• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIKAP IBU HAMIL TENTANG MITOS SEPUTAR KEHAMILAN DI DESA NGEMBEH KECAMATAN DLANGGU KABUPATEN MOJOKERTO DESY SISKA WIDAYANTI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SIKAP IBU HAMIL TENTANG MITOS SEPUTAR KEHAMILAN DI DESA NGEMBEH KECAMATAN DLANGGU KABUPATEN MOJOKERTO DESY SISKA WIDAYANTI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

SIKAP IBU HAMIL TENTANG MITOS SEPUTAR KEHAMILAN

DI DESA NGEMBEH KECAMATAN DLANGGU

KABUPATEN MOJOKERTO

DESY SISKA WIDAYANTI

11002099

Subject : Sikap, Mitos, Kehamilan, Ibu Hamil Description :

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap ibu hamil tentang mitos seputar kehamilan.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan survey pendapat umum (public opinion survey). Variabel dalam penelitian ini adalah sikap ibu hamil tentang mitos seputar kehamilan. Populasi penelitian adalah seluruh ibu hamil di Desa Ngembeh Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto berjumlah 23 ibu hamil. Sampel berjumlah 23 responden diambil melalui total sampling. Sumber data adalah data primer dengan instrumen berupa kuesioner. Pengambilan data dilakukan mulai tanggal 13-25 Mei 2014. Data diolah melalui proses editing, coding, data entry, cleaning, dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden mempunyai sikap negatif tentang mitos seputar kehamilan yaitu sebanyak 13 orang (56,5%). Sebagian besar responden mempunyai sikap negatif tentang mitos seputar perilaku dalam kehamilan yaitu sebanyak 13 orang (56,5%). Sebagian besar responden mempunyai sikap positif tentang mitos seputar makanan dalam kehamilan yaitu sebanyak 13 orang (56,5%). sebagian besar responden mempunyai sikap positif tentang mitos seputar minuman dalam kehamilan yaitu sebanyak 13 orang (56,5%).

Mitos-mitos seputar kehamilan di tempat penelitian memang sudah ada sejak dulu, mitos-mitos yang ada beberapa terkait dengan agama, perilaku kebiasaan, adat istiadat terlepas benar tidaknya dari segi ilmu pengetahuan modern.

Ibu hamil harus rutin melakukan pemeriksaan kehamilan dan mencari informasi sebanyak-banyaknya dari tenaga kesehatan seputar kehamilan. Ibu harus lebih memilih faktor kesehatan dalam pemilihan makanan, minuman dan berperilaku dari pada mengikuti mitos yang belum tentu baik bagi kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya.

(2)

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the attitude of pregnant women about the myths surrounding pregnancy.

This research was a descriptive with survey public opinion (public opinion survey) as approach. The variable in this study was the attitude of pregnant women about the myths surrounding pregnancy. The study population was all pregnant women in the village Ngembeh Dlanggu Mojokerto District of pregnant women as many as 23. The sample was 23 respondents were taken through a total sampling. Source of data was the primary data in the form of a questionnaire instrument. Data collection was performed starting from 13 to 25 May 2014. Processed data through the process of editing, coding, data entry, cleaning, and presented in the form of a frequency distribution table.

The results showed the majority of respondents had a negative attitude about the myths surrounding pregnancy as many as 13 people (56.5%). Most respondents had a negative attitude about the behavior of the myths surrounding pregnancy as many as 13 people (56.5%). Most respondents have a positive attitude about the myths surrounding food in pregnancy as many as 13 people (56.5%). most of the respondents have a positive attitude about the myths surrounding drink in pregnancy as many as 13 people (56.5%).

The myths surrounding pregnancy in the study had been there since long time before, there were myths associated with some religious, behavioral habits, customs regardless of whether or not the terms of modern science.

Pregnant women should routinely perform pregnancy checks and look for as much information from health professionals about pregnancy. Mothers should prefer a health factor in the selection of food, drink and behave of the myths that follow are not necessarily good for the health of pregnant women and their fetuses.

