• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGADILAN NEGERI KLAS IA MATARAM MATARAM LAPORAN TAHUN 2012 KEGIATAN PER 31 DESEMBER PENGADILAN NEGERI KLAS IA MATARAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGADILAN NEGERI KLAS IA MATARAM MATARAM LAPORAN TAHUN 2012 KEGIATAN PER 31 DESEMBER PENGADILAN NEGERI KLAS IA MATARAM"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

PENGADILAN NEGERI KLAS IA MATARAM

JALAN LANGKO NO 68 A TELP (0370) 631142

MATARAM

LAPORAN TAHUN 2012

KEGIATAN PER 31 DESEMBER

PENGADILAN NEGERI KLAS IA MATARAM

WILAYAH PENGADILAN TINGGI MATARAM

(2)

Mataram, 4 Januari 2013 Kepada

Yth. Bapak Ketua Pengadilan Tinggi Mataram di –

M A T A R A M

SURAT PENGANTAR

Nomor : W25-U1/ /PL.01.02/I/2013

No. U R A I A N LAMPIRAN KETERANGAN

1. Laporan Tahunan Tentang Kegiatan Pengadilan Negeri Mataram

Tahun :2012.

1 ( satu ) Eksemplar

Demikian untuk menjadikan periksa.

Ketua Pengadilan Negeri Klas IA

Mataram

H. BUDI SUSILO, SH.MH.

NIP. 19610520 198512 1 001

PE NGADILAN NE GE RI KL AS IA MATARAM

J L . L A N G K O N O . 6 8 A M A T A R A M – N U S A T E N G G A R A B A R A T Tel p. ( 0370) 62129 3 – 631142 Fa x. ( 037 0) 640633

(3)

Kata Pengantar

Assalamualaikum Warahmatullahhi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan HidayahNya kami dapat menyusun Laporan Tahunan untuk tahun 2012. Laporan Tahunan ini kami susun sebagai bentuk dan gambaran mengenai kegiatan Pengadilan Negeri Klas IA Mataram selama tahun 2012 kepada masyarakat/publik. Dalam Laporan Tahunan ini memuat hasil kinerja dari manajemen perkara, administrasi Umum dan Sumber Daya Manusia dalam rangka upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Penyusunan Laporan Tahunan tahun 2012 ini telah kami upayakan sebaik mungkin namun akan jauh lebih baik dan sempura apabila ada saran dan masukan kepada kami, sehingga dalam penyampaian Laporan Tahunan yang akan datang akan jauh lebih baik dan sempurna sesuai harapan kita semua, sehingga dapat mewujudkan Peradilan Indonesia yang Agung.

Demikian kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran Pengadilan Negeri Klas IA Mataram atas kerjasama, bantuan dan pikiran sehingga Laporan Tahunan untuk tahun 2012 dapat kami susun, semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan berkah yang telah kita lakukan.

Wassalammualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Mataram, 4 Januari 2013

Ketua Pengadilan Negeri Klas IA

Mataram

H. BUDI SUSILO, SH.MH.

NIP. 19610520 198512 1 001

(4)

DAFTAR ISI

Pengantar ... 3

Daftar Isi.... ... 4

BAB I Pendahuluan... 5

A. Kebijakan Umum Peradilan... 5

B. Visi dan Misi ... 11

C. Rencana Strategi ... 11

BAB II Struktur Organisasi... 15

A. Penyusunan Alur Tupoksi... 15

B. Penyusunan Standart Operational Procedures... 17

BAB III Keadaan Perkara... 61

BAB IV Pengawasan Internal. ... 65

BAB V Pembinaan dan Pengelolaan... 67

A. Sumber Daya Manusia ... 67

1) Sumber Daya Manusia Teknis Yudisial ... 67

2) Sumber Daya Manusia Non Teknis Yudisial... 68

3) Promosi dan Mutasi ... 69

4) Pengisian Jabatan Struktural ... 70

B. Pengelolaan Sarana dan Prasarana... 71

1) Sarana dan Prasaran Gedung ... 71

a...Pengadaan ... 71

b...Pemeliharaan ... 71

c...Penghapusan ... 71

2) Sarana dan Prasaran Fasilitas Gedung... 71

a...Pengadaan ... 71

b...Pemeliharaan... 72

c...Penghapusan ... 72

3) Pengelolaan Teknologi Informasi ... 72

a...Perangkat Keras... 72 b...Perangkat Lunak ... 72 C. Pengelolaan Keuangan... 72 1) Belanja Pegawai... 72 -...Pagu ... 72 -...Realisasi ... 73 -...Sisa ... 74 2) Belanja Barang ... 74 -...Pagu ... 74 -...Realisasi ... 75 -...Sisa... 76 3) Belanja Modal... 76 -...Pagu ... 76 -...Realisasi ... 77 -...Sisa... 77 D. Pengelolaan Administrasi... 78 1) Administrasi Perkara ... 78 2) Administrasi Umum... 79

(5)

B A B I

PENDAHULUAN

A. Kebijakan Umum Peradilan

Pengadilan Negeri Klas IA Mataram merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman dilingkungan peradilan umum yang mempunyai tugas pokok sebagai berikut

1. Menerima, memeriksa dan menyelesaikan perkara yang diajukan kepadanya sesuai dengan Undang-undang No. 8 Tahun 2004 tentang perubahan atas Undang No. 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum dan Undang-Undang No.49 Tahun 2009 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang-Undang-Undang No.2 tahun 1986.

2. Menyelesaikan Administrasi Perkara dan Administrasi Umum lainya.

Pengadilan Negeri Klas IA Mataram masuk dalam wilayah hukum Pengadilan Tinggi Mataram yang terdiri dari 2 (dua) Kabupaten / 1 (satu) Kotamadya yaitu Kabupaten Lombok Barat terdiri dari 10 Kecamatan, 88 desa, Kabupaten Lombok Utara terdiri dari 5 Kecamatan, 33 desa, Kota Madya Mataram terdiri dari 6 Kecamatan, 50 Kelurahan, sebagai berikut :

No Kecamatan Desa/Kelurahan

I Kota Mataram 6 Kecamatan 50 Kelurahan Ampenan Selatan

1. Ampenan Ampenan Tengah

Pejeruk Ampenan Utara Banjar Taman Sari Kebon Sari Pejarkan Karya Bintaro Dayan Peken

2. Sekarbela Jempong Baru

Tanjung Karang Karang Pule

Tanjung Karang Permai Kekalik Jaya

(6)

Pagesangan Barat Pagesangan Timur Pejanggik Punia Pagutan Pagutan Barat Pagutan Timur

4. Selaparang Dasan Agung Baru

Gomong Dasan Agung Mataram Barat Karang Baru Rembiga Monjok Timur Monjok

5. Cakranegara Cakranegara Selatan

Cakranegara Barat Cakranegara Timur Cakranegara Utara Sayang-sayang

Cakranegara selatan baru Cilinaya

Saptamarga Mayura

Karang Taliwang Dasan Cermen

6. Sandubaya Abian Tubuh

Babakan Mandalika Bertais Selagalas II Kab. Lombok Barat 10

Kecamatan 88 DesaPelangan

1 Sekotong Sekotong Barat

Buwung Mas Sekotong Tengah Kedaro Batu Putih Mareje Sekotong Timur 2 Lembar Lembar Jembatan Kembar Labuan tereng Banyuurip

(7)

Dasan Geres 3 Gerung Babusalam Dasan Tapen Beleke Kebun ayu Gapuk Suka makmur Tempos Gerung Selatan Gerung Utara Kuranji Perampuan

4 Labuapi Karang bongkot

Terong tawah Bajur Telagawaru Bagik Polak Bengkel Merembu Labuapi Jagaraga Indah Montong Are 5 Kediri Kediri Gelogor Rumak Banyumulek Ombe Baru Dasan Baru

6 Kuripan Kuripan Selatan

Kuripan Kuripan Utara Jagaraga 7 Narmada Sembung Badrain Batukuta Tanak Beak Peresek Keru Sedau Lembah sempaga Sesaot Suranadi Selat

(8)

Lembuak Dasan Tereng Krama Jaya Gerimax Indah

8 Lingsar Peteluan Indah

Lingsar Batu Kumbung Batu Mekar Karang Bayan Langko Sigerongan Duman Dasan Geria Gegerung

9 Gunung Sari Jatisela

Sesela Midang Kekeri Penimbung Mambalan Dopang Taman Sari Gunung Sari Kekait Mekar Sari Guntur Macan

10 Batu Layar Sandik

Meninting BatuLayar Lembah Sari Senteluk Senggigi III Kab.Lombok Utara 5

Kecamatan 33 DesaSigar Penyasilin

1 Tanjung Sokong Tanjung Tegal Maja Jenggala Medana Teniga 2 Pemenang Malaka Pemenang Barat Gili indah Pemenang Timur

(9)

3 Gangga Bentek Gondang Gegeleng Rempek Sambik Bangkol 4 Kayangan Kayangan Sesait Santong Gumantar Selengan Dangiang Pendua Salut 5 Bayan Akar-akar Sukadana Anyar Senaru Bayan Loloan Mumbul Sari Sambi Elen Karang Bajo

Pengadilan Negeri Klas IA Mataram tidak hanya berfungsi sebagai Peradilan Umum yang menangani perkara-perkara perdata dan pidana sesuai dengan wilayah hukum yang disebutkan diatas tetapi juga memiliki Pengadilan khusus yaitu Pengadilan Tipikor Mataram, yang dibentuk dilingkungan Peradilan Umum yang berwenang memeriksa mengadili dan memberi putusan terhadap Perkara Korupsi berdasarkan Undang-undang No. 31 tahun 1999 yang telah diubah dengan Undang-Undang N0. 20 Tahun 2011. Pengadilan Tipikor Pengadilan Negeri Klas IA Mataram dibentuk pada bulan Mei 2011. Dan Pengadilan Hubungan Industrial Mataram, yang dibentuk dilingkungan Peradilan Umum yang berwenang memeriksa mengadili dan memberi putusan terhadap Perselisihan Hubungan Industrial berdasarkan Undang-Undang Nomor : 2 Tahun 2004 tentang penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial. Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Klas IA Mataram dibentuk pada bulan Januari 2006. Pembentukan Pengadilan Tipikor dan Pengadilan Hubungan Industrial membawa perubahan Struktural Organisasi Pengadilan Negeri Klas IA Mataram yaitu dengan diperkenalkannya Sub. Bagian Tipikor dan Sub.Bagian Pengadilan Hubungan Industrial

(10)

Hukum Pengadilan Tipikor Mataram dan Pengadilan Hubungan industrial Mataram mencakup seluruh Wilayah Nusa Tenggara Barat.

