• Tidak ada hasil yang ditemukan

15 T/hari

Dalam dokumen Laporan Tahunan 2014 BCA ID (Halaman 170-174)

168

BISNIS

169

Sebagai salah satu bank transaksi terkemuka di Indonesia, merupakan hal yang penting bagi BCA untuk menyediakan layanan perbankan yang andal, aman dan dapat dipulihkan (recoverable) setiap saat. BCA fokus dalam mengembangkan infrastruktur teknologi informasi agar dapat mengimbangi pertumbuhan volume transaksi maupun perkembangan teknologi terkini.

Sejalan dengan perubahan-perubahan infrastruktur teknologi yang terus terjadi, BCA menyempurnakan proses pengembangan sistem dan struktur organisasi divisi teknologi informasi melalui penggabungan beberapa unit kerja berdasarkan fungsi utamanya.

Reorganisasi ini bertujuan untuk memberikan dukungan yang lebih produktif dan responsif terhadap kebutuhan nasabah maupun unit-unit bisnis di BCA.

Upaya-upaya dalam mengembangkan kapasitas dan kapabilitas teknologi informasi akan memungkinkan BCA untuk mempertahankan keunggulannya di bidang perbankan transaksi, ditengah kondisi perubahan perilaku konsumen yang dipengaruhi oleh pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

Infrastruktur Teknologi Informasi yang Solid Infrastruktur teknologi informasi yang andal merupakan prasyarat utama dalam mendukung pesatnya peningkatan volume transaksi nasabah.

Pada tahun 2014, BCA meremajakan perangkat keras core network, server dan perangkat lain yang telah mencapai akhir masa manfaatnya. Peremajaan juga dilakukan terhadap sistem operasi mainframe, database dan server lainnya yang tidak lagi didukung oleh para vendor. Kapasitas jaringan dan perangkat keras yang mendukung proses sistem perbankan inti, ditingkatkan dalam mendukung pengembangan bisnis yang berkelanjutan.

BCA menerapkan sistem komunikasi redundant berkapasitas tinggi untuk menjaga ketersediaan dan keandalan jaringan perbankan dalam skala nasional.

Redundansi jaringan merupakan aspek penting dari

sistem teknologi informasi BCA untuk mengoperasikan jaringan infrastruktur yang andal dan berkinerja secara real-time. Redundansi jaringan diharapkan dapat memitigasi kegagalan sistem dan memungkinkan pemulihan jaringan secara otomatis atas suatu kerusakan peralatan tanpa menyebabkan gangguan sistem atau kehilangan data.

Sebagai bagian dari kebijakan redundansi, BCA mengelola dua data center di Jakarta. Setiap data center mampu menangani seluruh volume transaksi nasabah secara mandiri. Dua data center ini dirancang untuk mengelola redundansi data yang bertujuan mempertahankan kelangsungan bisnis bila terjadi kegagalan sistem di salah satu lokasi.

Selain dua data center tersebut, BCA juga mengelola Disaster Recovery Center (DRC) di Surabaya. DRC tersebut dirancang untuk berintegrasi secara penuh dengan dua data center yang beroperasi secara mirroring. Dengan posisinya sebagai bank transaksi terkemuka dengan cakupan nasional, BCA berkomitmen untuk memastikan kesiapan apabila terjadi bencana sehingga Bank tetap dapat menjaga kelangsungan operasional dengan downtime yang minimal. Surabaya dipilih sebagai lokasi untuk DRC tersebut dan sebagai pusat kelangsungan bisnis (Business Continuity Platform) dengan mempertimbangkan tingkat risiko terjadinya bencana alam yang relatif rendah, ketersediaan infrastruktur, serta jumlah karyawan terlatih yang relatif besar di Surabaya. DRC Surabaya juga berfungsi sebagai pusat pengujian produk dan layanan baru, serta memiliki kapasitas untuk digunakan sebagai data center ketiga.

Peningkatan Keandalan Transaksi Perbankan Penyempurnaan kapabilitas layanan perbankan elektronik menjadi salah satu prioritas BCA pada tahun 2014. Fasilitas-fasilitas dalam layanan perbankan elektronik terus diperbaharui sepanjang tahun, dengan tambahan fitur-fitur baru guna meningkatkan kenyamanan nasabah dalam bertransaksi.

Peningkatan fungsi dan penyempurnaan integrasi multi-channel merupakan langkah penting agar dapat

170

menarik minat nasabah untuk menggunakan jaringan elektronik BCA dibandingkan jaringan kantor cabang dalam melakukan transaksi harian mereka.

