PENGARUH LAYANAN INFORMASI CARA PENYESUAIAN DIRI TERHADAP KUALITAS PENYESUAIAN DIRI DENGAN TEMAN DI SEKOLAH PADA SISWA
KELAS XA SMAN 5 SIGI
Suci Setiawati1 Muh. Mansyur Thalib
Ridwan Syahran
ABSTRAK
Kata Kunci : Cara Penyesuaian Diri, Kualitas Penyesuaian Diri
Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah bagaimana kualitas penyesuaian diri siswa dengan teman di sekolah sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi cara penyesuaian diri, serta apakah layanan informasi cara penyesuaian diri berpengaruh terhadap kualitas penyesuaian diri dengan teman di sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana kualitas penyesuaian diri siswa dengan teman di sekolah sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi cara penyesuaian diri, serta menjelaskan pengaruh positif pemberian layanan informasi cara penyesuaian diri terhadap kualitas penyesuaian diri siswa dengan teman di sekolah. Subjek penelitian ini berjumlah 20 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif dan inferensial. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa sebelum pemberian layanan informasi cara penyesuaian diri, terdapat 35% siswa memiliki kualitas penyesuaian diri dengan teman di sekolah dengan klasifikasi baik, 50% siswa memiliki kualitas penyesuaian diri dengan teman di sekolah dengan klasifikasi tidak baik, dan 15% siswa memiliki kualitas penyesuaian diri dengan teman di sekolah dengan klasifikasi sangat tidak baik. Sesudah diberikan layanan informasi cara penyesuaian diri, terdapat 25% siswa memiliki kualitas penyesuaian diri dengan teman di sekolah dengan klasifikasi sangat baik, 60% siswa memiliki kualitas penyesuaian diri dengan teman di sekolah dengan klasifikasi baik, 10% siswa memiliki kualitas penyesuaian diri dengan teman di sekolah dengan klasifikasi tidak baik dan 5% siswa memiliki kualitas penyesuaian diri dengan teman di sekolah dengan klasifikasi sangat tidak baik. Hasil analisis inferensial menunjukan bahwa layanan informasi cara penyesuaian diri berpengaruh positif terhadap kualitas penyesuaian diri dengan teman di sekolah siswa kelas XA SMAN 5 Sigi.
PENDAHULUAN
Pendidikan berperan penting dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, karena pendidikan merupakan wahana meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Semua orang mengenal pendidikan dan melaksanakan pendidikan tanpa mengenal usia dan tempat, karena memang pendidikan tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Sekolah merupakan sarana pendidikan formal agar manusia bisa mengembangkan potensi dirinya dengan bantuan seorang pembimbing yang akan membimbing dan mengarahkan.
Undang-Undang RI No.20 tahun 2003, Pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masayarakat, bangsa, dan negara. Maka inti dari kegiatan pendidikan adalah mewujudkdn suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga tercapai keseimbangan antara kecerdasan otak dengan kecerdasan hati agar peka terhadap kondisi lingkungan
Siswa dalam perkembangannya tidak terlepas dari berbagai permasalahan. Permasalahan yang timbul berawal dari sikap dan perilaku siswa di lingkungan sekolah, di lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Berdasarkan dari hasil wawancara langsung yang telah dilakukan oleh peneliti dengan pihak guru Bimbingan Konseling SMAN 5 Sigi, diperoleh informasi bahwa sering terjadi pelanggaran seperti bolos, perkelahian, saling mengejek antara siswa, bullying, dan lain-lain. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman siswa SMAN 5 Sigi tentang cara penyesuaian diri.
Siswa yang memiliki penyesuaian diri yang baik adalah mampu untuk dapat memahami dirinya sendiri dengan cara menerima dirinya baik itu kelemahan maupun kelebihanya, menunjukan sikap terbuka menerima orang lain, memiliki rasa saling menghargai, membuat orang lain juga menerima dirinya. Selain itu, seseorang yang mampu menyesuaikan diri harus mengetahui bagaimana memilih cara menyesuaikan diri yang tepat bagi setiap masalah yang dihadapi, bukan lari dari kenyataan.
Untuk meningkatkan penyesuaian diri dengan lingkungan sekolah dan mencegah terjadinya hal – hal yang dilakukan tanpa memahami fungsi dan efek yang berakibat fatal, diperlukan usaha pencegahan sejak dini dengan memberi layanan bimbingan dan konseling. Jenis layanan bimbingan dan konseling meliputi sembilan layanan konseling yaitu (1) Layanan orientasi; (2) Layanan informasi; (3) Layanan penempatan dan penyaluran; (4) Layanan Penguasaan Konten; (5) Layanan Konseling perorangan; (6) Layanan Bimbingan Kelompok; (7) Layanan konseling kelompok; (8) Layanan Konsultasi; (9) Layanan Mediasi (Puskur Balitbang Depdiknas, 2006:11).
