1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang
lain, saling memberikan pengaruh dengan yang lain dan ingin berkumpul untuk
berinteraksi. Di dalam proses sosial tersebut seseorang akan terpengaruh oleh
individu, kelompok maupun organisasi masyarakat.
Menurut Sarwono (2009) pengaruh sosial dapat memberikan dampak positif
dan negatif terhadap perilaku individu. Individu dapat mengikuti aturan-aturan
yang ada lingkungan sosial, lingkungan sosial bukan hanya hal-hal positif saja.
Namun, individu juga terpengaruh oleh lingkungan sosial untuk melakukan
perilaku negatif, seperti konformitas pada perilaku tawuran.
Kasus yang dimuat Kompas 02 Februari 2013, Gara-gara rebutan cewek,
puluhan pelajar SMAN Lurasik, Kecamatan Biboki Utara, Kabupaten Timor
Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, terlibat tawuran. Tindakan tidak
terpuji ini terjadi seusai jam les sore.
Menurut Cialdini & Gold Stein (Sears, dkk, 2009) konformitas adalah
tendensi untuk mengubah keyakinan atau perilaku seseorang agar sesuai dengan
perilaku orang lain. Konformitas terhadap teman sebaya mengandung keinginan
untuk terlibat dalam dunia kelompok sebaya seperti berpakaian sama dengan
2
Menurut Sears, dkk. (2009) apabila seseorang menampilkan perilaku
tertentu karena orang lain juga menampilkan perilaku tersebut disebut
konformitas. Perilaku konformitas dapat membuat siswa melakukan hal yang
menyimpang, sulit menemukan identitas dirinya, dan menggantungkan dirinya
pada orang lain. Hal tersebut akan menghambat siswa mencapai perkembangan
optimal. Menurut Joyce (2010) konformitas dapat mengakibatkan remaja
terpengaruh untuk melakukan perilaku negatif seperti merokok, minum-minuman
keras, dan melakukan kekerasan. Semua itu dilakukan agar diterima dalam suatu
kelompok. Selain itu konformitas juga berpengaruh pada identitas diri seseorang
dan mengakibatkan seseorang sulit mendefinisikan dirinya karena semua hal yang
dilakukan mengikuti hal-hal yang sedang tren.
Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi yang diperoleh, banyak siswa
yang menunda untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru, maupun menunda
belajar dengan melakukan aktivitas yang tidak terlalu penting, seperti nongkrong,
bermain kartu, tidak masuk sekolah bersama teman-temannya. Bahkan tidak
jarang siswa baru melengkapi catatan atau mengerjakan tugas secara mendadak.
Perilaku menunda-nunda atau menghindari tugas dan membiarkannya hingga
waktu yang akan datang serta memilih untuk melakukan hal kegiatan berprioritas
rendah disebut prokrastinasi (Triexs, 2008).
Kata prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan “pro” yang berarti „mendorong maju atau bergerak maju‟ dan akhiran “crastinus”
3
Wulandari (2006) menyatakan bahwa banyak remaja yang menunda untuk
mengerjakan pekerjaan rumah, maupun menunda belajar untuk menghadapi
ulangan, dengan melakukan aktivitas lain yang tidak penting bagi mereka.
Masalah prokrastinasi atau penundaan waktu sebenarnya adalah hal yang
manusiawi namun merupakan masalah yang serius (Triexs, 2008)
Hasil penelitian Istyanti (2009) tentang hubungan antara konformitas teman
sebaya dengan prokrastinasi akademik pada remaja, menunjukkan bahwa ada
hubungan antara konformitas teman sebaya dengan prokrastinasi akademik pada
remaja (r = 0.380 dengan p = 0.000 (p<0.05) hipotesis diterima).
Hasil penelitian Yuniwati (2011) tentang hubungan antara pemalasan sosial
dengan prokrastinasi akademik, yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
antara pemalasan sosial dengan prokrastinasi akademik.
Berdasarkan observasi terhadap siswa SMK Muhammadiyah dan
wawancara pada guru BK SMK Muhammadiyah pada tanggal 6 Mei 2013,
dikatakan bahwa siswa menyukai kegiatan bersama dengan teman-temannya dan
membentuk suatu kelompok yang saling mempengaruhi antar anggota kelompok,
seperti ketika kelompok menuntut anggota kelompoknya yang lain melakukan hal
sama didalam kelompok, maka individu tersebut akan mematuhi keinginan
kelompoknya sebagai wujud kesetiaan terhadap kelompoknya agar dirinya bisa
diterima dalam suatu kelompok yang diinginkan.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul hubungan antara konformitas negatif teman sebaya
4 1.2. Rumusan Masalah
Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah adakah hubungan
yang signifikan antara konformitas negatif teman sebaya dengan prokrastinasi
akademik di SMK Muhammadiyah Salatiga ?
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui signifikansi hubungan antara konformitas negatif teman
sebaya dengan prokrastinasi akademik di SMK Muhammadiyah Salatiga.
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis
Apabila dalam penelitian ini ditemukan hasil bahwa ada hubungan yang
signifikan antara konformitas negatif teman sebaya dengan prokrastinasi
akademik maka sejalan dengan hasil penelitian Istyanti (2009), dan jika tidak ada
hubungan yang signifikan antara konformitas negatif teman sebaya dengan
prokrastinasi akademik maka sejalan dengan penelitian Yuniwati (2011).
1.4.2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan pertimbangan dan
sekaligus sebagai bahan masukan bagi sekolah agar lebih memperhatikan
hubungan pertemanan dengan teman sebaya sehingga tidak terjadi prokrastinasi
akademik sehingga prestasi belajar siswa tetap baik atau bahkan meningkat.
1.5. Sistematika Penulisan
Dalam upaya menyelesaikan penelitian ini, peneliti menggunakan
5
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini meliputi uraian mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang landasan teori mengenai konformitas
negatif teman sebaya dengan prokrastinasi akademik serta kajian
penelitian yang berhubungan dengan penelitian dan hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan jenis penelitian, subjek penelitian, variabel
penelitian, teknik pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas,
dan teknik analisa data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan mengenai analisis deskriptif dan pembahasan.