• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK

Dalam dokumen Untitled - Universitas Udayana (Halaman 48-67)

48 Paper Soap Ekstrak Daun Jeruk Nipis (Citrus aurantiaca. S) dengan Basis Hidroksi

Propil Metil Selulosa dan Poli Etilen Glikol 6000

Lungguk Hutagaol, Fransiska Cathrine Luhur Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta

Optimasi Formula Lotion Ekstrak Etanolik Rimpang Temu Mangga (curcuma mangga val. And van zijp) sebagai Tabir Surya dan Uji Aktivitas secara in vivo pada Kelinci

A Karim Zulkarnain, Triadi Wiryadinata, Juang Juansa Departemen Farmasetika Fakultas Farmasi

Universitas Gadjah Mada Yogyakara Email korespondensi: [email protected]

ABSTRAK

Latar Belakang: Paparan sinar UV berlebih menimbulkan efek buruk bagi kesehatan.

Dampak buruk dapat diminimalisir dengan tabir surya. Rimpang temu mangga (Curcuma manga Val. and Zijp) diketahui memiliki kemampuan sebagai uv-protector. Hal ini didukung oleh kurkumin yang terdapat pada temu mangga. Kurkumin diketahui memiliki gugus kromofor dan auksokrom yang menyerap sinar pada panjang gelombang ultraviolet.

Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui komposisi bahan dengan Metode Simplex Lattice Design (SLD) pada formula optimum yang stabil serta memiliki aktivitas tabir surya.

Metode: Ekstrak dihasilkan dari maserasi dan remaserasi. Lotion w/o diformulasi dengan mengkombinasikan cera alba serta setil alcohol dan kombinasi gliserin serta setil alkohol pada lotion o/w. Formula optimum diperoleh menggunakan software Design Expert® versi 9.0.6. free trial. Kontrol kualitas meliputi organoleptis, viskositas, daya sebar, dan daya lekat.

Formula optimum yang didapat dilakukan uji aktivitas dan uji stabilitas fisik selama satu bulan.

Hasil: Formula optimum lotion w/o memiliki komposisi 14% cera alba dan 2% setil alkohol sementara lotion o/w memiliki komposisi 5% setil alkohol dan 5% gliserin. Lotion w/o dan o/w berturut-turut memiliki viskositas sebesar 98,75±4,7871 dPa.S dan 125,375±6,63 dPa.s, daya sebar 12,0355±1,0814 cm2 dan 42,91±2.63 cm2, daya lekat 3,875±0,0685 detik dan 2,72±0,03 detik.

Kesimpulan: Formula optimum stabil selama penyimpanan dan memiliki aktivitas tabir surya lotion dengan nilai SPF sebesar 9.

Kata kunci: temu mangga, SLD, tabir surya

Optimasi Formula Tablet Likuisolid Glibenklamid Menggunakan Avicel PH 200 Sebagai Carrier dan Propilen Glikol Sebagai Pelarut

Teuku Nanda Saifullah Sulaiman,1* Ufi Anjasari1

1Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 55281, INDONESIA

*Email korespondensi: [email protected]

ABSTRAK

Latar Belakang: Glibenklamid merupakan obat diabetes melitus tipe dua yang memiliki kelarutan rendah sehingga digolongkan dalam biopharmaceutical classification system kelas II. Kecepatan disolusi glibenklamid menjadi laju penentu absorbsi. Salah astu Metode yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kecepatan disolusi obat adalah dengan pembuatan tablet likuisolid.

Tujuan: Penelitian ini berTujuan untuk mengoptimasi formula sediaan tablet likuisolid glibenklamid menggunakan Avicel PH 200 sebagai carrier dan propilen glikol sebagai pelarut serta untuk mengetahui pengaruh Avicel PH 200 dan propilen glikol terhadap sifat fisik tablet.

