Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang - Undang
MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN
Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas X SMA-LB Buku
Guru/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- Jakarta:Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016
VI, Ilus; 25 cm k katalog dalam terbitan (KDT)
Untuk SMALB kelas X semester 1 dan 2 ISBN 978-602-358-388-1 (jilid lengkap) ISBN 978-602-358-389-8 (jilid 1) I. Ilmu Pengetahuan Alam
II. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Cetakan Ke-1, 2016
Penulis :Dra. Utiya Azizah, M.Pd. [et al.] Fida Rachmadiarti
Herlina Fitrihidajati Wasis Arida Choirun Nisa
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME, sehingga Buku Guru IPA untuk SMALB Tunanetra X ini dapat diselesaikan sesuai standar isi (SI) yang telah ditetapkan dalam Permendikbud RI Nomor 40 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMALB. Buku Guru IPA SMALB ini ditulis untuk membantu siswa mencapai kompetensi yang ingin dicapai. Karena berbasis kompetensi, buku ini tidak hanya memperhatikan penguasaan pengetahuan, tetapi secara utuh juga membangun sikap dan keterampilan proses siswa.
Buku Guru IPA untuk SMALB Tunanetra X ini ditulis untuk menciptakan proses pembelajaran yang konstruktivis. Karena itu berbagai konsep tidak langsung dideskripsikan dalam buku, tetapi siswa diminta membangun konsep-konsep IPA berbagai aktivitas, misalnya kegiatan ayo lakukan, ayo coba, berpikir kritis, dan lain-lain.
Buku Guru IPA untuk SMALB Tunanetra X ini disusun dengan pemikiran di atas. Pada Buku IPA SMALB menjelaskan penyelidikan ilmiah dan keselamatan kerja IPA, virus, zat aditif dan adiktif, daur ulang limbah, ekosistem dan perubahannya, pengukuran, serta gerak dan gaya. Melalui pembahasan menggunakan bermacam bidang ilmu dalam rumpun ilmu pengetahuan alam, pemahaman utuh tentang alam yang dihuninya beserta benda-benda alam yang dijumpai di sekitarnya dapat dikuasai oleh peserta didik SMALB.
Buku ini mendeskripsikan usaha minimal yang harus dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan pendekatan yang dipergunakan dalam Kurikulum 2013, siswa diberanikan untuk mencari dari sumber belajar lain yang tersedia di sekitarnya. Peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswa dengan ketersediaan kegiatan pada buku ini. Guru dapat menyederhanakan dan memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam.
Buku Guru IPA untuk SMALB Tunanetra X edisi pertama ini sangat terbuka dan terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan para pembaca memberikan masukan, kritik, dan saran untuk perbaikan dan penyempurnaan pada edisi berikutnya. Atas kontribusi tersebut, kami ucapkan terimakasih. Semoga kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan di Indonesia.
Daftar Isi
Kata Pengantar ... iii
Daftar Isi ... iv
Petunjuk Umum ... 1
A. Pengantar ... 1
B. Pendekatan dan Metode Pembelajaran IPA untuk SMALB ... 1
C. Keterampilan Proses ... 6
D. Pembiasaan Sikap ... 6
E. Penilaian dalam Pembelajaran IPA ... 7
F. Alokasi Waktu Pembelajaran Setiap Topik ... 15
Bab 1. Penyelidikan Ilmiah dan Keselamatan Kerja dalam IPA... 17
A. Pengantar ... 18
B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ... 19
C. Pembelajaran pada Topik Penyelidikan Ilmiah dan Keselamatan Kerja dalam IPA ... ... 19
Bentuk Komunikasi dengan Orangtua ... 27
Kunci Jawaban Uji Kompetensi ... 28
Bab 2. Virus ... 31
A. Pengantar ... 32
B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ... 32
C. Pembelajaran pada Topik Virus ... 33
Bentuk Komunikasi dengan Orangtua ... 43
Kunci Jawaban Uji Kompetensi ... 44
Bab 3. Zat Aditif dan Zat Adiktif ...47
A. Pengantar ... 48
B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ... 49
C. Pembelajaran pada Topik Zat Aditif dan Zat Adiktif ...49
Bentuk Komunikasi dengan Orangtua ... 63
Kunci Jawaban Uji Kompetensi ... 64
Bab 4. Ekosistem dan Perubahannya ... 67
Bentuk Komunikasi dengan Orangtua ... 79
Kunci Jawaban Uji Kompetensi ... 80
Bab 5. Daur Ulang Limbah ...83
A. Pengantar ...84
B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ...84
C. Pembelajaran pada Topik Daur Ulang Limbah ... ... 85
Bentuk Komunikasi dengan Orangtua ... 93
Kunci Jawaban Uji Kompetensi ... 94
Bab 6. Pengukuran ...97
A. Pengantar ...98
B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ...98
C. Pembelajaran pada Topik Pengukuran ...98
Bentuk Komunikasi dengan Orangtua ... 107
Kunci Jawaban Uji Kompetensi ... 108
Bab 7. Gerak dan Gaya ... 111
A. Pengantar ... 112
B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ... 112
C. Pembelajaran pada Topik Gerak dan Gaya ... 112
Bentuk Komunikasi dengan Orangtua ... 119
Kunci Jawaban Uji Kompetensi ... 120
Petunjuk Umum Pembelajaran
IPA SMALB
A. Pengantar
Buku Panduan Guru untuk mata pelajaran IPA SMALB disusun untuk mempermudah dan memperjelas penggunaan Buku Siswa. Bab ini berisi petunjuk umum pembelajaran IPA untuk siswa berkebutuhan khusus tunanetra, keterampilan proses dalam pembelajaran IPA, serta penilaian dalam pembelajaran IPA. Bab-bab selanjutnya menjelaskan strategi pembelajaran IPA tiap topik (sesuai dengan Kurikulum 2013 dan Buku Siswa). Uraian setiap topik disajikan untuk setiap rencana tatap muka. Pada setiap tatap muka berisi materi pengayaan untuk guru, pembelajarannya, serta alternatif penilaiannya.
Dengan model pengorganisasian tersebut diharapkan guru mendapatkan kemudahan dalam pemahaman lebih dalam terhadap materi ajar, cara pembelajarannya terhadap siswa sesuai ketunaannya, serta cara penilaiannya. Juga, guru mendapatkan gambaran terhadap rumusan indikator pencapaian kompetensi dasar (terutama untuk KD-KD pada KI 3 dan KI 4). Sebagai muaranya, Buku Guru ini diharapkan dapat membantu dan memberikan kesempatan siswa untuk belajar secara optimal, sehingga mampu mencapai SKL pada SMALB.
B. Pendekatan dan Metode Pembelajaran IPA untuk SMALB
Pembelajaran IPA seharusnya dapat menumbuh-kembangkan kompetensi siswa pada ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas “menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas “mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi”. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas “mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”. Dalam pembelajaran IPA, lintasan “mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta” ini digunakan sebagai penggerak bagi lintasan yang lain. Pendekatan yang digunakan disebut pendekatan ilmiah (scientiic).
Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientiic) dalam pembelajaran IPA diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan siswa agar menghasilkan karya kontekstual, baik individu maupun kelompok, maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (problem based dan project based learning).
Pembelajaran IPA harus disesuaikan dengan karakteristik siswa. Pendidikan luar biasa bertujuan membantu siswa yang
menyandang kelainan isik dan/atau mental agar mampu
mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagai pribadi maupun anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal-balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan dalam dunia kerja atau mengikuti pendidikan lanjutan.
Jenis kelainan siswa dalam lingkup pendidikan luar biasa
meliputi kelainan isik dan/atau mental dan/atau kelainan perilaku. Kelainan isik meliputi tunanetra, tunarungu, dan
tunadaksa. Kelainan mental meliputi tunagrahita ringan dan tunagrahita sedang. Kelainan perilaku meliputi tunalaras. Kelainan siswa dapat juga berwujud sebagai kelainan ganda. Petunjuk umum ini memfokuskan pada pembelajaran IPA untuk tunanetra.
tetapi tidak mampu menggunakan penglihatanya untuk membaca tulisan biasa berukuran 12 poin dalam keadaan cahaya normal meskipun dibantu dengan kacamata. Secara umum, keterbatasan yang dialami siswa tunanetra dikarenakan pengaruh pengalihfungsian organ-organ yang masih normal lainnya. Seorang anak tunanetra lebih mengandalkan indera peraba dan pendengaran untuk membantunya berinteraksi dengan lingkungan luar, walaupun demikian hal tersebut tentu saja tidak bekerja secara maksimal layaknya indra pengelihatan yang secara cepat dangan menyeluruh dalam memperoleh informasi, misalnya ukuran, warna dan hubungan ruang yang dapat dengan mudah diperoleh dengan indra penglihatan. Hal ini berpengaruh pada variasi dan jenis pengalaman siswa yang harus diperhitungkan guru. Keterbatasan kemampuan untuk berpindah tempat pada siswa tunanetra harus diatasi dengan banyak berlatih. Maka, pembelajaran IPA bagi siswa tunanetra harus mampu mengakomodasi indera nonvisual dalam belajar, misalnya melakukan observasi dengan menggunakan indera selain penglihatan. Pembelajaran IPA yang berbasis aktivitas juga sebagai sarana bagi siswa untuk untuk berlatih bergerak
secara mandiri, aman, dan eisien dalam suatu lingkungan.
