• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT Bank Bali Tbk Dan Anak Perusahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT Bank Bali Tbk Dan Anak Perusahaan"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Kami telah mengaudit neraca konsolidasi dan laporan komitmen dan kontinjensi konsolidasi PT Bank Bali Tbk dan Anak perusahaan tanggal 31 Desember 2000 dan 1999, serta laporan laba rugi konsolidasi, laporan perubahan defisiensi modal konsolidasi dan laporan arus kas konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2000 dan 1999. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen Bank. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Kami tidak mengaudit laporan keuangan beberapa anak perusahaan yang dikonsolidasi yang laporan keuangannya mencerminkan jumlah aktiva dan jumlah pendapatan operasional masing-masing sebesar 1,76% dan 1,54% untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2000 dan 3,22% dan 1,77% untuk tahun 1999 dari jumlah konsolidasi. Kami juga tidak mengaudit laporan keuangan beberapa perusahaan asosiasi yang penyertaannya dalam laporan keuangan konsolidasi terlampir menggunakan metode ekuitas (equity method). Penyertaan tersebut mencerminkan 0,57% dan 1,00% dari jumlah aktiva konsolidasi masing-masing pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999, dan bagian atas laba/rugi bersih perusahaan asosiasi mencerminkan 1,49% dan 0,09% dari jumlah laba/ rugi bersih konsolidasi masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan-laporan keuangan tersebut diaudit oleh auditor-auditor independen lain dengan pendapat wajar tanpa pengecualian yang laporannya telah diserahkan kepada kami, dan pendapat kami, sepanjang yang berkaitan dengan jumlah-jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan Anak perusahaan dan perusahaan asosiasi tersebut semata-mata hanya didasarkan atas laporan auditor-auditor independen lain tersebut.

Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat. Dalam laporan kami No. 33866S tanggal 27 April 2000, kami tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan konsolidasi PT Bank Bali Tbk dan Anak perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 1999 karena adanya ketidakpastian yang signifikan atas keberhasilan proses Penawaran Umum Terbatas III dalam rangka program rekapitalisasi Bank dan penyelesaian masalah kepegawaian Bank. Seperti yang telah dijelaskan dalam paragraf kelima dan Catatan 35, dengan akan dilanjutkannya program rekapitalisasi Bank, dan telah diselesaikannya masalah kepegawaian Bank, pendapat kami sekarang atas laporan keuangan konsolidasi tahun 1999, seperti yang disajikan dalam laporan ini, berbeda dengan yang kami nyatakan dalam laporan kami sebelumnya.

(3)

yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Sebagaimana dijelaskan pada Catatan 40l, dalam kaitan penempatan dan penyerahan Bank kepada BPPN, Herman Ramli sebagai Penggugat I dan Rudy Ramli sebagai Penggugat II, menggugat Gubernur Bank Indonesia sebagai Tergugat I dan BPPN sebagai Tergugat II intervensi melalui perkara No. 138/G.TUN/1999/PTUN-JKT tanggal 19 Oktober 1999. Perkara ini adalah mengenai gugatan untuk menyatakan batal atau tidak sah dan karenanya memerintahkan pencabutan atas keputusan Tata Usaha Negara yang diterbitkan oleh Tergugat I berupa Surat Keputusan Tergugat I No. 1/14/KEP/DpG/1999 tanggal 23 Juli 1999 yang menetapkan bahwa Bank menjadi Bank Take Over (BTO). Pada tanggal 30 Maret 2000, Majelis Hakim Tata Usaha Negara telah memutuskan perkara No. 138/G.TUN/1999/PTUN-JKT yang diantaranya, menyatakan batal surat keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 1/14/KEP/DpG/1999, tanggal 23 Juli 1999, tentang penyerahan PT Bank Bali Tbk kepada BPPN dan memerintahkan tergugat untuk mencabut Surat Keputusan tersebut. Berkaitan dengan keputusan tersebut, BPPN telah mengirimkan surat kepada Tim Pengelola Bank Bali No. PB-333/BPPN/0300 tanggal 30 Maret 2000, yang menyatakan adanya upaya banding dari BPPN sebagai Tergugat II intervensi dan meminta tim pengelola Bank untuk menunda RUPS Luar Biasa Bank Bali yang akan memutuskan Penawaran Umum Terbatas III dalam rangka rekapitalisasi Bank sampai dengan selesainya masalah gugatan tersebut di atas. Seperti yang telah diungkapkan dalam Catatan 38r, BPPN mengirimkan surat kepada Tim Pengelola PT Bank Bali Tbk No. PB-619/BPPN/0600 tanggal 9 Juni 2000 yang menyatakan bahwa program rekapitalisasi yang tertunda pelaksanaannya, agar tetap dilanjutkan sesuai dengan hasil keputusan rapat Komite Kebijakan Sektor Keuangan pada tanggal 8 Juni 2000. Pelaksanaan rekapitalisasi ini tidak dikaitkan dengan masalah hukum yang ada. Dan dengan dikeluarkannya surat ini, maka surat BPPN No. PB-333/BPPN/0300 tanggal 30 Maret 2000 mengenai penundaan RUPS Luar Biasa Bank Bali dinyatakan tidak berlaku lagi. Kemudian seperti yang telah diungkapkan dalam Catatan 38u, berdasarkan surat KKSK No. S-188/M. EKUIN/07/2000 tanggal 17 Juli 2000, yang memberikan kewenangan kepada BPPN untuk melanjutkan negosiasi dengan Rudy Ramli dan Herman Ramli dan telah ditandatanganinya Perjanjian Perdamaian tanggal 17 Juli 2000, BPPN mengirimkan surat No. PB-750/BPPN/0700 tanggal 18 Juli 2000 kepada PT Bank Bali Tbk yang menyarankan agar Tim Pengelola PT Bank Bali Tbk melanjutkan upaya yang diperlukan sehubungan dengan rencana rekapitalisasi Bank Bali. Dalam kesimpulan Rapat Kerja Komisi IX DPR pada tanggal 21-22 Juli 2000 telah diputuskan bahwa DPR menyetujui langkah Pemerintah untuk merekapitalisasi Bank. Rekapitalisasi akan dilaksanakan setelah Pengadilan Tata Usaha Negara mengeluarkan putusan berkekuatan hukum tetap mengenai perjanjian perdamaian tersebut di atas. Seperti diungkapkan dalam Catatan 40l, pada tanggal 24 Juli 2000, melalui penetapan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta (PTTUNJ) mengenai perkara Banding No. 102/B/2000/PT.TUN.JKT., PTTUNJ menerima permohonan banding dari Gubernur Bank Indonesia sebagai Tergugat I dan BPPN sebagai Tergugat II intervensi, membatalkan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta No. 138/G.TUN/1999/PTUN-JKT tanggal 30 Maret 2000 yang dimohonkan banding dan menyatakan gugatan Penggugat Herman Ramli sebagai Penggugat I dan Rudy Ramli sebagai Penggugat II tidak dapat diterima. Menurut pendapat Konsultan Hukum Bank sesuai Pasal 131 ayat (1) dan (2) Undang-Undang RI No. 5 tahun 1996 tentang Peradilan Tata Usaha Negara Jis Pasal 55 ayat (1) dan Pasal 46 ayat (1) dan (2) Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, mengingat telah lewatnya jangka waktu untuk mengajukan permohonan

(4)

Sebagaimana dijelaskan pada Catatan 40i, pada tanggal 24 September 1999, melalui Surat Penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 448/Pdt.G/1999/PN.Jak.Sel, PT Era Giat Prima (EGP) mengajukan gugatan terhadap Bank sehubungan dengan perjanjian pengalihan/“cessie” atas tagihan BDNI dan BUN dari Bank kepada EGP (Catatan 5). Gugatan ini timbul karena Bank dianggap telah melakukan wanprestasi. Oleh karena itu, EGP mengajukan permohonan sita terhadap aktiva tertentu milik Bank, serta ganti kerugian sebesar Rp 2,5 triliun dan meminta agar dinyatakan sebagai pemilik dana hasil pencairan piutang tersebut yang ditempatkan dalam “Escrow Account” di bawah pengawasan Bank Indonesia. Perkara ini dimenangkan oleh EGP, tetapi Bank telah mengajukan banding sehingga putusan Majelis Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tersebut belum mempunyai kekuatan hukum tetap. Di lain pihak, PT Sarijaya Wirasentosa mengirimkan surat kepada Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) yang mempersoalkan keabsahan pernyataan pendaftaran penawaran umum terbatas (Right Issue III Bank Bali) yang disampaikan oleh tim pengelola Bank (Catatan 40k). Berdasarkan pendapat penasehat hukum Bank, pelaksanaan penawaran umum terbatas tersebut oleh tim pengelola Bank sesuai dengan hak dan wewenang yang dimiliki oleh tim pengelola Bank berdasarkan Surat Keputusan Ketua BPPN No. 328/BPPN/0799 tanggal 23 Juli 1999.

