• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTERAKSI SOSIAL DALAM NOVEL PELABUHAN TERAKHIR KARYA ROIDAH SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INTERAKSI SOSIAL DALAM NOVEL PELABUHAN TERAKHIR KARYA ROIDAH SKRIPSI"

Copied!
184
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)

REZA YULIASARI NPM 13080320

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

(2)
(3)
(4)
(5)

i

Penelitian ini dilatar belakangi oleh interaksi sosial yang terdapat dalam novel Pelabuhan Terakhir karya Roidah. Dalam novel ini diperlihatkan tentang faktor-faktor interaksi sosial, misalnya hubungan antara dua individu atau lebih dalam kehidupan sosial masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor interaksi sosial yang terdapat dalam novel Pelabuhan Terakhir karya Roidah.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif analisis. Data dalam penelitian ini adalah teks atau kutipan yang berkaitan dengan faktor-faktor interaksi sosial dalam novel Pelabuhan Terakhir karya Roidah. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Pelabuhan Terakhir karya Roidah. Teknik pengumpulan data dalam penelitian interaksi sosial dalam novel Pelabuhan Terakhir karya Roidah adalah: membaca dan memahami novel; menandai faktor-faktor interaksi sosial dalam novel; mengiventarisasi data, yaitu mencatat hal yang ditemukan mengenai faktor-faktor interaksi sosial dalam novel; dan mengklasifikasikan data yang terdapat dalam novel Pelabuhan Terakhir karya Roidah, yaitu faktor interaksi sosial.

Berdasarkan analisis data yang dilakukan, dalam penelitian ini ditemukan beberapa hal terkait dengan interaksi sosial dalam novel dan kaitannya dengan interaksi sosial di tengah masyarakat Kubu. Dalam novel Pelabuhan Terakhir karya Roidah ditemukan empat faktor interaksi sosial yaitu; Pertama faktor imitasi yaitu dorongan meniru orang lain. Kedua, faktor sugesti pengaruh psikis baik yang datang dari diri sendiri maupun yang datang dari orang lain. faktor sugesti terbagi menjadi lima, yaitu, hambatan berpikir, pikiran terpecah belah, mayoritas, minoritas dan will to believe. Ketiga, faktor identifikasi yaitu, dorongan untuk menjadi sama (identik) dengan orang lain. Keempat, faktor simpati yaitu, perasaan, rasa, tertarik, kepada orang lain, faktor-faktor interaksi sosial digambarkan oleh tokoh Ayah, Ibu, Sultan, Laman Senjo, Zahra, Sisca, Gadis Desa, Nandy, Ipung, Masyarakat Kubu, Tumenggung, Perempuan Rimba dan bujang Rimba.

(6)

ii

berjudul “Interaksi Sosial dalam Novel Pelabuhan Terakhir Karya Roidah. dapat diselesaikan. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (SI) di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bantuan dan bimbingan serta motivasi dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Samsiarni, S.S, M.Hum. sebagai pembimbing I dan sekretaris Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Ria Satini, M.Pd. sebagai pembimbing II yang telah banyak memberi arahan serta pengetahuan dalam menyelesaikan skripsi ini dengan penuh kebijakan dan kesabaran.

2. Dra. Indriani Nisja, M.Pd. sebagai ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat.

3. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat yang telah membekali dengan berbagai ilmu pendidikan.

4. Titiek Fujita Yusandra, S.S., M.Pd. sebagai Penasehat Akademik (PA) yang telah membimbing dan memberikan nasehat sejak awal penulisan skripsi ini.

(7)

iii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mohon kritikannya demi kesempurnaan proposal ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Padang, Januari 2018

(8)

iv

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Fokus Masalah ...9

C. Rumusan Masalah ...9

D. Tujuan Penelitian ...10

E. Manfaat Penelitian ...10

F. Batasan Istilah ...10

BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori ...12

1. Hakikat Novel ...12

2. Unsur –unsur Pembangun Novel ...13

3. Hakikat Interaksi Sosial ...19

a. Pengertian Interaksi Sosial ...19

b. Faktor-faktor Interaksi Sosial ...21

4. Hakikat Pendekatan Sosiologi Sastra ...25

B. Penelitian Relevan ...27

C. Kerangka Konseptual ...30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ...31

B. Data dan Sumber Data ...31

C. Instrumen Penelitian ...32

D. Teknik Pengumpulan Data ...33

E. Teknik Pengabsahan Data ...33

F. Teknik Analisis Data ...34

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ...36

(9)

v

B. Saran ...123 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Lampiran 1 Sinopsis Novel Pelabuhan Terakhir Karya Roidah.

Lampiran 2 Tabel Inventarisasi Data Interaksi Sosial dalam Novel Pelabuhan Terakhir Karya Roidah.

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karya sastra merupakan hasil karya manusia yang Imajinatif dan di dalamnya terkandung unsur-unsur keindahan. Sastra mempunyai fungsi menghibur dan sekaligus memberi manfaat bagi pembacanya. Sastra menghibur dengan cara menyajikan keindahan dan memberikan makna terhadap kehidupan manusia, sastra juga merupakan cerminan yang mendukung perjalanan hidup manusia. Konteks sastra sebagai cerminan melihat pola berbagai perubahan dalam masyarakat sastra sebagai cermin juga melihat tingkat perubahan yang terjadi dalam masyarakat dan cara individu berinteraksi melalui struktur sosial, sehingga individu dapat berinteraksi dengan lingkungan sosial masyarakat sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

Sebagai makhluk Tuhan, pada hakikatnya manusia mempunyai dua fungsi yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk sosial, maksudnya manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, tetapi mampu berkomunikasi dengan manusia lainnya supaya tercipta suatu interaksi sosial. Interaksi sosial diawali dengan adanya komunikasi antara orang yang satu dengan yang lainnya. Komunikas yang baik membuat suatu individu akan mudah diterima dalam masyarakat dan memiliki banyak teman karena cendrung individu tersebut sudah terbiasa dengan lingkungannya untuk berinteraksi. Interaksi sosial yang terjadi harus sejalan dengan kemauan individu

(11)

maupun kelompok seharusnya di musyawarahkan bersama supaya tercapai tujuan yang diinginkan tanpa harus merugikan pihak lain.

Salah satu bentuk karya sastra yang menampilkan gambaran kehidupan manusia dan interaksi sosial adalah novel. Novel memberikan peranan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat yang satu dengan yang lainnya. Karena novel tidak hanya sekedar bacaan hiburan, tetapi di dalamnya terkandung pengajaran, tingkah laku dan pola-pola kehidupan masyarakat. Interaksi sosial disebut digambarkan langsung oleh pengarang lewat tokoh-tokoh yang berperan dalam novel, melalui novel interaksi antara pengarang dan pembaca juga menjadi lebih dekat karena isi novel yang dituangkan oleh pengarang sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat yang membacanya. Misalnya dari segi interaksi sosial yang terdapat dalam novel tersebut dapat dijadikan sebagai perbanding dalam kehidupan pembaca.

Sering ditemui pada kehidupan masyarakat di kota besar saat sekarang ini, seperti Jakarta bahwa kurangnya interaksi sosial yang terjadi antaranggota masyarakat. Masyarakat di kota Jakarta tidak lagi seperti masyarakat dahulunya yang senang melalukan hal-hal yang berkaitan dengan interaksi sosial, seperti gotong royong, kerjasama, kerja bakti dan lain sebagainya. Hal ini di sebabkan karena masyarakat tersebut hanya mengandalkan yang praktis saja. Misalnya dengan memberi upah kepada petugas kebersihan tanpa mau bergotong royong di lingkungan tempat tinggalnya. Dengan keadaan yang demikian, komunikasi yang terjalin antaramasyarakat yang satu dengan yang lainnya tidak terjalin dengan baik. Akibatnya, jika tidak terjadi interaksi sosial dalam masyarakat, maka

(12)

individu maupun kelompok akan saling bersaing demi tercapainya suatu tujuan yang diinginkan. Ketika suatu keinginan tersebut tidak juga terwujud maka individu maupun kelompok tersebut akan terus bersaing sampai tujuannya tercapai dengan cara mencelakakan pihak lain.

Interaksi sosial yang tercemin dalam karya sastra penting untuk dikaji dan diteliti, karena berhubungan antara dua atau lebih individu, dimana perilaku individu yang satu memengaruhi, mengubah, atau memperbaiki perilaku individu lain atau sebaliknya demi untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Refleksi interaksi sosial dalam karya sastra bisa dijadikan pedoman dalam bertingkah laku di lingkungan masyarakat dapat menjalin hubungan yang baik dengan kesamanya, tergantung kepada tujuan yang ingin dicapai baik itu individu maupun kelompok.

