• Tidak ada hasil yang ditemukan

PILIHAN KARIR MAHASISWA AKUNTANSI STIE TRIATMA MULYA SEBAGAI AUDITOR DITINJAU DARI PERSEPSI LINGKUNGAN KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PILIHAN KARIR MAHASISWA AKUNTANSI STIE TRIATMA MULYA SEBAGAI AUDITOR DITINJAU DARI PERSEPSI LINGKUNGAN KERJA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PILIHAN KARIR MAHASISWA AKUNTANSI STIE TRIATMA MULYA

SEBAGAI AUDITOR DITINJAU DARI PERSEPSI LINGKUNGAN KERJA

Gde Herry Sugiarto Asana1 Komang Krishna Yogantara2 Ni Nyoman Sri Rahayu Trisna Dewi3

(Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Triatma Mulya – Bali)

ABSTRAK

Sebagai sarjana ekonomi akuntansi, setelah menyelesaikan jenjang pendidikan strata 1 (S1) memiliki alternatif pilihan karir. Salah satunya adalah auditor dan pilihan tersebut merupakan profesi yang banyak diminati oleh para mahasiswa akuntansi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi mahasiswa akuntansi mengenai lingkungan kerja auditor dan pengaruhnya terhadap pilihan karir. Penelitian dilakukan di Program Studi Akuntansi STIE Triatma Mulya yang menyelenggarakan program S1 Akuntansi. Penelitian ini menggunakan Teknik Chi-Square dan Koefisien Kontingensi untuk melihat hubungan antara persepsi mahasiswa akuntansi dengan pilihan karir. Hasil menunjukkan persepsi mahasiswa akuntansi mengenai lingkungan kerja auditor tidak berpengaruh terhadap pilihan karirnya sebagai auditor. Dengan demikian, ketergantungan pilihan karir mahasiswa akuntansi sebagai auditor pada persepsinya mengenai lingkungan kerja auditor adalah kurang erat. Secara keseluruhan mahasiswa Akuntansi STIE Triatma Mulya memiliki persepsi positif mengenai lingkungan kerja auditor. Hal ini dapat dilihat dari jumlah responden penelitian yang memiliki persepsi positif adalah 90 persen dari keseluruhan responden.

Keywords: persepsi, lingkungan kerja, dan pilihan karir

I. PENDAHULUAN

Minat masyarakat untuk mengetahui perkembangan profesi dan pendidikan akuntansi di Indonesia relatif tinggi. Akuntansi sudah dipertimbangkan dan mendapat tempat dalam kurikulum sekolah maupun perguruan tinggi. Kondisi ini ditunjang oleh peluang kerja relatif luas yang dijanjikan kepada lulusan sekolah dan perguruan tinggi yang memiliki kemampuan di bidang akuntansi.

Pertumbuhan yang pesat juga harus didukung dengan kualitas dan kompetensi lulusan yang baik sehingga secara kompetensi teknis dan moral memadai untuk bersaing. Sarjana ekonomi akuntansi memiliki beberapa alternatif pilihan karir. Pertama, dapat

langsung bekerja baik sebagai karyawan perusahaan, karyawan instansi pemerintah, maupun wiraswasta. Kedua, melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu Strata 2 (S2). Ketiga, melanjutkan pendidikan profesi (PPAk) untuk menjadi akuntan publik.

Selain itu, terdapat beberapa macam alternatif lain atau pilihan profesi dalam bidang akuntansi. Salah satunya adalah auditor dan pilihan tersebut merupakan profesi akuntansi yang paling banyak diminati oleh para mahasiswa akuntansi. Auditor merupakan profesi akuntansi yang berkaitan dengan penyediaan jasa audit atau pemeriksaan keuangan. Saat melakukan audit, auditor memeriksa kembali laporan keuangan historis klien dan memberikan opini profesional

(2)

mengenai kewajaran penyajian laporan tersebut.

Profesi auditor mendapatkan persepsi negatif terkait lingkungan kerjanya. Kantor Akuntan Publik sebagai lingkungan dari pekerjaan auditor telah lama dikenal memiliki tingkat turnover staf yang tinggi. Keadaan tersebut umumnya terjadi pada staf yang baru masuk, sangat tidak umum bagi suatu perusahaan kehilangan pegawai barunya pada tahun kedua. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Agustiningsih (2005), terdapat empat indikasi dari karakteristik profesi auditor yang dapat menimbulkan kurangnya minat mahasiswa akuntansi untuk memilih karir sebagai auditor atau menyebabkan mereka yang sudah memilih auditor sebagai karir menjadi tidak puas. Empat karakteristik yang paling sering adalah overtime, deadline atau budget yang tidak realistis, stress atau tekanan pekerjaan, serta politik perusahaan. Dua dari empat karakteristik tersebut yaitu overtime dan stress atau tekanan pekerjaan merupakan alasan yang paling banyak diberikan untuk meninggalkan profesi auditor.

