• Tidak ada hasil yang ditemukan

SAP KB IUD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SAP KB IUD"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

SATUAN ACARA PENYULUHAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (IUD) DI DESA JELOK RT 01 RW 03

KALIGESING PURWOREJO

Dosen Pengampu : Intan Mutiara Putri., S.ST.

Disusun Oleh: Ariska Dwi Andari NIM. 201510104057

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ‘AISYIYAH

YOGYAKARTA 2016

(2)

SATUAN ACARA PENYULUHAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (IUD)

I. IDENTIFIKASI MASALAH

Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan ”keluarga berkualitas tahun 2015”. Keluarga yang berkualitas adalah yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Handayani, 2010).

Berdasarkan visi dan misi tersebut, program keluarga berencana nasional mempunyai kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk. Dalam kontribusi tersebut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah mewujudkan keberhasilannya selain berhasil menurunkan angka kelahiran dan pertumbuhan penduduk, juga terpenting adalah keberhasilan mengubah sikap mental dasar perilaku masyarakat dalam upaya membangun keluarga berkualitas (Handayani, 2010).

Sebagai salah satu bukti keberhasilan program tersebut. Antara lain dapat diamati dari semakin meningkatnya angka pemakaian kontrasepsi(prevalensi). Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 memperlihatkan proporsi peserta KB yang terbanyak adalah suntik(21,1%), pil(19,4%), AKDR(18,1%), Norplan(16%), Sterilisasi wanita(3%), Kondom(0,7%), Sterilisasi pria(0,4%), dan sisanya merupakan peserta KB tradisonal yang masing-masing menggunakan cara tradisional seperti pantang berkala maupun senggama terputus (Prawiroharjo, 2014).

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa AKDR / IUD berada diposisi ketiga. Sedangkan dalam program BKKBN memberikan penekanan pada kontasepsi AKDR terutama adalah CuT380 A yang

(3)

menjadi primadona BKKBN (Hartanto, 2006).

Berdasarkan hasil pengkajian KK intensif di Desa Jelok RT 01 RW 03 Kaligesing Purworejo pada tanggal 25 Maret 2016, Pada keluarga Tn. T terdapat satu orang pengguna kb IUD. Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk memberikan penyuluhan pada Ny. I sebagai keluarga binaan mengenai “Alat Kontrasepsi Dalam Rahim/IUD”.

II. PENGANTAR

1. Bidang Studi : Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana

2. Topik : Alat kontrasepsi 3. Sub Topik : AKDR/IUD

4. Sasaran : Ny. I

5. Hari/tanggal : Jumat/25 Maret 2016

6. Jam : 14.00 WIB

7. Waktu : 30 menit

8. Tempat : Rumah Tn. T III. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM ( TIU )

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan Ny. I selaku responden mampu mengetahui dan memahami tentang alat kontrsepsi IUD.

IV. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS ( TIK )

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini selama 30 menit, diharapkan Ny. I mampu mengetahui dan memahami kembali mengenai:

1. Mengethaui pengertian IUD dengan baik dan benar.

2. Mengetahui keuntungan dan kerugian IUD dengan baik dan benar.

3. Memahami efek samping dengan baik dan benar. 4. Memahami cara mengecek IUD dengan baik dan benar. 5. Mamahami waktu kunjungan ulang dengan baik dan benar. 6. Memahami hal-hal yang harus diperhatikan saat menggunakan

IUD dengan baik dan benar.

V. MATERI

Terlampir

(4)

1. Ceramah 2. Diskusi bersama 3. Tanya Jawab VII. MEDIA 1. Kamera 2. Materi SAP 3. Leaflet

VIII. KEGIATAN PEMBELAJARAN

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATANPESERTA

1 5 menit P e m b uka a n 1. Memberi salam 2. Perkenalan

3. Menjelaskan tujuan penyuluhan 4. Menyebutkan materi/pokok

bahasan yang akan disampaikan 5. Membagikan leaflet

Menjawab salam

Mendengarkan dan memperhatikan

Membaca dan

mencermati isi leaflet 2 10 menit Pelaks a n a an

- Menjelaskan materi penyuluhan secara berurutan: 1. Pengertian IUD 2. Jenis-Jenis IUD 3. Prosedur Pemasangan 4. Efektivitas 5. Indikasi 6. Kontraindikasi 7. Keadaan yang memerlukan perhatian khusus Menyimak dan memperhatikan

(5)

3 10 menit Ev a l uasi

- Tanya jawab tentang materi penyuluhan

- Memberi pujian atau dukungan kepada peserta.

1. Responden bertanya kepada pemateri. 2. Menjawab pertanyaan

responden. 4 5 menit Pen u tup

- Menyimpulkan materi yang telah disampaikan.

