EVALUASI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
ENTITAS BERORIENTASI NONLABA
BERDASARKAN INTERPRETASI STANDAR
AKUNTANSI KEUANGAN NO. 35 (ISAK)
(Studi Kasus di Gereja Kristen Jawa Gondokusuman Yogyakarta)S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi Program Studi Akuntansi
Oleh :
Maria Yosefilla Kurnia Mbui NIM: 162114159
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
EVALUASI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
ENTITAS BERORIENTASI NONLABA
BERDASARKAN INTERPRETASI STANDAR
AKUNTANSI KEUANGAN NO. 35 (ISAK)
(Studi Kasus di Gereja Kristen Jawa Gondokusuman Yogyakarta)S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi Program Studi Akuntansi
Oleh :
Maria Yosefilla Kurnia Mbui NIM: 162114159
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan
bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan”.
(Yeremia 29:11)
Skripsi ini saya persembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus Bunda Maria Bapakku Donatus Renggo dan Mamaku Waldetrudis Jelita Kakakku Cristian Mbui dan Venan Mbui Keluarga besarku Sahabat dan teman-temanku
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: EVALUASI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN ENTITAS
BERORIENTASI NONLABA BERDASARKAN INTERPRETASI
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 35 (ISAK). (Studi Kasus di Gereja Kristen Jawa Gondokusuman Yogyakarta)
Diajukan untuk diuji pada tanggal 18 Januari 2021 adalah hasil karya saya.
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan tindakan tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak sengaja, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan. Apabila terbukti saya menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 4 Januari 2021 Yang memberi pernyataan,
vi
LEMBAR PENYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Maria Yosefilla Kurnia Mbui
Nomor Mahasiswa : 162114159
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma tugas akhir saya yang berjudul:
EVALUASI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN ENTITAS BERORIENTASI NONLABA INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI
KEUANGAN NOMOR 35 (ISAK)
(Studi Kasus pada Gereja Kristen Jawa Gondokusuman Yogyakarta) Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan ini saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pengkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 4 Januari 2020 Yang menyatakan,
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Evaluasi Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba Berdasarkan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan Nomor 35 (ISAK). Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan,bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Tiberius Handono Eko Prabowo,Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Dr. Firma Sulistiyowati, M.Si.,Ak., QIA., CA. Selaku Kaprodi dan Dosen Pembimbing yang senantiasa meluangkan waktu, pikiran, kesabaran dan tenaga dalam memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.
4. Seluruh staf Gereja Kristen Jawa Gondokusuman yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian serta memberikan kontribusi dan dukungan yang sangat berarti bagi penulis dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.
viii
5. Bagian pengelola keuangan GKJ Gondokusuman yang telah meluangkan waktu agar dapat diwawancarai serta memberikan informasi yang sangat bermanfaat dalam penulisan skripsi ini.
6. Bapak Donatus Renggo dan Ibu Waldetrudis Jelita selaku orang tua penulis yang tak henti-hentinya mendoakan saya agar skripsi ini segera diselesaikan dan telah memberikan seluruh perhatian, kasih sayang dan dukungan serta menjadi penyemangat dalam proses penyusunan skripsi ini.
7. Saudara saya Tian Mbui, Venan Mbui, Chio Mbui, Elgio Mbui dan kaka Lolik Apung yang telah memberikan perhatian dan menjadi penyemangat dalam penyusunan skripsi ini.
8. Sahabat saya Tia Claurithia,Marlin Semia, Yuni Wahyuni, Fitri Tulung, Rini Wahyuningsih, Rhia Fernandez, Adtril Onacha, Intan Sebatu, Raty Onggor dan Ave Maria yang selalu memberikan semangat dan nasihat selama penyelesaian skripsi ini.
9. Teman-teman Akuntansi kelas D angkatan 2016 yang selalu memberikan semangat selama penyelesaian skripsi ini.
10. Teman-teman kelas MPAT yang senantiasa memberikan semangat, saran dan kritik yang sangat bermanfaat bagi penulis.
11. Seluruh pihak yang berjasa dalam proses penulisan skripsi yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.
ix
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman,oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan wacana bagi semua pihak yang membutuhkan.
Yogyakarta, 18 Januari 2021
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR... vii
HALAMAN DAFTAR ISI...x
HALAMAN DAFTAR TABEL... xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR... xiii
ABSTRAK... xiv
ABSTRACT... xv
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. RumusanMasalah... 5
C. Batasan Masalah...5
D. Tujuan Penelitian... 5
E. Manfaat Penelitian... 5
F. Sistematika Penulisan... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8
A. Landasan Teori...8
1. Stakeholder Theory... 8
B. Pengertian Gereja... 9
C. Organisasi Nirlaba... 10
1. Pengertian Organisasi Nirlaba... 10
2. Karakteristik Organisasi Nirlaba...10
3. Tujuan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba... 11
D. Laporan Keuangan sebagai Bentuk Pertanggungjawaban Gereja... 13
E. Kebijakan Akuntansi... 14
xi
G. Interpretasi Standar Akuntansi
Keuangan No.35... 16
1. Penyajian Laporan Keuangan ISAK 35... 17
2. Ruang Lingkup ISAK 35... 17
3. Contoh Laporan Keuangan ISAK 35... 17
a. Laporan Posisi Keuangan... 17
b. Laporan Penghasilan Komprehensif... 22
c. Laporan Perubahan Aset Neto... 26
d. Laporan Arus Kas... 28
e. Catatan Atas Laporan Keuangan... 32
H. Sistem Pengelolaan Keuangan Gereja dengan Akuntansi... 38
I. Penelitian Sebelumnya... 39
BAB III METODE PENELITIAN... 41
A. Metode dan Desain Penelitian...41
B. Tempat dan Waktu Penelitian... 41
C. Subjek dan Objek Penelitian... 42
D. Sumber Data...42
E. Teknik Pengumpulan Data... 42
F. Teknik Analisis Data...43
BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI... 45
A. Sejarah Singkat... 45
B. Visi dan Misi... 48
1. Visi... 48
2. Misi... 48
C. Struktur Organisasi... 49
D. Badan Pembantu Majelis... 51
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 54
A. Deskripsi Data... 54
B. Analisis Data... 56
1. Analisis Penyajian Laporan Keuangan berdasarkan ISAK No.35... 58
C. Pembahasan... 67 BAB VI PENUTUP... 70 A. Kesimpulan... 70 B. Keterbatasan Penelitian... 71 C. Saran... 71 DAFTAR PUSTAKA... 73 LAMPIRAN... 75
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Laporan Posisi Keuangan ( Format A) ... 18
Tabel 2.2 Laporan Posisi Keuangan (Format B)... 20
Tabel 2.3 Laporan Penghasilan Komprehensif ( Format A)... 22
Tabel 2.4 Laporan Penghasilan Komprehensif (Format B)... 24
Tabel 2.5 Laporan Perubahan Aset Neto... 26
Tabel 2.6 Laporan Arus Kas ( Metode Langsung)... 28
Tabel 2.7 Laporan Arus Kas (Metode Tidak Langsung)... 30
Tabel 2.8 Catatan B atas Laporan Keuangan... 33
Tabel 2.9 Catatan D atas Laporan Keuangan... 36
Tabel 2.10 Catatan E atas Laporan Keuangan... 37
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 4.1 Struktur Organisasi GKJ Gondokusuman... 50
xiv
ABSTRAK
EVALUASI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN ENTITAS BERORIENTASI NONLABA BERDASARKAN INTERPRETASI
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMOR 35 (ISAK) (Studi Kasus di Gereja Kristen Jawa Gondokusuman Yogyakarta)
Maria Yosefilla Kurnia Mbui NIM : 162114159 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2021
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penyajian laporan keuangan di Gereja Kristen Jawa Gondokusuman dengan penyajian berdasarkan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan No. 35. Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus yang dilakukan di Gereja Kristen Jawa Gondokusuman Yogyakarta pada bulan November sampai dengan Oktober 2020.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif untuk mengevaluasi penyajian laporan keuangan berdasarkan pada Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan No. 35 (ISAK). Subjek dalam penelitian ini adalah bagian pengelola keuangan Gereja Kristen Jawa Gondokusuman yang menyusun laporan keuangan, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah kebijakan akuntansi dan laporan keuangan Gereja Kristen Jawa Gondokusuman.