Interaksi sosial dalam karya sastra bisa dijadikan pedoman dalam bertingkah laku di lingkungan masyarakat. Dengan adanya interaksi sosial, masyarakat dapat menjalin hubungan yang baik dengan sesamanya, tergantung kepada tujuan yang ingin dicapai, baik itu individu maupun kelompok. Pertama, faktor imitasi dorongan untuk meniru orang lain apabila orang tersebut dapat mengimitasi apa yang disampaikan orang tersebut. Kedua, faktor sugesti pengaruh psikis yang datang dari diri sendiri maupun dari orang lain fakor sugesti harus memenuhi syarat sebagai berikut. Pertama, faktor sugesti hambatan berpikir, Kedua, sugesti pikiran terpecah belah (Dissosiasi), Ketiga, sugesti mayoritas, Keempat, sugesti minoritas, Kelima, sugesti wiil to believe Ketiga, faktor identifikasi dorongan untuk menjadi sama dengan orang lain, yang satu ingin

(13)

menjadi seperti yang lain. Keempat, faktor simpati yaitu perasaan tertarik kepada orang lain.

Salah satu bentuk karya sastra yang menampilkan cerminan atau gambaran kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial masyarakat adalah novel. Novel manyajikan interaksi sosial antara suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya karena novel tidak hanya sekedar bacaan hiburan, tetapi di dalamnya terkandung pengajaran, tingkah laku, dan pola-pola kehidupan masyarakat. Interaksi sosial tersebut digambarkan langsung oleh pengarang lewat tokoh-tokoh yang berperan dalam novel. Realita dalam kehidupan sosial masyarakat saat sekarang ini bahwa perempuan lebih mementingkan karirnya dari pada keluarganya sendiri, dan dia tidak memusingkan masalah pernikahan karena dia berpikiran untuk apa menikah karena tanpa menikah pun dia sudah bisa menghasilkan uang sendiri, dan membiayai hidup mereka sendiri. Jadi perempuan sekarang sudah sama saja dengan lelaki.

Novel yang memperlihatkan interaksi sosial dalam masyarakat adalah novel Pelabuhan Terakhir karya Roidah. Menceritakan seorang perempuan yang tidak mau menikah karena dilingkungan dia tinggal banyaknya masalah yang terjadi kepada perempuan-perempuan yang sudah menikah. Zahra juga tidak mau menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim karena Zahra hanya mementingkan karirnya saja adanya faktor imitasi, yaitu terlihat pada tokoh Zahra yang selama satu minggu dekat dengan Sultan membuat Tokoh Zahra berubah menjadi lebih baik lagi dan ingin seperti Sultan yang taat pada agamanya. Zahra

(14)

meniru tokoh Sultan Aku dilanda rasa rindu yang membutuhkan muara untuk menjawab seruan itu. Seketika juga da dorongan yang sekin lama belum aku laksanakan padahal sudah kutekadkan. Tak pelak lagi ini imbas dari ucapan-ucapan dan kebaikan Sultan yang berentetan dengan musibah di hutan tempo hari. Kenangan akan shalat di masa lalu menari-nari di pelupuk mataku. Aku membutuhkan suasana itu lagi. Segera saja aku bangkit dari tempat tidur lalu ke kamar mandi dan berwudhu, kupinjam mukena Yani, teman sekamar yang masih berada dilapangan.

Faktor sugesti hambatan berpikir yang dilakukan Zahra kepada tokoh Sisca Hari ini Sisca masih bertutur manis tentang Arya. Satu semester lagi studi cowok itu selesai dan mereka akan menikah.”Semoga kisah cinta keduanya berakhir happy ending,”aku tahu bagaimana sepak terjang cowok kutu buku itu. Dia lelaki yang paling tulus dan baik hati yang pernah aku ketahui. Namun satu contoh cerita cinta ini saja belum cukup mampu mengubah pemikiranku tentang tipikal umumnya kaum lelaki. Sugesti pikiran terpecah belah yang dilakukan tokoh Sultan tentang bujang rimba kepada tokoh Zahra Sultan menjelaskan kalau Orang kubu memang suka sekali merokok. Mereka bisa tanpa putus-putus merokok setiap hari.” Sultan memberikan penjelasan padaku. Sesaat kemudian, dia menagih rokok kembali ke Sultan, dan Sultan pun memberikannya lagi lagi, setelah itu mendadak lelaki itu pergi dengan sempat menatapku sekejap. Dia meninggalkan kami tanpa basa-basi begitu saja. Maklum, hidup di rimba, jangan berharap ada sopan santun yang sangat tertata seperti kita. Mereka punya cara tersendiri dalam menghargai dan menghormati kita. Lihat saja nanti selama satu

(15)

minggu ini,”kembali Sultan memberikan penjelasan padaku, aku hanya mengangguk kecil.

Faktor sugesti mayoritas yang dilakukan tokoh Ayah kepada tokoh Zahra Ah…lihat saja nantilah!” putus batinku lelah, bila harus jujur, bagaimana pun juga tuntutan ingin mengabdi kepada orang tua akan terasa lebih lengkap jika semua harapan mereka bisa aku penuhi tanpa meninggalkan sedih hati mereka. Hanya saja untuk saat ini tuntutan pegabdian yang mereka inginkan dariku hanyalah terletak pada sebuah kepastian pernikahan yang tidak bisa aku jawab. Faktor sugesti minoritas yang dilakukan tokoh sultan kepada Zahra tentang adat dan budaya masyarakat kubu dan kewajibannya kepada sang maha penciptanya kamu islamkan? Ku dengar begitu. Kalau mau ikutan sholat, ada mukenahnya di dalam,” aku tergagap, kalimat yang terdengar datar itu bagai sebuah sentilan.” Sudah lama aku tak pernah ingat kewajibanku pada pemilik hidupku itu. Walaupun waktu kecil aku telah dididik mengerjakan shalat oleh ibu, namun beranjak remaja shalatku yang masih belum penuh di masa kecil, kian bolong-bolong, hingga menghilang sama sekali, apalagi sejak ditimpa masalah cinta.

Faktor sugesti will to believe yang dilakukan Laman Senjo dan Sultan kepada Zahra “Mikai jadi kintangon okeh, Zahra, mau?” aku tersenyum lebar. Kalimat yang kutujukan dengan maksud” kamu jadi pacarku saja, pacar Zahra, mau? Dia terlihat kian salah tingkah, duduknya gelisah dengan senyum malu-malu tak terhenti berkembang. Dia mengacak-ngacak kayu di tungku, bentuk dari salah tingkahnya yang lain, sambil bicara dalam bahasa rimba yang tak jelas, hingga Sultan pun tak bisa menangkap maksudnya. Ketika ditanyakan dia tak mau

(16)

mengulangi ucapan rimbanya. Namun di akhir kalimat-kalimat rimbanya sempat terdengar sebutan ibu Zahra lagi dari mulutnya. Faktor identifikasi yang dilakukan tokoh Zahra kepada Sultan Aku mengamatinya dengan pikiran terus menerawang jauh ke masa silam, saat Sultan melakukan gerakan yang sama pernah kulakukan. Tiba-tiba ada rasa rindu menyeruak pada masa itu. Ku ingin melakukannya juga, tapi entah kenap juga enggan bergerak dari dudukku hingga Sultan usai melaksanakan shalatnya. Faktor simpati yang dilakukan tokoh Zahra, Sultan, Laman Senjo, Masyarakat Kubu, Bujang rimba, Peniti Bayu,Nandy dan Ipung “Aku mematung cukup lama memandangi kepergian mobil Nandy. Hatiku seperti terbawa ikut kemana cowok itu mengarahkan mobilnya. Ada sedikit perasaan berat membayangkan Jambi dengan kepedulian Nandy hari ini. Interaksi sosial yang ditemukan pada tokoh dalam novel Pelabuhan Terakhir karya Roidah seperti faktor-faktor imitasi, sugesti, simpati, identifikasi merupakan suatu interaksi yang dapat di teladani dapat diterapkan sisa positifnya dan di tinggalkan sisi negatifnya oleh masyarakat, khususnya pembaca novel Pelabuhan Terakhir karya Roidah.