Banyak lulusan akuntansi yang baru bekerja sebagai auditor menghadapi masalah tentang waktu kerja yang tidak dapat diantisipasi, deadline, anggaran, stres kerja, dan balas jasa yang kurang dari yang diharapkan atau kompensasi yang rendah. Hal ini menyebabkan minat mereka untuk berkarir dalam profesi auditor berkurang. Profesi auditor sebagai pilihan karir diindikasikan sebagai sebuah batu loncatan untuk karir non auditor. Pekerjaan sebagai auditor digunakan untuk mengasah keahlian yang nantinya akan disalurkan ke profesi non auditor.

Pilihan karir mahasiswa akuntansi sebagai auditor dimulai dengan tahap mencari informasi dan mempertimbangkan berbagai karir alternatif yang ada saat mereka masih

kuliah. Dalam perkuliahan membantu mahasiswa untuk mengenali sifat karir akuntansi dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk sukses dalam profesi akuntansi. Hal ini akan membantu mereka dalam membuat pilihan profesi dan hal tersebut merupakan latar belakang informasi yang baik serta dapat secara tidak langsung mempengaruhi pilihan karir mahasiswa.

Begitu banyak pilihan karir membuat pengambilan keputusan dalam karir menjadi sulit. Hal itu akan mengembalikan pertanyaan tertentu seputar pemilihan profesi kepada mahasiswa itu sendiri, apakah yang menjadi latar belakang pemilihannya dan apa yang diharapkan oleh mahasiswa akuntansi tersebut dengan pilihan karirnya.

Pilihan karir merefleksikan minat kepribadian, kemampuan dan latar belakang pengetahuan seseorang. Seseorang mencari karir yang dapat memberikannya kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuannya serta mengekspresikan sikap dan nilai hidupnya. Seseorang akan merasa cocok dengan pilihan karirnya jika pilihan tersebut dapat memenuhi apa yang diinginkannya dan sesuai dengan minat serta kemampuan yang dimilikinya.

Keputusan memilih karir adalah hal yang kompleks dan mencakup banyak dimensi. Keputusan dalam menentukan karir perlu mempertimbangkan berbagai faktor. Hal tersebut perlu dilakukan agar karir yang dipilih tidak menimbulkan penyesalan dan kesulitan di masa depan.

Informasi yang diperoleh mahasiswa akuntansi mengenai profesi auditor adalah hal yang penting dalam proses pengambilan keputusan untuk menempuh karir sebagai seorang auditor. Informasi negatif mengenai lingkungan kerja dapat mengurangi minat mahasiswa

(3)

dalam pengambilan keputusan karir dan mengalihkan pilihan karirnya pada profesi lain. Dengan demikian profesi auditor dapat kehilangan calon-calon auditor yang berkualitas. Dari pemaparan tesebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1) Bagaimana persepsi mahasiswa program studi akuntansi mengenai lingkungan kerja auditor?

2) Apakah terdapat pengaruh persepsi mahasiswa program studi akuntansi mengenai lingkungan kerja terhadap pilihan karir sebagai auditor?

Berdasarkan rumusan masalah maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) untuk mengetahui persepsi dari mahasiswa program studi akuntansi mengenai lingkungan kerja auditor.

2) untuk mengetahui pengaruh persepsi mahasiswa program studi akuntansi mengenai lingkungan kerja terhadap pilihan karir sebagai auditor.

II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Auditing

Auditing adalah proses evaluasi terhadap sesuatu yang terjadi dalam organisasi apakah sesuai dengan yang seharusnya atau tidak. Karena proses organisasi besifat formal maka proses pelaksanaannya harus dilaksanakan secara formal juga. Auditing merupakan akumulasi dan evaluasi mengenai suatu informasi yang ditelusuri melalui bukti dan laporan guna dicocokan dengan kriteria, serta dilakukan oleh seseorang yang kompeten dan independen (Arens and Loebbecke, 2003).