Efisiensi dan kecepatan dalam melakukan perubahan pada menu-menu di ATM meningkat signifikan sejalan dengan diterapkannya sistem Aplikasi Multi-Vendor yang memungkinkan perubahan untuk dilakukan satu kali dan selanjutnya dapat terimplementasikan pada berbagai jenis ATM dari berbagai merek. Pada tahun 2014, nasabah sudah dapat melakukan fasilitas top-up untuk kartu pra-bayar Flazz melalui mesin ATM. Sebelumnya, penambahan dana tersebut hanya dapat dilakukan di mesin EDC pada merchant- merchant tertentu ataupun melalui kantor cabang BCA. Melalui mesin ATM maupun layanan internet dan mobile banking, nasabah kini dapat melakukan pembayaran iuran asuransi dan dana pensiun masyarakat yang dikelola lembaga milik Pemerintah, yaitu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

BCA menambahkan fitur “Info BCA” pada aplikasi BCA Mobile. Info BCA menampilkan informasi promosi, formulir aplikasi kartu kredit serta informasi produk dan layanan, termasuk fitur pintar untuk mengetahui lokasi cabang dan ATM terdekat yang bermanfaat terutama bagi nasabah yang sedang bepergian. Pada tahun 2014, BCA meluncurkan aplikasi BCA Mobile untuk pengguna Windows Mobile, melengkapi ketersediaan aplikasi BCA Mobile yang saat ini sudah tersedia pada sistem operasi iOS, Blackberry dan Android.

Fitur-fitur layanan internet dan mobile banking BCA juga terus disempurnakan untuk memenuhi perkembangan kebutuhan nasabah. Penambahan terbaru pada layanan tersebut meliputi fitur pengecekan saldo dan mutasi transaksi pada Rekening Dana Nasabah (RDN) yang digunakan untuk jual beli efek.

BCA mengelola platform Teknologi Informasi (TI) yang semakin kompleks dengan menggunakan Service Oriented Architecture (SOA) framework.

SOA menyediakan arsitektur framework TI yang mengelompokkan berbagai program dan aplikasi ke dalam sistem yang dijalankan pada middle-ware TI, yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk menciptakan dan menduplikasi program maupun aplikasi bisnis baru. Program dan aplikasi tersebut dapat digunakan pada area bisnis lainnya atau untuk diterapkan pada jaringan distribusi front-end lainnya.

SOA terbukti merupakan elemen arsitektur TI yang penting karena dapat mengurangi pengulangan dalam proses desain dan pemrograman, serta meminimalkan kesalahan dalam menciptakan fungsionalitas untuk keperluan bisnis.

BCA akan senantiasa berada di garis depan sesuai dengan perkembangan dan kemajuan teknologi paling mutakhir, sejalan dengan prioritas BCA untuk tetap menjadi bank transaksi yang terdepan di Indonesia.

Mendukung Layanan Berbasis Customer

Sejalan dengan strategi bisnisnya, BCA melakukan inisiatif pengembangan sistem dan perbaikan proses kerja yang saat ini sedang berjalan, guna memberikan dukungan optimal bagi peningkatan kualitas pelayanan kepada nasabah. Dalam beberapa tahun terakhir, BCA mengembangkan sistem database yang terintegrasi guna mendukung proses bisnis yang berorientasi kepada nasabah. Database ini dirancang untuk mengintegrasikan penyimpanan data transaksi yang terus bertambah dilengkapi dengan alat analisa perilaku nasabah guna memahami berbagai kebutuhan nasabah dengan lebih baik. Dengan demikian, BCA dapat mengemas berbagai penawaran produk serta memberikan solusi keuangan yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah.

Database tersebut mendukung sistem Single View Customer Relationship Management, yang dirancang untuk membantu relationship officer dalam berinteraksi dengan nasabah melalui penyediaan informasi yang komprehensif, agar mampu menawarkan solusi keuangan yang tepat di setiap kontak poin dengan nasabah.

Menjaga Keamanan Sebagai Suatu Prioritas BCA senantiasa berupaya untuk memaksimalkan keamanan sistem perbankannya dengan tetap menjaga kenyamanan dan kemudahan nasabah dalam bertransaksi. BCA menyadari bahwa ancaman terhadap sistem informasi dapat berasal dari berbagai sumber dan berbagai bentuk. Oleh karena itu, sistem keamanan informasi dibangun untuk melindungi nasabah maupun operasional internal BCA.

BCA secara proaktif terus melakukan sosialisasi kepada nasabah mengenai potensi cyber-crime yang terus meningkat. Cyber-crime telah menjadi ancaman yang serius di tengah perubahan preferensi nasabah menuju internet based channels. BCA juga

171

meningkatkan keamanan sistem internet banking, diantaranya dengan mengirim pemberitahuan melalui SMS untuk transaksi-transaksi dengan jumlah tertentu serta untuk mendaftarkan penerima transfer atau pembayaran baru. BCA juga memiliki sistem untuk mendeteksi malware pada perangkat milik nasabah sebagai tindakan pencegahan terhadap ancaman pada transaksi online.