Keywords : Attitude, Pregnant Women, Myth. Contributor : 1. Nur Saidah, S.SiT. M.Kes

2. Dhonna Anggreni, S.K.M

Date : 02 Juni 2014

Type Material : Laporan Penelitian

URL :

Right : Open Document

Summary :

LATAR BELAKANG

Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis, setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat yang telah mengalami menstruasi dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat, sehingga sangat besar kemungkinannya mengalami kehamilan. Pengaruh sosial budaya sangat jelas terlihat pada ibu hamil dan keluarga yang menyambut masa-masa kehamilan. Upacara-upacara yang diselenggarakan mulai dari kehamilan, masa melahirkan dan masa nifas sangat beragam menurut adat istiadat daerah masing-masing (Khairunnisa, 2011).

Salah satu persoalan yang selalu didasarkan pada budaya dan adat istiadat suatu daerah adalah masalah kehamilan. Mereka beranggapan bahwa kehamilan adalah suatu peristiwa sakral yang harus dirayakan dengan upacara tertentu. Pada umumnya, aturan-aturan dan kebiasaan yang dikembangkan sebagian masyarakat dinilai sebagai sesuatu yang tidak masuk akal. Terlebih di era modern yang segala sesuatunya harus rasional. Larangan untuk

(3)

melakukan perbuatan-perbuatan tertentu masuk kategori mitos, sehingga jika melanggar akan berakibat buruk kepada pelakunya (Wahyudi, 2010 : 31-32).

Mitos yang terjadi dimasyarakat tidak sepenuhnya berjalan dengan ilmu pengetahuan yang telah berkembang, bahkan masih banyak mitos tentang kehamilan yang membahayakan keselamatan ibu dan janin. Berdasarkan data SDKI tahun 2012 didapatkan angkat Kematian ibu mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian bayi hasil SDKI 2012 adalah 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Pendarahan menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu ( 28 persen), anemia dan kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya pendarahan dan infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu. Di Jawa Timur, capaian Angka Kematian Ibu (AKI) cenderung meningkat. Capaian AKI dapat digambarkan sebagai berikut : pada tahun 2008 sebesar 83 per 100.000 kelahiran hidup (kh); tahun 2009 sebesar 90,7 per 100.000 kh; tahun 2010 sebesar 101,4 per 100.000 kh; tahun 2011 sebesar 104,3 per 100.000 kh; dan di tahun 2012 mencapai 97,43 per 100.000 kh. Capaian AKI Jawa Timur tahun 2012 keadaanya berada 5 point di bawah dari target MDGs tahun 2015 sebesar 102 per 100.000 kh.. Untuk Kota Mojokerto, pada tahun 2010 terdapat 2.005 sasaran ibu hamil. Dari sekian banyak sasaran tersebut, tercatat bahwa angka kematian ibu di Kota Mojokerto telah berhasil ditekan menjadi 0 kasus. (Dinkes, 2014).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Ngembeh Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto tanggal 20 Maret 2014 yang dilakukan wawancara pada 5 ibu hamil didapatkan 3 ibu hamil sangat percaya terhadap mitos seputar kehamilan tertutama mitos masalah makanan dan minuman seperti makan harus 2 porsi sekali makan, rajin minum air kelapa. Sedangkan 2 ibu masih selektif terhadap mitos dalam artian jika masuk akal ibu tersebut menerimanya. Seperti tidak boleh makan pedas karena dapat menyebabkan diare.

Mitos-mitos yang muncul di tengah-tengah masyarakat disebabkan oleh adanya keyakinan yang kuat terhadap suatu hal. Pada akhirnya, terbentuklah suatu komunitas yang menganut mitos atau paham terhadap keyakinan tertentu. Bahkan, keyakinan mereka terhadap hal yang berbau mitos lebih kuat daripada keyakinan agama. Hal ini disebabkan pemahaman tersebut dikembangkan secara turun-temurun dan para leluhur mereka. Penggunaan istilah untuk menyebut hal-hal mitos tersebut sangatlah banyak, seperti “pamali” dan yang lainnya (Wahyudi, 2010 : 31-32).