Seperti diuraikan pada Catatan 35 atas laporan keuangan konsolidasi, mulai pertengahan 1999, kondisi ekonomi Indonesia menunjukkan indikasi perbaikan yang ditandai antara lain dengan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia dan tingkat inflasi yang menurun. Walaupun demikian, kondisi ekonomi Indonesia masih akan dipengaruhi oleh stabilitas politik, keberhasilan rekapitalisasi perbankan dan restrukturisasi hutang bermasalah. Sampai dengan semester pertama tahun 2000, sektor bank masih melakukan kegiatan pemberian kredit secara sangat terbatas. Pada tanggal 31 Desember 2000, Bank memiliki Obligasi Negara Republik Indonesia sebesar Rp 5.314.357.000.000, yang seluruhnya untuk dimiliki hingga jatuh tempo (lihat Catatan 7). Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2000, penyisihan penghapusan aktiva produktif dan penurunan nilai pasar Bank dan Anak perusahaan sebesar Rp 562.717.942.841 dan beban bunga bersih konsolidasi sebesar Rp 256.983.256.592 dan seperti dijelaskan pada Catatan 37, sehubungan dengan program rekapitalisasi bank umum, pada tanggal 8 Februari 1999 diterbitkan Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia No. 53/KMK.017/1999 dan No. 31/12/KEP/GBI tentang pelaksanaan program rekapitalisasi bank umum, yang diantaranya mewajibkan Bank untuk meningkatkan modal disetornya untuk mencapai kewajiban penyediaan modal minimum 4%. Bank ikut dalam program rekapitalisasi di atas. Pada tanggal 22 April 1999, Standard Chartered Bank (SCB) telah setuju untuk melakukan investasi sebesar 20% dari modal yang dibutuhkan Bank dan telah menempatkan pada rekening “escrow” (escrow account) sebesar US$ 56 juta (Catatan 38b). Pada tanggal 23 Juli 1999, Bank telah ditempatkan dalam pengelolaan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Pada tanggal 26 Juli 1999, BPPN dan SCB telah menandatangani perjanjian investasi dalam rangka rekapitalisasi Bank (Catatan 38d). BPPN, SCB dan Bank juga menandatangani perjanjian pengelolaan untuk mengelola Bank Bali. Dalam kaitan ini, BPPN menunjuk Tim Pengelola dari SCB. Berkaitan dengan itu, Bank menghadapi masalah kepegawaian. Berdasarkan Surat Keputusan Ketua BPPN No. SK-368/BPPN/0899 tanggal 4 Agustus 1999 Bank telah ditetapkan sebagai peserta program rekapitalisasi Bank Take Over (BTO). Untuk memenuhi persyaratan modal minimum, Bank akan melakukan Penawaran Umum Terbatas dengan Hak Memesan Efek Terlebih

(5)

telah memberikan kepada SCB hak untuk membeli (call option) dan SCB telah memberikan BPPN hak untuk menjual (put option) baik seluruh atau sebagian saham yang dimiliki oleh BPPN sehubungan dengan Penawaran Umum Terbatas III. Seperti yang dijelaskan pada Catatan 38m, pada tanggal 15 Desember 1999, BPPN dan SCB menyetujui untuk mengakhiri perjanjian investasi dan perjanjian pengelolaan dan pada tanggal tersebut semua ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam kedua perjanjian tersebut telah diakhiri, termasuk penunjukan Tim Pengelola dari SCB. Pada tanggal 28 Agustus 2000, Bank telah melaksanakan Penawaran Umum Terbatas dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Rights Issue) III. Dalam penawaran umum terbatas ini, BPPN telah mengambil bagian sebanyak 66.011.335.917 saham seri B dengan harga Rp 80,51 per saham senilai Rp 5.314.357.000.000. Dengan Penawaran Umum Terbatas III ini, modal disetor Bank telah meningkat menjadi Rp 668.645.803.835, sehingga Bank dapat kembali memiliki ekuitas positif pada tanggal 31 Desember 2000. Pada tanggal 30 Juni 2000, Bank juga telah mengalihkan dan menyerahkan semua hak dan pemilikan dari aktiva-aktiva produktif “non-performing” kepada BPPN. Setelah program rekapitalisasi tersebut, Bank telah memenuhi rasio kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) sesuai yang disyaratkan Bank Indonesia. Laporan keuangan konsolidasi terlampir mencakup dampak memburuknya kondisi ekonomi yang terus berlanjut tersebut, sepanjang hal itu dapat ditentukan dan diperkirakan. Penyelesaian memburuknya kondisi ekonomi yang terus berlanjut tergantung pada kebijakan moneter dan fiskal yang telah dan akan diambil oleh Pemerintah untuk menyehatkan ekonomi, suatu tindakan yang berada di luar kendali Bank dan Anak perusahaan. Oleh karena itu, tidaklah mungkin untuk menentukan dampak masa depan terus memburuknya kondisi ekonomi terhadap penghasilan dan realisasi aktiva produktif Bank dan Anak perusahaan, termasuk dampak mengalirnya dana nasabah, kreditur dan pemegang saham ke dan dari Bank dan Anak perusahaan.

PRASETIO, UTOMO & CO.

NIU-KAP 98.2.0024

Drs. Ruchjat Kosasih NIAP 98.1.0068 15 Februari 2001

(6)

31 Desember 2000 1999 AKTIVA KAS (Catatan 3) Rp 367.715.363.314 Rp 310.707.210.047

GIRO PADA BANK INDONESIA (Catatan 4) 529.391.027.895 385.974.027.173

GIRO PADA BANK LAIN 114.230.572.489 139.749.450.891

PENEMPATAN PADA BANK LAIN - Setelah

dikurangi penyisihan penghapusan sebesar Rp 20.449.828.300 pada tahun 2000 dan Rp 223.191.394.303 pada tahun 1999

(Catatan 2c, 2h dan 5) 2.108.426.234.635 1.926.868.612.963

SURAT-SURAT BERHARGA YANG DIMILIKI -

Setelah dikurangi penyisihan penghapusan dan penurunan nilai pasar masing-masing sebesar Rp 794.724.618 dan Rp 505.374.890 pada tahun 2000 serta Rp 67.459.683.971 dan Rp 747.970.967 pada tahun 1999

(Catatan 2d, 2h dan 6) 752.509.728.225 301.184.829.286

OBLIGASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

(Catatan 2e dan 7) 5.314.357.000.000

-KREDIT YANG DIBERIKAN (Catatan 2f, 2g, 2h,

2s, 8, 15 dan 24)

Pihak ketiga 1.497.102.089.405 2.754.011.783.946

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 8.726.855.697 116.367.303.371

Penyisihan penghapusan ( 500.839.794.356 ) ( 1.483.137.851.938 )

Jumlah Kredit yang Diberikan - Bersih 1.004.989.150.746 1.387.241.235.379

TAGIHAN PREMI (Catatan 2i dan 9) 8.030.799.661 10.078.252.284

BUNGA MASIH AKAN DITERIMA 146.106.539.094 43.695.969.869

BIAYA DIBAYAR DI MUKA (Catatan 2j) 20.573.857.826 20.221.874.734

(7)

31 Desember

2000 1999

AKTIVA PAJAK TANGGUHAN - Bersih

(Catatan 2w dan 19) Rp 168.162.258.151 Rp 124.097.544.620

PENYERTAAN SAHAM - Setelah dikurangi

penyisihan penghapusan sebesar Rp 10.379.578.300 pada tahun 2000 dan Rp 1.172.578.300 pada tahun 1999

(Catatan 2b, 2h dan 10) 74.188.498.217 71.827.815.542

AKTIVA TETAP (Catatan 2g, 2k, 11, 24 dan 34)

Nilai tercatat 837.114.630.365 1.142.550.936.827

Akumulasi penyusutan dan amortisasi ( 205.120.183.087 ) ( 202.208.396.295 )

Nilai buku 631.994.447.278 940.342.540.532

AKTIVA LAIN-LAIN

Tagihan lain-lain (Catatan 5 dan 12) 546.466.116.369 546.466.116.369

Agunan yang diambil alih (Catatan 2l dan 12) 75.260.258.693 111.345.750.732 Lain-lain (Catatan 2b, 2k, 2m,

2n, 2o, 12, dan 38e) 81.151.258.805 106.707.411.499

Jumlah Aktiva Lain-lain 702.877.633.867 764.519.278.600

JUMLAH AKTIVA Rp11.943.553.111.398 Rp 6.426.508.641.920

(8)

31 Desember

2000 1999

KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN

SIMPANAN

Giro (Catatan 2g, 2p, 13 dan 24)

Pihak ketiga Rp 1.567.085.652.923 Rp 1.600.358.371.191

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 12.950.145.715 1.686.726.374

Jumlah Giro 1.580.035.798.638 1.602.045.097.565

Tabungan (Catatan 2g, 2p, 14 dan 24)

Pihak ketiga 1.464.753.946.060 1.533.436.402.761

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 1.276.835.444 1.978.270.180

Jumlah Tabungan 1.466.030.781.504 1.535.414.672.941

Call deposits - 7.175.000.000

Deposito berjangka (Catatan 2g, 2p, 15 dan 24)

Pihak ketiga 5.957.041.297.247 4.263.672.426.896

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 9.127.991.221 96.842.740.151

Jumlah Deposito Berjangka 5.966.169.288.468 4.360.515.167.047

Jumlah Simpanan 9.012.235.868.610 7.505.149.937.553

KEWAJIBAN SEGERA LAINNYA (Catatan 5 dan 16) 763.857.121.323 777.695.795.572

HUTANG PAJAK (Catatan 2w dan 19) 1.597.601.632 715.353.992

SURAT-SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN

(Catatan 17) 10.140.646.888 241.274.363.615

BUNGA MASIH HARUS DIBAYAR 74.383.543.553 98.058.660.677

PINJAMAN YANG DITERIMA (Catatan 18) 1.443.900.408.829 1.362.828.618.364

KEWAJIBAN LAIN-LAIN

(Catatan 2h, 2q, 2r, 2v, 20 dan 38e) 134.348.672.032 130.100.541.168

Jumlah Kewajiban 11.440.463.862.867 10.115.823.270.941

(9)

31 Desember

2000 1999

HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH

ANAK PERUSAHAAN (Catatan 2b) Rp 29.602.337.416 Rp 24.394.209.827

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp 500 per saham untuk kelas A dan Rp 5 per saham untuk kelas B pada tahun 2000 serta nilai nominal Rp 500 per saham untuk kelas A pada tahun 1999

Modal dasar - 672.005.833 saham kelas A dan 92.799.416.700 saham kelas B pada tahun 2000 serta 1.600.000.000 saham kelas A pada tahun 1999

Modal ditempatkan dan disetor penuh -672.005.833 saham kelas A dan 66.528.577.467 saham kelas B

pada tahun 2000 serta 672.005.833 saham kelas A pada tahun 1999

(Catatan 1 dan 21) 668.645.803.835 336.002.916.500

Tambahan modal disetor - agio saham - bersih

(Catatan 1 dan 21) 5.023.052.000.762 4.517.075.500

Selisih penilaian nilai wajar surat-surat berharga tersedia untuk dijual

-yang belum direalisasi (Catatan 2d) 17.538.916.560

-Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan

(Catatan 2b dan 22) 140.484.752.869 140.010.219.421

Selisih penilaian kembali aktiva tetap

(Catatan 2k dan 11) 43.574.050.734 145.575.327.401

Defisit ( 5.419.808.613.645 ) ( 4.339.814.377.670 )