- Mengucapkan terima kasih atas perhatian dan waktu yang telah diberikan peserta.

- Mengucapkan salam Menjawab salam

IX. EVALUASI

Metode evaluasi : Diskusi dan tanya jawab Jenis pertanyaan : Lisan

Jumlah soal : 3 soal Daftar Pertanyaan :

1. Apa pengertian IUD?

Jawab: IUD ( Intra uterine devices) atau AKDR (Alat kontrasepsi dalam rahim) adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke dalam rongga rahim. IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang.

2. Apa saja keuntungan dan kerugian IUD? (minimal 4)

Jawab: Keuntungan:

a) Efektif dengan proteksi jangka panjang b) Tidak menggangu hubungan suami istri c) Tidak berpengaruh terhadap ASI

d) Kesuburan kembali setelah IUD di angkat e) Efek sampingnya sangat kecil

f) Memiliki efek sistemk yang sangat kecil Kerugian:

(6)

a) Menoragie b) Dismenorea

c) Sedikit peningkatan resiko kehamilan ethopik bila ada kegagalan IUD

d) Peningkatan resiko infeksi radang panggul e) IUD terlepas keluar

f) Perforasi uterus, usus dan kandung kemih g) Malposisi IUD

h) Kehamilan yang disebabkan oleh pengeluaran perforasi atau malposisi.

3. Apa efek samping umum dari penggunaan IUD?

Jawab: Menstruasi yang lebih banyak dari biasa, keputihan yang lebih banyak dari biasa, nyeri saat berhubungan.

X. PENGESAHAN

(7)

Sasaran Pemberi Materi Penyuluhan

(Ida Riyanti) (Ariska Dwi Andari)

NIM

Mengetahui, Pembimbing Pendidikan

(8)

XI. LAMPIRAN MATERI

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (IUD)

A. Pengertian

IUD ( Intra uterine devices) atau AKDR (Alat kontrasepsi dalam rahim) adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang. Nama populernya adalah Jenis-jenis IUD di Indonesia (Prawiroharjo, 2008).

B. Jenis-Jenis IUD

C. Penjelasan Metode

Sebuah IUD dimasukan melalui saluran serviks dan dipasang dalam uterus. IUD memiliki benang yang menggantung turun kedalam vagina, yang dapat diperiksa oleh wanita guna memastikan alat tersebut pada

ALAT MASA

PENGGUNAAN BENTUK

Multiload 3 tahun Batang tegak lurus dengan panjang 3,6cm;250mm2 lilitan tembaga mengelilingi batang

Multiload CU250 Pendek

3 tahun Batang tegak lurus dengan panjang 2,5cm;250 mm2 lilitan tembaga menggelilingi batang

Multiload CU375

5 tahun 375mm2 lilitan embaga menglilingi batan

Flexi-T300 5 tahun 300mm2 lilitan tembaga mengelilingi batang Nova T 300 5 tahun 380mm2 lilitan kawat tembaga dengan inti perak

mengelilingi batang

T safe 380A 8 tahun 380mm2 liltan mengelilingi batang dan cincin tembaga mengeliligi tiap ujung masing-masing lengan

GyneFix 5 tahun IUD tanpa bingkai dengan 6 tabung tembaga dengan panjang masing-masing 5mm dan diameter2,2mm dengan total330mm2 lilitan tembaga mengelilingi batang dn lengan

(9)

posisi yang benar. IUD mencegah kehamilan dengan merusak kemampuan hidup sperma dan ovum melalui perubahan tuba falopii dan cairan uterus, ada reaksi terhadap benda asing disertai peningkatan leukosit . kondisi ini mengurangi kesempatan ovum dan sperma bertemu dan menghambat pembuahan. Tembaga pada IUD ipercaya bersifat toksik terhadap sperma dan ovum (Afni, 2006).

D. Prosedur Pemasangan

Sebelum pemasangan,hasil pemeriksaan klamidia harus diperiksa, masa menstruasi terakhr diabil untuk menyingkirkan kehamilan yang telah ada, dan test kehamilan bila dibutuhkan. Wanita harus mengosongkan kandung kemih karen akan membuat pemasangan lebih muda meraba uterus pada abdomen dan lebih nyaman bagi wanita (Anggraini, 2012).

Selama pemasangan IUD/AKDR. klien anda mungki seseorang menggegam tanganya dan membuat dirinya merasa nyaman. Sebalim dipasang pemeriksann bimanul sangat diperlukan untuk memastikan ukurn,posisi, dan arah uterus dan guna memeriksa bahwa tidak ada nyeri tekan (Anggraini, 2012).

