• Tidak ada hasil yang ditemukan

Referat BPH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Referat BPH"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Pemb

Pembesaran esaran kelenkelenjar jar prostprostat at mempumempunyai nyai angka morbidiangka morbiditas tas yang bermaknayang bermakna  pada

 pada populasi populasi pria pria lanjut lanjut usia. usia. Gejalanya Gejalanya merupakan merupakan keluhan keluhan yang yang umum umum dalamdalam  bidang

 bidang bedah bedah urologi. urologi. Hiperplasia Hiperplasia prostat prostat merupakan merupakan salah salah satu satu masalah masalah kesehatankesehatan utama bagi pria diatas usia 50 tahun dan berperan dalam penurunan kualitas hidup utama bagi pria diatas usia 50 tahun dan berperan dalam penurunan kualitas hidup seseorang. Pembesaran prostat jinak atau lebih dikenal sebagai BPH sering ditemukan seseorang. Pembesaran prostat jinak atau lebih dikenal sebagai BPH sering ditemukan  pada pria yang menapak usia lanjut.

 pada pria yang menapak usia lanjut.11

Me

Meskskipipun un jajararang ng memengnganancacam m jijiwawa  BPBPH H mmemembeberirikakan n kekeluluhahan n yyanangg mengganggu akti!itas sehari"hari. #eadaan ini akibat dari pembesaran kelenjar prostat mengganggu akti!itas sehari"hari. #eadaan ini akibat dari pembesaran kelenjar prostat atau

atau benign prostate ebenign prostate enlargement nlargement  $BP%& yang menyebabkan terjadinya obstruksi pada $BP%& yang menyebabkan terjadinya obstruksi pada leh

leher er !es!esica ica uriurinarnaria ia dan dan ureuretra tra atau dikenatau dikenal al sebasebagaigai bladbladder der outleoutlet t obstruobstructionction $B''&. 'bstruksi yang khusus disebabkan oleh pembesaran prostat disebut sebagai $B''&. 'bstruksi yang khusus disebabkan oleh pembesaran prostat disebut sebagai benign prostate obstruction

benign prostate obstruction $BP'&. $BP'&.1(1(

Banyak sekali )aktor yang diduga berperan dalam proli)erasi* pertumbuhan Banyak sekali )aktor yang diduga berperan dalam proli)erasi* pertumbuhan  jinak

 jinak kelenjar kelenjar prostat prostat tetapi tetapi pada pada dasarnya dasarnya BPH BPH tumbuh tumbuh pada pada pria pria yang yang menginjak menginjak  usia tua dan masih mempunyai testis yang masih ber)ungsi normal menghasilkan usia tua dan masih mempunyai testis yang masih ber)ungsi normal menghasilkan testosteron. +i samping itu pengaruh hormon lain $estrogen prolaktin& diet tertentu testosteron. +i samping itu pengaruh hormon lain $estrogen prolaktin& diet tertentu mikrotrauma dan )aktor")aktor lingkungan diduga berperan dalam proli)erasi sel"sel mikrotrauma dan )aktor")aktor lingkungan diduga berperan dalam proli)erasi sel"sel kelenjar prostat secara tidak langsung. ,aktor")aktor tersebut mampu mempengaruhi kelenjar prostat secara tidak langsung. ,aktor")aktor tersebut mampu mempengaruhi sel"sel prostat untuk mensintesis protein

sel"sel prostat untuk mensintesis protein growth facto growth factor r  yang selanjutnya protein inilah yang selanjutnya protein inilah yang berperan dalam memacu terjadinya proli)erasi sel"sel kelenjar prostat.

yang berperan dalam memacu terjadinya proli)erasi sel"sel kelenjar prostat.-

-+i

+i berberbagbagai ai daedaerah rah di di ndndononesiaesia  kemkemampampuan uan melmelakuakukan kan diadiagnognosis sis dandan modal

modalitas terapi itas terapi pasien BPH tidak sama pasien BPH tidak sama karena perbedakarena perbedaan )asilitas dan an )asilitas dan sumbsumber er dayadaya manusia di tiap"tiap daerah. /alaupun demikian di daerah terpencil pun diharapkan manusia di tiap"tiap daerah. /alaupun demikian di daerah terpencil pun diharapkan dapat menangani pasien BPH dengan

(2)
(3)

BAB II BAB II PROSTAT PROSTAT 2.1 EMBRIOLOGI 2.1 EMBRIOLOGI

ecara embriologi prostat yang merupakan organ kompleks yang terdiri dari ecara embriologi prostat yang merupakan organ kompleks yang terdiri dari unsur kelenjar stroma dan otot polos atau )ibromioglandular mulai terbentuk pada unsur kelenjar stroma dan otot polos atau )ibromioglandular mulai terbentuk pada kehamilan minggu ke"1( dengan pengaruh hormone androgen yang berasal dari testis kehamilan minggu ke"1( dengan pengaruh hormone androgen yang berasal dari testis )etus. ebagian besar kompleks prostat berasal dari sinus urogenitalis tetapi mungkin )etus. ebagian besar kompleks prostat berasal dari sinus urogenitalis tetapi mungkin sebagian dari ductus ejaculatorius sebagian !erumontanum dan sebagian dari bagian sebagian dari ductus ejaculatorius sebagian !erumontanum dan sebagian dari bagian asiner prostat $2ona sentral& berasal dari ductus /ol)ii.

asiner prostat $2ona sentral& berasal dari ductus /ol)ii.5353

Pro

Prostat stat berberbenbentuk tuk sepseperterti i pirpiramiamid d terterbalbalik ik dan dan mermerupaupakan kan orgorgan an kelkelenjaenjar r  )ibrom

)ibromuskuluskuler er yang mengeliyang mengelilingi uretra lingi uretra pars prostaticpars prostatica. a. PanjanPanjang g prostprostat at sekitar - sekitar - cmcm $14

$14 incinchi& hi& dan terletdan terletak ak di di antantara ara colcollum !esika urinalum !esika urinaria ria di di ataatas s dan diaphdan diaphragragmama urogenitalis di bawah. Prostat dikelilingi oleh kapsula )ibrosa. +i luar kapsul terdapat urogenitalis di bawah. Prostat dikelilingi oleh kapsula )ibrosa. +i luar kapsul terdapat selubung )ibrosa yang merupakan bagian dari lapisan !isceral )ascia pel!is. Prostat selubung )ibrosa yang merupakan bagian dari lapisan !isceral )ascia pel!is. Prostat mempunyai basis prostatae yang terletak di superior berhadarapan dengan collum mempunyai basis prostatae yang terletak di superior berhadarapan dengan collum !e

!esicsicaeae  dadan n apape6 e6 prprosostattatae ae yayang ng teterlrletetak ak di di inin)e)eriorior r dadan n beberhrhadadapapan an dedengnganan diaph

diaphragma urogenitaragma urogenitale. le. #edua ductus ejaculatoriu#edua ductus ejaculatorius s menemmenembus bus bagiabagian n atas )aciesatas )acies  posterior

 posterior prostatae prostatae untuk untuk bermuara bermuara ke ke uretra uretra pars pars prostatica prostatica pada pada pinggir pinggir laterallateral utriculus prostaticus.

(4)

dewasa muda berukuran -" cm di bagian yang paling lebar dan panjang "3 cm dewasa muda berukuran -" cm di bagian yang paling lebar dan panjang "3 cm denga

dengan ketebalan ("- cm n ketebalan ("- cm cm dan cm dan beratnberatnya kurang lebih (0 ya kurang lebih (0 gram. #elenjagram. #elenjar r ini terdiriini terdiri atas

atas jaringjaringan an )ibro)ibromuskumuskular lar dan dan glandglandularular..55 MenurMenurut ut klasi)iklasi)ikasi :owsleykasi :owsley  prostprostatat

terd

terdiri iri dardari i limlima a loblobus; us; antanterierioror  posposteriterioror  medmedial ial latlateral eral kankanan an dan dan latlateral eral kirkiri.i. edangkan menurut Mc <eal yang menentukan pembagian 2ona berdasarkan letak  edangkan menurut Mc <eal yang menentukan pembagian 2ona berdasarkan letak  dan asal keganasan dari prostat prostat dibagi atas  bagian utama;

dan asal keganasan dari prostat prostat dibagi atas  bagian utama;==

1.