Mengingat tanggung jawab yang begitu luas maka kebijakan yang ditempuh haruslah mencerminkan peradilan yang cepat, sederhana dan biaya ringan dan mampu mewujudkan rasa keadilan bagi masyarakat. Selanjutnya Pengadilan Negeri Klas I A Mataram selama tahun 2012 ini membuat beberapa kebijakan untuk mewujudkan Visi dan Misi peradilan diantaranya :

1. Meningkatkan penyelesaian perkara baik perkara perdata, pidana umum, pidana khusus (Tipikor) dan PHI agar diupayakan dalam jangka waktu 6 (enam) bulan perkara-perkara yang masuk sudah selesai dan putus serta terhadap perkara-perkara yang menempuh upaya hukum agar segera dikirim berkasnya ; 2. MeningkatkanManajemen SDMHakim dan pegawai Pengadilan Negeri Klas I A

Mataram dengan mengikutsertakan dalam pelatihan maupun diklat tehnis yang berbasis Kompetensi ;

3. Mengoptimalkan Pengelolaan Website dengan menampilkan semua jenis informasi baik admnistrasi perkara maupun administrasi umum untuk mewujudkan transparansi melalui Website/Internet ;

4. Mengoptimalkan Meja Informasi untuk memudahkan masyarakat mencari informasi baik administrasi perkara maupun administrasi umum ;

5. Mengoptimalkan Program (SIADPN) Sistem Informasi Admnistrasi Perkara Pengadilan Negeri yang bertujuan untuk mengefektifkan pengelolaan perkara ; 6. Memberikan Keadilan untuk semua lapisan masyarakat tanpa pandang bulu

(Justice for All) ;

7. Mengoptimalkan Pelayanan Publik kepada masyarakat seperti pelayanan persidangan, pelayanan bantuan hukum pada ruang POSBAKUM sesuai Sema No.10 th 2010 ttg Pelayanan Bantuan Hukum dan Panjar Biaya Perkara, Pelayanan Pengaduan sesuai SK.KMA No.076/KMA/SK/VI/2009 ttg penanganan pengaduan, pelayanan Informasi sesuai SK.KMA No. 1-144/KMA/SK/I/2011 ttg Pedoman pelayanan informasi di Pengadilan.

(11)

B. VISI DAN MISI :

V I S I : Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia yang Agung.

M I S I : - Menjaga kemandirian badan peradilan

- Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari

keadilan

- Meningkatkan kualitas kepemimpinan badan peradilan - Meningktkan kredibilitas dan transparansi badan peradilan

C. RENCANA STRATEGIS 2010-2014

Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategik merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan stratejik lokal, nasional dan global, dan tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan pendekatan perencanaan stratejik yang jelas dan sinergis, instansi pemerintah lebih dapat menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi, peluang dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya.

Pada prinsipnya setiap satuan kerja seharusnya mempunyai barometer untuk menilai sampai sejauh mana roda organisasi berjalan dengan baik atau tidak, apa hambatan dan tantangan serta tujuan yang belum tercapai. Para pegawai/staf juga mempunyai peranan yang sama dalam memajukan dan menjalankan roda organisasi tersebut, sehingga kualitas kinerja pegawai dimaksud, adalah merupakan suatu yang mutlak demi maksimalnya pelayanan (cleint service), baik internal maupun secara eksternal kepada (para pencari keadilan).

Kualitas keterampilan (skill) pegawai/staf selaku pelaksana tugas dan karya tentunya harus dimulai dari diri sendiri yang bertekad untuk menigkatkan kualitas pribadi dalam menunjang tugas pokok dan fungsi masing-masing (SDM). Kami sadari sarana dan prasarana serta fasilitas tak kalah pentingnya guna mencapai tujuan tersebut yang sekarang ini masih terbatas.

(12)

terprogram setiap rencana kerja dalam suatu bentuk Rencana Stratejik (Renstra) dengan berbasis kinerja yang merupakan pedoman pelaksanaan Tupoksi, sehingga segala bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan dapat diatur secara terencana dan terukur, suatu perencanaan yang stratejik diharapkan akan dapat meningkatkan kinerja sekaligus dapat meningkatkan pelayanan yang prima kepada masyarakat pencari keadilan.

Penyusunan rencana dan program pada hakekatnya adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran/tujuan tertentu. Adapun sasaran/tujuan mengandung pengertian bahwa perencanaan berkaitan erat dengan perumusan kebijaksanaan. Sehubungan dengan itu perencanaan pada garis besarnya terdiri atas beberapa tahapan yang harus dilalui dan dilaksanakan oleh setiap lembaga/unit organisasi/instansi hingga di daerah sebagai berikut :

Tahap Persiapan Rencana :

1.

Tahap persiapan rencana yaitu mengidentifikasikan, menganalisa dan merumuskan masalah, merumuskan alternatif kebijaksanaan dan menetapkan kebijaksanaan.

2.

Tahap penjabaran kebijaksanaan ke dalam sasaran dan anggaran yaitu

mengkoordinasikan penjabaran kebijaksanaan ke dalam sasaran dan anggaran, memantapkan penjabaran sasaran dan anggaran, menetapkan sasaran dan anggaran, menjabarkan satuan ke dalam rancangan satuan, menetapkan rancangan kegiatan, sasaran dan anggaran.

Adapun dasar penyusunan strategi tersebut dapat diimplementasikan melalui 4 strategi yaitu:

1.

Mewujudkan Pengadilan yang mandiri dan indenpenden, bebas dari campur tangan pihak lain dan transparan.

2.

Mewujudkan peradilan yang efektif, efesien, bermartabat, berwibawa dan dihormati.

3.

Mewujudkan kualitas pelayanan hukum secara prima kepada masyarakat pencari keadilan.

(13)

Rencana strategis ini dengan program yang terkait, memberi inisiatif awal dengan berbagai tantangan dan masalah yang akan diatasi.

Tantangan utama meliputi :

1. Memelihara kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan khususnya yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Peradilan .

a. Kepercayaan dan keyakinan dalam sistem peradilan di Indonesia pada umumnya telah terkikis disebabkan kelambanan dalam penyelesaian perkara, persepsi tentang korupsi, kolusi dan nepotisme, dan akses terbatasnya pada pelayanan peradilan, solusi efektif untuk masalah tersebut adalah membuat pola dasar dimana kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan bisa kembali pulih.

b. Rencana strategis akan memberi prioritas pada sistem dan prosedur peradilan, perbaikan institusi serta sumber daya manusia atau operasional manajemen yang langsung mempengaruhi efesiensi pemberian pelayanan informasi publik pada peradilan, pada kejujuran dan ketidakberpihakan dari putusan pengadilan. Transparan dan integritas dari proses peradilan dan perlindungan kerahasiaan jika diperlukan.

c. Lebih jauh program ini akan menyatukan dan mengkoordinasikan berbagai unsur program melalui pendekatan holistik sehingga perwujudan dari visi dan misi dapat dicapai dengan target secara maksimal.

2. Rencana strategis akan memerlukan sumber daya tetapi dapat dicapai dalam konteks keterbatasan kemampuan sumber daya yang tersedia.

Pengadilan Negeri Klas I A Mataram berusaha untuk memperioritaskan pembangunan sistem peradilan dalam anggaran yang tersedia, di samping itu Pengadilan Negeri Klas I A Mataram akan memobilisasi dan menggunakan secara efisien semua sumber daya internal dan eksternal dalam operasional rutin guna mencapai misi, tujuan dan target yang telah ditetapkan.

Dari rencana strategis di atas, kunci keberhasilan pembangunan yang dirumuskan melalui rencana Strategis Pengadilan Negeri Klas I A Mataram kedepan dapat dirumuskan dalam 4 aspek yaitu:

1.

Ketenagaan mencakup:

(14)

c.

Penataan kembali sistem pembinaan karir pegawai berbasis kompetensi.

d.

Penilaian Kinerja berbasis kompetensi.

2.

Sarana dan prasarana mencakup :

a.

Pengadaan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan yang nyata.

b.

Pengembangan perpustakaan melalui koleksi buku, sarana dan prasarana, berikut sistem pelayanannya melalui sistem aplikasi.

c.

Peningkatan jumlah anggaran melalui DIPA sesuai dengan rencana kebutuhan fisik Pengadilan Negeri .

3.

Ketatalaksanaan mencakup :

a.

Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku secara optimal.

b.

Melaksanakan program Pengadilan Negeri Negeri Klas I A Mataram yang telah disusun dengan tetap berdasarkan kepada ketentuan undang-undang, peraturan pemerintah, SEMA, juklak dan juknis yang ada.

4.

Hukum materil mencakup :

a.

Penelaahan dan inventarisasi materi hukum.

b.

Memasyarakatkan hukum yang berlaku melalui sosialisasi dan dialog terhadap masyarakat umum khususnya para pencari keadilan.

(15)

B A B II

STRUKTUR ORGANISASI (TUPOKSI)

A. PENYUSUNAN ALUR TUPOKSI

Sebagaimana yang telah diuraikan diatas bahwa tugas pokok dari Pengadilan adalah menerima, memeriksa, mengadili serta menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya.Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut oleh Hakim yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan dibantu oleh Panitera (Panitera Pengganti) di persidangan, dan dalam pengelolaan administrasi peradilan Panitera dibantu oleh Wakil Panitera, 3 (tiga) Panitera Muda, Jurusita sedangkan dalam penyelenggaraan administrasi umum Panitera dibantu oleh Wakil Sekretaris dan 3 (tiga) orang Kepala Sub.Bagian dan Staf.

Manajemen peradilan dibedakan menjadi 2 yaitu administrasi perkara (Tehnis) dan Administrasi Umum (Non Tehnis) yang kedua-keduanya adalah satu manajemen yang menyelenggarakan manajemen sistem terpadu (Integrated System) dalam penyelenggaraan tugas–tugas peradilan.