Beberapa hal yang terkait dengan pengertian auditing yang diringkas dari Halim (2001) dan Mulyadi (2002) adalah:

1) proses yang sistematis (systematical

process)

Artinya proses audit menggambarkan serangkaian langkah atau prosedur yang logis, terstruktur dan diorganisasikan dengan baik, selain itu juga proses audit dilaksanakan dengan formal. Audit merupakan serangkaian tahapan atau prosedur yang logis, terstruktur dan terorganisir.

2) asersi (assertion) dan kriteria yang ditetapkan (established criteria)

Yang menjadi subyek audit adalah asersi atau informasi. Asersi adalah pernyataan yang dibuat individu atau entitas yang secara implisit dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain, misalnya laporan keuangan seperti pajak, laporan operasi intern dan sebagainya. Auditing dilakukan terhadap suatu asersi (pernyataan tertulis) yang menjadi tanggung jawab pihak tertentu. Asersi ini disebut juga sebagai informasi karena mengandung tentang sesuatu yang akan dievaluasi. Selain asersi, proses auditing juga harus didukung dengan standar (kriteria) yang ditetapkan (established criteria) yang menunjukkan sesuatu (kondisi) yang seharusnya. Kriteria yang ditetapkan adalah kriteria atau standar yang digunakan untuk menguji asersi atau informasi, misalnya peraturan atau kebijakan perusahaan, anggaran dan standar kinerja manajemen serta prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK).

3) pengumpulan dan evaluasi bukti

(evidence)

Bukti merupakan suatu informasi yang dikumpulkan auditor yang digunakan untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara asersi dengan kriteria yang ditetapkan, yang dapat berupa informasi yang diperoleh dari hasil

(4)

wawancara, observasi, verifikasi catatan-catatan dan dokumen perusahaan, hasil pengamatan fisik dan sebagainya.

4) kompeten, independen dan objektif Auditing harus dilakukan oleh orang-orang yang kompeten, dalam arti mampu melaksanakan tugasnya sesuai dengan standar teknis profesi, independen dalam arti mampu membebaskan diri dari berbagai kepentingan pihak-pihak yang berkaitan dengan penugasan audit, sehingga akan menimbulkan perilaku yang objektif seorang auditor dalam arti auditor tersebut tidak akan memihak dan tidak bias dalam mengemukakan pendapat dan tidak pula berprasangka.

5) laporan kepada pihak yang berkepentingan

Pelaporan hasil auditing merupakan hasil akhir proses auditing. Inti laporan auditing adalah pernyataan atau pendapat atau kesimpulan mengenai tingkat kesesuaian antara asersi (informasi) dengan kriteria yang ditetapkan. Pihak yang berkepentingan adalah individu-individu yang menggunakan temuan-temuan auditor, misalnya manajemen, pemegang saham, kreditor dan sebagainya.

2.2 Auditor

Terdapat berbagai macam profesi dalam bidang akuntansi, salah satunya adalah profesi auditor. Untuk mendapat pengertian yang lebih dalam mengenai profesi auditor, maka pembahasannya tidak lepas dari pembahasan mengenai akuntan dan akuntan publik karena pada dasarnya auditor yang dimaksud penelitian ini adalah akuntan publik yang melaksanakan penugasan audit atas laporan keuangan historis, dan akuntan publik sendiri merupakan bagian dari akuntan.

Tedapat empat jenis auditor yang paling umum dikenal, yaitu:

1) Certified Public Accountant Firm

(Akuntan Publik)

Kantor akuntan publik sebagai auditor independen bertanggung jawab atas audit laporan keuangan historis dari seluruh keuangan publik dan perusahaan lainnya. Laporan keuangan yang diaudit semakin banyak digunakan di Indonesia sejalan dengan semakin berkembangnya dunia usaha dan pasar modal. Masyarakat pada umumnya menyebut kantor akuntan publik sebagai audit independen. Auditor-auditor di luar akuntan publik diatur oleh Menteri Keuangan dengan Keputusan Menteri Keuangan No.43/KMK.017/1997 pasal 17.

2) General Accountant Officer Auditors

(Auditor-auditor Pemerintah)

Di Indonesia terdapat beberapa lembaga atau badan yang bertanggung jawab secara fungsional terhadap kekayaan atau keuangan negara. Pada tingkat tertinggi terdapat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), kemudian terdapat Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Inspektorat Jendral (Itjen) pada departemen-departemen pemerintah. Sebagian besar tugas-tugas BPKP tidak berbeda dengan tugas Kantor Akuntan Publik, dan sebagian besar informasi keuangan yang dibuat oleh berbagai badan pemerintah telah diaudit oleh BPKP. Disamping audit atas laporan keuangan, sekarang BPKP seringkali melakukan evaluasi efisiensi dan efektivitas operasi berbagai program pemerintah dan BUMN.