Dengan keterbatasan yang ada pada siswa pendidikan luar biasa, di dalam pembelajaran IPA siswa didorong untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama di dalam benaknya, dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Pandangan dasar tentang pembelajaran adalah bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke siswa. Siswa harus didorong untuk mengonstruksi pengetahuan di dalam benaknya. Agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, siswa perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan bersusah payah dengan ide-idenya.
Dalam pembelajaran IPA, siswa membangun pengetahuan bagi dirinya. Bagi siswa, pengetahuan yang ada di benaknya bersifat dinamis, berkembang dari sederhana menuju kompleks, dari ruang lingkup dirinya dan di sekitarnya menuju ruang lingkup yang lebih luas, dan dari yang bersifat konkret menuju abstrak. Oleh karena itu, kegiatan pengamatan dan percobaan memegang peran penting dalam pembelajaran IPA, agar pembelajaran IPA tidak sekedar pembelajaran hafalan.
Fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan atau kerjasama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu tersebut. Jadi, pembelajaran terjadi apabila siswa bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuannya. Peran guru dalam pembelajaran adalah memberikan tugas menantang berupa permasalahan yang harus dipecahkan siswa. Pada saat tugas itu diberikan, siswa belum menguasai cara pemecahannya, namun dengan berdiskusi dengan temannya dan bantuan guru, tugas tersebut dapat diselesaikan. Dengan menyelesaikan tugas tersebut, kemampuan-kemampuan dasar untuk menyelesaikan tugas itu akan dikuasai siswa.
Guru IPA harus menyediakan kesempatan siswa untuk berdiskusi dan berbagai bentuk kerjasama lainnya untuk menyelesaikan tugas itu. Selain itu, guru memberikan sejumlah besar bantuan kepada siswa selama tahap-tahap awal pembelajaran. Selanjutnya siswa mengambil alih tanggung-jawab yang semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya. Bantuan yang diberikan guru tersebut dapat berupa petunjuk, peringatan, dorongan, menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan, memberikan contoh, atau apapun yang lain yang memungkinkan siswa tumbuh mandiri. Sekali lagi, bantuan tersebut tidak bersifat “memberitahu secara langsung” tetapi “mendorong siswa untuk mencari tahu”.
menggunakan proses mentalnya agar mereka memperoleh pengalaman, sehingga memungkinkan mereka untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip tersebut. Proses-proses mental itu misalnya: mengamati, menanya dan merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, melaksanakan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan, serta menyajikan. Guru IPA harus mampu memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif atau kolaboratif sehingga siswa mampu bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas atau memecahkan masalah tanpa takut salah.
Media dan sumber belajar lainnya digunakan guru untuk memberi bantuan siswa melakukan eksplorasi dalam bentuk mengamati (observing), menghubung-hubungkan fenomena (associating), menanya atau merumuskan masalah (questioning), dan melakukan percobaan (experimenting) atau pengamatan lanjutan. Akhirnya, guru IPA membantu siswanya untuk mengomunikasikan hasil kerjanya.
Pembelajaran IPA untuk tiap materi pokok tertentu seharusnya diakhiri dengan tugas proyek. Guru IPA seharusnya mendorong, membesarjkan hati, memberi bantuan secukupnya, dan memfasilitasi siswa untuk mampu melakukan tugas proyeknya, serta memembuat laporan secara tertulis. Selanjutnya, guru memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil kerja individu maupun kelompok dalam bentuk presentasi lisan atau tertulis, pameran, turnamen, festival, atau ragam penyajian lainnya yang dapat menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri siswa.
Terakhir, seorang guru IPA yang baik adalah:
1. Mempunyai ketulusan, komitmen, dan kesungguhan hati untuk mengembangkan sikap, nilai, dan kemampuan siswa dan akhirnya memandirikan siswa.
2. Menguasai bahan, terutama konsep-konsep yang akan diajarkan. Dalam hal ini guru harus dapat mengembangkan diri dan mengikuti perkembangan IPA yang terjadi.
3. Bersikap kreatif dan aktif. Guru diharapkan selalu mengembangkan kreativitas secara aktif dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga situasi belajar tidak membosankan dan monoton.
4. Rajin belajar dan dapat membangkitkan semangat belajar siswa.
C. Keterampilan Proses
Keterampilan proses IPA dibedakan menjadi dua kelompok yaitu keterampilan proses dasar (basic skills) dan keterampilan proses terintegrasi (integrated skills). Keterampilan proses
terdiri atas mengamati, menggolongkan/mengklasiikasi,
mengukur, mengomunikasikan, menginterpretasi data, memprediksi, menggunakan alat, melakukan percobaan, dan menyimpulkan. Sedangkan jenis-jenis keterampilan proses IPA
terintegrasi meliputi merumuskan masalah, mengidentiikasi
variabel, mendeskripsikan hubungan antar variabel,
mengendalikan variabel, mendeinisikan variabel secara
operasional, memperoleh dan menyajikan data, menganalisis data, merumuskan hipotesis, merancang penelitian, dan melakukan penyelidikan/percobaan.
Pembelajaran IPA SMALB digunakan sebagai sarana melatihkan keterampilan proses dasar, serta mulai melatihkan keterampilan proses terintegrasi. Pembelajaran IPA yang melatihkan keterampilan proses ini juga sebagai sarana siswa untuk terus berlatih agar mampu beradaptasi untuk mengatasi keterbatasannya, serta mengembangkan dirinya agar nantinya bisa mandiri.
D. Pembiasaan Sikap
pembelajaran IPA. Keteladanan ini merupakan perilaku, sikap guru, tenaga kependidikan dan siswa dalam memberikan contoh melalui tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi siswa lain.
E. Penilaian dalam Pembelajaran IPA
Penilaian dalam pembelajaran IPA menggunakan prinsip bahwa penilaian adalah bagian dari pembelajaran, digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan belajarnya. Oleh karena itu, penilaian dilakukan seiring dengan pembelajaran, baik saat proses maupun di akhir proses.
Pada saat proses pembelajaran guru dapat mengobservasi
sikap siswa untuk mendapatkan proile sikap siswa serta
memberikan bantuan untuk mengubah sikap yang negatif (misalnya apatis, pasif, tidak mandiri, menyerahkan sepenuhnya pada anggota kelompok lain, dan lain-lain) menjadi positif. Selain itu, saat pembelajaran, guru dapat menilai keterampilan siswa, baik keterampilan berpikir maupun keterampilan psikomotorik.
Penilaian di akhir proses pembelajaran (suatu materi pokok tertentu) dapat menggunakan teknik tes. Kegiatan ini dapat dilakukan beberapa kali sesuai banyaknya dan kedalaman materi bab itu. Penilaian dapat dilakukan dengan cara lisan, tugas, kegiatan, ulangan harian, ulangan akhir semester, sampai ujian nasional. Bentuk soal dapat merupakan pilihan ganda, esai biasa, esai berstruktur, dan sebagainya. Mengingat penilaian adalah bagian dari pembelajaran, apapun bentuk penilaian yang dilaksanakan, sebaiknya dilakukan analisis hasil penilaian.