1. BaBagigian an ananteteririoor r atatau au !e!enntrtral al yyanang g )i)ibrbromomususkkuulalar r dadan n nnononglglananddulularar. . nnii merupakan sepertiga dari keseluruhan prostat. Bagian prostat yang glandular  merupakan sepertiga dari keseluruhan prostat. Bagian prostat yang glandular  dapat dibagi menjadi - 2ona $bagian (- dan &.

dapat dibagi menjadi - 2ona $bagian (- dan &. (.

(. >o>ona na peperiri)e)err  yyanang g mmereruuppakakan an 770 0 ? ? ddarari i babaggiaian n prprooststat at yyanang g glglanandudulalarr memb

membentuk bagian lateral dan entuk bagian lateral dan posteposterior atau rior atau dorsadorsal l orgaorgan n ini. ecara skematik ini. ecara skematik  2ona ini dapat digambarkan seperti suatu corong yang bagian distalnya terdiri 2ona ini dapat digambarkan seperti suatu corong yang bagian distalnya terdiri dari ape6 prostat dan bagian atasnya terbuka untuk menerima bagian distal 2ona dari ape6 prostat dan bagian atasnya terbuka untuk menerima bagian distal 2ona sentral yang berbentuk baji. aluran"saluran dari 2ona peri)er ini bermuara pada sentral yang berbentuk baji. aluran"saluran dari 2ona peri)er ini bermuara pada uretra pars prostatika bagian distal.

uretra pars prostatika bagian distal. -.

-. >o>ona na sesentntraral l yyanang g mmereruuppakakan an (5 (5 ? ? dadari ri bbagagiaian n prprosostatat t yyanang g glglanandudulalarr di

dikekenanal l sebsebagagai ai jajariringngan an kekelenlenjar jar yayang ng beberbrbenentutuk k babaji ji sesekekelililinling g duduktktusus ejakulatorius dengan ape6nya pada !erumontanum dan basisnya pada leher buli" ejakulatorius dengan ape6nya pada !erumontanum dan basisnya pada leher buli"  buli.

 buli. aluran"salurannya aluran"salurannya juga juga bermuara bermuara pada pada uretra uretra prostatika prostatika bagian bagian distal.distal. >ona central dan peri)er ini membentuk suatu corong yang berisikan segmen >ona central dan peri)er ini membentuk suatu corong yang berisikan segmen ur

uretretra a prpro6o6imimal al dadan n babagigianan!e!entntralralnynya a titidadak k lelengngkakap p teterturtututup p memelailainknkanan dihubungkan oieh stroma

dihubungkan oieh stroma )ibromuskular.)ibromuskular. .

. >o>ona trana transnsisiisiononalal yan yang merg merupupakakan baan bagigian pran prosostatat glat glandndulular yaar yang terng terkekecicil $5l $5 ?& terletak tepat pada batas distal s)inkter preprostatik yang berbentuk silinder  ?& terletak tepat pada batas distal s)inkter preprostatik yang berbentuk silinder  dan

dan dibdibententuk uk oleoleh h bagbagian ian propro6im6imal al ureuretratra. . >on>ona a trantransisisisionaonal l dan dan kelkelenjenjar ar   periuretral bersama"sama kadang"kadang disebut sebagai kelenjar preprostatik.  periuretral bersama"sama kadang"kadang disebut sebagai kelenjar preprostatik.

(5)

Gambar (. kematik Pembagian Prostat Menurut Mc<eal

2.2 BATAS-BATAS PROSTAT

Batas superior; basis prostat berhubungan dengan collum !esicae. 'tot polos  prostate terus melanjut tanpa terputus dengan otot polos collum !esicae. 9retra masuk   pada bagian tengah basis prostatae. Batas in)erior; ape6 prostat terletak pada )acies

dia)ragma urogenitalis. 9retra meninggalkan prostat tepat diatas ape6 permukaan anterior.7

Batas anterior; )acies anterior prostat berbatasan dengan simphisis pubis dipisahkan oleh lemak ekstraperitoneal yang terdapat pada ca!um retropubica $ca!um @et2ius&. elubung )ibrosa prostat dihubungkan dengan permukaan posterior os pubis dan ligamentum puboprostatica. :igamentum ini terletak pada pinggir garis tengah $disamping kanan dan kiri linea mediana& dan merupakan kondensasi $penebalan& )ascia pel!is. Batas posterior; permukaan posterior prostat berhubungan erat dengan

(6)

dinding ujung bawah e6ca!atio recto!esicalis peritonealis yang semula menyebar ke  bawah menuju corpus perineale. Batas lateral; )acies lateral prostat di)iksasi oleh

serabut anterior m. le!ator ani saat serabut ini berjalan ke posterior dari os pubis.7

Gambar -. Potongan agital Pel!is :aki"laki $buku anatomi&

2.3 STRUKTUR PROSTAT

#elenjar prostat yang jumlahnya banyak tertanam di dalam campuran otot  polos dan jaringan ikat dan ductusnya bermuara ke uretra pars prostatica. Prostat secara tak sempurna dibagi dalam lima lobus. :obus anterior atau isthmus terletak di depan uretra dan tidak mempunyai jaringan kelenjar. :obus medius adalah kelenjar  yang berbentuk baji yang terletak antara uretra dan ductus ejaculatorius. Permukaan atasnya dibatasi oleh trigonum !esicae bagian ini mengandung banyak kelenjar. :obus posterior terletak di belakang uretra dan di bawah ductus ejaculatorius dan juga mengandung kelenjar. :obus lateral de6tra dan sinistra terletak di samping uretra dan dipisahkan satu sama lain oleh alur !ertikal dangkal yang terdapat pada )acies  posterior prostat. :obus lateral mengandung banyak kelenjar.7

2.4 FUNGSI PROSTAT

,ungsi prostat adalah menghasilkan cairan tipis seperti air susu yang mengandung asam sitrat dan )os)atase asam. Aairan ini ditambahkan ke cairan semen

(7)

 pada saat ejakulasi. 'tot polos pada stroma dan kapsula berkontraksi sekret yang  berasal dari banyak kelenjar diperas masuk ke uretra pars prostatica. ekret prostat  bersi)at alkali yang membantu menetralkan keasaman !agina.7

2.5 PENDARAHAN

rteri yang memperdarahi prostat berasal dari cabang a. !esicalis in)erior dan a. rectalis media. Cena membentuk pleksus !enosus prostaticus yang terletak antara kapsula prostat dan selubung )ibrosa. Ple6us !enosus prostaticus menerima dari !. dorsalis pro)undus penis dan banyak !. !esicalis dan selanjutnya dialirkan ke !. iliaca interna.7

Gambar . natomi Genitalia Pria

2.6 ALIRAN LIMFE

Pembuluh lim)e dari prostat mengalirkan cairan lim)e ke nodi lim)atici iliaca interna.7

2.7 PERSARAFAN

Prostat manusia mendapat dua macam persara)an yaitu parasimpatik  $kolinergik& dan simpatik $nor adrenergic& melalui ple6us otonomik yang terletak  didekat prostat. Ple6us ini mendapat masukan parasimpatetik dari medulla spinalis setinggi (" dan serat"serat simpatetik dari ner!us hipogastrikus presacralis $810"