Metode: Sebanyak delapan run dengan variasi kadar Avicel PH 200 dan propilen glikol dibuat menggunakan perangkat lunak Design Expert 8.0.7.1. Glibenklamid dilarutkan dengan propilen glikol kemudian diabsorpsikan ke dalam Avicel PH 200. Selanjutnya dicampur dengan Aerosil, Primojel dan talk. Serbuk yang diperoleh selanjutnya dilakukan uji sifat alir dan dikempa menjadi tablet dengan mesin single punch. Tablet yang dihasilkan selanjutnya dilakukan uji keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, waktu hancur, dan disolusi.

Penetapan formula optimum tablet likuisolid glibenklamid dilakukan menggunakan Metode simplex lattice design.

Hasil penelitian: Data hasil penelitian menunjukkan bahwa propilen glikol memberi pengaruh dominan dalam meningkatkan sudut diam campuran massa tablet dan kerapuhan tablet.

Avicel PH 200 memberikan pengaruh yang dominan dalam meningkatkan kekerasan tablet.

Waktu hancur lebih dipengaruhi oleh interaksi propilen glikol dan Avicel PH 200. Hasil uji disolusi dengan parameter Q35 > 75% dapat dicapai pada proporsi propilen glikol aras tinggi.

Kesimpulan: Hasil penelitian diperoleh formula optimum pada proporsi Avicel PH 200 sebanyak 240 mg dan propilen glikol sebanyak 30 mg. Hasil uji sudut diam, kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur dari formula optimum tidak berbeda bermakna dengan prediksi software.

Kata kunci: likuisolid, glibenklamid, Avicel PH 200, propilen glikol

Kode Abstrak: OFF-2

51 Modeling Berbasis Populasi terhadap Sparse Sampling Data pada Studi

Farmakokinetika menggunakan Software Monolix Akhmad Kharis Nugroho,1* Arief Rahman Hakim,2 Lukman Hakim.2

1Departemen Farmasetika, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 55281, INDONESIA

2 Departemen Farmakologi dan Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 55281, INDONESIA

*Email korespondensi: [email protected]

ABSTRAK

Latar Belakang: Implementasi modeling berbasis populasi berdasarkan pendekatan nonlinear mixed effect model yang telah dikembangkan sejak dekade 1970-an belum popular di Indonesia.

Tujuan: Penelitian ini berTujuan untuk mengkaji performa Monolix, salah satu software dalam modeling berbasis populasi untuk menganalisis data terbatas (sparse sampling data) profil kadar obat dalam plasma terhadap waktu.

Metode: Monolix digunakan untuk memodelkan data terbatas (40 titik data) hasil pemilihan acak terhadap 180 titik data hasil simulasi profil kadar obat dalam plasma (Cp) pada 20 subyek pada 0,25; 0,5; 0,75; 1; 1,5; 3; 6; 12 dan 18 jam setelah pemberian obat secara per oral. Nilai populasi untuk parameter konstanta kecepatan absorpsi (Ka), konstanta kecepatan eliminasi (Kel) dan volume distribusi (Vd) dibandingkan terhadap rata-rata Ka, Kel dan Vd yang diperoleh dengan Metode konvensional (two stage approach) menggunakan PKSolver terhadap data Cp semua subyek.

Hasil penelitian: Berdasarkan evaluasi goodness of fit, kalkulasi Monolix menggunakan algoritma SAEM (stochastics approximation expectation maximization) berhasil memodelkan data terbatas yang ada dengan baik. Perbandingan estimasi nilai populasi Monolix dan nilai rata-rata PKSolver adalah: Ka:1,74 per jam versus 1,87 per jam (93%), Kel: 0,28 per jam versus 0,26 per jam (107%) dan Vd : 333 mL versus 317 mL (95%).

Kesimpulan: Modeling berbasis populasi dapat menjadi solusi modeling data terbatas yang lazim dijumpai pada studi klinik terutama yang melibatkan pasien sebagai subyek uji.

Kata kunci: model, populasi, sparse sampling data, Monolix, two-stage approach, PKSolver

52 Pembuatan Amilum Sagu (metroxylon sagu, rottb.) Pregelatin dan Material

Komposit sebagai filler-binder Sediaan Tablet

Angi Nadya Bestari,1* Rizqi Hidayatullah2, Teuku Nanda Saifullah Sulaiman1.

