• Tidak ada hasil yang ditemukan

J01072

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " J01072"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR KEPRIBADIAN CONSCIENTIOUSNESS SEBAGAI PREDIKTOR PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

Oleh

Sumardjono Padmomartono dan Yustinus Windrawanto Program Studi Bimbingan dan Konseling, FKIP

Universitas Kristen Satya Wacana

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi prediksi faktor kepribadian conscientiousness terhadap prestasi akademik mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling, FKIP - UKSW. Subyek penelitian adalah 75 mahasiswa. Digunakan adaptasi inventori kepribadian The Big Five Inventory versi Oliver P. John (Srivastava, 2009) dan dokumentasi dari transkip nilai mahasiswa pra wisuda. Analisis data menggunakan regresi sederhana, diperoleh persamaan matematis berikut: Y = a + bX = 2,656 + 0,393 X, di mana R2 = 0,155; Multiple R = 0,393. Hasil analisis menunjukkan 15,5% IPK akhir mahasiswa Program Studi S-1 Bimbingan dan Konseling dapat diprediksi oleh faktor kepribadian conscientiousness; sedang sisanya sebesar 84,5% diramalkan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti. Besarnya koefisien korelasi (Multiple R) = 0,393 berarti ada hubungan bertaraf sedang antara faktor kepribadian conscientiousness dengan IPK akhir studi mahasiswa.

Kata Kunci: Faktor Kepribadian Conscientiousness, Prediktor IPK Mahasiswa

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pemahaman terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik diperlukan untuk memahami sukses studi mahasiswa di perguruan tinggi. Salah satu faktor yang bersumber dari dalam diri mahasiswa adalah faktor kepribadian. Pema-haman terhadap faktor kepribadian sangat bermanfaat bagi pengembangkan diri mahasiswa yang kemudian dapat mendukung sukses mahasiswa dalam studinya.

(2)

Para pakar kepribadian melakukan analisis yang menegaskan prediktor (daya ramal) The “Big Five Factor of Personality” yang mencakup openness to experience, conscientiousness, extraversion, agreeableness dan neuroticism terhadap berbagai peri-laku. Digman (dalam Popkins, 2001) menyatakan riset faktor kepribadian “The Big Five” membantu mencirikan perbedaan individual yang memberi jawaban struktur kepriba-dian mahasiswa yang perlu diperhitungkan dalam keberhasilan studi mahasiswa.

Hasil penelitian Deasyana (2008) yang menggunakan teori the Five Factor Model versi McCrae dan Costa menemukan faktor kepribadian memiliki hubungan dengan prestasi akademik, dengan penekanan faktor kepribadian conscientiousness adalah satu-satunya prediktor yang signifikan pada prestasi akademik. Komarraju et. al. (2009) meneliti peran “The Big Five” dalam memprediksi motivasi dan prestasi akademik mahasiswa, mengemukakan bahwa faktor kepribadian neuroticism, openness to experience, agreeableness, dan conscientiousness secara bersama-sama menyumbang sebesar 14% dari varians dalam hubungannya dengan IPK. Selanjutnya, Hakimi et al (2011) meneliti hubungan traits kepribadian dengan prestasi akademik mahasiswa, dengan temuan sifat kepribadian menyumbang sebesar 48% (conscientiousness 39%, extraversion 6,8% dan neuroticism 2,4%) dari varian dalam hubungannya dengan prestasi akademik.

Noftle dan Robins (2007) memeriksa kaitan antara The Big Five Personality dan prestasi akademik dengan 4 faktor kepribadian agreeableness (0,3), conscientiousness (0,22), neuroticism (0,4) dan opennes (0,6) pada taraf signifikansi p < 0,1 berpengaruh secara signifikan terhadap IPK mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas California. Dalam penelitian ini, Noftle dan Robins menunjukkan bahwa faktor kepribadian conscientiousness merupakan prediktor terkuat IPK mahasiswa.

