulisan definisi lingkungan dan gambar lingkungan yang dibuat oleh guru. Statistik deskriptif digunakan untuk mendapatkan persentase guru yang menuliskan dan/atau menggambarkan masing-masing komponen dan konsep lingkungan (persentase guru yang menulis dan/atau menggambar manusia, biotik, abiotik, lingkungan buatan, interaksi dan saling ketergantungan), serta persentase guru berdasarkan jumlah komponen lingkungan yang dituliskan dan/atau digambarkan (persentase guru yang menuliskan dan/atau menggambarkan satu, dua, tiga, dan empat komponen lingkungan).

b. Analisis Faktor

Analisis faktor dilakukan untuk meringkas informasi yang ada dalam variabel asli (awal) menjadi satu set dimensi baru atau variate (faktor) dengan

cara menentukan struktur lewat data summarization atau lewat data

reduction/pengurangan data (Ghozali 2005). Analisis faktor dilakukan terhadap skor dari 6 subskala motivasi dan 2 subskala sikap untuk mendapatkan faktor yang dapat menggambarkan persepsi guru tentang penyelenggaraan PLH.

Faktor yang didapatkan dari hasil analisis tersebut kemudian dianalisis lebih lanjut menggunakan Spearman correlation, uji Kruskal-Wallis dan uji Mann-Whitney, untuk mengetahui hubungan dan/atau perbedaan berbagai variabel yang diukur (seperti sekolah, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman, dsb.) dengan faktor persepsi tersebut.

(10)

34

c. Spearman Correlation

Analisis statistik dengan menggunakan Spearman correlation digunakan untuk menentukan arah dan derajat hubungan/asosiasi antara berbagai variabel/peubah dari faktor individu, obyek/sasaran dan situasi dengan persepsi guru tentang penyelenggaraan PLH. Hasil analisis korelasi dengan Spearman correlation menunjukkan peubah apa saja yang mempengaruhi persepsi guru dalam penerapan PLH di sekolah (persepsi guru tentang lingkungan dan persepsi guru tentang penyelenggaraan PLH).

Analisis korelasi dengan Spearman correlation dilakukan terhadap peubah usia, pendidikan, masa kerja, lama mengajar dan persepsi lingkungan dengan faktor persepsi yang dihasilkan dari analisis faktor. Hubungan/asosiasi antara persepsi guru tentang lingkungan dengan persepsi guru tentang penyelenggaraan PLH juga dianalisis.

d. Uji Kruskal-Wallis

Uji Kruskal-Wallis digunakan untuk membandingkan tiga atau lebih kelompok data contoh. Uji ini dilakukan terhadap peubah sekolah (tempat mengajar), tingkat kelas yang diasuh saat ini, tingkat kelas yang pernah diasuh, mata ajaran khusus yang saat ini diasuh, mata ajaran khusus yang pernah diasuh, tugas lainnya, PLH formal yang pernah diikuti, PLH non formal yang pernah diikuti, pengalaman organisasi yang kegiatannya fokus pada alam, serta pengalaman interaksi dengan alam dan waktu mendapatkan pengalaman tersebut. e. Uji Mann-Whitney

Uji Mann-Whitney dilakukan untuk membandingkan dua kelompok data contoh. Uji ini dilakukan terhadap peubah pengalaman mengajar PLH dan jenis kelamin yang hanya terdiri dari dua kategori, yaitu pernah dan tidak pernah serta laki-laki dan perempuan. Uji ini memungkinkan untuk mengetahui apakah guru yang pernah mengajar PLH memiliki persepsi yang sama atau berbeda dengan guru yang tidak pernah mengajar PLH sebelumnya, dan apakah guru perempuan berbeda dengan guru laki-laki.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk pengukuran polarisasi, saat wireless USB adapter yang ada di dalam waveguide antena wajanbolic berada pada posisi vertikal dan antena pada access point juga pada

Para PNS lingkungan Kecamatan dan Kelurahan wajib apel pagi setiap hari senin di Halaman Kantor Kecamatan Kebayoran Baru, dan akan diberikan teguran kepada yang tidak ikut apel

Oleh karena itu dengan melihat besarnya kepentingan monitoring dan evaluasi bagi penjaminan kualitas dan akuntabilitas publik terhadap kegiatan penelitian dan

Skizogoni banyak terjadi pada organ dalam (hati, limpa, dan sumsum tulang) dan kelainan patologis pada organ tersebut sering ditandai dengan adanya pigmen malaria yang dideposit

MARYATI J.230 10 30 82.. Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Pada Tanggal 1 Februari 2012 Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat. Hari Setyobudi, S.Kep., Ns.. Y DENGAN

Praktikum terhadap sampel hiu paus yang telah dilakukan menggunakan metode ekstraksi chelex dan dilanjutkan dengan kegiatan PCR (polymerasi Chain Reaction) dan

Melalui perhitungan korelasi antara data hasil interpolasi dengan data pengukuran langsung, maka didapatkan bahwa metoda interpolasi spline memiliki tingkat presisi

Sugiono, Metode penelitian.. 13 yang berwenang, 15 dalam hal ini wawancara dilakukan dengan pihak kepolisian Polisi Resor Kendal mengenai proses penanganan unjuk