Dalam penyelenggaraan manajemen peradilan selalu mengutamakan keikutsertaan seluruh karyawan sesuai job discription, menanamkan rasa ikut memiliki, menerapkan sistem pengawasan melekat, terhadap teknis peradilan, administrasi peradilan dan tingkah laku dan perbuatan Hakim serta Pejabat Kepaniteraan yaitu tertib persidangan dan penyelesaian perkara oleh Hakim dan Panitera, tertib prosedur penerimaan perkara, tertib register perkara, tertib keuangan perkara, tertib kearsipan perkara dan tertib pelaporan perkara.

Penyelenggaraan tugas–tugas dibidang administrasi (non teknis) harus mampu dan mau menunjang kelancaran tugas–tugas dibidang tugas teknis dan administrasi peradilan dalam melaksanakan tugas–tugas pokok peradilan yaitu menerima, dan menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya.

Apabila pelaksanaan tugas–tugas pokok tersebut berjalan secara efektif, efisien, profesional dan mandiri, dalam memberikan pelayanan hukum kepada masyarakat, maka dapat diharapkan citra pengadilan akan semakin baik dan terwujudnya lembaga peradilan yang bermatabat, terhormat dan dihormati.

(16)
(17)

B. PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

Pengadilan Negeri Kelas IA Mataram yang merupakan pengadilan tingkat pertama dengan Pengadilan Tinggi Mataram sebagai pengadilan tingkat banding berkedudukan di Jl. Langko No. 68 A Mataram.

Pengadilan Negeri Klas IA Mataram merupakan institusi peradilan umum di bawah Mahkamah Agung RI sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Pengadilan Negeri Klas IA Mataram sebagai kawal depan (voorj post) Mahkamah Agung Republik Indonesia, bertugas dan berwenang menerima, memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama dengan daerah hukum meliputi Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Utara.

PENGADILAN NEGERI Klas IA MATARAM STANDARD OPERATIONAL PROCEDURES (SOP)

TAHUN 2012 A. KEPANITERAAN PIDANA

1. PENYELESAIAN PERKARA

 Pengadilan Negeri Melalui Meja I menerima Pelimpahan berkas perkara dan barang bukti dari Jaksa Penuntut Umum atau Petugas Kejaksaan yang berstatus PNS yang mendapat tugas resmi untuk itu. Setelah berkas diteliti oleh Panitera Muda Pidana apabila ada ketidak lengkapan hari itu juga dikembalikan kepada Petugas dari kejaksaan tersebut.

 Penerimaan pelimpahan berkas perkara dan barang bukti serta Pemeriksaan Kelengkapan Berkas dan Registrasi paling lama

3 hari kerja

 Penunjukan Majelis Hakim oleh Ketua Pengadilan Negeri Klas IA Mataram dan penunjukan Panitera Pengganti oleh Panitera/Sekretaris, penyerahan berkas perkara kepada Majelis Hakim dan paling lama

3 hari kerja

 Penetapan Hari Sidang dan Penetapan Penahanan (jika terdakwa ditahan) paling lama

2 hari kerja

 Penyerahan Penetapan Hari Sidang dan Penetapan Penahanan kepada Penuntut Umum

(18)

 Persidangan pertama ditetapkan, setelah berkas perkara diterima oleh Majelis Hakim paling lama

7 hari kerja

 Penyelesaian Berita Acara Sidang harus selesai pada hari sidang berikutnya atau setelah sidang terakhir :

7 hari kerja

 Pemeriksaan persidangan yang menyangkut Eksepsi, Pemeriksaan saksi dan barang bukti, Terdakwa, Tuntutan, Pembelaan dan Putusan harus selesai, kecuali dalam perkara pidana yang saksinya lebih dari 20 orang, paling lama

180 hari kerja

Kecuali untuk perkara pidana khusus berlaku ketentuan sebagaimana diatur dalam undang-undang yang bersangkutan, termasuk praperadilan.

 Panitera Pengganti wajib melaporkan tentang tanggal penundaan sidang beserta alasannya kepada Kepaniteraan Pidana apabila persidangan ditunda

pada hari itu juga

 Majelis Hakim harus siap dengan konsep putusan yang akan dibacakan dan Panitera Pengganti wajib melaporkan tanggal dan amar putusan yang telah ditandatangani Majelis Hakim kepada Kepaniteraan Pidana :

pada hari itu juga

 Panitera Muda Pidana bertangggung jawab atas pencatatan perkembangan persidangan tersebut kedalam buku register yang diperuntukkan untuk itu, juga setelah penerimaan laporan dari Panitera Pengganti :

pada hari itu juga

atau paling lambat hari berikutnya, panitera muda wajib meneliti ;

 Panitera Pengganti wajib menyelesaikan dan menyerahkan Petikan Putusan yang dimaksud kepada Panitera Muda Pidana pada hari itu juga atau paling lamapada hari kerja berikutnyadan wajib meneliti intisari putusan tersebut agar sesuai dengan asli putusan tersebut

 Panitera Muda Pidana harus menyampaikan petikan putusan kepada Penuntut Umum dan kepada Rutan serta Terdakwa atau Penasehat Hukumnya setelah petikan putusan tersebut diterima dari Panitera Pengganti, dan harus diteliti intisari tersebut/salinan putusan harus sesuai dengan asli, paling lama

(19)

Dengan surat pengantar dan tanda terima.

 Majelis Hakim dan Panitera Pengganti wajib menyelesaikan Minutasi dan Pemberkasan perkara setelah putusan (kecuali putusan sela yang bukan putusan akhir) diucapkan paling lama

14 hari kerja

 Untuk perkara verstek perkara tilang diserahkan kepada Kejaksaan berserta barang buktinya, Panitera Muda Pidana yang menyerahkan ke Kejaksaan pada hari itu juga atau paling lama

4 hari kerja berikutnya

Untuk perkara yang terdakwanya anak-anak dan ditahan, perkara harus sudah dipitus dalam tenggang waktu 45 hari ;

2. PROSES BANDING

 Pernyataan Banding dapat diajukan setelah putusan diucapkan atau setelah putusan diberitahukan kepada Terdakwa yang tidak hadir paling lama

7 hari kalender

Dengan pengertian apabila hari ke-7 jatuh pada hari libur, maka dihitung pada hari kerja berikutnya

 Laporan banding kepada Pengadilan Tinggi Mataram harus disampaikan pada hari itu juga saat permintaan Banding diajukan ataupaling lama pada hari kerja berikutnya.  Pemberitahuan Pernyataan Banding kepada Terbanding paling lama 4 hari kerja

setelah pernyataan Banding diterima;

 Minutasi perkara Banding harus sudah diserahkan kepada Panitera Muda Pidana dalam waktu7 hari setelah permohonan Banding diajukan.

 Tenggang waktu Inzage

7 hari kerja

 Pengiriman Berkas Perkara ke Pengadilan Tinggi Mataram, sejak Pernyataan Banding diterima (tanpa harus menunggu Memori Banding) paling lama ;

14 hari kerja

Apabila terdakwa berada dalam tahanan, maka perkara harus sudah diterima minimal 20 (duapuluh) hari sebelum masa penahanan habis ;

 Jika permohonan Banding tersebut dicabut Pemohon sebelum diputus Pengadilan Tinggi Mataram, harus diberitahukan kepada Pengadilan Tinggi Mataram dan

(20)

Terbanding dilengkapi dengan Akta Pencabutan Banding dari Panitera dan Relaas pemberitahuan Pencabutan Banding pada hari itu juga atau paling lama

3 hari kerja apabila terdakwa dalam tahanan

Dalam setiap Putusan harus dilampirkan soft copy (CD) masing-masing putusan, apabila tidak disertai maka berkas dinyatakan tidak lengkap.

 Perkara Banding yang tidak lengkap harus sudah dilengkapi paling lama ;

7 hari kerja

 Perkara Banding selain diisi pada register juga harus dimasukkan dalam register buku induk perkara

3. PROSES KASASI

 Pernyataan Kasasi dapat diajukan dalam tenggang waktu

14 hari kalender

Setelah putusan Banding diberitahukan kepada Penuntut Umum dan Terdakwa atau 14 hari setelah putusan diucapkan jika Terdakwa diputus bebas ;

Laporan Kasasi kepada Mahkamah Agung harus disampaikan saat permintaan kasasi diajukan, paling lama2 hari kerja berikutnya, malalui faximile dan laporan asli melalui post

 Pemberitahuan Pernyataan Kasasi kepada Termohon Kasasi setelah pernyataan Kasasi diterima, paling lama

4 hari kerja

 Minutasi perkara Kasasi yang diputus bebas atau lepas dari tuntutan, penyerahan salinan putusannya harus selesai dalam waktu7 hari kerja/paling lambat;

14 hari kerja

 Pemohon Kasasi wajib menyerahkan Memori Kasasinya setelah permohonan Kasasi diajukan paling lama

14 hari kalender

 Memori Kasasi harus diberitahukan kepada Termohon Kasasi setelah memori diterima, dalam waktu

4 hari kerja

 Kontra Memori Kasasi dapat diserahkan oleh Termohon Kasasi setelah Termohon Kasasi menerima Memori Kasasi paling lama

(21)

 Keterlambatan dalam menyerahkan Memori Kasasi Panitera/Sekretaris membuat keterangan tidak adanya Memori Kasasi paling lambat

3 hari kerja

 Ketua Pengadilan Negeri klas IA Mataram membuat penetapan tentang tidak diterimanya permohonan Kasasi paling lama

3 hari kerja

 Permohonan Kasasi tersebut tidak dikirimkan ke Mahkamah Agung Republik Indonesia oleh karena tidak ada Memori Kasasi karena tidak mememnuhhi syarat formal (Pasal 45A UU No.5 tahun 2004)

 Apabila permohonan kasasi dicabut harus diberitahukan kepada pihak Termohon Kasasi dan ke Mahkamah Agung Republik Indonesia dengan dilengkapi Akta Pencabutan Kasasi dari Panitera dan Relaas Pemberitahuan Pencabutan Kasasi Paling lama ;

7 hari kerja apabila terdakwa dalam tahanan

Sejak pernyataan Kasasi dicabut;

 Pengiriman Berkas perkara ke Mahkamah Agung, sejak pernyataan Kasasi diterima paling lama ;

30 hari kerja

kecuali terdakwa/pihak berada diluar wilayah hukum Pengadilan Negeri Klas IA Mataram

Dalam setiap putusan harus dilampirkan soft copy (CD), apabila tidak disertai maka berkas dinyatakan tidak lengkap.