Bercermin dari hasil-hasil penelitian di atas, para penulis bermaksud mengetahui signifikansi daya prediksi faktor kepribadian conscientiousness terhadap prestasi akademik mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP – UKSW.

Tujuan Penelitian

(3)

TINJAUAN TEORETIK

Pengertian Prestasi Akademik Mahasiswa

Prestasi akademik adalah ukuran keberhasilan mahasiswa dalam menempuh perkuliahan sejak semester pertama sampai dengan akhir semester tertentu yang mem-prediksi kinerja/kompetensi dalam bidang studinya. Pendidikan tinggi di Indonesia menggunakan Indeks Prestasi Kumulatif/IPK yang dinyatakan ke dalam skala 0,00 sampai dengan 4,00. IPK diperoleh dari perkalian angka kualitas dengan sks tiap matakuliah yang hasilnya dibagi dengan total sks yang telah ditempuh sampai dengan masa studi terakhir.

Peraturan Penyelenggaraan Kegiatan Akademik dalam Sistem SKS UKSW (2009), menjelaskan bahwa prestasi akademik adalah Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang diperoleh sejak semester awal sampai dengan semester terakhir di mana maha-siswa terakhir kali registrasi kuliah, yang dinyatakan dengan angka kualitas nilai mulai dari 0,00 sampai dengan 4,00. Istilah prestasi akademik dalam penelitian ini berkaitan dengan indeks prestasi mahasiswa. Menurut Peraturan Penyelenggaraan Kegiatan Akademik dalam Sistem SKS UKSW (2009), setiap mahasiswa yang memasuki perguruan tinggi pada akhir semester akan menerima laporan hasil studi untuk mengetahui prestasi studi selama satu semester. Prestasi studi atau “academic achieve-ment” merupakan perwujudan kemampuan dan upaya belajar mahasiswa dalam jangka waktu tertentu.

Universitas Kristen Satya Wacana (2009) menetapkan pedoman nilai kelulusan matakuliah sebagai berikut:

Kualitas Deskripsi Angka Kualitas

A bagus sekali 4

AB lebih dari bagus 3,5

B bagus 3

BC lebih dari cukup 2,5

C cukup 2

CD kurang dari cukup 1,5

D kurang 1

E tidak lulus 0

(4)

Predikat Kelulusan IPK – Indeks Prestasi Kumulatif

Summa Cum Laude 4,00

Magna Cum Laude 3,76 – 3,99

Cum Laude 3,50 – 3,75

Sangat Memuaskan 3,00 – 3,49

Memuaskan 2,75 – 2,99

Baik 2,50 – 2,74

Cukup 2,00 – 2,49

Pengertian Trait Kepribadian

Allport mengartikan kepribadian sebagai organisasi dinamis di dalam sistem psikis dan fisik individu yang menentukan karakteristik perilaku dan pikirannya dalam menyesuaikan diri pada lingkungan. Bagi Allport, unit dasar kepribadian adalah trait yang bersumber pada sistem saraf, yang menyatukan dan mengintegrasikan perilaku sehingga seseorang melakukan pendekatan yang serupa (tujuan dan rencananya) terhadap situasi yang berbeda. Namun, dua orang yang memiliki trait serupa, mengekspresikannya dengan cara yang berbeda. Perbedaan inilah yang membuat tiap individu merupakan pribadi yang unik (Granderson dan Killen, 2009). Selanjutnya, Burnett (2009) merumuskan kepribadian sebagai rangkaian perilaku yang dapat dira-malkan, melalui rangkaian perilaku itu individu diidentifikasi, sedangkan personality traits adalah dimensi perbedaan individual dalam wujud kecenderungan yang konsisten dalam pola pikiran, perasaan dan tindakan seperti pemalu, pemarah atau ramah.

