• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR PKN MURID KELAS V SD NEGERI BATANGKALUKU KABUPATEN GOWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR PKN MURID KELAS V SD NEGERI BATANGKALUKU KABUPATEN GOWA."

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR PKN MURID KELAS V SD NEGERI BATANGKALUKU

KABUPATEN GOWA.

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar SarjanaPendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH

Annisa Ayuningtyas 10540 9108 14

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2018

(2)

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR PKn MURID KELAS V SD NEGERI BATANGKALUKU KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

ANNISA AYUNINGTYAS 10540 9108 14

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

(3)

ABSTRAK

Annisa Ayuningtyas. 2018. Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Index Card Match terhadap Hasil Belajar PKn Murid Kelas V SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Andi Baso dan pembimbing II M. Syukur Hak.

Jenis penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimen bentuk One Group

PreTest-PostTest Design yaitu sebuah eksperimen yangdalam pelaksanaannya

hanya melibatkan satu kelas sebagai kelas eksperimen tanpa adanya kelas pembanding (kelas kontrol) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode index card match dalam pembelajaran PKn pokok bahasan kebebasan organisasi dalam pembelajaran PKn pada murid kelas V SD Negeri BatangkalukuKabupaten Gowatahun ajaran 2017/2018. Satuan eksperimen dalam penelitian ini adalah murid Kelas VA sebanyak 38 orang. Penelitian dilaksanakan

selama 6 kali pertemuan.

Keberhasilan proses pembelajaran ditinjau dari aspek, yaitu: ketercapaian ketuntasan hasil belajar PKn murid secara klasikal.Pembelajaran dikatakan berhasil jikaaspek di atas terpenuhi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah data hasil belajar PKn murid yang dikumpulkan dengan menggunakan tes hasil belajar.

Hasil analisis statistik deskriptif terhadap pengaruh metode index card

match positif, pemahaman materi dan konsep dari PKn dengan metode index card match ini menunjukkkan hasil belajar yang lebih baik daripada sebelum

diterapkan metode index card match. Hasil analisis statistik inferensial menggunakan rumus uji t, diketahui bahwa nilai t Hitung yang diperoleh adalah 3,84

dengan frekuensi db = 38 –1 = 37, pada taraf signifikansi 50% diperoleh tTabel=

2,03. Jadi, t Hitung> ttabel atau hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternative

(H1) diterima. Hal ini membuktikan bahwa aplikasi metode index card match

dalam pembelajaran PKn mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar murid.

(4)

MOTO DAN PERSEMBAHAN

”Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha Yang disertai dengan doa, karena sesungguhnya nasib seorang Manusia tidak akan berubah dengan sendirinya tanpa berusaha”

Setiap usaha keras dan kesabaran Akan membuahkan hasil

Sebab sesungguhnya sesudah kesulitan itu Ada kemudahan

Penyesalan tidak akan mengembalikan sesuatu yang telah hilang Kecemasan tidak akan membuat masa depan lebih baik

Keteguhan hati dan kesabaran adalah kunci meraih kesuksesan

Kupersembahkan karya ini buat: Kedua orang tuaku, saudaraku, teman dekatku dan sahabatku, Atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis Mewujudkan harapan menjadi kenyataan

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada sumber ilmu pengetahuan, sumber segala kebenaran, Sang Kekasih tercinta yang tidak terbatas pencahayaan cinta-Nya bagi hamba-Nya, Allah Subhanahu wa ta’ala sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode Index Card Match terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas V SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa”. Tak lupa shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman biadab menuju zaman yang beradab.

Setiap orang dalam berkarya selalu mengharapkan kesempurnaan, termasuk dalam tulisan ini. Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, tetapi penulis telah mengerahkan segala daya dan upaya untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan.

Skripsi ini merupakan suatu karya ilmiah sederhana yang penulis ajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dalam rangka penyusunan skripsi ini penulis telah memperoleh bantuan dari berbagai pihak secara langsung, moril maupun material, mental dan spiritual, maka melalui kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada:

(6)

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Dr H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM. atas kesempatan yang diberikan kepada peneliti, sehingga dapat menyelesaikan skripsi di Universitas Muhammadiyah Makassar;

2. Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D. yang telah memberikan izin penelitian;

3. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yaitu Sulfasyah, S.Pd., M.A., Ph.D. atas kesempatan dan motivasinya;

4. Drs. H. Andi Baso, M.Pd.I. selaku pembimbing I dan Drs. H. M. Syukur Hak, MM. selaku pembimbing II atas bimbingan, motivasi, dan semangat yang sangat berharga hingga selesainya proposal ini;

5. Kepala Sekolah SD Negeri Batangkaluku yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian di sekolah yang dipimpinnya beserta staf pengajar dan karyawan yang telah membantu selama penelitian berlangsung;

6. Seluruh murid kelas VASD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa;

7. Orang tua tercinta yang telah banyak memberikan doa dan dukungan kepada penulis secara moril maupun materil sehinggaskripsi ini dapat selesai;

8. Kakak dan adik tercinta juga anggota keluarga dan kerabat yang senantiasa memberikan doa dan dukungan semangat kepada penulis;

9. Sahabat dan rekan seperjuangan yang tiada henti member dukungan dan motivasi kepada penulis;

10. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan semuanya.

(7)

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan proposal ini masih banyak kekurangan sehingga masih jauh dari sempurna.Karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan proposal ini.

Akhirnya, semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan Pendidikan Guru Sekolah dasar khususnya.Amin.

Makassar, Februari 2018 Penulis

(8)

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ... iii DAFTAR TABEL ... v DAFTAR GAMBAR ... ... vi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 5 C. Tujuan Penelitian ... 5 D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik 1. Metode Index Card Match a. Pengertian Metode Index Card Match ... 7

b. Langkah-langkah Metode Index Card Match ... 8

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Index Card Match... ... 10 2. Belajar a. Pengertian Belajar ... ... 11 b. Teori belajar 1) Teori belajar Behavioristik ... ... 13

2) Teori belajar Kognitif ... ... 13

3) Teori belajar Humanistik... ... 14

4) Teori belajar Kontruktivisme ... ... 15

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ... ... 16

3. Hasil Belajar ... ... 17

(9)

4. PKn di SD

a. Landasan PKn di SD ... ... 19 b. Ruang Lingkup PKn ...

... 19 c. Hakikat, Tujuan, dan Fungsi PKn di SD ...

... 21 d. Tujuan PKn di Sekolah Dasar ...

... 22 e. Fungsi PKn di Sekolah Dasar ...

... 22 5. Hasil Penelitian yang Relevan ...

... 23 B. Kerangka Pikir ...

... 26 C. Variabel Penelitian ...

... 28 D. Definisi Operasional Variabel ...

... 28 E. Hipotesis Penelitian ...

... 28 BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... ... 29 B. Desain Penelitian ... ... 29 C. Sumber Data ... ... 30 D. Populasi dan Sampel ...

... 31 E. Instrumen Penelitian...