Salah satu mitos tentang makanan yang umum ada dimasyarakat sepeti menyarankan bagi ibu hamil supaya bayi sehat hendaknya ibu makan dua porsi sekali makan. Padahal, faktanya adalah kebutuhan gizi ibu hamil merupakan hal yang sangat penting, namun bukan berarti seorang ibu hamil harus makan dua porsi setiap makan dengan anggapan bahwa makanan itu untuk dua orang (ibu dan janin) sehingga harus makan yang banyak. Selama kebutuhan gizi tercukupi, ibu hamil hanya perlu makan secukupnya. Bila makan terlalu banyak yang dikhawatirkan adalah kenaikkan berat badan yang berlebihan sehingga akan menyulitkan untuk bergerak (Rafi, 2009 : 11).

Bidan sebagai pendidikan harus mampu memberikan pendidikan kesehatan dan konseling kepada masyarakat tentang seputar mitos yang berkembang, kelas ibu hamil yang di kembangkan tidak hanya memberikan pengetahuan kepada ibu hamil tapi juga harus mampu meluruskan keluarga dan masyarakat tentang mitos-mitos yang berkembang di masyarakat, meskipun ini agak sulit mengingat masyarakat pelosok sangat kental dengan kepercayaan mistis tapi proses pencerahan itu harus terus dilakukan kalau ingin kehamilan dan persalinan berlangsung disarana kesehatan (Parawansyah, 2014).

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Sikap ibu hamil tentang mitos seputar kehamilan di Desa Ngembeh Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto?”.

(4)

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah deskriptif, sedangkan rancang bangun penelitian ini menggunakan survey pendapat umum (public opinion survey). Variabel dalam penelitian ini adalah sikap ibu hamil tentang mitos seputar kehamilan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di Desa Ngembeh Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto berjumlah 23 ibu hamil per Februari 2014. Sampel pada penelitian ini adalah ibu hamil di Desa Ngembeh Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto berjumlah 23 ibu hamil per Februari 2014. Penelitian ini menggunakan non probability sampling dengan jenis total sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan memasukkan semua anggota populasi untuk menjadi sampel. Lokasi Penelitian dilakukan di Desa Ngembeh Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto. Waktu Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 13-25 Mei 2014 dengan jadwal penelitian terlampir. Sumber data penelitian ini adalah data primer yang dikumpulkan melalui teknik angket. Angket ialah pertanyaan tertulis yang diajukan kepada responden. Pada penelitian ini kuesioner diberikan kepada responden kemudian diisi sendiri oleh responden (ibu hamil) setelah selesai dikembalikan kepada peneliti. Kuesioner ini berbentuk multiple choise yang berisi 18 soal tertutup tentang sikap ibu hamil tentang sikap ibu hamil tentang mitos seputar kehamilan. Pada teknik mengolahan data penelitian ini menggunakan program komputer. Untuk mencegah terjadinya kesalahan hasil dari komputer maka diperlukan proses pengolahan data yang dilakukan oleh peneliti melalui tahap editing, coding, Data Entry, Cleaning, Penyusunan data (tabulating). Aplikasi analisa data pada penelitian ini di mana data berbentuk skala likert sehingga peneliti menggunakan rumus skor T untuk mengkriteriakan sikap responden. Sedangkan untuk mengetahui presentasi sikap dari responden maka digunakan tabel distribusi frekuensi

HASIL PENELITIAN

Distribusi responden berdasarkan sikap ibu hamil tentang mitos seputar kehamilan Didapatkan sebagian besar responden mempunyai sikap negatif tentang mitos seputar kehamilan yaitu sebanyak 13 orang (56,5%).

Distribusi responden berdasarkan sikap ibu hamil tentang mitos seputar perilaku dalam kehamilan didapatkan sebagian besar responden mempunyai sikap negatif tentang mitos seputar perilaku dalam kehamilan yaitu sebanyak 13 orang (56,5%).

