• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbankan Cabang

Dalam dokumen Laporan Tahunan 2014 BCA ID (Halaman 48-56)

Perbankan Cabang merupakan pusat bisnis BCA dalam menyediakan layanan transaksi dan penyelesaian pembayaran, serta penyaluran kredit komersial & UKM

448 T

Rp

Rekening Giro dan Tabungan mencapai 75,1% dari total dana pihak ketiga Dana Pihak Ketiga

132 T

Rp

Kredit komersial dan UKM merupakan 38,1% dari total kredit

Kredit Komersial & UKM

47

(dalam miliar Rupiah)

2013 219.738

86.591 103.157

2014 107.419

228.993

111.494

Giro Tabungan Deposito

(dalam miliar Rupiah)

2013 47.673

73.044

2014 49.387

82.919

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Komersial

Perbankan Cabang merupakan pusat kegiatan bisnis BCA dalam menyediakan layanan transaksi penyelesaian pembayaran serta penyaluran kredit komersial dan Usaha Kecil & Menengah (UKM). BCA secara strategis terus memperluas jaringan cabang guna menyediakan akses yang lebih luas dan layanan yang lebih baik kepada para nasabah dengan jumlah yang terus berkembang. Secara bersamaan, jaringan perbankan elektronik BCA telah memiliki peranan yang penting dalam mendukung perbankan transaksi selama beberapa tahun terakhir ini. Peran ini semakin meningkat dari waktu ke waktu seiring dengan perkembangan teknologi dan komunikasi elektronik yang semakin pesat.

BCA secara konsisten menjadi yang terdepan dalam pengembangan aksesibilitas jaringan perbankan elektronik, termasuk Automated Teller Machine (ATM), Electronic Data Capture (EDC), point of sale untuk kartu pra-bayar Flazz, dan dalam penyempurnaan layanan internet banking dan mobile banking secara berkesinambungan. BCA memiliki prioritas untuk mempertahankan layanan perbankan yang nyaman, aman dan andal melalui investasi secara disiplin di bidang jaringan elektronik dan infrastruktur perbankan.

Keunggulan BCA dalam perbankan transaksi dan jangkauan jaringan yang luas telah memberikan landasan yang solid bagi Bank untuk mengembangkan layanan kredit komersial dan UKM di Indonesia. BCA kini merupakan salah satu penyalur utama pinjaman di segmen komersial dan UKM di Indonesia.

Eksposur BCA secara keseluruhan pada segmen ini memberikan kontribusi terbesar terhadap total portofolio kredit BCA.

Perbankan Transaksi

BCA merupakan bank transaksi terkemuka di Indonesia yang memiliki 13 juta rekening nasabah, 1.111 kantor cabang, 16.694 ATM dan ratusan ribu EDC serta layanan internet banking dan mobile banking yang andal. BCA fokus dalam memperluas jaringan multi-channel guna memanfaatkan peluang pertumbuhan yang sangat potensial di Indonesia.

Bank juga berupaya untuk mengoptimalkan kenyamanan nasabah dan menyediakan layanan finansial yang sesuai dengan kebutuhan nasabah

48

individu dan nasabah bisnis yang kian bertambah.

Salah satu strategi BCA dalam mengelola pesatnya peningkatan volume transaksi adalah dengan mendorong penggunaan layanan perbankan elektronik yang berbiaya rendah.

Pada tahun 2014, BCA melanjutkan perluasan jaringan merchant dengan menambah sekitar 80 ribu mesin EDC baru terutama di merchant-merchant tertentu yang memiliki frekuensi transaksi pembayaran yang tinggi. Peningkatan jumlah EDC ini termasuk instalasi mesin kartu Flazz untuk memanfaatkan tingginya frekuensi pembayaran mikro di sejumlah merchant strategis, seperti jaringan toko ritel, supermarket, lokasi parkir dan kereta api commuter di Jakarta.