... 31 F. Teknik Pengumpulan Data ...

... 32 G. Teknik Analisis Data ...

... 33 DAFTAR PUSTAKA ... ... 37

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1.1 Hasil UTS Kelas VA SD Negeri Batangkaluku

Kabupaten Gowa

3 3.1 Tingkat Penguasaan Materi Departemen

Pendidikan Nasional

(11)

DAFTAR GAMBAR

Bagan Judul Halaman

2.1 Kerangka Pikir 27 3.1 Rancangan desainThe One-Group Pretest-Posttest Design 28

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah pendidikan yang dihadapi Indonesia saat ini adalah bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan tidak terlepas dari hasil pencapaian prestasi belajar murid dan kualitas proses pembelajaran. Suatu proses pembelajaran dapat dikatakan baik jika dalam proses belajar mengajar murid aktif dalam usaha meningkatkan pengalaman belajarnya. Selain itu, jika murid menunjukkan perubahan yang positif serta menghasilkan prestasi belajar yang lebih tinggi maka proses pembelajaranjuga dapat dikatakan baik. Untuk memperoleh kualitas proses pembelajaran yang baik, salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan menentukan metode pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar.

Mudyahardj (2001:11) menjelaskan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non-formal, informal di sekolah dan luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi pertimbangan kemampuan-kemampuan individu, agar dikemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat.

Menurut Henderson (Mudyahardj, 2001:15) mendefinisikan pendidikan adalah proses dan hasil pertumbuhan serta perkembangan interaksi seorang

(13)

individu dalam lingkungannya mulai dari lahir hingga akhir hayatnya dan juga sebagai alat yang digunakan untuk perkembangan pribadi individu.

Sebagaimana yang disebutkan dalam UUD 1945, ketetapan DPR RI dan Presiden Republik Indonesia. Dalam UU nomor 20, tahun 2003, pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional dikemukakan bahwa :

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pelaksanaan pendidikan di Indonesia dimulai dari jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah sampai pendidikan tinggi.Sekolah dasar adalah salah satu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar.Penyelenggara pendidikan di sekolah dasar sebagai tempat berlangsungnya sebuah pendidikan harus memahami bahwa pendidikan merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdapat unsur-unsur pendidikan yang tidak dapat lepas dan saling terkait.

Berdasarkan observasi awal yang saya lakukan di Kelas VA SD Negeri

Batangkaluku pada tangggal 29 Januari 2018 dengan Guru Kelas pada saat proses pembelajaran PKn, diperoleh data tentang hasil belajar PKn siswa. Hasil belajar pada Ujian Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2017/2018 yang menunjukkan bahwa siswa kelas VA SD Negeri Batangkaluku masih banyak

(14)

mencapai ketuntasan belajar. Terdapat 15 dari 38 orang siswa yang tuntas, sedangkan 23 dari 38 orang siswa atau 61% siswa yang tidak tuntas.Sedangkan nilai KKM mata pelajaran PKn yaitu 75.Itu artinya hasil belajar PKn siswa masih dibawah nilai KKM yang tekah ditentukan di SD Negeri Batangkaluku.Berikut ini adalah nilai hasil Ulangan Tengah Semester siswa Kelas VA.

Tabel 1.1 Hasil UTS Kelas VASD Negeri Batangkaluku

Kabupaten Gowa No Kriteria Ketuntasan

Minimal Jumlah Siswa Presentase 1 < 70 23 orang 61%

2 ≥ 70 15 orang 39%

Sumber: Guru Kelas VASD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa

Penyebab dari rendahnya hasil belajar siswa, yaitu siswa terlihat pasif dalam proses pembelajaran PKn. Siswa kurang diberi kesempatan untuk terlibat secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran, siswa juga kurang di bangkitkan minatnya. Proses pembelajaran menjadi tidak antusias, siswa kelihatan gelisah, tidak semangat bahkan ada yang bermain-main sendiri. Selain itu, siswa sering kali merasa bosan dengan pembelajaran PKn. Kekurangaktifan siswa mungkin diakibatkan karena guru lebih sering menggunakan metode ceramah dibandingkan dengan melibatkan siswa dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran lebih berpusat pada guru (teacher

centered). Guru belum dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif

dan menyenangkan, sehingga siswa mudah lupa dengan materi yang telah diberikan oleh gurunya.

(15)

Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti ingin menggunakan metode Index Card Match dalam meningkatkan hasil belajar PKn siswa Kelas VA SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa.Metode pembelajaran Index

Card Match merupakan upaya belajar untuk meningkatkan kemampuan

siswa, baik kemampuan dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan.Aktivitas pembelajaran tersebut dilakukan dalam kegiatan kelompok (berpasangan), sehingga siswa dapat saling bertukar pikiran, pengalaman, maupun gagasan-gagasan.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis termotivasi melaksanakan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Metode Index Card Match

Terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas VA SD Negeri Batangkaluku

Kabupaten Gowa.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana Pengaruh Metode Index Card Match terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas VA SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitan ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Penggunaan Metode Index Card Match terhadap Hasil belajar PKn siswa Kelas VA SD Negeri Batangkaluku Kabupaten

(16)

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis:

a. Bagi Peneliti, hasil penelitian ini secara teoritis dapat bermanfaat bagi peneliti untuk mengembangkan wawasan peneliti dalam perkembangan proses belajar mengajar serta dapat mengaplikasikan teori dan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan.

2. Manfaat Praktis:

a. Bagi Guru, lebih profesional dalam menjalankan tugas mengajar untuk merangsang minat siswa serta melibatkannya secara utuh dalam pembelajaran.

b. Bagi murid, mengembangkan pengetahuan mereka dalam menemukan konsep-konsep yang dipelajari melalui metode index

card match, lebih aktif dan kreatif, terlibat langsung dalam kegiatan

pembelajaran, terampil menyelesaikan soal, lebih memahami pelajaran yang diberikan di sekolah.

c. Bagi Akademis, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi dalam ilmu, peningkatakan profesionalisme guru melalui proses latihan sistematits dan meningkatkan kualitas siswa.

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik

1. Metode Pembelajaran Index Card Match a. Pengertian Metode Index Card Match

Metode Index Card Match merupakan salah satu metode pembelajaran yang menyenangkan yang mengajak siswa aktif dalam proses pembelajaran. Metode Index Card Match ini berhubungan dengan cara-cara untuk mengingat kembali apa yang telah mereka pelajari dan menguji pengetahuan serta kemampuan mereka saat ini dengan teknik mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana menyenangkan.

Suprijono (2012: 120) menjelaskan Index Card Match (mencari pasangan kartu) adalah suatu metode yang cukup menyenangkan digunakan untuk mengulangi materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya.Menurut Silberman (2009: 240) Index Card Match adalah cara pembelajaran yang menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran. Guru memperbolehkan siswa untuk berpasangan dan memainkan kuis dengan teman sekelasnya.