Distribusi responden berdasarkan sikap ibu hamil tentang mitos seputar makanan dalam kehamilan didapatkan sebagian besar responden mempunyai sikap positif tentang mitos seputar makanan dalam kehamilan yaitu sebanyak 13 orang (56,5%).

Distribusi responden berdasarkan sikap ibu hamil tentang mitos seputar minuman dalam kehamilan didapatkan sebagian besar responden mempunyai sikap positif tentang mitos seputar minuman dalam kehamilan yaitu sebanyak 13 orang (56,5%).

PEMBAHASAN

Hasil penleitian didapatkan bahwa sebagian besar responden mempunyai sikap negatif tentang mitos seputar kehamilan yaitu sebanyak 13 orang (56,5%). Menurut Widrayani (2009 : 76) Mitos adalah suatu keyakinan yang beredar luas menyangkut suatu hal yang belum tentu kebenarannya. Masyarakatlah yang menciptakannya. Mitos yang dipercaya oleh respoonden penelitian akan menjadi dasar tindakan untuk melakukan hal yang sesuai dengan mitos tersebut. Hal tersebut sesuai menurut Kamus Oxford oleh Joyce M. Hawkins, sikap didefinisikan sebagai sesuatu jalan pemikiran atau tingkah laku, sifat serta perlakuan seseorang. Dalam konteks ini, sikap lebih jelas didefinisikan sebagai satu penilaian umum

(5)

yang tidak berubah dari segi masa di mana ia berlaku terhadap diri sendiri, orang lain, sesuatu objek ataupun perkara-perkara penting yang berkaitan. Suatu sikap boleh mengungkapkan keadaan seseorang melihat sesuatu, mempercayai, menghargai, memperhatikan bagaimana sesuatu perkara itu menarik dan memberikan kecenderungan kepada seseorang itu (Yahaya, 2008 : 72). Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mempunyai sikap negatif tentang mitos seputar kehamilan lebih dominan. Padahal, mitos yang berkembang di masyarakat belum tentu benar menurut tinjauan ilmu pengetahuan. Mitos-mitos seputar kehamilan di tempat penelitian memang sudah ada sejak dulu, mitos-mitos yang ada beberapa terkait dengan agama, perilaku kebiasaan, adat istiadat terlepas benar tidaknya dari segi ilmu pengetahuan modern. Mitos yang dipercaya oleh responden tidak selalu lahir dalam diri sendiri, namun banyak faktor yang mempengaruhi. Berdasarkan data penelitian didapatkan beberapa data yang dapat dikaitkan terhadap pengaruh sikap responden. Berdasarkan tabulasi silang antara usia dengan sikap didapatkan sebagian besar responden berusia antara 20-35 tahun mempunyai sikap negatif terhadap mitos seputar kehamilan yaitu sebanyak 7 responden (58,3%). Usia dapat dikaitkan dengan pengalaman pribadi seseorang, apa yang telah dan sedang dialami seseorang akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan seseorang terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap, untuk dapat mempunyai tanggapan yang berkaitan dengan objek psikologis. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat (Azwar, 2007 : 30-36). Usia responden merupakan usia kategori dewasa pada usia tersebut responden sudah mempunyai pengalaman-pengalaman seputar kehamilan baik pengalaman pribadi maupun pengalaman dari lingkungan sekitar seperti keluarga atau teman. Responden penelitian banyak menganut nasihat-nasihat dari orang tua maupun orang yang mereka anggap dapat dipercaya tentang perawatan kehamilan. Pada orang tua responden tidak berani membantah jika orang tua mengalami tidak boleh melakukan ini maupun itu, hal tersebut menyebabkan responden ditempat peneltiian lebih dominan untuk bersikap negatif atau lebih percaya terhadap mitos tanpa dasar ilmiahnya. Berdasarkan tabulasi silang antara pendidikan dengan sikap didapatkan sebagian besar responden lulusan pendidikan menengah mempunyai persepsi negatif yaitu sebanyak 9 responden (56,3%).Pendidikan dapat membentuk pengetahuan seseorang dan pengetahuan dapat membentuk sikap. Lembaga pendidikan dan lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap karena keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan. diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya (Azwar 2007 : 30-36). Responden yang berpendidikan rendah ditempat penelitian sangat patuh dengan mitos-mitos yang berkembang seputar kehamilan baik itu mitos yang sesuai dengan ilmu pengetahuan maupun mitos yang tidak sesuai dengan ilmu pengetahuan. Mereka cenderung takut jika terjadi sesuatu dengan kehamilannya jika mereka tidak mengikuti mitos tersebut. Sedangkan responden yang berpendidikan lebih tinggi menelaah dulu tentang mitos yang berkembang, jika sangat tidak sesuai dengan informasi dari tenaga kesehatan mereka tidak akan lakukan atau turuti. Responden yang berpendidikan lebih tinggi ditempat penelitian lebih mempercayai dokter dari pada mitos yang berkembang. Namun jika mitos tersebut tidak terkait dengan masalah kesehatan biasanya mereka juga mengikutinya. Berdasarkan tabulasi silang antara pekerjaan dengan sikap didapatkan sebagian besar ibu tidak bekerja mempunyai sikap negatif terhadap mitos seputar kehamilan yaitu sebanyak 11 responden (57,9%). Pekerjaan membuat seseorang mempunyai banyak teman dilingkungan kerjanya. Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut (Azwar, 2007 : 30-36). Ibu yang tidak bekerja atau ibu