(8)

mempunyai reseptor"reseptor di dalam otot polos prostat.10 ara)"sara) otonom yang

mempersara)i prostat dan juga !esikula seminalis uretra dan corpora ca!ernosa  berasal dari ple6us pel!icus yang bersama pembuluh darah membentuk kompleks

sara) dan pembuluh darah (neuro vascular bundle) dan komplek ini berjalan di bagian  posterior prostat dari cranial menuju ape6 prostat dan umumnya sejajar dengan

dinding rectum.5=11

Menurut Gosling persara)an prostat mempersara)i otot polos yang ada didalam prostat dan yang bersi)at kolinergik juga mempersara)i kapsul prostat sedangkan acinus juga menerima persara)an dari kolinergik sehingga perangsangan  parasimpatik akan menambah sekresi sedangkan perangsangan simpatik akan

menyebabkan kontraksi !esicular seminalis sehingga terjadi ejakulasi.511

2.8 PROSES MIKSI

eperti diketahui )ungsi utama dari unit !esikouretra adalah menampung urin untuk sementara mencegah urin kembali ke arah ginjal dan pada saat"saat tertentu melakukan ekspulsi urin. 9nit !esikouretra terdiri dari buli"buli dan uretra posterior. 9retra posterior terdiri dari uretra pars prostatika yang bagian proksimalnya disebut sebagai leher buli"buli dan uretra pars dia)ragma yang tidak lain adalah sphincter  eksterna uretra. 9nit !esikouretra ini dipelihara oleh sistem sara) otonom yaitu  parasimpatis dan simpatis untuk buli"buli dan uretra proksimal dari dia)ragma serta sara) somatis melalui ner!us pudendus untuk sphincter eksterna. istem persara)an tersebut memungkinkan terjadinya proses miksi secara bertahap $)ase& yaitu;1(

,ase Pengisian (Resting/ Filling Phase)

,ase ini terjadi setelah selesai miksi dan buli"buli mulai diisi lagi dengan urin dari ginjal yang masuk melalui ureter. Pada )ase ini tekanan di dalam buli"buli selalu rendah kurang dari (0 cmH('. edangkan tekanan di uretra posterior selalu lebih

tinggi antara 30"100 cmH('.

,ase %kspulsi

etelah buli"buli terisi urin sebanyak (00"-00 ml dan mengembang mulailah reseptor EstrechtF yang ada pada mukosa buli"buli terangsang dan impuls dikirimkan ke sistem sara) otonom parasimpatis di medula spinalis segmen ( sampai  dan sistem sara) ini menjadi akti) dengan akibat meningkatnya tonus buli"buli $muskulus detrusor&. Meningkatnya tonus detrusor ini dirasakan sebagai perasaan ingin kencing.

(9)

Pada saat tonus detrusor meningkat maka secara sinkron leher buli"buli dan uretra  pars prostatika membuka bentuknya berubah seperti corong dan tekanannya menurun. Pada keadaan ini inkontinensia hanya dipertahankan oleh sphincter eksterna yang masih tetap menutup. Bila yang bersangkutan telah mendapatkan tempat yang dianggap kon!i!ien untuk miksi barulah sphincter eksterna secara sadar dan terjadi miksi. Pada saat tonus detrusor meningkat sampai terjadinya miksi tekanan intra!esikal mencapai 30"1(0 cmH('.

Prostat menghasilkan suatu cairan yang merupakan salah satu komponen dari cairan ejakulat. Aairan kelenjar ini dialirkan melalui duktus sekretorius dan bermuara di uretra posterior untuk kemudian dikeluarkan bersama cairan semen yang lain pada saat ejakulasi. Aairan ini merupakan kurang lebih (5? dari !olume ejakulat. ika kelenjar ini mengalami hiperplasi jinak atau berubah menjadi kanker ganas dapat membuntu uretra posterior dan mengakibatkan terjadinya obstruksi saluran kemih.

(10)

BAB III

BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA

3.1 DEFINISI

Pembesaran Prostat inak $BPH  Benign Prostatic Hyperplasia& adalah  pertumbuhan jinak kelenjar prostat yang menyebabkan prostat membesar.

1-Gambar 3. 1-Gambaran Prostat <ormal dan Pembesaran Prostat

Mc<eal yakin bahwa pembesaran prostat jinak tidak terjadi pada 2ona  peripheral dan juga berpendapat bahwa sebagian besar karsinoma prostat yang berasal dari 2ona transisional biasanya jenis karsinoma dengan gradasi rendah (low grade).5=

Gambar 7. el pada Prostat <ormal dan Prostat yang Membesar 

3.2 EPIDEMIOLOGI

Hiperplasia prostat merupakan penyakit pada pria tua dan jarang ditemukan sebelum usia 0 tahun. Prostat normal pada pria mengalami peningkatan ukuran yang lambat dari lahir sampai pubertas waktu itu ada peningkatan cepat dalam ukuran

(11)

yang kontinyu sampai usia akhir -0"an. Pertengahan dasawarsa ke"5 prostat bisa mengalami perubahan hiperplasi. 1

Pembesaran prostat jinak merupakan penyakit tersering kedua di klinik  urologi di ndonesia setelah batu saluran kemih. Penyakit ini seirng juga dikenal sebagai hipertro)i prostat meskipun sebenarnya yang terjadi ialah hiperplasia dari kelenjar periuretral sedang jaringan prostat asli terdesak ke peri)er menjadi kapsul  bedah.15

ngka kejadian $insidens& yang pasti untuk pembesaran prostat jinak di ndonesia belum pernah diteliti tetapi sebagai gambaran hospital prevalence! di @AM ditemukan (- kasus pembesaran prostat jinak selama tiga tahun $eptember  1DD"gustus 1DD7& dan di @.umber /aras 317 dalam periode yang sama.15

Pada usia lanjut beberapa pria mengalami pembesaran prostat benigna. #eadaan ini dialami oleh 50? pria yang berusia 30 tahun dan kurang lebih =0? pria yang berusia =0 tahun.1

Pre!alensi yang pasti di ndonesia belum diketahui tetapi berdasarkan kepustakaan luar negeri diperkirakan semenjak umur 50 tahun (0?"-0? penderita akan memerlukan pengobatan untuk prostat hiperplasia. Iang jelas pre!alensi sangat tergantung pada golongan umur. ebenarnya perubahan"perubahan kearah terjadinya  pembesaran prostat sudah dimulai sejak dini dimulai pada perubahan"perubahan mikroskopoik yang kemudian bermani)estasi menjadi kelainan makroskopik $kelenjar  membesar& dan kemudian baru mani)es dengan gejala klinik. 1

Berdasarkan angka autopsi perubahan mikroskopik pada prostat sudah dapat ditemukan pada usia -0 " 0 tahun. Bila perubahan mikroskopik ini terus berkembang akan terjadi perubahan patologi anatomi. Pada pria usia 50 tahun angka kejadiannya sekitar 50? dan pada usia =0 tahun sekitar =0?. ekitar 50? dari angka tersebut diatas akan menyebabkan gejala dan tanda klinik. 1

(12)

Gambar =. Penderita BPH pada 9sia +iatas 0 8ahun dan kibatnya

3.3 ETIOLOGI

Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya hyperplasia prostat tetapi beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hyperplasia  prostate rat kaitannya dengan peningkatan kadar dihidrotestosteron $+H8& dan proses aging $penuaan&. Beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya hyperplasia prostat adalah; a& teori dihidrotestosteron b& adanya ketidakseimbangan antara estrogen"testosteron c& interaksi antara sel stroma dan sel epitel prostat d&  berkurangnya kematian sel $apoptosis& dan e& teori stem sel.1

(13)

Gambar D. Proses 8erjadinya BPH a& 8eori dihidrotestosteron

+ihidrotestosteron $+H8& adalah metabolit androgen yang sangat penting  pada pertumbuhan sel"sel kelenjar prostat. +ibentuk dari testosterone di dalam sel  prostat oleh en2im 5"al)a reduktase dengan bantuan koen2im <+PH. +H8 yang telah terbentuk berikatan dengan reseptor androgen $@& membentuk kompleks +H8" @ pada inti sel dan selanjutnya terjadi sintesis protein  growth factor yang menstimulasi pertumbuhan sel prostat.1

Pada berbagai penelitian dikatakan bahwa kadar +H8 pada BPH tidak jauh  berbeda dengan kadarnya pada prostat normal hanya saja pada BPH akti!itas en2im 5"al)a reduktase dan jumlah reseptor androgen lebih banyak pada BPH. Hal ini menyebabkan sel"sel prostat pada BPH lebih sensiti!e terhadap +H8 sehingga replikasi sel lebih banyak terjadi dibandingkan dengan prostat normal.1