Rusman (2012:223) menjelaskan bahwa:

Metode Index Card Match (membuat pasangan) merupakan salah satu jenis metode dalam pembelajaran kooperatif. Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan

(18)

18

sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik, dalam suasana yang menyenangkan.Penerapan metode ini dimulai dengan teknik, yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.

Berdasarkan pendapat ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa metode Index Card Match adalah cara-cara yang dilakukan guru untuk mengulang materi yang telah diberikan dengan mencari kartu pasangannya. Namun demikian, materi barupun tetap bisa diajarkan menggunakan metode ini dengan catatan, peserta diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas siswa sudah memiliki bekal pengetahuan.

b. Langkah-langkah Metode Index Card Match

Menurut Suprijono(2015:139-140) langkah-langkah metode

Index card Match adalah sebagai berikut:

1) Buatlah potongan-potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada dalam kelas.

2) Bagilah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama.

3) Pada separuh bagian, tulis pertanyaan tentang materi yang akan dibelajarkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat.

4) Pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat.

5) Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.

(19)

54

6) Setiap siswa diberi satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan secara berpasangan. Separuh siswa akan mendapatkan soal dan sepatuh yang lain akan mendapatkan jawaban. 7) Mintalah kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan pasangan, mintalah kepada mereka untuk duduk berdekatan. Jelaskan juga agar mereka tidak memberitahu materi yang akan mereka dapatkan kepada teman yang lain.

8) Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah kepada setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-temannya yang lain. Selanjutnya, soal tersebut dijawab oleh pasangannya.

9) Akhiri proses ini dengan membuat kesimpulan.

Silberman (2009: 250) menyatakan langkah-langkah metode

Index Card Match yaitu sebagai berikut:

1) Pada kartu indeks yang terpisah, tulislah pertanyaan tentang apapun yang diajarkan di kelas. Buatlah kartu pertanyaan dengan jumlah yang sama dengan setengah jumlah siswa.

2) Pada kartu yang terpisah, tulislah jawaban atas masing-masing pertanyaan itu.

3) Campurkan dua kumpulan kartu itu dan kocoklah beberapa kali agar benar-benar tercampuraduk.

(20)

55

4) Berikan satu kartu untuk satu siswa. Jelaskan bahwa ini merupakan latihan pencocokan. Sebagian siswa mendapat pertanyaan tinjauan dan sebagian lain mendapat kartu jawabannya, perintahkan siswa untuk mencari kartu pasangan mereka.

5) Bila sudah terbentuk pasangan, perintahkan siswa yang berpasangan itu untuk mencari tempat duduk bersama. (Katakan pada mereka untuk tidak mengungkapkan kepada pasangan lain apa yang ada di kartu mereka).

6) Bila semua pasangan yang cocok telah duduk bersama, perintahkan tiap pasangan untuk memberikan kuis kepada siswa lain dengan membacakan keras-keras pertanyaan mereka dan menantang siswa lain untuk memberikan jawabannya.

Berdasarkan langkah-langkah tersebut, metode Index Card

Match merupakan salah satu pembelajaran aktif karena melibatkan

semua siswa dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus merencanakan secara maksimal agar tercapai tujuan pembelajaran. Peneliti memilih langkah-langkah metode Index Card Match menurut pendapat Suprijono untuk diterapkan dalam proses pembelajaran karena lebih rinci dan mudah dipahami.

(21)

56

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Index Card Match

1) Kelebihan

Menurut Lie (Husnah, 2013:12) metode Index Card Match memiliki tiga keunggulan jika diterapkan didalam pembelajaran yakni:

a) Model ini melatih untuk ketelitian, kecermatan dan kecepatan, karena setiap siswa dituntut untuk mencari jawaban yang cocok dari kartu yang dipegangnya,

b) Sehingga pembelajaran menggunakan model ini dapat melatih siswa untuk teliti, cermat, tepat dan cepat.

c) Siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.

2) Kekurangan

Menurut Amin (Dewi, 2014:16)metode Index Card Match memiliki kelemahan yaitu jika tidak dirancang dengan baik, maka banyak waktu yang terbuang.

2. Belajar

a. Pengertian Belajar

Menurut Ngalim (Fitri, dkk, 2014:18) belajar adalah:

1) Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.

(22)

57

2) Belajar merupakan sesuatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman; dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar; seperti perubahan-perubahan terjadi pada diri seseorang bayi. 3) Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap; harus merupakan akhir dari suatu periode waktu yang panjang. Beberapa lama periode waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan ataupun bertahun tahun.4) Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian pemecahan suatu masalah atau berfikir, keterampilan kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.

Cronbach dalam Suprijono (Suprijono, 2012:2) mengemukakan bahwa learning is shown by a change in behavior as a result of experience (belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman). Ruminiati (2007: 13) seseorang dapat dikatakan belajar jika dalam diri orang tersebut terjadi suatu aktivitas yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang dapat diamati relatif lama. Menurut Hermawan (2007:2) belajar merupakan proses perubahan perilaku, dimana perubahan perilaku tersebut dilakukan secara sadar

(23)

58

dan bersifat menetap, perubahan perilaku tersebut meliputi perubahan dalam hal kognitif, afektif, dan psikomotor.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa belajar adalah sebuah proses perubahan yang disebabkan oleh pengalaman yang dialami seseorang. Perubahan tersebut ditandai dengan bertambahnya pengetahuan, sikap dan keterampilan.

b. Teori Belajar

Beberapa teori belajar berkembang dan memengaruhi pemikiran tentang proses pendidikan. Tetapi semua bertujuan menjelaskan bagaimana belajar sesungguhnya terjadi.Berikut ini adalah beberapa teori belajar menurut ahli.

1) Teori belajar Behavioristik

Menurut teori ini yang terpenting adalah masukan atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respons. Winataputra (2008: 1.6) mendefinisikan teori belajar behavioristik merupakan perubahan tingkah laku, khususnya perubahan kapasitas siswa untuk beperilaku (yang baru) sebagai hasil belajar, bukan sebagai hasil proses pematangan (atau pendewasaan) semata. Mikarsa (2007:6.4) menjelaskan bahwa belajar menurut kaum behavioris adalah perubahan dalam tingkah laku yang dapat diamati dari hasil hubungan timbal balik antara guru sebagai pemberi stimulus dan murid sebagai respon tindakan stimulus yang diberikan. Watson (Budiningsih, 2005: 22) belajar adalah proses interaksi

(24)

59

antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati (observable) dan dapat diukur.

Peneliti menyimpulkan bahwa belajar menurut teori behavioristik adalah bentuk perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Perubahan perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang akan memberikan beragam pengalaman kepada seseorang.

2) Teori belajar Kognitif

Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya. Winataputra (2008:1.8) teori belajar kognitif memandang bahwa pada dasarnya setiap orang dalam bertingkah laku dan mengerjakan segala sesuatu senantiasa dipengaruhi oleh tingkattingkat perkembangan dan pemahamannya atas dirinya sendiri.Setiap orang memiliki kepercayaan, ide-ide dan prinsip yang dipilih untuk kepentingan dirinya.