3) Internal Revenue Agent (Auditor

Pajak)

Direktorat Jendral Pajak (DJP) yang berada di bawah Departemen

(5)

Keuangan Republik Indonesia, bertanggung jawab atas penerimaan negara dari sektor perpajakan dan penegakkan hukum dalam pelaksanaan ketentuan perpajakkan. Aparat pelaksanaan DJP di laksanakan adalah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak (Karikpa). Karikpa mempunyai auditor-auditor khusus. Tanggung jawab karikpa adalah melakukan audit terhadap para wajib pajak tertentu untuk menilai apakah telah memenuhi ketentuan perundangan perpajakan. Pekerjaan audit untuk menilai ketaatan terhadap undang-undang perpajakan sepertinya merupakan hal yang mudah, tetapi tidak demikian. Undang-undang perpajakan merupakan hal yang rumit dan seringkali ditafsirkan dengan berbagai cara.

4) Internal Auditor (Auditor Internal)

Auditor internal adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan swasta) untuk melakukan audit bagi kepentingan manajemen perusahaan. Bagian audit suatu perusahaan bisa beranggotakan lebih dari 100 orang dan biasanya bertanggung jawab langsung kepada presiden direktur, direktur eksekutif, atau kepala komite dewan audit atau komisaris. Pada BUMN auditor internal berada di bawah SPI (Satuan Pengawas Internal). Tugas pokok dari audit internal adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi serta menentukan keandalan informasi

yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.

2.3 Lingkungan Kerja Auditor

Pengertian lingkungan kerja auditor yang dimaksud mengacu pada penelitian DeZoort et al. (1997). Dalam penelitian tersebut, lingkungan kerja auditor diin-dikasikan oleh tiga unsur yang dinilai cukup meliputi berbagai isu yang relevan dengan dunia akuntansi publik (audit-ing).

1) Job Duties and Responsibilities Job Duties and Responsibilities

men-cakup pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan oleh seorang audi-tor, juga mengenai atribut dan man-faat profesi auditor. Keahlian-ke-ahlian dan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya.

2) Advancement, Training and Supervi-sion

Advancement, Training and supervi-sion mencakup kemahiran dalam

pekerjaan, pelatihan dan pendidi-kan yang dilaksanapendidi-kan oleh Kantor Akuntan Publik, promosi jabatan dan kecukupan supervisi kerja.

3) Personal Concerns

Personal Concerns merupakan suatu

kepentingan masing-masing pribadi atau individu terhadap sesuatu hal yaitu karir di Kantor Akuntan Pub-lik. Personal Concerns mencakup standar etik dan interaksi dengan rekan kerja seprofesi, dukungan pe-rusahaan dalam mengikuti persia-pan Ujian Sertifikat Akuntan Publik (USAP).

2.4 Persepsi

Rakhmad (1993) menyatakan bahwa persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubun-gan yang diperoleh denhubun-gan menyimpul-kan informasi dan menafsir pesan atau hubungan yang diperoleh dengan

(6)

meny-impulkan informasi dan menafsir pesan. Sedangkan Hollanaer dalam Sihwahjoeni dan Gudono, (2000) menyatakan bahwa persepsi adalah proses-proses pemilihan, pengelompokan dan penginterpretasian.

Persepsi juga dapat diartikan se-bagai tanggapan langsung dari sesuatu atau pandangan tentang sesuatu obyek menyeluruh. Pada hakekatnya persepsi merupakan proses pengamatan melalui pengindraan terhadap sesuatu. Obyek tersebut dapat berupa orang, situasi dan kejadian atau peristiwa. Dalam kehidu-pan sehari-hari persepsi lebih diidenti-fikasikan sebagai pandangan. Artinya bagaimana pandangan seseorang terha-dap obyek atau kejadian pada saat ter-tentu. Hasil pengamatan tersebut dipros-es secara sadar oleh individu kemudian dapat memberi arti kepada obyek yang diamatinya tersebut.