Roidah merupakan perempuan berdarah minang, lahir di padang, sumatera Barat, 6 April 1975. Roidah lulusan Falkultas Sastra Universitas Andalas (Unand) Sumbar ini sangat aktif menulis baik dalam bentuk Artikel, fiksi, dan puisi.buku-buku Roidah yang telah beredar di pasaran, antara lain: Love Me Save Me, Selamanya Cinta, Don`t Touch Me!, Menyalakan Matahari, Pembantu dan Pelacur, Percaya pada Cinta, Really..I love you!, cerpen Mardigras dalam buku Kiat Sukses Mendidik Anak Soleh, kolaborasi dengan

(17)

penulis asal Bandung, Wuri Nuraida, novel I Hate You But, terlalu Cinta, Cinta Dua Musim (Cetakan kedua, Percaya pada Cinta), Serenada Penantian (Flamida), Cinta Ngotot, Ketika Bedug Cinta Berkumandang, HidayahMu Turun di Jeddah, Cinta Bertabur di Langit Mekkah, dan Untaian Tasbih Cinta. Salah satu cerpennya yang berjudul Impian berhasil meraih penghargaan dalam lomba penulisan cerpen A A Navis pada Juli, 2007.

Novel yang mengkaji tentang interaksi sosial juga ditemukan dalam novel karya Nun Urnoto El Banbary yaitu novel Anak-anak Pamgaro. Novel ini menceritakan kisah sekelompok siswa sebuah pesantren di kota Sumenep Madura yang digelari Anak-anak Pangaro oleh lingkungannya, sebab berinisiatif untuk mengentaskan bencana kekeringan dan kemarau panjang yang melanda pulau Giliraja. Akan tetapi usaha mereka tidak semudah membalikkan telapak tangan, mereka harus berhadapan dengan sekelompok penduduk pesong yang menamai diri mereka sebagai Group Petheng yang disebut-sebut menjadi penyebab bencana kekeringan yang tengah melanda pulau Giliraja. Interaksi sosial dalam novel ini diawali dengan suatu hubungan yang baik antaraindividu, yaitu adanya kerjasama yang dilakukan oleh sekelompok anak-anak Madrasah Aliyah Nurul Iman dengan masyarakat pulau untuk mengatasi bencana kekeringan yang melanda pulau Giliraja.

Dibandingkan dengan novel Anak-anak Pangaro, novel Pelabuhan Terakhir karya Roidah memperlihatkan interaksi sosial yang berbeda. Terlihat bahwa pada novel Pelabuhan Terakhir karya Roidah membahas tentang

(18)

faktor yang mendasari interaksi sosial sementara novel Anak-anak Pangaro membahas tentang tentang bentuk-bentuk interaksi sosial.

Adapun alasan peneliti memilih kajian interaksi sosial dan novel Pelabuhan Terakhitr karya Roidah sebagai objek kajian yang akan diteliti, yaitu sebagai berikut. Pertama, interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis dalam kehidupan masyarakat yang satu dengan yang lainnya, novel Pelabuhan Terakhitr karya Roidah merupakan novel yang mengkaji tentang interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat. Kedua, Interaksi sosial tidak hanya menyangkut hubungan antarindividu maupun antarkelompok manusia, tetapi juga bisa mengubah atau memperbaiki perilaku individu atau kelompok manusia yang lain.

Berdasarkan masalah-masalah yang dikemukakan diatas, maka perlu dilakukan penelitian tentang interaksi sosial dalam novel Pelabuhan Terakhir karya Roidah untuk mengetahui apa saja faktor interaksi sosial yang terdapat dalam novel tersebut.

B. Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, penelitian ini difokuskan pada faktor-faktor interaksi sosial yang terdapat dalam novel Pelabuhan Terakhir karya Roidah.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut. Bagaimanakah faktor-faktor interaksi sosial dalam novel Pelabuhan Terakhir karya Roidah?

(19)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. Mendeskripsikan faktor-faktor interaksi sosial dalam novel Pelabuhan Terakhir karya Roidah.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak sebagai berikut.

1. Bagi guru dapat dijadikan referensi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya tentang unsur Instrinsik dan Ekstrinsik, yaitu yang berkaitan dengan Interaksi Sosial.

2. Bagi siswa, dapat dijadikan sebagai pengetahuan tentang karya sastra, khususnya unsur Intrinsik dan Ekstrinsik yang berkaitan dengan Interaksi Sosial.

3. Bagi pembaca, sebagai pemahaman supaya lebih mudah mengetahui isi novel. 4. Bagi peneliti lain, sebagai referensi tambah untuk penelitian selanjutnya. 5. Bagi peneliti sendiri, dapat dijadikan sebagai pengetahuan tentang karya sastra

dan untuk memenuhi tugas akhir pada perkuliahan. F. Batasan Istilah

Berikut ini akan dikemukakan pengertian istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Interaksi dalam KBBI (2008:542), merupakan hubungan antara orang yang satu dan yang lain dengan menggunakan bahasa.

(20)

2. Sosial dalam KBBI (2008:331), adalah suatu hal yang berkenaan dengan masyarakat dan diperlukan adanya komunikasi dalam usaha menunjang pembangunan.

3. Interaksi sosial menurut Walgito (2003:65), antara individu satu dengan individu yang lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, jadi terdapat adanya hubungan yang saling timbal balik. Hubungan tersebut dapat antara individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok.

4. Novel menurut Nurgiyantoro (1995:22), merupakan sebuah totalitas, suatu keseluruhan yang bersifat artistik, yang artinya novel mempunyai bagian-bagian, unsur-unsur yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. 5. Pelabuhan Terakhir merupakan novel karya Roidah

Dengan demikian Judul penelitian” Interaksi sosial” adalah mengkaji hubungan sosial atau cara individu berinteraksi dengan individu yang lainnya dalam karya sastra, yaitu yang terdapat dalam novel Pelabuhan Terakhir karya Roidah dan ketika berinteraksi dengan individu lainnya memerlukan komunikasi yang baik supaya interaksi dapat terjadi dengan baik. Tanpa harus merugikan dan mencelakakan pihak lain.

(21)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

Pada bab ini akan diuraikan teori yang relevan untuk mendukung penelitian. Teori tersebut adalah sebagai berikut: hakikat novel, hakikat interaksi sosial, dan pendekatan Sosiologi sastra.

1. Hakikat Novel

Menurut Nurgiyantoro (1995:22), novel merupakan sebuah totalitas, suatu keseluruhan yang bersifat artistik, yang artinya novel mempunyai bagian-bagian, unsur-unsur yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Sementara itu Muhardi dan Hasanuddin WS (1992:5), menyatakan bahwa novel merupakan naratif dengan mengandalkan kekuatan imajinasi dalam proses penciptaannya. Dengan kata lain novel adalah suatu karya sastra fiksi yang tercipta dari imajinasi seseorang sesuai dengan pengalaman.

Kemudian Mihardja (2012:39), juga menjelaskan bahwa novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif. Novel lebih panjang dan lebih kompleks dari cerpen dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal sandiwara atau sajak. Di dalam novel pengarang mengungkapkan perasaan yang dilihatnya dan dirasakan dengan bantuan imajinasi. Selain itu, seorang pengarang akan berkembang jika mempunyai pengetahuan yang cukup tentang realitas objektif lainnya. Oleh karena itu, pengarang harus mampu berimajinasi sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya supaya karya-karyanya bisa disenangi oleh masyarakat pembaca.

(22)

Berdasarkan pendapat beberapa para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa novel merupakan sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif, biasanya dalam bentuk cerita yang mempunyai unsur intrinsik dan ekstrinsik. Novel juga menceritakan atau mengisahkan tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya.

2. Unsur- unsur Pembangun Novel

Unsur-unsur pembangun novel yang diuraikan pada bagian ini adalah (a) unsur intrinsik dan (b) unsur ekstrinsik.

a. Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik sebuah novel menurut Nurgiyantoro (1995:23), adalah unsur-unsur yang secara langsung turut serta membangun cerita. Unsur-unsur tersebut secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur instrinsik meliputi: tema, amanat, alur (plot), latar (setting), tokoh dan penokohan, sudut pandang, dan gaya bahasa.

Murhadi dan Hasanuddin WS (1992:20), membagi unsur intrinsik menjadi dua, yaitu unsur utama dan unsur penunjang. Unsur utama adalah semua unsur yang berkaitan dengan pemberian makna yang tertuang melalui bahasa, yaitu alur, penokohan, latar, tema, adan amanat. Unsur penunjang adalah segala sesuatu yang digunakan dalam memanfaatkan bahasa, seperti pusat pengisahan dan gaya bahasa. Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa unsur instrinsik unsur yang membangun cerita. Unsur-unsur tersebut meliputi: tema, amanat, alur (plot), latar (setting), tokoh dan penokohan, sudut pandang, dan gaya bahasa.

(23)

1) Tema

Nurgiyantoro (1995:68), menyatakan bahwa tema merupakan makna keseluruhan yang didukung oleh cerita, dengan sendirinya tema akan tersembunyi di balik cerita yang mendukungnya. Untuk menemukan tema sebuah karya fiksi haruslah disimpulkan dari keseluruhan cerita, tidak hanya berdasarkan bagian-bagian tertentu cerita. Muhardi dan Hasanuddin WS (1992:38), menjelaskantema adalah inti permasalahan yang hendak dikemukakan pengarang dalam karyanya.