Ekuitas (Defisiensi Modal) - Bersih 473.486.911.115 ( 3.713.708.838.848 )

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS Rp11.943.553.111.398 Rp 6.426.508.641.920

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

(10)

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 1999 KOMITMEN Tagihan Komitmen

Pembelian berjangka valuta asing

(Catatan 2v dan 23) Rp 34.911.672.971 Rp 15.763.420.000

Pembelian tunai (spot) valuta asing yang

belum diselesaikan (Catatan 2v dan 23) 9.699.601.044 10.706.105.894

Fasilitas pinjaman yang diterima

yang belum digunakan - 472.703.405

Jumlah Tagihan Komitmen 44.611.274.015 26.942.229.299

Kewajiban Komitmen

Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum

digunakan 490.363.209.419 567.179.513.718

Penjualan tunai (spot) valuta asing yang

belum diselesaikan (Catatan 2v dan 23) 49.574.462.048 10.711.657.234

Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan

yang masih berjalan dalam rangka impor 22.656.920.375 11.689.781.472

Akseptasi wesel impor atas dasar letters

of credit berjangka 16.203.308.741 24.533.582.271

Penjualan berjangka valuta asing

(Catatan 2v dan 23) 34.686.348.361 15.715.256.111

Jumlah Kewajiban Komitmen 613.484.248.944 629.829.790.806

Kewajiban Komitmen - Bersih ( 568.872.974.929 ) ( 602.887.561.507 )

(11)

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 1999 KONTINJENSI Tagihan Kontinjen

Pendapatan bunga dalam

penyelesaian (Catatan 2s) Rp 87.935.000.000 Rp 94.347.261.704

Kewajiban Kontinjen

Garansi yang diterbitkan dalam bentuk:

Performance bonds 18.459.762.464 35.450.429.073

Bid bonds 1.039.833.717 579.129.500

Custom bonds 984.554.714 1.392.071.271

Retention bonds 352.957.446 317.795.035

Standby letters of credit 123.837.649

-Advance payment bonds 115.226.904 1.748.061.600

Third Bill of lading - 192.587.500

Jumlah Kewajiban Kontinjen 21.076.172.894 39.680.073.979

Tagihan Kontinjen - Bersih 66.858.827.106 54.667.187.725

KOMITMEN DAN KONTINJENSI - Bersih (Rp 502.014.147.823 ) (Rp 548.220.373.782 )

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

(12)

Tanggal-tanggal 31 Desember

2000 1999

PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL

Pendapatan Bunga

Bunga (Catatan 2s dan 26) Rp 580.754.389.421 Rp 1.159.248.529.117

Provisi dan komisi (Catatan 2t) 32.790.436.543 46.041.722.865

Jumlah Pendapatan Bunga 613.544.825.964 1.205.290.251.982

Beban Bunga

Bunga (Catatan 2s dan 27) 848.143.370.673 1.623.035.679.722

Provisi dan komisi (Catatan 2t) 22.384.711.883 33.420.895.991

Jumlah Beban Bunga 870.528.082.556 1.656.456.575.713

Beban Bunga - Bersih 256.983.256.592 451.166.323.731

Pendapatan Operasional Lainnya

Laba (rugi) selisih kurs - bersih (Catatan 2v) 184.508.535.027 ( 54.840.431.922 )

Provisi dan komisi lainnya (Catatan 28) 82.948.788.115 95.688.384.401

Pendapatan premi (Catatan 2i) 27.399.235.268 22.379.026.134

Lain-lain 21.238.341.281 67.214.835.619

Jumlah Pendapatan Operasional Lainnya 316.094.899.691 130.441.814.232

Beban Operasional Lainnya

Penyisihan penghapusan dan penurunan nilai

pasar (Catatan 2d,2h dan 2l) 562.717.942.841 1.288.957.410.265

Umum dan administrasi (Catatan 2k, 2m, 24

dan 29) 224.139.334.706 238.095.545.973

Tenaga kerja dan tunjangan

(Catatan 2u, 30 dan 31) 174.306.518.021 159.943.394.060

Lain-lain 56.084.434.349 65.738.748.907

Jumlah Beban Operasional Lainnya 1.017.248.229.917 1.752.735.099.205

(13)

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember

2000 1999

Beban Operasional Lainnya - Bersih Rp 701.153.330.226 Rp 1.622.293.284.973

RUGI OPERASIONAL (Catatan 25) ( 958.136.586.818 ) ( 2.073.459.608.704 )

PENDAPATAN (BEBAN)

BUKAN OPERASIONAL - Bersih

(Catatan 2b, 2k, 2l, 10 dan 32) ( 155.549.082.124 ) 14.779.855.934

RUGI SEBELUM TAKSIRAN PAJAK

PENGHASILAN ( 1.113.685.668.942 ) ( 2.058.679.752.770 )

TAKSIRAN PAJAK PENGHASILAN

(Catatan 2w dan 19)

Tahun berjalan 3.032.087.300 1.560.559.000

Tangguhan ( 43.034.147.861 ) ( 35.969.323.403 )

JUMLAH TAKSIRAN PAJAK PENGHASILAN ( 40.002.060.561 ) ( 34.408.764.403 )

RUGI SEBELUM HAK MINORITAS ATAS LABA

BERSIH ANAK PERUSAHAAN ( 1.073.683.608.381 ) ( 2.024.270.988.367 )

HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK

PERUSAHAAN (Catatan 2b) ( 6.310.627.594 ) ( 4.370.831.218 )

RUGI BERSIH (Rp 1.079.994.235.975 ) (Rp 2.028.641.819.585 )

RUGI BERSIH PER SAHAM DASAR (Catatan 2x) (Rp 60 ) (Rp 2.220 )

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

(14)

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999

Selisih Penilaian

Nilai Wajar

Modal Saham Tambahan Modal Surat-surat Berharga Selisih Kurs Selisih

Ditempatkan dan Disetor-Agio -Tersedia untuk Dijual- karena Penjabaran Penilaian Kembali Ekuitas

Disetor Penuh Saham yang belum Direalisasi Laporan Keuangan Aktiva Tetap Defisit (Defisiensi Modal)

Saldo 1 Januari 1999 Rp 336.002.916.500 Rp 4.517.075.500 Rp - Rp 129.111.034.907 Rp 145.575.327.401 ( Rp 2.311.172.558.085) ( Rp1.695.966.203.777 )

Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan

(Catatan 2b dan 22) - - - 10.899.184.514 - - 10.899.184.514

Rugi bersih tahun berjalan - - - ( 2.028.641.819.585) ( 2.028.641.819.585 )

Saldo 31 Desember 1999 336.002.916.500 4.517.075.500 - 140.010.219.421 145.575.327.401 ( 4.339.814.377.670) ( 3.713.708.838.848 )

Penawaran Umum Terbatas Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu III

(Catatan 1 dan 21) 332.642.887.335 5.018.534.925.262 - - - - 5.351.177.812.597

Selisih Penilaian Nilai Wajar Surat-surat Berharga -Tersedia untuk Dijual-yang belum Direalisasi

(Catatan 2d) - - 17.538.916.560 - - - 17.538.916.560

Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan

(Catatan 2b dan 22) - - - 474.533.448 - - 474.533.448

Penurunan nilai aktiva tetap

(Catatan 2k dan 11) - - - - ( 102.001.276.667) - ( 102.001.276.667 )

Rugi bersih tahun berjalan - - - ( 1.079.994.235.975) ( 1.079.994.235.975 )

Saldo 31 Desember 2000 Rp 668.645.803.835 Rp 5.023.052.000.762 Rp 17.538.916.560 Rp 140.484.752.869 Rp 43.574.050.734 (Rp 5.419.808.613.645) (Rp 473.486.911.115 )

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

(15)

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember

2000 1999

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan bunga, provisi dan komisi Rp 594.083.044.854 Rp 1.411.851.717.203

Laba selisih kurs - bersih 184.508.535.027 174.229.866.818

Pendapatan premi 27.399.235.268 22.379.026.134

Pendapatan operasional lainnya - lain-lain 21.238.341.281 64.626.772.021

Pendapatan bukan operasional - bersih 15.250.937.671 10.266.698.188

Pembayaran bunga, provisi dan komisi ( 894.203.199.680 ) ( 1.698.678.741.145 )

Beban operasional lainnya ( 387.376.205.735 ) ( 395.434.037.847 )

Hak minoritas atas laba bersih

Anak perusahaan ( 6.310.627.594 ) ( 4.370.831.218 )

Rugi sebelum perubahan dalam aktiva dan

kewajiban operasi ( 445.409.938.908 ) ( 415.129.529.846 )

Perubahan dalam aktiva dan kewajiban operasi: Penurunan (kenaikan) aktiva operasi:

Penempatan pada bank lain ( 183.095.939.737 ) 199.287.590.724

Surat-surat berharga yang dimiliki ( 514.199.104.145 ) 911.773.332.690

Kredit yang diberikan ( 340.259.742.435 ) 1.713.065.546.382

Tagihan premi 2.047.452.623 1.729.577.298

Biaya dibayar di muka ( 351.983.092 ) 3.240.775.245

Aktiva lain-lain 71.655.576.666 ( 770.197.092.843 )

Kenaikan (penurunan) kewajiban operasi: Simpanan

Giro ( 22.009.298.927 ) ( 727.570.675.374 )

Tabungan ( 69.383.891.437 ) ( 183.536.068.208 )

Call deposits ( 7.175.000.000 ) ( 55.966.238.355 )

Deposito berjangka 1.605.654.121.421 ( 772.708.508.925 )