Persepsi merupakan aspek kog-nisi dari sikap. Faktor pengalaman dan proses belajar atau sosialisasi memberi-kan bentuk dan struktur terhadap apa yang dilihat, sedangkan pengetahuan dan cakrawala memberikan arti terha-dap obyek psikologis tersebut menurut Agustiningsih, (2005). Melalui komponen kognisi akan timbul ide kemudian kon-sep mengenai apa yang dilihat dan ber-dasarkan norma yang dimiliki pribadi seseorang akan terjadi keyakinan yang berbeda dari individu terhadap obyek tertentu.

2.5 Karir

Simamora (2004:52) berpendapat bahwa kata karir dapat dipandang dari beberapa perspektif yang obyektif dan subyektif. Dipandang dari perspektif yang obyektif, karir merupakan posisi yang diduduki oleh seseorang dalam hidupnya, sedangkan dari perspektif subyektif, karir merupakan perubahan-perubahan nilai, sikap dan motivasi yang terjadi karena seseorang menjadi tua. Kedua perspektif tersebut terfokus pada

individu dan menganggap bahwa setiap individu memiliki beberapa tingkat pen-gendalian terhadap nasibnya sehingga individu tersebut dapat memanipulasi peluang untuk memaksimalkan keber-hasilan dan kepuasan yang berasal dari karirnya.

Rahayuningsih (2002) mendefinisi kan karir sebagai suatu akumulasi dan pengetahuan yang tertanam pada skill, ekpertise dan jaringan hubungan ker-ja yang diperoleh melalui serangkaian perkembangan pengalaman kerja yang luas. Karir dapat diwujudkan dalam suatu pengalaman kerja yang luas. Karir dapat diwujudkan dalam suatu pengala-man kerja yang secara potensial mem-berikan kontribusi pada organisasi.

Untuk mencapai kesuksesan dalam berkarir perlu dilakukan perencanaan karir yang matang. Perencanaan karir adalah proses yang berlangsung terus menerus yang membutuhkan kemam-puan untuk selalu menilai kembali ke-mampuan yang telah dimiliki dan kema-juan apa yang sudah di dapat. Di samp-ing itu, peluang seorang individu dapat mengembangkan kompetensi-kompeten-si pokompetensi-kompeten-sitif yang ada. Keahlian dan kemam-puan yang diperoleh melalui proses yang berkelanjutan dan melalui pembelajaran yang terus menerus akan membantu in-dividu dalam menghadapi perubahan lingkungan yang semakin kompetitif.

Berkarir di Kantor Akuntan Publik tidaklah mudah, penuh persaingan sehingga dalam proses perekrutan auditor Kantor Akuntan Publik memilih lulusan akuntansi yang memiliki

kualifikas tertentu agar mampu

menangani tugas yang dihadapi. Secara umum kualifikasi yang dibutuhkan adalah intellectual (memiliki kemampuan akademis berdasarkan indeks prestasi),

interpersonal skill (kemampuan

berorganisasi dan berinteraksi dengan orang lain) dan communication skill (mampu menggunakan bahasa asing

(7)

sebagai alat komunikasi khususnya di dunia internasional).

2.6 Kajian Empiris

Agustiningsih (2005) meneliti mengenai “Pengaruh Persepsi Mahasiswa Akuntansi Tentang Lingkungan Kerja Auditor Terhadap Pilihan Karirnya Sebagai Auditor (Studi pada Mahasiswa Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran Bandung)”. Penelitian ini menggunakan teknik analisis Koefisien Kontingensi (Contingensi

Coefficient) dengan menggunakan pilihan

karir mahasiswa akuntansi sebagai auditor sebagai variabel terikat dan persepsi mahasiswa akuntansi mengenai lingkungan kerja auditor sebagai variabel bebasnya. Hasil penelitian ini adalah mayoritas mahasiswa Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran Bandung memiliki persepsi positif terhadap lingkungan kerja auditor dan mereka cenderung memilih audior sebagai pilihan karirnya jika lulus nanti.

Nababan (2009) meneliti mengenai “Pengaruh Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Lingkungan Kerja Auditor Terhadap Pilihan Karirnya Sebagai Auditor (Studi pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi universitas Udayana). Penelitian ini juga menggunakan teknik analisis Koefisien Kontingensi (Contingency Coefficient) dan menggunakan pilihan karir mahasiswa akuntansi mengenai lingkungan kerja auditor sebagai variabel terikat dan persepsi mahasiswa akuntansi mengenai lingkungan kerja auditor sebagai variabel bebasnya. Hasil dari penelitian ini adalah sebagian besar mahasiswa program studi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Udayana memiliki persepsi yang positif namun mereka tidak memilih auditor sebagai pilihan karirnya. Hal itu disebabkan karena beberapa faktor yang mempengaruhinya, seperti minat, bakat, kepribadian dan kemampuan.

III. METODE PENELITIAN

Lokasi penelitian ini dilakukan di STIE Triatma Mulya yang menyeleng-garakan program S1 Akuntansi. Adapun yang menjadi obyek penelitian ini adalah persepsi mahasiswa akuntansi menge-nai lingkungan kerja auditor dan pilihan karirnya sebagai auditor.

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi pada STIE Triatma Mulya. Alasan pemilihan ini berdasarkan bahwa mahasiswa akuntansi merupakan sumber daya manusia terpenting dalam profesi auditor dan yang nantinya akan menjadi seorang auditor, sehingga penulis mengambil asumsi bahwa mahasiswa akuntansi pada STIE Triatma Mulya telah mengenal profesi auditor.

Definisi operasional variabel adalah definisi yang diberikan kepada variabel, dengan tujuan memberikan arti atau menspesifikasikannya. Dalam penelitian ini definisi operasional yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1) persepsi merupakan suatu proses pemahaman dari dalam diri seseorang terhadap suatu obyek, dimana penelitian tersebut berbeda antara satu orang dengan orang lain. Persepsi pada penelitian ini mengenai lingkungan kerja auditor. Pengertian lingkungan kerja auditor yang dimaksud mengacu pada penelitian DeZoort et al. (1997). Pada penelitian tersebut, lingkungan kerja auditor diindikasikan ke dalam 3 dimensi yang dinilai cukup meliputi berbagai isu yang relevan dengan dunia akuntansi publik (auditing).

(1) Job duties and responsibilities

(tugas dan tanggung jawab pekerjaan).

(2) Advancement, training and supervision (kemajuan, pelatihan

dan supervisi), dan

(3) Personal concerns (kepentingan

(8)

Pilihan karir merupakan suatu usaha individu mempersiapkan diri untuk memasuki karir yang berhubungan dengan pekerjaan melalui serangkaian proses kegiatan yang terarah dan sistematis, sehingga mampu memilih karir sesuai dengan yang diinginkan. Pada penelitian ini pilihan karir mahasiswa akuntansi terdiri dari dua alternatif pilihan karir, yaitu auditor dan non auditor. Auditor yang dimaksud adalah akuntan publik yang melaksanakan penugasan audit atas laporan keuangan historis. Non auditor yang dimaksud adalah akuntan publik yang tidak melaksanakan penugasan audit atas laporan keuangan historis atau praktisi, dan akuntan selain akuntan publik, seperti akuntan manajemen, akuntan pemerintah, serta akuntan pendidik.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian validitas dilakukan untuk mengukur pernyataan-pernyataan yang ada dalam kuesioner. Syarat minimum yang digunakan untuk dianggap memenuhi syarat adalah apabila rhitung > rkritis = 0,30. Suatu pernyataan dikatakan valid jika pernyataan tersebut mampu mengungkapkan apa saja yang hendak diukurnya. Untuk hasil penghitungan uji validitas dapat dilihat pada lampiran 4. Pada kuesioner terdapat 28 pernyataan, dimana seluruh item pernyataan dinyatakan valid apabila telah memenuhi syarat rhitung > rkritis (rkritis = 0,3). Rincian pengujian validitas menunjukkan tingkat validitas dari instrumen yang digunakan

cukup bagus. Nilai r hitung semua item

pernyataan lebih besar dari 0,3. Dengan demikian seluruh item pernyataan atau sebanyak 28 item pernyataan dinyatakan valid.

Selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan pengujian reliabilitas. Pengujian ini dilakukan untuk menguji sejauh mana jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas dari

data yang dikumpulkan dapat dilihat dari nilai cronbach alpha. Bila nilai cronbach

alpha suatu variabel lebih besar dari 0,60

maka dapat dikatakan atau disimpulkan bahwa variabel tersebut reliabel dan dapat dianalisis lebih lanjut. Pengujian reliabilitas dapat diketahui bahwa nilai dari cronbach alpha adalah 0,890, dengan N of items sejumlah 24, ini berarti nilai cronbach alpha lebih besar daripada 0,60, sehingga sudah dapat dikatakan reliabel.

Total skor responden yang diperoleh sebesar 10884, dimana skor berkisar dari 90 hingga 131 dengan rata-rata 115,36. Skor terendah diperoleh responden 57 sedangkan skor tertinggi diperoleh responden 10. Hasil pengolahan data persepsi mahasiswa akuntansi mengenai lingkungan kerja auditor berdasarkan kategori persepsi dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki persepsi yang positif mengenai lingkungan kerja auditor. Hal ini terbukti dari jumlah responden penelitian yang memiliki persepsi positif adalah sebesar 85 responden. Jumlah ini berada diatas jumlah responden yang memiliki persepsi netral mengenai lingkungan kerja auditor adalah hanya sebesar 9 responden. Tidak ada responden yang memiliki tingkat persepsi negatif mengenai lingkungan kerja auditor.

Dari hasil pengolahan data pada bagian sebelumnya, mahasiswa akuntansi memiliki persepsi yang positif mengenai lingkungan kerja auditor. Mahasiswa yang memiliki persepsi positif mengenai lingkungan kerja auditor cenderung memilih non auditor sebagai karirnya yaitu 64% dari total mahasiswa yang memilki persepsi positif memilih non auditor sebagai pilihan karirnya. Hal ini sama dengan mahasiswa dengan katagori persepsi netral yang mayoritas memilih karir profesi non auditor yaitu sebanyak 78% dari mahasiswa yang memiliki tingkat persepsi netral mengenai lingkungan kerja auditor.

(9)

Hal ini mengindikasikan bahwa dengan adanya persepsi positif ataupun netral tidak mempengaruhi mahasiswa dalam memilih karirnya sebagai auditor.

Pernyataan ini diperkuat dengan hasil pengolahan data dan pengujian hipotesis yang dilakukan dengan membandingkan nilai Chi-Square hitung dengan nilai Chi-Square tabel yang menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dan degree of freedom (df) tertentu. Diperoleh nilai Chi-Square tabel sebesar

3,481. Ternyata χ2

hitung < χ2tabel (0,725 <

3,481), ini berarti Ho diterima dan H1

ditolak (persepsi mahasiswa akuntansi mengenai lingkungan kerja auditor tidak memiliki pengaruh terhadap pilihan karirnya sebagai auditor). Disamping itu diketahui pula bahwa kurang terdapat ketertarikan antara pilihan karir mahasiswa akuntansi sebagai auditor dengan persepsinya mengenai lingkungan kerja auditor.

Mahasiswa akuntansi lebih banyak memperoleh informasi mengenai lingkungan kerja auditor dari perkuliahan, teman, maupun media yang lain seperti internet, koran dan media-media lain yang mendukung. Informasi-informasi yang mereka peroleh membentuk persepsi positif maupun netral mengenai lingkungan kerja auditor. Akan tetapi, persepsi ini tidak membuat mereka mengambil keputusan untuk memilih karir mereka sebagai auditor. Ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi pilihan karir mahasiswa akuntansi sebagai auditor, seperti minat, bakat, kepribadian, kemampuan dan sebagainya. Hal ini terlihat dari hasil wawancara kepada beberapa responden yang menyatakan bahwa mereka merasa kurang kompeten untuk menjadi seorang auditor. Menurut mereka untuk menjadi seorang auditor diperlukan pengetahuan, tanggung jawab, ketekunan, ketelitian dan mengerti mengenai laporan keuangan karena opini dari auditor

dapat berdampak pada going concern dari perusahaan yang diauditnya.

Adapun hasil wawancara kepada responden yang memiliki persepsi yang positif tetapi tidak memilih auditor publik sebagai pilihan karirnya sebagai berikut:

1) Auditor memang pekerjaan yang baik namun karena memang tidak memiliki keinginan untuk menjadi seorang auditor.

2) Auditor merupakan pekerjaan yang sulit karena harus mengeri laporan keuangan itu sendiri, apabila tidak mengeri laporan keuangan lebih baik tidak menjadi seorang auditor. 3) Auditor merupakan profesi yang

ingin dijalankan namun upah yang diterima oleh auditor tidak sepadan dengan pekerjaannya.

4) Kemampuannya bukan ada pada bidang audit namun pada bidang lain.

5) Berpendapat bahwa untuk menjadi seorang auditor harus memiliki sikap independen, karena merasa kurang sehingga tidak memilih untuk menjadi seorang auditor.

V. SIMPULAN

Terdapat beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini, yaitu:

1) Sebagian besar mahasiswa Program Studi Akuntansi pada STIE Triat-ma Mulya memiliki persepsi positif mengenai lingkungan kerja auditor. Hal ini dapat dilihat dari jumlah re-sponden penelitian yang memiliki persepsi positif adalah 90 persen dari keseluruhan responden.