Penilaian untuk ranah keterampilan dapat menggunakan penilaian kinerja (performance assessment), baik proses kerja maupun produknya. Penilaian ini dapat terintegrasi dengan proses pembelajaran, tugas proyek, maupun di sesi khusus untuk hal ini. Selain itu, guru dapat memanfaatkan penilaian portofolio. Caranya dengan meminta siswa mengumpulkan karya mereka (collect), menyeleksi karya-karya yang dia nilai terbaik (select), dan melakukan releksi terhadap karyanya
dengan penilaian proses. Misalnya, siswa tidak bisa menimbang massa (berdasarkan observasi guru saat kegiatan pembelajaran), maka guru memberikan bantuan seperlunya dan secara berangsur bantuan itu dikurangi. Remedial
dilakukan jika setelah mengikuti ulangan, nilai siswa (KD-KD pada KI 3 dan KI 4) belum mencapai ketuntasan minimal yang ditetapkan satuan pendidikan. Pengayaan dilakukan jika setelah mengikuti ulangan, nilai siswa tersebut telah di atas ketuntasan minimal sedangkan siswa lain dalam proses remedial. Pengayaan berupa tugas yang menyenangkan, namun menantang. Untuk pengayaan, sebaiknya dihindari tugas-tugas yang membosankan (misalnya mengerjakan soal hafalan), agar tidak dipersepsikan siswa sebagai hukuman di atas keberhasilannya.
1. Contoh Instrumen Penilaian untuk Keterampilan Proses a. Penilaian Unjuk Kerja
Penilaian ini dilakukan seiring pembelajaran, atau bisa juga dalam bentuk ujian praktek.
Contoh Instrumen Penilaian Kinerja Melakukan Penyelidikan
No Indikator
Hasil penilaian Baik
(3)
Cukup (2)
Kurang (1)
1 Merumuskan pertanyaan/masalah
2 Melakukan pengamatan atau pengukuran
3 Menginterpretasikan data
4 Mengomunikasikan
4 maks
skor
diperoleh yang
skor ×
Rubrik Penilaian
Penilaian Kinerja Melakukan Percobaan
Aspek yang dinilai Hasil penilaian
1 2 3
No Aspek yang dinilai Hasil penilaian 1 2 3
1 Merumuskan masalah, hipotesis, dan merencanakan percobaan
2 Merangkai alat
3 Melakukan pengamatan/pengukuran
Rubrik Penilaian
b. Penilaian Produk
Penilaian produk bisa digunakan untuk menilai hasil penngamatan, persobaan, maupun tugas proyek menggunakan kriteria penilaian (rubrik). Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
1). Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal.
2). Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.
Contoh instrumen penilaian produk:
Aspek yang dinilai Hasil penilaian
1 2 3
Merangkai alat Rangkaian alat tidak benar
Rangkaian alat benar, tetapi tidak rapi atau tidak memperhatikan analisis data dan menyimpulkan
Penilaian Produk Hasil Penyelidikan
Rubrik Penilaian Produk Hasil Penyelidikan
No Aspek yang dinilai Hasil penilaian 1 2 3
1 Hasil rumusan pertanyaan/masalah yang akan diselidiki
2 Hasil pengamatan atau pengukuran
3 Hasil analisis/interpretasi
Aspek yang dinilai Hasil penilaian
Penilaian Produk Hasil Percobaan
Penilaian Produk Hasil Percobaan
No Aspek yang dinilai Hasil penilaian 1 2 3
1 Merumuskan masalah, hipotesis, dan merencanakan percobaan
2 Hasil rumusan hipotesis
3 Hasil perencanaan percobaan
4 Hasil pengamatan atau pengukuran
5 Hasil analisis dan kesimpulan
4
Aspek yang dinilai Hasil penilaian
Penilaian Produk Tugas Proyek
Nama Siswa :
Kelas / sem : VII/ I
Tabel 1.10. Penilaian Produk Hasil Percobaan
Aspek yang dinilai Hasil penilaian
1 2 3
Hasil perencanaan percobaan
percobaan belum seluruh langkah yang
Hasil analisis dan kesimpulan
1 Perencanaan menerapkan prinsip radiasi kalor
2 Tahap proses pembuatan dan pengumpulan data a. Persiapan alat dan bahan
b. Teknik pengolahan
c. K3 (Keselamatan kerja, keamanan dan kebersihan) 3 Hasil
a. Bentuk isik b. Data kebergunaan
Contoh Tugas Portofolio dan Rubriknya
Susunlah kumpulan karya Anda dengan tema “Apa yang telah saya kuasai”, dengan cara:
1) Lakukan evaluasi terhadap diri sendiri, untuk menjawab pertanyaan, “Kemampuan apa yang telah saya kuasai?” atau “Kemampuan terbaik apa dalam IPA yang telah saya kuasai?”
2) Pilih kumpulan karya Anda untuk mendukung jawaban tersebut. Karya tersebut misalnya: LKS yang telah diisi, laporan praktikum, hasil ulangan, PR yang telah dinilai guru, dan lain-lain.
3) Atur kumpulan karya tersebut semenarik mungkin, sehingga audiens tertarik dengan kemampuan Anda.
Rubrik Tugas Portofolio
b. Penilaian Sikap
Contoh Format Lembar Pengamatan Sikap Siswa
1 Kumpulan karya menunjukkan kemampuan yang telah dikuasai atau kemampuan yang menonjol dalam bidang IPA, karya disusun berdasarkan sistematika yang logis, secara keseluruhan karya menarik dan komunikatif.
2 Kumpulan karya menunjukkan kemampuan yang telah dikuasai atau kemampuan yang menonjol dalam bidang IPA, namun karya tidak disusun secara sistematis atau secara keseluruhan karya kurang komunikatif.
Keterangan:
Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1- 4. 1 = kurang; 2 = kurang; 3 = cukup; 4 = baik.
Untuk penilaian sikap, angka ini berfungsi sebagai alat peringkas proil
siswa, bukan sebagai harga mati untuk KKM.
F. Alokasi Waktu Pembelajaran Setiap Topik
Pembagian alokasi waktu pembelajaran IPA ini berdasarkan asumsi:
1) Pembelajaran IPA efektif (di luar Ulangan Subsumatif dan Ulangan Sumatif) adalah 23 minggu/semester.
2) Jam pelajaran IPA 2 JP/minggu
Pembagian ini juga memperhatikan kegiatan pada setiap topik dan kerumitan KD 3 dan KD 4 pada setiap topik.
SEMESTER I
SEMESTER II
No Materi Pokok/Topik TM
Ke-1 Metode Ilmiah dan Prinsip Keselamatan Kerja 1 - 5
2 Virus 6 - 11
3 Zat Aditif dan Zat Adiktif 12 - 17
4 Ekosistem dan Perubahannya 18 - 23
No Materi Pokok/Topik TM
Ke-1 Daur Ulang Limbah 1 - 7
2 Pengukuran 8 - 14
BAB
1
PENYELIDIKAN ILMIAH
DAN KESELAMATAN KERJA
DALAM IPA
Bab 1
Penyelidikan Ilmiah dan
Keselamatan Kerja dalam IPA
A. Pengantar
Sub materi pada pada bab ini termasuk dalam tema besar “Penyelidikan Ilmiah dan Keselamatan dalam IPA”. Topik ini bertujuan untuk mengenalkan siswa pada konsep-konsep dan keterampilan dasar dalam pembelajaran IPA agar siswa dapat berlatih keterampilan proses, melakukan langkah-langkah
metode ilmiah, mengidentiikasi fakta, teori, dan hukum,
serta menerapkan sikap ilmiah yang meliputi rasa ingin tahu, jujur, toleran, terbuka, berpikir logis dalam belajar IPA dan kehidupan sehari-hari. Dalam keselamatan kerja mengenalkan siswa tentang aturan-aturan di laboratorium, alat laboratorium dan bahayanya, bahan kimia, bahaya dan penyimpanannya, serta mencegah dan penanggulangan kebakaran.
Model pembelajaran yang sebaiknya digunakan ialah model pembelajaran Discovery Inquiry, Problem Based Learning dan
Project Based Learning yang dikolaborasikan dengan model
diskusi atau kooperatif dimana siswa diberi pengantar untuk
mendorong motivasi belajar siswa. Selanjutnya siswa diarahkan untuk melaksanakan pembelajaran dengan melakukan berbagai aktivitas seperti observasi dan eksperimen melalui proses diskusi/kerja kelompok, maupun presentasi yang disampaikan oleh Bapak/Ibu guru.
