• Tidak ada hasil yang ditemukan

FARMASETIKA DAN TEKNOLOGI FARMASI

Dalam dokumen Untitled - Universitas Udayana (Halaman 41-48)

42 Uji Aktivitas dan Formulasi Krim Anti Jerawat Dari Beberapa Bahan Alam

Aisyah Fatmawaty,1* Andi Nur Aisyah, 2 Michrun Nisa,2 dan Sukriani Kursia3

1Bagian Farmasetika, Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin, Makassarr, INDONESIA

2Bagian Farmasetika, Akademi Farmasi Kebangsaan Makassar, Makassar

3Divisi Mikrobiologi Bagian Farmasetika, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar, Indonesia

*Email Korespondensi : fatmawatyaisyah@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang : Penggunaan bahan alam dapat menjadi alternatif dalam pengobatan jerawat, seiring dengan meningkatnya resistensi terhadap antibiotik. Rimpang lengkuas (Alpinia galangal L), Rimpang bangle (Zingiber cassumunar Roxb) dan daun asam (Tamarindus indica L). Bahan-bahan alam tersebut mengandung senyawa aktif diantaranya senyawa flavonoid, polifenol dan minyak atsiri yang berpotensi sebagai antibakteri. Bahan alam yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri berpotensi untuk dikembangkan dalam bentuk formulasi sediaan krim.

Tujuan : Penelitian ini berTujuan untuk mengetahui nilai penghambatan dan aktivitas antibakteri propionibacterium acne dari ekstrak lengkuas,bangle, daun asam dan kombinasinya, serta memformulasi krim antijerawat yang memenuhi persyaratan stabilitas fisik krim.

Metode Penelitian : Simplisia di ekstraksi dengan Metode maserasi menggunakan pelarut aseton, konsentrasi ekstrak tunggal dan kombinasi yang digunakan untuk pengujian dengan Metode paper disc sebesar 10%, dilanjutkan formulasi krim dengan menggunakan ekstrak tunggal ataupun kombinasi ekstrak yang memiliki aktivitas penghambatan terbesar terhadap bakteri propionibacterium acne, formulasi krim dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi emulgator surfaktan nonionik span 60 dan tween 60 untuk melihat stabilitasnya melalui pengujian stabilitas fisik.

Hasil Penelitian : Hasil pengujian daya hambat terhadap bakteri propionibacterium acne diperoleh hasil penghambatan lengkuas sebesar 15,01 mm, daun asam 16,21 mm, bangle 9,88 mm, sedangkan untuk kombinasi ekstrak diperoleh hasil penghambatan untuk kombinasi lengkuas dan daun asam sebesar 15,68 mm, bangle dan daun asam sebesar 15,48 mm, lengkuas dan bangle sebesar 10,63 mm. Hasil formulasi dengan memvariasikan konsentrasi surfaktan nonionik span dan tween 60 diperoleh hasil formula yang memenuhi persyaratan stabilitas fisik ditunjukkan oleh formula krim dengan konsentrasi span tween 60 sebesar 3%.

Kesimpulan : Nilai daya hambat terbesar untuk ekstrak tunggal di tunjukkan oleh eksrak aseton daun asam, sedangkan untuk ekstrak kombinasi ditunjukkan oleh ekstrak kombinasi lengkuas dan daun asam. Konsentrasi emulgator span tween 60 sebesar 3%

menghasilkan krim yang stabil secara fisik.