Selanjutnya tema menurut Tarigan (2011:125), setiap fiksi harus mempunyai dasar atau tema yang merupakan sasaran tujuan. Penulis melukiskan watak para tokoh dalam karyanya dengan dasar tersebut. Suatu cerita yang tidak mempunyai tema tentu tidak ada gunanya dan artinya. Dengan demikian, tema ini merupakan hal yang paling penting dalam seluruh cerita. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tema adalah inti atau pokok persoalan yang dikemukan oleh pengarang di dalam cerita dan merupakan gagasan sentral yang hendak diperjuangkan dalam karya.

2) Amanat

Muhardi dan Hasanuddin WS (1992:38), amanat merupakan opini, kecendrungan, dan visi pengarang terhadap tema yang dikemukakannya. Amanat dalam sebuah fiksi dapat terjadi lebih dari satu, asal semuanya itu terkait dengan tema. Pencarian amanat pada dasarnya identik atau sejalan dengan teknik pencarian tema. Oleh sebab itu, amanat juga merupakan kristalisasi dari berbagai peristiwa, prilaku tokoh, dan latar cerita. Selanjutnya Mihardja (2012:8), juga menjelaskan bahwa amanat adalah pesan-pesan moral yang ingin disampaikan

(24)

oleh pengarang melalui karyanya. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa amanat adalah sesuatu yang ingin disampaikan pengarang kepada pembacanya berupa nasihat-nasihat.

3) Alur

Nurgiyantoro (1995:114), alur merupakan cerminan atau bahkan berupa perjalanan tingkah laku para tokoh dalam bertindak, berpikir, berasa, dan bersikap dalam menghadapi masalah kehidupan. Mihardja (2012:8), menyatakan alur adalah rangkaian peristiwa yang terjalin secara sebab akibat dari awal sampai akhir. Selanjutnya Muhardi dan Hasanuddin WS (1992:29), mengemukakan bahwa karakteristik alur dibedakan menjadi alur konvensional dan alur inkonvensional. Alur konvensional yaitu jika peristiwa yang muncul kemudian selalu menjadi akibat dari peristiwa yang hadir sebelumnya, sedangkan alur inkonvensional yaitu peristiwa yang diceritakan kemudian menjadi penyebab dari peristiwa yang diceritakan sebelumnya.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa adalah alur rangkaian jalannya peristiwa cerita yang memiliki hubungan kausal (sebab-akibat) yang membuat cerita menjadi komplit. Pengarang biasanya menceritakan sebabnya konflik terlebih dahulu, kemudian baru diceritakan apa akibat dari konflik tersebut, atau pun sebaliknya, pengarang mengemukakan akibat dari konflik terlebih dahulu, kemudian barulah mengemukakan penyebabnya.

4) Latar

Abrams (dalam Nurgiyantoro 1995:216), menyatakan latar atau setting disebut juga dengan landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan

(25)

waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa–peristiwa yang di ceritakan. Mihardja (2012:7), menyatakan bahwa latar disebut juga dengan setting, yaitu tempat atau waktu terjadinya peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sebuah karya sastra. Latar atau setting dibedakan menjadi latar material dan sosial. Latar material adalah lukisan latar belakang alam atau lingkungan dimana tokoh tersebut berada. Latar sosial adalah lukisan tata krama tingkah laku, adat dan pandangan hidup.

Selanjutnya Muhardi dan Hasanuddin WS (1992:30), menyatakan bahwa latar merupakan penanda identitas permasalahan fiksi yang mulai secara samar diperlihatkan melalui alur atau penokohan. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa latar secara umum adalah tempat terjadinya suatu peristiwa dan waktu berlangsungnya suatu tindakan. Tapi latar atau setting dalam karya fiksi dibagi lagi menjadi tiga bagian yaitu: (1) latar tempat adalah tempat terjadinya suatu peristiwa di dalam cerita, (2) latar waktu adalah latar yang menunjukkan waktu terjadinya peristiwa di dalam cerita, dan (3) latar suasana adalah latar yang menggambarkan suasana di dalam cerita.

5) Tokoh dan Penokohan

Nurgiyantoro (1995:165), menyatakan bahwa tokoh menunjuk pada orangnya yaitu pelaku cerita, misalnya sebagai jawaban atas pertanyaan “Siapakah tokoh utama novel itu?”, sedangkan penokohan dan karakterisasi sering juga disamakan artinya dengan karakter dan perwatakan yang menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita.

(26)

Mihardja (2012:6), menyatakan bahwa penokohan atau perwatakan adalah teknik atau cara-cara menampilkan tokoh. Ada beberapa cara menampilkan tokoh, yaitu cara analitik dan cara dramatik. Cara analitik adalah cara penampilan tokoh secara langsung melalui uraian pengarang. Cara dramatik adalah cara menampilkan tokoh tidak secara langsung, tetapi melalui gambaran ucapan, perbuatan, dan komentar atau penilaian tokoh dalam suatu cerita.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tokoh adalah para pelaku menggerakan peristiwa dalam cerita seperti tokoh dalam dongeng tokoh tersebut bias berupa binatang, tumbuh-tumbuhan dan juga manusia. Penokohan adalah sifat atau karakter dimiliki tokoh di dalam cerita, karakter atau penokohan dapat dilihat dari tingkah laku, perkataan atau keseharian tokoh dalam cerita tersebut.

6) Sudut Pandang

Nurgiyantoro (1995:248), menyatakan bahwa sudut pandang pada hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya. Segala sesuatu yang dikemukakan dalam karya fiksi memang milik pengarang, pandangan hidup, dan tafsirannya terhadap kehidupan. Namun, kesemuanya itu dalam karya fiksi disalurkan lewat sudut pandang tokoh dan lewat kacamata tokoh cerita.

Kemudian Muhardi dan Hasanuddin WS (1992:32), menambahkan bahwa sudut pandang merupakan unsur penunjang fiksi, sudut pandang sering juga disamakan dengan pusat pengisahan oleh para pengamat selama ini. Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa sudut pandang adalah

(27)

posisi pengarang dalam menyampaikan cerita pada karya sastra. Sudut pandang tersebut dapat berbentuk sudut pandang orang pertama, sudut pandang orang ketiga, dan sudut pandang campuran.

7) Gaya Bahasa

Muhardi dan Hasanuddin WS (1992:35), menyatakan bahwa penggunaaan bahasa harus relevan dan menunjang permasalahan-permasalahan yang hendak dikemukakan; harus serasi dengan teknik-teknik yang digunakan; dan harus tepat merumuskan alur, penokohan, latar, tema, amanat. Selanjutnya Tarigan (2011:156), menjelaskan bahwa berhasil atau tidaknya seorang pengarang fiksi, justru tergantung dari kecakapannya mempergunakan gaya yang serasi dalam karyanya. Antara struktur dan gaya terdapat hubungan yang erat dalam fiksi. Keduanya dipergunakan untuk menunjukkan cara sang pengarang mengatur serta menata bahan-bahan untuk menyajikan efeknya. Akan tetapi struktur biasanya dipergunakan dengan penunjukan yang lebih khusus terhadap penyusunan elemen-elemen yang lebih besar, seperti episode-episode, adegan-adegan, dan detail-detail gerak, dipertentangkan dengan penyusunan kata-kata, yang disebut gaya atau majas.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan gaya bahasa itu adalah ketepatan seorang pengarang dalam mengunakan atau memilih bahasa dalam sebuah karya fiksi yang nantinya akan berpengaruh terhadap keindahan karya sastra sehingga akan menarik minat seorang penikmat karya sastra.

(28)

b. Unsur Ekstrinsik

Nurgiyantoro (1995:23), menyatakan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung memengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Kemudian Muhardi dan Hasanuddin WS (1992:21), juga menjelaskan bahwa unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar karya sastra yang ikut mempengaruhi penciptaan karya sastra yaitu pengarang dan realitas objektif. Pengarang adalah unsur utama dan dominan dari unsur ekstrinsik fiksi. Realitas objektif yang mempengaruhi karya sastra seperti tatanilai kemanusiaan yang berlaku dalam masyarakat, ideologi masyarakat, konvensi budaya, konvensi sastra, konvensi bahasa dalam masyarakat, dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan unsur ekstrinsik merupakan unsur yang membangun dari luar karya sastra itu sendiri yang mempengaruhi penciptaan karya sastra tersebut.