Peningkatan fitur dan penyempurnaan yang berkelanjutan terhadap integrasi multi-channel ini merupakan fokus dan upaya BCA dalam mendorong nasabah untuk lebih menggunakan jaringan perbankan elektronik dibandingkan dengan datang ke cabang-cabang. Sejumlah langkah signifikan telah dijalankan untuk meningkatkan integrasi internet banking dan mobile banking ke dalam satu platform yaitu melalui pengembangan aplikasi BCA Mobile. Dari sudut pandang nasabah, interface yang terintegrasi ini telah menyempurnakan aksesibilitas layanan internet banking dan mobile banking. Aplikasi BCA Mobile tersedia untuk berbagai sistem operasi smartphone dan tablet yang populer, termasuk Apple iOS, Android, dan BlackBerry, yang banyak digunakan oleh kelompok menengah Indonesia yang sedang bertumbuh. Aplikasi BCA Mobile tersebut dilengkapi dengan layanan “Info BCA” yang menampilkan informasi promosi-promosi, formulir pengajuan kartu kredit serta informasi produk dan layanan Bank, termasuk fitur-fitur pintar untuk mengetahui lokasi cabang dan ATM terdekat bagi nasabah yang sedang bepergian.

Dalam beberapa tahun terakhir BCA melihat preferensi nasabah dalam bertransaksi mulai beralih ke jaringan perbankan elektronik, sebuah indikasi positif bahwa Bank akan dapat mengurangi panjangnya antrian dan lamanya waktu tunggu nasabah di cabang pada jam-jam sibuk. BCA terus melakukan edukasi kepada nasabah untuk menggunakan layanan perbankan elektronik sebagai cara bertransaksi yang andal, aman dan nyaman. Pada tahun 2014, aktivitas

perbankan transaksi melalui jaringan elektronik terus tumbuh dengan didukung oleh perluasan jaringan yang berkelanjutan serta inovasi dan pengembangan fitur-fitur transaksi. Penggunaan internet banking dan jaringan elektronik lainnya mengalami peningkatan signifikan di tahun 2014, baik dari nilai maupun frekuensi transaksi. Nilai transaksi e-channel tertinggi pada tahun 2014 berasal dari transaksi internet banking yang mencapai Rp 5.350 triliun, meningkat 13,1% dari Rp 4.732 triliun pada tahun 2013. Jumlah nasabah yang mengakses layanan KlikBCA Individu dan Bisnis mengalami kenaikan dari 4,1 juta nasabah pada tahun 2013 menjadi 4,5 juta di tahun 2014.

Jaringan ATM BCA tetap menjadi salah satu sarana transaksi yang paling populer dengan 1.678 juta transaksi pada tahun 2014, melampaui pencapaian pada tahun sebelumnya sebesar 1.462 juta transaksi.

Layanan dan jaringan perbankan elektronik akan terus ditingkatkan untuk menjamin kenyamanan dan keamanan nasabah dalam melakukan transaksi perbankan elektronik. Penyempurnaan yang dilakukan termasuk penambahan ragam fasilitas produk dan pembayaran, serta melakukan kolaborasi dengan mitra-mitra strategis. BCA juga berencana untuk mengembangkan layanan perbankan nirkantor (branchless banking) guna memperluas jangkauan di luar basis nasabah yang ada, khususnya di bidang penyelesaian pembayaran dan perbankan transaksi.

49

Jumlah Jaringan Layanan (unit)