Dari sembilan layanan konseling di atas, salah satu yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan layanan informasi tentang cara penyesuaian diri dengan tiga materi layanan yaitu penyesuaian diri yang positif, penyesuaian diri yang negatif, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas penyesuaian diri siswa dengan teman di sekolah sehingga potensi yang dimiliki dapat berkembang secara optimal.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh layanan informasi cara penyesuaian diri terhadap kualitas penyesuaian diri
dengan teman di sekolah pada siswa kelas XA SMAN 5 Sigi “
Layanan Informasi Cara Penyesuaian Diri
Layanan informasi merupakan salah satu jenis layanan dalam bimbingan konseling di sekolah yang sangat penting guna membantu siswa agar dapat terhindar dari berbagai masalah yang dapat mengganggu pencapaian perkembangan siswa baik yang berhubungan dengan diri pribadi, sosial, belajar ataupun kariernya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa layanan informasi adalah suatu usaha untuk memberikan pemahaman kepada individu tentang berbagai macam pengetahuan agar mereka dapat mengambil keputusan secara tepat dalam kehidupanya.
Penyesuaian diri merupakan usaha manusia untuk memahami lingkungan sekitarnya dan mencoba menempatkan dirinya pada lingkungan tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Mustafa Fahmy (1982) bahwa “penyesuaian diri adalah proses dinamika yang
bertujuan untuk mengubah kelakuanya agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara dirinya dan lingkunganya”. Sedangkan menurut Sunarto dan Ny. B Agung Hartono (1999) mengetengahkan pengertian penyesuaian diri adalah proses individu mencapai keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan. Kemudian Yusuf, S dan Juntika, A (2004) menegaskan bahwa pada hakekatnya penyesuaian diri adalah proses tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan baik secara wajar atau tidak wajar dan sadar maupun tidak sadar, dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada. Pendapat lain juga dikemukakan oleh W.A. Gerungan (2004) “Penyesuaian diri dapat
diartikan sebagai merubah diri sesuai lingkungan (autoplastis), dan juga merubah lingkungan sesuai dengan keadaan/ keinginan diri (aloplastis)”
Berdasarkan beberapa pendapat di atas mengenai layanan informasi dan penyesuaian diri, maka dapat disimpulkan bahwa layanan informasi cara penyesuaian diri adalah bantuan yang diberikan oleh guru pembimbing pada siswa tentang cara-cara untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkunganya. Lingkungan yang dimaksud di sini adalah lingkungan sekolah.
Kualitas Penyesuaian Diri dengan Teman Di Sekolah
Goestch dan David (1994) menjelaskan bahwa “kualitas merupakan suatu kondisi
dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”. Selanjutnya Juran (1974) juga menjelaskan bahwa
“Kualitas adalah kelayakan atau kecocokan penggunaan”.
Menurut Schneiders (1993) “penyesuaian diri merupakan kemampuan untuk
mengatasi tekanan kebutuhan, frustrasi dan kemampuan untuk mengembangkan mekanisme psikologi yang tepat”. Sawrey dan Telford (1990) mendefinisikan penyesuaian diri sebagai
interaksi terus-menerus antara individu dengan lingkungannya yang melibatkan sistem behavioral, kognisi, dan emosional”. Dalam interaksi tersebut baik individu maupun
Penyesuaian diri di sekolah seperti yang dikemukakan oleh Nurbani & Warsito, A (1995) bahwa: “penyesuaian diri di sekolah adalah kemampuan untuk hidup dan bergaul di
sekolah”.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas penyesuaian diri dengan teman di sekolah adalah kemampuan bergaul yang dimiliki oleh individu serta tingkah laku yang layak digunakan dalam membangun hubungan yang harmonis sehingga individu tersebut dapat diterima oleh teman-teman di sekolah.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimental karena ada perlakuan dalam bentuk layanan informasi cara penyesuaian diri yang diberikan kepada siswa sebagai variabel bebas, sedangkan kualitas penyesuaian diri dengan teman di sekolah sebagai variabel terikat. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 5 Sigi yang berlokasi di desa Bolapapu, Kecamatan Kulawi Kabupaten Sigi,subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XA yang berjumlah 20 siswa. Pengambilan data dan pelaksanaan penelitian berlangsung dari bulan februari-maret 2016.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Analisis Deskriptif
Deskripsi kualitas penyesuaian diri dengan teman di sekolah
Untuk Melihat kualitas penyesuaian diri dengan teman di sekolah pada siswa kelas XA SMAN 5 Sigi sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi cara penyesuaian diri, maka dibuat klasifikasi kualitas penyesuaian diri dengan teman di sekolah seperti pada tabel 1 dan 2:
Klasifikasi dan Persentase Kualitas Penyesuaian Diri dengan Teman Di Sekolah Pada Siswa Kelas XA SMAN 5 Sigi Sebelum Diberikan Layanan Informasi Cara Penyesuaian Diri
No Klasifikasi Kualitas Penyesuaian
Diri dengan Teman Di Sekolah F %
1 Sangat Baik 0 0
2 Baik 7 35
3 Tidak Baik 10 50
4 Sangat Tidak Baik 3 15
Jumlah 20 100
Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat dilihat bahwa dari 20 siswa yang menjadi subjek penelitian, tidak ada atau 0% siswa memiliki kualitas penyesuaian diri dengan teman di sekolah yang sangat baik, 7 atau 35% siswa memiliki kualitas penyesuaian diri dengan teman di sekolah yang baik, 10 atau 50% siswa memiliki kualitas penyesuaian diri dengan teman di sekolah yang tidak baik dan 3 atau 15% siswa memiliki kualitas penyesuaian diri dengan teman di sekolah yang sangat tidak baik.
