• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN Cefadroxil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN Cefadroxil"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

REFERAT

REFERAT

STASE FARMAKOLOGI

STASE FARMAKOLOGI

CEFADROXIL

CEFADROXIL

Disusun oleh : Disusun oleh :

RITA YULIANA

RITA YULIANA

NIM. 1010015006

NIM. 1010015006

Dosen Pembimbing: Dosen Pembimbing: Dra. Khemasili Kosala,

Dra. Khemasili Kosala, Apt,Sp.FRSApt,Sp.FRS

PROGRAM PROFESI PENDIDIKAN DOKTER UMUM PROGRAM PROFESI PENDIDIKAN DOKTER UMUM

FAKULTAS KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA SAMARINDA 2014 2014

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa karena  berkat rahmat dan karunia-Nyalah kelompok penulis dapat menyelesaikan laporan mengenai “Cefadroxil” ini dengan baik dan tepat waktu. Laporan ini merupakan hasil dari belajar mandiri selama berada di stase farmakologi di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman.

Dalam pembuatan laporan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. dr.Emil Bachtiar Moerad, Sp.P selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman.

2. dr. Sukartini, Sp.A selaku Ketua Program Pendidikan Profesi Pendidikan Dokter Umum.

3. Dra Khemasili Kosala,Apt.Sp.FRS, dr. Sjarif Ismail, M.Kes, dr.Ika Fikriah, M.Kes, dr. Lukas Daniel Leatemia, M.Kes, M.Pd.Ked, dan dr. Marihot Pasaribu, M.Kes,Sp.OG selaku dosen pembimbing di stase farmakologi yang telah mendidik dan member banyak masukan mengenai bidang farmakologi.

4. Orang tua serta teman-teman yang telah mendukung dan membantu terselesaikannya laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, penulis berharap pembaca dapat memberikan saran dan kritik yang membangun kepada penulis. Penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi setiap pembaca.

Samarinda, 2 November 2014

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... iii

BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Tujuan Penulisan ... 2 BAB II PEMBAHASAN... 3 2.1 Morfologi Cefadroxil ... 3 2.2 Farmakokinetik Cefadroxil ... 3 2.3 Farmakodinamik Cefadroxil ... 4

2.4 Indikasi dan Kontraindikasi Cefadroxil ... 5

2.5 Dosis dan Sediaan Cefadroxil ... 5

2.6 Efek Samping Cefadroxil ... 10

2.7 Interaksi Cefadroxil ... 10

2.8 Keamanan Cefadroxil ... 11

BAB III PENUTUP... 12

3.1 Kesimpulan ... 12

3.2 Saran ... 12

(4)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Antimikroba adalah obat yang berperan dalam membasmi mikroba  pathogen dalam tubuh. Mikroba pathogen terbatas pada bakteri, virus dan jamur. Parasit tidak termasuk didalamnya. Antibiotik merupakan suatu bentuk zat atau obat yang dapat berasal dari mikroba lain atau dari alam serta dibuat oleh manusia, yang bertugas membunuh atau menahan pertumbuhan bakteri (Setiabudy, 2007).

Agen antimikroba mengalami pengembangan yang sangat pesat terhadap  pengobatan modern. Aktivitas obat antimikroba sangat kuat dan spesifik.

Antimikroba ada yang selektif terhadap berbagai bakteri saja, ada juga yang spektrum luas. Beberapa sasaran antimikroba antara lain menghambat metabolism sel mikroba, menghambat sintesis dinding sel mikroba, mengganggu keutuhan membrane sel mikroba, menghambat sintesis protein sel mikroba serta menghambat sintesis asam nukleat sel mikroba (Katzung, 2010).

Antimikroba yang bekerja menghambat sintesis dinding sel mikroba diantaranya penisilin, sefalosporin, basitrasin, vankomisin dan sikoserin. Sefalosporin serupa dengan penisilin, tetapi lebih stabil terhadap aktivitas β-laktamase bakteri sehingga memiliki aktivitas dengan spektrum yang lebih luas (Chambers, 2010).

Cefadroxil merupakan antibiotik sefalosporin golongan pertama yang aktif membasmi bakteri kokus gram positif, seperti pneumokokus, streptokokus dan stafilokokus. Sefalosporin generasi pertama memperlihatkan spektrum antimikroba yang terutama aktif terhadap kuman Gram-positif (Chambers, 2010).