Ketrampilan dan pengalaman pemasangan akan membantu mengurangi masalah an efek samping . Namun bila wanita ingin mendapat anestesi lokal guna mengurangi nyeri atau pernah mengalami pengalaman masa lalu, maka AKDR dapat dipasang dengan membeikan gel lignokain atau blok paraservikal (Anggraini, 2012).

Pemasangan AKDR dilakukan dengan suatu ”tehnik tanpa sentuhan” sehingga harus dignakan sepasang sarung tangan bersih setelah pemeriksaan bimanual. Spekulum steril dimasukan kedalam vagina dan letak serviks dicari; spekulum ini dibersihkan dengan bol kapas steril dan larutan antiseptik. Sonde uterus dimasukan kedalam uterus melalui saluran serviks umtuk mengkur panjang, arah, dan patensi uterus. tindakan ini dapat menyebabkan kram seperti nyeri menstruasi yang seharusnya berkurang saat saat sonde uterus dikeluarkan. serviks dapat distabilkan dengan korsep Allis atau tenkulum sehingga AKDR dapat dipasang lebih mudah, hl ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman karena serviks sangat peka. Selanjutnya AKDR dimasukan melalui kanalis servikalis ke dalam uterus. Benang AKDR dipendekan saat telah berada diposisinya dan

(10)

dilipat keatas kebelakang serviks. Apabila ada masalah dengan pemasangan, klien harus dirujuk ke spesialis AKDR (Handayani, 2010).

Setelah pemasangan, anda harus menganjurkan klien berbaring terlentang dan beristirahat. Analgesi dibutuhkan selama nyeri mestruasi. Handuk santasi harus digunakan sejak awal guna mengurangi resiko infeksi .klien dapat mengalami perdarahan pada awalnya, ini adalah waktu yang baik unuk mengingatkan entang masalah awal dan kapan harus kembali (Handayani, 2010).

E. Pasca Pemasangan

Setelah pemasangan AKDR , wanita harus dianjurkan datang kembali lebih awal dari janji pertemuan 4-6 minggu bila mereka mengalami tanda-tanda infeksi , karena 20 hari pertama setelah pemasangan adalah masa infeksi paling tinggi. Apabila klien menderita nyeri abdomen bawah atau pireksia, ia harus kembali lebih awal. Menganjurkan wanita pantang koitus selama 48 jam merupakan tindakan yang tepat sehinnga lendir serviks dapat kembali normal, yang membantu memberi perlindungan dari infeksi yang lebih berat (Hartanto, 2006).

F. Efektivitas

IUD sangat efektif, (efektivitasnya 92-94%) dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Tipe Multiload dapat dipakai sampai 3 tahun; Nova T dan Copper T 200 (CuT-200) dapat dipakai 3-5 tahun; Cu T 380A dapat untuk 8 tahun . Kegagalan rata-rata 0.8 kehamilan per 100 pemakai wanita pada tahun pertama pemakaian ( Hartanto, 2006).

G. Indikasi

Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid (Saifuddin, 2006).

Yang boleh menggunakan IUD adalah: 1. Usia reproduktif

2. Keadaan nulipara

3. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang

4. Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi 5. Setelah melahirkan dan sedang menyusui

6. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi 7. Risiko rendah dari IMS

8. Tidak menghendaki metoda hormonal

9. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari

(11)

11. Gemuk ataupun kurus

Pemasangan IUD dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih secara khusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan satu minggu, lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap enam bulan sekali (Saifuddin, 2006).

H. Kontraindikasi

Menurut Saifuddin (2006) yang tidak diperkenankan menggunakan IUD adalah:

1. Belum pernah melahirkan 2. Hamil atau di duga hamil

3. Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim.

4. Perdarahan vagina yang tidak diketahui

5. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)

6. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septik

7. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri

8. Penyakit trofoblas yang ganas 9. Diketahui menderita TBC pelvik 10. Kanker alat genital

11. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm 12. Miom submukosum

13. Sering ganti pasangan I. Keuntungan

1. Efektif dengan proteksi jangka panjang 2. Tidak menggangu hubungan suami istri 3. Tidak berpengaruh terhadap ASI

4. Kesuburan kembali setelah IUD di angkat 5. Efek sampingnya sangat kecil

6. Memiliki efek sistemik yang sangat kecil (Prawiroharjo, 2008).

J. Kerugian 1. Menoragie 2. Dismenorea

3. Sedikit peningkatan resiko kehamilan ethopik bila ada kegagalan IUD 4. Peningkatan resiko infeksi radang panggul

5. IUD terlepas keluar

6. Perforasi uterus, usus dan kandung kemih 7. Malposisi IUD

(12)

8. Kehamilan yang disebabkan oleh pengeluaran perforasi atau malposisi.

(Prawiroharjo, 2008).