Selama proses pembelajaran diharapkan Bapak/ Ibu guru dapat benar-benar mendorong sikap ilmiah siswa melalui serangkaian kegiatan ilmiah yang terstruktur. Bapak/Ibu
guru dapat menggunakan itur kolom “Ayo Lakukan” untuk
mendorong sikap siswa dalam pembelajaran di kelas, serta meningkatkan keterampilan-keterampilan dalam pembelajaran
IPA. Bapak/Ibu guru juga dapat menggunakan itur kolom
B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Tabel 1.1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
C. Pembelajaran pada Topik Penyelidikan Ilmiah dan Keselamatan Kerja dalam IPA
1. Alokasi Waktu dan Subtopik
Pembelajaran dan penilaian topik penyelidikan ilmiah dan keselamatan kerja dalam IPA memerlukan 10 jam pelajaran atau 5x tatap muka (dengan asumsi 2 Jam Pelajaran/JP per minggu yang diorganisasikan menjadi masing-masing 2 JP). Pengorganisasian JP tersebut ialah sebagai berikut:
Tabel 1.2. Alokasi Waktu dan Subtopik
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
3.Memahami pengetahuan
faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
3.1.Mengenal metode ilmiah dan prinsip keselamatan kerja dalam kehidupan sehari-hari.
4.Menyajikan pengetahuan dalam bahasa (lisan/tulis/ isyarat) yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
4.1 Membuat laporan sederhana tentang objek dan
permasalahan IPA melalui langkah-langkah metode ilmiah dan keselamatan kerja dalam bahasa yang sederhana.
Tatap Muka Materi
1 Penyelidikan ilmiah (Keterampilan Proses)
2. Pertemuan I: Penyelidikan Ilmiah: Keterampilan Proses (2 JP)
a. Materi untuk Guru
Pertemuan ini dimaksudkan agar siswa dapat berlatih keterampilan proses yang terdiri dari kemampuan melakukan
observasi, membuat inferensi, mengajukan pertanyaan, memprediksi, menginterpretasi, dan mengidentiikasi
variabel. Siswa diminta melakukan kegiatan pengamatan agar siswa mampu menerapkan kemampuan-kemampuan yang dimaksud dalam keterampilan proses. Bapak/ Ibu guru diharapkan dapat mendampingi setiap aktivitas yang dilakukan siswa serta mengarahkan siswa agar benar-benar terampil dalam melakukan kegiatan belajar.
b. Pembelajaran
1) Tujuan Pembelajaran
a) Siswa dapat melakukan observasi/pengamatan terhadap objek yang diberikan.
b) Siswa dapat membuat inferensi tentang obyek pengamatan
yang diberikan.
c) Siswa dapat membuat pertanyaan tentang obyek pengamatan yang diberikan.
d) Siswa dapat memprediksi suatu objek pengamatan/
percobaan berdasarkan teori dan fakta.
e) Siswa dapat menginterpretasi data/fakta yang diberikan. f) Siswa dapat mengomunikasikan hasil pengamatannya.
2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan
Berikan pengantar untuk memusatkan perhatian siswa dengan mendeskripsikan gambar-gambar pada buku siswa
Tatap Muka Materi
3 Penyelidikan ilmiah (fakta, teori, dan hukum, serta sikap ilmiah)
4 Keselamatan Kerja
akhir (TPA). Selanjutnya, mintalah siswa bertanya tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan gambar yang dideskripsikan. Arahkan siswa kepada inti topik. b) Inti
Lakukan presentasi mengenai keterampilan- keterampilan yang perlu dimiliki pada keterampilan proses sebagai dasar keterampilan yang diperlukan dalam pembelajaran IPA. Lakukan tanya jawab sederhana dengan siswa selama presentasi. Selanjutnya, bagilah siswa menjadi beberapa kelompok dan mintalah setiap kelompok melakukan pengamatan sesuai dengan prosedur yang diberikan pada buku siswa, Ayo Mengamati
atau kegiatan lainnya, membuat inferensi, merumuskan
hipotesis, dan lain-lain. Berikan dorongan kepada siswa agar memiliki sikap ilmiah dan mampu menerapkan keterampilan proses.
c) Penutup
Bersama siswa, buatlah kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan untuk melatih keterampilan proses dan kembali mendorong perilaku ilmiah siswa agar diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan pembelajaran-pembelajaran IPA selanjutnya. 3) Alat, Bahan, dan Media Pembelajaran
Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan pengamatan sesuai dengan buku siswa yang dijelaskan pada
itur “Ayo Mengamati”.
Media yang digunakan dapat berupa media/spesimen asli yang terdapat di sekitar sekolah.
4) Sumber Belajar a) Buku siswa.
b).Sumber lain yang relevan, misalnya Internet dengan program JAWS.
3. Pertemuan II: Penyelidikan Ilmiah: Metode Ilmiah (2 JP)
a. Materi untuk Guru
dan merumuskan kesimpulan. Bapak/Ibu guru diharapkan dapat melatih kemampuan siswa dalam menerapkan metode ilmiah, serta mulai membangun sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, teliti, jujur, terbuka, tanggung jawab, dan disiplin. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, pembelajaran dilakukan dengan meminta siswa melakukan aktivitas yang berlandaskan metode ilmiah dalam pembelajaran.
b. Pembelajaran
1) Tujuan Pembelajaran
a) Siswa dapat menjelaskan langkah-langkah metode ilmiah. b) Siswa dapat melakukan langkah-langkah metode ilmiah
melalui percobaan yang diberikan.
c) Siswa dapat mengomunikasikan hasil kerjanya dalam diskusi kelas.
2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan
Berikan pengantar untuk menarik perhatian dan memotivasi siswa dengan mendeskripsikan gambar kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh siswa di laboratorium. Kemudian berilah pertanyaan kepada siswa yang dapat mengarahkan siswa agar dapat menjelaskan apa saja yang mungkin dilakukan oleh siswa di laboratorium untuk melakukan percobaan.
b) Inti
Lakukan diskusi kelas untuk menggali kembali pemahaman siswa mengenai keterampilan proses. Selanjutnya, arahkan siswa untuk memahami langkah-langkah metode ilmiah. Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok. Kemudian mintalah setiap kelompok untuk melakukan kegiatan “Menyelidiki dari mana asalnya massa seluruh bagian tumbuhan” sesuai dengan
prosedur yang diberikan pada buku siswa itur “Ayo
c) Penutup
Bersama siswa, buatlah kesimpulan dan lakukan
releksi tentang kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.
3) Alat, Bahan, dan Media Pembelajaran
Media yang digunakan berupa biji jagung yang berkecambah.
Alat dan bahan yang digunakan dalam pengamatan sesuai
dengan petunjuk pada buku siswa itur “Ayo Lakukan”.
4) Sumber Belajar a) Buku siswa.
b) Sumber lain yang relevan, misalnya Internet.
4. Pertemuan III: Penyelidikan Ilmiah: Fakta, Teori, dan Hukum, serta Sikap ilmiah (2 JP)
a. Materi untuk Guru
Pertemuan ini dimaksudkan agar siswa dapat
mengidentiikasi fakta, teori, dan hukum, serta dapat
menerapkan sikap ilmiah yang meliputi rasa ingin tahu, jujur, toleran, terbuka, berpikir logis dalam belajar IPA dan kehidupan sehari-hari. Pada pertemuan ini, Bapak/Ibu guru dapat mengingatkan kembali siswa pada kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya untuk meninjau kembali sikap apa saja yang harus dimiliki dalam melakukan kerja ilmiah. Itu semua merupakan sikap yang harus dimiliki ilmuwan.
b. Pembelajaran
1) Tujuan Pembelajaran
a) Siswa dapat mengidentiikasi fakta, teori, dan hukum.
b) Siswa dapat menerapkan sikap ilmiah dalam pembelajaran c) Siswa dapat memberikan contoh wujud sikap ilmiah.
dalam kegiatan pembelajaran IPA yang telah dilakukan sebelumnya.
d) Siswa dapat mengomunikasikan hasil diskusi tentang sikap ilmiah.
Arahkan siswa untuk mempelajari perbedaan kedua pernyataan tersebut.
b) Inti
Berikan penjelasan mengenai fakta, teori, dan hukum
disertai dengan contoh. Kemudian berikan pertanyaan-pertanyaan spontan/kuis kecil untuk mengecek
kemampuan seluruh siswa dalam mengidentiikasi fakta,
teori, dan hukum. Selanjutnya, berikan penjelasan mengenai sikap-sikap yang harus dimiliki dalam melakukan kerja ilmiah, kemudian bagilah siswa menjadi beberapa kelompok. Mintalah setiap kelompok untuk melakukan diskusi tentang contoh sikap ilmiah yang telah siswa terapkan pada kegiatan pengamatan/percobaan sebelumnya. Selanjutnya, mintalah setiap kelompok untuk mengomunikasikan hasil pekerjaannya.
c) Penutup
Buatlah kesimpulan bersama siswa serta releksikan
mengenai segala sesuatu yang terjadi selama pembelajaran.
3) Alat, Bahan, dan Media Pembelajaran
Media yang digunakan dalam pertemuan ini berupa biji jagung, jagung berkecambah, dan anakan jagung.