Kewajiban segera lainnya ( 13.838.674.249 ) 271.539.999.542

Kewajiban lain-lain ( 17.592.103.617 ) 4.544.176.977

Selisih kurs karena penjabaran

laporan keuangan 90.285.769.941 ( 16.282.921.179 )

Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi

sebelum pembayaran pajak penghasilan 156.327.244.104 163.789.964.128

Pembayaran pajak penghasilan ( 2.149.839.660 ) ( 6.710.181.122 )

Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Operasi 154.177.404.444 157.079.783.006

(16)

Tanggal-tanggal 31 Desember

2000 1999

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Kenaikan hak minoritas atas aktiva bersih

Anak perusahaan Rp 5.208.127.589 Rp 3.185.980.135

Penurunan penyertaan saham 1.131.130.737 1.584.000.000

Hasil penjualan aktiva tetap 614.876.703 4.392.673.565

Penerimaan dividen kas dari

penyertaan saham 156.477.687 1.310.905.194

Penurunan (kenaikan) surat-surat berharga

yang dimiliki ( 5.167.681.499.292 ) 205.792.761.644

Perolehan aktiva tetap ( 20.337.923.616 ) ( 65.646.163.375 )

Kenaikan penyertaan saham ( 27.720.000 ) ( 77.200.000 )

Hasil penjualan aktiva bersih satu Anak perusahaan - setelah dikurangi

kas yang dilepaskan - 352.770.116

Kas Bersih yang Diperoleh dari

(Digunakan untuk) Aktivitas Investasi ( 5.180.936.530.192 ) 150.895.727.279

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Hasil dari penerbitan modal saham 5.351.727.327.597

-Kenaikan pinjaman yang diterima 81.071.790.465 59.811.859.740

Penurunan surat-surat berharga yang diterbitkan ( 231.133.716.727 ) ( 246.862.422.236 )

Pembayaran pinjaman subordinasi - ( 937.500.000 )

Kas Bersih yang Diperoleh dari

(Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan 5.201.665.401.335 ( 187.988.062.496 )

KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS 174.906.275.587 119.987.447.789

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 836.430.688.111 716.443.240.322

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN Rp 1.011.336.963.698 Rp 836.430.688.111

(17)

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember

2000 1999

Rincian kas dan setara kas adalah sebagai berikut:

Kas Rp 367.715.363.314 Rp 310.707.210.047

Giro pada Bank Indonesia 529.391.027.895 385.974.027.173

Giro pada bank lain 114.230.572.489 139.749.450.891

Jumlah Rp 1.011.336.963.698 Rp 836.430.688.111

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

(18)

1. UMUM

a. Pendirian Bank dan Informasi Umum

PT Bank Bali Tbk (Bank) didirikan di Indonesia pada tanggal 17 Desember 1954 berdasarkan akta notaris Eliza Pondaag, S.H. No. 228, pengganti dari Raden Mas Soerojo, S.H. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam surat keputusan No. J.A.5/2/2 tanggal 4 Januari 1955 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 22 tanggal 18 Maret 1955, Tambahan No. 292. Anggaran dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris A. Partomuan Pohan, S.H., LL.M No. 11 tanggal 6 November 2000 yang antara lain mengenai perubahan modal dasar Bank dan tugas dan wewenang direksi. Perubahan ini sedang diminta persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia.

Kantor Pusat Bank berlokasi di Jakarta dengan alamat Jalan Jenderal Sudirman Kavling 27. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2000, Bank memiliki 276 kantor cabang dan cabang pembantu domestik. Selain kantor cabang domestik, jaringan Bank juga meliputi 2 kantor cabang luar negeri yang berlokasi di Los Angeles, Amerika Serikat dan Cayman Island serta 2 kantor perwakilan luar negeri yang berlokasi di Shanghai dan Singapura. Bank mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 5 Januari 1955.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Bank, ruang lingkup kegiatan Bank adalah menjalankan kegiatan umum perbankan. Di samping aktivitas kegiatan umum perbankan, Bank juga memberikan jasa penyimpanan dan penitipan, bertindak sebagai wali amanat serta pengelolaan dana pensiun.

b. Penawaran Umum Efek Bank

Pada tanggal 15 Januari 1990, berdasarkan izin Menteri Keuangan No. SI-070/SHM/MK.10/1989 tertanggal 2 Desember 1989, 3.999.000 saham Bank dengan jumlah nilai nominal Rp 3.999.000.000, telah ditawarkan melalui Penawaran Umum Perdana kepada masyarakat dan telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.

Dalam Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham pada tanggal 5 Juli 1990, Bank telah menempatkan saham baru dengan cara Penawaran Umum Terbatas (Rights Issue) I sejumlah 15.508.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham yang ditawarkan kepada para pemegang saham lama di mana setiap pemegang saham yang memiliki 3 (tiga) saham lama berhak membeli 1 (satu) saham baru dengan harga Rp 8.000 per saham. Kemudian berdasarkan surat persetujuan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No. S-1424/PM/1990 tertanggal 8 September 1990, saham-saham ini telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta. Saham-saham ini juga telah dicatatkan pada Bursa Efek Surabaya berdasarkan surat No. 461/D-70/BES/IX/90 tertanggal 24 September 1990.

Berdasarkan surat persetujuan Ketua BAPEPAM No. S-1739/PM/1990 tertanggal 5 November 1990, Bank juga telah mencatatkan tambahan saham pendiri sejumlah 42.525.000 saham pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.

Dalam Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham pada tanggal 18 Juni 1992, Bank telah menerbitkan saham bonus sejumlah 124.064.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham di mana setiap pemegang saham yang memiliki 1 (satu) saham memperoleh 2 (dua) saham bonus. Saham bonus ini berasal dari tambahan modal disetor-agio saham yang telah dikapitalisasi ke modal saham. Saham-saham ini telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta

(19)

berdasarkan surat No. S-488/BEJ.I.1/VIII/1992 tertanggal 27 Agustus 1992. Saham-saham ini juga dicatatkan pada Bursa Efek Surabaya berdasarkan surat No. 11/EMT/LIST/BES/IX/92 tertanggal 3 September 1992.

Dalam Rapat Umum Tahunan pada tanggal 27 Juni 1995, para pemegang saham telah menyetujui untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Rights Issue) II sejumlah 65.133.600 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham yang ditawarkan kepada para pemegang saham lama di mana setiap pemegang saham yang memiliki 20 (dua puluh) saham lama berhak membeli 7 (tujuh) saham baru dengan harga Rp 2.000 per saham dan mendapat 4 (empat) waran atau keseluruhan berjumlah 37.219.200 waran. Setiap 1 (satu) waran dapat dikonversi menjadi 1 (satu) saham baru dengan nilai nominal Rp 1.000 dengan harga Rp 2.900 per saham. Harga pelaksanaan waran diubah menjadi Rp 1.450 sebagai akibat dari perubahan nilai nominal saham Bank pada tahun 1997 dan kemudian menjadi Rp 1.090, sebagai akibat dari penerbitan saham bonus. Kemudian, berdasarkan surat No. S-193/BEJ.I.2/VII/1995 tertanggal 14 Juli 1995, saham-saham ini telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta. Saham-saham ini juga telah dicatatkan pada Bursa Efek Surabaya berdasarkan surat No. 38/EMT/LIST/BES/VII/95 tertanggal 14 Juli 1995. Pelaksanaan konversi waran menjadi saham sampai dengan 29 Agustus 2000, yang merupakan tanggal terakhir pelaksanaan konversi waran menjadi saham, adalah sejumlah 2.808.460 saham, di mana saham-saham hasil konversi ini telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Waran yang belum dikonversi sampai dengan tanggal 29 Agustus 2000 adalah sebesar 95.267.798 waran. Waran tersebut sudah tidak dapat dikonversi lagi karena jangka waktu penukarannya sudah berakhir.

Dalam Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham pada tanggal 18 Juni 1997, para pemegang saham telah menyetujui perubahan nilai nominal saham Bank dari Rp 1.000 per saham menjadi Rp 500 per saham.

Dalam Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham pada tanggal 27 Juni 1998, Bank telah menerbitkan saham bonus sejumlah 166.738.173 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham di mana setiap pemegang saham yang memiliki 100 (seratus) saham memperoleh 33 (tiga puluh tiga) saham bonus. Saham bonus ini berasal dari tambahan modal disetor-agio saham yang telah dikapitalisasi ke modal saham. Saham-saham ini telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta berdasarkan surat No. Peng-14/BEJ-1.1/SB/0798 tertanggal 20 Juli 1998 dan No. Peng-15/BEJ-1.1/SB/0798 tertanggal 31 Juli 1998. Saham-saham ini juga dicatatkan pada Bursa Efek Surabaya berdasarkan surat No. Peng-007/PDG/CB/BES/VIII/98 tertanggal 3 Agustus 1998.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 28 Agustus 2000, para pemegang saham telah menyetujui untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Rights Issue) III sejumlah 66.528.577.467 saham baru kelas B, yang mempunyai hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham kelas A, dengan nilai nominal Rp 5 per saham yang ditawarkan kepada para pemegang saham lama di mana setiap pemegang saham yang memiliki 1 (satu) saham lama berhak membeli 99 (sembilan puluh sembilan) saham baru dengan harga Rp 80,51 per saham (lihat Catatan 21). Berdasarkan Surat No. S-2686/BEJ.EEM/09-2000 tanggal 18 September 2000, saham-saham ini telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta. Saham-saham ini juga telah dicatatkan pada Bursa Efek Surabaya berdasarkan surat No. JKT-01/MKT-LIST/BES/IX/2000 tanggal 12 September 2000.

Pada tanggal 31 Desember 2000, seluruh saham Bank yang berjumlah 672.005.833 saham kelas A dan 66.528.577.467 saham kelas B yang telah tercatat pada Bursa Efek di Indonesia, terdiri dari:

(20)

3.999.000 saham yang berasal dari Penawaran Umum Perdana.

15.508.000 saham yang berasal dari Penawaran Umum Terbatas (Rights Issue) I. 42.525.000 saham pendiri.

