• Tidak ada hasil yang ditemukan

SNI 19-7117.11-2005 (Opasitas Ringlemann Chart - Emisi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SNI 19-7117.11-2005 (Opasitas Ringlemann Chart - Emisi)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Standar Na

Standar Nasion

sion al Indonesia

al Indonesia

E

Emis

misi g

i gas buang – S

as buang – Sumb

umber tid

er tidak berge

ak bergerak –

rak –

Bagian 11

Bagian 11: Cara

: Cara uj

uji o

i o pasitas m

pasitas menggun

engguna

akan sk

kan skala

ala

Ringelmann

Ringelmann unt

 untuk asa

uk asap hi

p hitam

tam

ICS 13.040.40

(2)
(3)

ii

Da

Daftar is

ftar is ii

Daftar

Daftar isi...isi... ... ... ... ... ii Prakata

Prakata …...…... ... ... ... ... iiii 1 Ruang

1 Ruang lingkup...lingkup... ... ... ... ... ... 11 2 Acuan

2 Acuan normatif...normatif... ... ... ... ... 11 3

3 Istilah Istilah dan dan definisidefinisi ... ... ... ... ... 11 4

4 Cara Cara ujiuji ... ... ... ... ... ... 11 4.1

4.1 Prinsip...Prinsip... ... ... ... ... ... 11 4.2

4.2 PeralatanPeralatan ... ... ... ... ... 11 4.3

4.3 Persiapan Persiapan pembacaan...pembacaan... ... ... ... 22 4.4

4.4 Pembacaan...Pembacaan... ... ... ... ... 44 4.5

4.5 PerhitunganPerhitungan ... ... ... ... ... 44 Lampiran

Lampiran A A Kertas Kertas skalaskala RinglemannRinglemann ... ... ... ... 55 Lampiran

Lampiran B B Formulir Formulir lapanganlapangan ... ... ... ... ... 66 Lampiran

Lampiran C C Tabel Tabel korelasi korelasi antara antara skalaskala RinglemannRinglemann dan dan opasitas... opasitas... 77 Bibliografi....

(4)

iiii

Prakata

Prakata

SNI ini merupakan hasil pengkajian dari SNI 19-1417-1989,

SNI ini merupakan hasil pengkajian dari SNI 19-1417-1989, Cara uji kerapatan relatif asapCara uji kerapatan relatif asap hitam cara Ringelman

hitam cara Ringelman. SNI ini menggunakan referensi metode standar dari. SNI ini menggunakan referensi metode standar dari Method 9Method 9 USEPA

USEPA. Secara teknis, SNI ini disiapkan dan diuji coba di laboratorium yang terakreditasi. Secara teknis, SNI ini disiapkan dan diuji coba di laboratorium yang terakreditasi serta dikonsensuskan oleh Subpanitia Teknis Kualitas Udara dari Panitia Teknis 207S, serta dikonsensuskan oleh Subpanitia Teknis Kualitas Udara dari Panitia Teknis 207S, Sistem

Sistem Manajemen LingkunganManajemen Lingkungan..

Standar ini telah disepakati dan disetujui dalam rapat konsensus dengan peserta rapat yang Standar ini telah disepakati dan disetujui dalam rapat konsensus dengan peserta rapat yang mewakili produsen, konsumen, ilmuwan, instansi teknis, pemerintah terkait dari pusat mewakili produsen, konsumen, ilmuwan, instansi teknis, pemerintah terkait dari pusat maupun daerah pada tanggal 4 Nopember 2004 di Depok.

maupun daerah pada tanggal 4 Nopember 2004 di Depok.

Dengan ditetapkannya SNI 19-7117.11-2005, maka SNI 19-1417-1989 dinyatakan tidak Dengan ditetapkannya SNI 19-7117.11-2005, maka SNI 19-1417-1989 dinyatakan tidak berlaku lagi. Pemakai SNI agar dapat meneliti validasi SNI yang terkait dengan metode ini, berlaku lagi. Pemakai SNI agar dapat meneliti validasi SNI yang terkait dengan metode ini, sehingga dapat selalu menggunakan SNI edisi terakhir.