(14)

Gambar 10. >at">at yang Berperan +alam Pertumbuhan el Prostat  b& #etidakseimbangan antara estrogen"testosteron

Pada usia yang semakin tua kadar testosterone menurun sedangkan kadar  estrogen relati!e tetap sehingga perbandingan antara estrogen dan testosterone relati!e meningkat. 8elah diketahui bahwa estrogen di dalam prostat berperan dalam terjadinya proli)erasi sel"sel kelenjar prostat dengan cara meningkatkan sensiti)itas sel"sel prostat terhadap rangsangan hormone androgen meningkatkan jumlah resptor  androgen dan menurunkan jumlah kematian sel prostat $apoptosis&. Hasil akhir dari semua keadaan ini adalah meskipun rangsangan terbentuknya sel"sel baru akibat rangsangan testosterone menurun tetapi sel"sel prostat yang ada mempunyai umur  yang lebih panjang sehingga massa prostat lebih besar.1

Gambar 11. Pengaruh %strogen dan 8estosteron terhadap Prostat c& nteraksi antara sel stroma dan sel epitel prostat

(15)

Aunha $1D7-& membuktikan bahwa di)erensiasi dan pertumbuhan sel epitel  prostat secara tidak langsung dikontrol oleh sel"sel stroma melalui suatu mediator 

(growth factor) tertentu. etelah sel"sel stroma mendapatkan stimulasi dari +H8 dan estradiol sel"sel stroma mensintesis suatu  growth factor yang selanjutnya mempengaruhi sel"sel stroma itu sendiri secara intrakrin dan autokrin serta mempengaruhi sel"sel epitel secara parakrin. timulasi itu menyebabkan terjadinya  proli)erasi sel"sel epitel maupun sel stroma.1

d& Berkurangnya kematian sel prostat

Program kematian sel $apoptosis& pada sel prostat adalah mekanisme )isiologis untuk mempertahankan homeostasis kelenjar prostat. Pada apoptosis terjadi kondensasi dan )ragmentasi sel yang selanjutnya sel"sel yang mengalami apoptosis akan di)agositosis oleh sel"sel di sekitarnya kemudian didegradasi oleh en2im lisosom.1

Pada jaringan normal terdapat keseimbangan antara laju proli)erasi sel dengan kematian sel. Pada saat terjadi pertumbuhan prostat sampai pada prostat dewasa  penambahan jumlah sel"sel prostat baru dengan yang mati dalam keadaan seimbang. Berkurangnya jumlah sel"sel prostat yang mengalami apoptosis menyebabkan jumlah sel"sel prostat secara keseluruhan menjadi meningkat sehingga menyebabkan  pertambahan massa prostat.1

ampai sekarang belum dapat diterangkan secara pasti )actor")aktor yang menghambat proses apoptosis. +iduga hormone androgen berperan dalam menghambat proses kematian sel karena setelah dilakukan kastrasi terjadi  peningkatan akti!itas kematian sel kelenjar prostat. %strogen diduga mampu memperpanjang usia sel"sel prostat sedangkan )actor pertumbuhan 8G,"beta  berperan dalam proses apoptosis.1

e& 8eori stem sel

9ntuk mengganti sel"sel yang telah mengalami apoptosis selalu dibentuk sel" sel baru. +i dalam kelenjar prostat dikenal suatu sel stem yaitu sel yang mempunyai kemampuan berproli)erasi sangat ekstensi). #ehidupan sel ini sangat tergantung seperti yang terjadi pada kastrasi menyebabkan terjadinya apoptosis. 8erjadinya  proli)erasi sel"sel pada BPH dipostulasikan sebagai ketidaktepatan akti!itas sel stem

(16)

'bstruksi prostat dapat menimbulkan keluhan pada saluran kemih maupun keluhan di luar saluran kemih.

1. Gejala #linis

#umpulan gejala yang ditimbulkan oleh BPH disebut sebagai sindroma  prostatisme. /alaupun begitu sindroma ini tidak patogomonik untuk BPH. 'bstruksi intra!esikal yang lain dapat pula memberikan gejala klinis seperti sindroma  prostatisme ini. 'leh karena itu istilah ini belakangan sering diganti dengan  "ower  #rinary $ract %ymptom $:98&. indroma prostatisme ini dibagi menjadi dua yaitu gejala obstrukti) dan gejala iritati).

Gejala obstruksi terdiri dari pancaran melemah akhir buang air kecil belum terasa kosong (incomplete emptying) menunggu lama pada permulaan buang air kecil (hesitancy) harus mengedan saat buang air kecil (straining) buang air kecil terputus"  putus (intermittency) dan waktu buang air kecil memanjang yang akhirnya menjadi

retensi urin dan terjadi inkontinen karena overflow.

Gejala iritati) terdiri dari sering buang air kecil (fre&uency) tergesa"gesa untuk   buang air kecil (urgency) buang air kecil malam hari lebih dari satu kali (nocturia)

dan sulit menahan buang air kecil (urge incontinence).

+ari kedua macam gejala tersebut gejala obstrukti) biasanya lebih menonjol. Bila terjadi gejala iritasi lebih menonjol harus dipikirkan penyebab lain selain BPH.

9ntuk menentukan derajat beratnya penyakit yang berhubungan dengan  penentuan jenis pengobatan BPH dan untuk menilai keberhasilan pengobatan BPH dibuatlah suatu skoring yang !alid dan reliable. 8erdapat beberapa sistem skoring di antaranya kor nternational Gejala Prostat*  'nternational Prostate %ymptom %core ('P%%) yang diambil berdasarkan skor merican #rological ssociation (#).

8abel 1. kor nternasional Gejala Prostat SKOR INTERNASIONAL GEJALA PROSTAT

 International Prostate Symptom Score I-PSS!

9ntuk pertanyaan nomor 1"3 jawaban dapat diberikan skor sebagai berikut; 0 J tidak pernah

1 J kurang dari sekali dari 5 kali kejadian ( J kurang dari separuh kejadian

- J kurang lebih separuh dari kejadian  J lebih dari separuh dari kejadian 5 J hampir selalu

(17)

+alam satu bulan terakhir ini berapa seringkah nda; 1. Merasakan masih terdapat sisa urin sehabis kencingK

(. Harus kencing lagi padahal belum ada setegah jam yang lalu nda  baru saja kencingK

-. Harus berhenti pada saat kencing dan segera mulai kencing lagi dan hal ini dilakukan berkali"kaliK

. 8idak dapat menahan kenginan untuk kencingK 5. Merasakan pancaran urin yang lemahK

3. Harus mengejan dalam memulai kencingK

9ntuk pertanyaan nomor 7 jawablah dengan skor dibawah ini; 0 J tidak pernah 1 J satu kali ( J dua kali - J tiga kali  J empat kali 5 J lima kali

7. +alam satu bulan terakhir ini berapa kali nda terbangun dari tidur  malam untuk kencingK

8'8: #'@ $&J

Pertanyaan nomor = adalah mengenai kualitas hidup sehubungan dengan gejala diatas jawablah dengan;

1 J sangat senang ( J senang

- J puas

 J campuran antara puas dan tidak puas 5 J sangat tidak puas

3 J tidak bahagia 7 J buruk sekali

=. +engan keluhan seperti ini bagaimanakah nda menikmati hidup iniK #esimpulan;  L : L  L @ L C L

$ J skor "P : J kualitas hidup  J pancaran urin dalam ml*detik @ J sisa urin C J !olume prostat&

kor nternational Gejala Prostat*  'nternational Prostate %ymptom %core ('P%%) merupakan salah satu skor gejala prostat yang dikembangkan oleh $he

(18)

kencing terputus"putus $intermittency pancaran kencing lemah (wea* stream) dan kencing mengejan (straining) serta - gejala iritasi seperti sering kencing (fre&uency) tidak dapat menunda kencing (urgency) dan kencing malam hari (nocturia).