4) Sumber Belajar a) Buku siswa.
b) Sumber lain yang relevan, misalnya Internet dengan program JAWS.
5. Pertemuan IV: Keselamatan Kerja: Aturan-aturan di Laboratorium, Alat Laboratorium dan Bahayanya, Bahan Kimia, Bahayanya dan Penyimpanannya, Mencegah dan Penanggulangan Kebakaran (2 JP)
a. Materi untuk Guru
Pertemuan ini dimaksudkan agar siswa dapat mengidentiikasi
sebelumnya untuk meninjau kembali sikap apa saja yang harus dimiliki dalam melakukan kerja ilmiah.
b. Pembelajaran
1) Tujuan Pembelajaran
a) Siswa dapat menerapkan aturan-aturan yang ada di laboratorium.
b) Siswa dapat mengidentiikasi alat laboratorium dan
bahayanya.
c) Siswa dapat memberikan contoh bahan kimia, bahayanya dan penyimpanannya.
d) Siswa dapat mengomunikasikan hasil diskusi tentang mencegah dan penanggulangan kebakaran.
2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan
Berikan pengantar untuk memotivasi siswa dengan memberikan gambar suatu fenomena yang menggambarkan kegiatan percobaan di laboratorium dan memotivasi siswa untuk bertanya tentang: “Apakah kegiatan di laboratorium menyenangkan atau membahayakan?”. Langkah-langkah apa saja yang harus ditempuh untuk menciptakan keselamatan kerja di
laboratorium?”. Arahkan siswa untuk mengidentiikasi
hal-hal yang dapat menciptakan keselamatan kerja di
laboratorium dalam fenomena tersebut.
b) Inti
Berikan penjelasan mengenai aturan-aturan di laboratorium, alat laboratorium dan bahayanya, mencegah dan penanggulangan kebakaran disertai dengan contoh. Kemudian berikan pertanyaan-pertanyaan spontan/kuis kecil untuk mengecek kemampuan
seluruh siswa dalam mengidentiikasi aturan-aturan
pengamatan/percobaan sebelumnya. Selanjutnya, mintalah setiap kelompok untuk mengomunikasikan hasil pekerjaannya. c) Penutup
Buatlah kesimpulan bersama siswa serta releksikan
mengenai segala sesuatu yang terjadi selama pembelajaran. 3) Alat, Bahan, dan Media Pembelajaran
Media yang digunakan dalam pertemuan ini dapat berupa gambar yang terdapat pada buku siswa.
4) Sumber Belajar a) Buku siswa.
b) Sumber lain yang relevan, misalnya Internet.
6. Pertemuan V: Ulangan Harian (2 JP)
Tabel 1.3. Penilaian oleh Guru
KD Indikator Teknik Keterangan
KD pada KI 3
Menerapkan
keterampilan proses pada kegiatan pengamatan.
Tes tulis Lembar tes tertulis fakta, teori dan
hukum.
Menerapkan sikap ilmiah dalam belajar IPA dan kehidupan sehari- hari.
KD pada KI 4
Melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan.
Bentuk Komunikasi dengan Orangtua
KUNCI JAWABAN UJI KOMPETENSI
Pilihan Ganda
1. A 2. D 3. A 4. A 5. A
6. C 7. A 8. B 9. B 10.A
Pemahaman Konsep
1. Metode ilmiah adalah suatu cara yang digunakan untuk memecahkan masalah/menemukan jawaban terhadap suatu masalah melalui langkah yang terstruktur. Langkah-langkah metode ilmiah terdiri atas:
• Mengamati gejala-gejala dan kejadian alam yang ada di
sekitar.
• Mengajukan pertanyaan atau masalah.
• Merumuskan hipotesis, membuat dugaan/hipotesis
untuk menjawab pertanyaan atau masalah.
• Mengui hipotesis, melakukan eksperimen untuk menguji
hipotesis.
• Membuat kesimpulan, dilakukan dengan cara menganalisis
hasil atau temuan eksperimen sehingga diketahui
faktor yang mempengaruhi eksperimen sesuai hipotesis
atau tidak.
2. Melakukan percobaan tentang pengaruh pemberian pupuk organik terhadap pertumbuhan tanaman, dengan variabel manipulasi: ada tidaknya pupuk / jenis pupuk (organik dan anorganik), variabel respon: pertumbuhan tanaman, misal tinggi, dan variabel kontrol, volume pupuk, jenis tanaman, media tanam, volume pemyiraman dan lain-lainnya.
dipecahkan dengan melakukan percobaan pengaruh konsentrasi deterjen terhadap biota perairan, dengan variabel manipulasi: konsentrasi deterjen, variabel respon: kelulushidupan ikan, dan variabel kontrol : volume air, jenis ikan, jenis deterjen, dan sebagainya.
4. Jawaban bervariasi (tergantung pengamatan siswa terhadap akar tanaman), misalnya akar tunggang terdiri dari akar primer/utama dan akar sekunder.
5. Bentuk tanggung jawab yang berkaitan dengan kerja di dalam laboratorium, adalah:
• Tanggung jawab dalam mencari informasi melalui berbagai
sumber sebagai bekal kerja di dalam laboratorium.
• Bertanggungjawab dalam proses kegiatan di laboratorium. • Bertanggungjawab dalam mengomunikasikan hasil
pengamatan di laboratorium secara obyektif dan jujur.
6. Jika terjadi kebakaran saat melakukan praktikum tidak boleh langsung lari, agar bahaya yang muncul sebagai resiko kebakaran dapat dikurangi sampai ke tingkat minimum. 7. Kecelakaan-kecelakaan kecil di laboratorium harus
dilaporkan kepada guru, agar mendapatkan perlakukan yang tepat dan memungkinkan guru untuk melakukan penyelidikan.
8. Tanggung jawab yang berkaitan dengan kerja di dalam laboratorium adalah memahami petunjuk yang diperlukan untuk keselamatan saat melakukan kegiatan, misalnya cara penggunaan alat dan mengetahui resiko yang mungkin, keamanan dan bahaya bahan kimia yang akan digunakan. 9. Ketika kamu menyentuh alat-alat yang berhubungan dengan
listrik, tanganmu tidak boleh basah, karena air merupakan elektrolit lemah sehingga mampu menghantarkan arus listrik.
BAB
2
VIRUS
Bab 2
Virus
A. Pengantar
Secara esensial, pembelajaran pada topik Virus mengenalkan siswa pada jenis dan peranan, ciri- ciri dan virus sebagai penyebab penyakit dan cara pencegahan penyakit. Kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap makhluk hidup di sekitar, menganalisis perbedaan makhluk hidup tersebut, berdiskusi, menarik kesimpulan, dan membuat tulisan dari berbagai pengamatan yang dilakukan, serta mempresentasikannya di depan kelas.
Kalian tentu sudah mempelajari bahwa menurut keadaan
isik benda, benda dibedakan menjadi biotik dan abiotik.
Biotik merupakan benda hidup atau makhluk hidup, misalnya manusia, hewan dan tumbuhan, sedangkan abiotik merupakan benda mati yang ada di lingkungan sekitar, misalnya, air, batu, angin, tanah, dan lainnya. Namun, di dunia ini terdapat benda yang disebut dengan virus. Menurut para ilmuwan, virus bisa digolongkan sebagai benda hidup maupun benda mati sesuai dengan ciri-cirinya.
Penyakit AIDS (Acquired Immune Deiciency Syndrome) merupakan salah satu penyakit mematikan yang disebabkan oleh virus, yaitu Virus HIV (Human Imunnodeiciency Virus). Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga menyebabkan tubuh penderita sangat lemah dan sensitif terhadap serangan penyakit lain, yang mengakibatkan kematian.
B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Tabel 2.1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
3.Memahami pengetahuan
faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya
C. Pembelajaran pada Topik Virus 1. Alokasi Waktu dan Subtopik
Pembelajaran dan penilaian topik Virus memerlukan waktu 12 jam pelajaran atau 6 TM (dengan asumsi masing-masing 2 JP). Pengorganisasian 6 TM tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2. Alokasi Waktu dan Subtopik
2. Pertemuan I: Pengertian Ciri-ciri dan Peranan Virus (2 JP)
a. Materi untuk Guru
Pertemuan I dimaksudkan untuk memberikan
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa (lisan/ tulis/isyarat) yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
4.1 Mendemonstrasikan upaya untuk mencegah perilaku yang menjurus pada penularan penyakit yang disebabkan berbagai virus.