Hasil penelitian menunjukan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh Gereja Kristen Jawa Gondokusuman belum mengacu pada ISAK No. 35. Gereja Kristen Jawa Gondokusuman belum membuat laporan penghasilan komprehensif, laporan perubahan aset neto dan catatan atas laporan keuangan. Selain itu, laporan posisi keuangan dan laporan arus kas yang disajikan Gereja Kristen Jawa Gondokusuman belum sesuai dengan ISAK No. 35.
Kata kunci : Laporan keuangan, PSAK No, 45, ISAK No, 35, organisasi nirlaba, Gereja.
xv
ABSTRACT
EVALUATION OF THE PRESENTATION OF NON-PROFIT ORIENTED FINANCIAL STATEMENTS BASED ON INTERPRETATION OF
FINANCIAL ACCOUNTING STANDARD NUMBER 35 (ISAK) (Case Study at the Javanese Christian Church, Gondokusuman, Yogyakarta)
Maria Yosefilla Kurnia Mbui NIM : 162114159 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2021
This study aims to evaluate the presentation of financial statements in the Javanese Christian Church of Gondokusuman with a presentation based on the Interpretation of Financial Accounting Standards No. 35. This type of research is a case study conducted at the Javanese Christian Church of Gondokusuman Yogyakarta from November to October 2020.
The data collection techniques were carried out by means of interviews and documentation. The data analysis technique used in this study is a descriptive analysis technique to evaluate the presentation of financial statements based on the Interpretation of Financial Accounting Standards No. 35 (ISAK). The subjects in this study were the financial managers of the Gondokusuman Javanese Christian Church who prepared financial reports, while the objects in this study were the accounting policies and financial reports of the Gondokusuman Javanese Christian Church.
The results showed that the financial statements presented by the Gondokusuman Javanese Christian Church did not refer to ISAK No. 35. The Javanese Christian Church of Gondokusuman has not yet produced a comprehensive income report, a report on changes in net assets and notes on financial statements. In addition, the statement of financial position and cash flow statement presented by the Gondokusuman Javanese Christian Church is not in accordance with ISAK No. 35.
Keywords : Financial reports, PSAK No, 45, ISAK No, 35, non-profit
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi dan informasi yang sangat cepat di era sekarang memberikan pengaruh yang besar bagi kehidupan masyarakat. Hal ini menjadi sangat penting untuk mendukung aktivitas individu maupun organisasi dan perusahaan. Kemajuan teknologi dan informasi pun mendukung kegiatan laporan keuangan dan konsep-konsep keuangan pada berbagai sektor keuangan yang ada, seperti organisasi nirlaba termasuk didalamnya yaitu Gereja.
Organisasi nirlaba atau organisasi non profit merupakan suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik publik untuk suatu tujuan yang tidak komersial, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (Naiggolan, 2005). Organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi itu sendiri. Organisasi nirlaba meliputi Gereja, Sekolah Negeri, Derma publik, Rumah Sakit dan Klinik Publik, organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal perundang-undangan, organisasi jasa sukarelawan, serikat buruh, asosiasi profesional, institut, riset, museum dan beberapa para petugas pemerintah .
Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk nyata dari akuntabilitas. Laporan keuangan berfungsi sebagai media yang menjembatani pengelola organisasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder). Laporan keuangan menjadi penting karena didalamnya memuat informasi mengenai bagaimana organisasi mengelola sumber keuangan yang ada, berapa besar sumber daya yang dimiliki serta apa saja pencapaian yang telah diraih dengan sumber daya tersebut (Nainggolan, 2012:43).
Laporan keuangan organisasi nirlaba berbeda dengan laporan keuangan organisasi bisnis pada umumnya, salah satu perbedaan utamanya terletak pada bentuk laporan keuangan. Tetapi selama ini tidak banyak orang yang mengetahui bagaimana bentuk laporan keuangan organisasi nirlaba seperti Gereja ataupun organisasi nonprofit lainnya. Seringkali muncul anggapan bahwa yang namanya laporan keuangan disetiap organisasi, baik organisasi laba maupun nirlaba intinya sama. Laporan keuangan organisasi nirlaba menyajikan tentang dana atau sumbangan dari berbagai pihak yang harus dipertanggungjawabkan oleh manajemen kepada pihak internal dan pihak eksternal. Saat ini organisasi nirlaba di Indonesia masih cenderung menekankan pada prioritas kualitas program tetapi tidak terlalu memperhatikan pentingnya sistem pengelolaan keuangan. Padahal sistem pengelolaan keuangan yang baik merupakan salah satu indikator utama akuntabilitas dan transparansi sebuah lembaga (Setyawan Daniel:2018).
Penyajian laporan keuangan organisasi nirlaba memiliki standar khusus yang berbeda dengan organisasi bisnis lain. Dasar atau pedoman penyajian laporan keuangan organisasi nirlaba saat ini adalah Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) No. 35. ISAK 35 merupakan interpretasi atau turunan dari PSAK 1 yang menjadi pedoman dalam penyajian laporan keuangan entitas berorientasi nonlaba yang memberikan yang memberikan contoh bagaimana entitas berorientasi nonlaba membuat penyesuaian ketika menyajikan laporan keuangan. (DE: ISAK 35)
Gereja merupakan salah satu bagian dari organisasi nirlaba yang harus menyusun laporan keuangan sebagai bentuk tanggungjawab kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Saat ini pelaporan keuangan Gereja menjadi penting karena bertambah banyaknya kegiatan operasional Gereja yang perlu dilakukan baik kegiatan operasional di dalam Gereja maupun kegiatan operasional di luar Gereja oleh pendeta,majelis,komisi,maupun jemaat Gereja.
Gereja Kristen Jawa Gondokusuman termasuk salah satu bagian dari organisasi nirlaba yang tidak memiliki tujuan untuk mengambil keuntungan atau laba dari setiap aktivitasnya. Gereja Kristen Jawa Gondokusuman lebih berfokus kepada aktivitas pelayanan Gereja dan pelayanan warga jemaat. Sebagai sebuah organisasi nirlaba Gereja Kristen Jawa Gondokusuman dituntut untuk dapat mempertanggungjawabkan setiap dana yang diberikan oleh jemaat Gereja ataupun oleh donatur. Salah satu bentuk
pertanggungjawaban yang dibuat oleh Gereja berupa laporan keuangan yang bertujuan untuk menyediakan informasi yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan para donatur, pengurus Gereja dan warga jemaat yang berkepentingan .
Dalam penelitian sebelumnya, Himawan (2015), membahas mengenai rekonstruksi laporan keuangan berdasarkan PSAK No.45 yang bertempat di Gereja Kristen Jawi Wetan Gresik. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa pada Gereja Kristen Jawi Wetan Gresik penyajian laporan keuangannya masih sangat sederhana yaitu berupa penerimaan dan pengeluaran kas yang kemudian diserahkan kepada bendahara untuk disampaikan kepada para jemaat Gereja.