2014 2013

Kantor Cabang (termasuk kantor kas) 1.111 1.062

ATM 16.694 14.048

Transaksi Melalui Jaringan Layanan Utama

2014 2013

Cabang

Jumlah Transaksi (dalam juta) 179,4 186,7

Nilai Transaksi (dalam triliun Rupiah) 15.110,2 15.199,8

ATM

Jumlah Transaksi (dalam juta) 1.678,2 1.461,5

Nilai Transaksi (dalam triliun Rupiah) 1.732,1 1.540,9

Internet Banking

Jumlah Transaksi (dalam juta) 1.165,1 895,9

Nilai Transaksi (dalam triliun Rupiah) 5.349,7 4.731,8

Mobile Banking

Jumlah Transaksi (dalam juta) 499,7 408,1

Nilai Transaksi (dalam triliun Rupiah) 485,6 389,9

Pada tahun 2014, BCA berhasil mempertahankan posisi sebagai salah satu bank transaksi terkemuka di Indonesia dengan pangsa pasar dana rekening giro dan tabungan (Current Accounts and Savings Accounts – CASA) mencapai 15,5%. Dana CASA BCA mencatat pertumbuhan yang positif sebesar 4,2% menjadi Rp 336,4 triliun pada akhir tahun 2014. Dana CASA yang stabil dapat terus dijaga berkat tingginya volume dan transaksi yang terjadi secara konsisten, ditopang oleh besarnya nasabah perbankan transaksi individu dan nasabah bisnis BCA yang saling terhubung. Selanjutnya, BCA memilih untuk tidak bersaing dalam pemberian suku bunga CASA, sehingga membantu perbankan nasional agar terhindar dari kompetisi suku bunga CASA yang dapat menyebabkan persaingan pasar yang tidak sehat. Sebagai salah satu bukti keunggulan bisnis perbankan transaksi BCA, dana CASA terus bertumbuh walaupun dengan tingkat suku bunga CASA yang konstan pada level yang relatif rendah dan pada saat melebarnya perbedaan antara suku bunga CASA dan deposito.

Dana CASA tetap menjadi sumber utama likuiditas BCA, dimana porsi CASA terhadap total dana pihak ketiga mencapai 75,1% di akhir tahun 2014.

Dana tabungan berkontribusi 68,1% terhadap dana CASA Bank, sedangkan sisanya yang sebesar 31,9% merupakan dana giro. BCA meyakini bahwa pertumbuhan CASA akan kembali menguat pada saat

perekonomian Indonesia mengalami peningkatan dan perputaran bisnis kembali bergerak lebih cepat di tahun-tahun mendatang.

BCA berupaya menciptakan layanan bernilai tambah untuk memenuhi kebutuhan finansial segmen nasabah yang berbeda. Selain layanan perbankan cabang regular, BCA juga menyediakan layanan perbankan prioritas untuk segmen individu mass- affluent, dan layanan Weekend Banking di beberapa mal untuk melayani nasabah individu dan bisnis kecil yang tidak memiliki waktu untuk datang ke kantor cabang saat jam kerja. Selain itu, BCA menyediakan layanan perbankan BCA Solitaire untuk segmen high net-worth individual.

Produk tabungan Tahapan BCA tetap mendominasi dana pihak ketiga dan merupakan kunci dalam memperkuat posisi BCA sebagai bank transaksi terkemuka. BCA menawarkan beragam produk tabungan Tahapan untuk segmen nasabah yang berbeda dengan fitur-fitur menarik yang disesuaikan terhadap masing-masing segmen tersebut.

Contohnya Tahapan Gold diperuntukkan bagi segmen bisnis. Sementara itu, untuk menangkap pasar anak muda, BCA menawarkan Tahapan Xpresi dengan fitur-fitur yang disesuaikan dengan kebutuhan generasi muda, termasuk kartu ATM yang dapat didesain sesuai dengan selera nasabah.

50

Guna mengikuti evolusi gaya hidup kontemporer dan meningkatkan hubungan dengan nasabah, BCA secara proaktif berinteraksi dengan nasabah melalui media sosial sebagai jaringan komunikasi alternatif.

BCA telah memperluas strategi pemasaran digital untuk memanfaatkan peningkatan pengguna situs jejaring sosial di Indonesia. BCA telah memiliki beberapa akun media sosial sebagai sarana komunikasi dan informasi yang telah mendapat respon positif dari netizen Indonesia. Saat ini, akun social media BCA mendekati 850 ribu followers dan likes. Gebyar BCA, variety show yang telah lama tayang di stasiun televisi, kini dapat pula disaksikan di media sosial dan website BCA.

Menghadapi ketatnya persaingan penghimpunan dana di tengah kenaikan suku bunga dan pelebaran kesenjangan antara suku bunga CASA dan deposito, pada tahun 2014 BCA secara selektif menaikkan suku bunga produk deposito untuk kategori jumlah dan tenor tertentu guna lebih memperkokoh posisi likuiditas Bank. Dana deposito tumbuh 28,8% dari Rp 86,6 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp 111,5 triliun pada tahun 2014, sementara total dana pihak ketiga meningkat 9,4% menjadi Rp 447,9 triliun pada 2014 dari Rp 409,5 triliun pada 2013.