 Perkara Kasasi selain dicatat/diregister dalam register Kasasi, juga harus diregister dalam buku induk perkara.

4. PROSES PENINJAUAN KEMBALI

 Pengadilan Negeri Klas Ia Mataram menerima permohonan Peninjauan Kembali ;  Kepaniteraan Pidana menyerahkan permohonan Peninjauan Kembali kepada Ketua

Pengadilan Negeri Klas IA Mataram

hari itu juga atau pada hari kerja berikutnya;

melalui Panitera/Sekretaris dan sudah diteliti apakah dapt diterima atau tidak diterima, apabila dapat diterima, maka Panitera membuat Akta Peninjauan Kembali kemudian berkas diserahkan kepada Ketua Pengadilan Negeri Klas Ia Mataram

(22)

 Penunjukan Majelis Hakim dan Panitera Pengganti ditetapkan

Pada hari itu juga atau pada hari kerja berikutnya;

 Kepaniteraan Pidana meneruskan permohonan Peninjauan Kembali kepada Majelis Hakim yang ditunjuk, Majelis Hakim menetapkan hari sidang dan memerintahkan kepada Panitera/Sekretaris agar menunjuk Jurusita untuk memberitahukan hari sidang kepada Jaksa Penuntut Umum dan Pemohon Peninjauan Kembali

hari itu juga atau paling lama pada hari kerja berikutnya;

 Majelis Hakim memeriksa apakah permintaan peninjauan kembali memenuhi persyaratan dalam waktu paling lama

30 hari kerja

 Panitera Pengganti menyerahkan Berita Acara pemeriksaan dan Berita Acara pendapat kepada Kepaniteraan Pidana

4 hari setelah sidang terakhir

 Kepaniteraan Pidana harus sudah mengirimkan berkas tersebut ke Mahkamah Agung dalam waktu

7 hari sejak berkas diserahkan oleh Panitera Pengganti

Apabila Peninjauan Kembali dicabut, paling lama 7 hari kerja harus telah diberitahukan kepada pihak Pemohon Peninjauan Kembali dan Termohon Peninjauan Kembali serta Mahkamah Agung Republik Indonesia

Perkara selain dicatat dalam buku register Peninjauan Kembali juga harus dicatat pada buku induk perkara

5. PROSES GRASI

 Permohonan Grasi diajukan oleh Terdakwa atau Keluarga Terdakwa, dicatat dalam register paling lama

1 hari kerja

 Pemberkasan Grasi dengan pembuatan Berita Acara Asli paling lama

4 hari kerja

dan dikirimkan ke Mahkamah Agung pada hari itu juga ataupada hari kerja berikutnya.  Perkara selain dicatat/diregister dalam buku register grasi juga harus dicatat/diregister

pada buku induk perkara

6. DELEGASI

 Permintaan bantuan pemberitahuan ke Pengadilan Negeri lain/Delegasi diselesaikan

(23)

 Penyelesaian permintaan bantuan tersebut harus sudah dijalankan, setelah permintaan bantuan tersebut diterima paling lama

3 hari kerja

 Pengiriman kembali Relaas kepada Pengadilan Negeri Pemohon Bantuan diselesaikan

3 hari kerja

 Wakil Panitera melakukan pengawasan terhadap kinerja Jurusita apakah benar-benar melaksanakan tugasnya tepat waktu dan diharuskan kepada Jurusita apabila telah melaksanakan tugasnya melapor kepada Wapan dengan memperhatikan relaas-relaas/hasil pekerjaannya

 Setiap Pengadilan Negeri membentuk Tim Delegasi untuk melaksanakan Delegasi dari Pengadilan Negeri lain

7. LAPORAN PANITERA MUDA PIDANA

 Panitera Muda Pidana menyerahkan laporan bulanan kepada Panitera Muda Hukum paling lambat pada

tanggal 5 tiap bulannya;

 Panitera Muda Pidana menyerahkan laporan 4 bulanan kepada Panitera Muda Hukum paling lambat pada

tanggal 5 tiap 4 bulannya;

 Panitera Muda Pidana Menyerahkan laporan 6 bulanan kepada Panitera Muda Hukum paling lambat pada

tanggal 5 tiap 6 bulannya;

 Panitera Muda Pidana Menyerahkan laporan tahunan kepada Panitera Muda Hukum paling lambat pada

tanggal 7 Januari;

 Laporan pelaksanaan tugas Hakim Pengawas dan Pengamat (KIMWASMAT) paling lambat pada

tanggal 5 tiap bulannya;

 Pelayanan terhadap masyarakat mengenai permohonan/permintaan surat keterangan diselesaikan dan dilaporkan kepada bagian informasi untuk dicatat dalam register dan dicatat sesuai dengan keperluan surat tersebut dalam waktu

(24)

B. KEPANITERAAN PERDATA 1. PENYELESAIAN PERKARA

 Pendaftaran gugatan dan permohonan, diselesaikan

1 hari kerja

Setelah biaya perkara ditaksir oleh meja pertama berdasarkan Surat Keputusan Ketua Pengadilan Negeri Klas IA Mataram, yang dibayar langsung ke bank yang ditunjuk (setelah meja pertama memberikan nomor rekening Pengadilan Negeri Klas IA Mataram) ;

 Registrasi perkara perdata gugatan/permohonan diselesaikan paling lambat

2 hari kerja

 Penyerahan berkas perkara kepada Ketua Pengadilan Negeri melalui Panitera/Sekretaris untuk ditetapkan Majelis Hakim/Hakim, diselesaikan paling lambat

2 hari kerja

 Ketua Pengadilan Negeri Klas IA Mataram menetapkan Majelis Hakim/Hakim dan Panitera/Sekretaris menunjuk Panitera Pengganti dalam waktu paling lama

3 hari kerja

 Setelah berkas diterima Penetapan Hari Sidang oleh Majelis Hakim/Hakim ditetapkan

pada hari itu juga danpaling lambat hari berikutnya

 Untuk tenggang waktu pemanggilan sidang, dibutuhkan waktu selama

7 hari kerja

kecuali untuk panggilan delegasi disesuaikan dengan wilayah hukum Pengadilan Negeri yang akan dimintakan bantuan Delegasi dan untuk panggilan luar negeri

paling lama 3 bulan / disesuaikan dengan Departemen Luar Negeri.

 Panggilan ke luar negeri dialamatkan ke Ditjen Protokoler Departemen Luar Negeri  Dalam hal Tergugat tidak diketahui alamatnya, panggilan secara umum melalui

Kantor Walikota/Kabupaten kecuali perkara perceraian yang disesuaikan Panitera Pengganti No.9 tahun 1975 dalam tenggang waktu :

1 bulan

 Setelah para pihak hadir dalam sidang pertama Majelis Hakim menunjuk mediator dan memberikan tenggang waktu untuk mediasi sesuai PERMA No.01 Tahun 2008

(25)

 Panitera Pengganti wajib melaporkan kepada Kepaniteraan Perdata dan Majelis Hakim hasil mediasi ;

1 hari kerja setelah mediasi berhasil/gagal

 Panitera pengganti wajib melaporkan tentang tanggal penundaan sidang beserta alasannyapada hari itu juga kepada Kepaniteraan Perdata.

 Pemeriksaan perkara (Gugatan, jawaban, replik, duplik, pembuktian, kesimpulan, putusan) diselesaikan diluar proses mediasi, kecuali terhadap perkara perdata khusus paling lama

5 bulan

Dengan catatan :

1. Para pihak ada diluar wilayah Pengadilan Negeri Klas IA Mataram

2. Alamat yang bersangkutan tidak diketahui

3. Pihak/Para pihak berada diluar negeri

 Jurusita/Jurusita Pengganti yang melaksanakan panggilan wajib menyerahkan kepada Panitera Pengganti sebelum sidang dilaksanakan paling lama :

1 hari sebelum hari sidang

 Panitera Pengganti wajib menyelesaikan dan melaporkan Berita Acara Sidang

1 hari sebelum sidang berikutnya

 Bila ada perkara yang tidak selesai5 (lima) bulanMajelis Hakim yang bersangkutan wajib membuat laporan tertulis kepada Ketua Pengadilan Tinggi Mataram melalui Ketua Pengadilan Negeri Klas IA Mataram

 Panitera pengganti wajib meminta perincian biaya perkara kepada kasir sebelum putusan diucapkan dan setelah putusan diucapkan wajib melaporkan kepada kasir

perdata pada hari itu juga.

 Pada saat putusan diucapkan, Majelis Hakim membacakan putusan yang telah siap dibacakan dan ditandatangani.

 Panitera Pengganti wajib melaporkan tanggal dan amar putusan kepada Kepanitraan Perdata pada hari itu juga setelah putusan diucapkan dan disertai perintah untuk memberitahukan putusan kepada para pihak yang tidak hadir, dan petugas pengisian buku jurnal perkara perdata wajib menutup jurnal perkara tersebut pada hari itu juga setelah mendapat laporan putus dari Panitera Pengganti yang bersangkutan.

(26)

 Kepaniteraan Perdata mencatat perkembangan persidangan tersebut kedalam buku register yang diperuntukan untuk itupada hari itu juga setelah menerima laporan dari Panitera Pengganti.

 Majelis Hakim dan Panitera Pengganti wajib menyelesaikan minutasi dan pemberkasan perkara

14 hari kerja

Setelah putusan (kecuali putusan sela yang bukan putusan akhir) diucapkan.

2 Proses Banding :

 Pernyataan Banding dapat diajukan setelah putusan diucapkan/ setelah putusan diberitahukan kepada para pihak yang tidak hadir dalam tenggang waktu :

14 hari kalender

Apabila hari ke-14 jatuh pada hari Sabtu, Minggu atau hari libur maka penetapan hari ke-14 jatuh pada hari kerja berikutnya.