Pada tahun 2014, BCA mengimplementasikan security monitoring system untuk memantau transaksi yang mencurigakan dan tidak sah (illegitimate) untuk mencegah adanya serangan hacker yang dapat mengganggu operasional dan sistem BCA.

Perangkat keamanan yang sudah dimiliki terus ditingkatkan untuk semakin memperkuat keamanan transaksi dan data. BCA juga membentuk tim khusus untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap setiap aktivitas keamanan yang mencurigakan atau meragukan.

Pada tahun 2014 BCA juga mengambil langkah- langkah untuk memenuhi standar keamanan chip kartu kredit dengan mengadopsi National Standard for Indonesian Chip Card Specification (NSICCS) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.

Business Continuity Plan

Untuk memastikan layanan perbankan tetap berjalan normal sekalipun berada dalam situasi terburuk, BCA telah membangun business continuity plan secara terinci yang mencakup bidang usaha utama Bank. BCA secara konsisten mengevaluasi dan memperbaharui pedoman dan prosedur keadaan darurat pada seluruh tingkat operasional guna menjamin fungsi-fungsi bisnis tetap berjalan dalam berbagai keadaan. BCA juga secara berkala mengadakan seminar, pelatihan dan simulasi untuk menjaga kesiapan dalam menghadapi bencana dan kemungkinan munculnya kejadian-kejadian lain yang dapat mengganggu kegiatan usaha.

Pada tahun 2014, BCA melanjutkan optimalisasi program Secondary Operation Site yang dibentuk untuk Area Sentra Operasi di Kantor Wilayah guna meningkatkan dan memastikan kesiapan Kantor Wilayah agar dapat tetap beroperasi dalam menghadapi bencana alam atau gangguan lainnya.

BCA juga membangun dan mengimplementasikan Command Center di DRC Surabaya dan beberapa area di Jakarta yang dapat digunakan sebagai pusat

komando apabila kantor pusat BCA tidak dapat digunakan. Apabila terjadi gangguan di wilayah Jakarta, telah disiapkan Crisis Center di DRC Surabaya yang dapat digunakan sebagai back-up kantor pusat bagi tim krisis.

BCA berencana untuk membangun Secondary Operation Center di Surabaya sebagai unit operasional kantor pusat. Selain itu BCA juga sudah melakukan peninjauan dan pengujian komprehensif untuk memastikan bahwa seluruh fungsi bisnis BCA yang sangat kritikal sudah tersedia di DRC Surabaya.

Rencana ke Depan

Pada tahun 2014, BCA mendapatkan pengakuan standar mutu sertifikasi ISO 9001:2008 untuk standarisasi proses data center dari SAI Global, suatu lembaga sertifikasi sistem manajemen terkemuka yang berbasis di Australia. BCA juga mendapat sertifikasi Maturity Model Integration Capability level three (CMMI-Dev v1.3) untuk pengembangan sistem perangkat lunak. Sertifikasi tersebut merupakan bukti komitmen BCA terhadap pengendalian mutu serta standarisasi proses dan dokumentasi.

BCA akan terus meningkatkan kapasitas teknologi informasinya agar mampu memfasilitasi transaksi perbankan yang lebih nyaman dan efisien, seiring dengan meningkatnya nilai dan frekuensi transaksi.

Infrastruktur teknologi informasi senantiasa dikembangkan baik dalam sistem, jaringan, dan data center. Langkah-langkah tersebut merupakan bagian penting dari upaya untuk memastikan keamanan, ketersediaan, keandalan dan skalabilitas sistem teknologi informasi BCA.

Sebagai bagian dari rencana strategis pengembangan usaha, TI BCA akan terus meningkatkan layanan digital banking untuk memberikan kenyamanan dalam melakukan transaksi keuangan melalui inisiatif- inisiatif TI. Inisiatif-inisiatif tersebut termasuk server- based e-money untuk menjaring nasabah muda dan otomatisasi layanan kantor cabang tertentu.

Saat ini BCA sedang mengembangkan sistem agent-based branchless banking. BCA yakin bahwa dengan dukungan teknologi terkini, layanan ini akan memungkinkan BCA untuk dapat memperluas jangkauannya di luar basis nasabah yang telah dimiliki, terutama dalam bidang payment settlement.

172

Dalam dokumen Laporan Tahunan 2014 BCA ID (Halaman 170-174)