1Departemen Farmasetika, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 55281, INDONESIA

2Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 55281, INDONESIA *Email korespondensi : [email protected]

ABSTRAK

Latar Belakang : Amilum dapat digunakan sebagai bahan pengisi dalam formulasi tablet.

Salah satu amilum yang digunakan adalah amilum sagu dari pohon sagu (Metroxylon sagu, Rottb.). Amilum sagu masih memiliki sifat fisik yang kurang baik sebagai filler- binder sehingga perlu dilakukan modifikasi.

Tujuan : Penelitian ini berTujuan untuk menghasilkan material baru berbahan amilum sagu dengan sifat fisik yang lebih baik.

Metode : Modifikasi amilum sagu dilakukan dengan proses pregelatinasi dan pembuatan material komposit. Material komposit dibuat dengan mengkombinasikan amilum sagu dengan povidon dan dengan MCC. Pembuatan amilum pregelatin dilakukan dengan memanaskan dispersi amilum sagu hingga suhu 60oC selama 15 menit. Material komposit amilum sagu-povidon dibuat dengan mendispersikan amilum sagu dan povidon K-10 dengan perbandingan 9:1 sedangkan komposit amilum sagu-MCC dibuat dengan cara yang sama dengan perbandingan 7:3. Pengeringan dilakukan dengan proses spray drying.

Material yang dihasilkan kemudian diuji sifat fisiknya meliputi sifat alir, kompaktibilitas- kompresibilitas, daya serap dan kerapuhan.

Hasil Penelitian : Material komposit amilum sagu-PVP mengalami penurunan daya serap air yang signifikan terhadap amilum sagu asli dibandingkan dengan material amilum sagu pregelatin atau material komposit amilum sagu-MCC. Proses pregelatinasi dan proses pembuatan material komposit mampu meningkatkan diameter partikel amilum sagu dan juga meningkatkan kerapuhannya. Material modifikasi amilum sagu yang dihasilkan lebih baik sifat alirnya dibandingkan dengan material amilum sagu saja. Material komposit amilum sagu-PVP dan amilum sagu-MCC mempunyai sifat lebih kompresibel dibanding amilum sagu dan material amilum sagu pregelatinasi yang ditunjukkan dengan ketebalan tablet yang kecil. Proses modifikasi mampu meningkatkan kompaktibilitas amilum sagu.

Kesimpulan: Amilum sagu pregelatin, material komposit amilum sagu-PVP, dan material komposit amilum sagu-MCC memiliki sifat fisik yang lebih baik dibandingkan material amilum sagu sehingga dapat digunakan sebagai filler-binder dalam pembuatan tablet secara kempa langsung.

Kata kunci: amilum sagu, pregelatinasi, material komposit, povidon, MCC

Kode Abstrak: OFF-4

53 Optimasi Formula Krim Ekstrak Etanolik Kulit Pisang Ambon (Musa paradisiaca l.) dengan Kombinasi cera alba dan span 80 Menggunakan Metode Simplex Lattice

Design

Dyah Kusumawardani, Mimiek Murrukmihadi Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

ABSTRAK

Ekstrak etanolik kulit pisang ambon (Musa paradisiaca L.) dapat mempercepat durasi penyembuhan luka dengan kadar optimum 10%. Penelitian ini berTujuan untuk mendapatkan formula optimum krim ekstrak etanolik kulit pisang ambon dengan kombinasi cera alba dan span 80. Penentuan formula optimum krim ekstrak etanolik kulit pisang ambon kombinasi cera alba dan span 80 menggunakan Metode Simplex Lattice Design. Hasil parameter sifat fisik meliputi viskositas, daya sebar dan daya lekat diuji menggunakan one sample t-test untuk memverifikasi data yang dihasilkan. Kombinasi cera alba dan span 80 dapat mempengaruhi hasil respon sifat fisik krim ekstrak etanolik kulit pisang ambon. Formula optimum krim ekstrak etanolik kulit pisang ambon yang diperoleh, yaitu dengan komposisi 15% cera alba dan 9% span 80. Metode Simplex Lattice Design (SLD) dapat memprediksikan data respon sifat fisik formula optimum krim ekstrak etanolik kulit pisang ambon yang tidak berbeda signifikan terhadap sifat fisik hasil percobaan.