(5)

1 dari 8 1 dari 8

Emisi gas bu

Emisi gas bu ang – S

ang – Sumber ti

umber ti dak bergerak –

dak bergerak –

Bagian 11

Bagian 11: Cara uji op

: Cara uji op asitas menggun

asitas menggun akan skala

akan skala

Ringelmann

Ringelmann untuk

 untuk asa

asap hitam

p hitam

1

1 RuaRuang ng lingklingk upup

Standar ini merupakan cara praktis uji opasitas dari sumber tidak bergerak menggunakan Standar ini merupakan cara praktis uji opasitas dari sumber tidak bergerak menggunakan skala

skala RingelmannRingelmann untuk asap hitamuntuk asap hitam..

2

2 Acuan NormatifAcuan Normatif Method 9 USEPA. Method 9 USEPA.

3

3 Istilah dan Istilah dan definisidefinisi 3.1

3.1

asap hitam asap hitam

gas yang mengandung partikel-partikel dari hasil pembakaran yang keluar

gas yang mengandung partikel-partikel dari hasil pembakaran yang keluar melalui cerobong.melalui cerobong. 3.2

3.2 skala

skala RinglemannRinglemann

skala yang digunakan sebagai patokan dalam pembacaan opasitas dengan skala 1 sampai skala yang digunakan sebagai patokan dalam pembacaan opasitas dengan skala 1 sampai 5. Skala

5. Skala RinglemannRinglemann ini berlaku hanya untuk asap hitam ( ini berlaku hanya untuk asap hitam (black smokeblack smoke).). 3.3

3.3

opasitas opasitas

ukuran opasitas dari suatu sumber pembakaran bahan bakar atau proses dibandingkan ukuran opasitas dari suatu sumber pembakaran bahan bakar atau proses dibandingkan dengan latar belakangnya dengan satuan persen (%).

dengan latar belakangnya dengan satuan persen (%).

4

4 CaCara ra ujiuji 4.1 Prinsip 4.1 Prinsip

Opasitas hitam yang keluar dari cerobong ditentukan dengan cara membandingkan warna Opasitas hitam yang keluar dari cerobong ditentukan dengan cara membandingkan warna asap yang paling sesuai dengan warna skala

asap yang paling sesuai dengan warna skala Ringelmann.Ringelmann. 4.2 Peralatan

4.2 Peralatan 4.2

4.2.1 .1 Skala Skala asap asap rinrin gelmanngelmann

Skala asap ringelmann berupa skala dalam bentuk gambar lingkaran dengan gradasi tingkat Skala asap ringelmann berupa skala dalam bentuk gambar lingkaran dengan gradasi tingkat opasitas 20% sampai dengan 100% (Lihat Lampiran A). Atau skala 1 sampai 5 dengan opasitas 20% sampai dengan 100% (Lihat Lampiran A). Atau skala 1 sampai 5 dengan pengertian sebagai berikut:

pengertian sebagai berikut: 0

0 = kerapatan 0% dimana latar be= kerapatan 0% dimana latar belakang dapat terlihalakang dapat terlihat dengan jelas sebandit dengan jelas sebandingng dengan 100%;

dengan 100%; 1

1 = = kerapatan kerapatan 20% 20% dimana dimana latar latar belakang belakang dapat dapat terlihat terlihat 80%;80%; 2

2 = = kerapatan kerapatan 40% 40% dimana dimana latar latar belakang belakang dapat dapat terlihat terlihat 60%;60%; 3

3 = = kerapatan kerapatan 60% 60% dimana dimana latar latar belakang belakang dapat dapat terlihat terlihat 40%;40%; 4

4 = = kerapatan kerapatan 80% 80% dimana dimana latar latar belakang belakang dapat dapat terlihat terlihat 20%;20%; 5

(6)

2 dari 8 2 dari 8

 Adapun hubu

 Adapun hubungan antara skalngan antara skala asapa asap Ringlemann,Ringlemann, transmitansi dan opasitas dapat dilihat transmitansi dan opasitas dapat dilihat pada Lampiran C.

pada Lampiran C. 4.2.2

4.2.2 StopwatchStopwatch 4.2

4.2.3 .3 AnemomAnemom eter eter atauatau weather monitoring equipmentweather monitoring equipment   atau dapat berupa informasi  atau dapat berupa informasi dari st

dari st asiun meteorologasiun meteorolog i ti t erdekaerdekat (pada kawat (pada kawasan yang ssan yang s amaama)) 4.2.4