Laporan ini membahas mengenai antibiotik cefadroxil. Pembahasan dalam laporan ini mencakup farmakokinetik, farmakodinamik, indikasi dan kontraindikasi, dosis dan sediaan, efek samping, keamanan, dan interaksi dari cefadroxil. Sehingga, kita dapat mempelajari obat cefadroxil secara lebih detail dan mampu mengaplikasikan penggunaannya dengan tepat.

(5)

1.2 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui tentang morfologi dari cefadroxil

2. Untuk mengetahui tentang farmakokinetik dari cefadroxil. 3. Untuk mengetahui tentang farmakodinamik dari cefadroxil.

4. Untuk mengetahui tentang indikasi dan kontraindikasi dari cefadroxil. 5. Untuk mengetahui tentang dosis dan sediaan dari cefadroxil.

6. Untuk mengetahui tentang efek samping dari cefadroxil. 7. Untuk mengetahui tentang interaksi dari cefadroxil. 8. Untuk mengetahui tentang keamanan dari cefadroxil.

(6)

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Morfologi Cefadroxil

Cefadroxil adalah obat golongan sefalosporin. Sruktur kimia dasar sefalosporin ialah asam-7-amino-sefalosporanat (7-ACA) yang merupakan kompleks cincin dihrotiazin dan cincin betalaktam. Sefalosporin C resisten terhadap penisilinase, tetapi dirusak oleh sefalosporinase. Hidrolisis asam sefalosporin C membentuk rantai 7-ACA. Rantai 7-ACA dapat dikembangkan lagi menjadi berbagai macam antibiotik sefalosporin. Salah satu contohnya adalah obat cefadroxil. Terdapat dua buah rantai cabang yaitu R1 dan R2, dimana modifikasi pada R1 pada posisi 7 cincin β-laktam dihubungkan dengan aktivitas antimikroba. Sedangkan, modifikasi pada R2 pada posisi 3 cincin dihidrotiazin mempengaruhi metabolisme dan farmakokinetiknya (Istiantoro & Gan, 2007).

Berikut struktur kimia cefadroxil.

Gambar 2.1 Struktur Kimia Cefadroxil

2.2 Farmakokinetik Cefadroxil

Cefadroxil merupakan antibiotik yang aktivitasnya pada bakteri gram- positif dan gram negatif. Antibiotik ini digunakan untuk mengobati infeksi saluran kencing yang tidak sembuh oleh antibiotik jenis lain, atau pada wanita hamil, infeksi saluran nafas, otitis media, sinusitis dan infeksi pada kulit dan soft tissue.

(7)

Cefadroxil memiliki waktu kerja yang panjang dan dapat diberikan dua kali sehari. Obat ini kurang baik untuk menangani infeksi H.Influenza (BNF, 2009).

Cefadroxil diberikan secara peroral dan diabsorbsi melalui saluran cerna. Makanan tidak mengganggu proses penyerapan obat. 20% cefadroxil dalam darah  berikatan dengan protein plasma dengan waktu paruh sekitar 1 jam 30 menit dan

memanjang pada pasien dengan kelainan ginjal. Metabolisme cefadroxil terjadi didalam hepar dan 90% diekskresi melalui urin (Istiantoro & Gan, 2007).

2.3 Farmakodinamik Cefadroxil

Cefadroxil merupakan antibiotik yang bekerja pada membrane atau dinding sel bakteri. Berbeda dengan golongan β-laktam yang kerjanya dapat dihambat oleh aktivitas enzim β-laktamase, antibiotik golongan sefalosporin lebih stabil terhadap banyak bakteri penghasil β-laktamase, sehingga memiliki spektrum yang lebih luas (Chambers, 2010).

Cefadroxil menghambat pembentukan mukopeptida yang diperlukan untuk sintetis dinding sel bakteri. Hampir semua jenis bakteri memiliki dinding sel yang mengandung peptidoglikan, kecuali bakteri mycoplasma. Dinding sel bakteri memiliki lapisan fosfolipid bilayer dan protein. Fungsi lapisan tersebut, sebagai membrane permeable yang spesifik terhadap berbagai nutrient. Namun, pada membrane plasma bakteri tidak memiliki kandungan sterils, sehingga mengizinkan pelekatan bahan kimiawi (Rang, Dale, Ritter, & Flower, 2007).

