• Tidak ada hasil yang ditemukan

KIMIA MEDISINAL DAN KIMIA ANALISIS

Dalam dokumen Untitled - Universitas Udayana (Halaman 81-100)

Penapisan Virtual Senyawa Dalam Tanaman Familia Annonaceaes Sebagai Ligan Pada Reseptor Estrogen Alfa

Esti Mumpuni1*, Esti Mulatsari2, Kevin Sandy3

1,2,3 Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila, Jakarta email* : esti_mumpuni@yahoo.com

ABSTRAK

Latar Belakang : Annonaceae adalah familia dengan 800 spesies yang tersebar diseluruh dunia. Beberapa penelitian pada tanaman familia ini diketahui memiliki aktivitas biologis sebagai antikanker dan telah digunakan sebagai obat herbal secara empiris. Pada penelitian ini dilakukan penapisan virtual struktur 2D senyawa dari beberapa tanaman familia Annonaceae.

Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan memperoleh kandidat senyawa yang aktif sebagai ligan pada estrogen alfa yang selanjutnya akan dilakukan elusidasi moda ikatan senyawa representatif aktif untuk melihat interaksi asam-asam amino pada binding site senyawa tersebut.

Metode : Penelitian ini menggunakan protokol tervalidasi hasil penelitian Anita et al(2012) dengan berbagai aplikasi yang terintegrasi seperti SPORES, PLANTS, BKchem, OpenBabel dan Pymol.

Hasil dan Kesimpulan : Hasil penapisan virtual menunjukkan ada 18 senyawa tanaman familia Annonaceae yang aktif sebagai ligan dengan 4 residu asam amino yang dinilai berperan penting terhadap afinitas antara senyawa dan estrogen alfa.

Kata kunci : Annonacea, In Silico, Estrogen alfa

Kode Abstrak: PKM-1

Pengaruh Pengolahan terhadap Kandungan Vitamin C pada Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas (L.) Lam)

Diana Serlahwaty,1* Liliek Nurhidayati,1 Nurul Istiqomah,1

1Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila, Jakarta 12640, INDONESIA

*Email korespondensi: dianas_ffup@yahoo.co.id

ABSTRAK

Salah satu makanan yang mengandung vitamin C adalah jenis umbi-umbian seperti ubi jalar ungu (Ipomoea batatas (L.) Lam). Asupan makanan yang mengandung vitamin C dapat mencegah terjadinya berbagai penyakit kanker. Selain itu, vitamin C juga dapat mencegah terjadinya skorbut dan artherosclerosis. Penelitian ini berTujuan untuk mengetahui kandungan vitamin C pada ubi jalar ungu terhadap adanya pengaruh pengolahan dengan Metode spektrofotometri cahaya tampak tervalidasi menggunakan pereaksi warna 2,4- dinitrofenilhidrazin yang diukur pada panjang gelombang serapan maksimum 524,0 nm.

Hasil yang diperoleh memberikan ketelitian dengan hasil simpangan baku relatif sebesar 1,15% sampai 8,83%, linearitas dengan nilai koefisien korelasi yang mendekati 1, dan ketepatan berdasarkan hasil uji perolehan kembali sebesar 97,34% sampai 100,23% dengan thitung sebesar 0,1 sampai 1,4 dimana nilai thitung lebih kecil dari nilai ttabel yaitu 2,571 pada df

= 5 dan p = 0,05. Kandungan rata-rata vitamin C yang dihitung terhadap 100 g bobot kering ubi jalar ungu (mentah, panggang, kukus, dan goreng) berturut-turut adalah 165,5 mg, 117,7 mg, 190,9 mg, dan 120,1 mg. Kandungan vitamin C tertinggi di peroleh pada proses pengolahan pengukusan.

Kata kunci : ubi jalar ungu (Ipomoea batatas (L.) Lam), pengaruh pengolahan, vitamin C, penetapan kadar.