124.064.000 saham bonus yang berasal dari tambahan modal disetor-agio saham pada tahun 1992.

65.133.600 saham yang berasal dari Penawaran Umum Terbatas (Rights Issue) II dengan waran.

1.374.230 saham yang berasal dari konversi waran sebelum perubahan nilai nominal saham.

252.603.830 saham yang berasal dari perubahan nilai nominal saham.

166.738.173 saham bonus yang berasal dari tambahan modal disetor-agio saham pada tahun 1998.

60.000 saham yang berasal dari konversi waran sejak tanggal 1 Januari 1998 sampai dengan 31 Desember 1998.

672.005.833 Saham kelas A

66.528.577.467 Saham kelas B yang berasal dari Penawaran Umum Terbatas (Rights Issue) III

c. Struktur Anak Perusahaan

Struktur Anak perusahaan yang dimiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung meliputi:

Tahun Persentase Pemilikan Jumlah Aktiva

Nama Mulai Operasi Tempat

Perusahaan Komersial Bidang Usaha Kedudukan 2000 1999 2000 1999

Bali International

Finance Ltd. 1981 “Deposit Taking” Hong Kong 99,64% 99,64% Rp 196.844.856.164 Rp 192.742.097.557 PT Bali Securities 1991 Sekuritas Jakarta 95,00 95,00 23.181.296.576 25.770.356.270 PT Bali Tunas Finance 1991 Pembiayaan

Konsumen dan

Sewa Guna Usaha Jakarta 60,00 60,00 455.128.485 448.149.095 PT Asuransi BancBali

Nippon Fire 1976 Asuransi Kerugian Jakarta 51,00 51,00 98.809.540.599 78.299.167.762 Bank Perkreditan Rakyat

(17 bank) 1993 Bank Tersebar di 51,00 51,00 dan beberapa kecamatan sampai sampai

1994 di Indonesia 68,00 68,00 29.554.197.284 11.035.543.400

d. Karyawan, Direksi dan Komisaris

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 23 November 2000, susunan Dewan Komisaris dan Direksi adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : I Nyoman Suwandha

Komisaris : Chandra Purnama

Komisaris : Emri

Komisaris : Kemas Mohamad Arief

Dewan Direksi

Direktur Utama : Dradjat Bagus Prasetyo

Direktur : Hendry Khendy

Direktur : Nandi Hendrian Hamaki

Direktur : Sjahfiri Gaffar

Direktur : Thomas Tan Tjio Tong

Direktur : Andrew Hardi Hanubrata

(21)

Susunan dewan komisaris dan direksi ini telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia dengan Surat Persetujuan No. 2/158/DGS/DPIP/Rahasia tanggal 21 Desember 2000 dan dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dengan surat keputusan ketua BPPN No. SK-47/BPPN/0101 tanggal 10 Januari 2001 yang berlaku surut sejak tanggal 21 Desember 2000. Dengan berlakunya keputusan ini maka keputusan ketua BPPN No. SK-328/BPPN/0799 yang diubah terakhir dengan SK-2159/BPPN/1100 tentang pembentukan Tim Pengelola dan keputusan ketua BPPN No. SK-329/BPPN/0799 yang diubah terakhir dengan No. SK-2160/BPPN/1100 tentang pembentukan Tim Pengawas dinyatakan tidak berlaku lagi (lihat Catatan 38x).

Pada tanggal 31 Desember 2000, Bank mempunyai 4.770 orang karyawan tetap (tidak diaudit).

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi disusun atas dasar akrual kecuali arus kas dan diukur berdasarkan konsep biaya historis, kecuali untuk surat-surat berharga tertentu yang dimiliki yang dinyatakan sebesar nilai wajar, penyertaan saham tertentu yang dicatat dengan metode ekuitas, aktiva tetap tertentu yang telah dinilai kembali, aktiva satu Anak perusahaan yang dinyatakan sebesar nilai realisasi bersihnya (lihat Catatan 2b), serta agunan yang diambil alih yang dicatat sebesar nilai terendah antara harga pasar dan harga yang disepakati bersama.

Laporan keuangan Bank dan Anak perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha bank, pada umumnya disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 31 tentang “Akuntansi Perbankan”.

Laporan keuangan Anak perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha asuransi kerugian, disusun sesuai dengan PSAK No. 28 Revisi 1998 tentang “Akuntansi Asuransi Kerugian”.

Mata uang yang dipergunakan dalam laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah. Laporan arus kas konsolidasi menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk penyajian laporan arus kas konsolidasi, kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain.

b. Prinsip-prinsip Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Bank dan Anak perusahaan (yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Bank) seperti disebutkan dalam Catatan 1c.

Dalam mengkonsolidasikan laporan keuangan kantor cabang Bank dan Anak perusahaan di luar negeri ke dalam laporan keuangan Bank, akun-akun aktiva dan kewajiban serta komitmen dan kontinjensi dalam valuta asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut seperti ditetapkan oleh Bank Indonesia. Laporan laba rugi untuk tahun yang bersangkutan merupakan penjumlahan dari laporan laba rugi setiap bulan yang telah dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah menggunakan kurs tengah rata-rata pada bulan yang bersangkutan. Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dilaporkan secara terpisah pada komponen Ekuitas dalam akun “Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan” pada neraca konsolidasi.

(22)

Seluruh saldo akun dan transaksi yang material antar perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi.

Penyertaan saham Bank dan Anak perusahaan dengan persentase pemilikan paling sedikit 20% tetapi tidak lebih dari 50% dicatat dengan metode ekuitas (equity method). Dengan metode ini, penyertaan dinyatakan sebesar biaya perolehannya dan ditambah/dikurangi dengan bagian atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan serta dikurangi penerimaan dividen kas. Bagian atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi disesuaikan dengan jumlah amortisasi secara garis lurus (straight-line method) selama 5 tahun atas selisih antara biaya perolehan penyertaan saham dan proporsi pemilikan Bank atas nilai buku aktiva bersih pada tanggal perolehan (lihat Catatan 2o).

Penyertaan saham Bank atau Anak perusahaan dengan persentase pemilikan kurang dari 20% dinyatakan sebesar biaya perolehan (cost method).

Dalam Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham PT Bali Tunas Finance (BTF) (Anak perusahaan) yang diselenggarakan pada tanggal 21 Oktober 1998, yang diaktakan dengan akta notaris Rachmat Santoso, S.H. No. 35 tanggal 5 November 1998, para pemegang saham menyetujui untuk melikuidasi Anak perusahaan tersebut sejak tanggal 31 Oktober 1998. Oleh karena itu, akun-akun dari Anak perusahaan tersebut telah dinyatakan sebesar nilai realisasi bersihnya pada laporan keuangan konsolidasi. Pada tanggal 31 Desember 2000, BTF memiliki nilai aktiva bersih sebesar Rp 389.324.984. Sampai dengan tanggal laporan, proses likuidasi masih berlangsung.

c. Penempatan pada Bank Lain

Penempatan pada bank lain dinyatakan sebesar saldo penempatan dikurangi dengan penyisihan penghapusan.

d. Surat-surat Berharga yang Dimiliki

Surat-surat berharga yang dimiliki terdiri dari surat berharga dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang diperdagangkan di pasar uang, unit penyertaan reksadana, surat pengakuan hutang jangka menengah (Medium - Term Notes), wesel dan obligasi serta saham yang tercatat di bursa efek. Surat-surat berharga yang dimiliki untuk diperdagangkan dinyatakan sebesar nilai wajar. Laba atau rugi yang belum direalisasi akibat kenaikan (penurunan) nilai wajarnya diakui dalam laporan laba rugi. Surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual dinyatakan sebesar nilai wajar. Laba atau rugi yang belum direalisasi akibat kenaikan (penurunan) nilai wajarnya diakui dalam ekuitas yang bersangkutan. Surat-surat berharga yang dimiliki hingga jatuh tempo dinyatakan sebesar biaya perolehan ditambah atau dikurangi dengan amortisasi diskonto atau premi berdasarkan metode garis lurus. Biaya perolehan disesuaikan untuk memperhitungkan penurunan nilai efek yang permanen. Harga pokok surat berharga yang dijual dihitung dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang (weighted-average). Penyisihan penurunan nilai pasar dan penghapusan disajikan sebagai pengurang terhadap akun surat-surat berharga yang dimiliki.

e. Obligasi Negara Republik Indonesia

Obligasi Negara Republik Indonesia yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dinyatakan sebesar nilai nominal. Obligasi ini dimiliki hingga jatuh tempo.

(23)

f. Kredit yang Diberikan

Kredit yang diberikan dinyatakan sebesar saldo kredit dikurangi dengan penyisihan penghapusan. Pembebasan pokok dan bunga pinjaman yang direstrukturisasi disajikan sebagai pengurang penyisihan penghapusan kredit.

g. Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bank dan Anak perusahaan mempunyai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sesuai dengan yang dimaksud dalam PSAK No. 7.

Hubungan istimewa terutama berkenaan dengan beberapa akun dalam neraca konsolidasi, yaitu kredit yang diberikan, aktiva tetap, giro, tabungan dan deposito berjangka. Sifat dan luas hubungan istimewa ini diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan konsolidasi untuk masing-masing akun tersebut. Transaksi Bank dengan Badan Usaha Milik Negara/Daerah dan perusahaan-perusahaan yang terkait dengan BPPN dalam rangka restrukturisasi perbankan/perusahaan, tidak diungkapkan sebagai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

h. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

Bank membentuk penyisihan penghapusan aktiva produktif berdasarkan hasil penelaahan dan evaluasi manajemen terhadap kolektibilitas dan nilai yang dapat direalisasi dari masing-masing aktiva pada akhir tahun. Dalam kaitan tersebut, ketentuan Bank Indonesia (BI) tentang Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif digunakan sebagai acuan, dengan pedoman pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif sebagai berikut:

1. Cadangan umum sekurang-kurangnya 1,00% dari aktiva produktif yang digolongkan lancar (aktiva produktif terdiri dari penempatan pada bank lain, surat-surat berharga yang dimiliki, kredit yang diberikan, penyertaan saham serta komitmen dan kontinjensi).