4.2.4 Papan Papan PencatPencatatat 4.3

4.3 PersiPersi apan apan PembacaanPembacaan 4.3

4.3.1 .1 Persyaratan Persyaratan pembacaan pembacaan opasiopasi tastas a)

a) Posisi Posisi Matahari Matahari di di belakang belakang pengamat pengamat (dalam (dalam daerah daerah 140140oo) lihat gambar No. 1.) lihat gambar No. 1. b)

b) Latar belaLatar belakang sebakang sebaiknya laiknya langit biru ngit biru bila kondbila kondisi ini isi ini tidak tercapatidak tercapai diberi i diberi keterangan keterangan padapada formulir lapangan (Lampiran B).

formulir lapangan (Lampiran B). c)

c) Arah Arah angin angin pada pada sudut sudut 909000 terhadap pengamat. terhadap pengamat. d)

d) Jarak pJarak pengamat engamat tiga kali tiga kali ketinggian ketinggian cerobong, cerobong, lihat glihat gambar Nambar No. 2.o. 2. e)

e) Tidak Tidak ada ada halangan halangan yang yang mempengaruhi mempengaruhi pengamatan.pengamatan.

Gambar

Gambar 1 1 PosisPosis i i pengamat pengamat terhadap terhadap matahari matahari (tampak (tampak atas)atas)

140 14000

Garis batas posisi matahari Garis batas posisi matahari

Posisi

Posisi pengampengamatat Posisi Emisi

(7)

3 dari 8 3 dari 8

Keterangan gambar Keterangan gambar

Y : Jarak horisontal pengamat terhadap cerobong Y : Jarak horisontal pengamat terhadap cerobong H :

H : Tinggi cerobongTinggi cerobong Ga

Gambar mbar 2 2 Posisi Posisi pengamapengamat t terhadaterhadap p cerobongcerobong 4.3

4.3.2 .2 Sumber-suSumber-su mber mber KesalahanKesalahan

Kesalahan pembacaan skala Ringelmann bisa terjadi karena beberapa gangguan yang Kesalahan pembacaan skala Ringelmann bisa terjadi karena beberapa gangguan yang mempengarui pengamatan sebagai berikut:

mempengarui pengamatan sebagai berikut: a)

a) Pengaruh Pengaruh latar latar belakangbelakang

Untuk menghindari bias, maka pada saat asap diamati diharuskan untuk mendapatkan latar Untuk menghindari bias, maka pada saat asap diamati diharuskan untuk mendapatkan latar belakang pengamatan langit biru; langit berawan mempunyai efek mengurangi hasil belakang pengamatan langit biru; langit berawan mempunyai efek mengurangi hasil pembacaan opasitas.

pembacaan opasitas. b)

b) PerbedaaPerbedaan an antara cahantara cahaya ya yang menyinari skala ringelmann dan yang menyinari skala ringelmann dan cahaya cahaya sekitsekit arar cerobong

cerobong asaasapp

Diharuskan untuk melakukan pengamatan di pagi hari dengan cukup sinar matahari sebelum Diharuskan untuk melakukan pengamatan di pagi hari dengan cukup sinar matahari sebelum  jam

 jam 11.00 11.00 dan dan siang siang hari hari dengan dengan cukup cukup sinar sinar matahari matahari setelah setelah jam jam 13.00 13.00 sampai sampai saatsaat matahari mulai condong (tidak cukup sinar matahari lagi).

matahari mulai condong (tidak cukup sinar matahari lagi). c)

c) Perubahan Perubahan jenis jenis bahan bahan bakar bakar 

Perubahan jenis bahan bakar menghasilkan asap yang berbeda kerapatan karena Perubahan jenis bahan bakar menghasilkan asap yang berbeda kerapatan karena perbedaan kandungan uap air, ukuran partikel, bentuk dan warnanya. Pembacaan asap perbedaan kandungan uap air, ukuran partikel, bentuk dan warnanya. Pembacaan asap dengan kandungan uap air yang signifikan membutuhkan cara pengamatan tersendiri (lihat dengan kandungan uap air yang signifikan membutuhkan cara pengamatan tersendiri (lihat gambar no.3)

gambar no.3)

Posisi

Posisi PengamaPengamatt

27 27 18 18

Y=2H

Y=2H

Y=H

Y=H

Y=3H

Y=3H

H

H

45 4500

(8)