Cash Management

BCA terus meningkatkan hubungan dengan nasabah korporasi dan komersial & UKM melalui layanan cash management terintegrasi yang dirancang untuk memfasilitasi perputaran dana dalam transaksi bisnis.

Dengan menyediakan proses pembayaran barang dan jasa yang lebih efisien, BCA menempatkan dirinya dalam posisi yang strategis di sepanjang rantai usaha bisnis nasabah, sehingga memungkinkan BCA untuk menangkap berbagai peluang secara efektif dalam memperoleh fee-based income dan memperkuat stabilitas sumber dana pihak ketiga.

BCA menawarkan berbagai layanan Business to Business (B2B) dan Business to Consumer (B2C) melalui internet banking. Selain itu penggunaan layanan virtual account BCA, yang merupakan salah satu fitur cash management, terus meningkat sepanjang tahun dimana sekitar 1.300 perusahaan telah menggunakan fitur ini pada tahun 2014.

Untuk memberi layanan yang optimal kepada nasabah, BCA mengelola layanan cash management dalam bentuk komunitas, dimana kelompok nasabah dihubungkan satu sama lain dalam satu mata rantai bisnis dari pemasok hingga ke distributor. Komunitas tersebut antara lain: Komunitas Pasar Modal, Komunitas Pasar Berjangka, Komunitas Migas, Komunitas Semen, Komunitas Pasar Modern dan Komunitas Telekomunikasi.

Berbagai acara diselenggarakan guna meningkatkan hubungan dengan anggota komunitas tersebut seperti benchmarking trip, seminar, sosialisasi dan update solusi bisnis terkini. BCA juga menyelenggarakan pertemuan-pertemuan bisnis di berbagai tempat, baik di dalam maupun luar negeri, yang dapat meningkatkan wawasan dan pengalaman serta mempererat hubungan antar anggota komunitas.

Dalam upaya memenuhi kebutuhan nasabah terhadap solusi cash management yang terintegrasi secara menyeluruh, BCA melibatkan Grup Bisnis Korporasi, Divisi Bisnis Komersial & UKM untuk memberikan fasilitas pembiayaan supply chain dan berbagai fasilitas kredit lainnya sebagai elemen- elemen utama cash management.

Cash management BCA juga bekerja sama dengan beberapa bank asing untuk memberikan layanan bagi peritel modern milik perusahaan asing yang baru-baru ini memasuki pasar Indonesia.

Perusahaan tersebut antara lain H&M, UNIQLO, IKEA dan Central Department Store. Pada tahun 2014, jumlah perusahaan yang menggunakan solusi cash management Bank mencapai lebih dari 3.000 perusahaan.

Guna meningkatkan infrastruktur, BCA berencana meluncurkan inovasi layanan cash management terbaru, yaitu KlikBCA Bisnis ‘Solusi Bisnis Terintegrasi’ dengan menyediakan interface yang terintegrasi untuk menghubungkan sistem cash management BCA dengan sistem cash management internal perusahaan-perusahaan melalui jaringan host-to-host. Layanan ini merupakan pengembangan dari KlikBCA Bisnis yang menawarkan fitur yang

51

lebih lengkap, interface yang lebih baik dan beragam fasilitas lainnya termasuk supply chain financing yang telah disempurnakan. Solusi baru ini diharapkan akan semakin mempererat hubungan nasabah, serta memperkuat bisnis perbankan transaksi BCA dan meningkatkan kapasitas pengelolaan arus kas dan pembayaran nasabah.

Perbankan Komersial dan UKM

Perbankan Cabang memainkan peran penting dalam segmen komersial dan UKM yang terus bertumbuh.

Didorong oleh pertumbuhan segmen komersial, pada tahun 2014 portofolio kredit komersial dan UKM tumbuh 9,6% menjadi Rp 132,3 triliun dari posisi Rp 120,7 triliun pada tahun sebelumnya. Kredit komersial dan UKM memberi kontribusi secara signifikan terhadap total portofolio kredit BCA, dimana porsi kredit komersial dan UKM mencapai 38,1% dari total portofolio kredit BCA pada akhir tahun 2014.