Piaget (Mikarsa, 2007:6.9) membagi proses perkembangan fungsi-fungsi dan perilaku kognitif ke dalam empat tahapan utama yang secara kualitatif empat tahapan memunculkan karakteristik yang berbeda, yaitu: a) periode sensori motor (0;0 - 2;0);b) periode praoperasional (2;0 - 7;0);c) periode operasional konkret (7;0 - 11 atau 12;0);d) periode operasional formal (11;0 atau 12;0 - 14;0 atau 15;0).

Budiningsih (2005: 51) asumsi belajar menurut teori kognitif adalah bahwa setiap orang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang telah tertera dalam bentuk struktur kognitif yang

(25)

60

dimilikinya. Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran atau informasi baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki seseorang.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa teori belajar kognitif memandang bahwa proses belajar pada manusia melibatkan proses pengenalan yang bersifat kognitif. Cara belajar orang dewasa berbeda dengan cara belajar anak. Proses belajar orang dewasa melibatkan kemampuan kognitif yang lebih tinggi dibandingkan dengan proses belajar anak.

3) Teori belajar Humanistik

Proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Winataputra (2008:4.2) teori belajar humanistik menjelaskan bahwa belajar merupakan suatu proses di mana siswa mengembangkan kemampuan pribadi yang khas dalam bereaksi terhadap lingkungan sekitar. Mikarsa (2007: 6.6) teori belajar humanisme memandang bahwa perilaku manusia ditentukan oleh dirinya sendiri, oleh faktor internal dirinya dan bukan oleh kondisi lingkungan ataupun pengetahuan.Belajar bermakna menurut teori ini adalah belajar yang melibatkan pengalaman langsung, berpikir dan merasakan, atas kehendak diri sendiri dan melibatkan seluruh pribadi siswa. Kolb(Budiningsih, 2005:70) membagi tahap-tahap belajar menjadi empat tahap, yaitu:

(26)

61

a) tahap pengalaman konkret, b) tahap pengamatan aktif dan reflektif, c) tahap konseptualisasi, d) tahap eksperimentasi aktif.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa belajar menurut teori humanistik adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika siswa telah memahami lingkungannya dan dirinya sendiri atau siswa telah mampu mencapai aktualisasi diri secara optimal.

4) Teori belajar Konstruktivistik

Pengetahuan, sifat-sifat pengetahuan, dan bagaimana seseorang menjadi tahu dan berpengetahuan, menjadi perhatian penting bagi aliran konstruktivisme.Budiningsih (2005: 56) menurut pendekatan konstruktifistik, pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan tersedia, sementara orang lain tinggal menerimanya. Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru.

Berdasarkan pada uraian di atas, peneliti menyimpulkan teori belajar konstruktifistik berpandangan bahwa untuk memperoleh pengetahuannya, seseorang itu perlu membangun pengetahuan tersebut melalui interaksi dengan orang lain dan mencari pemahaman- pemahaman baru. Pengetahuan yang diperoleh dipengaruhi oleh kompetensi dan struktur intelektual seseorang, tingkat kematangan berpikir, pengetahuan yang telah dimiliki

(27)

62

sebelumnya, serta faktor lainnya seperti konsep diri dan percaya diri dalam proses belajar.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, secara umum faktor yang mempengaruhi hasil belajar diantaraya faktor internal dan eksternal. Menurut Slameto (Raresik, dkk, 2016:4) faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah:

1) Faktor-faktor internal adalah faktor yang terdapat dalam individu yang sedang belajar yaitu meliputi:

a) Faktor Jasmani (kesehatan dan cacat tubuh)

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan serta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit.Sedangkan cacat tubuh sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan.

b) Faktor Psikologi (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan).

c) Faktor Kelelahan

Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis).

2) Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu yang sedang belajar meliputi:

(28)

63

a) Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belajang kebudayaan).

b) Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah).

c) Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).

3. Hasil Belajar

Menurut Fitri, dkk, 2014:18 menyatakan bahwa hasil belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah menyangkut pengetahuan, kecakapan atau keterampilan yang dinyatakan sesudah penilaian. Hasil belajar ini dijadikan pedoman atau bahan pertimbangan dalam menentukan kemampuan siswa.

Menurut Bloom (Thobroni 2015:21-22) hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.Lebih lanjut Thobroni (2015: 22) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasikan oleh para pakar pendidikan tidak dilihat secara fragmentis atau terpisah, tetapi secara komprehensif.

(29)

64

Menurut Susanto (2013:5) hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.Sedangkan menurut Suprijono (2012:5) hasil belajar adalah pola-pola perubahan, nilai-nilai, pengertian- pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Kemampuan tersebut meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

4. PKn di Sekolah Dasar

a. Landasan PKn di Sekolah Dasar

Menurut Baso dan Nasrun (2015: 4) “pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari hari...”

Guru pendidikan pancasila di sekolah dasar diharapkan mampu membantu siswa untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut diatas. Oleh sebab itu, program pendidikan pancasila dan kewarganegaraan di dalam pendidikan sekolah dasar adalah untuk menyiapkan guru agar mereka memiliki pengetahuan tentang tingkat perkembangan belajar siswa di

(30)

65

sekolah dasar, kemampuan serta keterampilan untuk mengembangkan pengetahuan, sikap dan tindakan berkenaan dengan nilai-nilai moral pancasila sebagai satu keutuhan dan kebulatan.

b. Ruang Lingkup PKn

Berpijak pada tujuan PKn di atas, materi dalam penbelajaran PKn perlu diperjelas.Dibutuhkan ruang lingkup PKn sebagai batasan cakupan materi. Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi memuat ruang lingkup mata pelajaran PKn yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1) Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan;

2)Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional;

3)Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM;

4)Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri, Persamaan kedudukan warga Negara; 5)Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan

konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi;

6)Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi;

(31)

66

7) Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, 28 Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka; dan

8)Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.

Ruminiati (2007: 1-26) menjelaskan ruang lingkup PKn secara umum meliputi aspek-aspek sebagai berikut. (1) Persatuan dan Kesatuan, (2) Norma, Hukum dan Peraturan, (3) HAM, (4) Kebutuhan Warga Negara, (5) Konstitusi Negara, (6) Kekuasaan dan Politik, (7) Kedudukan Pancasila, (8) Globalisasi.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat 8 aspek yeng menjadi ruang lingkup PKn secara umum. Aspek-aspek tersebut yaitu: (1) Persatuan dan Kesatuan, (2) Norma, Hukum dan Peraturan, (3) HAM, (4) Kebutuhan Warga Negara, (5) Konstitusi Negara, (6) Kekuasaan dan Politik, (7) Kedudukan Pancasila, (8) Globalisasi.

c. Hakikat, Tujuan, dan Fungsi Pkn di Sekolah Dasar

Menurut Baso dan Nasrun (2015: 11) hakikat atau dasar PKn adalah juga pendidikan nilai dan moral walaupun kata moral tidak lagi muncul dalam nama mata pelajaran tersebut. Pendidikan nilai paling tidak meliputi empat dimensi utama. Dimensi-dimensi yang dimaksud adalah:

1) Menemukan nilai-nilai inti pribadi dan masyarakat.