2. Cadangan khusus untuk aktiva produktif:

Penggolongan Persentase

Dalam perhatian khusus 5%

Kurang lancar 15

Diragukan 50

Macet 100

Cadangan khusus untuk aktiva produktif yang digolongkan sebagai kurang lancar, diragukan dan macet adalah sebesar jumlah saldo pinjaman setelah dikurangi dengan nilai agunan yang bersangkutan. Sehubungan dengan program rekapitalisasi Bank, pada tahun 1999, aktiva produktif yang macet dan kredit macet yang telah direstrukturisasi dibentuk penyisihan sebesar jumlah aktiva produktif tanpa dikurangi nilai agunan, karena aktiva produktif tersebut akan dialihkan kepada BPPN dengan nilai nihil.

Aktiva produktif dihapuskan dari masing-masing penyisihan penghapusan pada saat manajemen berpendapat bahwa aktiva tersebut sudah tidak dapat tertagih lagi. Penerimaan kembali aktiva yang telah dihapuskan dicatat sebagai penambahan pada masing-masing penyisihan penghapusan selama tahun berjalan.

(24)

i. Tagihan Premi

Tagihan premi Anak perusahaan dinyatakan sebesar saldo tagihan premi dikurangi dengan penyisihan penghapusan. Premi diakui sebagai pendapatan setelah dikurangi premi reasuransi dan kenaikan dalam premi yang belum merupakan pendapatan.

j. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka dibebankan selama masa manfaat. k. Aktiva Tetap

Aktiva tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan, kecuali yang dinilai kembali berdasarkan peraturan pemerintah, dikurangi akumulasi penyusutan.

Hak atas tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi. Biaya-biaya tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan pemilikan tanah dapat ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode yang lebih pendek antara hak atas tanah atau umur ekonomis tanah. Beban ditangguhkan ini disajikan dalam akun “Aktiva Lain-lain” pada neraca konsolidasi. Golongan bangunan disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis selama 5 sampai 40 tahun. Kecuali hak atas tanah yang tidak diamortisasi, aktiva tetap lainnya disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva yang berkisar antara 4 sampai 8 tahun dengan menggunakan metode saldo menurun ganda (double-declining balance method) bagi Bank dan beberapa Anak perusahaan, dan metode garis lurus untuk Anak perusahaan lainnya.

Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya; pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, nilai tercatat serta akumulasi penyusutan dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dibukukan dalam pendapatan/beban bukan operasional tahun yang bersangkutan.

Bangunan dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke akun bangunan pada saat bangunan tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.

Sejak tahun 2000, Bank telah menerapkan PSAK No. 48 tentang “Penurunan Nilai Aktiva”. PSAK No. 48 mensyaratkan bahwa jumlah aktiva yang dapat diperoleh kembali diestimasi pada saat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan mengindikasikan bahwa nilai tercatatnya mungkin tidak dapat diperoleh kembali. Penurunan nilai aktiva tetap tersebut dikompensasikan ke “Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap” dan sisanya dibukukan pada laporan laba rugi tahun berjalan.

(25)

l. Agunan yang Diambil Alih

Agunan yang diambil alih sehubungan dengan penyelesaian kredit yang diberikan dinyatakan sebesar nilai terendah antara harga pasar dan nilai yang disepakati bersama setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai agunan yang diambil alih, dan disajikan dalam akun “Aktiva Lain-lain” pada neraca konsolidasi. Selisih lebih antara saldo kredit yang tidak dapat ditagih dengan nilai terendah antara harga pasar dan nilai yang disepakati bersama tersebut dibebankan pada penyisihan penghapusan. Biaya-biaya sehubungan dengan pemeliharaan dan perolehan aktiva tersebut dibebankan pada operasi pada saat terjadinya. Laba atau rugi yang terjadi akibat realisasi penjualan agunan yang diambil alih dilaporkan sebagai pendapatan atau beban tahun yang bersangkutan. Untuk agunan yang diambil alih yang berasal dari kredit macet, penyisihan sepenuhnya dibentuk pada tahun 1999 karena aktiva ini akan dialihkan ke BPPN sehubungan dengan program rekapitalisasi.

m. Beban Ditangguhkan

Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan pembukaan cabang Bank termasuk sistem komputernya dan pengembangan produk baru ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus sampai dengan 4 tahun. Akun ini disajikan dalam “Aktiva Lain-lain”.

n. Proyek dalam Pelaksanaan

Biaya-biaya Bank yang terjadi sehubungan dengan pemasangan perangkat keras dan perangkat lunak komputer serta pengembangan produk baru disajikan sebagai “Proyek dalam Pelaksanaan” dalam akun “Aktiva Lain-lain”. Pada saat proyek tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan, akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing akun aktiva tetap atau beban ditangguhkan yang bersangkutan.

o. Selisih Lebih Biaya Perolehan Penyertaan atas Aktiva Bersih Anak Perusahaan

Selisih lebih pembayaran yang dilakukan oleh Bank atas aktiva bersih Bali International Finance Ltd., Hong Kong sejak bulan September 1995 telah diamortisasi seluruhnya selama 5 tahun dengan menggunakan metode garis lurus. Akun ini disajikan dalam “Aktiva Lain-lain”.

p. Simpanan

Giro merupakan simpanan nasabah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat melalui cek, atau dengan cara pemindahbukuan dengan bilyet giro atau sarana perintah pembayaran lainnya. Giro dinyatakan sebesar nilai kewajiban pada pemegang giro.

Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati. Tabungan dinyatakan sebesar nilai kewajiban kepada pemilik tabungan.

Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian dengan penyimpan. Deposito berjangka dinyatakan sebesar nilai nominal sesuai dengan perjanjian dengan pemegang deposito berjangka.

Sertifikat deposito merupakan deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat diperdagangkan. Sertifikat deposito dinyatakan sebesar nilai nominal dikurangi dengan bunga yang belum diamortisasi.

(26)

q. Estimasi Klaim Retensi Sendiri

Anak perusahaan membentuk estimasi hutang klaim yang telah dilaporkan tetapi belum diselesaikan dan estimasi klaim yang sudah terjadi namun belum dilaporkan. Akun ini disajikan dalam “Kewajiban Lain-lain”.

r. Premi yang Belum Merupakan Pendapatan

Premi yang belum merupakan pendapatan dari Anak perusahaan dihitung berdasarkan persentase premi bersih sebesar 40%, di mana minimum premi yang belum merupakan pendapatan harus disisihkan sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 481/KMK.017/1999 tanggal 7 Oktober 1999. Akun ini disajikan dalam “Kewajiban Lain-lain”.

s. Pendapatan dan Beban Bunga

Pendapatan dan beban bunga diakui Bank dan Anak perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha bank atas dasar akrual. Pendapatan bunga atas aktiva produktif yang diklasifikasikan sebagai “non-performing” tidak diakui dalam akun ini sampai saat diterimanya pembayaran. Bunga atas aktiva produktif “non-performing” yang belum diterima dilaporkan dalam laporan komitmen dan kontinjensi konsolidasi.

Kredit yang diberikan dan aktiva produktif lainnya diklasifikasikan sebagai “non-performing” pada saat pokok dan/atau bunga telah lewat jatuh tempo lebih dari tiga bulan atau pada saat manajemen berpendapat bahwa penerimaan atas pokok dan/atau bunga tersebut diragukan. t. Provisi dan Komisi

Provisi dan komisi Bank dan Anak perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha bank yang berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan atau jangka waktu tertentu dan jumlahnya signifikan, ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus sesuai dengan jangka waktunya. Saldo provisi dan komisi sehubungan dengan kredit yang diselesaikan sebelum jatuh tempo diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat penyelesaian. Provisi dan komisi yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan atau jangka waktu tertentu diakui pada saat transaksi dilakukan.

u. Dana Pensiun

Bank mempunyai program pensiun iuran pasti yang diselenggarakan oleh Dana Pensiun Bank Bali untuk sebagian karyawan tetap yang memilih ikut serta dan memenuhi syarat. Iuran dana pensiun ditanggung bersama oleh karyawan dan Bank dengan kontribusi masing-masing sebesar 2,5% dan 5% dari gaji tahunan karyawan.

v. Transaksi dan Saldo dalam Valuta Asing

Transaksi dalam valuta asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban dalam valuta asing maupun kontrak valuta asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut seperti ditetapkan oleh Bank Indonesia (Rp 9.595,00 untuk US$ 1,00, Rp 5.539,05 untuk SGD 1,00, Rp 83,57 untuk JPY 1,00, Rp 8.911,85 untuk EUR 1,00 dan Rp 5.318,53 untuk AUD 1,00 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2000 dan Rp 7.100,00 untuk US$ 1,00, Rp 4.260,43 untuk SGD 1,00, Rp 69,47 untuk JPY 1,00, Rp 7.147,59 untuk EUR 1,00 dan Rp 4.622,12 untuk AUD 1,00 masing-masing pada tanggal 31 Desember 1999). Laba atau rugi kurs yang terjadi, termasuk dari transaksi perdagangan valuta asing yang berhubungan langsung dengan nasabah dan bank koresponden dikredit atau dibebankan pada operasi tahun berjalan.

(27)

Untuk transaksi berjangka valuta asing Bank dan Anak perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha bank dalam rangka pendanaan (funding), premi atau diskonto yang berasal dari selisih antara kurs berjangka yang disepakati dengan kurs tunai pada tanggal transaksi diamortisasi selama masa kontrak. Amortisasi tersebut disajikan sebagai penambah atau pengurang beban bunga. Sedangkan untuk transaksi berjangka valuta asing Bank dan Anak perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha bank dalam rangka “trading”, selisih tersebut dikredit atau dibebankan pada operasi pada akhir masa kontrak.

w. Taksiran Pajak Penghasilan

Taksiran pajak penghasilan Bank dan Anak perusahaan (kecuali Bali International Finance Ltd., Hong Kong) dihitung berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak dalam tahun yang bersangkutan.