3. Hakikat Interaksi Sosial

Kajian teori yang digunakan dalam interaksi sosial terbagi dua, yaitu pengertian interaksi sosial dan Faktor-faktor interaksi sosial.

a. Pengertian Interaksi Sosial

Menurut Ahmadi (2007:49), interaksi sosial adalah suatu hubungan antara individu atau lebih, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. Walgito (2003:65), merupakan hubungan antar individu satu dengan individu yang lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya,

(29)

jadi terdapat adanya hubungan yang saling timbal balik. Hubungan tersebut dapat antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Soekanto (2009:55) menjelaskan bahwa interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang-perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Apabila keduanya bertemu, interaksi sosial dimulai pada saat itu. Mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentu-bentuk interaksi. Menurut Haryanto dan Nugrohadi (2011:215) menjelaskan bahwa interaksi sosial merupakan suatu hubungan antara dua atau lebih individu, dimana perilaku individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki perilaku individu yang lain, atau sebaliknya. Hermanto dan Winarno (2011: 52) Menjelaskan bahwa Interaksi Sosial merupakan Faktor utama dalam kehidupan sosial. Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan timbal balik antara individu, antar kelompok manusia, maupun antara orang dengan kelompok manusia. Apabila dua orang atau lebih bertemu akan terjadi interaksi sosial. Interaksi sosial hanya dapat berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi dari kedua belah pihak. Menurut Abdulsyani (2012:153) menjelaskan bahwa interaksi sosial sebagai pengaruh timbale balik antara dua belah pihak, yaitu antara individu satu dengan individu atau kelompok lainnya dalam rangka mencapai tujuan tertentu.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial itu adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis dalam

(30)

kehidupan masyarakat yang saling memengaruhi antarmasyarakat yang satu dengan yang lainnya. Interaksi sosial tidak hanya menyangkut hubungan antarindividu maupun antarkelompok manusia, tetapi juga bisa mengubah atau memperbaiki perilaku individu atau kelompok manusia yang lain.

b. Faktor-faktor Interaksi Sosial

Interaksi sosial atau hubungan timbal balik dapat terjadi dalam berbagai faktor-faktor interaksi sosial, Menurut Ahmadi (2007:52-58), faktor-faktor interaksi sosial tersebut ada empat. Pertama, faktor imitasi yaitu dorongan untuk meniru orang lain. Kedua, faktor sugesti yaitu pengaruh psikis baik yang datang dari diri sendiri maupun yang datang dari orang lain. Faktor sugesti harus memenuhi syarat sebagi berikut: Pertama, faktor sugesti hambatan berpikir, Kedua, faktor pikiran terpecah belah Disosiasi, Ketiga, faktor sugesti mayoritas, keempat, faktor sugesti minoritas, Kelima, faktor sugesti will to believe. Ketiga, faktor identifikasi yaitu dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun secara batiniah. Keempat, faktor simpati yaitu perasaan, tertariknya, orang yang satu terhadap orang lain

Menurut Walgito (2003:66-74), faktor-faktor interaksi sosial tersebut ada empat. Pertama, faktor imitasi yaitu dorongan meniru orang lain, Kedua, faktor sugesti yaitu pengaruh psikis baik yang datang dari diri sendiri maupun yang datang dari orang lain yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik dari individu yang bersangkutan. Ketiga, faktor identifikasi yaitu dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain. Keempat, faktor simpati yaitu perasaan, rasa, tertarik kepada orang lain.

(31)

Berdasarkan penjelasan d iatas, maka dalam penelitian ini menggunakan teori Ahmadi untuk melihat faktor-faktor Interaksi Sosial dalam Novel Pelabuhan Terakhir Karya Roidah.

1) Faktor Imitasi

Menurut Ahmadi (2007:52), yaitu faktor imitasi dorongan untuk meniru orang lain. Masyarakat itu tiada lain dari pengelompokan manusia dimana individu-individu yang satu mengimitasi diri yang lain dan sebaliknya, bahkan masyarakat itu baru menjadi masyarakat sebenarnya apabila manusia mulai mengimitasi kegiatan manusia lainnya dengan kata lain imitasi tidak berlangsung secara otomatis tetapi ada faktor lain yang ikut berperan, sehingga seseorang megadakan imitasi. Bagaimana orang dapat mengimitasi seseuatu kalau orang yang bersangkutan tidak mempunyai sikap menerima terhadap apa yang dimitasi itu. Dengan demikian untuk mengimitasi sesuatu perlu adanya sikap menerima, ada sikap mengagumi terhadap apa yang diimitasi itu, karna imitasi tidak berlangsung dengan sendirinya. .

2) Faktor Sugesti

Menurut Ahmadi (2007:53), faktor sugesti yaitu pengaruh psikis baik yang datang dari diri sendiri maupun yang datang dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik dari individu yang bersangkutan karena itu sugesti dapat dibedakan menjadi dua yaitu, Pertama, Auto-sugesti yaitu sugesti terhadap diri sendiri, sugesti yang datang dari dalam diri individu yang bersangkutan. Kedua, Hetero-sugesti yaitu yang datang dari orang lain. Baik

(32)

sugesti dan hetero-sugesti dalam kehidupan sehari-hari memegang peranan yang penting. Sugesti mudah terjadi bila memenuhi syarat-syarat berikut:

a. Sugesti Karena Hambatan Berpikir

Menurut Ahmadi (2007:54), sugesti karena hambatan berpikir yaitu sugesti itu akan diterima oleh orang lain tanpa adanya kritik terlebih dahulu. karena bila orang itu dalam keadaan bersikap kritis adalah sulit untuk menerima sugesti dari orang lain.

b. Sugesti Karena Keadaan Pikiran Terpecah Belah ( Dissosiasi)

Menurut Ahmadi (2007:54), sugesti karena keadaan pikiran terpecah belah (dissosiasi) Orang itu akan mudah juga menerima sugesti dan orang lain apabila kemampuan berpikirnya itu terpecah belah. Orang itu mengalami dissosiasi kalau orang itu dalam keadaan kebingungan karena menghadapi bemacam-macam persoalan.

c. Sugesti Karena Mayoritas

Menurut Ahmadi (2007:55), sugesti karena mayoritas yaitu orang akan mempunyai kecendrungan untuk menerima suatu pandangan, pendapat atau norma-norma, dan sebagainya, apabila norma-norma itu mendapatkan dukungan orang banyak atau mayoritas, di mana sebagian besar dan kelompok atau golongan itu memberikan sokongan atas pendapat, pandangan-pandangan tersebut.

(33)

d. Sugesti Karena Minoritas

Menurut Ahmadi (2007:56), sugesti karena minoritas yaitu Orang akan mempunyai kecendrungan mudah menerima apa yang dikemukakan oleh orang lain itu apabila yang memberikan itu mempunyai otoritas mengenai masalah tersebut.

e. Sugesti Karena Will To Believe (Pendapat yang masih dalam keadaan samar-samar)

Menurut Ahmadi (2007:56), sugesti karena Will to believe yaitu bila dalam diri individu telah ada pendapat yang mendahuluinya dan pendapat ini masih dalam keadaan yang samar-samar dan pendapat tersebut searah dengan yang disugestikan itu, maka pada umumnya orang itu akan mudah menerima pendapat tersebut.

3) Faktor Identifikasi

Ahmadi (2007:57), faktor identifikasi yaitu dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun secara batiniah. Proses identifikasi ini mula-mula berlangsung secara tidak sadar (secara sendirinya) kemudian irrasinal, yaitu berdasarkan perasaan-perasaan atau kecendrungan dirinya yang tidak diperhitungkan secara rasional, dan yang ketiga identifikasi berguna untuk melengkapi norma-norma, cita-cita, dan pedoman-pedoman tingkah laku orang yang mengidentifikasi itu.

4) Faktor Simpati

Menurut Ahmadi (2007:58), faktor simpati yaitu perasaan, rasa, tertarik kepada orang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis, rasional, melainkan berdasarkan penilaian, perasaan, seperti juga pada proses identifikasi bahkan

(34)

orang dapat tiba-tiba merasa tertarik kepada orang lain denga sendirinya karena keseluruhan cara-cara bertingkah laku menarik baginya.

4. Hakikat Pendekatan Sosiologi Sastra a. Pengertian Pendekatan Sosiologi Sastra

Menurut Endraswara (2011:77), sosiologi sastra adalah cabang penelitian sastra yang bersifat reflektif. Penelitian ini banyak diminati oleh peneliti yang ingin melihat sastra sebagai cermin kehidupan masyarakat. Asumsi dasar penelitian sosiologi sastra adalah kelahiran sastra tidak dalam kekosongan sosial, tetapi kehidupan sosiallah yang menjadi pemicu lahirnya karya sastra.