4 dari 8 4 dari 8

Gambar

Gambar 3 3 Pengamatan Pengamatan opasitopasit as as dengan dengan dan dan tanpa tanpa uap uap air air terikterik utut 4.4. Pembacaan

4.4. Pembacaan 4.4

4.4.1 .1 PelaksanaaPelaksanaan n pembacaan pembacaan opasitopasit asas a)

a) Amati asap Amati asap pada titik pada titik keluarnya keluarnya diujung cdiujung cerobong serobong setiap kelipetiap kelipatan detik atan detik ke limabeke limabelas danlas dan bandingkan dengan

bandingkan dengan skala Ringelmann yang skala Ringelmann yang paling mirip. Catat paling mirip. Catat pada formulir lapanganpada formulir lapangan (lampiran B)

(lampiran B) b)

b) Lakukan Lakukan pengamatan pengamatan minimal minimal 6 6 menit menit untuk untuk 24 24 pembacaan pembacaan untuk untuk asap asap yang yang konstankonstan dan lebih dari 6 menit sampai 60 menit untuk asap yang tidak konstan atau untuk dan lebih dari 6 menit sampai 60 menit untuk asap yang tidak konstan atau untuk pengkajian kinerja proses.

pengkajian kinerja proses. c)

c) Catat bilaCatat bilangan Rinngan Ringelmann tegelmann tersebut padrsebut pada formulir a formulir lapangan lapangan (Lampiran (Lampiran B) dan hB) dan hitungitung rata-ratanya.

rata-ratanya. d)

d) Catat Catat posisi posisi dan dan kondisi kondisi saat saat pembacaan pembacaan opasitas.opasitas. 4.5 Perhitungan

4.5 Perhitungan

Rata-ratakan seluruh data hasil pengamatan dan bulatkan

(9)

5 dari 8 5 dari 8

Lampiran A

Lampiran A

(normatif) (normatif)

Kertas skala Ringlemann

Kertas skala Ringlemann

PETUNJUK PETUNJUK 1.

1. Opasitas hitam Opasitas hitam yang yang keluar dari keluar dari cerobong cerobong ditentukanditentukan dengan cara membandingkan warna asap yang paling dengan cara membandingkan warna asap yang paling sesuai dengan warna skala

sesuai dengan warna skala RingelmannRingelmann 2.

2. Skala Skala ini ini digunakan digunakan dengan dengan cara cara membandingkan membandingkan asapasap melalui lubang ditengah terhadap skala yang ada melalui lubang ditengah terhadap skala yang ada dengan ketentuan

dengan ketentuan sesuai SNI. 19 sesuai SNI. 19 -… -… .. 3.

3. Posisi Posisi matahari matahari dibelakang dibelakang pengamatpengamat 4.

4. Latar belaLatar belakang sebaiknkang sebaiknya langit biru bya langit biru bila kondisi iniila kondisi ini tidak tercapai diberi keterangan pada formulir lapangan tidak tercapai diberi keterangan pada formulir lapangan 5.

5. Arah Arah angin angin pada pada sudut sudut 9090°° terhadap pengamat terhadap pengamat

6.

6. Jarak Jarak pengamat pengamat tiga tiga kali kali ketinggian ketinggian cerobongcerobong 7.

(10)

6 dari 8 6 dari 8

Lampiran B

Lampiran B

(normatif) (normatif)

Formul

Formul ir

ir lapangan/ F

lapangan/ Form

orm pengamatan kerapa

pengamatan kerapatan asap

tan asap

No. No. Nama

Nama Perusahaan Perusahaan Tanggal Tanggal pengamatan pengamatan Waktu Waktu mulai mulai Waktu Waktu akhirakhir