(6)

rumah tangga cenderung tidak terlalu disibukkan dengan tugas ganda yaitu bekerja dan pekerjaan rumah tangga. Ibu yang tidak bekerja mempunyai banyak waktu untuk bersosialisasi dengan tetangganya, hal tersebut menyebabkan budaya tentang mitos seputar kehamilan sering menjadi pembicaraan antara mereka tanpa didasari oleh pengetahuan medis yang benar karena biasanya mereka hanya mengaitkan kejadian yang terjadi dengan kebiasaan yang dilakukan.

Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden mempunyai sikap negatif tentang mitos seputar perilaku dalam kehamilan yaitu sebanyak 13 orang (56,5%). Mitos seputar perilaku antara lain membawa dan menyimpan gunting, dilarang banyak tidur dan bermalas-malasan, wanita hamil dan suaminya dilarang membunuh binatang, dilarang menutup lubang-lubang, seperti lubang semut karena akan menyulitkan proses persalinan, Ibu hamil dilarang melilitkan handuk di leher agar anak yang dikandungnya tak terlilit tali plasenta, Ibu hamil dilarang angkat yang berat-berat, berhubungan seks bisa membuat keguguran (Christina, 2014). Hasil identifikasi kuesioner menunjukkan bahwa responden sangat setuju jika membunuh binatang baik itu ibu hamil maupun keluarganya akan mempengaruhi kehamilannya walaupun binatang tersebut membahayakan. Diyakini bahwa jika hal tersebut dilakukan, bisa menimbulkan cacat pada janin sesuai dengan perbuatannya tersebut. Atau akibat dan pembunuhannya tersebut akan dialami pula oleh anaknya kelak. Pada dasarnya, menyakiti, menganiaya, bahkan sampai membunuh-walaupun terhadap binatang-tetap tidak dibenarkan. Mitos ini merupakan bentuk kepercayaan dan masih berhubungan dengan agama. Namun dalam Islam mengingatkan bahwa membunuh binatang adalah perbuatan yang dilarang, menyakiti, menganiaya, dan membunuh makhluk yang tidak berdosa atau berbahaya adalah perbuatan yang dilarang dalam agama. Selain itu responden juga mempercayai ibu hamil harus membawa gunting jika bepergian atau sedang dirumah. Sebagian wanita hamil meyakini bahwa makhluk halus takut terhadap benda-benda yang terbuat dan logam seperti besi. Masyarakat pun meyakini bahwa pohon yang ditancapi paku tidak akan dijadikan tempat tinggal oleh makhluk halus. Wanita hamil pun akan lebih terjaga jika membawa benda-benda tersebut selama masa kehamilannya. Membawa besi dan sejenisnya sebagai alat untuk mengusir roh halus termasuk kategori khurafat yang tidak dibenarkan terutama dalam ajaran Islam. Selain tidak benar dari ajaran agama mitos tersebut juga tidak terkait sama sekali dari segi kesehatan.

Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden mempunyai sikap positif tentang mitos seputar makanan dalam kehamilan yaitu sebanyak 13 orang (56,5%). Mitos seputar makanan antara lain Ibu hamil tidak boleh makan asinan, Tape dan durian dapat membahayakan proses persalinan, supaya bayi sehat hendaknya ibu makan dua porsi sekali makan, dilarang makan makanan pedas, dilarang makan ikan mentah agar bayi tidak amis, madu dan telur dapat menambah tenaga untuk persalinan (Rohyati, 2010). Hasil kuesioner menyebutkan bahwa ibu sangat mempercayai bahwa ibu hamil memang diharuskan untuk makan dua porsi sekali makan karena janinnya butuh banyak nutrisi. Sebenarnya kebutuhan gizi ibu hamil merupakan hal yang sangat penting, namun bukan berarti seorang ibu hamil harus makan dua porsi setiap makan dengan anggapan bahwa makanan itu untuk dua orang (ibu dan janin) sehingga harus makan yang banyak. Selama kebutuhan gizi tercukupi, ibu hamil hanya perlu makan secukupnya. Bila makan terlalu banyak yang dikhawatirkan adalah kenaikkan berat badan yang berlebihan sehingga akan menyulitkan untuk bergerak. Selain itu responden juga mempercayai bahwa minum madu saat kehamilan boleh-boleh saja asalkan tidak terlalu banyak dikonsumsi. Madu tidak boleh sembarangan dikonsumsi ibu hamil. Jika berat badannya cukup, sebaiknya jangan minum madu, karena madu termasuk karbohidrat yang paling tinggi kalorinya dan dapat menyebabkan overweight. Jadi, madu boleh diminum jika berat badan Anda kurang. Begitu berat badan naik dari batas yang ditentukan, sebaiknya

(7)

segera hentikan. Sedangkan telur tak menjadi masalah, karena banyak mengandung protein yang juga menambah kalori, asalkan matang

Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden mempunyai sikap positif tentang mitos seputar minuman dalam kehamilan yaitu sebanyak 13 orang (56,5%). Mitos seputar minuman antara lain minum air kelapa akan membuat kulit bayi lebih bersih dan putih, minum jus alpukat membuat kulit bayi yang dilahirkan halus, minum air rebusan kacang hijau membuat rambut bayi yang dilahirkan lebih lebat, minum minyak kelapa dapat memperlancar persalinan, berhenti minum kopi dan teh, minum air es membuat janin besar, minum jamu lebih aman (Christina, 2014). Hasil kuesioner menyebutkan bahwa ibu mempercayai merasa minum air kelapa tidak akan membuat kulit bayi menjadi lebih putih, karena warna kulit dipengaruhi keturunan. Mengonsumsi air kelapa boleh-boleh saja, asal dalam batas yang wajar. Air kelapa mengandung kalium yang jika dikonsumsi terlalu banyak akan membuat sensasi perut yang penuh dan tubuh Anda menjadi mudah lemas. Warna kulit bayi dipengaruhi oleh pigmen yang berkaitan dengan faktor genetik. Hanya saja, beberapa ibu yang rajin mengonsumsi air kelapa memang melaporkan bahwa kulit si kecil Iebih bersih. Namun, adanya lapisan putih yang ada pada kulit bayi yang baru dilahirkan bukan berarti kotoran, itu adalah semacam lapisan yang membungkus kulit bayi dan ada pada semua bayi. Selain itu ibu juga mempercayai bahwa minum air rebusan kacang hijau pada saat kehamilan tidak mempengaruhi tebal tipisnya rambut bayi, namun sangat bermanfaat karena mengandung banyak vitamin E. Mengonsumsi air rebusan kacang hijau juga baik dilakukan pada saat hamil karena kandungan vitamin E dan asam folatnya yang sangat baik untuk pertumbuhan janin. Tebal-tipisnya rambut lebih dipengaruhi oleh faktor genetik ketimbang faktor mengonsumsi air rebusan kacang hijau.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul sikap ibu hamil tentang mitos seputar kehamilan di Desa Ngembeh, Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto tanggal 13-25 Mei 2014 pada 23 responden didapatkan kesimpulan