Dinding sel bakteri tersusun dari suatu polimer polisakarida dan  polipeptida yang saling berikatan-silang dan kompleks, yang disebut sebagai  peptidoglikan. Polisakarida ini mengandung gula amino yang berselang seling. Peptide ini berakhir di D-alanin-D-alanin. Obat cefadroxil memotong aliran silang tersebut dengan peptide didekatnya. Ikatan silang tersebut menyebabkan dinding sel menjadi kaku. Ikatan ini juga menghambat reaksi transpeptidase, menghentikan penghasilan peptidoglikan, dan bakteri mati (Chambers, 2010).

(8)

2.4 Indikasi dan Kontraindikasi Cefadroxil

Cefadroxil digunakan untuk mengobati infeksi oleh bakteri gram-positif. Umumnya cefadroxil di berikan pada pasien dengan keluhan berikut (Evaria. et al., 2013):

- Infeksi saluran pernafasan : tonsillitis, faringitis, pneumonia dan otitis media

- Infeksi kulit dan jaringan lunak - Infeksi saluran kemih dan kelamin

- Infeksi jaringan lunak seperti osteomyelitis - Sepsis

- Artirits - Peritonitis

Cefadroxil aman diberikan pada ibu hamil (termasuk golongan B). Kontraindikasi pemberian cefadroxil adalah riwayat hipersensitivitas terhadap antibiotik golongan sefalosporin dan golongan β-laktam. Sebelum memberikan terapi cefadroxil, pasien akan dilakukan uji sensitivitas ( skin test ) (BNF, 2009; Evaria. et al., 2013).

2.5 Dosis dan Sediaan Cefadroxil

Dosis antibiotic cefadroxil bervaiasi tergantung pada nama dagang yang memproduksi obat (Evaria. et al., 2013):

- Ancefa (tablet : Cefarodoxil 500 mg; Sirup kering : Cefadroxil 125 mg/5ml; Sirup kering forte : Cefadroxil 250 mg/5 ml) Dewasa dan anak > 40 kg 1-2gr/hari 2 kali/ hari. Anak < 40 kg 25 mg/kgBB/Hari 2 kali/hari. - Bidicef : (tablet : Cefadroxil monohydrate 250 mg; Sirup kering :

Cefadroxil monohydrate 125 mg/5ml) dewasa 1-2gr/ hari dosis tunggal atau terbagi menjadi 2 dosis. Anak 30mg/kgBB/Hari tiap 12 jam.

- Cefat (tablet : cefadroxil monohydrate 250mg; sirup kering : cefadroxil monohydrate 125mg/5ml; sirup kering forte : cefadroxil monohydrate 500mg/5 ml) dewasa 1-2 gr/hari terbagi dalam 2 dosis tiap 12 jam; sistitis 1-2 gr/hari; Infeksi saluran kemih 2 gr/hari terbagi dalam 2 dosis tiap 12

(9)

 jam; infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi saluran napas atas dan bawah 1 gr/ hari. Pada infeksi berat dosis dapat ditingkatkan menjadi 2 gr/ hari diberikan dalam 2 dosis terbagi; faringitis dan tonsillitis oleh infeksi streptokokus β-hemolitikus 1 gr/hari dalam dosis terbagi selama 10 hari. Anak 25-50 mg/kgBB/hari dibuat dalam 2 dosis terbagi.

- Drovax (tablet : cefadroxil monohydrate 500mg; sirup kering : cefadroxil monohydrate 125 mg/5 ml; sirup kering forte : cefadroxil monohydrate 250 mg/5ml) Dewasa 1-2 gr/ hari 1 kali/hari atau dalam 2 dosis terbagi. Anak 25-50 mg/kgBB/hari dalam 2 dosis terbagi.

- Droxal (tablet : cefadroxil monohydrate 500 mg; sirup kering : cefadroxil monohydrate 125 mg/5ml; sirup kering forte : cefadroxil monohydrate 250 mg/5 ml) dewasa 2-2 gr/hari dalam dua dosis terbagi. Sistitis 1-2 gr/hari dosis tunggal. Infeksi saluran kemih 2gr/hari dalam 2 dosis. Infeksi kulit dan jaringan lunak 1gr/hari. Infeksi saluran napas atas dan bawah 1gr/hari  pada infeksi berat dapat ditingkatkan sampai dengan 2gr/hari. Faringitis/tonsillitis 1gr/hari dalam dosis terbagi selama 10 hari. Anak 25-50 mg/kgBB/hari dalam 2 dosis terbagi.