(32)

67

3) Reson afektif atau emotif terhadap nilai-nilai inti tersebut.

4) Pembuatan keputusan yang dikaitkan dengan nilai-nilai dasar berdasarkan inkuiri dan respon.

Kurikulum Tahun 1994 (Baso & Nasrun, 2015: 14) tujuan PKn adalah meningkatkan pengetahuan dan pengembangan kemampuan memahami, menghayati, dan meyakini nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman perilaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sehingga menjadi warga Negara yang bertanggung jawab dan dapat diandalkan serta memberi bekal kemampuan untuk belajar lebih lanjut”.

Kurikulum PPKn SD Tahun 1994 (Baso dan Nasrun, 2015, 15) fungsi PPKn SD adalah sebagai berikut:

1) Mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai dan moral Pancasila secara dinamis dan terbuka. Dinamis dan terbuka dalam arti bahwa nilai dan moral yang dikembangkan mampu menjawab tantangan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat tanpa kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia yang merdeka, bersatu dan berdaulat. 2) Mengembangakn dan membina manusia Indonesia seutuhnya yang

sadar politik dan konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

3) Membina pemahaman dan kesadaran terhadap hubungan antar warga negara dengan negara, antara warga negara dengan sesama warga negara, dan pendidikan pendahuluan bela Negara agar mengetahui

(33)

68

dan mampu melaksanakan dengan baik hak dan kewajibannya sebagai warrga negara.

Dengan memperhatikan hakikat, tujuan, dan fungsi PPKn tersebut dapat disimpulkan bahwa PPKn memiliki misi yang penting dalam mempersiapkan warga Negara untuk hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sesuai dengan tuntutan nilai dan moral Pancasila.

5. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan dengan judul penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh metode Index Card Match terhadap hasil belajar adalah sebagai berikut:

a. Syam (2011)

Penelitian yang dilakukan oleh Syam dengan mengangkat judul Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Melalui Model Pembelajaran Kooperatuf Tipe Make a Match pada Murid Kelas IV SDI Biringkaloro Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) pada sisklus I, skor rata-rata hasil belajar Bahasa Indonesia murid adalah 69,70 berada pada kategori rendah, jumlah murid yang tidak tuntas sebanyak 16 orang dari 33 orang jumlah murid dengan persentase ketuntasan 51,52%. 2) pada siklus II skor rata-rata hasil belajar Bahasa Indonesia murid adalah 82,27 berada pada kategori tinggi, jumlah murid yang tidak tuntas sebanyak 2 orang dari 33 jumlah murid dengan persentase ketuntasan

(34)

69

93,94%. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar pada pembelajaran Bahasa Indonesia murid kelas IV SDI Biringkaloro Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa melalui model pembelajaran Make a Match.

b. Aliyah (2014)

Penelitian yang dilakukan oleh Aliyah dengan mengangkat judul Pengaruh Metode Index Card Match terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah Babat.Berdasarkan hasil analisis pada tiga aspek hasil belajar siswa melalui uji-t diperoleh nilai signifikansi masing-masing kelompok eksperimen dan kontrol berdasarkan penilaian pengetahuan (0.042< 0.05) ,keterampilan (0,000< 0.05) dan sikap (0,000 < 0.05) maka dapat dikatakan Ha diterima Ho ditolak dan nilai rata-rata postest hasil belajar kelompok eksperimen lebih besar dibanding kelompok kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode indeks card match berpengaruh pada hasil belajar siswa di SMAN Muhammadiyah 1 Babat.

c. Suawrtiani (2017)

Penelitian yang dilakukan oleh Suawrtiani dengan mengangkat judul Metode Index Card untuk meningkatkan hasil belajar mapel IPS Kelas VI SD.Penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode index

card match dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi gejala alam

yang terjadi di Indonesia dan sekitarnya. Nilai yang tidak memenuhi KKM pada`pra-siklus (77,78%), setelah menggunakan penerapan

(35)

70

metode index card match pada siklus 1 menjadi (55,56%), dan siklus II menjadi (13,89%) dan ketuntasan belajar IPS dapat dilihat dari rata-rata hasil tes pada setiap siklus yaitu pra-siklus (22,22%), siklus I menjadi (46,7%), siklus II menjadi (80,77%.). Jadi, dari pra-siklus ke siklus II nilai rata-rata hasil belajar meningkat sebesar 21,67.

d. Basir (2017)

Penelitian yang dilakukan oleh Basir dengan mengangkat judul Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Inpres Pa`bungdukang Kabupaten Gowa. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh model pembelajaran cooperative learning tipe Make

a Match terhadap Hasil belajar siswa kelas V SD Inpres Pa`bundukang

Kabupaten Gowa. Hal tersebut terlihat dari perbandingan antara nilai

pretest dan posttest. Nilai rata-rata pretest yang diperoleh sebesar

65,63, nilai rata-rata termasuk dalam kategori sedang. Sedangkan nilai rata-rata posttest yang diperoleh sebesar 82,19 yang berada pada kategori tinggi. Selain itu, digunakan perhitungan uji t-tes. Hasil penelitian diperoleh thitung = 10,62 dan ttabel= 2,13 maka thitung> ttabelatau

10,62 > 2,13 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0ditolak dan

H1diterima. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran

cooperative learning Tipe Make a Match berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa mata pelajaran Matematika Kelas V SD Inpres Pa`bundukang Kabupaten Gowa.

(36)

71 B. Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan gambaran pemikiran untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel-variabel yang ada dalam penelitian.Sugiyono (2014:60) kerangka pikir adalah sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan.Peneliti mempunyai keyakinan bahwa variabel bebas berkaitan dengan variabel terikat.

Proses pembelajaran dipandang berkualitas jika berlangsung efektif, bermakna dan ditunjang oleh sumber daya yang baik. Proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil dan efektif ditinjau dari ketuntasan belajar siswa, aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, dan respon siswa terhadap pembelajaran. Oleh karena itu guru sebagai pendidik bertanggung jawab merencanakan dan mengelola kegiatan-kegiatan pembelajaran sesuai dengan tuntutan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada setiap mata pelajaran dalam hal ini pelajaran PKn.

Metode Index Card Match merupakan salah satu alternative yang dapat diterapkan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.Penerapan metode ini dimulai dari teknik, yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal yang dipegang.Siswa diharapkan mampu mencari pasangan kartunya sebelum batas waktu yang ditentukan. Siswa yang dapat mencocokkan kartunya lebih cepat akan diberi poin. Metode Index

(37)

72

Card Match diharapkan agar siswa lebih cermat dalam pembelajaran dan

lebih semangat dalam pembelajaran.