Klasifikasi dan Persentase Kualitas Penyesuaian Diri dengan Teman Di Sekolah Pada Siswa Kelas XA SMAN 5 Sigi Sesudah Diberikan Layanan Informasi Cara Penyesuaian Diri
No Klasifikasi Kualitas Penyesuaian
Diri dengan Teman Di Sekolah F %
1 Sangat Baik 5 25
2 Baik 12 60
3 Tidak Baik 2 10
4 Sangat Tidak Baik 1 5
Jumlah 20 100
sekolah yang tidak baik, dan 1 atau 5% siswa memiliki kualitas penyesuaian diri dengan teman di sekolah yang sangat tidak baik.
Deskripsi Peningkatan Kualitas Penyesuaian Diri dengan Teman Di Sekolah Sebelum
dan Sesudah Diberikan Layanan Informasi Cara Penyesuaian Diri
Berdasarkan klasifikasi tentang kualitas penyesuaian diri dengan teman di sekolah, maka dapat dilihat peningkatan kualitas penyesuaian diri dengan teman di sekolah sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi cara penyesuaian diri pada tabel 3.
Tabel 3. Peningkatan Kualitas Penyesuaian Diri dengan Teman Di Sekolah Pada Siswa Kelas XA SMAN 5 Sigi Sebelum Dan Sesudah Diberikan Layanan Informasi Cara Penyesuaian Diri
N0 Klasifikasi Kualitas
PDTS
Sebelum Diberikan
LICPD
Sesudah Diberikan
LICPD
Peningkatan Kualitas
PDTS %
1 Sangat Baik 0 1,6,11,14,17 5 25
2 Baik 1,6,10,11,
13,14,15
2,3,4,5,7,10, 12,13,15,16,
18,19
9 45
3 Tidak Baik 2,3,4,5,7. 8,9,12,17,
18
8,9 0 0
4 Sangat Tidak Baik
16,19,20 20 0 0
Jumlah 20 20 14 70
Keterangan : LICPD = Layanan Informasi Cara Penyesuaian Diri PDTS = Penyesuaian Diri dengan Teman Di Sekolah
[image:7.595.125.478.281.529.2]Hal ini menunjukkan bahwa pemberian layanan informasi cara penyesuaian diri di SMAN 5 Sigi berpengaruh pada peningkatan kualitas penyesuaian diri dengan teman di sekolah.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas penyesuaian diri dengan teman di sekolah pada siswa kelas XA mengalami peningkatan setelah diberikan layanan informasi cara penyesuaian diri, karena sebelum diberikan layanan informasi cara penyesuaian diri sebagian siswa belum mengetahui bagaimana saja bentuk penyesuaian diri yang positif, bentuk penyesuaian diri yang negatif, dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penyesuaian diri.
Analisis Inferensial
Untuk menguji apakah hipotesis nol (H0) ditolak atau diterima, maka hasil perhitungan (t hitung) dikonsultasikan pada tabel t (satu ekor), dengan taraf kepercayaan 95 % (ɑ = 0,05) pada derajat bebas (db) = (n – 1) = (20– 1) = 19. Pada tabel distribusi diperoleh nilai t tabel sebesar 1,73. Hal ini berarti nilai t hitung> nilai t tabel atau 7,68 > 1,71. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) yang berbunyi kualitas penyesuaian diri dengan teman di sekolah siswa kelas XA SMAN 5 Sigi tidak lebih baik jika dibandingkan dengan sebelum diberikan layanan informasi cara penyesuaian diri ternyata ditolak.