Kata kunci : Ekstrak aseton, Bakteri, Jerawat, Lengkuas, krim

Kode abstrak PFF-1

43 Formulasi Orally Disintegrating Tablet dengan Teknik Likuisolid dan Bahan Ko-

Proses

Lannie Hadisoewignyo,1* Henry Kurnia Setiawan,2 Aprilia Ayu Indra Kusuma,3 Gracia Griselda,4 Albert Panji Utomo Mualim,5 Stevanus Triantoro,6 Carolina M. Sanwig Naur,7

1Fakultas Farmasi, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Surabaya-60112, INDONESIA

* E-mail korespondensi: lanhadi@yahoo.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Pembuatan tablet dengan teknik likuisolid dapat meningkatkan kelarutan bahan obat yang sukar larut dalama air sedangkan pembuatan tablet dalam bentuk orally disintegrating tablet (ODT) dapat meningkatkan bioavailabilitas karena adanya absorpsi pregastrik. Dimenhidrinat, merupakan bahan aktif yang sukar larut dan pada pemberian per oral mengalami first past metabolism dengan bioavaibilitas yang rendah, sehingga sesuai untuk dibuat ODT dengan teknik likuisolid.

Tujuan: Penelitian ini berTujuan untuk mengetahui apakah formulasi ODT dimenhidrinat dengan teknik likuisolid dan bahan ko-proses dapat menghasilkan mutu fisik tablet yang sesuai dengan persyaratan, mengetahui stabilitas mutu fisik ODT dimenhidrinat dengan teknik likuisolid selama penyimpanan 1 bulan, dan mengetahui profil pelepasan in vitro ODT dimenhidrinat dengan teknik likuisolid.

Metode: Bahan ko-proses yang digunakan adalah amilum kulit pisang sebagai pengikat, sodium starch glycolate atau Ac-Di-Sol sebagai penghancur, dan laktosa monohidrat atau flocel-101 atau kombinasi keduanya sebagai pengisi. Pelarut non volatile yang digunakan untuk teknik likuisolid adalah propilenglikol. Pengamatan dilakukan terhadap mutu fisik granul, mutu fisik tablet, dan pelepasan obat.

Hasil penelitian: Berdasarkan pengujian yang dilakukan, hasil yang yang diperoleh menunjukkan bahwa semua formulasi ODT dimenhidrinat dengan teknik likuisolid dan bahan ko-proses dapat menghasilkan mutu fisik tablet yang sesuai dengan persyaratan, tetapi mengalami penurunan stabilitas mutu fisik pada formulasi yang menggunakan pengisi kombinasi laktosa monohidrat dan flocel-101 selama penyimpanan 1 bulan, sedangkan untuk pelepasan secara in vitro terbesar ada pada F5 (82,954%), dimana menggunakan superdisintegran Ac-Di-Sol, dan pengisi tunggal flocel-101.

Kata kunci : ODT, dimenhidrinat, bahan ko-proses, likuisolid, amilum kulit pisang

44 Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Ekstrak Kunyit Putih (Curcuma mangga Val)

terhadap Sifat Fisik Lotion Sri Rahayu*

*Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, Kalimantan Selatan

*Email korespondensi: rahayu.dds15@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Salah satu bahan alam yaitu kunyit putih (Curcuma mangga Val) mengandung senyawa antioksidan. Penggunaan kunyit putih secara langsung pada kulit tidaklah praktis, untuk itu perlu dilakukan pengembangan kunyit putih menjadi suatu bentuk sediaan topikal dengan mengekstrak kunyit putih dan selanjutnya diformulasikan menjadi bentuk sediaan lotion

Tujuan: Penelitian ini berTujuan untuk membuat formulasi sediaan lotion dari ekstrak kunyit putih dan mengetahui evaluasi kualitas lotion yang sesuai dengan persyaratan farmasetik berdasarkan variasi konsentrasi ekstrak kunyit putih 0,25%, 0,5% dan 1%.

Metode: Ekstrak etanol Curcuma mangga Val dibuat dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96% : air (9:1). Ekstrak yang dihasilkan diuapkan hingga kental, kemudian diformulasi menjadi sediaan lotion dengan kadar ekstrak kunyit putih 0,25%, 0,5% dan 1%. Pada pengujian lotion dilakukan uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji viskositas dan uji sensori hedonik.