Damono (1979:2), sosiologi sastra merupakan pendekatan terhadap sastra yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan. Ratna (2010:60), menyatakan bahwa pendekatan sosiologi sastra adalah adanya hubungan hakiki antara karya sastra dengan masyarakat. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sosiologi sastra merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk menelaah permasalahan sosial yang ada dalam karya sastra dan dapat juga dianggap sebagai cerminan kehidupan masyarakat.

b. Jenis-Jenis Pendekatan Sosiologi Sastra

Ratna (2010:339), menyatakan bahwa sosiologi sastra adalah analisis karya sastra dalam kaitannya dengan masyarakat, maka model analisis yang dapat dilakukan meliputi tiga macam, sebagai berikut: (1) menganalisis masalah-masalah sosial yang terkandung di dalam karya sastra itu sendiri, kemudian menghubungkannya dengan kenyataan yang pernah terjadi. Pada umumnya disebut sebagai aspek ekstrinsik, model hubungan yang terjadi disebut refleksi. (2)

(35)

sama dengan di atas, tetapi dangan cara menemukan hubungan antarstruktur, bukan aspek-aspek tertentu, dengan model hubungan yang bersifat dialektika. (3) menganalisis karya dengan tujuan untuk memperoleh informasi tertentu, dilakukan oleh disiplin tertentu. Model analisis inilah yang pada umumnya menghasilkan penelitian karya sastra sebagai gejala kedua.

Sosiologi sastra menurut Wellek dan Warren (dalam Damono, 1984:3) adalah suatu telaah sosiologi terhadap sebuah karya sastra yang meliputi tiga klasifikasi, yaitu: (1) sosiologi pengarang hal yang tercakup dalam bagian ini adalah produksi sastra, latar belakang sosial dan status pengarang, ideologi pengarang, yang dapat ditangkap melalui kegiatan dari luar karya sastra, (2) karya sastra, yang mencakup tujuan serta hal-hal yang tersirat dalam karya sastra yang berkaitan dengan masalah sosial, dan, (3) permasalahan membaca dan dampak konflik sosial karya sastra.

Senada dengan itu, Damono (1984:3-4), juga mengungkapkan telah sosiologis suatu karya sastra akan mencakup tiga hal, yaitu: (1) konteks sosial pengarang, yakni mencakup posisi sosial masyarakat dan kaitannya dengan masyarakat pembaca, (2) sastra sebagai cerminan masyarakat, yang ditelaah adalah sampai seauh mana sastra dianggap sebagai cerminan keadaan masyarakat, (3) fungsi sosial sastra, dalam hal ini ditelaah sampai berapa jauh nilai sastra berkaitan dengan nilai sosial, dan sampai berapa jauh nilai-nilai sastra dipengaruhi oleh nilai-nilai sosial , dan seberapa jauh nilai-nilai sastra dapat berfungsi sebagai penghibur dan sebagai pendidikan pembaca.

(36)

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa sosiologi sastra adalah salah satu teori yang digunakan untuk menggali permasalahan sosial yang terkandung di dalam novel, khususnya interaksi sosial. Penerapan teori ini dapat dilakukan bila permasalahan telah dipahami secara intrinsik. Dengan demikian, penelitian terhadap novel Pelabuhan Terakhir karya Roidah dari sudut pandang teori sosiologi sastra dapat dilaksanakan setelah diketahui unsur-unsur pokok novel yang dibantu dengan menggunakan ilmu sosial.

5. Penelitian Relevan

Dari studi kepustakaan yang dilakukan, ditemukan beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini yaitu: Pertama, Merinda (2014) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Nilai-Nilai Sosial dalam Novel Midah Simanis Bergigi Emas karya Pramoedya Ananta Toer”.Hasil penelitian ini menunjukkan nilai-nilai sosial dalam novel Midah Simanis Bergigi Emas karya Pramoedya Ananta Toer yaitu: kerjasama, persaingan, dan pertikaian atau pertentangan. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu terletak pada sumber data dan objek kajiannya, sedangkan persamaannya yaitu sama-sama meneliti kehidupan sosial masyarakat dalam karya sastra.

Kedua, Ningsih (2016) melakukan penelitian yang berjudul “Interaksi Sosial dalam novel Senandung Sabai: Cinta dan Luka Karya Vera Yuana”. Hasil penelitian ini interaksi sosial berkaitkan dengan kerjasama, pertentangan atau pertikaian, dan akomodasi.apabila dihubungkan dengan interaksi sosial ditengah masyarakat,memang ditemukan budaya kerjasama, akomodasi, dan pertentangan

(37)

atau pertikaian yang digunakan dalam masyarakat Madura berintraksi sehari-hari. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu terletak pada sumber data, sedangkan persamaannya terletak pada objek kajian yaitu mengkaji interaksi sosial dalam sebuah novel.

Ketiga, Defaizan (2017) melakukan penelitian dengan judul “Interaksi Sosial dalam novel Anak-anak Pangaro Karya Nun Urnoto El Banbary”.Hasil penelitian ini menyimpulkan interaksi sosial berkaitkan dengan kerjasama, pertentangan atau pertikaian, dan akomodasi.apabila dihubungkan dengan interaksi sosial ditengah masyarakat,memang ditemukan budaya kerjasama, akomodasi, dan pertentangan atau pertikaian yang digunakan dalam masyarakat Madura berintraksi sehari-hari. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu terletak pada sumber data, sedangkan persamaannya terletak pada objek kajian yaitu mengkaji interaksi sosial dalam sebuah novel.

B. Kerangka Konseptual

Salah satu bentuk karya sastra adalah novel. Novel sebagai karya sastra dapat menyampaikan nilai-nilai yang bermanfaat bagi pembacanya. Novel adalah karya sastra bergenre prosa yang mengulas tentang kehidupan manusia beserta karakter yang menyertai dalam kehidupannya. Melalui novel pengarang berusaha menyajikan sesuatu yang dapat diambil oleh pembaca, yaitu berupa pelajaran untuk memahami hakikat kehidupan terutama tentang bentuk faktor interaksi sosial yang terjadi pada masyarakat, khususnya novel Pelabuhan Terakhir karya Roidah.

(38)

Novel dalam karya sastra dibangun oleh struktur atau unsur-unsur yang saling berkaitan satu dengan lainnya, yaitu unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur instrinsik merupakan unsur yang ada di dalam sebuah karya sastra, seperti: tema dan amanat, latar, tokoh dan penokohan, alur, sudut pandang, dan gaya bahasa. Unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar karya sastra yang ikut mempengaruhi penciptaan karya sastra yaitu pengarang dan realitas objektif. Pengarang adalah unsur utama dan dominan dari unsur ekstrinsik fiksi. Realitas objektif yang mempengaruhi karya sastra seperti tatanilai kemanusiaan yang berlaku dalam masyarakat, ideologi masyarakat, konvensi budaya, konvensi sastra, konvensi bahasa dalam masyarakat, dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Salah satu tatanilai kemanusiaan yang berlaku dalam masyarakat adalah nilai sosial. Nilai sosial yang terdapat dalam novel Pelabuhan Terakhir karya Roidah adalah interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat

(39)

Bagan 1 Kerangka Konseptual Novel Pelabuhan Terakhir karya Roidah

Unsur Instrinsik Unsur eksstrinsik

Latar Tokoh Sudut pandang Tema dan Amanat Alur Gaya Bahasa

Realitas Objektif Pengarang

Interaksi Sosial

Interaksi Sosial dalam Novel Pelabuhan Terakhir karya Roidah Simpati Identifiakasi

Imitasi Sugesti

(40)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Menurut Ratna (2010:47), penelitian kualitatif adalah penelitian yang memperkenankan hakikat nilai-nilai yang mana objek penelitiannya bukan gejala sosial secara substansif, melainkan makna-makna yang terkandung dibalik tindakan, yang justru menimbulkan gejala sosial tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif analis. penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud memahami fenomenal tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian holistic dan dengan cara deskriptif dengan kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan metode alami (Moleong, 2007: 6), Jadi subjek dalam penelitian ini adalah Interaksi Sosial Novel Pelabuhan Terakhir Karya Roidah.

B. Data dan Sumber Data

Data penelitiannya adalah teks atau kutipan Interaksi Sosial yang berkaitan dengan Faktor-faktor Interaksi Sosial. Faktor imitasi, faktor sugesti, harus memenuhi syarat sebagai beriktu, sugesti hambatan berpikir, sugesti pikiran terpecah belah dissosiasi, sugesti mayoritas, sugesti minoritas, sugesti will to believe. Faktor identifikasi, faktor simpati. yang terdapat dalam Novel Pelabuhan Terakhir karya Roidah. Sumber Data penelitian ini adalah novel pelabuhan terakhir karya Roidah yang diterbitkan oleh Erlangga 2012, yang terdiri dari 164

(41)

halaman. Pada halaman sampul berwarna putih, hijau, hijau kegelap-gelapan, coklat terlihat wajah seorang wanita yang sedang tersenyum, memakai jilbab terlihat sangat cantik dan ada juga terlihat

gambar jembatan dan awan. Dibawah tertulis judul novel Pelabuhan Terakhir karya Roidah berwarna coklat muda.