Kata kunci : Optimasi, cera alba, span 80.

54 Formulasi Tablet Mukoadhesif Propranolol HCl Dengan Bahan Matrik HPMC dan

Etil Selulosa Menggunakan Model Simplex Lattice Design (SLD) Agus Siswanto, Indri Hapsari, Yusni Ulfiani Zulaikha.

Fakultas Farmasi UMP, Jl Raya Dukuh Waluh PO BOX 202 Purwokerto

*Email korespondensi: [email protected]

ABSTRAK

Latar Belakang: Propranolol HCl merupakan senyawa pemblok reseptor beta non-selektif dalam pengobatan hipertensi dan mempunyai waktu paruh eliminasi pendek sekitar 3 jam.

Untuk mengurangi frekuensi pemberian, meningkatkan kenyamanan pasien dan menjaga konsentrasi obat dalam darah tetap dalam jendela terapeutik, dapat dilakukan dengan memberikan sediaan lepas lambat dan terkontrol yang bekerja dengan mengontrol pelepasan obat yaitu dalam bentuk tablet mukoadhesif.

Tujuan: Penelitian ini berTujuan untuk menentukan pengaruh HPMC K4M dan NaCMC terhadap profil tablet mukoadesif propranolol HCl.

Metode: Rancangan formula tablet menggunakan Metode simplex lattice design dengan bantuan software Design Expert 7.1.5 dengan 2 variabel yaitu HPMC K4M dan NaCMC sehingga diperoleh 5 run formula. Tablet dibuat dengan Metode cetak langsung dengan formula dasar: propranolol HCl, HPMC E6LV, Etil selulosa N22, magnesium stearat, dan Emcompress. Tablet diuji sifat fisik, uji disolusi, dan kemampuan mukoadhesif.

Hasil penelitian: Etil selulosa N22 merupakan faktor yang menurunkan kerapuhan dan meningkatkan kekerasan tablet. HPMC E6LV merupakan faktor yang dominan meningkatkan daya mukoadhesif sediaan. Interaksi HPMC E6LV dan Etil selulosa N22 cenderung meningkatkan disolusi.

Kesimpulan: Komposisi etil selulosa N22 dan HPMC E6LV dapat mempengaruhi sifat fisik tablet, disolusi, dan sifat mukoadhesif tablet propranolol HCl.

Kata kunci: Propranolol HCl, tablet mukoadhesif, HPMC, etil selulosa

Kode Abstrak: OFF-6

55 Studi Sistem Dispersi Padat Valsartan-Pvp K30 dengan Metode Pelarutan

Salman Umar, Nurhidayah, Erizal Zaini Fakultas Farmasi Universitas Andalas Padang

Email: [email protected] ABSTRAK

Latar Belakang: Valsartan merupakan obat antihipertensi golongan angiotensin-II reseptor blocker yang digunakan untuk terapi hipertensi. Berdasarkan Biopharmaceutical Classification System (BCS) valsartan termasuk dalam tipe II.

Tujuan: untuk memperbaiki kelarutan dan disolusi valsartan digunakan Metode dispersi padat yang dibuat dengan Metode pelarutan.

Metode: Dispersi padat Valsartan-PVP K-30 dibuat dengan Metode pelarutan pada beberapa perbandingan. Karakterisasi dispersi padat meliputi analisis difraksi sinar-X, Scanning Electron Microcopy (SEM), analisis Fourier Transform Infrared (FTIR) kemudian dibandingkan dengan valsartan murni. Uji kelarutan sampel dilakukan dalam air suling bebas CO2 . Uji disolusi sampel dilakukan dalam dapar fosfat pH 6.8. Penetapan kadar valsartan dilakukan dengan spektrofotometer UV.

Hasil : Difraktogram sinar-X serbuk menunjukkan terjadinya penurunan intensitas puncak dari fase kristal menjadi amorf. Hasil SEM menunjukkan perubahan bentuk morfologi kristal menjadi amorf dibandingkan bentuk murni. Dan terjadi peningkatan kelarutan dan disolusi pada berbagai perbandingan.