- Droxefa (tablet : cefadroxil 500mg) dewasa dan anak >12 tahun maksimal 4gr.hari. pasien dengan gangguan ginjal diawali dengan dosis 1 gr/hari kemudian disesuaikan dengan kebutuhan.

- Erphadrox (tablet : cefadroxil monohydrate 500mg; sirup kering : cefadroxil monohydrate 125mg/5ml) dewasa dengan infeksi saluran kemih tanpa komplikasi 1-2gr/hari terbagi dalam 2 dosis. Infeksi lain 2 gr/hari terbagi dalam 2 dosis. Infeksi kulit dan jaringan lunak 1gr/hari terbagi dalam 1-2 dosis. Faringitis dan tonsillitis 1gr/hari terbagi dalam 1-2 dosis. Infeksi saluran napas 1gr/hari terbagi dalam 2 dosis. Anak 25-50 mg/KgBB//hari terbagi dalam 2 dosis.

(10)

- Grafacef (tablet : cefadroxil anhydrate 500mg) dewasa dengan infeksi saluran kemih dan infeksi saluran napas 500-2000 mg/ hari terbagi dalam 2 dosis. Infeksi kulit dan jaringan lunak 500 mg/hari terbagi dalam 2 dosis. Anak 30 mg/KgBB//hari terbagi dalam 2 dosis terbagi tiap 12 jam. Jika infeksi diakibatkan oleh Streptokokus β  hemolitikus, terapi harus dilanjutkan sekurang kurangnya 10 hari.

- Lapicef (tablet : cefadroxil monohydrate 250mg, 500 mg; sirup : cefadroxil monohydrate 125mg/5ml) dewasa 1-2 gr/hari terbagi dalam 2 dosis. Infeksi saluran kemih tidak dengan komplikasi 1-2gr/hari terbagi dalam 1-2 dosis. Infeksi saluran kemih dengan komplikasi 2gr/hari 1 kali/hari. Infeksi kulit 1 gr/hari terbagi manjadi 1-2 dosis selama 10 hari. Infeksi saluran napas derajat ringan 1gr/hari dalam 2 dosis, derajat berat 1-2gr/hari terbagi dalam 2 dosis. Anak 30 mg/kgBB/hari dibuat dalam dosis terbagi.

- Longcef (tablet : cefadroxil monohydrate 500 mg; sirup : cefadroxil monohydrate 125mg/5ml) dewasa 1-2 gr/hari dalam dosis terbagi. Anak 30 mg/kgBB/hari dibuat dalam dosis terbagi.

- Lostacef (tablet : cefadroxil monohydrate 500mg; sirup kering : cefadroxil monohydrate 125mg/5ml) dewasa 1-2 gr/hari terbagi dalam 1-2 dosis tiap 12 jam. Infeksi saluran kemih tanpa komplikasi (sistitis) 1-2 gr/hari dibagi 1-2 dosis tiap hari. Infeksi saluran kemih lain 2 gr/hari terbagi dalam 2 dosis. Infeksi kulit dan jaringan lunak 1gr/hari terbagi dalam 1-2 dosis. Infeksi saluran napas ringan 500mg/ hari 2 kali/hari; infeksi sedang hingga  berat 500mg-1 gr 2 kali/hari. Faringitis dan tonsillitis oleh infeksi

streptokokus β-hemolitikus 500 mg/hari dalam 2 dosis terbagi selama 10 hari. Anak sirup kering 25-50 mg/kgBB/hari dibuat dalam 2 dosis terbagi. - Maxcef (tablet : cefadroxil monohydrate 500 mg; sirup : cefadroxil

monohydrate 125mg/5ml, 250mg/5 ml) dewasa 1-2 gr/hari terbagi dalam 1-2 dosis. Anak 30 mg/kgBB/hari dibuat dalam 2 dosis terbagi, terapi harus diteruskan minimal selama 48-72 jam sesudah tanda tanda infeksi hilang.