Adapun kerangka pikir yang akan dilakukan oleh peneliti digambar pada bagan berikut:

Gambar (2.1. Kerangka Pikir)

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan dari uraian kajian teoritis dan kerangka pikir diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan metode Index Card Match

Proses

Pembelajaran

Metode

konvensional

Pretest

Pembelajaran

menggunakan metode

Index card Match

Analisis

(38)

73

berpengaruh terhadap Hasil Belajar PKn Murid Kelas VASD Negeri

(39)

74 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2017:107) Penelitian eksperimen diartikan “sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimental designs jenis One-Group Pretest-Posttest Design. Dalam penelitian ini hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan (treatment).Adapun desain penelitian ini adalah sebagai berikut.

Desain Penelitian

𝟎𝟏𝐗 𝟎𝟐

Gambar 3.1. Rancangan desainOne-Group Pretest-PosttestDesign (Sumber:Sugiyono, 2017 : 111)

Keterangan:

O1 = nilai pretest (sebelum diberi perlakuan)

O2 = nilai posttest (setelah diberi perlakuan)

(40)

75

Model eksperimen ini melalui ini melalui tiga langkah yaitu :

1. Memberikan pretest untuk mengukur variabel terikat (hasil belajar) sebelum perlakuan dilakukan.

2. Memberikan perlakuan kepada kelas subjek penelitian dengan menerapkan metode Index Card Match

3. Memberikan posstest untuk mengukur variabel terikat setelah perlakuan dilakukan.

C. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas pada penelitian ini adalah Metode Index Card Match 2. Variabel Terikat pada penelitian ini adalah Hasil Belajar

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2017:117) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah ada pada obyek/subyek yang dipelajarai, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid kelas V SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa yang berjumlah 78 orang.

(41)

76 2. Sampel

Menurut Sugiyono (2017:118) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.Teknik pengambilan sampel yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling.Dalam penelitian ini sampelnya terdiri dari semua Siswa Kelas VA SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa yang

berjumlah 38 orang.

E. Definisi Operasional Variabel

Variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini secara operasional didefenisikan sebagai berikut :

a. Variabel Terikat (Hasil belajar)

Hasil belajar adalah penguasaan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran.

b. Variabel Bebas (Metode Index Card Match)

Metode Index Card Match adalah suatu cara pembelajaran aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran dengan teknik mencari pasangan indeks yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana menyenangkan.

F. Prosedur Penelitian

Adapun tahap-tahap prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(42)

77 1. Tahap Persiapan

Tahap ini merupakan suatu tahap persiapan untuk melakukan suatu perlakuan, pada tahap ini langkah-langkah yang harus dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :

a. Menelaah materi pelajaran PKn untuk Kelas VA SD Negeri

Batangkaluku Kabupaten Gowa.

b. Membuat skenario pembembelajaran dikelas dalam hal ini Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

c. Mempersiapkan instrumen penelitian. d. Mempersiapkan observer.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pra pelaksanaan

1) Memberikan penjelasan secara singkat dan menyeluruh kepada murid kelas VA SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa

sehubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.

2) Memberikan tes awal dengan menggunakan instrument test (pretest) untuk mengetahui hasil belajar murid sebelum menerapkan metode

Index Card Match.

b. Perlakuan

1) Memberikan perlakuan dengan menerapakan metode Index Card

Match

(43)

78 G. Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar dengan jenis pretest dan posttest. Pretest digunakan sebelum model pembelajaraninteraktifditerapkan, sedangkan

posttest digunakan setelah murid mengikuti pembelajaran dengan

menerapkan model pembajaran interaktif.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Adapun langkah-langkah (prosedur) pengumpulan data yang akan dilakukan sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan kunjungan langsung pada tempat atau lokasi penelitian. Tujuannya untuk mengetahui keadaan, jumlah populasi dan sampel penelitian.

2. Tes awal (pretest)

Tes awal dilakukan sebelum treatment, Pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan bahasa indonesia yang dimiliki oleh murid sebelum diterapkannya metode Index Card Match.

(44)

79

3. Treatment (pemberian perlakuan)

Dalam hal ini peneliti menerapakan metode Index Card Match pada pembelajaran PKn.

4. Tes akhir (posttest)

Setelah treatment, tindakan selanjutnya adalah postest untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode Index Card Match.

I. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian akan digunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial. Data yang terkumpul berupa nilai pretest dan nilai posttest kemudian dibandingkan.Membandingkan kedua nilai tersebut dengan mengajukkan pertanyaan apakah ada perbedaan antara nilai yang didapatkan antara nilai

pretest dengan nilai Post test.Pengujian perbedaan nilai hanya dilakukan

terhadap rerata kedua nilai saja, dan untuk keperluan itu digunakan teknik yang disebut dengan uji-t (t-test). Dengan demikian langkah-langkah analisis data eksperimen dengan model eksperimen dengan One Group Pretest

Posttest Design adalah sebagai berikut:

1. Analisis Data Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2017:207-208) bahwa statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

(45)

80

generalisasi.Adapun langkah-langkah dalam penyusunan melalui analisis ini adalah sebagai berikut:

a. Rata-rata (Mean) 𝑥 = 𝑛𝑖=1𝑥𝑖

𝑛

b. Persentase (%) nilai rata-rata 𝑃 = 𝑁𝑓x 100% (Sugiyono, 2015) Keterangan:

P = Angka persentase

f = frekuensi yang dicari persentasenya N = Banyaknya sampel responden.

Dalam analisis ini peneliti menetapkan tingkat kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan prosedur yang dicanangkan oleh Departemen Pendidikan Nasional (2006) yaitu: Tabel 3.1. Tingkat Penguasaan Materi

Tingkat Penguasaan (%) Kategori Hasil Belajar 0 – 34 35 – 54 55 – 64 65 – 84 85 – 100 Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

Sumber: Departemen Pendidikan Nasional (2006) 2. Analisis Data Statistik Inferensial

Menurut Sugiyono (2017:209) “statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel beserta hasilnya diberlakukan untuk populasi”. Dalam penggunaan statistik inferensial ini

(46)

81

peneliti menggunakan teknik statistik t (uji t).Dengan tahapan sebagai berikut : t = 𝑀𝑑 𝑋 2𝑑 𝑁(𝑁−1) (Sugiyono, 2015) Keterangan :

Md = mean dari perbedaan pretest dan posttest X1 = hasil belajar sebelum perlakuan (pretest)

X2 = Hasil belajar setelah perlakuan (posttest)

d = Deviasi masing-masing subjek 𝑋2𝑑 = Jumlah kuadrat deviasi

N = subjek pada sampel

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

a. Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus: Md = 𝑑𝑁

Keterangan:

Md = mean dari perbedaan pretest dengan posttest = jumlah dari gain (posttest – pretest)

N = subjek pada sampel.

b. Mencari harga “ 𝑋2𝑑” dengan menggunakan rumus: 𝑋2𝑑 = 𝑑 − 𝑑 2

𝑁

(47)

82

𝑋2𝑑 = Jumlah kuadrat deviasi

= Jumlah dari gain (post test – pre test) N = subjek pada sampel.

c. Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang signifikan Kaidah pengujian signifikan :

Jika tHitung> tTabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, berarti penerapan

metode Index Card Match berpengaruh terhadap hasil belajar murid kelas VA SD Negeri Batangkaluku.

d. Jika tHitung< tTabel maka Haditolak, berarti penerapan metode Index

Card Match tidak berpengaruh terhadap hasil belajar murid kelas VA

SD Negeri Batangkaluku Menentukan harga ttabel

Mencari ttabel dengan menggunakan table distribusi t dengan taraf

signifikan 𝛼 = 0,05 dan 𝑑𝑘 = 𝑁 − 1

e. Membuat kesimpulan apakah metode Index Card Match berpengaruh terhadap hasil belajar murid kelas VA SD Negeri

(48)

83 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan paparan data berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa mulai tanggal 14 Mei- 14 Juni 2017.