0 0 15 15 30 30 4545 KeteranganKeterangan  Alamat  Alamat 1 1 2 2 Kota

Kota Provinsi Provinsi Kode Kode PosPos

3 3 4 4

 Alat Proses/ Unit  Alat Proses/ Unit

5 5 6 6  Alat Pengendali  Alat Pengendali 7 7 8 8

Titik Pengamatan Emisi Titik Pengamatan Emisi

9 9 10 10

Ketinggian

Ketinggian terhadap terhadap tanah tanah Ketinggian Ketinggian relatif relatif thdpthdp pengamatan

pengamatan

11 11

Jarak

Jarak dari dari pengamat pengamat Arah Arah dari dari pengamatpengamat 1212 awal

awal akhir akhir awal awal akhirakhir 1313 Deskripsi Emisi

Deskripsi Emisi 1414

awal

awal akhir akhir  1515

Warna

Warna emisi emisi Apabila ada Apabila ada uap uap akhirakhir 1616 awal

awal akhir akhir terikut terikut Tdk Tdk terikutterikut 1717 Titik pada asap tempat penentuan kerapatan asap

Titik pada asap tempat penentuan kerapatan asap 1818 awal

awal akhir akhir  1919

Deskripsi latar belakang asap

Deskripsi latar belakang asap 2020

awal

awal akhir akhir  2121

Warna

Warna latar latar belakang belakang Kondisi Kondisi langitlangit 2222 awal

awal akhir akhir awal awal akhirakhir 2323 Kecepatan

Kecepatan angin angin Arah Arah anginangin 2424 awal

awal akhir akhir awal awal akhirakhir 2525 Temperatur ambien

Temperatur ambien 2626

awal akhir

awal akhir

Suhu

Suhu bola bola basah basah % % RHRH

27 27 28 28 29 29 30 30 31 31 32 32 33 33 34 34 35 35 Nama pengamat Nama pengamat Tanda

Tanda tangan tangan pengamat pengamat TanggalTanggal

Gbr. Arah utara Gbr. Arah utara Posisi pengamat Posisi pengamat Instansi Instansi Informasi

Informasi tambahan tambahan Sertifikasi Sertifikasi oleholeh TanggalTanggal

Titik emisi Titik emisi

140 140°°

Garis lokasi matahari Garis lokasi matahari

Sketsa tata letak  Sketsa tata letak 

(11)

7 dari 8 7 dari 8

Lampiran C

Lampiran C

(Informatif) (Informatif)

Korelasi ant

Korelasi ant ara skala

ara skala Ringlemann

Ringlemann dan opasitas

 dan opasitas

Tabe

Tabel l A.1 A.1 KorKor elasi elasi antara antara skalaskala RinglemannRinglemann  dan opasitas dan opasitas Bilangan Bilangan Ringelmann Ringelmann Transmisi Cahaya Transmisi Cahaya Melalui asap Melalui asap (%(%)) Opasitas Opasitas % % 0 0 100 100 00 1 1 80 80 2020 2 2 60 60 4040 3 3 40 40 6060 4 4 20 20 8080 5 5 0 0 100100

(12)

8 dari 8 8 dari 8

Bibliografi

Bibliografi

Kep-205/BAPEDAL/07/1996 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara Kep-205/BAPEDAL/07/1996 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak. BAPEDAL

Gambar

Gambar  mbar 2  2  Posisi  Posisi pengama pengamat  t terhada terhadap  p cerobong cerobong 4.3
Gambar  3  3  Pengamatan  Pengamatan opasit opasit as  as dengan  dengan dan  dan tanpa  tanpa uap  uap air  air terik terik ut ut 4.4
Tabel  l A.1  A.1  Kor Kor elasi  elasi antara  antara skala skala Ringlemann Ringlemann  dan opasitas  dan opasitas BilanganBilangan RingelmannRingelmann Transmisi CahayaTransmisi CahayaMelalui asap Melalui asap (%(%)) OpasitasOpasitas%% 0 0  100 100  00

Referensi

Dokumen terkait

1) Anak diminta untuk keluar ruangan terlebih dahulu setelah pelajaran di kelas selesai. 2) Peneliti mempersiapkan aromaterapi di ruangan kelas berukuran 7x8 m dengan

Warna tanah ditentukan dengan cara membandingkan dengan warna yang terdapat pada buku Munsell Soil Color Chart, warna dinyatakan dalam tiga satuan yaitu kilapan (hue), nilai (value)

Kalibrasi model dilakukan dengan cara membandingkan debit harian Sub DAS Ciliwung Hulu yang keluar dari outlet (SPAS) Katulampa dengan debit harian hasil

ketiga cara pengeringan, yang memberikan hasil tampilan fisik simplisia yang terbaik adalah cara pengeringan dengan ditutup kain hitam yaitu warna kedua sisi irisan rimpang

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,