Melalui penelitian ini peneliti mencoba untuk mengevaluasi penyajian laporan keuangan pada Gereja Kristen Jawa Gondokusuman berdasarkan ISAK nomor 35. Gereja Kristen Jawa Gondokusuman diharapkan dapat menyusun laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku sehingga dapat membantu pihak-pihak yang berkepentingan untuk memperoleh informasi tentang keuangan Gereja agar dapat mengambil keputusan yang tepat untuk kepentingan pelaksanaan program-program Gereja selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
Apakah penyajian laporan keuangan di Gereja Kristen Jawa Gondokusuman sudah disajikan berdasarkan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan Nomor 35 (ISAK ) ?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah mengevaluasi penyajian laporan keuangan yang terdiri dari laporan posisi keuangan dan laporan arus kas.
D. Tujuan Penelitian
Untuk mengevaluasi penyajian laporan keuangan di Gereja Kristen Jawa Gondokusuman yang sudah diatur dalam Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan Nomor 35 (ISAK).
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terkait dengan penerapan ISAK No.35 pada laporan keuangan Gereja Kristen Jawa Gondokusuman. Berikut beberapa manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini:
1. Bagi Peneliti
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan,pengalaman, dan dapat mengimplementasikan teori yang diperoleh selama menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma
serta membandingkannya dengan praktik yang sesungguhnya terutama mengenai penyajian laporan keuangan berdasarkan ISAK No.35 2. Bagi Gereja
Melalui penelitian ini Gereja Kristen Jawa Gondokusuman dapat memperoleh pengetahuan mengenai standar laporan keuangan yang berlaku umum sesuai dengan PSAK No. 45 dan ISAK 35 serta cara penerapannya pada laporan keuangan Gereja.
3. Bagi Pihak Akademisi
Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi serta informasi tambahan bagi penelitian selanjutnya, khususnya mengenai laporan keuangan pada organisasi nirlaba.
F. Sistematika Penulisan 1. Bab I Pendahuluan
Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
2. Bab II Tinjauan Pustaka
Bab ini menjelaskan mengenai kajian-kajian teori yang menjadi acuan dalam penyusunan skripsi ini. Lebih khusus mengenai penyajian laporan keuangan organisasi nonlaba yang sesuai dengan ISAK 35
3. Bab III Metode Penelitian
Bab ini akan menjelaskan mengenai pedoman pelaksanaan penelitian yang dilakukan, yang terdiri dari jenis data, subjek dan objek penelitian,sumber data serta metode analisis data.
4. Bab IV Gambaran Umum Organisasi
Bab ini menjelaskan sejarah singkat Gereja Kristen Jawa Gondokusuman, visi dan misi organisasi, struktur organisasi dan badan pembantu majelis dalam Gereja Kristen Jawa Gondokusuman.
5. Bab V Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan deskripsi data, analisis data serta pembahasan data.
6. Bab VI Penutup
Bab ini menjelaskan kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran penelitian.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori
1. Teori Stakeholder (Stakeholder Theory)
Stakeholder adalah semua pihak internal maupun eksternal yang
dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung (Nor Hadi,2011:93). Menurut Ghozali dan Chariri (2007), keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi pada dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan. Nor Hadi (2011) membagi stakeholder menjadi stakeholder primer dan sekunder.
Stakeholder primer merupakan pihak yang tidak ikut berpartisipasi secara
berkelanjutan sedangkan stakeholder sekunder merupakan pihak yang mempe`ngaruhi atau dipengaruhi oleh perusahaan, tetapi tidak terlibat dalam transaksi dengan perusahaan dan tidak begitu berarti untuk kelangsungan hidup perusahaan.
Keberhasilan usaha suatu perusahaan ditentukan oleh manajemen perusahaan yang berhasil dalam membina hubungan antara perusahaan dengan para stakeholder. Stakeholder tidak hanya meliputi investor dan kreditur tetapi juga pemasok, pelanggan, pemerintah, masyarakat lokal, badan regulator, asosiasi perdagangan termasuk lingkungan hidup sebagai bagian dari kehidupan sosial. Pengungkapan keuangan dan non keuangan dalam laporan tahunan perusahaan dapat dikatakan sebagai sarana komunikasi antara manajemen dengan stakeholder.
Stakeholder pada dasarnya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi yang digunakan perusahaan. Oleh karena itu, kemampuan stakeholder ditentukan oleh besar kecilnya kemampuan yang dimiliki stakeholder (Ghozali dan Chariri, 2007).
B. Pengertian Gereja
Gereja adalah suatu kehidupan bersama religius kristiani yang berpusat pada penyelamatan Allah dalam Tuhan Yesus Kristus, yang di dalamnya Roh Kudus bekerja dalam rangka pekerjaan penyelamatan Allah. Secara Alkitabiah, Gereja memiliki 2 arti dalam 2 bahasa, yaitu Yunani dan Ibrani. Dalam kata Yunani Gereja disebut Sinagoge berkali-kali dipakai dalam LXX untuk perkumpulan Israel, dan terdapat 56 berkali-kali dalam perjanjian baru dan dalam istilah Ibrani yang sejajar dari kata benda Yunani itu ialah Keneset. Menurut Alkitab Gereja atau Keneset ialah: “Kumpulan sekelompok orang atau bersama-sama untuk suatu tujuan”. (Sinode GKJ:2017)
Indonesia memiliki jenis-jenis Gereja yang berbeda. Kebanyakan merupakan Gereja suku atau wilayah. Misalnya Gereja Kristen Jawa Gondokusuman merupakan suatu ikatan Gereja-Gereja Kristen Jawa yang dijiwai oleh nilai-nilai budaya Jawa serta warisan tradisi teologis sesuai konteksnya yang tidak bertentangan dengan Alkitab (Sinode GKJ:2017).
C. Organisasi Nirlaba
1. Pengertian Organisasi Nirlaba
Organisasi nirlaba menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 adalah organisasi yang memperoleh sumber daya dari para anggota dan para donatur lainnya yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut. Menurut Nainggolan (2005), organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi nirlaba merupakan suatu organisasi yang dalam melangsungkan hidupnya tidak bertujuan untuk mencari laba atau keuntungan, organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut.
2. Karakteristik Organisasi Nirlaba
Organisasi nirlaba memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Sumber daya entitas berasal dari penyumbang yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomik yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.
b. Menghasilkan barang dan atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan jika nirlaba menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas nirlaba tersebut.
c. Tidak ada kepemilikan seperti umumnya pada entitas bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam entitas nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas nirlaba pada saat likuidasi atau pembubaran entitas nirlaba.
3. Tujuan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba
Organisasi sektor publik dituntut untuk dapat membuat laporan keuangan ekternal meliputi laporan keuangan formal. Bentuk laporan keuangan sektor publik pada dasarnya dapat diadaptasikan dari laporan keuangan pada sektor swasta yang disesuaikan dengan sifat dan karakteristik sektor publik serta mengakomodasi kebutuhan pemakai laporan keuangan sektor publik. Namun demikian, laporan keuangan sektor publik tidak dapat begitu saja disamakan dengan laporan keuangan di sektor swasta. Hal ini disebabkan organisasi sektor publik memiliki batasan-batasan berupa pertimbangan non-moneter, seperti pertimbangan sosial dan politik (Mardiasmo, 2002:160).
Sebagai bagian dari usaha untuk membuat rerangka konseptual, Financial Accounting Standards Board (FASB, 1980) mengeluarkan Statement of Financial Accounting Concepts No.4 (SFAC) mengenai tujuan laporan keuangan untuk organisasi nirlaba. Tujuan laporan keuangan organisasi nirlaba dalam SFAC 4 tersebut adalah (Mardiasmo,2002:167) :
1. Laporan keuangan organisasi nirlaba hendaknya dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam pembuatan keputusan yang rasional mengenai alokasi sumber daya organisasi.