PENUTUP
Kesimpulan
Kualitas penyesuaian diri dengan teman di sekolah siswa kelas XA SMAN 5 Sigi sebelum diberikan layanan informasi cara penyesuaian diri terdapat 35% siswa memiliki kualitas penyesuaian diri dengan teman di sekolah yang baik, 50% siswa memiliki kualitas penyesuaian diri dengan teman di sekolah yang tidak baik, dan 15% memiliki kualitas penyesuaian diri dengan teman di sekolah yang sangat tidak baik. Sesudah pemberian layanan informasi cara penyesuaian diri, kualitas penyesuaian diri dengan teman di sekolah siswa kelas XA SMAN 5 Sigi mengalamai peningkatan, yaitu 25% siswa memiliki kualitas penyesuaian diri dengan teman di sekolah yang sangat baik, 60% siswa memiliki kualitas penyesuaian diri dengan teman di sekolah yang baik, 10% siswa memiliki kualitas penyesuaian diri dengan teman di sekolah yang tidak baik, dan 5% siswa memiliki kualitas penyesuaian diri dengan teman di sekolah yang sangat tidak baik.
Saran
Bagi Kepala sekolah agar memfasilitasi guru Bimbingan dan Konseling dalam pemberian layanan informasi, agar layanan informasi lebih sering dilaksanakan.
Bagi guru bimbingan dan konseling di sekolah agar menindak lanjuti responden 8, 9, dan 20 dalam hal kualitas penyesuaian diri dengan teman di sekolah, karena ketiga responden tersebut masih dalam klasifikasi tidak baik dan sangat tidak baik. Diharapkan agar guru pembimbing melaksanakan layanan konseling individual untuk mendalami masalah dari ketiga siswa tersebut, sehingga kualitas penyesuaian diri dengan teman di sekolah mereka lebih meningkat lagi
Bagi siswa kelas XA SMAN 5 Sigi yang telah memiliki kualitas penyesuaian diri dengan teman di sekolah sangat baik diharapkan dapat mempertahankannya dan berbagi informasi kepada teman-teman lain yang belum mengetahui dan memahami tentang cara penyesuaian diri.
Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian serupa, hendaknya lebih mengembangkan layanan informasi cara penyesuaian diri dengan variabel yang lain dan mengembangkan metode penelitian yang telah ada.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, H.(2006). Psikologi Perkembangan Pendekatan Ekologi Kaitannya Dengan
Konsep Diri Dan Penyesuaian Diri. Bandung: Refika Aditama
Gunarsa. (2003). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hariyadi dkk (2003). Perkembangan Peserta Didik. Cetakan Ke 3 Semarang: IKIP
Semarang Press.
Hariyanti, S. (2008). Hubungan Antara Penyesuaian Diri Dengan Interaksi Sosial Siswa
Kelas X SMA Negeri 1 Palu. Skripsi Sarjana pada FKIP UNTAD. Palu: Tidak
diterbitkan.
Kartono, K (2004:14). Hygiene Mental. Bandung: Mandar Maju
Mayah, N. (2008). Efektifitas Layanan Informasi Penyesuaian Diri Dalam Meningkatkan
Kemampuan Menyesuaikan Diri Siswa Kelas VII SMP N 10 Palu. Skripsi Sarjana
pada FKIP UNTAD. Palu: Tidak diterbitkan.
Mustafa Fahmy, (1982). Penyesuaian Diri. N.V. Bulan Bintang. Jakarta.
Prayitno, (2000). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta.
, (1994). Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Rineka Cipta. Jakarta.
, (1999). Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan Dan Konseling di Sekolah. Jakarta:PT Asdi Mahasatya.
Sobur, A (2003). Psikologi Umum. Jakarta: Pustaka Setia
Sudijono. S. (2003). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Grafindo Persada.
Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung: Alfabeta.
Sukardi. D. K. dan Kusmawati, N (2008). Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Sunarto dan Ny. B Agung Hartono (1999). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
Suryabrata. S. (2012). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo.
Thalib, M.M. ( 2009 ). Statistik Pendididikan.Palu : Tadulako University Press.
, (2007). Materi Diklat PLPG Bagi Guru Pembimbing. Palu: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 25 Sulawesi Tengah.
Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional W.A. Gerungan. (2004). Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama
Winkel dan Hastuti, S. (2006). Tindakan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan.Yogjakarta: Media Abadi.
Wulandari, E. (2013). Pengaruh Layanan Informasi Cara Berkomunikasi Terhadap
Penyesuaian Diri Siswa Kelas VIIC SMP Negeri 1 Dolo. Skripsi Sarjana pada FKIP
UNTAD. Palu: Tidak diterbitkan.