Sejalan dengan kebijakan manajemen risiko kredit yang diterapkan BCA di tengah situasi ekonomi yang penuh tantangan, pertumbuhan kredit komersial dan UKM tidak setinggi dibandingkan tahun- tahun sebelumnya. BCA menerapkan sejumlah kebijakan penyaluran kredit yang berhati-hati, dimana pemberian fasilitas kredit diprioritaskan bagi debitur yang memiliki prospek menjanjikan dan telah memiliki hubungan baik dengan BCA.

Dengan langkah-langkah tersebut, pertumbuhan kredit komersial dan UKM diimbangi oleh terjaganya kualitas, tercermin dari rasio NPL kredit komersial dan UKM yang berada pada level yang rendah 0,7%

di akhir tahun 2014.

Pada segmen Perbankan Komersial, BCA memposisikan diri sebagai mitra bisnis para nasabah dengan menyediakan fasilitas kredit modal kerja dan pembiayaan untuk usaha skala menengah terutama yang bergerak dalam industri perdagangan, manufaktur dan jasa dengan nilai pinjaman berkisar antara Rp 10 miliar hingga Rp 350 miliar. Pada tahun 2014, kredit komersial tumbuh 13,5% menjadi Rp 82,9 triliun, berkontribusi 62,7% terhadap total portofolio komersial dan UKM.

Didukung oleh Sentra Bisnis Komersial, BCA dapat memberikan layanan yang lebih baik serta memberikan kemudahan akses dalam menawarkan solusi perbankan sesuai dengan kebutuhan nasabah komersial. Pada akhir tahun 2014, terdapat 14 Sentra Bisnis Komersial yang berlokasi di kota-kota pusat bisnis utama di Indonesia seperti Jakarta, Semarang, Bandung dan Surabaya maupun di kota-kota luar Jawa seperti Medan, Palembang, Makassar dan Denpasar. Bekerja sama dengan cabang-cabang, Sentra Bisnis Komersial aktif menganalisa debitur UKM yang berpotensi menjadi debitur segmen komersial. Sejalan dengan pertumbuhan bisnis nasabah UKM, terdapat sekitar 4% pinjaman UKM per tahun yang telah berpindah ke segmen komersial.

BCA mendefinisikan segmen UKM sebagai pinjaman bisnis dengan nominal kurang dari Rp 10 miliar. Pada tahun 2014, kredit UKM meningkat 3,6% menjadi Rp 49,4 triliun dan berkontribusi 37,3% terhadap total portofolio komersial dan UKM. BCA menghadapi persaingan yang ketat di segmen UKM mengingat semua bank berkompetisi di segmen tersebut.

Sebagian besar nasabah UKM terdiri dari pemilik usaha keluarga, pemilik toko, serta restoran atau pemilik pabrik berskala kecil. Penyaluran pinjaman dilakukan melalui jaringan cabang BCA yang secara strategis ditempatkan di berbagai kota di Indonesia.

Penyaluran pinjaman UKM ditopang oleh credit scoring system yang berjalan secara online. Selain itu, BCA menjalin kerja sama dengan beberapa

52

mitra institusi, seperti Bank Perkreditan Rakyat dan Koperasi, untuk memberikan fasilitas pinjaman secara langsung maupun tidak langsung guna mendukung pengembangan usaha di segmen UKM yang tidak dapat dijangkau oleh jaringan cabang BCA.

Upaya mendorong pertumbuhan bisnis dilakukan melalui pemasaran secara intensif di berbagai kota besar dengan mengoptimalkan jaringan cabang BCA, serta penggunaan sistem Value Chain Financing yang berlandaskan pada hubungan antara nasabah korporasi, komersial dan UKM. BCA juga senantiasa memperkuat infrastruktur, menyederhanakan proses kredit, serta meningkatkan keterampilan dan kemampuan account officer dalam menjalin hubungan yang lebih baik dengan nasabah. Perekrutan dan pelatihan account officer baru terus berlanjut di tahun 2014 guna memenuhi kebutuhan account officer yang terampil. BCA juga memperkenalkan program relationship officer sebagai inisiatif baru untuk melengkapi peran account officer terutama dalam memberikan solusi-solusi perbankan di luar fasilitas kredit. Pengembangan relationship officer tersebut sesuai dengan arahan strategis BCA untuk membangun relationship banking, meningkatkan pendanaan Bank dan menciptakan peluang cross selling.