2. Memberikan informasi untuk membantu para penyedia dan calon penyedia sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam menilai pelayanan yang diberikan oleh organisasi nirlaba serta kemampuannya untuk melanjutkan memberi pelayanan tersebut.
3. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam menilai kinerja manajer organisasi nirlaba atas pelaksanaan tanggung jawab pengelolaan serta aspek kinerja lainnya.
4. Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban, dan kekayaan bersih organisasi, serta pengaruh dari
transaksi, peristiwa dan kejadian ekonomi yang mengubah sumber daya dan kepentingan sumber daya tersebut.
5. Memberikan informasi mengenai bagaimana organisasi memperoleh dan membelanjakan kas atau sumber daya kas, mengenai utang dan pembayaran kembali utang dan mengenai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi likuiditas organisasi.
D. Laporan Keuangan sebagai Bentuk Pertanggungjawaban Gereja Setiap organisasi tidak terkecuali Gereja tentu memiliki kewajiban untuk mempertanggungjawabkan kegiatan operasionalnya kepada pihak internal maupun eksternal. Pertanggungjawaban ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana tujuan Gereja telah tercapai. Hal ini sesuai dengan SFAC No. 1 yang menyatakan bahwa akuntansi keuangan bukan sekedar penghubung antara manajemen (dalam hal ini pengelola gereja) dan pihak luar (jemaat,kreditur,donatur dan pihak lain) secara akuntabilitas, melainkan lebih bermakna dari itu, yaitu sebagai alat pertanggungjawaban manajemen. Pertanggungjawaban manajemen dilihat dari, apakah semua sumber daya ekonomi yang dipercayakan kepada manajemen telah benar-benar digunakan secara menguntungkan dan terlindungi dari hal-hal yang merugikan.
E. Kebijakan Akuntansi
Untuk membuat suatu laporan keuangan dibutuhkan dasar maupun peraturan dalam proses penyusunannya. Dasar maupun peraturan ini
dalam organisasi biasa disebut dengan kebijakan akuntansi. Dalam sebuah organisasi harus mempunyai kebijakan akuntansi yang konsisten pada setiap periode karena pengguna laporan keuangan harus dapat membandingkan laporan keuangan selama beberapa periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi keuangan, kinerja, dan arus kas.
Dalam PSAK No. 25 kebijakan akuntansi didefinisikan sebagai prinsip, dasar, konvensi, peraturan dan praktik tertentu yang dterapkan entitas dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. (IAI, 2009:25.2)
Dalam suatu kebijakan akuntansi, suatu entitas harus dapat menjelaskan tiga hal berikut:
a. Pengakuan
Pengakuan akuntansi mengacu pada pencatatan unsur-unsur dasar laporan keuangan. konsep pengakuan akuntansi mendefinisikan prinsip-prinsip dasar yang menentukan penentuan waktu, biaya, dan pengakuan untung rugi di dalam laporan keuangan.
b. Pengukuran
Pengukuran akuntansi mengacu pada berapa besar nilai yang harus diakui dan disajikan pada laporan keuangan.pengukuran akuntansi digunakan untuk mengevaluasi dan membandingkan suatu data akuntansi.
c. Penyajian
Penyajian merupakan cara bagaimana laporan keuangan disajikan agar pengguna laporan keuangan dapat dengan mudah memahami isi laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan tersebut juga harus disajikan secara wajar.
F. Laporan Keuangan
Akuntabilitas adalah salah satu prinsip yang dipegang teguh dalam menjalankan roda organisasi nirlaba. Untuk mencapainya, laporan keuangan dapat berfungsi sebagai media yang menjembatani pengelolaan lembaga dengan pihak yang berkepentingan (stakeholders). Laporan keuangan menjadi penting karena di dalamnya memuat informasi mengenai bagaimana organisasi mengelola sumber daya yang ada, berapa besar sumber daya yang dimiliki, serta pencapaian apa saja yang telah diperoleh dengan sumber daya tersebut (Nainggolan, 2012:43).
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan salah satu regulasi yang dibuat untuk menyajikan laporan keuangan. PSAK No. 45 adalah salah satu regulasi yang akan dibahas yang mengatur tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba yang memiliki keunikan yang tidak ditemukan di laporan keuangan organisasi yang berorientasi laba misalnya adanya akun sumbangan.
G. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan ( ISAK ) 35
ISAK 35 mengatur tentang penyajian laporan keuangan entitas berorientasi nonlaba. ISAK 35 yang diterbitkan oleh DSAK IAI merupakan interpretasi dari PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan paragraf 05 yang memberikan contoh bagaimana entitas berorientasi nonlaba membuat penyesuaian baik: (i) penyesuaian deskripsi yang digunakan untuk pos-pos tertentu dalam laporan keuangan; dan (ii) penyesuaian deskripsi yang digunakan untuk laporan keuangan itu sendiri. Pada September 2018, DSAK IAI telah mengesahkan ISAK 35 “Penyajian Laporan Keuangan Entitas Beorientasi NonLaba” yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2020.
1. Penyajian Laporan Keuangan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 35
Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba paragraf 05-07 mengatur ruang lingkup penyajian laporan keuangan entitas berorientasi nonlaba terlepas dari bentuk badan hukum entitas tersebut. Interpretasi ini dapat juga diterapkan oleh entitas yang berorientasi nonlaba yang menggunakan Standar Akuntasi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Dalam ISAK 35 mengatur bagaimana entitas berorientasi nonlaba membuat penyesuaian ketika menyajikan laporan keuangannya. DE ISAK 35 paragraf 10 mengatur serta memberikan contoh penyesuaian deskripsi yang digunakan untuk beberapa pos yang terdapat dalam laporan
keuangan. Dalam paragraf 11 mengatur serta memberikan contoh penyesuaian deskripsi yang digunakan atas laporan keuangan itu sendiri. ( 2018 Ikatan Akuntan Indonesia, ISAK 35)
2. Ruang Lingkup ISAK 35
a. Interpretasi ini diterapkan untuk entitas berorientasi nonlaba terlepas dari bentuk badan hukum entitas tersebut
b. Interpretasi ini diterapkan juga oleh entitas berorientasi nonlaba yang menggunakan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
c. Interpretasi ini diterapkan khusus untuk penyajian laporan keuangan.
3. Contoh laporan keuangan berdasarkan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan 35 (ISAK 35)
Berikut ini disajikan contoh sederhana penyajian laporan keuangan entitas berorientasi nonlaba yang mencakup laporan posisi keuangan, laporan penghasilan komprehensif, laporan perubahan aset neto, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
a. Laporan Posisi Keuangan
Terdapat 2 (dua) format Laporan Posisi Keuangan yang disajikan sebagai contoh dalam lampiran ini.
1. Format A menyajikan informasi pos penghasilan komprehensif lain secara tersendiri sebagai bagian dari aset neto tanpa pembatasan dari pemberi sumber daya. Akan tetapi, jika
penghasilan komprehensif lain berasal dari aset neto dengan pembatasan maka entitas menyajikan informasi penghasilan komprehensif lain tersebut sesuai dengan kelas aset netonya; 2. Format B tidak menyajikan informasi pos penghasilan
komprehensif lain secara tersendiri.