Penangguhan pajak penghasilan dilakukan untuk mencerminkan pengaruh pajak atas beda temporer antara pelaporan komersial dan pelaporan fiskal, yang terutama berhubungan dengan akumulasi rugi fiskal, penyisihan penghapusan aktiva produktif, beban sewa, amortisasi beban ditangguhkan dan penyusutan aktiva tetap.

x. Rugi Bersih per Saham

Rugi bersih per saham dasar dihitung dengan membagi masing-masing rugi bersih dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan, setelah memperhitungkan pengaruh pelaksanaan waran dan pengaruh retroaktif terhadap penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu. Pelaksanaan konversi waran dan penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu tidak menyebabkan dilusi atas rugi bersih per saham.

Jumlah rata-rata tertimbang saham beredar dasar masing-masing sebesar 18.119.480.556 pada tahun 2000 dan 913.927.933 pada tahun 1999.

3. KAS

Rincian akun ini adalah sebagai berikut:

2000 1999

Rupiah Rp 300.646.009.115 Rp 276.229.746.903

Valuta asing

Dolar Amerika Serikat 50.907.222.414 26.744.003.104

Dolar Singapura 8.410.044.858 1.207.785.045

Yen Jepang 3.712.262.970 3.849.471.640

Dolar Australia 1.815.666.367 1.082.546.724

Euro 1.727.764.782

-Dolar Hong Kong 138.598.716 41.320.201

Mark Jerman - 605.524.047 Lain-lain 357.794.092 946.812.383 67.069.354.199 34.477.463.144 Jumlah Rp 367.715.363.314 Rp 310.707.210.047

(28)

4. GIRO PADA BANK INDONESIA

Akun ini terdiri dari:

2000 1999

Rupiah Rp 483.814.777.895 Rp 332.724.028.025

Dolar Amerika Serikat 45.576.250.000 53.249.999.148

Jumlah Rp 529.391.027.895 Rp 385.974.027.173

5. PENEMPATAN PADA BANK LAIN

Akun ini terdiri dari:

2000 1999

Rupiah

Deposito Rp 38.052.758.428 Rp 30.115.782.920

Deposito on call 1.194.617

-Penempatan pada pasar uang - 745.521.242.927

38.053.953.045 775.637.025.847

Valuta asing

Deposito 2.090.822.109.890 1.267.922.981.419

Penempatan pada pasar uang - 106.500.000.000

2.090.822.109.890 1.374.422.981.419

Jumlah 2.128.876.062.935 2.150.060.007.266

Dikurangi penyisihan penghapusan 20.449.828.300 223.191.394.303

Bersih Rp 2.108.426.234.635 Rp 1.926.868.612.963

Kolektibilitas Penempatan Pada Bank Lain (dalam jutaan Rupiah)

2000 1999 Induk Perusahaan Lancar Rp 2.043.736 Rp 1.890.243 Macet - 204.278 2.043.736 2.094.521 Anak Perusahaan 85.140 55.539 Jumlah 2.128.876 2.150.060

Dikurangi penyisihan penghapusan 20.450 223.191

Bersih Rp 2.108.426 Rp 1.926.869

(29)

Pada tanggal 31 Desember 1998, dalam saldo penempatan pada pasar uang terdapat penempatan pada bank beku operasi dan bank yang diambil alih oleh Pemerintah Indonesia, yaitu PT Bank Dagang Nasional Indonesia Tbk. (BDNI), PT Bank Umum Nasional Tbk. (BUN) dan PT Bank Tiara Asia Tbk. (Tiara) sebesar Rp 1.477 milyar meliputi pokok dan bunganya.

Pada tanggal 11 Januari 1999, saldo penempatan tersebut di atas setelah diperhitungkan dengan hutang Bank kepada BDNI dan Tiara serta rugi selisih kurs yang diakui, berjumlah Rp 1.235 milyar dengan rincian: BDNI Rp 869,8 milyar, BUN Rp 327,3 milyar dan Tiara Rp 38,0 milyar. Pada tanggal tersebut, Bank mengadakan perjanjian pengalihan/“cessie” dengan PT Era Giat Prima (EGP) atas penempatan (money market) dan kontrak-kontrak swap milik Bank dengan jumlah pokok sebesar Rp 798,1 milyar, yang terdiri dari Rp 598,1 milyar pada BDNI, dan Rp 200,0 milyar pada BUN. Jumlah pokok tersebut beserta bunganya dialihkan kepada EGP dan sebagai kompensasinya EGP akan menyerahkan kepada Bank surat berharga senilai Rp 798,1 milyar. Bank juga mengadakan perjanjian pengalihan/“cessie” dengan PT Persada Harum Lestari (PHL) atas kontrak swap dengan jumlah pokok sebesar Rp 38,0 milyar pada Tiara. Jumlah tersebut beserta bunganya dialihkan kepada PHL dan sebagai kompensasinya PHL akan menyerahkan kepada Bank surat berharga senilai Rp 38,0 milyar.

Pada tanggal 29 Maret 1999, EGP memberikan kuasa kepada Bank untuk melakukan penagihan atas tagihannya kepada BDNI dan BUN. Pada tanggal 1 Juni 1999, Bank menerima pembayaran dari Bank Indonesia, sesuai dengan surat dari BPPN, sebesar Rp 904,6 milyar atas tagihan kepada BDNI. Pada tanggal 9 Juni 1999, Bank mengadakan perjanjian penyelesaian dengan EGP dan berdasarkan perjanjian tersebut, Bank mentransfer ke rekening EGP dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 546,4 milyar sebagai penyelesaian menyeluruh dari perjanjian pengalihan/“cessie” atas tagihan BDNI sehingga jumlah bersih yang diterima Bank atas penempatan pada BDNI adalah sebesar Rp 358,2 milyar. Tagihan BUN belum diselesaikan dan Bank menerima surat dari EGP tertanggal 11 Juni 1999, yang menyatakan bahwa EGP akan menyerahkan surat berharga sebesar Rp 200,0 milyar.

Pada tanggal 9 Juni 1999, Bank mengadakan perjanjian penyelesaian dengan PHL di mana kewajiban PHL untuk menyerahkan surat berharga sebesar Rp 38,0 milyar diubah menjadi pembayaran dana sebesar Rp 22,8 milyar melalui cek/bilyet giro yang dapat dicairkan selambat-lambatnya pada tanggal 17 Juni 1999. Bank telah menerima cek/bilyet giro tersebut di atas sebesar Rp 22,8 milyar pada tanggal 17 Juni 1999. Pada tanggal 19 Agustus 1999, PHL meminta Bank dan Bank telah melaksanakan transfer dana sejumlah Rp 22,8 milyar ke rekening Bank Bali Escrow qq EGP.

Dari tanggal 16 Agustus sampai dengan 19 Agustus 1999, Bank menerima transfer dana atas nama Bank Bali Escrow qq EGP yang keseluruhannya berjumlah Rp 523,6 milyar. Dengan demikian saldo rekening ini menjadi Rp 546,4 milyar yang dibukukan sebagai Rekening Bank Bali Escrow qq EGP pada Kewajiban Segera Lainnya (lihat Catatan 16).

Pada tanggal 15 Oktober 1999, perjanjian pengalihan/“cessie” dengan EGP sebagaimana diuraikan di atas dibatalkan dengan Surat Keputusan Ketua BPPN No. SK-423/BPPN/1099. Berdasarkan surat keputusan tersebut, Bank diminta untuk melakukan tindakan/upaya agar dana sebesar Rp 904,6 milyar yang diterima sebagai pembayaran dalam rangka penjaminan pemerintah dapat dikuasai dan dimiliki oleh Bank. Oleh karena itu, Bank menagih kembali kepada EGP sebesar Rp 546,4 milyar dan membukukan tagihan tersebut sebagai Tagihan Lain-lain (lihat Catatan 12). Selain itu, kewajiban EGP untuk menyerahkan surat berharga sebesar Rp 200,0 milyar menjadi batal dan timbul kembali tagihan kepada BUN. Pada pihak lain, karena tagihan kepada BUN tidak dapat direalisasikan, maka Bank membentuk penyisihan penghapusan atas tagihan tersebut.

(30)

Pada tanggal 30 November 1999, perjanjian pengalihan/“cessie” dengan PHL sebagaimana diuraikan di atas dibatalkan dengan Surat Keputusan Ketua BPPN No. SK-464/BPPN/1199. Berdasarkan surat keputusan tersebut, Bank diminta untuk melakukan tindakan/upaya guna memastikan agar pelaksanaan perjanjian tersebut berlangsung sedemikian rupa seperti layaknya tidak pernah diadakan perjanjian tersebut. Oleh karena itu, Bank membukukan kembali tagihan kepada Tiara. Sesuai dengan surat ketua BPPN kepada Bank No. PB-805/BPPN/1299 dan surat No. PB-804/BPPN/1299, keduanya tertanggal 28 Desember 1999 serta surat No. PB-158/BPPN/0200 tanggal 23 Februari 2000, BPPN menjamin realisasi tagihan kepada EGP sebesar Rp 546,4 milyar tersebut di atas. BPPN juga menyatakan bahwa tagihan kepada Tiara termasuk dalam skema penjaminan pemerintah.

Penempatan pada BUN sebesar Rp 204,3 milyar telah dialihkan seluruhnya kepada BPPN pada tanggal 30 Juni 2000, sesuai dengan Perjanjian Jual Beli dan Penyerahan Piutang tanggal 29 September 2000 yang telah dilegalisasi oleh Notaris No. 1181/leg/2000 (lihat Catatan 8i).

Penempatan pada Tiara sebesar US$ 10 juta telah dilunasi oleh Tiara pada tanggal 11 September 2000 dan Bank juga telah melunasi call money pada Tiara sebesar Rp 39 milyar pada tanggal yang sama (lihat Catatan 16).

Suku bunga rata-rata tahunan adalah sebesar 9,00% pada tahun 2000 dan 10,00% pada tahun 1999 untuk penempatan dalam Rupiah, serta sebesar 6,94% pada tahun 2000 dan 6,25% pada tahun 1999 untuk penempatan dalam valuta asing.