K. Efek Samping dan Komplikasi

1. Efek samping umum terjadi: perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak, perdarahan antar mensturasi, saat haid lebih sakit.

2. Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar).

3. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.

4. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti pasanganPenyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai IUD, PRP dapat memicu infertilitas.

5. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan IUD.

6. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan IUD. Biasanya menghilang dalam 1 – 2 hari.

7. Klien tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri. Petugas terlatih yang dapat melepas.

8. Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila IUD dipasang segera setelah melahirkan).

9. Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD mencegah kehamilan normal.

10. Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu. (Handayani, 2010).

L. Waktu Pemasangan

1. 2 sampai 4 hari setelah melahirkan 2. 40 hari setelah melahirkan

3. Setelah terjadinya keguguran

4. Hari ke 3 haid sampai hari ke 10 dihitung dari hari pertama haid 5. Menggantikan metode KB lainnya

6. Pada akhir masa menstruasi karena serviks agak terbuka pada waktu ini.

(Anggraini, 2012). M. Kunjungan Ulang

1. 1 bulan pasca pemasangan 2. 3 bulan kemudian

3. setiap 6 bulanberikutnya 4. 1 tahun sekali

5. bila terlambat haid 1 minggu

(13)

(Prawiroharjo, 2008).

N. Keadaan yang Memerlukan Perhatian Khusus

Keadaan Anjuran

Nyeri haid hebat Dapat disebabkan oleh AKDR. Klien perlu dirujuk. Umumnya terjadi pada permulaan pemakaian.

Riwayat kehamilan ektopik Jelaskan kepada klien tanda-tanda kehamilan ektopik dan bila ada segera mencari pertolongan di rumah sakit

Gejala penyakit katup jantung Berikan antibiotik saat insersi AKDR. Bila anemia (hb<9),ganti>

Menderita nyeri kepala atau

migrain Paling sering ditemukan pada AKDR yangmengandung progestin. Bila sakitnya berat, rujuk klien dan cabut AKDR.keluhan ringan berikan analgetik.

Penyakit jantung Sebaiknya jangan diberi AKDR yang mengandung progestin, karena progestin mempengaruhi lipid dan vasokontriksi

Stroke/ riwayat stroke Sebaiknya jangan diberi AKDR yang mengandung progestin

XII. DAFTAR PUSTAKA

Afni, N. 2006. Gambaran efek samping penggunaan alat kontrasepsi. Diakses pada 24 Maret 2016, pada: http://epritis.undip.ac.id/53941/1/2388.pdf.

Anggraini, Y dan Martini. 2012. Pelayanan Kontrasepsi. Yogyakarta: Rohima Press.

BKKBN. 2008. Program KB di Indonesia. http://www.bkkbn.go.id. Diakses tanggal 24 Maret 2016.

Handayani, S. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Rihama.

Hartanto, H. 2006. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: CV. Mulia Sari.

Prawirohardjo, S. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan

Kontrasepsi. Jakarta: YBP-SP.

Saifuddin, A B. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan

Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Lama haid :untuk mengetahui perubahan yang mungkin terjadi selama atau setelah menjadi akseptor KB IUD (efek samping di kemudian hari dari pemasangan IUD, salah satunya perdarahan

Gambaran kejadian ekspulsi berdasarkan tempat pemasangan, semua dilakukan di rumah sakit, dan gambaran kejadian ekspulsi berdasarkan waktu ekspulsi rata-rata terjadi pada 9

2) Pada saat pemasangan alat kontrasepsi yang digunakan tidak steril yang dapat menyababkan infeksi.. 3) AKDR juga mengakibatkan bertambahnya volume dan lama

Menurut Saifuddin (2006) waktu pemberian kontrasepsi suntik yaitu: Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil, kemudian muali hari pertama sampai hari ke-7

Seorang perempuan berusia 25 tahun G3P2A0 merasa hamil datang ke unit gawat darurat rumah sakit dengan keluhan perdarahan pervaginam sedikit-sedikit sejak 2 hari

Ketika periksa ke rumah sakit pasien merasa gatal (+) seluruh tubuh yang bertambah berat terutama pada malam hari dan bisa sampai menganggu tidur, bila

140 Seorang wanita, G2P1A0, merasa hamil 12 minggu, datang ke rumah sakit dengan keluhan perdarahan pervaginam sejak 2 hari yang lalu, bergumpal, tidak ada

Kejang dianggap simtomatik akut jika mereka terjadi dalam waktu 24 jam di hadapan Gangguan metabolisme berat, dalam waktu tujuh hari setelah Penghinaan struktural akut terhadap otak