Contoh Laporan Posisi Keuangan ( Format A) ENTITAS XYZ
Laporan Posisi Keuangan per 31 Desember 20X2 (dalam jutaan rupiah)
20X2 20X1
ASET Aset Lancar
Kas dan setara kas xxxx xxxx
Piutang bunga xxxx xxxx
Investasi jangka pendek xxxx xxxx
Aset lancar lain xxxx xxxx
Total Aset Lancar xxxx xxxx
Aset Tidak Lancar
Properti investasi xxxx xxxx
Investasi jangka panjang xxxx xxxx
Aset tetap xxxx xxxx
TOTAL ASET xxxx xxxx LIABILITAS
Liabilitas jangka pendek
Pendapatan diterima di muka xxxx xxxx
Utang jangka pendek xxxx xxxx
Total Liabilitas Jangka Pendek xxxx xxxx
Liabilitas Jangka Panjang
Utang jangka panjang xxxx xxxx
Liabilitas imbalan kerja xxxx xxxx
Total Liabilitas Jangka Panjang xxxx xxxx
Total Liabilitas xxxx xxxx
ASET NETO
Tanpa pembatasan (without restrictions) dari Pemberi sumber daya
Surplus akumulasian xxxx xxxx
Penghasilan komprehensif lain*) xxxx xxxx Dengan pembatasan (with restrictions) dari
pemberi sumber daya (catatan B) xxxx xxxx
Totas Aset Neto xxxx xxxx
TOTAL LIABILITAS DAN ASET NETO
xxxx xxxx
*) entitas menyajikan informasi penghasilan komprehensif lain tersebut sesuai dengan kelas aset netonya(misalnya, jika penghasilan komprehensif lain berasal dari aset neto dengan pembatasan, maka disajikan dalam kelas aset neto dengan pembatasan).
Contoh Laporan Posisi Keuangan (Format B) ENTITAS XYZ
Laporan Posisi Keuangan per 31 Desember 20X2 (dalam jutaan rupiah)
20X2 20X1
ASET Aset Lancar
Kas dan setara kas xxxx xxxx
Piutang bunga xxxx xxxx
Investasi jangka pendek xxxx xxxx
Aset lancar lain xxxx xxxx
Total Aset Lancar xxxx xxxx
Aset Tidak Lancar
Properti investasi xxxx xxxx
Investasi jangka panjang xxxx xxxx
Aset tetap xxxx xxxx
Total Aset Tidak Lancar xxxx xxxx
TOTAL ASET xxxx xxxx
LIABILITAS
Liabilitas jangka pendek
Pendapatan diterima di muka xxxx xxxx
Utang jangka pendek xxxx xxxx
Liabilitas Jangka Panjang
Utang jangka panjang xxxx xxxx
Liabilitas imbalan kerja xxxx xxxx
Total Liabilitas Jangka Panjang xxxx xxxx
Total Liabilitas xxxx xxxx
ASET NETO
Tanpa pembatasan (without restrictions) dari
Pemberi sumber daya**) xxxx xxxx
Dengan pembatasan (with restrictions) dari
pemberi sumber daya (catatan B) xxxx xxxx
Totas Aset Neto xxxx xxxx
TOTAL LIABILITAS DAN ASET NETO xxxx xxxx
**) mencakup jumlah penghasilan komprehensif lain (entitas menyajikan informasi penghasilan komprehensif lain tersebut sesuai dengan kelas aset netonya, misalnya, jika penghasilan komprehensif lain berasal dari aset neto dengan pembatasan, maka disajikan dalam kelas aset neto dengan pembatasan).
3. Laporan Penghasilan Komprehensif
Ada 2 (dua) format Laporan Penghasilan Komprehensif yang disajikan sebagai contoh dalam lampiran ini :
a. Format A menyajikan informasi dalam bentuk kolom tunggal. Format A ini memudahkan penyusunan laporan secara komparatif;
b. Format B menyajikan informasi sesuai dengan klasifikasi aset neto.
Contoh Laporan Penghasilan Komprehensif ( Format A)
ENTITAS XYZ
Laporan Penghasilan Komprehensif
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 20X2 (dalam jutaan rupiah)
20X2 20X1
TANPA PEMBATASAN DARI PEMBERI SUMBER DAYA
Pendapatan
Sumbangan xxxx xxxx
Jasa Layanan xxxx xxxx
Penghasilan investasi jangka pendek (Catatan D) xxxx xxxx Penghasilan investasi jangka panjang (Catatan D) xxxx xxxx
Lain-lain xxxx xxxx
Total Pendapatan xxxx xxxx
Gaji, upah xxxx xxxx
Jasa dan profesional xxxx xxxx
Administratif xxxx xxxx
Depresiasi xxxx xxxx
Bunga xxxx xxxx
Lain-lain xxxx xxxx
Total Bebab ( catatan E) xxxx xxxx
Kerugian akibat kebakaran xxxx xxxx
Total Beban xxxx xxxx
Surplus (Defisit) xxxx xxxx
DENGAN PEMBATASAN DARI PEMBERI SUMBER DAYA
Pendapatan
Sumbangan xxxx xxxx
Penghasilan investasi jangka panjang (catatan D) xxxx xxxx
Total Pendapatan xxxx xxxx
Beban
Kerugian akibat kebakaran xxxx xxxx
Surplus (Defisit) xxxx xxxx
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN xxxx xxxx
TOTAL PENGHASILAN KOMPREHENSIF xxxx xxxx
Contoh Laporan Penghasilan Komprehensif (Format B) ENTITAS XYZ
Laporan Penghasilan Komprehensif
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 20X2 (dalam jutaan rupiah)
Pendapatan Sumbangan xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx Jasa Layanan xxxx - xxxx xxxx - xxxx Penghasilan investasi jangka pendek (Catatan D) xxxx - xxxx xxxx - xxxx Penghasilan investasi jangka panjang (Catatan D) xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx Lain-lain xxxx - xxxx xxxx - xxxx Total Pendapatan xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx 20X2 20X1
Tanpa Dengan Tanpa Dengan
Pembatasan Pembatasan Pembatasan Pembatasan
Dari Dari dari Dari
Pemberi Pemberi Jumlah Pemberi Pemberi Jumlah
Sumber Sumbangan Sumber Sumbangan
BEBAN Gaji, upah xxxx - xxxx xxxx - xxxx Jasa dan profesional xxxx - xxxx xxxx - xxxx Administratif xxxx - xxxx xxxx - xxxx Depresiasi xxxx - xxxx xxxx - xxxx Bunga xxxx - xxxx xxxx - xxxx Lain-lain xxxx - xxxx xxxx - xxxx Total Beban (catatan E) xxxx - xxxx xxxx - xxxx Kerugian akibat kebakaran xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx Total Beban xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx Surplus (Defisit) xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN xxxx - xxxx xxxx - xxxx TOTAL xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx
Sumber : 2018 Ikatan Akuntan Indonesia, ISAK 35
ENTITAS XYZ
Laporan Perubahan Aset Neto
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 20X2 (dalam jutaan rupiah)
20X2 20X1
ASET NETO TANPA PEMBATASAN DARI PEMBERI SUMBER DAYA
Saldo awal xxxx xxxx
Surplus tahun berjalan xxxx xxxx
Aset neto yang dibebaskan dari pembatasan
(catatan C) xxxx xxxx
Saldo Akhir xxxx xxxx
Penghasilan Komprehensif Lain
Saldo awal xxxx xxxx
Penghasilan komprehensif tahun berjalan***) xxxx xxxx
Saldo Akhir xxxx xxxx
Total xxxx xxxx
ASET NETO DENGAN PEMBATASAN
DARI PEMBERI SUMBER DAYA
Saldo awal xxxx xxxx
Surplus tahun berjalan xxxx xxxx
Aset neto yang dibebaskan dari pembatasan
(catatan C) (xxxx) xxxx
TOTAL ASET NETO xxxx xxxx
***) entitas menyajikan informasi penghasilan komprehensif lain tersebut sesuai
dengan kelas aset netonya (misalnya jika penghasilan komprehensif lain berasal dari aset neto dengan pembatasan, maka disajikan dalam kelas aset neto dengan pembatasan).
