• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis dan Pengujian Hipotesis

Dalam dokumen pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe (Halaman 91-98)

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

C. Analisis dan Pengujian Hipotesis

tidak memahami, skor terendah sebesar 67% pada indikator poin berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk berbagai pemecahan masalah dengan rata-rata persentase 77,41%.

Sedangkan skor angket keaktifan belajar siswa yang dikelompokkan sesuai indikator pada kelas kontrol menunjukkan skor tertinggi sebesar 83%

pada indikator poin 1 yaitu turut serta melaksanakan tugas belajarnya, skor terendah sebesar 58% pada indikator poin berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk berbagai pemecahan masalah dengan rata- rata persentase 69,625%.

C. Analisis dan Pengujian Hipotesis

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa keaktifan belajar dari 33 siswa sebagai sampel kelas eksperimen menyatakan terdapat 24%

siswa dengan kategori keaktifan belajar sangat tinggi sebanyak 8 siswa, 73% siswa dengan kategori keaktifan belajar tinggi sebanyak 24 siswa, dan 3% siswa dengan kategori keaktifan belajar sedang sebanyak 1 siswa.

Tabel 4.6

Statistik Deskriptif Keaktifan Belajar Siswa Post-Angket Kelas Eksperimen

Statistik Deskriptif Post-angket Kelas Eksperimen

Banyak Sampel 33

Nilai Terendah 81

Nilai Tertinggi 106

Mean 93,8788

Varians 34,8598

Standar Deviasi 5,9042

Berdasarkan tabel 4.6 hasil perhitungan dengan menggunakan IBM SPSS 22 for Windows diperoleh data angket keaktifan belajar siswa yang kelas eksperimen dengan banyak sampel 33 siswa diperoleh nilai terendah 81; nilai tertinggi 106; mean 93,8788; varians 34,8598;

dengan standar deviasi 5,9042. Berdasarkan nilai rata-rata yang didapat kelas eksperimen, maka dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar matematika siswa tergolong pada kategori tinggi.

b. Post-Angket Kelas Kontrol

Tabel 4.7

Deskripsi Skor Post-angket Keaktifan Belajar Matematika Siswa Kelas Kontrol

No. Tingkat Pencapaian Skor

Frekuensi Persentase Kategori

1 4 13% Sangat Tinggi

2 17 53% tinggi

3 10 31% sedang

4 1 3% rendah

5 - - sangat rendah

Jumlah 32 100%

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa keaktifan belajar dari 32 siswa sebagai sampel kelas kontrol menyatakan terdapat 13% siswa dengan kategori keaktifan belajar sangat tinggi sebanyak 4 siswa, 53%

siswa dengan kategori keaktifan belajar tinggi sebanyak 17 siswa, 31%

siswa dengan kategori keaktifan belajar sedang sebanyak 10 siswa, dan 3% siswa dengan kategori keaktifan belajar rendah sebanyak 1 siswa.

Tabel 4.8

Statistik Deskriptif Keaktifan Belajar Siswa Post-Angket Kelas Kontrol

Statistik Post-angket Kelas Kontrol

Banyak Sampel 32

Nilai Terendah 67

Nilai Tertinggi 99

Mean 85,875

Varians 72,952

Standar Deviasi 8,541172

Berdasarkan tabel 4.8 hasil perhitungan dengan menggunakan IBM SPSS 22 for Windows diperoleh data angket keaktifan belajar siswa yang kelas kontrol dengan banyak sampel 32 siswa diperoleh nilai terendah 67; nilai tertinggi 99; mean 85,875; varians 72, 952;

dengan standar deviasi 8,541172. Berdasarkan nilai rata-rata yang didapat kelas kontrol, maka dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar matematika siswa tergolong pada kategori tinggi.

2. Analisis Inferensial

Perhitungan anailisis inferensial penelitian ini menghasilkan data untuk memberikan jawaban atas rumusan masalah poin 3. Sebelum menguji hipotesis perlu mencari prasyarat analisis data terlebih dahulu, yaitu sebagai berikut:

a. Uji Prasyarat Analisis 1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data post- angket kelas eksperimen dan post-angket kelas kontrol dari 65 sampel berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas menggunakan IBM SPSS Statistics 22 sebagai berikut:

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas

Kelas Kolmogorov-Smirnova

Statistic Df Sig.