C. Instrumen Penelitian

Moleong (2010:121), menyatakan bahwa instrumen penelitian merupakan perencanaan dalam melakukan penelitian. Instrumen penelitian diperlukan untuk mendukung langkah-langkah operasional penelitian, terutama yang berkaitan dengan teknik pengumpulan data. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Peneliti merupakan sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan menjadi pelapor hasil penelitian. Selain itu, penelitian juga dibantu dengan format inventarisasi data dan buku-buku yang berkaitan dengan teori sastra, sosial, sosiologi sastra, dan buku sumber lainnya.

Format Inventarisasi Data Interaksi Sosial dalam Novel Pelabuhan Terakhir karya Roidah.

No Peristiwa ( alur)

Tokoh Kutipan Faktor-faktor Interaksi Sosial Halaman 1 2 3 4 a b c d e 1 2 3 Keterangan :

Faktor – faktor interaksi sosial 1. Faktor imitasi

(42)

a. Hambatan Berpikir

b. Pikiran Terpecah Belah (Dissosiasi) c. Mayoritas

d. Minoritas e. Will To Belive 3. Faktor identifikasi 4. Faktor simpati

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif dengan cara studi kepustakaan. Ratna (2010: 17), menyatakan studi kepustakaan dilakukan dalam kaitannya dengan objek dalam bentuk karya tertentu. Artinya, objek tersebut dianggap sah, sudah cukup diri untuk mewakili keseluruhan data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara; (1) membaca dan memahami novel Pelabuhan Terakhir karya Roidah secara keseluruhan, (2) menandai faktor-faktor interaksi sosial dalam novel Pelabuhan Terakhir karya Roidah, (3) mengiventarisasi data, yaitu mencatat hal yang ditemukan mengenai Faktor-faktor interaksi sosial dalam novel Pelabuhan Terakhir karya Roidah, dan (4) mengklasifikasikan data yang terdapat dalam novel Pelabuhan Terakhir karya Roidah, yaitu faktor interaksi sosial. E. Teknik Pengabsahan Data

Teknik pengabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik Triangulasi. Afifuddin dan Saebani (2012:143). Teknik Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Pato (dalam Afifuddin dan Saebani 2012:143-144) Menyatakan bahwa ada empat

(43)

macam Triangulasi sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan adalah sebagai berikut:

1. Triangulasi Data

Triangulasi ini menggunakan berbagai sumber data. Seperti dokumen, arsip,hasil wawancara hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari atau objek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda.

2. Triangulasi Pengamat

Triangulasi ini meminta bantuan penelitian atau pengamat lainnya untuk melakukan pengecekan langsung terhadap keabsahan data penelitian.

3. Triangulasi Teori

Triangulasi ini menggunakan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memenuhi syarat.

4. Triangulasi Metode

Triangulasi ini menggunakan berbagai metode untuk meneliti suatu hal.

Berdasarkan empat macam teknik Triangulasi diatas, penelitian ini menggunakan teknik Triangulasi pengamat. Pengamat lain (Validator) pada penelitian ini adalah Rio Tutri S. Sos, M. Bersangkutan memahami tentang Sosiologi dan dosen Prodi Pendidikan Sosiologi.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses pengaturan urutan data atau mengkategorikan sebuah data, menurur Patton (Moleong,2010:280), Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan kedalam suatu pola, kategori dan satu uraian dasar. langkah-langkah dalam teknik analisis data ini,

(44)

yaitu: (1) mendeskripsikan data berdasarkan Interaksi Sosial, (2) melakukan analisis data penelitian, (3) menginterprestasikan data, (4) membuat kesimpulan dari hasil penelitian dan (5) menulis laporan penelitian Interaksi Sosial dalam novel Pelabuhan Terakhir Karya Roidah.

(45)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang deskripsi data, analisis data, dan pembahasan yang berhubungan dengan interaksi sosial yang terdapat dalam novel Pelabuhan Terakhir Karya Roidah. Pertama, data akan dideskripsikan untuk melihat interaksi sosial yang terdapat dalam novel Pelabuhan Terakhir Karya Roidah. Kedua, setelah data dideskripsikan kemudian data akan dianalisis dengan menggunakan teori Ahmadi. Ketiga, data akan dibahas dan disimpulkan. Berikut ini adalah penjelasannya secara sistematis.

A. Deskripsi Data Interaksi Sosial dalam Novel Pelabuhan Terakhir karya Roidah

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka data penelitian ini berupa interaksi sosial yang terdapat dalam novel Pelabuhan Terakhir karya Roidah. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia Dengan adanya interaksi sosial, masyarakat dapat menjalin hubungan yang baik dengan sesamanya, tergantung kepada tujuan yang ingin dicapai, baik itu individu maupun kelompok. Faktor-faktor interaksi sosial ada empat. Pertama, faktor imitasi dorongan untuk meniru orang lain apabila orang tersebut dapat mengimitasi apa yang disampaikan orang tersebut. Kedua, faktor sugesti pengaruh psikis yang datang dari diri sendiri maupun dari orang lain. Faktor sugesti harus memenuhi syarat sebagai berikut: Pertama, faktor sugesti hambatan berpikir yaitu, sugesti itu akan di terima oleh orang lain tanpa adanya kritik terlebih

(46)

dahulu. Karena bila orang itu dalam keadaan bersikap kritis adalah sulit untuk menerima sugesti dari orang lain, Kedua, faktor pikiran terpecah belah (Dissosiasi), yaitu orang itu akan mudah menerima sugesti dari orang lain apabila kemampuan berpikirnya itu terpecah belah. Orang itu mengalami disosiasi kalau orang itu dalam keadaan kebinggungan karena menghadapi bermaca-macam persoalan. Ketiga, faktor sugesti mayoritas yaitu, orang akan mempunyai kecendrungan untuk menerima suatu pandangan, pendapat atau norma-norma, dan sebagainya, apabila norma-norma itu mendapatkan dukungan orang banyak atau mayoritas.

keempat, faktor sugesti minoritas yaitu, orang akan mempunyai kecendrungan mudah menerima apa yang dikemukakan oleh orang lain itu apabila yang memberikan itu mempunyai otoritas mengenai masalah tersebut. Kelima, faktor sugesti will to believe yaitu, bila dalam diri individu telah ada pendapat yang mendahuluinya dan pendapat ini masih dalam keadaan yang samar-samar dan pendapat tersebut searah dengan yang disugestikan itu, maka pada umumnya orang itu akan mudah menerima pendapat tersebut. Ketiga, faktor identifikasi dorongan untuk menjadi sama dengan orang lain, yang satu ingin menjadi seperti yang lain. Keempat, faktor simpati yaitu perasaan tertarik kepada orang lain.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka ditemukan data yang mendasari terjadinya faktor-faktor interaksi sosial yang terdapat dalam novel Pelabuhan Terakhir karya Roidah, yaitu empat faktor interkasi sosial. Pertama, faktor imitasi digambarkan oleh tokoh Zahra, Ayah dan Sultan dimana tiga tokoh tersebut ditiru oleh tokoh Zahra selama mengenal Tokoh Sultan Zahra jadi lebih

(47)

dekat dengan sang maha penciptanya Zahra meniru tingkah laku Sultan yang taat pada agamanya dan menjalankan kewajibannya. Kedua, faktor sugesti ada lima pembagiannya yaitu Pertama, sugesti hambatan berpikir digambarkan oleh tokoh Zahra, Sisca, Sultan dan Ibu. Kisah dari hubungan percintaan Sisca dengan Arya belum mampu mempengaruhi bagaimana sifat lelaki terhadap perempuan Kedua, pikiran terpecah belah digambarkan oleh Tokoh Ayah, Zahra, masyarakat kubu, Sultan dan Tumengung. Ayah yang selalu menuntut Zahra agar segera menikah selalu di hindari Zahra dan Zahra mengambil keputusan bekerja dari luar Jakarta untuk menghindari tentang pernikahan. Ketiga, mayoritas digambarkan oleh tokoh Ayah, Zahra, Masyarakat kubu, Sultan dan bujang Rimba, Perempuan kubu. Mayoritasnya masyarakat kubu tidak mengenal perawatan tubuh karena mereka hanya memanfaatkan alam sekitarnya. Makanya masyarakat kubu berbentuk seperti itu

Keempat, minoritas digambarkan oleh tokoh Zahra, Sultan, Perempuan kubu, Bujang Rimba dan Laman Senjo. Sultan banyak mengetahui tentang kehidupan orang kubu. Apa pun yang di sampaikan Sultan itu pasti benar dan Zahra langsung menerima pengaruh dari tokoh Sultan.Kelima, Will To Believe digambarkan oleh tokoh Sultan, Zahra, Perempuan rimba dan Laman Senjo. Ketika Zahra mengatakan mau kan Laman Senjo menjadi pacaranya, Laman Senjo langsung salah tingkah dan yang di ucapakan Laman tersebut tidak jelas dan sulit untuk di pahami Zahra dan Sultan.