Sumber : 2018 Ikatan Akuntan Indonesia, ISAK 35
ENTITAS XYZ Laporan Arus Kas
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 20X2 (dalam jutaan rupiah)
20X2 20X1
AKTIVITAS OPERASI
Kas dari sumbangan xxxx xxxx
Kas dari pendapatan jasa xxxx xxxx
Bunga yang diterima xxxx xxxx
Penerimaan lain-lain xxxx xxxx
Bunga yang dibayarkan xxxx xxxx
Kas yang dibayarkan kepada karyawan xxxx xxxx
Kas neto dari aktivitas operasi xxxx xxxx
AKTIVITAS INVESTASI
Ganti rugi dari asuransi kebakaran xxxx xxxx
Pembelian peralatan (xxxx)
(xxxx)
Penerimaan dari penjualan investasi xxxx xxxx
Pembelian investasi (xxxx)
(xxxx)
AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan dari sumbangan yang dibatasi untuk:
Investasi dalam dana abadi (endowment) xxxx xxxx
Investasi bangunan xxxx xxxx
xxxx xxxx Aktivitas pendanaan lain :
Bunga dibatasi untuk reinvestasi xxxx xxxx Pembayaran liabilitas jangka panjang (xxxx) (xxxx)
(xxxx) (xxxx) Kas neto yang digunakan untuk aktivitas pendanaan (xxxx) (xxxx) KENAIKAN (PENURUNAN) NETO KAS DAN
SETARA KAS xxxx xxxx
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL PERIODE xxxx xxxx KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR PERIODE xxxx xxxx
Sumber : 2018 Ikatan Akuntan Indonesia, ISAK 35
ENTITAS XYZ Laporan Arus Kas
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 20X2 (dalam jutaan rupiah)
20X2 20X1
AKTIVITAS OPERASI
Kas dari sumbangan xxxx xxxx
Kas dari pendapatan jasa xxxx xxxx
Bunga yang diterima xxxx xxxx
Penerimaan lain-lain xxxx xxxx
Bunga yang dibayarkan xxxx xxxx
Kas yang dibayarkan kepada karyawan xxxx xxxx
Kas neto dari aktivitas operasi xxxx xxxx
AKTIVITAS INVESTASI
Ganti rugi dari asuransi kebakaran xxxx xxxx
Pembelian peralatan (xxxx) (xxxx)
Penerimaan dari penjualan investasi xxxx xxxx
Pembelian investasi (xxxx) (xxxx)
Kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi (xxxx) (xxxx)
Penerimaan dari sumbangan yang dibatasi untuk:
Investasi dalam dana abadi (endowment) xxxx xxxx
Investasi bangunan xxxx xxxx
xxxx xxxx Aktivitas pendanaan lain :
Bunga dibatasi untuk reinvestasi xxxx xxxx Pembayaran liabilitas jangka panjang (xxxx) (xxxx)
(xxxx) (xxxx) Kas neto yang digunakan untuk aktivitas pendanaan (xxxx) (xxxx) KENAIKAN (PENURUNAN) NETO KAS DAN
SETARA KAS xxxx xxxx
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL PERIODE xxxx xxxx KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR PERIODE xxxx xxxx
Sumber : 2018 Ikatan Akuntan Indonesia, ISAK 35
Catatan A menguraikan kebijakan pengungkapan yang diwajibkan yang menyebabkan Catatan B wajib disajikan. Catatan C, D dan E menyediakan informasi yang dianjurkan untuk diungkapkan oleh entitas berorientasi nonlaba. Semua jumlah dalam laporan keuangan yaitu dalam jutaan rupiah.
1. Catatan A
Entitas menyajikan hibah atau wakaf, berupa kas atau aset lain, sebagai sumbangan dengan pembatasan, juka hibah atau wakaf tersebut diterima dengan persyaratan pembatasan baik untuk penggunaan aset atau atas manfaat ekonomik masa depan yang diperoleh dari aset tersebut . Jika pembatasan dari pemberi sumber daya telah kedaluwarsa, yaitu pada saat masa pembatasan telah berakhir atau pembatasan penggunaan telah dipenuhi, maka aset neto dengan pembatasan digolongkan kembali menjadi aset neto tanpa pembatasan dan disajikan dalam laporan perubahan aset neto sebagai aset neto yang dibebaskan dari pembatasan.
Entitas menyajikan hibah atau wakaf berupa tanah, bangunan dan peralatan sebagai sumbangan tanpa pembatasan, kecuali jika ada pembatasan yang secara eksplisit menyatakan tujuan pemanfaatan aset atau penggunaan manfaat ekonomik masa depan yang diperoleh dari aset tersebut dari pemberi sumber daya. Hibah atau wakaf untuk aset tetap dengan pembatasan secara
eksplisit yang menyatakan tujuan pemanfaatan aset tersebut dan sumbangan berupa kas atau aset lain yang harus digunakan untuk memperoleh aset tetap disajikan sebagai sumbangan dengan pembatasan. Jika tidak ada pembatasan secara eksplisit dari pemberi sumbangan mengenai pembatasan jangka waktu penggunaan aset tetap tersebut, pembebasan pembatasan dilaporkan pada saat aset tetap tersebut dimanfaatkan.
2. Catatan B
Aset neto dengan pembatasan dari pemberi sumber daya yang dibatasi tujuan atau periodenya adalah sebagai berikut : Jumlah
Ditujukan untuk tujuan tertentu Aktivitas program A :
Pembelian peralatan xxxx
Penelitian xxxx
Seminar dan publikasi xxxx
Aktivitas program B :
Perbaikan kerusakan peralatan xxxx
Seminar dan publikasi xxxx
Aktivitas program C :
Umum xxxx
Bangunan dan peralatan xxxx
Perjanjian perwalian tahunan xxxx
xxxx Ditujukan untuk periode tertentu
Untuk periode setelah 31 Desember, 20X1 xxxx Ditujukan untuk kebijakan pembelanjaan dan apropriasi
(subject to spending policy and appropriation) Investasi tahunan, penghasilannya dibelanjakan untuk mendukung :
Aktivitas program A xxxx
Aktivitas program B xxxx
Aktivitas program C xxxx
Aktivitas lain entitas xxxx
xxxx Ditujukan untuk apropriasi dan pengeluaran ketika
peristiwa tertentu terjadi (subject to appropriation And expenditure when a specified event occurs)
Dana yang penghasilannya untuk ditambahkan pada jumlah
sumbangan awal hingga mencapai nilai Rp.xxxx xxxx Polis asuransi kematian dimana terdapat penerimaan ganti rugi
asuransi atas kematian pihak yang diasuransikan untuk mendanai
aktivitas umum xxxx
xxxx
Tidak ditujukan untuk apropriasibatau pengeluaran (not Subjectbto appropriation or expendition)
Tanah yang harus digunakan untuk area rekreasi xxxx
Total aset neto dengan pembatasan xxxx
Sumber : 2018,Ikatan Akuntan Indonesia;ISAK 35
Aset neto yang dibebaskan dari pembatasan pemberi sumber daya kerena terjadinya beban tertentu yang memenuhi tujuan pembatasan atau tercapainya periode waktu atau kejadian lain yang diisyaratkan oleh pemberi sumber daya.