Tatap Muka
Ke- Materi
1 Pengertian, ciri-ciri dan peranan virus
2 Struktur dan bentuk virus
3 Replikasi virus
ini konsep yang disampaikan adalah virus, bagaimana mempelajari pengertian, ciri-ciri, dan peranan virus.
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Menurut para ahli biologi, virus merupakan organisme peralihan antara makhluk hidup dan benda mati. Dikatakan peralihan karena virus mempunyai ciri-ciri makhluk hidup, misalnya mempunyai ADN (Asam Deoksiribosa Nukleat) dan dapat berkembang biak pada sel hidup. Memiliki ciri-ciri benda mati seperti tidak memiliki protoplasma (bagian sel yang hidup) dan dapat dikristalkan apabila berada di luar sel.
Pengetahuan tentang virus terus berkembang sampai lahir ilmu cabang biologi yang mempelajari virus disebut virologi, beberapa diantaranya menyerang manusia.
A. Ciri-ciri Virus
Pada bagian ini kalian akan mempelajari virus lebih mendalam.Virus memiliki ciri dan struktur yang sangat berbeda sama sekali dengan organisme lain, ini karena virus merupakan satu sistem yang paling sederhana dari seluruh
sistem genetika. Ciri virus yang telah diidentiikasi oleh para
ilmuwan, adalah sebagai berikut.
1. Tidak berbentuk sel, karena tidak mempunyai protoplasma (bagian sel yang hidup), dinding sel, sitoplasma (cairan di dalam sel), dan nukleus (inti sel).
2. Dapat digolongkan sebagai benda mati, apabila berada di luar sel hidup karena dapat dikristalkan dan tidak mempunyai protoplasma (bagian sel yang hidup).
3. Dapat digolongkan benda hidup, apabila berada di dalam sel makhluk hidup lainnya, karena memiliki kemampuan metabolisme, reproduksi, dan memiliki asam nukleat. 4. Hanya dapat berkembang biak di dalam sel atau jaringan
yang hidup.
5..Organisme yang sangat kecil (mikroorganisme) hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron. Namun, apabila berkoloni dapat diamati dengan mikroskop cahaya dengan perbesaran kuat, misalnya 1000 kali.
6. Bersifat parasit obligat (agen pembawa penyakit). B. Kegunaan Virus Bagi Kehidupan
dengan cara virus dilemahkan atau dimatikan sehingga kemampuannya menimbulkan penyakit menurun atau hilang. Jika vaksin ini diberikan kepada orang yang sehat orang tersebut akan menjadi kebal terhadap penyakit yang disebabkan oleh virus tertentu karena didalam tubuh orang yang bersangkutan telah terbentuk antibodi.
2. Anti Bakteri. Dapat menghancurkan bakteri-bakteri yang mengganggu,misalnya bakteri pengganggu pada produk makanan yang diawetkan.
3. Pembuatan Insulin. Virus penyebab kanker dapat dicangkokkan bersama gen-gen penghasil insulin atau zat lain ke bakteri sehingga bakteri tersebut berkembang biak dengan cepat dan sekaligus memproduksi insulin atau zat lain.
b. Pembelajaran
1) Tujuan Pembelajaran
a).Siswa dapat menjelaskan jenis dan peranan virus dalam kehidupan.
b) Siswa dapat mendeskripsikan ciri-ciri virus. c) Siswa dapat menjelaskan perananan virus. 2) Kegiatan Pembelajaran
a) Pendahuluan
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi siswa mintalah mereka untuk mengingat tentang penyakit
inluenza dan demam berdarah. Kemudian ditanya apakah
pernah mengalami sakit tersebut atau mendengar jenis penyakiy tersebut.
Pertanyaan dilanjutkan lagi tentang penyebab dari penyakit tersebut. Selanjutnya mengarahkan siswa untuk bersyukur atas kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dan meminta mereka untuk semangat dalam pembelajaran. b) Inti
c) Penutup
Lakukan releksi dan memberi kesimpulan bahwa
terdapat ciri-ciri yang membedakan virus sebagai benda hidup dan tak hidup serta peranan virus dalam kehidupan. Maka dari itu dengan mengenal virus dapat mengetahui berbagai jenis organisme yang ada di dunia ini serta menambah tinggi rasa syukur serta iman terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
3) Alat, Bahan, dan Media
Alat tulis dan audio pembelajaran tentang virus. 4) Sumber Belajar
Buku siswa serta sumber lain yang relevan model virus dan audio.
3. Pertemuan II: Struktur dan Bentuk Virus (2 JP)
a. Materi untuk Guru
Pertemuan II dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang struktur dan bentuk virus.
Virus memiliki berbagai ukuran dan bentuk, tergantung dari jenis virusnya. Namun pada umumnya memiliki struktur yang hampir sama, sedangkan bentuknya lebih bervariasi, salah satu contoh adalah morfologi struktur virus T (Bakteriofage/virus yang menyerang bakteri).
1. Kapsid
Kapsid merupakan bagian kepala yang yang membungkus ADN (Asam Deoksiribosa Nukleat) atau ARN (Asam Ribosa Nukleat). Kapsid dibangun oleh beribu-ribu molekul protein. 2. Isi Tubuh
Tubuh virus tersusun atas materi genetik atau molekul pembawa sifat-sifat yang dapat diturunkan berupa ADN (Asam Deoksiribosa Nukleat) atau ARN (Asam Ribosa Nukleat) saja.
3. Ekor
Bentuk virus bermacam-macam yaitu silindris, kotak, oval, memanjang, dan polihedron.
b. Pembelajaran
1) Tujuan Pembelajaran
a) Siswa dapat menjelaskan macam-macam struktur virus. b) Siswa dapat menjelaskan bentuk virus.
2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi siswa mintalah mereka untuk mengingat tentang ciri-ciri dan peranan virus. Kemudian ditanya apakah pernah mendengar tentang virus. Pertanyaan dilanjutkan lagi tentang struktur dan bentuk virus.
Guru menginformasikan bahwa virus berukuran sangat kecil dan tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, serta menginformasikan untuk melihatnya menggunakan mikroskop elektron.
Guru menyampaikan pula bahwa mikroskop tersebut hanya dimiliki oleh beberapa instansi penting seperti, di RSCN Jakarta.
Selanjutnya mengarahkan siswa untuk bersyukur atas kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dan meminta mereka untuk semangat dalam pembelajaran.
b) Inti
Guru menjelaskan tentang struktur dan bentuk virus. Secara berkelompak, siswa diminta melakukan kegiatan berdiskusi tentang struktur dan bentuk virus. Meminta siswa agar percaya diri dan tidak takut salah dalam mempresentasikan hasil kerjanya, serta saling menghargai dalam berdiskusi.
Catatan untuk Guru:
c) Penutup
Lakukan releksi dan memberi kesimpulan bahwa
struktur virus sama namun bentuk virus. Maka dari itu dengan mengenal virus dapat mengetahui berbagai jenis organisme yang ada di dunia ini serta menambah tinggi rasa syukur serta iman terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 3) Alat, Bahan, dan Media Pembelajaran
Alat tulis, Audio pembelajaran tentang virus.
4) Sumber Belajar
Buku siswa serta sumber lain yang relevan model virus dan audio.
4. Pertemuan III: Replikasi Virus (2 JP)
a. Materi untuk Guru
Pertemuan III dimaksudkan untuk memberikan pemahaman terhadap siswa tentang replikasi virus. Guru memotivasi siswa dengan pertanyaan pernahkah kalian
mendekati keluarga atau temanmu yang sedang inluenza? Kemudian setelah itu kalian mengalami inluenza juga? Bagaimana hal ini bisa terjadi? Hal ini terjadi karena virus
mampu berkembangbiak di dalam sel yang hidup.
Seperti telah disebutkan virus hanya dapat berkembangbiak di dalam sel hidup/jaringan hidup, misalnya di dalam jaringan embrio, jaringan tumbuhan maupun di dalam jaringan hewan dan manusia. Bahan-bahan yang diperlukan untuk membentuk bagian-bagian virus baru diperoleh dari sitoplasma (cairan di dalam sel) sel yang ditempatinya. Proses perkembangbiakan virus disebut dengan istilah replikasi. Proses replikasinya dimulai sejak kontak dengan sel inang hingga terbentuknya virus-virus baru pada tahap akhir (lisis), hal ini telah berhasil diteliti oleh ahli-ahli di bidang biologi.