 Pemberitahuan Pernyataan Banding kepada Terbanding setelah Pernyataan Banding diterima tanpa menunggu Memori Banding paling lama

7 hari kerja

 Minutasi Perkara Banding harus sudah diselesaikan oleh Panitera Pengganti dan diserahkan kepada Kepaniteraan Perdata setelah permohonan Banding diajukan dalam waktu

20 hari

dan salinan putusan harus sudah siap, 7 hari setelah putusan diucapkan.  Para pihak diberikan kesempatan untuk memeriksa berkas (inzage) paling lama

14 hari kerja

 Pengiriman berkas perkara ke Pengadilan Tinggi Mataram sejak Pernyataan Banding diterima (tanpa harus menuggu Memori Banding/terkecuali ada pemberitahuan Delegasi yang belum kembali) paling lama :

30 hari

 Jika Permohonan Banding tersebut dicabut oleh Pemohon dan berkas tersebut telah dikirim dan belum diputus oleh Pengadilan Tinggi Mataram, harus diberitahukan kepada Pengadilan Tinggi Mataram dan Terbandingpada hari itu juga.

 Akta pencabutan Banding yang ditanda tangani oleh Panitera dan diketahui Ketua Pengadilan Negeri Klas IA Mataram diselelsaikan pada hari itu juga dan diberitahukan kepada Terbanding

(27)

 Apabila Memori Banding yang diterima oleh Ketua Pengadilan Negeri Klas IA Mataram setelah berkas dikirim, maka Ketua Pengadilan Negeri Klas IA Mataram mengirimkan Memori Banding dan atau Kontra Memori Banding tersebutsesegera mungkindengan disertai Relaas pemberitahuannya.

Dalam setiap putusan harus dilampirkan soft copy masing – masing putusan, apabila tidak disertai maka berkas dinyatakan tidak lengkap.

Dalam setiap putusan banding yang diterima dari Pengadilan Tinggi Mataram harus disertai soft copy.

 Pemberitahuan Putusan Banding dari Pengadilan Tinggi Mataram diberitahukan kepada para pihak setelah putusan diterima, dalam waktu paling lama :

3 hari kerja

 Sebelum pemberitahuan Putusan Banding diberitahukan kepada para pihak, Panitera Muda Perdata harus mengkoreksi terlebih dahulu Salinan Putusan Pengadilan Tinggi Mataram tersebut dalam waktu

3 hari kerja

setelah diisi dan dicatat dalam Register perkara Banding, juga harus dicatat dan di Register Induk Perkara ;

3. Proses Kasasi :

 Pernyataan Kasasi dapat diajukan setelah putusan Banding diberitahukan kepada para pihak dalam tenggang waktu :

14 hari kalender

apabila hari ke -14 jatuh pada hari Sabtu, Minggu atau hari libur maka penentuan hari ke-14 jatuh pada hari kerja berikutnya ;

 Pemberitahuan Pernyataan Kasasi kepada Termohon Kasasi setelah pernyataan Kasasi diterima paling lama ;

2 hari kerja

 Permohonan Kasasi wajib menyerahkan Memori Kasasinya setelah Permohonan Kasasi diajukan dalam waktu

14 hari kalender

apabila hari ke -14 jatuh pada hari Sabtu, Minggu atau hari libur maka penentuan hari ke-14 jatuh pada hari kerja berikutnya ;

(28)

 Memori Kasasi harus diberitahukan kepada Termohon Kasasi dalam setelah memori diterima dalam waktu :

2 hari kerja

 Kontra Memori Kasasi dapat diserahkan oleh Termohon Kasasi setelah Termohon Kasasi menerima Memori Kasasi dalam waktu ;

14 hari kalender

apabila hari ke -14 jatuh pada hari Sabtu, Minggu atau hari libur maka penentuan hari ke-14 jatuh pada hari kerja berikutnya ;

 Apabila permohonan Kasasi tidak atau terlambat mengajukan Memori Kasasi yang ditetapkan oleh Undang-Undang (14 hari setelah permohonan Kasasi diajukan), maka Panitera membuat surat keterangan permohonan tidak memenuhi syarat formal dan Ketua Pengadilan Negeri Klas IA Mataram membuat penetapan paling lambat :

2 hari kerja

dan berkas tidak dikirim ke Mahkamah Agung.

 Akta Pencabutan Kasasi yang ditandatangani oleh Panitera dan diketahui Ketua Pengadilan Negeri Klas IA Mataram diselesaikan pada hari itu juga dan diberitahukan kepada Termohon Kasasi. Sebelum pengiriman berkas Kasasi, para pihak diberi kesempatan untuk memeriksa berkas/inzage paling lama ;

14 hari kalender

 Pengiriman berkas perkara Kasasi ke Mahkamah Agung sejak pernyataan Kasasi diterima, paling lama

30 hari

 Dalam setiap putusan harus dilampirkan soft copy masing-masing putusan, apabila tidak disertai maka berkas dinyatakan tidak legkap.

 Putusan Kasasi diberitahukan kepada para pihak, setelah putusan diterima paling lama ;

3 hari kerja

 Jurusita wajib melaksankan/menjalankan pemberitahuan Putusan Kasasi tersebut paling lambat ;

5 hari kerja

(29)

 Jurusita wajib melaporkan kembali Relaas Pemberitahuan tersebut kepada Panitera Muda Perdata setelah selesai melaksanakan pemberitahuan tersebut pada hari itu juga/hari berikutnya.

Selain dicatat dalam buku register Kasasi, juga harus dicatat dalam buku register induk perkara ;

4. Proses Peninjauan Kembali :

 Penerimaan permohonan dan pencatatan dalam register Peninjauan Kembali, paling lama :

1 hari kerja

 Pernyataan Peninjauan Kembali dapat diajukan setelah putusan diberitahukan kepada para pihak, atau sejak ditemukan bukti baru (novum),dalam tenggang waktu ;

180 hari kalender

dalam hal (pasal 67 UU No.5 Tahun 2004);

a. Bila Putusan didasarkan kepada suatu kebohongan atau tipu muslihat pihak lawan ;

b. Bila ditemukan surat-surat bukti yang bersifat menetukan c. Bila dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut

d. Apabila ada sesuatu kekhilafan Hakim atas kekeliruan yang nyata ;

 Pemberitahuan permohonan Peninjauan kembali kepada termohon Peninjauan Kembali setelah permohonan Peninjauan Kembali diterima paling lama ;

5 hari kerja

 Jawaban atas alasan Peninjauan Kambali, setelah termohon Peninjauan Kembali menerima alasan Peninjauan Kembali, dalam waktu ;

30 hari

 Dalam hal Peninjauan Kembali didasarkan dengan alasan Novum (adanya bukti baru), maka Peninjauan Kembali dapat diterima sejak 180 hari kalender sejak ditemukan bukti baru/novum tersebut.

 Peninjauan Kembali didasarkan dengan alasan Novum/bukti baru tersebut, harus sudah diserahkan kepada Ketua Pengadilan Negeri Klas IA mataram, selanjutnya diucapkan Hakim untuk melakukan penyumpahan terhadap hari dan tanggal ditemukannya bukti baru tersebut dalam waktu

(30)

 Hakim harus telah menetapkan hari penyumpahan dalam waktu paling lambat ;

7 hari kerja

Sejak diterimanya Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Klas IA Mataram

 Hakim dimaksut diatas harus menyerahkan berkas dan Berita Acara penyumpahan kepada Panitera Muda Perdata paling lambat

2 hari setelah dilakukan penyumpahan

 Berkas Peninjauan Kembali harus dikirim ke Mahkamah Agung setelah jawaban diterima dari Termohom Peninjauan Kembali, dalam waktu paling lama ;

30 hari

 Dalam setiap putusan harus dilampirkan soft copy masing-masing putusan,apabila tidak disertai maka berkas dinyatakan tidak lengkap.

 Putusan Peninjauan Kembali diberitahukan keada para pihak setelah putusan diterima dalam waktu paling lama ;

3 hari kerja

Selain dicatat dalam buku register Kasasi, juga harus dicatat dalam buku register induk perkara

5. Delegasi :

 Permintaan bantuan panggilan/ pemberitahuan ke Pengadilan Negeri lain/Delegasi, diselesaikan paling lama :

3 hari kerja

 Penyelesaian permintaan bantuan tersebut harus sudah dijalankan, setelah permintaan bantuan tersebut diterima, paling lama :

3 hari kerja

 Pengiriman kembali Relaas kepada Pengadilan Negeri Pemohon Bantuan, diselesaikan

1 hari kerja setelah dilaksanakan

 Wakil Panitera melakukan pengawasan terhadap kinerja jurusita apakah sudah benar - benar melaksanakan tugasnya tepat waktu dan diharuskan kepada jurusita apabila telah melaksanakan tugasnya melapor kepada Wakil Panitera dengan memperlihatkan relas-relas/hasil pekerjaannya.

 Pengadilan Negeri Klas IA Mataram membentuk Tim Delegasi untuk melaksanakan Delegasi dari Pengadilan Negeri Pemohon.

(31)

6. Sita

 Panitera Muda Perdata meneliti kelengkapan berkas dan menghitung panjar biaya (SKUM) setelah menerima salinan Penetapan Sita Jaminan dari Majelis Hakim pada hari itu juga/paling lambat 2 hari kerja;

 Kepaniteraan Perdata mempersiapkan penunjukan Jurusitapada hari itu juga/paling lambat 2 hari kerjasetelah Pemohon membayar SKUM dan mencatatnya kedalam buku register penyitaan;

 Jurusita melaksanakan Sita Jaminan setelah menerima berkas Sita Jaminan dari Kepaniteraan Perdata paling lama;

2 hari

 Pendaftaran Salinan Berita Acara Sita oleh Jurusita pada Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota pada hari itu juga/paling lambat 2 hari kerja.

 Ketua Pengadilan Negeri Klas IA Mataram penerima Delegasi Sita dari Pengadilan Negeri lain,dilaksanakan paling lama ;

7 hari kerja

 Jurusita menyerahkan berkas Sita Jaminan kepada Kepaniteraan Perdata setelah pelaksanaan Sita Jaminan paling lama;

1 hari kerja

7. Eksekusi

Aanmaning

 Surat masuk permohonan eksekusi, disposisi Ketua Pengadilan Negeri Klas IA Mataram dan Paniterapada hari yang samadengan surat masuk;

 Panitera Muda Perdata meneliti kelengkapan berkas dan menghitung panjar biaya (SKUM) setelah menerima disposisi dari Ketua Pengadilan Negeri/Panitera, dan mencatatnya kedalam buku register eksekusi setelah menerima disposisi,paling lama

1 hari

 Kepaniteraan Perdata mempersiapkan penetapan Ketua Pengadilan Negeri Klas IA Mataram setelah pemohon membayar SKUM paling lama;

2 hari kerja

 Penyerahan berkas Aanmaning/peneguran oleh bagian eksekusi kepada Ketua Pengadilan Negeri Klas IA Mataram untuk di tetapkan hari dan tanggal peneguran

(32)

 Panitera menunjuk Jurusita untuk melakukan pemanggilan hari itu juga/paling lambat 2 hari kerja.