Tujuan pembatasan yang dipenuhi:
Beban program A xxxx
Beban program B xxxx
Beban program C xxxx
xxxx Peralatan yang dibeli dan digunakan untuk Program A xxxx Pembatasan waktu yang dipenuhi :
Jangka waktu yang telah dipenuhi xxxx Kematian pemberi sumber daya tahunan xxxx xxxx xxxx Pembebasan jumlah endowment yang disisihkan
(appropriated) tanpa pembatasan tujuan xxxx Pembebasan jumlah endowment yang disisihkan
(appropriated) dengan pembatasan tujuan xxxx Total pembatasan yang dibebaskan xxxx
Entitas menginvestasikan kelebihan kas diatas kebutuhan harian dalam investasi jangka pendek. Pada tanggal 31 Desember 20X2, Rp.XX diinvestasikan pada investasi lancar dan menghasilkan Rp.XX per tahun. Sebagian besar investasi jangka panjang dibagi kedalam dua kelompok. Kelompok A adalah dana abadi (donor-restricted endowment) dan tidak diwajibkan untuk menaikan nilai bersihnya. Kelompok B adalah jumlah yang oleh badan perwakilan ditujukan untuk investasi jangka panjang. Tabel berikut ini menunjukan investasi jangka panjang entitas.
Kel. A Kel.B Lain-lain Total Investasi awal tahun xxxx xxxx xxxx xxxx Hibah tersedia
untuk investasi: Untuk dana abadi
(endowment) xxxx - xxxx xxxx Untuk dana perwalian
tahunan - - xxxx xxxx Jumlah yang ditarik
untuk pemberi sumber daya tahunan
yang meninggal xxxx - xxxx xxxx Hasil investasi(neto,
setelah dikurangi
beban Rp.XX) xxxx xxxx xxxx xxxx Jumlah tersedia untuk
operasi tahun
Berjalan xxxx xxxx xxxx xxxx
perwalian untuk tahun berjalan dan
masa depan - - xxxx xxxx Investasi akhir tahun xxxx xxxx xxxx xxxx
5. Catatan E
Program Manajemen & Umum Pendanaan Total A B C Gaji, upah xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx Jasa dan Profesional xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx Administratif xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx Depresiasi xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx Bunga - - - xxxx xxxx xxxx Lain-lain xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx Total Beban xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx
Kegiatan administrasi keuangan Gereja meliputi pembuatan anggaran belanja dan pendapatan Gereja. Anggaran ini diperlukan agar Gereja dapat menjalankan pekerjaanya dengan teratur dan terencana. Beberapa hal yang harus dilakukan adalah meneliti pekerjaan apa yang harus diselesaikan, dan kemudian biaya untuk membayar pekerjaan tersebut. Anggaran ini dibuat dengan cermat dan kemudian disampaikan kepada jemaat, maksudnya untuk memberitahukan kepada mereka apa yang Gereja butuhkan dalam pekerjaanya itu. Dengan begitu jemaat dituntut untuk ikut serta dalam kegiatan gereja serta bertanggungjawab dalam semua pelayanan di Gereja.
Siklus akuntansi merupakan proses akuntansi mulai dari pencatatan transaksi keuangan sampai dengan penyusunan laporan keuangan pad akhir periode. Pada dasarnya siklus akuntansi dapat dibagi sebagai berikut:
a) Membuat atau menerima bukti pencatatan dimana biasanya sebuah entitas mempunyai from voucher (bukti pencatatan) sendiri, atau bukti lain yang bias berupa kwitansi lainnya.
b) Mencatat dalam buku jurnal.
c) Memindahkan data jurnal ke buku besar. d) Menyusun laporan keuangan.
Pada umumnya, siklus akuntansi pada organisasi nirlaba termasuk organisasi Gereja dikelompokkan dalam tiga tahap, yaitu :
1. Tahap pencatatan, terdiri dari kegiatan pengidentifikasian dan pengukuran dalam bentuk transaksi dan buku pencatatan, kegiatan pencatatan bukti transaksi kedalam buku jurnal, dan memindahbukukan (posting) dari jurnal berdasarkan kelompok atau sejenisnya ke dalam buku besar.
2. Tahap Pengikhtisiaran, terdiri dari penyusunan neraca saldo berdasarkan akun-akun buku besar, pembuatan ayat jurnal penutup, membuat neraca saldo setelah penutupan, membuat neraca saldo setelah penutupan, membuat ayat jurnal pembalik.
3. Tahap pelaporan, yang terdiri dari Laporan Surplus-Defisit. Laporan Arus Kas, Neraca, dan Catatan Atas Laporan Keuangan.
7. Penelitian Sebelumnya
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Himawan (2015) membahas tentang rekonstruksi laporan keuangan berdasarkan PSAK No. 45 di Gereja Kristen Jawi Wetan Gresik. Hasil dari penelitian Himawan (2015) menunjukan bahwa laporan keuangan yang disusun GKJW Gresik berbentuk model AB yaitu hanya mencatat pendapatan dan pengeluaran saja. Hal itu dikarenakan GKJW Gresik tidak mengacu pada PSAK No. 45.
Persamaan dengan penelitian yang akan penulis teliti adalah mengenai penyajian laporan keuangan yang diterapkan pada organisasi nirlaba dengan kategori tempat peribadatan. Perbedaannya, pada penelitian sebelumnya membahas mengenai penyajian laporan keuangan berdasarkan
PSAK No. 45 sedangkan dalam penelian penulis, membahas mengenai penyajian laporan keuangan berdasarkan ISAK No. 35.
Melalui penelitian ini peneliti mencoba untuk mengevaluasi penyajian laporan keuangan pada Gereja Kristen Jawa Gondokusuman berdasarkan ISAK No. 35. Karena merupakan organisasi nirlaba, maka Gereja Kristen Jawa Gondokusuman diharapkan dapat menyusun laporan keuangan berdasarkan standar yang berlaku umum sehingga dapat membantu pihak-pihak yang berkepentingan untuk memperoleh informasi tentang keuangan Gereja agar dapat mengambil keputusan yang tepat untuk kepentingan pelaksanaan program-program Gereja selanjutnya.
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif. Menurut Sugiyono (2016: 9) penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah di mana peneliti sebagai instrumen kunci.
Penelitian kualitatif tidak diharuskan untuk membuat suatu hipotesa ataupun menggunakan metode statistik untuk mendapatkan data yang valid. Data dapat diperoleh dengan mewawancarai pihak yang berkepentingan dan beberapa dokumen lain yang bersifat deskriptif seperti laporan keuangan GKJ Gondokusuman.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Gereja Kristen Jawa Gondokusuman yang berlokasi di Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 40, Klitren Gondokusuman yang dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan November 2020.
C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah bagian pengelola keuangan Gereja Kristen Jawa Gondokusuman
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah kebijakan akuntansi dan laporan keuangan Gereja Kristen Jawa Gondokusuman.
D. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini berasal dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada bagian pengelola laporan keuangan GKJ Gondokusuman, sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumen yang berisi informasi mengenai laporan keuangan GKJ Gondokusuman.
E. Teknik Pengumpulan Data a. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pengumpulan data dengan cara mengutip data dari dokumen yang berasal dari Gereja Kristen Jawa Gondokusuman. Dalam hal ini data yang diperoleh adalah gambaran umum Gereja, struktur organisasi, dan laporan keuangan yang disajikan oleh GKJ Gondokusuman.
b. Wawancara
Wawancara merupakan pengumpulan data dengan cara bertanya secara langsung dengan pihak Gereja yaitu staf yang bekerja pada bagian yang berhubungan dengan penyusunan laporan keuangan diantaranya adalah bendahara Gereja atau bagian pengelola keuangan Gereja.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif deskriptif yaitu suatu metode pembahasan permasalahan yang sifatnya menguraikan jawaban atas rumusan masalah yang telah dibuat. Model analisis data dalam penelitian ini mengikuti konsep yang diberikan oleh Miles dan Huberman. Untuk dapat menjawab permasalahan tersebut penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan lapangan. (Pradita Ajif:2013)
Dalam penelitian ini penulis mendeskripsikan seluruh data primer dari hasil wawancara yang berkaitan dengan penyajian laporan keuangan yang dilakukan oleh GKJ Gondokusuman.