P mempunyai man)aat untuk menilai tingkat keparahan gejala menentukan cara penanganan menge!aluasi perkembangan penyakit pada penderita yang menjalani pengawasan menilai hasil terapi menilai pengaruh gejala yang dialami penderita terhadap kualitas hidup dan sebagai alat pengukuran yang konsisten dan telah teruji sehingga memungkinkan untuk membandingkan satu  penderita dengan penderita lain.

istem skoring yang lain adalah skor Madsen"!ersen dan skor Boyarski1(5. kor Madsen"!ersen terdiri dari 3 pertanyaan yang berupa pertanyaan"pertanyaan untuk menilai derajat obstruksi dan - pertanyaan untuk gejala iritati). 8otal skor dapat  berkisar skor N 10 $BPH bergejala ringan& skor 11"(0 $BPH bergejala sedang& dan skor O(0 $BPH bergejala berat&. Perbedaannya dengan skor 9 adalah dalam skor  Madsen !ersen penderita tidak menilai sendiri derajat keluhannya.

8able (. kor Madsen"!ersen SKOR MADSEN-I"ERSEN

K#$#%&'(&' ) 1 2 3 4

Pancaran <ormal Berubah"

ubah :emah Menetes

Mengejan saat

 berkemih 8idak Ia

Harus menunggu saat

akan berkemih 8idak Ia

B# terputus"putus 8idak Ia

B# tidak lampias 8idak   Berubah" ubah 8idak  lampias 1 kali retensi O1 kali retensi nkontinensia Ia

B# sulit ditunda 8idak @ingan edang Berat

B# malam hari 0"1 ( -" O

B# siang hari O- jam sekali etiap ("- jam sekali etiap 1"(  jam sekali N1 jam sekali (. 8anda #linis

:akukan pemeriksaan )isik pada umumnya dan tentukan pula status urologisnya. 8anda klinis terpenting dalam BPH adalah ditemukannya pembesaran  pada pemeriksaan colok dubur* digital rectal e+amination $+@%&. 9kuran dan

(19)

konsistensi prostat juga perlu diketahui walaupun ukuran prostat yang ditentukan melalui +@% tidak berhubungan dengan derajat obstruksi. Pada BPH prostat teraba membesar dengan konsistensi kenyal. pabila teraba indurasi atau terdapat bagian yang teraba keras perlu dipikirkan kemungkinan keganasan. edangkan jika didapatkan nyeri tekan maka dapat dicurigai sebagai prostatitis.

+erajat berat BPH menurut jamsuhidajat $(005& dibedakan menjadi  stadium; a. tadium 

da obstruksi tapi kandung kemih masih mampu mengeluarkan urine sampai habis.

 b. tadium 

da retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluarkan urine walaupun tidak sampai habis masih tersisa kira"kira 30"150 cc. da rasa ridak enak  B# atau disuria dan menjadi nocturia.

c. tadium 

etiap B# urine tersisa kira"kira 150 cc. d. tadium C

@etensi urine total buli"buli penuh pasien tampak kesakitan urine menetes secara periodik $o!er )lowin kontinen&.

Menurut melt2er $(00(& menyebutkan bahwa;

Mani)estasi dari BPH adalah peningkatan )rekuensi penuh nokturia dorongan ingin berkemih anyang"anyangan abdomen tegang !olume urine yang turun dan harus mengejan saat berkemih aliran urine tak lancar dribbling  $urine terus menerus setelah berkemih& dan retensi urine akut.

P#*#%+,&&' F++, 

#eadaan 9mum 8anda"tanda !ital

" #esadaran " Gi2i " 8hora6 " bdomen " %6tremitas " 8ekanan darah " <adi " ,rekuensi napas " uhu S$&$ U%/0/(+

(20)

Genitalia %6terna nspeksi dan palpasi pada penis '9% testis epididymis !as de)erens

+@% (digital rectal e+amination) 8onus sphincter ani prostat tonjolan konsistensi pole atas nodul asimetris  perkiraan besar 

Gambar 1(. Pemeriksaan colok dubur* rectal toucher  dapun pemeriksaan kelenjar prostat melalui pemeriksaan di bawah ini;  Rectal ,radding 

+ilakukan pada waktu !esika urinaria kosong;

" Grade 0; Penonjolan prostat 0"1 cm ke dalam rectum " Grade 1; Penonjolan prostat 1"( cm ke dalam rectum " Grade (; Penonjolan prostat ("- cm ke dalam rectum " Grade -; Penonjolan prostat -" cm ke dalam rectum " Grade ; Penonjolan prostat "5 cm ke dalam rectum -linical ,radding 

Banyaknya sisa urine diukur tiap pagi hari setelah bangun tidur disuruh kencing dahulu kemudian dipasang kateter.

" <ormal; 8idak ada sisa " Grade ; sisa 0"50 cc " Grade ; sisa 50"150 cc " Grade ; sisa O150 cc

(21)

" Grade C; pasien sama sekali tidak bisa kencing

3.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Pemeriksaan :aboratorium

Pemeriksaan darah lengkap )aal ginjal elektrolit serum perlu dikerjakan sebagai dasar keadaan umum penderita. Pemeriksaan kadar gula juga perlu dikerjakan terutama untuk mengetahui kemungkinan adanya neuropati diabetes yang dapat menyebabkan keluhan miksi. Pemeriksaan urinalisa juga harus dikerjakan termasuk   pemeriksaan bakteriologiknya. danya hematuria berarti perlu e!aluasi lenjut secara

lengkap.1

Pemeriksaan Prostate %pesific ntigen $P& yang disintesis oleh sel epitel  prostat dan bersi)at organ specific tetapi bukan cancer specific juga merupakan salah satu sarana untuk meramalkan perjalanan penyakit BPH. +alam hal ini jika kadar  P tinggi berarti; pertumbuhan !olume prostat lebih cepat keluhan akibat BPH* laju  pancaran urin lebih jelek dan lebih mudah terjadinya retensi urin akut.1 Hasil P

yang normal merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi sebelum memulai terapi medikamentosa BPH. ebagai pegangan penilaian P diinterpretasikan sebagai berikut;

 <ilai P dan interpretasinya 05"0 ng*ml  <ormal

0"10 ng*ml  #emungkinan Aa (0? $perlu 8@9  biopsi& O 10 ng*ml  #emungkinan Aa 50? $perlu 8@9  biopsi& #enaikan O (0? per tahun  egera rujuk untuk 8@9  biopsi (. Pemeriksaan 9ro)lowmetri

alah satu gejala BPH adalah melemahnya pancaran urin. ecara obyekti)   pancaran urin ini dapat diperiksa dengan uro)lowmeter. umlah urine yang cukup

untuk mendapatkan )lowmetrogram yang representati) paling sedikit 150 ml dan maksimal 00 ml yang ideal antara (00"-00 ml.1

Penilaian hasil ;

,low rate maksimal ; 15 ml*detik ; non obstukti)  10"15 ml*detik ; border line

(22)

/alaupun ada beberapa prosedur untuk mendiagnosis BPH uro)lowmetri merupakan cara terbaik dan paling tidak in!asi) dalam mendeteksi adanya obstruksi traktus urinarius bagian bawah.1

-. Pemeriksaan maging dan @ontgenologik 

Perkembangan teknik pemeriksaan ultrasonogar)i $9G& membawa man)aat yang besar bagi e!aluasi penderita BPH. elain itu dengan 9G ini dapat pula diperiksa buli"buli misalnya ada batu buli"buli tumor buli"buli di!ertikel. uga dapat diperiksa jumla residual urine. 8erdapat beberapa macam tranducer untuk   pemeriksaan prostat yaitu suprapubic $abdominal& transrektal dan transuretral.1

Pemeriksaan rontgenologik yaitu pyelogra)i intra!ena $CP& sekarang tidak  lagi merupakan pemeriksaan rutin untuk e!aluasi penderita BPH tetapi hanya dikerjakan secara selekti).1

. Pemeriksaan Panendoskopi;

+engan pemeriksaan panendoskopi dapat ditentukan secara re!iew; #eadaan uretra anterior misalnya adanya striktur uretra.

#eadaan uretra prostatika bagian prostat mana yang membesar panjangnya uretra yang obstrukti) karena pembesaran prostat.

#eadaan didalam buli"buli yaitu ada tidaknya tumor batu hipertropi dari detrusor ada tidaknya selulae atau di!ertikel dan keadaan muara ureter dan mengetahui kapasitas buli"buli.

3.6 PATOFISIOLOGI

#arena proses pembesaran prostat terjadi secara perlahan"lahan maka e)ek   perubahannya juga terjadi secara perlahan"lahan. Pada tahap awal setelah terjadi  pembesaran prostat resistensi pada leher !esika dan daerah prostat meningkat dan detrusor menjadi lebih tebal. Penonjolan serat detrusor ke dalam kandung kemih dengan sistoskopi akan terlihat seperti balok yang disebut trabekulasi $buli"buli  balok&. Mukosa dapat menerobos keluar diantara serat detrusor. 8onjolan serat yang kecil dinamakan sakula sedangkan yang besar dinamakan di!ertikel. ,ase penebalan detrusor ini disebut )ase kompensasi otot dinding. pabila keadaan berlanjut maka detrusor menjadi lelah dan akhirnya mengalami dekompensasi dan tidak mampu lagi untuk berkontraksin sehingga terjadi retensi urin.1

pabila !esika menjadi dekompensasi akan terjadi retensi urin sehingga pada akhir miksi masih ditemukan sisa urin dalam kandung kemih dan timbul rasa tidak 

(23)

tuntas pada akhir miksi. ika keadaan ini berlanjut maka pada suatu saat akan terjadi kemacetan total sehingga penderita tidak mampu lagi miksi. #arena produksi urin terus terjadi maka !esika tidak mampu lagi menampung urin sehingga tekanan intra!esika terus meningkat dan dapat terjadi inkontinensia paradoks. @etensi kronik  menyebabkan re)luks !esiko"ureter hidroureter hidrone)rosis dan gagal ginjal. Proses kerusakan ginjal dipercepat bila terjadi in)eksi. Pada waktu miksi penderita terus mengedan sehingga lama kelamaan menyebabkan hernia atau hemoroid. #arena selalu terbentuk sisa urin terbentuk batu endapan di dalam kandung kemih. Batu ini dapat menambah keluhan iritasi dan menimbulkan hematuria. Batu juga dapat menimbulkan sistitis dan bila terjadi re)luks dapat terjadi pielone)ritis.1

(24)

+iagnosa ditegakkan dari anamnesa yang meliputi keluhan dari gejala dan tanda obstruksi dan iritasi. #emudian dilakukan pemeriksaan colok dubur untuk  merasakan*meraba kelenjar prostat. +engan pemeriksaan ini bisa diketahui adanya  pembesaran prostat benjolan keras $menunjukkan kanker& dan nyeri tekan

$menunjukkan adanya in)eksi&.1

elain itu biasanya dilakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui )ungsi ginjal dan untuk penyaringan kanker prostat $mengukur kadar antigen spesi)ik prostat atau P&. Pada penderita BPH kadar P meningkat sekitar -0"50?. ika terjadi  peningkatan kadar P maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk 

menentukan apakah penderita juga menderita kanker prostat.1

3.8 DIAGNOSIS BANDING

'leh karena proses miksi tergantung pada beberapa )aktor maka )aktor ini pula yang dapat menjadi diagnosis banding BPH yaitu;1

1. #ekuatan otot detrusor berkontraksi

#elemahan detrusor dapat disebabkan oleh karena kelainan syara)  (neurogeni* bladder) misalnya pada lesi medulla spinalis neuropathy

(25)

diabeticum sehabis operasi radikal yang mengorbankan persyara)an didaerah  pel!is alkoholisme penggunanan obat penenang  ganglion bloc*ing agent  dan obat parasimpatolitik $seperti obat yang sering dikonsumsi penderita asma kronik&.

(. %lastisitas leher !esika

#ekakuan leher !esika dapat disebabkan oleh proses )ibrosis (bladder nec*  contracture).

-. @esistensi uretra

@esistensi uretra dapat disebabkan oleh karena pembesaran prostat jinak atau ganas tumor dileher !esika batu di uretra atau striktura uretra. #elainan" kelainan tersebut dapat dilihat bila dilakukan sistoskopi. +isamping itu meskipun di ndonesia jarang terjadi obstruksi in)ra!esikal dapat disebabkan oleh gangguan )ungsi misalnya dissynergia detrusor s)ingter.

Maka setiap kesulitan miksi yang dialami penderita dapat disebabkan oleh ketiga )aktor tersebut.

dapun penyakit"penyakit yang gejala"gejalanya menyerupai hiperto)i prostat  jinak diantaranya adalah sebagai berikut berserta klinis dan pemeiksaan yang

membedakan dengan BPH;1

1. Aa Prostat

#eluhan sesuai gejala saluran kemih bagian bawah ("ower urinary tract   symptoms  "#$%) yaitu gejala obstukti) dan iritati). #ecurigaan umumnya berawal

dari ditemukan nodul yang secara tidak segaja pada pemeriksaan rektal. <odul yang irreguler dan keras harus dibiopsi untuk menyingkirkan hal ini. tau didapatkan  jaringan yang ganas pada pemeriksaan patologi dari jaringan prostat yang diambil akibat gejala BPH. #anker ini jarang memberikan gejala kecuali bila telah lanjut. +apat terjadi hematuria gejala"gejala obstruksi gangguan sara) akibat penekanan atau )raktur patologis pada tulang belakang. tau secara singkat kita anamnesa dan kita akan dapatkan sebagai berikut ;

" 8erjadi pada usia O30 tahun

" <yeri pada lumbosakral menjalar ke tungkai " Prostatismus dan hematuri

(26)

Gejala dan tanda prostatitis akut terdiri dari demam dengan suhu yang tinggi kadang dengan gigilan neri peineal atau pinggang rendah sakit sedang atau berat mialgia antralgia. #arena pembengkan prostat biasanya ada disuria kadang sampai retensi urin. #adang didapatkan pengeluaran nanah pada colok dubur setelah masase  prostat. edangkan pada prostatitis kronis gejala dan tanda tidak khas. Gambaran

klinik sangat !ariabel kadang dengan keluhan miksi kadang nyeri perineum atau  pinggang. +an diagnosa dapat ditegakan dengan diketemukan adanya leukosit dan  bakteria dalam sekret prostat. adi hal"hal yang perlu sekali kita perhatikan agar dapat

membedakan dengan BPH yaitu ; " danya nyeri perineal

" +emam

" +isuri polaksiuri " @etensi urin akut

" Rectal toucher ; jika ada abses didapatkan )luktuasi $Q& -. <eurogenik Bladder 

dapun gejala dan tanda yamg kita peroleh dari anamnesa adalah ; " :esi sakral ( R 

" @est urin $Q& " nkontinensia urin . triktura 9retrha

umbatan pada uretrha dan tekanan kandung kemih yang tinggi dapat menyebabkan imbibisi urin keluar kandung kemih atau uretra proksimal dari striktura. Gejala khas adalah pancaran urin yang kecil dan bercabang. Gejala lain adalah iritasi dan in)eksi seperti )rekuensi urgensi disuri kadang"kadang dengan in)iltat abses )istel. Gejala lanjut adalah retensi urin.

3. TATA LAKSANA

Penatalaksanaan terhadap BPH dibagi menjadi watchful waiting  medikamentosa minimal invasive dan pembedahan $operati)&. Hal ini dapat didasarkan pada skor P yang didapatkan dari penderita.1317

Watchful waiting

atchful waiting dilakukan pada penderita dengan keluhan ringan $skor P N-&. 1317

1. Pasien diberi nasihat agar mengurangi minum setelah makan malam agar  mengurangi nokturia.

(27)

(. Menghindari obat"obat parasimpatolitik $mis; dekongestan&. -. Mengurangi kopi.

. Melarang minum minuman alkohol agar tidak terlalu sering buang air kecil. Penderita dianjurkan untuk kontrol setiap tiga bulan untuk diperiksa; skoring uro)lowmetri dan 8@9.

5. Bila terjadi kemunduran segera diambil tindakan. M#+,&*#'$/&

Pilihan terapi non"bedah adalah pengobatan dengan obat $medikamentosa&. 8erdapat tiga macam terapi dengan obat yang sampai saat ini dianggap rasional yaitu dengan penghambat adrenergik a"1 penghambat en2im 5a reduktase dan )itoterapi.

11317

  Penghambat adrenergi* a01

'bat ini bekerja dengan menghambat reseptor a"1 yang banyak ditemukan  pada otot polos ditrigonum leher buli"buli prostat dan kapsul prostat. +engan

demikian akan terjadi relaksasi di daerah prostat sehingga tekanan pada uretra pars  prostatika menurun dan mengurangi derajat obstruksi. 'bat ini dapat memberikan  perbaikan gejala obstruksi relati) cepat.

%)ek samping dari obat ini adalah penurunan tekanan darah yang dapat menimbulkan keluhan pusing $di22iness& lelah sumbatan hidung dan rasa lemah $ fati&ue).

Pengobatan dengan penghambat reseptor a"1 masih menimbulkan beberapa  pertanyaan seperti berapa lama akan diberikan dan apakah e)ekti!itasnya akan tetap  baik mengingat sumbatan oleh prostat makin lama akan makin berat dengan tumbuhnya !olume prostat. Aontoh obat; pra2osin tera2osin dosis 1 mg* hari dan dapat dinaikkan hingga (" mg* hari. 8amsulosin dengan dosis 0.("0. mg* hari.

  Penghambat en2im 3a redu*tase

'bat ini bekerja dengan menghambat kerja en2im 5a reduktase sehingga testosteron tidak diubah menjadi dehidrotestosteron. +engan demikian konsentrasi +H8 dalam jaringan prostat menurun sehingga tidak akan terjadi sintesis protein. 'bat ini baru akan memberikan perbaikan simptom setelah 3 bulan terapi.

(28)

8erapi kombinasi penghambat adrenergik a"1 dan penghambat en2im 5a reduktase pertama kali dilaporkan oleh :epor dan kawan"kawan pada 1DD3. 8erdapat  penurunan skor dan peningkatan ma6 pada kelompok yang menggunakan  penghambat adrenergik a"1. <amun masih terdapat keraguan mengingat prostat pada kelompok tersebut lebih kecil dibandingkan kelompok lain. Penggunaan terapi kombinasi masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

F+$/$#%&+

8erapi dengan bahan dari tumbuh"tumbuhan populer diberikan di %ropa dan  baru"baru ini di merika. 'bat"obatan tersebut mengandung bahan dari tumbuhan seperti Hypo+is rooperis Pygeum africanum #rtica sp %abal serulla -urcubita  pepo Populus temula 5chinacea purpurea dan %ecale cerelea. Masih diperlukan  penelitian untuk mengetahui e)ekti!itas dan keamanannya.1

 Minimal invasive Meliputi ;

1& 89B+ ($ransurethral Balloon 6ilatation)

+engan menggunakan balon kateter yang berkapasitas antara 75,"110, dengan tekanan antara -"5 atmos)ir uretra prostatika di dilatasi selama 10"-0 menit. 8erapi ini dikerjakan untuk BPH yang kecil dan tanpa pembesaran dari lobus medius. 8erdapat perbaikan keluhan dan )lowmetrik sampai -"3 bulan sesudah tindakan walaupun secara sitoskopik ternyata tidak ada perbedaan di daerah uretra prostatika  pra dan pasca tindakan.1=

(& Prostat %tent 

tent dibuat dari bahan kawat yang dianyam hingga berbentuk tabung. tent dipasang di uretra prostatika untuk mencegah berdempetnya prostat. 1=

-& 8erapi 8ermal  dibagi menjadi tiga macam antara lain1; a. Hipertermi

#elenjar prostat dipanasi 1"5S A dan pemanasannya dikerjakan dengan menggunakan Eprobe baik transrektal ataupun transuretral. Pemanasan dilakukan  beberapa kali dengan )rekwensi 1"( kali* minggu. etiap kali pemanasan berlangsung

kurang lebih satu jam.

 b. 89M8 ($ransurethral 7icrowave $hermotherapy)

8ermoterapi adalah penyempurnaan dari terapi hipertermia. +engan menggunakan kateter ((, yang dihubungkan dengan sumber panas mikrowa!e 1(D3 MH> prostat dipanaskan 5"30S A sementara itu secara terus"menerus uretra

(29)

didinginkan sehingga mukosanya tidak rusak. 8emperatur juga dipantau terus menerus. +engan pemanasan yang cukup tinggi tadi akan terjadi destruksi koagulasi dan akhirnya nekrosis. Pada termoterapi pemanasan dilakukan satu kali. #euntungannya adalah tidak memerlukan anestesi umum maupun regional tetapi  peralatannya relati) mahal

c. 89< ($ransurethral 8eedle blation)

+engan menggunakan alat khusus yang dimasukkan ke kelenjar prostat kemudian dengan microwa!e prostat dipanaskan sampai 1(0SA. Hasil yang pernah dilakukan menunjukkan perbaikan )low maksimal dari D ml* deti menjadi 17 ml* detik. Penelitian multi senter terus dikerjakan agar mendapat kasus yang cukup  banyak untuk dapat diambilk kesimpulan guna generalisasi.

P#*#&&' /#%&$+!

Pembedahan biasanya dilakukan terhadap penderita yang mengalami1;

- inkontinensia uri - hematuria

- retentio uri

- in)eksi saluran kemih berulang

Prostatektomi digolongkan dalam ( golongan1;

1. Prostatektomi tertutup (. Prostatektomi terbuka

Pemilihan prosedur pembedahan biasanya tergantung kepada beratnya gejala serta ukuran dan bentuk kelenjar prostat.

a. 89@P ($rans #rethral Resection of the Prostate)

Gambar 1-. 8indakan 89@P

(30)

89@P mengalami perbaikan yang berlangsung selama 10"15 tahun. mpotensi terjadi  pada 1-3? penderita dan 1? mengalami inkontinensia uri.1=

 b. 89P ($rans #rethral 'ncision of the Prostate)

89P menyerupai 89@P tetapi biasanya dilakukan pada penderita yang memiliki prostat relati!e kecil. Pada jaringan prostat dibuat sebuah sayatan kecil untuk melebarkan lubang uretra dan lubang pada kandung kemih sehingga terjadinya  perbaikan laju aliran air kemih dan gejala berkurang. #omplikasi yang mungkin

terjadi adalah perdarahan in)eksi penyempitan uretra dan impotensi.1=

c. 89:P ($rans #rehral "aser Prostatectomy)

#elenjar prostat pada suhu 300"350A akan mengalami koagulasi dan pada suhu

yang lebih dari 1000A mengalami !aporisasi. Pemakaian laser ternyata lebih sedikit

menimbulkan komplikasi dan penyembuhan lebih cepat tetapi meningkatkan  perbaikan gejala miksi tidak sebaik 89@P. +isamping itu terapi ini membutuhkan

terapi ulang (? setiap tahun. d. Prostatektomi 8erbuka

ebuah sayatan bisa dibuat di perut $melalui struktur di belakang tulang kemaluan*retropubik dan diatas tulang kemaluan*suprapubik atau di daerah perineum $dasar panggul yang meliputi skrotum sampai anus&. Pendekatan melalui perineum saat ini jarang digunakan lagi karena angka kejadian impotensi setelah pembedahan mencaai 50?. Pembedahan ini memerlukan waktu dan biasanya penderita harus dirawat selama 5"10 hari. #omplikasi yang mungkin terjadi adalah impotensi $13" -(? tergantung kepada pendekatan pembedahan& dan inkontinensia uri $kurang dari 1?&.1=

+ikenal - cara;

a. Prostatektomi suprapubik trans!esikalis $,reyer&

Bal)ied tahun 1==7 pertama kali melakukan pembedahan cara ini kemudian oleh ir Peter ,reyer dari :ondon dilaporkan pada kongres 9 di Paris tahun 1D00.

 b. Prostatektomi retropubik $8erence Millin&

8ahun 1D5 dikenalkan oleh 8erence Millin dari nggris

#euntungan ; umber perdarahan jelas dan apeks prostat lebih mudah dicapai. 'perasi terbuka ini dianjurkan pada BPH dengan berat lebih dari 50 gram atau yang diperkirakan tidak dapat reseksi dengan sempurna dalam waktu satu jam. BPH yang disertai penyulit misalnya batu buli"buli yang diameternya lebih

(31)

dari (5 cm atau multipel dan bila tidak tersedia )asilitas untuk melakukan 89@ Prostat baik sarana maupun tenaga ahlinya.

c. Prostatektomi perinealis $Ioung&

+alam pendekatan ini ahli bedah menghilangkan prostat melalui sayatan di kulit antara skrotum dan anus. ara)"sparing lebih sulit untuk dicapai dan  pendekatan ini mungkin kurang e)isien jika kelenjar getah bening perlu

dihilangkan atau diperiksa sebelum prostat akan diangkat.

3.1) KOMPLIKASI

#omplikasi yang sering terjadi pada pasien BPH antara lain; sering dengan semakin beratnya BPH dapat terjadi obstruksi saluran kemih karena urin tidak  mampu melewati prostat. Hal ini dapat menyebabkan in)eksi saluran kemih dan apabila tidak diobati dapat mengakibatkan gagal ginjal.17

#erusakan traktus urinarius bagian atas akibat dari obstruksi kronik  mengakibatkan penderita harus mengejan pada miksi yang menyebabkan peningkatan tekanan intra abdomen yang akan menimbulkan hernia dan hemoroid. tasis urin dalam !esiko urinaria akan membentuk batu endapan yang menambah keluhan iritasi dan hematuria. elain itu stasis urin dalam !esika urinaria menjadikan media  pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menyebabkan sistitis dan bila terjadi

re)luks menyebabkan pyelone)ritis $jamsuhidajat (005&. 17

3.11 PROGNOSIS

Prognosis untuk BPH berubah"ubah dan tidak dapat diprediksi pada tiap indi!idu walaupun gejalanya cenderung meningkat. <amun BPH yang tidak segera ditindak memiliki prognosis yang buruk karena dapat berkembang menjadi kanker   prostat. Menurut penelitian kanker prostat merupakan kanker pembunuh nomor (  pada pria setelah kanker paru"paru. BPH yang telah diterapi juga menunjukkan  berbagai e)ek samping yang cukup merugikan bagi penderita. 17

(32)

BAB I" KESIMPULAN

emakin lanjut usia semakin banyak dijumpai pria yang menderita BPH dengan keluhan mulai terjadi perubahan dalam berkemih tidak bisa berkemih sampai keluhan yang lebih berat karena komplikasi yang terjadi akibat BPH. +iagnosis didapatkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan )isik serta pendekatan melalui  pemeriksaan penunjang yang turut ber)ungsi sebagai kontrol terhadap terapi yang diberikan. Penentuan terapi yang tepat paling sering didapatkan dari hasil P yang harus dijawab oleh pasien sebelumnya. 8erapi yang diberikan berupa pemberian obat" obatan berupa penghambat adrenergik a"1 penghambat en2im 5a reduktase dan )itoterapi sampai dengan tindakan in!asi) seperti prostatektomi terbuka 89@P 89P 89:P 89M8 H,9 stent uretra 89< dan :A yang dipilih sesuai dengan indikasi dan keadaan umum pasien. Pada gejala yang ringan $skor P N7& penderita BPH tidak diberikan terapi apapun melainkan hanya menjalankan program watchful  waiting dengan pemantauan P secara berkala untuk menentukan terapi selanjutnya.

(33)

DAFTAR PUSTAKA

1. @oehrborn AG McAonnell +. %tiology Pathophysiology %pidemiology and  <atural History o) Benign Prostatic Hyperplasia. +alam; AampbellTs 9rology

edisi ke"7. %ditor; /alsh PA @etik B Caughan %+ dan /ein . Philadelphia; /B aunders Ao (000. p. 1(D7"--0 1(D"5(.

(. Ahatelain AH +enis : ,oo #8 et al. @ecommendations o) 8he nternational cienti)ic Aommittee; %!aluation and 8reatment o) :ower 9rinary 8ract ymptoms $:98& in older man. +alam; Ahatelain Ah +enis : ,oo #8. #houry  McAonnell  $editors&. Benign Prostatic Hyperplasia. 5th

nternational Aonsultation on BPH. :ondon Health Publication :td (000. p. 51D"-5.

-. :ee A Aockett  Aussenot ' Gri)lith # saac / halken . @egulation o)  Prostatic Growth. +alam; Ahatelain AH +enis : ,oo #8 #houry  McAonnell  $editors&. Benign Prostatic Hyperplasia. 5th nternational

Aonsultation on BPH. :ondon Health Publication :td (001. p.7D"113.

. @amsey %/ %lhilail M Goldenberg : <ickel A <orman @ Perreault P et al. Practice Patterns o) Aanadian 9rologist in BPH and Prostate Aancer.  9rol 13- (000. p. DD"50(.

5. <arayan P. <eoplasma o) 8he Prostate Gland in8anagho % Mc nnich / $eds&. mithTs General 9rology. ppleton and :ange 1DD( 1-; p.-7="D.

3. @ous <. natomy o) 8he Prostate in @ous < $ed& 9rology  Aore 8e6tbook (nd edition. Blackwell cience 1DD3; p. 1=3"=.

7. nell @. natomi #linik. Pel!is; Bagian  Aa!itas Pel!is. n; Hartanto H :istiawati % uyono I usilawati Mahatmi 8 Prawira  et al %ditors. natomi #linik. 3th ed. akarta; %GA (003. p. -50"(.

=. Mc <eal %. Prostate and Prostatic 9rethra;  Morphologic tudy.  9rol 1D7(107;100=.

D. Caalsti  Herronen . utonomic nner!ation o) 8he Human Prostate. n!est 9rol 1D=17; p.(D-.

10. :epor H Gregerman M Arosby @ et al. Precise :ocali2ation o) 8he utonomic <er!es )rom 8he Pel!ic Ple6us to 8he Aorpora Aa!ernosa;  +etailed natomical tudy o) 8he dult Male Prostate.  9rol 1D=5 1--; p. (07"1(.

Gambar

Gambar -. Potongan agital Pel!is :aki&#34;laki $buku anatomi&amp;
Gambar 5. Prostat dan 'rgan +isekitarnya
Gambar 7. el pada Prostat &lt;ormal dan Prostat yang Membesar 
Gambar D. Proses 8erjadinya BPH a&amp; 8eori dihidrotestosteron
+3

Referensi

Dokumen terkait

EuroShield ® dirancang untuk dipasang pada atap dengan kemiringan 4/12 atau lebih seperti dengan kemiringan 4/12 atau lebih seperti yang dijelaskan dalam yang dijelaskan

niger (Aspergillus niger) bekerja optimal dalam menghasilkan enzim selulase dengan substrat padat berupa kulit durian pada waktu fermentasi 120 jam dan kadar protein yang

Komunikasi merupakan salah satu obyek terpenting dalam kegiatan hubungan antar individu, tanpa adanya komunikasi maka aktivitas keseharian suatu individu, organisasi atau instansi

Kondisi ini berbeda dengan beberapa limbah dan hasil sampingan pengolahan hasil pertanian, peternakan dan perikanan yang justru mempunyai kecernaan dan protein yang relatif

Dengan menganggap kedua cuplikan pada saat pengukuran dalam keadaan random sempurna, maka perbedaan tinggi magnet remanen hasil sintering 800 C sangat mungkin disebabkan oleh

 panas (thermal), bahan kimia, elektrik dan radiasi (Wijaya &amp; Putri , 2013) 13) !uka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus !uka bakar adalah

keterangan yang terdapat pada awal kalimat. Contoh: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh. Bandingkan dengan:

%. Hiperplasia atipikal #ompleks neoplasia intraepitelial endometrium! /erdapat proliferasi dari kalenjar endometrium dengan tepi yang ireguler, arsitektur yang kompleks dan