• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI TIM KREATIF YUK KEEP SMILE (YKS) YANG DITAYANGKAN TRANS TV DALAM UPAYA MENJAGA KUALITAS PROGRAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI TIM KREATIF YUK KEEP SMILE (YKS) YANG DITAYANGKAN TRANS TV DALAM UPAYA MENJAGA KUALITAS PROGRAM"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI TIM KREATIF “YUK KEEP

SMILE” (YKS) YANG DITAYANGKAN

TRANS TV DALAM UPAYA MENJAGA

KUALITAS PROGRAM

RA. Windriya Kushandarti, Indra Prawira, S.P, M.I.Kom

Abstract

THE RESEARCH OBJECTIVE is to reveal how the strategy that creative team of “Yuk Keep

Smile” program use to maintain the quality of program which aired on TRANS TV. THE

RESEARCH METHODOLOGY used is a qualitative approach. Data collection was conducted

through in-depth interviews with three speakers and observation. The problem addressed by descriptive analysis methods. The data analysis technique used is open coding, axial and selective coding. THE ACHIEVED RESULTS describe the strategy of creative team in every phases of production and also to know about strength, weakness, opportunity, and threats of the program itself. THE CONCLUSION of this research is creative team using different strategies in every phases of production itself. They also using those strategies based on the strength, weakness, opportunity, and threats from the program itself.

Keywords: creative team, production, production process, program, television, yuk keep smile,

(2)

Abstrak

TUJUANPENELITIAN ialahpenelitianuntukmengungkapbagaimanastrategitimkreatif “Yuk

Keep Smile” dalamupayamenjagakualitasprogramnya yang ditayangkanpadastasiuntelevisi TRANS TV.

METODELOGI PENELITIANyang digunakandengan pendekatan kualitatif.Pengumpulan

data dilakukanmelaluiwawancaramendalam (in-depth interview) dengantiganarasumberdanobservasi.Permasalahandibahasdenganmetodeanalisadeskriptif. Teknik analisis data yang digunakan adalah open coding, axial coding serta selective coding.

HASIL YANG DICAPAI menggambarkan strategi tim kreatif pada saat pra produksi, produksi

sampai pasca produksi, serta mengetahui kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman dari program acara tersebut

SIMPULANprogram “Yuk Keep Smile” merupakansebuah program variety show yang

mampumenarikperhatianmasyarakatnyasecaraluas. Demi menjagakualtasprogramnya,

timkreatifmenggunakanbeberapastrateginyapadamasing-masingtahapanproduksinyadenganberbasisanalisiskekuatan, kelemahan, kesempatan, danancaman yang dimili program itusendirimelaluiobservasipenelitian.

Kata Kunci :Strategitimkreatif, Yuk Keep Smile, Variety Show

PENDAHULUAN

Televisi merupakan media komunikasi yang telah menjadi pilihan banyak penggunanya. Selain itu, televisi di era modern ini telah dianggap memiliki pengaruh yang cukup besar dan berperan dibandingkan media komunikasi lainnya karena dianggap memiliki efek yang besar dan nyata pada audience-nya. Hampir banyak pihak maupun badan usaha lainnya ataupun pihak pemerintahan mengandalkan kekuatan media televisi sebagai media pemasaran ataupun media pengontrolan sudut pandang dan opini publik. Hal ini marak terjadi di sekitar kita dikarenakan efek langsung yang dirasakan oleh audiensnya dan karena media televisi ini dapat menjangkau semua area audiens secara serempak serta dalam jumlah besar.

Fenomena TV akhir-akhir ini ramai diwarnai dengan acara yang menonjolkan unsur gerakan-gerakan tarian yang sederhana dan enerjik. Semua itu berawal dari acara “Yuk Kita Sahur” (YKS), yang saat ini berubah menjadi program stripping “Yuk Keep Smile” yang ditayangkan oleh stasiun televisi TRANS TV. Gebrakan goyangan tersebut muncul dari seorang asisten Yadi Sembako yang bernama Caesar. Ia pandai memberikan gerakan yang mudah dan enerjik yang sangat sesuai dengan irama musik yang dimainkan. Dari situlah masyarakat mulai banyak meniru dan menjadi sebuah trendsetter sendiri. YKS dan acara lain yang mengusung goyang-goyangan sebagai penarik minat pemirsa memang memberikan hiburan bagi masyarakat, terutama ketika diri sedang penat. Pihak pesaing dari berbagai stasiun TV lain pun juga mulai meluncurkan berbagai gebrakan goyangan lainnya, diantara ialah program Campur-Campur yang ditayangkan oleh ANTV dengan gerakannya yang dinamakan “Goyang Campur-Campur”,

(3)

kemudian program Opera Van Java di TRANS7 dengan goyangannya yang dinamakan “Goyang Sundul ala Pas (Parto, Andre, Sule)”, ada pula program Inbox yang ditayangkan di SCTV dengan “Goyang Awas Kereta” nya, kemudian program Dahsyat di RCTI dengan “Goyang Gaspol”, dan yang terakhir adalah program yang cukup baru di TRANS7 yaitu program SMS dengan “Goyang Cleopatra”nya sebagai pesaing terdekat dengan pihak TRANS TV yang

menggunakan Caesar sebagai icon-nya (diambil dari :

http://alfitbm.blogspot.com/2013/11/fenomena-acara-tv-indonesia-yang-sedang.html) . Gerakan-gerakan enerjik tersebut memang dinilai mampu menumbuhkan semangat dan minat masyarakat, yang memang diakui dalam dunia sains, dimana kegiatan berjoget ini juga sering dijadikan metode sendiri bagi para motivator dalam menanamkan rasa semangat kepada audiensnya. Maka tak dapat dipungkiri acara televisi yang mengusung unsur goyangan ini banyak diminati audiensnya.

“Yuk Keep Smile” (disingkat dengan YKS) adalah acara televisi sketsa komedi, kuis interaktif, musik, dan game show yang ditayangkan oleh stasiun televisi TRANS TV. Acara yang dulu dikenal dengan nama "Yuk Kita Sahur" ini dipopulerkan oleh Caisar Putra Aditya. Acara ini mengudara pertama kali pada tanggal 31 Agustus 2013 dan tayang secara langsung pada 30 September 2013 hingga sekarang, dan ini merupakan kelanjutan acara “Yuk Kita Sahur”, yang sebelumnya ditayangkan sebagai acara sahur pada Ramadhan 2013 (dikutip dari : http://info-tipswanita.blogspot.com/2013/12/yuk-keep-smile-yks-trans-tv.html). Program YKS dikenal sebagai pioneer gebrakan gerakan-gerakan tarian sederhana enerjik dan menghibur yang dipopulerkan oleh seorang mantan asisten artis, yaitu Caesar. Sederet artis ibu kota yang turut meriahkan program ini juga menjadi salah satu faktor dimana program ini pernah mendapatkan rating tertinggi diantara stasiun TV lainnya, dan hingga sekarang masih bertahan dalam urutan 5 besar walaupun tidak berada di posisi puncaknya. Program ini ditayangkan setiap hari Senin-Minggu, namun antara jadwal tayang pada hari biasa berbeda dengan akhir pekan. Pada hari biasa program ini tayang pada pukul 18.00 WIB – 22.00 WIB dan untuk akhir pekan program ini tayang pada pukul 19.00 WIB hingga 23.00 WIB. Program ini memiliki format variety show dimana di dalamnya terdiri dari beberapa format acara lainnya, seperti komedi, music, dan talkshow. Program ini memiliki target audience semua umur dan semua golongan, dengan arti semua lapisan masyarakat bisa menikmati tayangan ini. Berkat adanya program YKS ini, banyak pesaing dari program lain yang memunculkan gerakan-gerakan sejenis dengan gerakan Caesar yang lambat laun menjadi fenomena di dunia pertelevisian saat ini. Peneliti merasa tertarik akan adanya fenomena yang sedang terjadi tersebut dan melihat program YKS ini memang sangat menghibur masyarakat dan penggemarnya banyak sekali disekitar kita. Selain itu, peneliti juga ingin sekali mengetahui bagaimana caranya atau strategi apa yang digunakan oleh tim YKS sehingga mereka selalu bisa menjaga loyalitas penontonnya yang dimana telah terbukti dari rating yang diperoleh setiap harinya.

Tim kreatif YKS memang sudah terkenal dengan ke-kreatif-annya dalam melahirkan sebuah konten setiap episodenya. Hal itu terlihat dari aneka ragam kegiatan ataupun kejutan dari tim kreatif untuk penonton di studio ataupun bagi artisnya. Tim kreatif YKS seringkali muncul di layar televisi ketika acara sedang berlangsung, sehingga sudah dikenal pula wajah-wajahnya di kalangan penggemar program ini. Kemunculan itu dilakukan karena dianggap berbeda dengan program tayangan televisi lain dimana mereka tidak memunculkan pihak crew ke dalam frame karena semua itu dianggap “dibalik layar”, yang tidak perlu dilihat oleh penonton.

(4)

Program televisi berkualitas di Indonesia masih menjadi sebuah hal yang diperbincangkan. Suatu program dinilai berkualitas atau tidaknya di Indonesia tidak dapat diukur dengan kualitas yang dimiliki program itu sendiri. Terkadang program yang tidak dianggap memiliki suatu kualitas yang memenuhi “syarat” menjadi sebuah program yang berkualitas malah memiliki atau berhasil menarik perhatian audience-nya jauh lebih besar ketimbang program-program yang memang dianggap berkualitas dari segi isi atau kontennya. Angka rating, --- jumlah orang yang menonton program acara tertentu di stasiun televisi---- menempati posisi sangat menentukan di dunia televisi Indonesia saat ini. Di Indonesia, angka rating ini dikeluarkan oleh AGB-Nielsen Media Research. Unruk produksi acara televisi, rating menjadi acuan utama. Angka rating menunjukkan berapa banyak suatu program ditonton oleh pemirsa televisi. Angka ini menjadi dasar bagi pengiklan untuk mengiklankan produk atau jasa pada program televisi. Program acara berating tinggi mempunyai peluang lebih tinggi untuk mendapatkan iklan. Sebaliknya acara yang ratingnya rendah (betapapun acara tersebut berkualitas) akan kesulitan mendapatkan iklan, atau mendapatkan iklan yang mahal harganya. Karena biro iklan dan pengiklan lebih suka menempatkan produknya di acara yang mempunyai rating tinggi, dengan harapan akan lebih banyak orang yang menonton dan memperoleh informasi produk. Kecenderungan ini berdampak serius bagi televisi. Karena pendapatan utama stasiun televisi adalah dari iklan, maka stasiun televisi juga menyesuaikan diri dengan membuat program yang diharapkan akan mempunyai rating tinggi. Rating lalu menjadi acuan bagi stasiun televisi untuk memproduksi atau tidak program-program acara.

Akibat dari kecenderungan tersebut adalah munculnya tayangan yang seragam atau mirip satu sama lain dari stasiun televisi yang berbeda. Kesuksesan program televisi di satu stasiun televisi “ditiru” oleh stasiun televisi lain dengan membuat program yang kurang-lebih sejenis. Karena yang dikejar adalah aspek menghibur dan kecepatan produksi, aspek-aspek kualitas menjadi cenderung ternafikan. (dikutip dari agussudibyo.files.wordpress.com, diunduh tanggal 9 Juni 2014)

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data – data, jadi ia juga bisa bersifat komperatif dan korelatif. Penelitian deskriptif banyak membantu terutama dalam penelitian yang bersifat longitudinal, genetik dan klinis.Penelitian survai biasanya termasuk dalam penelitian ini.Penelitian ini bertujuan untuk pemecahan masalah secara sistematis dan faktual mengenai fakta – fakta dan sifat – sifat dari populasi. Informan adalah orang dalam pada latar penelitian.Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.Seorang informan harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian.

Metode deskriftif adalah suatu metode yang digunakan untuk meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sustem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Oleh Suharsimi Arikunto (2003:310), ditegaskan bahwa penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya mengambarkan “apa adanya” tentang suatu variable,gejala, atau keadaan. Analisis data kualitatif adalah upaya yang

(5)

dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah – milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensisntesikannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah – milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensisntesikannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Data premier adalah data yang diperorel dari sumberr data pertama atau tangan pertama dilapangan. Sumber data ini bisa responden atau subyek riset, dari hasil pengisian kuesioner, wawancara observasi. Dalam analisis ini data premiernya adalah isi komunikasi yang diteliti. Data primer ini termasuk data mentah (row data) yang harus diproses lagi sehingga menjadi informasi yang bermakna. Isi dari data sekunder itu adalah seperti wawancara, observasi.

Selain data primer, terdapat pula data sekunder yang digunakan. Data sekunder adalah data yang diperroleh dari sumber kedua atau sumber sekunder. Data ini dapat diperoleh dari data primer seperti peneliti terlebih dahulu yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentuk – bentuk seperti table,grafik, diagram,gambar, dan sebagainya sehingga menjadi informatif bagi pihak lain misalnya dokumentasi. Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dengan metode, studi literature. Studi literature digunakan pada penelitian ini bersumber dari buku-buku panduan, internet untuk mendapatkan data yang terkait dengan permasalahan pada penelitian ini. Seperti hal-hal mengenai media, televisi, dokumenter, strategi dan sebagainya. Data sekunder digunakan untuk memperoleh data dalam bentuk yang sudah jadi (tersedia) melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan di berbagai organisasi atau perusahaan.

Teknik yang digunakan penulis dalam pemeriksaan keabsahan data adalah trianggulasi. Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau ssebagai pembanding terhadap data itu. (Moleong, 2009 :330). Denzin (1978) membedakan 4 macam trianggulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dilukiskan dalam lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, foto atau gambar, dan sebagainya. Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah, langkah selanjutnya ialah reduksi data yang dilakukan dengan jalan abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang penting. Langkah berikutnya adalah menyusunnya ke dalam satuan-satuan. Satu-satuan itu kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori-kategori ini dibuat sambil melakukan coding.

HASIL DAN BAHASAN

Program “Yuk Keep Smile” yang ditayangkan TRANS TV merupakan sebuah program yang dapat dikatakan unik dan baru yang pada akhirnya mampu menarik perhatian masyarakat luas dan berhasil mencetak angka rating and share yang cukup menakjubkan. Kesuksesan tersebut tentunya menuai persaingan yang cukup ketat diantara industri pesaingnya, oleh karena itu tim program tersebut terutama tim kreatif harus bisa memberikan strategi-strategi yang dapat dimasukkan ke dalam program “Yuk Keep Smile” ini dalam rangka untuk tetap bertahan

(6)

diantara persaingan yang cukup kuat ditambah dengan menganalisis berbagai kekuatan, kelemahan, kesempatan, serta ancaman yang dimiliki program sebagai pedoman untuk membuat serta menerapkan berbagai strateginya.

Dalam penelitian ini peneliti mengkaji berbagai strategi yang digunakan oleh tim kreatif dalam setiap tahapan produksi program ini, mulai dari tahap pra produksi, produksi, hingga paska produksinya dengan mengkaji berbagai kekuatan, kelemahan, kesempatan serta ancamannya melalui teori analisis SWOT. Peneliti melakukan penelitian melalui kegiatan observasi partisipan ke lapangan langsung.

Dalam penelitian ini ternyata peneliti mendapatkan gambaran bahwa tim kreatif setiap proses produksinya memiliki strateginya masing-masing. Dalam proses pra produksi, tim kreatif menerapkan strateginya lebih kepada bagaimana membuat atau melahirkan konten yang mampu menarik perhatian penontonnya melalui teknik riset sebelum membuat konten tersebut. Dalam risetnya tersebut tim kreatif harus melihat topic apa yang sedang hangat diperbincangkan di dalam masyarakat, begitujuga dalam menentukan seorang bintang tamu haruslah seseorang yang sedang memiliki tingkat perhatian yang cukup tinggi di masyarakat luas agar konten ini akan menarik perhatian penontonnya. Untuk proses produksi, strategi yang diterapkan disini lebih kepada meminimalisirkan kekurangan yang ada selama proses shooting berjalan karena program ini yang bersifat live yang tidak ada proses editing. Semuanya harus dipersiapkan sebaik-baiknya, bagaimana caranya agar penonton tidak perlu melihat adanya kesalahan dan prosesnya terlihat smooth, termasuk di dalamnya strategi kalkulasi waktu durasi agar tidak over berlebihan dan strategi rundown yang mungkin saja sewaktu-waktu akan berubah dilihat dari kondisi yang berlangsung. Pada paska produksi selain kegiatan evaluasi untuk membahas apa saja yang harus diperbaiki di waktu mendatang, tim kreatif juga memiliki kewajiban untuk melihat grafik minute by minute yang menggambarkan kira-kira konten manasajakah yang berhasil mencetak angka rating yang cukup signifikan. Dari grafik tersebut tim kreatif mampu menerapkan strateginya untuk menciptakan konten yang lebih menarik lagi di episode berikutnya. Strategi yang diterapkan oleh tim kreatif tidaklah jauh dari analisis SWOT yang dimilikinya agar penerapan strateginya bisa lebih efektif.

SIMPULAN DAN SARAN

Dari penelitian terhadap program “Yuk Keep Smile” di TRANS TV, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Dalam proses Pra Produksi program “Yuk Keep Smile” di TRANS TV, tim kreatif menemukan ide dalam penyusunan konten melalui kegiatan brainstorming yang dilakukan bersama beberapa tim kreatif yang bertugas, beberapa perwakilan dari pihak PA (Production Assistant), produser, dan beberapa individu dari tim outsource yang membantu dalam pembuatan script. Kegiatan brainstorming ini dilakukan H-2 sebelum kegiatan shooting berjalan. Hasil brainstorming yang sudah dilakukan akan di presentasikan kepada pihak kepala divisi untuk disetujui ide tersebut akan dijadikan sebuah konten saat itu atau tidak, tentunya aka nada proses revisi sebelum script benar-benar tercetak dan disebarkan kepada crew lain.

2. Dalam proses Produksi program “Yuk Keep Smile” di TRANS TV, sebelum kegiatan shooting secara live berjalan tim produksi melakukan pengecekan sekali lagi untuk

(7)

meyakinkan sebuah konten benar-benar bisa untuk dieksekusi. Kemudian setelah melakukan pengecekan, tim kreatif yang berperan sebagai lead pada hari itu akan melakukan kegiatan reading bersama para talent dan para floor director yang bertugas di hari tersebut. Tujuannya untuk “mempelajari” script bersama tim produksi dan talent agar tidak terjadi kesalahan untuk masing-masing pos.

3. Dalam proses Pasca Produksi program “Yuk Keep Smile” di TRANS TV, tidak ada proses pengeditan karena program ini bersifat live. Namun setelah kegiatan shooting selesai, biasanya tim kreatif yang bertugas bersama produser dan para FD beserta PA melakukan sebuah evaluasi singkat. Di dalam evaluasi tersebut dibahas mengenai kesalahan-kesalahan yang terjadi selama kegiatan shooting berjalan dan pemberian solusi untuk kedepannya agar tidak terulang lagi. Kemudian tim kreatif juga memiliki kewajiban untuk melihat grafik rating & share minute by minute di keesokan harinya untuk mengetahui konten manakah yang berhasil menarik perhatian penonton serta target audience seperti apakah yang berhasil mereka dapatkan di episode tersebut.

4. Peneliti juga melakukan Analisis SWOT untuk menganalisis kualitas program “Yuk Keep Smile” bila dilihat dari skala internal dan eksternal program ini, dengan menganalisis Strength (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunity (Kesempatan), dan Threats (Ancaman). Kekuatan program “Yuk Keep Smile” ini adalah mereka memiliki talent yang luar biasa didukung dengan hubungan kekeluargaan antara tim produksi menghasilkan output berupa konten yang sangat menarik dilengkapi dengan reality yang tidak dibuat-buat. Selain itu program “Yuk Keep Smile” ini merupakan program yang dapat dibilang pioneer dalam mengusung konsep variety show yang berbeda dari biasanya. Kelemahan dari program “Yuk Keep Smile” ini adalah stripping, dimana dapat membawa beberapa akibat negatif kepada program itu sendiri. Program stripping seperti ini dapat membuat penonton bosan di jangka panjang dan penurunan fisik bagi tim produksinya. Peluang yang dimiliki program “Yuk Keep Smile” adalah adanya ide-ide kreatif dan inovatif yang bermunculan dari para tim kreatif maupun dari talent-nya itu sendiri. Adanya penambahan flavor baru dari segi talent juga menjadi peluang bagi program “Yuk Keep Smile” untuk tetap bertahan dalam persaingan program televisi. Namun, program “Yuk Keep Smile” harus mengalami ancaman yang cukup berat. Dikarenakan program ini tayang setiap hari dan bersifat live, sudah pasti itu akan menguras tenaga dan pikiran dari tim produksinya itu sendiri. Penurunan fisik dari tim produksi dapat menyebabkan ouput yang kurang baik juga untuk program. Persaingan dengan program lain juga menjadi ancaman tersendiri bagi program “Yuk Keep Smile” ini. Pesaing terbesarnya adalah program sinetron yang banyak digemari audience masyarakat Indonesia.

5. Penggunaan strategi yang diterapkan oleh pihak tim kreatif program “Yuk Keep Smile” pada dasarnya berbeda di masing-masing tahapan produksinya. Untuk di tahap pra produksi, tim kreatif menggunakan strategi riset dalam penyusunan ide yang akan dituangkan ke dalam script. Riset yang dilakukan juga dapat dilakukan untuk menentukan bintang tamu yang akan diundang ke dalam program tersebut. Strategi berupa inovasi juga diperlukan agar tayangan tersebut tidak terasa jenuh/monoton bagi penontonnya, terutama program tersebut bersifat stripping. Pembedaan jam tayang di saar weekend dan weekdays juga menjadi jurus untuk memperoleh penonton yang lebih banyak. Pada proses produksi, strategi yang dilakukan lebih kepada bagaimana caranya meminimalisir kekurangan atau kesalahan yang terjadi ketika proses shooting. Seperti

(8)

halnya bagaimana mengatasi durasi segmen yang berlebihan atau mengubah rundown yang tercetak karena situasi tertentu. Pencarian alternative untuk segala perubahan akibat kenyataan yang tidak “memadai” untuk mewujudkan sebuah script menjadi strategi sendiri bagi tim kreatif untuk memecahkan permasalahan tersebut. Di proses terakhir yaitu tahap pasca produksi, tim kreatif wajib memperhatikan grafik minute by minute untuk menyusun strategi di episode berikutnya dalam memperkaya kontennya yang dianggap berhasil (dinikmati) di penontonnya.

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, penulis akan memberikan beberapa masukan, diantaranya :

1. Sebaiknya program “Yuk Keep Smile” ini jangan ditayangkan secara stripping karena ini jelas merupakan sebuah ancaman bagi program itu sendiri. Ada baiknya program ini ditayangkan pada weekend saja atau beberapa hari selama weekdays. Pengurangan jadwal penayangan dapat membantu meringankan beban fisik crew di dalamnya agar tidak terlalu lelah dimana ini juga merupakan salah satu ancaman bagi program.

2. Pengurangan durasi pada jam tayang program “Yuk Keep Smile” dapat menjadi salah satu alternative yang baik untuk mengurangi rasa bosan penonton maupun talent-nya.

3. Ada baiknya program “Yuk Keep Smile” ini membuat sebuah “gebrakan” baru untuk menarik atau menghidupkan kembali animo masyarakatnya, demi mengulang kesuksesannya seperti dahulu ketika bulan ramadhan terutama sudah banyak pihak TV lain yang melahirkan program yang serupa.

REFERENSI

BUKU

Ardianto, E. (2007). Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Bauer, E. M. (2009). Top Executives' Work Relationship and Work-Family Balance. Weisbaden:

Gabler.

Berger, Arthur. (2000). Media & Communication Research. London: Sage Publication. Black, J. (1998). Introduction To Mass Communication. UK: William C Brown Pub.

Bogdan, Robert dan Sari Biklen. (1981). Qualitative Research for Education: An Introduction to Theory and Methods, second edition. New York: A Wlley Interscience Publication. Bogdan, Robert dan Steven Taylor. (1984) Introducing to Qualitative Methods:

Phenomenological. New York: A Wlley Interscience Publication. Bungin, B. (2006). Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana.

(9)

Changara, Hafied. (2010). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta :Kencana Prenada Media Group.

Djumhur, I dan Muh. Surya. (1985). Manajemen Modern. ACI. Surabaya

Effendi, O.U. (2004).Ilmu Teori & Filsafat Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Endraswara, Suwardi. (2011). Metodologi Penelitian Sastra-Epistemologi, Model, Teori, dan Aplikasi, Edisi Revisi. Yogyakarta: CAPS.

Kriyantono, Rachmat. (2007). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Kuswandi, Wawan (1996). Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Isi Media Televisi. Jakarta : Rineka Cipta.

Lincoln, Yvonna dan Egon Guba. (1985). Naturalistic Inquiry. Texas, SAGE Publications. Mabruri, Anton. (2010). Manajemen Produksi Program Acara Televisi. Jakarta: Grasindo. McQuail, D. (2011). Teori Komunikasi Massa McQuail Edisi 6 Buku 1. Jakarta: Salemba

Humanika.

Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Morrisan, M. A. (2008). Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi .

Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.

Morissan, M. A. (2008). Manajemen Media Penyiaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Morrisan, M. A. (2011). Manajemen Penyiaran : Strategi Mengelola Radio dan Televisi Edisi

Revisi. Jakarta: Kencana Perdana Media Group.

Muda, Deddy Iskandar. (2005). Jurnalistik Televisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyana, D. (2007). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (9th Edition ed.). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Naratama. (2004). Menjadi Sutradara Televisi. Jakarta: Grasindo.

Nasution. (2003). Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Nurudin. (2007). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Papana, Ramon. (2012). Kitab Suci, Kiat Tahap Awal Belajar Stand Up Comedy. Jakarta:

Mediakita.

Patton, Michael Quinn. (1987). Qualitative Education Methods. Beverly Hills: Sage Publication.

Poerwandari, E. (1998). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Universitas Terbuka. Rangkuti, F. (2009). Riset Pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Soenarto, R. M. (2007). Programa Televisi: Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran. Jakarta: FFTV-IKJ Press.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suharyadi dan Purwanto, S. K. (2004). Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Pustaka. Suprapto, Tommy. (2011). Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta:

MedPress.

Wibowo, F. (2009). Teknik Produksi Program Televisi. Jakarta: Pinus Book Publisher. Wiryanto. (2008). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo.

JURNAL

1. Library.binus.ac.id/ 2. Proquest.com

(10)

WEBSITE

1. http://alfitbm.blogspot.com/2013/11/fenomena-acara-tv-indonesia-yang-sedang.html (diunduh Kamis, 10 April 2014)

2. http://hiburan.kompasiana.com/televisi/2014/01/04/fenomena-acara-goyang-goyangan-622009.html(diunduh Senin 7 April 2014)

3. http://info-tipswanita.blogspot.com/2013/12/yuk-keep-smile-yks-trans-tv.html (diunduh Jumat 28 Maret 2014)

4. http://www.transtv.co.id/index.php/about#.U46uMEA_SJM (diunduh Sabtu Maret 2014) 5.

http://www.beritasatu.com/hiburan/158971-kpi-berikan-teguran-tertulis-untuk-program-yuk-keep-smile.html) (diunduh Minggu 4 Mei 2014)

6. http://www.kpi.go.id/index.php/lihat-sanksi/31808-teguran-untuk-yks-yuk-keep-smile-trans-tv(diunduh Minggu 4 Mei 2014)

7. https://id.berita.yahoo.com/ini-17-guyonan-di-program-yuk-kita-sahur-230055156.html (diunduh Sabtu 15 Maret 2014)

8. http://agussudibyo.file.wordpress.com (diunduh Senin 3 Maret 2014)

9. http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2012/01/06/analisa-swot-part-1-427859.html(diunduh Sabtu 10 Mei 2014)

RIWAYAT PENULIS

RA. Windriya Kushandarti lahir di Jakarta, 23 April 1991. Penulis menamatkan pendidikan

S1 di Binus University dalam bidang Marketing Communication, penjurusan Broadcasting pada tahun 2014.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian penerapan teknik diversity equal gain combining pada penerima akan dapat meningkatkan kinerja sistem komunikasi digital pada kanal rayleigh fading.. Kata Kunci:

hafrbalan terubfra .lalam hal pcnganekut uang lunai bagi p€dasans lang menssunaran uang sebag3i alar pembryaran, hal im tentu frenyulitkan bdgi nereka unru* ncmba$a

- Bahwa lagi pula alasan-alasan kasasi tersebut mengenai penilaian hasil pembuktian yang bersifat penghargaan tentang suatu kenyataan, hal tersebut

Tulisan yang dibuat Ustadz Felix pada buku ini terinspirasi dari kawan-kawannya yaitu: seorang pengemban dakwah bukan pustakawan yang kecanduan buku-buku sejarah dan

Dengan adanya sumber energi yang melimpah dan murah ini memungkinkan Irian Jaya, khususnya DAS Mamberamo, untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di wilayah KTI dengan

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikankan Skripsi dengan judul " Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya

[r]

Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter batang, total luas daun, bobot kering tajuk, bobot kering akar, jumlah polong berisi, jumlah polong hampa, jumlah