Getzfeld (April 2004) mengutip pandangan Allport yang menganggap central trait, yaitu kumpulan kata-kata yang digunakan untuk mendeskripsikan individu sebagai jendela menuju kepribadian seseorang, artinya individu hanya dapat dipahami secara parsial jika memakai alat tes yang berbasis norma kelompok. Faktor genetik/bawaan atau faktor lingkungan secara sendiri-sendiri tidak mampu menjadi faktor penentu kepribadian, hanya melalui pengaruh timbal-balik faktor genetik dan lingkungan saja yang memunculkan karakteristik kepribadian.

(5)

berhasrat untuk meraih prestasi, singkatnya seseorang yang bekerja-keras. Conscien-tiousness direpresentasikan ke dalam deskripsi frasa kepribadian sebagai berikut: Competence (C1) : Kesanggupan, efektifitas dan kearifat individu dalam bertindak. Order (C2) : Kemampuan individu mengorganisasi hidupnya.

Dutifulness (C3) : Individu memegang erat prinsip hidup. Achievement-striving (C4) : Aspirasi individu dalam mencapai prestasi. Self-discipline (C5) : Individu mampu mengatur diri sendiri. Deliberation (C6) : Individu berpikir sebelum bertindak.

Oren dan Aghaee (2003) mendeskripsikan faktor kepribadian conscientiousness selaras dengan perolehan skor tinggi dan skor rendah sebagai berikut:

Karakteristik mahasiswa yang mendapat skor tinggi

Faktor Kepribadian Conscientiousness

Karakteristik mahasiswa yang mendapat skor rendah Teratur, pekerja keras, dapat

diandalkan, disiplin, tepat waktu, rapi, berhati-hati.

Cenderung menetapkan tujuan yang tinggi, meraih sukses be-kerja, tekun, setia pada tugas; sadar segi moral dan etika, ber-tindak dengan dorongan, lebih mementingkan cara daripada hasil kerja.

Tanpa tujuan, tidak dapat dian-dalkan, malas, mengambil ke-putusan tanpa berpikir panjang, mudah menyerah, hedonistik (sangat bernafsu).

METODE PENELITIAN Subjek Penelitian

Subjek penelitian berjumlah 75 mahasiswa Program Studi S1 Bimbingan dan Konseling FKIP - UKSW Salatiga Angkatan Tahun Akademik 2009 yang telah menempuh yudicium ujian akhir pra wisuda pada periode tahun akademik 2013 - 2014.

Alat Pengumpul Data

Digunakan adaptasi The Big Five Inventory versi Oliver P. John (Srivastava, 2009) yang berisi 44 butir pernyataan dengan 5 alternatif jawaban dari Sangat Tidak Setuju sampai dengan Sangat Setuju. Untuk butir-butir pengungkap faktor Consci-entiousness validitas butir melalui Corrected Item-Total Correlation bergerak dari 0,311 sampai dengan 0,657. Reliabilitas Alpha Cronbach Faktor Kepribadian Consci-entiousness sebesar 0,722 yang berarti reliabilitasnya andal pada kategori dapat diterima.

HASIL PENELITIAN Analisis Data

(6)

tertinggi 44. Berdasarkan statistik deskriptif tersebut, distribusi frekwensi faktor kepribadian conscientiousness pada mahasiswa sebagai berikut:

(Kategori dan Rentang Skor) Frekwensi Prosentase Prosentase Kumulatif

Rendah (18 - 23) 9 12,0% 12,0%

Sedang (24 - 30) 23 30,7% 42,7%

Agak Tinggi (31 - 37) 36 48,0% 90,7%

Tinggi (38 - 44) 7 9,3%

100,0%

Jumlah 75 100,0%

Berarti dapat dinyatakan pada faktor kepribadian conscientiousness, ada 23 mahasiswa (30,7%) berkategori sedang dan 36 mahasiswa (48,0%) agak tinggi consci-entiousness-nya. Dengan demikian sebagian terbesar mahasiswa (59 orang maha-siswa/78,7%) berada pada kategori sedang sampai dengan agak tinggi faktor kepriba-dian conscientiousness, yaitu menghargai keteraturan, suka bekerja keras, dapat dian-dalkan, berdisiplin, tepat waktu, rapi dan berhati-hati.