(11)

- Puspadroxile (tablet : cefadroxil monohydrate 250mg; sirup kering : cefadroxil monohydrate 125mg/5ml, 250mg/5 ml) dewasa 1-2 gr/hari terbagi dalam 2 dosis. Sistitis 1-2 gr/hari dalam dosis tunggal atau 2 dosis terbagi. Infeksi saluran kemih lain 2 gr/hari terbagi dalam 2 dosis. Infeksi kulit dan jaringan lunak 1gr/hari dalam dosis tunggal atau 2 dosis terbagi. Infeksi saluran napas atas dan bawah 1 gr/ hari. Pada infeksi berat dosis dapat ditingkatkan menjadi 2 gr/ hari diberikan dalam 2 dosis terbagi; faringitis dan tonsillitis oleh infeksi streptokokus β-hemolitikus 1 gr/hari dalam dosis terbagi selama 10 hari. Anak 25-50 mg/kgBB/hari dibuat dalam 2 dosis terbagi.

- Pyricef (tablet : cefadroxil monohydrate 250mg; sirup kering : cefadroxil monohydrate 125mg/5ml; sirup kering forte : cefadroxil monohydrate 250mg/5 ml) dewasa dan anak dengan BB > 40Kg 1-2 gr/hari terbagi tiap 8-12 jam. Dewasa dan anak dengan BB < 40 kg 30mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi tiap 8-12 jam. Anak 5-12 tahun sirup 4 sendok makan 2 kali/hari. Anak 1-5 tahun sirup 2 sendok makan 2 kali/hari. Anak 2-12  bulan sirup 1 sendok makan 2 kali/hari , anak kurang dari 2 bulan ½

sendok makan 2 kali/hari.

- Renasistin (tablet : cefadroxil 500 mg; sirup kering : cefadroxil 250mg/5ml; tetes oral 150mg/ml) dewasa dan anak dengan BB > 40Kg 1-2 tablet/kapsul terbagi dalam 1-2 dosis. Dewasa dan anak dengan BB < 40 kg 25-50 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi. Anak > 6 tahun 500mg/hari 2 kali/hari. Anak 1-6 tahun tablet/kapsul 250mg atau sirup 1 sendok the 2 kali/hari. Anak <1 tahun 25mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi. Anak tetes oral 25mg/kgBB/hari diberikan dalam dosis terbagi, tiap 12 jam selama 10hari.

- Staforin (tablet : cefadroxil 500 mg; sirup kering : cefadroxil 125mg/5ml, 250mg/5 ml) dewasa 1-2 gr/hari terbagi dalam 2 dosis. Infeksi saluran

(12)

1000mg 2 kali/hari. Faringitis dan tonsillitis 1 gr/hari dalam dosis terbagi selama 10 hari. Anak 25-50 mg/kgBB/hari dibuat dalam 2 dosis terbagi. - Tisacef (tablet : cefadroxil monohydrate 500 mg; susp : cefadroxil

monohydrate 125mg/5ml, 250mg/5 ml) dewasa 1-2 gr/hari dosis tunggal atau terbagi dalam 2 dosis. Anak 30 mg/kgBB/hari dosis tunggal atau terbagi dalam 2 dosis.

- Trodoxil (sirup : cefadroxil 125mg/5ml. Sirup forte : cefadroxil 250mg/5 ml) dewasa 1-2 gr/hari terbagi dalam 1-2 dosis. Anak 25-50 mg/kgBB/hari dibuat dalam 2 dosis terbagi.

- Valos (tablet : cefadroxil 500mg; sirup : cefadroxil 125mg/5ml, 250mg/5 ml) dewasa 1-2 gr/hari dalam dosis terbagi. Anak 30 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi.