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan (Pradita Ajif:2013 ).
Dalam penelitian ini penulis membandingan dan menganalisis penyajian laporan keuangan yang dibuat oleh Gereja Kristen Jawa Gondokusuman dengan penyajian laporan keuangan berdasarkan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan ( ISAK 35).
3. Menarik Kesimpulan
Menarik kesimpulan penelitian dari hasil membandingkan dan hasil analisis yang telah dilakukan mengenai penyajian laporan keuangan Gereja Kristen Jawa Gondokusuman dengan penyajian laporan keuangan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 maupun sesuai dengan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK 35).
45
BAB IV
GAMBARAN UMUM ORGANISASI
A. Sejarah Singkat Berdirinya Gereja Kristen Jawa Gondokusuman Banyak orang lebih mengenal GKJ Gondokusuman sebagai GKJ Sawokembar. Nama Sawokembar muncul karena ditanamnya dua pohon sawo kecil yang ditanam di halaman depan gedung Gereja yang berlokasi di Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo 40 (Kampung Klitren Lor). Gedung Gereja ini adalah gedung Gereja kedua, yang mulai ditempati beribadah pada 11 Desember 1930. Sebelumnya gedung gereja pertama berada di Jl. Gondokusuman (sekarang Jl. Jend. Sudirman) dan dikenal karena gambar ayam jantan di menaranya. Gedung Gereja ini mewadahi jemaat Kristen di sekitar Gondokusuman yang adalah buah pelayanan zending dari Gereja Gereformeerd Amsterdam. Jemaat yang bertumbuh pesat seiring dengan berkembangnya Rumah Sakit Petronella (sekarang RS Bethesda) dan sekolah-sekolah (sekarang BOPKRI dan Duta Wacana) dinyatakan dewasa pada Minggu, 23 November 1913, bersamaan dengan diteguhkannya empat orang tua-tua dan dua orang diaken.
Dalam perkembangannya, jemaat Gondokusuman menahbiskan Pendeta pertamanya pada 29 April 1926 dalam diri Ponidi Sopater. Pada masa-masa selanjutnya, terus memanggil pelayan berjabatan Pendeta sesuai kebutuhan sehingga sampai sekarang telah
46
menahbiskan/meneguhkan 18 (delapan belas) orang Pendeta jemaat (yang
kemudian ditugaskan di LPK, STT Duta Wacana, atau STT Jakarta) dan mengutus 3 (tiga) orang Pendeta Pelayanan Khusus di Rumah Sakit Bethesda. Ketika didewasakan tercatat warga gereja sejumlah 569 orang. Kini jumlah itu tercatat 3.425 orang. Dalam perjalanan kehidupan bergerejanya, GKJ Gondokusuman telah mendewasakan 8 (delapan) pepanthannya, yaitu GKJ Wirobrajan, GKJ Ambarrukma, GKJ Jatimulyo, GKJ Samironobaru, GKJ Sarimulyo , GKJ Dayu, GKJ Brayat Kinasih dan GKJ Bambu Tegalrejo. Kini wilayah pelayanannya meliputi 18 (delapan belas) wilayah tanpa pepanthan, yang dibagi dalam beberapa sektor sesuai jumlah Pendeta Jemaat Aktif yang melayani. Ibadah yang dahulu diawali dengan sekali setiap hari Minggunya, kini dilaksanakan enam kali sekali pada hari Sabtu dan lima kali pada hari Minggu. Adapun jadwalnya sebagai berikut :
Setiap Sabtu, pukul 18.00 WIB menggunakan Bahasa Indonesia
Setiap Minggu :
1. Pukul 05.00 WIB menggunakan Bahasa Indonesia 2. Pukul 07.00 WIB menggunakan Bahasa Indonesia 3. Pukul 09.00 WIB menggunakan Bahasa Jawa 4. Pukul 16.00 WIB menggunakan Bahasa Jawa 5. Pukul 18.00 WIB menggunakan Bahasa Jawa
7. Setiap Minggu ke-4 pukul 11.30 WIB untuk anak-anak menggunakan Bahasa Indonesia
Selain itu, setiap Minggu ke-2 pukul 08.30 WIB melayani di Gereja Oikuomene Immanuel, Pangkalan Udara Adisutjipto dan setiap Minggu ke-3, pukul 08.30 WIB melayani di Ruang Petronela Rumah Sakit Bethesda. Sakramen Perjamuan dilayankan setiap Minggu pertama bulan Februari, Juni, Agustus, Oktober, dan Desember, serta pada ibadah Kamis Putih, sakramen baptis dan pelayanan khusus lainnya, dilayani setiap Minggu ke-2 ibadah pukul 07.00 dan 09.00 WIB, serta Minggu ke-4 ibadah pukul 16.00 dan 18.00 WIB.
Di tengah pergumulan hidup bersama, GKJ Gondokusuman berusaha menjawab kebutuhan zaman dengan berbagai badan pelayanan. Dua yang masih ada hingga sekarang adalah Panti Asuhan Rekso Putro (bagian Putra dan Putri) di bawah koordinasi Badan Sosial Kristen (BSK) dan Panti Wreda Perandan Padudan di bawah koordinasi Diakonia. Selain itu dalam diri Yayasan Sawokembar, pelayanan melalui Sekolah Musik dan Pelayanan Advokasi masih berjalan.
Dengan terus menengadah ajaran Terang Dunia (Tumengeng Wulang Pranawaning Jagad – tulisan di bagian depan gedung gereja) dan menghayati kasih Tuhan yang disaksikan dalam Yohanes 3:16 (tulisan Jawa di atas mimbar), GKJ Gondokusuman melangkah dalam kemandirian
dan kebersamaan – dengan Klasis Yogyakarta Selatan, Sinode GKJ, dan lingkup yang lebih luas.
B. Visi dan Misi Gereja Kristen Jawa Gondokusuman
Visi dan Misi GKJ Gondokusuman periode 2020-2024 telah ditetapkan dalam Sidang Majelis Pleno ke-10 pada tanggal 1 Agustus 2019. Berikut adalah visi dan misi dari GKJ Gondokusuman ;
1. Visi
Menjadi gereja terbuka yang bermakna bagi kehidupan sesama dan semesta.
2. Misi
a. Meningkatkan dan mengembangkan kehidupan spiritualitas jemaat
b. Melestarikan, menerapkan dan menumbuhkembangkan nilai-nilai filosofi budaya Jawa, serta membangun dialog antar budaya
c. Meningkatkan pembinaan jemaat agar mampu dan terpanggil berperan aktif bagi perubahan kehidupan jemaat
d. Meningkatkan pelayanan social dan kemanusiaan bagi kesejahteraan dan perubahan kehidupan jemaat dan masyarakat pada umumnya.
e. Menumbuhkembangkan kepeduliaan terhadap kelestarian dan harmoni alam semesta.
C. Struktur Organisasi Gereja Kristen Jawa Gondokusuman
Ketika sebuah organisasi telah berdiri atau telah dijalankan maka dibutuhkan struktur organisasi yang jelas. Struktur organisasi sangat penting karena mengatur tentang wewenang pekerjaannya, pekerjaan apa yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakan dan kepada siapa pekerjaan tersebut dipertanggungjawabkan. GKJ Gondokusuman sebagai suatu organisasi tentu memiliki struktur organisasi. Berikut adalah struktur organisasi dari Gereja Kristen Jawa Gondokusuman ;