Kesimpulan: Kelarutan valsartan dalam dispersi padat mengalami kenaikan dibandingkan valsartan murni sampai 8 kali dan berbanding lurus dengan hasil uji disolusi secara bermakna.

Kata kunci: valsartan, PVP K-30, dispersi padat, kristal dan amorf, disolusi.

56 Formulasi dan Aktivitas Antibakteri Gel Hand Sanitizer Ekstrak Air Daun Sirih

Merah

Alasen Sembiring Milala1*, Tri Wahyu Riza Umami1, Mariana Wahjudi2

1Fakultas Farmasi Universitas Surabaya

2Fakultas Teknobiologi Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut Surabaya

* Email korespondensi: [email protected], [email protected]

ABSTRAK

Latar Belakang: Tuntutan zaman mengharuskan manusia untuk menjaga kesehatannya agar terhindar dari penyakit. Salah satunya dengan menggunakan pembersih tangan. Hand sanitizer hadir sebagai solusi dari permasalahan tersebut. Dari berbagai penelitian diketahui bahwa daun sirih merah mengandung senyawa-senyawa antibakteri flavonoid, alkaloid senyawa polifenol, tanin dan minyak atsiri.

Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui daya antiseptik gel hand sanitizer dengan bahan aktif ekstrak air daun sirih merah dalam empat formula (63,53%; 67,39%;

67,74% and 68,79%).

Metode: Metode yang digunakan yaitu Metode replika secara in vivo dengan modifikasi.

Selanjutnya dihitung jumlah mikroba yang masih hidup setelah pemberian hand sanitizer.

Gel hand sanitizer yang dibuat dibandingkan daya antiseptiknya terhadap sediaan gel hand sanitizer yang ada di pasaran dengan bahan aktif alkohol 60%.

Hasil penelitian: Hasil yang diperoleh menunjukkan semakin besar konsentrasi ekstrak maka kemampuan untuk mengurangi jumlah mikroba semakin besar. Hasil pengujian pada F4 (formula ke 4) menunjukkan kemampuan dalam mengurangi jumlah mikroba lebih besar yaitu 68,79% dibandingkan pada F1, F2 dan F3 yaitu 63,53%, 67,39% dan 67,74%.

Basis gel sendiri mempunyai kemampuan dalam mengurangi jumlah mikroba sebesar 25,31%. Sedangkan pembanding, sediaan hand sanitizer berbahan aktif alkohol 60% yang ada di pasaran mampu mengurangi jumlah mikroba sebesar 82,46%.

Kesimpulan: Dapat disimpulkan sediaan hand sanitizer berbahan aktif ekstrak air daun sirih merah dalam berbagai konsentrasi mempunyai efektivitas antiseptik cukup baik, namun lebih rendah dibandingkan sediaan pembanding berbahan aktif alkohol 60% yang ada di pasaran.

Kata kunci: ekstrak air daun sirih merah, hand sanitizer, Metode replika, daya antiseptik.

Kode Abstrak: OFF-8

57 Sifat Fisik dan Daya Antiinflamasi Krim Ekstrak Teh Hijau (Camellia sinensis, L)

dengan Variasi Konsentrasi Asam Oleat sebagai Enhancer Nining Sugihartini,* Arif Yusuf Wicaksana

Fakultas Farmasi, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

*Email korespondensi : [email protected]

ABSTRAK

Latar Belakang: Epigallocatechin gallate (EGCG) merupakan suatu polifenol alami dalam tumbuhan teh (Camellia sinensis) yang berkhasiat sebagai antiinflamasi sehingga diformulasikan dalam bentuk sediaan krim. Pengembangan formulasi dilakukan dengan penambahan enhancer asam oleat untuk meningkatkan daya penetrasi EGCG menembus lapisan kulit.

Tujuan: Penelitian ini berTujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi asam oleat sebagai enhancer dalam krim ekstrak teh hijau terhadap sifat fisik krim dan daya antiinflamasi berdasarkan tebal lipatan kulit.