- Vroxil (tablet : cefadroxil monohydrate 500 mg; sirup kering : cefadroxil monohydrate 125mg/5ml; sirup kering forter : cefadroxil monohydrate 250mg/5 ml) dewasa dengan infeksi saluran kemih (sistitis) tidak dengan komplikasi 1-2 gr/hari dakam dosis tunggal atau dalam 2 dosis terbagi. Ondeksi saluran kemih lain 2gr/hari dalam 2 dosis terbagi. Infeksi kulit dan jaringan lunak 1 gr/hari dalam dosis tunggal atau dala m 2 dosis terbagi. Faringitis dan tonsillitis oleh infeksi streptokokus β hemolitikus 1gr/hari

dalam 2 dosis terbagi selama 10 hari. Sirup kering anak 25-50 mg/kgBB/hari dalam 2 dosis terbagi. Anak dengan BB 4,5-9,1 kg ½ sendok teh 2 kali/hari vroxil 125mg/5ml atau ; BB 9,1-13,6 kg 1 sendok teh 2kali/hari vroxil 125mg/5ml atau ½ sendok teh 2kali/hari vroxil 250mg/5ml; 18,2-22,7 kg 2 sendok teh 2kali/hari vroxil 125mg/5ml atau 1 sendok teh 2kali/hari vroxil 250mg/5ml; 22,7-27,3 2½ sendok teh 2 kali/hari vroxil 125mg/5ml atau 1¼ sendok teh 2 kali/hari vroxil 250mg/5ml.

- Yaricef (tablet : cefadroxil monohydrate 500 mg; sirup kering : cefadroxil monohydrate 250mg/5 ml) dewasa 1-2 gr/hari diberikan sebagai dosis tunggal atau dalam 2 dosis terbagi. Infeksi saluran kemih bawah (sistitis) tidak dengan komplikasi 1-2 gr/hari sebagai dosis tunggal atau terbagi

(13)

dalam 2 dosis. Infeksi saluran kemih lainnya 2gr/hari dalam 2 dosis terbagi. Infeksi kulit dan jaringan lunak 1 gr/hari sebagai dosis tunggal atau dalam 2 dosisi terbagi. Infeksi saluran napas atas dan bawah, infeksi ringan 1 gr/hari dalam 2 dosis terbagi, infeksi sedang hingga berat 1-2 gr/hari

dalam 2 dosis terbagi. Faringitis dan tonsillitis oleh infeksi streptokokus β

hemolitikus 1gr/hari dalam 2 dosis terbagi selama 10 hari. Anak 25-50 mg/kgBB/hari dalam, 2 dosis terbagi. (Evaria. et al., 2013)

2.6 Efek Samping Cefadroxil

- Diare danantibiotic-associated colitis - Mual dan muntah

-  Abdominal discomfort -  Nyeri kepala,

- Reaksi alergi berupa : kemerahan pada kulit (rash), gatal, urtikaria, serum  sickness  yaitu reaksi berupa kemerahan, demam dan arthralgia dan

anafilaksi

- Steven Johnson Syndrome - Toxic epidermal necrolysis

- Gangguan pada enzim liver, hepatitis transient dan jaundice ec cholestatic. - Efek samping lain termasuk eosinophilia dan gangguan darah (trombositopenia, leukopenia, agranulosit, anemia aplastic dan anemia hemolitik)

-  Nefritis reversibel intersisial

- Gangguan tidur, gelisah, halusinasi, bingung, hypertonia dan pusing. (BNF, 2009; Istiantoro & Gan, 2007)

2.7 Interaksi Cefadroxil

(14)

- Pemberian antibiotik golongan aminoglikosida dan antibiotik golongan  bakteriostatik meningkatkan kemungkinan terjadinya nefrotoksik pada  pasien yang mendapatkan cefadroxil.

- Interaksi dengan probenesid, probenesid meningkatkan konsentrasi plasma dari cefadroxil dengan mencegah ekskresi cefadroxil, sehingga jumlahnya meningkat dalam tubuh dan waktu bertahan dalam tubuh juga semakin lama. (Istiantoro & Gan, 2007; BNF, 2009)

2.8 Keamanan Cefadroxil

Reaksi simpang dari pemberian obat golongan sefalosporin dan golongan β -laktam adalah hipersensitivitas. Reaksi hipersensitivitas ini mirip dengan reaksi hipersensitivitas oleh obat penisilin. Reaksi anafilaksis disertai spasme pada otot  polos bronkus dan urtikaria dapat terjadi. Sehingga, pada pemberian antibiotik  perlu dilakukan uji sensitivitas antibiotik (Istiantoro & Gan, 2007). Cefadroxil  bersifat nefrotoksik. Perlu diwaspadai pemberian cefadroxil dengan antibiotik atau obat lain yang juga bersifat nefrotoksik (BNF, 2009). Cefadroxil aman diberikan pada ibu hamil dengan indeks keamanan B (Evaria. et al., 2013).