 Hari dan tanggal pelaksaan Aanmaning diperhitungkan : 7 hari kerja untuk diwilayah hukum Pengadilan Negeri Klas IA Mataram dan apabila tempat tinggal Termohon berada diluar wilayah hukum Pengadilan Negeri Klas IA Mataram disesuaikan dengan jarak dan wilayah.

 Jurusita melakukan panggilan terhadap Termohon pada hari itu juga dan atau paling lama 3 hari sebelum hari dan tanggal peneguran yang telah ditetapkan;

 Panitera membuat Berita Acara Peneguran pada hari itu juga / paling lambat 2 hari kerja setelah peneguran;

Eksekusi Membayar Sejumlah Uang

 Ketua Pengadilan Negeri Klas IA Mataram membentuk tim telaah dan bertugas membuat telaah resume untuk ditelaah dan membuat resume paling lam 7 hari dan telaah paling lama;

7 hari kerja

 Panitera Muda Perdata meneliti kelengkapan berkas dan menghitung panjar biaya (SKUM) setelah menerima disposisi dari Ketua Pengadilan Negeri Klas IA Mataram / Panitera,dan mencatatnya ke dalam buku register eksekusi setelah menerima disposisi paling lama.

2 hari kerja

 Kepaniteraan Perdata/bagian Eksekusi mempersiapkan penetapan Ketua Pengadilan Negeri Klas IA Mataram setelah Pemohon membayar SKUM untuk selanjutnya dibuatkan penetapan Sita Eksekusi paling lama;

2 hari kerja

 Ketua Pengadilan Negeri Klas IA Mataram / Panitera meneliti penetapan Sita Eksekusi untuk ditandatangani oleh Ketua Pengadilan Negeri Klas IA Mataram pada hari itui juga / paling lama 2 hari kerja.

 Panitera menunjuk Jurusita unutu melakukan Sita Eksekusi pada hari itu juga / paling lambat 2 hari kerja.

 Jurusita melaksanakan Sita Eksekusi setelah menerima berkas Sita Eksekusi dari bagian Eksekusi paling lama:

(33)

 Jurusita menyerahkan Berita Acara Sita Eksekusi kepada bagian Eksekusi Perdata setelah pelaksaan sita eksekusi paling lama:

1 hari

Eksekusi Riil/Pengosongan

 Panitera Muda Perdata meneliti kelengkapan berkas dan menghitung panjar biaya (SKUM) setelah menerima disposisi dari KPN/Pansek.

 Kepaniteraan Perdata / Bagian Eksekusi mempersiapkan penetapan KPN setelah pemohon membayar SKUMuntuk selanjutnya dibuat eksekusi paling lama:

2 hari

 KPN/Pansek meneliti Penetapan Eksekusi untuk ditanda tangani oleh KPN pada hari itu juga / paling lama 2 hari kerja;

 Panitera menunjuk Jurusita pada hari itu juga paling lambat 2 hari kerja.

 Panitera/Wakil Panitera melasanakan rapat kordinasi setelah menrima berkas Eksekusi dari bagian Eksekusi paling lama:

7 hari

 Panitera memberitahukan tetang rencana eksekusi kepada para pihak sebelum hari dan tanggal pelaksanaan Eksekusi paling lambat:

3 hari

 Jurusita menyerahkan Berita Acara eksekusi kepada Panitera pada hari itu juga atau paling lambat:

1 hari setelah eksekusi

Eksekusi Lelang

 Panitra Muda Perdata meneliti kelengkapan berkas dan menghitung panjar biaya (SKUM) setelah menerima disposisi dari KPN / Pansek

 Kepaniteraan Perdata atau Bagian Eksekusi mempersiapkan penetapan KPN setelah pemohon membayar SKUM untuk selanjutnya dibuatkan Penetapan Eksekusi

lelang paling lama:

2 hari

(34)

 Kepaniteraan Perdata atau Bagian Eksekusi mempersiapkan surat permohonan pelaksaan lelang kepada Kantor Lelang setelah penetapan ditandatangani paling lama:

3 hari

Laporan Perdata

 Panitera Muda Perdata menyerahkan laporan bulanan kepada Panitera Muda Hukum setiap bulannya paling lambat pada:

Tanggal 5

 Panitera Muda Perdata menyerahkan laporan 4 bulanan kepada Panitera Muda Hukum tiap 4 bulannya paling lambat pada:

Tanggal 5

 Panitera Muda Perdata menyerahkan laporan 6 bulanan kepada Panitera Muda Hukum tiap 6 bulannya paling lambat:

Tanggal 5

 Panitera Muda Perdata menyerahkan laporan tahunan kepada Panitera Muda Hukum bulan januari paling lambat:

Tanggal 5

C. KEPANITERAAN HUKUM

1. Membuat laporan bulanan yang terdiri dari :

a. Laporan keadaan Perkara Pidana/Perdata setiap bulannya paling lambat:

Tanggal 10

b. Laporan keuangan Perkara Pidana/Perdata setiap bulannya paling lambat:

Tanggal 10

c. Laporan jenis Perkara Pidana/Perdata setiap bulannya paling lambat:

Tanggal 10

2. Membuat laporan 4 bulanan yang terdiri dari :

a. Laporan Perkara Pidana/Perdata yang dimohonkan Banding setiap bulannya paling lambat:

(35)

b. Laporan Perkara Pidana/Perdata yang dimohonkan Kasasi setiap bulannya paling lambat:

Tanggal 10

c. Laporan Perkara Pidana/Perdata yang dimohonkan Peninjauan Kembali setiap bulannya paling lambat:

Tanggal 10

d. Laporan Perkara Perdata yang dimohonkan Eksekusi setiap bulannya paling lambat:

Tanggal 10

e. Laporan Perkara Pidana yang dimohonkan Grasi/Remisi paling lambat stiap bulannya :

Tanggal 10

3. Membuat laporan 6 bulanan yang terdiri dari :

a. Laporan tentang kegiatan Hakim Perkara Pidana setiap bulannya paling lambat:

Tanggal 10

b. Laporan tentang kegiatan Hakim Perkara Perdata setiap bulanya paling lambat:

Tanggal 10

4. Laporan Pelaksanaan Tugas Hakim Pengawas dan Pengamat (KIMWASMAT) setiap bulannya paling lambat:

Tanggal 10

5. Membuat statistik Perkara Perdata dan Perkara Pidana setiap awal tahun, diselesaikan paling lambat:

7 hari kerja

6. Menyusun dan menata arsip Perkara yang diterima dari Kepaniteraan Perdata dan Pidana, diselesaikanberdasarkan kebutuhan.

7. Menerima surat - surat pengaduan dan mengagenda dan diselesaikansatu hari kerja.

8. Membuat formulir pengaduan untuk diserahkan kepada Ketua Pengadilan Negeri Klas IA Mataram / Wakil Ketua Pengadilan Negeri Klas IA Mataram diselesaikan:

3 hari kerja

(36)

10. Mencatat dan mendaftar surat – surat masuk dari Notaris dan lain – lain, diselesaikan: 1 hari kerja

D. KEPANITERAAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PENGDILAN NEGERI KLAS IA MATARAM

1. PROSEDUR PENDAFTARAN AKTA PERJANJIAN BERSAMA DAN SURAT KETERANGAN

 Bahwa prosedur pendaftaran Perjanjian Bersama (PB) diselesaikannya dengan dibuatkannnya Akta oleh Panitera Hubungan Industrial Pengadilan Negeri Klas IA Mataram paling lambat :

3 hari kerja

 Bahwa untuk surat keterangan bebas perkara setelah diteliti dalam buku register, maka dibuatkan surat Keterangan oleh Panitera paling lama :

2 hari kerja

2. PROSEDUR PENDAFTARAN GUGATAN :

 Pendaftaran Gugatan yang telah dilengklapi dengan Risalah penyelesaian melalui mediasi atau konsiliasi diselesaika :

1 hari kerja

Setelah biaya perkara ditaksir oleh meja pertama berdasarkan Surat Keputusan Ketua Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Klas IA Mataram, yang dibayar langsung ke Bank yang ditunjuk setelah meja pertama memberikan nomor rekening Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Klas IA Mataram

 Pendaftaran gugatan yang tidak/belum dilengkapi dengan risalah penyelesaian melalui mediasi atau konsiliasi diberitahukan kepada Penggugat agar dilengkapi untuk selanjutnya diproses, bial tidak dapat melengkapi maka pendaftarannya ditolak.  Penyerahan berkas perkara kepada Ketua Pengadilan Hubungan Industrial pada

Pengadilan Negeri Klas IA Mataram melalui Panitera untuk ditetapkan Majelis Hakimnya/Hakim, diselesaikan paling lama :

hari kerja berikutnya

 Ketua Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Klas IA Mataram menetapkan Majelis Hakim/Hakim dan Panitera Pengganti dalam waktu paling lama :

(37)

 Setelah berkas diterima, Penetapan Hari Sidang oleh Majelis Hakim/Hakim, ditetapkan hari itu juga

 Untuk tenggat waktu pemanggilan sidangdibutuhkan waktu selama :

7 hari kerja

Kecuali untuk panggilan delegasi disesuaikan dengan wilayah hukum Pengadilan Negeri yang akan dimintakan bentuan delegasi. Dan untuk panggilan delegasi disamping surat delegasi dikirimkan dengan alamat komunikasi tercepat juga dikirimkan via faksimil Pengadilan tertuju.

 Untuk panggilan luar negeri paling lama :

2 Bulan

Disesuaikan melalui Direktur Konsuler/Ditjen Protokoler Departemen Luar Negeri, jika tidak ada kejelasan mengenai relaas penggilan yang belum kembali Panitera Pengganti wajib melaporkan kepada Panitera. Untuk selanjutnya Panitera menanyakan kepada Direktur Konsuler/Ditjen Protokoler Departemen Luar Negeri.