Metode: Krim yang digunakan dalam penelitian mengandung 0,2% ekstrak teh hijau dan variasi konsentrasi enhancer asam oleat sebesar 1%, 3% dan 9%. Krim tersebut kemudian dievaluasi daya anti inflamasi berdasarkan tebal lipatan kulit pada mencit galur BALB/c yang sudah diinduksi inflamasi dengan croton oil selama 3 hari. Selain itu krim juga dievaluasi sifak fisiknya meliputi pH, daya sebar dan daya lekat. Data dianalisis statistik dengan taraf kepercayaan 95%.

Hasil penelitian: Peningkatan konsentrasi enhancer asam oleat menyebabkan daya sebar krim menurun (p>0,05), daya lekat meningkat (p<0,05) dan tebal lipatan kulit menurun (p<0,05). Di sisi lain peningkatan konsentrasi enhancer asam oleat tidak mempengaruhi nilai pH krim dengan nilai pH sebesar 6.

Kesimpulan: Krim ekstrak teh hijau dengan penambahan enhancer asam oleat 3%, 6%, 9% memenuhi persyaratan sifat fisik dan daya anti inflamasi paling baik diberikan oleh krim dengan konsentrasi enhancer asam oleat 9%.

Kata kunci: teh hijau, krim, asam oleat, antiinflamasi, sifat fisik

58 Pemanfaatan Pati Alami Pisang Kepok (Musa balbisina L) Sebagai Eksipien Tablet

(Bahan Pengikat dan Bahan Penghancur) Deni Anggraini, Anita Lukman (1)

1Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau

*Email korespondensi: email:[email protected]

ABSTRAK

Terbatasnya bahan tambahan eksipien untuk industri farmasi yang diproduksi didalam negeri menyebabkan harga obat semakin mahal. Salah satu bahan tambahan yang sering digunakan di industri farmasi adalah pati. Pisang kepok mengandung karbohidrat yang cukup tinggi yaitu 70%-80% dengan proporsi amilosa 20,5% dan amilopektin 79,5%

sehingga pati pisang kepok cukup potensial untuk dikembangkan sebagai eksipien.

Tujuan penelitian ini adalah melihat kemampuan pati alami pisang kepok sebagai bahan penghancur dan bahan pengikat tablet parasetamol. Tablet parasetamol dibuat dengan Metode granulasi basah menggunakan pati alami pisang kepok sebagai bahan penghancur dan bahan pengikat. Hasil yang didapatkan adalah tablet parasetamol yang dibuat dengan bahan pengikat 15% mucilago pati pisang kepok memenuhi persyaratan fisik tablet. Tablet yang dibuat dengan pati pisang kepok 15% sebagai bahan penghancur juga memenuhi persyaratanfisik tablet. Dapat disimpulkan pati alami pisang kepok memenuhi persyaratan sebagai bahan pengikat dan bahan penghancur tablet yang dibuat dengan Metode granulasi basah.

Kata kunci: Eksipien, pati, pisang kepok, bahan pengikat dan bahan penghancur

Kode Abstrak: OFF-10

59 Pengaruh Penggunaan Madu Pada Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Daun Dadap

Serep ( Erythrina subumbrans (Hassk.) Merr.)

Arsyadi1, Hefni Warnetty1, Siti Wanda Nurwanti1, Sri Utami1, Milla Amalia1

1 Akademi Farmasi Hang Tuah Jakarta

*Email Korespondensi : [email protected] ABSTRAK

Latar Belakang: Tanaman dadap serep (E. Subumbrans) merupakan tanaman yang senantiasa digunakan dalam pengobatan tradisional untuk antiinflamasi. Berdasarkan penelitian sebelumnya mengenai efek farmakologi daun dadap serep sebagai antiinflamasi, diketahui bahwa konsentrasi ekstrak efektif untuk aktivitas antiinflamasi adalah 10 % dan 15 %. Penambahan madu sebagai humektan alami berTujuan untuk menjaga kestabilan sediaan gel, disamping manfaat lainnya sebagai antiiinflamasi dan pelembab untuk kulit.