Ketiga, faktor identifikasi digambarkan oleh tokoh Zahra dan Sultan. Tokoh Sultan mampu mempengaruhi tokoh Zahra agar tokoh Zahra seperti tokoh

(48)

Sultan yang taat pada agama dan kewajibanya. Keempat, faktor simpati digambarkan oleh tokoh Zahra, Nandy, Sultan, Laman Senjo, Tumenggung, Gadis desa, suku Rimba, Masyarakat Desa, Ipung, Ayah dan Ibu. Rasa simpati kepada tokoh semua tokoh mampu menjernihkan pemikiran Zahra terhadap laki-laki. Berikut ini diuraikan tentang data interaksi sosial yang terdapat dalam novel Pelabuhan Terakhir karya Roidah.

1. Faktor Imitasi

Faktor imitasi yaitu dorongan untuk meniru orang lain. Dalam Novel Pelabuhan Terakhir karya Roidah, ada tiga data yang berkaitan dengan imitasi yang dilakukan tokoh Zahra. Imitasi ini dilakukan oleh tokoh Zahra kepada dua tokoh yaitu: Sultan dan Ayah. Tokoh Zahra terpengaruh oleh tokoh Sultan Agar Zahra seperti Tokoh Sultan yang taat pada agamanya. Tokoh Ayah memberitahu kepada tokoh Sultan kalau Ibunya masuk rumah sakit karena struk Ibu kembali kambuh. Tokoh Zahra mulia merasakan kalau nilai jatuh cinta kepada Sultan yang telah merubah hidupnya menjadi lebih baik dan ingat kepada kewajibannya.data yang berhubungan dengan faktor imitasi dorongan meniru orang lain dapat dilihat sebagai berikut:

Data 1

“Aku dilanda rasa rindu yang membutuhkan muara untuk menjawab seruan itu. Seketika juga ada dorongan yang sekian lama belum aku laksanakan padahal sudah kutekadkan. Tak pelak lagi ini imbas dari ucapan-ucapan dan kebaikan Sultan yang berentetan dengan musibah di hutan tempo hari. Kenangan akan shalat di masa lalu menari-nari di pelupuk mataku. Aku membutuhkan suasana itu lagi. Segera saja aku bangkit dari tempat tidur lalu ke kamar mandi dan berwudhu, kupinjam mukenah Yani, teman sekamar yang masih berada dilapangan.” (PT,2012:113)

(49)

Berdasarkan dari data satu (1) pada kutipan tersebut, maka tergambarlah sebuah faktor imitasi yang dilakukan tokoh Sultan kepada tokoh Zahra bahwa tokoh Zahra melakukan hal yang biasanya dilakukan oleh tokoh Sultan, yang taat pada agama dan tidak pernah meninggalkan kewajibannya, dimanapun tokoh Sultan berada Sultan selalu melaksanakannya kewajibannya jadi tokoh Zahra terimitasi oleh tokoh Sultan tersebut.

Data 2

“Di dalam shalat hatiku terasa mengapung, ringan. Rasa itu mendamaikan sekali. Aku bagai mendapatkan air pelega kahausan, penyiram kegersangan yang tanpa kusadari slama ini melekat di hidupku. Usai shalat, tiba-tiba aku ingat Sultan, dan terpikir pula ingin terlihat seperti cewek baik-baik dihadapannya nanti. Entah apa ini? Tapi seketika pula aku bisa merasa apa jawabannya. Tapi kenapa hatiku pun lahir rasa was-was dengan kenyataan dari jawaban itu?” (PT,2012:113-114)

Berdasarkan data dua (2) pada kutipan tersebut, maka tergambarkalah sebuah faktor imitasi yang dilakukan tokoh Zahra kepada tokoh Sultan, ternyata apa yang di sampaikan oleh tokoh Sultan kepada tokoh Zahra itu memang benar, kalau kita melaksanakan shalat hati lebih terasa nyaman dan tentram.

Data 3

“Setenggah jam berlalu, telepon di ruang tengah bordering, memutus lamunanku. Ternyata untukku dari Ayah. Semula kupikir Ayah hanya ingin menanyakan kabarku, tapi detik berikutnya hatiku ngilu bagai dihantam palu besar, Ibu masuk rumah sakit. Ibu terkena struk lagi. Apa lagi ini? Kenapa aku mengalami musibah beruntun, semua berita yng ku terima selalu berisi kesedihan? Ruang batinku sepitas sempat mempertanyakan maksud Tuhan kepadaku. Kenapa ketika hatiku telah kembali terbuka pada-Nya, aku harus menerima semua kejutan yang tak membahagiakan ini? Tapi dalam sekejap pula kutepiskan pikiran itu, aku ingat ucapan Sultan lagi. Aku tak mau cepat-cepat berkesimpulan dan mematri pemikiran begitu saja. Kali ini

(50)

sepertinya aku diajarkan untuk bisa menekan emosiku, egoku, dan lebih banyak bersabar tanpa mencurigai maksud sang pemilik hidupku.” (PT, 2012:114)

Berdasarkan data tiga (3) pada kutipan tersebut, maka tergambarlah sebuah faktor imitasi yang dilakukan tokoh Zahra kepada tokoh sultan, ketika tokoh Sultan dihadapi beberapa masalah Ibunya masuk rumah sakit karena penyakit struk Ibu kambuh lagi ketika itulah hati Zahra di uji, ketika ingat perkataan tokoh Sultan tokoh Zahra terlihat lebih tegar.

2. Faktor Sugesti

Faktor sugesti yaitu pengaruh psikis baik yang datang dari diri sendiri maupun yang datang dari orang lain, dalam Novel Pelabuhan Terakhir karya Roidah, sugesti mudah terjadi bila memenuhi syarat-syarat berikut:

a. Sugesti karena Hambatan Berpikir

Sugesti karena hambatan berpikir yaitu sugesti itu akan diterima oleh orang lain tanpa adanya kritik terlebih dahulu. Dalam novel Pelabuhan Terakhir karya Roidah ditemukan sembilan data yang berkaitan dengan sugesti hambatan berpikir, yang dilakukan oleh tokoh Zahra. Sugesti hambatan berpikir ini dilakukan tokoh Zahra kepada tiga tokoh yaitu: Sisca, Sultan dan Ibu. Tokoh Sisca mencoba membahas tentang laki-laki kepada tokoh Zahra tetapi Zahra tidak mau menerima masukan dari tokoh Sisca, tokoh Sultan mencoba mengingatkan Zahra tentang kewajibannya sebagai seorang muslim dan tokoh Ibu selalu berhubungan dengan perjodohan. Tokoh Zahra sulit untuk di sugesti, karena hambatan berpikir jadi apa yang di katakan oleh tokoh Sisca, Sultan dan Ibu tidak

Gambar

gambar  jembatan  dan  awan.  Dibawah  tertulis  judul  novel  Pelabuhan  Terakhir  karya Roidah berwarna coklat muda

Referensi

Dokumen terkait

Interaksi sosial merupakan modal dalam hubungan sosial dengan orang lain. Hubungan-hubungan sosial tersebut menyangkut hubungan antar individu, individu dengan

Penelitian ini diangkat dengan judul “Nilai Sosial Budaya dalam Novel Entrok Karya Okky Madasari (Tinjauan Sosiologi Sastra)”. 1.2 Pembatasan Masalah. Pembatasan masalah

Hubungan antara Interaksi Sosial dan Keterbukaan diri self disclosure pada Pengguna Media Sosial Keterbukaan diri adalah komponen utama dalam hubungan sosial pada saat

Penelitian ini berfokus pada hubungan karya sastra dengan pengarangnya, dengan masyarakat, dan fungsi sosial sastra itu sendiri.Metode yang digunakan adalah

Putranti, Veronika Mentari Sih. Aspek Sosial dalam Novel Maria dan Mariam Karya Farahdiba: Tinjauan Sosiologi Sastra. Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra,

- Young dan Raymond W. Mack, interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan-hubungan antar individu dengan kelompok

INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT MULTIKULTURAL DALAM NOVEL HARMONI DALAM “?” KARYA MELVY YENDRA

Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antara individu, antara individu dengan kelompok, maupun antar kelompok