Hasil Post- Angket

Post-Angket Eksperimen

,074 33 ,200*

Post-Angket Kontrol

,104 32 ,200*

Berdasarkan tabel 4.9 didapatkan data yaitu nilai Sig. Post- angket kelas eksperimen adalah 0,200 yang berarti Sig. Post- angket > 0,05, maka data post-angket kelas eksperimen berdistribusi normal. Nilai Sig. Post-angket kelas kontrol adalah 0,200 yang berarti Sig. Post-angket > 0,05, maka data post-angket kelas kontrol berdistribusi normal.

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas pada 65 sampel diperlukan guna mengetahui adanya kesamaan atau tidak pada sampel, perhitungan uji homogenitas dalam penelitian ini dibantu dengan IBM SPSS Statistics 22 dan data hasil homogenitasnya sebagai berikut:

Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances

F Sig.

Hasil Post- Angket

Equal variances assumed

3,554 ,064 Equal variances

not assumed

Berdasarkan perhitungan output SPSS uji homogenitas pada table 4.10 diperoleh nilai signifikansi (Sig.) sebesar 0,064 yang berarti 0,064 > 0,05 yang menunjukkan bahwa data post- angket keaktifan belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen yang artinya H0 diterima dan Ha ditolak atau varians kedua kelompok sama atau homogen.

b. Uji Hipotesis

Pada tahap sebelumnya sudah dilakukan uji normalitas yang mana dari uji tersebut diketahui bahwa sampel kelas eksperimen dan sampel kelas kontrol berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen, maka dilksanakan uji hipotesis. Dalam penelitian ini uji hipotesis dilaksnakan dengan uji t yaitu membandingkan rata-rata hasil post-angket keaktifan belajar

matematika siswa kelas eksperimen dan post-angket keaktifan belajar matematika siswa kelas kontrol untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan keaktifan belajar matematika siswa Tahun Ajaran 2021/2022.

Adapun hasil uji hipotesis dengan uji t dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 22 diperoleh output SPSS sebagai berikut:

Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T Df Mean

Difference

Std. Error Difference Hasil

Belajar

Equal variances

assumed 3,554 ,064 4,406 63 8,004 1,816

Equal variances not

assumed 4,382 54,954 8,004 1,826

Sesuai dengan hasil uji pada tabel 4.11 output SPSS didapatkan bahwa hasil uji hipotesis taraf signifikasi 0,05 diperoleh

. Untuk Nilai didapat dari gambar berikut ini:

Gambar 4.1 T-Tabel

Untuk mencari nilai , maka nilai df harus diketahui terlebih dahulu. Nilai df didapat dengan cara df = N-2, pada penelitian ini N nya adalah 65, sehingga df = 65 – 2 = 63. Untuk nilai Pr (Probabilitas), yaitu tingkat atau taraf signifikansi yang digunakan peneliti adalah 5% atau 0,05. Jadi, dapat dilihat pada gambar, bahwa untuk nilai df=63 dan signifikansi 5% (0,05), maka nilai nya yaitu . Sesuai dengan uraian- uraian tersebut, diperoleh bahwa atau

maka diterima dan ditolak. Sehingga didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam keaktifan belajar siswa antara kelas eksperimen yang diberi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)

dan Problem Based Learning (PBL) dan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah. Hal ini juga dapat dilihat dari rata-rata nilai post-angket kelas eksperimen dan kelas kontrol yang menunjukkan bahwa atau rata-rata nilai post-angket kelas Eksperimen lebih besar daripada rata-rata nilai post-angket kelas kontrol, sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Problem Based Learning (PBL) terhadap keaktifan belajar siswa kelas VIII SMPN 2 Panti Tahun Pelajaran 2021/2022.

Dalam dokumen pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe (Halaman 91-98)

Dokumen terkait