Hasil penelitian: Hasil yang didapat pada uji organoleptis dilihat dari warna coklat, bentuk sediaan agak kental, dan bau lotion khas kunyit putih, uji homogenitas lotion dengan konsentrasi 0,25%, 0,5%, dan 1% tidak mengalami penggumpalan atau pemisahan fase, uji pH lotion berkisar 7,628 - 7,692, uji daya sebar lotion berkisar dari 3 cm – 6,6 cm, uji viskositas lotion berkisar dari 5900 Cp – 9050 Cp dan uji sensori hedonik menunjukkan kesukaan dari agak suka sampai suka.

Kesimpulan: Lotion esktrak kunyit putih memenuhi uji kualitas lotion yaitu uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, dan uji daya sebar.

Kata kunci: lotion, ekstrak kunyit putih, sifat fisik

Kode Abstrak: PFF-3

45 Optimasi Formula Sediaan Granul Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz

& Pav) Dan Uji Aktivitas Antihiperurisemia Secara In Vivo

Dian Ratih Laksmitawati*, Muhammad Futuchul Arifin, Liliek Nurhidayati, Bagus Muhti Bachtiar Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Jakarta, Indonesia.

*Email korespondensi: dianratih.ffup@gmail.com ABSTRAK

Latar Belakang : Ekstrak etanol daun sirih merah diketahui memiliki aktivitas antihiperurisemia pada dosis 400 dan 500 mg/kg pada mencit hiperurisemia. Agar penggunaan sirih merah dalam bentuk ekstrak dapat lebih aplikatif maka ekstrak sirih merah diformulasi dalam bentuk granul yang dikemas dalam kantung teh celup dan digunakan dengan cara melarutkannya dalam air.

Tujuan : Penelitian ini berTujuan untuk memperoleh formula optimum granul ekstrak kering daun sirih merah yang memenuhi kriteria fisika, kimia optimum dan terbukti aktivitas antihiperurisemia.

Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan faktorial 22 dengan 2 faktor yaitu dosis ekstrak kering sirih merah (38% dan 47,51%) dan konsentrasi PVP (0,5% dan 2%). Data sifat fisika dan kimia granul dianalisis menggunakan program Minitab 16 kemudian dibuat contour plot dan contour plot superimposed untuk mendapatkan formula optimum.

Terhadap formula optimum, dilakukan uji aktivitas antihiperurisemia menggunakan mencit model hiperurisemia yang diinduksi dengan kalium oksonat dan diet tinggi purin.

Hasil Penelitian : Hasil menunjukkan formula optimum didapatkan pada level dosis ekstrak kering 42,5% dan konsentrasi PVP 1% dan formula ini mempunyai aktivitas menurunkan kadar asam urat sebesar 54,20% dibanding kelompok kontrolnya.

Kesimpulan : Formula optimum didapatkan pada konsentrasi ekstrak kering sebanyak 42,5% dan PVP 1%. Dosis 455 mg/kb formula optimum tersebut dapat menurunkan kadar asam urat pada mencit hiperurisemia.

Kata kunci : Piper crocatum Ruiz & Pav, sirih merah, antihiperurisemia, formulasi granul

46 Gel Steril Propolis Trigona Spp Sebagai Obat Luka Bakar

Insan Sunan Kurniawansyah*, Arif Budiman, Moeljadi GT, Ratu Nida Farihah Departemen Farmasetika dan Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran

*e-mail korespondensi : insan.sunan.kurniawansyah@unpad.ac.id

ABSTRAK

Latar Belakang: Propolis merupakan suatu resin alami yang dikumpulkan dan digunakan oleh lebah Trigona spp untuk membangun sekaligus mempertahankan sarangnya, merupakan kandidat yang baik untuk mengobati luka bakar. Propolis digunakan sebagai agen penyembuh luka sejak abad ke-19 dalam peperangan disebabkan oleh sifat antivirus, antioksidan, antimikroba, serta anti-inflamasi yang dikandungnya. Potensi aktivitas penyembuhan luka dari propolis telah dikembangkan dengan memanfaatkan ekstrak propolis menjadi bentuk sediaan yang praktis, efektif dan nyaman.

Tujuan: Penelitian ini berTujuan untuk mengetahui khasiat gel steril Propolis Trigona spp.

dalam penyembuhan luka bakar.

Metode: Uji efektivitas luka bakar dilakukan dengan Metode Morton menggunakan hewan percobaan berupa kelinci putih betina ras New Zealand, dimana persentase penyembuhan diamati dari hari ke-1 hingga hari ke-38.

Hasil penelitian: Efektivitas sediaan gel steril yang telah dibuat menunjukkan bahwa sebesar 69,86% diberikan oleh Formula 3 (F3) yang mengandung 10% ekstrak Propolis Trigona spp., sedangkan persentase penyembuhan kontrol negatif sebesar 53,42%.

Kesimpulan: Propolis Trigona spp memiliki aspek strategis dan nilai ekonomis dalam menangani luka bakar dengan bahan baku terstandar sehingga berpotensi sebagai produk obat herbal unggulan yang memiliki daya saing ekonomi tinggi berbasis sumber daya alam Indonesia.

Kata kunci : Metode Morton, propolis Trigona spp, gel steril, luka bakar.

Kode Abstrak: PFF-5

47 Uji Aktivitas Anti Jerawat Dari Etanol Daun Bandotan (Ageratum Conyzoides L) Dalam Bentuk Sediaan Gel Terhadap Bakteri Staphylooccus aureus, Staphylococcus

epidermidis dan Propionibakteri acne.

Arif Budiman1, Alfia Nur Azizah2, Anna Yuliana2

1Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Jl.Raya Bandung Sumedang Km. 21

Jatinangor Sumedang 45363

2 Program Studi Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya.

*Email korespondensi : arifbudimanapt@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang : Jerawat merupakan kelainan kulit yang dapat terjadi inflamasi karena adanya bakteri. Daun bandotan (Agratum conyzoides L) mempunyai aktivitas antibakteri diantaranya terhadap bakteri penyebab jerawat.

Tujuan : Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol daun bandotan dalam sediaan gel terhadap bakteri penyebab jerawat yaitu Staphylooccus aureus, Staphylococcus epidermidis dan Propionibakteri acne.

Metode : Penelitian ini diawalai dengan ekstraksi daun bandotan (Agratum conyzoides L) dengan Metode maserasi menggunakan pelarut etanol(96%). Kemudian dilakukan pengujian konsentrasi hambat maksimal (KHM) terahdap bakteri penyebab jerawat.

Sediaan gel dibuat dengan menggunakan basis CMC-Na dan HPMC dengan berbagai konsentrasi. Sediaan tersebut dievaluasi meliputi pengujian organoleptik, pengukuran pH dan pengukuran viskositas selama 28 hari. Formula yang terbaik diuji aktivitas antibakterinya terhadap bakteri penyebab jerawat diatas.

Hasil Penelitian : Hasil menunjukkan bahwa rendemen ekstrak etanol daun bandotan adalah 11,1 %. Hasil pengujian KHM terhadap bakteri Staphylooccus aureus, Staphylococcus epidermidis dan Propionibakteri acne berturut-turut adalah 2%, 3%, dan 4 %. Berdasarkan evaluasi sediaan, formula yang paling baik adalah yang mengandung basis CMC-Na dengan konsentrasi 4%. Formula tersebut memiliki aktivitas sebagai antijerawat dengan diameter hambat 22.90 mm terhadap bakteri P. acne, 16.90 mm terhadap S.aureus, 20.90 mm terhadap S. epidermidis.

Kesimpulan : Sediaan gel ekstrak Daun bandotan (Agratum conyzoides L) mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri penyebab jerawat.

Kata kunci : Gel, Bandotan (Ageratum conyzoides L), Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Propionibakteri acne

48 Paper Soap Ekstrak Daun Jeruk Nipis (Citrus aurantiaca. S) dengan Basis Hidroksi

Propil Metil Selulosa dan Poli Etilen Glikol 6000

Lungguk Hutagaol, Fransiska Cathrine Luhur Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta

Dalam dokumen Untitled - Universitas Udayana (Halaman 41-48)

Dokumen terkait