2) Persepsi mahasiswa akuntansi

mengenai lingkungan kerja audi-tor tidak berpengaruh terhadap pilihan karir sebagai auditor. Hal

ini dapat dilihat dari χ2

hitung < χ2tabel (0,725 < 3,481) yang berarti may-oritas responden memiliki persepsi positif mengenai lingkungan kerja

(10)

auditor, tetapi mereka cenderung untuk tidak memilih auditor se-bagai pilihan karirnya jika lulus nanti. Disamping itu, dilihat dari nilai C lebih kecil dari nilai Cmax-C (0,075<0,6321) maka dapat dik-etahui pula bahwa terdapat keter-gantungan yang tidak erat antara pilihan karir mahasiswa akuntansi sebagai auditor pada persepsinya mengenai lingkungan kerja auditor. Informasi-informasi yang diperoleh mahasiswa akuntansi mengenai lingkungan kerja auditor baik me-lalui perkuliahan, media internet, teman, dan media lainnya ternyata tidak mempengaruhi pengambilan keputusan pilihan karir sebagai auditor setelah lulus kuliah. Sebab ada beberapa faktor seperti minat, bakat dan lainnya yang membuat keputusan tidak memilih auditor sebagai pilihan karir.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2002. Auditing: Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor Akuntan Publik. Edisi ke-2. Jakarta: FE UI.

Agustiningsih, Indriyani. 2005. Pengaruh Persepsi Mahasiswa Akuntansi Tentang Lingkungan Kerja Auditor Terhadap Pilihan Karirnya Sebagai Auditor (Studi Survei pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Padjadjaran Bandung). Skripsi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama, Bandung.

Arens, Alvin A. & James K. Loebbecke. 2003. Auditing An Integrated

Approach. Edisi Delapan. New

Jersey: Prentice Hall.

DeZoort, F.T., Lord, A.T., and Cargile, B.R. 1997. A Comparison Of Accounting

Professors and Students Perceptions Of The Public Accounting Work Environtment. Issues In Accounting Education (Fall):281-298.

Halim, Abdul. 2001. Auditing:

Dasar-dasar Audit laporan Keuangan. Edisi ke-3. Yogyakarta:UPP AMP

YKPN.

Keputusan Menteri Keuangan No.43/ KMK.017/1997 pasal 17.

Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi 6. Yogyakarta: Salemba Empat.

Nababan, Dian Christina. 2009. Pengaruh Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Lingkungan Kerja Auditor Terhadap Pilihan Karirnya Sebagai Auditor (Studi pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Udayana). Skripsi Jurusan Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

Rahayuningsih, Deasy Ariyanti. 2002. Harapan dan Kenyataan dalam Berkarir di Kantor Akuntan Publik: Suatu Perbandingan Antara Mahasiswa Akuntansi dan Auditor.

Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol.4 No.3.

Rakhmad, Jalaluddin. 1993. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sihwahjoeni dan Gudono. 2000. “Persepsi Akuntan Terhadap Kode Etik Akuntan”. Jurnal Riset Akuntansi

Indonesia: 168-184.

Simamora, Hendry. 2004. Manajemen

SDM. Cetakan ke-1. Yogyakarta:

Referensi

Dokumen terkait

Observasi awal menunjukkan bahwa potensi yang dimiliki kawasan wisata Dam Bili-bili belum sepenuhnya telah dikembangkan, disebabkan masyarakat sebagai salah satu pilar

Jaringan tumbuhan yang berfungsi mengangkut air dan garam mineral dari akar ke daun adalah .... tikus dan burung kecil

Pada tulisan ini, Penulis menitik beratkan pada data dari hasil transaksi penjualan dan pembelian yang dibutuhkan dalam pembuatan laporan, seperti: daftar barang, laporan pembelian,

Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang pekerjaan umum, bidang perumahan, bidang tata ruang dan

Different with the results in mouse study, however, our results indicated that none of the experimental concentrations of ginseng crude water extract tested had an effect on

lama” dengan cara yang baru, mengafirmasi seca ra pribadi kebenaran yang ada di dalam kebenaran lama mengambil kekuatan mereka tetapi menolak pembatasan-.

pembayaran premi untuk asuransi jiwa bersama bergantung pada jenis

Selain sebagai tempat pembelajaran berwirausaha, unit produksi juga dijadikan modal pendanaan sekolah (Dikmejur, 2007). Ketika sekolah tidak bisa lagi mengandalkan