1. Deskripsi Hasil Belajar (Pre-Test) PKn Murid kelas VA SD Negeri

Batangkaluku Kabupaten Gowa sebelum diterapkan metode Index

Card Match.

Analisis Statistik deskriptif dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai hasil belajar PKn sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) diberikan perlakuan berupa metode index card match terhadap murid kelas VA di SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa.

Data perolehan skor hasil belajar murid kelas VA SD Negeri

Batangkaluku Kabupaten Gowa sebelum diberikan perlakuandapat diketahui sebagai berikut:

Tabel 4.1. Skor Nilai Pre-Test murid Kelas VA SD Negeri

Batangkaluku Kabupaten Gowa

NO. NAMA MURID Nilai 1 Muh. Fajrin Mustari 75 2 A.Fahri Syam 25 3 Alya Mukhgita Dirman 45 4 Alika Nur Rahmania 50 5 Muh. Al Aby 70 6 Muh. Fachrul 70 7 Suci Wulandari 35

(49)

84

8 Muh. Fahrisal 45 9 Muh. Ibnu Salsabil 25 10 Dzakirah Nur Dzikra 70 11 St. Nurullah Hikmah 45 12 Muh. Ridwan 45 13 Nabilah Maharani 50 14 Nurul Ilmi 30 15 Ramadhan 25 16 Muh. Rizal 25 17 Ahmad Al-Bakhir 70 18 Ahmad Sofyan 35 19 Anggun Aprilia 35 20 Arini Riany Sapri 40 21 Rehan Dirgantara 30 22 Salsabilah Chaerani 40 23 Faizatul Qalby Putri 35 24 Muh. Reyka Aljibran 70 25 Muh. Rasya Aditya 30 26 Dwi Resky Nur Amalia 45 27 Arif Faturrahman 75 28 Nur Ayu Resky 40 29 Ainun Nurfadillah 25 30 Farhana Tahta. K 35 31 Muh. Fadli Husain 70 32 Suci Ramdani 25 33 Hajar Aswan 25 34 Alvian 25 35 Muh. Asfaq 25 36 Adel Nabila. S 70 37 Raehan Renaldi. F 30 38 Purnomo Aji 70

Untuk mencari mean (rata-rata) nilai pre-test dari murid kelas VA

SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa dapat dilihat melalui tabel di bawah ini:

(50)

85

Tabel 4.2. Perhitungan untuk mencari mean( rata – rata ) nilai

pretest X F F.X 25 9 225 30 4 120 35 5 175 40 3 120 45 5 225 50 2 100 70 8 560 75 2 150 Jumlah 38 1675

Dari data di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑𝑓𝑥 = 1675, sedangkan nilai dari N sendiri adalah 38. Oleh karena itu, dapat diperoleh nilai rata-rata (mean) sebagai berikut:

𝑥

=

𝑓𝑥𝑖 𝑘 𝑖=1 𝑛

=

167538 = 44,08

Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata dari hasil belajar murid kelas VA SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa

sebelum penerapan metode index card matchyaitu 44,08. Adapun dikategorikan pada pedoman Departemen Pendidikan Nasional, maka keterangan murid dapat dilihat pada tabel berikut:

(51)

86

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan kategori nilai hasil belajar murid kelas VA SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa

sebelum diberikan perlakuan (pre-test).

No Interval Frekuensi Persentase (%) Kategori Hasil Belajar 1 2 3 4 5 0 – 34 35 – 54 55 – 64 65 – 84 85 – 100 13 15 0 10 0 34,21 39,47 0,00 26,32 0,00 Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi Jumlah 38 100

Sumber: Hasil tes murid kelas VA SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa.

Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar murid pada tahap pretest dengan menggunakan instrumen test dikategorikan sangat rendah yaitu 34,21%, rendah 39,47%, sedang 0,00%, tinggi 26,32% dan sangat tingggi berada pada persentase 0,00%. Melihat dari hasil persentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan murid dalam memahami serta penguasaan materi pelajaran PKn sebelum diterapkan metode index card

match tergolong rendah.

Sesuai dengan nilai rata-rata yang diperoleh murid kelas VA SD

Negeri Batangkaluku sebesar 44,08 yang nilai rata-rata tersebut berada pada interval 35-54 yang berarti termasuk ke dalam kategori rendah. Ini menunjukkan bahwa hasil belajar PKn murid kelas VA SD Inpres

Batangkaluku Kabupaten Gowa berada pada kategori rendah hal ini berdasarkan pada hasil yang diperoleh murid pada mata pelajaran PKn sebelum diterapkannya metode index card match.

(52)

87

Tabel 4.4 Data Hasil Belajar murid kelas VA SD Negeri Batangkaluku

Kabupaten Gowa

Skor Kategorisasi Frekuensi % 0 ≤ × < 69 Tidak tuntas 28 73,68

70 ≤ × ≤ 100 Tuntas 10 26,32

Jumlah 38 100,0

Sumber: Hasil tes murid kelas VA SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa

Berdasarkan data hasil belajar diatas diperoleh sebanyak 28 murid (73,68%) dalam kategori tidak tuntas, sedangkan sebanyak 10 murid (26,32%) dalam kategori tuntas. Apabila Tabel 4.2 dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil belajar murid yang ditentukan oleh peneliti yaitu jika jumlah murid yang mencapai atau melebihi nilai KKM (70) ≥75%, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar PKn murid Kelas VA SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa pada pokok bahasan

kebebasan berorganisasi belum memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar secara klasikal dimana murid yang tuntas hanya 26,32% ≤75%.

2. Deskripsi Hasil Belajar (Posttest) PKn Murid kelas VA SD Negeri

Batangkaluku Kabupaten Gowa setelah diterapkan metode Index

Card Match

Setelah dilaksanakan pretest maka selanjutnya diberikan perlakuan berupa pembelajaran di kelas dengan menggunakan metode index card

match sebanyak 2 kali pertemuan. Dalam proses pembelajaran ini

disajikan dengan murid dapat berinteraksi dengan murid maupun dengan gurunya.