1. Sikap ibu hamil tentang mitos seputar kehamilan didapatkan sebagian besar responden mempunyai sikap negatif tentang mitos seputar kehamilan yaitu sebanyak 13 orang (56,5%).

2. sikap ibu hamil tentang mitos seputar perilaku dalam kehamilan didapatkan sebagian besar responden mempunyai sikap negatif tentang mitos seputar perilaku dalam kehamilan yaitu sebanyak 13 orang (56,5%).

3. Sikap ibu hamil tentang mitos seputar makanan dalam kehamilan didapatkan sebagian besar responden mempunyai sikap positif tentang mitos seputar makanan dalam kehamilan yaitu sebanyak 13 orang (56,5%).

4. Sikap ibu hamil tentang mitos seputar minuman dalam kehamilan didapatkan sebagian besar responden mempunyai sikap positif tentang mitos seputar minuman dalam kehamilan yaitu sebanyak 13 orang (56,5%).

REKOMENDASI

Masyarakat tidak harus selalu menerima mitos-mitos yang dapat merugikan kesehatan ibu hamil. Ibu hamil harus rutin melakukan pemeriksaan kehamilan dan mencari informasi sebanyak-banyaknya dari tenaga kesehatan seputar kehamilan.

Petugas kesehatan terutama bidan harus selalu mengembangkan pelayanan kesehatan masyarakat terutama pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat diwilayah kerjanya dengan melibatkan keluarga dan masyarakat yang

(8)

berhubungan dengan kesehatan ibu hamil dan meluruskan mitos-mitos yang bertentangan dengan ilmu kesehatan modern.

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk lebih lanjut meneliti tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan mitos seputar kehamilan.

Diharapkan dapat menambah wacana, wawasan dan informasi ilmiah mengenai kehamilan terutama yang terkait dengan mitos atau budaya tentang kehamilan yang dapat merugikan ibu hamil.

Alamat correspondensi : Dsn Jabon, Rt 01/01, Desa Tulungrejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang

(dessysiscawidayanti@ymail.co.id) (085606422502)

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun banyak sumber dapat menghasilkan enzim yang berasal dari hewan dan tumbuhan, namun pemanfaatan mikroorganisme sebagai sumber enzim lebih banyak diminati,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “PERBEDAAN LIKUIDITAS

Untuk memproduksi kain batik ada beberapa langkah atau proses yang harus dikerjakan, tentunya di dalam setiap langkah atau proses tidak menutup kemungkinan

Kemampuan tersebut tentu tidak dapat dicapai oleh siswa dengan menggunakan buku teks geografi yang didominasi oleh fakta dan konsep.. Oleh karena itu, disarankan

Siswa memahami secara kompleks arti kesantunan dalam berbahasa yang disampaikan oleh tokoh dalam novel Megatkarya Rida K Liamsi. Maksim kebijaksanaan merupakan temuan

Untuk itu penulis mencoba untuk membantu menggali lebih dalam potensi dari orang-orang yang memiliki minat untuk mempelajari dasar-dasar bahasa Jepang melalui

Kussmaul (1995:17) menyatakan bahwa hal terbesar yang pernah dia temui dalam hal interferensi bahasa yang kaitannya dengan karya terjemahan adalah adanya para