Replikasi (perkembangbiakan) virus terbagi menjadi dua yaitu Daur Litik dan Daur Lisogenik. Daur Litik merupakan proses replikasi (perkembangbiakan) pada virus di dalam sel inang, dimana virus mengacaukan/ mengambil alih kendali ADN (Asam Deoksiribosa Nukleat) sel inang tersebut.
lengkap lalu dilakukan perakitan virus yang baru, yang jumlahnya banyak, dan siap keluar sel.
Daur Lisogenik adalah proses replikasi virus yang terjadi didalam sel inang, dimana virus hanya menyelipkan/menyisipkan bahan genetiknya ke dalam bahan genetik inang. Bahan genetik virus tetap “tenang/diam/laten” seolah-olah menjadi bagian dari DNA inang. Pada saat sel inang melakukan replikasi DNA, bahan genetik virus ini ikut direplikasi dan diwariskan juga pada sel anak, saat sel inang membelah. Dalam jangka waktu yang lama tetap “laten” dan tidak menyababkan inang mengalami litik.
b. Pembelajaran
1) Tujuan Pembelajaran
a) Siswa dapat membedakan cara replikasi (reproduksi) virus.
b) Siswa dapat mengomunikasikan tentang perbedaan cara replikasi virus.
2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi siswa mintalah mereka mendengarkan penjelasan replikasi virus untuk apersepsi. Kemudian arahkan siswa dengan menjelaskan tujuan pembelajaran serta mengarahkan siswa untuk bersyukur atas kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dan meminta mereka untuk semangat dalam pembelajaran.
b) Inti
Guru menjelaskan replikasi virus. Melakukan diskusi dengan siswa replikasi virus baik pada siklus litik maupun siklus lisogenik. Kemudian, siswa diminta untuk melakukan kegiatan seperti di bawah ini.
Ayo Lakukan
1. Bekerjalah denga teman sebangkumu.
Dorong siswa untuk tidak takut salah dan percaya diri dalam mengerjakan kegiatan tersebut serta dalam mempresentasikan hasil kerjanya.
c) Penutup
Lakukan releksi dan memberi kesimpulan tentang
replikasi virus siklus Litik dan siklus Lisogenik, maka dari itu para siswa diminta untuk selalu menjaga lingkungan agar lingkungan terus lestari.
3) Alat, Bahan, dan Media Pembelajaran
Alat tulis, Audio pembelajaran tentang replikasi virus. 4) Sumber Belajar
Buku siswa serta sumber lain yang relevan model virus,audio.
5. Pertemuan IV dan V: Hubungan Virus dan Kesehatan Manusia, serta pencegahan gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh virus (masing-masing 2 JP)
a. Materi untuk Guru
Pertemuan IV dan V dimaksudkan untuk memberikan pemahaman terhadap siswa tentang hubungan virus dan kesehatan manusia, serta pencegahan gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh virus. Guru menginformasikan hubungan virus dengan kesehatan, cara penularan penyakit dan upaya pencegahan penularan.
Sebagai contoh guru menjelaskan tentang Inluenza. Inluenza adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh
virus. Virus dapat menyebabkan banyak sekali macam penyakit lain yang akan kalian pelajari pada bagian ini. Virus memiliki beberapa peranan dalam kehidupan, baik peranan yang menguntungkan maupun peranan yang merugikan bagi kehidupan. Namun sering kali virus identik dengan penyebab masalah kesehatan bagi manusia dan lingkungannya. Hal ini erat dengan kurangnya kesehatan lingkungan maupun pola hidup individu itu sendiri.
Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan
manusia merupakan suatu keadaan isik, mental, dan sosial
kesejahteraan yang baik dan tidak adanya penyakit pada manusia.
hidup terutama manusia dengan lingkungan sekitar agar tercipta kesehatan lingkungan dan kesehatan manusia yang baik.
Lingkungan yang kurang bersih dan baik dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan bagi makhluk hidup di sekitarnya. Hal ini karena virus, bakteri, jamur, dan lainnya sebagai agen penular penyakit dapat tumbuh dengan baik dan bisa menginfeksi makhluk hidup di sekelilingnya.
Virus dapat menyebabkan kerugian dalam kehidupan makhluk hidup karena virus hidup di dalam makhluk hidup dengan memanfaatkan materi sel yang ditempatinya. Berikut beberapa kerugian yang disebabkan oleh virus bagi kehidupan makhluk hidup dan cara pencegahannya.
Virus dapat menyebabkan kerugian dalam kehidupan makhluk hidup karena virus hidup di dalam makhluk hidup dengan memanfaatkan materi sel yang ditempatinya. Berikut beberapa kerugian yang disebabkan oleh virus bagi kehidupan makhluk hidup dan cara pencegahannya.
1. Inluenza
Penyakit ini disebabkan oleh Orthomyxovirus. Morfologinya seperti bola, virus ini menyerang saluran pernapasan sehingga penderita mengalami kesulitan bernapas. Penyakit ini ditularkan melalui udara yang terserap masuk melalui saluran pernapasan. Gejala- gejalanya: demam,sakit kepala, pegal linu, dan kehilangan nafsu makan.
2. Demam Berdarah
b. Pembelajaran
1) Tujuan Pembelajaran
a) Siswa dapat menjelaskan pengaruh virus terhadap kesehatan.
b) Siswa dapat menjelaskan cara pencegahan gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh virus.
2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan
Siswa diminta untuk memulai pembelajaran dengan berdoa. Memberikan apersepsi kepada siswa dengan bertanya apakah kalian tahu macam-macam penyakit
yang disebabkan oleh virus?, kemudian mengarahkan
siswa agar siap untuk mempelajari materi hubungan virus dan kesehatan manusia.
b) Inti
Siswa diminta untuk membaca materi hubungan virus dan kesehatan manusia yang ada pada buku siswa. Guru bersama siswa melakukan diskusi tentang hubungan virus dan kesehatan manusiadengan mengaitkannya terhadap kegiatan sehari-hari.
Dorong siswa untuk tidak takut salah dan percaya diri dalam mengemukakan pendapat. Kemudian, siswa diminta untuk melakukan kegiatan “Ayo Menambah Wawasan” pada buku siswa.
c) Penutup
Lakukan releksi dan memberi kesimpulan tentang
hubungan virus dan kesehatan manusia, kemudian para siswa diminta untuk selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan agar siswa bisa terhindar dari penyakit. 3) Alat, Bahan, dan Media Pembelajaran
Alat tulis, audio pembelajaran tentang hubungan virus dan kesehatan manusia.
4) Sumber Belajar
Buku siswa serta sumber lain yang relevan (misal: Internet).
6. Pertemuan VI: Ulangan Harian (2 JP)
6. Pertemuan VI: Ulangan Harian (2 JP)
Tabel 2.3. Penilaian oleh Guru
KD Indikator Teknik Keterangan
Mendeskripsikan peranan virus. Mendeskripsikan jenis-jenis virus.
KD pada KI 3
Mendeksripsikan dampak virus bagi kesehatan tubuh serta pencegahannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tes tulis dan Penugasan
Lembar tes tulis
KD pada KI 4
Menyajikan
hasil identiikasi
tentang virus.
Penilaian produk
Lembar penilaian
produk
Bentuk Komunikasi dengan Orangtua
KUNCI JAWABAN UJI KOMPETENSI
Pilihan Ganda
Pemahaman Konsep Pemahaman Konsep
1. Untuk terhindar dari sakit lu kita harus menjaga kebersihan
diri terutama kebersihan tangan dan menjaga jarak dari
penderita inluenza. Karena virus inluenza dapat tersebar melalui udara saat penderita inluenza sedang bersin.
Virus yang tersebar tersebut dapat dapat terhirup oleh kita apabila kita sedang berada dekat dengan penderita, atau dapat juga menempel pada benda-benda di sekitarnya lalu terpegang oleh tangan kita.
2. Penyemprotan yang dilakukan untuk memberantas demam berdarah dimaksudkan untuk membasmi nyamuk Aedes
aegypti yang merupakan vektor atau pembawa virus dengue yang menyebabkan terjadinya demam berdarah. Namun hal demikian dianggap tidak efektif jika tidak dibarengi dengan tidakan pencegahan 3M (Mengubur, Menutup, dan Menguras) ataupun pemberantasan sarang nyamuk lainnya. Karena apabila hanya dilakukan penyemprotan saja, maka hanya nyamuknya saja yang mati. Sementara jentik-jentik nyamuknya masih hidup dan dapat tumbuh menjadi nyamuk baru yang dapat menyebarkan demam berdarah.