Statistik deskriptif indeks prestasi kumulatif mahasiswa Program Studi S1 Bimbingan dan Konseling FKIP-UKSW (N=75 orang) berada pada rerata IPK 3,22 dengan simpangan baku sebesar 0,25, dengan IPK terendah 2,62 dan IPK tertinggi 3,91. Berdasarkan statistik deskriptif tersebut, distribusi frekwensi Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa dikemukakan sebagai berikut:

(Kategori dan Rentang IPK) Frekwensi Prosentase Prosentase Kumulatif

Baik = 2,50 – 2,74 4 5,3% 5,3%

Memuaskan = 2,75 – 2,99 10 13,3% 18,7%

Sangat Memuaskan = 3,00 – 3,49 51 68,0% 86,7%

Cum Laude = 3,50 – 3,75 8 10,7% 97,3%

Magna Cum Laude = 3,76 – 3,99 2 2,7%

Jumlah 75 100,0% 100,0%

Berarti dapat dinyatakan pada indeks prestasi kumulatif mahasiswa, ada 10 mahasiswa (13,3%) berkategori memuaskan IPKnya dan 51 mahasiswa (68,0%) sangat memuaskan IPKnya. Dengan demikian sebagian terbesar mahasiswa (61 mahasiswa/ 81,3%) berada pada kategori memuaskan sampai dengan sangat memuaskan IPK-nya.

Selanjutnya dilakukan analisis regresi sederhana sebagai berikut.

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Indeks prestasi kumulatif akhir 3,2217 0,25262 75

(7)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 0,393a 0,155 0,143 0,23383

a. Predictors: (Constant), Conscientiousness

b. Dependent Variable: Indeks prestasi kumulatif akhir studi

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 0,731 1 0,731 13,370 0,000a

Residual 3,991 73 0,055

Total 4,722 74

a. Predictors: (Constant), Conscientiousness

b. Dependent Variable: Indeks prestasi kumulatif akhir studi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2,656 0,157 16,896 0,000

Conscientiousness 0,018 0,005 0,393 3,657 0,000

a. Dependent Variable: Indeks prestasi kumulatif akhir studi

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh koefisien korelasi antara conscientiousness dengan Indeks Prestasi Akademik 0,393 (Rxy = 0,393) dan angka signifikansinya adalah 0,000 (p = 0,000). Karena (p = 0,000 < 0,01), disimpulkan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara Conscientiousness dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Bim-bingan dan Konseling FKIP - UKSW. Faktor kepribadian conscientiousness signifikan berhubungan dengan Prestasi Akademik yang memberi sumbangan efektif sebesar 15,5% (berasal dari hasil kuadrat dari nilai r conscientiousness) terhadap varians IPK Mahasiswa. Sedangkan 84,5% varians IPK diprediksi oleh variabel-variabel yang lain.

Standard Error of the Estimate sebesar 0,23383 yang lebih kecil dari standar deviasi 0,25262 sehingga model regresi layak digunakan. Dengan demikian melalui regresi linier sederhana diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

(8)

X = Faktor kepribadian conscientiousness; R2 = 0,155; Multiple R = 0,393.

Dari persamaan regresi di atas, diperoleh nilai a (intersep) 2,656 yang berarti jika tidak ada faktor kepribadian conscientiousness, maka prestasi akademik mahasiswa adalah sebesar 2,656. Nilai koefisien regresi untuk conscientiousness sebesar 0,393 menunjukkan tiap peningkatan (karena tanda +) satu satuan pada faktor kepribadian conscientiousness meningkatkan kontribusi positif terhadap prestasi akademik mahasiswa sebesar 0,393 satuan.