Perbankan Syariah

Pada tahun 2014, BCA Syariah terus meningkatkan produk dan layanan untuk memenuhi kebutuhan nasabah. Diluncurkan sejak tahun 2010, saat ini BCA Syariah melayani nasabah melalui 45 jaringan cabang, termasuk 23 Unit Layanan Syariah, yang tersebar di wilayah Jabodetabek, Bandung, Semarang, Solo dan Surabaya. Dengan dukungan yang diberikan oleh BCA, nasabah Bank Syariah telah dapat menggunakan layanan ATM dan mesin EDC BCA. Dengan didukung oleh jaringan transaksi BCA, BCA Syariah juga menyediakan layanan mobile banking melalui smartphone untuk kenyamanan nasabah bertransaksi. Untuk kemudahan akses informasi dan sebagai sarana penyampaian keluhan atau pendapat, nasabah BCA Syariah dapat pula menggunakan layanan call center HaloBCA.

BCA Syariah diposisikan secara strategis untuk melengkapi layanan pembiayaan segmen UKM dengan menjajaki peluang-peluang kerja sama dengan unit bisnis UKM BCA. Pada tahun 2014, BCA Syariah meluncurkan produk investasi baru untuk nasabah dalam bentuk logam mulia dengan angsuran yang rendah. Sebagai sebuah negara mayoritas muslim dengan populasi lebih dari 250 juta penduduk, prospek masa depan perbankan Syariah tetap menjanjikan.

53

Dengan meningkatnya persaingan di tahun 2014, BCA Syariah menghadapi peningkatan biaya dana yang berdampak negatif terhadap profitabilitas. Di tahun 2014, dana pihak ketiga BCA Syariah tumbuh 32,8% menjadi Rp 2,2 triliun, sedangkan total pembiayaan Syariah tumbuh 49,9% menjadi Rp 2,1 triliun. Ketergantungan terhadap dana deposito yang berbiaya tinggi mempengaruhi marjin BCA Syariah pada tahun 2014 sehingga Net Core Operating Margin menurun menjadi 6,4% dari sebelumnya yang sebesar 7,7%. Sepanjang tahun, fokus diarahkan untuk menjaga kualitas kredit sehingga rasio pembiayaan bermasalah dapat terjaga pada level yang rendah sebesar 0,1%. Guna memperkuat bisnis BCA Syariah, BCA menambah modal sebesar Rp 300 miliar kepada BCA Syariah pada tahun 2014.

Rencana ke Depan

Perbankan transaksional merupakan bisnis inti BCA yang akan dipertahankan dan dikembangkan sebagai landasan untuk meningkatkan bisnis lainnya. Pada masa mendatang, BCA akan terus memperluas jangkauan dan meningkatkan mutu layanan untuk tetap memberikan kenyamanan dan keamanan bertransaksi bagi nasabah.

Untuk memperluas jangkauan dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan perbankan cabang konvensional, BCA akan memperkenalkan sebuah konsep cabang baru dengan bangunan fisik yang lebih kecil dan jumlah karyawan yang lebih sedikit.

Konsep cabang baru ini akan didukung oleh fasilitas perbankan elektronik terkini.

Guna memperkuat posisi BCA di sepanjang value- chain nasabah-nasabah besar, BCA akan terus menyempurnakan sistem cash management sebagai solusi finansial yang fleksibel bagi nasabah korporasi dan komersial & UKM.

Di segmen komersial & UKM, BCA akan meningkatkan penyaluran kredit kepada nasabah yang prospektif serta terus berupaya memperbaiki infrastruktur kredit.

BCA akan menambah jumlah account officer sejalan dengan pertumbuhan bisnis serta meningkatkan kemampuan mereka melalui berbagai program pelatihan. Segmen komersial & UKM memainkan peran yang penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan memanfaatkan posisinya yang kokoh di bidang perbankan transaksi dan jaringan yang ekstensif, BCA memiliki kesiapan dalam memenuhi kebutuhan kredit komersial & UKM terutama pada saat perekonomian Indonesia kembali bertumbuh lebih cepat.

54

BISNIS

Perbankan

Dalam dokumen Laporan Tahunan 2014 BCA ID (Halaman 48-56)