Penempatan pada pasar uang merupakan interbank call money yang ditempatkan pada bank-bank lain. Penempatan pada pasar uang dan deposito mempunyai jangka waktu berkisar antara 1 hari sampai dengan 90 hari.

Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan penghapusan yang dibentuk adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya penempatan pada bank lain serta telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia (lihat Catatan 2h).

6. SURAT-SURAT BERHARGA YANG DIMILIKI

Akun ini terdiri dari:

2000 1999

Untuk diperdagangkan

Sertifikat Bank Indonesia - setelah dikurangi bunga yang belum

diamortisasi sebesar Rp 499.989.951

pada tahun 2000 Rp 661.500.010.049 Rp

-Obligasi - setelah ditambah/dikurangi premi/diskonto yang belum

diamortisasi sebesar Rp 4.179.863.461 pada tahun 2000 dan Rp 3.745.224.990

pada tahun 1999 17.202.970.107 12.787.608.576

Wesel 3.151.708.617 89.229.183.624

Unit penyertaan reksa dana - 66.779.884.532

Lain-lain 590.077.359 94.161.743

(31)

2000 1999

Dimiliki hingga jatuh tempo

Obligasi - setelah ditambah/dikurangi premi/diskonto yang belum diamortisasi sebesar

Rp 137.142.860 pada tahun 2000

Rp 356.748.770 pada tahun 1999 Rp 53.637.918.321 Rp 57.651.645.749

Sertifikat Bank Indonesia - 16.850.000.000

Surat pengakuan hutang jangka

menengah (Medium-Term Notes) - 126.000.000.000

Tersedia Untuk Dijual

Saham 17.727.143.280

Jumlah 753.809.827.733 369.392.484.224

Dikurangi

Penyisihan penghapusan 794.724.618 67.459.683.971

Penyisihan penurunan nilai

pasar obligasi dan saham 505.374.890 747.970.967

Bersih Rp 752.509.728.225 Rp 301.184.829.286

Kolektibilitas Surat-surat Berharga yang Dimiliki (dalam jutaan Rupiah)

2000 1999

Induk Perusahaan

Lancar Rp 715.498 Rp 240.102

Dalam perhatian khusus - 1.275

Kurang lancar - 33.258 Diragukan - 24.630 Macet - 50.467 715.498 349.732 Anak Perusahaan 38.312 19.660 Jumlah 753.810 369.392 Dikurangi Penyisihan penghapusan 795 67.459

Penyisihan penurunan nilai

pasar obligasi dan saham 505 748

Bersih Rp 752.510 Rp 301.185

Pada tahun 1999, dalam saldo obligasi terdapat Rp 1,47 milyar obligasi yang diterbitkan oleh bank beku kegiatan usaha. Obligasi ini jatuh tempo pada tanggal 20 Juli 2000, dan seluruhnya dibentuk penyisihan penghapusan. Obligasi ini telah dialihkan kepada BPPN pada tanggal 30 Juni 2000, sesuai dengan Perjanjian Jual Beli dan Penyerahan Piutang tanggal 29 September 2000 yang telah dilegalisasi oleh Notaris No. 1181/leg/2000 (lihat Catatan 8i).

(32)

Jadwal jatuh tempo obligasi dan surat pengakuan hutang jangka menengah yang dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity) adalah sebagai berikut:

2000 1999

Kurang dari 1 tahun Rp 33.162.857.138 Rp 142.850.000.000

1 - 5 tahun 20.475.061.183 40.019.251.229

5 - 10 tahun - 17.632.394.520

Jumlah Rp 53.637.918.321 Rp 200.501.645.749

Rincian penerbit obligasi, Sertifikat Bank Indonesia dan surat pengakuan hutang jangka menengah tersebut adalah sebagai berikut:

2000 1999

Obligasi

PT Perusahaan Listrik Negara (PERSERO) Rp 33.162.857.138 Rp 32.974.285.711

PT Astra International Tbk 20.475.061.183 23.208.394.514

PT Bank Mashill Tbk - 1.468.965.524

53.637.918.321 57.651.645.749

Sertifikat Bank Indonesia

Bank Indonesia - 16.850.000.000

Surat pengakuan hutang jangka menengah

PT Bank NISP - 100.000.000.000

PT Bank Artha Graha - 26.000.000.000

- 126.000.000.000

Jumlah Rp 53.637.918.321 Rp 200.501.645.749

Berdasarkan data dari Bursa Efek Surabaya yang berasal dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo), rincian peringkat obligasi adalah sebagai berikut:

2000 1999

PLN V Tahun 1996 Seri B (Agustus) idB idB

Astra International III Th 1999 Seri I idB+ idCCC

Astra International III Th 1999 Seri II idB+ idCCC

Suku bunga tahunan surat-surat berharga dalam Rupiah berkisar antara 13,41% sampai dengan 14,38% pada tahun 2000 dan antara 12,94% sampai dengan 16,50% pada tahun 1999, sedangkan suku bunga tahunan surat-surat berharga dalam valuta asing sebesar 7,63% pada tahun 2000 dan antara 7,63% sampai dengan 12,00% pada tahun 1999.

Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan penghapusan yang dibentuk adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya surat-surat berharga yang dimiliki serta telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia (lihat Catatan 2h).

(33)

7. OBLIGASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Sehubungan dengan rekapitalisasi Bank, pada tanggal 12 Oktober 2000, Pemerintah Indonesia dalam hal ini diwakili oleh Menteri Keuangan menerbitkan Obligasi Negara Republik Indonesia sebesar Rp 5.314.357.000.000. Obligasi dengan suku bunga tetap tersebut diterbitkan dalam 3 (tiga) seri, yaitu:

• Seri FR0003

Jumlah pokok : Rp 1.771.452.000.000

Tanggal jatuh tempo : 15 Mei 2005

Tingkat bunga : 12% per tahun

• Seri FR0004

Jumlah pokok : Rp 1.771.452.000.000

Tanggal jatuh tempo : 15 Februari 2006

Tingkat bunga : 12,125% per tahun

• Seri FR0005

Jumlah pokok : Rp 1.771.453.000.000

Tanggal jatuh tempo : 15 Juli 2007

Tingkat bunga : 12,25% per tahun

Kewajiban pembayaran bunga atas Obligasi tersebut di atas adalah setiap 6 (enam) bulan di belakang masing-masing pada tanggal 15 Mei dan 15 November setiap tahun untuk seri FR0003, 15 Februari dan 15 Agustus setiap tahun untuk seri FR0004, serta 15 Januari dan 15 Juli setiap tahun untuk seri FR0005. Manajemen Bank bermaksud untuk memiliki obligasi tersebut hingga jatuh tempo.

Berdasarkan surat Menteri Keuangan kepada Gubernur Bank Indonesia No. S-595/MK.017/2000 tanggal 30 November 2000, Bank Indonesia dalam suratnya No. 2/400/DPM tanggal 1 Desember 2000 menginformasikan kepada Bank bahwa Pemerintah bermaksud untuk melaksanakan program penawaran pertukaran obligasi (bonds exchange offer). Program ini menawarkan Stapled Bonds untuk dipertukarkan dengan obligasi suku bunga tetap (fixed rate) yang diterbitkan Pemerintah dalam rangka rekapitalisasi perbankan. Stapled Bonds merupakan suatu paket obligasi yang terdiri dari 2 jenis obligasi di mana rata-rata tertimbang kupon dari kedua obligasi tersebut adalah sama dengan obligasi suku bunga tetap yang akan dipertukarkan.

Sehubungan dengan penawaran tersebut, Bank mengajukan Surat Permohonan Pertukaran Obligasi kepada Bank Indonesia pada tanggal 5 Desember 2000, di mana Bank mengajukan permohonan penukaran obligasi seri FR0003 sejumlah Rp 1.771.452.000.000 dengan Stapled Bonds seri FR0008 dan FR0009. Sesuai dengan konfirmasi dari Bank Indonesia pada tanggal 8 Desember 2000, obligasi seri FR0003 telah ditukar dengan Stapled Bonds seri FR0008 dan FR0009 di mana Stapled Bonds seri FR0008 dan FR0009 yang dimiliki Bank hingga jatuh tempo tercatat masing-masing sebesar Rp 545.062.000.000 dengan bunga 16,5% dan Rp 1.226.390.000.000 dengan bunga 10%.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini konsisten dengan pandangan bahwa manajer memiliki informasi privat yang disampaikan dalam bentuk kebijakan dividen (perusahaan akan membayar dividen lebih banyak jika

Suardana (2007) menyatakan, inkuri terbimbang berorientasi pada aktivitas kelas yang berpusat pada siswa dan memungkinkan siswa belajar memanfaatkan berbagai sumber

Praktikum ini bertujuan (1) Mengidentifikasi data dan informasi yang diperlukan untuk penyusunan rencana pemanenan, (2) Melakukan pengumpulan, pengolahan, dan

Produk akhir pemetaan dari analisis potensi wilayah peternakan di Kabupaten Bulungan adalah berupa peta dengan maksimum skala 1 : 250.000 yang intinya memuat

JEND.SUDIRMAN, UJUNG BATU (ROAD AREA)_HHP Samsung Exclusive Partner RIAU SIAK SEP - RIAU PONSEL - KM 5 PERAWANG SIMPANG SMA (ROAD AREA)_HHP Samsung Exclusive Partner SULAWESI

Apabila pekerjaan swakelola merupakan pekerjaan fisik, maka harus ada penanggung jawab teknis yang memiliki sertifikat keahlian (SKA) dan/atau sertifikat tenaga

1) Keluarga sejahtera dan Keluarga prasejahtera ikut secara aktif melakukan usaha-usaha peningkatan pendapatan dalam bidang pertanian, perikanan, perkebunan dan

(3 D ) Jika kelayakan mendapat apa-apa pencen terbitan atau pencen tanggungan di bawah undang-undang yang disebut dalam subseksyen (1) adalah bergantung kepada penghitungan