Nilai koefisien determinasi (R2) = 0,155 yang berarti 15,5% IPK mahasiswa dapat diramalkan oleh faktor kepribadian conscientiousness; sementara sisanya sebesar 84,5% diramalkan oleh faktor-faktor lain di luar penelitian ini. Besarnya nilai koefisien korelasi (Multiple R) = 0,393 berarti ada hubungan bertaraf sedang antara faktor kepribadian conscientiousness dengan IPK akhir studi mahasiswa.

Pembahasan Hasil Penelitian

Penulis mensejajarkan telaah faktor kepribadian mahasiswa dengan karakteristik mahasiswa terbaik dan terburuk (Simonton, 2009) sebagai berikut.

Faktor Kepribadian Conscientiousness

Mahasiswa Terbaik Mahasiswa Terjelek 1) Menyiapkan diri sebaik-baiknya sebelum

kuliah dimulai dengan mencari buku teks, silabus dan SAP dari website.

2) Merancang ekstensif jadwal belajar dan meninjau bahan kuliah termasuk meman-faatkan media audiovisuals.

3) Secara seksama mempelajari bahan dan tugas kuliah, membuat daftar pertanyaan pendalaman berdasarkan buku teks.

1) Menghimpun buku-buku teks tetapi malas mempelajarinya.

2) Tidak membuat jadwal belajar.

3) Masuk ruang kuliah tanpa persiapan yang matang.

4) Rendah kwalitas susunan tugas kuliah dan kurang teliti sewaktu memeriksa kembali tugas kuliah sebelum diserahkan kepada dosen.

Keluhan yang muncul dengan merujuk pada perolehan skor yang rendah conscientiousness yaitu: 1) Rendah kwalitas mahasiswa dalam menyusun catatan kuliah. 2) Rendah kwalitas susunan tugas kuliah. 3) Rendah pemanfaatan waktu kuliah karena mahasiswa terlambat masuk ruang kuliah dan meninggalkan ruang kuliah sebelum waktunya. 4) Pengerjaan tugas dan jawaban atas soal-soal tes mahasiswa kurang berkwalitas.

Kemungkinan masalah yang ditemukan dengan merujuk pada skor tinggi conscientiousness mahasiswa, yang memberi kesan seolah-olah mahasiswa berperilaku obsessive-compulsive, yaitu sebagian besar pikiran dan perilaku mahasiswa tercurah pada kuliah. Dapat diduga kejadian ini memanifestasikan gejala neuroticism pada mahasiswa tersebut.

(9)

dengan IPK pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Universitas Tehran, yang mengungkapkan faktor conscientiousness memprediksi 39% variasi IPK. Tetapi Noftle dan Robins (2007) mengemukakan hasil penelitian yang senada dengan temuan penelitian ini. Noftle dan Robins mengemukakan faktor kepribadian conscientiousness berhubungan secara signifikan dengan variasi IPK mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas California. Nilai korelasi conscientiousness dengan IPK sebesar 0,220 (r = 0,220 dengan P < 0,01).

PENUTUP Kesimpulan

Penelitian ini menghasilkan persamaan matematis sebagai berikut: Y = a + bX= 2,656 + 0,393 X,

Di mana R2 = 0,155; Multiple R = 0,393. Hasil analisis menunjukkan 15,5% IPK Akhir Mahasiswa Program Studi S-1 Bimbingan dan Konseling dapat diramalkan oleh faktor kepribadian conscientiousness; sementara sisanya sebesar 84,5% diramalkan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti. Besarnya koefisien korelasi (Multiple R) = 0,393 berarti ada hubungan bertaraf sedang antara faktor kepribadian conscientiousness dengan IPK akhir studi mahasiswa.

Saran

Berdasarkan telaah, bahasan dan kesimpulan, diajukan saran berikut:

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Burnett, Sarah. 2009. Trait Perspective of Personality.ppt. Http://www.toodoc.com/Person-ality-Traits-ppt.html. Diunduh 15 Januari 2015.

Deasyana. 2008. Hubungan Trait Kepribadian dan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Unika Atma Jaya Jakarta. Skripsi. Jakarta: Progam Studi Psikologi Unika Atma Jaya.

Getzfeld, A. April 2004. Personality. Http://www.littlehoop.edu/people/syoung/Psycho-logy111/notes/psy_chapter_10.ppt. Diunduh 15 Januari 2015.

Granderson, K. and Killen, T. 2009. Trait/Dispositional Theory. http://www.uiowa. edu/~c07p315/spring2004/ppt/trait_personality_theory.ppt.#256,1. Diunduh 15 Januari 2015.

Hakimi, S., et al. 2011. The Relationships Between Personality Traits and Student’s Academic Achievement. Journal of Social and Behavioral Sciences, Volume 29. www.elsevier.com. Diunduh 15 Januari 2015.

Komarraju, M., et al. 2009. Role of the big five personality traits in predicting college student’s academic motivation and achievement. Journal of Learning and Indi-vidual Differences, Volume 19. www.elsevier.com. Diunduh 15 Januari 2015. Mastuti, Endah. 2005. Analisis Faktor Alat Ukur Kepribadian Big Five (Adaptasi dari

IPIP) pada Mahasiswa Suku Jawa. Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. INSAN Vol. 7 No. 3, Desember 2005.

Noftle, Erik and Robins, R. 2007. Personality predictors of academic outcomes: big five correlates of GPA and SAT scores. Journal of Personality and Social Psycho-logy, Volume 93.Http://web.ebscohost.com. Diunduh 15 Januari 2015.

Oren, T. and Aghaee, N.G. 2003. Personality representation processable in fuzzy logic for human behavior simulation. 2003 Summer Computer Simulation Conference. Montreal, PC Canada, July 20-24, 2003. http://www.site.uottawa.ca/~oren. Diunduh 15 Januari 2015.

Popkins, Nathan C. 2001. The Five-Factor Model: Emergence of a Taxonomic Model for Personality Psychology. Northwestern University. Http://northwestern.edu. Diunduh 15 Januari 2015.

Simonton, D. K. 2009. Great Teachers and the Big Five. Http://psychology. ucdavis.edu. Diunduh 15 Januari 2015.

Srivastava, S. 2009. Measuring the Big Five Personality Factors. http://www. uoregon.edu/~sanjay/bigfive.html. Diunduh 15 Januari 2015.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Hal ini didukung dengan temuan di lapangan selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode pictorial riddle siswa terlihat lebih aktif dan cenderung lebih siap

Formasi pementasan bedaya Putri Pakungwati yang digunakan yaitu tiga, lima, tujuh bahkan sembilan namun dalam aspek gerak dan iringan tidak mengalami perubahan,

Hasil ANOVA pada α = 5% dan dilanjutkan uji DMRT menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi putih telur berpengaruh nyata terhadap total asam sari buah pala.. Tabel

Grafik hubungan antara konsentrasi gelatin dan gliserin dengan rerata daya sebar sediaan masker wajah peel off kuersetin dapat dilihat pada gambar 4.. Grafik evaluasi daya sebar

T.T : cih (angsel) ; pemain cak secara bersama menggerakan kedua tangan ke arah kiri dihentakan pada hitungan sir dengan posisi tangan yang kiri lurus, kanan

menginformasikan fungsi guna dan fungsi simbolis dengan menggunakan elemen bunga teratai yang berkelopak empat helai dan pada bagian tengah bunga terdapat sari bunga dalam

Pengaruh Komite Audit, Komisaris Independen, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Independensi, Kualitas Audit, Ukuran Perusahaan,.. Manajemen Laba Dan Leverage

Hal itu dikarenakan dengan adanya perputaran piutang yang semakin tinggi maka modal yang diinvestasikan dalam piutang akan semakin sedikit, sehingga perusahaan