 Jurusita/Jurusita Pengganti yang melakukan panggilan wajib melapor/menyerahkan relaas panggilan paling lama :

1 hari

Setelah dilaksanakan. Kepada Panitera Pengganti Perkara tersebut dan Panitera Pengganti tersebut melaporkan kepada Ketua Majelis Hakim ;

 Panitera Pengganti wajib melaporkan tentang tanggal penundaan sidang beserta alasannya pada hari itu juga kepada Kepaniteraan PHI.

 Pemeriksaan perkara (gugatan, jawaban, replik, duplik, pembuktian, kesimpulan dan Putusan) diselesaikan paling lama :

50 hari kerja

 Panitera Pengganti wajib meminta perincian biaya perkara kepada kasir sebelum putusan diucapkan dan setelah putusan diucapkan wajib melaporkan kepada kasir PHI tentang kehadiran para pihak dan sekaligus meminta materai putusan pada hari itu juga

 Pada saat putusan diucapkan Majelis Hakim membacakan naskah putusan yang telah siap ditandatangani

 Panitera Pengganti wajib melaporkan tanggal dan amar putusan kepada Kepaniteraan PHI pada hari itu juga setelah putusan diucapakan dan disertai perintah untuk

(38)

 Kepanitraan PHI mencatat perkembangan persidangan tersebut kedalam buku register yang diperuntukkan untuk itu, pada hari itu juga setelah menerima laporan dari Panitera Pengganti.

 Majelis Hakim dan Panitera Pengganti wajib menyelesaikan minutasi dan pemberkasan perkara, setelah putusan diucapakan paling lama :

14 hari kerja

 Apabila Panitera Pengganti belum menyelesaikan minutasi Panmud PHI harus menanyakan kepada Panitera Pengganti tersebut dan melaporkan keterlambatan tersebut kepada Wakil Panitera

1. Proses Kasasi

 Pernyataan Kasasi dapat diajukan dalam tenggang waktu :

14 hari kerja

Sejak putusan diucapkan atau sejak putusan diberitahukan kepada para pihak yang tidak hadir

 Pemberitahuan pernyataan Kasasi kepada Termohon Kasasi setelah pernyataan Kasasi diterima paling lama :

2 hari kerja

 Pemohon Kasasi wajib menyerahkan memori kasasinya setelah permohonan kasasi diajukan dalam waktu :

14 hari kalender

 Memori Kasasi (salinan) harus diberitahukan/diserahkan kepada Termohon Kasasi, setelah memori diterima dalam waktu :

2 hari kerja

 Kontra memori Kasasi dapat diserahkan kepada Termohon Kasasi, setelah Termohon Kasasi menerima Memori Kasasi dalam waktu:

14 hari kerja

 Bahwa pemohon kasasi yang tidak mengajukan memory kasasidalam tenggang waktu yang ditetapkan yakni : 14 hari kalender maka pemohon kasasi tersebut tidak memenuhi syarat formal sebagaimana diatur dalam perma Nomor 1 tahun 2001 yo.SEMA Nomor 11 tahun 2010 sehingga berkas perkara kasasi tidak dikirim ke Mahkamah Agung ;

(39)

 Bahwa permohonan kasasi yang tidak memenuhi syarat formal akan dibuatkan surat Keterangan oleh Panitera dan ketua Pengadilan Hubungan industrial akan mengeluarkan Penetapan setelah Membaca Keterangan Panitera Tersebut ;

 Bahwa pencabutan permohonan kasasi oleh pemohon kasasi harus dilakukan dihadapan Panitera dengan suatu Akta dan diketahui oleh ketua pengadilan Hubungan Industrial ;

 Pengirim berkas perkara kasasi ke Mahkamah Agung , sejak pernyataan Kasasi diterima paling lama :

30 hari

 Dalam setiap putusan harus dilampirkan soft copy masing-masing putusan, apabila tidak sertai maka berkas diyantakan tidak lengkap.

 Putusan kasasi diberitahukan kepadapara pihak dalam waktu paling lama;

3 hari kerja

Setelah putusan diterima, diteliti dan diregister.

2. Proses Peninjaun Kembali.

 Penerimaan permohonan dan pencatatandalam register Peninjauan Kembali, paling lama ;

1 hari kerja

 Pernyataan PK dapat diajukan dalam tenggang waktu :

180 hari

Setelah putusan kasasi diberitahukan kepada para pihak atau sejak ditemukanbukti baru (novum), disertai dengan alasan PK.

 Khusus permohonan PK diluar adanya Novum, Harus disertai oleh Permohonan PK dan harus disampaikan kepadaa Termohonan PK paling lama;

3 hari

 Jawaban terhadap permohonan PK dapat diserahkan oleh Termohon PK dalam Waktu

14 hari

Setelah termohon PK menerima alasan PK.

 Berkas PK Harus dikirim Kemahkasmah Agung setelah jawaban diterima dari termohon PK, Dalam waktu paling lama :

(40)

 Khusus pengajuan PK dengan Alasan ditemukan bukti baru (novum) ketua Pengadilan paling lama :

3 hari kerja

Sudah harus menunjuk Hakim untuk melakukan penyumpahan Kapan bukti baru tersebut diketemukan ,

 Hakim yang ditunjuk harus penyumpahan paling lama ;

7 hari

Setelah penunjukan dengan disertai berita acara Penyumpahan :

Dalam waktu 3 haRI setelah penyumpahan Berita Acara harus sudah ditandatangani dan diserahkan ke Panmud PHI untuk selanjutnya diproses guna dikirim ke Mahkamah Agung.

Putusan PK diberitahukan kepada para pihak dalam waktu paling lama :

3 hari

Setelah putusan diterima, diteliti dan diregister ;

3. Delegasi

 Permintaan bantuan pemberitahuan ke pengadilan Negeri lain / Delegasi, surat permintaan bantuan diselasaikan paling lama :

2 hari kerja

 Penyelesaian permintaaan bantuan dari Pengadilan lain harus sudah dijalankan setelah permintaan bantuan tersebut diterima, paling lama :

3 hari kerja

Setelah Jurusita ditunujuk oleh Panitera/Wakil Panitera ;

 Pengiriman kembali relaas kepada Pengadilan Pemohon Bantuan, diselesaikan ;

2 hari kerja

Dan apabila diluar Wilayah Mataram/delegasi waktunya disesuaikan dengan jarak dan tingkat kesulitan.

 Wakil Panitera melakukan pengawasan terhadap kinerja Jurusita apakah sudah benar-benar melaksanakan tugasnya tepat waktu dan diharuskan kepada Jurusita apabila telah melaksanakan tugasnya melapor kepada Wapan dengan memperlihatkan relaas-relaas/hasil pekerjaannya

 Setiap Pengadilan Hubungan Industrial membentuk Tim Delegasi untuk melaksankan delegasi dari Pengadilan Hubungan Industrial Pemohon.

(41)

4. Sita dan Eksekusi

I. Sita Jaminan

 Panitera Muda PHI meneliti kelengkapan berkas dan menghitung biaya sita jaminan sesuai dengan biaya yang ditetapkan setelah menerima salinan Penetapan Sita Jaminan dari Majelis Hakim pada hari itu juga

 Kepaniteraan PHI mempersiapkan penunjukan Jurusita pada hari itu juga setelah Pemohon membayar SKUM sesuai jumlah biaya yang ditetapkan untuk Sita Jaminan apabila nilai gugatan diatas Rp. 150.000.000,00 dan mencatatnya ke dalam buku register penyitaan.

 Jurusita melaksanakan Sita Jaminan paling lama :

3 hari kerja

setelah menerima Penetapan Sita Jaminan dan Surat Penunjukkan dari Kepaniteraan PHI

 Bahwa Jurusita melaporkan pelaksanaan tugas penyitaan tersebut kepada Panitera/Wakil Panitera pada kesempatan pertama setelah Penyitaan tersebut dilaksankan;

 Jurusita menyerahkan Berita Acara Sita Jaminan dan berkas terkait kepada Kepaniteraan PHI paling lama ;

1 hari kerja

Setelah pelaksanaan Sita Jaminan.

3. EKSEKUSI

Eksekusi Perkara Gugatan Peradilan Hubungan Industrial ataupun Eksekusi atas perjanjian Bersam (PB) pada dasarnya merupakan eksekusi atas Pemenuhan Sejumlah Uang yang bukan merupakan eksekusi riil, dan juga dimungkinkan eksekusi atas dasar pasal 225 HIR sebagimana masih banyaknya putusan P4D/P4P (Panitia Perselisihan Perburuhan Daerah/Panitia Perselisihan Perburuhan Pusat) yang belum terselelsaikan yang amar putusannya memerintahkan pengusaha untuk meperkerjakan kembali para pekerja. Bahwa eksekusi di Pengadilan Hubungan Industrial diawali dengan tahapan :

I. Aanmaning/Teguran

 Surat permohonan eksekusi, disposisi KPN dan Pansek pada hari yang sama dengan surat masuk ;

(42)

 Panmud PHI meneliti kelengkapan berkas dan menghitung panjar biaya (SKUM) untuk perkara diatas Rp. 150.000.000,00 setelah menerima disposisi dari KPN/Pansek, dan mencatatnya ke dalam register/eksekusi paling lama 1 (satu) hari kerja setelah menerima disposisi.

 Bahwa untuk eksekusi perkara dibawah Rp. 150.000.000,00 tanpa dilakukan pembayaran oleh Pemohon, melainkan menjadi beban negara yang dibiayai dari APBN melalui DIPA ;

 Kepaniteraan PHI/bagian eksekusi mempersiapkan penetapan KPN tentang Aanmaning/teguran paling lama 2 (dua) hari kerja setelah pemohon membayar SKUM. (Untuk perkara di atas Rp. 150.000.000,00)

 Penyerahan berkas Aanmaning/peneguran oleh Kepaniteraan PHI/bagian eksekusi kepada Ketua Pengadilan untuk ditetapkan hari dan tanggal peneguran (pada hari itu juga)

 Panitera menunjuk Jurusita untuk melakukan pemanggilan kepada Pemohon pada hari itu juga

 Hari dan tanggal pelaksanaan Aanmaning diperhitungkan tenggang waktu pemanggilan:

7 hari kerja

Untuk di dalam wilayah Kota Mataram, dan 14 hari kerja apabila tempat tinggal Termohon berada di luar Wilayah Kota Mataram atau di luar wilayah Pengadilan Hubungan Industrial Mataram dan atau mempertimbangkan jarak dan tingkat kesulitan transportasi ;

 Jurusita melakukan pemanggilan kepada Termohon eksekusi paling lama :

3 hari

Sebelum hari dan tanggal peneguran yang telah ditetapkan oleh Ketua Pengadilan.  Panitera membuat Berita Acara peneguran pada hari itu juga setelah dilakukan

peneguran.