(53)

88

Selama penelitian berlangsung terjadi perubahan terhadap kelas setelah diberikan perlakuan.Perubahan tersebut berupa hasil belajar yang datanya diperoleh setelah diberikan post- test. Perubahan tersebut dapat dilihat dari data berikut ini :

Data perolehan skor hasil belajar murid kelas VA SD Negeri

Batangkaluku Kabupaten Gowa setelah diberikan perlakuandapat diketahui sebagai berikut:

Tabel 4.5 Skor Nilai Posttest murid Kelas VA SD Negeri Batangkaluku

Kabupaten Gowa

NO. NAMA MURID Nilai 1 Muh. Fajrin Mustari 90 2 A.Fahri Syam 90 3 Alya Mukhgita Dirman 80 4 Alika Nur Rahmania 100 5 Muh. Al Aby 90 6 Muh. Fachrul 100 7 Suci Wulandari 90 8 Muh. Fahrisal 70 9 Muh. Ibnu Salsabil 70 10 Dzakirah Nur Dzikra 100 11 St. Nurullah Hikmah 70 12 Muh. Ridwan 80 13 Nabilah Maharani 100 14 Nurul Ilmi 70 15 Ramadhan 40 16 Muh. Rizal 50 17 Ahmad Al-Bakhir 85 18 Ahmad Sofyan 80 19 Anggun Aprilia 75 20 Arini Riany Sapri 75 21 Rehan Dirgantara 70 22 Salsabilah Chaerani 80 23 Faizatul Qalby Putri 70 24 Muh. Reyka Aljibran 80

(54)

89

25 Muh. Rasya Aditya 75 26 Dwi Resky Nur Amalia 80 27 Arif Faturrahman 90 28 Nur Ayu Resky 75 29 Ainun Nurfadillah 35 30 Farhana Tahta. K 50 31 Muh. Fadli Husain 100 32 Suci Ramdani 85 33 Hajar Aswan 25 34 Alvian 55 35 Muh. Asfaq 75 36 Adel Nabila. S 90 37 Raehan Renaldi. F 50 38 Purnomo Aji 80

Untuk mencari mean (rata-rata) nilai post-test dari murid kelas VA

SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa.

Tabel 4.6. Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai

post-test X F F.X 25 1 25 35 1 35 40 1 40 50 3 150 55 1 55 70 6 420 75 5 375 80 7 560 85 2 170 90 6 540 100 5 500 Jumlah 38 2870

(55)

90

Dari data hasil post-test di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑𝑓𝑥 = 2870 dan nilai dari N sendiri adalah 38.Kemudian dapat diperoleh nilai rata-rata (mean) sebagai berikut:

𝑥 =

𝑘𝑖=1𝑓𝑥𝑖

𝑛

=

287038

= 75,53

Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata dari hasil belajar murid kelas VA SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa

setelah penerapan metode index card match yaitu 75,53 dari skor ideal 100. Adapun di kategorikan pada pedoman Departemen Pendidikan Nasional maka keterangan murid dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi dan kategori nilai hasil belajar murid kelas VA SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa sesudah diberikan perlakuan (post-test)

No Interval Frekuensi Persentase (%) Kategori Hasil Belajar 1 2 3 4 5 0 – 34 35 – 54 55 – 64 65 – 84 85 – 100 1 5 1 18 13 2,63 13,16 2,63 47,37 34,21 Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi Jumlah 38 100

Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar murid pada tahap post-test dengan menggunakan instrumen test dikategorikan sangat tinggi yaitu 34,21%,

(56)

91

tinggi 47,37%, sedang 2,63%, rendah 13,16%, dan sangat rendah berada pada presentase 2,63%.

Sesuai dengan nilai rata-rata yang diperoleh murid kelas VA SD

Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa sebesar 75,53 yang nilai rata-rata tersebut berada pada interval 65-84 yang berarti termasuk ke dalam kategori tinggi. Ini menunjukkan bahwa hasil belajar PKn murid kelas VA

SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa berada pada kategori tinggi, hal ini berdasarkan pada hasil yang diperoleh murid pada mata pelajaran PKn Setelah diterapkannya metode index card match.

Tabel 4.8 Data hasil belajar murid kelas VA SD Negeri

Batangkaluku Kabupaten Gowa. Skor Kategorisasi Frekuensi % 0 ≤ × < 69 Tidak tuntas 7 18,42

70 ≤ × ≤ 100 Tuntas 31 81,58

Jumlah 38 100,0

Sumber: Perolehan nilai murid kelas VA SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa.

Berdasarkan data hasil belajar diatas diperoleh sebanyak 7 murid (18,42%) dalam kategori tidak tuntas, sedangkan sebanyak 31 murid (81,58%) dalam kategori tuntas. Apabila Tabel 4.4 dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil belajar murid yang ditentukan oleh peneliti yaitu jika jumlah murid yang mencapai atau melebihi nilai KKM (70)≥75% sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar PKn Kelas VA

SD Negeri Batangkaluku Kabupaten Gowa pada pokok bahasan kebebasan berorganisasi telah memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar secara klasikal dimana murid yang tuntas adalah 81,21%≤75%.

Gambar

Tabel 1.1 Hasil UTS Kelas V A SD Negeri Batangkaluku   Kabupaten Gowa
Tabel 3.1. Tingkat Penguasaan Materi
Tabel 4.1. Skor Nilai Pre-Test murid Kelas V A  SD Negeri  Batangkaluku Kabupaten Gowa
Tabel  4.2.  Perhitungan  untuk  mencari  mean(  rata  –  rata  )  nilai  pretest  X  F  F.X  25  9  225  30  4  120  35  5  175  40  3  120  45  5  225  50  2  100  70  8  560  75  2  150  Jumlah   38  1675
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berbekal pengalaman diharapkan tiap-tiap karyawan mempunyai kualitas sumber daya manusia yang tinggi dalam meningkatkan prestasi kerja lebih tinggi, skill yang dimiliki

Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kota Banjarbaru terdapat 64 lokasi TPS ilegal dan sebarannya dipengaruhi oleh jarak dari sungai, jarak dari jalan utama, jarak dari jalan

transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat, maka semua penerimaan dan pengeluaran keuangan desa dalam

Dalam prosedur ini fungsi akuntansi memeriksa dokumen- dokumen yang berhubungan dengan pembelian (surat order pembelian, laporan penerimaan barang dan faktur dari

Permasalahan batas maritim antara Indonesia dan Vietnam maupun Indonesia dan Malaysia terjadi di kawasan Laut Tiongkok Selatan yang terletak di utara wilayah

Lokasi adalah faktor yang sangat penting dalam bauran ritel, lokasi yang tepat dan strategis pada sebuah gerai atau toko akan lebih sukses dibandingkan gerai

Komunikasi hasil penelitian mempunyai arti tersendiri, karena bagaimanapun baiknya suatu penelitian yang telah dilakukan, tapi tanpa dilakukan komunikasi kepada orang

Wibowo, Arik. Analisis Kesalahan Siswa Berdasarkan Taksonomi Bloom dalam Mengerjakan Soal pada Materi Limit Fungsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas