DEFINISI GAS IDEAL DISTRIBUSI KECEPATAN KECEPATAN GAS IDEAL HUBUNGAN TEKANAN DAN KECEPATAN PERSAMAAN GAS IDEAL HUBUNGAN TEMPERATUR DAN
KECEPATAN PARTIKEL
KALOR JENIS GAS HUKUM
TERMODINAMIKA I PROSES ISOBARIK
PROSES ISOKHORIK PROSES ISOTERMIK
PROSES ADIABATIK PENGERTIAN SIKLUS HUKUM TERMODINAMIKA II
SIKLUS MESIN CARNOT SIKLUS MESIN BAKAR/OTTO SIKLUS MESIN DIESEL SIKLUS MESIN UAP MESIN PENDINGIN
DEFINISI GAS IDEAL
1. Gas ideal terdiri atas partikel-partikel (atom-atom
ataupun molekul-molekul ) dalam jumlah yang besar
sekali.
2. Partikel-partikel tersebut senantiasa bergerak dengan arah random/sebarang.
3. Partikel-partikel tersebut merata dalam ruang yang kecil. 4. Jarak antara partikel-partikel jauh lebih besar dari ukuran
partikel-partikel, sehingga ukuran partikel dapat diabaikan. 5. Tidak ada gaya antara partikel yang satu dengan yang lain,
kecuali bila bertumbukan.
6. Tumbukan antara partikel ataupun antara partikel dengan dinding terjadi secara lenting sempurna, partikel dianggap sebagai bola kecil yang keras, dinding dianggap licin dan tegar. 7. Hukum-hukum Newton tentang gerak berlaku.
DISTRIBUSI
KECEPATAN
sepertiga jumlah atom bergerak sejajar sumbu x,
sepertiga jumlah atom bergerak sejajar sumbu y
dan sepertiga lagi bergerak sejajar sumbu z.
Kecepatan bergerak tia-tiap atom dapat ditulis dengan bentuk persamaan : m kT vras 3
m
kT
v
ras3
vras= kecepatan tiap-tiap atom, dalam m/det
k = konstanta Boltzman k = 1,38 x 10-23joule/atomoK
T = suhu dalam oK
m = massa atom, dalam satuan kilogram. Created by : Ir. Arianto, Guru Fisika SMAK. St. Louis 1
KECEPATAN GAS IDEAL
m
M
N
k
R
N
0Karena : dan Maka kecepatan gas ideal :
M
RT
v
ras3
M = massa gas per mol dalam satuan kg/mol R = konstanta gas umum = 8,317 joule/moloK
Pada suhu yang sama, untuk 2 macam gas kecepatannya dapat dinyatakan :
1
2
2
1
:
v
M
:
M
v
ras
ras
Pada gas yang sama, namun suhu berbeda dapat disimpulkan :
2
2
1
:
v
T
1
:
T
v
ras
ras
HUBUNGAN
TEKANAN DAN KECEPATAN
Tiap kali tumbukan atom dengan permukaan dinding kubus kecepatan itu berubah dari + vras menjadi -vras. Jadi partikel mengalami perubahan momentum = m (-vras) - m(+vras) = - 2m vras
Selang waktu antara dua buah tumbukan berturut-turut antara atom
dengan permukaan dinding kubus adalah :
2
r a sL
t
V
. 2 2 . 2 r a s r a s r a s F t m v L F m v v Maka : 2 r a sm V
F
L
Gaya tiap partikel:
gaya rata-rata N/3 atom :
N 3 2
.
3
rasm V
N
F
L
Tekanan rata-rata pada permukaan ialah hasil bagi antara gaya dengan luas bidang tekan :
2 2
.
.
3
.
rasm V
N
P
L L
2 . 3 ras m V N PV
21
3
rasP
V
PERSAMAAN
GAS IDEAL
P . V = K’ . T
atau P . V = N. k .T
T = Suhu mutlak N = Banyaknya partikel gas
k = Konstanta Boltman = 1,38 x 10-23joule/0K
P . V = n R T
n N
N0
P = tekanan mutlak gas ideal satuan : N/m2
V = volume gas satuan : m3
T = suhu mutlak gas satuan :oK
n = jumlah molekul gas satuan : mol R = kondtanta gas umum, dimana :
R = 8,317 joule/mol.0K = 8,317 x 107erg/mol0K = 1,987 kalori/mol0K = 0,08205 liter.atm/mol0K
n
N
N
0P V
T
P V
T
1 1 1 2 2 2.
.
n
m
Mr
HUBUNGAN
TEMPERATUR DENGAN KECEPATAN PARTIKEL
P.V = n.R.T
2 0.
.
.
3
r a sm V
N
N
R T
N
V
V
2 01
3
rasR
m V
T
N
21
.
3
m V
rask T
21
3
.
2
m V
ras2
k T
E k
k T
3
2
.
Ek
2
N
.
k
.
T
3
Untuk tiap partikel Untuk N partikel
k R N0
KALOR JENIS GAS
Dua macam KALOR JENIS yang mempunyai arti praktis yaitu :
- Kalor jenis pada volume konstan. (cv)
- Kalor jenis pada tekanan konstan.(cp)
Kalor jenis gas ideal pada tekanan konstan selalu lebih besar dari pada kalor jenis gas ideal pada volume konstan dan selisihnya sebesar konstanta gas umum (universil) yaitu : R = 8,317 J/mol0K.
cp - cv = R
a. Untuk gas beratom tunggal
( monoatomik )
c
PR
5
2
c
VR
3
2
P Vc
c
1 67,b. Untuk gas beratom dua
( diatomik )
c
PR
7
2
c
VR
5
2
P Vc
c
1 4,= konstanta Laplace.
HUKUM
TERMODINAMIKA I
Temodinamika merupakan cabang ilmu fisika yang mempelajari mengenai pengaliran panas, perubahan-perubahan energi yang diakibatkan dan usaha yang dilakukan oleh panas.
Usaha luar ( W ) yaitu : Usaha yang dilakukan oleh sistem terhadap sekelilingnya terhadap sistem. W = p. V
Usaha dalam ( U ) adalah : Usaha yang dilakukan oleh bagian
dari suatu sistem pada bagian lain dari sitem itu pula. U 32nRT. . HUKUM I TERMODINAMIKA.
Dalam suatu sistem yang mendapat panas sebanyak Q akan terdapat perubahan energi dalam ( U ) dan melakukan usaha luar ( W ).
Q = U + W
Q = kalor yang masuk/keluar sistem U = perubahan energi dalam
W = Usaha luar.
HK. TERMODINAMIKA I
PROSES ISOBARIK
Pada proses ini gas dipanaskan dengan tekanan tetap
sebelum dipanaskan sesudah dipanaskan
proses ini berlaku persamaan GayLussac
V
T
V
T
1 1 2 2 W = p ( V2- V1) Q = m cp ( T2- T1) U = m cv ( T2- T1) W = Q - U = m ( cp - cv ) ( T2- T1) Pemanasan PendinginanHK. TERMODINAMIKA I
PROSES ISOKHORIK
proses ini volume Sistem konstan
Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan
proses ini berlaku Hukum CHARLES
P
T
P
T
1 1 2 2 Pemanasan Pendinginan Karena V = 0 maka W = p . V W = 0Kalor yang diserap oleh sistem hanya dipakai untuk menambah energi dalam U )
Q = U
U = m . cv ( T2- T1)
HK. TERMODINAMIKA I
PROSES ISOTERMIK
Selama proses suhunya konstan
Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan
Proses ini berlaku Hukum BOYLE
P
1V
2= P
2V
2Pemanasan Pendinginan 3 2
Karena suhunya konstan T2= T1maka :
U = U2- U1 3/2 n R T2 - 3/2 n R T1 = 0 W P V V V P V V V 1 1 2 1 2 2 2 1 ( l n ) ( l n ) ln x =2,303 log x
HK. TERMODINAMIKA I
PROSES ADIABATIK
Selama proses tak ada panas yang masuk / keluar sistem jadi Q = 0
Sebelum proses Selama/akhir proses
berlaku
Hukum Boyle-Gay Lussac
PV
T
P V
T
1 1 1 2 2 2 Pengembangan Pemampatan Karena Q = 0 maka O = U + W U2-U1= - W W = m . cv ( T1- T2)P
1.V
1= P
2.V
2 T.V-1= konstan atau T1.V1-1= T2.V2-1PENGERTIAN
SIKLUS
-Mulai dari ( P1, V1) gas
mengalami proses isothermis sampai ( P2, V2).
-Kemudian proses isobarik mengubah sistem dari ( P2, V2)
sampai ( P2, V1).
-Akhirnya proses isobarik membuat sistem kembali ke ( P1, V1).
Usaha yang dilakukan sama dengan luas bagian gambar yang diarsir proses seperti yang ditunjukkan pada gambar di samping disebut : SIKLUS.
Pada akhir proses sistem kembali ke keadaan semula. Ini berarti pada akhir siklus energi dalam sistem sama dengan energi dalam semula.
HUKUM
TERMODINAMIKA II
“ Adalah Tidak Mungkin Dapat Suatu Mesin Yang Bekerja Dalam Lingkaran Yang Tidak Menimbulkan Efek Lain Selain Daripada
Mengambil Panas Dari Suatu Sumber Dan Merubah Panas Ini Seluruhnya Menjadi Usaha “
Sebuah mesin diberi energi berupa kalor Q2
pada suhu tinggi T2, sehingga mesin
melakukan usaha mekanik W. Energi yang dibuang berupa kalor Q1 pada suhu T1,
maka effisiensi mesin adalah :
Energi yang bermanfaat
Energi yang
dim
asukkan
W Q Q Q Q 2 2 1 2 (1 1) 100% 2 Q Q (1 ) 100% 1 2 T T
Berlaku untuk semua mesin Mesin Carnot
SIKLUS
MESIN CARNOT
•Kurva ab dan cd masing-masing adalah kurva pengembangan dan pemampatan isoteremis.
*Kurva bc dan da masing-masing adalah kurva pengembangan dan pemampatan adiabatik.
SIKLUS
MESIN BAKAR/OTTO
*Kurva ab dan cd masing-masing adalah kurva pemampatan dan pengembangan adiabatik.
*Garis lurus bc dan da masing-masing adalah garis lurus untuk pemanasan dan pendinginan isokhorik.
SIKLUS
MESIN DIESEL
•Kurva ab dan cd masing-masing adalah kurva pemampatan dan pengembangan adiabatik. *Garis lurus bc adalah garis lurus
pemanasan isobarik.
*Garis lurus cd adalah garis lurus pendinginan isokhorik..
SIKLUS
MESIN UAP/RANKINE
Mula-mula air dalam keadaan cair dengan suhu dan tekanan rendah di
titik a.
-kurva ab adalah kurva pemampatan secara adiabatik dengan tekanan yang sama dengan tekanan di dalam periuk pendingin.
-garis cd adalah proses pengubahan air menjadi uap.
-Garis de adalah prosers pemanasan sehingga suhu uap sangat tinggi. -Kurva ef adalah proses
pengembangan secara adiabatik. -garis fa adalah proses pengembunan
sehingga kembali ke keadaan awalnya.
MESIN PENDINGIN
Sebuah mesin pendingin menggunakan Kalor Q2untuk mengusir panas dan
Membuangnya ke Q1
Angka kerja (AK) dari mesin pendingin:
%
100
2x
W
Q
AK
%
100
2 1 2x
Q
Q
Q
AK
Jika Angka kerja besar, maka mesin bekerja lebih berat dan sebaliknya
CONTOH SOAL 1
Jika kecepatan rata-rata molekul
gas hydrogen adalah 600
v
3
m/s
pada suhu 27
o
C. Hitunglah
tekanan gas Oksigen pada suhu
127
o
C (jika massa jenis gas
Oksigen 1,4 Kg/m
3
)
JAWABAN
CONTOH SOAL 1
2:
2 2.
2:
2.
2 H O O H Ov
v
M
T H
M
T
2:
232.300 : 2.400
H Ov
v
2600 3 :
v
O
4 3 : 2
22.600 3
300 /
4 3
Ov
m s
22
1
(
)
3
O
P
v
2
1
.1, 4.(300)
3
P
21, 4.30.000
42.000
/
P
N m
CONTOH SOAL 2
Hitunglah energi kinetik 1/6 mol
Suatu gas monoatomik pada suhu
127
o
C jika Bilangan avogadro
6.10
23
atom/mol Dan konstanta
Boltzman 1,38.10
-23
Joule/atom
o
K.
JAWABAN
CONTOH SOAL 2
3
. .
2
k
E
N k T
23
23
3 1
. .6.10 .1, 38.10
.400
2 6
k
E
828
k
E
joule
CONTOH SOAL 3
Diagaram P-V di atas menunjukkan gas dalam
satu siklus, hitunglah usaha total gas dan
jumlah kalor yang diperlukan.
JAWABAN
CONTOH SOAL 3
Luas daerah yang di arsir pada grafik P thd V merupakan usaha luar gas.
W= P V= (4.10
5– 2.10
5). (4-2) = 4.10
5joule
W
Karena siklus tertutup maka : U (perubahan usaha dalam) = NOL.
Jadi kalor yang dibutuhkan = Usaha luar gas = 4.105joule.
CONTOH SOAL 4
Gas ideal monoatomik pada tekanan
10^5 N/m
2dan suhu 275
oK
mempu-nyai volume 2,25 m
3. Gas ini
mula-mula mengalami proses isokhorik
sampai tekanan 1,5 .10
5N/m
2ke-mudian proses isobaric sampai
volu-menya menjadi 4,5 m
3.
a. Buatlah diagram P-V dari proses
yang dialami gas.
b. Hitung suhu akhir proses.
c. Hitung usaha total gas.
JAWABAN
CONTOH SOAL 4
a. V(m )3 P(N/m ).102 5 2,25 4,50 1 1,5 (1) (2)(1) Adalah Proses Isovolum (2) Adalah proses isobarik
b. 1 2 1 2