II. Sita Eksekusi

 8 (Delapan) hari setelah peneguran Termohon tidak melaksanakan secara sukarela atas isi putusan tersebut, Pengadilan menindaklanjuti dengan tahapan Sita Eksekusi atas harta milik Termohon ;

(43)

 Kepaniteraan PHI/bagian ekesekusi menyiapkan penetapan sita Eksekusi untuk ditandatangani oleh ketua Pengadilan, paling lama pada hari ke sembilan setelah penegoran dilaksanakan ;

 Bahwa penyitaan harta milik termohon dipertimbangkan besarnya nilai kewajibpan termohon sesuai putusan dengan harta milik terrmohon, dan agar jangan terjadi diparitas dan penyitaan diutamakan terlebih dahulu terhadap harta bergerak, bila tidak mencukupi baru harta tidak bergerak ;

 Panitera menunjuk Jurusita untuk melakukan tugas pelaksanaan sita eksekusi selambat lambatnya pada hari kerja berikutnya ;

 Juru sita melaksanakan sita eksekusi setelah menerima tugas sita eksekusi, paling lama:

3 hari

 Jurusita melaporkan kepada Panitera tentang pelaksanaan Sita eksekusi dan menyerahkan Berita Acara sita eksekusi kepada bagian eksekusi setelah pelaksanaan sita eksekusi, paling lama :

1 hari

 Panitera melaporkan kepada ketua pengadilan tentang pelaksanaan sita eksekusi tersebut pada hari itu juga ;

3. Eksekusi Lelang

 Setelah Sita eksekusi dilakukan, selambat lambatnya ;

7 hari kerja

Panitera Muda PHI menyiapkan penetapan Eksekusi Lelang dan Panmud PHI meneliti kelengkapan berkas untuk keperluan lelang.

 Untuk keperluan lelang atas barang tidak bergerak, sesuai surat Keputusan Menteri Keuangan, barang – barang tersebut harus dilakukan penarikan guna memudahkan pembeli lelang untuk menguasai obyek hasil lelang, dan Kepaniteraan PHI/ bagian eksekusi mempersiapkan penetapan KPN tentang penarikan paling lama ;

2 hari kerja

Setelah penetapan eksekusi lelang, ditandatangani oleh Ketua pengadilan ;

 Kepaniteraan PHI/ bagian eksekusi mempersiapkan surat permohonan pelaksanaan lelang kepada kantor lelang paling lama :

(44)

 Setelah lelang selesai maka barang – barang yang telah laku terjual melalui proses lelang akan diserahkan kepada pemenang lelang setelah risalah lelang dikeluarkan oleh Kantor lelang ;

4. Pelaporan

1. Panitera Muda PHI berkewajipan membuat laporan yang meliputi a. Laporan Keadaan Perkara Gugatan

b. Laporan Keadaan Permohonan Kasasi c. Laporan Keadaan Permohonan PK d. Laporan Kegiatan Hakim

e. Laporan Keuangan Perkara

2. Data- data yang dimasukkan, dalam laporan harus sesuai dengan data yang tercantum dalam buku register.

3. Dalam pengisian laporan bulanan nomer perkaraa harus berurutan sesuai dengan tanggal penerimaan perkara.

4. Perkara yang diputus harus dilaporkan tepat waktu, sehingga bulan yang tercantum dalam kolom putus sesuai dengan bulan laporan.

5. Perkara yang belum dibagi juga merupakan perkara yang belum diputus, oleh karenanya perkara yang belum dibagi harus dicantumkan juga dalam kolom perkara yang belum diputus.

6. Pengisian rekapitulasi harus sesuai dengan keadaan/jumlah perkara dalam kolom yang bersangkutan

7. Tanggal pembuatan laporan adalah tanggal akhir bulan (hari kerja), meskipun dalam prakteknya laporan dibuat dalam bulan berikutnya. Data-data yang tercantum dalam laporan dimulai dari keadaan awal bulan dan diakhiri pada akhir bulan (sesuai dalam bulan laporan).

8. Laporan Keadaan perkara PHI dan laporan keuangan perkara setiap akhir bulan harus diterima MA selambat-lambatnya tanggal 15 bulan berikutnya

9. Laporan Perkara Kasasi dan PK dibuat dalam 4 bulan sekali (akhir bualn April, Agustus dan Desember)

10. Laporan Tentang Kegiatan Hakim dibuat 6 bulan sekali pada setiap akhir bulan Juni dan Desember

5. Kearsipan

1. Untuk penertiban kearsipan perkara perlu dilakukan pembenahan dan penataan berkas perkara.

(45)

2. Berkas perkara dibedakan atas dua jenis :

a. Berkas yang masih berjalan yaitu berkas perkara yang telah diputus dan dimutasi, tetapi masih dalam Kasasi dan masih memerlukan penyelesaian akhir

b. Arsip berkas perkara yaitu berkas perkara yang telah selesai dalam arti mempunyai kekuatan hukum tetap

3. Pengelolaan Berkas Perkara :

a. Berkas perkara yang masih berjalan berada pada Kepaniteraan Perkara PHI b. Arsip berkas perkara berada pada Kepaniteraan Hukum PHI

4. Pembenahan dan Penataan Berkas Perkara serta Arsip Perkara dilakukan dalam 3 tahap yakni :

a. Tahap Pertama :

1. Pendataan semua berkas perkara dengan memisahkan berkas perkara yang masih berjalan dan arsip berkas perkara

2. Berkas yang masih berjalan disusun secara vertikal/horizontal sesuai dengan situasi dan keadaan ruangan

3. Penataan berkas perkara dimasukkan dalam sampul/box dengan diberikan catatan :

a) Nomor urut Box b) Tahun Perkara c) Jenis Perkara d) Nomor urut Perkara b. Tahap Kedua :

Pembenahan dan penataan arsip tahap kedua dilakukan dengan cara : 1. Membuat daftar isi yang ditempel dalam Box

2. Arsip yang disusun menuju jenis perkara, dipisahkan menurut klasifikasi perkara dan disimpan dalam Box tersendiri

3. Penyimpanan Box arsip berkas dalam perkara dalam rak/Lemari 4. Membuat daftar isi rak (DIR) dan daftar isi lemari (DIL)

c. Tahap Ketiga

Pembenahan dan penataan arsip tahap ketiga dengan cara : 1. Memisahkan berkas yang sudah mencapai masa untuk dihapus

(46)

3. Pembenahan dan penataan arsip agar dilaporkan oleh Ketua PHI langsung kepada MA secara berkala maupun insidentil

ADMINISTRASI UMUM (KESEKRETARIATAN) DI PENGADILAN NEGERI Klas IA MATARAM

Ketua Pengadilan Negeri Klas IA Mataram bertanggung jawab secara managerial terhadap pelaksanaan administrasi umum (kesekretariatan). Panitera/Sekretaris bertanggung jawab penuh terhadap pengelolaan administrasi umum (kesekretariatan) yang dilaksanakan oleh Wakil Sekretaris melalui garis komando terhadap para Kepala Sub. Bagian.

Dalam hal pengelolaan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), Panitera / Sekretaris bertanggung jawab penuh selaku Kuasa Pengguna Anggaran yang telah didelegasikan oleh Ketua Pengadilan Negeri Klas IA Mataram.

A. Tugas Wakil Sekretaris

1. Membuat program kerja pelaksanaan anggaran selaku Pejabat Pembuat Komite (P2K) di laksanakan setelah turun DIPA, diselesaikan selama10 hari kerja;

2. Menyusun rencana kegiatan kesekretariatan tahunan dan rencana anggaran tahunan dan rencana anggaran tahun berjalan diselesaikan selama10 hari kerja;

3. Mengkoordinir dan mengawasi tugas-tugas Urusan umum, keuangan, dan kepegawaian

setiap hari;

4. Mengoreksi dan mengkoordinasikan surat-surat keluar yang dibuat oleh Urusan umum, keuangan dan kepegawaian diselesaikan2 hari kerja;

5. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dilaksanakansesuai kebutuhan;

6. Menyusun data untuk keperluan evaluasi dan pelaporan seluruh kegiatan untuk disampaikan kepada Pimpinan melalui Panitera/Sekretaris dilaksanakan4 hari kerja.

B. URUSAN UMUM

PENGELOLA ADMINISTRASI

Pengelolaan administrasi yang menjadi tugas pokok Urusan Umum meliputi : 1. Administrasi Tata Persuratan,

2. Administrasi Perlengkapan, 3. Administrasi Perencanaan, 4. Kerumahtanggaan.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil musyawarah majelis hakim sebelum putusan pengadilan mengenai perkara yang ia tangani dibacakan dalam sidang terbuka untuk umum agar klien dapat mempersiapkan diri untuk

Peraturan Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor: 002 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur di lingkungan Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang

- Ucapan, tekanan kata, intonasi, ejaan, tanda baca, dan tulisan tangan Disajikan sebuah teks berbentuk Anaytical Exposition , peserta didik dapat meng- identifikasi: 

Berdasarkan hasil pencatatan data berupa bahasa dakwah dalam novel religi Islam yang diperoleh dari novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy dan novel

• Dalam sekuriti komputer, phising (Indonesia: pengelabuan) adalah suatu bentuk penipuan yang dicirikan dengan percobaan untuk mendapatkan informasi peka, seperti kata sandi dan

Merek merupakan salah satu komponen utama dalam suatu perusahaan dimana jika merek perusahaan tersebut sudah terkenal maka perusahaan tersebut dapat mengahasilkan suatu

o Patogen yang biasanya menyebabkan penyakit yang cukup serius pada manusia atau hewan tetapi tidak menyebar dengan mudah dari individu yang terinfeksi ke individu lain1.

Bahwa di tiap-tiap daerah di seluruh Jawa-Madura ternyata betapa besarnya hasrat ummat Islam dan Alim ulama di tempatnya masing-masing untuk mempertahankan dan menegakkan