1. Pada saat demam berdarah mewabah, maka akan dilakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Hal ini dilakukan untuk memberantas vektor atau pembawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Melalui gigitan nyamuk, virus dongue dapat masuk ke dalam darah manusia dan berkembang biak sehingga terjadi peristiwa demam berdarah. Jika tidak ada nyamuk yang menjadi vektornya, maka demam berdarah tidak terjadi. Sementara itu penderita demam berdarah harus dipantau trombositnya, karena virus dengue menyebabkan turunnya kadar trombosit dalam darah dan pecahnya kapiler darah. Sehingga apabila trombosit penderita tidak dipantu dengan baik maka akan dapat menyebabkan hal yang fatal pada penderita yakni terjadinya pendarahan pada organ tubuh atau bahkan kematian.
1. Bacalah informasi mengenai cara untuk mencegah penularan demam berdarah
2. Amati dan catatlah apakah di lingkungan kalian ada kondisi yang mengakibatkan nyamuk Aedes aegypti dapat berkembang biak.
Berpikir Kritis
Tugas Proyek
No. Tempat Keterangan/Kondisi
1 Kamar Mandi ....
2 .... ....
3 .... ....
3. Selanjutnya lakukan upaya untuk mengatasinya agar tempat tersebut terbebas dari nyamuk atau tempat hidup nyamuk
4. Berilah alasan mengapa upaya tersebut dilakukan!
5. Presentasikan hasil kerja kalian dihadapan teman- teman!
No. Tempat Kondisi Upaya yang dilakukan
1 .... .... ....
2 .... .... ....
3 .... .... ....
BAB
3
ZAT ADITIF
DAN
ZAT ADIKTIF
Bab 3
Zat Aditif dan Zat Adiktif
A. Pengantar
Secara esensial pembelajaran topik (materi pokok) “Zat Aditif dan Zat Adiktif” bertujuan untuk mengenalkan siswa pada konsep-konsep yang berkaitan dengan berbagai macam zat aditif yang ditambahkan pada makanan atau minuman yang dikonsumsi sehari- hari, serta zat adiktif dan psikotropika. Kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap berbagai zat aditif alami dan buatan melalui komposisi yang tertera pada kemasan berbagai makanan dan minuman, berdiskusi dan membahas tentang kegunaan dan penyalahgunaan berbagai zat aditif, serta melakukan kegiatan penyelidikan untuk membedakan pewarna alami dan buatan.
Kegiatan pembelajaran untuk zat adiktif dan psikotropika meliputi pengamatan terhadap berbagai bahan kimia yang ada dalam obat-obatan, rokok, berdiskusi dan membahas tentang zat adiktif bukan narkotika dan psikotropika, zat adiktif psikotropika, dan zat adiktif narkotika.
Model pembelajaran yang sebaiknya digunakan ialah model pembelajaran Discovery Inquiry, Problem Based Learning
dan Project Based Learning yang dikolaborasikan dengan model diskusi atau kooperatif dimana siswa diberi pengantar untuk mendorong motivasi belajar siswa. Selanjutnya, siswa diarahkan untuk melaksanakan pembelajaran dengan melakukan berbagai aktivitas seperti observasi dan eksperimen melalui proses diskusi/kerja kelompok, maupun ceramah yang disampaikan oleh Bapak/Ibu guru. Selanjutnya, Bapak/Ibu
guru bersama siswa menyimpulkan pengertian konsep/deinisi
serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Selama proses pembelajaran diharapkan Bapak/Ibu guru dapat benar-benar mendorong sikap ilmiah siswa untuk mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan
berkaitan dengan aspek isik dan kimiawi, serta menerapkan
sikap teliti, tekun, jujur, disiplin, dan tanggung jawab dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas maupun di
“Ayo Lakukan” dan “Ayo Diskusikan” untuk mendorong sikap siswa dalam pembelajaran di kelas, mengecek pemahaman siswa mengenai konsep serta meningkatkan keterampilan-keterampilan dalam pembelajaran IPA. Bapak/Ibu guru juga
dapat menggunakan itur kolom “Apakah Kalian Tahu”, dan
“Info Ilmuwan” untuk mendorong motivasi siswa dalam belajar serta motivasi untuk berperilaku ilmiah dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Tabel 3.1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
C. Pembelajaran pada Topik Zat Aditif dan Zat Adiktif 1. Alokasi Waktu dan Subtopik
Pembelajaran dan penilaian topik zat aditif dan zat adiktif memerlukan waktu 12 jam pelajaran atau 6x tatap muka (TM) yang diorganisasikan menjadi masing-masing 2 JP. Pengorganisasian 6 TM tersebut ialah sebagai berikut:
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya beradsarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
3.3 Mendeskripsikan zat aditif (alami dan buatan) dalam makanan dan minuman, dan zat adiktif-psikotropika serta pengaruhnya terhadap kesehatan.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa (lisan/ tulis/isyarat) yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak yang beriman dan berakhlak mulia.
Tabel 3.2. Alokasi Waktu dan Subtopik
2. Pertemuan I: Zat Aditif: Bahan Pewarna dan Bahan Pemanis (2 JP)
a. Materi untuk Guru
Pertemuan dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang konsep bahan pewarna dan bahan pemanis. Salah satu aktivitas dalam pertemuan ini adalah percobaan tentang “Membedakan Pewarna Alami dan Buatan”,
dimana siswa diminta untuk mengidentiikasi ciri-ciri bahan
pewarna alami dan buatan serta menentukan perbedaan kedua jenis pewarna tersebut dan menemukan konsep bahan pewarna, penggunaannya dan penyalahgunaannya.
Dengan kegiatan tersebut, diharapkan dapat menumbuhkan sikap teliti, tekun, jujur, disiplin, dan tanggung jawab dalam melakukan pengamatan. Sikap kagum terhadap keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan merupakan sikap yang menjadi tujuan dari kegiatan pengamatan tersebut.
Ada beberapa zat aditif yang biasa ditambahkan ke dalam makanan dan minuman. Ada yang dibuat secara alami maupun sintetis. Macam zat aditif antara lain adalah:
1. Bahan pewarna
Bahan pewarna dalah zat aditif yang ditambahkan ke dalam makanan dan minuman berfungsi untuk meningkatkan daya tarik konsumen, dan mengembalikan warna asli yang mungkin hilang pada proses pengolahan. Bahan pewarna dapat berupa pewarna alami dan buatan.
Tatap Muka Materi
1 Zat aditif (bahan pewarna dan bahan pemanis)
2 Zat aditif (bahan pengawet dan bahan penyedap)
3 Zat adiktif bukan narkotika dan psikotropika
4 Zat adiktif psikotropika dan zat adiktif narkotika
2. Bahan pemanis
Bahan pemanis ditambahkan pada makanan dan minuman untuk memberikan rasa manis. Bahan pemanis dapat berupa pemanis alami dan buatan. Bahan pemanis alami yang biasa dipakai pada makanan dan minuman adalah gula pasir, gula aren, gula kelapa, atau gula bit. Rasa manis dapat muncul karena bahan-bahan tersebut mengandung sakrosa. Pemanis buatan yang dapat dipakai pada bahan makanan dan minuman dalam batas-batas tertentu antara lain sakarin, siklamat, dan aspartam. Pemanis buatan memiliki tingkat kemanisan yang melebihi sakrosa beberapa kali lipat.
Pada percobaan yang dilakukan siswa pada pertemuan
ini, siswa diminta mengidentiikasi ciri-ciri pewarna alami
dan buatan serta menentukan perbedaan kedua jenis
pewarna Sedangkan, untuk mengidentiikasi pemanis alami dan buatan, siswa diminta mengidentiikasi kedua jenis pemanis
tersebut melalui label komposisi suatu kemasan makanan dan minuman.
Dalam hal ini, siswa tidak hanya dapat belajar mengenai konsep bahan pewarna dan bahan pemanis, tetapi juga benar-benar dituntut untuk menerapkan sikap teliti, tekun, jujur, disiplin, dan tanggung jawab dalam melakukan pengamatan dan percobaan.
b. Pembelajaran
1) Tujuan Pembelajaran
a) Siswa dapat mengidentiikasi ciri-ciri bahan pewarna
alami dan buatan melalui data pengamatan.
b) Siswa dapat mengidentiikasi bahan pewarna dan pemanis
dalam makanan dan minuman segar maupun kemasan. c) Siswa dapat mendeskripsikan manfaat bahan pewarna/
pemanis alami dan buatan yang ada dalam makanan dan minuman segar maupun kemasan.
d) Siswa dapat mendeskripsikan penggunaan bahan pewarna/pemanis alami dan buatan secara aman.