Tujuan: Penelitian ini berTujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan madu dalam pembuatan gel ekstrak daun dadap serep, sehingga bisa diperoleh sediaan gel yang memenuhi syarat.

Metode: Daun dadap serep diekstrak dengan cara maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 96%. Kemudian dibuat 5 formulasi sediaan gel ekstrak daun dadap serep dengan konsentrasi ekstrak 10% dan variasi konsentrasi madu sebesar 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25%. Pengujian organoleptik, homogenitas, viskositas, daya sebar, derajat keasaman dan uji kesukakaan selanjutnya dilakukan terhadap setiap formula gel yang dihasilkan dan dibandingkan dengan formula sediaan X yang beredar di pasaran.

Hasil penelitian: Dari hasil pengujian organoleptik, didapatkan sediaan gel berwarna hijau kehitaman dengan variasi kekentalan pada setiap formula sediaan. Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa setiap formula menghasilkan sediaan yang homogen. Viskositas sediaan bervariasi dari 11650 cps hingga 16000 cps, viskositas bertambah sebanding dengan penambahan konsentrasi madu dalam formula. Pada pengujian daya sebar, formula III, IV, dan V adalah formula yang paling mendekati nilai hasil pengujian daya sebar pada produk gel X. Semua formula sediaan memiliki pH 5 dan formula IV merupakan formula yang paling disukai berdasarkan hasil uji kesukaan.

Kesimpulan : Penambahan madu dalam sediaan berpengaruh dalam peningkatan viskositas sediaan. Formula III de merupakan formula yang paling memenuhi syarat sebagai sediaan gel yang baik. Formula IV merupakan formula yang paling banyak disukai berdasarkan hasil uji kesukaan

Kata kunci: Erythrina subumbrans, dadap serep. gel, madu

60 Pengaruh Konsentrasi Total Solid Dispersi Padat Ekstrak Kunyit (Curcuma longa)

dalam Spray drying

Dewi Setyaningsih1*, Yosi Bayu Murti2

1Laboratorium Teknologi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Indonesia

2Bagian Biologi Farmasi, FakultasFarmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

*Email korespondensi: [email protected]

ABSTRAK

Latar Belakang: Kurkuminoid adalah kandungan utama ekstrak kunyit yang telah banyak diteliti manfaatnya sebagai antioksidan dan antiinflamasi. Rendahnya kelarutan kurkuminiod dalam air mengakibatkan rendahnya bioavailabilitas setelah penggunaan peroral telah membatasi aplikasi ekstrak kunyit dalam farmasi. Metode dispersi padat ekstrak kunyit dalam berbagai macam pembawa telah membuktikan adanya peningkatan disolusi dan bioavailabilitas kurkuminoid yang dibuat dengan Metode spray drying.

Namun pengaruh konsenstrasi solid dalam pelarut terhadap kualitas produk spray drying belum diketahui.

Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh konsentrasi total padatan dalam pelarut terhadap parameter kualitas produk

Metode: Formula dispersi padat dibuat dengan pembawa PVP K30 dan konsentrasi ekstrak kunyit sebesar 30% b/b. Sebagai pelarut digunakan etanol absolut. Spray drying dilakukan dengan variasi konsentrasi solid dalam etanol sebanyak 2.5% b/v, 3% b/v, dan 5% b/v. Konsentrasi solid diatas 5% b/v tidak dilakukan karena faktor kelarutan ekstrak.

Spray drying dilakukan dengan spray dryer pada suhu inlet 110°C dan suhu outlet 52- 53°C. Parameter kualitas produk diukur terhadap yield % dan solid state material (XRPD).

Hasil penelitian: Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi yield produk terkait variasi konsentrasi total solid. Yield terbesar diperoleh pada konsentrasi total solid sebesar 3%

b/v. Hasil XRPD menunjukkan semua produk dispersi padat dalam status amorf.

Kesimpulan: Yield terbesar diperoleh pada konsentrasi total solid sebesar 3% b/v.

Kata kunci: dispersi padat, ekstrak kunyit, spray drying, kurkuminoi

Kode Abstrak: OFF-12

Dalam dokumen Untitled - Universitas Udayana (Halaman 48-67)

Dokumen terkait