Kode Abstrak: PKM-2

Pengaruh Tiga Metode Pemurnian Terhadap Rasio TFA: PUFA Dalam Limbah Minyak Ikan

Indra Topik Maulana1*, Sukrasno2, Sophi Damayanti3

1 KBK Farmasi Bahan Alam Prodi Farmasi Fakultas MIPA Universitas Islam Bandung, Indonesia

2KK Biologi Farmasi Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung, Indonesia

3KK Farmakokimia Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung, Indonesia

*Email korespondensi: indra.topik@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang : Limbah minyak ikan merupakan limbah yang hasil samping industri pengolahan ikan di kawasan Muncar Banyuwangi. Limbah tersebut hingga saat ini masih digunakan sebagai bahan tambahan untuk pakan ternak, dan telah menjadi komoditas dagang sebagian masyarakat di Muncar. Berdasarkan penelitian awal, limbah minyak ini diketahui mengandung asam lemak Polyunsaturated Fatty Acid (PUFA) 18,47 %. Namun disamping itu, minyak ini juga diketahui mengandung Trans Fatty Acid (TFA) sebesar 48, 9 %. Asam lemak PUFA merupakan asam lemak yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, namun sebaliknya asam lemak TFA diketahui memberikan dampak buruk bagi kesehatan, karena dapat memicu terjadinya kanker.

Tujuan : Penelitian ini berTujuan menghasilkan Metode yang efektif dalam menurunkan rasio TFA:PUFA didalam limbah minyak, sehingga diperoleh minyak yang kaya akan PUFA namun mengandung TFA yang rendah.

Metode : Proses pemurnian limbah minyak dilakukan menggunakan tiga Metode yang berbeda yaitu kristalisasi dengan n heksana, kristalisasi dengan aseton, dan kompleksasi urea.

Hasil penelitian : Hasil kristalisasi dengan nheksana menghasilkan angka rasio TFA/PUFA sebesar 5,928; hasil kristalisasi dengan aseton menghasilkan angka rasio TFA/PUFA sebesar 6,600; dan hasil kompleksasi urea menghasilkan angka rasio TFA/PUFA sebesar 0,709.

Kesimpulan : Berdasarkan angka rasio TFA/PUFA yang dihasilkan, dapat disimpulkan bahwa kompleksasi urea mampu mempertahankan kandungan PUFA dan menurunkan kandungan TFA didalam limbah minyak ikan.

Kata kunci : Polyunsaturated fatty acid, trans fatty acid, minyak ikan

Kode Abstrak: OKM-1

Autentikasi Lemak Celeng Dengan Kromatografi Gas-Spektroskopi Massa yang Dikombinasikan Kemometrika PCA (Principle Component Analysis)

Any Guntarti,1,2* Abdul Rohman,2 Sudibyo Martono,2 Ag. Yuswanto.2

1Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.

2Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

*Email : any_guntarti@yahoo.co.id.

ABSTRAK

Latar Belakang: Makanan halal merupakan topik yang menarik untuk dibahas. Sebagian besar item non-halal yang ditemukan di pasar adalah daging babi dan turunannya. Salah satu turunan babi adalah celeng (babi hutan). Daging celeng beberapa kasus dipalsukan dalam sediaan produk makanan olahan, misalnya bakso.

Tujuan: Penelitian ini berTujuan untuk menganalisis asam lemak yang terkandung dalam daging celeng dan diolah dengan menggunakan kemometrika PCA dengan lemak hewan lain yaitu ayam, babi, kambing dan sapi.

Metode: Hewan Celeng yang digunakan dalam penelitian berasal dari Kalimantan Tengah (Sawit). Lemak diperoleh dari gajih celeng. Gajih celeng dipanaskan dalam oven pada suhu 90-100ᵒC selama kurang lebih satu jam sampai keluar minyaknya. Setelah itu dilakukan proses derivatisasi untuk mengubah lemak menjadi senyawa metil ester yang mudah menguap. Proses derivatisasi dengan menggunakan NaOCH3 dan BF3. Senyawa metil ester diiinjeksikan kedalam sistim instrumen Chromatography Gas-Mass Spectrometry (GCMS).

Selain gajih celeng, juga dilakukan proses yang sama pada gajih babi, sapi, ayam, dan kambing.

Hasil penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa asam lemak pada celeng dengan menggunakan KGSM menghasilkan 8 jenis asam lemak yaitu : laurat (0,71±0,075)%, miristat (1,96±0,114)%, palmitoleat (2,14±0,074)%, palmitat (2,14±0,074)%, margarat (0,27±0,024)%, linoleat (8,46±0,114)%, oleat (45,43±0,339)%, dan stearat (14,37±0,310)%.

Kandungan total asam lemak celeng sebesar 92,95%, dengan asam lemak tidak jenuh 56,03%

dan asam lemak jenuh sebesar 36,92%. Dengan kemometrika Principles Component Analysis (PCA) lemak celeng, ayam, babi, sapi, dan kambing berhasil dikelompokkan. Asam lemak celeng berdasarkan kemometrika PCA sifatnya dekat dengan asam lemak ayam dan babi.

Kesimpulan: Asam lemak yang terkandung pada lemak celeng dapat digunakan untuk otentikasi daging celeng.

Kata kunci: celeng, asam lemak, GCSM, kemometrika PCA

Kode Abstrak: OKM-2

Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etil Asetat Rimpang Kunyit Putih (Curcuma mangga Valento dan Zijp) dengan Metode DPPH (1,1-Difenil,2-Pikrihidrazil)

Kadek Duwi Cahyadi, 1* Anak Agung Diah Pradnyanita 1

1Prodi Diploma III Farmasi, Akademi Farmasi Saraswati Denpasar, Jalan Kamboja No. 11 A Denpasar Telepon (0361) 27992

*Email korespondensi: dwi.cahyadi@yahoo.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat oksidasi dengan cara bereaksi dengan radikal bebas reaktif membentuk radikal bebas tak reaktif yang relatif stabil. Rimpang kunyit putih (Curcuma mangga Valento and Zijp) merupakan rimpang yang kaya kandungan kimia seperti tanin, kurkumin, amilum, gula, minyak atsiri, dammar, saponin, flavonoid dan protein toksis. Golongan senyawa-senyawa tersebut telah banyak dilaporkan sebagai agen antioksidan alami yang potensial sehingga perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak etil asetat rimpang kunyit putih khususnya yang tumbuh di daerah Kediri Tabanan.

Tujuan: Penelitian ini berTujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan ektrak etil asetat Rimpang kunyit putih (Curcuma mangga Valento and Zijp).

Metode: Pengujian Aktivitas antioksidan dilakukan terhadap ekstrak etil asetat dilakukan dengan Metode penangkapan radikal DPPH. Pengujian ini diawali dengan Penyiapan simplisia rimpang kunyit putih, kemudian diekstraksi dengan Metode maserasi dengan pelarut etil asetat. Uji aktivitas antioksidan diukur dengan spektrofotometer Uv-Vis. Hasil persentase peredaman diplotkan untuk mendapat kurva regresi linear. Sehingga didapat persamaan y = bx + a dan nilai IC50 dihitung dari persamaan regresi linear yang diperoleh.

Hasil Penelitian: Uji aktivitas antioksidan ekstrak etil asetat rimpang kunyit putih diukur pada panjang gelombang 517 nm. Dari kurva regresi diperoleh persamaan regresi adalah y = 0,479x + 1,454 dan R2 = 0,971. Nilai IC50 yang diperoleh sebesar 78,61 ppm.

Kesimpulan: Antioksidan yang terkandung dalam ekstrak etil asetat kunyit putih ini dikategorikan dalam antioksidan kuat.

Kata kunci : antioksidan, kunyit putih, Metode 1,1-Difenil,2-Pikrihidrazil

Kode Abstrak: OKM-3

Pengembangan Dan Validasi Metode Analisis Atorvastatin Dalam Plasma Manusia Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

A. Yugatama2, S. Martono1, E. Lukitaningsih1*

1Departemen Kimia Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 55281, INDONESIA

2 Jurusan Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Sebelas Maret, Surakarta

*Email korespondensi: lukitaningsih_end@ugm.ac.id

ABSTRAK

Latar Belakang: Atorvastatin merupakan salah satu turunan statin yang banyak tersedia secara komersial dalam sediaan farmasi untuk pengobatan dislipidemia. Atorvastatin berakhir masa patennya pada tahun 2011, sehingga mengakibatkan indutri farmasi dapat membuat obat copy-nya. Salah satu syarat dalam mengembangkan obat copy adalah perlu dilakukannya uji bioavailabilitas dan bioekivalensi (Ba/Be). Untuk dapat melaksanakan uji Ba/Be) maka diperlukan Metode analisis yang reliable.

Tujuan: Penelitian ini berTujuan untuk mengembangkan dan memvalidasi Metode analisis atorvastatin dalam plasma secara KCKT yang lebih sederhana dengan standar internal natrium diklofenak.

Metode: Analisis atorvastatin dikerjakan menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi atau high performance liquid chromatography (HPLC). Sistem KCKT yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari fase diam kolom fase terbalik Luna Phenomenex® C18 (250 mm x 4,6 mm i.d., 5 μm), fase gerak campuran asetonitril dan air pH 3 yang diatur dengan asam fosfat (70:30, v/v), kecepatan alir 0,7 mL/menit dengan detektor UV 240 nm. Validasi Metode yang dilakukan meliputi: selektivitas, limit of detection (LOD), lower limit of quantitation (LLOQ), linearitas, presisi, akurasi, stabilitas, dan robustness.

Hasil penelitian: Hasil validasi menunjukkan bahwa Metode yang dikembangkan memiliki selektivitas, akurasi, presisi, dan robustness yang baik untuk penetapan kadar atorvastatin dalam plasma. Rentang linearitas berada pada 20 – 200 ng/mL dengan r = 0,9960. Nilai LOD dan LLOQ sebesar 10 dan 20 ng/mL.

Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa Metode analisis yang dikembangkan untuk penetapan kadar atorvastatin dalam plasma memenuhi persyaratan validasi menurut Guidance for Industry: Bioanalytical Method Validation.

Kata kunci: Atorvastatin, HPLC, plasma, validasi

Kode Abstrak: OKM-4

Optimasi Metode Analisis Pirazinamid dan Etambutol dalam Sediaan Fixed Dose Combination (FDC) pada Dried Blood Spot (DBS) menggunakan Liquid

Chromatography-tandem Mass Spectrometry (LC-MS/MS)

Noverda Ayuchecaria,1* Ully Adhie Mulyani,2 Jarir At Thobari,3 Abdul Rohman,4 Dyah Aryani Perwitasari5 dan Endang Darmawan5

1Akademi Farmasi-ISFI Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70123, INDONESIA

2 Badan Litbangkes Kementrian Kesehatan RI, Jakarta 10560, INDONESIA

3 Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 55281, INDONESIA

4 Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 55281, INDONESIA

5 Fakultas Farmasi, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta 55166, INDONESIA

*Email korespondensi: noverdaayuchecaria@akfar-isfibjm.ac.id

ABSTRAK

Latar Belakang: Penerapan farmakokinetika untuk perancangan dosis secara tepat harus diikuti dengan evaluasi klinik dan Therapeutic Drug Monitoring (TDM). Salah satu teknik pengumpulan sampel darah pada aplikasi TDM yang dapat digunakan adalah dried blood spot (DBS). Metode ini memiliki banyak keuntungan dibandingkan dengan Metode konvensional. Selanjutnya, kadar obat dapat ditetapkan dengan Ultra Performance Liquid Chromatography-tandem Mass Spectrometry (UPLC-MS/MS) karena memiliki sensitifitas dan selektifitas yang tinggi.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melakukan optimasi Metode analisis pirazinamid (PZA) dan etambutol (ETH) secara simultan dalam DBS dengan menggunakan LC-MS/MS.

Metode: Preparasi DBS dilakukan dengan teknik ekstraksi presipitasi protein. Analisis menggunakan UPLC-MS/MS dengan fase diam C18 (17 µm, 2,1 mm x 50 mm). Fase gerak yang digunakan merupakan kombinasi asam format 0,1% dan asetonitril yang mengandung asam format 0,1% dan diatur dengan teknik gradien. Kecepatan alir diatur sebesar 0,2 mL/menit. Detektor yang digunakan adalah triple quadropole mass spectrometry.

Hasil penelitian: Hasil penelitian menunjukkan transisi analit yang diperoleh adalah 123,9  80,9 (PZA) dan 205,01  115,91 (ETH). Waktu retensi yang diperoleh adalah 0,77 menit (PZA) dan 0,61 menit (ETH). Nilai resolusi yang diperoleh untuk PZA (2,46 dan 62,85) dan ETH (2,09 dan 2,46). Tailing factor (TF) yang diperoleh adalah 0,82 (PZA) dan 0,78 (ETH).

Kesimpulan: Telah didapatkan kondisi instrumen dan komposisi fase gerak yang optimal untuk analisis PZA dan ETH pada DBS menggunakan LC-MS/MS.

Kata kunci: Optimasi, pirazinamid, etambutol, dried blood spot, LC MS/MS

Kode Abstrak: OKM-5

Kajian Molecular Docking Insektisida Piretroid terhadap Reseptor Hormon Reproduksi (Reseptor Estrogen, Androgen, dan Progesteron)

Navista Sri Octa Ujiantari1*, B. S. Ari Sudarmanto1, Arief Nurrochmad2

1Departemen Kimia Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 55281, INDONESIA

2Departemen Farmakologi dan Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 55281, INDONESIA

*Email korespondensi: navista.sri.o@mail.ugm.ac.id ABSTRAK

Latar Belakang: Penggunaan insektisida di Indonesia banyak diaplikasikan terutama dalam bidang pertanian dan kesehatan. Salah satu golongan insektisida yang sering digunakan adalah piretroid. Senyawa ini merupakan senyawa analog sintetik yang lebih stabil dari piretrin dengan mekanisme sebagai racun saraf pada kanal ion Na yang menyebabkan paralisis pada serangga. Namun, senyawa ini ditetapkan sebagai endocrine disruptor karena mengganggu sistem endokrin terkait dengan aktivitas dan regulasi hormon. Gangguan pengikatan hormon pada reseptornya merupakan salah satu aksi endocrine disruptor.

Tujuan: Oleh karena itu, penelitian ini berTujuan untuk melihat gambaran interaksi piretroid dan metabolitnya pada reseptor hormon reproduksi (reseptor estrogen, androgen, dan progesteron) secara in silico dengan molecular docking.

Metode: Penelitian ini menggunakan software MOE untuk preparasi reseptor dan docking serta ChemAxon untuk preparasi senyawa. Metode docking divalidasi dengan Metode:

cognate docking dan cross docking. Selanjutnya, dilakukan docking 9 senyawa piretroid terhadap reseptor hormon reproduksi.

Hasil penelitian: Hasil docking menunjukkan sebagian besar piretroid dapat menempati sisi aktif reseptor. Harga score beberapa piretroid lebih rendah dibanding dengan hormon reproduksi sehingga afinitas piretroid terhadap reseptor lebih tinggi. Bagian alkohol dari piretroid menunjukkan interaksi dominan terhadap reseptor dengan mengikat beberapa residu asam amino pada reseptor. Residu asam amino tersebut juga merupakan bagian sisi reseptor yang penting untuk pengikatan hormon reproduksi. Setelah dipelajari lebih lanjut, bagian alkohol dari piretroid memiliki similar moiety dengan hormon reproduksi.

Kesimpulan: Piretroid memiliki kemiripan struktur dengan hormon reproduksi dan pengikatan piretroid pada sisi aktif reseptor menghambat aktivitas hormon reproduksi.

Kata kunci: piretroid, molecular docking, reseptor hormon reproduksi, hormon reproduksi

Lipase Getah Pepaya Sebagai Katalis Dalam Sintesis Surfaktan Dietanolamida Hilda Ismail , Feny Febrianti W, Ristra Tyas I, Indra Hafyanto, Hendy Kuntadi

Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Sekip Utara, Sleman, Yogyakarta, 55281

Email korespondensi : Hilda_fa@ugm.ac.id ABSTRAK

Latar Belakang : Proses sintesis senyawa surfaktan golongan amida secara konvensional yang masih memberikan beberapa kekurangan, diantaranya penggunaan energi yang cukup tinggi, terbentuknya produk samping, serta hasil limbah yang berbahaya bagi lingkungan perlu dikembangkan dengan menggunakan metoda sintesis terkatalisis enzim yang lebih ramah lingkungan dan hemat energi

Tujuan : Mengetahui potensi enzim lipase yang terkandung dalam getah pepaya (Carica papaya lipase) sebagai katalis pada reaksi pembentukan alkanoil dietanoliamida, melalui reaksi antara asam lemak rantai panjang dengan dietanolamina.

Metoda : Dilakukan sintesis alkanoil etanolamid pada kondisi dengan katalis enzim lipase dari getah pepaya melalui reaksi amidasi antara asam-asam lemak rantai panjang ((asam laurat, asam miristat, asam stearat dan asam palmitat) dengan dietanolamina. Dilakukan optimasi terhadap suhu optimum reaksi dan jenis pelarut yang sesuai. Hasil reaksi yang diperoleh dibandingkan dengan hasil reaksi enzimatik lipase yang berasal dari Candidia antarctica, yang diketahui dapat mengkatalisis reaksi amidasi.

Hasil penelitian : Hasil percobaan menunjukkan bahwa lipase yang terdapat dalam getah pepaya memiliki kemampuan untuk mengkatalisis reaaksi amidasi dalam sintesis surfaktan dietanolamida. Reaksi amidasi berjalan lebih baik pada pelarut polar dibandingkan dengan pelarut non polar, suhu optimum untuk reaksi adalah 50oC.

Kesimpulan : Lipase dalam getah pepaya memiliki kemampuan mengkatalisis reaksi amidasi antara asam lemak panjang dengan dietanolamida.

Kata kunci: Lipase, Carica papaya lipase, Candida antarctica lipase, alkanoil dietanolamida, surfaktan.

Kode Abstrak: OKM-7

Sintesis Asetosal Dengan Metoda Yang Efisien Dan Ramah Lingkungan Armon Fernando1*, Kamal Rullah1, Emrizal1, Puji Kartika1

1Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau, Pekanbaru, Indonesia

*Email korespondensi: armonfernando@gmail.com

ABSTRAK

Semakin tingginya tingkat kesadaran akan lingkungan di dunia sintesis kimia obat, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, salah satunya penelitian dalam hal mencari dan membandingkan metoda pembuatan asetosal yang lebih efisien dalam segi waktu dan ramah lingkungan, serta memberikan hasil dengan tingkat kemurnian dan rendemen yang lebih baik.

Pada penelitian ini, asetosal disintesis dari asam salisilat dan asam asetatanhidrat berdasarkan reaksi asetilasi dengan menggunakan empat metoda, yaitu konvensional, ultrasonikasi, gerus, gelombang mikro dengan variasi waktu 5, 10, 15, 20, 25 menit masing-masingya. Lima parameter yang digunakan dalam penelitian ini,antara lain persen rendemen, pengamatan mikroskopis, pengamatan pola noda KLT, pengamatan titik leleh, pengamatan pola spektrum spektroskopi UV. Hasil penelitian dengan metoda konvensional menghasilkan rendemen tertinggi 75,23%, metoda gerus 87,99%, metoda gelombang mikro 70,97%, namun senyawa tidak murni,. Sedangkan metoda ultrasonikasi menghasilkan rendemen tertinggi 78,71% dan senyawa lebih murni. Hasil ini menunjukkan bahwa metoda ultrsonikasi merupakan metoda yang paling efisien dan ramah lingkungan dalam mensintesis asetosal.

Kata kunci : asetosal, sintesis,ultrasonikasi, asetilasi

Optimasi Perbandingan Starting Material Pada Sintesis Senyawa Antikanker Gamavuton-0 (GVT-0) Menggunakan Regresi Polinomial Orde 2 Sabtanti Harimurti, Hari Widada, Didy Putra Wijaya, Ismanurahman Hadi

Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta 55183, INDONESIA

*Email korespondensi: sabtanti@gmail.com, sabtanti@umy.ac.id

ABSTRAK

Latar Belakang: Gamavuton-0 (GVT-0) merupakan salah satu senyawa analog turunan kurkumin yang berkhasiat sebagai antikanker. Dengan meningkatnya jumlah penderita kanker akhir-akhir ini, pengembangan obat kanker sangat perlu untuk dilakukan. Salah satu upayanya adalah dengan mensintesis obat kanker, seperti senyawa GVT-0. GVT-0 dapat disintesis dengan mengubah gugus β-diketon pada kurkumin menjadi gugus mono keton atau dengan melakukan reaksi kondensasi antara vanilin dan aseton sebagai starting material dengan mekanisme reaksi Claisen-Schmidt. Salah satu faktor yang berpengaruh pada kecepatan reaksi adalah perbandingan starting material penyusun GVT-0.

Tujuan: Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variasi perbandingan starting material GVT-0 terhadap GVT-0 yang dihasilkan dari proses sintesis GVT-0.

Metode: Sintesis dilakukan dengan mereaksikan berbagai perbandingan jumlah vanilin dan aseton pada sebuah labu alas bulat yang dilengkapi dengan kondensor dan ditambahkan katalis asam. Lama reaksi 1,5 jam pada suhu yang telah diatur. Setelah reaksi dilakukan, proses selanjutnya adalah pemurnian dengan Metode rekristalisasi. Optimasi perbandingan vanilin dan aseton dilakukan dengan menggunakan seperangkat komputer yang dilengkapi dengan perangkat lunak Portable Statgraphics Centurion 15.2.11.0. Analisis yang digunakan adalah regresi polinomial orde 2.

Hasil penelitian: Berdasarkan data eksperimen, dilakukan analisis mengunakan regresi polinomial orde 2 sehingga diperoleh persamaan regresi sebagai berikut Y = -9,8465 + 7,297X – 1,054X2 (X merupakan perbandingan starting Material dan Y merupakan GVT-0 hasil sintesis). Validasi persamaan dilakukan dengan membandingkan banyaknya GVT-0 teoritis dengan hasil eksperimen. Dengan perbandingan vanilin dan aseton (3,5:1), diperoleh hasil perhitungan secara teoritis 2,7815 gram dan hasil eksperimen yang diperoleh dari sintesis GVT-0 sebesar 2,728 gram. Selisih perbedaannya adalah 1,9%. Hal ini membuktikan bahwa hasil teoritis dengan rendemen nyata memiliki tingkat kesalahan kurang dari nilai AQL yang sudah ditetapkan (<10%).

Kesimpulan: Persamaan yang diperoleh dapat digunakan untuk memprediksi berapa jumlah GVT-0 yang dihasilkan dari perbandingan Vanilin dan Aseton

Kata kunci: Gamavuton-0 (GVT-0), Starting Material, regresi polinomial orde 2.

Kode Abstrak: OKM-9

Studi Densitas Elektron Inti Korinoid Pada Sianokobalamina Pendekatan Komputasional Semi Empiris PM3

Hari Purnomo,1* Umar Anggara Jenie,2

1Lab. Kimia medisinal, Dept. Kimia Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 55281, INDONESIA

2 Lab. Sintesis Organik, Dept. Kimia Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 55281, INDONESIA

*Email korespondensi: hapepeha@yahoo.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Perlakuan vitamin B12 dengan basa, akan memeberikan produk derivat laktam. Senyawa ini sebagai hasil siklisasi rantai asetamida pada cincin pirolina B, diketahui tidak mempunyai aktivitas biologis.

Tujuan: Penelitian ini berTujuan untuk mengetahui mengapa derivat laktam vitamin B12

(sianokobalamina) tidak mempunyai aktivitas biologis meskipun senyawa ini mempunyai warna yang mirip dan Rf yang sama dengan sianokobalamina.

Metode: Penggunaan kimia komputasi semi empiris PM3 memungkinkan untuk menghitung perbedaan densitas elektron kobalt pada inti korinoid sianokobalamina dan derivatnya.

Hasil penelitian: Terdapat perbedaan densitas elektron atom kobalt pada sianokobalamina dan derivatnya. Densitas elektron atom kobalt berperan dalam pembentukan adenosil kobalamin yang merupakan bentuk aktif sianokobalamina.

Kesimpulan: Salah satu alasan tidak aktifnya derivat laktam sianokobalamina disebabkan adanya perubahan densitas elektron kobalt akibat pembentukan cincin laktam, sehingga mencegah terbentuknya adenosil kobalamina sebagai bentuk aktif sianokobalamina.

Kata kunci: kimia komputasional, sianokobalamina, semi empiris, Parameterized Model3 Kode Abstrak: OKM-10

Dalam dokumen Untitled - Universitas Udayana (Halaman 81-100)

Dokumen terkait