(15)

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Cefadroxil merupakan antibiotik golongan sefalosporin generasi pertama. Cefadroxil merupakan salah satu obat generasi pertama yang  pemberiannya melalui oral.

2. Mekanis kerja cefadroxil adalah menghambat pembentukan dinding sel  bakteri dengan membentuk ikatan dengan protein membrane sel bakteri. 3. Pemberian cefadroxil diindikasikan untuk infeksi bakteri gram positif. 4. Dosis cefadroxil untuk dewasa adalah 1-2 gr/hari dan untuk anak 25-50

mg/kgBB/hari. Cefadroxil tersedia dalam bentuk tablet/kapsul dan sirup. 5. Efek samping cefadroxil yang paling sering terjadi adalah reaksi

hipersensitivitas yang menyerupai reaksi hipersensitivitas penisilin. Efek samping lainnya berupa mual, muntah hingga nefrotoksik.

6. Cefadroxil tidak diberikan pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap antibiotik.

7. Interaksi obat cefadroxil dapat terjadi dengan golongan antibiotik  bakteriostatik, probenesid dan antasid.

8. Cefadroxil aman untuk ibu hamil. Cefadroxil dapat menimbulkan reaksi hipersensitivitas berupa syok anafilaktik.

3.2 Saran

Penulis perlu mencari referensi lebih banyak lagi untuk menggali antibiotika golongan sefalosporin generasi pertama khususnya cefadroxil,

(16)

DAFTAR PUSTAKA

BNF. (2009). BNF 57. Liverpool UK: British National Fomulary.

Chambers, H. (2010). Antibiotik Beta Laktam & Antibiotik Lain yang Aktif di Dinding dan Membran Sel. In B. katzung, Farmakologi Dasar dan Klinik 

(pp. 748-767). Jakarta: EGC.

Evaria. et al. (2013). Master Index of Medical Specialities Edisi Bahasa Indonesia

Volume 13 pp.183-207. Jakarta: PT.Bhuana Ilmu Populer.

Gunawan, S., Setiabudi, R., Nafrialdi, & Elysabeth. (2007). Farmakologi dan Terapi edisi 5 pp.63,65,71,75,269. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Istiantoro, Y., & Gan, V. (2007). Penisilin, Sefalosporin dan Antibiotik

Betalaktam Lainnya. In S. Gunawan, Farmakologi dan Terapi (pp. 664-693). Jakarta: FK UI.

Katzung, B. (2010). Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: EGC. Rang, H., Dale, M., Ritter, J., & Flower, R. (2007). Rang and Dale's

 Pharmacology. U.S.A: Elsevier.

Setiabudy, R. (2007). Pengantar Antimikroba. In S. Gunawan, Farmakologi dan Terapi(pp. 585-598). Jakarta: FK UI.

Gambar

Gambar 2.1 Struktur Kimia Cefadroxil

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Dempster Shafer merupakan metode yang digunakan untuk mendiagnosa penyakit ikan nila dengan gejala-gejala

The paper describes results obtained from raw data consisting of a point cloud measured using terrestrial laser scanning acquired from a Leica ScanStation2 and digital imagery

Pada pertemuan kedua di siklus II guru lebih menekankan lagi tentang pemberian materi pelajaran dan memberikan bimbingan kepada siswa yang masih belum memahami

Mempertimbangkan bahwa potensi air bersih yang berlimpah dari wilayah Way Kanan yang belum dimanfaatkan secara maksimal serta menyediakan kepada masyarakat air miinum dalam

a dan b adalah nilai x yang diperoleh dari penyelesaian persamaan fungsi kuadrat dengan persamaan garis lurus tersebut... Luas daerah yang dibatasi oleh dua

pada puncak populasi dengan media kultur yang ditambahkan sumber nutrien berupa bakteri merah berbeda nyata dengan perlakuan pemberian air endapan dedak fermentasi

Kajian ini dijalankan untuk mengenai pasti pendekatan yang digunakan oleh penyelia, melihat persepsi penyelia dan pelajar serta perbezaan persepsi antara penyelia dan pelajar

Camat juga berperan sebagai kepala wilayah (wilayah kerja, namun tidak memiliki daerah dalam arti daerah kewenangan), karena melaksanakan tugas umum pemerintahan di wilayah